Anda di halaman 1dari 3

Penugasan : Kerjakan dalam kelompok studi kasus anrisk di

bawah ini

ANALISIS DAN KOMUNIKASI RISIKO


STUDI KASUS RABIES

Provinsi Nanas sejak lama dikenal sebagai provinsi yang bebas rabies secara
historis. Hal ini diperkuat oleh adanya surat keputusan yang menyatakan bahwa
Provinsi Nanas bebas rabies. Kabupaten Apel adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Nanas yang berlokasi berbatasan dengan Kabupaten Jeruk, Provinsi
Anggur yang merupakan daerah endemis rabies. Salah satu mata pencarian
masyarakat Kabupaten Apel adalah bercocok tanam/berkebun, beternak unggas,
ikan dll. Pada saat panen raya hasil perkebunan banyak dimakan dan merusak oleh
monyet, babi hutan dll, yang datang dari dalam hutan. Untuk menjaga hasil panen
banyak para petani mendatangkan anjing dari luar daerah sebagai penjaga kebun.
Pada suatu ketika terdapat laporan gigitan hewan penular rabies (GHPR),
anjing, kepada seorang perempuan BW (17 tahun). Menurut informasi BW digigit
tanggal 17 September 2018, luka gigitan di tangan jari jemari. Anjing yang
menggigit adalah milik tetangga (PJ). Adapun anjing tersebut dilaporkan juga
menggigit beberapa penduduk sekitar di paha, kaki dll. Selain itu anjing juga
menggigit hewan lain seperti kambing dan sapi. Warga marah dan membunuh anjing
tersebut.
Pada tanggal 21 Oktober 2018 BW mengalami gejala pegal-pegal pada
tangan kiri, serta nyeri hilang timbul. Pada tanggal 27 Oktober 2018 BW mengeluh
kesemutan di tangan kiri. Selanjutnya pada tanggal 29 Oktober 2018 BW kesemutan
menjalar ke muka/pipi kiri. Tanggal 30 Oktober 2018 BW mengalami gelisah. Malam
hari BW dibawa ke Puskesmas Mekar dengan keluhan takut air, takut angin, takut
cahaya. Puskesmas Mekar merujuk BW ke RSUD Apel. Malam dini hari, 31 Oktober
2018 BW meninggal dunia.
Pada tanggal 1 November 2018 Dinas Peternakan setempat melakukan
penangkapan beberapa anjing yang diduga rabies dan menyerahkan ke
laboratorium untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 3 November
2018 dinyatakan bahwa anjing positif rabies. Setelah itu banyak terlaporkan kasus
GHPR oleh masyarakat dan meminta diberikan vaksin anti rabies (VAR) dan serum
anti rabies (SAR).
Setelah kejadian tersebut warga menjadi panik dan takut tertular. Terdapat
informasi beredar bahwa penyebaran penyakit rabies melalui udara sehingga
banyak warga yang takut mendekati rumah BW. Keluarga BW dikucilkan oleh warga
dan tidak ada warga yang berkunjung ke rumah BW.
Rabies adalah salah satu penyakit zoonosa dimana satu kematian rabies baik
pada anjing ataupun manusia pada daerah yang belum pernah terdapat kasus positif
rabies merupakan kejadian luar biasa (KLB). Adapun cara pencegahan rabies
adalah vaksinasi anjing secara berkala. Apabila digigit segera cuci luka dengan
sabun dan air mengalir salama 15 menit setelah itu ke puskesmas/rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut. Penularan rabies umumnya dengan gigitan
hewan penular rabies (HPR) seperti anjing, kucing dan kera.

Material skenario kasus diatas adalah fiktif, adaptasi dari kasus-kasus yang
pernah dijumpai. Skenario ini hanya dibuat untuk kepentingan pelatihan
terbatas dan tidak untuk dijadikan bahan referensi berita, artikel ilmiah atau
segala bentuk publikasi lainnya.

1. Lakukan identifikasi bahaya :


- Agen Potensial Resiko/ Kejadian Resiko :
- Jalur Resiko :
- Populasi Beresiko
- Lokasi Berisiko

2. Lakukan
- Bagaimana Perkiraan Resiko
 Penilaian Pelepasan
 Penilaian Paparan
 Penilaian Dampak
- Bagaimana Estimasi Resiko
- Bagaimana Dampak Kasus Rabies
3. Buat komunikasi risiko dengan masyarakat melalui media POSTER

Anda mungkin juga menyukai