Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS SENTRAL TINGKAT II

DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS TAHUN 2021 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma Kebidanan Jurusan Kebidanan Fakultas Nkedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Uin Alauddin Makassar Oleh: RINI RAUDATUL ILMA NIM : 70400118029 PRODI DIII
KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR TAHUN 2021 ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH Mahasiswa yang bertanda
tangan dibawah ini: Nama : Rini Raudatul Ilma Nim : 70400118029 TTL : Awo, 14 Maret 2000
Jurusan/Prodi : Kebidanan Fakultas/Program : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/Diploma Alamat : Samata
Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Prakonsepsi pada Ny “M” dengan Obesitas Sentral Tingkat II di
Puskesmas Antang Perumnas Tahun 2021 Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran
bahwa Karya Tulis Ilmiah ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika ditemukan suatu hari terbukti bahwa
karya ini merupakan duplikat, tiruan, plagiatatau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya maka
Karya Tulis Ilmiah dan gelar yang diperoleh batal demi hukum. Samata, 29 Oktober 2021 Penyusun Rini
Raudatul Ilma Nim: 70400118029 iii HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH Nama : Rini Raudatul
Ilma Nim : 70400118029 Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Prakonsepsi pada Ny “M” dengan
Obesitas Sentral Tingkat II di Puskesmas Antang Perumnas Tahun 2021 Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah
disetujui untuk diajukan dalam seminar hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) Jurusan Kebidanan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islan Negeri Alauddin Makassar. Samata, 29 Oktober 2021
Pembimbing I Pembimbing II Zelna Yuni Andryani, S.ST.,M.Keb dr. Jelita Inayah Sari, M.Biomed NIP: 1989
0328 201903 2018 NIP: 19870407 201503 2 003 iv v KATA PENGANTAR Segala puji milik Allah SWT,
Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua,
sehingga segala aktivitas yang dikerjakan dan diusahakan bernilai ibadah di sisi-Nya. Salam dan taslim
semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Nabi yang telah
memberikan pencerahan dan petunjuk kebenaran kepada seluruh umat manusia di muka bumi
terutama kepada penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Manajemen Asuhan
Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny “M” Dengan Obesitas Sentral Tingkat II Di Puskesmas Antang Perumnas
Tahun 2021”. Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini di susun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk
meraih gelar Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, penulis
menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari penulis maupun dari
penyajiannya. Oleh karena itu saran, masukan, dan kritik yang bersifat membangun sangat dibutuhkan
oleh penulis guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Cinta dan penghormatan kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, ayahanda Toharuddin, S.Ag dan
Ibunda Rahmiani, mereka adalah orang pertama yang memberikan kasih sayang, cita perhatian, doa dan
bimbingan yang begitu besar, serta dasar hidup yang senantiasa ditanamkan sejak kecil. Ketiga adikku
serta keluarga lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas vi dukungan dari
awal sampai sekarang yang membuatku semakin semangat untuk mencapai gelar ini. Penyususnan
Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu ucapan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga nilainya penulis
sampaikan kepada yang terhormat : 1. Pimpinan Universitas islam Negeri Alauddin Makassar, Prof. Drs.
Hamdan Juhannis M.A, Ph.D. 2. Pimpinan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Dr.dr. Syatirah
Djalaluddin, Sp.A., M.kes beserta seluruh staf administrasi yang telah memberikan berbagai fasilitas
kepada seluruh mahasiswa fakultas selama masa pendidikan. 3. Ibunda Firdayanti, S.Si.T., M.Keb selaku
Ketua Prodi Kebidanan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 4. Ibunda Zelna Yuni Andryani, S.ST.,
M.Keb selaku pembimbing I, yang telah banyak memberikan dukungan serta motivasi dan telah ikhlas
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan senantiasa mengarahkan apa yang harus
dilakukan oleh penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. 5. dr. Jelita
Inayah Sari, M.Biomed selaku Pembimbing II, yang telah banyak memberikan dukungan serta motivasi
dan telah ikhlas meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan senantiasa
mengarahkan apa yang vii harus dilakukan oleh penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) ini. 6. Ibu Nurfaiza Alza, S.ST., M.Keb selaku penguji 1 yang senantiasa memberikan
masukan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Ayahanda Prof. Dr. Muchtar Lutfi,
M.Pd selaku penguji II yang senantiasa memberikan masukan dan dukungan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini. 8. Kepada seluruh dosen dan staf pengajar program studi Kebidanan UIN Alaiddin
Makassar yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, bimbingan dan motivasi selama masa
studi. 9. Kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan sarana sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 10. Kepala Puskesmas Antang Perumnas dan jajarannya yang
telah memberikan izin kepada peneliti, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 11.
Kepada semua teman-teman Kebidanan khususnya angkatan 2018 terutama kelas Kebidanan A yang
telah memberi dukungan, motivasi dan warna di bangku perkuliahan dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu semoga semua perjuangan kita dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah
swt. Akhirul Kalam, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan kontribusi dalam
pelaksanaan maupun pengembangan ilmu viii pengetahuan di bidang kesehatan khusunya di bidang
Kebidanan. Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun guna menyempurnakan penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini. Terima Kasih. Samata-Gowa, 29 Oktober 2021 Penulis Rini Raudatul Ilma NIM:
70400118029 ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH..............................ii HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS
ILMIAH.............................iii HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH..............................iv KATA
PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR
ISI...................................................................................................ix DAFTAR
GAMBAR ......................................................................................xi DAFTAR
TABEL.......................................................................................... xii DAFTAR
LAMPIRAN..................................................................................xiii
ABSTRAK.....................................................................................................xiv BAB I
PENDAHULUAN............................................................................... 1 A. Latar
Belakang.................................................................................. 1 B. Ruang Lingkup
Penulisan................................................................. 5 C. Tujuan
Penulisan............................................................................... 5 D. Manfaat
Penulisan............................................................................. 6 E. Metode
Penulisan.............................................................................. 7 F. Sistematika
Penulisan ...................................................................... 10 BAB II TINJAUAN
PUSTAKA.................................................................... 11 A. Tinjauan Umum Tentang
Prakonsepsi............................................. 11 B. Tinjauan khusus Tentang
Obesitas .................................................. 17 C. Proses Manajemen Asuhan
Kebidanan............................................ 42 BAB III STUDI
KASUS................................................................................ 56 x A. Langkah I. Identifikasi data
dasar................................................... 56 B. Langkah II. Identifikasi diagnosa/masalah
aktual ........................... 61 C. Langkah III. Identifikasi diagnosa/masalah potensial ..................... 62 D.
Langkah IV. Tindakan segera atau kolaborasi................................. 63 E. Langkah V. Rencana
auhan ............................................................. 63 F. Langkah VI. Pelaksaan
asuhan ........................................................ 68 G. Langkah VII. Evaluasi hasil
asuhan................................................. 74 SOAP KUNJUNGAN I ...................................................................
75 SOAP KUNJUNGAN II.................................................................. 83 SOAP KUNJUNGAN
III................................................................. 87 SOAP KUNJUNGAN
IV ................................................................ 92 SOAP KUNJUNGAN
V.................................................................. 97 SOAP KUNJUNGAN
VI ............................................................... 101 SOAP KUNJUNGAN
VII.............................................................. 105 SOAP KUNJUNGAN
VIII............................................................. 110 BAB IV
PEMBAHASAN............................................................................. 115 A. Langkah I. Identifikasi data
dasar.................................................. 115 B. Langkah II. Identifikasi diagnosa/masalah
aktual .......................... 118 C. Langkah III. Identifikasi diagnosa/masalah potensial .................... 119 D.
Langkah IV. Tindakan segera atau kolaborasi................................ 121 E. Langkah V. Rencana
auhan ............................................................ 121 F. Langkah VI. Pelaksaan
asuhan ....................................................... 125 G. Langkah VII. Evaluasi hasil
asuhan................................................ 133 H.
Pendokumentasian .......................................................................... 134 BAB V
PENUTUP........................................................................................ 135 A.
Kesimpulan................................................................................. 135 B.
Saran........................................................................................... 137 DAFTAR PUSTAKA xi DAFTAR
GAMBAR Gambar 2.1 : Obesitas Android Dan Obesitas Ginoid ................................... 21 Gambar 2.2 :
Piring Makan Model T............................................................. 36 xii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Klasifikasi
Berat Badan Dan Obesitas Pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT Menurut
WHO ...............................................22-23 Tabel 2.2 Daftar Menu Makanan Sehari-
Hari................................................ 39 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I :Daily Activity atau aktivitas
harian ibu saat dilakukan asuhan Lampiran II :Dokumentasi saat dilakukan asuhan Lampiran III :Surat
Permohonan Izin Penelitian dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar kepada Kepala Dinas
Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Selatan Lampiran IV :Surat Permohonan Izin Penelitian
dari Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Povinsi Sulawesi Selatan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota Makassar Lampiran V :Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Puskesmas Antang Perumnas
Lampiran :Daftar Riwayat Hidup xiv ABSTRAK JURUSAN KEBIDANAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR KARYA
TULIS ILMIAH, Nama : Rini Raudatul ilma Nim : 70400118029 “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada
Ny.”M” dengan Obesitas pada masa prakonsepsi di Puskesmas Antang Perumnas tahun 2021” Obesitas
adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh yang disebabkan karena terjadi
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar dalam jangka waktu yang lama.
Kasus obesitas ini banyak terjadi di dunia termasuk indonesia salah satunya banyak dialami wanita
prakonsepsi. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk melaksanakan Manajemen Asuhan kebidanan
pada wanita prakonsepsi dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas sesuai dengan 7 langkah
varney dan SOAP. Hasil dari penelitian studi kasus yang dilakukan kepada Ny.”M” dengan Obesitas pada
masa prakonsepsi mengalami perubahan yaitu terjadinya penurunan berat badan ibu, kebiasaan pola
menu makan dan aktivitas fisik. Pemantauan yang dilakukan sebanyak 7 kali kunjungan dengan waktu
kurang lebih 2 bulan dengan asuhan diet redah kalori, pemberian menu makanan seharihari dan
meningkatkan aktivitas fisik atau melakukan olahraga dengan teratur, pada saat pemeriksaan
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, kadar gula darah 98 mg/dl dan tidak memiliki keluhan
ataupun komplikasi yang berkaitan dengan obesitas. Kesimpulan dari studi kasus dengan menggunakan
7 langkah varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP dengan kasus obesitas pada wanita
prakonsepsi di Puskesmas Antang Perumnas yaitu pada pematauan pertama sampai pemantauan
terakhir terjadi penurunan IMT, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam
batas normal, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tidak ada kelainan sehingga dalam
pendokumentasian yang telah dilakukan pada Ny “M” berlangsung normal tanpa ada penyulit dan
semua temuan dan tindakan tidak ditemukan hasil yang menunjukkan kesenjangan antar teori dan
terjadi perubahan penurunan berat badan ibu yang awalnya 80 Kg menjadi 74,7 Kg, terjadi perubahan
pola makan dan aktivitas fisik. Daftar Pustaka : 32 (2013-2021) Kata Kunci : Prakonsepsi, Obesitas, 7
Langkah Varney xv ABSTRACT MIDWIFERY DEPARTMENT UIN ALAUDDIN MAKASSAR SCIENTIFIC PAPER,
Name : Rini Raudatul ilma Student Reg. No. : 70400118029 “The Management of Midweifery Care for
Mrs. “M” with Obesity in Preconception in Antang Perumnas Health Centre in 2021” Obesity is a
condition in which fat accumulates in the body due to the imbalance between energy intake and output
over a long period of time. Obesity is a common case all over the world, including Indonesia.
Unfortunately, obesity can also occur during preconception period. This case study aims to carry out a
midwifery care management for Mrs. “M” with obesity in preconception period in Antang Perumnas
Health Centre by following the 7-step varney and SOAP procedures. The midwifery care carried out in
this study resulted in patient‟s weight lost, improved dietary habits and physical activities. This study
also conducted 7 sessions of monitoring in the form of home visits within a period of less than two
months. The monitoring sessions included a low-calory dietary care, meal plan recommendation, and
regular physical activity recommendation. By the end of the case study, the physical examination
indicated that the patient‟s blood pressure was 120/80 mmHg, blood sugar level of 98 mg/dl and no
reported complaints or complications related to obesity. This case study concluded that there was a
significant change of BMI between the first and last monitoring session, that the patients was generally
in a good condition, showed compos mentis awareness and normal vital signs, as well as no
complications. The treatment prepared for Mrs. “M” was carried out effectively and documented
efficiently. Furthermore, this study found that there was no gap between theories and treatments and
that the patient successfully lost her weight from 80 kg to 74.7 kg, transformed her dietary habits and
improved her physical activities. References : 32 (2013-2021) Keywords : preconception, obesity, 7-step
Varney 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita usia subur (WUS) adalah wanita transisi dari
masa remaja akhir ke masa dewasa awal. Ciri utama wanita usia subur adalah peristiwa fisiologis seperti
menstruasi dan tercapainya kesuburan yang maksimal dengan fungsi organ reproduksi yang
berkembang dengan baik. Wus dianggap sebagai wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu. Wanita
usia subur sebagai calon ibu merupakan kelompok rentan yang status kesehatannya harus diperhatikan.
Kualitas generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibu sebelum dan selama hamil. Sangat penting untuk
mengetahui kesehatan sebelum kehamilan, termasuk status gizi, terutama saat mempersiapkan
kehamilan, karena sangat terkait dengan kehamilan di masa depan (Dieny,dkk 2019;1-2). Wanita usia
subur adalah wanita yang sudah menikah atau belum menikah antara usia 15- 49 tahun. Puncak
kesuburan sekitar 20-29 tahun. WUS pada usia 20-29 termasuk dalam kategori dewasa awal. Pada usia
ini, wanita memiliki peluang 95% untuk hamil (Dieny,dkk, 2019:56). Masa prakonsepsi adalah waktu
sebelum kehamilan atau waktu sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini berbeda dengan anak-anak,
remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan kesehatan prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan
reproduksi dan dapat mengurangi risiko pengeluaran biaya yang mungkin timbul akibat gangguan 2
kesehatan reproduksi. Layanan prakonsepsi dianggap sebagai komponen penting dari layanan kesehatan
bagi wanita usia subur (Dieny,dkk,2019;4). Prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan penting
untuk membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Ini termasuk menilai kesehatan
umum wanita dan mengidentifikasi faktor risiko yang dapat mempersulit kehamilan (Astuti, dkk, 2017).
Bagi kalangan wanita khususnya wanita prakonsepsi, status gizi kesehatan ibu dan anak adalah faktor
penentu sumber daya manusia. Hal ini diperjelas dengan bukti bahwa status gizi dan kesehatan calon
ibu pada masa prakonsepsi, saat kehamilan, dan menyususi adalah fase yang sangat kritis. Salah satu
Masalah gizi pada periode prakonsepsi meliputi kelebihan gizi. Masalah kelebihan gizi yakni obesitas
dikaitkan dengan berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, stroke, dan kanker (Dieny,dkk, 2019:3). Menurut WHO Prevalensi obesitas diseluruh dunia
meningkat hampir 3 kali lipat antara tahun 1975 dan 2016. Pada tahun 2016 lebih dari1.9 miliar orang
dewasa mulai usia 18 tahun, mengalami kelebihan berat badan dan dari jumlah tersebut lebih dari 650
juta mengalami obesitas. Secara keseluruhan, sekitar 13% dari populasi dunia kategori dewasa (15%
wanita) yang mengalami obesitas pada tahun 2016 (WHO Obesity And Overweihgt,2021). Menurut
WHO 2017 Prevalensi obesitas tertinggi di dunia terdapat di wilayah Amerika Serikat yaitu terdapat 86.9
juta jiwa mengalami obesitas dan pada perempuan sebesar 35 % (Masrul, 2018: 155-156). 3 Menurut
data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi obesitas Di indonesia pada wanita dewasa >18
tahun sebesar 44,3 %. (Handajani, 2020:59). Data obesitas tertinggi di Indonesia terjadi di Sulawesi utara
dan terendah di Nusa tenggara, sedangkan angka kejadian obesitas di sulawesi selatan pada wanita
dewasa >18 tahun sebesar 30 % (Riskesdas,2018). Obesitas adalah kondisi ketidakseimbangan antara
asupan energi yang dikonsumsi dengan pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan
energi ini kemudian disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan adiposa, yang bisa menyebabkan
penambahan berat badan (Hutasoit, 2020:26). Obesitas pada tahap perencanaan kehamilan
mempengaruhi metabolisme dan hormon. Hal ini terjadi ketika sel lemak visceral mengubah
metabolisme dengan mensekresi adipokin (adiponektin dan sitokin) yang mengganggu proses hormonal.
Selain itu, obesitas menginduksi perubahan berbagai hormon pengatur seperti insulin, androgen, dan
globulin pengikat hormon seks. Perubahan ini dapat menyebabkan anovulasi, infertilitas, dan
peningkatan risiko keguguran (dieny,dkk, 2018:59). Menurut Obirikorang, dkk (2016) dalam buku
susetyowati (2019) Menyatakan bahwa pengetahuan merupakan Salah satu faktor yang berhubungan
dengan obesitas, seperti pengetahuan tentang pengaturan makanan, cara pengelolaan makanan, dan
nilai gizi dalam bahan makanan. Hal-hal tersebut berdampak besar pada asupan makanan seseorang dan
4 menimbulkan risiko yang sangat besar terjadinya obesitas (Susetyowati, 2019:85). Data dari
Puskesmas Antang Perumnas pada tahun 2019 didapatkan dari 134 wanita usia subur terdapat 37
wanita usia subur mengalami obesitas, di tahun 2020 dari 102 wanita usia subur 33 wanita usia subur
mengalami obesitas, dan di tahun 2021 dari bulan januari sampai bulan juni ditemukan 20 wanita usia
subur yang mengalami obesitas dari 75 wanita usia subur yang melakukan kunjungan. Berdasarkan hasil
penelitian Hutasoit, (2020) faktor yang dapat menyebabkan obesitas yakni faktor pengetahuan, faktor
sikap dan aktivitas fisik. Faktor pengetahuan yaitu karena dengan seseorang memiliki pengetahuan
rendah maka, akan beresiko sebesar 0,4 kali mengalami obesitas dibandingan dengan orang yang
mempunyai pengetahuan tinggi, Sedangkan faktor sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup
oleh seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menyebabkan seseorang mendekati atau
menjauh dari orang lain atau objek lain, tetapi sikap positif atau mendukung terhadap nilai-nilai
kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan tertentu. Juga, dalam hal aktivitas fisik, semakin banyak
aktivitas fisik yang dilakukan seseorang, semakin kecil kemungkinannya untuk mengalami obesitas
(Hutasoit, 2020:31). Pelaksanaan terapi obesitas pada orang dewasa didasarkan pada program
pengendalian berat badan yang komprehensif yang mencakup terapi nutrisi atau diet, meningkatkan
aktivitas fisik, dan modifikasi perilaku 5 makanan dan gizi. Terapi kombinasi komprehensif ini akan lebih
berhasil daripada intervensi atau terapi saja, misalnya diet saja atau aktivitas saja. Pendekatan yang
dipilih tidak membatasi aktivitas makan, tetapi lebih menekankan pengaturan diri terhadap rasa lapar
dan kenyang dengan meningkatkan aktivitas fisik dan mengubah perilaku untuk kebiasaan makan yang
lebih sehat (Suryani, dkk, 2018:69). Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan pada Wanita Praonsepsi dengan
Obesitas ”. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini meliputi Manajemen
Asuhan Kebidanan Prakonsepsi dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas. C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney pada prakonsepsi
dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas. 2. Tujuan Khusus a. Dilaksanankan pengkajian dan
analisa data dasar pada Ny “M” dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas. b. Dilakukan
perumusan diagnosa dan masalah aktual terhadap Ny “M” dengan obesitas di Puskesmas Antang
Perumnas. 6 c. Dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial terhadap Ny “M” dengan
obesitas di Puskesmas Antang Perumnas. d. Didentifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi pada
Ny “M” dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas. e. Ditetapkan rencana asuhan kebidanan pada
Ny “M” dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas.. f. Dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan
yang telah direncanakan pada Ny “M” dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas. g.
Dievaluasikannya hasil tindakan yang telah dilakukan pada Ny “M” dengan obesitas di Puskesmas
Antang Perumnas. h. Dilakukan pendokumentasian hasil dan tindakan dalam asuhan kebidanan yang
telah diberikan pada Ny “M” dengan obesitas di Puskesmas Antang Perumnas. D. Manfaat Penulisan 1.
Manfaat bagi Prodi Kebidanan UIN Alauddin Mkassar Penulias berharap, asuhan kebidanan Prakonsepsi
ini dapat digunakan sebagai bahan ajar dan sumber ilmu tambahan bagi mahasiswa khusunya jurusan
kebidanan dan dapat dijadikan bahan bacaan serta acuan dalam memberikan asuhan kebidanan. 2.
Manfaat bagi tenaga kesehatan Diharapkan Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
bidan untuk menjaga mutu pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan prakonsepsi. 7 3. Manfaat
bagi Penulis Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan merupakan pengalaman yang sangat
berharga yang diperoleh penulis khususnya sebagai wadah untuk dapat mengaplikasikan secara
langsung ilmu yang diperoleh sebelumnya dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar menjadi bidan
serta meneylesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan. 4. Manfaat bagi ibu dan keluarga Dengan asuhan
yang diberikan responden dapat menjadikan asuhan yang diberikan sebagai bahan pengetahuan bagi
ibu prakonsepsi untuk membantu mereka menemukan berbagai hal yang mungkin sedang terjadi saat
ini. E. Metode Penulisan Dalam penyususnan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan beberapa
metode yaitu: 1. Studi Kepustakaan Penulis melakukan pengkajian dan telah mempelajari buku-buku,
literatur, serta jurnal penelitian yang terkait dengan prakonsepsi dengan obesitas. 2. Studi Kasus Penulis
menggunakan penelitian dengan mengggunakan pendekatan Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
oleh Helen Varney dengan 7 langkah yang meliputi: Identiikasi data dasar, identifikasi 8
Diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/ masalah potensial, tindakan emergency/ kolaborasi.
Rencana Asuhan/ intervensi, implementasi dan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan. Dalam
pengumpulan data, pengkajian ini menggunakan tekhnik antara lan: a. Amannesa Penulis menggunakan
tanya jawab atau diskusi yang dilakukan dengan klien, keluarga dan bidan yang dapat memberikan
informasi yang diperlukan. b. Pemeriksaan Fisik Dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai
kaki dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi; 1) Inspeksi: merupakan proses observasi
dengan menggunakan mata, pemeriksaan dilakukan untuk mengidentifikasi tanda-tanda fisik yang
berkaitan dengan kondisi fisik. 2) Palpasi: dilakukan dengan menggunakan perabaan atau sentuhan.
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri jaringan atau organ. 3) Perkusi: metode
pemeriksaan dengan cara mengetuk. 4) Auskultasi: metode penilaian dengan mendengarkan
menggunakan stetoskop untuk memperjelas detak jantung, paruparu, bising usus, dan untuk
menentukan tekanan darah. 9 c. Pengkajian Psikologis Penilaian psikologis meliputi penilaian keadaan
emosi, respon terhadap kondisi yang dialami dan pola interaksi ibu dengan keluarga, tenaga kesehatan
dan lingkungan. 3. Studi Dokumentasi Yaitu studi yang mempelajari status klien, baik itu berasal dari
catatan status pasien seperti catatan dokter, bidan atau perawat. 4. Diskusi Penulis melakukan diskusi
dengan klien, keluarga klien dan dosen pembimbing baik di lahan maupun di instansi yang membantu
memperlancar penyusunan karya tulis ilmiah ini. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan
yang digunakan untuk menulis karya tulis ilmiah ini terdiri dari Bab I sampai dengan Bab V, yaitu: Bab I
Yaitu Pendahuluan, bab ini akan memaparkan latar belakang masalah. Ruang lingkup penulisan, Tujuan
penulisan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, Manfaat penulisan dan metode penulisan. Pada
Bab II yang merupakan tinjauan pustaka, penulis membahas tentang tinjauan umum prakonsepsi,
Tinjauan khusus tentang obesitas, tinjauan islami tentang prakonsepsi dengan obesitas, serta proses
Manajemen Asuhan Kebidanan hingga Pendokumentasian Asuhan Kebidanan. Pada Bab III adalah studi
kasus, yang membahas tentang 7 langkah Varney yaitu identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa/
masalah aktual, 10 identifikasi diagnosa/ masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi, rencana
tindakan/ intervensi, implementasi dan evaluasi, serta melakukan pendokumentasian (SOAP). Pada Bab
IV yaitu Pembahasan, akan membahas tentang asuhan kebidanan kebututuhan pada ibu prakonsepsi
dengan obesitas secara nyata, manajemen asuhan kebidnan 7 langkah varney mulai dari pengkajian
sampai evaluasi di Puskesmas Antang Perumnas sedangkan pembahasan menjelaskan tentang masalahn
atau kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan dilapangan. Pada Bab V Penutup, pada
bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari asuhan yang telah diberikan kepada klien,
semua temuan serta pengetahuan yang didapatkan dari hasil asuhan. Kemudian bagian terakhir
terdapat daftar pustaka, di daftar pustaka memuat daftar literatur ilmiah yang telah dijadikan sebagai
rujuan dalam penulisan ini. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tnjauan Umum Tentang Prakonsepsi 1.
Pengertian Prakonsepsi Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu, “pra” berarti sebelum, “konsepsi” berarti
pertemuan antara sel telur dengan sperma atau yang disebut dengan pembuahan/fertilisasi.
Prakonsepsi adalah waktu sebelum bertemunya sperma dan sel telur/fertilisasi atau sebelum hamil
(Dieny, dkk, 2019: 2). Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu sebelum sel telur
(ovum) bertemu dengan sperma. Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa yang siap
menjadi seorang ibu. Wanita usia subur sebagai ibu hamil merupakan kelompok rentan yang status
kesehatannya harus diperhatikan. Kualitas generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibu sebelum dan
selama hamil (Dieny,dkk, 2019:4). Periode prakonsepsi berlangsung tiga bulan hingga satu tahun
sebelum pembuahan dan idealnya mencakup waktu ketika sel telur dan sperma matang, sekitar 100 hari
sebelum pembuahan (Susilowati & Kuspriyanto, 2016). Status Kesehatan pada periode prakonsepsi
adalah bagian dari kesehatan secara keseluruhan selama masa reproduksi yang membantu mengurangi
risiko dan menerapkan gaya hidup sehat untuk 12 mempersiapkan kehamilan yang sehat dan
meningkatkan peluang untuk memiliki bayi yang sehat (Yulizawati, dkk, 2016). Sebagaimana disebutkan
dalam Q.S Asy-Syura/42:49-50 tentang meminta keturunan yang soleh yaitu:    
            
                    
                   
 Terjemahnya: “ Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang dia kehendaki,
memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki pada
siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan
mandul kepada siapa yang Dia kehendaki. Sungguh Dia Maha mengetahui lagi Mahakuasa.” (Terjemahan
Kementrian Agama RI,2019) Dalam jurnal Putra (2017) Tafsir Imam al-Thabrani, mengatakan hanya Allah
SWT yang mempunyai hak bertindak terhadap langit dan bumi, sebagaimana Dia anugrahkan kepada
Luth A.S anak perempuan dan Dia anugrahkan kepada Ibrahim A.S anak laki-laki, serta Dia kumpulkan
anak laki-laki dan perempuan bagi siapa yang dikehendakiNya, sebagaimana yang telah Dia anugrahkan
kepada Nabi Muhammad SAW anak laki-laki dan anak perempuan. Menjadikan seseorang tidak
mempunyai keturunan sebagaimana halnya Nabi Yahya A.S dan Isa A.S, karena Allah SWT Maha
mengetahui hal-hal apa yang akan terjadi di awal atau setelahnya, pada permulaan atau penutupnya,
secara zahir dan bathin. Dan Dia tidak lemah dalam melakukan 13 sesuatu serta tidak ada yang bisa
menghalangi kekuasaanNya (Putra, 2017:2). Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menerangkan bahwa
Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi, memiliki kekuasaan dan berbuat sehendak-Nya terhadapa
apa yang ada di langit dan di bumi. Apa saja yang yang Dia kehendaki pasti terwujud dan menjadi
kenyataan, dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak terwudud, Dia memberikan nikmat kepada siapa
yang dikehendaki. Maka dari itu kita sebagai manusia hendaklah ber husnudzon kepada Allah SWT
sebab Dia lebih mengetahui apa yang kita tidak ketahui dan tetap berdoa dengan sepenuh hati serta
menyakini bahwa Allah akan mengabulkan doa seorang hamba yang mau berusaha. Dengan demikian,
teranglah bahwa Allah mahakuasa atas kehendakNya, termasuk memilih memberikan keturunan kepada
manusia. Baik memberi keturunan atau pun memilih jenis kelaminnya. Allah mengetahui kepada siapa
seorang anak akan dititipkan dan kebutuhan seperti apa yang akan membawa kebaikan bagi keluarga
tersebut. Selain itu, Allah juga Maha Kuasa untuk menentukannya. Jadi, selain Maha Mengetahui yang
baik, Ia juga berhak menentukan apa yang jadi kehendak-Nya. 2. Tujuan Pelayanan Prakonsepsi
Pelayanan prakonsepsi dianggap sebagai komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia
subur. Tujuan pelayanan prakonsepsi adalah menyediakan sarana promosi, skrining, dan 14 intervensi
pada wanita usia subur dalam rangka menurunkan faktor resiko yang memengaruhi kehamilan yang
akan datang. Menurut CDC (2006) dalam jurnal Yulizawati dkk, (2016:13) tujuan pemberian perawatan
pada masa prakonsepsi memiliki efek positif pada berbagai aspek antara lain: a. Penurunan angka
kematian ibu dan bayi b. Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan c. Mencegah komplikasi selama
kehamilan dan persalinan d. Menghindari kelahiran mati, kelahiran prematur dan berat badan lahir
rendah e. Pencegahan cacat lahir f. Mencegah infeksi pada bayi baru lahir g. Menghindari berat badan
rendah dan retardasi pertumbuhan h. Pencegahan penularan vertikal HIV/IMS i. Berkurangnya risiko
beberapa jenis kanker pada anak j. Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2 di
masa depan. 3. Asuhan Prakonsepsi Menurut WHO (2014) dalam buku Anggraeny dan Ariestiningsih
(2017) Pelayanan kesehatan prakonsepsi adalah pelayanan kesehatan bagi laki-laki dan perempuan yang
diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya dengan fokus pada upaya memperoleh anak yang
sehat. Harapan 15 dari Asuhan prakonsepsi ini adalah terjadi penurunana angka kesakitan dan kematian
pada ibu dan bayi (Anggraeny & ariestiningsih, 2017: 8). Terdapat beberapa pemeriksaan yang dilakukan
sebelum pernikahan dan sebelum terjadi kehamilan yaitu dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan-pemeriksaan ini dilakukan secara bertahap: a.
Pemeriksaan Anamnesis Pada pemeriksaan anamnesis didapatkan data mengenai nama, umur, alamat,
lama pernikahan, kesiapan untuk hamil dan memiliki keturunan (jumlah anak yang diinginkan),
pengetahuan tentang hubungan seksual dan Keluarga Berencana. b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik
ini terbagi atas dua yaitu berupa pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan fisik khusus. Pemeriksaan
fisik umum meliputi pemeriksaan (perut, jantung, tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu) dapat
dilakukan dengan alat seperti rontgen ultrasound. Sedangkan pemeriksaan khusus meliputi organ
reproduksi wanita, pemeriksaan dalam membutuhkan Pap smear. c. Pemeriksaan Laboratorium Tes
laboratorium dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit yang bisa mempengaruhi pernikahan dan
kehamilan. Selama pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan dasar seperti pemeriksaan feses,
pemeriksaan darah lengkap, fungsi organ vital 16 yaitu (hati dan ginjal), gula darah dan hepatitis B/C.
Dilakukan juga pemeriksaan untuk mendeteksi adanya penyakit menular seksual dengan VDRL, preparat
gonore, TORCH (Sitomegalivirus toksoplasmosis, virus herpes , rubella, chlamidya) dan terhadap virus
HIV/ AIDS (human immunodedeficiency virus). Dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium yang
dilakukan, pengobatan dini bisa dilaksanankan untuk mendukung keinginan menikah dan segera hamil.
Pemeriksaan ini membutuhkan biaya dan persiapan mental jika ditemukan adanya penyakit yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin (Purwoastuti & walyani, 2015:21-22). Menurut
DCD (2006) dalam buku Anggraeny & ariestiningsih, (2017;9-10) telah mengeluarkan beberapa
pertimbangan guna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sebelum konsepsi, antara lain: a.
Kunjungan rutin (terjadwal) ke fasilitas kesehatan b. Berikan pelatihan kesehatan prakonsepsi dan
kehamilan seperti skrining berat badan, imunisasi, status zat besi dan asam folat, penilaian penggunaan
alkohol, dan riwayat medis. c. Pemberian konseling terkait modifikasi kebiasaan individu Untuk
memudahkan pendataan, penilaian kesehatan prakehamilan dapat dilakukan dengan menggunakan
formulir. Halhal yang dapat dicantumkan dalam formulir antara lain riwayat diet, aktivitas fisik, gaya
hidup, riwayat kesehatan individu dan 17 keluarga serta obat-obatan yang diminum, riwayat kesehatan
seperti pola menstruasi, faktor genetik dan lingkungan. B. Tinjauan Khusus Tentang Obesitas 1.
Pengertian Obesitas Obesitas adalah kondisi dimana terjadi penimbunan lemak tubuh yang berlebihan
hingga berat badan seseorang melebihi batas normal dan dapat merugikan kesehatan, sedangkan
kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana berat badan seseorang berada di atas normal.
Obesitas atau kelebihan berat badan terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan
energiyang keluar, yang mengarah pada peningkatan rasio lemak terhadap jaringan tanpa lemak yang
terlokalisasi atau merata di seluruh tubuh (Lestari, 2018:71). Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al-
Baqarah/2:168 tentang pentingnya makanan yang halal lagi baik yaitu:         
                  
                 Terjemahnya: “ wahai manusia
makanlah kamu dari makanan yang halal lagi baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti
langkah syaitan. Sungguh syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Terjemahan Kementrian
Agama RI,2019) M. Quraish shihab mengatakan bahwa makanan dan minuman halal dalam ayat ini
ditujukan untuk semua orang, percaya kepada Allah atau tidak, tetapi tidak semua makanan dan
minuman halal secara otomatis baik. Karena 18 Halal terdiri dari 4 jenis, yaitu: wajib, Sunnah, mubah
dan Makruh. Juga, tidak semua yang halal sesuai dengan kondisi masing-masing. Ada halal yang baik
bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu dan ada juga yang tidak baik bagi mereka,
meskipun baik bagi orang lain. Ada yang baik, tetapi tidak bergizi, dan ketika itu menjadi kurang baik.
Oleh karena itu, makan dan minumlah yang halal lagi baik sesuai yang dianjurkan (Shihab, 2000). Dari
penafsiran diatas maka dapat disimpulkan bahwa anjuran untuk makanan dan minum yang halal lagi
baik ditujukan untuk semua umat manusia tidak menbedakan agama manapun, bahwa makanana yang
halal adalah semua makanan yang tidak diharamkan Allah untuk dikonsumsi sedangkan yang baik adalah
makanan dan minuman yang memiliki nutrisi yang baik untuk dikonsumsi sesuai kondisi setiap orang.
Jadi makanan dan minuman yang baik adalah makanan dan minuman yang halal dan baik dikonsumsi
yang memiliki nutrisi yang baik dan sesuai kondisi tubuh seseorang. Kemudian pandangan Islam tentang
kebiasaan makan yang tidak teratur, dimana seseorang mengkonsumsi segala sesuatu yang dihasratkan
nafsu/keinginan tanpa memperhatikan kesehatan. 19 Hal seperti itu adalah sifat berlebihan yang
terkandung dalam QS. AlA‟raf/7:31               
              
          Terjemahnya: “ wahai anak cucu adam, pakailah
pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan,
sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (Terjemahan Kementrian Agama RI,2019).
QS. Al-A‟raf ayat 31 berbicara tentang anjuran untuk mengkonsumsi segala sesuatu agar tidak
berlebihan, baik pakaian, terutama saat makan dan minum. Saran ini untuk semua orang, apa pun
agamanya, karena berkaitan dengan kesehatan fisik (Shihab, 2000:72). Ayat diatas menjelaskan bahwa
aturan makan dalam islam telah diatur dengan baiknya sehingga seorang muslim seharusnya tidak
berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan makan sesuai kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh.
Obesitas terjadi karena salah satunya gaya hidup dan kebiasaan makan yang tidak sehat dan berlebihan.
Walaupun dalam ayat tersebut tidak langsung membahas penyakit yang dapat diderita karena pola
makan berlebihan tetapi sudah dapat disimpulkan pola makan yang berlebihan dapat menimbulkan
berbagai penyakit, salah satunya Obesitas. Ayat ini masih terkait erat dengan ayat yang pertama dibahas
pada subbab ini. Dimana seseorang dianjurkan untuk menggunakan sesuatu sekadarnya saja. Tidak
kurang dan tidak berlebihan sebab akan melahirkan dampak 20 sebagai efek. Baik langusung maupun
tidak, ia akan hadir. Bukan saja berdampak pada diri sendiri, tapi juga berdampak kepada lingkungan
sosial. Tidak peduli itu bernilai positif atau negatif, yang pasti ia siap mengikuti perilaku sebagai
konsekuensinya. Dalam ilmu kesehatan atau kebidanan efek atau dampak dari makan berlebihan atau
tidak memperhatikan pola makan dengan baik dapat menimbulkan berbagai penyakit salah satunya
penyakit dalam ilmu kebidanan yaitu infertilitas yang bisa disebabkan karena obesitas yang dimana tidak
lain dari pola makan yang tidak terkontrol atau makan berlebihan. Obesitas dapat mempengaruhi kadar
insulin dalam Tubuh yang dapat menghambat perkembangan folikel (sel telur ) dalam ovarium. Menurut
WHO dalam P2PTM dari Kementerian Kesehatan RI (2018), obesitas adalah akumulasi lemak yang
berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dan energi yang terpakai (energy
consumption) dalam jangka waktu yang lama (Kemenkes RI,2018). Obesitas diartikan sebagai suatu
penyakit atau kelainan yang dapat dilihat dengan penimbunan lemak tubuh yang berlebih. Obesitas
adalah suatu kondisi patologis di mana terjadi penimbunan lemak berlebih dibandingkan dengan yang
diperlukan untuk fungsi tubuh. Dari segi kesehatan Obesitas adalah penyakit salah gizi, yang diakibat
karena konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan tubuh (Sumbono, 2016:489). 2. Klasifikasi
Obesitas Obesitas terbagi menjadi dua, yaitu: 21 a. Obesitas sentral/abdominal (tipe android/apel)
Obesitas sentral adalah keadaan kelebihan lemak di bawah kulit dinding perut dan di dalam rongga
perut, hingga tampak gemuk di perut dan bentuk tubuh menjadi seperti apel (apple type). Obesitas jenis
ini biasanya terjadi pada pria, sehingga disebut juga dengan obesitas tipe android. Penyebab dari
Obesitas sentral yaitu terjadi perubahan gaya hidup yang mengakibatkan tingginya keinginan konsumsi
alkohol, merokok, tingginya konsumsi makanan berlemak, rendahnya konsumsi buah dan sayur, serta
rendahnya aktivitas fisik. b. Obesitas perifer (tipe ginoid/pir) Obesitas perifer adalah kelebihan lemak
yang tersimpan di bawah kulit pada bagian pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah pir
(pear type). Jenis obesitas ini lebih sering terjadi pada wanita, sehingga disebut juga sebagai obesitas
tipe wanita atau obesitas tipe gynoid (lestari,2018:71). Gambar 2.1. Obesitas Android dan Obesitas
Ginoid (Sumber:Tandra hans:2017) 22 3. Penyebab Obesitas Pada dasarnya obesitas terjadi karena
asupan kalori yang melebihi penggunaan kalori untuk menjaga dan memulihkan kesehatan yang
berlangsung cukup lama. Akibat kelebihan ini, kalori akan disimpan dalam jaringan adiposa.
Penumpukan ini pada akhirnya akan menyebabkan obesitas. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa
penyebab utama obesitas adalah makanan (Lestari, 2018:73). 4. Diagnosa Diangnosa obesitas dapat
diketahui dengan menggunakan IMT dan Rasio lingkar panggul dan lingkar pinggang (RLPP). a.
Berdasarkan IMT Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks sederhana yang digunakan untuk
menentukan status gizi dan mengkategorikan antara kelebihan berat badan dan obesitas yang
didapatkan dari perbandingan berat badan terhadap tinggi badan pada orang dewasa. IMT didefinisikan
sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg
/m2). Tabel 2.1. Klasifikasi Berat Badan Berlebih Dan Obesitas Pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT
Menurut WHO KLASIFIKASI IMT Berat Badan Kurang (Underweight) < 18,5 Berat Badan Normal 18,5 –
22,9 Kelebihan Berat Badan (Overweight) 23 Dengan Resiko 23 – 24,9 Obesitas I 25 – 29,9 Obesitas II ≥
30 (Sumber:P2PTM Kementrian kesehatan RI:2018) b. Rasio lingkar panggul dan lingkar pinggang Pola
distribusi lemak tubuh dapat ditentukan dengan RLPP, lingkar pinggang diukur pada titik tersempit,
sedangkan pinggul diukur pada titik terlebar, kemudian bagi lingkar pinggul dengan lingkar pinggul. RLPP
digunakan sebagai cara membedakan antara obesitas abdominal dan obesitas perifer. Jika RLPP
perempuan berada di atas 0,85 dan pria di atas 0,95, terkait dengan obesitas sentral (obesitas berbentuk
apel) dan memiliki faktor risiko stroke, diabetes melitus, dan PJK. Begitupun sebaliknya, jika RLPP di
bawah 0,85 pada wanita dan di bawah 0,95 pada pria, disebut obesitas perifer (pear- shaped obesity)
(Susetyowati, 2019:96-97). 1) Lingkar pinggang Salah satu indikator untuk menentukan jenis obesitas
adalah lingkar pinggang. Lingkar pinggang diukur dengan mengukur panjang lingkar antara krista iliaka
dan costa XII pada lingkar terkecil dengan pita pengukur non-elastis (presisi 1 mm). Faktor resiko
penyakit yang sering dikaitkan dengan Ukuran pinggang yang besar adalah penyakit kardiovaskular,
karena ukuran pinggang mungkin mencerminkan akumulasi lemak intra- 24 abdominal atau visceral.
Berikut nerupakan Tekhnik pengukuran lingkar pinggang menurut (Riskesdas 2013) dalam buku
Susetyowati, 2019: a) Responden diminta dengan sopan untuk melepas pakaian luar atau
menyimkankan pakaian luar dan menyentuh rusuk terakhir untuk menentukan titik pengukuran. b)
Tentukan titik batas tepi tulang rusuk terendah. c) Tentukan titik ujung lengkung tulang pangkal
paha/pinggul. d) Tentukan titik tengah diantara titik tulang rusuk terendah dengan titik akhir lengkungan
tulang pangkal paha/pinggul dan tandai titik tengahnya dengan alat tulis. Minta responden untuk berdiri
tegak dan bernafas dengan normal (pernafasan normal). e) Ukur lingkar perut dimulai/diambil dari titik
tengah, kemudian melingkari pinggang dan perut secara horizontal, kembali ke titik tengah pada awal
pengukuran. f) Jika responden memiliki perut buncit, pengukuran mengambil bagian yang paling
menonjol dan berakhir di titik tengah tersebut. g) Pita pengukur tidak boleh terlipat dan ukur lingkar
pinggang mendekati 0,1 cm. 2) Lingkar pinggul Lingkar pinggul sebagai indikator untuk menetapkan
macam obesitas yang dihasilkan dengan cara mengukur panjang lingkar 25 maksimum bokong dan
bagian paha atas simfisis ossis pubis. Lingkar pinggul yang besar (tanpa mengevaluasi BMI dan lingkar
pinggang) mempunyai lebih kecil kemungkinan mengalami risiko penyakit kardiovaskular dan DM
daripada obesitas tipe apel. Tekhnik pengukuran linggar panggul menurut Riskesdas 2013 dalam buku
(Susetyowati,2019:97). a) Responden diminta untuk berdiri dengan kedua kaki dan menimbang secara
merata pada masing-masing kaki. b) Palpasi dan tentukan area trochanter mayor pada tulang paha. c)
Lingkarkan pita pengukur tanpa menekan. d) Pasang pita pengukur dan lingkar maksimal bokong, pada
wanita biasanya setinggi daerah selangkangan, pada pria biasanya sekitar 2-4 cm di bawah pusar. e)
Ukur lingkar pinggul sekitar angka 0,1 cm. 5. Faktor Resiko Obesitas a. Faktor sosial ekonomi Di negara
berkembang seperti India, Indonesia, Mesir, dan Pakistan, insiden obesitas tinggi pada orang dengan
status sosial ekonomi di bawah rata-rata. Berbeda dengan negara berkembang justru di negara maju
obesitas terjadi pada kelompok sosial ekonomi menengah ke atas seperti Amerika Serikat, Rusia,
Jerman, dan Cina (Masrul, 2018: 156). 26 b. Umur Meskipun obesitas dimulai dari masa kanak-kanak
hingga usia tua. Namun, usia yang paling sering menderita obesitas adalah usia 30 hingga 60 tahun.
Faktor yang menyebabkan obesitas pada usia ini antara lain faktor pola makan, gaya hidup, aktivitas
kerja, dan kondisi psikologis (Masrul, 2018:156). c. Keturunan Obesitas orang tua memiliki hubungan
positif dengan obesitas anak. Dalam penelitian ditemukan terdapat hubungan antara keturunan dan
obesitas yaitu jika kedua orang tuanya obesitas maka 80% anaknya akan mengalami obesitas dan jika
hanya salah satu orang tua yang mengalami obesitas maka sekitar 40-50% anaknya akan mengalami
obesitas (Sikalak, 2017:197). d. Jenis kelamin Dalam jurnal Masrul 2018 bahwa secara data, wanita lebih
cenderung mengalami obesitas dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh faktor hormon pada
wanita dan aktivitas sehari-hari, dan persentase lemak tubuh (Masrul, 2018:156). e. Pengetahuan Orang
yang berpengetahuan rendah berpeluang 0,4 kali lebih besar mengalami resiko terjadinya obesitas
dibandingkan dengan orang yang berpengetahuan tinggi, karena untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi dibutuhkan pengetahuan seseorang tentang penanganan 27 makanan, cara pengolahan dan
kadar gizi dalam makanan (Hutasoit, 2020:31). f. Sikap Sikap adalah suatu reaksi yang masih tertutup
oleh seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menyebabkan seseorang mendekati atau
menjauhi orang lain atau objek lain, tetapi sikap positif atau mendukung terhadap nilai-nilai kesehatan
tidak selalu terwujud dalam tindakan yang nyata (Hutasoit, 2020:31). g. Status kawin Banyak wanita usia
subur yang sudah menikah mengalami kelebihan berat badan. Wanita yang sudah menikah cenderung
kurang peduli dengan kenaikan berat badan atau obesitas. Tidak seperti sebelum menikah, wanita
menjaga berat badan mereka untuk memudahkan pencarian pasangan (Sikalak, 2017:197). h. Pola
tidur/istirahat Kurang tidur dapat menyebabkan hormon leptin terganggu sehingga rasa lapar tidak
terkontrol. Jika jumlah tidur (6-8 jam) dan kualitas tidur tidak seimbang, hal ini mempengaruhi
keseimbangan berbagai hormon yang pada akhirnya memicu timbulnya obesitas. Gangguan tidur dapat
menyebabkan peningkatan asupan energi melalui: 28 1. Peningkatan rasa lapar dengan meningkatkan
hormon ghrelin (mengendalikan rasa lapar) dan penurunan hormon leptin (mengendalikan rasa
kenyang). 2. Sisa waktu untuk makan lebih banyak 3. Memiliki kecenderungan memilih makanan yang
tidak sehat (Kemenkes RI,2018). i. Aktifitas fisik Kurangnya aktivitas fisik biasa dikatakan sebagai
penyebab timbulnya obesitas. Jika kurang melakukan aktivitas, kelebihan energi akan menumpuk dalam
jaringan sehingga menjadi lemak (Lestari, dkk, 2018:73). j. Faktor pola makan Asupan energi yang
berlebihan atau pola makan yang tidak teratur menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.
Memiliki kebisaan mengkonsumsi makanan dengan energi tinggi seperti (lemak dan gula) serta sedikit
mengkonsumsi serat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan energi (Kemenkes RI, 2018). k. Obat-
obatan Obat-obatan jenis steroid yang sering digunakan dalam waktu lama untuk mengobati asma,
osteoarthritis dan alergi dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan sehingga meningkatkan risiko
obesitas (Kemenkes RI, 2018). 29 l. Faktor psikis Pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang bereaksi terhadap emosi mereka ketika mereka makan sesuatu. Makan
berlebihan dapat terjadi sebagai respons terhadap kesepian, kecemasan, rasa sakit, atau depresi
(Lestari,dkk,2018: 74). 6. Patofisiologi Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan asupan dan
pengeluaran energi, yang mengarah pada penimbunan lemak dan disimpan sebagai cadangan energi
tubuh. Asupan energi yang tinggi disebabkan oleh makan berlebihan, sedangkan pengeluaran energi
yang rendah disebabkan oleh aktivitas fisik yang buruk, rendahnya metabolisme tubuh, dan efek
termogenik dari makanan. Lemak memiliki efek termogenik yang lebih rendah (3% dari total energi yang
dihasilkan oleh lemak) dibandingkan dengan karbohidrat (6-7% dari total energi yang dihasilkan oleh
karbohidrat) dan protein (25% dari total energi yang dihasilkan oleh protein) (Susetyowai, dkk, 2019:
85). 7. Pencegahan Obesitas Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan
energi yang dikeluarkan tubuh . sehingga untuk mencegah obesitas harus menjaga keseimbangan antara
makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas fisik setiap harinya. Salah satu upaya dalam pencegahan
obesitas adalah dengan melakukan penyuluhan kepada wanita usia subur tentang gizi seimbang dan
aktivitas fisik, penyebab obesitas, bahaya 30 obesitas bagi kesehatan dan pentingnya menjaga berat
badan pada masa prakonsepsi. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut: 1)
Timbang berat badan dan ukur lingkar perut secara teratur 2) Istirahat yang cukup 6-8 jam/hari 3)
Makan makanan yang halal dan baik yang sesuai dengan kondisi tubuh 4) Konsumsi makanan sehat dan
gizi seimbang, konsumsi buah dan sayur 5 porsi per hari. 5) Konsumsi gula, garam dan lemak dengan
pedoman G4 G1 L5. 6) Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki, membersihkan
rumah, dan berolahraga secara BBTT (Baik, Benar, Teratur dan Terukur). 7) Jaga berat badan agar tetap
ideal dan tidak berisiko degan mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisarkan 18-23 kh/m2 . 8)
Tidak merokok dan minum minuman beralkohol 9) Batasi konsumsi makanan cepat saji, gorengan dan
lemak trans (margarin) 10) Biasakan makan dengan model piring T (Kemenkes RI, 2018). 31 8.
Dampak/Komplikasi a. Dampak Metabolik Lingkar pinggang pada ukuran tertentu (pria > 90 cm dan
wanita > 80 cm) berpengaruh pada peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol HDL, serta pada
tekanan darah. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom metabolik. b. Dampak penyakit lain 1) Stroke
Obesitas adalah salah satu faktor yang bisa mengakibatkan stroke karena penimbunan lemak dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah dan lama kelamaan jika tidak ditangani akan
menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak dan menyebabkan stroke (Jeki, 2017: 123). 2) Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih dari 140 mmHg
dan 90 mmHg (normal pada tes ulang). Hipertensi jika diabaikan dan tidak ditangani dengan baik, maka
dapat menyebabkan kerusakan pada organ (Amanda & Martini, 2018). Tekanan darah tinggi atau yang
disebut dengan hipertensi sering kali ditemukan gejala yang bervariasi pada masing-masing individu dan
hampir sama dengan gejala penyakit lainnya adapun menurut Sutrani (2004) dalam buku Hastuti (2019)
gejala 32 hipertensi meliputi sakit kepala, penglihatan kanur, pusing, mudah lelah dan jantung berdebar-
debar ( Hastuti, 2019: 13). Obesitas dapat memicu terjadinya hipertensi, Orang yang kelebihan berat
badan 4,02 kali lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi daripada orang dengan berat badan
normal. Hal ini terjadi karena dengan obesitas sentral lebih banyak lemak menumpuk di daerah perut.
Lemak yang menumpuk di perut menyebabkan penurunan kadar adiponektin dan penyerapan asam
lemak bebas intrasel oleh mitokondria, sehingga mengurangi oksidasi, yang dapat menyebabkan
akumulasi asam lemak bebas di dalam sel. Peningkatan asam lemak bebas ini dapat memicu resistensi
insulin. Kondisi hiperinsulinemia ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan penyerapan
sodium dalam ginjal, yang dapat memicu hipertensi lebih cepat (Amanda & Martini, 2018: 64). 3)
Penyakit jantung koroner Obesitas secara signifikan berhubungan dengan penyakit jantung koroner
karena obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, resistensi glukosa, kadar trigliserida, kolesterol, dan
pembekuan darah. Meningkatnya tekanan darah membuat pembuluh darah lebih cenderung menebal
dan menyempit. Hal ini, ketika terjadi di arteri koroner, menyebabkan penyakit jantung koroner (Djafri,
dkk, 2017: 97). 33 4) Diabetes melitus Obesitas dapat berisiko menyebabkan diabetes melitus sebesar
2,26 kali dibandingkan orang non-obesitas. Obesitas menyebabkan pelepasan asam lemak bebas ke
dalam aliran darah. Hal ini terjadi karena vena porta merupakan satu-satunya pembuluh darah untuk
jaringan adiposa dan berhubungan langsung dengan hati. Mobilisasi lemak terjadi lebih cepat dari
daerah visceral daripada dari lemak subkutan. Peningkatan asam lemak bebas merangsang pelepasan
hormon obesitas seperti leptin, tumor necrosis factor a (TNF-a), interleukin-6 (IL6), resistensi, dan
penurunan adinopektin. Pelepasan hormon adipositokin menyebabkan peningkatan glukoneogenesis,
menghambat reseptor insulin, dan menghambat transportasi glukosa otot, yang dapat menyebabkan
resistensi insulin dan kemudian terjadi diabetes mellitus (Trisnadewi, dkk, 2019: 125). 5) Gangguan
menstruasi dan infertilisasi Infertilitas merupakan masalah yang didapati oleh pasangan suami istri yang
telah menikah minimal satu tahun tanpa kontrasepsi, melakukan hubungan suami istri secara rutin
tetapi belum juga dapat hamil (Fauziah, dkk, 2020: 30). Status gizi berperan dalam emmpengaruhi
pertumbuhan dan fungsi organ reproduksi. Pada wanita dengan wanita usia subur atau wanita
prakonsepsi diperlukan sttus gizi yang baik dengan 34 cara mengkonsumsi makanan seimbang karena
sangat dibutuhkan saat menstruasi, terutama pada fase luteal. Pada fase ini terjadi peningkatan
kebutuhan zat gizi. Gangguan siklus menstruasi salah satunya ditemukan pada wanita yang mengalami
obesitas. hal ini dikaitkan dengan jumlah jaringan lemak tubuh. Jaringan lemak tidak hanya sebagai
tempat penyimpanan lemak, tetapi juga sebagai kelenjar endokrin penghasil hormon dan sel target
untuk berbagai hormon yang salah satunya adalah hormon reproduksi. Perubahan sirkulasi hormon
reproduksi berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh, obesitas pada bagian perut, gangguan fungsi
ovulasi dan hiperandrogisme (Dieny, dkk, 2019: 46). 9. Penatalaksanaan 1. Aktivitas Fisik Meningkatkan
aktifitas fisik minimal 15 sampai 30 menit setiap hari atau minimal 150 menit seminggu seperti jalan kaki
minimal 10.000 langkah sehari, mulai menggunakan tangga dan olahraga bersama keluarga di akhir
pekan. Lakukan secara teratur 3-5 kali perminggu kemudian lakukan penyesuaian setelah beberapa
minggu. Melakukan aktivitas yang bergerak terus menerus dengan gerakan intensitas rendah hingga
sedang sehingga terjadi peningkatan pengeluaran energi dan peningkatan massa otot. Gaya hidup aktif
merupakan penyeimbangan dari asupan energi, sehingga asupan 35 energi dalam tubuh tidak akan
pernah berlebihan jika selalu menjalani kehidupan yang aktif. Aktivitas fisik yang dianjurkan yaitu
aktivitas aerobik sedang dan berat, jenis aktivitas aerobik intensitas sedang contohnya naik sepeda, jalan
cepat, lompat tali, joging, dan main golf. Sedangkan anaerobik intensitas berat contohnya senam
aerobic, lari, lompat tinggi, angkat berat, karate dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu
dengan durasi 15-30 menit setiap hari. Pasien obesitas disarankan untuk memilih jenis aktivitas fisik
yang sesuai dengan kondisi fisik atau kemampuan tubuhnya, atau memilih jenis aktivitas yang disukai
dan membatasi aktivitas, seperti menonton televisi, bermain komputer, game, dan tidur berlebihan
(Kemenkes RI, 2020). Olahraga yang efektif dalam menurunkan berat badan adalah olahraga aerobik
diantaranya senam aerobik. Senam aerobik sangat efektif bagi wanita yang ingin menurunkan berat
badan apabila dilaksanankan secara rutin dan kontinyu. Senam aerobik merupakan aktivitas fisik dengan
intensitas menengah dengan pengeluaran energi 5 hingga 10 kkal per menit. Senam aerobik dapat
memberikan hasil yang diinginkan apabila dilakukan dengan takaran yang cukup intentitas pelatihan
adalah 60-80 % dari denyut nasi maksimal, lama pelatihan 15-25 menit dan frekuensi 3-5 kali perminggu.
Melakukan senam aerobik akan membantu menghindari tubuh menjadi gemuk. Ketika sudah mulai
terbiasa dalam melakukan senam aerobik, dapat 36 meningkatkan durasi dalam senam aerobik yaitu
dalam waktu 30-50 menit yang dapat membakar energi sebesar 100-130 kkal (Dewantari & Ambartana,
2017: 61). 2. Makan dengan menggunakan piring makan yang lebih kecil dengan model T, yaitu jumlah
sayuran dan buah sama dengan jumlah karbohidrat ditambah protein sedangkan jumlah protein sama
dengan jumlah makanan sumber karbohidrat. Gambar 2.2. Piring Makan Model T (Sumber: P2PTM
Kemenkes RI,2018) 3. Penatalaksanaa Nutrisi Penatalaksanaan nutrisi pada obesitas bertujuan untuk
mengurangi lemak tubuh untuk mencapai berat badan yang ideal, mengembangkan kebiasaan makan
yang lebih sehat, mencegah pengeroposan otot selama penurunan berat badan, dan mencapai serta
mempertahankan status gizi yang optimal berdasarkan usia, jenis 37 kelamin dan aktivitas. Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat mengatur diet obesitas adalah sebagai berikut: 1) Untuk menurunkan berat
badan energi diberikan rendah. 1 kg lemak tubuh setara dengan 7.000 kkal, jadi untuk menurunkan
berat badan 0,5 hingga 1 kg/minggu, asupan energi dikurangi sebanyak 500-1.000 kkal/hari dari
kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energi normal didasarkan pada berat badan ideal.
Pengurangan tersebut dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. 2) Protein diberikan tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau sekitar 15-
20% dari kebutuhan energi total. Utamakan mengkonsumsi makanan sumber protein yang rendah
lemak. Seperti putih telur, ayam tanpa kulit, ikan, tahu, tempe, olahan kacang, susu dan keju rendah
lemak. 3) Lemak diberikan sedang, yaitu sekitar 20-25% dari kebutuhan energi total. Cobalah untuk
mendapatkan makanan yang mengandung lemak tak jenuh. 4) Memberikan Karbohidrat yaitu sekitar
55-65% dari kebutuhan energi total. menggunakan lebih banyak karbohidrat kompleks untuk
menciptakan rasa kenyang dan mencegah sembelit. Sebagai alternatif, bisa gunakan gula buatan sebagai
pengganti gula biasa. 38 5) Tingkatkan asupan sumber makanan berserat. Yaitu sayuran yang dimasak
dengan cara dikukus, direbus dan digoreng dengan sedikit minyak. Makanlah 3-5 porsi sayuran sehari. 6)
Memberikan vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan. 7) Direkomendasikan untuk makan utama 3
kali dan snack 2-3 kali. Makan buah sebagai camilan dan hindari buah-buahan berenergi tinggi seperti
durian, alpukat, nangka, sawo, mangga, cempedak, dan srikaya. 8) Cukup cairan yang diberikan yaitu 8-
10 gelas/hari. 9) Batasi konsumsi gula, garam dan minyak. 10) Makan dengan menggunakan piring
makan yang lebih kecil dengan model T, yaitu jumlah sayuran dan buah sama dengan jumlah
karbohidrat ditambah protein sedangkan jumlah protein sama dengan jumlah makanan sumber
karbohidrat (Lestari, 2018: 74). 4. Penatalaksanaan obesitas menurut Rahayu, (2019) 1) Low calorie diet
(diet rendah kalori) Prinsip diet rendah kalori ada dua yaitu: makan dengan dalam porsi yang lebih kecil
atau dibatasi agar tidak terlalu kenyang (kurang lebih seperti yang dikatakan Rasul sekitar 1/3 dari perut
untuk dimakan) dan yang terpenting dalam diet ini adalah mengurangi asupan kalori. Orang dewasa
normal biasanya mengonsumsi 2000 kalori sehari, jadi mulai sekarang perlu 39 mengurangi asupan
kalori sekitar sepertiganya, misalnya dari 2000 menjadi 1.200 kalori sehari. Ini kemungkianan dapat
dicapai secara otomatis dengan memotong porsi makanan. Tetapi mengurangi kalori tidak berarti
mengurangi asupan nutrisi lainnya. Berikut ini adalah contoh daftar menu harian tetapi bisa diganti
dengan menu lain yang masih rendah kalori: Tabel 2.2 Contoh Daftar Menu Harian Waktu Menu makan
Pagi Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan sayur 2 SDM. Siang Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau
tempe, ikan, ayam atau daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2 potong buah. Makanan selingan: buah apel,
semangka, atau buah lainnya yang banyak mengandung serat dan gampang untuk dijangkau Malam Nasi
2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe, sayur 2 SDM dan buah 1 potong. (Sumber: Rahayu, 2019) 2) Puasa
Selain itu, cara mengatasi kelebihan berat badan adalah puasa, baik puasa Ramadhan atau puasa sunnah
lainnya. puasa adalah waktu yang tepat untuk menyadari bahwa seseorang memiliki tubuh yang ideal.
Selama puasa jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang dibandingkan dengan tidak puasa. Diketahui
bahwa selama berpuasa proses detoksinasi (pengeluaran zat beracun) di dalam tubuh lebih lengkap
dibandingkan saat tidak 40 berpuasa. Selama puasa perut kosong selama beberapa jam, usus pada perut
kosong ini dapat mengurangi kemungkinan kontak antara senyawa beracun dengan usus. Menurut
penelituan Rahayu, (2019). dr. Ari Fahrial menyatakan bahwa puasa dapat mencegah dan mengobati
obesitas. Oleh karena itu seseorang yang ingin menjaga berat badan atau mengatasi obesitas yang
dialami disarankan untuk berpuasa karena berpuasa bisa menurunkan berat badan dan menjaga pola
makan tetap teratur. 5. Monitoring dan Evaluasi Untuk mengetahui keberhasilan diet dilakukan
pemantauan dan penilaian berat badan. Pemantauan dilakukan dengan menimbang berat badan
menggunakan timbangan yang sama. Melakukan evaluasi setiap minggu untuk menilai apakah terjadi
penurunan berat badan pada wanita prakonsepsi dengan obesitas seperti yang diharapkan. Penurunan
berat badan yang disarankan adalah 0,5 – 1 kg/minggu sampai kira-kira 10% di atas berat badan ideal.
Tidak dianjurkan untuk menurunkan berat badan secara drastis karena akan mengakibatkan hilangnya
sejumlah besar air, jaringan otot, elektrolit mineral, dan protein yang ditemukan dalam jaringan adiposa
bebas. Hal ini membawa risiko dehidrasi, kelelahan, gangguan daya tahan tubuh dan keseimbangan
elektrolit, serta perubahan pola menstruasi pada wanita (Suryani, dkk, 2018: 79). 41 6. Hubungan
Prakonsepsi Dengan Obesitas Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia di masa depan adalah
status gizi kesehatan ibu dan anak. Hal ini semakin jelas terkait dengan bukti bahwa status gizi dan
kesehatan calon ibu pada masa prakonsepsi, masa hamil dan menyusui merupakan masa kritis. Periode
1000 HPK (hari pertama kehidupan) yang terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada
kehidupan pertama bayi yang lahir, adalah periode yang sulit. Dampak kesehatan gizi yang terus
menerus dialami sejak masa kanak-kanak akan bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki di
kemudian hari. Dampaknya tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental
dan kecerdasannya ( Dieny, dkk, 2019:3). Salah satu masalah gizi yang muncul adalah kelebihan berat
badan atau obesitas, diketahui bahwa pengaruh independen obesitas pada wanita usia subur memiliki
pengaruh penting terhadap kualitas hidup di kemudian hari (intergenerational impact). Wanita gemuk
berada pada peningkatan risiko mengalami gangguan hormon reproduksi terkait ovulasi, yang
menyebabkan penurunan kesuburan, dapat mempengaruhi kehamilan di masa depan seperti risiko
diabetes gestasional dan pre-eklampsia, dan kelahiran bayi makrosomia atau usia yang lebih tua saat
lahir, yang mengarah ke operasi caesar dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi akibat infeksi
(Dieny, dkk, 2019: 248). 42 C. Proses manajemen asuhan kebidanan 1. Pengertian Manajemen Asuhan
Kebidanan Menurut Helen Varney (2007), proses manajemen asuhan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengubah pikiran dan tindakan menjadi urutan logis dan
memberikan perilaku yang diharapkan dalam memberikan asuhan, penemuan, dan keterampilan
berbasis ilmiah dalam langkah logis untuk pengambilan keputusan yang efektif dan berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka kerja yang digunakan bidan untuk menerapkan
metode pemecahan masalah yang sistematis, dimulai dengan pengumpulan data, analisis data,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kebidanan (Surachmindari & yulifah, 2013: 126). 2.
Tujuan Utama Asuhan Kebidanan Tujuan utama asuhan kebidanan adalah untuk menyelamatkan ibu
dan bayi dengan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Pelayanan kebidanan ini berfokus pada::
Pencegahan, promosi, kesehatan holistik yang disampaikan secara kreatif dan fleksibel, dukungan,
perawatan, bimbingan, pemantauan dan pendidikan yang berpusat pada perempuan, bantuan terus
menerus, sesuai keinginan dan tidak berwibawa, dan menghormati pilihan perempuan (Surachmindari &
yulifah, 2013: 126). 43 3. Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan Manajemen asuhan kebidanan
terdiri dari 7 langkah yang diawali dari langkah 1 yaitu pengumpulan data dasar sampai langkah 7
evaluasi. Adapaun tahapan 7 langkah asuhan kebidanan yaitu: a. Langkah I: Identifikasi Data Dasar Pada
langkah ini dilakukan evaluasi dan pendataan atau semua informasi yang berlaku dan lengkap dari
semua sumber yang berhubungan dengan kondisi klien untuk mendapatkan data melalui anamnesis
berupa tanya jawab dengan pasien, meliputi riwayat menstruasi, riwayat kelahiran, riwayat ginekologi,
riwayat keluarga berencana, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, psikologi,
pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, dan data laboratorium (Patimah, dkk, 2016). Untuk mendapatkan
data subjektif dilakukan dengan anamnesa yaitu tanya jawab dengan klien atau mengumpulkan data
lengkap dari klien meliputi indentitas, riwayat haid, riwayat obsetrik, riwayat ginekologi, riwayat
keluarga berencana, Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, psikologi, kesiapan
klien untuk memiliki keturunan dan jumlah anak yang diinginkan, pengetahuan tentang KB dan
hubungan seksual (Patimah, dkk, 2016). Pada anamnesa Prakonsepsi dengan obesitas ditemukan berat
badan berlebih, kebiasaan makan yang tidak teratur, asupan nutrisi yang berlebihan dan kurangnya
aktivitas fisik. 44 Data objektif didapatkan melalui hasil pemeriksaan terhadap klien yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan meliputi pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan meliputi (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium) (Patimah, dkk, 2016). Pada kasus prakonsepsi
dengan obesitas akan didapatkan hasil pemeriksaan dengan berat badan berlebih, IMT ≥ 25 atau berat
badan tidak sesuai dengan tinggi badan. b. Langkah II: Interpretasi Diagnosa Aktual Pada langkah ini,
diagnosis atau masalah diidentifikasi berdasarkan intervensi yang benar pada data yang dikumpulkan.
Data dasar yang dikumpulkan diinterpretasikan untuk merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Masalah biasanya berkaitan dengan pengalaman ibu yang diidentifikasi oleh bidan setelah hasil
pemeriksaan. Masalah juga sering menyertai diagnosis (Patimah, dkk, 2016) Diagnosis pada ibu
prakonsepsi dengan Obesitas dapat ditetapkan berdasarkan data objektif pengukuran berat dan tinggi
badan kemudian menghitung IMT dan hasil IMT ≥ 25 (Sumber: P2PTM Kemenkes RI: 2018). Kemudian
menggunakan Rasio Lingkar Pinggang dan pinggul (RLPP) untuk menentukan jenis obesitas dan
dikatakan obesitas tipe apel jika RLPP >0,85 pada perempuan 45 sebaliknya jika ˂0,85 disebut obesitas
yipe pear (Susetyowati, 2019: 96-97). Kemudian dari pemeriksaan inspeksi didapatkan pipi tembem,
leher pendek, badan terlihat gemuk, perut tampak membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat
atau gemuk pada daerah panggul. c. Langkah III: Diagnosis/Masalah Potensial Pada langkah ini dilakukan
identifikasi masalah atau kemungkinan diagnosa lain berdasarkan diagnosa/masalah yang telah
diidentifikasi. Langkah ini memerlukan antisipasi, jika pencegahan dengan observasi klien dimungkinkan,
bidan diharapkan siap ketika potensi diagnosis/masalah ini muncul (Patimah, dkk, 2016). Masalah
potensial/ masalah yang harus diantisipasi yang bisa timbul pada kasus ibu prakonsepsi dengan obesitas
yaitu terjadinya gangguan menstruasi, infertilisasi, diabetes , hipertensi, penyakit jantung koroner dan
stroke. Wanita obesitas berada pada peningkatan risiko mengalami gangguan hormon reproduksi terkait
ovulasi, yang menyebabkan penurunan kesuburan, dapat mempengaruhi kehamilan di masa depan
seperti risiko diabetes gestasional dan pre-eklampsia, dan kelahiran bayi makrosomia atau usia yang
lebih tua saat lahir, yang mengarah ke operasi caesar dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi
akibat infeksi. 46 d. Langkah IV: Mengidentifikasi Perlunya Tindakan Segera atau Kolaborasi Pada tahap
ini, bidan akan mengidentifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien atau pasien. Dalam bertindak bidan harus memperhatikan
prioritas masalah/kebutuhan klien. Setelah bidan merumuskan tindakan untuk mengantisipasi diagnosa
atau potensi masalah, pada langkah sebelumnya bidan juga merumuskan tindakan segera atau darurat
untuk segera ditangani dan menentukan tindakan segera yang dapat dilakukan secara mandiri,
kolaboratif atau bersifat rujukan (Patimah, dkk, 2016). Pada wanita prakonsepsi dengan obesitas tidak
dibutuhkan tindakan emergency, yang dibutuhkan hanya menurunkan berat badan atau IMT dalam
batas normal atau paling tidak terjadi penurunan berat badan selama melakukan asuhan yaitu minimal
½-1 Kg/minggu dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet, wanita obesitas
yang disertai dengan penyakit serius seperti diabetes, hipertensi dan jantung. Dibutuhkan penanganan
serta kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti beberapa Ahli Gizi. e. Langkah V:
Intervensi atau Rencana Asuhan Pada langkah ini dilaksanakan rencana pelayanan yang komprehensif
yang telah ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. 47 Langkah ini merupakan kelanjutan dari
pengelolaan masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah sebelumnya.
Rencana asuhan yang komprehensif tidak hanya mencakup apa yang telah diidentifikasi oleh kondisi
klien atau masalah terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien yang
diperkirakan bisa saja terjadi nantinya, bagaimana memberikan konseling dan apakah klien perlu dirujuk
jika ada masalah yang tidak dapat ditangani. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh bidan dan klien
agar dapat dilaksanakan secara efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua
keputusan yang dikembangkan dalam asuhan komprehensif ini harus rasional dan benar-benar valid
atas dasar yang relevan dan diakui kebenarannya dan sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien (Patimah, dkk, 2016). Tindakan yang akan dilakukan pada wanita prakonsepsi yang
didiagnosa obesitas yaitu memberikan asuhan meliputi: 1. Meningkatkan aktifitas fisik minimal 15
sampai 30 menit setiap hari atau minimal 150 menit seminggu seperti jalan kaki minimal 10.000 langkah
sehari, mulai menggunakan tangga dan olahraga bersama keluarga di akhir pekan. Lakukan secara
teratur 3-5 kali perminggu kemudian lakukan penyesuaian setelah beberapa minggu. Melakukan
aktivitas yang bergerak terus menerus dengan 48 gerakan intensitas rendah hingga sedang sehingga
terjadi peningkatan pengeluaran energi dan peningkatan massa otot. Gaya hidup aktif adalah
keseimbangan asupan energi, sehingga asupan energi dalam tubuh tidak akan pernah berlebihan jika
selalu menjalani kehidupan yang aktif. Aktivitas fisik yang dianjurkan yaitu aktivitas aerobik sedang dan
berat, jenis aktivitas aerobik intensitas sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat,
dan main golf. Sedangkan anaerobik intensitas berat contohnya senam aerobic, karate, lompat tinggi,
lari, angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap
hari. Pasien obesitas disarankan untuk memilih jenis aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi fisik atau
kemampuan tubuhnya, atau memilih jenis aktivitas yang disukai dan membatasi aktivitas, seperti
menonton televisi, bermain komputer, game, dan tidur berlebihan (Kemenkes RI, 2020). 2.
Penatalaksanaan Nutrisi Penatalaksanaan nutrisi pada obesitas bertujuan untuk mengurangi lemak
tubuh untuk mencapai berat badan yang ideal, mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat,
mencegah pengeroposan otot selama penurunan berat badan, dan mencapai serta mempertahankan
status gizi yang optimal berdasarkan usia, jenis 49 kelamin dan aktivitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan
saat mengatur diet obesitas adalah sebagai berikut: 1) Energi diberikan rendah untuk menurunkan berat
badan. Pengurangan tersebut dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan,
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 1 kg lemak tubuh setara dengan 7.000 kkal, jadi untuk
menurunkan berat badan 0,5 hingga 1 kg/minggu, asupan energi dikurangi sebanyak 500-1.000 kkal/hari
dari kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energi normal didasarkan pada berat badan ideal. 2)
Protein diberikan tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari kebutuhan energi total. Utamakan
konsumsi bahan makanan sumber protein rendah lemak. Seperti ikan, putih telur, ayam tanpa kulit, susu
dan keju rendah lemak, tempe, tahu, dan olahan kacang. 3) Lemak diberikan sedang, yaitu sekitar 20-
25% dari kebutuhan energi total. Cobalah untuk mendapatkan lemak dari makanan tinggi lemak tak
jenuh. 4) Karbohidrat diberikan rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total. Gunakan lebih banyak
karbohidrat kompleks untuk menciptakan rasa kenyang dan mencegah sembelit. Sebagai alternatif, bisa
menggunakan gula buatan sebagai pengganti gula biasa. 50 5) Tingkatkan asupan sumber makanan
berserat. Yaitu sayuran yang diolah dengan cara direbus, dikukus atau digoreng dengan sedikit minyak.
Makanlah 3-5 porsi sayuran sehari. 6) Pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup sesuai
kebutuhan 7) Direkomendasikan untuk tiga kali makan utama dan 2-3 kali snack. Makan buah sebagai
camilan dan hindari buah-buahan berenergi tinggi seperti durian, alpukat, nangka, sawo, mangga,
cempedak, dan srikaya. 8) Cukup cairan yang diberikan yaitu 8-10 gelas/hari. 9) Batasi konsumsi gula,
garam dan minyak. 10) Hindari makanan tinggi lemak seperti gorengan, daging berlemak seperti sosis,
krim, margarin, mentega, keju, susu, es krim, kulit hewani, makanan cepat saji dan kue-kue manis
(seperti kue tar), makanan dengan kandungan Kolesterol tinggi seperti jeroan, otak dan kuning telur
dihindari. (Lestari, 2018:74) 11) Makan dengan menggunakan piring makan yang lebih kecil dengan
model T, yaitu jumlah sayuran dan buah sama dengan jumlah karbohidrat ditambah protein sedangkan
jumlah protein sama dengan jumlah makanan sumber karbohidrat. Berikut ini adalah contoh daftar
menu harian namun bisa diganti dengan menu lain yang masih rendah kalori: 51 Waktu Menu makan
Pagi Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan sayur 2 SDM. Siang Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau
tempe, ikan, ayam atau daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2 potong buah. Makanan selingan: buah apel,
semangka, pir atau buah lainnya yang banyak mengandung serat dan gampang untuk dijangkau Malam
Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe, sayur 2 SDM dan buah 1 potong. 3) Puasa Selain itu, cara
mengatasi obesitas adalah puasa baik puasa Ramadhan atau puasa sunnah lainnya. Selama puasa
jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang dibandingkan dengan tidak puasa. Selain itu, puasa adalah
waktu yang tepat untuk menyadari bahwa Anda memiliki tubuh yang ideal. Diketahui bahwa selama
berpuasa proses detoksifikasi (pengeluaran zat beracun) di dalam tubuh lebih lengkap dan sempurna
dibandingkan saat tidak berpuasa. Selama puasa, perut kosong selama beberapa jam, usus pada perut
kosong ini dapat mengurangi kemungkinan kontak antara senyawa beracun dengan usus. 3. Monitoring
dan Evaluasi Untuk mengetahui keberhasilan diet dilakukan pemantauan dan penilaian berat badan.
Pemantauan dilakukan dengan menimbang berat badan menggunakan timbangan yang sama. 52
Melakukan evaluasi setiap minggu untuk menilai apakah terjadi penurunan berat badan pada wanita
prakonsepsi seperti yang diharapkan. Penurunan berat badan yang disarankan adalah 0,5-1 kg/minggu
sampai kira-kira 10% di atas berat badan ideal. f. Langkah VI: Implementasi atau Pelaksanaan Asuhan
Pada tahap ini rencana asuhan secara keseluruhan, seperti yang dijelaskan pada langkah lima, dilakukan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Patimah, dkk, 2016). Pada
langkah ini bidan melakukan semua sencana asuhan kepada wanita prakonsepsi dengan obesitas yang
telah diuraikan pada langkah lima yaitu modifikasi gaya hidup meliputi meningkatkan aktivitas fisik dari
biasanya minimal 30 menit dalam sehari dan dilakukan 3-5 kali dalam seminggu serta dilakukan secara
bertahap. Selanjutnya membatasi makanan yang dapat membahayakan kesehatan, membatasi tidur
yang berlebihan, meningkatkan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan protein. Pasien
juga dianjurkan untuk makan menggunakan piring yang lebih kecil dan piring dengan model T untuk
menyeimbangkan antara asupan karbohidrat, protein, buah dan sayur yang masuk kedalam tubuh,
melakukan puasa wajib maupun sunnah serta mengevaluasi 53 perubahan berat badan setiap minggu
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam memberi asuhan. g. Langkah VII: Evaluasi Pada tahap ini
dilakukan penilaian efektivitas asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan asuhan jika
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.
Rencana tersebut dapat dikatakan efektif jika benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-
langkah proses manajemen umumnya penilaian yang memperjelas proses berpikir yang mempengaruhi
tindakan dan berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen berlangsung dalam situasi klinis,
dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik. Dari asuhan yang telah dilaksananakan
diharapkan asuhan ibu prakonsepsi dengan obesitas dapat sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu
berat dadan ibu dapat berkurang atau hasil IMT mencapai batas normal dan kedepannya dapat
menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari serta dapat mengurangi berbagai komplikasi
akibat obesitas selama perencanaan kehamilan. Berdasarkan monitoring dan evaluasi maka kunjungan
dilakukan setiap sekali dalam sepekan dengan jumlah keseluruhan kunjungan yaitu sebanyak 8 kali
selama penelitian atau selama 2 bulan dengan target yang ingin dicapai yaitu penurunan berat badan
minimal 54 ½ sampai 1 kg perminggunya tergantung berat badan klien yang akan diteliti dan dilakukan
hingga terjadi penurunan berat badan atau penurunan IMT. 4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
SOAP Pendokumentasian SOAP adalah metode pendokumentasian yang sederhana namun berisi semua
elemen dan langkah-langkah yang diperlukan untuk asuhan kebidanan yang jelas dan logis (Andayani,
dkk, 2017). a. S(Subjektif) Data subjektif ini mengacu pada masalah dari sudut pandang pelanggan.
Ekspresi keprihatinan dan keluhan klien dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
merujuk langsung ke diagnosis. Data diagnostik ini nantinya akan memperkuat diagnosis yang akan
disusun. b. O(Objektif) Data objektif adalah dokumentasi pengamatan jujur, hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil pemeriksaan laboratorium, rekam medis, dan keterangan dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data obyektif ini sebagai data pendukung. Data ini akan memberikan bukti gejala
klinis klien dan fakta terkait diagnosis. c. A(Assesment) Assesment merupakan pendokumentasian dari
hasil analisis dan interpretasi atau kesimpulan dari data objektif dan subjektif. 55 1) Diagnosa masalah 2)
Mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial 3) Perlunya Tindakan Segera Atau Kolaborasi d. P (Planning)
Planning/perencanaan atau penatalaksanaan adalah pendokumentasian tindakan dan evaluasi
perencanaan berdasarkan evaluasi. Tujuan manajemen adalah untuk mencoba mencapai kondisi
optimal pasien dan mempertahankan kesejahteraannya. SOAP ini dilakukan pada asuhan tahap
berikutnya, atau pada eveluasi hari berikutnya, yang dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah
untuk asuhan yang lebih efektif, kunjungan dilakukan sampai asuhan selesai atau sampai masalah dapat
teratasi. 56 BAB III TINJAUAN KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M”
DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS TANGGAL 24 AGUSTUS 2021 S/D 12 OKTOBER
TAHUN 2021 No. Register : xxx Tanggal Masuk : 24 Agustus 2021 Pukul : 08.55 WITA Tanggal
Pengkajian : 24 Agustus 2021 Pukul : 08.55 WITA Nama Pengkaji : Rini Raudatul ilma LANGKAH I:
IDENTIFIKASI DATA DASAR A. Identitas klien Nama : Ny “M” / Tn “F” Umur : 26 Tahun / 28 Tahun
Nikah/lamanya : 1 x / ± 1 Tahun Suku : Makassar / Makassar Agama : Islam / Islam Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : Honorer / Wiraswasta Alamat : Jln. Tamangapa Raya B. Riwayat keluhan 1. Keluhan utama:
ibu datang untuk memeriksakan diri ke Puskesmas Antang Perumnas dengan keluhan berat badannya
terus meningkat dan ibu merasa cemas dengan keadaannya. 57 2. Riwayat keluhan utama Ibu
mengalami kelebihan berat badan 3 tahun sebelum menikah dan semakin meningkat setelah menikah C.
Riwayat mentruasi 1) Menarche : 14 tahun 2) Siklus : 28-30 hari 3) Durasi : 5-7 hari 4) Disminoehea :
Pada hari pertama menstruasi 5) Haid terakhir tanggal 07 Agustus 2021 D. Riwayat keluarga berencana
Ibu tidak pernah menjadi Akseptor KB apapun. E. Riwayat Kehamilan Ibu belum pernah mengalami
kehamilan ataupun keguguran F. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu tidak memiliki riwayat penyakit serius
seperti hipertensi, asma, jantung, DM, dan penyakit lainnya. G. Riwayat kesehatan dan penyakit
keluarga 1) Ibu tidak memiliki riwayat obesitas dalam keluarga 2) Ibu tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan dalam keluarga seperti hipertensi, asma, DM, jantung dan penyakit menular lainnya. H.
Riwaayat sosial budaya, psikologi dan spiritual 1) Ibu tinggal bersama suami 2) Ibu belum memiliki anak
dan berencana memiliki anak 58 3) Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami 4) Ibu merasa
cemas dengan keadaannya 5) Ibu dan suami menjalankan sholat 5 waktu 6) Ibu selalu berdoa untuk
kebaikan dan kesehatan dirinya I. Pola kebiasaan sehari-hari 1. Nutrisi a. Ibu mengatakan makan 3x/hari,
b. Minum 4-5 gelas/hari, c. Pola makan komposisi nasi, sayur dan lauk. d. Ibu mempunyai kebiasaan
makan dengan porsi banyak dan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat,
makanan yang mengandung lemak dan makanan cepat saji serta jarang mengkonsumsi buah-buahan. 2.
Eliminasi a. BAB 1-2 × sehari b. BAK 3-4 × sehari c. Tidak ada keluhan apapun saat BAB dan BAK 3.
Istirahat/tidur a. Tidur siang ± 1 jam sehari b. Tidur malam 6- 8 jam sehari 59 4. Aktivitas Ibu melakukan
kegiatan seperti bekerja kantor 6 jam sehari senin-jumat dan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,
menyapu, mengepel, masak dll. Ibu jarang melakukan olahraga. 5. Aktivitas seksual Ibu mengatakan
melakukan hubungan seksual dengan suami kurang lebih 2-3x seminggu. 6. Personal hygiene a. Mandi
2x sehari b. Menggosok gigi 2x sehari c. Mencuci rambut 2x sehari d. Mengganti baju setiap kali mandi
atau kotor. e. Ibu rajin mencuci tangan dengan 6 langkah. 7. Perilaku kesehatan Ibu tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan penurun berat badan, tidak pernah merokok dan minum minuman
beralkohol. J. Pemeriksaan fisik umum 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. TB :
160 cm 4. BB sebelum menikah: 70 Kg 5. BB sekarang : 80 Kg 6. Lila : 31 cm 60 7. Lingkar panggul : 110
cm 8. Lingkar perut : 108 cm 9. IMT : 31,25 Kg/m2 10. Pemeriksaan tanda-tanda vital a. Tekanan darah :
120/80 mmHg b. Pernafasan : 22x/menit c. Nadi : 84x/menit d. Suhu : 36,8⁰C 11. Pemeriksaan fisik
terfokus a. Wajah : tampak pipi tembam, tidak ada cloasma, tidak ada oedema dan nyeri tekan. b. Mata :
simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera putih. c. Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada
sariawan, gigi tidak tanggal dan tidak ada caries gigi. d. Leher : tampak leher pendek, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis. e. Payudara : simetris kiri dan kanan, puting susu
menonjol, tidak ada benjolan dan nyeri tekan. f. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut
membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak ada bekas operasi. g. Ekstrimitas :
simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks 61 patella kanan dan kiri (+). 12. Pemeriksaan
penunjang a. GDS : 115 mg/dl LANGKAH II: IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL Diangnosa
Aktual : Ny “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat II 1. Prakonsepsi Data Subjektif: a. Ibu
menikah ±1 tahun b. Ibu berusia 26 tahun c. Ibu belum pernah mengalami kehamilan ataupun
keguguran dan berencana untuk hamil Data Objektif: Ibu siap untuk memiliki keturunan Analisis dan
Interpretasi Data Masa prakonsepsi merupakan waktu sebelum terjadi kehamilan atau waktu sebelum
bertemunya sel telur (ovum) dengan sprerma atau yang disebut dengan fertilitas. Wanita prakonsepsi
diasumsikan sebagai wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu baik yang belum menikah ataupun
yang sudah menikah. Periode prakonsepsi berlangsung tiga sampai 1 tahun sebelum terjadi pembuahan.
2. Obesita sentral tingkat II Data Subjektif : Ibu mengatakan berat badannya terus meningkat 62 Data
Objetif : 1. Pada pemeriksaan antropometri diapatkan a. BB : 80 Kg b. TB : 160 Cm c. Lingkar perut : 108
Cm d. Lingkar panggul : 110 Cm 2. Hasil penghitungan IMT yaitu 31,25 Kg/m2 3. RLPP yang diapatkan
dari hasil pengukuran lingkar panggul dan lingkar pinggang >0,85 yaitu 0,97. Analisis dan Interpretasi
Data Diagnosa obesitas dapat diketahui dengan menggunaan IMT dan Rasio lingkar panggul dan
pinggang (RLPP). Seseorang dikatakan obesitas jika IMT yang didapatkan >25, dari hasil (BB/TB( ))
diapatkan IMT 31,25 yang artinya orang tersebut mengalami obesitas tingkat II (Kemenkes RI: 2018).
Sedangkan untuk menentukan jenis obesitas yang dilami maka dihitung menggunakan RLPP. RLPP yang
didapatkan dari hasil pengukuran lingkar panggul dan pinggang yaitu 0,97 berarati berkaitan dengan
obesitas sentral (apple-shape obesity) (Susetyowati,2019). LANGKAH III: DIANGNOSA/MASALAH
POTENSIAL Tidak ada data yang menunjang 63 LANGKAH IV: MENGIDENTIFIKASI PERLUNYA TINDAKAN
SEGERA ATAU KOLABORASI Pada wanita prakonsepsi dengan obesitas tidak dibutuhkan tindakan
emergency, yang dibutuhkan hanya menurunkan berat badan atau IMT dalam batas normal atau paling
tidak terjadi penurunan berat badan selama melakukan asuhan yaitu minimal 0,5-1 Kg/minggu dengan
melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet, wanita obesitas yang disertai dengan
penyakit serius seperti diabetes, hipertensi dan jantung. Dibutuhkan penanganan serta kolaborasi
dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti beberapa Ahli Gizi. Pada kasus obesitas dibutuhkan
penurunan berat badan maka dilakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet kalori, menu
makanan seharihari dan pola aktivitas. LANGKAH V: INTERVENSI ATAU RENCANA ASUHAN Hari/Tanggal :
Selasa, 24 Agustus 2021 Pukul : 09.00 WITA 1. Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya rencana asuhan
atau tindakan kepada ibu yaitu agar terjadi perubahan pola makan dan pola aktivitas serta terjadi IMT
selama dilakukan asuhan. 2. Kriteria : a. Ibu dan keluarga setuju tentang rencana asuhan b. Keadaan
umum baik c. Tanda-tanda vital dalam batas normal d. Terjadi penurunan berat badan 64 e. Tidak terjadi
komplikasi yang disebabkan oleh obesitas 3. Intervensi a. Sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
jelaskan hal-hal yang dianggap perlu. Rasional :penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan
kepada ibu sangat penting agar ibu dapat mengetahui keadaannya dan agar ibu merasa tenang. b.
Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan pentingnya menjaga berat badan pada
masa prakonsepsi. Rasional :agar ibu lebih paham mengenai asuhan yang akan dilakukan dan dengan
ibu mengetahui tentang obesitas maka ibu dapat mengerti tentang kondisinya dan berusaha untuk
mengatasi obesitas yang dialaminya. c. Jelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat
obesitas Rasional : agar ibu merasa tenang d. Jelaskan kepada ibu tentang infertilias yaitu kondisi
dimana perempuan tidak mengalami kehamilan walaupun melakukan hubungan seksual secara rutin 2-3
kali seminggu dalam waktu kurang lebih 1 tahun dan salah satu penyebab infertilitas yaitu karena
kelebihan berat badan atau obesitas. Rasional :agar ibu mengerti penyebab dari infertilitas yang
dialaminya 65 e. Beritahu ibu tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur (ovarium) melepaskan
sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur dan cara mengenali masa subur: 1) Perubahan
suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu
basal tubuh diukur saat baru bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun dan meningkat
saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern. 2) Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap
dialami oleh wanita yang sedang dalam masa ovulasi. 3) Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan
serviks akan lebih lengket dan berwrna bening menyerupai putih telur dan jumlahnya lebih bayak dari
biasanya. Perubahan ini menudahkan sperma untuk menuju rahim. 4) Cara memprediksi masa subur
dengan melihat catatan menstruasi jika menstruasi normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan
mengalami ovulasi sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya dan menggunakan alat prediksi
kesuburan. Rasional :dengan mengetahui masa subur ibu dapat mendeteksi masalah terkait reproduksi
dan tingkat keberhasil untuk hamil pada masa subur lebih tinggi dari pada tidak mengetahui masa subur
66 f. Berikan dukungan psiologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga dalam
menjalani perawatan klien Rasional :dukungan psiologis dan keterlibatan suami dan keluarga
merupakan psikoterasi dalam perawatan lien sehingga dapat memberikan semangat dan membantu
dalam proses penurunan berat badan. Disamping itu ibu lebih optimis dan semangat dalam menurunan
berat badan dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. g. Berikan health education pada ibu
tentang : 1) Istirahat yang cukup Rasional :istirahat yang cukup dibutuhkan dalam membantu penurunan
berat badan 2) Diet rendah Kalori Rasional :ibu dengan obesitas perlu memotong kalori dari jumlah
kalori biasanya namun memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain. Ibu obesitas
dianjuran untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, protein rendah lemak,
mengkonsumsi buah dan mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, gula,
garam, lemak dan makanan cepat saji serta makan dengan menggunaan piring lebih kecil dengan model
piring T. 67 3) Personal hygiene Rasional :menjaga personal hygiene sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi pada klien dan dapat memberikan rasa nyaman pada ibu. 4) Pola Aktivitas
Rasional :pada ibu obesitas dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas untuk menyeimbangkan antara
energy yang masuk dan energy yang keluar . h. Berikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai
contoh makanan diet kalori Waktu Menu makan Pagi Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan sayur
2 SDM. Siang Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau tempe, ikan, ayam atau daging 1 potong, sayur 2 SDM dan
2 potong buah. Makanan selingan: buah apel, semangka, atau buah lainnya yang banyak mengandung
serat dan gampang untuk dijangkau Malam Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe, sayur 2 SDM dan
buah 1 potong. Rasional :Agar ibu mengetahui contoh daftar menu makan seharihari untuk diet kalori i.
Anjurkan ibu untuk melakukan puasa sunnah Rasional :ketika puasa jumlah makanan yang dimakan
berkurang dibandingkan tidak puasa. dietahui bahwa saat puasa proses 68 detosinasi (pembuangan zat
beracun) di dalam tubuh lebih total dan sempurna daripada tidak puasa. j. Anjurkan ibu untuk selalu
mengontrol berat badan setiap minggu Rasional :agar ibu dapat mengetahui penurunan berat badan
setiap minggu yaitu 0,5 - 1 kg dan lebih semangat untuk menurunan berat badan k. Berikan Klien Log
Book daily Activity untuk diisi Rasional :untuk memantau aktivitas dan pola makan ibu setiap harinya l.
Anjurkan ibu untuk membaca surah-surah Al-Qur‟an terkait doa untuk meminta keturunan.
Rasional :ibu dianjuran untuk membaca doa-doa terkait meminta keturunan agar ibu merasa tenang.
LANGAH VI: IMPLEMENTASI ATAU PELAKSANAAN ASUHAN Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021
Pukul : 09.05 WITA 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum ibu baik dan
tanda-tanda vital dalam batas normal serta ibu mengalami obesitas sentral tingkat II. Hasil : Ibu
mengerti dan merasa tenang 2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan
pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi. Obesitas adalah kondisi dimana terjadi
penimbunana lemak yang berlebih hingga berat badan seseorang melebihi batas normal dan dapat 69
merugikan kesehatan. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi
yang dikeluarkan, yang mengarah pada peningkatan rasio lemak terhadap jaringan tanpa lemak yang
terlokalisasi atau merata ke seluruh tubuh. Status gizi pada masa prakonsepsi merupakan hal utama
yang harus diperhatika karena status gizi pada masa ini merupakan penentu kualitas kehidupan
selanjutnya. Salah satu masalah gizi yang muncul adalah obesitas, diketahui bahwa obesitas pada wanita
usia subur memiliki pengaruh penting terhadap kualitas hidup di kemudian hari. Wanita obesitas
memiliki risiko mengalami gangguan hormon reproduksi terkait ovulasi atau penurunan kesuburan. Hasil
:ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan sebelumnya dengan mencoba menjelaskan secara
singkat. 3. Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat obesitas yaitu
terjadinya gangguan menstruasi/infertilitas, hipertensi, diabetes, penyakit jantung koroner dan stroke.
Hasil : ibu mengerti 4. Menjelaskan kepada ibu tentang infertilias yaitu kondisi dimana perempuan tidak
mengalami kehamilan walaupun melakukan hubungan seksual secara rutin dalam waktu kurang lebih 1
tahun dan salah satu penyebab infertilitas yaitu karena kelebihan berat atau obesitas. Hasil : ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan 70 5. Memberitahu ibu tentang masa subur yaitu masa
ketika indung telur (ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur dan
cara mengenali masa subur: a. Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau
suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur saat baru bangun, saat mendekati masa
subuh suhu tubuh menurun dan meningkat saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern. b.
Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita yang sedang dalam masa ovulasi. c.
Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih lengket dan berwrna bening menyerupai
putih telur dan jumlahnya lebih bayak dari biasanya. Perubahan ini menudahkan sperma untuk menuju
rahim. d. Cara memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi jika menstruasi normal dan
teratur atau setiap 28 hari maka akan mengalami ovulasi sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya
dan menggunakan alat prediksi kesuburan. Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan 6.
Memberikan dukungan psiologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga dalam
menjalani perawatan klien Hasil : ibu dan keluarga merasa tenang 7. Memberikan health education pada
ibu tentang : a. Istirahat yang cukup 71 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 2
jam dan pada malam hari 6-8 jam. b. Diet rendah Kalori Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah
kalori yaitu memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari namun, memotong
kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali
makan selingan dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari, meningkatkan
konsumsi makanan yang mengandung serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi
protein sebanyak 15- 20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu
kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total
seperti nasi, umbiumbian, gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 %
dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh.
Batasi konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model piring T. c.
Personal hygiene Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap kali lembab,
rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan memakai masker saat keluar rumah. 72 d. Pola Aktivitas
Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati biasanya. Ibu disarankan untuk memilih
aktivitas seperti aktivits sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main golf.
Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat
dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari. Mambatasi
aktifitas seperti tidur berlebihan. 8. Memberikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai contoh
makanan diet kalori Waktu Menu makan Pagi Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan sayur 2
SDM. Siang Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau tempe, ikan, ayam atau daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2
potong buah. Makanan selingan: buah apel, semangka, pir atau buah lainnya yang banyak mengandung
serat dan gampang untuk dijangkau Malam Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe, sayur 2 SDM dan
buah 1 potong. Hasil :ibu mengerti 9. Menganjurkan ibu untuk melakukan puasa sunnah Hasil : ibu
bersedia melakukannya secara bertahap. 10. Menganjurkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan
setiap minggu Hasil : Ibu bersedia 73 11. Memberikan Klien Log Book daily Activity untuk memantau
aktivitas dan pola makan klien Hasil : Klien menerima dan bersedia melakukannya 12. Menganjurkan ibu
untuk membaca surah-surah Al-Qur‟an terkait doa untuk meminta keturunan yaitu: Q.S
Asy-Syura/42:49-50             
             
                     
          Terjemahnya: 49. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan
bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa
yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki, 50. Atau dia
menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia
menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.
LANGLAH VII: EVALUASI Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021 Pukul : 09.15 Wita 1. Keadaan ibu
dengan obesitas belum teratasi dan ibu mengalami infertilitas primer 74 a. BB : 80 Kg b. TB : 160 cm c.
IMT : 31,25 Kg/m2 d. Ibu menikah kurang lebih 1 tahun dan belum pernah memiliki anak. 2. Keadaan ibu
baik ditandai dengan tanda-tanda Vital dalam batas normal: a. Tekanan darah : 120/80 mmHg b.
Pernafasan : 22 x/i c. Nadi : 84 x/i d. Suhu : 36,8⁰C 3. Ibu mengerti dengan semua penjelasan yang telah
diberikan dan ibu bersedia mengikuti anjuran yang telah disarankan 4. Ibu merasa tenang dan
senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa 5. Tidak terjadi hipertensi, diabetes melitus dan
gangguan menstruasi ditandai dengan: a. Tekanan darah : 120/80 mmHg b. GDS : 115 mg/dl c. Ibu
mengatakan siklus haid teratur yaitu 28-30 hari, haid biasanya dialami 5-7 hari dan mengalami
disminorhea pada hari pertama haid haid tetapi masih bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. 75
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS DI
PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS TANGGAL 24 AGUSTUS 2021 No. Register : xxx Tanggal masuk : 24
Agustus 2021 Pukul : 08.55 WITA Tanggal pengkajian : 24 Agustus 2021 Pukul : 08.55 WITA Nama
pengkaji : Rini Raudatul ilma Identitas istri/suami Nama : Ny “M” / Tn “F” Umur : 26 Tahun / 28 Tahun
Nikah/lamanya : 1 x / ± 1 Tahun Suku : Makassar / Makassar Agama : Islam / Islam Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : Honorer / Wiraswasta Alamat : Jln. Tamangapa Raya A. Data Subjektif (S) 1. Ibu mengeluh
berat badannya terus meningkat 2. Ibu mengalami kelebihan berat badan 3 sebelum menikah dan
semakin meningkat setelah menikah 3. Ibu makan dengan porsi yang lebih banyak setiap harinya dan
lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan 76 makanan yang
mengandung lemak serta makanan cepat saji serta jarang mengkonsumsi buah-buahan. 4. Ibu jarang
melakukan olahraga 5. Ibu pernah melakukan diet tapi tidak berhasil dan tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan penurun berat badan 6. Ibu ingin mempunyai keturunan 7. Ibu belum pernah mengalami
kehamilan ataupun geguguran 8. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 07 Agustus 2021 dan siklus haid
teratur yaitu 28-30 hari, haid biasanya dialami 5-7 hari dan mengalami disminorhea pada hari pertama
haid haid tetapi masih bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. 9. Ibu merasa cemas dengan
keadaannya 10. Ibu tidak memiliki riwayat obesitas dan penyakit serius dalam keluarga seperti
hipertensi, asma, jantung, DM, penyakit menurun ataupun penyakit menular. B. Data Objektif (O) 1.
Keadaan umum ibu baik 2. Ibu siap memiliki keturunan 3. Kesadaran komposmentis 4. TB : 160 cm 5. BB
sebelum menikah: 70 Kg 6. BB sekarang : 80 cm 7. IMT : 31,25 Kg/m2 77 8. Lingkar pinggang : 110 Cm 9.
Lingkar perut : 108 Cm 10. Pemeriksaan tanda-tanda vital a. Tekanan darah : 120/80 mmHg b.
Pernafasan : 22x/menit c. Nadi : 84x/menit d. Suhu : 36,8⁰C 11. Pemeriksaan fisik terfokus a. Wajah :
tampak pipi tembam, tidak ada cloasma, tidak ada oedema dan nyeri tekan. b. Mata : simetris kiri dan
kanan, konjungtiva merah muda, sklera putih. c. Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, gigi tidak
tanggal dan tidak ada caries gigi. d. Leher : tampak leher pendek, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
limfe dan vena jugularis. e. Payudara : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak ada benjolan
dan nyeri tekan. f. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat dan tidak ada bekas operasi. g. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices,
refleks patella kanan dan kiri (+). 78 12. Pemeriksaan penunjang a. GDS : 115 mg/dl C. Assesment (A)
Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi dengan Obesitas sentral tingkat II D. Planning (P) Hari/Tanggal :
Selasa, 24 Agustus 2021 Pukul : 09.15 WITA 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
keadaan umum baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal serta ibu mengalami obesitas sentral
tingkat II. Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang 2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
tentang obesitas dan pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi. Obesitas adalah kondisi
dimana terjadi penimbunana lemak yang berlebih hingga berat badan seseorang melebihi batas normal
dan dapat merugikan kesehatan. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk
dan energi yang dikeluarkan, yang mengarah pada peningkatan rasio lemak terhadap jaringan tanpa
lemak yang terlokalisasi atau merata ke seluruh tubuh. Status gizi pada masa prakonsepsi merupakan
hal utama yang harus diperhatika karena status gizi pada masa ini merupakan penentu kualitas
kehidupan selanjutnya. Salah satu masalah gizi yang muncul adalah obesitas, diketahui bahwa obesitas
pada wanita usia subur memiliki pengaruh penting terhadap kualitas hidup di kemudian hari. Wanita 79
obesitas memiliki risiko mengalami gangguan hormon reproduksi terkait ovulasi atau penurunan
kesuburan. Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan sebelumnya dengan mencoba
menjelaskan secara singkat. 3. Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat
obesitas yaitu terjadinya gangguan menstruasi/infertilitas, hipertensi, diabetes, penyakit jantung
koroner dan stroke. Hasil : ibu mengerti 4. Menjelaskan kepada ibu tentang infertilias yaitu kondisi
dimana perempuan tidak mengalami kehamilan walaupun melakukan hubungan seksual secara rutin
dalam waktu kurang lebih 1 tahun dan salah satu penyebab infertilitas yaitu karena kelebihan berat atau
obesitas. Hasil : ibu mengerti 5. Memberitahu ibu tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur
(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur dan cara mengenali
masa subur: a. Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau suhu paling
rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur saat baru bangun, saat mendekati masa subuh suhu
tubuh menurun dan meningkat saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern. b. Peningkatan
libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita yang sedang dalam masa ovulasi. 80 c. Perubahan
cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih lengket dan berwrna bening menyerupai putih telur
dan jumlahnya lebih bayak dari biasanya. Perubahan ini menudahkan sperma untuk menuju rahim. d.
Cara memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi jika menstruasi normal dan teratur
atau setiap 28 hari maka akan mengalami ovulasi sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya dan
menggunakan alat prediksi kesuburan. Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan 6.
Memberikan dukungan psiologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga dalam
menjalani perawatan klien Hasil : ibu dan keluarga merasa tenang 7. Memberikan health education pada
ibu tentang : a. Istirahat yang cukup Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-2
jam dan pada malam hari 6-8 jam. b. Diet rendah Kalori Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah
kalori yaitu memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari namun, memotong
kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali
makan selingan dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari, meningkatkan
konsumsi makanan yang mengandung serat seperti 81 sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi
protein sebanyak 15- 20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu
kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total
seperti nasi, umbiumbian, gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 %
dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh.
Batasi konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model piring T. c.
Personal hygiene Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap kali lembab dan
rajin mencuci tangan dengan 6 langkah. d. Pola Aktivitas Menganjurkan ibu untuk meningkaktkan
aktivitas seperti biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas sedang contohnya
naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan
yaitu senam aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali
seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan. Hasil :ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan seperti
menjaga kepersihan 82 diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga seperi joging,
jalan, senam, dan bersepeda. 8. Memberikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai contoh
makanan diet kalori Waktu Menu Makan Pagi Nasi 2 sendok Makan, tempe atau tahu 1-2 potong dan
sayur 2 sendok Siang Nasi 2 sendok Makan, tempe atau tahu 1 potong, daging atau ikan 1 potong, sayur
2 sendok dan buah 2 potong Makanan selingan: buah apel, semangka, atau buah lainnya yang banyak
mengandung serat dan gampang untuk dijangkau Malam Nasi 2 sendok Makan, tempe atau tahu 1-2
potong, sayur 2 sendok dan buah 1 potong Hasil :ibu mengerti 9. Menganjurkan ibu untuk melakukan
puasa sunnah Hasil : ibu bersedia melakukannya secara bertahap. 10. Menganjurkan ibu untuk selalu
mengontrol berat badan setiap minggu Hasil : Ibu bersedia 11. Memberikan Klien Log Book daily Activity
untuk memantau aktivitas dan pola makan klien Hasil : Klien menerima dan bersedia melakukannya 12.
Menganjurkan ibu untuk membaca surah-surah Al-Qur‟an terkait doa untuk meminta keturunan yaitu:
Q.S Asy-Syura/42:49-50. Hasil : ibu mengerti dan mau membaca surah yang terlah dianjurkan 83
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS DI
RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA TANGGAL 31 AGUSTUS 2021 Tanggal kunjungan : 31 Agustus
2021 Pukul : 11.25 WITA Tanggal pengkajian : 31 Agustus 2021 Pukul : 11.25 WITA Nama pengkaji : Rini
Raudatul ilma A. Data Subjektif (S) 1. Ibu senang dengan penurunan berat badannya 2. Ibu mengatakan
sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T 3. Ibu
mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 3 kali seminggu durasi 15 menit,
berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari, bersepeda dan joging pada hari
minggu durasi 15 menit 4. Ibu merasa lelah dengan aktivitas yang dilakukan karena belum terbiasa B.
Data Objektif (O) 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. TB : 160 cm 4. BB sekarang :
79,5 kg 5. Pemeriksaan tanda-tanda vital a. Tekanan darah : 120/80 mmHg 84 b. Pernafasan : 20 x/menit
c. Nadi : 82 x/menit d. Suhu : 36,9⁰C 6. Pemeriksaan fisik head to toe a. Wajah : wajah bulat, pipi
tembam, tidak ada oedema dan nyeri tekan b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,
sklera putih. c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis. b. Abdomen :
tampak linea nigra, tampak perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak c.
Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks patella kanan dan kiri (+). C. Assesment (A)
Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat II D. Planning (P) Hari/Tanggal :
Selasa, 31 Agustus 2021 Pukul : 11.30 WITA 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
jelaskan hal-hal yang dianggap perlu. Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang 2. Mengingatkan ibu
kembali tentang health education : 85 a. Istirahat yang cukup Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup pada siang hari 1-2 jam dan pada malam hari 6-8 jam. b. Diet rendah Kalori Menganjurkan kepada
ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000
kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk
3x makan utama dan 2 kali makan selingan dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10
gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15- 20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam,
telur, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari
kebutuhan energi total seperti nasi, umbiumbian, gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak
diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari makanan yang
mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan
dengan model piring T. c. Personal hygiene Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian
dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan memakai masker saat keluar rumah.
86 d. Pola Aktivitas Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperti biasanya. Ibu disarankan
untuk memilih aktivitas seperti aktivitas sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat,
dan main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam aerobic, karate, lompat tinggi,
lari, angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap
hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan. Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan diri, pola istirahat, diet
rendah kalori dan ibu memilih olahraga seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda. 3. Mengingatkan
kembali ibu tentang pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi. Hasil :ibu mengerti dan
berusaha mengatasi obesitasnya untuk kesehatan dirinya. 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan puasa
sunnah Hasil : ibu bersedia melakukannya secara bertahap. 5. Mengingatkan ibu untuk selalu
mengontrol berat badan setiap minggu Hasil : Ibu bersedia 6. Mengingatkan ibu untuk mengisi log book
daily activity Hasil : Klien mengerti dan bersedia melakukannya 87 PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA
TANGGAL 07 SEPTEMBER 2021 Tanggal kunjungan : 07 September 2021 Pukul : 11.10 WITA Tanggal
pengkajian : 07 September 2021 Pukul : 11.10 WITA Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma A. Data Subjektif
(S) 1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat
badannya untuk kesehatan dirinya. 2. Ibu mulai terbiasa dengan makanan dan aktivitas yang dianjurkan.
3. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring
T. 4. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 3 kali seminggu durasi 15
menit, bersepeda dan joging selama 15 menit pada hari minggu dan berjalan kaki disekeliling rumah
sebanyak 2000 langkah setiap hari. 5. Ibu sedang haid hari ke 3 dengan darah merah segar dan tidak
mengalami disminorhea. B. Data Objektif (O) 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3.
TB : 160 cm 88 4. BB sekarang : 79 kg 5. Pemeriksaan tanda-tanda vital a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Pernafasan : 18 x/menit c. Nadi : 84 x/menit d. Suhu : 36,6⁰C 6. Pemeriksaan fisik terfokus b. Wajah :
wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan nyeri tekan. c. Mata : simetris kiri dan kanan,
konjungtiva merah muda, sklera putih. d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis. e. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat dan tidak ada bekas operasi. f. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices,
refleks patella kanan dan kiri (+). C. Assesment (A) Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan
Obesitas Sentral Tingkat II D. Planning (P) Hari/Tanggal : Selasa, 07 September 2021 Pukul : 11.15 WITA
89 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap perlu. Hasil : Ibu
mengerti dan merasa tenang 2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education : a. Istirahat yang
cukup Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-2 jam dan pada malam hari 6-8
jam. b. Diet rendah Kalori Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong kalori
dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti memotong
asupan nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan dengan makan
buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15- 20 %
dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll.
Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbiumbian,
gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi
total sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi
makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model piring T. 90 c. Personal hygiene
Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan
dengan 6 langkah dan memakai masker saat keluar rumah. d. Pola Aktivitas Menganjurkan ibu untuk
meningkatkan aktivitas seperati biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas
sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas berat
yang disarankan yaitu senam aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan
frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur
berlebihan. Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang
diberikan seperti menjaga kepersihan diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga
seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda. 3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat
dalam menurunkan berat badan. Hasi : ibu merasa senang 4. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol
berat badan setiap minggu Hasil : Ibu bersedia 5. Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily
activity Hasil : Klien mengerti dan bersedia melakukannya 91 6. Menganjurkan ibu untuk melakukan
dzikir pagi dan petang Hasil : ibu mengerti 92 PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA TANGGAL 14
SEPTEMBER 2021 Tanggal kunjungan : 14 September 2021 Pukul : 10.55 WITA Tanggal pengkajian : 14
September 2021 Pukul : 10.55 WITA Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma A. Data Subjektif (S) 1. Ibu
merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat badannya
untuk kesehatan dirinya. 2. Ibu sudah terbiasa dengan makanan dan aktivitas yang dianjurkan. 3. Ibu
mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T. 4.
Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 4 kali seminggu durasi 15
menit, joging 15 menit dan bersepeda 15 menit pada hari minggu dan berjalan kaki disekeliling rumah
sebanyak 2000 langkah setiap hari. 5. Ibu telah selesai haid sejak tanggal 12 September 2021 B. Data
Objektif (O) 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. TB : 160 cm 4. BB sekarang : 78,3
kg 93 5. Pemeriksaan tanda-tanda vital a. Tekanan darah : 110/80 mmHg b. Pernafasan : 22 x/menit c.
Nadi : 84 x/menit d. Suhu : 36,8⁰C 6. Pemeriksaan fisik terfokus a. Wajah : wajah bulat, pipi tembam,
tidak ada oedema dan nyeri tekan. b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera
putih. c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis. d. Abdomen : tampak
linea nigra, tampak perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak ada bekas
operasi. e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks patella kanan dan kiri (+). C.
Assesment (A) Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat II D. Planning (P)
Hari/Tanggal : Selasa, 14 September 2021 Pukul : 11.00 WITA 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap perlu. 94 Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang 2.
Mengingatkan ibu kembali tentang health education : a. Istirahat yang cukup Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup pada siang hari 1- 2 jam dan pada malam hari 6-8 jam. b. Diet rendah Kalori
Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong kalori dari jumlah kalori biasanya
yaitu 500-1000 kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.
Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan dengan makan buah, banyak
minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-20 % dari kebutuhan energi total
seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah
yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian, gandum, jagung, dan sereal.
sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari
makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi makanan cepat saji dan goreng-
gorengan Serta makan dengan model piring T. 95 c. Personal hygiene Menjaga personal hygiene dengan
rutin mengganti pakaian dalam tiap kali lembab,rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan memakai
masker saat keluar rumah. d. Pola Aktivitas Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperti
biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas sedang contohnya naik sepeda, lompat
tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam aerobic,
karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi
15-30 menit setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan. Hasil :ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan
diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga seperi joging, jalan, senam, dan
bersepeda. 3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan berat
badan. Hasi : ibu merasa senang 4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan puasa sunnah Hasil : ibu
bersedia melakukannya secara bertahap. 5. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan
setiap minggu Hasil : Ibu bersedia 96 6. Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily activity Hasil :
Klien mengerti dan bersedia melakukannya 7. Mengingatkan ibu untuk melakukan dzikir pagi dan petang
dan selalu berdoa untuk kesehatannya Hasil : ibu mengerti 97 PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA
TANGGAL 21 SEPTEMBER 2021 Tanggal kunjungan : 21 September 2021 Pukul : 10.55 WITA Tanggal
pengkajian : 21 September 2021 Pukul : 10.55 WITA Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma A. Data Subjektif
(S) 1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat
badannya untuk kesehatan dirinya. 2. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan
makan menggunakan model piring T. 3. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur
dengan senam 4 kali seminggu durasi 20 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah
setiap hari dan bersepeda dan joging pada hari seminggu durasi 15 menit. 4. Ibu berspuasa satu hari
pada hari kamis B. Data Objektif (O) 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. TB : 160
cm 4. BB sekarang : 77,5 kg 5. Pemeriksaan tanda-tanda vital 98 a. Tekanan darah : 120/80 mmHg b.
Pernafasan : 20 x/menit c. Nadi : 82 x/menit d. Suhu : 37 ⁰C 6. Pemeriksaan fisik terfokus a. Wajah :
wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan nyeri tekan. b. Mata : simetris kiri dan kanan,
konjungtiva merah muda, sklera putih. c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis. d. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat dan tidak ada bekas operasi. e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices,
refleks patella kanan dan kiri (+). C. Assesment (A) Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan
Obesitas Sentral Tingkat II D. Planning (P) Hari/Tanggal : Selasa, 21 September 2021 Pukul : 11.00 Wita 1.
Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap perlu. Hasil : Ibu
mengerti dan merasa tenang 99 2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education : a. Istirahat
yang cukup Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-2 jam dan pada malam hari
6-8 jam. b. Diet rendah Kalori Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong
kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti
memotong asupan nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan
dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan
yang mengandung serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-
20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacangkacangan
dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian,
gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi
total sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi
makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model piring T. c. Personal hygiene
Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan
dengan 6 langkah. 100 d. Pola Aktivitas Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati
biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas sedang contohnya naik sepeda, lompat
tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam aerobic,
karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi
15-30 menit setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan. Hasil :ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan
diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga seperi joging, jalan, senam, dan
bersepeda. 3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan berat
badan. Hasil : ibu merasa senang 4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan puasa sunnah serta dzikir
pagi dan petang Hasil : ibu bersedia 5. Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap
minggu Hasil : Ibu bersedia 6. Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily activity Hasil : Klien
mengerti dan bersedia melakukannya 101 PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA TANGGAL 28
SEPTEMBER 2021 Tanggal kunjungan : 28 September 2021 Pukul : 11.10 WITA Tanggal pengkajian : 28
September 2021 Pukul : 11.10 WITA Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma A. Data Subjektif (S) 1. Ibu
merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat badannya
untuk kesehatan dirinya. 2. Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan
menggunakan model piring T. 3. Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan
senam 5 kali seminggu durasi 20 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap
hari, bersepeda 15 menit dan joging 15 menit pada hari minggu 4. Ibu berspuasa pada hari senin dan
kamis B. Data Objektif (O) 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. TB : 160 cm 4. BB
sekarang : 76,7 kg 5. Pemeriksaan tanda-tanda vital 102 a. Tekanan darah : 120/80 mmHg b.
Pernafasan : 20 x/menit c. Nadi : 84 x/menit d. Suhu : 36,9⁰C 6. Pemeriksaan fisik terfokus a. Wajah :
wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan nyeri tekan. b. Mata : simetris kiri dan kanan,
konjungtiva merah muda, sklera putih. c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis. d. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat dan tidak ada bekas operasi. e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices,
refleks patella kanan dan kiri (+). C. Assesment (A) Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan
Obesitas Sentral Tingkat I Planning (P) Hari/Tanggal : Selasa, 28 September 2021 Pukul : 11.15 WITA 1.
Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap perlu. Hasil : Ibu
mengerti dan merasa tenang 103 2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education : a. Istirahat
yang cukup Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1-2 jam dan pada malam hari
6-8 jam. b. Diet rendah Kalori Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong
kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti
memotong asupan nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan
dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan
yang mengandung serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-
20 % dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan
dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbiumbian,
gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi
total, sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi
makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model piring T. c. Personal hygiene
Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap kali lembab dan rajin mencuci
tangan dengan 6 langkah. 104 d. Pola Aktivitas Menganjurkan untuk meningkatkan aktivitas, ibu
disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging,
jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam aerobic, karate,
lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30
menit/ hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan. Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan seperti menjaga kepersihan diri, pola istirahat,
diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda. 3. Memberikan
dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan berat badan. Hasil : ibu merasa senang
4. Mengingatkan ibu untuk melakukan zikir pagi dan petang Hasil : ibu bersedia melakukannya 5.
Mengingatkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu Hasil : ibu bersedia 6.
Mengingatkan klien untuk mengisi log book daily activity Hasil : ibu mengerti dan bersedia
melakukannya 105 PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M”
DENGAN OBESITAS DI RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA TANGGAL 05 OKTOBER 2021 Tanggal
kunjungan : 05 Oktober 2021 Pukul : 11.10 WITA Tanggal pengkajian : 05 Oktober 2021 Pukul : 11.10
WITA Nama pengkaji : Rini Raudatul ilma A. Data Subjektif (S) 1. Ibu merasa senang dengan penurunan
berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya. 2. Ibu
mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T. 3.
Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5 kali seminggu durasi 25
menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari, bersepeda 15 menit dan
jongging 20 menit dalam seminggu. 4. Ibu berpuasa 1 hari pada hari kamis 5. Ibu sedang haid hari kedua
B. Data Objektif (O) 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. TB : 160 cm 4. BB
sekarang : 75,7 kg 106 5. Pemeriksaan tanda-tanda vital a. Tekanan darah : 110/80 mmHg b.
Pernafasan : 20 x/menit c. Nadi : 82 x/menit d. Suhu : 36,5⁰C 6. Pemeriksaan fisik terfokus a. Wajah :
wajah bulat, pipi tembam, tidak ada oedema dan nyeri tekan. b. Mata : simetris kiri dan kanan,
konjungtiva merah muda, sklera putih. c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis. d. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat dan tidak ada bekas operasi. e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices,
refleks patella kanan dan kiri (+). C. Assesment (A) Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan
Obesitas Sentral Tingkat I D. Planning (P) Hari/Tanggal : Selasa, 05 Oktober 2021 Pukul : 11.15 WITA 1.
Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap perlu. 107 Hasil : Ibu
mengerti dan merasa tenang 2. Mengingatkan ibu kembali tentang health education : a. Istirahat yang
cukup Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 1- 2 jam dan pada malam hari 6-8
jam. b. Diet rendah Kalori Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong kalori
dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000 kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti memotong
asupan nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan dengan makan
buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-20 %
dari kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll.
Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian,
gandum, jagung, dan sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi
total sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi
makanan cepat saji dan goreng-gorengan Serta makan dengan model piring T. 108 c. Personal hygiene
Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan
dengan 6 langkah dan memakai masker saat keluar rumah. d. Pola Aktivitas Menganjurkan ibu untuk
meningkatkan aktivitas seperati biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas
sedang contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas berat
yang disarankan yaitu senam aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan
frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur
berlebihan. Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang
diberikan seperti menjaga kepersihan diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga
seperi joging, jalan, senam, dan bersepeda 3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat
dalam menurunkan berat badan. Hasil : ibu merasa senang 4. Mengingatkan ibu untuk selalu
mengontrol berat badan setiap minggu Hasil : Ibu bersedia 5. Mengingatkan klien untuk mengisi log
book daily activity Hasil : Klien mengerti dan bersedia melakukannya 109 6. Mengingatkan ibu untuk
melakukan dzikir pagi dan petang dan selalu berdoa untuk kesehatannya Hasil : ibu mengerti 110
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY “M” DENGAN OBESITAS DI
RUMAH KLIEN JLN. TAMANGAPA RAYA TANGGAL 12 OKTOBER 2021 Tanggal kunjungan : 12 Oktober
2021 Pukul : 11.00 WITA Tanggal pengkajian : 12 Oktober 2021 Pukul : 11.00 WITA Nama pengkaji : Rini
Raudatul ilma A. Data Subjektif (S) 1. Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan
semangat untuk menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya. 2. Ibu mengatakan sudah
melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T. 3. Ibu mengatakan
sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5 kali seminggu durasi 25 menit, berjalan kaki
disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari, bersepeda selama 15 menit dan jongging 20
menit dalam seminggu. 4. Ibu mengatakan telah selesai haid sejak tanggal 11 Oktober 2021 B. Data
Objektif (O) 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. TB : 160 cm 4. BB sekarang : 74,7
kg 5. Pemeriksaan tanda-tanda vital 111 a. Tekanan darah : 110/80 mmHg b. Pernafasan : 22 x/menit c.
Nadi : 80 x/menit d. Suhu : 36,7⁰C 6. Pemeriksaan fisik terfokus a. Wajah : wajah bulat, pipi tembam,
tidak ada oedema dan nyeri tekan. b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera
putih. c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis. d. Abdomen : tampak
linea nigra, tampak perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak ada bekas
operasi. e. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks patella kanan dan kiri (+). C.
Assesment (A) Diagnosa Aktual : NY “M” Prakonsepsi Dengan Obesitas Sentral Tingkat I D. Planning (P)
Hari/Tanggal : Selasa, 12 Oktober 2021 Pukul : 11.05 WITA 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap perlu. Hasil : Ibu mengerti dan merasa tenang 112 2.
Mengingatkan ibu kembali tentang health education : a. Istirahat yang cukup Menganjuran ibu untuk
istirahat yang cukup pada siang hari 1-2 jam dan pada malam hari 6-8 jam. b. Diet rendah Kalori
Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu memotong kalori dari jumlah kalori biasanya
yaitu 500-1000 kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi lain.
Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan dengan makan buah, banyak
minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15-20 % dari kebutuhan energi total
seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah
yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian, gandum, jagung, dan sereal.
sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari
makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi makanan cepat saji dan goreng-
gorengan Serta makan dengan model piring T. c. Personal hygiene 113 Menjaga personal hygiene
dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap kali lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan
memakai masker saat keluar rumah. d. Pola Aktivitas Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas
seperati biasanya. Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivitas sedang contohnya naik
sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu
senam aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali
seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan. Hasil :ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan seperti
menjaga kepersihan diri, pola istirahat, diet rendah kalori dan ibu memilih olahraga seperi joging, jalan,
senam, dan bersepeda 3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan
berat badan. Hasil : ibu merasa senang 4. Mengingatkan kembali ibu tentang pentingnya menjaga berat
badan pada masa prakonsepsi Hasil : ibu mengerti 5. Memberitahu ibu untuk tetap mempertahankan
pola makan, melakukan puasa sunah, rajin berolahraga dan tetap memantau berat badannya. 114 Hasil :
ibu mengerti 6. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan dzikir petang, selalu berdoa untuk
kesehatannya dan membaca surah terkait meminta keturunan Hasil : ibu mengerti 7. Menyampaikan
banyak terima kasih kepada ibu karena telah bekerja sama dan bersedia membantu dalam menjalankan
penelitian. 115 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan
kebidanan pada Ny “M” dengan obesitas pada masa prakonsepsi di Puskesmas Antang Perumnas.
Asuhan ini dilakukan selama 8 minggu yang dimulai saat pasien masuk di Puskesmas Antang perumnas
sampai kunjungan di rumah pasien. Dalam hal ini pembahasan akan dideskripsikan secara naratif
berdasarkan pendekatan 7 langkah Varney dalam asuhan kebidanan, yaitu: mengumpulkan data dasar,
merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis atau masalah potensial, mengambil
tindakan segera atau kolaborasi, merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan
asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan. A. Langkah I: Identifikasi data dasar Pada langkah ini
dilakukan evaluasi dan pendataan atau semua informasi yang berlaku dan lengkap dari semua sumber
yang berhubungan dengan kondisi klien untuk mendapatkan data melalui anamnesis berupa tanya
jawab dengan pasien, meliputi riwayat menstruasi, riwayat kelahiran, riwayat ginekologi, riwayat
keluarga berencana, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, psikologi, pemeriksaan
fisik sesuai kebutuhan, dan data laboratorium (Patimah, dkk, 2016). Untuk mendapatkan data subjektif
dilakukan dengan anamnesa yaitu tanya jawab dengan klien atau mengumpulkan data lengkap dari klien
meliputi indentitas, riwayat haid, riwayat obsetrik, riwayat ginekologi, 116 riwayat keluarga berencana,
Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, psikologi, kesiapan klien untuk memiliki
keturunan dan jumlah anak yang diinginkan, pengetahuan tentang KB dan hubungan seksual (Patimah,
dkk, 2016). Data objektif didapatkan melalui hasil pemeriksaan terhadap klien yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan meliputi pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan meliputi (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium) (Patimah, dkk, 2016). Pada tahap penelitian,
penulis tidak menemui kendala apapun. Hal ini terlihat dari perilaku ibu yang dapat menerima kehadiran
penulis selama pendataan sampai tindakan selesai. Ibu menunjukkan sikap terbuka dan menerima
anjuran dan saran yang diberikan oleh penulis dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan.
Pada Ny “M” didapatkan hasil anamnesa dan data objektif bahwa ibu mengeluh kelebihan berat badan
yang terus meningkat dan dialami sejak 3 tahun sebelum menikah, ibu mengatakan pola makannya tidak
teratur, jarang mengkonsumsi buah-buahan, mengkonsumsi makanan yang berlebih, lebih banyak
menkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak dan makanan cepat saji serta kurang
melakukan olahraga. Ibu ingin memiliki keturunan dan ibu tidak pernah mengalami kehamilan ataupun
keguguran, tidak pernah memiliki riwayat obesitas dan penyakit menurun dalam keluarga. Pasien
mengatakan siklus haidnya teratur, pasien tidak pernah 117 menggunakan alat kontrasepsi apapun.
Sedangkan pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 84 x/i, P: 22 x/i, S: 36,8⁰C, pada pemeriksaan antropometri didapatkan
BB: 80 Kg, TB: 160 cm, sehingga ditemukan IMT 31,25 kg/m2 , Lila 31 cm, lingkar perut 108 cm, Lingkar
panggul 110 cm. Obesitas adalah kondisi ketidakseimbangan antara asupan energi yang dikonsumsi
dengan pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan energi ini kemudian disimpan
dalam bentuk lemak dan jaringan adiposa, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan (Hutasoit,
2020:26). Obesitas ditandai dengan seseorang memiliki IMT diatas normal yaitu ≥25 dikatakan obesitas
tingkat I dan obesitas tingkat II ≥30. Penyebab obesitas pada wanita usia subur terjadi karena masukan
kalori yang melebihi pemakaian kalori untuk memelihara dan memulihkan kesehatan yang berlangsung
cukup lama. Akibat kelebihan tersebut, kalori akan disimpan ke dalam jaringan lemak. Penumpukan ini
lama-lama akan menyebabkan kegemukan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penyebab utama
kegemukan adalah makanan dan aktivitas fisik. Tetapi bisa juga ada faktor lain yang dapat
mempengaruhi obesitas yaitu faktor keturunan, umur, jenis kelamin, pengetahuan seseorang, status
kawin, obatobatan dan pola istirahat (Lestari, 2018: 73). Berdasarkan uraian diatas data yang didapatkan
menunjukkan adanya persamaan yang terdapat dalam tinjauan pustaka dengan kasus sehingga tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. 118 B. Langkah II: Identifikasi diagnosa/masalah
aktual Pada langkah ini, diagnosis atau masalah diidentifikasi berdasarkan intervensi yang benar pada
data yang dikumpulkan. Data dasar yang dikumpulkan diinterpretasikan untuk merumuskan diagnosis
dan masalah yang spesifik. Masalah biasanya berkaitan dengan yang dialami ibu yang diidentifikasi oleh
bidan setelah hasil pemeriksaan. Masalah juga sering menyertai diagnosis (Patimah, dkk, 2016). Hasil
pengkajian data subjektif dan data objektif yang diperoleh menunjukkan diagnosis obesitas dalam masa
prakonsepsi dimana pasien datang ke Puskesmas Antang perumnas pada tanggal 24 Agustus 2021 pukul
09.00 wita, dengan keluhan berat badan berlebih. Ibu berusia 26 tahun menikah kurang lebih 1 tahun,
ibu belum pernah mengalami kehamilan ataupun keguguran dan berencana untuk hamil. Pada
pemeriksaan antropometri didapatkan BB : 80 Kg, PB: 160 cm dengan IMT 31,25 kg/m2 , Lingkar perut:
108 cm, Lingkar panggul: 110 cm dengan hasil perhitungan RLPP: 0,97 Cm. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa masa prakonsepsi merupakan waktu sebelum terjadi kehamilan atau waktu sebelum bertemunya
sel telur (ovum) dengan sprerma atau yang disebut dengan fertilitas. Wanita prakonsepsi diasumsikan
sebagai wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu baik yang belum menikah ataupun yang sudah
menikah. Periode prakonsepsi berlangsung tiga sampai 1 tahun sebelum terjadi pembuahan (Dieny, dkk,
2019). 119 Dalam teori diagnosis pada ibu prakonsepsi dengan Obesitas dapat ditetapkan berdasarkan
data objektif pengukuran berat dan tinggi badan kemudian menghitung IMT dan hasil IMT yang
menyatakan obesitas tingkat I ≥ 25 sedangkan obesitas tingkat II yaitu ≥ 30 (Sumber:P2PTM Kemenkes
RI:2018). Kemudian menggunakan Rasio Lingkar Pinggang dan pinggul (RLPP) untuk menentukan jenis
obesitas dan dikatakan obesitas tipe apel jika RLPP >0,85 pada perempuan sebaliknya jika ˂0,85 disebut
obesitas tipe pear (Susetyowati, 2019:96-97). Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan dari data
subjektif dan data objektif pada Ny “M” yaitu ibu menikah kurang lebih satu tahun dan ingin memiliki
keturunan didiagnosis mengalami obesitas tingkat II dengan IMT 31,25 kg/m2 dengan obesitas tipe apel
ditandai dengan hasil perhitungan RLPP 0,97. Pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny”M” dengan
obesitas terdapat persamaan dalam diagnosa aktual yaitu ibu prakonsepsi dengan obesitas tingkat II
memiliki IMT 31,25 kg/m2 , yang berarti teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan. C. Langkah
III: Antisipasi diagnosa/Masalah potensial Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau
kemungkinan diagnosa lain berdasarkan diagnosa/masalah yang telah diidentifikasi. Langkah ini
memerlukan antisipasi, jika pencegahan dengan observasi klien dimungkinkan, bidan diharapkan siap
ketika potensi diagnosis/masalah ini muncul (Patimah, dkk, 2016). 120 Masalah potensial/ masalah yang
harus diantisipasi yang bisa timbul pada kasus ibu prakonsepsi dengan obesitas yaitu terjadinya
gangguan menstruasi, infertilisasi, diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke. Wanita
obesitas berada pada peningkatan risiko mengalami gangguan hormon reproduksi terkait ovulasi, yang
menyebabkan penurunan kesuburan, dapat mempengaruhi kehamilan di masa depan seperti, risiko
diabetes gestasional dan pre-eklampsia, dan kelahiran bayi makrosomia atau usia yang lebih tua saat
lahir, yang mengarah ke operasi caesar dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi akibat infeksi
(Dieny, dkk, 2019:248). Untuk mengetahui masalah potensial tidak terjadi dilakukan pengkajian terkait
riwayat haid yang lalu dan riwayat haid selama dilakukan asuhan yaitu siklus haid teratur 28-30 hari,
haid biasanya dialami 5-7 hari dan mengalami disminorhea pada hari pertama haid tetapi masih bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya. Dilakukan pemantauan tanda-tanda vital dan kadar gula darah
selama asuhan dan hasil yang didapatkan tanda-tanda vital dan gula darah dalam batas normal yang
artinya ibu tidak mengalami salah satu komplikasi yang ditimbutkan obesitas. Pada kasus Ny “M”
prakonsepsi dengan obesitas yang dilakukan asuhan selama 8 pekan, penulis tidak menemukan salah
satu kelainan atau komplikasi selama ibu mengalami obesitas baik sebelum dilakukan asuhan sampai
asuhan selesai ditandai dengan semua hasil pemeriksaan dalam batas normal dan tidak ada kesenjangan
antara teori dan studi kasus. 121 D. Langkah IV: Identifikasi Perlunya Tindakan Segera atau Kolaborasi
Pada langkah ini, bidan akan mengidentifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi dengan anggota
tim kesehatan lain berdasarkan kondisi klien atau pasien. Dalam bertindak bidan harus memperhatikan
prioritas masalah/kebutuhan klien. Setelah bidan merumuskan tindakan untuk mengantisipasi diagnosa
atau potensi masalah, pada langkah sebelumnya bidan juga merumuskan tindakan segera atau darurat
untuk segera ditangani dan menentukan tindakan segera yang dapat dilakukan secara mandiri,
kolaboratif atau bersifat rujukan (Patimah, dkk, 2016). Pada wanita prakonsepsi dengan obesitas tidak
dibutuhkan tindakan emergency, yang dibutuhkan hanya menurunkan berat badan atau IMT dalam
batas normal atau paling tidak terjadi penurunan berat badan selama melakukan asuhan yaitu minimal
0,5 – 1 Kg/minggu dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet, wanita obesitas
yang disertai dengan penyakit serius seperti diabetes, hipertensi dan jantung. Dibutuhkan penanganan
serta kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti beberapa Ahli Gizi. Pada kasus
obesitas dibutuhkan penurunana berat badan maka dilakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diet kalori. E. Langkah V: Intervensi atau Rencana Asuhan Pada langkah ini dilaksanakan
rencana pelayanan yang komprehensif yang telah ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari pengelolaan masalah atau diagnosis yang telah 122 diidentifikasi
atau diantisipasi pada langkah sebelumnya. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh bidan dan klien
agar dapat dilaksanakan secara efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua
keputusan yang dikembangkan dalam asuhan komprehensif ini harus rasional dan benar-benar valid
atas dasar yang relevan dan diakui kebenarannya dan sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien (Patimah, dkk, 2016). Penatalaksanaan pada kasus obesitas pada masa pakonsepsi yaitu
dilakukan secra konsisten dan sistemik selama 8 minggu sampai IMT dalam batas normal atau paling
tidak terjadi penurunan pada berat bada ibu selama asuhan, segala tindakan yang dilakukan dapat
berupa asuhan yang terfokus seperti dengan penerapan asuhan sayang ibu yang diberikan secara rutin
selama pemantauan, termasuk menjelaskan kepada ibu dan keluarganya tentang semua tindakan dan
tujuan yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Rencana asuhan pada kasus Ny “M” disusun
berdasarkan teori dengan melihat kondisi ibu yang mengalami obesitas sentral tingkat II pada masa
prakonsepsi dan keadaan umum baik serta tanda-tanda vital dalam batas normal dengan tujuan
dilakukannya asuhan yaitu agar terjadi perubahan pola makan dan aktivitas serta terjadi penurunan IMT.
Pada dasarnya obesitas disebebkan karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan
pengeluaran energi maka untuk menurunkan berat badan atau mengatasi obesitas pada wanita usia
subur tidak hanya dibutuhkan 123 diet rendah kalori tetapi juga meningkatkan aktifitas fisik sebagai
penyeimbang antara energi yang masuk dan pengeluaran energi. Menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh Rahayu (2019), Prinsip diet rendah kalori ada dua yaitu: makan dengan dalam porsi yang
lebih kecil atau dibatasi agar tidak terlalu kenyang (kurang lebih seperti yang dikatakan Rasul sekitar 1/3
dari perut untuk dimakan) dan yang terpenting dalam diet ini adalah mengurangi asupan kalori. Orang
dewasa normal biasanya mengonsumsi 2000 kalori sehari, jadi mulai sekarang perlu mengurangi asupan
kalori sekitar sepertiganya, misalnya dari 2000 menjadi 1.200 kalori sehari. Ini kemungkianan dapat
dicapai secara otomatis dengan memotong porsi makanan. Tetapi mengurangi kalori tidak berarti
mengurangi asupan nutrisi lainnya. Mengkonsumsi protein sebanyak 15-20 % dari kebutuhan energi
total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacangkacangan dll. Karbohidrat diberikan
rendah yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total seperti nasi, umbi-umbian, gandum, jagung, dan sereal
Sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari
makanan yang mengandung lemak tidak jenuh. Olahraga yang efektif dalam menurunkan berat badan
adalah olahraga aerobik diantaranya senam aerobik. Senam aerobik sangat efektif bagi wanita yang
ingin menurunkan berat badan apabila dilaksanankan secara rutin dan kontinyu. Senam aerobik
merupakan aktivitas fisik dengan intensitas menengah dengan pengeluaran energi 5 hingga 10 kkal per
menit. Senam aerobik dapat memberikan hasil yang diinginkan apabila dilakukan dengan 124 takaran
yang cukup intentitas pelatihan adalah 60-80 % dari denyut nasi maksimal, lama pelatihan 15-25 menit
dan frekuensi 3-5 kali perminggu. Melakukan senam aerobik akan membantu menghindari tubuh
menjadi gemuk. Ketika sudah mulai terbiasa dalam melakukan senam aerobik, dapat meningkatkan
durasi dalam senam aerobik yaitu dalam waktu 30-50 menit yang dapat membakar energi sebesar 100-
130 kkal (Dewantari & Ambartana, 2017: 61) Dapat juga memilih Aktivitas fisik lain yang sesusi dengan
kondisi tubuh yang dianjurkan yaitu aktivitas aerobik sedang dan berat, jenis aktivitas aerobik intensitas
sedang contohnya naik sepeda, jalan cepat, lompat tali, joging, dan main golf. Sedangkan anaerobik
intensitas berat contohnya senam aerobic, lari, lompat tinggi, angkat berat, karate dan berenang dengan
frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit setiap hari (Kemenkes RI, 2020). Rencana
tindakan yang disiapkan adalah: Menyapa ibu dan keluarga untuk membangun kepercayaan ibu untuk
lebih kooperatif dengan petugas, beritahu hasil pemeriksaan, menganjurkan keluarga untuk
memberikan support dan semangat kepada ibu, memberikan KIE tentang istirahat yang cukup, diet
rendah kalori, personal hygiene, pola aktivitas, memberikan pendidikan kesehatan terkait obesitas,
infertitilisasi primer dan masa subur, meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk melakukan inform
consent, menjelaskan tindakan yang akan dilakukan. 125 Rencana tindakan pada Ny “M” adalah
melakukan pemantauan berat badan yang dilakukan selama 8 minggu yang dimulai dari 24 Agustus
sampai 12 Oktober 2021. Rencana asuhan yang diberikan yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan, melakukan pemeriksaan antropometri pada ibu untuk memastikan terjadi
pertambahan/penurunan berat badan pada ibu, memberikan ibu Log Book daily Activity untuk
memantau aktivitas dan pola makan ibu, pemberian contoh daftar menu makan sehari-hari,
menjelaskan pada ibu penyebab terjadinya obesitas. Rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat
berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan potensial, hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara
teori dengan manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus di lahan praktek. F. Langkah VI:
Implementasi atau Pelaksanaan Asuhan Pada tahap ini rencana asuhan secara keseluruhan, seperti yang
dijelaskan pada langkah lima, dilakukan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasanya dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya (Patimah, dkk, 2016). Dalam studi kasus Ny. "M" dengan obesitas pada masa prakonsepsi, semua
tindakan yang direncanakan dilakukan dengan baik. Seperti dengan menyampaikan hasil pemeriksaan
secara memadai kepada ibu, memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya jika
ada yang belum dipahami, memberikan dukungan moral kepada ibu dan keluarga untuk 126 mengambil
keputusan penting dalam setiap tindakan yang dilakukan. Penjelasan telah disampaikan, pasien dan
keluarga memahami keadaannya, memberikan dukungan psikologis kepada ibu, memberikan
pengetahuan tentang pentingnya memiliki berat badan ideal pada masa prakonsepsi dengan melakukan
diet rendah kalori, yaitu memotong kalori dari jumlah kalori biasanya namun, memotong kalori tidak
berarti mengurangi asupan nutrisi lainnya, ibu tetap makan 3x makan utama dan 2 kali makan selingan,
makan makanan yang bergizi, mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji,goreng-gorengan, makan
dengan model piring T, dan anjurkan untuk berpuasa serta meningkatkan pola aktivitas. Pemantauan
pertama yang dilakukan di puskesmas Antang Perumnas pada tanggal 24 Agustus 2021, yaitu ibu
mengalami kelebihan berat badan, keadaan umum ibu baik, tampak cemas dengan keadaannya, pada
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 84 x/i, P: 22 x/i, S: 36,8⁰C, pemeriksaan
antropometri didapatkan BB: 80 Kg, TB: 160 cm, sehingga ditemukan IMT 31,25 kg/m, Lila 31 cm, lingkar
perut 108 cm, Lingkar panggul 110 cm, Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil gula darah 115
mg/dl. Tindakan yang dilakukan dalam rencana tindakan pada pemantauan tanggal 24 Agustus 2021
yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan pentingnya menjaga
berat badan pada masa prakonsepsi, memberikan pendidikan kesehatan tentang infertilitas dan masa
subur. menganjurkan ibu untuk melakukan diet rendah kalori, makan dengan 127 model piring T dan
meningkatkan pola aktivitas serta tidak terlalu cemas dengan keadaannya, Memberikan klien tabel
menu makanan sehari-hari sebagai contoh makanan diet kalori, menganjurkan ibu untuk melakukan
puasa sunnah, mengevaluasi berat badan setiap minggu untuk mengetahui keberhasihan asuhan
penurunan berat badan dan agar ibu lebih semagat dalam menurunkan berat badannya. Pada
kunjungan kedua di rumah pasien pada tanggal 31 Agustus 2021 dari hasil anamnesa di dapatkan, ibu
merasa senang dengan penurunan berat badannya, ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang
dianjurkan dan makan menggunakan model piring T dan sudah melakukan olahraga secara teratur
dengan senam 3 kali seminggu durasi 15 menit dan berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000
langkah, malakukan joging dan bersepeda selama 15 menit pada hari minggu, tapi ibu merasa lelah
dengan aktivitas yang dilakukan karena belum terbiasa. Saat dilakukan pemeriksaan hasil pemeriksaan
didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 120/80 mmHg, P: 20 x/menit, N: 82
x/menit, S: 36,8⁰C, berat badan ibu: 79,5 kg. Dengan keadaan ibu yang sudah terjadi penurunan berat
badan walaupun masih sedikit saat dilakukan kunjungan kedua di rumah pasien maka ibu masih
diberikan asuhan tentang pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi, melaksanankan diet
rendah kalori, makan dengan model piring T dan meningkatkan aktivitas fisik, melakukan puasa sunnah,
128 memberikan log book daily activity serta masih mengevalusi berat badan setiap minggunya. Pada
kunjungan ketiga di rumah pasien pada tanggal 07 September 2021 dari hasil anamnesa di dapatkan Ibu
merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat badannya
untuk kesehatan dirinya, Ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan
menggunakan model piring T dan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 3 kali
seminggu durasi 15 menit, bersepeda dan joging selama 15 menit pada ahri minggu dan berjalan kaki
disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari dan Ibu mulai terbiasa dengan makanan dan
aktivitas yang dianjurkan. Pada pemeriksaan keadaan umum ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan TD: 120/70 mmHg, N: 84 x/i, P: 18 x/i, S: 36,6⁰C dan berat badan 79 kg. Pada kunjungan
ketiga di rumah ibu dilakukan follow up pada ibu tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan
model piring T dan meningkatkan aktivitas fisik, memberikan log book daily activity dan tetap
mengevalusi berat badan setiap minggunya, menganjurkan untuk melakukan dzikir pagi dan petang
serta memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan berat badan. Pada
kunjungan keempat yang masih dilakukan di rumah Ny “M” pada tanggal 14 September 2021, dengan
hasil anamnesa didapatkan ibu sudah terbiasa dengan makanan dan aktivitas yang dianjurkan, ibu sudah
melakukan diet rendah kalori, makan dengan model piring T, melakukan 129 olahraga secara teratur
dengan senam 4 kali seminggu durasi 15 menit, joging 15 menit dan bersepeda 15 menit pada hari
minggu dan berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari. Pada pemeriksaan
keadaan umum ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 110/80 mmHg, N: 84 x/i, P: 22
x/i, S: 36,8⁰C dan berat badan 78,3 kg. Pada kunjungan keempat di rumah ibu tetap dilakukan follow up
tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan model piring T dan meningkatkan aktivitas fisik,
melakukan puasa sunnah, melakukan dzikir pagi dan petang, memberikan log book daily activity dan
tetap mengevalusi berat badan setiap minggunya, selalu berdoa untuk ksehatannya serta memberikan
dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan berat badan. Pada kunjungan kelima
yang masih dilakukan di rumah Ny “M” pada tanggal 21 September 2021, dari hasil anamnesa
didapatkan Ibu merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan
berat badannya untuk kesehatan dirinya, ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan
dan makan menggunakan model piring T dan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 4
kali seminggu durasi 20 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari dan
bersepeda dan joging pada hari minggu durasi 15 menit serta melakukan puasa sunnah. Pada
pemeriksaan keadaan umum ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 120/70 mmHg, N:
82 x/i, P: 20 x/i, S: 37⁰C dan berat badan 77,5 kg 130 Pada kunjungan kelima di rumah ibu tetap
dilakukan follow up tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan model piring T dan tetap
melakukan aktivitas fisik, melakukan puasa sunnah, melakukan dzikir pagi dan petang, memberikan log
book daily activity dan tetap mengevalusi berat badan setiap minggunya serta memberikan dukungan
kepada ibu untuk tetap semangat dalam menurunkan berat badan. Pada kunjungan keenam yang masih
dilakukan di rumah Ny “M” pada tanggal 28 September 2021, dari hasil anamnesa didapatkan Ibu
merasa senang dengan penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat badannya
untuk kesehatan dirinya, sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5 kali seminggu durasi
20 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari, bersepeda 15 menit dan
jongging 20 menit dalam seminggu.dan ibu melaksanankan puasa sunnah. Pada pemeriksaan keadaan
umum ibu baik, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 84 x/i, P: 20 x/i, S:
36,9⁰C dan berat badan 76,7 kg. Pada kunjungan keenam di rumah ibu tetap dilakukan follow up
tentang pelaksanaan diet rendah kalori, makan dengan model piring T dan tetap melakukan aktivitas
fisik, melakukan dzikir pagi dan petang, memberikan log book daily activity dan tetap mengevalusi berat
badan setiap minggunya serta memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap semangat dalam
menurunkan berat badan. 131 Pada kunjungan ketujuh yang masih dilakukan di rumah Ny “M” pada
tanggal 05 Oktober 2021, dari hasil anamnesa didapatkan Ibu merasa senang dengan penurunan berat
badannya dan semangat untuk menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya, ibu mengatakan
sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T dan sudah
melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5 kali seminggu durasi 25 menit, berjalan kaki
disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari, bersepeda selama 15 menit dan jongging 20
menit dalam seminggu. Ibu sedang haid hari kedua. Pada pemeriksaan keadaan umum ibu baik,
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/i, P: 20 x/i, S: 36,5⁰C dan berat
badan 75,7 kg. Pada kunjungan ketujuh di rumah ibu tetap dilakukan follow up tentang pelaksanaan diet
rendah kalori, makan dengan model piring T dan tetap melakukan aktivitas fisik, melakukan dzikir pagi
petang dan selalu berdoa untuk kesehatannya, memberikan log book daily activity dan tetap
mengevalusi berat badan setiap minggunya serta memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap
semangat dalam menurunkan berat badan. Pada kunjungan kedelapan yang masih dilakukan di rumah
Ny “M” pada tanggal 12 Oktober 2021, dari hasil anamnesa didapatkan Ibu merasa senang dengan
penurunan berat badannya dan semangat untuk menurunkan berat badannya untuk kesehatan dirinya,
ibu mengatakan sudah melakukan diet kalori yang dianjurkan dan makan menggunakan model piring T
dan Ibu mengatakan sudah melakukan olahraga secara teratur dengan senam 5 kali 132 seminggu durasi
25 menit, berjalan kaki disekeliling rumah sebanyak 2000 langkah setiap hari, bersepeda selama 15
menit dan jongging 20 menit dalam seminggu. Pada pemeriksaan keadaan umum ibu baik, pemeriksaan
tandatanda vital didapatkan TD: 110/80 mmHg, N: 80 x/i, P: 22 x/i, S: 36,7⁰C dan berat badan 74,7 kg.
Setelah dilakukan pemantauan selama 8 minggu, meminta ibu untuk tetap mempertahankan pola
makan dan aktivitas fisik yang telah dianjurkan agar terjadi penurunan berat badan sampai mencapai
berat badan ideal atau sampai batas IMT normal yaitu 18,5 - 22,9 dan tetap melakukan puasa sunnah,
dzikir pagi dan petang dan selalu berdoa untuk kesehatannya. Mengingatkan kembali ibu tentang
pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi dan memberikan dukungan kepada ibu untuk
tetap semangat dalam menurunkan berat badan. Dalam kasus ini Ny. “M” didiagnosa mengalami
obesitas sentral tingkat II pada masa prakonsepsi. Dalam hal ini, diagnosis dibuat berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam penatalaksanaan asuhan pada studi
kasus Ny “M” dengan obesitas, semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan
tidak menemui kendala yang berarti berkat kerjasama dan penerimaan yang baik oleh klien dan keluarga
yang kooperatif serta sarana dan fasilitas yang mendukung Pelaksanaan tindakan di Puskesmas Antang
Perumnas. Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan, penulis tidak menemukan kendala yang berarti
karena semua tindakan yang dilakukan berorientasi pada kebutuhan klien. 133 G. Langkah VII: Evaluasi
Hasil Asuhan Kebidanan Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan
dimana kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien terlihat pada tahap
ini. Pada tahap ini dilakukan penilaian efektivitas asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
asuhan jika benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang teridentifikasi dalam diagnosis
dan masalah. Rencana tersebut dapat dikatakan efektif jika benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Pada kasus Ny “M” dari hasil evaluasi yang dilakukan dari tanggal 24 Agustus sampai 12 Oktober 2021
memang tidak merubah berat ibu sampai berat badan ideal atau obesitas tidak teratasi tetapi terjadi
peubahan pada pola makan dan aktivitas ibu, terjadi penurunan berat badan sebanyak 5,3 kg selama 8
minggu dan ibu lebih mengerti terkait pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi. Ibu
telah diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu, keadaan ibu baik ditandai dengan tanda-tanda
vital ibu dalam batas normal, memberikan dukungan kepada ibu agar tetap semngat dalam menurunkan
berat badan meskipun asuhan telah selesai sampai IMT dalam batas normal yaitu 18,5 - 22,9 dan
meminta ibu untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT berdoa untuk kesehatan dirinya dan
meminta keturunan serta emyakini bahwa keadian yang dialami adalah keehndak Allah SWT. Maka
dapat disimpulkan bahwa mulai dari pemantauan pertama sampai pemantauan terakhir, semuanya
berlangsung dengan baik, tidak ada masalah atau kompilkasi yang didapatkan selama asuhan. Hal
tersebut terjadi 134 karena manajemen asuhan yang diberikan sesuai dengan teori dan wewenang
bidan. H. Pendokumentasian Pendokumentasian pada kasus Ny “M” ini dimulai pada kunjungan
pertama ibu ke Puskesmas Antang Perumnas tanggal 24 Agustus telah dilakukan pengumpulan data
subjektif dan objektif dan berdasarkan data yang didapatkan selanjutnya ditetapkan diagnosa. Setelah
ditetapkan diagnosa selanjutnya menetukan diagnosa potensial yang akan timbul. Pada Ny “M” tidak
didapatkan adanya data untuk dilakukan tindakan emergensy. Pada kasus Ny “M” implementasi atau
pelaksanaan asuhan telah dilakukan berdasarkan rencana asuhan yang telah ditetapkan.
Intervensi/Rencana asuhan dilakukan mulai dari kunjungan pertama dan dilanjutkan 7 kunjungan
berikutnya. Intervensi yang dilakukan bertujuan untuk menurunkan berat badan ibu sampai IMT dalam
batas normal dengan merubah pola makan dan aktivitas ibu. Evaluasi dilakukan pada kunjungan
kedelapan di rumah ibu, ibu mengalami penurunan berat badan 5,3 kg selama dilakukan asuhan. 135
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah diberikan dan pembahasan
Asuhan Kebidanan pada Ny “M dengan obesitas pada masa prakonsepsi di Puskesmas Antang Perumnas
yang menggunakan 7 langkah varney mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi maka
penulis dapat mengambil kesimpulan. 1. Asuhan kebidanan pada Ny “M” dengan obesitas pada masa
prakonsepsi dilakukan dengan tekhnik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari
pengkajian dan analisis data dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua
data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari anmnesis riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang berhubungan
dengan klien. 2. Diagnosa Ny “M” dengan obesitas pada masa prakonsepsi ditegakkan berdasarkan
adanya keluhan berat badan berlebih, pada pemerikksaan fisik didapatkan berat badan 80 kg dan tinggi
badan 160 cm dan IMT 31,25 Kg/m2 , tampak pipi tembam, leher pendek dan tampak perut membuncit
disertai dinding perut yang berlipat-lipat. 3. Pada Ny “M” masalah yang mungkin terjadi yaitu gangguan
menstruasi/infertilisasi, diabetes, hipertensi, jantung, penyakit jantung koroner dan stroke. 136 4. Pada
Ny “M” tidak diperlukan tindakan segera karena tidak adanya indikasi dan data untuk dilakukna tindakan
tersebut tetapi diperlukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet. 5. Pada Ny “M” dengan
obesitas pada masa prakonsepsi telah menetapkan rencana asuhan kebidanan di Puskesmas Antang
Perumnas tahun 2021 dengan hasil rencana asuhan berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan masalah
potensial yang dapat terjadi. 6. Pada Ny “M” dengan obesitas pada masa prakonsepsi telah
melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncanakan di Puskesmas Antang Perumnas tahun 2021,
dengan hasil yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik
tanpa adanya hambatan. 7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny “M” dengan
obesitas pada masa prakonsepsi di Puskesmas Antang Perumnas tahun 2021, dengan hasil yaitu asuhan
yang telah diberikan berhasil ditandai dengan penurunan berat badan ibu yang awalnya 80 Kg menjadi
74,7 Kg dan IMT yang awalnya 31,25 Kg/m2 menjadi 29,17 Kg/m2 . 8. Pendokumentasian dilakukan pada
tanggal 24 Agustus s/d 12 Oktober yang dilakukan di Puskesmas Antang Perumnas sampai dengan
kunjungan rumah, pengkajian dilakukan mulai dari pasien datang sampai terjadi penurunan berat badan
pada ibu. 137 B. Saran 1. Saran untuk bidan Seorang bidan perlu untuk meningkatkan pelayanan asuhan
kebidanan terutama dalam mencegah bertambahnya obesitas pada wanita prakonsepsi dengan
memberikan edukasi/pengetahuan kepada wanita prakonsepsi agar menjadi tenaga bidan yang
berkualitas sesuai dengan perkembangan IPTEK. 2. Saran untuk puskesmas Meningkatkan mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita prakonsepsi dengan obesitas secara
optimal dan tidak menyepelekan keadaan ibu prakonsepsi dengan obesitas. 3. Saran untuk institusi
Menambah referensi ibu tentang obesitas pada masa prakonsepsi supaya dapat menambah atau
meningkatkan kwalitas pengetahuan mahasiswa mengenai obesitas dan mempermudah dalam
mempelajari obesitas di kampus. 4. Saran untuk pasien Pasien diharapkan lebih meningkatakn
pengetahuan tentang pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi, mempertahankan pola
makan dan aktivitas fisik untuk menurunkan berat badannya hinggga mencapai IMT normal yaitu 18,5 -
22,9. Setelah mencapai IMT normal ibu sisarankan untuk mengurangi aktivitas fisik tetapi tetap
mempertahankan pola makan yang seimbang. DAFTAR PUSTAKA Amanda, Desy & Martini Santi. (2018).
Hubungan karakteristik dan status obesitas sentral dengan kejadian hipertensi. Jurnal berkala
epidemiologi, 6(1). Anggraeny, olivia & Ariestiningsih, Ayuningtias Dian. Gizi prakonsepsi, kehamilan, dan
menyususi. Malang: UB Press, 2017. Astuti, Sri,dkk. Asuhan ibu dalam masa kehamilan. jakarta:
Erlangga,2017. Dewantari, Ni Made & Ambartana, I Wayan. (2017). Pengaruh komposisi diet dan senam
aerobik terhadap penurunan berat badan. Jurnal Gizi politeknik Kemenkes Denpasar, 40 (2). Dieny, Fillah
Fithra, dkk.Gizi prakonsepsi. jakarta: Bumi medika,2019. Dieny, Fillah Fithra, dkk. (2019). Status besi dan
kualitas diet berdasarkan status obesitas pada wanita usia subur. Jurnal published by IAGIKMI &
Universitas Airlangga, 3(4). Djafri, Defriman, dkk. (2017).Efek modifikasi faktor risiko modifiable penyakit
jantung koroner. Jurnal kesehatan masyarakat andalas, 11(2). Fauziah, dkk. (2020). Faktor resiko yang
berhubungan dengan kejadian infertilisasi primer pada wanita usia subur. Jurnal Midwifery, 3(1).
Handayani, Sih Rini & Mulyati Triwik Sri. Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2017.
Hastuti, Apriyanti P. Hipertensi. Jateng:Lakeisha (Anggota IKAPI): 2019. Hutasoit, Eva Santi. (2020).Faktor
yang mempengaruhi obesitas pada wanita usia subur. Journal of midwifery science, 4(1). Iskandar,
Agustin, dkk. Mengenal toxoplasmagondii, obesitas dan sindrom metabolik. Malang: UB Press, 2018.
Jeki, Andicha Gustra. (2017). Hubungan hipertensi, obesitas dan diabetes melitus dengan kejadian
stroke. Scientia journal, 6(2). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Cegah dan kendalikan obesitas
dengan gaya hidup sehat. 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. P2PTM. 2018. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. P2PTM. 2020. Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan
terjemahan. 2019. Lestari, lily arsanti & helmyati siti. Peran probiotik di bidang gizi dan kesehatan.
Yogyakarta: Gadja mada University Press, 2018. Masrul. (2018). Epidemo obesitas dan dampaknya
terhadap status kesehatan masyarakat serta sosial ekonomi bangsa. Majalah kedokteran andalas, 41(3).
“Obesity and Overweight”. Situs Resmi WHO. https:www.who.int/newsroom/fact-sheets/detail/obesity-
and-overweight (12 Juli 2021). Patimah, Siti, dkk. Praktikum konsep kebidanan dan etika legal dalam
praktik kebidanan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan, 2016. Purwoastuti, Endang & Elisabeth Siwi Walyani.
Panduan materi kesehatan reproduksi & keluarga beluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka baru press,
2015. Putra, Firma Surya. (2017). Rekayasa jenis kelamin janin persfektif sosiologi hukum. Jurnal An-
Nahl, 5(9). Rahayu, Mustika. (2019). Pola makan menurut hadis Nabi Saw. Jurnal diskursus islam,7(2).
Shihab, M Quraish. Tafsir al-mishbah pesan, kesan dan keserasial al-Qur’an. Ciputat: lentera Hati, 2000.
Sikalak, Wegiarti, dkk. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada karyawati
perusahaandi bidang telekomunikasi. Jurnal kesehatan masyarakat, 5(3). Sumbono. Biokimia pangan
dasar. Malang: UB Press, 2016. Surachmindari & Rita Yulifah. Konsep kebidanan untuk pendidikan
kebidanan. Jakarta selatan: Salemba Medika, 2013. Suryani, dkk. Dietetik Penyakit tidak Menular.
Jakarta: Kementrian kesehatan RI,2018. Susetyowati, dkk. Peranan gizi dalam upaya pencegahan
penyakit tidak manular. Yogyakarta: Gadja mada University Press, 2019. Susilowati & Kuspriyanto. Gizi
dalam daur kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama, 2016. Tandra, Hans. Segala sesuatu yang harus
anda ketahui tentang DIABETES panduan lengkap mengenal dan mengatasi diabetes dengan cepat dan
mudah. Jakarta: PT gramedia pustaka utama, 2017. Trisnadewi, Niwayan, dkk. (2019). Hubungan
obesitas sentral dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus tipe 2. Jurnal bali medika, 6(2).
Yuizawati, dkk. (2016). Pengaruh pendidikan kesehatan metode peer education mengenai scrining
prakonsepsi terhadap pengetahuan dan sikap wanita usia subur. Journal of midwifery, 1(2). Kunjungan
pertama pada Ny „M‟ tanggal 24 Agustus 2021 di Puskesmas Antang Perumnas Kunjungan kedua pada
tanggal 31 Agustus 2021 di rumah klien Jln. Tamangapa Raya Kunjungan keempat pada tanggal 14
September 2021 di rumah klien Jln. Tamangapa Raya Kunjungan kelima pada tanggal 21 September
2021 di rumah klien Jln. Tamangapa Raya Kunjungan ke delapan tanggal 12 Oktober 2021di Rumah klien
Jln. Tamangapa Raya DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Peneliti Nama : Rini Raudatul Ilma Nim :
70400118029 T.T.L : Awo, 14 Maret 2000 Suku : Mandar Agama : Islam Alamat : Perumahan Bumi Batara
Mawang Permai Blok AD 3 No.20 Nama Orang Tua : a. Ayah : Toharuddin, S.Ag b. Ibu : Rahmiani B.
Riwayat Pendidikan SD Negeri 30 Ulidang : 2006-2012 SMP Negeri 2 Majene : 2012-2015 SMA Negeri 1
Majene : 2015-2018 UIN Alauddin Makassar : 2018-2022

Anda mungkin juga menyukai