Dilakukannya Audit Internal dan Pertemuan Tinjauan Manajemen dalam PMK 44 tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, merupakan pelaksanaan proses
manajemen:
a. Penggerakan dan Pelaksanaan
b. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian
c. Perencanaan
d. Perencanaan dan Penggerakan Pelaksanaan
Berikut termasuk Tata Kelola Pelayanan Kesehatan di Klinik:
a. Pengelolaan Kerjasama terkait klinik, Mitra Bestari, Mutu Pelayanan Kesehatan di
Klinik, Penegakan Etika dan Disiplin Profesi Tenaga Medis dan tenaga Kesehatan
di Klinik
b. Pengelolaan SDM di Klinik, Pengelolaan Keuangan di Klinik, Kredensial dan
rekredensial di klinik, Mutu Pelayanan Kesehtan di Klinik
c. Kredensial dan Rekredensial di Klinik, Mitra Bestari, Mutu Pelayanan
Kesehatan di Klinik, Penegakan Etika dan Disiplin Profesi Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan di Klinik
d. Pengorganisasian Klinik, Mitra bestari, Pengelolaan Kerjasama terkait klinik,
Pengelolaan SDM di klinik
Penanggung jawab klinik harus memiliki SIP di klinik dan dapat merangkap sebagai
pemberi pelayanan, penanggung jawab klinik dapat menjadi penanggung jawab, pada:
a. dua klinik
b. a,b,c semua benar
c. satu klinik
d. tiga klinik
Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian pelayanan
merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut:
a. Efektif (Effectiveness )
b. Berorientasi pasien (patient centeredness)
c. Tepat waktu (Timeliness)
d. Aman (Safety)
Jika ada laporan kejadian KTD dari petugas ke tim Keselamatan pasien yang masuk
kategori hijau, maka yang dilakukan oleh tim Keselamatan Pasien adalah:
a. Segera melakukan verifikasi terhadap kejadian
b. Segera melakukan RCA
c. Menunggu laporan penyelesaian investigasi sederhana oleh unit kerja yang terkait
d. Segera melakukan investigasi sederhana
Kewaspadaan isolasi meliputi:
a. Hand hygiene 6 langkah pada 5 kesempatan
b. Kewaspadaan standard dan surveilans PPI
c. Hand hygiene dan penggunaan APD
d. Kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi
Di bawah ini adalah kelengkapan bukti di tetapkannya program PPI di Klinik, kecuali:
a. Terdapat Program PPI yang ditetapkan oleh Penanggung jawab klinik.
b. Terdapat bukti pelaksanaan program PPI yang sesuai dengan pelayanan
kesehatan, risiko dan sumber daya yang ada di klinik.
c. Terdapat SK penetapan penanggung jawab PPI.
d. Observasi dan wawancara pelaksanaan program PPI.
Jika Praktisi klinis melakukan Tindakan yang semestinya tidak dilakukan masuk dalam
kategori :
a. Ommission error ..tdk melakukan Tindakan yg seharusnya
b. Kondisi berpotensi cedera
c. Kejadian tidak cedera
d. Commision error …melakukan Tindakan yg seharusnya tdk dilakukan
Pembagian area (layout) untuk ruang sterilisasi yang sesuai standar adalah :
a. Area bersih, area penyimpanan alat steril, area distribusi, area administrasi
b. Area kotor, area bersih, area dekontaminasi, area penyimpanan, area distribusi
c. Area kotor, area penyimpanan peralatan kotor, area bersih, area dekontaminasi,
area distribusi
d. Area kotor, area bersih, area proses sterilisasi, penyimpanan alat steril,
dan area distribusi
Tim surveyor memberikan laporan hasil survei terhadap klinik yang dinilainya kepada
Lembaga penyelenggara akreditasi paling lama :
a. 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai
b. 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai
c. 2 (dua) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai
d. 5 (lima) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai
e. 6 (enam) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan
selesai
Variabel yang digunakan untuk memprioritaskan failure modes yang akan diupayakan
solusi pada waktu melakukan FMEA meliputi:
a. Occure, severity, Detectability
b. Probability, Detectability, Occurrence
c. severity, Detectability
d. Detectability, reliability, Specificity
Etika batuk:
a. diterapkan hanya untuk pasien/kasus infeksi dengan jenis transmisi airborne dan
droplet
b. diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis
transmisi airborne atau droplet
c. diterapkan hanya untuk pasien yang sakit batuk dan keluarganya
d. diterapkan hanya untuk pasien yang sakit batuk
Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi, setelah
dilakukan RCA disusun rencana tindak lanjut:
a. Rencana tindak lanjut langsung dilaksanakan oleh unit kerja yang terkait dengan
kejadian
b. Kepala Puskesmas melakukan tindak lanjut sesuai dengan rencana tindak lanjut
yang disusun oleh Tim Keselamatan Pasien dengan melibatkan unit kerja terkait
c. Tim Keselamatan Pasien menyusun rencana tindak lanjut, dan
melaksanakan tindak lanjut bersama unit kerja terkait setelah mendapat
persetujuan Kepala Puskesmas.
d. Rencana tindak lanjut langsung dilaksanakan tanpa persetujuan dari
Kepala Puskesmas
Informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen atau manufaktur atau importir dari
suatu bahan kimia yang menjelaskan mengenai sifat kimia dan fisika, bahaya yang ada,
batas bahaya yang diperbolehkan, cara penanganan yang aman, serta pertolongan
pertama dapat dilihat pada:
a.HMIS
b.MSDS
c.HMIG
d.Emergency Response Guide (ERG)
Terjadi kesalahan pemberian obat pada pasien karena salah identifikasi, tetapi segera
diketahui dan obat segera ditukar dengan obat yang benar, kejadian tersebut adalah:
a. Kejadian sentinel
b. Kondisi potensial cedera
c. Kejadian tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi.
d. Kejadian nyaris cedera
Untuk mendapatkan hasil Akreditasi paripurna, maka kriteria yang harus dicapai adalah:
a. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 90 %
b. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 85 %
c. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 80 %
d. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 75 %
Yang diberi tanggung jawab oleh kepala puskesmas dalam upaya keselamatan pasien
di puskesmas sesuai dengan PMK No 11/2017 tentang keselamatan pasien:
a. Harus terbentuk tim keselamatan pasien
b. Seseorang atau tim yang diberi tanggung jawab oleh kepala puskesmas
c. Harus terbentuk komite
d. Tidak harus ada orang yang diberi tanggung jawab
Dalam pengelolaan SDM perlu disusun peta jabatan, uraian jabatan, dan kebutuhan
tenaga. Uraian jabatan disusun:
a. Berdasar jabatan-jabatan yang ada pada struktur yang meliputi uraian tugas,
wewenang dan tanggung jawab
b. Berdasar analisis kebutuhan masyarakat dan analisis kebutuhan SDM
c. Berdasar peta jabatan, meliputi uraian tugas pokok dan tugas terintegrasi
d. Berdasar analisis kompetensi, meliputi uraian tugas pokok dan tugas terintegrasi
dan wewenang
Penanggung jawab klinik pratama adalah seorang dokter, dokter spesialis di bidang
layanan primer atau dokter gigi, selain itu:
a. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, dan tidak harus memiliki
surat izin praktek (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
b. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat izin
praktek (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
c. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat
izin praktek (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
d. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, Tidak harus memiliki surat izin
praktek
a. (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
BAB III, Standar Akreditasi klinik terdiri dari:
a. 13 Standar, 69 EP
b. 13 Standar, 67 EP
c. 15 Standar, 67 EP
d. 15 Standar, 65 EP
Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi variasi
proses pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses (proces
control) melalui:
a. Standarisasi
b. Kecukupan sumber daya
c. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
d. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA untuk penyempurnaan
Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan fasilitas maka klinik menyusun
manajemen fasilitas yang mencakup:
a. Keselamatan dan keamanan
b. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3
c. Penanggulangan Bencana
d. a.b,c semua benar
Jika pada analisis terhadap terjadinya insiden Keselamatan pasien, dengan
menggunakan risk grading matrix, ternyata masuk risiko sangat tinggi, maka yang
harus dilakukan adalah:
a. Dilakukan RCA, dan lakukan tindakan segera, perhatian sampai kepala faskes
b. Dilakukan tindaklanjut oleh tim peningkan mutu klinis dan keselamatan pasien
c. Dilakukan tindak lanjut oleh tim mutu puskesmas
d. Dilaksanakan investigasi oleh unit kerja yang bersangkutan dan
ditindaklanjuti
Jawaban : A/D
Klinik menyusun manajemen risiko fasilitas meliputi beberapa hal di bawah ini, kecuali
a. Keselamatan dan Keamanan
b. Peralatan medis
c. Sistem Proteksi Radiasi
d. B3 serta limbah B3
Klinik menetapkan prosedur cuci tangan dengan berpedoman pada WHO yaitu :
a. cuci tangan 6 (enam) langkah dan 4 (empat) saat (momen)
b. cuci tangan 5 (lima) langkah dan 6 (enam) saat (momen)
c. Cuci tangan 4 (empat) langkah dan 6 (enam) saat (momen)
d. cuci tangan 6 (enam) langkah dan 5 (lima) saat (momen)
Sebagai dasar untuk menyusun rencana dan strategi menghadapi bencana perlu
dilakukan penilaian, yaitu:
a. Operating and Support Hazard Analysis
b. Hazard identification dan FMEA
c. Hazard identification dan RCA
d. Hazard Vulnerability Assessment
Analisa situasi dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) sebagai bahan penyusunan RUK tahun depan, dilakukan pada:
a. Bulan Desember tahun lalu
b. Bulan Januari tahun lalu
c. Bulan Februari tahun ini
d. Bulan Januari tahun ini
PMKP Singkatan dari :
a. Pemantapan Mutu dan Keselamatan Pasien
b. Pemantapan Mutu dan Kepuasan Pasien
c. Peningkatan Mutu dan Kepuasan Pasien
d. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Petugas kesehatan tertusuk jarum suntik yang habis digunakan untuk memberikan
suntikan pada pasien adalah:
a. Kondisi berpotensi cedera
b. Insiden Keselamatan Kerja
c. Kejadian tidak cedera
d. Insiden Keselamatan Pasien
M Klinik dengan rawat inap, tenaga kesehatan lain paling sedikit meliputi:
a. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan,
Tenaga Gizi Tenaga Ahli Tek
b. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga
Gizi, Tenaga Ahli Tekn
c. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga
Gizi Tenaga Fisioterapi
d. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan,
Radiografer, Tenaga Gia
Dibawah ini adalah upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di klinik, kecuali:
a. Penentuan dan evaluasi capaian indikator mutu klinik
b. Pelaporan Manajemen Risiko
c. Pelaporan indikator mutu klinik
d. Pelaporan insiden keselamatan pasien
Berdasarkan Kepdirjen no. 3991 tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Survei Akreditasi
Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah,
Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi maka jumlah
hari survei untuk Klinik adalah:
a. 2 hari daring
b. 1 hari daring, 1 hari luring
c. 2 hari daring, 2 hari luring
d. 1 hari daring, 2 hari luring
e. 1 hari daring
Identifikasi pasien dengan benar bertujuan untuk memastikan ketepatan pasien yang
akan menerima layanan dan menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan
pasien. Identifikasi harus dilakukan minimal menggunakan dua identitas yang ada. Di
bawah ini yang tidak disarankan untuk digunakan dalam melakukan identifikasi adalah:
a. Nomor Induk Kependudukan (NIK)
b. Umur
c. Nomor Rekam Medik
d. Nama OPELRES
Jika seorang karyawan di Klinik melakukan kesalahan dan berakibat terjadinya insiden
keselamatan pasien, maka yang perlu dilakukan oleh karyawan tersebut adalah:
a. Tidak melaporkan supaya tidak terkena hukuman
b. Melakukan RCA kemudian melaporkan kepada Penanggung Jawab Klinik
c. Melaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien Klinik dan mengisi form laporan
insiden
d. Melaporkan secara lisan kepada Penanggung Jawab Klinik
Agar manajemen risiko dan Keselamatan pasien dapat dilaksanakan sesuai dengan
standar akreditasi, maka:
a. Perlu disusun regulasi tentang penerapan manajemen risiko untuk pelayanan
UKM saja, sedangkan untuk Keselamatan Pasien disusun regulasi tentang
Keselamatan pasien dalam pelayanan klinis
b. Regulasi tentang manajemen risiko dan Keselamatan pasien disusun setelah
ada regulasi dari Dina Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Tidak perlu disusun regulasi yang mengatur tentang manajemen risiko dan
Keselamatan Pasien, tiap-tiap unit langsung menerapkan manajemen risiko,
sedangkan penanggung jawab UKP langsung menerapkan Keselamatan pasien
dalam pelayanan UKP
d. Perlu disusun kebijakan, pedoman/panduan, dan prosedur-prosedur yang
terkait dengan manajemen risiko dan Keselamatan pasien
Audit Klinis adalah:
a. Audit kinerja yang dilakukan terhadap kinerja praktisi klinis yang bekerja di
Puskesmas
b. Audit internal yang dilakukan oleh auditor internal terhadap
penyelenggaraan pelayanan klinis di Puskesmas/FKTP dengan
menggunakan kriteria audit yang jelas yang disusun berdasar pedoman
pelayanan klinis
c. Audit kinerja pelayanan klinis untuk menilai kinerja dokter dan perawat yang
memberikan Pelayanan Kesehatan Perseorangan di Puskesmas/FKTP
d. Proses peningkatan mutu untuk meningkatkan pelayanan pasien dan outcome
pelayanan klinis oleh praktisi klinis.
Tiga orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk tata Kelola dan UKM, satu orang
untuk UKP, dan satu orang untuk mutu, keselamatan pasien, dan program prioritas
nasional
a. Kesesuaian pelaksanaan terhadap jadwal yang direncanakan (?)
b. Kesesuaian pelaksanaan terhadap jadwal dan capaian kinerja yang direncanakan
c. Meliputi aspek administratif, capaian program, sumber daya, dan tehnis
pelayanan
d. Meliputi aspek capaian program, tehnis pelayanan, kesesuaian jadwal
pelaksanaan, dan aspek efisiensi penggunaan sumber daya
Audit internal dalam standar akreditasi puskesmas merupakan cara untuk melakukan:
a. Pengawasan dan pengendalian dalam manajemen puskesmas
b. Menilai efektivitas sistem manajemen mutu
c. Menilai efektivitas proses pelayanan klinis
d. Menilai efektivitas sistem pengendalian mutu
Indikator nasional mutu baik klinik maupun puskesmas meliputi :
a. Identifikasi pasien, Kebersihan Tangan, Kepuasan pasien, Penggunaan APD
b. Kebersihan tangan, kepuasan pasien, penggunaan APD, dan pelayanan ANC
sesuai standar
c. Kepuasan pelanggan, identifikasi pasien, pelayanan ANC sesuai standar, dan
pelayanan pasien tb sensitive obat
d. Identifikasi pasien, kebersihan tangan, kepuasan pelanggan, dan kepatuhan
pencegahan risiko jatuh.
Pembagian area (layout) untuk ruang sterilisasi yang sesuai standar adalah :
a. area kotor, area bersih, area proses sterilisasi, area penyimpanan alat ster,
dan area distribusi
b. area bersih, area penyimpanan alat steril, area distribusi, area administrasi
c. area kotor, area bersih, area dekontaminasi, area penyimanan, area distribusi
d. area kotor, area penyimpanan peralatan kotor, area bersih, area dekontaminasi
area distribusi
Salah satu upaya untuk menyediakan pelayanan yang bermutu adalah menerepkan
Tata Graha (5) R yang meliputi secara berurutan sebagai berikut :
a. Ringkas, Rapi, Rawat, Rajin, Ramping
b. Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin
c. Rajin, Rawat, Ringkas, Rapih, Resik
d. Ringkas, Rawat, Rapih, Resik, Ramping
Penggunaan ID card pada karyawan dan tamu, monitoring area berisiko kekerasan
dengan CCTV termasuk dalam program :
a. Program Keamanan dan Keselamatan Fasilitas Puskesmas
b. Program Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko
c. Program Pemeliharaan lingkungan Puskesmas
d. Program Mutu dan Manajemen Risiko Puskesmas
Pembagian area (layout) untuk ruang sterilisasi yang sesuai standar adalah :
a. area kotor, area bersih, area proses sterilisasi, area penyimpanan alat ster,
dan area distribusi
b. area bersih, area penyimpanan alat steril, area distribusi, area administrasi
c. area kotor, area bersih, area dekontaminasi, area penyimanan, area distribusi
d. area kotor, area penyimpanan peralatan kotor, area bersih, area dekontaminasi
area distribusi
Tiga orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk tata Kelola dan UKM, satu orang
untuk UKP, dan satu orang untuk mutu, keselamatan pasien, dan program prioritas
nasional
a. Kesesuaian pelaksanaan terhadap jadwal yang direncanakan (?)
b. Kesesuaian pelaksanaan terhadap jadwal dan capaian kinerja yang direncanakan
c. Meliputi aspek administratif, capaian program, sumber daya, dan tehnis
pelayanan
d. Meliputi aspek capaian program, tehnis pelayanan, kesesuaian jadwal
pelaksanaan, dan aspek efisiensi penggunaan sumber daya
Audit internal dalam standar akreditasi puskesmas merupakan cara untuk melakukan:
a. Pengawasan dan pengendalian dalam manajemen puskesmas
b. Menilai efektivitas sistem manajemen mutu
c. Menilai efektivitas proses pelayanan klinis
d. Menilai efektivitas sistem pengendalian mutu
Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi variasi
proses pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses (process
control) melalui
a. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
b. Standarisasi
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA untuk penyempurnaa
d. Kecukupan sumber daya
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang Standar Akreditasi
Klinik, terdiri dari
a. 4 Bab, 26 Standar, 499 Elemen Penilaian
b. 3 Bab, 26 Standar, 104 Elemen Penilaian
c. 4 Bab, 22 Standart 499 Elemen Penilaian
d. 3 Bab, 22 Standart 104 Elemen Penilaian
Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi, setelah
dilakukan RCA disusun rencana tindak lanjut:
a. Rencana tindak lanjut langsung dilaksanakan tanpa persetujuan dari Kepala
Puskesmas
b. Rencana tindak lanjut langsung dilaksanakan oleh unit kerja yang terkait dengan
kejadian
c. Tim Keselamatan Pasien menyusun rencana tindak lanjut, dan melaksanakan
tindak lanjut bersama unit kerja terkait setelah mendapat persetujuan Kepala
Puskesmas
d. Kepala Puskesmas melakukan tindak lanjut sesuai dengan rencana tindak lanjut
yang disusun oleh Tim Keselamatan Pasien dengan melibatkan unit kerja terkait
Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggii setelah
dilakukan RCA disusun rencana tindak lanjut:
a. Rencana tindak lanjut langsung dilaksanakan tanpa persetujuan dari Kepala
Puskesmas
b. Rencana tindak lanjut langsung dilaksanakan oleh unit kerja yang terkait dengan
kejadian
c. Tim Keselamatan pasien menyusun rencana tindak lanjut, dan melaksanakan
tindak lanjut bersama unit kerja terkait setelah mendapat persetujuan Kepala
Puskesmas
d. Kepala Puskesmas melakukan tindak lanjut sesuai dengan rencana tindak lanjut
yang disusun oleh Tim Keselamatan Pasien dengan melibatkan unit kerja terkait
Penanggung Jawab Klinik Pratama adalah seorang dokter, dokter spesialis di bidang
layanan primer atau dokter gigi, selain itu
a. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat
izin praktik (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
b. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat
izin praktik (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
c. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, Tidak harus memiliki surat
izin praktik (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
d. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, dan tidak harus
memiliki surat izin praktik (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi
pelayanan
Struktur organissasi dan SDM Klinik dilakukan dengan melakukan self asessment
yang ditandatangani oleh PJ Klinik dan distempel berikut kecuali
a. Setiap klinik harus memiliki kebijakan tentang struktur organisasi dan tata ke
(SOTK) yang menjabarkan seluruh kegiatan di Klinik
b. PJ Klinik Pratama harus seorang dokter, dokter gigi atau dokter spesialis di bidang
layanan primer
c. Dokter atau dokter gigi hanya dapat menjadi PJ untuk I Klinik
d. Sarana bangunan dan ruang klinik
Dibawah ini Upaya adalah Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
klinik,kecuali
a. Penentuan dan evaluasi capaian indikator mutu klinik
b. Pelaporan managemen risiko
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Pelaporan indikator mutu klinik
Puskesmas, TPMD, dan TPMDG dapat menunda jadwal survei tanpa denda atau ganti
rugi apabila terjadi hal hal berikut ini, kecuali :
a. Bencana alam
b. Bencana non alam
c. Peristiwa besar lain yang tidak terduga yang mengganggu operasional
d. Mogok massal yang menyebbabkan terhentinya pelayanan
e. Mutasi Pimpinan
SDM Klinik dengan rawat inap, tenaga kesehatan lain paling sedikit meliputi:
a. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi
Tenaga Ahli Tek
b. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi,
Tenaga Ahli Teknologi
c. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi
Tenaga Fisioterapi
d. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Radiografer,
Tenaga Gizi
Salah satu upaya untuk menyediakan pelayanan yang bermutu adalah menerapkan
Tata Graha (5 R) yang meliputi secara berurutan sebagai berikut
a. Ringkas, rawat, rapih, resik, ramping
b. Ringkas, Rapi, rawat, rajin,ramping
c. Rajin, rawat, ringkas, rapih, resik
d. Ringkas, rapih, resik, rawat, rajin
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang Standar Akreditasi
Klinik, terdiridari±
a. 4 Bab, 22 Stdndar, 499 Elemen penilaian
b. 3 Bab, 26 Staridar; 104 Elemen penilaian
c. 4 Bab, 22 Standar, 499 Elemen penilaian
d. 3 Bab, 22 Standar, 104 Elemen Penilaian
Puskesmas, klinik,lab tansfusi darah, TPM,TPMD dan TPMDG memiliki jumlah hari
survei untuk klinik adalah
a. 1 hari daring 2 hari daring
b. 2 hari daring 2 hari luring
c. 1 hari daring 1 hari luring
d. 2 hari daring
e. 1 hari daring
SDM klinik dengan rawat inap,tenaga Kesehatan lain paling sedikit meliputi
a. apoteker dan tenaga Kesehatan teknis kefarmasian,tenaga keperawatan,
radiographer,tenaga gizi
b. apoteker dan tenaga Kesehatan teknis kefarmasian,tenaga keperawatan, tenaga
gizi,teaga ahli teknologi lab medik
c. apoteker dan tenaga Kesehatan teknis kefarmasian. tenaga keperawatan, tenaga
gizi,tenaga ahli teknologi lab medik
d. apoteker dan tenaga Kesehatan teknis kefarmasian,tenaga keperawatan, tenaga
gizi,tenaga fisioterapi
Dalam pengelolaan SDM perlu disusun peta jabatan, uraian jabatan, dan
kebutuhan tenaga. Uraian jabatan disusun:
a. Berdasar jabatan-jabatan yang ada pada struktur yang meliputi uraian tugas,
wewenang dan tanggung jawab
b. Berdasar analisis kebutuhan masyarakat dan analisis kebutuhan SDM
c. Berdasar peta jabatan, meliputi uraian tugas pokok dan tugas terintegrasi
d. Berdasar analisis kompetensi, meliputi uraian tugas pokok dan tugas terintegrasi
dan wewenang
Informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen atau manufaktur atau importir dari
suatu bahan kimia yang menjelaskan mengenai sifat kimia dan fisika, bahaya yang ada,
batas bahaya yang diperbolehkan, cara penanganan yang aman, serta pertolongan
pertama dapat dilihat pada:
a. HMIS
b. MSDS
c. HMIG
d. Emergency Response Guide (ERG)
Akar Penyebab kejadian pada sistem ketika melakukan RCA dapat berupa:
a. Akar penyebab masalah bukanlah masalah pada sistem maupun tidak tersedianya
sumber daya yang memadai
b. Akar penyebab masalah hanya akibat tidak tersedianya sumber daya yang
memadai
c. Kegagalan sistem (system failure), Ketidak mampuan sistem (system incapability),
dan Tidak adanya atau tidak berfungsinya sistem kendali
d. Tidak berfungsinya sistem kendali tidak dapat dianggap sebagai akar masalah
Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian pelayanan
merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut:
a. Efektif (Effectiveness)
b. Berorientasi pasien (patient centeredness)
c. Tepat waktu (Timeliness)
d. Aman (Safety)
Variabel yang digunakan untuk memprioritaskan failure modes yang akan diupayakan
solusi pada waktu melakukan FMEA meliputi:
a. Occure, severity, Detectability
b. Probability, Detectability, Occurrence
c. severity, Detectability
d. Detectability, reliability, Specificity