15. Akar Penyebab kejadian pada sistem ketika melakukan RCA dapat
berupa: Bobot:3.33
a. Kegagalan sistem (system failure), Ketidak mampuan sistem (system incapability),
dan Tidak adanya atau tidak berfungsinya sistem kendali
b. Tidak berfungsinya sistem kendali tidak dapat dianggap sebagai akar masalah
c. Akar penyebab masalah bukanlah masalah pada sistem maupun tidak tersedianya
sumber daya yang memadai
d. Akar penyebab masalah hanya akibat tidak tersedianya sumber daya yang memadai
19. Pada Penilaian Klinik dapat diberikan nilai 5 pada EP, apabila:
Bobot:3.33
a. Jika pencapaian 20% - 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen
b. Jika pencapaian ≥ 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen.
c. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan
bahwa seluruh dokumen telah disusun tetapi pelaksanaan belum sesuai dengan
dokumen
d. Jika pencapaian ≥ 20% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen.
e. Jika pencapaian < 20% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara.
27. Untuk mencegah agar tidak terjadi penularan dari pasien tuberculosis
kepada petugas, maka petugas memakai:
Bobot:3.33
a. Tidak perlu menggunakan masker, cukup dengan hand hygiene saja
b. Petugas menggunakan masker biasa
c. Petugas menggunakan masker N95
d. Pasien yang sakit tuberculosis menggunakan masker N95
28. Di bawah ini adalah kelengkapan bukti di tetapkannya program PPI di
Klinik, kecuali: Bobot:3.33
a. Terdapat Program PPI yang ditetapkan oleh Penanggung jawab klinik.
b. Terdapat bukti pelaksanaan program PPI yang sesuai dengan pelayanan kesehatan,
risiko dan sumber daya yang ada di klinik.
c. Observasi dan wawancara pelaksanaan program PPI.
d. Terdapat SK penetapan penanggung jawab PPI.
29. Pada Penilaian Klinik dapat diberikan nilai 10 pada EP, apabila:
Bobot:3.33
a. Jika pencapaian 20% - 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan
dokumen
b. Jika pencapaian ≥ 80% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode telusur,
yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan
dokumen.
c. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan
bahwa seluruh dokumen telah disusun tetapi pelaksanaan belum sesuai dengan dokumen
d. Jika pencapaian 100% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode telusur,
yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan dengan
dokumen.
33. SDM Klinik dengan rawat inap, tenaga kesehatan lain paling sedikit
meliputi Bobot:3.33
a. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Radiografer, Tenaga
Gizi
b. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi, Tenaga
Ahli Teknologi Laboratorium Medik
c. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi.Tenaga
Ahli Teknologi Laboratorium Medik
d. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Keperawatan, Tenaga Gizi.Tenaga
Fisioterapi
34. Penanggung jawab klinik pratama adalah seorang :Bobot:3.33
a. Dokter
b. Dokter spesialis dibidSang layanan primer
c. Dokter gigi
d. Semua benar
38. Terjadi kesalahan pemberian obat pada pasien karena salah identifikasi,
tetapi segera diketahui dan obat segera ditukar dengan obat yang benar,
kejadian tersebut adalah Bobot:3.33
a. Kondisi potensial cedera
b. Kejadian sentinel
c. Kejadian nyaris cedera
d. Kejadian tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi
41. SDM Klinik Pratama paling sedikit bisa dengan pilihan Bobot:3.33
a. 2 dokter, atau 2 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi
b. 1 dokter, atau 1 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi
c. 2 dokter, atau 2 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter gigi
d. 2 dokter, atau 1 dokter spesialis di bidang layanan primer, atau 1 dokter dan 1 dokter
spesialis di bidang layanan primer, atau 2 dokter gigi
42. Proses kajian pasien menentukan efektifitas asuhan yang akan
dilakukan. Ketika pasien diterima di klinik untuk memperoleh
pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga medis,
keperawatan/kebidanan dan tenaga pemberi asuhan lainnya. Pengkajian
Awal dilakukan: Bobot:3.33
a. 1 jam
b. 3 jam
c. 12 jam
d. 1 x 24 jam
47. Penggunaan ID card pada karyawan dan tamu, monitoring area berisiko
kekerasan dengan CCTV termasuk dalam program Bobot:3.33
a. Program Pemeliharaan lingkungan Puskesmas
b. Program Keamanan dan Keselamatan Fasilitas Puskesmas
c. Program Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko
54. Jika ada laporan kejadian KTD dari petugas ke tim Keselamatan pasien
yang masuk kategori hijau, maka yang dilakukan oleh tim Keselamatan
Pasien adalah: Bobot:3.33
a. Segera melakukan RCA
b. Segera melakukan investigasi sederhana
c. Segera melakukan verifikasi terhadap kejadian
d. Menunggu laporan penyelesaian investigasi sederhana oleh unit kerja yang terkait
55. Tujuan dari pengelolaan system utilitas yang efektif adalah Bobot:3.33
a. Keselamatan lingkungan sekitar Puskesmas
b. Keselamatan dan keamanan pasien, petugas, dan pengunjung
c. Tidak tercemarnya lingkungan sekitar Puskesmas
d. Keamanan property Puskesmas dari pencurian dan kehilangan
61. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik, terdiri dari : Bobot:3.33
a. . 4 Bab, 26 Standar, 499 Elemen Penilaian
b. 3 Bab, 26 Standar, 104 Elemen Penilaian
c. 4 Bab, 22 Standar, 499 Elemen Penilaian
d. 3 Bab, 22 Standar, 104 Elemen Penilaian
63. Yang dimaksud dengan Root cause pada waktu melakukan RCA adalah:
Bobot:3.33
a. Penyebab langsung dari suatu kejadian
b. Trigger terhadap adanya suatu kejadian
c. Akar masalah yang ada pada system
d. Faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian
66. Tim surveior memberikan laporan hasil survei terhadap Klinik, yang
dinilainya kepada lembaga penyelenggara Akreditasi paling lama
Bobot:3.33
a. 2 (dua) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
b. 5 (lima) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
c. 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
d. 6 (enam) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
e. 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
70. Pembagian area (layout) untuk ruang sterilisasi yang sesuai standar
adalah: Bobot:3.33
a. Area kotor, area bersih, area proses sterilisasi, area penyimpanan alat steril, dan area distribusi
b. Area bersih, area penyimpanan alat steril, area distribusi, area administrasi
c. Area kotor, area bersih, area dekontaminasi, area penyimanan, area distribusi
d. Area kotor, area penyimpanan peralatan kotor, area bersih, area dekontaminasi, area distribusi
80. Obat di farmasi suatu Klinik Utama tidak ditata dengan baik, obat LASA
tidak diidentifikasi dan tidak diberi label adalah: Bobot:3.33
a. Kejadian tidak cedera
b. Kejadian tidak diharapkan
c. Kondisi berpotensi cedera
d. Insiden Keselamatan Kerja
82. Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk mengatasi
variasi proses pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengendalian
proses (process control) melalui Bobot:3.33
a. Penetapan indikator untuk penilaian kinerja
b. Standarisasi
c. Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA untuk penyempurnaan
d. Kecukupan sumber daya
85. Struktur organissasi dan SDM Klinik dilakukan dengan melakukan self
asessment yang ditandatangani oleh PJ Klinik dan distempel berikut
kecuali Bobot:3.33
a. Setiap klinik harus memiliki kebijakan tentang struktur organisasi dan tata kerja (SOTK)
yang menjabarkan seluruh kegiatan di Klinik
b. PJ Klinik Pratama harus seorang dokter, dokter gigi atau dokter spesialis di bidang layanan
primer
c. Dokter atau dokter gigi hanya dapat menjadi PJ untuk 1 Klinik
d. Sarana bangunan dan ruang klinik
86. Di bawah ini standar dari BAB I, kecuali Bobot:3.33
a. Struktur Organisasi
b. Tata Kelola Sumber Daya Manusia
c. Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan
d. Tata Kelola Kerjasama
87.Klinik akan mendapatkan status Akreditasi Utama apabila : Bobot 3,33
a. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 80%, bab pmkp mendapat nilai 60 % Bab PKP
Mendapatkan nilai minimal 80 %
b. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 75%, bab pmkp mendapat nilai 40 % Bab PKP
Mendapatkan nilai minimal 75 %
c. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 70%, bab pmkp mendapat nilai 60 % Bab PKP
Mendapatkan nilai minimal 80%
A. Minimal 75%
d. Bab TKK mendapatkan nilai minimal 80%, bab pmkp mendapat nilai 60 % Bab PKP
Mendapatkan nilai minimal 75 %
89. Yang dimaksud dengan Budaya keselamatan pasien adalah : Bobot 3,33
a. Budaya tidak menyalahkan meskipun terjadi pelanggaran terhadap aturan yang sudah
ditetapkan
b. Budaya tidak menyalahkan dan budaya perlakuan yang adil
c. Budaya tidak menyalahkan dan mewajibkan manajemen yang bertanggung jawab jika
terjadi kesalahan
d. Budaya yang mewajibkan manajemen bertanggung jawab untuk setiap terjadinya kesalahan
medis yang dilakukan oleh praktisi klinis
90. Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan yang berderajat risiko tinggi,
setelah dilakukan RCA disusun rencana tindak lanjut :
a. Recana tindak lanjut langung dilaksanakan tanpa persetujuan dari kepala Puskesmas
b. Recana tindak lanjut langung dilaksanakan oleh unit kerja yang terkait denagan kejadian
c. Tim Keselamatan pasien menyusun rencana tindak lanjut, dan melaksanakan tindak lanjut
bersama unit kerja terkait setelah mendapatkan persetujuan kepala Puskesmas
d. Kepala Puskesmas melakukan tindak lanjut sesuai dengan rencana tindak lanjut yang
disusun oleh tim keselamatan Pasien dengan melibatkan unit kerja terkait
92. Alasan utama untuk memberdayakan pengguna dalam pelayanan di Fasilitas Tingkat pertama adalah
a. Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan
b. Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat
c. Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan
d. Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan
93. Dalam maksud dan tujuan klinik menetapkan visi misi dan tujuan sebagai landasan
operasional. Penetapan Visi, Misi, dan Tujuan dapat dilakukan oleh :
a. Pemilik atau pihak yang memiliki wewenang sesuai perundangan
b. Penanggung jawab dan petugas
c. Pihak yang berwenang
d. Penanggungjawab
94. Seorang ibu salah menerima obat, tetapi sebelum obat diminum sudah dilakukan
penggantian, Kejadian ini termasuk:
a. Kejadian Tidak Cedera
b. Kejadian Nyaris Cedera
c. Kejadian Tidak diharapkan dengan Katagori tinggi
d. Kejadian Berpotensi Cedera
95. Penanggungjawab klinik harus memiliki SIP di Klinik dan dapat merangkap sebagai
pemberi pelayanan, Penanggungjawab klinik dapat menjadi penanggungjawab pada:
Bobot 3,33 :
a. Satu Klinik
b. Dua Klinik
c. Tiga Klinik
d. Semua Benar
96. Pada Penilaian Klinik dapat diberikan nilai 5 pada EP, apabila:
Bobot:3.33
a. Jika pencapaian 20% - 79% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen
b. Jika pencapaian ≥ 80% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen.
c. Diperoleh melalui metode telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan
bahwa seluruh dokumen telah disusun tetapi pelaksanaan belum sesuai dengan
dokumen
d. Jika pencapaian 100% dari setiap elemen penilaian. Diperoleh melalui metode
telusur, yaitu observasi dan wawancara serta dibuktikan kesesuaian pelaksanaan
dengan dokumen.
97. Klinik Utama dapat melakukan Tindakan bedah, kecuali tindakan bedah yang :
Bobot 3,33.
a. Menggunakan anastesi umum dengan inhalasi dan / atau spinal
b. Operasi sedang yang beresiko tinggi atau
c. Operasi besar klasifikasi bedah kecil, sedang atau besar ditetapkan oleh organisasi
profesi yang bersangkutan
d. Semua benar
98. Jika pada analisis terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien, dengan
menggunakan Risk Grading Matriks. Ternyata masuk risiko sangat tinggi, maka yang
harus di lakukan adalah : Bobot 3,33
a. Dilakukan RCA, dan lakukan tindakan segera, perhatian sampa kepala faskes
b. Dilaksanakan investigasi oleh unit kerja yang bersangkutan dan ditindaklanjuti
c. Dilakukan tindaklanjut oleh tim peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien
d. Dilakukan tindak lanjut oleh tim mutu Puskesmas
99. Sebagai dasar untuk menyusun rencana dan strategi menghadapi bencana perlu
dilakukan penilaian, Yaitu : Bobot : 3.33
a. Hazard Identification dan FMEA
b. Hazard Vulnarebility Assessment
c. Hazard Identification dan RCA
d. Operating and Support Hazard Analysis
100. Berikut merupakan syarat mengajukan usulan survey akreditasi klinik, kecuali :
Bobot, 3.33
a. Memiliki perizinan berusaha dan sudah teregistrasi di kementerian
b. Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan di klinik yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan (Pemberi asuhan) memiliki surat tanda Registrasi (STR) dan
surat Izin Praktek (SIP) yang masih berlaku dan dibuktikan melalui SISDMK
c. Ada Bukti pelaporan INM melalui aplikasi Mutu fasilitas pelayanan Kesehatan
untuk 3 bulan terakhir bagi survey perdana dan 12 bulan terakhir bagi survey ulang
d. Ada Bukti pelaporan IKP melalui aplikasi Mutu fasilitas pelayanan Kesehatan untuk
3 bulan terakhir bagi survey perdana dan 12 bulan terakhir bagi survey ulang
e. Ada Bukti pengisian Aplikasi Sarana Prasarana Alat Kesehatan {ASPAK} minimal
60 % yang telah terupdate 100% dan 100% dievaluasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
101. Risk Kontrol dalam proses manajemen risiko meliputi : Bobot 3.33
a. Pengenalian biaya agar proses manajemen risiko dilaksanakan dengan efisien
b. Risk acceptance merupakan salah satu mekanisme risk control, disamping risk
reduction
c. Penerimaan terhadap risiko ( Risk acceptance) bukan meruapakan risk control
d. Risk control sama dengan risk reduction
102. Proses untuk menghilangkan mikroorganisme kecuali endospare pada berbagai peralatan
medis dengan menggunakan kimiawi atau panas adalah :
a. Sterilisasi
b. Perencanaan dengan larutan enzimatik
c. Pembersihan dengan air sabun
d. Disinfeksi tingkat tinggi
103. Dibawah ini 3 kelompok standar Akreditasi klinik kecuali :
a. Tata kelola klinik
b. Peningkatan mutu dan keselamatan Pasien
c. Manajemen Risiko
d. Penyelenggaraan Keselamatan Perseorangan
104. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang standar Akteditasi Klinik,
terdiri dari :
a. 4 Bab, 26 Standar, 499 Elemen Penilaian
b. 3 Bab, 26 Standar, 104 Elemen Penilaian
c. 4 Bab, 22 Standar, 499 Elemen Penilaian
d. 3 Bab, 22 Standar, 104 Elemen Penilaian
121. Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG dapat menunda,
jadwal survey tanpa denda atau ganti rugi apabila terjadi hal – hal berikut ini, Kecuali :
a. Bencana Alam
b. Bencana non Alam
c. Peristiwa besar lain yang tidak terduga yang mengganngu operasional
d. Mogok kerja massal yang menyebabkan harus berhenti pelayanan
e. Mutasi Pimpinan
122. Dibawah ini standar dari BAB I kecuali :
a. Struktur organisasi
b. Tata kelola Sumber daya Manusia
c. Tata Kelola fasilitas dan kefarmasian
d. Tata kelolakerja sama
123. Klinik menyusun manajemen risiko fasilitas meliputi beberapa hal dibawah ini,kecuali :
a. Keselamatan dan keamanan
b. B3 serta limbah B3
c. Sistem proteksi radiasi
d. Peralatan Medis
124. Kajian risiko (Risk Assesment )
a. Identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko
b. Identifikasi risiko, analisis risiko dan rencana meminimalkan risiko
c. Analisis risiko, menilai tingkat risiko dengan risk grading matriks, dan
merencanakan penanggulangannya
d. Analisis risiko, rencana meminimalkan risiko, implementasi dan monitoring
125. Pengelolaan linen kotor:
a. Linen kotor disortir dan dicuci di lokasi dimana digunakan baru kemudian linen
yang terkontaminasi dimasukkan kantong kuning, lalu dibawa ke londri
b. Linen yang terkontaminasi segera dibungkus dan dimasukkan kantong kuning
dilokasi penggunaan
c. Jika terdapat faeces pada lenen kotor, tidak perlu dibuang terlebih dahulu, langsung
masukkan kantong kuning lalu dibawa ke londri
d. Ditempat penggunaan, linen kotor tidak perlu dipisahkan dari linen yang
bterkontaminasi, langsung dimasukkan kantong kuning
126. Salah satu upaya untukmenyediakan pelayanan yang bermutu adalah menerapkan tata
Graha ( 5 R ) yang meliputi secara berurutan sebagai berikut :
a. Ringkas, rawat, rapih, resik, ramping
b. Ringkas rapih, rawat, rajin,ramping
c. Rajin, rawat, ringkas, rapih, resik
d. Ringkas, rapih, resik, rawat, rajin
127. Dalam upaya menngkatkan keselamatan dan keamanan fasilitas maka klinik menyusun
manajemen fasilitas yang mencakup :
a. Keamanan dan keselamatan
b. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3
c. Penanggulangan bencana
d. Semua benar
129. Menentukan estimasi risiko secara kuantitatif dengan tehnik evaluasi atau matematis
dalam tahapan manajemen risiko disebut dengan :
a. Identifikasi risiko
b. Analisis Risiko
c. Evaluasi Risiko
d. Monitoring risiko
130. Yang merupakan jenis - jenis survey pada klnik adalah :
a. Survei perdana, Survey ulang, survey remedial
b. Survei akreditasi, survey reakreditasi, survey remedial
c. Survei perdana, survey kedua, survey remedial
d. Survei akreditasi, survey reakreditasi,survey remediak
e. Survei perdana, survey reakreditasi, survey ulang
d. proses reevaluasi terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis