Anda di halaman 1dari 93

1.

Yang di maksud dengan hazard adalah:


a. Sesuatu yang dapat membahayakan
b. Kerugian yang terjadi kesalahan dalam pelayanan
c. Kesalahan pemberian obat yang berakibat fatal pada pasien
d. Kondisi yang berpotensi menimbulkan cacat

2. Alasan utama untuk memberdayakan pengguna dalam pelayanan di Fasilitas Tingkat pertama
adalah
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat
c. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan
d. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan

3. Dalam maksud dan tujuan klinik menetapkan visi misi dan tujuan sebagai landasan operasional.
Penetapan Visi, Misi, dan Tujuan
a. Pemilik atau pihak yang memiliki wewenang sesuai perundangan
b. Penanggung jawab dan petugas
c. Pihak yang berwenang
d. Penanggungjawab

4. Seorang ibu salah menerima obat, tetapi sebelum obat diminum sudah dilakukan penggantian,
Kejadian ini termasuk:
a. Kejadian Tidak Cedera
b. Kejadian Nyaris Cedera
c. Kejadian Tidak diharapkan dengan Katagori tinggi
d. Kejadian Berpotensi Cedera

5. Pengguna ID Card pada karyawan dan tamu, monitoring area beresiko kekerasan dengan
CCTV termasuk dalam program:
a. Program Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko
b. Program Keamanan dan Keselamatan Fasilitas Puskesmas
c. Program Mutu dan Manajemen Risiko Puskesmas
d. Program Pemeliharaan lilngkungan Puskesmas

6. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang Standar AKreidtasi
Klinik, terdiri dari:
a. 4 Bab 22 Standar, 499 Elemen Penilaian
b. 4 Bab 26 Standar, 499 Elemen Penilaian
c. 3 Bab, 22 Standar, 104 Elemen Penilaian (Puskesmas : 5 BAB, …. Standar, 328 EP)
d. 3 Bab, 26 Standar, 104 Elemen Penilaian

8. Pemeliharaan peralatan yang terencana meliputi:


a. Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan mendesak (urgent)
b. Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan emergensi
c. Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif
d. Pemeliharaan mendesak (urgent) dan pemeliharaan emergensi

9. Perencanaan puskesmas meliputi:


a. Perencanaan lima tahunana, RUK, RPK, dan perencanaan kebutuhan sumber daya
b. Perencanaan Srategi dan RUK
c. Perencanaan lima tahunan, RUK, RPK, dan RPK Bulanan
d. Perencanaan Strategi, RUK, dan RPK

10. Untuk Evaluasi kinerja SDM di klnik dinilai berdasarkan:


a. Kualitas hasil kerja
b. Perilaku kerja  ada yang jawab ini, BETUL
c. A,B,C semua benar
d. Kuantitas Target Klinik

11. Analisa situasi dan pelaksanan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawah Masyarakat Desa (MMD)
sebagai bahan penyusuan RUK tahun:
a. Bulan Februari tahun ini
b. Bulan januari tahun lalu
c. Bulan desember tahun ini
d. Bulan januari tahun ini

12. Pengelolaan klinik terdiri dari:


a. Tata Kelola Pelayaan klinis di klinis, tata Kelola manajemen di klinik
b. Tata Kelola keuangan di klinik , tata kelola pelayanan Kesehatan di klinik
c. Tata Kelola pelayanan klinis di klinik, Tata Kelola Pelayanan Kesehatan di klinik
d. Tata Kelola manajemen di Klinik, Tata Kelola pelayanan Kesehatan di Klinik

13. Obat di farmasi suatu klinik utama tidak ditata dengan baik, obat LASA tidak diidentifikasi dan
tidak diberi label adalah
a. Insiden keselamatan kerja
b. Kejadian tidak diharapkan
c. Kejadian tidak cedera
d. Kondisi berpotensi cedera

14. Etika batuk:


a. Diterapkan hanya untuk pasien yang sakit batuk dan keluarganya
b. Diterapkan hanya untuk pasien yang sakit batuk
c. Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi
airborne atau dropper
d. Diterapkan hanya untuk pasien/ kasus infeksi dengan jenis transmisi airborn dan droplet

15. Pada klinik Pratama hanya dapat melakukan pemeriksaan :


a. Bedah kecil tanpa anestesi umum dan/atau spinal
b. Bedah kecil dengan anestesi umum dan/atau spinal
c. Bedah mulut dan maksilofasial
d. Bedah ortopedi

16. Manfaat grafik sarang laba-laba dalam penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah:
a. Menganalisis kinerja pelayanan UKP, UKM dan manajemen
b. Memudahkan melihat pencapaian kinerja program prioritas nasional
c. Menganalisis kinerja capaian program, keterkaitan dengan data lain, dan
menyimpulkan kerasionalan kinerja
d. Memudahkan melihat pencapaian kinerja pelayanan UKP

17. Klinik yang menyelenggarakan rawat inap harus memilik:


a. Ruang ICU, gadar, staf klinik, instalasi/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi
b. Ruang perina, rawat inap, gadar, staf klinik, instalasi/ruang farmasi
c. Ruang rawat inap, gadar, staf klinik, instalasi/ ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi
d. Ruang High care, Instalasi/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi

18 Kewaspadaan isolasi meliputi:


a. Hand Hygene dan penggunaan APD
b. Kewaspadaan standar dan surveilans PPI
c. Kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi
d. Hand Hygene 6 langkah pada 5 kesempatan
19. Yang merupakan jenis-jenis survei pada klinik adalah:
a. Survei perdana, survei kedua, survei remedial
b. Survei akreditasi, survei reakreditasi, survei ulang
c. Survei perdana, survei reakreditasi, survei ulang
d. Survei perdana, survei ulang, survei remedial  Hal 18 Kepdirjen Yankes 3991/2022
e. Survei akreditasi, survei reakreditasi, survei remedial

20. Kapan akreditasi klinik dilakukan paling lambat ?


a. Setelah klinik beroprasi 2 (dua) tahun sejak memperoleh perizinan berusaha
untuk pertama kali
b. Setelah klinik beroperasi 4(empat) tahun sejak memeperoleh perizinan berusaha untuk
pertama kali
c. Setelah klinik beroperasi 1,5 (satu setengah) tahun sejak memperoleh perizinan
berusaha untuk pertama kali
d. Setelah klinik beroperasi 3 ( tiga ) tahun sejak memperoleh perizinan berusaha
untuk pertama kai
e. Setelah klinik beroperasi 1 (satu) tahun sejak memeproleh perizinan berusaha
untuk pertama kali

21. Yang dimaksud dengan resiko adalah :


a. Kondisi yang berpotensi menimbulkan cedera
b. Sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya bagi orang, masyarakat, maupun lingkungan
c. Kesalahaan dalam melakukan Tindakan medis
d. Kerugian yang mungkin terjadi jika terpapar sesuatu yang dapat membahayakan

22. Penyebab terjadinya insiden keselamatan pasien adalah


a. Unsafe Action dan Kondisi Laten
b. Sumber daya yang tidak memenuhi standar
c. Unsafe Action dan Mistake
d. Unsafe Action dan Human eror

25. APD yang digunakan pada kewaspadaan transmisi kontak adalah


a. Masker N95 dan sarung tangan
b. Masker bedah dan sarung tangan
c. Gaun, apron, dna masker bedah
d. Sarung tangan dan gaun

26. Perencanaan Puskesmas disusun berdasar;


a. Hasil SMD dan MMD dan evaluasi program tahun lalu
b. Analisis hasil PISK PK dan hasil SMD dan MMD
c. Hasil evaluasi program tahun yang lalu
d. Analisis kebutuhan masyarakat, analisis peluang pengembangan pelayanan dan analisis
risiko, serta sesuai ketentuan peraturan perundangan

27. Audit berbeda dengan inspeksi dalam hal:


a. Inspeksi dapat dilakukan secara Peer review dengan menggunakan standar pembanding
yang direncanakan
b. Tidak perlu ditetapkan standar sebagai kriteria pembanding pada waktu Menyusun
rencana audit
c. Audit dilakukan antara atasan kepada bawahan untuk menilai kinerja anak buah
d. Sifat terencana sistematis dengan standar/ kriteria pembanding yang jelas
28. Root Cause Analysis adalah alat manajemen mutu untuk
a. Melakukan analisis masalah sampai mengenali akar penyebab masalah
b. Khusus untuk melakukan analisis insiden pasien
c. Melakukan disain proses secara proaktif
d. Analisis akar penyebab masalah dengan menggunakan tulang ikan

29. Perhitungan Risk Priority Number pada wktu melakukan FMEA dilakukan dengan cara
a. Melakukan penjumlahan variable detectability dan occurrence
b. Melakukan perkalian variable detectability, occurrence dan severity
c. Melakukan perkalian variable detectability, dan occurrence
d. Melakukan penjumlahan variable detectability, occurrence dan severity

30. Pertimbangan dalam memilih indicator prioritas dalam menilai atau memonitor mutu/
kinerja pelayanan adalah
a. Jika tidak ada consensus untuk memilih indicator tertentu, maka indicator tersebut tidak
boleh digunakan
b. Indicator prioritas tidak boleh ditetapkan dengan cara consensus
c. Belum adanya indicator yang ditetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
d. Dipersyaratkan oleh peraturan perundingan, high risk-high cost-high volume problem
prone, dan pertimbangan ketersediaan data

31 Petugas Kesehatan tertusuk jarum suntik yang habis digunakan untuk memberikan
suntikan ada pasien adalah
a. Insiden keselamatan kerja
b. Insiden keselamatan pasien
c. Kejadian tidak cedera
d. Kondisi berpotensi cedera

32. Penggunaan ID Card pada karyawan dan tamu , monitoring area beresiko dengan CCTV
termasuk dalam program:
a. Program keamanan dan keselamatan fasilitas puskesmas
b. Program pemeliharaan lingkungan puskesmas
c. Program keselamatan pasien dan manajemen risiko
d. Program mutu dan manajemen risiko puskesmas

33. Penanggungjawab klinik pratama adlaah seorang dokter, dokter spesialis dibidang
layanan primer atau dokter gigi, selain itu :
a. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik , harus memiliki surat izin praktik
(SIP) dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
b. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, Tidak harus memiliki surat izin
(SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
c. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat izin praktik
(SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
d. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik dan tidak harus memiliki surat
izin praktik (SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan

34. Register risiko dengan tujuan :


a. Untuk memenuhi standar akreditasi
b. Disusunnya daftar risiko yang mungkin terjadi sehingga upaya pencegahan dan mitigasi
dapat dilakukan
c. Disusunya daftar risiko dalam lingkungan kerja untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan
d. Disusunnya daftar risiko untuk keperluan pelaporan adanya risiko ke Dinas
Kesehatan

35. Dalam memberikan pelayanan di Puskesmas, perlu dikelola akses masyarakat terhadap
pelayanan, akses masyarakat meliputi:
a. Akses terhadap pelayanan dan pelayanan UKM
b. Akses terhadap informasi hak dan kewajiban pasien, akses terhadap pelayana dan
akses terhadap jenis pelayanan UKM
c. Akses terhadap informasi, akses terhadap pelayanan dan akses terhadap penyampaian
umpan balik  Kepmenkes 165 2023 ttg Standar Akreditasi
Puskesmas Hal 15
d. Akses terhadap informasi dan pelayanan

36. Alasan utama untuk memberdayakan pengguna pelayanan dalam pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama adalah:
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat
c. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan
d. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan

37. Analisis risiko adalah


a. Menentukan estimasi risiko kuantitatif atau kualitasi dengan Teknik evaluasi
b. Mengidentifikasi risiko, menetapkan tingkat kegawatan risiko, mengidentifikasi penyebab
dan akibat dari risiko
c. Menetapkan tingkat kegawatan risiko, melakukan RCA dan FMEA
d. Mengenali riisko yang mungkin terjadi dan menganalisis penyebab terjadinya

38. Dengan memperhatikan rantai penularan penyakit prinsip PPI adalah


a. Memutus rantai penularan
b. Mengurai virulensi dari mikroorganisme
c. Meningkatkan kekebalan tubuh resipien
d. Meningkatkan kekebalan tubuh host

39. Persyaratan khusus usaha kecuali:


a. Daftar sarana, prasarana, bangunan, peralatan dan daftar obat-obatan dan bahan habis
pakai
b. Daftar jenis pelayanan Kesehatan pada klinik
c. Daftar SDM sesuai dengan kewenangan dan kompetensi dna struktur organisasi
d. Alamat klinik

40. Yang membedakan pelayanan Kesehatan di Puskesmas di Rumah Sakit:


a. Puskesmas berfokus pada pelayanan komunitas, sedang rumah sakit berfokus pada
individual pasien
b. Puskesmas diutamakan untuk melaksanakan kegiatan UKM saja
c. Puskesmas mempunyai wilayah kerja dan berfokus baik pada pelayanan pasien,
keluarga dan masyarakat
d. Puskesmas diutamakan untuk melayanai masyarakat saja

41. Penyusunan RPK tahunan dilakukan berdasar:


a. Alokasi anggaran sesuai DPA yang disetujui oleh Dinas Kesehatan
b. Alokasi anggaran sesuai dengan pendapatan puskesmas
c. Alokasi anggaran yang diusulkan dalam RUK
d. Alokasi anggaran sesuai DPA dan membandingkan alokasi kegiata yang disetujui
dengan RUK yang diusulkan

42. Sebagai upaya untuk mengelola risiko kebakaran, yang perlu dilakukan oleh Puskesmas
adalah
a. Menyediakan Topi pelindung jika terjadi kebakaran, dan APAR minimal satu buah
di Puskesmas
b. Menyediakan APAR dan alat deteksi kebakaran untuk mengantisipasi kebakaran
dan simulasi penggunaan APAR yang wajib dikerjakan dengan benar oleh semua karyawan
c. Melakukan identifikasi risiko kebakaran, menyediakan dan melakukan………
Kebakaran dan APAR, menyediakan jalur evakuasi dan simulasi……..
d. Menyediakan APAR minimal 1 buah di Puskesmas

43. Klinik adalah fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggaraakn pelayanan Kesehatan
yang menyediakan
a. Pelayanan Medik dasar dan Spesialistik
b. Pelayanan Medik Dasar dan/atau Spesialistik
c. Pelayanan Spesialistik
d. Pelayanan Medik Dasar

44. Identifikasi riisko dalam pelayanan Kesehatan dapat dilakukan dengan cara:
a. Menunggu adanya laporan kejadian tidak diharapkan
b. Curah pendapat, adanya complain, adanya keluhan, adanya insiden,adanya…….
c. Menunggu terjadinya insiden keselamatan pasien
d. Berdiskusi dengan pasien sebagai wujud keterlibatan pasien dalam manajemen

45. Yang dimaksud dengan manajemen resiko ialah


a. Proses mengevakuasi, mengendalikan, dan meminimalkan risiko dalam suatu lingkungan
masyarakat
b. Proses pemantauan dan pengendalian hazard agar tidak mengenai manusia dan
makluk hidup yang lain, termasuk lingkungan ekologi
c. Proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan, dan meminimalkan risiko dalam
suatu organisasi secara menyeluruh
d. Proses merencanakan perbaikan proses agar minimal dari risiko

46. Yang termasuk insiden Keselamaatn pasien dalam PMK No. 11/ 2017 tentang Keselamatan
Pasien adalah
a. KTD dan KTC
b. KTD, KTC dan KNC
c. KTD dan KNC
d. KTD. KTC, KPC dan KNC

48. Pada penilaian klinik dapat diberikan nilai 5 pada EP, apabila:
a. Jika pencapaian 20% dari setiap elemen penilaian, diperoleh melalui telusur, yaitu
observasi dan wawancara
b. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu observasi dan wawancara serat dibuktikan
bahwa seluruh dokumen telah disuusn tetapi pelaksanaannya belum sesuai dengan
dokumen
c. Jika pencapaian ≥ 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode telusur,
yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan
dokumen
d. Jika pencapaian ≥ 20% dari setiap penilaian. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu
observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan dokumen
e. Jika pencapaian 20%-79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen

49. Proses kajian pasien menetukan asuhannya yang akan dilakukan. Ketika pasien diterima di
klinik untuk memperoleh pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga medis,
keperawtaan/kebidanan dan tenaga pemberi asuhan lainnya. Pengkajian Awal dilakukan:
a. 3 jam
b. 12 jam
c. 1 x 24 jam  Standar 3.4 Bab 3 EP 2
d. 1 jam

53. Failure Mode Effect Analysis adalah:


a. Alat manajemen risiko untuk mengkaji suatu proses secara rinci, mengenali model model
kesalahan yang ada, untuk kemudian ditindaklanjuti dalam perbaikan desain/ prosedur
b. Alat manajemen riisko untuk menganalisis suatu proses yang bermasalah dan mendisain model
yang inovatif
c. Alat manajemen risiko untuk menyelesaikan jika terjadi kejadian tidak di harapkan (KTD)
d. Alat mutu untuk menyelesaikan insiden keselamatan pasien yang tidka termasuk Kejadian Tidak
DI harapkan (KTD)

54. Standar akreditasi Puskesmas mensyaratkan di susun register untuk pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan Klinis, Pelayanan UKM, Pelayanan Administrasi manajemen, dan Risiko yang
terkait fasilitas pelayanan, PPI, MFK dan K3  cari jawabannya lagi di buku (sudah di
searching gak nemu)
b. Pelayanan KLinis dan Pelayanan UKM, PPI dan MFK
c. Pelayanan pendaftaran, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap (kalua ada) pelayanan
laboratorium, pelayanan obat, dan pelayanan rekam medis
d. Pelayanan klinis

55. Untuk mencegah penularan infeksi dilakukan penggunaan APD. Penggunaan sarung
tangan dilakukan :
a. Setiap kali memeriksa pasien
b. Kalua ada indikasi menggunakan sarung tangan  Hal 184 (Kepmenkes 165/2023 tentang
standar akreditasi puskesmas)
c. Untuk menggantikan pentingnya mencuci tangan
d. Ketika memeriksa pasien lain tidak perlu melepaskan sarung tangan, langsung saja dilakukan
hand rub tanpa melepas sarung tangan

56. Pelaporan terjadinya insiden di Klinik dilakukan oleh:


a. Karyawan yang sedang bekerja di klinik
b. Siapa saja baik karyawan, pasien, maupun keluarga pasien, dan masyarakat boleh
melaporkan jika terjadi insiden
c. Dokter dna perawat yang bekerja di KLinik
d. Dokter yang bekerja di Klinik

57. Penyelenggaraan pelayanan elekronik rekam medis di Puskesmas, Klinik dan Fasyankes yang
diluar diatur dalam :
a. PMK 9 tahun 2014
b. PMK 24 tahun 2022
c. PMK 24 tahun 2020
d. PMK 269 tahun 2008

58. Sistem manajemen mutu meliputi:


a. Perencanaan mutu, jaga mutu, kendali mutu, dan peningkatan mutu
b. Input, proses, output, outcome
c. Perencanaan mutu, penggerakan dan pelaksanaan mutu, pengawasan, pengendalian dan
penilaian mutu
d. Perencanaan mutu, sumber daya mutu, proses penyelenggaraan pelayanan yang bermutu,
dan pengukuran mutu 

59. Status Akreditasi klinik akan ditetapkan oleh:


a. Pimpinan Lembaga Penyelenggaraan Akreditas
b. Direktur jenderal pelayanan Kesehatan
c. Menteri Kesehatan
d. Direktur mutu pelayanan Kesehatan
e. Direktur jenderal Kesehatan masyarakat

61. Audit klinis adalah


a. Audit kinerja pelayanan klinis untuk menilai kinerja dokter dan perawat yang memberikan
pelayanan Kesehatan perorangan di Puskesmas/FKTP
b. Audit kinerja yang dilakukan terhadap kinerja praktisi klinis yang bekerja di Puskesmas
c. Proses peningkatan mutu untuk meningkatkan pelayanan pasien dan outcome pelayanan
melalui kajian sistematik dengan kriteria yang jelas terhadap klinis oleh praktisi klinis
d. Audit internal yang dilakukan oleh auditor internal terhadap penyelenggaraan pelayanan
klinis di Puskesmas/FKTP dengan menggunakan kriteria audir yang jelas yang disusun berdasar
pedoman pelayanan klinis

63.Penanggung jawab klinik pratama adalah seorang


a. A,B,C semua benar
b. Dokter gigi
c. Dokter spesialis dibidang layanan primer
d. dokter

64. Puskesmas mempunyai kewajiban membina jaringan dan jejaring. Yang dimaksud dengan
jejaring adalah: PMK 165/2023  Hal :
a. Rumah sakit, puskesmas pembantu, puskesling, dan praktik bidan desa
b. Rumah sakit, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain, upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, dan lintas sektor terkait lainnya di wilayah kerjanya  PMK 43 2019 Pasal 58
c. Puskesmas pembantu, praktik bidan desa, puskesling
d. Klinis swasta, rumah sakit, puskesmas pembantu dan praktik bidan desa

65. Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG dapat menunda jadwal
survei tanpa denda atau ganti rugi apabila terjadi hal-hal berikut ini, kecuali:
a. Mutasi Pimpinan
b. Mogok Kerja massal yang menyebabkan harus berhenti pelayanan
c. Bencana non alam
d. Bencana alam
e. Peristiwa besar lain yang tidak terduga yang menganggu operasional

66. Struktur organisasi Puskesmas ditetapkan dengan:


a. SK Kepala Puskesmas
b. SK Kepala Daerah Kabupaten/Kota atau SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota  PMK 43 Tahun 2019
c. SK Bupati/Walikota dan SK Kepala Puskesmas
d. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan SK Kepala Puskesmas

67. Menentukan estimasi risiko secara kuantitatif atau kualitatif dengan tehnik evaluasi atau
matematis dalam tahapan manajemen risiko disebut dengan:
a. Evaluasi risiko
b. Monitoring risiko
c. Analisis risiko
d. Identifikasi risiko
68. Pengelolaan linen kotor:
a. Di tempat penggunaan, linen kotor tidak perlu dipisahkan dari linen yang
terkontaminasi, langsung dimasukkan kantong kuning
b. Jika terdapat faeces pada linen kotor, tidak perlu dibuang terlebih dahulu, langsung
masukkan kantong kuning, lalu dibawa ke londri
c. Linen kotor disortir dan dicuci di lokasi dimana digunakan baru kemudian linen yang
terkontaminasi dimasukkan kantong kuning, lalu dibawa ke londri
d. Linen yang terkontaminasi segera dibungkus dan dimasukkan kantong kuning di
lokasi penggunaan

69. Register risiko disusun dengan tujuan:


a. Disusunnya daftar risiko untuk keperluan pelaporan adanya risiko ke Dinas Kesehatan
b. Disusunnya daftar risiko yang mungkin terjadi sehingga upaya pencegahan dan mitigasi
dapat dilakukan
c. Untuk memenuhi standar akreditasi
d. Disusunnya daftar risiko dalam lingkungan kerja untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan

70. Pemantauan dan Pengendalian Mutu dilakukan melalui:


a. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
b. Pengukuran dan Pelaporan Indikator Mutu Klinik
c. Pelaporan kejadian Infeksi (Incidence Rate HAIs)
d. a,b,c semua benar

71. Salah satu upaya untuk menyediakan pelayanan yang bermutu adalah menerapkan Tata
Graha (5 R) yang meliputi secara berurutan sebagai berikut
a. Rajin, rawat, ringkas, rapih, resik
b. Ringkas, rawat, rapih, resik, ramping
c. Ringkas, rapih, resik, rawat, rajin (RI-RA-RE-RA-RA)
d. Ringkas, Rapi, rawat, rajin, ramping

72. Yang dimaksud dengan Root cause pada waktu melakukan RCA adalah
a. Faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian
b. Penyebab langsung dari suatu kejadian
c. Trigger terhadap adanya suatu kejadian
d. Akar masalah yang ada pada sistem

73. Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan fasilitas maka klinik menyusun
manajemen fasilitas yang mencakup :
a. Penanggulangan Bencana
b. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3
c. Keselamatan dan keamanan
d. a. a,b,c semua benar

74. Tujuan menyusun register risiko dan profil risiko adalah


a. Memenuhi standar akreditasi
b. Mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadi dan risiko prioritas agar dapat melakukan
pencegahan dan mitigasi
c. Untuk mendaftar semua risiko yang mungkin dan pernah terjadi sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan program dan anggaran fasyankes
d. Mengidentifikasi risiko klinis dan kemungkinan insiden keselamatan pasien pada pelayanan
kesehatan perseorangan

75. Sebagai dasar untuk menyusun rencana program manajemen fasilitas dan keselamatan dan
menyusun disaster plan, fasilitas pelayanan kesehatan perlu melakukan analisis risiko dengan
menggunakan alat
a. Register Risiko
b. Profil Risiko
c. Profil Risiko, dan Hazard Vulnerablity Assessment (HVA)
d. ICRA Program

76. Fasilitas pelayanan kesehatan melakukan FMEA dengan tujuan:


a. Menganalisis insiden keselamatan pasien dengan derajat risiko rendah atau sedang
b. Menganalisis insiden keselamatan pasien dengan derajat risiko tinggi atau sangat tinggi
c. Untuk menganalisis dan mendisain ulang suatu proses yang mempunyai banyak potensi
risiko agar minimal risiko (REDESAIN)
d. Untuk mencari akar masalah pada proses yang menyebabkan insiden keselamatan
pasien

77. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi variasi proses pada
pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses (proses kontrol) melalui
a. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui pdca Untuk penyempurnaan
b. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
c. Standarisasi
d. Kecukupan sumber daya

78. Tujuan dari pengelolaan sistem utilitas yang efektif adalah:


a. Keselamatan lingkungan sekitar Puskesmas
b. Keselamatan dan keamanan pasien petugas dan pengunjung
c. Keamanan properti Puskesmas dari pencurian dan kehilangan
d. Tidak tercemar lingkungan sekitar Puskesmas

79. Puskesmas mempunyai kewajiban membina jaringan dan jejaring. Yang dimaksud
dengan jejaring adalah:
a. Rumah Sakit, serta fasilitas pelayanan kesehatan lain, upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat dan lintas sektor terkait lainnya di wilayah
kerjanya
b. Puskesmas Pembantu, praktek bidan desa, puskesling
c. Klinis swasta, Rumah Sakit, Puskesmas Pembantu dan praktek bidan desa
d. Rumah Sakit, Puskesmas Pembantu, puskesling dan praktek bidan desa

80. Penggolongan usaha klinik berdasarkan kemampuan pelayanannya terdiri atas:


a. Klinik Pratama dan Klinik Utama
b. Klinik Rawat Inap
c. Penanaman modal dalam negeri
d. Klinik Rawat Jalan

81. Pengelolaan limbah adalah


a. Melindungi pasien, petugas kesehatan pengunjung, dan masyarakat sekitar dari
penyebaran infeksi dan cedera
b. Agar petugas tidak tertular infeksi dari pasien
c. Agar sampah non infeksius dapat dikelola dengan baik
d. Agar fasilitas pelayanan kesehatan tampak bersih dan higienis

82. Standar klinik terdiri atas:


a. 5 bab, 76 standar, 315 ep
b. 3 Bab, 26 standar, 104 ep
c. 3 bab, 21 standar, 105 ep
d. 3 bab, 22 standar, 104 ep
e. 3 BAB 24 standar, 110 ep
83. Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan:
a. Sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
b. Tiga hari sekali
c. Seminggu sekali
d. Setiap hari, setelah pasien pulang/keluar dari fasyankes

84. Anggota tim FMEA adalah :


a. Orang yang terlibat dalam suatu proses yang dianalisis
b. Anggota tim keselamatan pasien
c. Anggota tim mutu Puskesmas
d. Orang yang terlibat dalam suatu kejadian

85. Struktur organisasi dan SDM klinik dilakukan dengan melakukan self assesment yang
ditandatangani oleh Pj klinik dan di stempel berikut kecuali :
a. Sarana bangunan dan ruang klinik
b. Setiap klinik harus memiliki kebijakan tentang struktur organisasi dan tata kerja
(SOTK) yang menjbarkan seluruh kegiatan klinik
c. Dokter atau dokter gigi hanya dapat menjadi pj untuk 1 klinik
d. Pj klinik pratama harus seorang dokter, dokter gigi atau dokter spesialis di bidang
layanan primer

86. Langkah awal dalam tahapan manajemen risiko adalah :


a. Menetapkan lingkup manajemen risiko  PMK 25 tahun 2019  menetapkan context
b. Melakukan evaluasia risiko
c. Melakukan risk assesment
d. Menyusun register risiko

89. Kepemimpinan yang diperlukan dalam era sekarang untuk meningkatkan mutu pada situasi
yang cepat berubah di Puskesmas adalah :
a. Kepemimpinan situasional
b. Kepemimpinan transformatif
c. Kepemimpinan otoriter
d. Kepemimpinan partisipatif

90. Register risiko adalah :


a. Pedoman bagi karyawan untuk menerapkan manajemen risiko dan keselamatan
pasien di unit kerja pelayanan klinis
b. Pedoman bagi kepala Puskesmas untuk mengatur pelaporan jika terjadi insiden
c. Pedoman bagi penanggung jawab di Puskesmas untuk menerapkan manajemen risiko
Suatu alat manajemen risiko untuk mendokumentasikan risiko-risiko dan untuk
mengelola tiap risiko yang teridentifikasi

91. Analisis risiko adalah :


a. Mengidentifikasi risiko, menetapkan tingkat kegawatan risiko,,
mengidentifikasi penyebab dan akibat dari risiko
b. Menetapkan tingkat kegawatan risiko, melakukan RCA dan FMEA
c. Menentukan estimasi risiko kuantitatif atau kualitasi dengan teknis evaluasi
d. Mengenali risiko yang mungkin terjadi dan menganalisis penyebab terjadinya

92. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi variasai
proses pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses ( process
control) melalui :
a. Kecukupan sumber daya
b. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA untuk penyempurnaan
d. Standarisasi
93. Tujuan Hand hygiene adalah :
a. Melindungi petugas fasilitas Kesehatan agar tidak dituntut karena pasien tertular
penyakit infeksi
b. Melindungi petugas dari tertular infeksi sebelum makan
c. melindungi pasien terhadap kuman berbahaya yang terbawa oleh tangan petugas atau
kulit pasien sendiri
d. Melindungi keluarga petugas agar tidak tertular infeksi Ketika pulang kerumah

94. Kategori pemilahan peralatan/instrument dalam pemeliharaan peralatan medis


menurut Spaulding adalah :
a. Kritikal, Steril, Non kritikal
b. Kotor, bersih dan strril
c. Non Kritikal, Semi kritikal dan Kritikal
d. Kritikal dan Non Kritikal

95. Tujuan pengelolaan limbah adalah :


a. Agar petugas tidak tertular infeksi dari pasien
b. Agar fasilitas pelayanan Kesehatan tampak bersih dan hygienis
c. Agar sampah non infeksius dapat dikelola dengan baik
d. Melindungi pasien, petugas Kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar
dari penyebaran infeksi dan cedera

96. Akar penyebab kejadian pada system Ketika melakukan RCA dapat berupa :
a. Akar penyebab masalah bukanlah masalah pada sistem maupun tidak tersedianya
sumber daya yang memadai
b. Kegagalan sistem (system failure) ketidak mampuan sistem (system incapability) dan
Tidak adanya atau tidak berfungsinya sistem kendali
C. Tidak berfungsinya sistem kendali tidak dapat dianggab sebagai akar masalah
D. Akar penyebabnya masalah hanya akibat tersedianya sumber daya yang memadai

97. Untuk mendesain ulang suatu proses agar minimal dari resiko maka dilakukan:
A. Continuous Quality Improvement dengan metode PDSA
B. Root cause analysis
C. Failure mode and effek anallysis
D. Saverity Assesment

98. Dalam pengelolaan SDM perlu disusun peta jabatan, uraian jabatan, dan
kebutuhan tenaga. Uraian jabatan disusun:
a. Berdasar analisis kompetensi meliputi uraian tugas pokok dan tugas terintegrasi
dan wewenang
b. Berdasar analisis kebutuhan masyarakat dan analisis kebutuhan SDM
c. Berdasar peta jabatan meliputi uraian tugas pokok dan tugas terintegrasi
d. Berdasar jabatan-jabatan yang ada pada struktur yang meliputi uraian tugas
wewenang dan tanggung jawab

99. Penanggung jawab klinik utama dan penanggung jawab klinik pratama hanya boleh
menjadi penanggung jawab pada:
A. Satu klinik
B. Tiga Klinik
C. Dua Klinik
D. A dan B benar

100. Persyaratan umum usaha kecuali:


a. Klinik swasta dengan pelayanan rawat jalan dapat berbentuk orang perorangan, badan
usaha atau badan hukum
b. Klinik swasta dengan pelayanan inap jalan dapat berbentuk badan usaha atau badan
hukum
c. Klinik menjaga kondisi lingkungan
d. Badan hukum publik, untuk klinik pemerintah

101. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian
pelayanan merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut:
A. Berorientasi pasien (patient centeredness)
b. Aman (Safety)
c. Efektif (Effectiveness)
d. Tepat waktu (Timeliness)

102. Standar akreditasi Puskesmas mensyaratkan disusun register risiko untuk


pelayanan sebagai berikut;
A. Pelayanan Klinis
b. Pelayanan Klinis dan Pelayanan UKM, PPI dan MFK
c. Pelayanan pendaftaran, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap (kalau
ada), pelayanan laboratorium, pelayanan obat, dan pelayanan rekam medik, PPI
d. Pelayanan Klinis, Pelayanan UKM, Pelayanan Administrasi manajemen, dan
Risiko yang terkait dengan fasilitas pelayanan, PPI, MFK, dan K3

103. Identifikasi pasien dengan benar bertujuan untuk memastikan ketepatan pasien
yang akan menerima layanan dan menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan
pasien. Identifikasi harus dilakukan minimal menggunakan dua identitas yang ada, Di
bawah ini yang tidak disarankan untuk digunakan dalam melakukan identifikasi adalah:
a. Nomor Rekam Medik
b. Nomor Induk Kependudukan (NIK)
c. Nama
d. Umur (seharusnya tanggal lahir, bukan umur)

1. Jika seorang karyawan di klinik melakukan kesalahan dan berakibat terjadinya insiden
keselamatan pasien, maka yang perlu dilakukan oleh karyawan tersebut adalah:
a. Melakukan RCA kemudian melaporkan kepada Penanggung jawab Klinik
b. Melaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien klinik dan mengisi form laporan
insiden
c. Melaporkan secara lisan kepada Penanggung jawab Klinik
d. Tidak melaporkan supaya tidak terkena hukuman

2. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian pelayanan
merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut:
a. Berorientasi pasien (pasien centereddness)
b. Efektif (Effectiveness)
c. Aman (safety)
d. Tepat Waktu (Timeliness)

3. Yang dimaksud kredensial adalah:


a. proses evaluasi terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis
b. proses evaluasi terhadap tenaga medis untuk menentukan kelayakan diberikan
kewenangan klinis
c. proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan untuk menentukan kelayakan diberikan
kewenangan klinis
d. proses reevaluasi terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis

4. Yang dimaksud dengan manajemen risiko ialah:


a. Proses merencanakan perbaikan proses agar minimal dari risiko
b. Proses pemantauan dan pengendalian hazard agar tidak mengenai manusia dan mahluk
hidup yang lain, termasuk lingkungan ekologi
c. Proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan, dan meminimalkan risiko dalam
suatu organisasi secara menyeluruh
d. Proses mengevaluasi, mengendalikan, dan meminimalkan risiko dalam suatu lingkungan
masyarakat

5. Pertimbangan dalam memilih indikator prioritas dalam menilai atau memonitor mutu/kinerja
pelayanan adalah:
a. Jika tidak ada consensus untuk memilih indicator tertentu, maka indicator tersebut
tidak boleh digunakan
b. Belum adanya indicator yang ditetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
c. Dipersyaratkan oleh peraturan perundangan, high risk-high cost-high volume-
problem prone, dan pertimbangan ketersediaan data
d. Indikator prioritas tidak boleh ditetapkan dengan consensus

6. Penyelenggaraan keselamatan pasien di Puskesmas dilakukan dengan pembentukan sistem yang


meliputi:
a. Sistem manajemen risiko dan Sasaran Keselamatan Pasien
b. Sistem manajemen risiko dan sistem identifikasi pasien dengan benar
c. Standart Keselamatan Pasien, sasaran Keselamatan Pasien, dan Tujuh langkah
Keselamatan Pasien
d. Sistem yang menerapkan enam Sasaran keselamatan pasien

7. Pengelolaan peralatan perawatan pasien dalam PPI di FKTP (Puskesmas dan Klinik Pratama)
termasuk dalam :
a. Kewaspadaan transmisi
b. Sterilisasi peralatan perawatan
c. Kewaspadaan standar
d. Kewaspadaan isolasi

8. Kategori pemilahan peralatan dalam pemeliharaan peralatan medis menurut Spaulding


•Kritikal, steril, dan non kritikal
•Kotor, bersih, dan steril
•Non kritikal, semi kritikal, dan kritilkal
•Kritikal dan non kritikal

9. Untuk mendisain ulang suatu proses agar minimal dari resiko maka dilakukan
a. Continuous quality improvement dg metode PDSA
b. Root couse analisis
c. Failure mode and effect analisis
d. Severity assement

10. Penanggung jawab klinik utama dan klinik pratama hanya boleh menjadi penanggung jawab
a. Satu klinik
b. A dan b benar
c. Tiga klinik
d. Dua klinik

11. Yang termnasuk insiden keselamatan pasien dalam PMK no 11 / 2017 tentang keselamatan
pasien adalah :
A. KTD dan KTC
B. KTD , KTC dan KNC
C. KTD dan KNC
D. KTD , KTC ,KPC dan KNC

12. Di bawah ini tatakelola managemen klinik , kecuali


A. Mitra bestari
B. Pengorganisasian klinik
C. Pengelolaan SDM di klinik
D. Pengelolaan keuangan di klinik

13. Penyelenggaraan pelyananan elektronik rekam medis di puskesmas ,klinik dan fasyankes yang
lain diatur dalam :
A. PMK 9 tahun 2014
B. PMK 24 tahun 2022
C. PMK 24 tahun 2020
D. PMK 269 tahun 2008

14. Hasil penilaian Indikator mau ditindak lanjuti dengan Upaya perbaikan mutu / kinerja yang
berkesinambungan .Perbaikan mutu yang berkesinambungan asdalah :
A. Upaya perbaikan yang dilakukan secara individual oleh penanggung jawab
program/ pelayanan
B. Mengikuti siklus POACE
C. Suatu komitmen dan pendekatan untuk meningkatkan proses secara
berkesinambungan.
D. Upoya perbaikan yang hanya dilakukan jika ada masalah , setelah melalui proses
analysis.

15. Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara periodiK
melalui:
a.Supervisi, pemantauan capaian indikator kinerja, lokakarya mini, audit internal dan
pertemuan tinjauan manajemen
bPenilaian indikator kinerja dan penilaian kinerja karyawan c.Lokakarya
mini, audit internal dan pertemuan tinjauan manajemen d.Lokakarya
mini dan audit internal

16. Sebagai dasar untuk menyusun rencana dan strategi menghadapi bencana perlu dilakukan
penilaian, yaitu:
a.Hazard identification dan FMEA b.Operating
and Support Hazard Analysis c.Hazard
Vulnerability Assessment d.Hazard
identification dan RCA

17. Pengelolaan SDM di Klinik terdiri dari 4 tahapan:


a.Perencanaan dan Pemenuhan SDM, Pengangkatan SDM di Klinik, Orientasi dan
Penugasan SDM di Klinik, dan Evaluasi Kinerja SDM di Klinik
b.Perencanaan dan Pemenuhan SDM, Peningkatan Kompetensi SDM, Penugasan dan
Orientasi Khusus, dan Evaluasi Kinerja SDM di Klinik
c.Perencanaan dan Pemenuhan SDM, Peningkatan Kompetensi SDM, Orientasi dan
Penugasan dan Oreientasi Khusus, dan Evaluasi Kinerja SDM di Klinik
d.Perencanaan dan Pemenuhan SDM, Peningkatan Kompetensi SDM, Orientasi dan
Penugasan SDM di Klinik, dan Evaluasi Kinerja SDM di Klinik

18. Yang diberi tanggung jawab oleh Kepala Puskesmas dalam upaya memfasilitasi Upaya
Keselamatan pasien di Puskesmas sesuai dengan PMK No 11/2017 tentang Keselamatan
pasien:
a. Tidak harus ada orang yang diberi tanggung jawab
b. Seseorang atau tim yang diberi tanggung jawab oleh Kepala Puskesmas
c. Harus berbentuk komite
d. Harus berbentuk tim Keselamatan pasien

19. Dilakukannya Audit Internal dan Pertemuan Tinjauan Manajemen dalam PMK 44 tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, merupakan pelaksanaan proses
manajemen:
a. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian
b. Penggerakan dan Pelaksanaan
c. Perencanaan dan Penggerakan Pelaksanaan
d. Perencanaan

20. Tujuan utama rencana asuhan adalah :


a. memperoleh hasil klinis yang optimal
b. memperoleh hasil pemriksaan medis
c. memperoleh hasil pemeriksaan kesehatan
d. memperoleh data pasien selengkap-lengkapnya
21. Security dalam program keamanan dan keselamatan adalah:
a. Proteksi terhadap kesehatan pasien dan keluarga selama berada di fasilitas pelayanan
kesehatan
b. Proteksi terhadap pasien terhadap kesalahan tindakan dokter maupun perawat
c. Proteksi terhadap individu dan/atau asset atau property Puskesmas terhadap
ancaman bahaya dan kehilangan
d. Proteksi terhadap petugas dari penyakit akibat kerja

22. Variabel yang dipertimbangkan dalam melakukan risk assessment infeksi, misalnya
untuk pelayanan pasien Covid 19 meliputi:
a. Virulensi dari virus/mikroorganisme
b. Dampak dan probabilitas (jawaban yang betul  Dampak, probabilitas dan sistem)
c. Probabilitas dan kesiapan organisasi
d. Dampak dan kesiapan organisasi

23. 3 (tiga) bulan untuk akreditasi pertama dan 12 (dua belas) bulan untuk survei re- akreditasi 
Hal 25 Kepdirjen Yankes 3991/2022  sama dengan Puskesmas
a. 6 (enam) bulan untuk akreditasi pertama dan 12 (dua belas) bulan untuk survei re-
akreditasi
b. 3 (tiga) bulan untuk akreditasi pertama dan 6 (enam) bulan untuk survei re-akreditasi
c. 1 (satu) bulan untuk akreditasi pertama dan 12(dua belas) bulan untuk survei re-
akreditasi
d. 1 (satu) bulan untuk akreditasi pertama dan 3 (tiga) bulan untuk survei re-akreditasi

24. Yang dimaksud dengan hazard adalah:


a. Sesuatu yang dapat membahayakan
b. Kerugian yang terjadi akibat kesalahan dalam pelayanan
c. Kondisi yang berpotensi menimbulkan cacat
d. Kesalahan pemberian obat yang berakibat fatal pada pasien

25. Imformasi yang terperinci yang disiapkan oleh produsen atau manufaktur atau improtir dari
suatu bahan kimia yang menjelasakan mengenai sifat kimia dan fiska , bahaya yang ada batas
bahaya yang diperbolehkan , cara penanganan yang aman , serta pertolongan pertama dapat
dilihat pada :
a. HMIS
b. HMIG
c. Emergensi Response Guide (ERG )
d. MSDS

26. Ketua Tim PPI sesuai PMK tahun 2017 , adalah


a. Perawat IPCN
b. Perawat IPCN yang telah mengukuti PPI dasar dan PPI lanjut
c. Dokter yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI dasar
d. Tenaga Kesehatan yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI dasar 
Hal 160, 164 - 165

27. Untuk mencegah agar tidak terjadi penularan dari pasien Tuberculosis
kepada petugas , maka petugas memakai :
a. Tidak perlu memakai masker , cukup dengan hand Hygiene saja.
b. Petugas mengunakan masker biasa
c. Pasien yang sakit tubercolusis menggunakan maske N95
d. Petugas mengunakan masker N95

28. Klinik akan mendapatkan status akreditasi utama apabila:


a. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 80%, Bab PMKP mendapat nilai minimal 60%
,Bab PKP mendapat nilai minimal 80%
b. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 75%, Bab PMKP mendapat nilai minimal 40% Bab
PKP mendapat nilai minimal 75%
c. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 80%, Bab PMKP mendapat nilai minimal 60% Bab
PKP mendapat nilai minimal 75%
d. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 80%, Bab PMKP mendapat nilai minimal 40% ,Bab
PKP mendapat nilai minimal 75%
e. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 70%, Bab PMKP mendapat nilai minimal 60% ,Bab
PKP mendapat nilai minimal 80%

29. Audit bebeda dengan inspeksi dalam hal :


a. Audit dilakukan antara atasan kepada bawahan untuk menilai kinerja anak buah
b. Inspeksi dapat dilakukan secara peer review dengan menggunakan nstandar
perbandingan yang direncanakan.
c. Sifat terencana , sistematis dengan standar /kriteria pembanding yang jelas.
d. Tidak perlu ditetapkan standar sebagai kreteria pembanding pada waktu
Menyusun rencana audit

30. Klinik dengan rawat inap ,tenaga Kesehatan lain paling sedikit meliputi :
a. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian , tenaga keperawatan , tenaga gizi , tenaga
fisioterapi
b. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian , tenaga keperawatan , tenaga gizi
, tenaga ahli teknologi laboratorium Medik.
c. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian , tenaga keperawatan , radiographer , tenaga
gizi
d. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian , tenaga keperawatan , tenaga gizi
, tenaga ahli teknologi laboratorium Medik.

1. Klinik menetapkan prosedur cuci tangan dengan berpedoman pada WHO yaitu :
a. Cuci tangan 5 (lima) langkah dan 6 (enam) saat (momen).
b. Cuci tangan 6 (enam) langkah dan 4 (empat) saat (momen).
c. Cuci tangan 4 (empat) langkah dan 6 (enam) saat (momen).
d. Cuci tangan 6 (enam) langkah dan 5 (lima) saat (momen).

2. Jika pada analisis terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien, dengan


menggunakan risk grading matrix, ternyata masuk resiko tinggi, maka harus dilakukan
adalah :
a. Dilaksanakan investigasi oleh unit kerja yang bersangkutan dan ditindaklanjuti.
b. Dilakukan tindaklanjut oleh tim peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
c. Dilakukan tindaklanjut oleh tim mutu puskesmas.
d. Dilakukan RCA dan dilakukan tindakan segera, perhatian sampai kepala faskes.
3. Dibawah ini Tata Kelola Manajemen Klinik, kecuali :
a. Pengelolaan SDM klinik.
b. Pengelolaan keuangan klinik.
c. Pengorganisasian klinik.
d. Mitra Bestari.

4. Kewaspadan isolasi meliputi :


a. Hand hygiene 6 langkah pada 5 kesempatan.
b. Kewaspadaan standard dan kewaspadaan berdasar transmisi.
c. Hand hygiene dan penggunaan APD.
d. Kewaspadaan standard an surveilans PPI.

5. Status akreditasi klinik akan ditetapkan oleh :


a. Menteri kesehatan.
b. Direktur mutu pelayanan kesehatan.
c. Pimpinan lembaga penyelenggara akreditasi
d. Direktur jenderal pelayanan kesehatan. (Kepdirjen 3991/2022 Halaman 26)
e. Direktur jenderal kesehatan masyarakat.

6. Register resiko disusun dengan tujuan :


a. Untuk memenuhi stnadar akreditasi.
b. Disusunnya daftar resiko untuk keperluan pelaporan dan adanya resiko ke Dinas
Kesehatan.
c. Disusunnya daftar resiko dalam lingkungan kerja untuk dilaporkan ke Dinas
Kesehatan,
d. Disusunnya daftar resiko yang meungkin terjadi sehingga upaya pencegahan dan
mitigasi dapat dilakukan.

7. Sesuai dengan standar akreditasi puskesmas, maka register resiko perlu disusun untuk :
a. Pelayanan UKP.
b. Pelayanan UKM dan UKP.
c. Pelayanan UKM.
d. Pelayanan UKM, UKP dan manajemen.

8. SDM klinik dengan rawat inap tenaga kesehatan lain paling sedikit meliputi :
a. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik.
b. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik.
c. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, radiographer tenaga
gizi.
d. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi dan
fisioterapi.

9. APD yang digunakan pada kewaspadaan transmisi kontak adalah :


a. Masker bedah dan sarung tangan.
b. Sarung tangan dan gaun. (Ibu Febri jawab B tapi disalahkan)
c. Gaun, apron dan masker bedah.
d. Masker N 95 dan sarung tangan.

1 Menurut Juran dalam peningkatan Mutu harus di terapkan :


a. Penilaian terhadap stuktur proses dan Outcome
b. Perencanaan Mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan mutu
c. Mutu pelayanan adalah pelaksanaan kegiatan pelayanan yang sesuai dengan
standard pelayanan
d. Dalam meningkatkan mutu perlu standarisasi yaitu dengan menyusun standar
stuktur, standar proses, dan standar outcome
e. Harus dipahami bhwamutu adalah kepuasan pelanggan
2 Koordinator PPI /Tim PPI dalam melaksanakan tugasnya :
a. Setelah tenaga Puskesmas mengikuti pelatihan IPCN
b. Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas atau kepada
penanggung jawab mutu
c. Adalah seorang tenaga kesehatan yang berminat dengan PPI dan telah
mengikuti pelatihan PPI dasar
d. Adalah seorang perawat IPCN yang telah mengikuti PPI dasar dan PPI lanjutan
e. Adalah seorang perawat yang berminat dengan PPI

3 Apa yang di maksud Root Couse Analisis


a. Alat manajemen resiko untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci
b. Alat manjemen resiko yang hanya di gunakan untuk menyelesaikan jika terjadi
kejadian tidak diharapkan (KTD)
c. Digunakan dalam melakukan analisis masalah mutu dan wajib dilakukan ketika
melakukan analisis jika terjadi KTD dengan kategori merah atau kuning
d. Alat menejemen resiko untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci mengenai
model-model kesalahan yang ada untuk kemudian ditindak lanjuti dalam
perbaikan desain/perosedur
e. Alat mutu yang digunakan hanya untuk menyelesaikan insiden keselamatan yang
tidak termasuk dalam kejadian tidak di harapkan (KTD)

4 Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi yang harus
diterapkan di pasilitas pelayanan kesehatan dengan maksud untuk menurunkan resiko
tranmisi penyakit dari pasien ke petugas kesehatan , penunjang masyarakat sekitar atu
sebaliknya , kewaspadaan isolasi di bagi menjadi 2 lapis , yaitu kewaspadaan standard
( standar Precausen ) dan kewaspadaan tranmisi atau berdasarkn cara penularan
( transmisi based precaution )
Apa saja yang termasuk dalam kewaspadaan berdasar Tranmisi
a. Kewaspadaan berdasar tranmisi kontak dan airborn
b. Kewaspadaan berdasar tranmisi kontak droplet dan airborn
c. Hand hygiene 6 langkah pada 5 kesempatan
d. Penggunaan masker.cuci tangan dan menjaga jarak
e. Hand hygiene , penggunaan APD,dan penerapan protocol kesehatan
5 Kebersihan tangan dianggap sebagai salah satu elemen penting dalam PPI . infeksi
sebagian besar dapat dicegah melalui kebersihan tangan dengan cara yang benar dan
dengan waktu yang tepat (WHO 2019) tangan petugas kesehatan yang sering terpapar
dengan bakteri pathogen dan pasien dan permukaan lingkungan yang terkontaminasi ,
tangan yang terkontaminasi merupakan salah satu media penyebab penularan infeksi
di fasilitas pelayanan kesehatan , kebersihan tangan bertujuan untuk mencegah terjadi
kontaminasi silang dari tangan petugas ke pasien atau pengguna layanan atau
sebaliknya saat melakukan tindakan aseptic atau saat memberi pelayanan kesehatan
dengan melakukan kebersihan tangan sesuai 5 macam dari WHO
Apa yang di maksud 5 momen dari WHO
a. Kebersihan tangan dilakukan sebelum dan setelah menyentuh pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptic, setelah menyentuh cairantubuh pasien, setelah
kontak dengan lingkungan fasyankes
b. Kebersihan tangan setelah menyentuh pasien, melakukan tindakan aseptic
melakukan tindakan aseptic, setelah menyentuh cairantubuh pasien setelah kontak
dengan lingkungan pasien
c. Kebersihan tangan dilakukan sebelum dan setelah menyentuh pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptic , setelah menyentuh cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien
d. Kebersihan tangan dilakukan sebelum dan setelah menyentuh pasien sebelum
melakukan tindakan aseptic, sebelum menyentuh cairan tubuh , setelah kontak
denganlingkungan pasien
e. Kebersihan tangan dilakukan sebelum dan setelah menyentuh pasien sebelum
melakukan tindakan aseptic, setelah menyentuh cairan tubuh pasien , setelah
kontak dengan lingkungan pasien

6 Sebuah Puskesmas di Kabupaten X sedang dilakukan pembinaan oleh TPCB dinas


kesehatan setempat. Saat monev ditemukan Beberapa INM seperti angka
keberhasilan TB dan identikasi tidak mencapai target 3 bulan terahir, tidak ada
analisis yang di buatkan atas ketidak capaian indicator nasional mutu tersebut , data
dukung sebagai bukti pelaksanaan kegiatan tidak dapat ditunjukan , dan dasar
perhitungan INM tidak dapat di jelaskan.
Apa prioritas intervensi yang dilakukan agar pelaksanaan pengukuran INM berjalan sesuai
yang telah di tentukan ?
berdasarkan situasi di atas, manakah penyebab paling mungkin terjadinya kondisi
tersebut ?
a. Tdak memiliki motivasi
b. Keterbatasan waktu
c. Sistim control lemah
d. Jumlah SDM untuk analisis tersebut terbatas
e. Tidak memahmi PDSA

7 Sebuah Puskesmas di Kabupaten X sedang dilakukan pembinaan oleh TPCB dinas


kesehatan setempat. Saat monev ditemukan Beberapa INM seperti angka
keberhasilan TB dan identikasi tidak mencapai target 3 bulan terahir, tidak ada
analisis yang di buatkan atas ketidak capaian indicator nasional mutu tersebut , data
dukung sebagai bukti pelaksanaan kegiatan tidak dapat ditunjukan , dan dasar
perhitungan INM tidak dapat di jelaskan.
Berdasarkan ilustrasi di atas dan dikaitkan dengan penyelenggaraan mutu tahapan
manakah yang perlu perhatian dari tim mutu puskesmas
a. Pencatatan dan pelaporan
b. Perencanaan
c. Pemantauan dan evaluasi
d. Pelaksanaan
e. Pengorganisasian
8 Dalam menyusun indicator perlu dilakukan pemilihan dua jenis indicator :
a. Indicator mutu dan indicator non mutu
b. Review terhadap indicator yang sudah ada dan mempelajari profil indicator tersebut
c. Indicator mutu nasionaql dan indicator keselamatan pasien
d. Indicator yang akan di sampaikan kepada public dan indicator yang tidak
disampaikan kepada public
e. Indicator yang merupakan respresentasi mutu dan indikator yang akan di gunakan
untuk menilai peningkatan mutu

9 Sebuah puskesmas kabupatenn X sedang dilakukan pembinaanoleh TPCB dinas


kesehatan setempat saat monep di dapatkan beberapa INM seperti angka
keberhasilan TB tidak mencapai trget tidak berubah sejak 3 bulaan terahir , ada
analisis yang di buatkan atas ketidakcapaian indicator nasional mutu tersebut data
dukung sebagai bukti pelaksanaan kegiatan tidak dapat ditunjukan , dan dasar
perhitungan capaian INM tidak dapat dijelaskan . Terkait dengan situasi di atas
uraian tugas manakah yang belum dilaksanakan:
a. Pelaksanaan mutu Admen UKM dan UKP
b. Pelaksanaan manjemen resiko di Puskesmas
c. Pelaksanaan PPI di Puskesmas
d. Peningkatan mutu di puskesmas
e. Meningkatkan keselamatan pasien di Puskesmas

10 Kajian Risiko ( Risk Asesment ) meliputi:


a. Rencana meminimalkan resilko . implementasi dan monitoring
b. Identifikasi resiko, analisis resiko, dan rencana meminimalkan resiko
c. Analisa resiko, rencana meminimalkan resiko , implementasi dan
monitoring
d. Analisis resiko, menilai tingkat resiko, dan risk matrik dan merencanakan
penanggulangan nya
e. Identifikasi resiko, analisis resiko, dan evaluasi resiko

11 Secara nasional diketahui jumlah puskesmas terakreditasi utama baru 18 %


sedangkan akreditasi madya dan dasra tercatat 66 % hasil pemantauan menunjukan
kelemahan terbanyak PKM yang belum mencapai akreditasi utama dan paripurna
adalah tidak membuat perencanaan kegiatan/program berdasarkan analisis data
yang dimiliki petugas PKM tidak mampu menjelaskan tahapan kegiatan pengumpulan
dan analisis data untuk menyusun rencana PKM . lokasi wilayah cukup jauh dari pusat
kabupaten . sehingga jarang mendapat supervise
Apa prioritas intervensi yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut
a. Peningkatan pengetahuan SDM
b. Pemberian sanksi atas ketidak berhasilan
c. Kesempatan magang di fasilitas yang telah berhasil
d. Penambahan penyelia
e. Pengadaan perangkat computer yang mendukung analisa

12 Secara nasional diketahui jumlah puskesmas terakreditasi utama baru 18 %


sedangkan akreditasi madya dan dasra tercatat 66 % hasil pemantauan menunjukan
kelemahan terbanyak PKM yang belum mencapai akreditasi utama dan paripurna
adalah tidak membuat perencanaan kegiatan/program berdasarkan analisis data yang
dimiliki petugas PKM tidak mampu menjelaskan tahapan kegiatan pengumpulan dan
analisis data untuk menyusun rencana PKM . lokasi wilayah cukup jauh. Apa penyebab
paling mungkin terjadi kondisi tersebut
a. Tidak memahami PDSA
b. Jumlah SDM untuk analisis terbatas
c. Keterbatasan waktu
d. Tidak memiliki motivasi
e. Rentang control lemah

13 Apa yang di maksud dengan manajemen Resiko


a. Proses merencanakan perbaikan proses agar minimal dari resiko
b. Proses merencanakan perbaikan resiko
c. Proses mengenal mengevaluasi mengendalikan dan meminimalkan resiko dalam
suatu organisasi secara menyeluruh
d. Proses mengevaluasi mengendalikan dan meminimalkan resiko dalam satu
lingkungan masyarakat
e. Proses pemantauan dan pengendalian hazard agar tidak mengenai manusia
dan mahluk hidup lingkungan ekologi

14 Peran Puskesmas dalam menangai covid 19 meliputi prevent, detectdan respons ,


peran dalam melakukan pencegahan antara lain adalah :
a. Surveilens ILI dan pneumonia melalui SKDR
b. Tatalaksana covid
c. Pemantauan kesehatan kasus isolasi mandiri
d. Komunikasi resiko, penyebarluasan KIE covid 19 dan pemantauan tempat umum
e. Tatalaksana covid dan rujukan

15 Sebuah puskesmas sedang melakukan pertemuan tahunan diawali dengan


pengumpulan data kinerja setiap pelayanan . data2 demografi, potensi ekonomi
daerah potensi SDM pendukung, dan fasilitas kesehatan lainnnya yang terdapat di
wilayah kerja di puskesmas termasuk data dari hasil audit internal dan survey yang
dilakukan oleh puskesmas. Selanjutnya dilakukan pertemuan untuk membahas
masalah yang akan di kaksanakan oleh puskesmas pada tahun berikutnya .
pembahasan melibatkan tim mutu, perwakilan semua pokja di puskesmas dan
pegawai puskesma
Apa hasil akhir kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas tersebut
a. Capaian kinerja Puskesmas
b. Indicator mutu pelayanan
c. Kegiatan tim mutu
d. Indicator mutu prioritas puskesmas
e. Program mutu puskesmas

16 Perbaikan mutu puskesmas dilakukan dengan :


a. Standarisasi sarana prasarana, pralatan dan proses
b. Penerapan disiplin pegawai secara ketat
c. Penerapan standard, perbaikan berkesinambungan, mengikuti siklus PDCA/PDSA
dan pengukuran indicator mutu
d. Bekerja sesuai SOP dan dilakukan pendokumentasian yang baik bekerja sesuai
SOP
e. Bekerja sesuai SOP

17 Tujuan menggunakan masker N95 oleh petugas adalah:


a. Melindungi petugas tertular infeksi dari tranmisi droplet
b. Melindungi petugas tertular infeksi dari tranmisi kontak
c. Melindungi petugas dari tertular infeksi melalui tranmisi airborn
d. Melindungi pasien dari tertular infeksi ketika dilakukan ketika
menimbulkan airosolisasi
e. Melindungi pasien terhadap penularan infeksi ketika petugas bersin atau batuk
18 Indikator mutu di Puskesmas meliputi:
a. Indicator stuktur, indikator proses, indicator sasaran keselamatan
pasien,indicator pelayanan UKM esensial dan indicator pelayanan UKP
b. Indicator mutu nasional Puskesmas dan indicator prioritas mutu
Puskesmas
c. Indicator nasional mutu Puskesmas ,Indikator Prioritas Puskesmas dan indikator
keselamatan Pasien
d. Indicator mutu Puskesmas, indicator kesediaan SDM,indicator kompetensi
SDM, indicator keselamatan pasien dan indicator PPI
e. Indicator keberhasilan pelayanan UKM dan indicator keberhasilan UKP

19 Hal positif yang di peroleh dengan adanya akreditasi pada pelayanan


kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Terdapat bukti yang cukup konsisten yang menunjukan bahwa akreditasi
meninkatkan hasil klinis dalam spectrum kondisi klinis yang luas
b. Terdapat bukti memperbaiki program prioritas nasional secara konsisten
c. Terbukti meningkatkan kepuasan pelanggan secara konsisten
d. Terbukti terjadi peningkatan kinerja output baik UKM maupun UKP secara
signifikan
e. Terdapat bukti konsisten yang menunjukan bahwa akreditasi
meningkatkan sumber daya bagi fasyankes dan kepuasan pasien

20 Penggunaan antibiotic kasus HAIs di perburuk oleh peresepan antibiotic di Indonesia


yang cukup tinggi dan kurang bijak terutama pada ISPA dan diare, berbagai penelitian
menunjukan bahwa telah muncul mikroba yang resisten methycilin resisten untuk
stafilococus aeroes (MRSA) resisten multi obat pada penyakit Tuberkolosa (MDR TB)
dan lain-lain dampak dari resisten obat adalah morbiditas dan mortalitas dan biaya
kesehatan termasuk pada saat rawat di pasilitas kesehatan yang pada ahirnya akan
menjadi ancaman nasional bagi kesehatan( MRSA) di Indonesia Unair New Nop 2019.
Apa dampak peresepan antibiotic yang tidak bijak :
a. Meningkatnya kasus ISPA dan Diare
b. Peningkatan penggunaan antibiotic yang tidak rasional
c. Menurunnya kasus MRSA
d. Menurunnya resisten antibiotic
e. Meningkatnya morbiditas dan mortalitas serta kesehatan

21 Penyelenggaraan keselamatan pasien dilakukan dengan penerapan sesuai PMK no 11


tahun 2017
a. Penerapan standar keselamatan pasien melalui standar akreditasi
b. 6 standar keselamatan pasien 7 sasaran keselamatan pasien 7langkah menuju
keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan ke KNKP jika terjadi KTD katagori merah hijau
atau kuning kejadian sentinel serta tindak lanjutnya
d. Analisis dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasien dan
pelaporan nya
e. 7 standar keselamatan pasien 6 sasaran keselamatan pasien, 7 langkah
keselamatan pasien

22 Hasil penilaian indicator mutu di tindak lanjuti dengan perbaikan mutu/kinerja yang
berkesinambungan , perbaikan mutu yang berkesinambungan di lakukan dengan :
a. Mengikuti siklus POACE
b. Melihat keberhasilan target cakupan indicator
c. Upaya perbaikan yang hanya dilakukan kalua ada masalahdan mengikuti siklus
PDSA
d. Upaya perbaikan yang dilakukan dengan menerapkan 5 R
e. Penerapan 5 R dan di lanjutkan dengan meningkatkan proses secara
berkesinambungan mengikuti proses PDSA

23 Alat pelindung diri (APD) adalah alat pelindung diri yang dirancang sebagai
penghalang setiap penetrasi zat partikel padat, cair dan udara untuk melindungi
pemakainya dari cidera atau infeksi atau penyakit bertujuan untuk menghalangi
pajanan bahan infeksius pada kulit, mulut hidung atau mata (selaput lender) tenaga
kesehatan pasien dan pengguna kesehatan penggunaan APD yang efektif perlu di
dasarkan pada potensi paparan dampak penularan yang ditimbulkan , serta
memahami dasar kerja setiap jenis APD yang akan di gunakan. Di dalam buku
pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FKTPdi perkenalkan berbagai
macam APD dengan penggunaan berdasarkan indikasi.
Apa indikasi penggunaan sarung tangan medis:
a. Untuk menggantikan pentingnya cuci tangan
b. Menggunakan sarung tangan kalua ada penularan mengenai droplet
c. Untuk melindung petugas londri ketika membersihkan linen
d. Menggunakan sarung tangan kalau ada indikasi penularan melalui kontak
e. Setiap kali memeriksa pasien covid 19

24 Sebuah puskesmas sedang melakukan pertemuan tahunan diawali dengan


pengumpulan data kinerja setiap pelayanan . data2 demografi, potensi ekonomi
daerah potensi SDM pendukung, dan fasilitas kesehatan lainnnya yang terdapat di
wilayah kerja di puskesmas termasuk data dari hasil audit internal dan survey yang
dilakukan oleh puskesmas. Selanjutnya dilakukan pertemuan untuk membahas
masalah yang akan di kaksanakan oleh puskesmas pada tahun berikutnya .
pembahasan melibatkan tim mutu, perwakilan semua pokja di puskesmas dan
pegawai puskesmas. Apa nama dari Pertemuan yang dilakukan Puskesmas :
a. Pertemuan tim mutu puskesmas
b. Lokakarya mini bulanan
c. Pertemuan tinjauan manajemen
d. Pertemuan khusus puskesmas
e. Pertemuan internal puskesmas

25 Apa yang menjadi pertimbangan dalam memilih indicator prioritas dalam menilai
atau memonitor kinerja pelayanan adalah
a. Belum adanya suatu indicator yang di tetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
b. Di persyaratkan oleh peraturan perundangan
c. Di peryaratkan oleh peraturan perundangan dan persetujuan dinas
kesehatan kab/kota
d. Merupakan respesentasi dari mutu yang akan di ukur di persyaratkan oleh
peraturan perundangan prioritas permasalahan dan pertimbangan ketersediaan
data
e. Merupakan respresetasi dari mutu yang akan di ukur , ketersediaan data dan
instrument pengukuran

26 Untuk melindungi wajah dan membrane mukosa mulut dan hidung dari cipratan darah
dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan dan melindungi pasien dari
petugas saat batuk dan bersin, syarat masker yang di gunakan harus menutupi hidung
dan mulut, serta menggunakan masker N95 harus dilakukan ft test ( penekanan di
daerah hidung dan penilaian kerapatan penggunaan masker ) salah satu penggunaan
masker adalah untuk mencegah agar tidak terjadi penularan pada petugas saat
melakukan tindakan. Jenis masker apa yang digunakan pada tindakan aorsolisasi pada
masa pandemic covid 19 ?
a. Tidak perlu menggunakan masker cukup dengan menggunakan face shield
b. Petugas menggunakan masker bedah
c. Petugas menggunakan masker N95 dan face shield
d. Petugas menggunakan masker N95 dan face shield dan masker kain
e. Petugas menggunakan masker N95 ditambah masker kain

27 Pengelolaan linen kotor


a. Jika terdapat faeces pada linen kotor, tidak perlu dibuang terlebih dahulu,
langsung masukkan kantong kuning, lalu dibawa ke laundry
b. Lynan kotor disortir dan dicuci di lokasi di mana digunakan baru kemudian linen
yang terkontaminasi dimasukkan kantong kuning, lalu dibawa ke laundry
c. Di tempat penggunaan, linen kotor tidak perlu dipisahkan dari linen yang
terkontaminasi, langsung dimasukkan kantong kuning
d. Linen yang terkontaminasi dibungkus dan dibuang di tempat Pembuangan sampah
akhir (TPA)
e. Linen yang terkontaminasi segera dibungkus dan dimasukkan kantong kuning di
lokasi penggunaan

28 Penyempurnaan penyelenggaraan akreditasi fasyankes sebagai upaya


peningkatan mutu di Puskesmas pada pasca akreditasi diselenggarakan dengan:
a. Bimbingan oleh TPCB, Tim Mutu internal dan Tim audit internal
Puskesmas
b. Bimbingan perbaikan berdasar PPS oleh surveyor
c. Penyusunan perencanaan perbaikan strategis dan pengukuran INM
d. Bimbingan perbaikan pengolahan data
e. Persiapan survei berikutnya melalui survei simulasi oleh surveior

29 Pembinaan ke Puskesmas oleh Tim pembina dari kabupaten kota idealnya dilakukan
dengan cara sebagai berikut
a. Dilakukan secara terpadu, secara periodik dan berKesinambungan sesuai dengan
analisis permasalahan yang ada
b. Dilakukan masing masing oleh petugas yang kompeten dalam bidangnya sesuai
permasalahan yang ada di Puskesmas secara Periodik, konsisten dan ber
Kesinambungan
c. Dilakukan oleh tenaga konsultan sesuai dengan permasalahan yang ada
d. Dilakukan oleh masing masing penanggungjawab program
e. Dilakukan secara Peer oleh Puskesmas yang capaian kinerja nya lebih baik

30 Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan


a. Tiga hari sampai dengan seminggu sekali
b. Sesering mungkin
c. Sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
d. Setiap 7 ( tujuh hari ) setelah pasien pulang keluar dari fasyankes
e. Setiap hari, setelah pasien pulang keluar dari fasyankes

31 Pelaporan insiden keselamatan pasien oleh Puskesmas dilakukan dengan cara


sebagai berikut
a. Pelaporan kejadian Sentinel dan KTD ke KNKP dan ke dinas kesehatan
Kabupaten kota
b. Pelaporan internal setiap terjadi insiden keselamatan pasien dan
pelaporan KTD dengan katagori merah atau kuning ke KNKP
c. Pelaporan internal di Puskesmas dan tindak Lanjut hasil investigasi
d. Melaporkan semua kasus insiden keselamatan pasien ke komite nasional
keselamatan pasien (KNKP)
e. Pelaporan semua insiden keselamatan pasien ke KNKP dan dinas
kesehatan Kabupaten kota
32 Alat pelindung diri APD adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, Particle padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. Bertujuan untuk
menghalangi Pajanan bahan infeksius pada kulit, mulut, hidung, atau mata selaput
lendir tenaga kesehatan, pasien atau pengguna kesehatan. Penggunaan APD yang
efektif perlu didasarkan pada potensi paparan, Dampak penularan yang ditimbulkan
serta memahami dasar kerja setiap jenis APD yang akan digunakan. Di dalam buku
pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di FKTP diperkenalkan berbagai
macam APD dengan penggunaan berdasarkan indikasi.Jenis APD apa yang paling
tepat digunakan pada Kewaspadaan transmisi droplet
a. Masker N95 dan sarung tangan
b. Masker bedah
c. Gaun, appron, dan masker bedah
d. Sarung tangan
e. Masker bedah dan sarung tangan

33 Di bawah ini adalah indikator dan target RPJMN 2020-2024


a. Persentase Puskesmas dan rumah sakit ter akreditasi = 80% pada tahun 2024
b. Prevalensi obesitas pada penduduk umur di bawah 18 tahun sama dengan 21,8%
pada tahun 2024
c. Persentase merokok penduduk usia di atas 18 tahun = 8,7% pada tahun 2024
d. Jumlah Puskesmas yang di rekomendasikan untuk di survei
e. Persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan = 80%

34 Dalam pertemuan rutin Puskesmas, penanggungjawab mutu melaporkan hasil capaian


indikator mutu Puskesmas selama 6 bulan terakhir yang diperoleh melalui proses
pengumpulan data dari masing masing penanggungjawab mutu. Terdapat 3 indikator
mutu yang belum mencapai target. Data disajikan dengan teknis statistik yaitu
membandingkan data capaian dari yang tertinggi sampai ke rendah capaiannya.
Penyampaian disertai dengan penjelasan dari setiap capaian indikator. Pada kesempatan
tersebut, penanggungjawab mutu memberikan kesempatan kepada Penanggungjawab
indikator untuk menjelaskan permasalahannya. Dari hasil. penyampaian diperoleh
informasi bahwa ketidak capaian di salah satu indikator terjadi karena ketidaksesuaian
formula perhitungan dengan data riil yang dihitung. Sehingga salah satu rekomendasi dari
pertemuan itu adalah melakukan perbaikan formula perhitungan dalam profil indikator
dengan mengacu pada referensi yang ada.
Dari uraian di atas, tahapan manakah yang harus dilakukan oleh Tim mutu Puskesmas
ketika terjadi perubahan formula pengukuran di dalam profil indikator yang telah disusun
a. Validasi
b. Penetapan
c. Analisis
d. Pelaporan
e. Pengumpulan data
35 Sebuah Puskesmas di Kabupaten X sedang dilakukan pembinaan oleh TPCB dinas
kesehatan setempat. Saat monev ditemukan beberapa INM seperti angka keberhasilan
TB dan indikasi tidak mencapai target, tidak berubah sejak tiga bulan terakhir. Tidak
ada analisis yang dibuatkan atas ketidak tercapaian indikator nasional tersebut. Data
dukung sebagai bukti pelaksanaan kegiatan tidak dapat ditunjukkan, dan dasar
perhitungan capaian IMM tidak dapat dijelaskan. Apa prioritas intervensi yang harus
dilakukan agar pelaksanaan pengukuran INM berjalan sesuai dengan yang telah
ditentukan ?
a. Peningkatan Pemahaman bagi pelaksana dan Tim mutu tentang
pengukuran INM
b. Pengadaan perangkat komputer untuk mendukung analisis
c. Pemberian sanksi atas ketidak berhasilan
d. Penambahan tenaga khusus untuk pengukuran INM
e. Kesempatan magang di fasilitas yang telah berhasil melakukan
pengukuran

36 Dalam pertemuan rutin Puskesmas, penanggungjawab mutu melaporkan hasil capaian


indikator mutu Puskesmas selama 6 bulan terakhir yang diperoleh melalui proses
pengumpulan data dari masing masing penanggungjawab mutu. Terdapat 3 indikator
mutu yang belum mencapai target. Data disajikan dengan teknis statistik yaitu
membandingkan data capaian dari yang tertinggi sampai ke rendah capaiannya.
Penyampaian disertai dengan penjelasan dari setiap capaian indikator. Pada
kesempatan tersebut, penanggungjawab mutu memberikan kesempatan kepada
Penanggungjawab indikator untuk menjelaskan permasalahannya. Dari hasil
penyampaian diperoleh informasi bahwa ketidak capaian di salah satu indikator terjadi
karena ketidaksesuaian formula perhitungan dengan data riil yang dihitung. Sehingga
salah satu rekomendasi dari pertemuan itu adalah melakukan perbaikan formula
perhitungan dalam profil indikator dengan mengacu pada referensi yang ada.
Apa nama teknik penyajian data secara statistik yang digunakan oleh penanggungjawab
tuh di atas
a. Pareto chart
b. Histogram
c. Diagram pencar (Scatter Diagram)
d. Diagram perjalanan (Run Chart)
e. Control chart

37 Dalam pertemuan rutin Puskesmas, penanggungjawab mutu melaporkan hasil capaian


indikator mutu Puskesmas selama 6 bulan terakhir yang diperoleh melalui proses
pengumpulan data dari masing masing penanggungjawab mutu. Terdapat 3 indikator
mutu yang belum mencapai target. Data disajikan dengan teknis statistik yaitu
membandingkan data capaian dari yang tertinggi sampai ke rendah capaiannya.
Penyampaian disertai dengan penjelasan dari setiap capaian indikator. Pada
kesempatan tersebut, penanggungjawab mutu memberikan kesempatan kepada
Penanggungjawab indikator untuk menjelaskan permasalahannya. Dari hasil
penyampaian diperoleh informasi bahwa ketidak capaian di salah satu indikator terjadi
karena ketidaksesuaian formula perhitungan dengan data riil yang dihitung. Sehingga
salah satu rekomendasi dari pertemuan itu adalah melakukan perbaikan formula
perhitungan dalam profil indikator dengan mengacu pada referensi yang ada.
Apa nama gabungan dari beberapa teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan
data indikator mutu
a. Alat mutu
b. Instrumen
c. Register
d. Check Sheet
e. Kuisioner

38 Tujuan pembinaan ke Puskesmas oleh TPCB adalah sebagai berikut:


a. Memfasilitasi Puskesmas dalam melakukan perbaikan mutu pelayanan
kesehatan secara berKesinambungan
b. Terwujudnya budaya kerja dan disiplin di Puskesmas
c. Agar seluruh target indikator SPM tercapai
d. Terwujudnya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
e. Didorong pemenuhan standar pelayanan Puskesmas sesuai dengan standar
professi

1. Tujuan mnggunakan masker N95 oleh petugas adalah :


a. Melindungi petugas dari transmisi airborn
b. Melindungi petugas dari transmisi dorplet
c. Melindungi petugas dari transmisi kontak
d. Melindungi petugas dari infeksi ketika petigas batuk dan bersin
e. Melindungi pasien tertular infeksi dari ketika dilakukan tindakan yang menimbulkan
aerosolisasi

2. Terjadi kesalahan pemberian obat Anti hiprtensi pd pasien rawat inap oleh perawat pagi
hari ttpi tidak ada keluhan pd pasien adalah
a. KNC
b. KTD dengan cedera ringan
c. KTD
d. Kondisi berpotnesi cedera
e. KTC

3. Dalam menyusun indikator perlu dilakukan pemilihan 2 jenis indicator


a. Indikator yang perlu disampiakan keda public dan non publik
b. Indikator yang merupakan representasi mutu dan indicator yang digunakan untuk
menilai peningkatan mutu
c. Indikator mutu dan non indicator mutu
d. Review terhdp indicator yang sudah ada
e. Indikator mutu nasional dan indikator keselamatan pasien

4. Sebuah Puskesmas melakukan pertemuan tahunan kegiatan diawali dgn pengumpulan data
kinerja setiap pelayanan, data demografi potensi ekonomi daerah, potensi SDM pendukung,
dan fasilitas kesehatan lain yg terdpt diwilayah kerja Puskesmas termasuk data dari hasil
audit internal dan survey yang dilakukan oleh Puskesmas. Selanjutnya dilakukan pertemuan
utk pembahasan masalah yg akan diselesaikan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya.
Pembahasan melibatkan tim mutu perwakilan semua Pokja, apa nama dari pertemuan
tersebut
a. Pertemuan Tinjauan Manajemen  Hasil Konsul P. Cahyono _CLEAR
b. Pertemuan tingkat mutu Puskesmas
c. Lokakarya mini bulanan
d. Pertemuan internal Puskesmas
e. Pertemuan khusus Puskesmas
PERLU DI DISKUSIKAN LAGI

5. Secara nasional diketahui jml PKM terakreditasi utama sekitar 18%, sedangkan akrediatasi
Madya tercatat 66% hasil pemantaouan menunjukan kelemahan terbanyak PKM yg blm
mencapai akre utama dan paripurna tdk membuat perencanaan kegiatan/program
berdasarkan analsiis data yg dimiliki. Petugas tdk mampu menjealaskan tahapn
pengumpulan dan analisa data utk menyusun rencana PKM. Lokasi PKM cukup jauh. apakah
penyebab paling mungkin terjadnya kondisi tersebut ?
a. Tdk memahami PDSA  BENAR
b. Jlh SDM utk analisis terbatas
c. Keterbatasan waktu
d. Tdk memiliki motivasi
e. Rentang control lemah

6. Apa yg menjadi pertimbangan dlm memilih indicator prioritas dlm menilai dan
memonitor kinerja pelayanan adalah
a. Dipersyaratan oleh peraturan perundangan dan persetujuan dinkes kab/kota
b. Blm adanya indicator yg ditetapkan utk suatu pelayanan tertentu
c. Dipersyaratakan oleh peraturan perundangan
d. Merupakan representasi dari mutu yg akan diukur ketersediaan data dan instrument
e. Merupakan representasi dari mutu yang akan diukur oleh peraturan perundangan
prioritas permasalahan dan pertimbangan ketersediaan data

7. Kajian risiko / risk assessment meliputi


a. analsisi risiko, menilai tingkat risiko dgn risk grading matrix dan merencanakan
penanggulanagannya
b. Identifikasi risiko, analysis risiko dan evaluasi risiko
c. Rencana meminimalkan risiko, implementasi dan monitoring
d. Identifikasi risiko, analisia risiko dan rencana meminimalkan risiko
e. Analsis risiko, rencana meminimalkan risiko, impelementasi dan monitoring

8. Variasi proses dlm yankes terjadi karena


a. Adanya penyebab umum dan common cause penyebab khusus --CLEAR
b. Tdk adanya standard hasil
c. Tdk adanya pemantauan kepatuhan terhadap SOP
d. Adanya akar penyebab akar masalah RCA
e. Adanya penyebab tdk langsung

9. APD adalah perangkat alat yg dirancang sbg penghalang terhdp penetrasi zat, partikel
padat, cair, atau udara utk melindungi pemakainya dari cedera atu penyebara infeksi atau
penyakit. Bertujuan utk menghalangi pajanan bahan infeksius pd kulit mulut hidung atau
mata nakes, pasien atau penggung. Penggunaan ApD yg efektif perlu didasrakan pada
potensi paparan dampak penularan yg ditimbulkan serta memahami dasar kerja setiap
jenis APD yg akan digunakan. Didalam buku pedoman pencegahan dan pengendalian
infieksi di FKTP diperkenalkan berbgai macam APD dgn penggunaan berdasarkan indikasi.
Jenis ApD apa yang paling tepat diigunaan pd transmisi droplet
a. Masker N95 dan sarung tangan
b. Masker bedah
c. Sarung tangan
d. Masker bedah dan sarung tangan
e. Gaun dan aprovon dan masker

10, APD adalah perangkat alat yg dirancang sbg penghalang terhdp penetrasi zat, partikel
padat, cair, atau udara utk melindungi pemakainya dari cedera atu penyebara infeksi atau
penyakit. Bertujuan utk menghalangi pajanan bahan infeksius pd kulit mulut hidung atau
mata nakes, pasien atau penggung. Penggunaan ApD yg efektif perlu didasrakan pada
potensi paparan dampak penularan yg ditimbulkan serta memahami dasar kerja setiap
jenis APD yg akan digunakan. Didalam buku pedoman pencegahan dan pengendalian
infieksi di FKTP diperkenalkan berbgai macam APD dgn penggunaan berdasarkan indikasi.
Apa indikasi penggunaan sarung tangan medis
a. Utk melindungi petugas laundry ketika bersihkan linen
b. Utk menggantikan pentingnya mencuci tangan
c. Menggunakan sarung tangan kalau ada indikasi penularan melalui droplet
d. Setiap kali memeriksa pasien Covid-19
e. Menggunakan sarung tangan kalau ada indikasi penularan melalui kontak

11. Hal yg diperoleh adanya akreditasi pd yankes adalah


a. Terbukti peningkatan kepuasan pelanggan secara konsisten
b. Terdpt bukti yg cukup konsisten yg menunjukan bahwa akreditasi meningkatkan
hasil klinis dlm spectrum kondisi klinis dan
c. Tedpt bukti memperbaiki program prioritas nasinal scr konsisten
d. Tedpt bukti konsisten yg menunjukan bahwa akreditasi meningkatkan ketersediaan
Sumber daya bagi fasyankes dan kepuasan pasien
e. Terbukti terjadi peningkatan kinerja output baik UKM dan UKP scr signifikan

12. Menurut Juran dlm peningkatna mutu hrs ditetapkan


a. Dalam peningkatan mutu peru standarisasi dgn menyusun standard struktur, proses
outcome
b. Harus dipahami bahwa mutu adalah kepuasaan pelanggan
c. Penilaian terhdp struktur, proses outcome
d. Perencaan mutu, pengendalian mutu dan peningkatan mutu.
e. Mutu yankes adalah pelaksaan kegiatan sesuai dgn standard pelayanan

13. Apa yg menjadi tujuan pembangunan kesehatan di Puskesmas dlm menwujudkan


kecamatan sehat
a. Terlaksananya PIS-PK dlm mewujudkan PHBS di masyarakat
b. Pemberdayaan masyarakat dan tercapaianya perilaku hidup sehat
c. Pemberdayaan masyarakat
d. Pelayanan bermutu dan terjangkau, perilaku sehat, lngkungan sehat dan derajat
kesehatan yg optimal
e. Tersedianya yankes tikngkat pertama yg bermutu, pemberdayaan masyarak, perilaku
hidup sehat

14. Penyelenggaraan keselematan pasien dgn penerapan sesuai dgn PMK 11 thn 2017
a. Pelaporan insiden keselamatan kke KNKP jika terjadi KTD kategori merah dan
kuniing dan kejadian kejadian sentinel
b. Penerapan standard keselamatan pasien melalui standard akreditasi
c. 6 standar keselamatan pasien, 7 sasaran keselamatan pasien dan 7 langkah
menujustandar keselamatan pasien
d. 7 standar keselaamtan, 6 sasaran, 7 langkah
e. Analisis dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasien dan
pelaporannya

15. Tujuan pembinaan ke puskesmas oleh TPCB adalah sebagai berikut


a. Memfasilitasi PKM dlm melakukan perbaikan mutu yankes scr berkesinambungan
b. Terwujudnya budaya kerja dan disiplin di PKM
c. Agar seluruh target indicator SPM tercapai
d. Terwujudnya budaya keselamatan pasien diPKM
e. Didirong pemenuhan standard yan PKM sesuai standard profesi

16. Sebuah Puskesmas melakukan pertemuan tahunan kegiatan diawali dgn pengumpulan data
kinerja setiap pelayanan, data dmografi potesnis ekonomi daerah, potensi SDM pendukung,
dan fasilitas kesehatan lain yg terdpt diwilayah kerja Puskesmas termasuk data dari hasil
audit internal dan survey yang dilakukan oleh Puskesmas. Selanjutnya dilakukan
pertemuan utk pembahasan masallah yg akan diselesaikan oleh Puskesmas pada tahun
berikutnya. Pembahsan melibatkan tim mutu perwakilan semua Pokja, apa nama dari
pertemuan . Apa hasil akhir dari kegiatan yg dilakukan oleh PKM tersebut
a. Kegiatan tim mutu
b. Capaian kinerja program
c. Indikator mutu pelayanan
d. Program mutu PKM
e. Indikator mutu prioritas PKM

INI ADA KAITANNYA DENGAN SOAL : nomor 4


17. Sebuah PKM di Kab A sedang melakukan pembinaan oleh TPCB dinkes setempat saat
monev ditemukan beberapa INM speerti angka keberhasilan TB dan indentifikasi tdk mencapai
target, tdk berubah sejak 3 bulan terakhir, tdk ada analsisi yg dibuat atas ketidakcapaian
indicator mutu tersbut. Data dukung sbg bukti pellaksanaan kegiatan tdk ditunjukan dan dasar
perhitungan INM tdk dpt dijelaskan. Terkait situasi diatas, uraian tugas manakah yang belum
dijalankan oleh PJ MUTU PKM?
a. Pelaksanaan managemen risk Puskmas
b. Pelaksanaan mutu admen, UKM, UKP
c. Pelaksanaan PPI Puskesmas
d. Peningkatan mutu Puskesmas
e. Meningkatkan KP Puskesmas it

18. Apa yg dimaksud RCA


a. Alat manaejemen ridiko utk mengkaji prosedur scr rinci mengenal model2 kesalahan yg
ada
b. Alat mutu yg digunakan hanya utk menyelesaikan insiden keselamatan pasien yg tdk
termasuk dalam KTD
c. Alat manajemen risiko utk mengkaji prosedur scr rinci
d. Alat majanajemen risiko jika terjadi KTD
e. Digunakan dlm menganalisis masalah mutu dan wajib dilakukan ketika melakukan
analisis jika terjadi KTD dengan kategori merah dan kuning.

19. Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi :


a. Penggunaan masker, cuci tangan, menjaga jarak
b. Hand hygiene, penggunaan APD dan penerapan prokes
c. Kewaspadaan berdasarkan tranmisi kontak, droplet, dan airborn
d. Kewaspadaan berdasrakan kontak dan airborn
e. Hand hygiene 6 langkah pd 5 kesempatan

20. Pembersihan permukaan sekitar pasien hrs dilakukan


a. tiga hari sampai seminggu sekali
b. Sesering mungkin
c. Setiap 7 hr setiap asien pulang
d. Setiap hr, setelah pasien pulang.keluar dari fasyankes
e. Sequa dgn kebijakan fasilitas kesehatan

21. Untuk mencegah tdk terjadi penularan kpd petugas ketika melakukan tindakan yg
menimbulkan aerosolisasi pd masa pandemic covid-19
a. Petugas menggunakan masker N95 dan face shild
b. Tdk perlu menggunakan masker cukup face shield.
c. Petuga menggunakan masker bedah
d. Petuags menggunakan masker N95 ditambah dgn masker kain
e. Petuags menggunakan masker N95, face shild ditambah dgn masker kain

22. Sebuah PKM di Kab X sedang melakukan pembinaan oleh TPCB dinkes setempat saat
monev ditemukan beberapa INM speerti angka keberhasilan TB dan indentifikasi tdk
mencapai target, tdk berubah sejak 3 bulan terakhir, tdk ada analsisi yg dibuat atas
ketidakcapaian indicator mutu tersbut. Data dukung sbg bukti pellaksanaan kegiatan tdk
ditunjukan dan dasar perhitungan INM tdk dpt dijelaskan. Apa prioritas intervensi yg hrs
dilakukan agar pelaksanaan pengkuran INM berjalan sesuai yg ditentukan
a. Kesempatan magang difasilitas ygtelah berhasil melakukan pengukuran
b. Penambahan tenaga khusus utk pengukuran INM
c. Pemberian sanksi atas ketidak berhasilan
d. Peningkatan pemahaman bagi pelaksana dan tim mutu ttg pengukuran INM
e. Pengadan perangkat computer utk mendukung analisis

23. Sbg dasar menyusun disaster plan dlm program persiapan menghadapi bencana
dilakukan identifikasi risiko dgn menggunakan alat manajemen risiko sbb :
a. Hazard vulnera ability Assesment
b. Manajemen risiko
c. Public health risk assessment
d. Severity assessment
e. Register risiko

24. Dibawah ini adalah indicator dan target RJPN 2020-2024


a. Persentasi Imunisasi Dasar Lengkap pd anak usia 12-23 bln 80%
b. Jlh PKM yg direkomendasikan
c. Persentasi merokok usia diatas 18 thn 8.7% pd thn 2024
d. Persentasi PKM dan RS terakreditasi 80% thn 2024
e. Persentasi obesitas pd penduduk umur dibawah 18 thn 21.8% thn 2024
25. Peran PKM dlm penanganan covid-19 meliputi preventif, detect, respons, peran dlm
melakukan pencegahan al :
a. Tatalaksana covid dan rujukan
b. Tatalaksana covid
c. Komunikasi risiko, penyebarluasan KIE covid-19 dan pemantauan tempat umum
d. Pemantauan kesehatan kasus isman
e. Surveilance ILI dan pneumoni melalaui SKDR

26. Hasil penilaian indicator mutu ditindaklanjuti dgn upaya perbaikan mutu / kinerja yg
berkesinambungan. apakah anda lakukan utk melakukan perbaikan mutu yg
berkesinambungan ?
a. Penerapan 5 R dan dilanjutkan dgn meningkatkan proses scr berkesinambungan
mengikut I siklus PDSA
b. Melihat target capain indikatoor
c. UPaya perbaikan yg dilakukan dgn menerapkan 5 R
d. Upaya perbaikan yg dilakukan jika ada masalah mengkuti siklus PDSA
e. Mengikuti POAC

27. Etika batuk :


a. Diterapkan utk semua orang terutama pd kasus infeksi dgn jenis transmisi aerborn
atau droplet
b. Memakai sarung tangan
c. Diterapkan hanya utk petuags yg sedang batuk batuk
d. Diterapkan hanya utk pasien / kasus infksi dgn jenis transmisi aerborn dan droplet
e. Tetap diterapkan meskipun menggunakan masker

28. Sebuah PKM di Kab A sedang melakukan pembinaan oleh TPCB dinkes setempat saat
monev ditemukan beberapa INM speerti angka keberhasilan TB dan indentifikasi tdk
mencapai target, tdk berubah sejak 3 bulan terakhir, tdk ada analsisi yg dibuat atas
ketidakcapaian indicator mutu tersbut. Data dukung sbg bukti pellaksanaan kegiatan tdk
ditunjukan dan dasar perhitungan INM tdk dpt dijelaskan. Manakah dlm tahapan
pelaksanaan pengukuran INM yg tdk dijalankan
a. Penetapan
b. Identifikasi
c. Pengukuran CLEAR
d. Falidasi
e. Pelaporan

29. Koordinator PPI /tim PPI dlm melaksanakan tugasnya :


a. Bertanggung jawab langsung kpd kepala PKM atau kpd penangg jawab mutu
b. Setelah tenaga PKM mengikuti pelatihan IPCN
c. Adalah seorang tenaga kesehatan yg berminat dan telah mengikuti PPI dasar
d. Adalah seorang perawat IPCN setelah mengiktui PPI dasar dan lanjut
e. Adalah seorang perawat dan berminat dgn PPI

30. Apa yg dimaksud dgn manajemen risiko


a. Proses pemantauan dan pengendalian Hazard agar tdk mengenal manusia dan mahluk
hidup yg lain termasuk lingkungan ekologi
b. Proses merencanakan perbaikan risiko
c. Proses mengevaluasi mengendalikan dan meminilkan risiko dlm suatu lingkungan
masyarakat
d. Proses mengenal, mengevaluasi, mengndalikan dan meminimlakan risiko dlm sutu
organisasi scr menyeluruh
e. Porses menrencanakan perbaikan proses agar emminimalkan risiko

31. Pembinaan ke Puskesmas oleh Tim Pembina dari Kabupaten/kota idealnya dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. dilakukan secara peer oleh Puskesmas yg capaian kinerjanya lebih baik
b. Dilakukan oleh tenaga konsultan sesuai dengan permasalahan yang ada
c. dilakukan scr terpadu , scr periodic dan berkesinambungan sesuai dengan analisis
permasalahan yg ada.
d. Dilakukan masing-masing oleh petugas yg kompeten dalam bidangnya yg sesuai
permasalhan yang ada di Puskesmas secara periodic, konsisten dan berkesinambungan

32. Terjadi kesahalan pemberian obat pd pasien krn salah identifikasi ttpi segera diketahui
ttpi obat sdh terlanjur diminum oleh pasien ttpi terjadi keluhan pusing kepala
a. Kejadian nyaris cedera
b. KTD
c. KTC
d. KTD dgn cedera ringan
e. Kondisi potensial Cedera

33. Penyempurnaan penyelenggaran akreditasi fasyankes sbg upaya peningkatan mutu


fasyankes di PKM pd paska akreditasi diselenggarakan dgn :
a. Persiapan survey berikutnya memlalui survey simuasi oleh surveyor
b. Bimbingan perbaikan pengolahan data
c. Penysusunan perencanaan perbaikan strategi dan pengukuran INM
d. Bimbingan oleh TPCD, tim mutu internal dan tim audit intrna PKM
e. Bimbingan perbaikan berdasarkan PPS oleh surveior

34. Pengelolaan linen kotor :


a. Linen yg terkontaminasi segera dibungkus dan dimasukan dlm kantong kuning dilokasi
penggunaan
b. Linen yg terkontaminasi dibungkus dan dimasukan kantong kuning dilokasi
penggunaan
c. Ditempat penggunaan linen kotor tdk perlu dipisahkan dari linen yg terkontaminasi,
langsung dimasukan ke kantong kuning
d. Jika terdpt faces pd linen kotor tdk perlu dibuang terlebih dahulu langsung dimasukan
ke kantong kuning lalu dibawah ke laoundry
e. Linen kotor disortir dan dicuci dilokasi dimanadigunakan lau kenudian linen yg
terkontaminasidimasukan kekantong kuning lalu dibawah ke laundry

35. Pelaporan insiden keselamatan pasien oleh PKM dilakukan dgn cara :
a. Pelaporan internal setiap terjadi kejadian keselamatan pasien dan pelaporan KTD
dgn kategori merah atau kuning ke KNKP
b. Pelaporan kejadian sentinel dan KTD ke KNKP dan dinkes kab kota
c. Pelaporan internal di PKM dan tindak lanjut hasil investigasi
d. Pelaporan semua insiden keselamatan pasien ke KNKP dan dinnkes kab/kota
e. Melaporkan semua kasus insisden keselamatan pasien ke KNKP

36. Indikator mutu di PKM meliputi :


a. Indikator struktur, proses, sasaran keselamatan pasien,pelayanan UKM esensisal dan
indikatir pelayanan UKP
b. Indikator mutu PKM, mutu priirtas PKM dan sasaran keselamatan pasien  INI
YANG BENAR
c. IN mutu PKM, indicator ketersediaan SDM, kompetensi SDM, SKP dan PPI
d. Indikator keberhasil pelaanan UKM, UKP
e. INM PKM dan indicator mutu prioritas PKM.

37. Apa saja yg diakreditasi ISQua dlm akreditasi


a. Lembaga akreditasi dan standard yg digunakan oleh lembaga tersebut
b. Lembaga penyelenggaran akreditasi standard yg digunakan program pelatihan yg
dilakukan.
c. Lembaga akreditasi dan proses penyelenggaran akreditasi’
d. fasilitas yankes baik primer maupun RS
e. Standar yang digunakan dan program pelatihan

38. Tujuan pnggunaan masker N95 oleh petugas adalah :


a. Melindungi petugas dari tertular infeksi melalui transmisi droplet
b. Melinddungi petugas dari tertular infeksi melalui airborne.
c. Melindungi pasien dr tertular infeksi keyika dilakukan tindakan yg menimbulkan
aerosilisasi
d. Melindungi pasien terhdp penularan infeksi ketika petugas batuk atau bersin
e. Melindung petugas dr tertular infeksi melalui transmisi kontak

39. Ruang isolasi yang digunakan utk merawat pasien covid-19 adalah
a. Ruang isoliasi bertekanan negative
b. Pasien covid19 tdk perlu dilakukan isolasi
c. Tidak perlu dilakukan isolasi cukup dipisahkan ruang rawat
d. Ruang isolasi bertekanan positif
e. Ruang isolasi bertekanan positif dan negative

40. Sebuah Puskesmas di KAbupaten “X” sedang dilakukan pembinaan oleh TPCB Dinas
Kesehatan setempat. Saat monev ditemukan beberapa Indicator Nasional Mutu (INM)
seperti angka keberhasilan Tuberculosis (TB) dan identifikasi tidak mencapai target, tidak
berubah sejak 3 bulan terakhir. Tidak ada analisis yang dibuatkan atas tidak tercapainya INM
tersebut. Data dukung sebagai bukti pelaksanaan kegiatan tidak dapat ditunjukkan dan
dasar perhitungan capaian INM tidak dapat di jelaskan.
Berdasarkan ilustrasi diatasfan dikaitkan dengan Tata Kelola Mutu (TKM) tahapan
manakah yang perlu perhatian dari Tim Mutu Puskesmas
a. Perencanaan
b. Pencatatan dan Pelaporan
c. Pemantauan dan Evaluasi
d. Pelaksanaan
e. Pengorganisasian

UKOM 30 APRIL 2021


1. Dalam menyusun indikator mutu dilakukan
a. Puskesmas tidak perlu menyusun indicator sendiri, karena indicator sdh ditetapkan
dalam Standart Pelayanan MInimal
b. Review terhadap indicator yang sdh ada, identifikasi-indikator yang dapat
dimonitor, metoda pengumpulan data, metoda analisis, sosialisasi dan pelaporan
c. Identifikasi unit-unit terkait , identifikasi jenis pelayanan , langsung susun indicator
-indikator sesuai dengan jenis pelayanan yang ada
d. Gunakan saja indicator-indikator yang sdh ditetapkanoleh pemerintah dan pemilik

2. Jika pada analisis terhadap terjadinya insiden KS, dengan menggunakan risk grading
matrix, ternyata masuk risiko sangat tinggi, maka yang harus dilakukan adalah
a. Dilakukan tindak lanjut oleh tim mutu puskesman
b. Dilakukan RCA paling lama 45 hari, dan dilakukan tindakan segera, perhatian
sampai kepada kepala Faskes (me)
c. Dilakukan investigasi oleh unit kerja yang bersangkutan dan ditindaklanjuti
d. Dilakukan tindak lanjut oleh Tim pengkatan mutu klinis dan KS (?)

3. Pengelolaan system utilitas, meliputi


A. Inspeksi, pengujian (testing), pemeliharaan dan perbaikan
B. Pengadaan, pengujian, dan pemeliharaan
C. Pengadaan, pemeliharaan dan pemusnahan
D. Pengadaan, pembersihan ( cleaning), perbaikan (repair) dan pemusnahan

4. Menurut Donabedian dalam peningkatan mutu pelayanan Kesehatan


A. Mutu pelayanan kesehatan adalah meminimalkan variasi proses
B. Hanya ada satu definisi yang tepat untuk mendefinisikan mutu pelayanan
kesehatan yaitu : kepuasan pasien
C. Dalam peningkatan mutu perlu standarisasi, yaitu : dengan menyususn Standar
Struktur, standar proses dan standar outcome
D. Mutu pelayanankesehatan adalah memenuhi keinginan pelanggan

5. Variasi proses dalam pelayanan kesehatan disebabkan karena


A. Tidak adanya standar struktur
B. Tidak adanya standar hasil
C. Bervariasinya sumber daya
D. Sistem tidak diukur, dimonitor, dikendalikan, dipelihara dengan baik , tidak
disempurnakan secara berkesinambungan
6. Etika batuk
A. Ditetapkan hanya utk pasien yang sakit batuk dan keluarga
B. Ditetapkan hanya utk pasien yang sakit batuk
C. Ditetapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis airborne
atau droplet
D. Ditetapkan hanya untuk pasien/kasus infeksi dengan transmisi airbornedan
droplet

7. Terjadi kesalahan pemberian obat hipertensi pada pasien rawat inap oleh perawat
pagi hari dan berakibat pasien mengeluh pusing-pusing dan sempoyongan, adalah
A. KTD dengan cedera ringan
B. Kejadian Tidak cedera
C. Kondisi berpotensi cedera
D. Kejadian nyaris cedera

8. Kajian risiko ( Risk Assesment ) meliputi


A. Analisis risiko, rencana meminimalkan risiko, implementasi dan monitoring
B. Identifikasi risiko, analisis risiko dan evaluasi
C. Identifikasi risiko, analisis risiko dan rencana meminimalkan risiko
D. Analisis risiko, menilai tingkat risiko dengan risk grading matrix dan merencanakan
penanggulangannya

9. Hal positif yang diperoleh dari adanya akreditasi pada pelayanan kesehatan adalah
sbg
a. Terbukti terjadi peningkatan kinerja output baik UKM maupun UKPsecara
signifikan
b. Terjadi perbaikan proses manajemen, proses pelayanan dan peningkatan
penyediaan sumber daya yang terstandar
c. Terbukti terjadi perbaikan luaran klinis dalam pelayanan UKP
d. Terbukti peningakatan kepuasan pelanggan secara konsisten

10. Dibawah ini adalah indicator dan target RPJMN 2020 – 2024
a. Presentasi merokok penduduk umur > 18 tahun – 8,7% pada tahun 2024
b. Prevalensi obesitas penduduk umue < 18 tahun -21,8%
c. Presentasi FKTP terakreditasi 100% pada tahun2024
d. Presentasi Puskesmas terakreditasi = 80% pada tahun 2024

11. APD yang digunakan pada kewaspadaan transmisi kontak adalah


a. Gaun, apron dan masker bedah
b. Sarung tangan dan gaun
c. Masker bedah dan sarung tangan
d. Masker N95 dan sarung tangan

12. Yang dimaksud dengan manajemen risiko adalah


A. Proses mengevaluasi, mengendaliakan dan meminimalkan risikodalam suatu
lingkungan masyarakat
B. Proses merencanakan perbaikan proses agar minimal dari risiko
C. Proses pemantauan dan pengendalian hazard agar tidak mengenai manusia dan
mahluk hidup yang lain termasuklingkungan ekologi
D. Proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam
suatu secara menyeluruh
E. Kerugian yang mungkin terjadi pada suatu satuan waktu atau kegiatan akibat
terpapar suatu hazard

13. Pertimbangan dalam memilih indicator prioritas dalam menilai atau memonitorkinerja
pelayanan adalah
1. Dipersaratkan oleh peraturan perundangan, high risk, high cost, high volume,
problem prone dan pertimbangan ketersediaan data
2. Belum adanya indicator yang ditetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
3. Indicator prioritas tidak boleh ditetapkan dengan cara consensus
4. Jika tidak ada consensus untuk memilih indicator tertentu maka indicator
tersebut tidak boleh digunakan
14. Identifikasi risiko baik dalam pelayanan klinis maupun UKM, tingkat kegawatan dan
kemungkinan terjadi, serta upaya untukmeminimalkan risiko dituangkan dalam
a. Daftar risiko hasil analisis dengan FMEA
b. Register insiden keselamatan pasien
c. Register risiko
d. Register inseden yang terjadi baik klinis maupun UKM

15. Pengelolaan linen kotor


A. Ditempat penggunaan, linen kotor tidak perlu dipisahkan dari linen yang
terkontaminasi, langsung dimasukan kantong kuning
B. Linen kotor disortir dan dicuci dilokasi dimana digunakan, baru kemudian linen
yang terkontaminasi dimasukan kantong kuning , lalu dibawa ke londri
C. Linen yang terkontaminasisegera dibungkus dan dimasukan dalam kantong
kuning dilokasi penggunaan
D. Jika terdapat faeses pada linen kotor, tidak perlu dibuang terlebih dahulu,
langsung masukkan kantong kuning, lalu dibawa ke londri

16. Penggunaan sarung tangan


a. Menggunakan sarung tangan kalau ada indikasi menggunakan sarung tangan
b. Untuk mengantikan pentingnya cuci tangan
c. Setiap kali memeriksa pasien
d. Ketika memeriksa pasien lain tidak perlu melepas sarung tangan, langsung
saja lakukan hand rub

17. Penyelenggarakan keselamatan pasien dilakukan dengan penerapan sesuai PMK 11


tahun 2017
a. Analisis dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasien dan pelaporan
b. Penerapan standar keselamatan pasien melalui penerapan standar akreditasi
c. 7 standar KS, 6 sasaran KS, 7 langkah menuju KS
d. Pelaporan insiden KS ke KNKP jika terjadi KTD kategori merah atau kuning dan
kejadian sentinel serta tindak lanjutnya

18. Failure Mode dan Efefect Analisisi adalah


A. Alat manajemen risiko untuk mengkaji suatuprosedur secara rinci, mengnali
model-model kesalahan yangada, untuk kemudian ditindak lanjuti
dalamperbaikan disain/prosedur
B. Alat mutu untuk menyelesikan insiden KS yang tidak termasuk dalam Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD)
C. Alat manajemen risiko untuk menyelesaikan jika terjadi Kejadian Tidak
Diharapakn (KTD)
D. Alat manajemen risiko untuk menganalisa suatu proses yang bermasalah dan
mendisain model yang inovatif

19. Untuk mencegah agar tidak terjadi penularan pada petugas ketika melakukan yang
menimbulkan aerosolisasi pada masa pandemic Covid 19
A. Pasien yang sakit TBC menggunakan masker N95
B. Tidak perlu menggunakan masker, cukup dengan hand hygiene saja
C. Petugas menggunakan masker biasa
D. Petugas menggunakan masker N95

20. Ketua tim PPI adalah


A. Perawat IPCN
B. Dokter yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI Dasar
C. Tenaga kesehatan yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI
Dasar
D. Perawat IPCN yang telah mengikuti PPI dasar dan PPI lanjutan
21. Prinsip pembinaan adalah
A. Spesifik oleh petugas pembina yang kompeten
B. Diawali dengan self assm, dilanjutkan dengan analisis, menyusun rencana
kegiatan pembinaan, pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasinya
C. Dilaksanakan secara khusus oleh tim Pembina sesuai dengan permintaan dari
puskesmas
D. Komitmen, mutu, kerja tim, pembelajaran berkelanjutan, efektif dan efisien

22. Tujuan pengeloaan limbah adalah


a. Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar
daripenyebaran infeksi dan cedera
b. Agar fasilitas pelayanan kesehatan tampak bersih dan hygienis
c. Agar sampah non infeksius dapat dikelola dengan baik
d. Agar petugas tidak tertular infeksi dari pasien

23. Identifikasi risiko dalam pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan cara
a. Menunggu terjadinya insiden KS
b. Curah pendapat, adanya complain, adanya keluhan, adanya insiden, adanya hasil
audit
c. Berdiskusi dengan pasien sebagai wujud keterlibatan pasien dalam
manajemen risiko
d. Menunggu adanya laporan kejadian tidak diharapkan

24. Perbaikan mutu yang berkesinambungan dilakukan dengan


A. Penerapan dan monitoring berkesinambungan terhadap penerapan SOP
B. Mengikuti siklus PDCA/PDSA
C. Pendokumentasian yang baik
D. Standar struktur, proses dan outcome

25. Perhitungan RISK PRIORITY NUMBER pada waktu melakukan FMEA dilakukan
dengan cara
A. Melakukan penjumlahan variable detectability dan occurrence
B. Melakukan perkalian detectability, occurrence dan severity
C. Melakukan perkalian detectability dan occurrence
D. Melakukan penjumlahan variable detectability, occurrence dan severity

26. Strategi peningkatan mutu tahun 2020-2024 adalah


A. Penguatan system manajemen obat
B. Penyempurnaan system akreditasi, terlaksananya pengukuran mutu, dan
terlaksananya laporan KS
C. Penguatan system informasi digital untuk pelaporan KS, penguatan system
mutu pada pelayanan kesehatan dasar, pelayanan rujukan, dan pelayanan
penunjang
D. Penguatan system informasi digital di fasyankes dasar dan fasyankes rujukan

27. Pembinaan ke Puskesmas oleh tim Pembina dari kab/kota idealnya dilakukan dengan
cara sbg
a. Dilakukan secara peer oleh puskesmas yang capaian kinerjanya lebih baik
b. Dilakukan secara terpadu, secara periodic, dan berkesinambungan sesuai
dengan analisis permasalahan yang ada
c. Dilakukan oleh tenaga konsultan sesuai dengan permasalahan yang ada
d. Dilakukan masing-masing oleh petugas yang kompeten dalam bidangnya
sesuai permasalahan yang ada di puskesmas secara periodik, konsisten dan
berkesinambungan

28. WHO telah menetapkan 7 dimensi mutu. Dimensi mutu yang terkait dengan
“Menyediakan pelayanan berbasis bukti”
A. Efektif
B. Aman
C. Efisien
D. Berorientasi pada pasien
29. Terjadi kesalahan pemberian obat pada pasien karena salah identifikasi, tetapi segera
diketahui dan obat segera ditukar dengan obat yang benar. Kejadian tersebut adalah
a. Kejadian sentinel
b. Kejadian nyaris cedera
c. Kejadian tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi
d. Kondisi potensial cedera

30. Kewaspadaan isolasi meliputi


a. Kewaspadaan standard an kewaspadaan transmisi
b. Kewaspadaan standard dan surveilans PPI
c. Hand hygiene 6 langkah pada 5 kesempatan
d. Hand hygiene dan penggunaan APD

31. Dari 10 fakta KS yang diidentifikasi oleh WHO terkait dengan pelayanan pada fasilitas
pelayanan kesehatan primer adalah
a. Tingginya insiden KS di fasyankes primer
b. Kesalahan administrative, antara lain kesalahan identifikasi, error dalam
pencatatan medis pasien, komunikasi pada saat transisi
c. Tingginya biaya kesehatan utk mengatasi KTD
d. Keterlambatan memberikan terapi

32. Tujun melaporkan insiden KS adalah


A. Utk melakukan pengkajian dan memberikan umpan balik berupa
rekomendasiKS dalam rangka mencegah berulangnya kejadian yang sama di
fasyankes dan memberi teguran kepada fasyankes yang melaporkan insiden KS
B. Utk melakukan pengkajian dan memberikan umpan balik berupa
rekomendasiKS dalam rangka mencegah berulangnya kejadian yang sama di
fasyankes dan memberi teguran dan sangsi hukum kepada fasyankes yang
melaporkan insiden KS
C. Diperuntukan sebagai alat bukti dalam proses peradilan
D. Utk melakukan pengkajian dan memberi umpan balik berupa rekomendasi KS
dalam rangka mencegah terulangnya kejadian yang sama difasyankes
33. Hasil penilaian indicator mutu ditindak lanjuti dengan upaya perbaikan mutu /kinerja
yang berkesinambungan. Perbaikan mutu yang berkesinambungan adalah
A. Suatu komitmen dan pendekatan utk meningkatkan proses secara
berkesinambungan mengikuti siklus PDSA
B. Upaya perbaikan yang hanya dilakukan jika ada masalah, setelah melalui
proses analisis
C. Upaya perbaikan yang dilakukan secara individual oleh penanggung jawab
program/pelayanan
D. Mengikuti siklus POACE

34. Pelaporan insiden KS oleh puskesmas dilakukan dengan cara sbg


a. Pelaporan semua insiden KS ke KNKP
b. Pelaporan semua insiden KS ke Dinas Kesehatan Kab/kota
c. Pelaporan internal di puskesmas dan tindak lanjut hasil investigasi
d. Pelaporan internal setiap terjadi insiden KS dan pelaporan KTD dengan
kategori merah atau kuning ke KNKP

35. Pembersihan permukaan sekitar pasien, harus dilakukan:


a. Sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan Kesehatan
b. Seminggu nsekali
c. Setiap hari setelah pasien keluar dari fasyankes
d. Tiga hari sekali

36. Salah satu unsur penyempurnaan penyelenggaraan akreditasi di FKTP sebagai upaya
peningkatan mutu fasyankes secara berkesinambungan:
a. Meningkatkan peran Dinas Kabupaten/Kota dalam mel;akukan bimbingan persiapan
oleh TPCB
b. Bimbingan persiapan akreditasi oleh surveyor
c. Survei simulasi oleh surveyor
d. Penyusunan Perencanaan Perbaikan Strategis
Ujian Kompetensi Surveior

1. Untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pelayanan pasien di Puskesmasmaupun


pelayanan terhadap sasaranprogram UKM dalam kegiatan UKM, perlu diterapkan :
a. Perlu dilakukan FMEA untuk setiap proses kegiatan pelayanan UKM dan UKP
b. Pengukuran capaian indikator- indikator kinerja pelayanan UKM dan UKP, analisis dan
tindak lanjutnya
c. Diterapkan Manajemen Resiko baik dalam pelayananUKM dan UKP
d. Dilakukan monitoring terjadinya insiden keselamatan pasien dan insiden yang dialami
petugas maupun sasaran UKM

2. Salah satu unsur penting dalam pelaksanaan PISPK adalah melakukan analisis IKS awal
keluarga A memiliki IKS0,6 maka keluarga tersebut masuk dalam kategori :
a. Keluarga sehat
b. Keluarga tidak sehat
c. Keluarga Pra sehat
d. Keluarga kurang sehat

3. Tahap perencanaan Pukesmas terdiri dari :


a. Persiapam, penyusunan perencanaan Puskesmas, analisa situasi ,
Perumusan masalah
b. Persiapan, Analisa situasi, Penyusunan rencana Puskesmas, perumusan masalah
c. Persiapan, Perumusan masalah ,Analisa situasi, Penyusunan rencana Puskesmas
d. Persiapan Analisa situasi, Perumusan masalah , Penyusunan rencana
Puskesmas

4. Berikut yang terkait dengan intervensi lanjut dalam PISPK :


a. Tim pembina keluarga melakukan update pasca pelaksanaan pasca intervensi
lanjut
b. Dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor
c. Semua benar
d. Direncanakan berdasarkan analisa hasi kunjuungan keluarga

5. Penerapan PPI di Puskesmas sebagaimana dipesyaratkan dalam standar


akreditasidan peraturan perundangan adalah:
a. Diterapkannya kewaspadaan berbasis transmisi .dan bundles
b. Ditrapkannya kewaspadaan standar, penggunaan antimikroba dengan bijak dan
bundles
c. Dilakukan kebersihan tangan sebagai wujud pelaksanaan program PPI
d. Diterapkannya prinsip kewaspadaan isolasi, penggunaan antimikroba dengan bijak dan
bundles

6. Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan praturan perundangan yang berlaku


sehingga Puskesmas harus :
a. Menerapkan bnilai kritis dan nilai ambang kritis sesuai kemasan reagen
b. Menyediakan pelayanan laboratorium selama 7 hari dalam seminggu dan 24
jam pada Puskesmas yang memberikan pelayanan gawat darurat
c. Menerapkan nilai rentang secara kolaboratif dengan seluruh praktisi klinis
d. Melakukan pemantapan Mutu sesuai dengan jenis dan ketersediaan
peralatan

7. Upaya peningkatan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasar rencana
program yang disusun. Dalam menyusun program tersebut, perlu diperhatikan :
a. Program PPI bukan merupakan bagian terintegrasi dari program mutu
Puskesmas dan harus direncanakan tersediri
b. Program mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien perlu dipisahkan dari program
PPI
c. Masing masing penanggung jawab pelayanan menyusun rencana program mutu
masing masing berdasar permasalahan mutu yang dijumpai
d. Program tersebut besifat terintegrasi antara program mutu manajemen. Program
mutut UKMdan program mutu UKP dan keselamatan pasien serta PPI
8. Untuk mengupayakan keselamatan pasien sesuai dengan referensi” to err is human” adalah
a. Redisain system agar orang berbuat benar dan mencegah orang berbuat salah
b. Setiap terjadi insiden dicari profesional pemberi asuhan yang memberi
pelayanan untuk menganalisa kesalahan dan pemberi asuhan
c. Petugas yang terbukti melakukan kesalahan dipindahkan ke unit lainyang tidak
langsung menangani pasien
d. Jika terjadi insiden dilakukan analisis kompetensi dari petugas yang
memberikan asuhan

9. Persyaratan bangunan yang diminta pada standar akreditasi adalah :


a. Puskesmas diselenggarakan diatas bangunan yang permanen
b. Bangunan Puskesmas boleh bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja
lain
c. Bangunan Puskesmas boleh di balai desa
d. Bangunan Puskesmas tidak perlu memenuhi persyaratan lingkungan sehat

10. Pertemuan H-1 dilakukan oleh surveyor dengan Kepala Puskesmas, perwakilan karyawan
dan perwakilan dari Dinas kesehatanKabupaten/ Kota dengan tujuan :
a. Makan malam bersama
b. Beramah tamah dengan kepala puskesmasdan perwakilan dari Dinas
kesehatan Kota/kabupaten
c. Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan survey, menjelaskan kode etik survey dan
perkenalan
d. Sekedar menjalin keakraban antara tim surveyor dengan pihak Puskesmas dan Dinas
kesehatan

11. Kebijakan , pedoman, prosedur merupakan dokumen yang dipersyaratkan untuk disusun dalam
memenuhi persyaratan akreditasi.Dokumen dokumen tersebut harus diperlakukan sebagai
berikut :
a. Cukup disediakan dan disimpan di secretariat akreditasi dan hanya diberikan jika ada
yang membutuhkan
b. Dikendalikan dengan baik sesuai dengan kebijakan pengendalian
dokumendan rekam implementasi dan tersedia di tempat
c. Dokumen regulai tidak perlu dikendalikan
d. Disusun sesuai dengan format bakuuntuk memenuhi persyaratn dokumen yan ada
pada elemen penilaian

12. Tanggungjawab untuk melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dapat ditelusur


dari :
a. Adanya kejelasan tanggungjawab setiap karyawan untkmemfasilitasi pemberdayaan
masyarakat, adanya bukti pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan
fasilitas pembentukan UKBM dan fasilitasi pelaksanaan SMD dan MMD
b. Terlaksananya kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan rencana kegiatan yang
disusun
c. Esedianya bukti evaluasi dntindak lanjut terhadapkegiatan-kegiatan program UKM
terutamayang melibatkan peran lintas sektordan lintas program
d. Terlaksananya posyandu , penimbangan balitasesuai dengan perencanaan yang
disusun dan kesepakatan dengan kader dan masyarakat

13. Untuk menilai bahwa pemeliharaan peralatan dilakukan dengan baik maka surveyor akan
menelusur
a. Ada penanggungjawab perlatan, dilakukan inventaris alat, ada program pemeliharaan yang
dilaksanakan dimonitor, dievaluasi dan ditindaklanjuti
b. Semua alat tertata rapih dan bersih
c. Semua alat ditata dalam almari alat yang terkunci
d. Semua mobil ambulance tidak ada yang rusak dan berfungsi

14. Untuk menilai bahwa penilaian kinerja Puskesmas dilakukan dengan baik, maka surveyor
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Ditetapkannya indikator kinerja, dilakukan pengumpulan data
kinerja,dilakukan analisis dan tindak lanjut
b. Indikator kinerja pelayanan klinis harus disusun sebagai prioritas utama di
Puskesmas
c. Kaji banding kinerja antar Puskesmas hanya dilakukan jika tersedia
dananuntuk melakukan visitasi ke puskesmas lain
d. Pusksmas tidak perlu melakukan kaji banding kinerja dengan Puskesmas lain

15. Ada kewajiban bagi kepala puskesmas dan para penaggungjawab program/kegiatan untuk
melakukan pengarahan. Yang ditelusur surveyor adalah :
a. Memeriksa catatan harian keala puskesmas, apa saja kegiatanharian yang
dilakukandan kapan saja dilakukan, pengarahan kepada karyawan dengan kejelasan
waktu, materipemgarahan dan hasil hasil pengarahan
b. Wawancara pada karyawan puskesmasdan menayakan pada meraka apa tindak
lanutyang dilakukan setelah diberi pengarahan oleh kepala puskesmasdan hasil
hasil yang dicapai
c. Mekanisme pengarahan yang ditetapkan dalm kebijakan, tersedianya Sop Sop
pengarahan sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam kebijakan, dan bukti-
bukti pelaksanaannyamelalui periksa rekam kegiatan dan wawancara
d. Memeriksa pada notulen lokakarya mini puskesmas, apakah ada catatan tentang
pengarahan yang dlakukan oleh kepala puskesmas dan berusaha memahami isi
pengarahan tersebut

16. Kepala Puskesmas bersama penanggungjawab wajib menyelaraskan perencanaan dengan visis
misi , tujuan dan tata nilaipuskesmas dan dengan kebuthan masyrakat. Untuk menilai hal
tersebut dilaksanakan, surveyor melakukan:
a. Melihat agenda dan notulen rapa evaluasi tahunandanmenilai capaian indikator
apakah sesuai dengan visi misi, tatanilai ,dan tujuan puskesmas dan rencana lima
tahunanyang disusun
b. Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini puskesmas dalam penyusunan
perencanaan yang agendanya adalahpaparan kepala puskesmas tentang visi misi,
tatanilai puskesmas , hasil analisis kebutuhanmasyarakat danketerkaitan antara visi
misi, tatanilai, tujuan dan hasil analsisikebutuhan masyarakat denganprogram –
program yang direncanakan
c. Meminta kepala puskesmas dan penanggungjawab menunjukkan keterkaitan visi misi,
tatanilai puskesmas dengan indikator kinerja yang disusun
d. Melihat agenda dan notulen rapatlokakarya mini bulanan yang menunjukkancapaian
kinerja puskesmasbulanan dan dicocokkan dengan visi puskesmas

17. Perencanaan tahunan Puskesmas mengacu pada :


a. Perencanaan tahunan puskesmas dikecamatan yang sama
b. Kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota, hasil analisis situasi berdasarkan
data 4 ( empat)tahun sebelumnya dan prediksi situasi ke depan yang mungkin terjadi
c. Kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota, hasil analisis situasi
berdasarkan data tahun sebelumnya dan prediksi situasi ke depan yang mungkin
terjadi
d. Kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/ kotadan perencanaan tahunan
puskesmas di kecamatan yang sama

18. Yang termasuk dalam standar kulaitas pada pelayanan kesehatan ibu hamil di SPM Kesehatan
daerah Kab/Kota adalah :
a. 10 T
b. K4 & 10 T
c. K3
d. K4

19. Penyusunan RUK dan RPKdilakukan oleh Puskesmas berdasarkan :


a. RUK tidak perlu mengintegrasikan kegiatan UKM dan UKP
b. RUK dan RPK tidak perlu mengacu pada rencana lima tahunan
c. Tidak perlu dilakukan analisa kebutuhan masyarakat dalam menyusun RUK maupun
RPK yang penting rencana yang disusun sesuai dengan rencana strategi Dinas
kesehatan kabuapten / Kota
d. Analisa kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan ( comunity health analysis)

20. Rencana pelaksanaan kegiatan mutu dan keselamatan pasien disusun berdasarkan :
a. Hasil pembahasan dengan Kepala puskesmas sesuai dengam hasil supervisi
b. Koordinasi dan komunikasi dengan lintas sektor dalam menyusun
perencanaan mutu dan keselamatan pasien
c. Kegiatan yang disuslkan oleh penanggungjawab UKP dan UKMyang akan
ditetapkan dalam RPKyang dijabarkan dalam kerangka acuan kegiatan
d. Adanya insiden keselamatan pasien ,pencapaian indikator sasaran
keselamatan pasien, ketersediaan sumber daya

21. Penetapan jenis dan isi kajian awal dalam rekam medis :
a. Ditetapkan secara kolboratif berdasar kesepakatan praktisi klinis yang bekerja di
Puskesmas
b. Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar arahan dari kepala Dinas
kesehatan Kab/ kota
c. Disusun dan ditetapkan oleh penanggungjawab UKP dengan meminta
pertimbangan pada penanggungjwab UKM
d. Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar acuan yang jelas

22. Program peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien disusun dan
dilaksanakan berdasar :
a. Hasil capaian indikator keselamatan pasien
b. Usulan tim mutu yang disepakati dengan dokter perawat dan petugas
kesehatan pemberi asuhanyang lain untuk dilaksanankan
c. Hasil capaian indikator kinerja pelayanan klinis dan indikator keselamatan pasien
dan ketersediaan sumber daya dengan keterlibatan praktisi klinis
d. Hasil penilaian capaian indikator kinerja pelayaan klinis

23. Pernyataan dibawah ini yang bukan merupakan konsep pendekatan keluarga adalah :
a. Menggunakan prokesga dan pinkesga
b. Melibatkan lintas program dan lintas sektor
c. Intregrasi pelaksanaan program di UKP dan UKM yang berkesinambungan
d. Kunjungan pada keluarga prioritas ( non total coverage )

24. Pelaksanaan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga ditingkat


Puskesmas dilaksanakan melalui kegiatan :
a. Pelaksanaan intervensi lanjut dan integrasi program
b. Semua benar
c. Analisa hasil kunjungan keluarga untuk mendapatkan peta masalah kesehatan
dilakukan perumusan intervensi masalahkesehatan dan penyusunan rencana
ususlan kegiatan
d. Kunjungan keluarga utnuk melakukan pemantauan kesehatan pada seluruh anggota
keluarga dengan menggunakan prokesga dan intervensi awal dengan menggunakan
pinkesga

25. Dalam upaya perbaikan mutu di Puskesmas maka yang harus dilakukan oleh
Puskesmas adlah :
a. Perbaikan mutu hanya menjadi tanggujawab puskesmas jadi lintas sektor dan
masyarakat tidak perlu dilibatkan
b. SMD dan MMD hanya membuang waktu saja sehingga tidak perlu dilakukan
c. Masyarakat tidak perlu dilibatkan dalam upaya perbaikan mutu Puskesmas
d. Pemberdayaan penggunana dapat dilakukan melalui SMD ,MMD atau mekanisme
lain untuk memberikan asupan dalam uupaya perbaikan mutu puskesmas

26. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dilakukan upaya pendekatan keluarga,
program Indonesia sehat dengan Pendekatan keluarga dilaksanakan di Puskesmas
intervensi yang dilakukan berdasar hasil pendataan adalah :
a. Dilakukan intervensi awal dan intervensi lanjutan berdasar hasil perhitungan IKS tingkat
kecamatan
b. Dilakukan intervensi lanjutan dengan melibatan masyarakat oleh
penanggungjawab UKM Puskesmas
c. Dilakukan intervensi awal berdasar hasil penghitungan IKS tingkat kecamatan
d. Berdasar hasil identifikasi permasalahan pada keluarga berdasar
penghitungan IKS, dilakukan intervensi awal,dankemudian dilakukan intervensi
lanjutan dengan melibatkan keluarga

27. Dalam instruemen standar akreditasi Puskesmas bahwa pelaksanaan pelayanan UKM
diperkuat oleh Program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PISPK).Regulasi
yang mengatur penyelenggaraan PISPK adalah :
a. Permenkes 39 tahun 2016
b. Permenkes 36 tahun 2015
c. Permenkes 36 tahun 2016
d. Permenkes 29 tahun 2015

28. Jika terjadi kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas yang masuk kategori kuning
atau merah maka yang harus dilakukan oleh Puskesmas adalah :
a. Kejadian KTD tersebut cukup dilaporkan saja ke Dinas Kesehatan kabupaten
/Kota tanpa harus dilakukan RCA atau investigasi sederhana
b. Terjadinya KTD adalah tanggungjawwab penanggungjawab UKP jadi kepala
Puskesmas tidak perlu ikut bertanggungjawab untuk melaporkan
c. Dibentuk tim RCA , dilakukan RCAuntuk kejadian tidak diharapkan tersebut dan
bagaimana tindak lanjutya
d. Dilakukan FMEA

29. Yang dimaksud komunikatif efektif dalam pelayanan pada sasaran keselamatan pasien
yang ke dua adalah :
a. Komunikasi via telephone, handover, transfer, termasuk hasil penyampaian
laboratorium kritis
b. Sistem komunikasi yang dibangun untuk memperlancar komunikasi antar petugas di
fasilitas pelayanan kesehatan
c. Komunikasi interdisiplin antar pemberi asuhan
d. Komunikasi interpersonal antara pasien dan pemberi layanan

30. Apabila terjadi kegawatdaruratan pasien , akses terhadap obat emergency sangat penting
sehingga :
a. Obat emergency tersedia di unit pelayanan , dimonitor, dan diganti sesuai
kebijakan puskesmas
b. Kunci kotak obat emrgency dipegang oleh 2 orang yang berbeda sehingga
keamanannya terjamin
c. Obat emergency dapay diakses oleh semua orang apabila diperlukn dan dicatat
penggunaannya
d. Obat emergency tersedia di setiap unit puskesmas sehngga terjamin
ketersediaan nya

31. Jika terjadi kasus salah pemberian obat “ high alert” dan berakibat gangguan fisik permanen,
maka :
a. Petugas farmasi yang keliru memberikan obat diberikan sanksi karena tidak
melakukan double cek
b. Dokter yang menetapkan dianalisa kenapa salah memberikan obat
c. Dilakukan investigasi sederhana untuk melakukan analisis masalah dan dilakukan
indak lanjut untuk menyelesaikan kejadian tersebut
d. Dilakukan RCA, tetapi orang tidak bisa disalahkan karena orang berada pada system
tersebut

32. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dapat dibuktikan :
a. Bukti hasil evaluasi laboratoriun luar sesuai idikator mutu yang ditetapkan
b. Waktu pelaporan hasil dityetapkan seragam sehingga memudahkan pasien dan
petugas
c. Pemeriksaan labortorium kritis dilakukan segera
d. Hasil pengukuran dan analisis ketepatan waktu pelaporan hasil sesuai
ketentuan yang ditetapkan

33. Informasi yang perlu disediakan pada pelayanan pendaftaran adalah :


a. Informasi tentang jumlah tenaga kesehatan yang melayani puskesmas
b. Informasi tentang dokter dan nomor telephone dokter yang melayani di
Puskesmas
c. Informasi tentang pendaftaran, jenis pelayanan, alur pendaftaran, serta jadwal
pelayanandan fasilitas rujukan yang bekerjasama
d. Infrmasi tentang tarif dan layanan dokteryang melayani dan jam buka
pelayanan

34. Untuk menilai apakah manajemen resiko sudah diterapkan di puskesmas sesuai dengan
standar akreditasi Puskesmas untuk pelayanan UK dan UKM, maka surveyor menelusur :
a. Semua unti pelayanan melakukan RCA untuk semua kejadian insiden yang menimpa
baik petugas puskesmas, pasienmaupun sasaran UKM
b. Puskesmas harus bebas sama sekalidari resiko yang mungkin menimpakaryawan,
pasien ,maupun sasaran-sasaran UKMsesuai dengan kebijakan kepala puskesmasyang
menjelaskan langkah-langkah manajemen resiko
c. Semua unit pelayanan dilatih dan melaksanakan FMEA untuk meminimilkan
terjadinya resikodalam semua pelayananyang ada di Puskesmas
d. Apakah ada kebijakan tentang penerapan manajemen resiko, dilaksanakannya
FMEA pada area prioritas dan adanya registr resiko yang disusun secara kolaboratif

35. Pengelolaan linen dengan benar, cuci tangan hand hygien, pembersihan dan
desinfeskiperalatan perawatan pasien dan prosedur penyuntikan yang aman wajib diterapkan
sesuai pedoman PPI dari standar akreditasi. Kegiatan tersebut termasuk dalam :
a. Kewaspadaan standar
b. Monitoring dan audit PPI
Surveilans PPI
c. Kewaspadaan berdasar transmisi

36. Jika kegiatan posyandu bidan menjumpai adanya ibu hamil dengan hipertenis ,nyeri
epigastrium, sesak nafas pada kehamilan 35 minggu ,yang dilakukan oleh bidan yang
memeriksa ibu hamil tersebut adalah :
a. Dianjurkan untuk kontrol ke puskesmas untuk ditindak lanjuti
b. Dianjurkan untuk banyak istirahan dan diberi obat hipertensi dan petugas puskemsas
menganjurkan kkemasyarakt untuk menyediakan ambulance desa untuk sewaktu
waktu merujuk ke rumah sakit
c. Dipertimbangkan terminasi kehamilan dan segera rujuk ke rumah sakit
d. Dilakukan pengobatan sementara dengan memberikan antihipertensi dan convulsan

37. Peran Dinas kesehatan kota /kab antara lain yaitu


a. Melakukan analisis terhada hasil yang telah dicapai,dibandingkan dengan target yang
ditetapkan
b. Melakukan identifikasi kendala /hambatan dalam pelaksanaan upaya
kesehatan
c. Melakukan verufikasi hasil penilaian kinerja Puskesmas dan menetapkan kelompok
peringkat kinerja Puskesmas
d. Membentuk tim kecil puskesmas untuk melakukan kompilasi hasil
pencapaian

38. Untuk menilai bahwa monitoring kinerja puskesmas dilakukan dengan baikmaka yang
dilihat surveyor adalah :
a. Melihat hasl monitoring sesuai dengan indikator yang disusun
b. Adanya kebijakan monitoring kinerja yang menyebutkan mekanisme monitoring yang
diantaranya adalah melalui lokakarya mini bulanan diikuti dengan melihat sop sop
monitoring dan bukti2 pelaksanaan monitoring
c. Melihat tindak lanjut yan dilakukan oleh puskemsas teerhadad hasil monitoring sesuai
dengan hasil pengumpulanindikator kinerja yang disusun
d. Adanya sop yang menunjukkan langkah2 mulai kepala puskesmas bersama para
penanggungjwab meyusun instrumen monitoring sampai dengan pelaksnaan dan
analisis hasil monitoring

39. Dibawah ini termasuk dalam jenis pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal kesehatan
daerah Kab/ kota kecuali
a. Pelyanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
b. Pelayanan kesehatan pada penderita malaria
c. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
d. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
40. Pencegahan penularan infeksi pada airbornebaik dipuskesmas maupun
masyarakatdilakukan dengan cara :
a. Pasien dengan infeksi yang ditularkan melalui airborne wajib menggunakan masker
N95
b. Petugas memakai masker bedah dan pasien dengan infeksi airbornehanya boleh
diperiksa diruang isolasi
c. Pemakaian apd yang tepat, memakai maskerN95 jika melayani pasien infeksi
airborne yang masih aktif, penataan ruang periksa di puskesmas ,
penempatan pasien rawat inapdi puskesmas denga benar
d. Tiap karyawan yang melayani pasien dengan infeksi airborne cukup
menggunakan masker bedah

41. Sebagai bukti dipenuhinya standar akreditasitentang hak pasien dan keluarga
ditunjukkan dengan :
a. Petugas danpasien memahami hak pasien dan keluarga
b. Adanya pengumuman tentang hak pasien dankeluarga
c. Hak pasien dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dalam pelayanan yang
dipandu oleh kebijakan pelayanan dan prosedur prosedur pelayanan yang mengatur
tentang pelaksanaan pemenuhn hak- hak pasien
d. Adanya informasi tentang hak pasien dan keluarga , ada bukti petugas paham dan
hafaltentang hak pasien dankeluarga , dan ada bukti dilakukan penyuluhan
kepada pasien tentang hak pasien dan ada bukti dilakukan edukasi hak pasien
pada karyawan

42. Dalam melakukan penilaian kinerja UKM, pelu ditelusur oleh surveior dalah :
a. Apakah penilaian kinerja dilakukan oleh dinas kesehatankab/kota dengan
menggunakan SPM dinKes kab/Kota
b. Adanya indikator2 yang jelas dalam kegiatan UKM dilakukan pengumpula data
terhadap indikator2 tersebut, dianalisis dan ditindaklanjuti
c. Ada bukti telusur terhadap dokumen penilain kerja karaywan pelaksanaan kegiatan
ukm
d. Penilaina kinerja cuup dibuktukan oleh surveior cukup dengan pengamatan saja
43. Bahwa pasien dengankebutuhan darurat atau mendesak diprioritaskan untuk asesmen
danpengobatan, ditunjukan dengn bukti :
a. Diprioritaskan berdasar indentifkasi pasiendengan kebutuhan khusus
b. Pasien dengankebutuhan darurat langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatanyang lebih mampu
c. prioritaskan berdasarkan nomor antrian atau boking online
d.........trias dan pasien diberi pelayananberdasar urgensi kebutuhan, dengan
ketentuan yang ditetapkan dapat dibuktikan dengan....( jawaban
panjang..ada laborattorium)

44. Persetujuan tindak medik diminta sebelu pelaksanaan tindakan bagi yang
membutuhkan persetujuan tindakan dengan :
a. Tidak boleh dilakukan secara lisan
b. Harus disaksikan oleh keluarga pasien
c. Sebelum menyetujui pasien diberi konseling tentang hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan
d. Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal mencakupdiagnosis, tata cara,
tujuan, alternatif tanggungjawb, prognosis, kompilasi biaya

45. Dalam upaya Puskemas untuk pencegahan PTM .yang perlu dilakukan oleh Pusesmas
adalah :
a. Semua kasusu ptm yang dijumpaipada pelaksanaan pipk dirujuk kefasiliatsi pelayana
kesehatnrujukan untukkemudian dioakukan pengobatan sesuai dengan rekomendasi
rujuk balik dari fasiliats pelayanan kesehatan rujukan
b. Hanya pasien PTM yang dirujuk balaik oleh rumah sakit yang diobati di
Puskemsas
c. Peningkatan detesi dini faktor resiko PTM malalui posbindu peigkatan akses pelayanan
terpadu PTM di fktp,penylukhan tentang dampak buruk merokok
danmenyelenggarakan pelayanan upaya berhenti merokok
d. Pengobatan tuntas pada kasus diabetes dan hipertensi sebagai prioritas
pencegahan penyakit tidakmenular

46. Yang termasuk standar kualitas dalam pelayanan anc :


a. Pengukurantekanan darah
b. Temu wicara/konseling
c. Pengukuran tinggi badan
d. Pengukuran berat badan

47. Untuk memenuhi akses masyarakat terhadap pelayanan UKP dan UKM maka harus dilakukan
:
a. Informasi tentang kegiatan ukp dan ukm puskesmas, tujuan , alur danjadwal
diinformasikan dan dipahamai oleh lintasprogra dan lintas sektor agar tidak terjadi
keterlamabatan
b. Disediakan media informasi sesuai dengan yang dikehendakioleh masyarakat sebagai
bukti masyarakat berperan aktif dalam kegiatan UK dan UKM
c. Informasi tentang kegiatan ukp dan ukm harus dipahamioleh masyarakat, evaluasi
kejelasan informasi tidak dipersyaratkan oleh standar akreditasi
d. Informasi tentang kegiatan ukp dan ukm puskesmas, tujuan , alur/ pentahapan dan
jadwal kegiatan disampaikan pada lintasprogram dan lintas sektor terkait masyarakat
dan sasaran
48. Salah satu unsur penting dalam penilaian implementasi PISPKadalh terkait dengan data indeks
keluarga sehta (IKS) tiap keluarg.IKS tiap keluarga dapat diidentifikasi :
a. Masalah kesehatan dari tiap keluarga
b. Masalah kesehatan dari tiap kecamatan
c. Semua benar
d. Masalah kesehatan dari tiap desa/Kelurahan

49. Yang dinilai surveior pada waktu survei akreditasi adalah


a. Memberikan bimbingan agar puskesmas lulus akreditasi
b. Melakukan wawancara dengan kepala puskesmas dan staf untuk menilai
kekurangan yang dimiliki puskesmas
c. Melakukan penilaian terhada dokumen dokumen yang dipersyaratkan oleh tiap
elemen penilaian
d. Menilai apakaj sytem pelayanan, system manajemen mutu dan system manajemen
ada dan berfungsi, yang dapat dibuktikan dengan pencapaian elemen penilaian
yang ada pada tiap kriteria standar akreditasi

50. Agar obat terjamin dan layak dikonsumsi oleh pasien, Puskesmas melakukan :
a. Tersedia persyaratan pemyimpanan obat di gudang obat sesuai dengan
peraturan perundangan
b. Petugas menjelaskan penanganan obat yang kadaluarsa kepada pasien
c. Apabila pasien melaporkan adanya obat kadaluarsa , obat segera ditarik dari
peredaran
d. Pembrian obat disertai dengan label dan informasi lengkap sesuai dengan
prosedurdan dilakukan edukasi pasien

LOKAKARYA TAHAP I TIM PENJAMIN MUTU EKSTERNAL 11-14 NOPEMBER 2020


1. Kata kunci pada saat penetapan kriteria HAIs pada pasien yang dilakukan tindakan atau
perawatan adalah
a. Melindungi pasien dari infeksi yang terjadi saat datang ke Fasyankes
b. Melindungi pengunjung dari resiko paparan penularan infeksi
c. Melindungi petugas kesehatan agar terhindar dari penularan penyakit infeksi
d. Melindungi pasien saat masuk rawat tidak dalam masa inkubasi atau infeksi terjadi
infeksi saat pulang rawat

2. Kewaspadaan Standar adalah :


a. Dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan di semua fasilitas pelayanan kesehatan
baik yang didiagnosis, diduga terinfeksi atau kolonisasi, terutama saat memberikan
pelayanan kepada pasien atau di masyarakat
b. Dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan di semua fasilitas pelayanan kesehatan
pada pasien yang diduga memiliki diagnosa penyakit yang penularannya melalui kontak,
droplet dan airborne
c. Suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien , petugas
dan pengunjung
d. Mengawasi kegiatan yang dilakukan petugas untuk mencegah terpapar pada penyakit
infeksi

3. Sistem manajemen mutu meliputi:


a. Input, proses, output, outcome
b. Perencanaan mutu, penggerakan dan pelaksanaan mutu, pengawasan, pengendalian,
dan penilaian mutu
c. Perencanaan mutu, jaga mutu, kendali mutu, dan peningkatan mutu
d. Perencanaan mutu, sumber daya mutu, proses penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu, dan pengukuran mutu

4. Salah satu upaya untuk menyediakan pelayanan yang bermutu adalah menerapkan Tata
Graha (5 R) yang meliputi secara berurutan sebagai berikut:
a. Ringkas, rawat, rapih, resik, ramping
b. Ringkas, Rapi, rawat, rajin, ramping
c. Rajin, rawat, ringkas, rapih, resik
d. Ringkas, rapih, resik, rawat, rajin

5. Hasil penilaian indikator mutu ditindak lanjuti dengan upaya perbaikan mutu/kinerja yang
berkesinambungan. Perbaikan mutu yang berkesinambungan adalah:
a. Mengikuti siklus POACE
b. Suatu komitmen dan pendekatan untuk meningkatkan proses secara
berkesinambungan mengikuti siklus PDSA
c. Upaya perbaikan yang hanya dilakukan jika ada masalah, setelah melalui proses
analisis
d. Upaya perbaikan yang dilakukan secara individual oleh penanggung jawab
program/pelayanan.

6.Alasan utama untuk memberdayakan pengguna pelayanan dalam pelayanan di Fasilitas


Kesehatan Tingkat Pertama adalah:
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan
c. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan
d. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat

7. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian pelayanan
merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut:
a. Berorientasi pasien (patient centeredness)
b. Aman (Safety)
c. Efektif (Effectiveness)
d. Tepat waktu (Timeliness)

8. Pasien Alergi terhadap Penisilin”. Kalimat tersebut adalah :


a. Penyebab
b. Risiko
c. Akibat
d. Insiden

9.Yang dimaksud dengan ISK pada kejadian infeksi adalah:


a. Bersifat lokal dan dapat dicegah dengan pelaksanaan bundles urine kateter
b. Pemasangan urine kateter yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasyankes
c. Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh pemasangan urine kateter
d. Infeksi yang terjadi akibat dipasang urine kateter pada saluran kemih setelah 2 hari
kalender ditemukan tanda tanda kearah infeksi

10. Audit Klinis adalah:


a. Proses peningkatan mutu untuk meningkatkan pelayanan pasien dan outcome pelayanan
melalui kajian sistematik dengan kriteria yang jelas terhadap pelayanan klinis oleh
praktisi klinis
b. Audit internal yang dilakukan oleh auditor internal terhadap penyelenggaraan
pelayanan klinis di Puskesmas/FKTP dengan menggunakan kriteria audit yang jelas
yang disusun berdasar pedoman pelayanan klinis
c. Audit kinerja yang dilakukan terhadap kinerja praktisi klinis yang bekerja di Puskesmas
d. Audit kinerja pelayanan klinis untuk menilai kinerja dokter dan perawat yang
memberikan Pelayanan Kesehatan Perseorangan di Puskesmas/FKTP
11. Audit berbeda dengan inspeksi dalam hal:
a. Tidak perlu ditetapkan standar sebagai kriteria pembanding pada waktu Menyusun
rencana audit
b. Audit dilakukan antara atasan kepada bawahan untuk menilai kinerja anak buah
c. Inspeksi dapat dilakukan secara peer review dengan menggunakan standar
pembanding yang direncanakan
d. Sifat terencana, sistematis dengan standar/kriteria pembanding yang jelas

12. Proses manajemen risiko yang dimasukkan dalam Daftar risiko adalah, kecuali :
a. Komunikasi dan konsultasi
b. Identifikasi risiko
c. Analisa risiko
d. Penanganan risiko

13. Analisa Insiden keselamatan pasien meliputi hal-hal dibawah ini kecuali :
a. Masalah terkait asuhan pelayanan
b. Masalah terkait pelayanan
c. Penyebab intermediate
d. Faktor Kontributor

14. Penggunaan Antibiotik yang bijak dalam program PPI adalah


a. Pengumpulan data pola mikroorganisme pada HAIs dan pasien dengan resiko infeksi
b. Melakukan pendataan penggunaan anti biotik dalam surveilans
c. Monitoring kesesuaian antara pemberian antibiotik dan pola mikroorganisme
d. Semua di atas benar

15. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi variasi proses
pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses melalui:
a. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
b. Standardisasi
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA
d. Kecukupan sumber daya

16. Tahapan Proses Manajemen risiko adalah sebagai berikut :


a. Komunikasi & konsultasi, Penetapan konteks, Penilaian risiko, Penanganan risiko,
Monitor dan reviu, Evaluasi risiko
b. Komunikasi & konsultasi, Penetapan konteks, Penilaian risiko, Penanganan risiko,
Monitor dan reviu.
c. Komunikasi & konsultasi, Penetapan konteks, Identifikasi risiko, Analisa risiko,
Penanganan risiko, Monitor dan reviu,
d. Penetapan konteks, , Identifikasi risiko, Analisa risiko, Penanganan risiko, Monitor
dan reviu, Evaluasi risiko, Komunikasi & konsultasi,

17. Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI bertujuan :
a. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, petugas dan pengunjung dan masyarakat sekitar fasyankes
b. Mengidentifikasi Petugas Kesehatan dan Pasien di Fasyankes
c. Menghilangkan resiko kejadian infeksi pada pasien di fasyankes
d. Menghilangkan resiko kejadian infeksi pada pasien saat pelaksanaan prosedur
pelayanan kesehatan dilakukan oleh petugas

18.Root Cause Analysis adalah alat manajemen mutu untuk:


a. Melakukan disain proses secara proaktif
b. Melakukan analisis masalah sampai mengenali akar penyebab masalah
c. Khusus untuk melakukan analisis insiden keselamatan pasien
d. Analisis akar penyebab masalah dengan menggunakan diagram tulang ikan

19. Yang tidak termasuk Kejadian Tidak diharapkan (KTD) adalah :


a. Pasien mengalami gatal-gatal & kemerahan karena salah pemberian obat
b. Pasien mengeluh pusing setelah disuntik obat yang sudah kadaluarsa
c. Pasien terpeleset di lobi dan mengalami lecet
d. Bayi Ibu A tertukar dengan Bayi Ibu B
Ujian KD PPI
1. Antibiotik profilaksis Tindakan/ bedah
A. Diberikan pada setiap tindakan/ bedah
B. AB profilaksis diberikan selama 1-2 hari, paling lama 3 hari
C. Diberikan AB spektrum luas, untuk dapat mencegah semua jenis kuman
D. Diberikan 30 sampai 60 menit sebelum insisi

2. Cara membuang limbah benda tajam adalah


A. Dimasukkan ke dalam wadah tahan tembus dan kedap air
B. Dimasukkan dalam kantong plastik kuning
C. Dimasukkan dalam kotak sampah infeksius
D. Dimasukkan dalam wadah tahan tembus dan kedap air dan masuk dalam
kantong kuning

3. Dari data surveilans yang dikumpulkan oleh IPCN di suatu rumah sakit, didapatkan
data kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) pada bulan Agustus 2020 sebanyak 2
pasien dari 143 pasien yang operasi, artinya: pada bulan Agustus 2020 angka IDO
adalah
A. 1,4 ‰
B. 2,1 ‰
C. 1,4 %
D. 2,1 %

4. Disinfektan yang dapat dipakai untuk terminal dekontaminasi


A. Klorin 0,1 %
B. Klorin 0,5 %
C. H2O2 0,5 %
D. Alkohol 62-80 %

5. Dibawah ini pernyataan yang tepat mengenai ICRA


A. ICRA Program dibuat setiap tahun
B. ICRA dibuat bila ada kebutuhan
C. ICRA bangunan dibuat bila ada pembangunan gedung baru atau renovasi
D. A & C benar

6. Faktor risiko terjadinya HAP adalah


A. Penyakit paru obstruktif
B. Gangguan reflek batuk
C. Tirah baring lama
D. Semua benar
7. Hals adalah
A. Infeksi yang terjadi di RS dan Fasyankes lainnya setelah 48 perawatan
B. Infeksi yang terjadi di RS dan Fasyankes lainnya karena kelalaian petugas, infeksi
dapat terjadi pada pasien, petugas dan pengunjung
C. Infeksi yang terjadi di RS dan Fasyankes lainnya, dimana pada saat pasien masih
tidak ada tanda dan gejala, tidak sedang dalam masa inkubasi, infeksi dapat terjadi
setelah pasien pulang, dapat terjadi pada petugas karena pekerjaannya
D. Semua benar

8. Kewaspadaan berdasarkan transmisi adalah


A. Kontak, percikan, udara
B. Kontak tangan, mulut dan darah
C. Kontak darah dan cairan tubuh
D. Diterapkan kepada semua pasien yang masuk rawat

9. Kriteria Ruang-tunggu respiratorik menurut CDC


A. Ventilasi pergantian udara minimal 12 ACH
B. Jarak antar-kursi tunggi >1 meter
C. Memiliki toilet tersendiri, sarana kebersihan tangan dan tempat sampah tertutup
D. Semua benar
10. Kunci utama pemutusan rantai infeksi COVID 19
A. Kebersihan tangan sesuai indikasi WHO
B. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai indikasi
C. Pembersihan Permukaan Lingkungan dan Peralatan
D. Semua benar

11. Mekanisme resistensi bakteri


A. Produksi enzim perusak antibiotika, Pompa Efluks
B. Merubah protein target tempat kerja antibiotika
C. Mengubah tempat masuk antibiotika pada membrane sel
D. Semua benar

12. Pada tindakan mengambil sample dari hidung atau tenggorokan, APD yang dipakai
adalah
A. Gaun, sarung tangan, pelindung wajah dan pelindung kaki
B. Gaun, sarung tangan, masker bedah, goggle dan pelindung kaki
C. Gaun, sarung tangan, masker respiratorik/N95, goggle, pelindung kepala
dan pelindung kaki
D. Tidak ada jawaban yang benar

13. Penempatan rawat inap pasien Pneumoni Covid


A. Single room dengan tekanan positif
B. Kohorting dengan sesama pasien yang menderita infeksi saluran nafas
C. Gunakan ruangan dengan ventilasi memakai exhaust
D. Tidak ada jawaban yang tepat

14. Pengambilan sputum untuk pemeriksaan BTA yang benar


A. Di sputum booth
B. Di kamar kecil/ toilet Fasyankes
C. Di luar Gedung Fasyankes yang terkena sinar matahari
D. Pilihan A dan C benar

15. Pernyataan yang benar dibawah ini


A. Bundles ISK terdiri dari kajian kebutuhan dipasang oleh petugas terlatih,
perawatan kateter, segera dilepas bila tidak diperlukan
B. ISK pada pria lebih tinggi dari pada wanita
C. Bundles ISK harus diterapkan untuk mencegah terjadinya ISK
D. Semua benar

16. Pertimbangan kriteria lepas isolasi COVID-19 menurut WHO antara lain
A. Hasil PCR
B. Onset sakit
C. Hasil rapid test
D. Kadar interleukin-6
17. Pilih salah satu pernyataan di bawah ini yang dianggap paling benar
A. Audit sebaiknya dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan
B. Audit merupakan kegiatan dilakukan bila ada masalah
C. Audit merupakan kegiatan pemeriksaan tingkat kesesuaian antara praktik
aktual terhadap standar prosedur yang sudah ditetapkan
D. Audit akan baik dilakukan dengan mencari kesalahan individual dalam
meningkatkan pelayanan agar pasien dan keluarga tidak complain

18. Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) untuk HIV perlu bila


A. Terpercik urin pasien HIV di Mukosa mata
B. Terkena darah pasien HIV tanpa perlukaan di kulit
C. Tertusuk jarum bekas pasien HIV
D. Tercemar muntahan pasien HIV
19. Proses untuk menghilangkan mikroorganisme (bakteri, virus, parasite, jamur) kecuali
endospora pada berbagi peralatan medis/ objek dengan menggunakan cara kimiawi
ataupun panas adalah
A. Sterilisasi
B. Direndam dengan larutan enzimatik
C. Pembersihan dengan air dan sabun
D. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)

20. Rekayasa teknis dapat diterapkan di ruang bersalin, contohnya


A. Tirai pembatas antara penolong persalinan dengan ibu bersalin
B. Ruangan bertekanan positif
C. Penyemburan Air Freshner pada ruangan setiap kali sesudah persalinan
D. Semua benar

21. Sasaran keselamatan pasien (‘Patient Safety’) adalah


A. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
B. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan Kesehatan lainnya
C. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit dan Fasyankes lainnya yang berfokus pada
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
D. Pelayanan keselamatan di Rumah Sakit dan Fasyankes yang berfokus pada
keselamatan pasien

22. Tugas anggota tim PPI di FKTP


A. Hanya melaksanakan tugas berdasar instruksi pimpinan
B. Melapor kepada Dinas Kesehatan setempat
C. Melaporkan nakes yang melanggar SOP untuk diberikan sanksi
D. Tidak ada jawaban yang benar

23. Untuk menurunkan Angka Hitung Kuman dan Hasil Negatif pada identifikasi kuman
Staphylococcus sp dan Streptococcus sp secara optimal adalah melakukan
A. Pengolesan dan perendaman dengan klorhexidin selama 5 menit
B. Pengolesan dan peredaman dengan alcohol 70% selama 2 menit
C. Pengolesan dan perendaman dengan yodium selama 1 menit
D. Semua benar

24. Upaya hygiene dan sanitasi pada pengolahan makanan meliputi


A. Bahan makanan
B. Penjamah makanan
C. Tempat pengolahan & peralatan makanan
D. Semua benar

25. Yang dimaksud linen kotor infeksius adalah


A. Linen yang terkontaminasi dengan darah cairan tubuh
B. Linen yang terkontaminasi dari perawatan isolasi Covid 19
C. Linen yang terkontaminasi dengan feces
D. Semua benar
SOAL PELATIHAN DASAR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(WAKTU 30 MENIT)

1. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi atau lebih sering disingkat dengan
Program PPI di rumah sakit adalah tanggung jawab :
1. Komite/ Tim PPI
2. Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Pimpinan, Karyawan, Pasien/ Masyarakat di Lingkungan Fasyankes
4. Pasien

2. Program PPI:
A. Surveilans, Kewaspadaan standar, Komunikasi Efektif, Obat High Alert, Tepat
pasien, lokasi, prosedur operasi
B. Kewaspadaan Standar dan Berbasis Transmisi, Penerapan Bundles Hospital
Associated Infections (HAIs), Penggunaan Antibiotika Rasional, Surveilans,
Pendidikan dan Pelatihan PPI
C. Komunikasi Efektif, Obat High Alert, Tepat pasien, lokasi, prosedur operasi,
Penggunaan Antibiotika Rasional, Surveilans
D. Tepat pasien, lokasi, prosedur operasi, Penggunaan Antibiotika, Surveilans,
Kewaspadaan standar

3. Seorang perawat yang memiliki pengalaman klinik dalam bidang PPI dan bekerja full
time dalam bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah:
1. IPCLN/S (Infection Prevention and Control Link-Nurse/Staff) / Perawat-Staf Jejaring
PPI
2. SN (SeniorNurse)
3. IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)/Perawat PPI
4. PN (PrimaryNurse)

4. Tindakan yang tepat bila terjadi kecelakaan kerja tertusuk jarum bekas/ benda
tajam terkontaminasi, KECUALI:
A. Lapor atasan langsung, Tim K3 dan Tim PPI
B. Pencet luka sekuatnya agar darah mengalir
C. Bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun
D. Bawa ke IGD untuk pertolongan lebih lanjut

5. Gosokkan kedua telapak tangan berhadapan dengan jari-jari tangan saling


menyilang, merupakan teknik kebersihan tangan ke :
A. 1
B. 3
C. 5
D. 4
E. 6
6. Pernyataan yang benar tentang penyuntikan yang aman, KECUALI :
1. One needle, one shoot, one time
2. Alat suntik dalam bak instrumen
3. Teknik aseptik dan antiseptik
4. Gunakan obat/vial multidose

7. Penanganan linen yang benar, KECUALI:


1. Kereta dorong tertutup, dibedakan antara kereta linen bersih dan kotor
2. Linen infeksius dalam kantong plastik kuning, mulut plastik diikat
3. Hitung segera linen di lantai satuan kerja terkait
4. Kereta pembawa linen dibersihkan setiap hari setelah dipakai

8. Dibawah ini cara pemilahan sampah yang benar, KECUALI:


1. Jarum jahit bekas pakai, masker bedah bekas pakai petugas dibuang ke
Tempat sampah infeksius (kuning)
2. Bungkus kemasan alat infus baru dan kulit buah di buang ke tempat sampah
umum (Hitam)
3. Diapers/ pampers bekas pakai dikemas dengan kantong hitam
4. Sampah bekas pembalut luka dibuang ke tempat sampah infeksius (kuning)

9. Pernyataan yang benar tentang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),


KECUALI :
1. Pilih APD sesuai indikasi
2. Lepaskan APD bila tindakan sudah selesai
3. Saat tak dipakai masker digantung di leher
4. Kebersihan tangan sebelum dan sesudah memasang APD

10. Kewaspadaan berbasis Transmisi Airbone:


A. Kebersihan tangan, sarung tangan, gaun, masker bedah
B. Kebersihan tangan, sarung tangan, gaun lengan panjang/ Hazmat, kacamata/
face shield, Respirator Partikulat/ N95
C. Kebersihan tangan, sarung tangan, apron, kacamata/ face shield, masker
bedah
D. Bukan salah satu di atas

11. Kompetensi Klinik Perawat Pengendali Infeksi, KECUALI :


A. Sosialisasi
B. Epidemiologi dan statistik
C. Surveilens dan penelitian
D. Ekonomi, audit dan konsultan

12. Pernyataan yang benar untuk 5 moment handhygiene secara berurutan adalah :
A. Sebelum dan setelah menyentuh pasien, sebelum menggunakan sarung tangan,
setelah kontak dengan lingkungan pasien, setelah terpapar cairan tubuh pasien
B. Sebelum dan setelah menyentuh pasien, setelah terpapar cairan tubuh pasien,
sebelum melakukan tindakan aseptik/bersih, setelah kontak dengan lingkungan
pasien
C. Sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik/bersih,
setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah menyentuh pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien
D. Sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik/bersih,
setelah menyentuh pasien, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien

13. Jenis-jenis limbah menurut dampak infeksi adalah :


1. Limbah infeksius, limbah non infeksius, limbah benda tajam
2. Sampah medis dan non medis
3. Limbah organik dan anorganik
4. Limbah padat, cair,dan gas

14. Pada tahun 2007 Standard Precaution (Kewaspadaan Standar) ditambahkan


dengan, KECUALI
E. Hygiene respirasi/Etika batuk
F. Praktek menyuntik yang aman
G. Praktek pencegahan untuk prosedur lumbal punksi
H. Cuci tangan

15. Peralatan Kritikal


E. Instrumen bedah dan perawatan luka
F. Guedel
G. Tensimeter
H. Laringoskopi

16. Peralatan Non Kritikal, KECUALI:


E. Tensimeter
F. Laringoskopi
G. Tiang infus
H. Termometer

17. Perlakuan minimun untuk peralatan perawatan pasien semi kritikal:


E. Pembersihan
F. Disinfeksi Tingkat Rendah (DTR)
G. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
H. Sterilisasi

18. Pemrosesan Peralatan Kritikal:


F. Panas kering 160 oC 120 menit
G. Rebus air mendidih 20 menit
H. Rendam Alkohol 70%
I. Sinar UV

19. Organisasi nonstruktural pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang bertugas


melaksanakan kegiatan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, dan pembinaan upaya PPI:
1. Komite PPI
2. Tim PPI
3. A dan B
4. Bukan salah satu di atas

20. Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada permukaan alat sehingga aman
untuk pemakaian selanjutnya, disebut :
1. Dekontaminasi
2. Disinfeksi
3. Sterilisasi
4. Pencucian

21. Proses penghancuran mikroorganisme baik secara fisik maupun kimia namun
tidak semua mikroorganisme terhancurkan, disebut :
1. Dekontaminasi
2. Disinfeksi
3. Sterilisasi
4. Pencucian
22. Proses pembunuhan semua bentuk mikroorganisme termasuk endospora, disebut:
A. Dekontaminasi
B. Disinfeksi
C. Sterilisasi
D. Pencucian

23. Lama kegiatan kebersihan tangan menggunakan handrub berbasis alkohol adalah:
A. 20-40 detik
B. 40-60 detik
C. 20-30 detik
D. 30-40 detik

24. Penyakit bloodborne:


A. Hepatitis B
B. Hepatitis C
C. HIV/ AIDS
D. Semua benar

25. Penempatan pasien yang benar, KECUALI:


A. Pasien infeksius terpisah dengan pasien non infeksius.
B. Sistem cohorting bila tidak tersedia ruang tersendiri.
C. Jarak antara tempat tidur maksimal 1 meter
D. Mobilisasi pasien infeksi airborne dibatasi

26. Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dimana pada saat pasien masuk tidak ada infeksi atau
tidak dalam masa inkubasi suatu infeksi, Termasuk infeksi didapat di rumah sakit
tapi muncul setelah pulang, juga infeksi akibat kerja yang dalami oleh petugas di
fasilitas tempat ia bekerja.
A. Infeksi nosokomial
B. Penyakit tropik
C. Inflamasi
D. HAIs

27. Sekumpulan protokol/ intervensi berdasarkan konsep ilmiah yang dapat dipercaya
implementatif mencegah HAIs disebut:
1. Bundle
2. ICRA
3. Surveilans
4. HAIs

28. Pengkajian yang di lakukan secara kualitatif dan kuantitatif terhadap risiko infeksi
terkait aktifitas pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan serta
mengenali ancaman/bahaya dari aktifitas tersebut adalah:
A. Bundle
B. ICRA
C. Surveilans
D. HAIs

29. Langkah Langkah ICRA:


A. Kebersihan tangan, sarung tangan, gaun lengan panjang/ Hazmat, kacamata/
face shield, masker bedah
B. Monitoring kejadian infeksi, Monitoring surveilans, Kunjungan lapangan,
Monitoring Komite/Tim PPI, Evaluasi oleh Komite/Tim PPI
C. Identifikasi risiko, Analisa risiko, Kontrol risiko, Monitoring risiko
D. Penghitungan beratnya dampak potensial dan kemungkinan frekuensi munculnya
risiko, Identifikasi aktivitas-aktivitas dan pekerjaan yang menempatkan pasien,
tenaga kesehatan dan pengunjung pada risiko, Identifikasi agen infeksius,
Identifikasi cara transmisi

30. Ruang lingkup penilaian kriteria risiko akibat dampak renovasi dan proses
pembangunan menggunakan metode ICRA adalah:
A. Penghitungan beratnya dampak potensial dan kemungkinan frekuensi munculnya
risiko, Identifikasi aktivitas-aktivitas dan pekerjaan yang menempatkan pasien,
tenaga kesehatan dan pengunjung pada risiko, Identifikasi agen infeksius,
Identifikasi cara transmisi
B. Mengidentifikasi Tipe Proyek Konstruksi, Kelompok Pasien Berisiko, Menentukan
Kelas Kewaspadaan, Menentukan Intervensi berdasarkan kelas kewaspadaan,
Area sekitar dan dampak potensial
C. Monitoring kejadian infeksi, Monitoring surveilans, Kunjungan lapangan,
Monitoring Komite/Tim PPI, Evaluasi oleh Komite/Tim PPI
D. Kebersihan tangan, sarung tangan, gaun lengan panjang/ Hazmat, kacamata/
face shield, masker bedah

Soal Pelatihan Tingkat Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS dan


Fasyankes Lainnya

Pilihlah jawaban yang paling tepat


1. Healthcare Associated Infections adalah
a. Infeksi yang terjadi di rumah sakit setelah perawatan 3 x 24 jam
b. Infeksi yang terjadi pada pasien setelah perawatan 3 x 24 jam , dimana tak ada iunfeksi
dan masa inkubasi pada waktu mauk
c. Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit, dimana tak ada infeksi
pada waktu masuk dan infeksi pada petugas kesehatan
d. Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit, dimana pada waktu msuk
tidak ada infeksi , tidak masa inkubasi juga infeksi terjadi di rumah sakit, muncul setelah
pulang dan infeksi pada petugas kesehatan karena pekerjaan

2. Transmisi mikroorganisme ke tubuh manusia adalah


a. Kontak tangan
b. Kontak peralatan dan pasien
c. Kontak, droplet dan udara
d. Kontak tangan, pasien dan mikroorganisme

3. Port of entry microorganisme adalah (saluran anfas, saluran cerna, kemih, mata, kelamin
atau kulit yang tidak utuh)
a. Tangan, mulut, kulit,
b. Saluran pernapasan, percernaan, urogenitalia, kulit tidak utuh, membrane mukosa
c. Saluran napas, kulit, saluran perkemihan dan luka
d. Tangan, kulit, napas, mulut

4. Dampak dari HAIs adalah


a. Penyakit, kematian, biaya tinggi, mutu menurun,.
b. Penyakit, kematian, kecacatan, biaya tinggi, mutu menurun,tuntutan hukum, hari rawat
meningkat
c. Penyakit, kematian, lama hari rawat meningkat, pendapatan RS meningkat
d. Menyebabkan jumlah pasien bertambah

5. Mikroorganisme normal di kulit


a. Staphylococcus Epidermis, Staphylococcus aureus
b. Stapphyllococcus Epidermidis
c. Staphylococcus Epidermis, Staphylococcus aureus, E.Coli
d. Stapphyllococcus Epidermidis, Pseudomonas

6. Kewaspadaan Isolasi
a. Universal Precaution dan Kewaspadaan standar
b. Kewaspadaan standard dan kewaspadaan berdasarkan transmisi
c. Kewaspadaan standard an kewaspadaan body substance isolation
d. Kewaspadaan standard an dan kewaspadaan baku

7. Kewaspadaan berdasarkan transmisi


a. Kontak, percikan, udara
b. Kontak tangan, mulut dan darah
c. Kontak darah dan cairan tubuh
d. Diterapkan kepada semua pasien yang masuk rawat

8. Kebersihan tangan merupakan bagian dari


a. Kewaspadaan Standar
b. Kewaspadaan Isolasi
c. Kewaspadaan berdasarkan transmisi
d. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

9. Perlindungan kesehatan karyawan


a. Jika tertusuk benda tajam kotor segera lapor keatasan, lakukan pemeriksaan
darah HIV, Hep B dan Hep C sesegera mungkin
b. Jika tertusuk benda tajam kotor segera bersihkan dengan air mengalir, berikan
antiseptic
c. Jika tertusuk benda tajam kotor, segera berikan antiseptic tidak boleh di pijit
d. Jika tertusuk benda tajmm kotor segera bersihkan di air mengalir, beri
antiseptic, lapor ke atasan, periksa lab Hep B,C dan HIV

10. Peralatan kritikal


a. Instrumen bedah, kateter jantung
b. Peralatan yang masuk ke dalam membrane mukosa
c. Jarum suntik, ETT,
d. Semua peralatan yang masuk ke dalam tubuh manusia

11. Pengendalian lingkungan


a. Untuk sterilisasi ruang OK dilakukan fogging atau Sinar UV
b. Pengendalian lingkungan rumah sakit dengan membersihkan
seluruh permukaan lingkungan setiap hari dan bila kotor
c. Fogging dan sinar UV merupakan cara untuk mensterilkan ruang OK
d. Untuk menghindari nyamuk di ruangan semprot dengan anti obat nyamuk

12. Penggunaan APD


a. Memandikan pasien di ruang intensif menggunakan APD
b. Jika masuk ke ruang ICU harus menggunakan APD baju dan mencuci tangan
c. APD dipakai jika ada antisipasi atau terkena darah dan cairan tubuh
pada tindakan yang dilakukan
d. Tidak perlu pakai APD, jika tidak bersentuhan dengan darah

13. Surveilans HAIs


a. Yang melakukan sureveilans boleh saja IPCLN, jika IPCN tidak ada
b. Surveilans dilakukan oleh IPCN yang sudah mendapatkan pelatihan
dan mampu laksana
c. Surveilasn dilakukan siapa saja yang penting sudah pernah
mendapatkan pelatihan, karena keterbatasan tenaga
d. Data surveilans diberikan hanya kepada direktur saja

14. Tujuan surveilans


a. Surveilans hanya untuk keperluan akreditasi
b. Surveilans untuk mengetahui adanya insiden rate, sehingga dapat
dibua r perencanaan selanjutnya untuk menurunkan kejadian infeksi
c. Untuk memperlihatkan adanya data infeksi
d. Surveilans dapat dilakukan oleh ruangan untuk menghemat tenaga SDM

15. Langkah langkah Surveilans


a. Perencanaan Surveilans, Identifikasi Kasus, Pengumpulan dan Pencatatan Data,
Analisa, Evaluasi, Pelaporan dan Diseminasi
b. Perencanaan Surveilans, Pengumpulan dan Pencatatan Data, Identifikasi Kasus,
Analisa, Evaluasi, Pelaporan dan Diseminasi
c. Pengumpulan dan Pencatatan Data, Identifikasi Kasus, Perencanaan Surveilans,
Analisa, Evaluasi, Pelaporan dan Diseminasi
d. Perencanaan, Pengumpulan data, Analisa Data, Interpretasi data,
Komunikasi, Evaluasi

16. Bundles pada pemasangan kateter urine menetap


a. Sesuia indikasi, kebersihan tangan, kebersihan daerah genitalia, jika tidak
perlu segera dilepas
b. Jika paska operasi dilepas jika pasien sudah dapat jalan
c. Siapa saja boleh memasang, yang penting ada indikasi
d. Berikan antiseptik, antimikroba profilaksis

17. Untuk mencegah kuman patogen masuk ke dalam saluran nafas bawah
adalah :
a. Bronhial hygiene dan chest fisiotherapi
b. Suctioning sesering mungkin
c. Berikan antibiotika
d. Oral hygiene setiap 2 sd 4 jam sekali

18. .Pernyataan yang tidak benar untuk Sirkuit ventilator adalah


a. Satu sirkiut untuk satu pasien
b. Ganti bila kotor
c. Boleh membuka sirkuit ventilator sesering mungkin
d. Semua peralatan pasien sebelum di desinfeksi atau di sterilkan lakukan pencucian
terlebih dahulu

19.Bundles pada tindakan Operasi


a. Tidak melakukan pencukuran rambut, penggunaan antibiotik 3 hari, Gula
darah normal, Temperatur tubuh normal.
b. Pencukuran rambut, penggunaan antibiotik 3 hari, Gula darah normal,
c. Tidak melakukan pencukuran rambut kecuali mengganggu jalan operasi,,
penggunaan antibiotik profilaksis , Gula darah normal, Temperatur tubuh normal.
d. Pencukuran rambut, penggunaan antibiotik 3 hari, Gula darah normal,
Temperatur tubuh normal.

20.Dibawah i ni adalah stratifikasi kategorik risk infeksi daerah operasi


a. Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
b. Klasifikasi kondisi pasien, Jenis operasi,durasi operasi
c. Durasi operasi / T.Time / T Point
d. Lama operasi
21. Menurut Spaulding stetoscope termasuk dalam kategori :
a. Kritikal
b. Semi kritikal c.
Non kritikal
d. Kritikal rendah

22. Proses yang membunuh semua mikroorganisme kecuali bacterial endospora disebut
a. Sterilisasi
b. Dekontaminasi
c. Disinfeksi
d. Disinfeksi tingkat tinggi

23. Pencegahan infeksi luka operasi pra bedah adalah , :


I. Bebas infeksi, masa rawat sebelum operasi singkat
J. Tidak perlu mencukur rambut, kecuali mengganggu jalannya operasi
K. a dan b
L. Cukur rambut sehari sebelum operasi

24. Berikut ini merupakan penyakit dengan kontak transmisi :


e. MRSA
f. TB
g. Varicella
h. Typhoid

25. Berikut ini yang tidak merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap adalah :
I. Suhu
J. Tekanan
K. Waktu
L. Berat

PRE-POST TEST WORKSHOP PPI

1. Kewaspadaan isolasi meliputi:


A. Hand hygiene dan penggunaan APD
B. Kewaspadaan standard an kewaspadaan berdasar transmisi
C. Kewaspadaan standard dan surveilans PPI
D. Hand hygiene 6 langkah pada 5 saat

2. Penggunaan sarung tangan:


A. Untuk menggantikan pentingnya mencuci tangan
B. Setiap kali memeriksa pasien
C. Ketika memeriksa pasien lain tidak perlu melepas sarung tangan, langsung saja
lakukan hand rub
D.Menggunakan sarung tangan kalau ada indikasi
menggunakan sarung tangan

3. Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan:


A. seminggu sekali
B. setiap hari, setelah pasien pulang/keluar dari fasyankes
C. tiga hari sekali
D. sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan

4. Etika batuk:
A. diterapkan hanya untuk pasien yang sakit batuk
B. diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi
airborne atau droplet
C. diterapkan hanya untuk pasien/kasus infeksi dengan jenis transmisi airborne dan
droplet
D. diterapkan hanya untuk pasien yang sakit batuk dan keluarganya

5. Pengelolaan linen kotor:


A. Linen kotor disortir dan dicuci di lokasi dimana digunakan baru kemudian linen yang
terkontaminasi dimasukkan katong kuning, lalu dibawa ke londri
B. Line yang terkontaminasi segera dibungkus dan
dimasukkan kantong kuning di lokasi penggunaan
C. Jika terdapat faeces pada linen kotor, tidak perlu dibuang terlebih dahulu,
langsung masukkan kantong kuning, lalu dibawa ke londri
D. Di tempat penggunaan, linen kotor tidak perlu dipisahkan dari linen yang
terkontaminasi, langsung dimasukkan kantong kuning

6. APD yang digunakan pada kewaspadaan transmisi kontak adalah:


A. sarung tangan dan gaun
B. masker bedah dan sarung tangan
C. masker N95 dan sarung tangan
D. gaun, apron, dan masker bedah

Pre Test
1. Audit Klinis Adalah :
a. Proses peningkatan mutu untuk meningkatkan pelayanan pasien dan
outcomepelayanan melalui kajian sistematik dengan kriteria yang jelas terhadap
pelayanan klinis oleh praktisi klinis (v)
b. Audit internal yang dilakukan oleh auditor internal terhadap penyelenggaraan
pelayanan klinis di puskesmas/fktp dengan menggunakan kriteria audit yang jelas
yang disusun berdasar pedoman pelayanan klinis (ini Audit Medis: sesuai PPK dan
klinisi)
c. Audit kinerja yang dilakukan terhadap kinerja praktisi klinis yang bekerja di
puskesmas
d. Audit kinerja pelayanan klinis untuk menilai kinerja dokter dan perawat yang
memberikan pelayanan kesehatan perseorangan di puskesmas/fktp

2. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian


pelayanan merupakan upaya untuk memnuhi dimensi mutu sebagai berikut :
a. Berorientasi pasien (patient centeredness)
b. Aman (safety)
c. Efektif (effectivenes s)
d. Tepat waktu (timeness)

3. RootCauseanalysis adalah alat manajemen mutu untuk :


a. Melakukan desain proses secara proaktif
b. Melakukan analisis masalah sampai mengenali akar penyebab masalah
c. Khusus untuk analisis insiden keselamatan pasien
d. Analisis akar penyebab masalah dengan menggunakan diagram tulang ikan

4. “Pasien alergi terhadap penisilin”. Kalimat tersebut adalah :


a. Penyebab
b. Risiko
c. Akibat
d. Insiden

5. Yang tidak termasuk KTD adalah :


a. Pasien mengalami gatal-gatal & kemerahan karena salah pemberian obat
b. Pasien mengeluh pusing setelah disuntik obat yang kadaluarsa
c. Pasien terpeleset dilobi dan mengalami lecet
d. Bayi ibu A tertukar dengan bayi ibu B (keamanan)
6. Analisa insiden keselamatan pasien meliputi hal-hal dibawah ini KECUALI :
a. Masalah terkait asuhan pelayanan
b. Masalah terkait pelayanan
c. Penyebab intermediate
d. Factor kontributor
7. Audit berbeda dengan inspeksi dalam hal :
a. Tidak perlu ditetapkan standar sebagai kriteria pembanding pada waktu Menyusun rencana
audit
b. Audit dilakukan antara atasan kepada bawahan untuk menilai kinerja anak buah
c. Inspeksi dapat dilakukan secara peer review dengan menggunakan standar
pembanding yang direncanakan
d. Sifat terencana, sistematis, dengan standar/kriteria pembanding yang jelas

8. Proses manajemen risiko yang dimasukkan dalam daftar risiko adalah, KECUALI :
a. Komunikasi dan konsultasi
b. Identifikasi risiko
c. Analisa risiko
d. Penanganan risiko

9. Kata kunci pada saat penetapan kriteria HAIs pada pasien yang dilakukan Tindakan atau
perawatan adalah
a. Melindungi pasien dari infeksi yang terjadi saat datang ke fasyankes
b. Melindungi pengunjung dari risiko paparan penularan infeksi
c. Melindungi petugas kesehatan agar terhindar dari penularan penyakit infeksi
d. Melindungi pasien saat masuk rawat tidak dalam masa inkubasi atau infeksi terjadi
infeksi saat pulang rawat

10. Tahapan proses manajemen risiko adalah sebagai berikut :


a. Komunikasi & konsultasi, penetapan konteks, penilaian risiko, penanganan risiko, monitor
dan reviu, evaluasi risiko
b. Komunikasi & konsultasi, penetapan konteks, penilaian risiko, penanganan risiko, monitor
dan reviu,
c. Komunikasi & konsultasi, penetapan konteks, identifikasi risiko, Analisa risiko,
penanganan risiko, monitor dan reviu,
d. Penetapan konteks, identifikasi risiko, Analisa risiko, penanganan risiko, monitor
dan reviu, evaluasi risiko, komunikasi dan konsultasi

11. Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI bertujuan :
a. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, petugas, dan pengunjung dan masyarakat sekitar fasyankes (kontrol / cegah /
batasi penyebaran infeksi)
b. Mengidentifikasi petugas kesehatan dan pasien di fasyankes
c. Menghilangkan risiko kejadian infeksi pada pasien di fasyankes
d. Menghilangkan risiko kejadian infeksi pada pasien saat pelaksanaan prosedur pelayanan
kesehatan dilakukan oleh petugas.

12. Kewaspadaan standar adalah :


a. Dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan di semua fasilitas pelayanan kesehatan
baik yang didiagnosis, diduga terinfeksi atau kolonisasi, terutama saat memberikan
pelayanan kepada pasien atau di masyarakat.
b. Dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan disemua fasilitas pelayanan kesehatan
pada pasien yang diduga memiliki diagnose penyakit yang penularannya melalui
kontak, droplet dan airborne
c. Suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas
dan pengunjung
d. Mengawasi kegiatan yang dilakukan petugas untuk mencegah terpapar pada penyakit
infeksi

13. Penggunaan antibiotic yang bijak dalam program PPI adalah :


a. Pengumpulan data pola mikroorganisme pada HAIs dan pasien dengan risiko infeksi
b. Melakukan pendataan penggunaan antibiotic dalam survailans
c. Monitoring kesesuaian antara pemberian antibiotic dan pola organismenya
d. Semua diatas benar
14. Alasan utama untuk memberdayakan pengguna pelayanan dalam pelayanan di FKTP adalah :
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Memperbaiki system pelayanan pada lini depan
c. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan
d. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat

15. Yang dimaksud ISK pada kejadian infeksi adalah :


a. Bersifat local dan dapat dicegah dengan pelaksanaan bundles urine kateter
b. Pemasangan urine kateter yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasyankes
c. Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh pemasangan urine kateter
d. Infeksi yang terjadi akibat dipasang urine kateter pada saluran kemih setelah 2 hari kalender
ditemukan tanda2 kearah infeksi

16. System manajemen mutu meliputi :


a. Input, prose, output, outcome
b. Perencanaan mutu, penggerakan dan pelaksanaan mutu, pengawasan, pengendalian dan
penilaian mutu
c. Perencanaan mutu, jaga mutu, kendali mutu, dan peningkatan mutu
d. Perencanaan mutu, sumber daya mutu, proses penyelenggaraan pelayanan yang bermutu, dan
pengukuran mutu.

17. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses. Upaya untuk mengatasi variasi proses
pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian proses melalui :
a. Penetapan indicator untuk penilaian kinerja
b. Standarisasi
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA
d. Kecukupan sumber saya

Ukom Semarang
1. Yang termasuk dalam indikator keluarga sehat adalah.....
a. Persalinan Nakes, Keluarga tidak minum alcohol, Imunisasi
b. JKN, ASI eksklusif, jamban
c. Penyediaan air bersih dan penggunaan jamban dan …………..
d.

2. Jika ibu hamil melahirkan di puskesmas, bayinya normal, dicatat sebagai :


a. PN, KN1, HBO, IMD  KN 1 6-48 jam
b. PN, KNO, HBO, IMD (V)  KNO - 30 detik pertama
c. PN, KN1, HB1
d. PN, KNO, Imunisasi

3. Berikut ini yang benar adalah....


a. FMEA:HVA,ICRA,identifikasi proses serikotinggi (V)
b. RCA: KTD, KTC, ICRA
c. RCA: KTD, ICRA, HVA
d. FMEA: KTD, KTC, ICRA
4. ICRA pada SIAP 2019 dijumpai pada:
a. KMP danPMP(V)
b. UKM dan PPN
c. UKPP dan PMP
d. UKPP dan ...

5. Cuci tangan dalam SIAP ada di


a.PPIdanSKP(V)
b. UKPP dan KMP
c. KMP dan PMP
d. PPN dan KMP
6. Jika seorang ibu hamil datang periksa baru pertama kali di trimester ke 3 baru
melakukan ANC yang pertama maka dihitung sebagai
a. K1(V)
b. K2
c. K3
d. K4
7. Tim pembina keluarga merencanakan rencana tindak lanjut setelah....
a. Kunjungan rumah
b. Penghitungan indeks keluarga sehat(V)
c. Pelaporan oleh Pembina Keluarga dlupa

8. Program MFK dalam SIAP 219 masuk dalam :


a. PPI
b. KMP(V)
c. UKM
d. UKPP

9. Program K3 , dalam SIAF 219 terdapat dalam standart :


a. Manajemen Resiko
b. PengelolaanSumberdaya(V)
c. SKP
d. PPI

10. Untuk membuktikan bahwa Puskesmas telah melakukan PIS-PK sesuai standart dapat dilihat
dari :
a. Kepala Puskesmas rapat dengan Tim Pembina Keluarga
b. PJ UKM dan Tim Pembina Keluarga melakukan kunjungan rumah
c. DibentukTimPembinaKeluarga,ygbertugasuntukmelakukankunjungan
rumah dan intervensi awal(V)
d. Kepala Puskesmas dan PJ UKM melakukan kunjungan rumah dan intervensi awal

11. Pelaksanaan manajemen resiko mendasar pada :


a. Identifikasi kasus yang terjadi dan proses yang beresiko tinggi (V)
a. Indicator kinerja ….
b. …
c. …
d.
12. Perncanaan dalam pemberdayaan masyarakat, dalam SIAF 219 terdapat dalam :
Kriteria 2.1.1 UKM, 2.1.2 KMP, 1,1,1 KMP
Kriteri2.1.1ukm,2.1.2ukm,1.1.1KMP (V)–lihatdipokir2.1.2
.. d.

13. Tindak lanjut perbaikan program Imunisasi meliputi :


a. Sweeping,DOFU,SOS,Defaultertracking,BacklogFighting,Crashprogramdan
Catch Up Campain,DQS,RCA(V)
b. Sweeping, DOFU, SOS, Defaultertracking, Backlog Fighting, Crash program dan Catch Up
Campain, DQS, RCA, KIPI
c. Sweeping, DOFU, SOS, Defaultertracking, Backlog Fighting, Crash program dan Catch Up
Campain, DQS, RCA, MICRO PLANNING, Validasi data
d. Sweeping, DOFU, SOS, Defaultertracking, Backlog Fighting, Crash program dan Catch Up
Campain, DQS, RCA, micro planning

14. Dalam SIAP 219 Kriteria 5.1.1 berisi :


a. Kepala Puskesmas menetapkan Tim atau petugas diberi tanggung jawab
peningkatan mutu,keselamatan pasien, menejemen resiko dan PPI
b. Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab mutu menetapkan Tim atau petugas diberi
tanggung jawab peningkatan mutu, keselamatan pasien, menejemen resiko dan PPI
c. E Puskesmas menetapkan Tim atau petugas diberi tanggung jawab peningkatan mutu,
keselamatan pasien, menejemen resiko dan PPI
d. Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab mutu menetapkan Tim atau petugas diberi
tanggung jawab peningkatan mutu, keselamatan pasien, menejemen resiko dan PPI serta
tim Penilaian kinerja
15. Kebijakan dan prosedur pelayanan anestesi lokal sesuai kebutuhan di Puskesmas memuat :
a. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal
frekuensi dan jenis bantuan pasien yang diperlukan, tata laksana kegawatdaruratan
b. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan pengisisan rekam medis, teknik melakukan anestesi
lokal, persyaratan kompetensi, tata laksana terhadap komplikasi
c. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal,
persyratan kompetensi, tata laksana kegawatdaruratan anastesi lokal
d. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal,
persyaratan kompetensi, tata laksana terhadap komplikasi (V)

16. Dalam SIAP 219 program menejemen resiko terdapat dalam


a. Standar 5.1.2
b. Standar 5.4
c. Standar 5.1
d. Standar5.2(V)

17. Termasuk indikator mutu yang merupakan indikator perbaikan mutu dalam SIAP 219 adalah:
a. Indikator mutu nasional yang bersifat non Mandatori
b. Indikator mutu PPI
c. IndikatormutuprioritasPuskesmas(V)
d. Indikator mutu SKP

18. Keluarga A memiliki IKS 0,6, maka keluarga termasuk kategori


a. Keluarga tidak sehat
b. Keluarga prasehat(V)
c. Keluarga Sehat
d. Keluarga kurang sehat

19. Hasil Indikatokeluarga tidak sehat ditunjuk dengan nilai IKS :


a. 0,8
b. 0.6
c. Kurangdari 0,5(V)
d. Lebih dari 0,8

20. Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga di tingkat


Puskesmas dilaksanakan melalui kegiatan :
a. Kunjungan keluarga untuk melakukan pemantauan kesehatan pada seluruh anggota
keluarga dengan menggunakan Prokesga dan intervensi awal dengan menggunakan
Pinkesga
b. Semua benar(V)
c. Analisis hasil kunjungan keluarga untuk mendapatkan peta masalah kesehatan dilakukan
perumusan intervensi masalah kesehatan, dan penyusunan usulan rencana kegiatan
d. Pelaksanaan intervensi lanjut dan integrasi program

21. AKI dan AKN dalam SIAP 219 terdapat pada


a. Kriteria 4.1
b. Standar 4.2
c. Standar 5.2
d. Standar4.1(V)
22. Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, UKM, UKP, meliputi :
a. Rencana Usulan Kegiatan( RUK) disusundenganmelibatkanlintasprogram
dan lintas sektor, berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota,RencanaLimaTahunanPuskesmasdanhasilpenilaiankinerja (V)
b. Rencana Lima Tahunan disusun dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor
berdasarkan capaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota  menyusunrenstra
c. Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK ) Puskesmas disusun secara lintas program dan sektor
sesuai dengan anggaran yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota 
d. menyusun RPK Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan disusun sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan Tahunan serta hasil pemantauan dan capaian kinerja tahunan 
menyusun POA bulanan

23. Program Prioritas Nasional yang termasuk dalam SIAP 219 adalah, kecuali :
• Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, Hipertensi
• ProgramAKIdanAKN,stunting,,Imunisasi,Tuberkulosis,Malaria(V)
• Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, DM
• Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, PTM

24. Pasien dengan kebutuhan darurat dan mendesak diberikan prioritas untuk
mendapatkan pelayanan dengan :
• Setiap pasien yang datang ke ruang gawat darurat didahulukan diperiksa dokter sebelum
pasien yang lain, segera mendapatkan pelayanan diagnostik dan obat emergency
• Keadaan pasien diidentifikasi, bila dengan kebutuhan darurat dan mendesak atau segera,
pasien sesegera mungkin diperiksa dan mendapat asuhan (V)
• Apabila pelayanan di Puskesmas tidak tersedia, pasien segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang memiliki kemampuan lebih tinggi
• Penanganan pasien segera dengan mempertimbangkan prinsip kewaspadaan universal

25. Regulasi yang mengatur penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan keluarga adalah :
• Permenkes 29 Tahun 2015
• Permenkes 36 Tahun 2015 (fraud JKN)
• Permenkes 36 Tahun 2016 (kefarmasian)
• Permenkes 39tahun2016(V)

26. Bahwa pasien dengan kebutuhan darurat atau mendesak diprioritaskan untuk asesmen
dan pengobatan, ditunjukkan dengan bukti :
a. Dilaksanakantriasedanpasiendiberipelayananberdasarurgensikebutuhan(V)
b. Pasien dengan kebutuhan darurat langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih mampu
c. Diprioritaskan berdasarkan nomor antrian atau booking on line
d. Diprioritaskan berdasar identifikasi pasien dengan kebutuhan khusus

27. Permenkes yang mengatur PPI adalah :


a. Permenkes 11 tahun 2017 (keselamatan pasien )
b. Permenkes 4 tahun 2019 (SPM)
c. Permenkes27tahun2017(V)
d. Permenkes 52 tahun 2018

28. Persetujuan tindakan medik diminta sebelum pelaksanaan tindakan bagi yang
membutuhkan persetujuan tindakan medik dengan
a. Penjelasantentangtindakankedokteranminimalmencakupdiagnosis,tatacara,
tujuan,alternatif,tanggungjawab,prognosis,komplikasi dan biaya(V)
b. Harus disaksikan oleh keluarga pasien
c. Sebelum menyetujui, pasien diberi konseling tentang hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan
d. Tidak boleh dilakukan secara lisan
29. Menejemen informasi asuhan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan organisasi dengan
cara
a. Penggunaan data rekam medis untuk keperluan selain pelayanan pasien tidak diijinkan
b. Puskesmas mengidentifikasi praktisi kesehatan yang mempunyai akses ke berkas rekam
medis(V)
c. Form rekam medis harus selalu diperbaharui supaya up to date
d. Ketika periode retensi yang ditetapkan dipenuhi, seluruh berkas rekam medis segera
dimusnahkan

30. Menejemen fasilitas dan keamanan meliputi dibawah ini


a. Menejemen Bahan dan Limbah B3, Menejemen Bencana, Menejemen Sistim Utilitas, dan
Menejemen Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Menejemen Bahan dan Limbah B3, Menejemen Bencana, Menejemen Sistim
Utilitas,danMenejemenAlatKesehatan(V)
c. Menejemen Keamanan dan Keselamatan, Menejemen Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi, Menejemen Sistem Utilitas, dan Menejemen Pengamanan Kebakaran
d. Menejemen Bahan dan Limbah B3, Menejemen Bencana, Menejemen Sistim Utilitas, dan
Menejemen Sarana dan Prasarana (sama dengan utilitas)

31. Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan
dan dilaksanakan melalui
a. Penetapan media komunikasi dalam pemberian asuhan, pembakuan form proses
komunikasi serah terima pasien, edukasi SKP dan PPI, penetapan indikator mutu SKP terkait
komunikasi efektif
b. Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
komunikasi efektif, penetapan prosedur penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium, pembakuan form proses komunikasi serah terima pasien (V)
c. Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
SKP dan PPI , penetapan prosedur penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium,
pembakuan form proses komunikasi serah terima pasien
d. Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
komunikasi efektif, penetapan indikator mutu SKP, tidak perlu pembakuan form proses
komunikasi serah terima pasien

32. Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
sehingga Puskesmas harus
a. Menyediakan pelayanan laboratorium selama tujuh hari dalam seminggu dan 24 jam pada
Puskesmas yang memberikan pelayanan gawat darurat  tidak ada dalam pokir
b. Menetapkan nilai rentang secara kolaboratif dengan seluruh praktisi klinis  yg
menetapkan bukan praktisi klinis
c. Menetapkan nilai kritis dan nilai ambang kritis sesuai kemasan reagen  tdk ada dalam
pokir
d. Melakukan pemantapan mutu sesuai dengan jenis dan ketersediaan pelayanan (V)

33. Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data
kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat. Perencanaan Puskesmas yang
diperoleh dari data
a. Data PIS-PK, data dasar, data UKM esensial, data UKM pengembangan, data UKP
b. Data UKP, data capaian SPM, hasil SMD, data UKM esensial dan pengebangan
c. Datadasar, data PIS-PK, data UKMesensial, data UKMpengembangan, data
UKPP(V)
d. Data UKM esensial dan pengembangan, data hasil survei kepuasan, data
indikator mutu, data UKP
34. Resume medis pasien paling sedikit terdiri dari ;
a. Identitaspasien,diagnosismasukdanindikasipasiendirawat,ringkasanhasil
pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan rencana
tindak lanjut, nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi
yang memberikan asuhan(V)
b. Identitas pasien, diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat, terapi, tindakan, dan atau
anjuran, nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan asuhan
c. Nama lengkap pasien dan umur, diagnosis masuk dan indiksi pasien dirawat, ringkasan hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan rencana tindak lanjut,
nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan asuhan
d. Nama lengkap pasien dan umur, diagnosis masuk dan indiksi pasien dirawat, terapi,
tindakan, dan atau anjuran, nama dan tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan
asuhan

35. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dapat dibuktikan dengan
a. Hasil pengukuran dan analisis ketepatan waktu pelaporan hasil sesuai ketentuan yang
ditetapkan (V)
b. Waktu pelaporan hasil ditetapkan seragam sehingga memudahkan pasien dan petugas
c. Pemeriksaan laboratorium kritis dilakukan segera
d. Bukti evaluasi hasil laboratorium luar sesuai indikator mutu yang ditetapkan

36. Adanya uraian tugas terkait dengan pengorganisasian pelayanan UKM, sesuai yang diminta
dalam standar akreditasi
a. Tidak semua karyawan harus mempunyai uraian tugas
b. Tidak boleh melakukan perubahan uraian tugas karena sudah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Uraian tugas hanya perlu disusun untuk Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM
dan dipahami oleh semua karyawan
d. Uraian tugas disusun untuk setiap karyawan, harus dikaji ulang secara regular dan jika perlu
dilakukan perbaikan (V)

37. Untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan, kesesuaian dengan
rencana dan pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat, maka dilakukan
pengawasan dan pengendalian serta penilaian kinerja dalam SIAP 219 dapat berupa
a. Pemantauan,supervisi,lokmin,auditinternaldanrapattinjauanmenejemen(V)
➜ lihat di KMP 1.8
b. Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen, serta
SMD
c. Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen, serta
MMD
d. Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen dan rapat tim
mutu

38. Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak pasien
selama pelaksanaan pelayanan dalam bentuk, :
a. Keluhanpasiendiidentifikasi,dievaluasidanditindaklanjuti(V)
b. Seluruh harapan pasien diperhatikan dan dipenuhi
c. Pemberi asuhan melakukan kajian dan penanganan nyeri
d. Pasien diberi informasi untuk menyampaikan keluhan pasien/keluarga pasien

39. Agar obat terjamin keamanan dan layak dikonsumsi oleh pasien, Puskesmas
melakukan
a. Apabila pasien melaporkan obat kadaluarsa , obat segera ditarik dari peredaran
b. Pemberian obat disertai dengan label dan informasi lengkap sesuai dengan prosedur
c. Petugas menjelaskan penanganan obat yang kadaluarsa kepada pasien
d. Tersedia persyaratan penyimpanan obat di gudang obat sesuai dengan
peraturanyangberlaku(V)
40. Informasi yang perlu disediakan pada pelayanan pendaftaran adalah
a. Informasi tentang dokter dan nomor telepon dokter yang melayani di Puskesmas dan
fasilitas rujukan yang bekerjasama
b. informasitentangpendaftaran,jenislayanan,alurpendaftaran,sertajadual
pelayanandanfasilitasrujukanyangbekerjasama(V)
c. informasi tentang jumlah tenaga kesehatan yang melayani di Puskesmas
d. informasi tentang tarif lyanan dan dokter yang melayani dan jam buka pelayanan

41. Yang dimaksud dengan komunikasi efektif dalam pelayanan pada Sasaran
Keselamatan Pasien yang kedua adalah :
a. Komunikasi via telepon, hand over, transfer, termasuk penyampaian hasil
alboratorium kritis
b. Sistim komunikasi yang dibangun untuk memperlancar komunikasi antar petugas di fasilitas
pelayanan kesehatan (V)
c. Komunikasi inter personal antara pasien dan pemberi pelayanan
d. Komunikasi.................

42. Penyusunan RUK dan RPK dilakukan oleh Puskesmas berdasarkan


a. RUK tidak perlu mengintegrasikan perencanaan UKM dan UKP
b. RUK dan RPK tidak perlu mengacu pada rencana lima tahunan
c. Analisiskebutuhanmasyarakatakanpelayanankesehatan(community health analysis)(V)
d. Tidak perlu dilakukan analisis kebutuhan masyarakat dalam menyusun RUK maupun RPK
yang penting rencana yang disusun sesuai dengan rencana strategi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

43. Salah satu unsur penting dalam penilaian implementasi PIS-PK adalah terkait dengan data Indeks
keluarga, IKS tiap keluarga dapat diidentifikasi
a. Masalah kesehatan dari tiap kecamatan
b. Semuabenar(V)
c. Masalah kesehatan dari tiap keluarga
d. Masalah kesehatan dari tiap desa/kelurahan

44. Sebagai bukti dipenuhinya standar akreditasi tentang hak pasien dan keluarga
ditunjukkan dengan
a. Adanya informasi tentang hak pasien dan keluarga, ada bukti petugas paham dan hafal
tentang hak pasien dan keluarga dan ada bukti dilakukan penyuluhan kepada pasien
tentang hak pasien dan ada bukti dilakukan edukasi hak pasien pada karyawan
b. Petugas dan pasien memahami hak pasien dan keluarga
c. Adanya pengumuman tentang hak pasien dan keluarga
d. Hak pasien dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dalam pelayanan
yang dipandu oleh kebijakan pelayanan dan prosedur-2 pelayanan yang mengatur tentang
pelaksanaan pemenuhan hak-hak pasien(V)

45. Persyaratan bangunan yang diminta pada standar akreditasi adalah


a. Banguan Puskesmas tidak perlu memenuhi persyaratan lingkungan sehat
b. Bangunan Puskesmas boleh di balai desa
c. Bangunan Puskesmas boleh bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lain
d. Puskesmas diselenggarakan diatas bangunan yang permanen(V)

46. Perencanaan tahunan Puskesmas harus mengacu pada


a. Kebijakan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota dan perencanaan tahunan Puskesmas
di kecamatan yang sama
b. Perencanaan tahunan Puskesmas di kecamatan yang sama
c. Kebijakan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota, hasil analisis situasi berdasarkan data
tahun sebelumnya, prediksi situasi kedepan yang mungkin terjadi (V)
d. Kebijakan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota, hasil analisis situasi berdasarkan data
4 (empat) tahun sebelumnya dan prediksi situasi kedepan yang mungkin terjadi
47. Penetapan jenis dan isi kajian awal dalam rekam medis
a. Ditetapkansecarakolaboratifberdasarkesepakatanpraktisiklinisyangbekerja
diPuskesmas(V)
b. Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar arahan dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar acuan yang jelas
d. Disusun dan ditetapkan oleh Penanggung jawab UKP dengan meminta pertimbangan pada
penanggung jawab UKM

48. Kepala Puskesmas bersama penanggung jawab wajib menyelaraskan perencanaan dengan
visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk menilai bahwa hal tersebut dilaksanakan, surveior melakukan
a. Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini bulanan yang menunjukkan capaian
kinerja puskesmas bulanan dan dicocokkan dengan visi Puskesmas
b. Melihat agenda dan notulen rapat evaluasi tahunan dan menilai capaian indikator apakah
sesuai dengan visi, misi, tata nilai dan tujuan puskesmas dan rencana lima tahuanan yang
disusun
c. Meminta Kepala Puskesmas dan penanggung jawab menunjukkan keterkaitan visi, misi,
tujuan dan tata nilai puskesmas dengan indikator kinerja yang disusun
d. Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini puskesmas dalam penyusunan
perencanaan yang agendanya adalah paparan Kepala Puskesmas
tentang visi, misi, tujuan dan tata nilai puskesmas, hasil analisis kebutuhan masyarakat dan
keterkaitanan taravisi,misi, tatan ilai,tujuan dan hasil analisis kebutuhan masyarakat dengan
program-2 yang direncanakan.(V)

49. Kebijakan, pedoman, prosedur merupakan dokumen regulasi yang dipersyaratkan untuk
disusun dalam memenuhi persyaratan akreditasi. Dokumen-dokumen tersebut harus
diperlakukan sebagai berikut :
a. Disusun sesuai dengan format baku untuk memenuhi persyaratan dokumen yang ada pada
elemen penilaian
b. Dokumen regulasi tidak perlu dikendalikan
c. Dikendalikandenganbaiksesuaidengankebijakanpengendaliandokumendan
rekamimplementasidantersediaditempatpelayanan(V)
d. Cukup disediakan dan disimpan di sekretariat akreditasi dan hanya diberikan jika ada yang
membutuhkan

50. Pencegahan penularan infeksi melalui airborne baik di Puskesmas maupun di


masyarakat dilakukan dengan cara
a. Pasien dengan infeksi yang ditularkan melalui airborne wajib menggunakan maskes N95
b. Petugas memakai masker bedah dan pasien dengan infeksi airborne cukup menggunakan
masker bedah
c. Petugas menggunakan masker bedah
d. PemakaianAPD yang tepat, memakai masker N95 jikamelayanipasieninfeksi airborne yang
masih aktif, penataan ruang periksa di Puskesmas, penempatan pasienrawat inap
di Puskesmas dengan benar(V)

51. Dibawah ini termasuk dalam jenis pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal kesehatan
daerah Kabupaten/Kota, kecuali :
a. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
b. Pelayanankesehatanpadapenderitamalaria(V)
c. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
d. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
52. Tanggung jawab untuk melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dapat ditelusur
dari:
a. Terlaksananya posyandu, penimbangan balita sesuai dengan perencanaan yang disusun dan
kesepakatan dengan kader dan masyarakat
b. Tersedianya bukti evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan-2 program UKM terutama
yang melibatkan peran lintas sektor dan lintas program
c. Terlaksananya kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun
d. Adanya kejelasan tanggung jawab setiap karyawan untuk memfasilitasi
pemberdayaan masyarakat, adanya bukti pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan fasilitasi
pembentukan UKBM dan fasilitasi pelaksanan SMD dan MMD (V)

53. Proses kajian awal dilakukan secara paripurna, mencakup berbagai kebutuhan dan harapan
pasien/keluarga dapat dilihat melalui :
a. Tersedia dan terisi form kajian awal secara lengkap yang
meliputi proses pengumpulan data kondisi fisik, psikologi, status sosial, riwayat
penyakit, riwayatalergi,pemeriksaanfisikdanpemeriksaanpenunjang(V)
b. Kajian yang dilakukan oleh masing-2 tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan tenaga
klinis yang lain secara lengkap sesuai dengan perkembangan kondisi pasien
c. Proses kajian pasien yang dinamis dan berkesinambungan, baik untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap
d. Kajian awal mengenai status ekonomi, psikososiospiritual, riwayat alergi, asesmen nyeri,
penegakan diagnosis, penetapan pelayanan dan rencana pemulangan

54. Pengelolaan jejaring dan jaringan Puskesmas dalam SIAP 219 adalah
a. Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program
pembinaanterhadapjejaringFKTPdanjaringanPuskesmas,dilakukanevaluasi
dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan program pembinaan jejaring dan jaringan.(V)
b. Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan FKTP, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jaringan.  jejaringnya FKTP
c. Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program
pembinaan terhadap jejaring dan jaringan Puskesmas, dilakukan evaluasi dan tindak
lanjut terhadap pelaksanaan program pembinaan jaringan.  jejaringnya FKTP
d. Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan FKTP, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jejaring dan jaringan.  jejaringnya FKTP

55. Pemberian makanan dan terapi gizi sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan
perundangan pada SIAP 219 adalah
• Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan atau makanan
khusus yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, keluarga pasien
tidak dapat berpartisipasi dalam penyediaan makanan
• Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan
dapatdilakukanolehkeluargapasienataudipihaktiga,namundisertaiedukasi
tentang makanan kontra indikasi dengan kebutuahan pelayanan termasuk
informasiinteraksiobatdanmakanan(V)
• Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan atau makanan
khusus yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, pembinaan
edukasi tentang makanan yang kontra indikasi dengan rencana pelayanan termasuk
informasi interaksi obat dan makanan
• Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan dapat dipihak
ketigakan, keluarga pasien berpartisipasi dalam penyediaan makanan

56. Untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pelayanan pasien di Puskesmas maupun
pelayanan terhadap sasaran program UKM dalamkegiatan UKM, perlu diterapkan :
a. Perlu dilakukan FMEA untuk setiap proses kegiatan pelayanan UKM dan UKP
b. Pengukuran capaian indikator-2 kinerja pelayanan UKM dan UKP analisis dan tindak
lanjutnya
c. DiterapkanmanajemenresikobaikdalampelayananUKMdanUKP(V)
d. Dilakukan monitoring terjadinya insiden keselamatan pasien dan insiden yang dialami
petugas maupun sasaran UKM

57. Tahap perencanaan Puskesmas terdiri dari :


a. Persiapan, penyusunan perencanaan Puskesmas, analisa situasi, perumusan masalah
b. Persiapan, analisa situasi, penyusunan rencana Puskesmas, perumusan masalah
c. Persiapan, perumusan masalah, analisa situasi, penyusunan rencana Puskesmas
d. Persiapan, analisa situasi, perumusan masalah, penyusunan rencana Puskesmas(V)

58. Berikut yang terkait dengan intervensi lanjut dalam PIS-PK


a. Tim Pembina Keluarga melakukan update pasca pelaksanaan pasca intervensi lanjut
b. Dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor
c. Semuabenar(V)
d. Direncanakan berdasarkan analisa hasil kunjungan keluarga

59. Penerapan PPI di Puskesmas sebagaimana dipersyaratkan dalam standar akreditasi dan
peraturan perundangan adalah
a. Dietrapkannya kewaspadaan berbasis standart dan transmisi
b. Diterapkannya kewaspadaan standar, penggunaan antibiotika dengan bijak dan bundles
c. Dilakukan kebersihan tangan sebagai wujud pelaksanaan program PPI
d. Diterapkannya prinsip kewaspadaan isolasi, penggunaan antibiotika dengan
bijakdanbundles(V)

60. Upaya Peningkatan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasar rencana
program yang disusun. Dalam menyusun program tersebut, perlu diperhatikan :
a. Program PPI bukan merupakan program terintegrasi dari program mutu Puskesmas
dan harus direncanakan sendiri
b. Program mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien perlu dipisahkan dari program
PPI
c. Masing-masing penanggung jawab pelayanan menyusun rencana program mutu masing-2
berdasar permasalahan mutu yang dijumpai
d. Program tersebut bersifat terintegrasi antara program mutu manajemen, program mutu
UKM dan program mutu UKP dan keselamatan pasien serta PPI (V)

61. Untuk mengupayakan keselamatan pasien sesuai dengan referensi “ to err is human “ adalah :
a. Redisain sistemagarorangberbuatbenardanmencegahorangberbuatsalah(V)
b. Setiap terjadi insiden dicari profesional pemberi asuhan yang memberi pelayanan untuk
menganalisa kesalahan dan pemberi asuhan
c. Petugas yang terbukti melakukan kesalahan dipindahkan ke unit lainnya tidak langsung
menangani pasien
d. Jika terjadi insiden dilkukan analisis kompetensi dari petugas yang memberikan asuhan

62. Pertemuan H – 1 dilakukan oleh surveior dengan Kepala Puskesmas, perwakilan karyawan
dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tujuan :
a. Makan malam bersama
b. Beramah tamah dengan Kepala Puskesmas dan perwakilan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
c. Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan survei, menjelaskan kode etik surveidan
perkenalan(V)
d. Sekedar menjalin keakraban antara tim surveior dengan pihak Puskesmas dan Dinas
Kesehatan

63. Untuk menilai bahwa pemeliharaan peralatan dilakukan dengan baik, maka surveior akan
menelusur :
a. Ada penanggung jawab peralatan, dilakukan inventaris alat, ada program
pemeliharaanyangdilaksanakandimonitor,dievaluasidanditindaklanjuti(V)
b. Semua alat tertata rapi dan bersih
c. Semua alat ditata dalam lemari alat yang terkunci
d. Semua mobil ambulance tidak ada yang rusak dan berfungsi
64. Untuk menilai bahwa penilaian kinerja Puskesmas dilakukan dengan baik, maka surveior
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Ditetapkannyaindikatorkinerja,dilakukanpengumpulandatakinerja,dilakukan
analisisdantindaklanjut(V)
b. Indikator kinerja pelayanan klinis harus disusun sebagai prioritas utama di Puskesmas
c. Kaji banding kinerja antar Puskesmas hanya dilakukan jika tersedia dana untuk melakukan
visitasi ke Puskesmas lain
d. Puskesmas tidak perlu melakukan kaji banding kinerja dengan Puskesmas lain

65. Ada kewajiban bagi Kepala Puskesmas dan para penanggung jawab program/kegiatan
untuk melakukan pengarahan, yang ditelusur surveior adalah :
a. Memeriksa catatan harian Kepala Puskesmas apa saja kegiatan harian yang dilakukan dan
kapan saja dilakukan, pengarahan kepada karyawan dengan kejelasan waktu, materi
pengarahan dan hasil-2 pengarahan
b. Wawancara pada karyawan Puskesmas dan menanyakan pada mereka apa tindak lanjut
yang dilakukan setelah diberi pengarahan oleh Kepala Puskesmas dan hasil-2 yang dicapai
c. Mekanismepengarahanyangditetapkandalamkebijakan,tersedianyaSOP-SOP pengarahan
sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam kebijakan dan bukti-
buktipelaksanannyamelaluiperiksarekamkegiatandanwawancara(V)
d. Memeriksa pada notulen lokakarya mini Puskesmas, apakah ada catatan tentang
pengarahan yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan berusaha memahami isi
pengarahan tersebut.

SOAL PRETEST PPI KELOMPOK 2 JAWABAN


1. Pengambilan sputum untuk pemeriksaan BTA yg benar adalah dikamar Salah
kecil/toilet Fasyankes. Diluar gedung Fasyankes yg terkena sinar matahari

2. Antibiotik profilaksis tindakan, boleh diberikan30 sampai 60 menit Benar


sebelum insisi.
3. Sasaran keselamatan pasien ( pasien Safety ) adalah pelayanan kesehatan Salah
di Rumah Sakit dan Fasyankes yg berfokus pada keselamatan pasien

4. Linen kotor infeksius, adalah linen yg terkontaminasi dengan Benar


darah, cairan tubuh, faeces dan urin.
5. Tirah baring yg lama dapat beresiko terjadinya HAP Benar
6. Desinfektan tingkat tinggi ( DTT) adalah proses untuk menghilangkan Benar.
mikroorganisme ( bakteri, virus, parasit, jamur), kecuali endospora pada
berbagai peralatan medis/objek dengan menggunakan cara kimiawi
ataupun panas
7. Salah satu tugas tim PPI di FKTP adalah melaporkan kepada Dinas Salah
Kesehatan setempat
8. Menggunakan tirai pembatas ( delivery chamber) dalam proses Benar
persalinan dan kelahiran
9. Mekanisme Resistensi bakteri: merubah protein target tempat kerja Benar
antibiotika.
10. Kriteria ruang tunggu respiratory menurut CDC adalah pergantian Benar
udara minimal 12 ACH, jarak antara kursi tunggu 1 meter dan memiliki
toilet tersendiri sarana kebersihan tangan dan tempat
sampah tertutup.
11. Kebersihan tangan, penggunaan Alat PelindungDiri ( APD) sesuai Benar
indikasi, pembersihan Permukaan lingkungan dan Peralatan adalah kunci
utama pemutusan rantai infeksi Covid 19.
12. Kegiatan Audit dilakukan bila ada masalah. Salah
13. Pertimbangan kriteria lepas isolasi Covid 19 menurut WHO adalah Salah
hasil PCR.
14. Alkohol 62 – 80%, adalah desinfektan yg dapat dipakai untuk Salah.
terminal dekontaminasi
15. Kewaspadaan isolasi: kontak, droplet dan udara Salah
16. Penempatan rawat inap pasien Covid di single room dengan Salah.
tekanan positif.
17. HAIs adala infeksi yg terjadi di RS dan Fasyankes lainnya, dimana pada Benar.
saat pasien masuk tidak ada tanda dan gejala, tidak sedang dalam
masa inkubasi. Infekasi dapat terjadi setelah pasien pulang,
dapat terjadi pada petugas karena pekerjaannya.
18. Limbah benda tajam dibuang pada wadah tahan tembus, kedap air, Benar.
dan dimasukkan kedalam kantong kuning.
19. Kontaminasi makanan dapat terjadi, bahan makanan, petugas dan Benar.
peralatan
20. Dari data surveilans yg dikumpulkan oleh IPCN di suatu Rumah Sakit, Salah
didapatkan data kejadian infeksi Daerah Operasi ( IPO) pada blan Agustus
2020 sebanyak 2 pasien dari 143 pasien yg operasi.,
artinya pada bulan Agustus 2020 angka IDO adalah 1,4 0/00
21. ICRA bangunan dibuat, bila ada pembangunan gedung baru atau renovasi Benar.

22. ISK pada pria lebih tinggi dari wanita. Salah


23. Pengolesan dan perendaman dengan alcohol 70% selama 2 menit, Benar
memberikan hasil yg paling optimal dalam menurunkan angka hitung
kuman dan memberikan hasi negative pada identifikasi kuman
Stapfylococcus sp dan Streptococcus sp.
24. Profilaksi Pasca Pajanan ( PPP) untuk HIV perlu bila terpercik urin Salah
pasien HIV dimukosa mata
25. Pada tindakan mengambil sample dari hidung dan tenggorokan, APD Benar
yg dipakai adalah Gaun, sarung tangan, masker respiratorik N95,
goggle, pelindung kepala dan pelindung kaki.
1. Dengan memperhatikan rantai penulaian penyakit, prinsip PPI adalah:
Jawab: Memutus rantai penularan

2. Audit berbeda dengan inspeksi dalam hal:


Jawab: sifat terencana, sistematis dengan standar/kriteria pembanding yang jelas

3. Yang merupakan jenis-jenis survei pada klinik adalah:


Jawab: survei perdana, survei ulang, survei remedial

4. Klinik yang menyelenggarakan untuk mengatasi variasi proses pada pelayanan kesehatan dapat
dilakukan pengendalian proses harus memiliki:
Jawab: Ruang rawat inap, gadar, staf klinik, instalasi/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi

5. Pada klinik Pratama hanya dapat melakukan pemeriksaan:


Jawab: bedah kecil tanpa anestasi umum dan atau spinal

6. Identifikasi resiko dalam pelayanan Kesehatan dapat dilakukan dengan cara:


Jawab: curah pendapat, adanya complain, adanya keluhan, adanya insiden, adanya ….

7. Kewaspadaan isolasi meliputi:


Jawab: kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi

8. Sebagai upaya untuk mengelola resiko kebakaran yang perlu dilakukan oleh Puskesmas adalah:
Jawab: melakukan identifikasi resiko kebakaran menyediakan dan melakukan inspeksi ……….. kebakaran
dan APAR, menyediakan jalur evakuasi dan simulasi penanganan kebakaran

9. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan :
Jawab: pelayanan medik dasar dan atau spesialistik

10. Audit klinis adalah


Jawab: audit internal yang dilakukan oleh auditor internal terhadap peyelenggaraan pelayanan klinis di
Puskesmas/FKTP dengan menggunakan kriteria audit yang disusun berdasar pedoman pelayanan klinis

11. yang membedakan pelayanan kesehatan di Puskesma dan rumah sakit adalah:
jawab: Puskesmas mempunyai wilayah kerja, dan berfokus baik pada pelayanan pasien,
keluarga, dan masyarakat

12. Petugas kesehatan tertusuk jarum suntik habis digunakan untuk memberikan suntikan
pada pasien adalah:
Jawab: Insiden keselamatan kerja

1. Analisa situasi dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) Sebagai bahan …
a. Bulan Januari tahun
lalu b. Bulan januari
tahun ini
c. Bulan Desember tahun lalu
d. Bulan Februari tahun ini

2. Peran aktif dari puskesmas dan Klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional
ditunjukkan dalam standar akreditas dengan :
a. Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas Bab 4, dan Klinik
standar 3.6 tentang pelayanan promotive dan preventif pada akreditas klinik
b. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatatdan melaporkan pelaksanaan
program PPN
c. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk Menyusun, merencanakan, melaksanakan,
dan melaporkan kegiatan program prioritas nasional
d. Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program promotive
dan preventif terkait dengan PPN
3. Failure Mode and Effect Analysis adalah :
a. Alat manajemen resiko untuk menganalisis suatu proses yang bermasalah dan
mendisain model yang inovatif
b. Alat mutu untuk menyelesaikan insiden keselamatan pasien yang tidak termasuk
dalam kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
c. Alat manajemen resiko untuk menyelesaikan jika terjadi kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)
d. Alat manajemen resiko untuk mangkaji suatu prosedur secara rinci, mengenali
model- model kesalahan yang ada untuk kemudian ditindaklanjuti dan perbaikan
disain/prosedur

4. Dalam standar akreditas puskesmas maupun standar akreditas klinik pada pelayanan
Kesehatan meminta puskesmas dan klinik memerhatikan hasil dan kewajiban pasien
dan pemberdayaan pasien. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa puskesmas dan
klinik menerapkan prinsip?
a. Coordination of
Care b. Patient
Centered Care
c. Continuity of Care
d. Continuity and Coordination Of care

5. Sistem manajemen mutu meliputi :


a. Perencanaan mutu, penggerakan dan pelaksanaan mutu, pengawasan, pengendalian
dan penilaian mutu
b. Input, proses, output, outcome
c. Perencanaan mutu, jaga mutu, kendali mutu,dan peningkatan mutu
d. Perencanaan mutu, sumber daya mutu, proses penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu dan pengukuran mutu

6. Variabel yang dipertimbangkan dalam melakukan risk assessment infeksi, misal


untuk pelayanan pasien covid 19 meliputi :
a. Dampak dan kesiapan organisasi
b. Virulensi dan virus/mikroorganisme
c. Probalilitas dan kesiapan
organisasi d. Dampak dan
probabilitas

7. Analisa Risiko adalah :


a. Mengidentifikasi risiko, menetapkan tingkat kewaspadaan risiko,
mengidentifikasi penyebab dan akibat risiko
b. Menentukan estimasi risiko kuantitatif atau kualitatif dengan tehnik evaluasi
c. Menetapkan tingkat kegawatan risiko, melakukan RCA dan FMEA
d. Menganalisa risiko yang mungkin terjadi dan menganalisis penyebab terjadinya

8. Perencanaan UKM puskesmas disusun secara terpadu dengan melibatkan lintas


program dan lintas sector, disusun sesuai dengan?
a. Hasil penilaian kinerja puskesmas dan hasil pendataan PIS-PK
b. Analisis kebutuhan masyarakat dan hasil pendataan PIS PK
c. Hasil penilaian kinerja puskesmas
d. Analisis kebutuhan masyarakat, hasil capaian indikator kinerja puskesmas, dan
capaian SPM

9. Perencanaan puskesmas disusun berdasar?


a. Hasil evaluasi program tahun lalu
b. Analisis kebutuhan masyarakat, analisis peluang pengembangan pelayanan,dan
analisis resiko serta sesuai ketentuan peraturan perundangan
c. Analisis hasil PIS PK dan hasil SDM dan MMD
d. Hasil SDM dan MMD dan evaluasi program tahun lalu

10. Indikator kinerja pelayanan UKM yang diminta dalam standar akreditasi disusun
berdasarkan:
a. Standar pelayanan minimal dan kebijakan/pedoman dari kementrian Kesehatan
b. Standar pelayanan minimal dan Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas
c. Standar pelayanan minimal, kebijakan/pedoman dari Kementrian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi, dan kebijakan/pedoman dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
d. Standar pelayanan minimal, dan kebijakan/pedoman pelayanan UKM yang disusun
oleh puskesmas

11. Pelaksanaan rekonsiliasi obat pada pasien rawat inap baik di puskesmas maupun
klinik dilakukan pada saat:
a. Pasien masuk ke pelayanan gawat darurat
b. Pasien masuk rawat inap
c. Pasien masuk rawat inap dan pasien yang akan pulang
d. Pasien pada saat masuk ke fasyankes, transfer antar unit, dan Ketika pasien inap
akan pulang

12. Kewaspaan isolasi meliputi


a. Kewaspadaan standard dan surveilans PPI
b. Hard Hygiene dan penggunaan APD
c. Hard Hygiene 6 langkah pada 5 kesempatan
d. Kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi

13. Penyelenggaraan keselamatan pasien di puskesmas dilakukan dengan pembentukan


sistem yang meliputi:
a. Sistem manajemen resiko dan sistem identifikasi pasien dengan benar
b. Sistem yang menerapkan enam sasaran keselamatan pasien
c. Sistem keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien dan Tujuh
Langkah Keselamatan Pasien
d. Sistem manajemen resiko dan Sasaran Keselamatan Pasien

PRE TEST DISEMINASI STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS DAN KLINIK KEPADA LPA Jakarta, 9 – 12
April 2023

1. Kegiatan di bawah ini adalah kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat


a. Keterlibatan perawat dan bidan dalam membantu pasien yang membutuhkan perawatan di
rumah
b. Membangun kemitraan dengan organisasi dengan organisasi kemasyarakatan dan swasta
di wilayah kerja ke puskesmas dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
c. Kegiatan home care yang dilakukan oleh petugas puskesmas
d. Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien yang membutuhkan perawatan di rumah

2. Variabel-variabel untuk menentukan derajat risiko ketika melakukan severity assessment pada
manajemen risiko adalah
a. Probability dan kemampuan pengendalian risiko
b. Severity dan probability
c. Severity, probability, dan pelaksanaan mitigasi
d. Severity, probability dan pengendalian risiko

3. Pemenuhan kriteria 1.4.2. puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen


keselamatan dan keamanan pasien dinilai dengan
a. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan manajemen kedaduratan dan bencana
b. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan inspeksi berkala terhadap fasilitas
c. Adanya regulasi dan bukti pelaksanaan identifikasi pengunjung dan tamu
d. Pelaksanaan identifikasi pengunjung, inspeksi berkala terhadap fasilitas, simulasi kode
darurat dan pemantauan keamanan pekerjaan konstruksi

4. Dalam upaya keselamatan pasien, pengunjung dan petugas, juga untuk mencegah terjadinya
infeksi, maka pada pekerjaan konstruksi harus dilakukan
a. ICRA Program, ICRA Konstruksi dan PCRA
b. ICRA Konstruksi dan PCRA
c. ICRA Progrm dan ICRA Konstruksi
d. ICRA Konstruksi

5. Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional ditunjukkan
dalam standar akreditasi dengan
a. Pemenuhan puskesmas terhadap standar akreditasi puskesmas bab 4, dan klinik terhadap
standar
3.6 tentang pelayanan promotive dan preventif pada standar akreditasi klinik
b. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk mencatat dan melaporkan pelaksanaan program PPN
c. Pemenuhan puskesmas dan klinik untuk Menyusun, merencanakan, melaksanakan dan
melaporkan kegiatan program prioritas nasional
d. Puskesmas dan klinik mencatat dan melaporkan pelaksanaan program promotif dan preventif
terkait dengan PPN

6. Dalam standar akreditasi puskesmas dipersyaratkan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala


bagi pegawai dalam melaksanakan program K3. Pemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan PMK
52 tahun 2018 dilaksanakan
a. Minimal setahun sekali
b. Sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan dari Puskesmas
c. Minimal 2 kali setahun
d. Minimal 2 tahun sekali

7. Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5. penyelenggaraan
pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan etik dalam pengambilan keputusan
pelayanan adalah sebagai berikut
a. Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu dan
perwakilan dari administrasi dan manajemen
b. Penanggungjawab UKM, Penanggungjawab UKP, perwakilan pelayanan UKM, perwakilan
pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu dan perawakilan dari administrasi dan manajemen
c. Perawakilan dari pelayanan UKM dan UKP
d. Kepala Puskesmas ditambah dengan perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan
UKP, perwakilan dari tim mutu dan perwakilan dari administrasi dan manajemen

8. Assessmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assessment terdiri dari 4 kelompok,
yaitu
a. Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazrdous Materials
b. Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard dan Technological Hazard
c. Natural Hazard, Technological Hazard. Hazardous Materials, Household Hazard
d. Natural Hazard, Human Hazard, Internal House-hold Hazard, External Household Hazard

9. Situasi yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan dibuat keputusan mengenai perilaku
yang petut ketika terjadi pilihan dari dua atau lebih nilai etik/moral disebut dengan
a. Dilemma etik dan pemenuhan terhadap kode etik perilaku
b. Dilemma etik
c. Pertimbangan etik
d. Pemenuhan terhadap kode etik perilaku
10.Penyelenggaraan keselamatan pasien di pukesmas dilakukan dengan pembentukan
sistem yang meliputi?
Jawaban :
Sistem keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien dan 7 langkah keselamatan
pasien

1. Failure mode effects and analysis adalah


Jawaban:
Alat manajemen risiko untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci, mengenali model-model
kesalahan yang ada, untuk kemudian ditindaklanjuti dan perbaikan desain atau prosedur

2. Kewaspadaan isolasi meliputi :


Jawaban :
Kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi

3. Analisa situasi dan pelaksanaan survei mawas diri (smd), musyawarah masyarakat desa
(mmd), sebagai bahan pertimbangan
Jawaban :
Bulan januari tahun ini

4. Peran aktif dari puskesmas dan klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional
ditunjukkan dalam standar akreditasi dengan
Jawaban :
Pemenuhan puskemas terhadap standar akreditasi puskesmas bab 4, dan klinik terhadap
standar 3.6 tentang pelayanan promotif dan preventif akreditasi klinik

5. Pengawasan, pengendalian dan penialian kinerja puskesmas dilakukan secara periodik


melalui?
Jawaban :
Supervisi, pemantauan capaian indikator kerja lokakarya mini, audit internal dan pertemuan
tinjauan manajemen

6. Dalam standar akreditasi puskessmas maupun standar akreditasi klinik pada pelayanan
kesehatan perseorangan meminta puskesmas dan klinik memperhatikan hak dan kewajiban
pasien dan pemberdayaan pasien. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa puskesmas dan
klinik menerapkan prinspi?
Jawaban :
Patient centered care

7. Sistem manajemen mutu meliputi ?


Jawaban :
Perencanaan mutu, penggerakan dan pelksanaan mutu, pengawasan, pengendalian, dan
penilaian mutu.

10. Variabel yang dipertimbangkan dalam melakukan risk assessment infeksi, misalnya
untuk pelaksanaan pasien covid19 meliputi :
Jawaban : Dampak dan probabilitas
11. Perencanaan puskesmas disusun berdasarkan?
Jawaban :
Analisis kebutuhan masyarakat, analisis peluang pengembanagan pelayanan, dan
analisis risiko, disertai sesuaai ketentuan peraturan perundangan

12. Analisis risiko adalah?


Jawaban :
Menentukan estimasi risiko kuantitatif atau kualitasi dengan teknik evaluasi
Cari

1. Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi kinik pada pelayanan
kesehatan perseorangan mensyaratkan pelayanan kesehatan perorangan terjadi
kesinambungan mulai dari penerimaan pasien, skrining, kajian awal, penyusunan rencana
asuhan, pelaksanaan asuhan, pemulangan, rujukan, dan bahkan pelayanan home-care jika
diperlukan. Standar tersebut mencerminkan diterapkannya prinsip:
a. Patient Centered Care
b. Continuity and Coordination of Care
c. Patient, Family, and Community Centered Care
d. Patient and Family Centered Care

2. Untuk membuktikan dilaksanakannya kewaspadaan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai,


yang ditelusur oleh surveyor adalah:
a. Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan bukti
penyimpanan yang benar dan wawancara pelabelan obat yang perlu diwaspadai
b. Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan bukti
penyimpanan yang benar
c. Adanya SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai, daftar obat yang perlu
diwaspadai, proses penyimpanan, bukti pelabelan baik di ruang pelayanan obat
maupun di Gudang penyimpanan obat, bukti dilakukan double check pada penyiapan
obat high alert
d. Adanya pelabelan LASA dan high alert pada obat-obat yang perlu diwaspadai

3. Untuk memastikan pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya, telusur yang dilakukan
oleh surveyor adalah:
a. Melihat dokumen bukti pemahanan pasien tentang hak dan kewajibannya yang
ditanda tangani oleh pasien dan petugas
b. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya
c. Melihat hasil evaluasi penyampaian informasi petugas tentang hak dan kewajiban
pasien.
d. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya dan
diverifikasi dengan wawancara dengan pasien

4. Pemenuhan standar akreditasi untuk pelayanan rujukan dibuktikan dengan adanya:


a. Terdapat SPO rujukan, bukti puskesmas/ klinik memastikan fasyankes yang dituju
dapat memenuhi kebutuhan pasien, pemberian informasi dan persetujuan rujukan,
dan ketersediaan sarana transportasi
b. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan kepastian fasyankes tersebut
dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan ketersediaan sarana transportasi
c. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan SPO rujukan
d. Pedoman dan SPO rujukan

5. Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat kerja, sesuai yang
diminta dalam standar akreditasi, Puskesmas harus melakukan:
a. Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum untuk
pegawai yang mengalami kekerasan, dan mengupayakan kompensasi untuk pegawai
yang cedera akibat kerja
b. Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
c. Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi
d. Melakukan investigasi terhadap kejadian

6. Pelaksanaan rekonsiliasi obat pada pasien rawat inap baik di Puskesmas maupun di Klinik
dilakukan pada saat:
a. Pasien masuk rawat inap
b. Pasien masuk rawat inap dan pasien yang akan pulang
c. Pasien pada saat masuk ke fasyankes, transfer antar unit, dan ketika pasien inap akan
pulang
d. Pasien masuk ke pelayanan gawat darurat

7. Regulasi dan implementasi langkah-langkah mencegah cedera pasien karena jatuh ditelusur
dengan cara:
a. Melakukan observasi dan simulasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan
wawancara terkait implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
dengan implementasi pencegahan pasien jatuh
b. Meminta ditunjukkan SPO pencegahan pasien cedera karena jatuh, melakukan
ovservasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
implementasi pencegahan pasien jatuh
c. Melakukan observasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
implementasi pencegahan pasien jatuh
d. Meminta ditunjukkan kebijakan pencegahan pasien cedera karena jatuh dan
implementasinya

8. Dalam standar akreditasi klinik maupun standar akreditasi puskesmas terkait dengan sumber daya
manusia:
a. Evaluasi kinerja dan pemutakhiran kelengkapan file kepegawaian diserahkan pada
aturan di klinik maupun di puskesmas
b. Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala dan dilakukan kelengkapan dan
pembaharuan file kepegawaian secara berkala
c. Evaluasi kinerja dilakukan paling lambat dua tahun sekali
d. File kepegawaian dilengkapi dan dievaluasi secara berkala paling lambat dua tahun
sekali

9. Peran aktif dari klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional dibuktikan dengan:
a. Bukti pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program promotive dan preventif
terkait dengan program prioritas nasional
b. Adanya bukti klinik sebagai jejaring puskesmas
c. Bukti pencatatan dan pelaporan program promotive dan preventif, dan pencatatan
dan pelaporan pelaksanaan program prioritas nasional
d. Adanya bukti penatalaksanaan program nasional sesuai jenis klinik dan sesuai standar
tata laksana program prioritas nasional

10. Untuk melakukan penilaian dan telusur terhadap pelaksanaan skrining, yang dilakukan oleh
surveyor adalah:
a. Adanya bukti dilakukan skrining di pendaftaran dan kajian awal oleh perawat pada
pelayanan rawat jalan dan wawancara dengan petugas pendaftaran dan pasien
terkait dengan pelaksanaan skrining
b. Adanya bukti-bukti dilakukan skrining baik oleh sekuriti, petugas pendaftaran dan
perawat atau bidan
c. Adanya panduan skrining pada pendaftaran dan bukti pelaksanaan skrining
d. Adanya SPO skrining, bukti pelaksanaan skrining, observasi pelaksanaan skrining dan
wawancara petugas dan pasien terkait dengan pelaksanaan skrining
Telusur untuk membuktikan ketersediaan APAR dan pemeliharaan APAR pada instrument
akreditasi klinik adalah:

a. Tersedia APAR, Tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, wawancara proses
pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
b. Tersedia APAR, Tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, observasi proses
pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
c. Tersedia SPO pemeliharaan APAR, ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR
d. Ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR

Untuk menilai pemenuhan standar penyelenggaraan rekam medis, surveyor menilai


adanya bukti:
a. Kelengkapan isi rekam medis dan keterbacaannya
b. Adanya bukti kelengkapan isi rekam medis, keterbacaan, dan kerahasiaan rekam medis
c. Penyimpanan, peminjaman, dan pemusnahan rekam medis, serta bagaimana
menjaga kerahasiaan isi rekam medis
d. Pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis sesuai dengan pedoman/
panduan/ SPO yang disusun, kelengkapan isi rekam medis oleh PPA, dan
kerahasiaan rekam medis

2. Tujuan menyusun register risiko dan profil risiko adalah:


A. Memenuhi standar akreditasi
B. Mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadi dan risiko prioritas agar dapat melakukan
pencegahan dan mitigasi
C. Untuk mendaftar semua risiko yang mungkin dan pernah terjadi sebagai dasar untuk
menyusun perencanaan program dan anggaran fasyankes
D. Mengidentifikasi risiko klinis dan kemungkinan insiden keselamatan pasien pada pelayanan
kesehatan perseorangan

4 Program Prioritas Nasional yang ada pada standar akreditasi Puskesmas adalah:
A. Pelayanan KB
B. Penurunan AKI/AKB dan Penurunan stunting
C. Peningkatan cakupan imunisasi dan Pelayanan KB
D. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan factor risiko dan penurunan stunting

5 Pada program MFK, fasilitas pelayanan kesehatan menetapkan dan melaksanakan proses
untuk memastikan semua sistem utilitas berfungsi efisien dan efektif, sehingga harus dilakukan:
A. Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan bukti pemeliharaannya
B. Tersedia daftar inventaris sistem utilitas dan peralatan medis serta pemeliharaannya untuk
menjamin keselamatan pasien dan petugas
C. Tersedia bukti monitoring akses masuk dan keluar fasyankes
D. Tersedia pengendalian infeksi yang terkait dengan penggunaan sistem utilitas

6. Salah satu program MFK adalah pengendalian B3 dan limbah B3, untuk memastikan
program tersebut berjalan dengan baik, maka bukti-bukti telusur adalah:
A. Petugas mampu memeragakan pembuangan limbah dengan benar
B. Terdapat daftar inventaris B3, penyimpanan dengan benar, MSDS, dan bukti dilakukan
pembuangan limbah B3 dengan benar dan bukti monitoringnya
C. Terdapat petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan limbah B3 yang melakukan
monitoring tiap hari terhadap penyimpanan B3 dan pembuangan limbah B3
D. Terdapat bukti kompetensi dari petugas yang diberi tanggung jawab mengelola B3 dan
limbah B3
7. Untuk membuktikan bahwa regulasi internal disusun dengan baik, maka surveyor
melakukan telusur terhadap adanya:
A. Kebijakan, pedoman/panduan, perencanaan program/kegiatan, dan prosedur-prosedur
B. Kebijakan dan pedoman/panduan
C. Kebijakan, prosedur, panduan praktik klinis, protocol klinis
D. Pedoman/panduan, prosedur, protocol, panduan praktik klinis, clinical pathway, dan
kerangka acuan program/kegiatan.

8. Dilakukannya upaya untuk mencegah terjadinya salah sisi, salah pasien, dan salah Tindakan
operatif, dibuktikan dengan adanya:
A. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi, SPO pelaksanaan surgical safety checklist, bukti
penandaan sisi operasi oleh operator yang akan melakukan, dan bukti pengisian surgical safety
check-list
B. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi dan bukti pengisian surgical safety checklist oleh
operator atau perawat yang ditunjuk oleh operator
C. Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh perawat, dan
adanya kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi
D. Bukti pengisian surgical safety check list, bukti penandaan sisi operasi oleh petugas
kesehatan.

9. Bukti implementasi pelaksanaan pencegahan risiko jatuh dapat dilihat dari:


A. Pelaksanaan skrining cepat risiko jatuh oleh petugas yang pertama menerima pasien.
B. Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh perawat
C. Pelaksanaan skrining risiko jatuh oleh petugas di lini depan dan perawat
D. Dokumentasi bukti pelaksanaan skrining risiko jatuh, observasi dan wawancara pelaksanaan
skrining risiko jatuh

10. Untuk membuktikan pelaksanaan kebersihan tangan dengan benar, telusur yang
dilakukan oleh surveyor adalah:
A. Melihat hasil pelaporan INM pada aplikasi pelaporan INM
B. Melakukan pengamatan pelaksanaan kebersihan tangan, meminta simulasi kebersihan
tangan, dan melihat kelengkapan sarana kebersihan tangan
C. Melihat hasil pelaporan INM dan melihat ketersediaan media penyuluhan kebersihan tangan
D. Meminta hasil pelaporan INM, melihat ketersediaan media edukasi kebersihan tangan, dan
simulasi kebersihan tangan

12. Untuk menghitung kebutuhan SDM di Puskesmas atau di Klinik, dilakukan dengan cara:
A. Melakukan analisis kebutuhan SDM, memperhatikan jenis dan jumlah pelayanan yang
disediakan, dan peraturan perundangan terkait dengan standar kebutuhan SDM di puskesmas
atau di klinik
B. Melakukan analisis kebutuhan SDM dan menuangkannya dalam perencanaan kebutuhan
SDM dan perencanaan diklat SDM
C. Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja
D. Melakukan analisis kebutuhan SDM dengan menghitung beban kerja dan menuangkan dalam
perencanaan kebutuhan dan diklat SDM.

13. Pertimbangan dalam menyusun perencanaan operasional puskesmas atau klinik adalah:
A. Visi, misi, dan tujuan Puskesmas/Klinik, analisis kebutuhan masyarakat akan jenis dan jumlah
pelayanan, evaluasi capaian kinerja, peluang perkembangan ke depan, dan analisis risiko
B. Perencanaan operasional puskesmas dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan
C. Klinik tidak perlu menyusun perencanaan operasional karena tidak diminta dalam standar
akreditasi
D. Visi, misi dan tujuan Puskesmas/Klinik dan ketersediaan SDM
14. Pembahasan hasil audit internal sesuai dengan PMK No 44/ 2016, merupakan mekanisme
pengawasan, pengendalian dan penilaian:
A. Harus dilaksanakan terpisah dari Lokakarya mini
B. Dapat dilaksanakan dalam forum lokakarya mini
C. Ketika menyampaikan hasil audit internal dipimpin oleh Kepala Puskesmas
D. Dijadwalkan tersendiri di luar forum lokakarya mini bulanan ataupun triwulan.
Opsi 5
15. Untuk menilai pelaksanaan pembinaan jaringan dan jejaring Puskesmas, yang dinilai oleh
surveyor adalah:
A. Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring, adanya indikator kinerja pembinaan
jaringan dan jejaring, dan bukti-bukti pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya
B. Adanya indikator kinerja pembinaan jaringan dan jejaring dan capaian indikator serta
analisisnya
C. Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring dan bukti pelaksanaannya
D. Adanya penanggung jawab pembinaan jaringan dan jejaring, program pembinaan monitoring
kesesuaian pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan, dan bukti pelaksanaan kegiatan
pembinaan jaringan dan jejaring.

17. Pembahasan penilaian kinerja UKM pada standar akreditasi Puskesmas, minimal
dilakukan :
A. Sekali dalam setahun
B. Empat kali dalam setahun
C. Enam kali dalam setahun
D. Dua kali dalam setahun

19. Untuk menilai pelaksanaan pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan
puskesmas, surveyor menlakukan penilaian terhadap:
A. Adanya program kerja stunting, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
B. Adanya penetapan indikator dan target kinerja stunting, program pencegahan dan penurunan
stunting berdasar analisis capaian indikator, bukti koordinasi dan pelaksanaan program,
monitoring dan evaluasinya
C. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting
D. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting, monitoring dan tindak lanjutnya.

20. Standar kuantitas untuk kunjungan ANC sesuai yang diminta dalam standar akreditasi
Puskesmas adalah:
A. Pemenuhan standar pelayanan antenatal memenuhi 10 T
B. Standar kunjungan minimal enam kali selama periode kehamilan (K6): satu kali pada trimester
pertama, duakali pada trimester kedua, dan tiga kali pada triemester ketiga
C. Standar kunjungan minimal empat kali selama periode kehamilan (K4): satu kali pasda
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga
D. Pemenuhan standar pelayanan antenatal 10 T dan kunjungan minimal empat kali selama
pediode kehamilan

21. Bukti peran aktif dari klinik untuk mendukung pencapaian program prioritas nasional
adalah:
A. Dalam standar akreditasi klinik tidak meminta peran aktif klinik dalam pencapaian program
prioritas nasional
B. Bukti keterlibatan klinik dan promotive dan preventif untuk program prioritas nasional
C. Bukti keterlibatan klinik untuk pelaksanaan program prioritas nasional sebagai jejaring dari
Puskesmas termasuk kegiatan promotive dan preventif
D. Bukti keterlibatan klinik dalam upaya kuratif dan rehabilitative dalam pelaksanaan program
prioritas nasional
22. Tim TB DOTS di Puskesmas terdiri dari:
A. Dokter, perawat, bidan, dan petugas pencatatan pelaporan
B. Dokter, perawat dan petugas pencatatan pelaporan
C. Perawat, bidan, dan petugas pencatatan pelporan yang terlatih
D. Dokter, perawat, analisis laboratorium dan petugas pencatatan pelaporan yang terlatih

23. Perencanaan program penanggulangan PTM dan factor risikonya disusun oleh
Puskesmas:
A. Meliputi upaya promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative berdasar analisis masalah
dalam bentuk UKM dan UKP, terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKP
B. Disusun dengan melibatkan lintas program dan lintas sector dalam bentuk upaya promotive,
preventif, kuratif dan rehabilitative
C. Disusun dengan melibatkan lintas program dalam bentuk UKM dan UKP
D. Disusun dengan mengutamakan upaya promotive dan preventif berdasar hasil analisi
masalah penyakit tidak menular, terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM, UKP,
kefarmasian dan laboratorum.

24. Untuk menilai pelaksanaan Program manajemen risiko yang bersifat proaktif di
Puskesmas, yang dinilai oleh surveyor adalah:
A. Disusunnya register risiko, profil risiko dan upaya pencegahan serta mitigasinya
B. Dilakukan root cause analysis jika terjadi insiden
C. Disusun profil risiko dan upaya pencegahan serta mitigasinya
D. Bukti pelaksanaan FMEA, monitoring dan tindak lanjutnya.

25. Dalam standar akreditasi puskesmas maupun klinik: Keterlibatan pasien dan keluarga
dalam asuhan pasien ditunjukkan dengan adanya:
A. Bukti PPA memberikan edukasi pada pasien dan keluarga yang dicatat dalam rekam medis
pasien
B. Bukti bahwa pasien atau keluarga mengetahui rencana asuhan, diagnosis, dan kemungkinan
hasil asuhan yang diberikan, dan bukti adanya informed consent ketika akan dilakukan Tindakan
yang memerlukan informed consent
C. Adanya bukti dilakukan rencana pemulangan pada pasien yang membutuhkan sejak awal
pada perencanaan asuhan
D. Adanya bukti pasien dijelaskan tentang hak dan kewajiban pasien pada saat pasien pertama
kali datang ke puskesmas atau ke klinik.

27. Isi minimal kajian awal pasien adalah:


A. Status fisik, psikososial-spiritual, Riwayat kesehatan pasien, Riwayat penggunaan obat, dan
skrining gizi pasien
B. Status penanggung pembiayaan, status fisik, psikososial-spiritual, Riwayat kesehatan pasien,
dan Riwayat penggunaan obat
C. Riwayat psikososial-spiritual, Riwayat kesehatan pasien, dan Riwayat penggunaan obat
D. Status gizi pasien, status fisik, psikososial-spiritual, dan Riwayat kesehatan pasien

30. Pemenuhan standar akreditasi untuk pelayanan rujukan dibuktikan dengan adanay:
A. Pedoman dan SPO rujukan
B. Terdapat SPO rujukan, bukti puskesmas/ klinik memastikan fasyankes yang dituju dapat
memenuhi kebutuhan pasien, pemberian informasi dan persetujuan rujukan, dan ketersediaan
sarana transportasi
C. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan SPO rujukan
D. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan kepastian fasyankes tersebut dapat
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan ketersediaan sarana transportasi
31. Untuk menilai pemenuhan standar penyelenggaraan rekam medis, surveyor menilai
adanya bukti:
A. Penyimpanan, peminjaman, dan pemusnahan rekam medis, serta bagaimana menjaga
kerahasiaan isi rekam medis
B. Kelengkapan isi rekam medis dan keterbacaannya
C. Pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis sesuai dengan pedoman/ panduan/ SPO yang
disusun, kelengkapan isi rekam medis oleh PPA, dan kerahasiaan rekam medis
D. Adanya bukti kelengkapan isi rekam medis, keterbacaan, dan kerahasiaan rekam medis

33. Untuk penilaian kepemimpinan dan manajemen puskesmas, PPN dan penyelenggaraan
UKM dilakukan oleh:
A. Surveyor bidang tata Kelola Sumber daya dan UKM
B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM
C. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola Pelayanan
D. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola pelayanan dan penunjang

34. Untuk penilaian standar tata Kelola Klinik, tata Kelola SDM dan PMKP pada klinik,
dilakukan oleh:
A. Surveyor bidang UKP dan PMKP
B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM
C. Surveyor bidang tata Kelola sumber daya dan UKM
D. Surveyor bidang tata Kelola pelayanan dan penunjang

35. Untuk menilai dilemma etik, K3, MFK, dan audit internal dilakukan oleh:
A. Surveyor bidang tata Kelola Sumber daya dan UKM
B. Surveyor bidang tata Kelola SDM dan UKM
C. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola Pelayanan
D. Surveyor bidang UKM dan Tata Kelola pelayanan dan penunjang ( seharusnya tidak ada UKM
nya )

36. Pelaksanaan survei akreditasi Puskesmas dilakukan dengan cara:


A. Hybrid
B. Full luring
C. Hybrid, atau Full luring, atau Full daring
D. Full luring atau Hybrid

37. Pelaksanaan survei akreditasi Klinik dilakukan dengan cara:


A. Hybrid
B. Full luring
C. Full daring
D. Full luring atau hybrid

38. Persyaratan untuk mengajukan survei perdana bagi Puskesmas antara lain adalah:
A. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
memiliki STR, minimal 100 % tenaga medis memiliki SIP
B. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
memiliki STR, minimal 100 % tenaga medis memiliki SIP
C. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki STR,
minimal 80 % tenaga medis memiliki SIP
D. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
memiliki STR, minimal 80 % tenaga medis memiliki SIP
39. Persyaratan untuk mengajukan survei perdana bagi klinik antara lain adalah:
A. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir
B. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
memiliki STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir
C. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 60 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM tiga bulan terakhir
D. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregristrasi, bukti pengisian ASPAK terupdate 100 %
dan 100 % divalidasi oleh Dinas Kesehatan, 80 % tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki
STR dan SIP yang masih berlaku, dan pelaporan INM dua belas bulan terakhir

40. Pemberian skor 5 pada elemen prnilaian akreditasi klinik:


A. Tercapai Sebagian dengan pencapaian: 20 % - 79 %
B. Tercapai Sebagian dengan pencapaian: 20 % - 69 %
C. Tercapai Sebagian dengan pencapaian: 20 % - 89 %
D. Tercapai Sebagian dengan pencapaian: 20 % - 84 %

41. Audit internal dalam standar akreditasi puskesmas merupakan cara untuk melakukan:
A. Pengawasan dan pengendalian dalam manajemen puskesmas
B. Menilai efektivitas sistem manajemen mutu
C. Menilai efektivitas proses pelayanan klinis
D. Menilai efektivitas sistem pengendalian mutu

42. Indikator nasional mutu baik klinik maupun puskesmas meliputi:


A. Identifikasi pasien, Kebersihan Tangan, Kepuasan pasien, Penggunaan APD
B. Kebersihan tangan, kepuasan pasien, penggunaan APD, dan pelayanan ANC sesuai standar
C. Kepuasan pelanggan, identifikasi pasien, pelayanan ANC sesuai standar, dan pelayanan pasien
tb sensitive obat
D. Identifikasi pasien, kebersihan tangan, kepuasan pelanggan, dan kepatuhan pencegahan
risiko jatuh

43. Penanganan linen dan laundry meliputi kegiatan : *


A. Pengumpulan, pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi,dan penyimpanan
B. Pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi dan penyimpanan
C. Pemilahan, pencucian, pengeringan, pelipatan, distribusi, penyimpanan dan penggunaan
selanjutnya.
D. Pemilahan, pencucian, setrika / press, distribusi, penyimpanan dan penggunaan selanjutnya.

44. Untuk membuktikan bahwa komunikasi efektif dilakukan sebagai salah satu implementasi
sasaran keselamatan pasien, surveyor melakukan:
A. Wawancara dan bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara professional pemberi asuhan
dengan pasien
B. Wawancara dan bukti pelaksanaan edukasi kepada pasien dilakukan dengan efektif dalam
rekam medis
C. Adanya SPO komunikasi efektif, bukti pelaksanaan komunikasi efektif antar PPA yang
didokumentasikan dalam rekam medis, dan wawancara proses pelaksanaannya
D. Adanya SPO komunikasi efektif antar PPA, antara PPA dan pasien, dan bukti adanya edukasi
pasien oleh PPA dalam rekam medis
45. Pengawasan menurut PMK No 44/ 2016 tentang Manajemen Puskesmas meliputi aspek:
A. Kesesuaian pelaksanaan terhadap jadwal yang direncanakan
B. Kesesuaian pelaksanaan terhadap jadwal dan capaian kinerja yang direncanakan
C. Meliputi aspek administratif, capaian program, sumber daya, dan tehnis pelayanan
D. Meliputi aspek capaian program, tehnis pelayanan, kesesuaian jadwal pelaksanaan, dan
aspek efisiensi penggunaan sumber daya

46. Proses pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dilaksanakan dengan cara: *
A. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan fasilitasi pihak swasta
B. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri
C. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh Puskesmas difasilitasi oleh Pembinaan dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dituangkan dalam perencanaan Puskesmas
D. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dan difasilitasi oleh Puskesmas

47. Penyelenggaraan Pelayanan UKM Puskesmas menurut standar akreditasi berorientasi pada:
A. Upaya promotif dan preventif
B. Upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative
C. Pendekatan individu, keluarga, dan masyarakat
D. Pendekatan promotive, preventif, kuratif, rehabilitative dan pemberdayaan masyarakat

48. Bukti suatu fasyankes memperhatikan hak dan kewajiban pasien adalah:
A. Bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien dan bukti pelaksanaan proses pelayanan yang
memperhatikan hak dan kewajiban pasien
B. Adanya bukti sosialisasi hak dan kewajiban pasien dan pembuatan general consent
C. Adanya SPO tentang pemenuhan hak pasien berkebutuhan khusus dan evaluasinya
D. Adanya bukti sosialisasi dan pemahaman pasien tentang hak dan kewajiban pasien

49. Surveior akreditasi puskesmas dan klinik terdiri dari: *


A. Tiga orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk tata Kelola, satu orang untuk UKM, satu
orang untuk UKP
B. Tiga orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk tata Kelola dan UKM, satu orang untuk
UKP, dan satu orang untuk mutu, keselamatan pasien, dan program prioritas nasional
C. Dua orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk bidang tata Kelola sumber daya dan
UKM, dan satu orang untuk bidang tata Kelola pelayanan dan penunjang
D. Dua orang surveyor, yang meliputi satu orang untuk bidang tata Kelola sumber daya, tata
kelola pelayanan dan penunjang, dan satu orang untuk bidang UKM dan program prioritas
nasional

50. Pemberian skor 10 pada regulasi dan kelengkapan dokumen bukti untuk puskesmas adalah:
A. Kelengkapan ≥ 80 %
B. Kelengkapan ≥ 90 %
C. Kelengkapan ≥ 70 %
D. Kelengkapan ≥ 85 %

Seorang ibu mengantarkan anaknya berobat ke suatu Klinik Pratama, tiba-tiba terpeleset dan
terjatuh di ruang tunggu klinik yang licin akibat lantai dibersihkan :
a. Kejadian sentinel
b. Insiden Keselamatan Pasien
c. Kondisi berpotensi cidera
d. Bukan Insiden Keselamatan Pasien
Ketua tim PPI sesuai dengan PMK 27 Tahun 2017 adalah :
a. Perawat IPCN
b. Dokter yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI Dasar
c. Perawat IPCN yang telah mengikuti PPI Dasar dan PPI Lanjut
d. Tenaga Kesehatan yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI Dasar

Dilakukannya Audit Internal dan Pertemuan Tinjauan Manajemen dalam PMK 44 Tahun
2016tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, merupakan pelaksanaan proses manajemen :
a. Penggerakan dan Pelaksanaan
b. Perencanaan dan Penggerakan Pelaksanaan
c. Perencanaan
d. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian

Root Cause Analysis adalah alat manajemen mutu untuk :


a. Khusus untuk melakukan analisis insiden keselamatan pasien
b. Melakukan analisis masalah sampai mengenali akar penyebab masalah
c. Melakukan disain proses secara proaktif
d. Analisis akar penyebab masalah dengan menggunakan diagram tulang ikan

Yang dimaksud dengan Klinik Utama adalah :


a. Kilink yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar
b. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar dan spesialistik
c. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis spesialistik atau pelayanan medik dasar
dan spesialistik
d. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis spesialistik

Analisis Resiko adalah :


a. Mengidentifikasi risiko, menetapkan tingkat kegawatan resiko, mengidentifikasi
penyebab dan akibat dari risiko
b. Menentukan estimasi risiko kuantitatif atau kualisi dengan Teknik evaluasi
c. Mengenali risiko yang mungkin terjadi dan menganalisis penyebab terjadinya
d. Menetapkan tingkat kegawatan risiko, melakukan RCA dan FMEA

Yang dimaksud dengan Budaya Keselamatan Pasien adalah :


a. Budaya tidak menyalahkan dan mewajibkan manajemen yang bertanggung jawab jika
terjadi kesalahan
b. Budaya yang mewajibkan manajemen bertanggung jawab untuk setiap terjadinya
kesalahan medis yang dilakukan oleh prakisi medis
c. Budaya tidak menyalahkan meskipun terjadi pelanggaran terhadap aturan yang sudah
ditetapkan
d. Budaya tidak menyalahkan dan budaya perlakuan yang adil

Alasan utama untuk memberdayakan pengguna pelayanan dallam pelayanan di Fasilitas


Kesehatan Tingkat Pertama adalah :
a. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan
b. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan
c. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat
d. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan

PMKP Singkatan dari :


a. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
b. Pemantapan Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Peningkatan Mutu dan Kepuasan Pasien
d. Pemantapan Mutu dan Kepuasan Pasien
APD yang digunakan pada kewaspadaan transmisi kontak adalah :
a. Sarung tangan dan gaun
b. Masker bedah dan sarung tangan
c. Gaun, apron dan masker bedah
d. Masker N95 dan sarung tangan

Manfaat grafik sarang laba – laba dalam Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah :
a. Menganalisis kinerja capaian program, keterkaitan dengan data lain dan menyimpulkan
kerasionalan kinerja
b. Menganalisis kinerja pelayanan UKP, UKM, dan Manajemen
c. Memudahkan melihat pencapaian kinerja program prioritas nasional
d. Memudahkan melihat pencapian kinerja pelayanan UKP

Untuk menjamin keamanan lingkungan fisik, Puskesmas perlu merencanakan dan melaksanakan
program MFK yang efektif Program tersebut meliputi :
a. Program keamanan dan keselamatan fasilitas, program penanganan bencana, program
penanganan kebakaran, program penanganan B3 dan limbah B3, program pemeliharaan
system utilitas dan program pemeliharaan peralatan
b. Program keamanan dan keselamatan fasilitas, program pengelolaan B3 dan limbah B3,
program PPi, program pemeliharaan system utilitas, program manajemen risiko dan
program pemeliharaan peralatan
c. Program manajemen risiko, program keselamatan pasien, program PPi, program
keamanan dan keselamatan, program pengelolaan B3 dan program Pendidikan dan
pelatihan K3
d. Program manajemen risiko, program keselamatan pasien dan program PPI

SDM Klinik Prataman paling sedikit bisa dengan pilhihan :


a. 2 dokter, atau 2 dokter spesisalis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter gigi
b. 2 dokter, atau 2 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi
c. 1 dokter, atau 1 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi
d. 2 dokter, atau 1 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi

Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG dapat menunda jadwal
survey tanpa denda atau ganti rugi apabila terjadi hal-hal berikut ini, kecuali :
a. Peristiwa besar lain yang tidak terduga yang mengganggu operasional
b. Bencana non alam
c. Mohok kerja massal yang menyebabkan harus berhenti pelayanan
d. Bencana alam
e. Mutasi Pimpinan
Penanggungjawab Klinik Pratama adalah seorang dokter, dokter spesialis di bidang layanan
primer atau dokter gigi selain itu :
a. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik dan
tidak harus memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi
layanan
b. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik , tidak harus memiliki surat izin praktik
(SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
c. Tidak dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat izin praktik
(SIP) di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan
d. Dapat merangkap sebagai pemberi layanan di klinik, harus memiliki surat izin praktik (SIP)
di klinik dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan.

1. Kapan akreditasi Puskesmas dilakukan paling lambat ?


a. Setelah klinik beroperasi 3 tahun sejak memperoleh perizinan berusaha untuk pertama kali
b. Setelah Klinik beroperasi 4 tahun sejak memperoleh perizinan berusaha untuk pertama kali
c. Setelah Klinik beroperasi 2 tahun sejak memperoleh perizinan berusaha untuk pertama kali
d. Setelah Klinik beroperasi 1,5 tahun sejak memperoleh perizinan berusaha untuk pertama kali
e. Setelah Klinik beroperasi 1 tahun sejak memperoleh perizinan berusaha untuk pertama kali
2. Klinik Menyusun manajemen resiko fasilitas meliputi beberapa hal dibawah ini kecuali
a. Sistem protecsi radiasi
b. B3 serta limbah B3
c. Peralatan Medis
d. Keselamatan dan keamanan

3. Pembagian area (layout) untuk ruang sterilisasi yang sesuai standar adalah:
a. area kotor, area bersih, area dekontaminasi, area penyimanan, area distribusi
b. area kotor, area penyimpanan peralatan kotor, area bersih, area dekontaminasi, area
distribusi
c. area bersih, area penyimpanan alat steril, area distribusi, area administrasi
d. area kotor, area bersih, area proses sterilisasi, area penyimpanan alat steril, dan area
distribusi

Anda mungkin juga menyukai