9. Apa yang dimaksud dengan sumber hukum materiil dan sumber hukum formil?
Jawaban :
1. Hukum adalah seperangkat aturan norma dan prinsip yang ditetapkan oleh
otoritas atau Lembaga yang berwenang untuk mengatur perilaku masyarakat
atau individu dalam suatu wilayah atau negara tertentu .
2. Hubungan antara hukum dan masyarakat sangat erat dan saling memengaruhi.
Hukum adalah salah satu elemen penting dalam membentuk tatanan sosial dan
mengatur perilaku individu dan kelompok dalam masyarakat. Berikut beberapa
aspek penting dari hubungan antara hukum dan masyarakat:
3. Hukum selalu dikaitkan dengan norma kaidah dan asak arena ketiga konsep
tersebut memiliki peran penting dalam pembentukan penerapan dan
pemahaman hukum.
4. Suatu perbuatan bisa disebut sebagai perbuatan hukum atau tindakan yang
sah dalam konteks hukum jika memenuhi beberapa syarat dan terkait dengan
norma-norma, kaidah, dan asas hukum yang berlaku. Berikut adalah beberapa
faktor yang membuat suatu perbuatan dapat dianggap sebagai perbuatan
hukum:
• Kesesuaian dengan Hukum yang Berlaku: Suatu perbuatan harus
sesuai dengan hukum yang berlaku di wilayah atau negara tertentu. Ini
berarti perbuatan tersebut tidak boleh melanggar peraturan atau
undang-undang yang ada. Setiap negara memiliki sistem hukumnya
sendiri, dan perbuatan harus sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku
di negara tersebut
• Kepatuhan terhadap Norma Hukum: Perbuatan tersebut harus sesuai
dengan norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat. Norma-
norma ini mencakup aturan-aturan tentang apa yang dianggap legal
atau ilegal dalam konteks hukum. Kepatuhan terhadap norma-norma ini
adalah salah satu aspek penting dari perbuatan hukum.
• Kepatuhan terhadap Prosedur Hukum: Proses hukum juga dapat
mempengaruhi apakah suatu perbuatan dianggap sebagai perbuatan
hukum. Ini termasuk langkah-langkah seperti pengajuan dokumen
hukum yang diperlukan, menjalani proses peradilan yang sesuai, atau
mematuhi prosedur administrasi yang berlaku .
• Tidak Melanggar Hak Orang Lain: Suatu perbuatan tidak boleh
melanggar hak-hak individu atau entitas lain. Hukum melindungi hak-
hak individu, seperti hak atas properti, hak atas privasi, dan hak-hak
lainnya. Perbuatan yang menghormati hak-hak ini biasanya dianggap
sebagai perbuatan hukum.
• Tidak Bertentangan dengan Prinsip-prinsip Hukum: Prinsip-prinsip
hukum seperti keadilan, kepastian hukum, dan keseimbangan antara
hak dan kewajiban juga harus dipertimbangkan. Perbuatan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip ini cenderung dianggap sebagai perbuatan
hukum.
• Sanksi Positif atau Tidak Terkena Sanksi Hukum Negatif: Jika suatu
perbuatan tidak melanggar hukum dan tidak ada sanksi hukum yang
menghukum perbuatan tersebut, maka biasanya perbuatan itu dianggap
sebagai perbuatan hukum. Di sisi lain, jika perbuatan melanggar hukum
dan ada sanksi hukum yang diberlakukan, perbuatan itu dianggap
sebagai perbuatan ilegal.
Penting untuk diingat bahwa definisi perbuatan hukum dapat bervariasi dari
satu negara ke negara lain karena perbedaan dalam sistem hukum,
undang-undang yang berlaku, dan norma-norma sosial. Oleh karena itu,
penting untuk memahami hukum yang berlaku di wilayah atau negara
tertentu untuk menentukan apakah suatu perbuatan dianggap sebagai
perbuatan hukum atau tidak
5. Asas hukum diperlukan dalam sistem hukum karena berperan penting dalam
membentuk, menginterpretasi, dan mengaplikasikan hukum. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa asas hukum sangat penting:
• Memberikan Pedoman Interpretasi Hukum: Asas hukum memberikan
pedoman atau prinsip-prinsip yang membantu dalam menginterpretasi
peraturan hukum. Hukum sering kali ditulis dalam bahasa yang luas dan
abstrak, dan asas-asas hukum membantu para ahli hukum, hakim, dan
pengacara untuk memahami bagaimana hukum tersebut seharusnya
diterapkan dalam kasus konkret.
• Mengukur Konsistensi Hukum: Asas hukum membantu dalam
menjaga konsistensi dalam sistem hukum. Mereka memastikan bahwa
peraturan hukum yang berbeda-beda dapat diterapkan secara konsisten
sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Ini penting untuk
menciptakan keadilan dalam hukum.
• Mendukung Keadilan dan Kepastian Hukum: Asas-asas hukum
seperti asas keadilan, asas persamaan di bawah hukum, dan asas
kepastian hukum membantu dalam memastikan bahwa hukum
diterapkan dengan cara yang adil dan bahwa orang-orang tahu apa yang
diharapkan dari mereka dalam masyarakat hukum.
• Mengatasi Ketidakadilan dan Penyalahgunaan Hukum: Asas-asas
hukum juga digunakan untuk mengatasi ketidakadilan atau
penyalahgunaan hukum. Mereka dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengajukan banding, memperjuangkan perubahan hukum, atau
mengevaluasi apakah suatu kebijakan hukum patut dipertahankan atau
dicabut.
• Mengarahkan Pembentukan Hukum Baru: Asas-asas hukum juga
digunakan dalam proses pembentukan hukum baru. Ketika legislator
membuat undang-undang baru, mereka sering mempertimbangkan
asas-asas hukum yang ada untuk memastikan bahwa undang-undang
tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianggap penting dalam
masyarakat.
• Menghindari Penyalahgunaan Kekuasaan: Asas hukum dapat
membantu dalam menghindari penyalahgunaan kekuasaan oleh
pemerintah atau otoritas lainnya. Mereka membatasi tindakan yang
dapat diambil oleh pemerintah dan menjamin bahwa pemerintah
bertindak sesuai dengan hukum dan tidak melebihi wewenangnya.
• Memberikan Kerangka Kerja bagi Penegakan Hukum: Asas-asas
hukum juga memberikan kerangka kerja bagi lembaga-lembaga
penegak hukum, seperti kepolisian dan pengadilan, untuk melakukan
tugas mereka dengan adil dan berdasarkan prinsip-prinsip hukum yang
berlaku.
Dalam keseluruhan, asas hukum adalah komponen integral dalam sistem
hukum yang berfungsi untuk menjaga keadilan, konsistensi, dan kepastian
hukum. Mereka memberikan arahan dalam interpretasi dan penerapan
hukum, serta melindungi hak-hak individu dan masyarakat dari
penyalahgunaan kekuasaan
6. Ada banyak asas hukum yang ada dalam berbagai sistem hu kum di seluruh
dunia, dan asas-asas ini dapat bervariasi tergantung pada negara dan tradisi
hukumnya. Berikut adalah beberapa contoh asas hukum yang umumnya
dikenali dan diakui:
• Asas Keadilan (Justice): Asas ini mengacu pada prinsip bahwa hukum
harus diterapkan secara adil dan setiap individu harus diperlakukan
dengan adil dalam sistem hukum.
• Asas Persamaan di Bawah Hukum (Equality Before the Law):
Semua orang, tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau lainnya,
harus tunduk pada hukum yang sama dan diperlakukan secara sama
oleh hukum.
• Asas Kebebasan (Liberty): Asas ini menekankan pentingnya
kebebasan individu dan hak-hak asasi manusia dalam sistem hukum. Ini
melibatkan perlindungan terhadap penangkapan sewenang-wenang,
penyiksaan, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
• Asas Kepastian Hukum (Legal Certainty): Hukum harus jelas, dapat
dipahami, dan dapat diprediksi sehingga individu dapat memahami hak
dan kewajibannya.
• Asas Kepastian (Certainty): Asas ini mengacu pada perlunya
kepastian dalam hukum. Hukum harus dapat diandalkan dan konsisten
agar individu dapat merencanakan tindakan mereka.
• Asas Kepentingan Umum (Public Interest): Hukum sering kali
dirancang untuk melindungi dan mempromosikan kepentingan umum
atau kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
• Asas Kepulihan (Restitution): Asas ini mengharuskan pihak yang
merugikan orang lain untuk mengembalikan kerugian atau keuntungan
yang diperoleh dari perbuatan yang salah.
• Asas Proporsionalitas (Proportionality): Tindakan hukum harus
sebanding dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti bahwa sanksi
atau tindakan hukum harus sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
• Asas Legalitas (Legality): Tindakan hukum harus didasarkan pada
undang-undang yang ada dan tidak boleh sewenang-wenang. Individu
tidak dapat dihukum tanpa dasar hukum yang sah.
• Asas Perlindungan Hak Asasi Manusia (Human Rights Protection):
Hukum harus melindungi hak-hak asasi manusia yang diakui secara
internasional, seperti hak atas kebebasan berpendapat, privasi, dan
keadilan.
• Asas Akuntabilitas (Accountability): Pemerintah dan lembaga publik
harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka, dan
individu harus memiliki akses ke mekanisme hukum untuk mengajukan
keluhan atau gugatan terhadap tindakan yang tidak sesuai.
• Asas Keseimbangan (Balance): Hukum harus menciptakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban individu, serta antara
kepentingan individu dan masyarakat
9. Sumber hukum materiil dan sumber hukum formil adalah dua konsep yang
penting dalam hukum untuk mengidentifikasi sumber-sumber dari mana aturan
dan norma hukum berasal dan bagaimana mereka diterapkan. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang kedua konsep ini:
a. Sumber Hukum Materiil (Material Sources of Law):
• Sumber hukum materiil adalah sumber-sumber yang berisi materi
hukum substansial atau materi yang digunakan untuk membuat
aturan hukum.
• Ini adalah sumber-sumber yang berisi isi substansial dari hukum,
seperti undang-undang, peraturan, perjanjian internasional,
putusan pengadilan, dan dokumen -dokumen yang mengandung
aturan hukum konkret.
• Sumber hukum materiil adalah sumber-sumber yang
memberikan aturan hukum itu sendiri, dan mereka menjadi dasar
untuk menentukan hak dan kewajiban individu serta norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat.
b. Sumber Hukum Formil (Formal Sources of Law):
• Sumber hukum formil adalah sumber-sumber yang mengatur
cara pembuatan, penegakan, dan pelaksanaan hukum, serta
prosedur hukum.
• Ini adalah sumber-sumber yang menentukan bagaimana aturan
hukum materiil dihasilkan, diterapkan, dan ditegakkan dalam
praktik hukum.
• Sumber hukum formil mencakup peraturan tentang prosedur
pengadilan, hierarki peraturan hukum, dan cara hukum dapat
diubah atau diperbarui.
10. Kebiasaan dapat menjadi hukum dalam beberapa situasi atau konteks tertentu
karena perkembangan dan evolusi hukum sering kali mencerminkan praktik-
praktik yang ada dalam masyarakat. Namun, kebiasaan tidak selalu menjadi
hukum secara otomatis, dan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
ketika menganggap kebiasaan sebagai sumber hukum. Berikut beberapa
alasan mengapa kebiasaan dapat menjadi hukum: