Anda di halaman 1dari 3

SOAL-SOAL PRE TES 13 JUNI 2023

1. Klinik menetapkan prosedur cuci tangan dengan berpedoman pada WHO yaitu :
a. Cuci tangan 5 (lima) langkah dan 6 (enam) saat (momen).
b. Cuci tangan 6 (enam) langkah dan 4 (empat) saat (momen).
c. Cuci tangan 4 (empat) langkah dan 6 (enam) saat (momen).
d. Cuci tangan 6 (enam) langkah dan 5 (lima) saat (momen).

2. Jika pada analisis terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien, dengan


menggunakan risk grading matrix, ternyata masuk resiko tinggi, maka harus dilakukan
adalah :
a. Dilaksanakan investigasi oleh unit kerja yang bersangkutan dan ditindaklanjuti.
b. Dilakukan tindaklanjut oleh tim peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
c. Dilakukan tindaklanjut oleh tim mutu puskesmas.
d. Dilakukan RCA dan dilakukan tindakan segera, perhatian sampai kepala faskes.

3. Dibawah ini Tata Kelola Manajemen Klinik, kecuali :


a. Pengelolaan SDM klinik.
b. Pengelolaan keuangan klinik.
c. Pengorganisasian klinik.
d. Mitra Bestari.

4. Hasil penilaian indicator mutu ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan mutu yang
berkesinambungan. Perbaikan mutu yang berkesinambungan adalah :
a. Suatu komitmen dan pendekatan untuk meningkatkan proses secara
berkesinambungan mengikuti siklus PDSA.
b. Mengikuti siklus POACE.
c. Upaya perbaikan yang hanya dilakukan jika ada masalah, setelah melalui proses
analisis.
d. Upaya perbaikan yang dilakukan secara individual oleh penanggungjawab
program/pelayanan

5. Kewaspadan isolasi meliputi :


a. Hand hygiene 6 langkah pada 5 kesempatan.
b. Kewaspadaan standard dan kewaspadaan berdasar transmisi.
c. Hand hygiene dan penggunaan APD.
d. Kewaspadaan standard an surveilans PPI.
6. Untuk mendisain ulang suatu proses agar minimal dari resiko maka dilakukan :
a. Severity assessment.
b. Root Cause Analysis.
c. Continuous Quality Improvement dengan metoda PDSA.
d. Failure Mode and Effect Analysis.

7. Yang dimaksud dengan resiko adalah :


a. Sesuatu yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan.
b. Sesuatu yang dapat membahayakan pasien dan keluarga pasien.
c. Sesuatu yang dapat membahayakan yang dapat berupa agen kimiawi, fisik maupun
biologic.
d. Kerugian yang mungkin terjadi pada suatu satuan waktu atau kegiatan akibat
terpapar suatu hazard.

8. Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara periodic


melalui :
a. Lokakarya mini, audit internal dan pertemuan tinjauan manajemen.
b. Penilaian indicator kinerja dan penilaian kinerja karyawan.
c. Lokakarya mini dan audit internal.
d. Supervisi, pemantauan capaian indicator kinerja, lokakarya mini, audit internal
dan pertemuan tinjauan manajemen.

9. Status akreditasi klinik akan ditetapkan oleh :


a. Menteri kesehatan.
b. Direktur mutu pelayanan kesehatan.
c. Pimpinan lembaga penyelenggara akreditasi
d. Direktur jenderal pelayanan kesehatan.
e. Direktur jenderal kesehatan masyarakat.

10. Register resiko disusun dengan tujuan :


a. Untuk memenuhi stnadar akreditasi.
b. Disusunnya daftar resiko untuk keperluan pelaporan dan adanya resiko ke Dinas
Kesehatan.
c. Disusunnya daftar resiko dalam lingkungan kerja untuk dilaporkan ke Dinas
Kesehatan,
d. Disusunnya daftar resiko yang meungkin terjadi sehingga upaya pencegahan dan
mitigasi dapat dilakukan.
11. Sesuai dengan standar akreditasi puskesmas, maka register resiko perlu disusun untuk :
a. Pelayanan UKP.
b. Pelayanan UKM dan UKP.
c. Pelayanan UKM.
d. Pelayanan UKM, UKP dan manajemen.

12. Penyelengaraan pelayanan elektronik rekam medis di puskesmas, klinik dan fasyankes
yang lain diatur dalam :
a. PMK 9 tahun 2014.
b. PMK 24 tahun 2022.
c. PMK 24 tahun 2020.
d. PMK 269 tahun 2008.

13. SDM klinik dengan rawat inap tenaga kesehatan lain paling sedikit meliputi :
a. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik.
b. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga
ahli teknologi laboratorium medic.
c. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, radiographer tenaga
gizi.
d. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi dan
fisioterapi.
14. APD yang digunakan pada kewaspadaan transmisi kontak adalah :
a. Masker bedah dan sarung tangan.
b. Sarung tangan dan gaun.
c. Gaun, apron dan masker bedah.
d. Masker N 95 dan sarung tangan.
15. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian pelayanan
merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut :
a. Efektif (effectiveness)
b. Berorientasi pada pasien (patient centeredness).
c. Tepat waktu (timeliness).
d. Aman (safety).

Anda mungkin juga menyukai