Anda di halaman 1dari 29

SOAL K3 NERS B

1. “patient safety as the avoidance, prevention, and amelioration of adverse


outcomes or injuries stemming from the processes of healthcare.” Ini
merupakan definisi patient safety menurut…..
a. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Depkes R.I.
2006.
b. US National Patient Safety Foundation,1999.
c. Cooper et al, 2000
d. Santosa, 2006.
e. Wignjosoebroto, 1995.
JAWABAN : C
2. Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
Pasal 7 ayat (2) yaitu……
a. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-allert)
b. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi
c. Pengurangan risiko infeksi tekait pelayanan kesehatan
d. Pengurangan risiko pasien jatuh
e. Hak pasien.
JAWABAN : E
3. Terdapat 6 tujuan dari keselamatan pasien secara internasional salah
satunya ialah mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan
pasien, kesalahan prosedur operasi atau bisa disebut juga…
a. Identify patients correctly.
b. Improve effective communication.
c. Improve the safety of high-alert medications.
d. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery
e. Reduce the risk of health care-associated infections.
JAWABAN : D
4. Faktor lingkungan dan manusia dapat mempengaruhi keselamatan pasien.
Salah satunya getaran–getaran yang ditimbulkan oleh peralatan mekanis
yang sebagian dari getaran tersebut sampai ke tubuh dan dapat
menimbulkan akibat– akibat yang tidak diinginkan pada tubuh manusia,
ini merupakan bagian dari faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu…..
a. Penerangan
b. Kebisingan
c. Suhu Udara
d. Bau-Bauan
e. Getaran Mekanis
JAWABAN : E
5. Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan tersebut mewajibkan setiap Rumah
Sakit untuk mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien yang
meliputi tercapainya 6 hal yaitu salah satunya…
a. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-allert).
b. Mendidik pasien dan keluarga.
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
JAWABAN : A
6. Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, Rumah Sakit
melaksanakan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit
yang terdiri membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien,
memimpin dan mendukung staf, mengintegrasikan aktivitas pengelolaan
risiko, mengembangkan sistem pelaporan, melibatkan dan berkomunikasi
dengan pasien, belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien, mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien,
hal tersebut diatur dalam……
a. Peraturan Menteri Kesehatan Pasal 3
b. Peraturan Menteri Kesehatan Pasal 9
c. Peraturan Menteri Kesehatan Pasal 8
d. Peraturan Menteri Kesehatan Pasal 7
e. Peraturan Menteri Kesehatan Pasal 6
JAWABAN : B
7. Berikut merupakan prinsip dalam pengimplementasian pasien safety
yaitu…..
a. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
b. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
c. Kemampuan Berkomunikasi yang efektif dengan pasien tentang
faktor resiko penyebab insiden terkait patient safety.
d. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
e. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
JAWABAN : C
8. Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resikopasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, ini merupakan definisi
keselamatan pasien menurut.....
a. Cooper et al, 2000.
b. Santosa, 2006.
c. Wignjosoebroto, 1995.
d. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Depkes R.I.
2006
e. US National Patient Safety Foundation,1999.
JAWABAN : D
9. Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil yang dapat mencederai pasien tetapi
cedera serius tidak terjadi karena Keberuntungan, pencegahan atau
peringanan disebut?
a. Medical error
b. Unpreventable advers event
c. Near missd.
d. Advers event
e. Beneficience
JAWABAN : C
10. Tujuan dilaksanakannya program Keselamatan Pasien adalah?
a. Terciptanya budaya Keselamatan Pasien
b. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan dirs.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
e. Mencegah cedera
JAWABAN : D
11. Keselamatan pasien adalah memberikan asuhan keperawatan yang aman
dan bermutu.Sebelum melakukan tindakan perawat harus memperhatikan
kecuali?
a. SOP
b.  Advice dokter 
c. Cek identitas pasien
d. Keluhan keluarga pasien.
e. Dokumentasi tindakann yang telah dilaksanakan sebelumnya
JAWABAN : D
12. Perawat A menyiapkan pemberian tranfusi darah pada pasien R tapi
diberikan ke pasien B saat tranfusi darah mulai mengalir di selang namun
belum masuk ke tubuh pasien , perawat A menyadari bahwa salah
memberikan tranfusi kepada pasien , hal ini termasuk kedalam insiden?
a. Kejadian Tidak Diharapkan
b. Kejadian Nyaris Cedera.
c. Kejadian Potensial Cedera
d. Kejadian Sentinel
e. Kejadian tidak diinginkan
JAWABAN : B
13. Salah satu penyebab terjadinya adverse events terkait prosedure invasive
adalah terkait pemberiaan obat yaitu?
a. Diagnosa tidak menerapkan pemeriksaan yang tidak sesuai
b. Kesalahan dalam memberikan intervensi
c. Pemeriksaan menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai
atau bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi
d. Pelakasanaan terapi yang salah metode penggunaan obat yang
salah keterlambatan dalam merespon hasil pemeriksaan asuhan
yang tidak layak.
e. Kesalahan komunikasi
JAWABAN : D
14. Langkah untuk mewujudkan budaya keselamatan kecuali
a. Insiden tidak perlu dilaporkan.
b. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
c. Cegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien
d. Belajar & Berbagi Pengalaman tentang Keselamatan Pasien
e. Laksanakan setiap tindakan sesuai SOP
JAWABAN : A
15. Menurut Hasting G, 2006, ada delapan langkah yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan budaya Patient safety  ini. Dibutuhkan sistem pencatatan
data yang lebih baik untuk mempelajari dan mengikuti perkembangan
kualitas dari waktu ke waktu. Langkah tersebut adalah?
a. Think small and make the right thing easy to do
b. Put the focus back on safety
c. Encourage open reporting
d. Make data capture a priority.
e. Use systems-wide approaches
JAWABAN : D
16. Langkah langkah kegiatan pelaksanaan patient safety di rumah sakit salah
satunya adalah?
a. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah
Sakit, dengan susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter,
Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya.
b. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-
rumah sakit di wilayahnya
c. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan
anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit
d. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit
JAWABAN : A
17. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien adalah UU no?
a. Pasal 43 UU No.44/2009.
b. Pasal 32q UU No.44/2009
c. Pasal 29b UU No.44/2009
d. Pasal 58 UU No.36/2009
e. Pasal 46 UU No.44/2009
JAWABAN : A
18. Tujuan K3 adalah adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit
dikarenakan pekerjaan dan melindungi semua sumber produksi agar dapat
digunakan secara efektif. Ini merupakan tujuan K3 berdasarkan …
A. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
B. UU No. 2 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
C. UU No. 5 Tahun 1977 tentang kesehatan dan keselamatan kerja
D. UU No. 3 Tahun 1971 tentang keselamatan kerja
E. UU No. 1 Tahun 1977 tentang keselamatan kerja
19. Dibawah ini yang merupakan tahapan penerapan K3-RS pada tahap
pelaksanaan yaitu …
A. Membuat program K3-RS
B. Upaya pengamanan pasien, pengunjung dan petugas.
C. Perbaikan dan pengendalian K3 yang didasarkan atas hasil temuan dari
audit dan inspeksi
D. Rekomendasi dan tindak lanjut hasil evaluasi program K3
E. Membentuk unit organisasi K3 di RS
20. Menurut PERMENKES No. 05/MEN/1996, pengendalian resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam
metode yaitu …
A. Pemberian alat pelindung diri/APD.
B. Grup diskusi
C. Komunikasi
D. Rekonstruksi
E. Sosialisasi
21. Ny. N di rawat di ruang rawat inap A dan dijadwalkan dalam pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan, dokter kemudian menghubungi pihak
laboratorium, kemudian dari pihak laboratorium memberikan tugas kepada
perawat untuk mengambil sampel darah Ny. N. Hal tersebut termasuk
dalam Relevansi kebijakan K3 Nasional dengan tugas perawat sebagai ?
A. Pemberi Asuhan Keperawatan
B. Penyuluh dan konselor bagi klien
C. Pengelola pelayanan keperawatan
D. Peneliti keperawatan
E. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang.
22. Jenis hazard yang berasal dari gas yang mampu mengganggu saluran
pernapasan merupakan jenis hazard?
A. Mechanical Hazard
B. Electrical Hazard
C. Chemical Hazard.
D. Bio Hazard
E. Psikososial Hazard
23. Perawat A sedang berjaga malam di UGD sebuah rumah sakit, kemudian
datang seorang laki-laki bersimbah darah mengaku korban tawuran,
namun dalam keadaan mabuk. Risiko yang bisa didapatkan perawat ketika
melakukan pengkajian adalah….
A. Risiko terjadi Pelecehan verbal, Kekerasan fisik, Pasien acuh tak
acuh.
B. Risiko tertular penyakit
C. Risiko di marahi pasien dan keluarga
D. Risiko pasien tidak mau diobati
E. Risiko penyakit pasien akan tambah parah
24. Keselamatan kerja yang disediakan untuk lingkungan kerja, baik di darat,
di dalam tanah, permukaan udara, di dalam udara maupun udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia, hal
tersebut dimuat dalam Undang- Undang yaitu……
a. Undang-undang No.1 tahun 1970
b. Undang-undang No.2 tahun 1970
c. Undang-undang No.3 tahun 1970
d. Undang-undang No.1 tahun 1988
e. Undang-undang No. 2 tahun 1988
25. Pekerja mamahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya, Pekerja
memahami tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan, Pekerja
memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait
dengan Keselamatan dan kesehatan kerja, Pekerja mengetahui bagaimana
bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran, gempa, kecelakaan,
dan sebagainya dari pernyataan tersebut merupakan ….. dari K3.
a. Manfaat K3
b. Tujuan K3
c. Manifestasi K3
d. Keuntungan K3
e. Kerugian K3
26. Dalam susunan organisasi K3RS di Bidang pelayanan kesehatan kerja dan
pencegahan penyakit akibat kerja, merupakan susunan organisasi K3RS
bidang ke…….
a. Bidang I
b. Bidang II
c. Bidang III
d. Bidang IV
e. Bidang V
27. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
a. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan
b. melindungi tenaga kesehatan saat pelayanan
c. mengurangi dari hal yang mengganggu proses produksi secara
menyeluruh
d. kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yan prima
e. risiko bahaya kesehatan berkurang
28. Komitmen manajemen : kebijakan, penyediaan dana, sarana dan prasarana
untuk mendukung kegiatan K3 RS, termasuk tahap penerapan K3-RS .....
a. Pemantauan
b. Evaluasi
c. Persiapan
d. Organisasi
e. Pra-kondisi
29. Sumber stres di rumah sakit, yaitu ....
a. Sumber daya manusia tidak bagus
b. Kurang supervisi dan pengarahan
c. Penghargaan tinggi
d. Kerja bersama
e. Suara sepi
30. Peraturan tentang keselamatan kerja yang disediakan untuk lingkungan
kerja, baik di darat, di dalam tanah, permukaan udara, di dalam udara
maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia di atur dalam Undang-undang…
a. UU No.14 tahun 1969
b. UU No.12 tahun 2003
c. Undang-undang No.1 tahun 1970
d. UU No.23 /1992
e. Permenkes RI No. 986/92
31. Di Rumah Sakit terdapat memberi rekomendasi dan pertimbanagan kepada
Direktur RS tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan K3-RS,
membuat program K3-RS, melaksanakan program K3-RS dan melakukan
evaluasi program K3-RS ini merupakan tugas…
a. Peranan K3 Di Rumah Sakit
b. Unit Organisasi K3-RS
c. Tahap  Penerapan K3-RS
d. Tujuan SM-K3RS
e. Sistem Manajemen K3-RS
32. Bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak yang dapat
menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores,
terbentur, dan lain-lain termasuk jenis-jenis safety hazard…
a. Electrical Hazard
b. Chemical Hazard
c. Mudah terbakar
d. Mudah meledak
e. Mechanical Hazard.
33. Agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, baik fisik, atau mental, serta sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap berbagai penyakit/ berbagai gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum Ini merupakan …… dalam
K3.
a. Manfaat
b. Tujuan.
c. Ruang lingkup
d. Definisi
e. Modal
34. Tenaga kerja dari semua jenis dan keahlian jenjang, peralatan dan bahan
yang digunakan, faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, serta
sosial, proses produksi, karakteristik dan sifat pekerjaan, teknologi
dan pekerjaan. Hal ini merupakan bagian dari K3 yaitu ?
a. Manfaat
b. Tujuan
c. Ruang lingkup.
d. Definisi
e. Modal

35. Penggunaan APD merupakan salah satu yang dapat dilaukan perawat
dalam meminimalisirkan...
A. Risiko/hazard pada pengkajian.
B. Risiko/hazard pada diagnose
C. Risiko/hazard pada intervensi
D. Risiko/hazard pada imlementasi
E. Risiko/hazard pada evaluasi

36. Salah satu risiko/hazard yang dapat terjadi pada saat melakukan
implementasi asuhan kepewatan adalah..
A. Batasi akses ke tempat isolasi
B. Menggunkana APD
C. SOP memasang APD, jangan sampai sedikitpun bagian tubuh yang
tidak tertutup dengan APD
D. Membatasi sentuhan langsung dengan pasien
E. Infeksi akibat kondisi lingkungan pasien.

37. Dokumen yang tertulis yang telah dilaksanakan tidak ada dokumentasinya
meruapkan risiko/hazard pada saat..
A. Pengkajian asuhan keperawatan
B. Melakukan diagnose asuhan keperawatan
C. Melakukan intervensi asuhan keperawatan
D. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan.
E. Melakukan implementasi asuhan keperawatan

38. Berikut ini merupakan Undang-undang yang memuat tentang keselamatan


dan kesehatan kerja rumah sakit
A. Permenkes RI Nomor 66 Tahun 2017
B. Permenkes RI Nomor 67 Tahun 2016
C. Permenkes RI Nomor 66 Tahun 2016.
D. Permenkes RI Nomor 66 Tahun 2015
E. Permenkes RI Nomor 65 Tahun 2017

39. Peran/tugas dari helm putih pada penerepan sistem kode merah (code red)
unit ruangan di setiap RS adalah sebagai :
A. Pemadam Api
B. Evakuasi Dokumen.
C. Evakuasi Alat-alat Kesehatan
D. Evakuasi Pasien
E. Pemutus Instalasi Listrik

40. Beriku ini yang merupakan 8 fokus area MFK (Manajemen Fasilitas
Kesehatan) di rumah sakit adalah ....
A. Peralatan medis, ruang bersalin, rawat inap
B. Pendidikan staf, IGD, dokter
C. Iklim kerja, peralatan medis, bangunan
D. Sistem utilisasi, peralatan medis, bahan berbahaya.
E. Gedung, pasien, keluarga

41. Salah satu teknik dari pengendalian risiko dalam keselamatan pasien yaitu
berupa pengendalian bahaya dengan mengganti alat, bahan, system atau
prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau lebih rendah
bahayanya adalah….

A. Eliminasi
B. Substitusi.
C. Pengendalian teknik
D. Pengendalian APD
E. Patient Safety

42. Standar keselamatan pasien yang dimana harus ada dokter yang
bertanggung jawab mengenai pembuatan rencana dan penjelasan
pelayanan yaitu termasuk ke dalam…
A. Mendidk pasien dan keluarga
B. Kewajiban pasien
C. Hak pasien.
D. Tanggung jawab pasien
E. Kenyamanan pasien

43. Salah satu teknik dari pengendalian risiko dalam keselamatan pasien
berupa pengendalian dengan menghilangkan sumber bahaya adalah….

A. Substitusi
B. Patient safety
C. Pengendalian teknis
D. Eliminasi.
E. Pengendalian administrative

44. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perawat untuk
meminimalisirkan resiko/hazard yang akan terjadi adalah…
A. Menggunakan APD dengan benar, efektif, dan efisien
B. Tidak membatasi akses ke tempat isolasi
C. Mencuci tangan hanya setelah melakukan Tindakan
D. Tidak membatasi setuhan langsung ke pasien
E. Tidak melakukan pemeriksaan rutin pada perawat / pekerja

45. Sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan atau sarana teknis yang ada
di lingkungan kerja. Karena itu, pengendalian bahaya dapat dilakukan
melalui perbaikan pada desain, penambahan peralatan, dan pemasangan
peralatan pengamanan disebut dengan…
A. Pengendalian administrative
B. Teknik eliminasi
C. Pengendalian teknis
D. Pengendalian substitusi
E. Pengendalian sublimasi
46. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien ialah
A. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang keselamatan pasien.
B. Pimpinan hanya mengkaji sebanyak satu kali dan meningkatkan
kinerja rumah sakit serta meningkatkan keselamatan pasien
C. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif tanpa
mengidentifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau
mengurangi insiden.
D. Pemimpin hanya mengevalusi hasil dari program peaktif.
E. Pemimpin menyerahkan seluruh tanggung jawab pada unit dan
individu

47. Dalam peran manajemen risiko salah satu yang terdapat didalamnya yaitu
penilaian risiko. Salah satu yang termasuk dalam tingkat uraian contoh
risiko yaitu ?

A. Sering terjadi terjadi beberapa kali dalam periode waktu tertentu.


B. Pengendalian teknis
C. Penentuan Konteks
D. Patient Safety
E. Jarang sekali dapat terjadi dalam keadaan tertentu.  
48. Dalam melakukan pengkajian terhadap pasien, perawat harus tau akan
adanya hazard/resiko yang mungkin mereka akan dapatkan. Upaya utama
yang dapat dilakukan oleh perawat untuk meminimalisirkan resiko/hazard
yang akan terjadi yaitu ?
A. Menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) dengan benar
B. Batasi akses ke tempat isolasi
C. Membatasi sentuhan langsung ke pasien
D. Melakukan pemeriksaan secara berkala kepada perawat/pekerja
E. Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi

49. Implementasi merupakan perwujudan dari rencana yang telah dibuat


berdasarkan hasil pengkajian, jalannya implementasi harus mendukung
kesalamatan pasien dan perawat. Kesalamatan pasien juga harus
diperhatikan yang ditentukan dari peralatan medis dan lingkungan sekitar
pasien. Salah satu risiko yang dapat terjadi yaitu ?
A. kesalahan dari pemberian obat akibat salah membaca instruktur atau
catatan dokumen rekam medik pada pasien
B. Risiko infeksi
C. Risiko Cedera
D. Kesalahan dokumentasi
E. Risiko kesalahan tindakan

50. Proses evaluasii emerupakan cerminan dari hasil keja yang telah
dilakukan. Risiko yang sering terjadii pada tahap evaluasi yaitu ?

A. perawat terkadang luoa menginformasikan ke dalam catatan atau


dokumentasi dalam asuhan keperawatan sehingga dokumen yang
tertulis yang telah dilaksanakan dalam asuhan keperawatan tidak ada
dokumentasinya
B. Perawat juga harus mampu menilai kemampuan secara pribadi
C. Resiko infeksi
D. Resiko Codera
E. Resiko kesalahan evaluasi

51. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara


jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya insiden, merupakan kriteria dari ?
A. Hak pasien
B. Mendidik pasien dan keluarga
C. Keselamatan pasien
D. Mengajarkan staff tentang keselamatan pasien
E. Pengambilan keputusan dari pihak pasien dan keluarga
52. Faktor risiko K3 di dalam gedung Rumag Sakit adalah…..
a. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah
terbakar atau meledak (obat– obatan).
b. Ruang bangunan dan halaman RS
c. Lingkungan bangunan RS
d. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir
e. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harustertutup dan
terpisah
53. Faktor risiko K3 di luar gedung Rumag Sakit adalah…..
a. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar
atau meledak (obat– obatan)
b. Bahan beracun, korosif dan kaustik
c. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak
becek, atau tidak terdapat genangan air, dan dibuat landai
menuju ke saluran terbukaatau tertutup, tersedia lubang
penerima air masukdan disesuaikan dengan luas halaman.
d. Bahaya radiasi
e. Pencahayaan
54. Planning/ (Perencanaan), Organizing/ (Organisasi) dan Actuating/
(Pelaksanaan) merupakan bagian dari cara….
a. Pengendalian dan monitoring risiko dalam K3 di dalam gedung.
b. Pengendalian dan monitoring risiko dalam K3 di luar gedung
c. Pengendalian risiko dalam K3 di dalam gedung
d. Pengendalian risiko dalam K3 di luar gedung
e. Monitoring risiko dalam K3 di dalam dan di luar Gedung
55. Eliminasi, Subtitusi, Kontrol teknik/Perancangan, Kontrol administrative
dan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan bagian dari cara….
a. Pengendalian dan monitoring risiko dalam K3 di dalam gedung
b. Pengendalian dan monitoring risiko dalam K3 di luar Gedung.
c. Pengendalian risiko dalam K3 di dalam gedung
d. Pengendalian risiko dalam K3 di luar Gedung
e. Monitoring risiko dalam K3 di dalam dan di luar Gedung
56. Suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa
mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
adalah keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit dan instansi
kesehatan, yang disebut dengan….
a. Planning.
b. Organizing
c. Organisasi
d. Actuating
e. Pelaksanaan
57. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi baik secara pusat (nasional)
perlu dibentuk Komisi Keamanan Kerja rumah sakit / instansi yang tugas
dan wewenangnya adalah…..
a. Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek- praktek rumah
sakit / instansi kesehatan yang baik, benar dan aman
b. Memastikan semua petugas rumah sakit/instansi kesehatan
memahami cara- cara menghindari risiko bahaya dalam rumah
sakit/instansi kesehatan.
c. Melakukan penyelidikan/pengusutan segala peristiwa berbahaya atau
kecelakaan.
d. Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan
kerja rumah sakit/instansi kesehatan.
e. Memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksanaan
keamanan kerja rumah sakit/instansi kesehatan.
58. Dalam rumah sakit/instansi kesehatan perlu dibentuk pengawasan rumah
sakit/instansi kesehatan yang tugasnya adalah…..
a. Memastikan semua petugas rumah sakit/instansi kesehatan
memahami cara- cara menghindari risiko bahaya dalam rumah
sakit/instansi kesehatan.
b. Menyusun garis besar pedoman keamanan kerja rumah sakit/ instansi
kesehatan
c. Memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksanaan keamanan
kerja rumah sakit/instansi kesehatan
d. Memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja rumah sakit/instansi
kesehatan
e. Memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan penerbitan izin
rumah sakit/instansi kesehatan.
59. Dalam perencanaan pengendalian dan monitoring risiko dalam K3 di
dalam gedung kegiatan yang ditentukan adalah……
a. Adanya rencana
b. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan
c. Hal apa yang dikerjakan.
d. Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek- praktek rumah
sakit / instansi kesehatan yang baik, benar dan aman.
e. Memastikan semua petugas rumah sakit/instansi kesehatan memahami
cara- cara menghindari risiko bahaya dalam rumah sakit/instansi
kesehatan
60. Memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya misalnya,
memperkenalkan perangkat mengangkat mekanik untuk menghilangkan
penanganan bahaya manual merupakan cara pengendalian dan
monitoring risiko dalam K3 di luar Gedung yang ada pada…..
a. Eliminasi.
b. Subtitusi
c. Kontrol teknik/Perancangan
d. Kontrol administrative
e. Alat Pelindung Diri (APD)
61. Kacamata safety, perlindungan pendengaran, pelindung wajah, respirator,
dan sarung tangan merupakan cara pengendalian dan monitoring risiko
dalam K3 di luar Gedung yang ada pada……
a. Eliminasi
b. Subtitusi
c. Kontrol teknik/Perancangan
d. Kontrol administrative
e. Alat Pelindung Diri (APD).

62. Kejadian yang berpotensi menyebabkan kerugian atau bahaya, akan tetapi
karena faktor keberuntungan hal tersebut tidak terjadi disebut ...
a. Kejadian Sentinel
b. Kejadian Nyaris Cedera.
c. Kejadian Tidak Cedera
d. Kondisi Potensial Cedera
e. Kejadian Luar Biasa
63. Salah tempat, salah prosedur, dan salah pasien bedah, pada klasifikasi
adverese event merupakan bagian dari ...
a. Kejadian Sentinel.
b. Kejadian Nyaris Cedera
c. Kejadian Tidak Cedera
d. Kondisi Potensial Cedera
e. Kejadian Luar Biasa
64. Sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera merupakan klasifikasi
kejadian tidak diinginkan yang disebut ...
a. Kejadian Sentinel
b. Kejadian Nyaris Cedera
c. Kejadian Tidak Cedera.
d. Kondisi Potensial Cedera
e. Kejadian Luar Biasa
65. Penilaian Risiko/ Assessment Risk adalah…
a. Kegiatan penemuan dan anlisis sistematis atas kerugian yang dihadapi
oleh badan usaha
b. Kegiatan analisa suatu risiko dengan cara menentukan besarnya
kemungkinan dan tingkat keparahan dari akibat risiko
c. Penilaian suatu risiko dengan cara membandingkannya terhadap
tingkat risiko yang telah ditetapkan.
d. Penerapan sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktivitas
dalam kegiatan identifikasi bahaya
e. Menentukan konteks dan melakukan identifikasi risiko
66. Banyak teknik identifikasi yang dapat dipilih sebagai paling efektif di
organisasi untuk penyelidikan informasi yang diburuhkan dalam proses
tertentu. Teknik-teknik tersebut salah satunya meliputi…
a. Suvei keselamatan kerja.
b. Insiden
c. Pelestarian lingkungan
d. Kecelakaan
e. Laporan kecelakaan yang terjadi
67. Tahapan yang perlu dilakukan dalam menerapkan manajemen risiko K3
adalah…
a. Menemukan konteks
b. Melakukan identifikasi risiko
c. Penilaian risiko
d. Pengendalian risiko
e. Komunikasi dan konsultasi dokter.
68. Pada salah satu proses manajemen risiko ini dimana didefinisikan proses
menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah
diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan
efeknya dalam tujuan proyek. Merupakan proses manajemen risiko…
a. Perencanaan manajemen risiko
b. Identifikasi risiko
c. Analisis risiko kulitatif.
d. Analisis risiko kuantitatif
e. Perencanaan respon risiko
69. Suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok
disebut….
a. Tim
b. Ketua tim
c. Organisasi
d. Individu
e. Tim work
70. Interaksi atau hubungan dari dua atau lebih profesional kesehatan yang
bekerja saling bergantung untuk memberikan perawatan untuk pasien
disebut…
a. Tim
b. Kerja tim (team work)
c. Kerja individu
d. Kerja mandiri
e. Kerja perseorangan
71. Hubungan kerja yang memiliki tanggung jawab bersama dengan penyedia
layanan kesehatan lain dalam pemberian (penyediaan) asuhan pasien
disebut…
a. Tim
b. Kerja tim
c. Kerja tim kesehatan
d. Kerja tim perawat
e. Kerja tim dokter
72. Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari….
a. Perawat saja
b. Perawat dan bidan
c. Perawat dan doker
d. Perawat dan ahli gizi
e. Dokter, perawat, psikiater, ahli gizi, farmasi, pendidik di bidang
kesehatan, dan pekerja sosial
73. Elemen penting dalam kolaborasi tim kesehatan yaitu
a. Keterampilan komunikasi yang efektif
b. Saling menghargai
c. Rasa percaya
d. Proses pembuatan keputusan
e. a,b,c,dan d benar
74. Jenis-jenis kelaborasi tim yaitu…
a. Fully integrated major dan Partially integrated major
b. Partially integrated major dan Join program office
c. Join partnership with affiliated  programming dan Join program office
d. Join partnership with affiliated  programming dan Join partnership for
issue advocacy
e. Fully integrated major, Partially integrated major, Join program
office, Join partnership with affiliated, Join partnership for issue
advocacy
75. Bentuk kolaborasi yang setiap bagian dari tim memiliki tanggung jawab
dan kontribusi yang sama untuk tujuan yang sama merupakan…
a. Fully integrated major
b. Partially integrated major
c. Join program office
d. Join partnership with affiliated  programming
e. Join partnership for issue advocacy
76. Bentuk kolaborasi yang memiliki misi jangka panjang tapi dengan tujuan
jangka pendek, namun tidak harus membentuk tim yang baru meruakan….
a. Fully integrated major
b. Partially integrated major
c. Join program office
d. Join partnership with affiliated programming
e. Join partnership for issue advocacy
77. Teknologi informasi dapat berperan dalam mencegah kejadian medical
error melalui suatu mekanisme yaitu…
a. Pencegahan adverse event
b. Memberikan respon cepat segera setelah terjadi adverse event
c. Melacak serta menyediakan umpan balik adverse event
d. Semua benar
e. Semua salah
78. Hasil penelitian klinis memerlukan waktu lama yaitu sekitar…
a. 17 tahun
b. 18 tahun
c. 19 tahun
d. 20 tahun
e. 21 tahun
79. Contoh dari evidence based practice adalah…
a. Nilai laboratorium abnormal
b. Kecendrungan vital sign
c. A dan B benar
d. A dan B salah
e. Semua salah
80. Pencegahan pengambilan obat dapat dilakukan dengan…
a. Pemberian nama pasien pada setiap obat
b. Penggunaan barcode reader pada kemasan obat
c. Pemberian identitas obat
d. Pemberian obat didokumentasikan secara tepat
e. Identitas obat diisi dengan lengkap
81. Umpan balik secara cepat jika terjadi kesalahan atau adverse event dapat
terjadi jika…
a. Sistem informasi klinik baik
b. Sistem informasi manajemen baik
c. Sistem informasi rumah sakit baik
d. Sistem informasi puskesmas baik
e. Komunikasi antar tenaga kesehatan baik
82. Pengolahan data pasien dapat dilakukan dengan cepat jika terdapat…
a. Teknologi informasi
b. Teknologi informasi manajemen
c. Teknologi komunikasi informasi
d. Teknologi sistem informasi
e. Teknologi database dan pemrograman
83. Mendeteksi pola-pola tertentu dan mencurigakan dari data klinis pasien
dapat menggunakan metode…
a. Data warehouse dan data mining
b. Data warehouse
c. Data mining
d. Database
e. Data gudang
84. Teknologi informasi yang sudah digunakan dalam patient safety, yaitu…
a. HFE
b. CIS
c. Human Factors Engineering
d. Computerized Information System
e. Semua benar
85. Human factors engineering digunakan pada…
a. Ruang perawatan geriatri
b. Ruang perawatan pediatri
c. IGD
d. Ruang perawatan ibu nifas
e. ICCU
86. Penilaian hasil evauasi bahaya kerja merupakan hasil rangkuman
peninjauan semua faktor yang mengakibatkan bahaya kerja pada manusia
dengan mempertimbangan criteria risiko masing-masing bahaya kerja,
dapat ditetapkan prioritas risiko bahaya kerja risiko ringan, risiko sedang,
dan risiko berat. Yang termasuk dalam prioritas bahaya kerja risiko ringan
yaitu…….
a. sangat mungkin terjadi dan akan berakibat sangat buruk, maka harus
dilaksanakan penganggulangan sesegara mungkin
b. kejadian atau kondisi yang dapat membawa kerugian yang tidak
disengaja dan tidak diharapkan pada orang, property atau organisasi
c. Kemungkinannya kecil untuk terjadi serta akibat yang ditimbulkannya
ringan maka bahaya kerja ini dapat diabaikan.
d. kejadian yang tidak pasti atau sekelompok kejadian yang bila itu
terjadi akan memberikan efek negative kepada layanan pasien
e. kemungkinannya kecil untuk terjadi akan tetapi akibat yang
ditimbulkannya cukp berat, atau sebaliknya, maka perlu pelaksanaan
manajemen risiko khusus
87. Evaluasi risiko dilakukan sebagai tindak lanjut dari proses analisis risiko
untuk memutuskan tindakan selanjutnya. Tindak lanjut dapat berupa…..
a. Apakah risiko yang ada memerlukan pengendalian
b. Tindakan apa saja yang harus dilakukan
c. Prioritas risiko yang akan dikendalikan
d. Nilai risiko yang diperoleh dari hasil analisis dibandingkan dengan
kriteria yang ditetapkan tentang batasan risiko yang bisaditolerir dan
tidak
e. Untuk mengetahui level dan prioritas bahaya dan risiko di tempat
kerja.
88. Tujuan evaluasi bahaya dan risiko, yaitu……
a. Apakah risiko yang ada memerlukan pengendalian
b. Tindakan apa saja yang harus dilakukan
c. Prioritas risiko yang akan dikendalikan
d. Mengetahui tindakan pengendalian/program K3 yang diperlukan.
e. Nilai risiko yang diperoleh dari hasil analisis dibandingkan dengan
kriteria yang ditetapkan tentang batasan risiko yang bisaditolerir dan
tidak
89. Pengertian evaluasi bahaya kerja adalah…….
a. sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakkan, atau
sakit yang dihasilkan karena bahaya
b. Suatu proses yang dilaksanakan untuk dapat menetapkan seberapa
besar risiko bahaya kerja yang ditemukan di tempat kerja.
Pengukuran objektif dosis bahaya kerja yang diterima oleh pekerja
merupakan komponan penting pada manajemen evaluasi bahaya
kerja.
c. beratnya risiko dan besarnya kemungkinan bahaya kerja yang mungkin
terjadi
d. kemungkinan bahaya terhadap kesehatan di tempat kerja
e. mengidentifikasi tindakan pencegaha yang perlu dilakukan
90. Metode implementasi keperawatan, kecuali…….
a. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari
b. Memberikan asuhan keperawatan langsung
c. Evaluasi Bahaya dan Risiko
d. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan
e. Mencapai tujuan perawatan
91. Dalam melakukan evaluasi terhadap bahaya dan risiko diperlukan kriteria
untuk menentukan prioritas tingkat risiko yang bisa di terima (tolerable
risk). Tolerable risk yaitu :
a. suatu proses yang dilaksanakan untuk dapat menetapkan seberapa
besar risiko bahaya kerja yang ditemukan di tempat kerja
b. kejadian atau kondisi yang dapat membawa kerugian yang tidak
disengaja dan tidak diharapkan pada orang, property atau organisasi
c. salah satu kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi bahaya
dan risiko.
d. kejadian yang tidak pasti atau sekelompok kejadian yang bila itu
terjadi akan memberikan efek negative kepada layanan pasien
e. merupakan hasil rangkuman peninjauan semua faktor yang
mengakibatkan bahaya kerja pada manusia
92. Dibawah ini merupakan definisi penilaian hasil evauasi bahaya kerja, yaitu
:
a. suatu proses yang dilaksanakan untuk dapat menetapkan seberapa
besar risiko bahaya kerja yang ditemukan di tempat kerja
b. kejadian atau kondisi yang dapat membawa kerugian yang tidak
disengaja dan tidak diharapkan pada orang, property atau organisasi
c. salah satu kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi bahaya
dan risiko.
d. kejadian yang tidak pasti atau sekelompok kejadian yang bila itu
terjadi akan memberikan efek negative kepada layanan pasien
e. Merupakan hasil rangkuman peninjauan semua faktor yang
mengakibatkan bahaya kerja pada manusia.
93. Upaya pencegahan kecelakaan kerja secara umum meliputi beberapa hal
diantaranya ; upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pengendalian
bahaya di tempat kerja, upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui
pembinaan dan pengawasan, upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui
system manajemen, dan beberapa upaya pencegahan lainnya. Berikut
upaya pencegahan kecelakaan kerja lainnya, yaitu..........
a. Pelayanan kesehatan kerja diselenggarakan secara paripurna, terdiri
dari pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan dalam suatu sistem yang terpadu.
b. pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman di tempat kerja
c. pemeriksaan berkala pada pekerja
d. pelatihan dan pendidikan, konseling dan konsultasipengembangan
sumber daya atau teknologi terhadap tenaga kerja tentang penerapan
K3
e. pemantauan prosedur dan aturan K3, penyedian sarana dan prasarana
K3 dan pendukungnya, penghargaan dan sanksi terhadap penerapan
K3 di tempat kerja
94. Upaya mencegah dan Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat
dalam Tahap Pengkajian Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja,
kecuali…….
a. Menggunakan APD dengan benar
b. Memodifikasi lingkungan yang nyaman.
c. Petugas tidak boleh menyentuh wajahnya sendiri
d. Membatasi sentuhan langsung ke pasien
e. Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja
95. Tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur merupakan contoh
dampak yang ditimbulkan oleh hazard...
a. Mechanical Hazard.
b. Electrical Hazard
c. Chemical Hazard
d. Hazard fisik
e. Hazard biologis
96. Dibawah ini yang bukan merupakan upaya mencegah hazard dan risiko
implementasi keperawatan adalah….
a. Membantu dalam aktifitas sehari-hari
b. Konseling
c. Memberikan asuhan keperawatan langsung
d. Memberikan asuhan yang efektif.
e. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien
untuk prosedur
97. Berikut merupakan jenis-jenis hazard menurut Ramli (2010), kecuali….
a. Hazard listrik
b. Hazard psikososial
c. Hazard biologis
d. Hazard fisik
e. Hazard financial.
98. Seorang perawat diketahui positf difteri pasca menangani pasien yang
menderita penyakit yang sama. Upaya apakah yang bisa dilakukan oleh
pihak RS untuk mencegah kasus tersebut terjadi...
a. Perawat mematuhi Standar Operational Prosedur yang sudah ada RS
b. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan ke pasien
c. Menyediakan APD yang lengkap sepeti masker, handscoon, dan scout.
d. Menggunakan alat kesehatan dalam keadaan steril
e. Perawat selalu mempertahankan teknik aseptic
99. Seorang perawat tertular penyakit difteri dari pasien pasca menangani dan
melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri. Kasus tersebut
termasuk hazard...
a. Hazard fisik
b. Hazard kimia
c. Hazard biologis.
d. Hazard ergonomic
e. Hazard mekanis
100. Di bawah ini yang termasuk upaya mencegah Hazard dan Risiko
Implementasi Keperawatan, kecuali…
a. Membantu dalam aktifitas sehari-hari
b. Konseling
c. Melakukan tindakan tidak mengikuti SOP yang berlaku.
d. Memberikan asuhan keperawatan langsung
e. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan

Anda mungkin juga menyukai