2. Alasan utama untuk memberdayakan pengguna dalam pelayanan di Fasilitas Tingkat pertama
adalah
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat
c. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan
d. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan
3. Dalam maksud dan tujuan klinik menetapkan visi misi dan tujuan sebagai landasan operasional.
Penetapan Visi, Misi, dan Tujuan
a. Pemilik atau pihak yang memiliki wewenang sesuai perundangan
b. Penanggung jawab dan petugas
c. Pihak yang berwenang
d. Penanggungjawab
4. Seorang ibu salah menerima obat, tetapi sebelum obat diminum sudah dilakukan penggantian,
Kejadian ini termasuk:
a. Kejadian Tidak Cedera
b. Kejadian Nyaris Cedera
c. Kejadian Tidak diharapkan dengan Katagori tinggi
d. Kejadian Berpotensi Cedera
5. Pengguna ID Card pada karyawan dan tamu, monitoring area beresiko kekerasan dengan
CCTV termasuk dalam program:
a. Program Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko
b. Program Keamanan dan Keselamatan Fasilitas Puskesmas
c. Program Mutu dan Manajemen Risiko Puskesmas
d. Program Pemeliharaan lilngkungan Puskesmas
6. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang Standar AKreidtasi
Klinik, terdiri dari:
a. 4 Bab 22 Standar, 499 Elemen Penilaian
b. 4 Bab 26 Standar, 499 Elemen Penilaian
c. 3 Bab, 22 Standar, 104 Elemen Penilaian (Puskesmas : 5 BAB, …. Standar, 328 EP)
d. 3 Bab, 26 Standar, 104 Elemen Penilaian
11. Analisa situasi dan pelaksanan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawah Masyarakat Desa (MMD)
sebagai bahan penyusuan RUK tahun:
a. Bulan Februari tahun ini
b. Bulan januari tahun lalu
c. Bulan desember tahun ini
d. Bulan januari tahun ini
13. Obat di farmasi suatu klinik utama tidak ditata dengan baik, obat LASA tidak diidentifikasi dan
tidak diberi label adalah
a. Insiden keselamatan kerja
b. Kejadian tidak diharapkan
c. Kejadian tidak cedera
d. Kondisi berpotensi cedera
16. Manfaat grafik sarang laba-laba dalam penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah:
a. Menganalisis kinerja pelayanan UKP, UKM dan manajemen
b. Memudahkan melihat pencapaian kinerja program prioritas nasional
c. Menganalisis kinerja capaian program, keterkaitan dengan data lain, dan
menyimpulkan kerasionalan kinerja
d. Memudahkan melihat pencapaian kinerja pelayanan UKP
29. Perhitungan Risk Priority Number pada wktu melakukan FMEA dilakukan dengan cara
a. Melakukan penjumlahan variable detectability dan occurrence
b. Melakukan perkalian variable detectability, occurrence dan severity
c. Melakukan perkalian variable detectability, dan occurrence
d. Melakukan penjumlahan variable detectability, occurrence dan severity
30. Pertimbangan dalam memilih indicator prioritas dalam menilai atau memonitor mutu/
kinerja pelayanan adalah
a. Jika tidak ada consensus untuk memilih indicator tertentu, maka indicator tersebut tidak
boleh digunakan
b. Indicator prioritas tidak boleh ditetapkan dengan cara consensus
c. Belum adanya indicator yang ditetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
d. Dipersyaratkan oleh peraturan perundingan, high risk-high cost-high volume problem
prone, dan pertimbangan ketersediaan data
31 Petugas Kesehatan tertusuk jarum suntik yang habis digunakan untuk memberikan
suntikan ada pasien adalah
a. Insiden keselamatan kerja
b. Insiden keselamatan pasien
c. Kejadian tidak cedera
d. Kondisi berpotensi cedera
32. Penggunaan ID Card pada karyawan dan tamu , monitoring area beresiko dengan CCTV
termasuk dalam program:
a. Program keamanan dan keselamatan fasilitas puskesmas
b. Program pemeliharaan lingkungan puskesmas
c. Program keselamatan pasien dan manajemen risiko
d. Program mutu dan manajemen risiko puskesmas
33. Penanggungjawab klinik pratama adlaah seorang dokter, dokter spesialis dibidang
layanan primer atau dokter gigi, selain itu :
a. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik , harus memiliki surat izin praktik
(SIP) dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
b. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, Tidak harus memiliki surat izin
(SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
c. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat izin praktik
(SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
d. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik dan tidak harus memiliki surat
izin praktik (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
35. Dalam memberikan pelayanan di Puskesmas, perlu dikelola akses masyarakat terhadap
pelayanan, akses masyarakat meliputi:
a. Akses terhadap pelayanan dan pelayanan UKM
b. Akses terhadap informasi hak dan kewajiban pasien, akses terhadap pelayana dan
akses terhadap jenis pelayanan UKM
c. Akses terhadap informasi, akses terhadap pelayanan dan akses terhadap penyampaian
umpan balik Kepmenkes 165 2023 ttg Standar Akreditasi
Puskesmas Hal 15
d. Akses terhadap informasi dan pelayanan
36. Alasan utama untuk memberdayakan pengguna pelayanan dalam pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama adalah:
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat
c. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan
d. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan
42. Sebagai upaya untuk mengelola risiko kebakaran, yang perlu dilakukan oleh Puskesmas
adalah
a. Menyediakan Topi pelindung jika terjadi kebakaran, dan APAR minimal satu buah
di Puskesmas
b. Menyediakan APAR dan alat deteksi kebakaran untuk mengantisipasi kebakaran
dan simulasi penggunaan APAR yang wajib dikerjakan dengan benar oleh semua karyawan
c. Melakukan identifikasi risiko kebakaran, menyediakan dan melakukan………
Kebakaran dan APAR, menyediakan jalur evakuasi dan simulasi……..
d. Menyediakan APAR minimal 1 buah di Puskesmas
43. Klinik adalah fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggaraakn pelayanan Kesehatan
yang menyediakan
a. Pelayanan Medik dasar dan Spesialistik
b. Pelayanan Medik Dasar dan/atau Spesialistik
c. Pelayanan Spesialistik
d. Pelayanan Medik Dasar
44. Identifikasi riisko dalam pelayanan Kesehatan dapat dilakukan dengan cara:
a. Menunggu adanya laporan kejadian tidak diharapkan
b. Curah pendapat, adanya complain, adanya keluhan, adanya insiden,adanya…….
c. Menunggu terjadinya insiden keselamatan pasien
d. Berdiskusi dengan pasien sebagai wujud keterlibatan pasien dalam manajemen
46. Yang termasuk insiden Keselamaatn pasien dalam PMK No. 11/ 2017 tentang Keselamatan
Pasien adalah
a. KTD dan KTC
b. KTD, KTC dan KNC
c. KTD dan KNC
d. KTD. KTC, KPC dan KNC
48. Pada penilaian klinik dapat diberikan nilai 5 pada EP, apabila:
a. Jika pencapaian 20% dari setiap elemen penilaian, diperoleh melalui telusur, yaitu
observasi dan wawancara
b. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu observasi dan wawancara serat dibuktikan
bahwa seluruh dokumen telah disuusn tetapi pelaksanaannya belum sesuai dengan
dokumen
c. Jika pencapaian ≥ 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode telusur,
yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan
dokumen
d. Jika pencapaian ≥ 20% dari setiap penilaian. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu
observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan dokumen
e. Jika pencapaian 20%-79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen
49. Proses kajian pasien menetukan asuhannya yang akan dilakukan. Ketika pasien diterima di
klinik untuk memperoleh pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga medis,
keperawtaan/kebidanan dan tenaga pemberi asuhan lainnya. Pengkajian Awal dilakukan:
a. 3 jam
b. 12 jam
c. 1 x 24 jam Standar 3.4 Bab 3 EP 2
d. 1 jam
54. Standar akreditasi Puskesmas mensyaratkan di susun register untuk pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan Klinis, Pelayanan UKM, Pelayanan Administrasi manajemen, dan Risiko yang
terkait fasilitas pelayanan, PPI, MFK dan K3 cari jawabannya lagi di buku (sudah di
searching gak nemu)
b. Pelayanan KLinis dan Pelayanan UKM, PPI dan MFK
c. Pelayanan pendaftaran, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap (kalua ada) pelayanan
laboratorium, pelayanan obat, dan pelayanan rekam medis
d. Pelayanan klinis
55. Untuk mencegah penularan infeksi dilakukan penggunaan APD. Penggunaan sarung
tangan dilakukan :
a. Setiap kali memeriksa pasien
b. Kalua ada indikasi menggunakan sarung tangan Hal 184 (Kepmenkes 165/2023 tentang
standar akreditasi puskesmas)
c. Untuk menggantikan pentingnya mencuci tangan
d. Ketika memeriksa pasien lain tidak perlu melepaskan sarung tangan, langsung saja dilakukan
hand rub tanpa melepas sarung tangan
57. Penyelenggaraan pelayanan elekronik rekam medis di Puskesmas, Klinik dan Fasyankes yang
diluar diatur dalam :
a. PMK 9 tahun 2014
b. PMK 24 tahun 2022
c. PMK 24 tahun 2020
d. PMK 269 tahun 2008
64. Puskesmas mempunyai kewajiban membina jaringan dan jejaring. Yang dimaksud dengan
jejaring adalah: PMK 165/2023 Hal :
a. Rumah sakit, puskesmas pembantu, puskesling, dan praktik bidan desa
b. Rumah sakit, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain, upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, dan lintas sektor terkait lainnya di wilayah kerjanya PMK 43 2019 Pasal 58
c. Puskesmas pembantu, praktik bidan desa, puskesling
d. Klinis swasta, rumah sakit, puskesmas pembantu dan praktik bidan desa
65. Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG dapat menunda jadwal
survei tanpa denda atau ganti rugi apabila terjadi hal-hal berikut ini, kecuali:
a. Mutasi Pimpinan
b. Mogok Kerja massal yang menyebabkan harus berhenti pelayanan
c. Bencana non alam
d. Bencana alam
e. Peristiwa besar lain yang tidak terduga yang menganggu operasional
67. Menentukan estimasi risiko secara kuantitatif atau kualitatif dengan tehnik evaluasi atau
matematis dalam tahapan manajemen risiko disebut dengan:
a. Evaluasi risiko
b. Monitoring risiko
c. Analisis risiko
d. Identifikasi risiko
68. Pengelolaan linen kotor:
a. Di tempat penggunaan, linen kotor tidak perlu dipisahkan dari linen yang
terkontaminasi, langsung dimasukkan kantong kuning
b. Jika terdapat faeces pada linen kotor, tidak perlu dibuang terlebih dahulu, langsung
masukkan kantong kuning, lalu dibawa ke londri
c. Linen kotor disortir dan dicuci di lokasi dimana digunakan baru kemudian linen yang
terkontaminasi dimasukkan kantong kuning, lalu dibawa ke londri
d. Linen yang terkontaminasi segera dibungkus dan dimasukkan kantong kuning di
lokasi penggunaan
71. Salah satu upaya untuk menyediakan pelayanan yang bermutu adalah menerapkan Tata
Graha (5 R) yang meliputi secara berurutan sebagai berikut
a. Rajin, rawat, ringkas, rapih, resik
b. Ringkas, rawat, rapih, resik, ramping
c. Ringkas, rapih, resik, rawat, rajin (RI-RA-RE-RA-RA)
d. Ringkas, Rapi, rawat, rajin, ramping
72. Yang dimaksud dengan Root cause pada waktu melakukan RCA adalah
a. Faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian
b. Penyebab langsung dari suatu kejadian
c. Trigger terhadap adanya suatu kejadian
d. Akar masalah yang ada pada sistem
73. Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan fasilitas maka klinik menyusun
manajemen fasilitas yang mencakup :
a. Penanggulangan Bencana
b. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3
c. Keselamatan dan keamanan
d. a. a,b,c semua benar
75. Sebagai dasar untuk menyusun rencana program manajemen fasilitas dan keselamatan dan
menyusun disaster plan, fasilitas pelayanan kesehatan perlu melakukan analisis risiko dengan
menggunakan alat
a. Register Risiko
b. Profil Risiko
c. Profil Risiko, dan Hazard Vulnerablity Assessment (HVA)
d. ICRA Program
77. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi variasi proses pada
pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses (proses kontrol) melalui
a. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui pdca Untuk penyempurnaan
b. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
c. Standarisasi
d. Kecukupan sumber daya
79. Puskesmas mempunyai kewajiban membina jaringan dan jejaring. Yang dimaksud
dengan jejaring adalah:
a. Rumah Sakit, serta fasilitas pelayanan kesehatan lain, upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat dan lintas sektor terkait lainnya di wilayah
kerjanya
b. Puskesmas Pembantu, praktek bidan desa, puskesling
c. Klinis swasta, Rumah Sakit, Puskesmas Pembantu dan praktek bidan desa
d. Rumah Sakit, Puskesmas Pembantu, puskesling dan praktek bidan desa
85. Struktur organisasi dan SDM klinik dilakukan dengan melakukan self assesment yang
ditandatangani oleh Pj klinik dan di stempel berikut kecuali :
a. Sarana bangunan dan ruang klinik
b. Setiap klinik harus memiliki kebijakan tentang struktur organisasi dan tata kerja
(SOTK) yang menjbarkan seluruh kegiatan klinik
c. Dokter atau dokter gigi hanya dapat menjadi pj untuk 1 klinik
d. Pj klinik pratama harus seorang dokter, dokter gigi atau dokter spesialis di bidang
layanan primer
89. Kepemimpinan yang diperlukan dalam era sekarang untuk meningkatkan mutu pada situasi
yang cepat berubah di Puskesmas adalah :
a. Kepemimpinan situasional
b. Kepemimpinan transformatif
c. Kepemimpinan otoriter
d. Kepemimpinan partisipatif
92. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi variasai
proses pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses ( process
control) melalui :
a. Kecukupan sumber daya
b. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA untuk penyempurnaan
d. Standarisasi
93. Tujuan Hand hygiene adalah :
a. Melindungi petugas fasilitas Kesehatan agar tidak dituntut karena pasien tertular
penyakit infeksi
b. Melindungi petugas dari tertular infeksi sebelum makan
c. melindungi pasien terhadap kuman berbahaya yang terbawa oleh tangan petugas atau
kulit pasien sendiri
d. Melindungi keluarga petugas agar tidak tertular infeksi Ketika pulang kerumah
96. Akar penyebab kejadian pada system Ketika melakukan RCA dapat berupa :
a. Akar penyebab masalah bukanlah masalah pada sistem maupun tidak tersedianya
sumber daya yang memadai
b. Kegagalan sistem (system failure) ketidak mampuan sistem (system incapability) dan
Tidak adanya atau tidak berfungsinya sistem kendali
C. Tidak berfungsinya sistem kendali tidak dapat dianggab sebagai akar masalah
D. Akar penyebabnya masalah hanya akibat tersedianya sumber daya yang memadai
97. Untuk mendesain ulang suatu proses agar minimal dari resiko maka dilakukan:
A. Continuous Quality Improvement dengan metode PDSA
B. Root cause analysis
C. Failure mode and effek anallysis
D. Saverity Assesment
98. Dalam pengelolaan SDM perlu disusun peta jabatan, uraian jabatan, dan
kebutuhan tenaga. Uraian jabatan disusun:
a. Berdasar analisis kompetensi meliputi uraian tugas pokok dan tugas terintegrasi
dan wewenang
b. Berdasar analisis kebutuhan masyarakat dan analisis kebutuhan SDM
c. Berdasar peta jabatan meliputi uraian tugas pokok dan tugas terintegrasi
d. Berdasar jabatan-jabatan yang ada pada struktur yang meliputi uraian tugas
wewenang dan tanggung jawab
99. Penanggung jawab klinik utama dan penanggung jawab klinik pratama hanya boleh
menjadi penanggung jawab pada:
A. Satu klinik
B. Tiga Klinik
C. Dua Klinik
D. A dan B benar
101. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian
pelayanan merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut:
A. Berorientasi pasien (patient centeredness)
b. Aman (Safety)
c. Efektif (Effectiveness)
d. Tepat waktu (Timeliness)
103. Identifikasi pasien dengan benar bertujuan untuk memastikan ketepatan pasien
yang akan menerima layanan dan menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan
pasien. Identifikasi harus dilakukan minimal menggunakan dua identitas yang ada, Di
bawah ini yang tidak disarankan untuk digunakan dalam melakukan identifikasi adalah:
a. Nomor Rekam Medik
b. Nomor Induk Kependudukan (NIK)
c. Nama
d. Umur (seharusnya tanggal lahir, bukan umur)
1. Jika seorang karyawan di klinik melakukan kesalahan dan berakibat terjadinya insiden
keselamatan pasien, maka yang perlu dilakukan oleh karyawan tersebut adalah:
a. Melakukan RCA kemudian melaporkan kepada Penanggung jawab Klinik
b. Melaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien klinik dan mengisi form laporan
insiden
c. Melaporkan secara lisan kepada Penanggung jawab Klinik
d. Tidak melaporkan supaya tidak terkena hukuman
2. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian pelayanan
merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut:
a. Berorientasi pasien (pasien centereddness)
b. Efektif (Effectiveness)
c. Aman (safety)
d. Tepat Waktu (Timeliness)
5. Pertimbangan dalam memilih indikator prioritas dalam menilai atau memonitor mutu/kinerja
pelayanan adalah:
a. Jika tidak ada consensus untuk memilih indicator tertentu, maka indicator tersebut
tidak boleh digunakan
b. Belum adanya indicator yang ditetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
c. Dipersyaratkan oleh peraturan perundangan, high risk-high cost-high volume-
problem prone, dan pertimbangan ketersediaan data
d. Indikator prioritas tidak boleh ditetapkan dengan consensus
7. Pengelolaan peralatan perawatan pasien dalam PPI di FKTP (Puskesmas dan Klinik Pratama)
termasuk dalam :
a. Kewaspadaan transmisi
b. Sterilisasi peralatan perawatan
c. Kewaspadaan standar
d. Kewaspadaan isolasi
9. Untuk mendisain ulang suatu proses agar minimal dari resiko maka dilakukan
a. Continuous quality improvement dg metode PDSA
b. Root couse analisis
c. Failure mode and effect analisis
d. Severity assement
10. Penanggung jawab klinik utama dan klinik pratama hanya boleh menjadi penanggung jawab
a. Satu klinik
b. A dan b benar
c. Tiga klinik
d. Dua klinik
11. Yang termnasuk insiden keselamatan pasien dalam PMK no 11 / 2017 tentang keselamatan
pasien adalah :
A. KTD dan KTC
B. KTD , KTC dan KNC
C. KTD dan KNC
D. KTD , KTC ,KPC dan KNC
13. Penyelenggaraan pelyananan elektronik rekam medis di puskesmas ,klinik dan fasyankes yang
lain diatur dalam :
A. PMK 9 tahun 2014
B. PMK 24 tahun 2022
C. PMK 24 tahun 2020
D. PMK 269 tahun 2008
14. Hasil penilaian Indikator mau ditindak lanjuti dengan Upaya perbaikan mutu / kinerja yang
berkesinambungan .Perbaikan mutu yang berkesinambungan asdalah :
A. Upaya perbaikan yang dilakukan secara individual oleh penanggung jawab
program/ pelayanan
B. Mengikuti siklus POACE
C. Suatu komitmen dan pendekatan untuk meningkatkan proses secara
berkesinambungan.
D. Upoya perbaikan yang hanya dilakukan jika ada masalah , setelah melalui proses
analysis.
15. Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara periodiK
melalui:
a.Supervisi, pemantauan capaian indikator kinerja, lokakarya mini, audit internal dan
pertemuan tinjauan manajemen
bPenilaian indikator kinerja dan penilaian kinerja karyawan c.Lokakarya
mini, audit internal dan pertemuan tinjauan manajemen d.Lokakarya
mini dan audit internal
16. Sebagai dasar untuk menyusun rencana dan strategi menghadapi bencana perlu dilakukan
penilaian, yaitu:
a.Hazard identification dan FMEA b.Operating
and Support Hazard Analysis c.Hazard
Vulnerability Assessment d.Hazard
identification dan RCA
18. Yang diberi tanggung jawab oleh Kepala Puskesmas dalam upaya memfasilitasi Upaya
Keselamatan pasien di Puskesmas sesuai dengan PMK No 11/2017 tentang Keselamatan
pasien:
a. Tidak harus ada orang yang diberi tanggung jawab
b. Seseorang atau tim yang diberi tanggung jawab oleh Kepala Puskesmas
c. Harus berbentuk komite
d. Harus berbentuk tim Keselamatan pasien
19. Dilakukannya Audit Internal dan Pertemuan Tinjauan Manajemen dalam PMK 44 tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, merupakan pelaksanaan proses
manajemen:
a. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian
b. Penggerakan dan Pelaksanaan
c. Perencanaan dan Penggerakan Pelaksanaan
d. Perencanaan
22. Variabel yang dipertimbangkan dalam melakukan risk assessment infeksi, misalnya
untuk pelayanan pasien Covid 19 meliputi:
a. Virulensi dari virus/mikroorganisme
b. Dampak dan probabilitas (jawaban yang betul Dampak, probabilitas dan sistem)
c. Probabilitas dan kesiapan organisasi
d. Dampak dan kesiapan organisasi
23. 3 (tiga) bulan untuk akreditasi pertama dan 12 (dua belas) bulan untuk survei re- akreditasi
Hal 25 Kepdirjen Yankes 3991/2022 sama dengan Puskesmas
a. 6 (enam) bulan untuk akreditasi pertama dan 12 (dua belas) bulan untuk survei re-
akreditasi
b. 3 (tiga) bulan untuk akreditasi pertama dan 6 (enam) bulan untuk survei re-akreditasi
c. 1 (satu) bulan untuk akreditasi pertama dan 12(dua belas) bulan untuk survei re-
akreditasi
d. 1 (satu) bulan untuk akreditasi pertama dan 3 (tiga) bulan untuk survei re-akreditasi
25. Imformasi yang terperinci yang disiapkan oleh produsen atau manufaktur atau improtir dari
suatu bahan kimia yang menjelasakan mengenai sifat kimia dan fiska , bahaya yang ada batas
bahaya yang diperbolehkan , cara penanganan yang aman , serta pertolongan pertama dapat
dilihat pada :
a. HMIS
b. HMIG
c. Emergensi Response Guide (ERG )
d. MSDS
27. Untuk mencegah agar tidak terjadi penularan dari pasien Tuberculosis
kepada petugas , maka petugas memakai :
a. Tidak perlu memakai masker , cukup dengan hand Hygiene saja.
b. Petugas mengunakan masker biasa
c. Pasien yang sakit tubercolusis menggunakan maske N95
d. Petugas mengunakan masker N95
30. Klinik dengan rawat inap ,tenaga Kesehatan lain paling sedikit meliputi :
a. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian , tenaga keperawatan , tenaga gizi , tenaga
fisioterapi
b. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian , tenaga keperawatan , tenaga gizi
, tenaga ahli teknologi laboratorium Medik.
c. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian , tenaga keperawatan , radiographer , tenaga
gizi
d. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian , tenaga keperawatan , tenaga gizi
, tenaga ahli teknologi laboratorium Medik.
1. Klinik menetapkan prosedur cuci tangan dengan berpedoman pada WHO yaitu :
a. Cuci tangan 5 (lima) langkah dan 6 (enam) saat (momen).
b. Cuci tangan 6 (enam) langkah dan 4 (empat) saat (momen).
c. Cuci tangan 4 (empat) langkah dan 6 (enam) saat (momen).
d. Cuci tangan 6 (enam) langkah dan 5 (lima) saat (momen).
7. Sesuai dengan standar akreditasi puskesmas, maka register resiko perlu disusun untuk :
a. Pelayanan UKP.
b. Pelayanan UKM dan UKP.
c. Pelayanan UKM.
d. Pelayanan UKM, UKP dan manajemen.
8. SDM klinik dengan rawat inap tenaga kesehatan lain paling sedikit meliputi :
a. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik.
b. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik.
c. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, radiographer tenaga
gizi.
d. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi dan
fisioterapi.
4 Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi yang harus
diterapkan di pasilitas pelayanan kesehatan dengan maksud untuk menurunkan resiko
tranmisi penyakit dari pasien ke petugas kesehatan , penunjang masyarakat sekitar atu
sebaliknya , kewaspadaan isolasi di bagi menjadi 2 lapis , yaitu kewaspadaan standard
( standar Precausen ) dan kewaspadaan tranmisi atau berdasarkn cara penularan
( transmisi based precaution )
Apa saja yang termasuk dalam kewaspadaan berdasar Tranmisi
a. Kewaspadaan berdasar tranmisi kontak dan airborn
b. Kewaspadaan berdasar tranmisi kontak droplet dan airborn
c. Hand hygiene 6 langkah pada 5 kesempatan
d. Penggunaan masker.cuci tangan dan menjaga jarak
e. Hand hygiene , penggunaan APD,dan penerapan protocol kesehatan
5 Kebersihan tangan dianggap sebagai salah satu elemen penting dalam PPI . infeksi
sebagian besar dapat dicegah melalui kebersihan tangan dengan cara yang benar dan
dengan waktu yang tepat (WHO 2019) tangan petugas kesehatan yang sering terpapar
dengan bakteri pathogen dan pasien dan permukaan lingkungan yang terkontaminasi ,
tangan yang terkontaminasi merupakan salah satu media penyebab penularan infeksi
di fasilitas pelayanan kesehatan , kebersihan tangan bertujuan untuk mencegah terjadi
kontaminasi silang dari tangan petugas ke pasien atau pengguna layanan atau
sebaliknya saat melakukan tindakan aseptic atau saat memberi pelayanan kesehatan
dengan melakukan kebersihan tangan sesuai 5 macam dari WHO
Apa yang di maksud 5 momen dari WHO
a. Kebersihan tangan dilakukan sebelum dan setelah menyentuh pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptic, setelah menyentuh cairantubuh pasien, setelah
kontak dengan lingkungan fasyankes
b. Kebersihan tangan setelah menyentuh pasien, melakukan tindakan aseptic
melakukan tindakan aseptic, setelah menyentuh cairantubuh pasien setelah kontak
dengan lingkungan pasien
c. Kebersihan tangan dilakukan sebelum dan setelah menyentuh pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptic , setelah menyentuh cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien
d. Kebersihan tangan dilakukan sebelum dan setelah menyentuh pasien sebelum
melakukan tindakan aseptic, sebelum menyentuh cairan tubuh , setelah kontak
denganlingkungan pasien
e. Kebersihan tangan dilakukan sebelum dan setelah menyentuh pasien sebelum
melakukan tindakan aseptic, setelah menyentuh cairan tubuh pasien , setelah
kontak dengan lingkungan pasien
22 Hasil penilaian indicator mutu di tindak lanjuti dengan perbaikan mutu/kinerja yang
berkesinambungan , perbaikan mutu yang berkesinambungan di lakukan dengan :
a. Mengikuti siklus POACE
b. Melihat keberhasilan target cakupan indicator
c. Upaya perbaikan yang hanya dilakukan kalua ada masalahdan mengikuti siklus
PDSA
d. Upaya perbaikan yang dilakukan dengan menerapkan 5 R
e. Penerapan 5 R dan di lanjutkan dengan meningkatkan proses secara
berkesinambungan mengikuti proses PDSA
23 Alat pelindung diri (APD) adalah alat pelindung diri yang dirancang sebagai
penghalang setiap penetrasi zat partikel padat, cair dan udara untuk melindungi
pemakainya dari cidera atau infeksi atau penyakit bertujuan untuk menghalangi
pajanan bahan infeksius pada kulit, mulut hidung atau mata (selaput lender) tenaga
kesehatan pasien dan pengguna kesehatan penggunaan APD yang efektif perlu di
dasarkan pada potensi paparan dampak penularan yang ditimbulkan , serta
memahami dasar kerja setiap jenis APD yang akan di gunakan. Di dalam buku
pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FKTPdi perkenalkan berbagai
macam APD dengan penggunaan berdasarkan indikasi.
Apa indikasi penggunaan sarung tangan medis:
a. Untuk menggantikan pentingnya cuci tangan
b. Menggunakan sarung tangan kalua ada penularan mengenai droplet
c. Untuk melindung petugas londri ketika membersihkan linen
d. Menggunakan sarung tangan kalau ada indikasi penularan melalui kontak
e. Setiap kali memeriksa pasien covid 19
25 Apa yang menjadi pertimbangan dalam memilih indicator prioritas dalam menilai
atau memonitor kinerja pelayanan adalah
a. Belum adanya suatu indicator yang di tetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
b. Di persyaratkan oleh peraturan perundangan
c. Di peryaratkan oleh peraturan perundangan dan persetujuan dinas
kesehatan kab/kota
d. Merupakan respesentasi dari mutu yang akan di ukur di persyaratkan oleh
peraturan perundangan prioritas permasalahan dan pertimbangan ketersediaan
data
e. Merupakan respresetasi dari mutu yang akan di ukur , ketersediaan data dan
instrument pengukuran
26 Untuk melindungi wajah dan membrane mukosa mulut dan hidung dari cipratan darah
dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan dan melindungi pasien dari
petugas saat batuk dan bersin, syarat masker yang di gunakan harus menutupi hidung
dan mulut, serta menggunakan masker N95 harus dilakukan ft test ( penekanan di
daerah hidung dan penilaian kerapatan penggunaan masker ) salah satu penggunaan
masker adalah untuk mencegah agar tidak terjadi penularan pada petugas saat
melakukan tindakan. Jenis masker apa yang digunakan pada tindakan aorsolisasi pada
masa pandemic covid 19 ?
a. Tidak perlu menggunakan masker cukup dengan menggunakan face shield
b. Petugas menggunakan masker bedah
c. Petugas menggunakan masker N95 dan face shield
d. Petugas menggunakan masker N95 dan face shield dan masker kain
e. Petugas menggunakan masker N95 ditambah masker kain
29 Pembinaan ke Puskesmas oleh Tim pembina dari kabupaten kota idealnya dilakukan
dengan cara sebagai berikut
a. Dilakukan secara terpadu, secara periodik dan berKesinambungan sesuai dengan
analisis permasalahan yang ada
b. Dilakukan masing masing oleh petugas yang kompeten dalam bidangnya sesuai
permasalahan yang ada di Puskesmas secara Periodik, konsisten dan ber
Kesinambungan
c. Dilakukan oleh tenaga konsultan sesuai dengan permasalahan yang ada
d. Dilakukan oleh masing masing penanggungjawab program
e. Dilakukan secara Peer oleh Puskesmas yang capaian kinerja nya lebih baik
2. Terjadi kesalahan pemberian obat Anti hiprtensi pd pasien rawat inap oleh perawat pagi
hari ttpi tidak ada keluhan pd pasien adalah
a. KNC
b. KTD dengan cedera ringan
c. KTD
d. Kondisi berpotnesi cedera
e. KTC
4. Sebuah Puskesmas melakukan pertemuan tahunan kegiatan diawali dgn pengumpulan data
kinerja setiap pelayanan, data demografi potensi ekonomi daerah, potensi SDM pendukung,
dan fasilitas kesehatan lain yg terdpt diwilayah kerja Puskesmas termasuk data dari hasil
audit internal dan survey yang dilakukan oleh Puskesmas. Selanjutnya dilakukan pertemuan
utk pembahasan masalah yg akan diselesaikan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya.
Pembahasan melibatkan tim mutu perwakilan semua Pokja, apa nama dari pertemuan
tersebut
a. Pertemuan Tinjauan Manajemen Hasil Konsul P. Cahyono _CLEAR
b. Pertemuan tingkat mutu Puskesmas
c. Lokakarya mini bulanan
d. Pertemuan internal Puskesmas
e. Pertemuan khusus Puskesmas
PERLU DI DISKUSIKAN LAGI
5. Secara nasional diketahui jml PKM terakreditasi utama sekitar 18%, sedangkan akrediatasi
Madya tercatat 66% hasil pemantaouan menunjukan kelemahan terbanyak PKM yg blm
mencapai akre utama dan paripurna tdk membuat perencanaan kegiatan/program
berdasarkan analsiis data yg dimiliki. Petugas tdk mampu menjealaskan tahapn
pengumpulan dan analisa data utk menyusun rencana PKM. Lokasi PKM cukup jauh. apakah
penyebab paling mungkin terjadnya kondisi tersebut ?
a. Tdk memahami PDSA BENAR
b. Jlh SDM utk analisis terbatas
c. Keterbatasan waktu
d. Tdk memiliki motivasi
e. Rentang control lemah
6. Apa yg menjadi pertimbangan dlm memilih indicator prioritas dlm menilai dan
memonitor kinerja pelayanan adalah
a. Dipersyaratan oleh peraturan perundangan dan persetujuan dinkes kab/kota
b. Blm adanya indicator yg ditetapkan utk suatu pelayanan tertentu
c. Dipersyaratakan oleh peraturan perundangan
d. Merupakan representasi dari mutu yg akan diukur ketersediaan data dan instrument
e. Merupakan representasi dari mutu yang akan diukur oleh peraturan perundangan
prioritas permasalahan dan pertimbangan ketersediaan data
9. APD adalah perangkat alat yg dirancang sbg penghalang terhdp penetrasi zat, partikel
padat, cair, atau udara utk melindungi pemakainya dari cedera atu penyebara infeksi atau
penyakit. Bertujuan utk menghalangi pajanan bahan infeksius pd kulit mulut hidung atau
mata nakes, pasien atau penggung. Penggunaan ApD yg efektif perlu didasrakan pada
potensi paparan dampak penularan yg ditimbulkan serta memahami dasar kerja setiap
jenis APD yg akan digunakan. Didalam buku pedoman pencegahan dan pengendalian
infieksi di FKTP diperkenalkan berbgai macam APD dgn penggunaan berdasarkan indikasi.
Jenis ApD apa yang paling tepat diigunaan pd transmisi droplet
a. Masker N95 dan sarung tangan
b. Masker bedah
c. Sarung tangan
d. Masker bedah dan sarung tangan
e. Gaun dan aprovon dan masker
10, APD adalah perangkat alat yg dirancang sbg penghalang terhdp penetrasi zat, partikel
padat, cair, atau udara utk melindungi pemakainya dari cedera atu penyebara infeksi atau
penyakit. Bertujuan utk menghalangi pajanan bahan infeksius pd kulit mulut hidung atau
mata nakes, pasien atau penggung. Penggunaan ApD yg efektif perlu didasrakan pada
potensi paparan dampak penularan yg ditimbulkan serta memahami dasar kerja setiap
jenis APD yg akan digunakan. Didalam buku pedoman pencegahan dan pengendalian
infieksi di FKTP diperkenalkan berbgai macam APD dgn penggunaan berdasarkan indikasi.
Apa indikasi penggunaan sarung tangan medis
a. Utk melindungi petugas laundry ketika bersihkan linen
b. Utk menggantikan pentingnya mencuci tangan
c. Menggunakan sarung tangan kalau ada indikasi penularan melalui droplet
d. Setiap kali memeriksa pasien Covid-19
e. Menggunakan sarung tangan kalau ada indikasi penularan melalui kontak
14. Penyelenggaraan keselematan pasien dgn penerapan sesuai dgn PMK 11 thn 2017
a. Pelaporan insiden keselamatan kke KNKP jika terjadi KTD kategori merah dan
kuniing dan kejadian kejadian sentinel
b. Penerapan standard keselamatan pasien melalui standard akreditasi
c. 6 standar keselamatan pasien, 7 sasaran keselamatan pasien dan 7 langkah
menujustandar keselamatan pasien
d. 7 standar keselaamtan, 6 sasaran, 7 langkah
e. Analisis dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasien dan
pelaporannya
16. Sebuah Puskesmas melakukan pertemuan tahunan kegiatan diawali dgn pengumpulan data
kinerja setiap pelayanan, data dmografi potesnis ekonomi daerah, potensi SDM pendukung,
dan fasilitas kesehatan lain yg terdpt diwilayah kerja Puskesmas termasuk data dari hasil
audit internal dan survey yang dilakukan oleh Puskesmas. Selanjutnya dilakukan
pertemuan utk pembahasan masallah yg akan diselesaikan oleh Puskesmas pada tahun
berikutnya. Pembahsan melibatkan tim mutu perwakilan semua Pokja, apa nama dari
pertemuan . Apa hasil akhir dari kegiatan yg dilakukan oleh PKM tersebut
a. Kegiatan tim mutu
b. Capaian kinerja program
c. Indikator mutu pelayanan
d. Program mutu PKM
e. Indikator mutu prioritas PKM
21. Untuk mencegah tdk terjadi penularan kpd petugas ketika melakukan tindakan yg
menimbulkan aerosolisasi pd masa pandemic covid-19
a. Petugas menggunakan masker N95 dan face shild
b. Tdk perlu menggunakan masker cukup face shield.
c. Petuga menggunakan masker bedah
d. Petuags menggunakan masker N95 ditambah dgn masker kain
e. Petuags menggunakan masker N95, face shild ditambah dgn masker kain
22. Sebuah PKM di Kab X sedang melakukan pembinaan oleh TPCB dinkes setempat saat
monev ditemukan beberapa INM speerti angka keberhasilan TB dan indentifikasi tdk
mencapai target, tdk berubah sejak 3 bulan terakhir, tdk ada analsisi yg dibuat atas
ketidakcapaian indicator mutu tersbut. Data dukung sbg bukti pellaksanaan kegiatan tdk
ditunjukan dan dasar perhitungan INM tdk dpt dijelaskan. Apa prioritas intervensi yg hrs
dilakukan agar pelaksanaan pengkuran INM berjalan sesuai yg ditentukan
a. Kesempatan magang difasilitas ygtelah berhasil melakukan pengukuran
b. Penambahan tenaga khusus utk pengukuran INM
c. Pemberian sanksi atas ketidak berhasilan
d. Peningkatan pemahaman bagi pelaksana dan tim mutu ttg pengukuran INM
e. Pengadan perangkat computer utk mendukung analisis
23. Sbg dasar menyusun disaster plan dlm program persiapan menghadapi bencana
dilakukan identifikasi risiko dgn menggunakan alat manajemen risiko sbb :
a. Hazard vulnera ability Assesment
b. Manajemen risiko
c. Public health risk assessment
d. Severity assessment
e. Register risiko
26. Hasil penilaian indicator mutu ditindaklanjuti dgn upaya perbaikan mutu / kinerja yg
berkesinambungan. apakah anda lakukan utk melakukan perbaikan mutu yg
berkesinambungan ?
a. Penerapan 5 R dan dilanjutkan dgn meningkatkan proses scr berkesinambungan
mengikut I siklus PDSA
b. Melihat target capain indikatoor
c. UPaya perbaikan yg dilakukan dgn menerapkan 5 R
d. Upaya perbaikan yg dilakukan jika ada masalah mengkuti siklus PDSA
e. Mengikuti POAC
28. Sebuah PKM di Kab A sedang melakukan pembinaan oleh TPCB dinkes setempat saat
monev ditemukan beberapa INM speerti angka keberhasilan TB dan indentifikasi tdk
mencapai target, tdk berubah sejak 3 bulan terakhir, tdk ada analsisi yg dibuat atas
ketidakcapaian indicator mutu tersbut. Data dukung sbg bukti pellaksanaan kegiatan tdk
ditunjukan dan dasar perhitungan INM tdk dpt dijelaskan. Manakah dlm tahapan
pelaksanaan pengukuran INM yg tdk dijalankan
a. Penetapan
b. Identifikasi
c. Pengukuran CLEAR
d. Falidasi
e. Pelaporan
31. Pembinaan ke Puskesmas oleh Tim Pembina dari Kabupaten/kota idealnya dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. dilakukan secara peer oleh Puskesmas yg capaian kinerjanya lebih baik
b. Dilakukan oleh tenaga konsultan sesuai dengan permasalahan yang ada
c. dilakukan scr terpadu , scr periodic dan berkesinambungan sesuai dengan analisis
permasalahan yg ada.
d. Dilakukan masing-masing oleh petugas yg kompeten dalam bidangnya yg sesuai
permasalhan yang ada di Puskesmas secara periodic, konsisten dan berkesinambungan
32. Terjadi kesahalan pemberian obat pd pasien krn salah identifikasi ttpi segera diketahui
ttpi obat sdh terlanjur diminum oleh pasien ttpi terjadi keluhan pusing kepala
a. Kejadian nyaris cedera
b. KTD
c. KTC
d. KTD dgn cedera ringan
e. Kondisi potensial Cedera
35. Pelaporan insiden keselamatan pasien oleh PKM dilakukan dgn cara :
a. Pelaporan internal setiap terjadi kejadian keselamatan pasien dan pelaporan KTD
dgn kategori merah atau kuning ke KNKP
b. Pelaporan kejadian sentinel dan KTD ke KNKP dan dinkes kab kota
c. Pelaporan internal di PKM dan tindak lanjut hasil investigasi
d. Pelaporan semua insiden keselamatan pasien ke KNKP dan dinnkes kab/kota
e. Melaporkan semua kasus insisden keselamatan pasien ke KNKP
39. Ruang isolasi yang digunakan utk merawat pasien covid-19 adalah
a. Ruang isoliasi bertekanan negative
b. Pasien covid19 tdk perlu dilakukan isolasi
c. Tidak perlu dilakukan isolasi cukup dipisahkan ruang rawat
d. Ruang isolasi bertekanan positif
e. Ruang isolasi bertekanan positif dan negative
40. Sebuah Puskesmas di KAbupaten “X” sedang dilakukan pembinaan oleh TPCB Dinas
Kesehatan setempat. Saat monev ditemukan beberapa Indicator Nasional Mutu (INM)
seperti angka keberhasilan Tuberculosis (TB) dan identifikasi tidak mencapai target, tidak
berubah sejak 3 bulan terakhir. Tidak ada analisis yang dibuatkan atas tidak tercapainya INM
tersebut. Data dukung sebagai bukti pelaksanaan kegiatan tidak dapat ditunjukkan dan
dasar perhitungan capaian INM tidak dapat di jelaskan.
Berdasarkan ilustrasi diatasfan dikaitkan dengan Tata Kelola Mutu (TKM) tahapan
manakah yang perlu perhatian dari Tim Mutu Puskesmas
a. Perencanaan
b. Pencatatan dan Pelaporan
c. Pemantauan dan Evaluasi
d. Pelaksanaan
e. Pengorganisasian
2. Jika pada analisis terhadap terjadinya insiden KS, dengan menggunakan risk grading
matrix, ternyata masuk risiko sangat tinggi, maka yang harus dilakukan adalah
a. Dilakukan tindak lanjut oleh tim mutu puskesman
b. Dilakukan RCA paling lama 45 hari, dan dilakukan tindakan segera, perhatian
sampai kepada kepala Faskes (me)
c. Dilakukan investigasi oleh unit kerja yang bersangkutan dan ditindaklanjuti
d. Dilakukan tindak lanjut oleh Tim pengkatan mutu klinis dan KS (?)
7. Terjadi kesalahan pemberian obat hipertensi pada pasien rawat inap oleh perawat
pagi hari dan berakibat pasien mengeluh pusing-pusing dan sempoyongan, adalah
A. KTD dengan cedera ringan
B. Kejadian Tidak cedera
C. Kondisi berpotensi cedera
D. Kejadian nyaris cedera
9. Hal positif yang diperoleh dari adanya akreditasi pada pelayanan kesehatan adalah
sbg
a. Terbukti terjadi peningkatan kinerja output baik UKM maupun UKPsecara
signifikan
b. Terjadi perbaikan proses manajemen, proses pelayanan dan peningkatan
penyediaan sumber daya yang terstandar
c. Terbukti terjadi perbaikan luaran klinis dalam pelayanan UKP
d. Terbukti peningakatan kepuasan pelanggan secara konsisten
10. Dibawah ini adalah indicator dan target RPJMN 2020 – 2024
a. Presentasi merokok penduduk umur > 18 tahun – 8,7% pada tahun 2024
b. Prevalensi obesitas penduduk umue < 18 tahun -21,8%
c. Presentasi FKTP terakreditasi 100% pada tahun2024
d. Presentasi Puskesmas terakreditasi = 80% pada tahun 2024
13. Pertimbangan dalam memilih indicator prioritas dalam menilai atau memonitorkinerja
pelayanan adalah
1. Dipersaratkan oleh peraturan perundangan, high risk, high cost, high volume,
problem prone dan pertimbangan ketersediaan data
2. Belum adanya indicator yang ditetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
3. Indicator prioritas tidak boleh ditetapkan dengan cara consensus
4. Jika tidak ada consensus untuk memilih indicator tertentu maka indicator
tersebut tidak boleh digunakan
14. Identifikasi risiko baik dalam pelayanan klinis maupun UKM, tingkat kegawatan dan
kemungkinan terjadi, serta upaya untukmeminimalkan risiko dituangkan dalam
a. Daftar risiko hasil analisis dengan FMEA
b. Register insiden keselamatan pasien
c. Register risiko
d. Register inseden yang terjadi baik klinis maupun UKM
19. Untuk mencegah agar tidak terjadi penularan pada petugas ketika melakukan yang
menimbulkan aerosolisasi pada masa pandemic Covid 19
A. Pasien yang sakit TBC menggunakan masker N95
B. Tidak perlu menggunakan masker, cukup dengan hand hygiene saja
C. Petugas menggunakan masker biasa
D. Petugas menggunakan masker N95
23. Identifikasi risiko dalam pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan cara
a. Menunggu terjadinya insiden KS
b. Curah pendapat, adanya complain, adanya keluhan, adanya insiden, adanya hasil
audit
c. Berdiskusi dengan pasien sebagai wujud keterlibatan pasien dalam
manajemen risiko
d. Menunggu adanya laporan kejadian tidak diharapkan
25. Perhitungan RISK PRIORITY NUMBER pada waktu melakukan FMEA dilakukan
dengan cara
A. Melakukan penjumlahan variable detectability dan occurrence
B. Melakukan perkalian detectability, occurrence dan severity
C. Melakukan perkalian detectability dan occurrence
D. Melakukan penjumlahan variable detectability, occurrence dan severity
27. Pembinaan ke Puskesmas oleh tim Pembina dari kab/kota idealnya dilakukan dengan
cara sbg
a. Dilakukan secara peer oleh puskesmas yang capaian kinerjanya lebih baik
b. Dilakukan secara terpadu, secara periodic, dan berkesinambungan sesuai
dengan analisis permasalahan yang ada
c. Dilakukan oleh tenaga konsultan sesuai dengan permasalahan yang ada
d. Dilakukan masing-masing oleh petugas yang kompeten dalam bidangnya
sesuai permasalahan yang ada di puskesmas secara periodik, konsisten dan
berkesinambungan
28. WHO telah menetapkan 7 dimensi mutu. Dimensi mutu yang terkait dengan
“Menyediakan pelayanan berbasis bukti”
A. Efektif
B. Aman
C. Efisien
D. Berorientasi pada pasien
29. Terjadi kesalahan pemberian obat pada pasien karena salah identifikasi, tetapi segera
diketahui dan obat segera ditukar dengan obat yang benar. Kejadian tersebut adalah
a. Kejadian sentinel
b. Kejadian nyaris cedera
c. Kejadian tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi
d. Kondisi potensial cedera
31. Dari 10 fakta KS yang diidentifikasi oleh WHO terkait dengan pelayanan pada fasilitas
pelayanan kesehatan primer adalah
a. Tingginya insiden KS di fasyankes primer
b. Kesalahan administrative, antara lain kesalahan identifikasi, error dalam
pencatatan medis pasien, komunikasi pada saat transisi
c. Tingginya biaya kesehatan utk mengatasi KTD
d. Keterlambatan memberikan terapi
36. Salah satu unsur penyempurnaan penyelenggaraan akreditasi di FKTP sebagai upaya
peningkatan mutu fasyankes secara berkesinambungan:
a. Meningkatkan peran Dinas Kabupaten/Kota dalam mel;akukan bimbingan persiapan
oleh TPCB
b. Bimbingan persiapan akreditasi oleh surveyor
c. Survei simulasi oleh surveyor
d. Penyusunan Perencanaan Perbaikan Strategis
Ujian Kompetensi Surveior
2. Salah satu unsur penting dalam pelaksanaan PISPK adalah melakukan analisis IKS awal
keluarga A memiliki IKS0,6 maka keluarga tersebut masuk dalam kategori :
a. Keluarga sehat
b. Keluarga tidak sehat
c. Keluarga Pra sehat
d. Keluarga kurang sehat
7. Upaya peningkatan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasar rencana
program yang disusun. Dalam menyusun program tersebut, perlu diperhatikan :
a. Program PPI bukan merupakan bagian terintegrasi dari program mutu
Puskesmas dan harus direncanakan tersediri
b. Program mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien perlu dipisahkan dari program
PPI
c. Masing masing penanggung jawab pelayanan menyusun rencana program mutu
masing masing berdasar permasalahan mutu yang dijumpai
d. Program tersebut besifat terintegrasi antara program mutu manajemen. Program
mutut UKMdan program mutu UKP dan keselamatan pasien serta PPI
8. Untuk mengupayakan keselamatan pasien sesuai dengan referensi” to err is human” adalah
a. Redisain system agar orang berbuat benar dan mencegah orang berbuat salah
b. Setiap terjadi insiden dicari profesional pemberi asuhan yang memberi
pelayanan untuk menganalisa kesalahan dan pemberi asuhan
c. Petugas yang terbukti melakukan kesalahan dipindahkan ke unit lainyang tidak
langsung menangani pasien
d. Jika terjadi insiden dilakukan analisis kompetensi dari petugas yang
memberikan asuhan
10. Pertemuan H-1 dilakukan oleh surveyor dengan Kepala Puskesmas, perwakilan karyawan
dan perwakilan dari Dinas kesehatanKabupaten/ Kota dengan tujuan :
a. Makan malam bersama
b. Beramah tamah dengan kepala puskesmasdan perwakilan dari Dinas
kesehatan Kota/kabupaten
c. Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan survey, menjelaskan kode etik survey dan
perkenalan
d. Sekedar menjalin keakraban antara tim surveyor dengan pihak Puskesmas dan Dinas
kesehatan
11. Kebijakan , pedoman, prosedur merupakan dokumen yang dipersyaratkan untuk disusun dalam
memenuhi persyaratan akreditasi.Dokumen dokumen tersebut harus diperlakukan sebagai
berikut :
a. Cukup disediakan dan disimpan di secretariat akreditasi dan hanya diberikan jika ada
yang membutuhkan
b. Dikendalikan dengan baik sesuai dengan kebijakan pengendalian
dokumendan rekam implementasi dan tersedia di tempat
c. Dokumen regulai tidak perlu dikendalikan
d. Disusun sesuai dengan format bakuuntuk memenuhi persyaratn dokumen yan ada
pada elemen penilaian
13. Untuk menilai bahwa pemeliharaan peralatan dilakukan dengan baik maka surveyor akan
menelusur
a. Ada penanggungjawab perlatan, dilakukan inventaris alat, ada program pemeliharaan yang
dilaksanakan dimonitor, dievaluasi dan ditindaklanjuti
b. Semua alat tertata rapih dan bersih
c. Semua alat ditata dalam almari alat yang terkunci
d. Semua mobil ambulance tidak ada yang rusak dan berfungsi
14. Untuk menilai bahwa penilaian kinerja Puskesmas dilakukan dengan baik, maka surveyor
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Ditetapkannya indikator kinerja, dilakukan pengumpulan data
kinerja,dilakukan analisis dan tindak lanjut
b. Indikator kinerja pelayanan klinis harus disusun sebagai prioritas utama di
Puskesmas
c. Kaji banding kinerja antar Puskesmas hanya dilakukan jika tersedia
dananuntuk melakukan visitasi ke puskesmas lain
d. Pusksmas tidak perlu melakukan kaji banding kinerja dengan Puskesmas lain
15. Ada kewajiban bagi kepala puskesmas dan para penaggungjawab program/kegiatan untuk
melakukan pengarahan. Yang ditelusur surveyor adalah :
a. Memeriksa catatan harian keala puskesmas, apa saja kegiatanharian yang
dilakukandan kapan saja dilakukan, pengarahan kepada karyawan dengan kejelasan
waktu, materipemgarahan dan hasil hasil pengarahan
b. Wawancara pada karyawan puskesmasdan menayakan pada meraka apa tindak
lanutyang dilakukan setelah diberi pengarahan oleh kepala puskesmasdan hasil
hasil yang dicapai
c. Mekanisme pengarahan yang ditetapkan dalm kebijakan, tersedianya Sop Sop
pengarahan sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam kebijakan, dan bukti-
bukti pelaksanaannyamelalui periksa rekam kegiatan dan wawancara
d. Memeriksa pada notulen lokakarya mini puskesmas, apakah ada catatan tentang
pengarahan yang dlakukan oleh kepala puskesmas dan berusaha memahami isi
pengarahan tersebut
16. Kepala Puskesmas bersama penanggungjawab wajib menyelaraskan perencanaan dengan visis
misi , tujuan dan tata nilaipuskesmas dan dengan kebuthan masyrakat. Untuk menilai hal
tersebut dilaksanakan, surveyor melakukan:
a. Melihat agenda dan notulen rapa evaluasi tahunandanmenilai capaian indikator
apakah sesuai dengan visi misi, tatanilai ,dan tujuan puskesmas dan rencana lima
tahunanyang disusun
b. Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini puskesmas dalam penyusunan
perencanaan yang agendanya adalahpaparan kepala puskesmas tentang visi misi,
tatanilai puskesmas , hasil analisis kebutuhanmasyarakat danketerkaitan antara visi
misi, tatanilai, tujuan dan hasil analsisikebutuhan masyarakat denganprogram –
program yang direncanakan
c. Meminta kepala puskesmas dan penanggungjawab menunjukkan keterkaitan visi misi,
tatanilai puskesmas dengan indikator kinerja yang disusun
d. Melihat agenda dan notulen rapatlokakarya mini bulanan yang menunjukkancapaian
kinerja puskesmasbulanan dan dicocokkan dengan visi puskesmas
18. Yang termasuk dalam standar kulaitas pada pelayanan kesehatan ibu hamil di SPM Kesehatan
daerah Kab/Kota adalah :
a. 10 T
b. K4 & 10 T
c. K3
d. K4
20. Rencana pelaksanaan kegiatan mutu dan keselamatan pasien disusun berdasarkan :
a. Hasil pembahasan dengan Kepala puskesmas sesuai dengam hasil supervisi
b. Koordinasi dan komunikasi dengan lintas sektor dalam menyusun
perencanaan mutu dan keselamatan pasien
c. Kegiatan yang disuslkan oleh penanggungjawab UKP dan UKMyang akan
ditetapkan dalam RPKyang dijabarkan dalam kerangka acuan kegiatan
d. Adanya insiden keselamatan pasien ,pencapaian indikator sasaran
keselamatan pasien, ketersediaan sumber daya
21. Penetapan jenis dan isi kajian awal dalam rekam medis :
a. Ditetapkan secara kolboratif berdasar kesepakatan praktisi klinis yang bekerja di
Puskesmas
b. Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar arahan dari kepala Dinas
kesehatan Kab/ kota
c. Disusun dan ditetapkan oleh penanggungjawab UKP dengan meminta
pertimbangan pada penanggungjwab UKM
d. Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar acuan yang jelas
22. Program peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien disusun dan
dilaksanakan berdasar :
a. Hasil capaian indikator keselamatan pasien
b. Usulan tim mutu yang disepakati dengan dokter perawat dan petugas
kesehatan pemberi asuhanyang lain untuk dilaksanankan
c. Hasil capaian indikator kinerja pelayanan klinis dan indikator keselamatan pasien
dan ketersediaan sumber daya dengan keterlibatan praktisi klinis
d. Hasil penilaian capaian indikator kinerja pelayaan klinis
23. Pernyataan dibawah ini yang bukan merupakan konsep pendekatan keluarga adalah :
a. Menggunakan prokesga dan pinkesga
b. Melibatkan lintas program dan lintas sektor
c. Intregrasi pelaksanaan program di UKP dan UKM yang berkesinambungan
d. Kunjungan pada keluarga prioritas ( non total coverage )
25. Dalam upaya perbaikan mutu di Puskesmas maka yang harus dilakukan oleh
Puskesmas adlah :
a. Perbaikan mutu hanya menjadi tanggujawab puskesmas jadi lintas sektor dan
masyarakat tidak perlu dilibatkan
b. SMD dan MMD hanya membuang waktu saja sehingga tidak perlu dilakukan
c. Masyarakat tidak perlu dilibatkan dalam upaya perbaikan mutu Puskesmas
d. Pemberdayaan penggunana dapat dilakukan melalui SMD ,MMD atau mekanisme
lain untuk memberikan asupan dalam uupaya perbaikan mutu puskesmas
26. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dilakukan upaya pendekatan keluarga,
program Indonesia sehat dengan Pendekatan keluarga dilaksanakan di Puskesmas
intervensi yang dilakukan berdasar hasil pendataan adalah :
a. Dilakukan intervensi awal dan intervensi lanjutan berdasar hasil perhitungan IKS tingkat
kecamatan
b. Dilakukan intervensi lanjutan dengan melibatan masyarakat oleh
penanggungjawab UKM Puskesmas
c. Dilakukan intervensi awal berdasar hasil penghitungan IKS tingkat kecamatan
d. Berdasar hasil identifikasi permasalahan pada keluarga berdasar
penghitungan IKS, dilakukan intervensi awal,dankemudian dilakukan intervensi
lanjutan dengan melibatkan keluarga
27. Dalam instruemen standar akreditasi Puskesmas bahwa pelaksanaan pelayanan UKM
diperkuat oleh Program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PISPK).Regulasi
yang mengatur penyelenggaraan PISPK adalah :
a. Permenkes 39 tahun 2016
b. Permenkes 36 tahun 2015
c. Permenkes 36 tahun 2016
d. Permenkes 29 tahun 2015
28. Jika terjadi kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas yang masuk kategori kuning
atau merah maka yang harus dilakukan oleh Puskesmas adalah :
a. Kejadian KTD tersebut cukup dilaporkan saja ke Dinas Kesehatan kabupaten
/Kota tanpa harus dilakukan RCA atau investigasi sederhana
b. Terjadinya KTD adalah tanggungjawwab penanggungjawab UKP jadi kepala
Puskesmas tidak perlu ikut bertanggungjawab untuk melaporkan
c. Dibentuk tim RCA , dilakukan RCAuntuk kejadian tidak diharapkan tersebut dan
bagaimana tindak lanjutya
d. Dilakukan FMEA
29. Yang dimaksud komunikatif efektif dalam pelayanan pada sasaran keselamatan pasien
yang ke dua adalah :
a. Komunikasi via telephone, handover, transfer, termasuk hasil penyampaian
laboratorium kritis
b. Sistem komunikasi yang dibangun untuk memperlancar komunikasi antar petugas di
fasilitas pelayanan kesehatan
c. Komunikasi interdisiplin antar pemberi asuhan
d. Komunikasi interpersonal antara pasien dan pemberi layanan
30. Apabila terjadi kegawatdaruratan pasien , akses terhadap obat emergency sangat penting
sehingga :
a. Obat emergency tersedia di unit pelayanan , dimonitor, dan diganti sesuai
kebijakan puskesmas
b. Kunci kotak obat emrgency dipegang oleh 2 orang yang berbeda sehingga
keamanannya terjamin
c. Obat emergency dapay diakses oleh semua orang apabila diperlukn dan dicatat
penggunaannya
d. Obat emergency tersedia di setiap unit puskesmas sehngga terjamin
ketersediaan nya
31. Jika terjadi kasus salah pemberian obat “ high alert” dan berakibat gangguan fisik permanen,
maka :
a. Petugas farmasi yang keliru memberikan obat diberikan sanksi karena tidak
melakukan double cek
b. Dokter yang menetapkan dianalisa kenapa salah memberikan obat
c. Dilakukan investigasi sederhana untuk melakukan analisis masalah dan dilakukan
indak lanjut untuk menyelesaikan kejadian tersebut
d. Dilakukan RCA, tetapi orang tidak bisa disalahkan karena orang berada pada system
tersebut
32. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dapat dibuktikan :
a. Bukti hasil evaluasi laboratoriun luar sesuai idikator mutu yang ditetapkan
b. Waktu pelaporan hasil dityetapkan seragam sehingga memudahkan pasien dan
petugas
c. Pemeriksaan labortorium kritis dilakukan segera
d. Hasil pengukuran dan analisis ketepatan waktu pelaporan hasil sesuai
ketentuan yang ditetapkan
34. Untuk menilai apakah manajemen resiko sudah diterapkan di puskesmas sesuai dengan
standar akreditasi Puskesmas untuk pelayanan UK dan UKM, maka surveyor menelusur :
a. Semua unti pelayanan melakukan RCA untuk semua kejadian insiden yang menimpa
baik petugas puskesmas, pasienmaupun sasaran UKM
b. Puskesmas harus bebas sama sekalidari resiko yang mungkin menimpakaryawan,
pasien ,maupun sasaran-sasaran UKMsesuai dengan kebijakan kepala puskesmasyang
menjelaskan langkah-langkah manajemen resiko
c. Semua unit pelayanan dilatih dan melaksanakan FMEA untuk meminimilkan
terjadinya resikodalam semua pelayananyang ada di Puskesmas
d. Apakah ada kebijakan tentang penerapan manajemen resiko, dilaksanakannya
FMEA pada area prioritas dan adanya registr resiko yang disusun secara kolaboratif
35. Pengelolaan linen dengan benar, cuci tangan hand hygien, pembersihan dan
desinfeskiperalatan perawatan pasien dan prosedur penyuntikan yang aman wajib diterapkan
sesuai pedoman PPI dari standar akreditasi. Kegiatan tersebut termasuk dalam :
a. Kewaspadaan standar
b. Monitoring dan audit PPI
Surveilans PPI
c. Kewaspadaan berdasar transmisi
36. Jika kegiatan posyandu bidan menjumpai adanya ibu hamil dengan hipertenis ,nyeri
epigastrium, sesak nafas pada kehamilan 35 minggu ,yang dilakukan oleh bidan yang
memeriksa ibu hamil tersebut adalah :
a. Dianjurkan untuk kontrol ke puskesmas untuk ditindak lanjuti
b. Dianjurkan untuk banyak istirahan dan diberi obat hipertensi dan petugas puskemsas
menganjurkan kkemasyarakt untuk menyediakan ambulance desa untuk sewaktu
waktu merujuk ke rumah sakit
c. Dipertimbangkan terminasi kehamilan dan segera rujuk ke rumah sakit
d. Dilakukan pengobatan sementara dengan memberikan antihipertensi dan convulsan
38. Untuk menilai bahwa monitoring kinerja puskesmas dilakukan dengan baikmaka yang
dilihat surveyor adalah :
a. Melihat hasl monitoring sesuai dengan indikator yang disusun
b. Adanya kebijakan monitoring kinerja yang menyebutkan mekanisme monitoring yang
diantaranya adalah melalui lokakarya mini bulanan diikuti dengan melihat sop sop
monitoring dan bukti2 pelaksanaan monitoring
c. Melihat tindak lanjut yan dilakukan oleh puskemsas teerhadad hasil monitoring sesuai
dengan hasil pengumpulanindikator kinerja yang disusun
d. Adanya sop yang menunjukkan langkah2 mulai kepala puskesmas bersama para
penanggungjwab meyusun instrumen monitoring sampai dengan pelaksnaan dan
analisis hasil monitoring
39. Dibawah ini termasuk dalam jenis pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal kesehatan
daerah Kab/ kota kecuali
a. Pelyanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
b. Pelayanan kesehatan pada penderita malaria
c. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
d. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
40. Pencegahan penularan infeksi pada airbornebaik dipuskesmas maupun
masyarakatdilakukan dengan cara :
a. Pasien dengan infeksi yang ditularkan melalui airborne wajib menggunakan masker
N95
b. Petugas memakai masker bedah dan pasien dengan infeksi airbornehanya boleh
diperiksa diruang isolasi
c. Pemakaian apd yang tepat, memakai maskerN95 jika melayani pasien infeksi
airborne yang masih aktif, penataan ruang periksa di puskesmas ,
penempatan pasien rawat inapdi puskesmas denga benar
d. Tiap karyawan yang melayani pasien dengan infeksi airborne cukup
menggunakan masker bedah
41. Sebagai bukti dipenuhinya standar akreditasitentang hak pasien dan keluarga
ditunjukkan dengan :
a. Petugas danpasien memahami hak pasien dan keluarga
b. Adanya pengumuman tentang hak pasien dankeluarga
c. Hak pasien dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dalam pelayanan yang
dipandu oleh kebijakan pelayanan dan prosedur prosedur pelayanan yang mengatur
tentang pelaksanaan pemenuhn hak- hak pasien
d. Adanya informasi tentang hak pasien dan keluarga , ada bukti petugas paham dan
hafaltentang hak pasien dankeluarga , dan ada bukti dilakukan penyuluhan
kepada pasien tentang hak pasien dan ada bukti dilakukan edukasi hak pasien
pada karyawan
42. Dalam melakukan penilaian kinerja UKM, pelu ditelusur oleh surveior dalah :
a. Apakah penilaian kinerja dilakukan oleh dinas kesehatankab/kota dengan
menggunakan SPM dinKes kab/Kota
b. Adanya indikator2 yang jelas dalam kegiatan UKM dilakukan pengumpula data
terhadap indikator2 tersebut, dianalisis dan ditindaklanjuti
c. Ada bukti telusur terhadap dokumen penilain kerja karaywan pelaksanaan kegiatan
ukm
d. Penilaina kinerja cuup dibuktukan oleh surveior cukup dengan pengamatan saja
43. Bahwa pasien dengankebutuhan darurat atau mendesak diprioritaskan untuk asesmen
danpengobatan, ditunjukan dengn bukti :
a. Diprioritaskan berdasar indentifkasi pasiendengan kebutuhan khusus
b. Pasien dengankebutuhan darurat langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatanyang lebih mampu
c. prioritaskan berdasarkan nomor antrian atau boking online
d.........trias dan pasien diberi pelayananberdasar urgensi kebutuhan, dengan
ketentuan yang ditetapkan dapat dibuktikan dengan....( jawaban
panjang..ada laborattorium)
44. Persetujuan tindak medik diminta sebelu pelaksanaan tindakan bagi yang
membutuhkan persetujuan tindakan dengan :
a. Tidak boleh dilakukan secara lisan
b. Harus disaksikan oleh keluarga pasien
c. Sebelum menyetujui pasien diberi konseling tentang hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan
d. Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal mencakupdiagnosis, tata cara,
tujuan, alternatif tanggungjawb, prognosis, kompilasi biaya
45. Dalam upaya Puskemas untuk pencegahan PTM .yang perlu dilakukan oleh Pusesmas
adalah :
a. Semua kasusu ptm yang dijumpaipada pelaksanaan pipk dirujuk kefasiliatsi pelayana
kesehatnrujukan untukkemudian dioakukan pengobatan sesuai dengan rekomendasi
rujuk balik dari fasiliats pelayanan kesehatan rujukan
b. Hanya pasien PTM yang dirujuk balaik oleh rumah sakit yang diobati di
Puskemsas
c. Peningkatan detesi dini faktor resiko PTM malalui posbindu peigkatan akses pelayanan
terpadu PTM di fktp,penylukhan tentang dampak buruk merokok
danmenyelenggarakan pelayanan upaya berhenti merokok
d. Pengobatan tuntas pada kasus diabetes dan hipertensi sebagai prioritas
pencegahan penyakit tidakmenular
47. Untuk memenuhi akses masyarakat terhadap pelayanan UKP dan UKM maka harus dilakukan
:
a. Informasi tentang kegiatan ukp dan ukm puskesmas, tujuan , alur danjadwal
diinformasikan dan dipahamai oleh lintasprogra dan lintas sektor agar tidak terjadi
keterlamabatan
b. Disediakan media informasi sesuai dengan yang dikehendakioleh masyarakat sebagai
bukti masyarakat berperan aktif dalam kegiatan UK dan UKM
c. Informasi tentang kegiatan ukp dan ukm harus dipahamioleh masyarakat, evaluasi
kejelasan informasi tidak dipersyaratkan oleh standar akreditasi
d. Informasi tentang kegiatan ukp dan ukm puskesmas, tujuan , alur/ pentahapan dan
jadwal kegiatan disampaikan pada lintasprogram dan lintas sektor terkait masyarakat
dan sasaran
48. Salah satu unsur penting dalam penilaian implementasi PISPKadalh terkait dengan data indeks
keluarga sehta (IKS) tiap keluarg.IKS tiap keluarga dapat diidentifikasi :
a. Masalah kesehatan dari tiap keluarga
b. Masalah kesehatan dari tiap kecamatan
c. Semua benar
d. Masalah kesehatan dari tiap desa/Kelurahan
50. Agar obat terjamin dan layak dikonsumsi oleh pasien, Puskesmas melakukan :
a. Tersedia persyaratan pemyimpanan obat di gudang obat sesuai dengan
peraturan perundangan
b. Petugas menjelaskan penanganan obat yang kadaluarsa kepada pasien
c. Apabila pasien melaporkan adanya obat kadaluarsa , obat segera ditarik dari
peredaran
d. Pembrian obat disertai dengan label dan informasi lengkap sesuai dengan
prosedurdan dilakukan edukasi pasien
4. Salah satu upaya untuk menyediakan pelayanan yang bermutu adalah menerapkan Tata
Graha (5 R) yang meliputi secara berurutan sebagai berikut:
a. Ringkas, rawat, rapih, resik, ramping
b. Ringkas, Rapi, rawat, rajin, ramping
c. Rajin, rawat, ringkas, rapih, resik
d. Ringkas, rapih, resik, rawat, rajin
5. Hasil penilaian indikator mutu ditindak lanjuti dengan upaya perbaikan mutu/kinerja yang
berkesinambungan. Perbaikan mutu yang berkesinambungan adalah:
a. Mengikuti siklus POACE
b. Suatu komitmen dan pendekatan untuk meningkatkan proses secara
berkesinambungan mengikuti siklus PDSA
c. Upaya perbaikan yang hanya dilakukan jika ada masalah, setelah melalui proses
analisis
d. Upaya perbaikan yang dilakukan secara individual oleh penanggung jawab
program/pelayanan.
7. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian pelayanan
merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut:
a. Berorientasi pasien (patient centeredness)
b. Aman (Safety)
c. Efektif (Effectiveness)
d. Tepat waktu (Timeliness)
12. Proses manajemen risiko yang dimasukkan dalam Daftar risiko adalah, kecuali :
a. Komunikasi dan konsultasi
b. Identifikasi risiko
c. Analisa risiko
d. Penanganan risiko
13. Analisa Insiden keselamatan pasien meliputi hal-hal dibawah ini kecuali :
a. Masalah terkait asuhan pelayanan
b. Masalah terkait pelayanan
c. Penyebab intermediate
d. Faktor Kontributor
15. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi variasi proses
pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses melalui:
a. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
b. Standardisasi
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA
d. Kecukupan sumber daya
17. Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI bertujuan :
a. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, petugas dan pengunjung dan masyarakat sekitar fasyankes
b. Mengidentifikasi Petugas Kesehatan dan Pasien di Fasyankes
c. Menghilangkan resiko kejadian infeksi pada pasien di fasyankes
d. Menghilangkan resiko kejadian infeksi pada pasien saat pelaksanaan prosedur
pelayanan kesehatan dilakukan oleh petugas
3. Dari data surveilans yang dikumpulkan oleh IPCN di suatu rumah sakit, didapatkan
data kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) pada bulan Agustus 2020 sebanyak 2
pasien dari 143 pasien yang operasi, artinya: pada bulan Agustus 2020 angka IDO
adalah
A. 1,4 ‰
B. 2,1 ‰
C. 1,4 %
D. 2,1 %
12. Pada tindakan mengambil sample dari hidung atau tenggorokan, APD yang dipakai
adalah
A. Gaun, sarung tangan, pelindung wajah dan pelindung kaki
B. Gaun, sarung tangan, masker bedah, goggle dan pelindung kaki
C. Gaun, sarung tangan, masker respiratorik/N95, goggle, pelindung kepala
dan pelindung kaki
D. Tidak ada jawaban yang benar
16. Pertimbangan kriteria lepas isolasi COVID-19 menurut WHO antara lain
A. Hasil PCR
B. Onset sakit
C. Hasil rapid test
D. Kadar interleukin-6
17. Pilih salah satu pernyataan di bawah ini yang dianggap paling benar
A. Audit sebaiknya dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan
B. Audit merupakan kegiatan dilakukan bila ada masalah
C. Audit merupakan kegiatan pemeriksaan tingkat kesesuaian antara praktik
aktual terhadap standar prosedur yang sudah ditetapkan
D. Audit akan baik dilakukan dengan mencari kesalahan individual dalam
meningkatkan pelayanan agar pasien dan keluarga tidak complain
23. Untuk menurunkan Angka Hitung Kuman dan Hasil Negatif pada identifikasi kuman
Staphylococcus sp dan Streptococcus sp secara optimal adalah melakukan
A. Pengolesan dan perendaman dengan klorhexidin selama 5 menit
B. Pengolesan dan peredaman dengan alcohol 70% selama 2 menit
C. Pengolesan dan perendaman dengan yodium selama 1 menit
D. Semua benar
1. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi atau lebih sering disingkat dengan
Program PPI di rumah sakit adalah tanggung jawab :
1. Komite/ Tim PPI
2. Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Pimpinan, Karyawan, Pasien/ Masyarakat di Lingkungan Fasyankes
4. Pasien
2. Program PPI:
A. Surveilans, Kewaspadaan standar, Komunikasi Efektif, Obat High Alert, Tepat
pasien, lokasi, prosedur operasi
B. Kewaspadaan Standar dan Berbasis Transmisi, Penerapan Bundles Hospital
Associated Infections (HAIs), Penggunaan Antibiotika Rasional, Surveilans,
Pendidikan dan Pelatihan PPI
C. Komunikasi Efektif, Obat High Alert, Tepat pasien, lokasi, prosedur operasi,
Penggunaan Antibiotika Rasional, Surveilans
D. Tepat pasien, lokasi, prosedur operasi, Penggunaan Antibiotika, Surveilans,
Kewaspadaan standar
3. Seorang perawat yang memiliki pengalaman klinik dalam bidang PPI dan bekerja full
time dalam bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah:
1. IPCLN/S (Infection Prevention and Control Link-Nurse/Staff) / Perawat-Staf Jejaring
PPI
2. SN (SeniorNurse)
3. IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)/Perawat PPI
4. PN (PrimaryNurse)
4. Tindakan yang tepat bila terjadi kecelakaan kerja tertusuk jarum bekas/ benda
tajam terkontaminasi, KECUALI:
A. Lapor atasan langsung, Tim K3 dan Tim PPI
B. Pencet luka sekuatnya agar darah mengalir
C. Bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun
D. Bawa ke IGD untuk pertolongan lebih lanjut
12. Pernyataan yang benar untuk 5 moment handhygiene secara berurutan adalah :
A. Sebelum dan setelah menyentuh pasien, sebelum menggunakan sarung tangan,
setelah kontak dengan lingkungan pasien, setelah terpapar cairan tubuh pasien
B. Sebelum dan setelah menyentuh pasien, setelah terpapar cairan tubuh pasien,
sebelum melakukan tindakan aseptik/bersih, setelah kontak dengan lingkungan
pasien
C. Sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik/bersih,
setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah menyentuh pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien
D. Sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik/bersih,
setelah menyentuh pasien, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien
20. Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada permukaan alat sehingga aman
untuk pemakaian selanjutnya, disebut :
1. Dekontaminasi
2. Disinfeksi
3. Sterilisasi
4. Pencucian
21. Proses penghancuran mikroorganisme baik secara fisik maupun kimia namun
tidak semua mikroorganisme terhancurkan, disebut :
1. Dekontaminasi
2. Disinfeksi
3. Sterilisasi
4. Pencucian
22. Proses pembunuhan semua bentuk mikroorganisme termasuk endospora, disebut:
A. Dekontaminasi
B. Disinfeksi
C. Sterilisasi
D. Pencucian
23. Lama kegiatan kebersihan tangan menggunakan handrub berbasis alkohol adalah:
A. 20-40 detik
B. 40-60 detik
C. 20-30 detik
D. 30-40 detik
26. Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dimana pada saat pasien masuk tidak ada infeksi atau
tidak dalam masa inkubasi suatu infeksi, Termasuk infeksi didapat di rumah sakit
tapi muncul setelah pulang, juga infeksi akibat kerja yang dalami oleh petugas di
fasilitas tempat ia bekerja.
A. Infeksi nosokomial
B. Penyakit tropik
C. Inflamasi
D. HAIs
27. Sekumpulan protokol/ intervensi berdasarkan konsep ilmiah yang dapat dipercaya
implementatif mencegah HAIs disebut:
1. Bundle
2. ICRA
3. Surveilans
4. HAIs
28. Pengkajian yang di lakukan secara kualitatif dan kuantitatif terhadap risiko infeksi
terkait aktifitas pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan serta
mengenali ancaman/bahaya dari aktifitas tersebut adalah:
A. Bundle
B. ICRA
C. Surveilans
D. HAIs
30. Ruang lingkup penilaian kriteria risiko akibat dampak renovasi dan proses
pembangunan menggunakan metode ICRA adalah:
A. Penghitungan beratnya dampak potensial dan kemungkinan frekuensi munculnya
risiko, Identifikasi aktivitas-aktivitas dan pekerjaan yang menempatkan pasien,
tenaga kesehatan dan pengunjung pada risiko, Identifikasi agen infeksius,
Identifikasi cara transmisi
B. Mengidentifikasi Tipe Proyek Konstruksi, Kelompok Pasien Berisiko, Menentukan
Kelas Kewaspadaan, Menentukan Intervensi berdasarkan kelas kewaspadaan,
Area sekitar dan dampak potensial
C. Monitoring kejadian infeksi, Monitoring surveilans, Kunjungan lapangan,
Monitoring Komite/Tim PPI, Evaluasi oleh Komite/Tim PPI
D. Kebersihan tangan, sarung tangan, gaun lengan panjang/ Hazmat, kacamata/
face shield, masker bedah
3. Port of entry microorganisme adalah (saluran anfas, saluran cerna, kemih, mata, kelamin
atau kulit yang tidak utuh)
a. Tangan, mulut, kulit,
b. Saluran pernapasan, percernaan, urogenitalia, kulit tidak utuh, membrane mukosa
c. Saluran napas, kulit, saluran perkemihan dan luka
d. Tangan, kulit, napas, mulut
6. Kewaspadaan Isolasi
a. Universal Precaution dan Kewaspadaan standar
b. Kewaspadaan standard dan kewaspadaan berdasarkan transmisi
c. Kewaspadaan standard an kewaspadaan body substance isolation
d. Kewaspadaan standard an dan kewaspadaan baku
17. Untuk mencegah kuman patogen masuk ke dalam saluran nafas bawah
adalah :
a. Bronhial hygiene dan chest fisiotherapi
b. Suctioning sesering mungkin
c. Berikan antibiotika
d. Oral hygiene setiap 2 sd 4 jam sekali
22. Proses yang membunuh semua mikroorganisme kecuali bacterial endospora disebut
a. Sterilisasi
b. Dekontaminasi
c. Disinfeksi
d. Disinfeksi tingkat tinggi
25. Berikut ini yang tidak merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap adalah :
I. Suhu
J. Tekanan
K. Waktu
L. Berat
4. Etika batuk:
A. diterapkan hanya untuk pasien yang sakit batuk
B. diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi
airborne atau droplet
C. diterapkan hanya untuk pasien/kasus infeksi dengan jenis transmisi airborne dan
droplet
D. diterapkan hanya untuk pasien yang sakit batuk dan keluarganya
Pre Test
1. Audit Klinis Adalah :
a. Proses peningkatan mutu untuk meningkatkan pelayanan pasien dan
outcomepelayanan melalui kajian sistematik dengan kriteria yang jelas terhadap
pelayanan klinis oleh praktisi klinis (v)
b. Audit internal yang dilakukan oleh auditor internal terhadap penyelenggaraan
pelayanan klinis di puskesmas/fktp dengan menggunakan kriteria audit yang jelas
yang disusun berdasar pedoman pelayanan klinis (ini Audit Medis: sesuai PPK dan
klinisi)
c. Audit kinerja yang dilakukan terhadap kinerja praktisi klinis yang bekerja di
puskesmas
d. Audit kinerja pelayanan klinis untuk menilai kinerja dokter dan perawat yang
memberikan pelayanan kesehatan perseorangan di puskesmas/fktp
8. Proses manajemen risiko yang dimasukkan dalam daftar risiko adalah, KECUALI :
a. Komunikasi dan konsultasi
b. Identifikasi risiko
c. Analisa risiko
d. Penanganan risiko
9. Kata kunci pada saat penetapan kriteria HAIs pada pasien yang dilakukan Tindakan atau
perawatan adalah
a. Melindungi pasien dari infeksi yang terjadi saat datang ke fasyankes
b. Melindungi pengunjung dari risiko paparan penularan infeksi
c. Melindungi petugas kesehatan agar terhindar dari penularan penyakit infeksi
d. Melindungi pasien saat masuk rawat tidak dalam masa inkubasi atau infeksi terjadi
infeksi saat pulang rawat
11. Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI bertujuan :
a. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, petugas, dan pengunjung dan masyarakat sekitar fasyankes (kontrol / cegah /
batasi penyebaran infeksi)
b. Mengidentifikasi petugas kesehatan dan pasien di fasyankes
c. Menghilangkan risiko kejadian infeksi pada pasien di fasyankes
d. Menghilangkan risiko kejadian infeksi pada pasien saat pelaksanaan prosedur pelayanan
kesehatan dilakukan oleh petugas.
17. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses. Upaya untuk mengatasi variasi proses
pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses melalui :
a. Penetapan indicator untuk penilaian kinerja
b. Standarisasi
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA
d. Kecukupan sumber saya
Ukom Semarang
1. Yang termasuk dalam indikator keluarga sehat adalah.....
a. Persalinan Nakes, Keluarga tidak minum alcohol, Imunisasi
b. JKN, ASI eksklusif, jamban
c. Penyediaan air bersih dan penggunaan jamban dan …………..
d.
10. Untuk membuktikan bahwa Puskesmas telah melakukan PIS-PK sesuai standart dapat dilihat
dari :
a. Kepala Puskesmas rapat dengan Tim Pembina Keluarga
b. PJ UKM dan Tim Pembina Keluarga melakukan kunjungan rumah
c. DibentukTimPembinaKeluarga,ygbertugasuntukmelakukankunjungan
rumah dan intervensi awal(V)
d. Kepala Puskesmas dan PJ UKM melakukan kunjungan rumah dan intervensi awal
17. Termasuk indikator mutu yang merupakan indikator perbaikan mutu dalam SIAP 219 adalah:
a. Indikator mutu nasional yang bersifat non Mandatori
b. Indikator mutu PPI
c. IndikatormutuprioritasPuskesmas(V)
d. Indikator mutu SKP
23. Program Prioritas Nasional yang termasuk dalam SIAP 219 adalah, kecuali :
• Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, Hipertensi
• ProgramAKIdanAKN,stunting,,Imunisasi,Tuberkulosis,Malaria(V)
• Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, DM
• Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, PTM
24. Pasien dengan kebutuhan darurat dan mendesak diberikan prioritas untuk
mendapatkan pelayanan dengan :
• Setiap pasien yang datang ke ruang gawat darurat didahulukan diperiksa dokter sebelum
pasien yang lain, segera mendapatkan pelayanan diagnostik dan obat emergency
• Keadaan pasien diidentifikasi, bila dengan kebutuhan darurat dan mendesak atau segera,
pasien sesegera mungkin diperiksa dan mendapat asuhan (V)
• Apabila pelayanan di Puskesmas tidak tersedia, pasien segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang memiliki kemampuan lebih tinggi
• Penanganan pasien segera dengan mempertimbangkan prinsip kewaspadaan universal
26. Bahwa pasien dengan kebutuhan darurat atau mendesak diprioritaskan untuk asesmen
dan pengobatan, ditunjukkan dengan bukti :
a. Dilaksanakantriasedanpasiendiberipelayananberdasarurgensikebutuhan(V)
b. Pasien dengan kebutuhan darurat langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih mampu
c. Diprioritaskan berdasarkan nomor antrian atau booking on line
d. Diprioritaskan berdasar identifikasi pasien dengan kebutuhan khusus
28. Persetujuan tindakan medik diminta sebelum pelaksanaan tindakan bagi yang
membutuhkan persetujuan tindakan medik dengan
a. Penjelasantentangtindakankedokteranminimalmencakupdiagnosis,tatacara,
tujuan,alternatif,tanggungjawab,prognosis,komplikasi dan biaya(V)
b. Harus disaksikan oleh keluarga pasien
c. Sebelum menyetujui, pasien diberi konseling tentang hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan
d. Tidak boleh dilakukan secara lisan
29. Menejemen informasi asuhan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan organisasi dengan
cara
a. Penggunaan data rekam medis untuk keperluan selain pelayanan pasien tidak diijinkan
b. Puskesmas mengidentifikasi praktisi kesehatan yang mempunyai akses ke berkas rekam
medis(V)
c. Form rekam medis harus selalu diperbaharui supaya up to date
d. Ketika periode retensi yang ditetapkan dipenuhi, seluruh berkas rekam medis segera
dimusnahkan
31. Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan
dan dilaksanakan melalui
a. Penetapan media komunikasi dalam pemberian asuhan, pembakuan form proses
komunikasi serah terima pasien, edukasi SKP dan PPI, penetapan indikator mutu SKP terkait
komunikasi efektif
b. Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
komunikasi efektif, penetapan prosedur penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium, pembakuan form proses komunikasi serah terima pasien (V)
c. Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
SKP dan PPI , penetapan prosedur penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium,
pembakuan form proses komunikasi serah terima pasien
d. Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
komunikasi efektif, penetapan indikator mutu SKP, tidak perlu pembakuan form proses
komunikasi serah terima pasien
32. Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
sehingga Puskesmas harus
a. Menyediakan pelayanan laboratorium selama tujuh hari dalam seminggu dan 24 jam pada
Puskesmas yang memberikan pelayanan gawat darurat tidak ada dalam pokir
b. Menetapkan nilai rentang secara kolaboratif dengan seluruh praktisi klinis yg
menetapkan bukan praktisi klinis
c. Menetapkan nilai kritis dan nilai ambang kritis sesuai kemasan reagen tdk ada dalam
pokir
d. Melakukan pemantapan mutu sesuai dengan jenis dan ketersediaan pelayanan (V)
33. Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data
kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat. Perencanaan Puskesmas yang
diperoleh dari data
a. Data PIS-PK, data dasar, data UKM esensial, data UKM pengembangan, data UKP
b. Data UKP, data capaian SPM, hasil SMD, data UKM esensial dan pengebangan
c. Datadasar, data PIS-PK, data UKMesensial, data UKMpengembangan, data
UKPP(V)
d. Data UKM esensial dan pengembangan, data hasil survei kepuasan, data
indikator mutu, data UKP
34. Resume medis pasien paling sedikit terdiri dari ;
a. Identitaspasien,diagnosismasukdanindikasipasiendirawat,ringkasanhasil
pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan rencana
tindak lanjut, nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi
yang memberikan asuhan(V)
b. Identitas pasien, diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat, terapi, tindakan, dan atau
anjuran, nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan asuhan
c. Nama lengkap pasien dan umur, diagnosis masuk dan indiksi pasien dirawat, ringkasan hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan rencana tindak lanjut,
nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan asuhan
d. Nama lengkap pasien dan umur, diagnosis masuk dan indiksi pasien dirawat, terapi,
tindakan, dan atau anjuran, nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan
asuhan
35. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dapat dibuktikan dengan
a. Hasil pengukuran dan analisis ketepatan waktu pelaporan hasil sesuai ketentuan yang
ditetapkan (V)
b. Waktu pelaporan hasil ditetapkan seragam sehingga memudahkan pasien dan petugas
c. Pemeriksaan laboratorium kritis dilakukan segera
d. Bukti evaluasi hasil laboratorium luar sesuai indikator mutu yang ditetapkan
36. Adanya uraian tugas terkait dengan pengorganisasian pelayanan UKM, sesuai yang diminta
dalam standar akreditasi
a. Tidak semua karyawan harus mempunyai uraian tugas
b. Tidak boleh melakukan perubahan uraian tugas karena sudah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Uraian tugas hanya perlu disusun untuk Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM
dan dipahami oleh semua karyawan
d. Uraian tugas disusun untuk setiap karyawan, harus dikaji ulang secara regular dan jika perlu
dilakukan perbaikan (V)
37. Untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan, kesesuaian dengan
rencana dan pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat, maka dilakukan
pengawasan dan pengendalian serta penilaian kinerja dalam SIAP 219 dapat berupa
a. Pemantauan,supervisi,lokmin,auditinternaldanrapattinjauanmenejemen(V)
➜ lihat di KMP 1.8
b. Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen, serta
SMD
c. Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen, serta
MMD
d. Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen dan rapat tim
mutu
38. Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak pasien
selama pelaksanaan pelayanan dalam bentuk, :
a. Keluhanpasiendiidentifikasi,dievaluasidanditindaklanjuti(V)
b. Seluruh harapan pasien diperhatikan dan dipenuhi
c. Pemberi asuhan melakukan kajian dan penanganan nyeri
d. Pasien diberi informasi untuk menyampaikan keluhan pasien/keluarga pasien
39. Agar obat terjamin keamanan dan layak dikonsumsi oleh pasien, Puskesmas
melakukan
a. Apabila pasien melaporkan obat kadaluarsa , obat segera ditarik dari peredaran
b. Pemberian obat disertai dengan label dan informasi lengkap sesuai dengan prosedur
c. Petugas menjelaskan penanganan obat yang kadaluarsa kepada pasien
d. Tersedia persyaratan penyimpanan obat di gudang obat sesuai dengan
peraturanyangberlaku(V)
40. Informasi yang perlu disediakan pada pelayanan pendaftaran adalah
a. Informasi tentang dokter dan nomor telepon dokter yang melayani di Puskesmas dan
fasilitas rujukan yang bekerjasama
b. informasitentangpendaftaran,jenislayanan,alurpendaftaran,sertajadual
pelayanandanfasilitasrujukanyangbekerjasama(V)
c. informasi tentang jumlah tenaga kesehatan yang melayani di Puskesmas
d. informasi tentang tarif lyanan dan dokter yang melayani dan jam buka pelayanan
41. Yang dimaksud dengan komunikasi efektif dalam pelayanan pada Sasaran
Keselamatan Pasien yang kedua adalah :
a. Komunikasi via telepon, hand over, transfer, termasuk penyampaian hasil
alboratorium kritis
b. Sistim komunikasi yang dibangun untuk memperlancar komunikasi antar petugas di fasilitas
pelayanan kesehatan (V)
c. Komunikasi inter personal antara pasien dan pemberi pelayanan
d. Komunikasi.................
43. Salah satu unsur penting dalam penilaian implementasi PIS-PK adalah terkait dengan data Indeks
keluarga, IKS tiap keluarga dapat diidentifikasi
a. Masalah kesehatan dari tiap kecamatan
b. Semuabenar(V)
c. Masalah kesehatan dari tiap keluarga
d. Masalah kesehatan dari tiap desa/kelurahan
44. Sebagai bukti dipenuhinya standar akreditasi tentang hak pasien dan keluarga
ditunjukkan dengan
a. Adanya informasi tentang hak pasien dan keluarga, ada bukti petugas paham dan hafal
tentang hak pasien dan keluarga dan ada bukti dilakukan penyuluhan kepada pasien
tentang hak pasien dan ada bukti dilakukan edukasi hak pasien pada karyawan
b. Petugas dan pasien memahami hak pasien dan keluarga
c. Adanya pengumuman tentang hak pasien dan keluarga
d. Hak pasien dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dalam pelayanan
yang dipandu oleh kebijakan pelayanan dan prosedur-2 pelayanan yang mengatur tentang
pelaksanaan pemenuhan hak-hak pasien(V)
48. Kepala Puskesmas bersama penanggung jawab wajib menyelaraskan perencanaan dengan
visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk menilai bahwa hal tersebut dilaksanakan, surveior melakukan
a. Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini bulanan yang menunjukkan capaian
kinerja puskesmas bulanan dan dicocokkan dengan visi Puskesmas
b. Melihat agenda dan notulen rapat evaluasi tahunan dan menilai capaian indikator apakah
sesuai dengan visi, misi, tata nilai dan tujuan puskesmas dan rencana lima tahuanan yang
disusun
c. Meminta Kepala Puskesmas dan penanggung jawab menunjukkan keterkaitan visi, misi,
tujuan dan tata nilai puskesmas dengan indikator kinerja yang disusun
d. Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini puskesmas dalam penyusunan
perencanaan yang agendanya adalah paparan Kepala Puskesmas
tentang visi, misi, tujuan dan tata nilai puskesmas, hasil analisis kebutuhan masyarakat dan
keterkaitanan taravisi,misi, tatan ilai,tujuan dan hasil analisis kebutuhan masyarakat dengan
program-2 yang direncanakan.(V)
49. Kebijakan, pedoman, prosedur merupakan dokumen regulasi yang dipersyaratkan untuk
disusun dalam memenuhi persyaratan akreditasi. Dokumen-dokumen tersebut harus
diperlakukan sebagai berikut :
a. Disusun sesuai dengan format baku untuk memenuhi persyaratan dokumen yang ada pada
elemen penilaian
b. Dokumen regulasi tidak perlu dikendalikan
c. Dikendalikandenganbaiksesuaidengankebijakanpengendaliandokumendan
rekamimplementasidantersediaditempatpelayanan(V)
d. Cukup disediakan dan disimpan di sekretariat akreditasi dan hanya diberikan jika ada yang
membutuhkan
51. Dibawah ini termasuk dalam jenis pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal kesehatan
daerah Kabupaten/Kota, kecuali :
a. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
b. Pelayanankesehatanpadapenderitamalaria(V)
c. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
d. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
52. Tanggung jawab untuk melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dapat ditelusur
dari:
a. Terlaksananya posyandu, penimbangan balita sesuai dengan perencanaan yang disusun dan
kesepakatan dengan kader dan masyarakat
b. Tersedianya bukti evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan-2 program UKM terutama
yang melibatkan peran lintas sektor dan lintas program
c. Terlaksananya kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun
d. Adanya kejelasan tanggung jawab setiap karyawan untuk memfasilitasi
pemberdayaan masyarakat, adanya bukti pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan fasilitasi
pembentukan UKBM dan fasilitasi pelaksanan SMD dan MMD (V)
53. Proses kajian awal dilakukan secara paripurna, mencakup berbagai kebutuhan dan harapan
pasien/keluarga dapat dilihat melalui :
a. Tersedia dan terisi form kajian awal secara lengkap yang
meliputi proses pengumpulan data kondisi fisik, psikologi, status sosial, riwayat
penyakit, riwayatalergi,pemeriksaanfisikdanpemeriksaanpenunjang(V)
b. Kajian yang dilakukan oleh masing-2 tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan tenaga
klinis yang lain secara lengkap sesuai dengan perkembangan kondisi pasien
c. Proses kajian pasien yang dinamis dan berkesinambungan, baik untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap
d. Kajian awal mengenai status ekonomi, psikososiospiritual, riwayat alergi, asesmen nyeri,
penegakan diagnosis, penetapan pelayanan dan rencana pemulangan
54. Pengelolaan jejaring dan jaringan Puskesmas dalam SIAP 219 adalah
a. Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program
pembinaanterhadapjejaringFKTPdanjaringanPuskesmas,dilakukanevaluasi
dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan program pembinaan jejaring dan jaringan.(V)
b. Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan FKTP, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jaringan. jejaringnya FKTP
c. Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program
pembinaan terhadap jejaring dan jaringan Puskesmas, dilakukan evaluasi dan tindak
lanjut terhadap pelaksanaan program pembinaan jaringan. jejaringnya FKTP
d. Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan FKTP, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jejaring dan jaringan. jejaringnya FKTP
55. Pemberian makanan dan terapi gizi sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan
perundangan pada SIAP 219 adalah
• Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan atau makanan
khusus yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, keluarga pasien
tidak dapat berpartisipasi dalam penyediaan makanan
• Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan
dapatdilakukanolehkeluargapasienataudipihaktiga,namundisertaiedukasi
tentang makanan kontra indikasi dengan kebutuahan pelayanan termasuk
informasiinteraksiobatdanmakanan(V)
• Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan atau makanan
khusus yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, pembinaan
edukasi tentang makanan yang kontra indikasi dengan rencana pelayanan termasuk
informasi interaksi obat dan makanan
• Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan dapat dipihak
ketigakan, keluarga pasien berpartisipasi dalam penyediaan makanan
56. Untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pelayanan pasien di Puskesmas maupun
pelayanan terhadap sasaran program UKM dalamkegiatan UKM, perlu diterapkan :
a. Perlu dilakukan FMEA untuk setiap proses kegiatan pelayanan UKM dan UKP
b. Pengukuran capaian indikator-2 kinerja pelayanan UKM dan UKP analisis dan tindak
lanjutnya
c. DiterapkanmanajemenresikobaikdalampelayananUKMdanUKP(V)
d. Dilakukan monitoring terjadinya insiden keselamatan pasien dan insiden yang dialami
petugas maupun sasaran UKM
59. Penerapan PPI di Puskesmas sebagaimana dipersyaratkan dalam standar akreditasi dan
peraturan perundangan adalah
a. Dietrapkannya kewaspadaan berbasis standart dan transmisi
b. Diterapkannya kewaspadaan standar, penggunaan antibiotika dengan bijak dan bundles
c. Dilakukan kebersihan tangan sebagai wujud pelaksanaan program PPI
d. Diterapkannya prinsip kewaspadaan isolasi, penggunaan antibiotika dengan
bijakdanbundles(V)
60. Upaya Peningkatan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasar rencana
program yang disusun. Dalam menyusun program tersebut, perlu diperhatikan :
a. Program PPI bukan merupakan program terintegrasi dari program mutu Puskesmas
dan harus direncanakan sendiri
b. Program mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien perlu dipisahkan dari program
PPI
c. Masing-masing penanggung jawab pelayanan menyusun rencana program mutu masing-2
berdasar permasalahan mutu yang dijumpai
d. Program tersebut bersifat terintegrasi antara program mutu manajemen, program mutu
UKM dan program mutu UKP dan keselamatan pasien serta PPI (V)
61. Untuk mengupayakan keselamatan pasien sesuai dengan referensi “ to err is human “ adalah :
a. Redisain sistemagarorangberbuatbenardanmencegahorangberbuatsalah(V)
b. Setiap terjadi insiden dicari profesional pemberi asuhan yang memberi pelayanan untuk
menganalisa kesalahan dan pemberi asuhan
c. Petugas yang terbukti melakukan kesalahan dipindahkan ke unit lainnya tidak langsung
menangani pasien
d. Jika terjadi insiden dilkukan analisis kompetensi dari petugas yang memberikan asuhan
62. Pertemuan H – 1 dilakukan oleh surveior dengan Kepala Puskesmas, perwakilan karyawan
dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tujuan :
a. Makan malam bersama
b. Beramah tamah dengan Kepala Puskesmas dan perwakilan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
c. Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan survei, menjelaskan kode etik surveidan
perkenalan(V)
d. Sekedar menjalin keakraban antara tim surveior dengan pihak Puskesmas dan Dinas
Kesehatan
63. Untuk menilai bahwa pemeliharaan peralatan dilakukan dengan baik, maka surveior akan
menelusur :
a. Ada penanggung jawab peralatan, dilakukan inventaris alat, ada program
pemeliharaanyangdilaksanakandimonitor,dievaluasidanditindaklanjuti(V)
b. Semua alat tertata rapi dan bersih
c. Semua alat ditata dalam lemari alat yang terkunci
d. Semua mobil ambulance tidak ada yang rusak dan berfungsi
64. Untuk menilai bahwa penilaian kinerja Puskesmas dilakukan dengan baik, maka surveior
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Ditetapkannyaindikatorkinerja,dilakukanpengumpulandatakinerja,dilakukan
analisisdantindaklanjut(V)
b. Indikator kinerja pelayanan klinis harus disusun sebagai prioritas utama di Puskesmas
c. Kaji banding kinerja antar Puskesmas hanya dilakukan jika tersedia dana untuk melakukan
visitasi ke Puskesmas lain
d. Puskesmas tidak perlu melakukan kaji banding kinerja dengan Puskesmas lain
65. Ada kewajiban bagi Kepala Puskesmas dan para penanggung jawab program/kegiatan
untuk melakukan pengarahan, yang ditelusur surveior adalah :
a. Memeriksa catatan harian Kepala Puskesmas apa saja kegiatan harian yang dilakukan dan
kapan saja dilakukan, pengarahan kepada karyawan dengan kejelasan waktu, materi
pengarahan dan hasil-2 pengarahan
b. Wawancara pada karyawan Puskesmas dan menanyakan pada mereka apa tindak lanjut
yang dilakukan setelah diberi pengarahan oleh Kepala Puskesmas dan hasil-2 yang dicapai
c. Mekanismepengarahanyangditetapkandalamkebijakan,tersedianyaSOP-SOP pengarahan
sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam kebijakan dan bukti-
buktipelaksanannyamelaluiperiksarekamkegiatandanwawancara(V)
d. Memeriksa pada notulen lokakarya mini Puskesmas, apakah ada catatan tentang
pengarahan yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan berusaha memahami isi
pengarahan tersebut.
4. Klinik yang menyelenggarakan untuk mengatasi variasi proses pada pelayanan kesehatan dapat
dilakukan pengendalian proses harus memiliki:
Jawab: Ruang rawat inap, gadar, staf klinik, instalasi/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi
8. Sebagai upaya untuk mengelola resiko kebakaran yang perlu dilakukan oleh Puskesmas adalah:
Jawab: melakukan identifikasi resiko kebakaran menyediakan dan melakukan inspeksi ……….. kebakaran
dan APAR, menyediakan jalur evakuasi dan simulasi penanganan kebakaran
9. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan :
Jawab: pelayanan medik dasar dan atau spesialistik
11. yang membedakan pelayanan kesehatan di Puskesma dan rumah sakit adalah:
jawab: Puskesmas mempunyai wilayah kerja, dan berfokus baik pada pelayanan pasien,
keluarga, dan masyarakat
12. Petugas kesehatan tertusuk jarum suntik habis digunakan untuk memberikan suntikan
pada pasien adalah:
Jawab: Insiden keselamatan kerja
1. Analisa situasi dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) Sebagai bahan …
a. Bulan Januari tahun
lalu b. Bulan januari
tahun ini
c. Bulan Desember tahun lalu
d. Bulan Februari tahun ini
2. Peran aktif dari puskesmas dan Klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional
ditunjukkan dalam standar akreditas dengan :
a. Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas Bab 4, dan Klinik
standar 3.6 tentang pelayanan promotive dan preventif pada akreditas klinik
b. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatatdan melaporkan pelaksanaan
program PPN
c. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk Menyusun, merencanakan, melaksanakan,
dan melaporkan kegiatan program prioritas nasional
d. Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program promotive
dan preventif terkait dengan PPN
3. Failure Mode and Effect Analysis adalah :
a. Alat manajemen resiko untuk menganalisis suatu proses yang bermasalah dan
mendisain model yang inovatif
b. Alat mutu untuk menyelesaikan insiden keselamatan pasien yang tidak termasuk
dalam kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
c. Alat manajemen resiko untuk menyelesaikan jika terjadi kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)
d. Alat manajemen resiko untuk mangkaji suatu prosedur secara rinci, mengenali
model- model kesalahan yang ada untuk kemudian ditindaklanjuti dan perbaikan
disain/prosedur
4. Dalam standar akreditas puskesmas maupun standar akreditas klinik pada pelayanan
Kesehatan meminta puskesmas dan klinik memerhatikan hasil dan kewajiban pasien
dan pemberdayaan pasien. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa puskesmas dan
klinik menerapkan prinsip?
a. Coordination of
Care b. Patient
Centered Care
c. Continuity of Care
d. Continuity and Coordination Of care
10. Indikator kinerja pelayanan UKM yang diminta dalam standar akreditasi disusun
berdasarkan:
a. Standar pelayanan minimal dan kebijakan/pedoman dari kementrian Kesehatan
b. Standar pelayanan minimal dan Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas
c. Standar pelayanan minimal, kebijakan/pedoman dari Kementrian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi, dan kebijakan/pedoman dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
d. Standar pelayanan minimal, dan kebijakan/pedoman pelayanan UKM yang disusun
oleh puskesmas
11. Pelaksanaan rekonsiliasi obat pada pasien rawat inap baik di puskesmas maupun
klinik dilakukan pada saat:
a. Pasien masuk ke pelayanan gawat darurat
b. Pasien masuk rawat inap
c. Pasien masuk rawat inap dan pasien yang akan pulang
d. Pasien pada saat masuk ke fasyankes, transfer antar unit, dan Ketika pasien inap
akan pulang
PRE TEST DISEMINASI STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS DAN KLINIK KEPADA LPA Jakarta, 9 – 12
April 2023
2. Variabel-variabel untuk menentukan derajat risiko ketika melakukan severity assessment pada
manajemen risiko adalah
a. Probability dan kemampuan pengendalian risiko
b. Severity dan probability
c. Severity, probability, dan pelaksanaan mitigasi
d. Severity, probability dan pengendalian risiko
4. Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung dan petugas, juga untuk mencegah terjadinya
infeksi, maka pada pekerjaan konstruksi harus dilakukan
a. ICRA Program, ICRA Konstruksi dan PCRA
b. ICRA Konstruksi dan PCRA
c. ICRA Progrm dan ICRA Konstruksi
d. ICRA Konstruksi
5. Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional ditunjukkan
dalam standar akreditasi dengan
a. Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas bab 4, dan klinik terhadap
standar
3.6 tentang pelayanan promotive dan preventif pada standar akreditasi klinik
b. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatat dan melaporkan pelaksanaan program PPN
c. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk Menyusun, merencanakan, melaksanakan dan
melaporkan kegiatan program prioritas nasional
d. Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program promotif dan preventif
terkait dengan PPN
7. Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5. penyelenggaraan
pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan etik dalam pengambilan keputusan
pelayanan adalah sebagai berikut
a. Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu dan
perwakilan dari administrasi dan manajemen
b. Penanggungjawab UKM, Penanggungjawab UKP, perwakilan pelayanan UKM, perwakilan
pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu dan perawakilan dari administrasi dan manajemen
c. Perawakilan dari pelayanan UKM dan UKP
d. Kepala Puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan
UKP, perwakilan dari tim mutu dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
8. Assessmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assessment terdiri dari 4 kelompok,
yaitu
a. Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazrdous Materials
b. Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard dan Technological Hazard
c. Natural Hazard, Technological Hazard. Hazardous Materials, Household Hazard
d. Natural Hazard, Human Hazard, Internal House-hold Hazard, External Household Hazard
9. Situasi yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan dibuat keputusan mengenai perilaku
yang petut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai etik/moral disebut dengan
a. Dilemma etik dan pemenuhan terhadap kode etik perilaku
b. Dilemma etik
c. Pertimbangan etik
d. Pemenuhan terhadap kode etik perilaku
10.Penyelenggaraan keselamatan pasien di pukesmas dilakukan dengan pembentukan
sistem yang meliputi?
Jawaban :
Sistem keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien dan 7 langkah keselamatan
pasien
3. Analisa situasi dan pelaksanaan survei mawas diri (smd), musyawarah masyarakat desa
(mmd), sebagai bahan pertimbangan
Jawaban :
Bulan januari tahun ini
4. Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional
ditunjukkan dalam standar akreditasi dengan
Jawaban :
Pemenuhan puskemas terhadap standar akreditasi puskesmas bab 4, dan klinik terhadap
standar 3.6 tentang pelayanan promotif dan preventif akreditasi klinik
6. Dalam standar akreditasi puskessmas maupun standar akreditasi klinik pada pelayanan
kesehatan perseorangan meminta puskesmas dan klinik memperhatikan hak dan kewajiban
pasien dan pemberdayaan pasien. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa puskesmas dan
klinik menerapkan prinspi?
Jawaban :
Patient centered care
10. Variabel yang dipertimbangkan dalam melakukan risk assessment infeksi, misalnya
untuk pelaksanaan pasien covid19 meliputi :
Jawaban : Dampak dan probabilitas
11. Perencanaan puskesmas disusun berdasarkan?
Jawaban :
Analisis kebutuhan masyarakat, analisis peluang pengembanagan pelayanan, dan
analisis risiko, disertai sesuaai ketentuan peraturan perundangan
1. Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi kinik pada pelayanan
kesehatan perseorangan mensyaratkan pelayanan kesehatan perorangan terjadi
kesinambungan mulai dari penerimaan pasien, skrining, kajian awal, penyusunan rencana
asuhan, pelaksanaan asuhan, pemulangan, rujukan, dan bahkan pelayanan home-care jika
diperlukan. Standar tersebut mencerminkan diterapkannya prinsip:
a. Patient Centered Care
b. Continuity and Coordination of Care
c. Patient, Family, and Community Centered Care
d. Patient and Family Centered Care
3. Untuk memastikan pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya, telusur yang dilakukan
oleh surveyor adalah:
a. Melihat dokumen bukti pemahanan pasien tentang hak dan kewajibannya yang
ditanda tangani oleh pasien dan petugas
b. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya
c. Melihat hasil evaluasi penyampaian informasi petugas tentang hak dan kewajiban
pasien.
d. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya dan
diverifikasi dengan wawancara dengan pasien
5. Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat kerja, sesuai yang
diminta dalam standar akreditasi, Puskesmas harus melakukan:
a. Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum untuk
pegawai yang mengalami kekerasan, dan mengupayakan kompensasi untuk pegawai
yang cedera akibat kerja
b. Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
c. Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi
d. Melakukan investigasi terhadap kejadian
6. Pelaksanaan rekonsiliasi obat pada pasien rawat inap baik di Puskesmas maupun di Klinik
dilakukan pada saat:
a. Pasien masuk rawat inap
b. Pasien masuk rawat inap dan pasien yang akan pulang
c. Pasien pada saat masuk ke fasyankes, transfer antar unit, dan ketika pasien inap akan
pulang
d. Pasien masuk ke pelayanan gawat darurat
7. Regulasi dan implementasi langkah-langkah mencegah cedera pasien karena jatuh ditelusur
dengan cara:
a. Melakukan observasi dan simulasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan
wawancara terkait implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
dengan implementasi pencegahan pasien jatuh
b. Meminta ditunjukkan SPO pencegahan pasien cedera karena jatuh, melakukan
ovservasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
implementasi pencegahan pasien jatuh
c. Melakukan observasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
implementasi pencegahan pasien jatuh
d. Meminta ditunjukkan kebijakan pencegahan pasien cedera karena jatuh dan
implementasinya
8. Dalam standar akreditasi klinik maupun standar akreditasi puskesmas terkait dengan sumber daya
manusia:
a. Evaluasi kinerja dan pemutakhiran kelengkapan file kepegawaian diserahkan pada
aturan di klinik maupun di puskesmas
b. Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala dan dilakukan kelengkapan dan
pembaharuan file kepegawaian secara berkala
c. Evaluasi kinerja dilakukan paling lambat dua tahun sekali
d. File kepegawaian dilengkapi dan dievaluasi secara berkala paling lambat dua tahun
sekali
9. Peran aktif dari klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional dibuktikan dengan:
a. Bukti pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program promotive dan preventif
terkait dengan program prioritas nasional
b. Adanya bukti klinik sebagai jejaring puskesmas
c. Bukti pencatatan dan pelaporan program promotive dan preventif, dan pencatatan
dan pelaporan pelaksanaan program prioritas nasional
d. Adanya bukti penatalaksanaan program nasional sesuai jenis klinik dan sesuai standar
tata laksana program prioritas nasional
10. Untuk melakukan penilaian dan telusur terhadap pelaksanaan skrining, yang dilakukan oleh
surveyor adalah:
a. Adanya bukti dilakukan skrining di pendaftaran dan kajian awal oleh perawat pada
pelayanan rawat jalan dan wawancara dengan petugas pendaftaran dan pasien
terkait dengan pelaksanaan skrining
b. Adanya bukti-bukti dilakukan skrining baik oleh sekuriti, petugas pendaftaran dan
perawat atau bidan
c. Adanya panduan skrining pada pendaftaran dan bukti pelaksanaan skrining
d. Adanya SPO skrining, bukti pelaksanaan skrining, observasi pelaksanaan skrining dan
wawancara petugas dan pasien terkait dengan pelaksanaan skrining
Telusur untuk membuktikan ketersediaan APAR dan pemeliharaan APAR pada instrument
akreditasi klinik adalah:
a. Tersedia APAR, Tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, wawancara proses
pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
b. Tersedia APAR, Tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, observasi proses
pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
c. Tersedia SPO pemeliharaan APAR, ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR
d. Ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR
4 Program Prioritas Nasional yang ada pada standar akreditasi Puskesmas adalah:
A. Pelayanan KB
B. Penurunan AKI/AKB dan Penurunan stunting
C. Peningkatan cakupan imunisasi dan Pelayanan KB
D. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan factor risiko dan penurunan stunting
5 Pada program MFK, fasilitas pelayanan kesehatan menetapkan dan melaksanakan proses
untuk memastikan semua sistem utilitas berfungsi efisien dan efektif, sehingga harus dilakukan:
A. Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan bukti pemeliharaannya
B. Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan peralatan medis serta pemeliharaannya untuk
menjamin keselamatan pasien dan petugas
C. Tersedia bukti monitoring akses masuk dan keluar fasyankes
D. Tersedia pengendalian infeksi yang terkait dengan penggunaan sistem utilitas
6. Salah satu program MFK adalah pengendalian B3 dan limbah B3, untuk memastikan
program tersebut berjalan dengan baik, maka bukti-bukti telusur adalah:
A. Petugas mampu memeragakan pembuangan limbah dengan benar
B. Terdapat daftar inventaris B3, penyimpanan dengan benar, MSDS, dan bukti dilakukan
pembuangan limbah B3 dengan benar dan bukti monitoringnya
C. Terdapat petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan limbah B3 yang melakukan
monitoring tiap hari terhadap penyimpanan B3 dan pembuangan limbah B3
D. Terdapat bukti kompetensi dari petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan
limbah B3
7. Untuk membuktikan bahwa regulasi internal disusun dengan baik, maka surveyor
melakukan telusur terhadap adanya:
A. Kebijakan, pedoman/panduan, perencanaan program/kegiatan, dan prosedur-prosedur
B. Kebijakan dan pedoman/panduan
C. Kebijakan, prosedur, panduan praktik klinis, protocol klinis
D. Pedoman/panduan, prosedur, protocol, panduan praktik klinis, clinical pathway, dan
kerangka acuan program/kegiatan.
8. Dilakukannya upaya untuk mencegah terjadinya salah sisi, salah pasien, dan salah Tindakan
operatif, dibuktikan dengan adanya:
A. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi, SPO pelaksanaan surgical safety checklist, bukti
penandaan sisi operasi oleh operator yang akan melakukan, dan bukti pengisian surgical safety
check-list
B. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi dan bukti pengisian surgical safety checklist oleh
operator atau perawat yang ditunjuk oleh operator
C. Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh perawat, dan
adanya kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi
D. Bukti pengisian surgical safety check list, bukti penandaan sisi operasi oleh petugas
kesehatan.
10. Untuk membuktikan pelaksanaan kebersihan tangan dengan benar, telusur yang
dilakukan oleh surveyor adalah:
A. Melihat hasil pelaporan INM pada aplikasi pelaporan INM
B. Melakukan pengamatan pelaksanaan kebersihan tangan, meminta simulasi kebersihan
tangan, dan melihat kelengkapan sarana kebersihan tangan
C. Melihat hasil pelaporan INM dan melihat ketersediaan media penyuluhan kebersihan tangan
D. Meminta hasil pelaporan INM, melihat ketersediaan media edukasi kebersihan tangan, dan
simulasi kebersihan tangan
12. Untuk menghitung kebutuhan SDM di Puskesmas atau di Klinik, dilakukan dengan cara:
A. Melakukan analisis kebutuhan SDM, memperhatikan jenis dan jumlah pelayanan yang
disediakan, dan peraturan perundangan terkait dengan standar kebutuhan SDM di puskesmas
atau di klinik
B. Melakukan analisis kebutuhan SDM dan menuangkannya dalam perencanaan kebutuhan
SDM dan perencanaan diklat SDM
C. Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja
D. Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja dan menuangkan dalam
perencanaan kebutuhan dan diklat SDM.
13. Pertimbangan dalam menyusun perencanaan operasional puskesmas atau klinik adalah:
A. Visi, misi, dan tujuan Puskesmas/Klinik, analisis kebutuhan masyarakat akan jenis dan jumlah
pelayanan, evaluasi capaian kinerja, peluang perkembangan ke depan, dan analisis risiko
B. Perencanaan operasional puskesmas dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan
C. Klinik tidak perlu menyusun perencanaan operasional karena tidak diminta dalam standar
akreditasi
D. Visi, misi dan tujuan Puskesmas/Klinik dan ketersediaan SDM
14. Pembahasan hasil audit internal sesuai dengan PMK No 44/ 2016, merupakan mekanisme
pengawasan, pengendalian dan penilaian:
A. Harus dilaksanakan terpisah dari Lokakarya mini
B. Dapat dilaksanakan dalam forum lokakarya mini
C. Ketika menyampaikan hasil audit internal dipimpin oleh Kepala Puskesmas
D. Dijadwalkan tersendiri di luar forum lokakarya mini bulanan ataupun triwulan.
Opsi 5
15. Untuk menilai pelaksanaan pembinaan jaringan dan jejaring Puskesmas, yang dinilai oleh
surveyor adalah:
A. Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring, adanya indikator kinerja pembinaan
jaringan dan jejaring, dan bukti-bukti pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya
B. Adanya indikator kinerja pembinaan jaringan dan jejaring dan capaian indikator serta
analisisnya
C. Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring dan bukti pelaksanaannya
D. Adanya penanggung jawab pembinaan jaringan dan jejaring, program pembinaan monitoring
kesesuaian pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan, dan bukti pelaksanaan kegiatan
pembinaan jaringan dan jejaring.
17. Pembahasan penilaian kinerja UKM pada standar akreditasi Puskesmas, minimal
dilakukan :
A. Sekali dalam setahun
B. Empat kali dalam setahun
C. Enam kali dalam setahun
D. Dua kali dalam setahun
19. Untuk menilai pelaksanaan pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan
puskesmas, surveyor menlakukan penilaian terhadap:
A. Adanya program kerja stunting, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
B. Adanya penetapan indikator dan target kinerja stunting, program pencegahan dan penurunan
stunting berdasar analisis capaian indikator, bukti koordinasi dan pelaksanaan program,
monitoring dan evaluasinya
C. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting
D. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting, monitoring dan tindak lanjutnya.
20. Standar kuantitas untuk kunjungan ANC sesuai yang diminta dalam standar akreditasi
Puskesmas adalah:
A. Pemenuhan standar pelayanan antenatal memenuhi 10 T
B. Standar kunjungan minimal enam kali selama periode kehamilan (K6): satu kali pada trimester
pertama, duakali pada trimester kedua, dan tiga kali pada triemester ketiga
C. Standar kunjungan minimal empat kali selama periode kehamilan (K4): satu kali pasda
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga
D. Pemenuhan standar pelayanan antenatal 10 T dan kunjungan minimal empat kali selama
pediode kehamilan
21. Bukti peran aktif dari klinik untuk mendukung pencapaian program prioritas nasional
adalah:
A. Dalam standar akreditasi klinik tidak meminta peran aktif klinik dalam pencapaian program
prioritas nasional
B. Bukti keterlibatan klinik dan promotive dan preventif untuk program prioritas nasional
C. Bukti keterlibatan klinik untuk pelaksanaan program prioritas nasional sebagai jejaring dari
Puskesmas termasuk kegiatan promotive dan preventif
D. Bukti keterlibatan klinik dalam upaya kuratif dan rehabilitative dalam pelaksanaan program
prioritas nasional
22. Tim TB DOTS di Puskesmas terdiri dari:
A. Dokter, perawat, bidan, dan petugas pencatatan pelaporan
B. Dokter, perawat dan petugas pencatatan pelaporan
C. Perawat, bidan, dan petugas pencatatan pelporan yang terlatih
D. Dokter, perawat, analisis laboratorium dan petugas pencatatan pelaporan yang terlatih
23. Perencanaan program penanggulangan PTM dan factor risikonya disusun oleh
Puskesmas:
A. Meliputi upaya promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative berdasar analisis masalah
dalam bentuk UKM dan UKP, terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKP
B. Disusun dengan melibatkan lintas program dan lintas sector dalam bentuk upaya promotive,
preventif, kuratif dan rehabilitative
C. Disusun dengan melibatkan lintas program dalam bentuk UKM dan UKP
D. Disusun dengan mengutamakan upaya promotive dan preventif berdasar hasil analisi
masalah penyakit tidak menular, terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM, UKP,
kefarmasian dan laboratorum.
24. Untuk menilai pelaksanaan Program manajemen risiko yang bersifat proaktif di
Puskesmas, yang dinilai oleh surveyor adalah:
A. Disusunnya register risiko, profil risiko dan upaya pencegahan serta mitigasinya
B. Dilakukan root cause analysis jika terjadi insiden
C. Disusun profil risiko dan upaya pencegahan serta mitigasinya
D. Bukti pelaksanaan FMEA, monitoring dan tindak lanjutnya.
25. Dalam standar akreditasi puskesmas maupun klinik: Keterlibatan pasien dan keluarga
dalam asuhan pasien ditunjukkan dengan adanya:
A. Bukti PPA memberikan edukasi pada pasien dan keluarga yang dicatat dalam rekam medis
pasien
B. Bukti bahwa pasien atau keluarga mengetahui rencana asuhan, diagnosis, dan kemungkinan
hasil asuhan yang diberikan, dan bukti adanya informed consent ketika akan dilakukan Tindakan
yang memerlukan informed consent
C. Adanya bukti dilakukan rencana pemulangan pada pasien yang membutuhkan sejak awal
pada perencanaan asuhan
D. Adanya bukti pasien dijelaskan tentang hak dan kewajiban pasien pada saat pasien pertama
kali datang ke puskesmas atau ke klinik.
30. Pemenuhan standar akreditasi untuk pelayanan rujukan dibuktikan dengan adanay:
A. Pedoman dan SPO rujukan
B. Terdapat SPO rujukan, bukti puskesmas/ klinik memastikan fasyankes yang dituju dapat
memenuhi kebutuhan pasien, pemberian informasi dan persetujuan rujukan, dan ketersediaan
sarana transportasi
C. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan SPO rujukan
D. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan kepastian fasyankes tersebut dapat
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan ketersediaan sarana transportasi
31. Untuk menilai pemenuhan standar penyelenggaraan rekam medis, surveyor menilai
adanya bukti:
A. Penyimpanan, peminjaman, dan pemusnahan rekam medis, serta bagaimana menjaga
kerahasiaan isi rekam medis
B. Kelengkapan isi rekam medis dan keterbacaannya
C. Pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis sesuai dengan pedoman/ panduan/ SPO yang
disusun, kelengkapan isi rekam medis oleh PPA, dan kerahasiaan rekam medis
D. Adanya bukti kelengkapan isi rekam medis, keterbacaan, dan kerahasiaan rekam medis
33. Untuk penilaian kepemimpinan dan manajemen puskesmas, PPN dan penyelenggaraan
UKM dilakukan oleh:
A. Surveyor bidang tata Kelola Sumber daya dan UKM
B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM
C. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola Pelayanan
D. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola pelayanan dan penunjang
34. Untuk penilaian standar tata Kelola Klinik, tata Kelola SDM dan PMKP pada klinik,
dilakukan oleh:
A. Surveyor bidang UKP dan PMKP
B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM
C. Surveyor bidang tata Kelola sumber daya dan UKM
D. Surveyor bidang tata Kelola pelayanan dan penunjang
35. Untuk menilai dilemma etik, K3, MFK, dan audit internal dilakukan oleh:
A. Surveyor bidang tata Kelola Sumber daya dan UKM
B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM
C. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola Pelayanan
D. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola pelayanan dan penunjang ( seharusnya tidak ada UKM
nya )
38. Persyaratan untuk mengajukan survei perdana bagi Puskesmas antara lain adalah:
A. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
memiliki STR, minimal 100 % tenaga medis memiliki SIP
B. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
memiliki STR, minimal 100 % tenaga medis memiliki SIP
C. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki STR,
minimal 80 % tenaga medis memiliki SIP
D. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
memiliki STR, minimal 80 % tenaga medis memiliki SIP
39. Persyaratan untuk mengajukan survei perdana bagi klinik antara lain adalah:
A. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir
B. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
memiliki STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir
C. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir
D. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM dua belas bulan terakhir
41. Audit internal dalam standar akreditasi puskesmas merupakan cara untuk melakukan:
A. Pengawasan dan pengendalian dalam manajemen puskesmas
B. Menilai efektivitas sistem manajemen mutu
C. Menilai efektivitas proses pelayanan klinis
D. Menilai efektivitas sistem pengendalian mutu
44. Untuk membuktikan bahwa komunikasi efektif dilakukan sebagai salah satu implementasi
sasaran keselamatan pasien, surveyor melakukan:
A. Wawancara dan bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara professional pemberi asuhan
dengan pasien
B. Wawancara dan bukti pelaksanaan edukasi kepada pasien dilakukan dengan efektif dalam
rekam medis
C. Adanya SPO komunikasi efektif, bukti pelaksanaan komunikasi efektif antar PPA yang
didokumentasikan dalam rekam medis, dan wawancara proses pelaksanaannya
D. Adanya SPO komunikasi efektif antar PPA, antara PPA dan pasien, dan bukti adanya edukasi
pasien oleh PPA dalam rekam medis
45. Pengawasan menurut PMK No 44/ 2016 tentang Manajemen Puskesmas meliputi aspek:
A. Kesesuaian pelaksanaan terhadap jadwal yang direncanakan
B. Kesesuaian pelaksanaan terhadap jadwal dan capaian kinerja yang direncanakan
C. Meliputi aspek administratif, capaian program, sumber daya, dan tehnis pelayanan
D. Meliputi aspek capaian program, tehnis pelayanan, kesesuaian jadwal pelaksanaan, dan
aspek efisiensi penggunaan sumber daya
46. Proses pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dilaksanakan dengan cara: *
A. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan fasilitasi pihak swasta
B. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri
C. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh Puskesmas difasilitasi oleh Pembinaan dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dituangkan dalam perencanaan Puskesmas
D. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dan difasilitasi oleh Puskesmas
47. Penyelenggaraan Pelayanan UKM Puskesmas menurut standar akreditasi berorientasi pada:
A. Upaya promotif dan preventif
B. Upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative
C. Pendekatan individu, keluarga, dan masyarakat
D. Pendekatan promotive, preventif, kuratif, rehabilitative dan pemberdayaan masyarakat
48. Bukti suatu fasyankes memperhatikan hak dan kewajiban pasien adalah:
A. Bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien dan bukti pelaksanaan proses pelayanan yang
memperhatikan hak dan kewajiban pasien
B. Adanya bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien dan pembuatan general consent
C. Adanya SPO tentang pemenuhan hak pasien berkebutuhan khusus dan evaluasinya
D. Adanya bukti sosialisasi dan pemahaman pasien tentang hak dan kewajiban pasien
50. Pemberian skor 10 pada regulasi dan kelengkapan dokumen bukti untuk puskesmas adalah:
A. Kelengkapan ≥ 80 %
B. Kelengkapan ≥ 90 %
C. Kelengkapan ≥ 70 %
D. Kelengkapan ≥ 85 %
Seorang ibu mengantarkan anaknya berobat ke suatu Klinik Pratama, tiba-tiba terpeleset dan
terjatuh di ruang tunggu klinik yang licin akibat lantai dibersihkan :
a. Kejadian sentinel
b. Insiden Keselamatan Pasien
c. Kondisi berpotensi cidera
d. Bukan Insiden Keselamatan Pasien
Ketua tim PPI sesuai dengan PMK 27 Tahun 2017 adalah :
a. Perawat IPCN
b. Dokter yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI Dasar
c. Perawat IPCN yang telah mengikuti PPI Dasar dan PPI Lanjut
d. Tenaga Kesehatan yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI Dasar
Dilakukannya Audit Internal dan Pertemuan Tinjauan Manajemen dalam PMK 44 Tahun
2016tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, merupakan pelaksanaan proses manajemen :
a. Penggerakan dan Pelaksanaan
b. Perencanaan dan Penggerakan Pelaksanaan
c. Perencanaan
d. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
Manfaat grafik sarang laba – laba dalam Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah :
a. Menganalisis kinerja capaian program, keterkaitan dengan data lain dan menyimpulkan
kerasionalan kinerja
b. Menganalisis kinerja pelayanan UKP, UKM, dan Manajemen
c. Memudahkan melihat pencapaian kinerja program prioritas nasional
d. Memudahkan melihat pencapian kinerja pelayanan UKP
Untuk menjamin keamanan lingkungan fisik, Puskesmas perlu merencanakan dan melaksanakan
program MFK yang efektif Program tersebut meliputi :
a. Program keamanan dan keselamatan fasilitas, program penanganan bencana, program
penanganan kebakaran, program penanganan B3 dan limbah B3, program pemeliharaan
system utilitas dan program pemeliharaan peralatan
b. Program keamanan dan keselamatan fasilitas, program pengelolaan B3 dan limbah B3,
program PPi, program pemeliharaan system utilitas, program manajemen risiko dan
program pemeliharaan peralatan
c. Program manajemen risiko, program keselamatan pasien, program PPi, program
keamanan dan keselamatan, program pengelolaan B3 dan program Pendidikan dan
pelatihan K3
d. Program manajemen risiko, program keselamatan pasien dan program PPI
Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG dapat menunda jadwal
survey tanpa denda atau ganti rugi apabila terjadi hal-hal berikut ini, kecuali :
a. Peristiwa besar lain yang tidak terduga yang mengganggu operasional
b. Bencana non alam
c. Mohok kerja massal yang menyebabkan harus berhenti pelayanan
d. Bencana alam
e. Mutasi Pimpinan
Penanggungjawab Klinik Pratama adalah seorang dokter, dokter spesialis di bidang layanan
primer atau dokter gigi selain itu :
a. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik dan
tidak harus memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi
layanan
b. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik , tidak harus memiliki surat izin praktik
(SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
c. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat izin praktik
(SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
d. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat izin praktik (SIP)
di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan.
3. Pembagian area (layout) untuk ruang sterilisasi yang sesuai standar adalah:
a. area kotor, area bersih, area dekontaminasi, area penyimanan, area distribusi
b. area kotor, area penyimpanan peralatan kotor, area bersih, area dekontaminasi, area
distribusi
c. area bersih, area penyimpanan alat steril, area distribusi, area administrasi
d. area kotor, area bersih, area proses sterilisasi, area penyimpanan alat steril, dan area
distribusi