Anda di halaman 1dari 5

Lampiran

Lampiran Surat Undangan 1


Nomor : 01/B/PKPA-JKT/II /2022
Tanggal : 14 Februari 2022

Daftar Peserta

No Peserta Jumlah
1 Ecpat Indonesia 1
2 Siberkreasi 1
3 ICT Watch 1
4 Yayasan Sejiwa 1
5 Nawala 1
6 Relawan TIK 1
7 Save The Children 1
8 Wahana Visi Indonesia 1
9 Childfund Indonesia 1
10 Plan International Indonesia 1
11 Institute for Criminal Justice Reform 1
12 Safenet 1
13 Australia Volunteers Program 1
14 Masyarakat Anti Fitnah (Mafindo) 1
15 Japelidi 1
16 SOS Children Village 1
17 AIS Nusantara 1
18 Rumah KitaB 1
19 ID Institutes 1
20 P2TP2A Jakarta 1
Total 20 peserta

Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Dan Gender 1


Lampiran

Lampiran Surat Undangan 2


Nomor : 01/B/PKPA-JKT/II /2022
Tanggal : 14 Februari 2022

TOR AND REFERENCES


Diskusi Tematik: Peran Lembaga Dalam Perlindungan Anak di Ranah Online
Kamis, 24 Februari 2022

A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang semakin pesat di Indonesia telah menjadi bagian tak
terlepaskan dalam kehidupan masyarakat. Teknologi yang semakin canggih memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan positif. Akan tetapi,
teknologi juga memberikan pengaruh negatif pada kehidupan sosial dan keamanan
masyarakat. Tingginya penetrasi pengguna internet membuka peluang tersendiri terhadap
munculnya kejahatan berbasis ruang siber.

Berbagai ancaman kejahatan siber dapat menimpa anak, seperti pornografi anak, online
grooming, cyber bullying, peretasan, perdagangan anak online, eksploitasi seksual anak online,
pemerasan online, pelanggaran privasi, dan masih banyak lagi kejahatan lain yang mengancam
anak. Kejahatan yang terjadi dari berbagai bentuk dan jenisnya tersebut membawa
konsekuensi terhadap perlindungan anak.

Sebagai wujud tanggung jawab negara atas perlindungan terhadap warga negaranya
khususnya anak, Indonesia telah meluncurkan pedoman kebijakan dan undang-undang untuk
meningkatkan perlindungan anak dan menjadi prioritas utama dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah baru-baru ini. Meskipun demikian, masih belum terdapat pedoman
kebijakan dan undang-undang yang khusus membahas perlindungan anak di ranah online.
Sehingga pelaksanaan perlindungan anak online masih belum dapat terealisasi dengan baik
oleh aktor-aktor perlindungan anak.

Sejalan dengan situasi keamanan digital bagi anak, PKPA melalui program “Stopping
Cybercrime Against Children” akan berfokus pada peningkatan akuntabilitas aktor
perlindungan anak di Indonesia, integrasi nilai-nilai lokal dalam kebijakan pemerintah, serta
partisipasi anak dalam sistem perlindungan online.

Berdasarkan hal tersebut, PKPA akan melakukan rangkaian kegiatan diskusi tematik
Bersama aliansi nasional seperti ECPAT Indonesia, BCRWG, EVAC, dan yang lainnya untuk
mendorong para lembaga memiliki komitmen dalam perlindungan anak diranah online.
Tujuannya diskusi tematik ini adalah untuk mengidentifikasi kapasitas dan pengalaman baik
para lembaga dalam perlindungan anak di ranah online. Diskusi ini akan dilaksanakan
sebanyak 2 kali sepanjang tahun 2022. Pada akhir kegiatan ini kami berharap para lembaga
mempunyai komitmen dan bersedia menyepakati Code of Conduct dalam Perlindungan Anak
di ranah online.

Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Dan Gender 2


Lampiran

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah menggali informasi dan memetakan bersama kapasitas
dan pengetahuan Lembaga terkait Perlindungan anak di ranah online. Diskusi ini secara lebih
khusus bertujuan untuk:
● Memperkenalkan program “Stopping Cybercrime Against Children” yang digagas PKPA
● Mengetahui pengalaman baik lembaga dalam penanganan kasus anak di ranah online
● Mendapat masukan dari lembaga untuk pedoman dan kebutuhan peningkatan
kapasitas perlindungan anak di ranah online.
Hasil yang diharapkan adalah :
● Para Lembaga mengetahui dan mendukung program “Stopping Cybercrime Against
Children” yang digagas PKPA
● Adanya gambaran umum tentang pengalaman baik setiap Lembaga dalam
perlindungan anak di ranah online.
● Adanya masukan dari lembaga untuk pedoman perlindungan anak di ranah online.

C. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini akan di laksanakan secara tatap muka langsung dalam ruang pertemuan
yang akan di laksanakan pada :

Hari/ Tanggal : 24 Februari 2022


Waktu : 09.00 wib s/d 16.00 wib
Tempat : Harris Hotel Tebet
Jl. Dr. Saharjo No.191, RW.1, Manggarai Sel., Kec. Tebet,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12960

D. Peserta
Dalam kegiatan ini peserta yang dilibatkan adalah sebanyak 20 peserta dari stakeholder
terkait. Daftar Undangan peserta diharapkan diwakili oleh 1 orang perwakilan di setiap
Lembaga.

E. Metode
Kegiatan akan dilakukan dengan metode diskusi dimana akan difasilitasi oleh fasilitator.
Fasilitator mendorong seluruh peserta untuk dapat memberikan opini dan pendapatnya
selama kegiatan konsultasi.
Secara lebih rinci, berikut adalah rentetan kegiatan konsultasi anak:

Rundown kegiatan :
Pukul Kegiatan Metode PJ
09.00 – 09.30 Registrasi peserta - Panitia
09.30 – 09.45 Pembukaan kegiatan Ceramah MC

Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Dan Gender 3


Lampiran

Pemaparan Program
09.45 – 10.15 Ceramah Keumala
Cybersafety PKPA
10.15 – 10.30 Coffee Break - -
Diskusi Kebijakan
10.30 – 12.00 Perlindungan Anak di Ranah Diskusi Fasilitator
online pada setiap Lembaga
12.00 – 13.00 ISHOMA - -
Pengalaman Baik Lembaga
13.00 – 14.30 dalam Perlindungan Anak di Diskusi Fasilitator
Ranah online
Diskusi Usulan kebijakan
Paparan dan
14.30 – 15.15 Perlindungan Anak di Ranah Fasilitator
Diskusi
Online oleh lembaga
15.15 – 15.30 Coffee Break - -
15.30 – 16.00 Penutupan Kegiatan Ceramah MC
*jadwal akan menyesuaikan dengan kondisi

F. Fasilitator
Fasilitator Kegiatan ini adalah Bapak Andi Ardian dari ECPAT Indonesia

G. Kontak Panitia
Untuk informasi dan konfirmasi kehadiran bisa menghubungi Rebana Adawiyah
081314867171 (whatsapp only) / email rebanaadawiyah90@gmail.com

H. Konfirmasi Kehadiran
Para peserta dimohon untuk mengisi form konfimasi kehadiran pada link
https://tinyurl.com/34c6p7br paling lambat hari senin 21 Februari 2022.

I. Mitigasi Pandemi
1. Peserta yang hadir harus memastikan dirinya dalam kondisi sehat dan tidak memiliki
gejala deman, flu dan atau batuk.
2. Melakukan SWAB Antigen minimal 1 hari sebelum kegiatan dan membawa hasil tes
SWAB
3. Antigen yang membuktikan kondisi sehat (hasil negative/ non reaktif). Biaya Swab
antigen akan diganti panitia tidak lebih dari Rp. 110.000,-
4. Peserta diharuskan mematuhi protokol Kesehatan selama kegiatan, memakai masker
dan
5. menjaga jarak.
6. Membawa kelengkapan sholat sendiri.

J. Penutup
Demikian TOR ini dibuat dan sampaikan sebagai kerangka acuan dalam pelaksanaan
kegiatan.

Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Dan Gender 4

Anda mungkin juga menyukai