PRAKTIKUM
MIKROPROSESSOR
Blok diagram DT51 menggambarkan beberapa bagian penting dari DT51. Bagian-
bagian tersebut antara lain :
Mikrokontroler 89C51
Mikrokontroler 89C51 adalah komponen utama dari DT51. Instruksi dan
pinout 89C51 kompatibel dengan standar industri MCS-51.
Address Decoder
Mapping Memory
Untuk dapat melakukan pemrograman pada DT-51 Minimum Sistem,
diperlukan pemahaman tentang pemetaan memori (mapping memori). Peta
Memori DT-51 menunjukkan alamat masing-masing bagian komponen seperti
yang tercantum pada gambar berikut :
A. TUJUAN
Memahami perangkat keras (hardware) sistem mikrokontroller
Mempelajari teknik perancang perangkat lunak (software)
mikrokontroller MCS-51.
Implementasi teknik pemrograman MCS-51 dalam akses input-output
melalui port pada mikrokontroller baik secara addressable bit maupun
akses data word dalam sebuah port.
B. TEORI DASAR
PORT 0
Port 0 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general
purpose I/O. Port 0 terdiri dari P0.0, P0.1 S/D P0.7, yang masing-masing
dapat diakses sebagai input/output secara addressable bit. Selain sebagai jalur
I/O, Port 0 juga berfungsi sebagai multiplexed address / data bus jika sistem
hardware menggunakan akses memori ekternal ataupun I/O ekternal.
PORT 1
Port 1 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general
purpose I/O. Port 1 terdiri dari P1.0, P1.1 S/D P1.7, yang masing-masing
dapat diakses sebagai input/output secara addressable bit. Port 1 tidak
memiliki fungsi lain seperti Port 0 meskipun implementasi sistem
menggunakan ekternal memori ataupun I/O.
PORT 2
Port 2 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general
purpose I/O. Port 2 terdiri dari P2.0, P2.1 S/D P2.7, yang masing-masing
dapat diakses sebagai input/output secara addressable bit. Selain sebagai jalur
I/O, Port 2 juga berfungsi sebagai high byte adressable bus.
PORT 3
Port 3 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general
purpose I/O. Port 3 terdiri dari P3.0, P3.1 S/D P3.7, yang masing-masing
dapat diakses sebagai input/output secara addressable bit. Port 3 juga memiliki
fungsi-fungsi khusus seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
D1 Port B, jika diset “1” sebagai Input; diset “0” sebagai Output
D0 Port C lower, jika diset “1” sebagai Input; diset “0” sebagai Output
1. HARDWARE :
a. Modul DT-51
b. DT-51 Trainer Kit
c. Komputer
2. SOFTWARE :
a. ASM51
b. Downloader DT-51
c. Instruksi :
SETB, CLR, MOV, MOVX, JB, JNB, JC, JNC, CJNE, SJMP,
LJMP, ACALL, LCALL
D. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan perbedaan sistem mikrokontroller MCS-51 dalam mode single
chip dan mode eksternal !
2. Apa yang dimaksud dengan Address Bus, Data Bus dan Control Bus
dalam sistem mikrokontroller
3. Apa kegunaan sistem decoding address pada sistem mikrokontroller ?
4. Jelaskan tentang Memory Map dan kegunaannya dalam implementasi
sistem mikrokontroller.
5. Rancanglah sebuah sistem decoding address jika pada sistem
mikrokontroller digunakan sebuah IC Memory 2864 (8K) dan sebuah PPI
8255 dengan pengalamatan sebagai berikut :
- PPI 82C55 = 2000h – 3FFFh
- Memori 28C64 = 4000h – 5FFFh
6. Jelaskan fungsi instruksi-instruksi berikut :
SETB, CLR, MOV, MOVX, JB, JNB, JC, JNC, CJNE, SJMP,
LJMP, ACALL, LCALL, RR, RL
7. Buatlah flowcart dari algoritma sebuah program sebagai berikut :
- Baca penekanan tombol START (S), jika S = 1 ,maka tidak ada
program yang dijalankan dan proses pembacaan tombol akan
diulang.
- Jika S = 0, baca penekanan tombol CONTROL (C), jika C = 0
maka prosedur program akan menjalankan nyla lampu LED untuk
bergerak kekanan. Dan jika C = 1 maka maka nyala LED akan
bergerak kekiri.
- Program akan berjalan secara terus menerus hingga tombol S
kembali pada posisi S = 1.
8. Dari soal no.7. buat dalam bentuk rancangan program assembly mcs-51,
dengan assumsi sebagai berikut :
- tombol START (S) = Port 1.0
- tombol CONTROL (C) = Port 1.1
- output untuk displai LED = Port A menggunakan PPI 82C55
Catatan :
- Tugas pendahulua dikerjakan sebagai persyaratan mengikuti Praktikum yang akan
diadakan.
- Jika tugas pendahuluan tidak dikerjakan, maka dianggap tidak memenuhi persyaratan
untuk mengikuti praktikum.
- Tugas Pendahuluan dikumpulkan pada masing-masing assisten praktikum yang akan
mendampingipelaksanaan praktek.
- sumber referensi : (“PANDUAN DASAR MIKROKONTROLLER KELUARGA
MCS-51”,Innovative Electronic,2004) dan (“PANDUAN PRAKTIKUM DASAR
MIKROKONTROLLER KELUARGA MCS-51menggunakan DT-51 Minimum
System dan Trainer Board”, Innovative Electronic,2004)
E. PERCOBAAN
PERCOBAAN 1 :
1. Hubungkan Port 1 DT-51 MinSys
dengan “Port Output” DT-51 Trainer Board.
2. Hubungkan “Control” DT-51
MinSys dengan “Control “ DT-51 Trainer Board.
3. Hubungkan DT-51 MinSys dengan
PC melalui jalur komunikasi serial (COM).
4. Hubungkan DT-51 MinSys dengan
power suplai.
5. Ketiklah program berikut
menggunakan NOTEPAD dan simpan dengan ekstension .ASM, assemble
dengan program ASM51, dan download ke DT-51 MinSys, dan amati
hasilnya :
;Program 1a
$mod51
CSEG
ORG 4000H
LJMP START
ORG 4100H
START:
MOV SP, #30H
SETB P1.0
CLR P1.1
SETB P1.2
CLR P1.3
SETB P1.4
SETB P1.5
SETB P1.6
SETB P1.7
SJMP $
END
;Program 1b
$mod51
CSEG CLR P1.0
ORG 4000H SETB P1.1
LJMP START CLR P1.2
SETB P1.3
ORG 4100H CLR P1.4
START: CLR P1.5
MOV SP, #30H CLR P1.6
Loop: SETB P1.0 CLR P1.7
CLR P1.1 SJMP Loop
SETB P1.2 Delay:
CLR P1.3 DJNZ R7,Delay
SETB P1.4 DJNZ R6,Delay
SETB P1.5 RET
SETB P1.6
SETB P1.7 END
ACALL Delay
;Program 2
$mod51 START:
CSEG MOV SP, #30H
PERCOBAAN 3 :
;Program 3 START:
$mod51 MOV SP, #30H
CSEG ACALL INITPPI
ORG MOV DPTR,#PORTB
4000H MOV A,#80H ;SEGMENT_1
LJMP MOVX @DPTR,A
DPTR,#CNTRL
MOV
A,#89H
MOVX
@DPTR,A
RET
AKSES INTERRUPT
A. TUJUAN
Mempelajari sistem interrupt pada mikrokontroller MCS-51
Mempelajari fungsi dari register-register khusus.
Akses interrupt eksternal (pin INT0 & INT1) pada mikrokontroller
MCS-51
F. TEORI DASAR
ORGANISASI INTERRUPT
Interrupt Enable
Interrupt Enable (IE) merupakan Special Function Register (SFR)
yang digunakan untuk mengaktifkan Interrupt.
MSB LSB
BIT IE.7 IE.6 IE.5 IE.4 IE.3 IE.2 IE.1 IE.0
SIMBOL EA - - ES ET1 EX1 ET0 EX0
MSB LSB
BIT IP.7 IP.6 IP.5 IP.4 IP.3 IP.2 IP.1 IP.0
SIMBOL - - - PS PT1 PX1 PT0 PX0
Interrupt OverflowFlag.
Apabila terjadi interrupt, maka akan terdapat interrupt overflow,
yang bernilai “1”. Nilai ini merupakan tanda/sinyal bagi CPU/ user
tentang adanya Interrupt. Interrupt Flag terdapat pada SFR Timer
Control (TCON) dan Serial Control (SCON).
Timer Control (TCON) adalah SFR yang akan digunakan untuk
pengaturan pada penggunaan interrupt timer/counter.
Serial Control (SCON) adalah SFR yang akan digunakan untuk
pengaturan pada penggunaan interrupt serial komunikasi.
EKSTERNAL INTERRUPT
1. HARDWARE :
a. Modul DT-51
b. DT-51 Trainer Kit
c. Komputer
2. SOFTWARE :
a. ASM51
b. Downloader DT-51
c. Instruksi :
SJMP,LJMP,DJNZ,ACALL,LCALL,RET,RETI,SETB,CLR,MOV,RL,PUS
H,POP
d. Special Function Register yang digunakan : TCON, IE, dan IP
H. TUGAS PENDAHULUAN
Catatan :
- Tugas pendahulua dikerjakan sebagai persyaratan mengikuti Praktikum yang akan diadakan.
- Jika tugas pendahuluan tidak dikerjakan, maka dianggap tidak memenuhi persyaratan untuk
mengikuti praktikum.
- Tugas Pendahuluan dikumpulkan pada masing-masing assisten praktikum yang akan
mendampingipelaksanaan praktek.
- sumber referensi : (“PANDUAN DASAR MIKROKONTROLLER KELUARGA MCS-
51”,Innovative Electronic,2004) dan (“PANDUAN PRAKTIKUM DASAR
MIKROKONTROLLER KELUARGA MCS-51menggunakan DT-51 Minimum System dan
Trainer Board”, Innovative Electronic,2004)
I. PERCOBAAN
PERCOBAAN 4 :
1. Hubungkan “Port 1” DT-51
MinSys dengan “Port Output” DT-51 Trainer Board.
2. Hubungkan “Control” DT-51
MinSys dengan “Control “ DT-51 Trainer Board.
;program 4
$mod51
CSEG
ORG 4000H
LJMP START
ORG 4003H
RL A
MOV P1, A
MOV R7,
#04H
LUPA: MOV R6,
#0FFH
LUPB: MOV R5,
#0FFH
DJNZ R5, $
DJNZ R6,
LUPB
DJNZ R7,
LUPA
RETI
ORG 4200H
;inisialisasi
START:
MOV SP,
#30H
MOV TCON,
#01H
MOV A,
#01H
MOV P1,
#01H
MOV IE,
#81H
SJMP START
END
A. TUJUAN
Mempelajari sistem interrupt pada mikrokontroller MCS-51
Mempelajari fungsi dari register-register khusus.
Akses TIMER / COUNTER pada mikrokontroller MCS-51
J. TEORI DASAR
TIMER REGISTER
MSB LSB
BIT TCON.7 TCON.6 TCON.5 TCON.4 TCON.3 TCON.2 TCON.1 TCON.0
SIMBO TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0
L
MSB LSB
GATE C/T M1 M0 GATE C/T M1 M0
Timer/Counter Timer/Counter
1 0
C/T
C/T diberi nilai ’1’ untuk menjalankan mode Counter dan diberi
nilai ’0’ untuk menjalankan mode Timer.
M1 & M0
M1 dan M0 merupakan 2 (dua) bit pemilih mode operasi Timer /
Counter. Pemilihan mode Timer/Counter dijelaskan pada tabel
berikut :
M1 M0 Mode Operasi
0 0 0 Timer/Counter , 13 bit
0 1 1 Timer/Counter , 16 bit
1 0 2 Timer/Counter , 8 bit Auto Reload
1 1 3 Split Timer Mode untuk Timer/Counter 0
1 1 3 Timer/Counter 1 berhenti
INISIALISASI TIMER
MOV TH0,#81h
MOV TL0,#4Ah
MOV TH1,#0CFh
MOV TL1,#32h
IE dan/atau IP
Jika Timer/Counter yang diprogram akan digunakan sebagai sumber
Interrupt, maka IE dan IP harus diatur.
Misal kedua Timer/Counter digunakan sebagai sumber Interrupt dengan
prioritas Timer/Counter 1, maka instruksinya adalah sebagai berikut :
MOV IP,#00001000b
MOV IE,#10001010b
atau
MOV IP,#08h
MOV IE,#8Ah
atau
SETB PT1
SETB ET1
SETB ET0
SETB EA
1. HARDWARE :
a. Modul DT-51
b. DT-51 Trainer Kit
c. Komputer
2. SOFTWARE :
a. ASM51
b. Downloader DT-51
c. Instruksi :
SJMP,LJMP,DJNZ,CJNE,
ACALL,LCALL,RET,RETI,
SETB,CLR,MOV,
RL,RR,
PUSH,POP,
INC,DEC
d. Special Function Register yang digunakan : TCON,TMOD, IE, dan
IP
L. TUGAS PENDAHULUAN
mengikuti praktikum.
- Tugas Pendahuluan dikumpulkan pada masing-masing assisten praktikum yang akan
mendampingi pelaksanaan praktek.
- sumber referensi : (“PANDUAN DASAR MIKROKONTROLLER KELUARGA MCS-
51”,Innovative Electronic,2004) dan (“PANDUAN PRAKTIKUM DASAR
MIKROKONTROLLER KELUARGA MCS-51menggunakan DT-51 Minimum System dan
Trainer Board”, Innovative Electronic,2004)
M. PERCOBAAN
PERCOBAAN 5 :
1. Hubungkan “Port 1” DT-51
MinSys dengan “Port Output” DT-51 Trainer Board.
2. Hubungkan “Control” DT-51
MinSys dengan “Control “ DT-51 Trainer Board.
3. Hubungkan “IS3” dengan “T0 “
pada DT-51 Trainer Board
4. Hubungkan “IS4” dengan “T1 “
pada DT-51 Trainer Board
5. Hubungkan DT-51 MinSys dengan
PC melalui jalur komunikasi serial (COM).
6. Hubungkan DT-51 MinSys dengan
power suplai.
7. Perhatikan tabel interrupt vektor
pada DT-51 Minimum Sistem berikut ini :
Interrupt Vector address
System reset 4000H
External Interrupt 0 4003H
Timer 0 400BH
External Interrupt 1 4013H
Timer 1 401BH
Serial port 4023H
8. Ketiklah program berikut
menggunakan NOTEPAD dan simpan dengan ekstension .ASM, assemble
dengan program ASM51, download ke DT-51 MinSys, dan amati hasilnya
:
;program 5
$mod51
CSEG
ORG 4000H
LJMP START
ORG 400BH
COUNT: INC R0
CJNE R0,
#10H, OUT1
SETB P1.5
MOV R7,
#0FFH
PERCOBAAN 6 :
1. Hubungkan “Port 1” DT-51 MinSys dengan “Port Output” DT-51 Trainer
Board.
2. Hubungkan “Control” DT-51 MinSys dengan “Control “ DT-51 Trainer
Board.
;program 6
$mod51
CSEG
ORG 4000H
LJMP START
ORG 401BH
SETB P1.5
MOV R7,
#0FFH
LUP: MOV R6,
#0FFH
DJNZ R6, $
DJNZ R7,
LUP
CLR P1.5
MOV TH1,
#0FFH
MOV TL1,
#16H
RETI
;inisialisasi
ORG 4200H
START: MOV
SP, #30H
MOV P1,
#00H
MOV TMOD,
#40H
MOV TH1,
#0FFH
MOV TL1,
#1AH
SETB TR1
CLR TF1
MOV IE,
#88H
SJMP $
END
10. Jalankan program diatas, tekan IS4 sebanyak 6 kali dan perhatikan
indikator LED pada Port 1. selanjutnya tekan IS4 sebanyak 10 kali dan
perhatikan indikator Port 1. Catat apa yang dihasilkan dari program
tersebut diatas !
11. Perhatikan pada program utama diatas! Jelaskan maksud dari cuplikan
program dibawah ini :
…………………
MOV TMOD, #40H
MOV TH1, #0FFH
MOV TL1, #1AH
SETB TR1
CLR TF1
MOV IE, #88H
………………
AKSES SERIAL
A. TUJUAN
Mempelajari sistem interrupt pada mikrokontroller MCS-51
Mempelajari fungsi dari register-register khusus.
Akses Komunikasi Serial pada mikrokontroller MCS-51
N. TEORI DASAR
SERIAL REGISTER
Register yang digunakan untuk mengatur komunikasi serial terdapat
pada Serial Control (SCON). Alokasi bit pada register SCON adalah sebagai
berikut :
MSB LSB
BIT SCON.7 SCON.6 SCON.5 SCON.4 SCON.3 SCON.2 SCON.1 SCON.0
SIMBO SM0 SM1 SM2 REN TB8 RB8 TI RI
L
Berikut ini adalah penjelasan masing-masing bit SCON yang berkaitan dengan
serial port :
- SM0 & SM1 ; pemilih mode serial
MODE OPERASI
MODE 0
Mode 0 adalah 8-bit shift register dimana data dikirimkan dan diterima
melalui pin RXD sedangkan clock dikirimkan dan diterima melalui pin TXD.
Pengiriman data 8 bit dilakukan dengan mengirimkan Least Significant Bit
(LSB) terlebih dahulu.
Pada mode 0, baud rate yang digunakan adalah sebesar 1/12 dari
frekuensi osilator.
MODE 1
Pada mode 1, jumlah data yang dikirimkan sebanyak 10 bit yang
terdiri dari start bit, 8 bit data (LSB terlebih dahulu), dan stop bit. Pada proses
penerimaan, nilai stop bit akan dimasukkan ke RB8 secara otomatis. Pada
proses pengiriman, stop bit akan diberi nilai ‘1’ secara otomatis.
Pada mode 1, baud rate yang digunakan dapat diatur melalui Timer 1.
MODE 2
Pada mode 2, jumlah data yang dikirimkan sebanyak 11 bit yang
terdiri dari start bit, 8 bit data (LSB terlebih dahulu), bit ke-9, dan stop bit.
Pada proses pengiriman, nilai bit ke-9 dapat diatur dengan mengisi nilai TB8.
Pada proses penerimaan, bit ke-9 akan dimasukkan ke RB8 secara otomatis.
Pada mode 2, baud rate yang dapat digunakan adalah sebesar 1/64
frekuensi osilator atau 1/32 frekuensi osilator jika SMOD bernilai ‘1’.
MODE 3
Mode 3 hampir sama dengan mode 2. Perbedaannya terdapat pada
baud rate yang digunakan. Jika mode 2 menggunakan baud rate yang pasti,
mode 3 menggunakan baud rate yang dihasilkan oleh Timer 1.
BAUDRATE
Baud rate adalah frekuensi clock yang digunakan dalam pengiriman
dan penerimaan data. Satuan baud rate pada umumnya adalah bps (bit per
second), yaitu jumlah bit yang dapat ditransmisikan per detik. Baud rate untuk
mode 0 bernilai tetap dengan rumus yang terdapat pada persamaan 1.
(1)
(3)
(4)
(5)
Satu hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan baud rate adalah
nilai baud rate dan nilai TH1 diusahakan harus tepat dan bukan merupakan
pembulatan.
Untuk komunikasi serial kecepatan tinggi, pembulatan terhadap nilai-
nilai tersebut dapat mengakibatkan kekacauan dalam proses pengiriman atau
penerimaan. Jika terdapat nilai pecahan, user disarankan untuk mengganti
osilator dengan frekuensi yang sesuai. Untuk komunikasi dengan kecepatan
rendah, toleransi terhadap kesalahan cukup besar sehingga pembulatan masih
boleh dilakukan.
Misalkan baud rate yang diinginkan adalah 19200 bps dengan
frekuensi osilator 11,0592 MHz. Dengan memasukkan data ini ke dalam
persamaan 5 maka akan didapat persamaan 6.
Jika 2SMOD bernilai ‘1’, maka akan didapat TH1 sebesar 254,5. Untuk
menghindari TH1 berupa pecahan, 2SMOD harus bernilai ‘2’ (SMOD bernilai
‘1’) sehingga didapat TH1 sebesar 253 atau FDh.
Untuk mendapatkan baud rate yang lambat, user dapat
mengoperasikan Timer 1 pada mode 1 dengan rumus pada persamaan 7.
(7)
Beberapa konfigurasi baud rate yang umum digunakan terdapat dalam tabel
berikut :
INISIALISASI SERIAL
Proses inisialisasi bertujuan untuk menentukan mode komunikasi
serial dan baud rate yang digunakan. Register yang harus diatur terlebih
dahulu meliputi:
o SCON
Langkah pertama adalah menentukan mode yang akan digunakan
(mode 0, 1, 2, atau 3), kemampuan menerima data, dan nilai bit ke-
9.
Misalnya mode yang digunakan adalah mode 1 dengan
kemampuan menerima data namun tanpa komunikasi
multiprosesor, maka instruksinya adalah sebagai berikut:
MOV SCON, #01010000b
atau
MOV SCON, #50h
atau
SETB SM1
SETB REN
o TMOD, TH1 dan/atau TL1, PCON, dan TCON
Jika komunikasi serial digunakan dalam mode 1 atau 3, maka
langkah berikutnya adalah menentukan baud rate.
Misalnya Timer/Counter 1 digunakan sebagai timer dalam mode 2
untuk membangkitkan baud rate 19200 bps, maka instruksinya
adalah sebagai berikut:
MOV TMOD, #00100000b
MOV TH1, #0FDh
MOV PCON, #10000000b
MOV TCON, #01000000b
atau
MOV TMOD, #20h
MOV TH1, #0FDh
MOV PCON, #80h
MOV TCON, #40h
atau
MOV TMOD, #20h
MOV TH1, #0FDh
MOV PCON, #80h
SETB TR1
3. IE dan/atau IP
Jika komunikasi serial yang diprogram akan digunakan sebagai
sumber interrupt, maka IE dan/atau IP juga harus diatur.
Misalnya komunikasi serial digunakan sebagai sumber interrupt
dengan prioritas tinggi, maka instruksinya adalah sebagai berikut:
MOV IP, #00010000b
MOV IE, #10010000b
atau
MOV IP, #10h
MOV IE, #90h
atau
SETB PS
SETB ES
SETB EA
Q. PERCOBAAN
PERCOBAAN7 :
1. Hubungkan “Port 1” DT-51
MinSys dengan “Port Output” DT-51 Trainer Board.
2. Hubungkan “Control” DT-51
MinSys dengan “Control “ DT-51 Trainer Board.
3. Hubungkan DT-51 MinSys dengan
PC melalui jalur komunikasi serial (COM).
PERCOBAAN 8 :
1. Hubungkan “Port 1” DT-51 MinSys dengan “Port Output” DT-51 Trainer
Board.
2. Hubungkan “Control” DT-51 MinSys dengan “Control “ DT-51 Trainer
Board.
3. Hubungkan DT-51 MinSys dengan PC melalui jalur komunikasi serial
(COM).
4. Hubungkan DT-51 MinSys dengan power suplai.
5. Dari percobaan 7 diatas. Ubahlah DT-51 dalam posisi stand alone agar
serial komunikasi (COM) pada komputer dapat dijabut dan
mikrokontroller masih dalam kondisi running. Saat merubah posisi Jumper
ke stand alone Dt-51 dalam kondisi masih ON.
6. Untuk sementara matikan power suplai DT-51, dan hubungkan sebuah
sinyal generator pada pin RXD (P3.0).
7. Atur keluaran sinyal generator pada level tegangan TTL (5Vdc).
8. Atur keluaran sinyal generator pada frekuensi 1KHz.
9. Hidupkan power suplai DT-51, dan amati nyala LED pada Port 1.
10. Naikkan frekuensi sinyal generator dari 1KHz sampai 100KHz.
11. Isilah tabel dibawah ini :
Serial Port Setting
Mode Operasi : 1
Baudrate : 9600 bps
Freq.Input Data Ouput Freq.Input Data Ouput
(RXD) (Port 1) (RXD) (Port 1)
(KHz) (KHz)
1 55
5 60
10 65
15 70
20 75
25 80
30 85
35 90
40 95
45 100
50
12. Program diatas memiliki Baudrate 9600 bps. Ubahlah Baudrate tersebut
menjadi 19200 bps (19,2 Kbps). Dan lengkapi tabel dibawah ini :
Serial Port Setting
Mode Operasi : 1
13. Bandingkan data tabel diatas ! dan buat kesimpulan dari percobaan yang
telah dilakukan.