Anda di halaman 1dari 2

Pelanggaran HAM yang terjadi selama masa kekuasaan Soeharto mencakup tidak adanya

kebebasan dalam berpendapat, dicekalnya pers yang mengkritik kebijakan yang dikeluarkan
pada masa pemerintahan orde baru, dan Pelarangan persebaran buku-buku yang tidak sesuai
dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sehingga banyak pengarang buku yang menjadi
korban. Tidak hanya hal tersebut, praktik korupsi, kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang
dilancarkan selama masa kepemimpinan Soeharto sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat.
Keputusan yang diambil oleh pemerintah pada masa orde baru tidak transparan dan dapat
berlangsung secara mendadak tergantung pada pemerintah.1 Hal ini memicu hilangnya
kepercayaan masyarakat pada pemerintah, dibuktikan dengan semakin menurunnya partisipasi
masyarakat dalam pemilu dari tahun 1987-1997.

Dalam tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa perbandingan tahun 1971 dengan 1997
terjadi penurunan lebih dari 5% dari yang awalnya partisipasi masyarakat dapat mencapai 94%
namun turun hingga 88,9% pada tahun 1997. Data ini memperjelas mulai hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Kemudian terjadinya krisis moneter semakin meyakinkan
masyarakat untuk menggulingkan kepemimpinan Soeharto, dibuktikan dengan adanya gerakan
aktivis mahasiswa yang menuntut diturunkannya harga bahan pokok seperti sembako,
dihapuskannya praktik Kolusi Korupsi Nepotisme yang selama ini dijalankan dalam masa orde
baru, dan turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan.2
Menurut analisis kelompok kami, menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah merupakan salah satu faktor yang menjadi pendorong adanya transformasi politik.
Setelah mundurnya Soeharto dari kursi Kepresidenan akibat demonstrasi mahasiswa yang terjadi
secara besar-besaran, situasi politik di Indonesia menjadi semakin tidak stabil. Presiden B.J
Habibie kemudian melakukan transformasi politik dari pemerintahan Soeharto yang bersifat
otoriter dan terpusat menjadi demokrasi dan terdesentralisasi. Transformasi politik ini berbentuk
demokratisasi yaitu perubahan dari sistem politik yang awalnya non demokratis berubah bentuk
menjadi semakin demokratis.3

1
Lilik Eka A, Skripsi: “Berakhirnya Pemerintahan Presiden Soeharto Tahun 1998” (Jember: Unej, 2013)
2
(Baity & Adi, 2016, 1678)
3
(Nugroho, 2012, 4)
Tujuan B.J Habibie melakukan transformasi politik adalah tidak lain dan tidak bukan
adalah mempertahankan kekuasaan dengan menuruti tuntutan masyarakat.4 Kemudian
mengembalikan kepercayaan masyarakat Indonesia yang sudah hilang selama masa orde baru.
Langkah yang diambil oleh Presiden B.J Habibie menurut analisis kelompok kami adalah
langkah yang tepat karena jika hilangnya kepercayaan masyarakat akan berakibat buruk pada
pemerintah itu sendiri seperti pada era orde baru. Demokratisasi yang diprakarsai oleh B.J
Habibie ini dapat dikatakan berhasil karena adanya peningkatan partisipasi masyarakat pada
pemilu tahun 1999 yang ditulis dalam tabel di atas. Peningkatan yang awalnya pada tahun 1997
sebesar 88,9% menjadi 93,3% pada tahun 1999.
Sehingga hubungan antara studi kasus jatuhnya rezim Soeharto dengan transformasi
politik yang terjadi di Indonesia adalah kondisi masyarakat yang diciptakan dan dibentuk pada
masa rezim Soeharto meliputi pencabutan hak beropini dan pengaturan dari segala aspek mampu
mendorong pada transformasi politik Indonesia yang menjadi demokratisasi karena tingkat
kepercayaan masyarakat nyatanya memiliki pengaruh yang besar bagi pemerintah.

4
(Hefner, 2018, 84)

Anda mungkin juga menyukai