1. Klinik menetapkan prosedur cuci tangan dengan berpedoman pada WHO yaitu :
a. Cuci tangan 5 (lima) langkah dan 6 (enam) saat (momen).
b. Cuci tangan 6 (enam) langkah dan 4 (empat) saat (momen).
c. Cuci tangan 4 (empat) langkah dan 6 (enam) saat (momen).
d. Cuci tangan 6 (enam) langkah dan 5 (lima) saat (momen).
4. Hasil penilaian indicator mutu ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan mutu yang
berkesinambungan. Perbaikan mutu yang berkesinambungan adalah :
a. Suatu komitmen dan pendekatan untuk meningkatkan proses secara
berkesinambungan mengikuti siklus PDSA.
b. Mengikuti siklus POACE.
c. Upaya perbaikan yang hanya dilakukan jika ada masalah, setelah melalui proses
analisis.
d. Upaya perbaikan yang dilakukan secara individual oleh penanggungjawab
program/pelayanan
12. Penyelengaraan pelayanan elektronik rekam medis di puskesmas, klinik dan fasyankes
yang lain diatur dalam :
a. PMK 9 tahun 2014.
b. PMK 24 tahun 2022.
c. PMK 24 tahun 2020.
d. PMK 269 tahun 2008.
13. SDM klinik dengan rawat inap tenaga kesehatan lain paling sedikit meliputi :
a. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik.
b. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga
ahli teknologi laboratorium medic.
c. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, radiographer tenaga
gizi.
d. Apoteker dan tenaga keteknisian farmasi. Tenaga keperawatan, tenaga gizi dan
fisioterapi.
14. APD yang digunakan pada kewaspadaan transmisi kontak adalah :
a. Masker bedah dan sarung tangan.
b. Sarung tangan dan gaun.
c. Gaun, apron dan masker bedah.
d. Masker N 95 dan sarung tangan.
15. Upaya untuk mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan dalam pemberian pelayanan
merupakan upaya untuk memenuhi dimensi mutu sebagai berikut :
a. Efektif (effectiveness)
b. Berorientasi pada pasien (patient centeredness).
c. Tepat waktu (timeliness).
d. Aman (safety).