Anda di halaman 1dari 21

SOAL PRE TEST Tanggal 16 – 17 Juni 2023

1. Audit Klinis adalah Bobot:3.33


a. Proses peningkatan mutu untuk meningkatkan pelayanan pasien dan outcome pelayanan
melalui kajian sistematik dengan kriteria yang jelas terhadap pelayanan klinis oleh
praktisi klinis
b. Audit internal yang dilakukan oleh auditor internal terhadap penyelenggaraan pelayanan
klinis di Puskesmas/FKTP dengan menggunakan kriteria audit yang jelas yang disusun
berdasar pedoman pelayanan klinis
c. Audit kinerja yang dilakukan terhadap kinerja praktisi klinis yang bekerja di Puskesmas
d. Audit kinerja pelayanan klinis untuk menilai kinerja dokter dan perawat yang
memberikan Pelayanan Kesehatan Perseorangan di Puskesmas/FKTP

2. Yang dimaksud dengan risiko adalah Bobot:3.33


a. Sesuatu yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan
b. Sesuatu yang dapat membahayakan pasien dan keluarga pasien
c. Kerugian yang mungkin terjadi pada suatu satuan waktu atau kegiatan akibat terpapar
suatu hazard
d. Sesuatu yang dapat membahayakan yang dapat berupa agen kimiawi, fisik, maupun
biologic
3. Agar manajemen risiko dan Keselamatan pasien dapat dilaksanakan
sesuai dengan standar akreditasi, maka: Bobot:3.33
a. Perlu disusun kebijakan, pedoman/panduan, dan prosedur-prosedur yang terkait dengan
manajemen risiko dan Keselamatan pasienb.
b. Tidak perlu disusun regulasi yang mengatur tentang manajemen risiko dan Keselamatan
Pasien, tiap-tiap unit langsung menerapkan manajemen risiko, sedangkan penanggung
jawab UKP langsung menerapkan Keselamatan pasien dalam pelayanan UKP
c. Perlu disusun regulasi tentang penerapan manajemen risiko untuk pelayanan UKM saja,
sedangkan untuk Keselamatan Pasien disusun regulasi tentang Keselamatan pasien
dalam pelayanan klinis
d. Regulasi tentang manajemen risiko dan Keselamatan pasien disusun setelah ada regulasi
dari Dina Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Penggolongan usaha Klinik berdasarkan kemampuan pelayanannya terdiri
atas Bobot:3.33
a. Klinik pratama dan klinik utama
b. Klinik rawat jalan
c. Klinik rawat inap
d. Klinik penanaman modal dalam negri
5. Dengan memperhatikan rantai penularan penyakit, prinsip PPI adalah:
Bobot:3.33
a. Meningkatkan kekebalan tubuh resipien
b. Meningkatkan kekebalan tubuh host
c. Memutus rantai penularan
d. Mengurangi virulensi dari mikroorganisme
6. Failure Mode and Effect Analysis adalah Bobot:3.33
a. Alat mutu untuk menyelesaikan insiden Keselamatan pasien yang tidak termasuk dalam
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
b. Alat manajemen risiko untuk menyelesaikan jika terjadi Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD)
c. Alat manajemen risiko untuk menganalisis suatu proses yang bermasalah dan mendisain
model yang inovatif
d. Alat manajemen risiko untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci, mengenali model-
model kesalahan yang ada, untuk kemudian ditindaklanjuti dalam perbaikan
disain/prosedur

7. Register risiko disusun dengan tujuan: Bobot:3.33


a. Untuk memenuhi standar akreditasi
b. Disusunnya daftar risiko yang mungkin terjadi sehingga upaya pencegahan dan
mitigasi dapat dilakukan
c. Disusunnya daftar risiko untuk keperluan pelaporan adanya risiko ke Dinas Kesehatan
d. Disusunnya daftar risiko dalam lingkungan kerja untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan

8. Dibawah ini 3 Kelompok Standar Akreditasi Klinik, kecuali :Bobot:3.33


a. Tata Kelola Klinik
b. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Manajemen Risiko
d. Penyelenggaraan Keselamatan Perseorangan

9. Yang di maksud dengan klinik utama adalah Bobot:3.33


a. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis spesialistik atau pelayanan medik
dasar dan spesialistik
b. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis spesialistik
c. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar
d. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar dan spesialistik

10. Standar akreditasi Puskesmas mensyaratkan disusun register risiko


untuk pelayanan sebagai berikut Bobot:3.33
a. Pelayanan Klinis
b. Pelayanan Klinis, Pelayanan UKM, Pelayanan Administrasi manajemen, dan Risiko
yang terkait dengan fasilitas pelayanan, PPI, MFK, dan K3
c. Pelayanan pendaftaran, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap (kalau ada),
pelayanan laboratorium, pelayanan obat, dan pelayanan rekam medik, PPI
d. Pelayanan Klinis dan Pelayanan UKM, PPI dan MFK
11. Penanggung jawab Klinik Utama dan Klinik Pratama hanya boleh
menjadi penanggung jawab pada Bobot:3.33
a. Satu klinik
b. Dua klinik
c. Tiga klinik
d. Semua benar
12. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan yang menyediakan :Bobot:3.33
a. Pelayanan Medik Dasar
b. Pelayanan Spesialistik
c. Pelayanan Medik dasar dan Spesialistik
d. Pelayanan Medik Dasar dan/atau Spesialistik
13. Penyusunan RPK tahunan dilakukan berdasar: Bobot:3.33
a. Alokasi anggaran sesuai DPA dan membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui
dengan RUK yang diusulkan
b. Alokasi anggaran sesuai DPA yang disetujui oleh Dinas Kesehatan
c. Alokasi anggaran yang diusulkan dalam RUK
d. Alokasi anggaran sesuai dengan pendapatan puskesmas

14. Pengelolaan SDM di Klinik terdiri dari 4 tahapan Bobot:3.33


a. Perencanaan dan Pemenuhan SDM, Peningkatan Kompetensi SDM, Orientasi dan
Penugasan SDM di Klinik, dan Evaluasi Kinerja SDM di Klinik
b. Perencanaan dan Pemenuhan SDM, Pengangkatan SDM di Klinik, Orientasi dan
Penugasan SDM di Klinik, dan Evaluasi Kinerja SDM di Klinik’
c. Perencanaan dan Pemenuhan SDM, Peningkatan Kompetensi SDM, Orientasi dan
Penugasan dan Oreientasi Khusus, dan Evaluasi Kinerja SDM di Klinik
d. Perencanaan dan Pemenuhan SDM, Peningkatan Kompetensi SDM, Penugasan dan
Orientasi Khusus, dan Evaluasi Kinerja SDM di Klinik

15. Akar Penyebab kejadian pada sistem ketika melakukan RCA dapat
berupa: Bobot:3.33
a. Kegagalan sistem (system failure), Ketidak mampuan sistem (system incapability),
dan Tidak adanya atau tidak berfungsinya sistem kendali
b. Tidak berfungsinya sistem kendali tidak dapat dianggap sebagai akar masalah
c. Akar penyebab masalah bukanlah masalah pada sistem maupun tidak tersedianya
sumber daya yang memadai
d. Akar penyebab masalah hanya akibat tidak tersedianya sumber daya yang memadai

16. Pertimbangan dalam memilih indikator prioritas dalam menilai atau


memonitor mutu/kinerja pelayanan adalah Bobot:3.33
a. Belum adanya indicator yang ditetapkan untuk suatu pelayanan tertentu
b. Indikator prioritas tidak boleh ditetapkan dengan cara consensus
c. Jika tidak ada consensus untuk memilih indicator tertentu, maka indicator tersebut
tidak boleh digunakan
d. Dipersyaratkan oleh peraturan perundangan, high risk-high cost-high volume-
problem prone, dan pertimbangan ketersediaan data

17. Langkah awal dalam tahapan manajemen risiko adalah:


Bobot:3.33

a. Melakukan risk assessment


b. Melakukan evaluasi risiko
c. Menyusun register risiko
d. menetapkan lingkup manajemen risiko
18. Variabel yang digunakan untuk memprioritaskan failure modes yang
akan diupayakan solusi pada waktu melakukan FMEA meliputi:
Bobot:3.33
a. Severity dan Detectability
b. Detectability, Reliability, Specificity
c. Probability, Detectability, Occurrence
d. Occurrence, Severity, Detectability

19. Pada Penilaian Klinik dapat diberikan nilai 5 pada EP, apabila:
Bobot:3.33
a. Jika pencapaian 20% - 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen
b. Jika pencapaian ≥ 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen.
c. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan
bahwa seluruh dokumen telah disusun tetapi pelaksanaan belum sesuai dengan
dokumen
d. Jika pencapaian ≥ 20% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen.
e. Jika pencapaian < 20% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara.

20. Proses untuk menghilangkan mikroorganisme kecuali endospore pada


berbagai peralatan medis dengan menggunakan cara kimiawi atau
panan adalah:Bobot:3.33
a. Sterilisasi
b. Perencamana dengan larutan enzimatik
c. Pembersihan dengan air sabun
d. Disinfeksi Tingkat Tinggi

21. Kewaspadaan isolasi meliputi Bobot:3.33


a. Hand hygiene dan penggunaan APD
b. Kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi
c. Kewaspadaan standard dan surveilans PPI
d. Hand hygiene 6 langkah pada 5 kesempatan

22. Untuk mendapatkan hasil Akreditasi paripurna, maka kriteria yang


harus dicapai adalah: Bobot:3.33
a. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 90 %
b. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 85 %
c. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 80 %
d. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 75 %
23. Register risiko adalah: Bobot:3.33
a. Pedoman bagi karyawan untuk menerapkan manajemen risiko dan Keselamatan
pasien di unit kerja pelayanan klinis
b. Pedoman bagi Penanggung jawab di Puskesmas untuk menerapkan manajemen risiko
c. Pedoman bagi Kepala Puskesmas untuk mengatur pelaporan jika terjadi insiden
d. Suatu alat manajemen risiko untuk mendokumentasikan risiko-risiko dan untuk
mengelola tiap risiko yang diidentifikasi.

24. Berdasarkan PMK 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat kesehatan


Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah ,
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri Dokter
Gigi, Tahapan Kegiatan Akreditasi terdiri dari:
Bobot:3.33
a. Persiapan, Pelaksanaan, Penilaian, Pascaakreditasi
b. Persiapan, Penilaian, Pascaakreditasi
c. Persiapan, Penilaian, Monitoring Evaluasi
d. Persiapan, Pelaksanaan, Pascaakreditasi
e. Pembombingan, Persiapan, Pelaksanaan, Penilaian, Pasca akreditas

25. Persyaratan khusus usaha kecuali Bobot:3.33


a. Daftar sarana, prasarana, bangunan, peralatan dan daftar obat obatan dan bahan habis
pakai
b. Daftar SDM sesuai dengan kewenangan dan kompetensi dan struktur organisasi
c. Daftar jenis pelayanan kesehatan pada klinik
d. Alamat klinik

26. Pada Klinik Pratama hanya dapat melakukan pemeriksaan


Bobot:3.33
a. bedah mulut dan maksilofasial
b. bedah kecil dengan anestesi umum dan/atau spinal
c. bedah kecil tanpa anestesi umum dan/atau spinal
d. bedah ortopedi

27. Untuk mencegah agar tidak terjadi penularan dari pasien tuberculosis
kepada petugas, maka petugas memakai:
Bobot:3.33
a. Tidak perlu menggunakan masker, cukup dengan hand hygiene saja
b. Petugas menggunakan masker biasa
c. Petugas menggunakan masker N95
d. Pasien yang sakit tuberculosis menggunakan masker N95
28. Di bawah ini adalah kelengkapan bukti di tetapkannya program PPI di
Klinik, kecuali: Bobot:3.33
a. Terdapat Program PPI yang ditetapkan oleh Penanggung jawab klinik.
b. Terdapat bukti pelaksanaan program PPI yang sesuai dengan pelayanan kesehatan,
risiko dan sumber daya yang ada di klinik.
c. Observasi dan wawancara pelaksanaan program PPI.
d. Terdapat SK penetapan penanggung jawab PPI.
29. Pada Penilaian Klinik dapat diberikan nilai 10 pada EP, apabila:
Bobot:3.33
a. Jika pencapaian 20% - 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan
dokumen
b. Jika pencapaian ≥ 80% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode telusur,
yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan
dokumen.
c. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan
bahwa seluruh dokumen telah disusun tetapi pelaksanaan belum sesuai dengan dokumen
d. Jika pencapaian 100% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode telusur,
yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan
dokumen.

30. Pelaporan terjadinya insiden di Klinik dilakukan oleh: Bobot:3.33


a. Siapa saja baik karyawan, pasien, maupun keluarga pasien, dan masyarakat boleh
melaporkan jika terjadi insiden
b. Dokter yang bekerja di Klinik
c. Dokter dan perawat yang bekerja di Klinik
d. Karyawan yang bekerja di Klinik

31. Jika seorang karyawan di Klinik melakukan kesalahan dan berakibat


terjadinya insiden keselamatan pasien, maka yang perlu dilakukan oleh
karyawan tersebut adalah: Bobot:3.33
a. Tidak melaporkan supaya tidak terkena hukuman
b. Melaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien Klinik dan mengisi form laporan insiden
c. Melaporkan secara lisan kepada Penanggung Jawab Klinik
d. Melakukan RCA kemudian melaporkan kepada Penanggung Jawab Klinik

32. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik


dasar. Tenaga medis pemberi pelayanan di Klinik Pratama dilakukan oleh
Bobot:3.33
a. Dokter
b. dokter spesialis di bidang layanan primer
c. dokter gigi
d. semua benar

33. SDM Klinik dengan rawat inap, tenaga kesehatan lain paling sedikit
meliputi Bobot:3.33
a. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Radiografer, Tenaga
Gizi
b. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi, Tenaga
Ahli Teknologi Laboratorium Medik
c. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi.Tenaga
Ahli Teknologi Laboratorium Medik
d. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi.Tenaga
Fisioterapi
34. Penanggung jawab klinik pratama adalah seorang :Bobot:3.33
a. Dokter
b. Dokter spesialis dibidSang layanan primer
c. Dokter gigi
d. Semua benar

35. Status Akreditasi Klinik akan ditetapkan oleh: Bobot:3.33


a. Pimpinan Lembaga penyelenggara Akreditasi
b. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
c. Menteri Kesehatan
d. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
e. Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan

36. Pengelolaan system utilitas, meliputi Bobot:3.33


a. Pengadaan, pengujian, dan pemeliharaan
b. Pengadaan, pemeliharaan, dan pemusnahan
c. Pengadaan, pembersihan (cleaning), perbaikan (repair), dan pemusnahan
d. Inspeksi, pengujian (testing), pemeliharaan, dan perbaikan

37. Yang membedakan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan di Rumah


Sakit: Bobot:3.33
a. Puskesmas berfokus pada pelayanan komunitas, sedang rumah sakit berfokus pada
individual pasien
b. Puskesmas mempunyai wilayah kerja, dan berfokus baik pada pelayanan pasien,
keluarga, dan masyarakat
c. Puskesmas diutamakan untuk melayani masyarakat saja
d. Puskesmas diutamakan untuk melaksanakan kegiatan UKM saja

38. Terjadi kesalahan pemberian obat pada pasien karena salah identifikasi,
tetapi segera diketahui dan obat segera ditukar dengan obat yang benar,
kejadian tersebut adalah Bobot:3.33
a. Kondisi potensial cedera
b. Kejadian sentinel
c. Kejadian nyaris cedera
d. Kejadian tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi

39. Memiliki perijinan berusaha dan sudah teregistrasi di kemenkes, Ada


bukti pelaporan INM dan IKP, ada bukti pengisian ASPAK, tenaga
medis dan tenaga Kesehatan di klinik mempunyai STR dan SIP adalah
beberapa persyaratan untuk Bobot:3.33
a. Bimbingan Akreditasi
b. Pendampingan Akreditasi
c. Pengusulan Survei Akreditasi
d. Semua benar
40. Yang diberi tanggung jawab oleh Kepala Puskesmas dalam upaya
memfasilitasi Upaya Keselamatan pasien di Puskesmas sesuai dengan
PMK No 11/2017 tentang Keselamatan pasien: Bobot:3.33
a. Harus berbentuk tim Keselamatan pasien
b. Seseorang atau tim yang diberi tanggung jawab oleh Kepala Puskesmas
c. Harus berbentuk komite

41. SDM Klinik Pratama paling sedikit bisa dengan pilihan Bobot:3.33
a. 2 dokter, atau 2 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi
b. 1 dokter, atau 1 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi
c. 2 dokter, atau 2 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter gigi
d. 2 dokter, atau 1 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi
42. Proses kajian pasien menentukan efektifitas asuhan yang akan
dilakukan. Ketika pasien diterima di klinik untuk memperoleh
pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga medis,
keperawatan/kebidanan dan tenaga pemberi asuhan lainnya. Pengkajian
Awal dilakukan: Bobot:3.33
a. 1 jam
b. 3 jam
c. 12 jam
d. 1 x 24 jam

43. Dalam memberikan pelayanan di Puskesmas, perlu dikelola akses


masyarakat terhadap pelayanan, akses masyarakat meliputi:Bobot:3.33
a. Akses terhadap pelayanan klinis dan pelayanan UKM
b. Akses terhadap informasi dan pelayanan
c. Akses terhadap informasi, akses terhadap pelayanan, dan akses terhadap penyampaian
umpan balik
d. Akses terhadap informasi hak dan kewajiban pasien, akses terhadap pelayanan, dan
akses terhadap jenis pelayanan UKM

44. Yang dimaksud dengan manajemen risiko ialah Bobot:3.33


a. Proses merencanakan perbaikan proses agar minimal dari risiko
b. Proses pemantauan dan pengendalian hazard agar tidak mengenai manusia dan
mahluk hidup yang lain, termasuk lingkungan ekologi
c. Proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan, dan meminimalkan risiko dalam
suatu organisasi secara menyeluruh
d. Proses mengevaluasi, mengendalikan, dan meminimalkan risiko dalam suatu
lingkungan masyarakat
45. Jika praktisi klinis melakukan tindakan yang semestinya tidak
dilakukan masuk dalam kategori: Bobot:3.33
a. Ommission error
b. Commission error
c. Kejadian Tidak Cedera
d. Kondisi Berpotensi Cedera

46. Analisis risiko adalah Bobot:3.33


a. Mengidentifikasi risiko, menetapkan tingkat kegawatan risiko, mengidentifikasi
penyebab dan akibat dari risiko
b. Menetapkan tingkat kegawatan risiko, melakukan RCA dan FMEA
c. Mengenali risiko yang mungkin terjadi dan menganalisis penyebab terjadinya
d. Menentukan estimasi risiko kuantitatif atau kualitasi dengan teknik evaluasi

47. Penggunaan ID card pada karyawan dan tamu, monitoring area berisiko
kekerasan dengan CCTV termasuk dalam program Bobot:3.33
a. Program Pemeliharaan lingkungan Puskesmas
b. Program Keamanan dan Keselamatan Fasilitas Puskesmas
c. Program Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko

48. Dibawah ini merupakan kegiatan persiapan akreditasi, kecuali:


Bobot:3.33
a. Penerapan dan pengukuran standar akreditasi
b. Penyusunan program peningkatan mutu
c. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
d. Penetapan dan Pengukuran Indikator Mutu
e. Pengisian Penilaian Mandiri (Self Assessment)
49. Petugas kesehatan tertusuk jarum suntik yang habis digunakan untuk
memberikan suntikan pada pasien adalah: Bobot:3.33
a. Insiden Keselamatan Kerja
b. Insiden Keselamatan Pasien
c. Kondisi berpotensi cedera
d. Kejadian tidak cedera
50. Puskesmas mempunyai kewajiban membina jaringan dan jejaring.
Yang dimaksud dengan jejaring adalah: Bobot:3.33
a. Puskesmas pembantu, praktik bidan desa, puskesling
b. Rumah sakit, puskesmas pembantu, puskesling, dan praktik bidan desa
c. Klinis swasta, rumah sakit, puskesmas pembantu dan praktik bidan desa
d. Rumah sakit, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain, upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, dan lintas sektor terkait lainnya di wilayah kerjanya
51. Penanggung jawab Klinik Utama dan Klinik Pratama hanya boleh
menjadi penanggung jawab pada Bobot:3.33
a. Satu klinik
b. Dua klinik
c. Tiga klinik
d. semua benar
52. Seorang ibu mengantarkan anaknya berobat ke suatu Klinik Pratama,
tiba-tiba terpeleset dan jatuh di ruang tunggu Klinik yang licin akibat
lantai dibersihkan: Bobot:3.33
a. Insiden Keselamatan Pasien
b. Kejadian sentinel
c. Kondisi berpotensi cedera
d. Bukan Insiden Keselamatan Pasien

53. Di bawah ini Tata Kelola Manajemen Klinik, kecuali Bobot:3.33


a. Pengorganisasian Klinik
b. Mitra bestari
c. Pengelolaan SDM di Klinik
d. Pengelolaan Keuangan di Klinik

54. Jika ada laporan kejadian KTD dari petugas ke tim Keselamatan pasien
yang masuk kategori hijau, maka yang dilakukan oleh tim Keselamatan
Pasien adalah: Bobot:3.33
a. Segera melakukan RCA
b. Segera melakukan investigasi sederhana
c. Segera melakukan verifikasi terhadap kejadian
d. Menunggu laporan penyelesaian investigasi sederhana oleh unit kerja yang terkait

55. Tujuan dari pengelolaan system utilitas yang efektif adalah Bobot:3.33
a. Keselamatan lingkungan sekitar Puskesmas
b. Keselamatan dan keamanan pasien, petugas, dan pengunjung
c. Tidak tercemarnya lingkungan sekitar Puskesmas
d. Keamanan property Puskesmas dari pencurian dan kehilangan

56. Yang termasuk insiden Keselamatan pasien dalam PMK No 11/2017


tentang Keselamatan Pasien adalah: Bobot:3.33
a. KTD dan KTC
b. KTD, KTC, KNC
c. KTD, KTC, KPC, dan KNC
d. KTD dan KNC

57. Audit berbeda dengan inspeksi dalam hal Bobot:3.33


a. Tidak perlu ditetapkan standar sebagai kriteria pembanding pada waktu Menyusun
rencana audit
b. Audit dilakukan antara atasan kepada bawahan untuk menilai kinerja anak buah
c. Inspeksi dapat dilakukan secara peer review dengan menggunakan standar
pembanding yang direncanakan
d. Sifat terencana, sistematis dengan standar/kriteria pembanding yang jelas
58. . Penghitungan Risk Priority Number pada waktu melakukan FMEA
dilakukan dengan cara Bobot:3.33
a. Melakukan penjumlahan variable detectability, occurrence, dan severity
b. Melakukan penjumlahan variable detectability dan occurrence
c. Melakukan perkalian variable detectability, occurrence, dan severity
d. Melakukan perkalian variable detectability dan occurrence
59. Untuk mendapatkan hasil Akreditasi paripurna, maka kriteria yang harus
dicapai adalah: Bobot:3.33
a. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 90 %
b. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 85 %
c. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 80 %
d. Seluruh Bab mendapat nilai minimal 75 %

60. Pelaporan terjadinya insiden di Klinik dilakukan oleh: Bobot:3.33


a. Siapa saja baik karyawan, pasien, maupun keluarga pasien, dan masyarakat boleh melaporkan
jika terjadi insiden
b. Dokter yang bekerja di Klinik
c. Dokter dan perawat yang bekerja di Klinik
d. Karyawan yang bekerja di Klinik

61. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik, terdiri dari : Bobot:3.33
a. . 4 Bab, 26 Standar, 499 Elemen Penilaian
b. 3 Bab, 26 Standar, 104 Elemen Penilaian
c. 4 Bab, 22 Standar, 499 Elemen Penilaian
d. 3 Bab, 22 Standar, 104 Elemen Penilaian

62. Persyaratan umum usaha kecuali Bobot:3.33


a. Badan hukum publik, untuk klinik pemerintah
b. Klinik swasta dengan pelayanan rawat jalan dapat berbentuk orang perorangan, badan usaha atau
badan hukum
c. Klinik swasta dengan pelayanan rawat inap dapat berbentuk badan usaha atau badan hokum
d. Klinik menjaga kondisi lingkungan

63. Yang dimaksud dengan Root cause pada waktu melakukan RCA adalah:
Bobot:3.33
a. Penyebab langsung dari suatu kejadian
b. Trigger terhadap adanya suatu kejadian
c. Akar masalah yang ada pada system
d. Faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian

64. Langkah awal dalam tahapan manajemen risiko adalah:Bobot:3.33


a. Melakukan risk assessment
b. Melakukan evaluasi risiko
c. Menyusun register risiko
d. menetapkan lingkup manajemen risiko
65. Yang dimaksud dengan Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah: Bobot:3.33
a. Upaya agar tidak terjadi medical error
b. Upaya agar tidak terjadi nursing error
c. Upaya agar tidak terjadi cedera akibat kesalahan tindakan medis
d. Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman

66. Tim surveior memberikan laporan hasil survei terhadap Klinik, yang
dinilainya kepada lembaga penyelenggara Akreditasi paling lama
Bobot:3.33
a. 2 (dua) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
b. 5 (lima) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
c. 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
d. 6 (enam) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
e. 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.

67. Mitra Bestari adalah Bobot:3.33


a. sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis profesi yang berbeda, memiliki reputasi dan
kompetensi sesuai dengan profesinya masing-masing
b. sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis profesi yang sama, memiliki kompetensi sesuai
dengan profesinya masing-masing
c. sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis profesi yang berbeda, memiliki kompetensi sesuai
dengan profesinya masing-masing
d. sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis profesi yang sama, memiliki reputasi dan
kompetensi sesuai dengan profesinya masing-masing
68. Sebagai dasar untuk menyusun rencana dan strategi menghadapi bencana
perlu dilakukan penilaian, yaitu Bobot:3.33
a. Hazard identification dan FMEA
b. Hazard Vulnerability Assessment
c. Hazard identification dan RCA
d. Operating and Support Hazard Analysis

69. Klinik yang menyelenggarakan rawat inap harus memiliki Bobot:3.33


a. Ruang rawat inap, gadar, staf klinik, instlasai/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi
b. Ruang ICU, gadar, staf klinik, instlasai/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi
c. Ruang Perina, rawat inap, gadar, staf klinik, instlasai/ruang farmasi
d. Ruang High care, instlasai/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi

70. Pembagian area (layout) untuk ruang sterilisasi yang sesuai standar
adalah: Bobot:3.33
a. Area kotor, area bersih, area proses sterilisasi, area penyimpanan alat steril, dan area distribusi
b. Area bersih, area penyimpanan alat steril, area distribusi, area administrasi
c. Area kotor, area bersih, area dekontaminasi, area penyimanan, area distribusi
d. Area kotor, area penyimpanan peralatan kotor, area bersih, area dekontaminasi, area distribusi

71. Pemeliharaan peralatan yang terencana meliputi Bobot:3.33


a. Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif
b. Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan emergensi
c. Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan mendesak (urgent)
d. Pemeliharaan mendesak (urgent) dan pemeliharaan emergensi

72. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan Kesehatan yang menyediakan :Bobot:3.33
a. Pelayanan Medik Dasar
b. Pelayanan Spesialistik
c. Pelayanan Medik dasar dan Spesialistik
d. Pelayanan Medik Dasar dan/atau Spesialistik

73. Variabel-variabel yang digunakan untuk menentukan derajat risiko


adalahBobot:3.33
a. Kemudahan untuk dideteksi dan frekuensi terjadinya
b. Kemudahan untuk dideteksi dan kegawatan risiko
c. Dampak risiko dan probabilitas terjadinya
d. Frekuensi kejadian, besarnya risiko, dan besarnya kerugian yang ditimbulkan
74. Untuk mencegah penularan infeksi dilakukan penggunaan APD.
Penggunaan sarung tangan dilakukan Bobot:3.33
a. Untuk menggantikan pentingnya mencuci tangan
b. Setiap kali memeriksa pasien
c. Ketika memeriksa pasien lain tidak perlu melepas sarung tangan, langsung saja lakukan hand rub
tanpa melepas sarung tangan
d. Kalau ada indikasi menggunakan sarung tangan

75. Penyebab terjadinya insiden Keselamatan pasien adalah: Bobot:3.33


a. Unsafe action dan human error
b. Unsafe action dan mistake
c. Unsafe action dan Kondisi Laten
d. Sumber daya yang tidak memenuhi standar

76. Status Akreditasi Klinik terdiri dari : Bobot:3.33


a. Terakreditasi, Madya, Utama, Paripurna
b. Terakreditasi, Dasar, Madya, Utama
c. Tidak Terakreditasi, Madya, Utama, Paripurna
d. Tidak Terakreditasi, Dasar, Madya, Utama

77. Penyusunan RPK tahunan dilakukan berdasar: Bobot:3.33


a. Alokasi anggaran sesuai DPA dan membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK
yang diusulkan
b. Alokasi anggaran sesuai DPA yang disetujui oleh Dinas Kesehatan
c. Alokasi anggaran yang diusulkan dalam RUK
d. Alokasi anggaran sesuai dengan pendapatan puskesmas

78. Pengelolaan peralatan perawatan pasien dalam PPI di FKTP (Puskesmas


dan Klinik Pratama) termasuk dalam: Bobot:3.33
a. Kewaspadaan transmisi
b. Kewaspadaan isolasi
c. Kewaspadaan standar
d. Sterilisasi peralatan perawatan

79. Kajian risiko (risk assessment) meliputi Bobot:3.33


a. Identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko
b. Identifikasi risiko, analisis risiko, dan rencana meminimalkan risiko
c. Analisis risiko, menilai tingkat risiko dengan risk grading matrix, dan merencanakan
penanggulangannya
d. Analisis risiko, rencana meminimalkan risiko, implementasi dan monitoring

80. Obat di farmasi suatu Klinik Utama tidak ditata dengan baik, obat LASA
tidak diidentifikasi dan tidak diberi label adalah: Bobot:3.33
a. Kejadian tidak cedera
b. Kejadian tidak diharapkan
c. Kondisi berpotensi cedera
d. Insiden Keselamatan Kerja

81. Tujuan hand hygiene adalah Bobot:3.33


a. Melindungi petugas dari tertular infeksi sebelum makan
b. Melindungi keluarga petugas agar tidak tertular infeksi ketika pulang ke rumah
c. Melindungi pasien terhadap kuman berbahaya yang terbawa oleh tangan petugas atau
kulit pasien sendiri
d. Melindungi petugas fasilitas pelayanan kesehatan agar tidak dituntut karena pasien
tertular penyakit infeksi

82. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi
variasi proses pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian
proses (process control) melalui Bobot:3.33
a. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
b. Standarisasi
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA untuk penyempurnaan
d. Kecukupan sumber daya

83. Struktur organisasi Puskesmas ditetapkan dengan: Bobot:3.33


a. SK Kepala Daerah Kabupaten/Kota atau SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. SK Kepala Puskesmas
c. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan SK Kepala Puskesmas
d. SK Bupati/Walikota dan SK Kepala Puskesmas

84. Alasan utama untuk memberdayakan pengguna pelayanan dalam


pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah Bobot:3.33
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan
c. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan
d. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat

85. Struktur organissasi dan SDM Klinik dilakukan dengan melakukan self
asessment yang ditandatangani oleh PJ Klinik dan distempel berikut
kecuali Bobot:3.33
a. Setiap klinik harus memiliki kebijakan tentang struktur organisasi dan tata kerja (SOTK)
yang menjabarkan seluruh kegiatan di Klinik
b. PJ Klinik Pratama harus seorang dokter, dokter gigi atau dokter spesialis di bidang layanan
primer
c. Dokter atau dokter gigi hanya dapat menjadi PJ untuk 1 Klinik
d. Sarana bangunan dan ruang klinik
86. Di bawah ini standar dari BAB I, kecuali Bobot:3.33
a. Struktur Organisasi
b. Tata Kelola Sumber Daya Manusia
c. Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan
d. Tata Kelola Kerjasama
87.Klinik akan mendapatkan status Akreditasi Utama apabila : Bobot 3,33
a. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 80%, bab pmkp mendapat nilai 60 % Bab PKP
Mendapatkan nilai minimal 80 %
b. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 75%, bab pmkp mendapat nilai 40 % Bab PKP
Mendapatkan nilai minimal 75 %
c. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 70%, bab pmkp mendapat nilai 60 % Bab PKP
Mendapatkan nilai minimal 80%
A. Minimal 75%
d. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 80%, bab pmkp mendapat nilai 60 % Bab PKP
Mendapatkan nilai minimal 75 %

88.Penyelenggaraan Pelayanan Elektronik rekam medis di Puskesmas, Klinik dan


Fasyankes yang lain diatur dalam :
a. PMK 24 Tahun 2022
b. PMK 269 Tahun 2008
c. PMK 24 Tahun 2020
d. PKM 9 Tahun 2014

89. Yang dimaksud dengan Budaya keselamatan pasien adalah : Bobot 3,33
a. Budaya tidak menyalahkan meskipun terjadi pelanggaran terhadap aturan yang sudah
ditetapkan
b. Budaya tidak menyalahkan dan budaya perlakuan yang adil
c. Budaya tidak menyalahkan dan mewajibkan manajemen yang bertanggung jawab jika
terjadi kesalahan
d. Budaya yang mewajibkan manajemen bertanggung jawab untuk setiap terjadinya kesalahan
medis yang dilakukan oleh praktisi klinis

90. Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi,
setelah dilakukan RCA disusun rencana tindak lanjut :
a. Recana tindak lanjut langung dilaksanakan tanpa persetujuan dari kepala Puskesmas
b. Recana tindak lanjut langung dilaksanakan oleh unit kerja yang terkait denagan kejadian
c. Tim Keselamatan pasien menyusun rencana tindak lanjut, dan melaksanakan tindak lanjut
bersama unit kerja terkait setelah mendapatkan persetujuan kepala Puskesmas
d. Kepala Puskesmas melakukan tindak lanjut sesuai dengan rencana tindak lanjut yang
disusun oleh tim keselamatan Pasien dengan melibatkan unit kerja terkait

91. Yang di maksud dengan hazard adalah:


a. Sesuatu yang dapat membahayakan
b. Kerugian yang terjadi kesalahan dalam pelayanan
c. Kesalahan pemberian obat yang berakibat fatal pada pasien
d. Kondisi yang berpotensi menimbulkan cacat

92. Alasan utama untuk memberdayakan pengguna dalam pelayanan di Fasilitas Tingkat pertama adalah
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat
c. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan
d. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan

93. Dalam maksud dan tujuan klinik menetapkan visi misi dan tujuan sebagai landasan
operasional. Penetapan Visi, Misi, dan Tujuan dapat dilakukan oleh :
a. Pemilik atau pihak yang memiliki wewenang sesuai perundangan
b. Penanggung jawab dan petugas
c. Pihak yang berwenang
d. Penanggungjawab
94. Seorang ibu salah menerima obat, tetapi sebelum obat diminum sudah dilakukan
penggantian, Kejadian ini termasuk:
a. Kejadian Tidak Cedera
b. Kejadian Nyaris Cedera
c. Kejadian Tidak diharapkan dengan Katagori tinggi
d. Kejadian Berpotensi Cedera

95. Penanggungjawab klinik harus memiliki SIP di Klinik dan dapat merangkap sebagai
pemberi pelayanan, Penanggungjawab klinik dapat menjadi penanggungjawab pada:
Bobot 3,33 :
a. Satu Klinik
b. Dua Klinik
c. Tiga Klinik
d. Semua Benar
96. Pada Penilaian Klinik dapat diberikan nilai 5 pada EP, apabila:
Bobot:3.33
a. Jika pencapaian 20% - 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen
b. Jika pencapaian ≥ 80% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen.
c. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan
bahwa seluruh dokumen telah disusun tetapi pelaksanaan belum sesuai dengan
dokumen
d. Jika pencapaian 100% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen.

97. Klinik Utama dapat melakukan Tindakan bedah, kecuali tindakan bedah yang :
Bobot 3,33.
a. Menggunakan anastesi umum dengan inhalasi dan / atau spinal
b. Operasi sedang yang beresiko tinggi atau
c. Operasi besar klasifikasi bedah kecil, sedang atau besar ditetapkan oleh organisasi
profesi yang bersangkutan
d. Semua benar
98. Jika pada analisis terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien, dengan
menggunakan Risk Grading Matriks. Ternyata masuk risiko sangat tinggi, maka yang
harus di lakukan adalah : Bobot 3,33
a. Dilakukan RCA, dan lakukan tindakan segera, perhatian sampa kepala faskes
b. Dilaksanakan investigasi oleh unit kerja yang bersangkutan dan ditindaklanjuti
c. Dilakukan tindaklanjut oleh tim peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien
d. Dilakukan tindak lanjut oleh tim mutu Puskesmas
99. Sebagai dasar untuk menyusun rencana dan strategi menghadapi bencana perlu
dilakukan penilaian, Yaitu : Bobot : 3.33
a. Hazard Identification dan FMEA
b. Hazard Vulnarebility Assessment
c. Hazard Identification dan RCA
d. Operating and Support Hazard Analysis
100. Berikut merupakan syarat mengajukan usulan survey akreditasi klinik, kecuali :
Bobot, 3.33
a. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregistrasi di kementerian
b. Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan di klinik yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan (Pemberi asuhan) memiliki surat tanda Registrasi (STR) dan
surat Izin Praktek (SIP) yang masih berlaku dan dibuktikan melalui SISDMK
c. Ada Bukti pelaporan INM melalui aplikasi Mutu fasilitas pelayanan Kesehatan
untuk 3 bulan terakhir bagi survey perdana dan 12 bulan terakhir bagi survey ulang
d. Ada Bukti pelaporan IKP melalui aplikasi Mutu fasilitas pelayanan Kesehatan untuk
3 bulan terakhir bagi survey perdana dan 12 bulan terakhir bagi survey ulang
e. Ada Bukti pengisian Aplikasi Sarana Prasarana Alat Kesehatan {ASPAK} minimal
60 % yang telah terupdate 100% dan 100% dievaluasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
101. Risk Kontrol dalam proses manajemen risiko meliputi : Bobot 3.33
a. Pengenalian biaya agar proses manajemen risiko dilaksanakan dengan efisien
b. Risk acceptance merupakan salah satu mekanisme risk control, disamping risk
reduction
c. Penerimaan terhadap risiko ( Risk acceptance) bukan meruapakan risk control
d. Risk control sama dengan risk reduction
102. Proses untuk menghilangkan mikroorganisme kecuali endospare pada berbagai peralatan
medis dengan menggunakan kimiawi atau panas adalah :
a. Sterilisasi
b. Perencanaan dengan larutan enzimatik
c. Pembersihan dengan air sabun
d. Disinfeksi tingkat tinggi
103. Dibawah ini 3 kelompok standar Akreditasi klinik kecuali :
a. Tata kelola klinik
b. Peningkatan mutu dan keselamatan Pasien
c. Manajemen Risiko
d. Penyelenggaraan Keselamatan Perseorangan

104. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang standar Akteditasi Klinik,
terdiri dari :
a. 4 Bab, 26 Standar, 499 Elemen Penilaian
b. 3 Bab, 26 Standar, 104 Elemen Penilaian
c. 4 Bab, 22 Standar, 499 Elemen Penilaian
d. 3 Bab, 22 Standar, 104 Elemen Penilaian

105. Bab III, Standar Akreditasi Klinik terdiri dari :


a. 15 Tandar, 65 EP
b. 15 Standar, 67 EP
c. 13 Standar, 69 EP
d. 13 Standar, 67 EP
106. Puskesmas mempunyai kewajiban membina jaringan dan ejaring yang dimaksud dengan
jejaring adalah :
a. Puskesmas Pembantu, praktek bidan di desa, Puskesling
b. Rumah Sakit, Puskesmas pembantu, Puskesling, dan Praktek bidan desa
c. Klinik swasta, rumah sakit, Puskesmas Pembantu dan praktek bidan desa
d. Ruma sakit, serta fasilitas pelayanan kesehatan lain, upaya kesehatan bersumbedaya
masyarakat, dan lintas sector terkait lainnya di wilayah kerjanya
107. Hasil penilaian indicator mutu ditindak lajuti dengan upaya perbaikan mutu/ kinerja yang
berkesinambungan. Perbaikan mutu yang berkesinambungan adalah :
a. Mengikuti siklus POACE
b. Suatu komitmen dan pendekatan untuk meningatkan proses secara
berkesinambungan mengikuti siklus PDSA
c. Upaya perbaikan yang hanya dilakukan jika ada masalah , setelah melalui proses
analisis
d. Upaya erbaikan yang dilakukan secara individual oleh penanggungjawab program/
pelayanan
108. Identifikasi pasien dengan benar bertujuan untuk memastikan ketepatan pasien yang akan
menerima layanan dan menyelenggarakan layanan atau tindakan yang dibutuhkan pasien.
Identifikasi harus dilakukan minimal menggunakan dua identitas yang ada, Dibawah ini yang
tidak disarankan untuk diguanakan dalam melakukan identifikasi adalah:
a. Nama
b. Noor rekam Medik
c. Umur
d. Nik
109. Yang dimaksud dengan risiko adalah Bobot:3.33
a. Kerugian yang mungkin terjadi jika terpapar sesuatu yang dapat membahayakan
b. Sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya bagi orang, masyarakat, maupun
lingkungan
c. Kesalahan dalam melakukan tindakan medis
d. Kondisi yang berpotensi menimbulkan cedera
110. Pengelolaan Klinik terdiri dari :
a. Tata kelola manajemen di klinik, tata kelola pelayanan kesehatan di klinik
b. Tata kelola pelayanan klinis di klinik, Tata kelola manajemen di klinik
c. Tata kelola pelayanan klinis di klinik, tata kelola pelayanan kesehatan di klinik
d. Tata kelola keuangan di klinik, tata kelola pelayanan kesehatan di klinik
111. Puskesmas wajib menyusun program manajemen risiko dan keselamatan Pasien
a. Program manajemen risiko dan keselamatan pasien disusun lepas dari PMPKP
b. Program manajemen risiko dan keselamatan pasien tidak perlu disusun
c. Program manajemen risiko dan keselamatan pasien terintegrasi dengan program
PMPKP
d. Program manajemen risiko dan keselamatan pasien hanya untuk pelayanan klinis
saja

112. Perencanaan Puskesmas disusun berdasar :


a. Hasil SDM dan MMD dan evaluasi program tahun lalu
b. Analisis kebutuhan masyarakat, analisis peluang pengembangan pelayanan dan
analisis risiko, serta sesuai ketentuan peraturan perundangan
c. Analisis hasil PIS-PK dan hasil SMD dan MMD
d. Hasil evaluasi program tahun yang lalu
113. Telaah Rekam Medis sesi ini diadakan untuk memastikan kepatuhan klinik dalam
menyediakan pencatatan rekam medic :
a. 3 (tiga) bulan untuk akreditasi pertama dan 12 (dua belas) bulan untuk survey
reakreditasi
b. 1 (satu) bulan untuk akreditasi pertama dan 3 (tiga) bulan untuk survey reakreditasi
c. 3 (tiga) bulan untuk akreditasi pertama dan 6 (bulan) bulan untuk survey reakreditasi
d. 1 (satu) bulan untuk akreditasi pertama dan 12 (dua belas) bulan untuk survey
reakreditasi
e. 6 (enam) bulan untuk akreditasi pertama dan 12 (dua belas) bulan untuk survey
reakreditasi
114. Dibawah ini adalah upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di klinik, kecuali :
a. Penentuan dan evaluasi capaian indicator mutu klinik
b. Pelaporan manajemen resiko
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Pelaporan indicator mutu klinik
115. Klinik yang menyelenggarakan rawat inap harus memiliki :
a. Ruang rawat inap, gadar, staf klinik, instansi/ ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi
b. Ruang ICU, gadar, staf klinik, Instansi/ ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi
c. Ruang perina, rawat inap, gadar, staf klinik, instalasi/ruang farmasi
d. Ruang high care, instalasi/ruang farmasi, Laboratorium, dapur gizi
116. Untuk mendisain ulang suatu proses agar minimal dari risiko maka dilakukan:
a. Root cause analysis
b. Failure mode and effect analysis
c. Continuous Quality Improvement dengan metode PDSA
d. Saverity Assesment
117. Ketua Tim PPI sesuai dengan PMK 27 Tahun 2017, adalah :
a. Perawat IPCN
b. Dokter yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI Dasar
c. Perawat IPCN telah mengikuti PPI dasar dan PPI Lanjutan
d. Tenaga Kesehatan yang berminat dengan PPI dan telah mengikuti pelatihan PPI
Dasar
118. Klinik pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic dasar, tenaga
medis pemberi pelayanan di klinik Pratama dilakukan oleh :
a. Dokter
b. Dokter spesialis di bidang layanan primer
c. Dokter gigi
d. Semua benar
119. Kategori pemilahan peralatan/ instrument dalam pemeliharaan peralatan medis menurut
Spaulding adalah :
a. Kritikal dan Non kritikal
b. Kotor, bersih, dan steril
c. Kritikal, Steril dan non kritikal
d. Non Kritikal, Semi kritikal dan Kritikal
120. Identifikasi risiko dalam pelayanan kesehatan dilakukan dengan cara :
a. Menunggunterjadinya insiden Keselamatan pasien
b. Curah pendapat, adanya complain, adanya keluhan, adanya insiden, adanya hasil
audit
c. Menunggu adanya laporan kejadian tidak diharapkan
d. Berdiskusi dengan pasien sebagai wujud keterlibatan pasien dalam menajemen
resiko

121. Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG dapat menunda,
jadwal survey tanpa denda atau ganti rugi apabila terjadi hal – hal berikut ini, Kecuali :
a. Bencana Alam
b. Bencana non Alam
c. Peristiwa besar lain yang tidak terduga yang mengganngu operasional
d. Mogok kerja massal yang menyebabkan harus berhenti pelayanan
e. Mutasi Pimpinan
122. Dibawah ini standar dari BAB I kecuali :
a. Struktur organisasi
b. Tata kelola Sumber daya Manusia
c. Tata Kelola fasilitas dan kefarmasian
d. Tata kelolakerja sama
123. Klinik menyusun manajemen risiko fasilitas meliputi beberapa hal dibawah ini,kecuali :
a. Keselamatan dan keamanan
b. B3 serta limbah B3
c. Sistem proteksi radiasi
d. Peralatan Medis
124. Kajian risiko (Risk Assesment )
a. Identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko
b. Identifikasi risiko, analisis risiko dan rencana meminimalkan risiko
c. Analisis risiko, menilai tingkat risiko dengan risk grading matriks, dan
merencanakan penanggulangannya
d. Analisis risiko, rencana meminimalkan risiko, implementasi dan monitoring
125. Pengelolaan linen kotor:
a. Linen kotor disortir dan dicuci di lokasi dimana digunakan baru kemudian linen
yang terkontaminasi dimasukkan kantong kuning, lalu dibawa ke londri
b. Linen yang terkontaminasi segera dibungkus dan dimasukkan kantong kuning
dilokasi penggunaan
c. Jika terdapat faeces pada lenen kotor, tidak perlu dibuang terlebih dahulu, langsung
masukkan kantong kuning lalu dibawa ke londri
d. Ditempat penggunaan, linen kotor tidak perlu dipisahkan dari linen yang
bterkontaminasi, langsung dimasukkan kantong kuning
126. Salah satu upaya untukmenyediakan pelayanan yang bermutu adalah menerapkan tata
Graha ( 5 R ) yang meliputi secara berurutan sebagai berikut :
a. Ringkas, rawat, rapih, resik, ramping
b. Ringkas rapih, rawat, rajin,ramping
c. Rajin, rawat, ringkas, rapih, resik
d. Ringkas, rapih, resik, rawat, rajin
127. Dalam upaya menngkatkan keselamatan dan keamanan fasilitas maka klinik menyusun
manajemen fasilitas yang mencakup :
a. Keamanan dan keselamatan
b. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3
c. Penanggulangan bencana
d. Semua benar

128. Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan:


a. Sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
b. Tiga hari sekali
c. Seminggu sekali
d. Setiap hari, setelah pasien pulang/keluar dari fasyankes

129. Menentukan estimasi risiko secara kuantitatif dengan tehnik evaluasi atau matematis
dalam tahapan manajemen risiko disebut dengan :
a. Identifikasi risiko
b. Analisis Risiko
c. Evaluasi Risiko
d. Monitoring risiko
130. Yang merupakan jenis - jenis survey pada klnik adalah :
a. Survei perdana, Survey ulang, survey remedial
b. Survei akreditasi, survey reakreditasi, survey remedial
c. Survei perdana, survey kedua, survey remedial
d. Survei akreditasi, survey reakreditasi,survey remediak
e. Survei perdana, survey reakreditasi, survey ulang

131. Perencanaan puskesmas meliputi:


a. Perencanaan lima tahunana, RUK, RPK, dan perencanaan kebutuhan sumber
daya
b. Perencanaan Srategi dan RUK
c. Perencanaan lima tahunan, RUK, RPK, dan RPK Bulanan
d. Perencanaan Strategi, RUK, dan RPK
132. Untuk Evaluasi kinerja SDM di klnik dinilai berdasarkan:
a. Kualitas hasil kerja
b. Perilaku kerja à ada yang jawab ini, BETULlur
c. A,B,C semua benar
d. Kuantitas Target Klinik

133. Yang dimaksud dengan Risiko adalah :


a. Sesuatu yang dapat membahayakan manusia dan lingkungannya
b. Sesuatu yang dapat membahayakan manusia dan lingkungannya
c. Kerugian yang mungkin terjadi pada suatu satuan waktu atau kegiatan akibat
terpapar suatu hazard
d. Sesuatu yang dapat membahayakan yang dapat berupa agen kimiawi, fisik maupun
biologis
134. Tujuan pengeloaan limbah adalah

a. Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar


daripenyebaran infeksi dan cedera

b. Agar fasilitas pelayanan kesehatan tampak bersih dan hygienis

c. Agar sampah non infeksius dapat dikelola dengan baik

d. Agar petugas tidak tertular infeksi dari pasien


135. Berdasarkan Kepdirjen No. 3991 tahun 2022tentang petunjuk teknissurvei akreditasi
Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium kesehatan, Unit transfuse darah,
tempat praktek mandiri dokter, tempat prktek mandiri dokter gigi, maka jumlah hari
survey untuk klinik adalah :
a. 1 hari daring, 2 hari lurinh
b. 2 hari daring, 2 hari luring
c. 1 hari daring, 1 hari luring
d. 2 hari daring
e. 1 hari daring
136. Tndakan disiplin adalah upaya penegakan etika dan disiplin profesi medis dan tenaga
kesehatan di klinik dengan melalui
a. Peringatan tertulis, Limitasi (reduksi) kewenangan klinis, bekerja dibawah supervise
dalam waktu tertentu, pencabutan kewenangan klinis sementara atau selamanya
b. Peringatan tertulis, bekerja dibawah supervise dalam waktu tertentu, pencabutan
kewenangan klinis sementara atau selamanya
c. Peringatan tertullis, pencabutan kewenangan klinis sementara atau selamanya
d. Pencabutan kewenangan klinis sementara atau selamanya

137. Yang dimaksud kredensial adalah:

a. proses evaluasi terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk


menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis
b. proses evaluasi terhadap tenaga medis untuk menentukan kelayakan diberikan
kewenangan klinis

c. proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan untuk menentukan kelayakan


diberikan kewenangan klinis

d. proses reevaluasi terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis

Anda mungkin juga menyukai