Anda di halaman 1dari 86

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN PERLINDUNGAN ANAK


REPUBLIK INDONESIA

Laporan Kajian Cepat (Rapid Assessment)


Perlindungan Anak Terpadu
Berbasis Masyarakat (PATBM)
pada Masa Pandemi COVID-19
Laporan Kajian Cepat (Rapid Assessment)
Perlindungan Anak Terpadu
Berbasis Masyarakat (PATBM)
pada Masa Pandemi COVID-19
Tim Kajian Cepat

Pengarah
Nahar, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Ciput Eka Purwianti, Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Elvi Hendrani, Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Emmy Lucy Smith, Perlindungan Anak, Wahana Visi Indonesia (WVI).

Peneliti Utama
Antik Bintari, S.IP MT.
L Kekek Apriana DH, M.Si

Tim Peneliti
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dianawati Lasmindar, Perencana Ahli Madya pada Asisten Deputi
Perlindungan Anak Kondisi Khusus.
Sri Lestari, Perencana Ahli Madya pada Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus.
Siti Wulandari Poerwantini, Perencana Ahli Madya pada Asisten Deputi
Perlindungan Anak Kondisi Khusus.
FB Didiek Santoso, Perencana Ahli Madya pada Asisten Deputi
Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan.
Ari Razmara, Perencana Ahli Madya pada Asisten Deputi
Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan.
Fitra Andika Sugiyono, Perencana Ahli Madya pada Asisten Deputi
Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan.
Prima Dea Pangestu, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Chairini Putri Azhari, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Nur Afifah, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
M. Taufan Arifin, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Galang Armana Jala, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Ghina Haifa Nurhasya, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Made Dewinta Cahyaningtyas, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Ivana Ulimaninta, Staf Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan.
Yohana Felisitas B Keray, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Rezky Agustian Rentianto, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Raissa Nadia Aulia, Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Resti Nur Rachmawati, Staf Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus

Wahana Visi Indonesia


Junito Drias, Manager Advokasi dan Pelibatan Eksternal.
Nelly Siswaty Sembiring, Spesialis Perlindungan Anak.
Irene Koernia Arifjaar, Spesialis Perlindungan Anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Yoel Setiawan, Spesialis Perlindungan Anak di Provinsi Kalimantan Barat.
Timotius Winner, Spesialis Perlindungan Anak di Kabupaten Bengkayang.
Eduardthin Hence Togas, Spesialis Perlindungan Anak di Kabupaten Kubu Raya.
Satrio Rahargo, Perlindungan Anak, Spesialis Pelibatan Masyarakat dan Program Sponsorship
di Provinsi Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Evelina Hotmaria Simanjuntak, Koordinator Perlindungan Anak di Jakarta.
Ayu P Siantoro, Spesialis Penelitian dan Inovasi.
Daftar Isi

Daftar Tim Kajian Cepat 2

Daftar Isi 5

Daftar Tabel dan Daftar Gambar 6

Daftar Singkatan 8

Definisi Operasional 9

Ringkasan Eksekutif 10

Bab I Pendahuluan 12
1.1. Latar Belakang Kajian 12
1.2. Tujuan Kajian 14
1.3. Kerangka Konseptual 14
1.4. Metodologi 15
1.5. Jaminan Kualitas dan Standar Etika 17
1.6. Tahap Pengumpulan Data 17
1.7. Analisis Data 18
1.8. Karakteristik Informan 18
1.9. Tim Pelaksana Kajian Cepat 20
1.10. Keterbatasan dan Kekuatan Penelitian 20

Bab II. Pelaksanaan PATBM Di Masa Pandemi COVID-19 22


2.1. Tata Kelola PATBM pada Masa Pandemi COVID-19 22
2.2. Pendanaan dan Sumber-Sumber Pembiayaan 38
2.3. Pengelolaan Informasi 42
2.4. Sumber Daya Manusia (SDM) 59
2.5. Logistik dan Perlengkap an 63
2.6. Partisipasi dan Pergerakan Masyarak at 65

Bab III. Kesimpulan Dan Rekomendasi 71


3.1. Kesimpulan 71
3.2. Rekomendasi 73

Lampiran 1: Struktur Panduan PATBM


pada Masa Pandemi COVID-19 77

Lampiran 2: Usulan Peningkatan Kapasitas Wilayah PATBM


pada Masa Pandemi COVID-19 79
Daftar Tabel

Tabel 1. Provinsi dan Kota/Kabupaten Wilayah Kajian Cepat Panduan PATBM


Tabel 2. Data Komponen PATBM
Tabel 3. Pengumpulan Data
Tabel 4. Karakteristik Demografi Informan
Tabel 5. Kegiatan Anak Selama Pandemi COVID-19
yang Diselenggarakan oleh Tim PATBM
Tabel 6. Kegiatan Orang Tua Selama Pandemi COVID-19
yang Diselenggarakan oleh Tim PATBM

Daftar Gambar

Gambar 1: Kerangka Kerja PATBM


Gambar 2: Surat Keputusan PATBM
Gambar 3. Contoh Surat Keputusan
Gambar 4. Tahun Surat Keputusan di desa/Kelurahan
Gambar 5. Keterlibatan Aparat Desa/Kelurahan dalam Penyusunan Rencana PATBM
Gambar 6. Pemahaman Aktivis tentang Panduan PATBM di Masa Pandemi COVID-19
Gambar 7. Keterlibatan Tim PATBM dalam Gugus Tugas
Gambar 8. Kegiatan Tim PATBM bersama Organisasi Masyarakat
Gambar 9. Orang Tua Mengetahui Pelaksanaan PATBM
Gambar 10. Pertemuan Rutin Tim PATBM
Gambar 11. Pendapat Aktivis/Kader tentang Keterlibatan Anak
dalam Perencanaan Kegiatan PATBM
Gambar 12. Pendapat Aktivis tentang Keterlibatan Orang tua
dalam Perencanaan Kegiatan PATBM
Gambar 13. Kegiatan PATBM Pilihan Anak-anak
Gambar 14. Penerapan Protokol oleh Aktivis/Kader
Gambar 15. Pelaksanaan Kegiatan PATBM
Gambar 16. Kegiatan Aktivis dalam Memantau Kegiatan Anak selama Pandemi
Gambar 17. Sumber Dana PATBM
Gambar 18. Masalah Pendanaan PATBM
Gambar 19. Ketertarikan untuk Memberikan Dukungan Pendanaan Kegiatan PATBM
Gambar 20. Masker PATBM
Gambar 21. Anak Pernah Mendengar Orang Dewasa Melakukan Kekerasan
Terhadap Anak

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 6


Gambar 22. Penanganan Kasus Kekerasan Dirujuk atau Pengasuhan Lain.
Gambar 23. Pilihan Penanganan Kasus Kekerasan Oleh Orang Tua.
Gambar 24. PATBM dapat Menerima Laporan Penanganan Kasus.
Gambar 25. Perkawinan Anak Menurut Anak
Gambar 26. Sikap Orang Tua Terhadap Perkawinan Anak
Gambar 27. Orang Tua Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus
Gambar 28. Anak Bersedia Melaporakan Jika Menemukan ABK.
Gambar 29. Kebutuhan Anak Pada Masa Pandemi
Gambar 30. Pilihan Tema Materi PATBM Pada Masa Pandemi
Gambar 31. PATBM Membantu Anak-anak Mengetahui Protokol Kesehatan
Gambar 32. Apakah kegiatan PATBM membantu anak-anak mengetahui
dan menjadi lebih perhatian terhadap informasi COVID-19
termasuk vaksin?
Gambar 33. Materi Informasi Pandemi COVID-19 yang Telah Diterima
menurut Orang Tua
Gambar 34. Anak dan Orang Tua Menerapan Protokol Kesehatan
Gambar 35. Tim PATBM telah Melaksanakan Protokol Kesehatan.
Gambar 36. Koordinasi Tim PATBM
Gambar 37. PATBM Berperan dalam Pencegahan dan Penanganan COVID-19
Gambar 38. Materi KIE
Gambar 40. Kesediaan Anak untuk Divaksin
Gambar 41. Pendapat Orang Tua tentang Vaksin untuk Pencegahan COVID-19
bagi Anak
Gambar 42. Usia Aktivis/Kader PATBM yang Mengikuti Survei
Gambar 43. Rentang Waktu Menjadi Aktivis PATBM
Gambar 44. Partisipasi dalam pelatihan PATBM pada masa COVID-19
Gambar 45. Keterlibatan Tim PATBM dalam Gugus Tugas
Gambar 46. Pengetahuan dan Informasi Kegiatan PATBM
Gambar 47. Tempat Belajar pada Masa Pandemi COVID-19
Gambar 48. Orang Tua Mengetahui Pelaksanaan PATBM
Gambar 49. Orang Tua Mengikuti Kegiatan PATBM
Gambar 50. Keanggotaan PATBM
Gambar 51. Komunikasi Aktivis/kader dengan Orang Tua
Gambar 52. PATBM Membantu Orang Tua dalam Pendampingan Belajar
dan Metode Daring
Gambar 53 Respons Orang Tua Dalam Hal Memberikan Bantuan
Pengasuhan Alternatif di Masa Pandemi COVID-19
Gambar 54. Pembenahan PATBM

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 7


Daftar Singkatan

Asdep Asisten Deputi


APBDes Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
BPD Badan Permusyawaratan Desa
COVID-19 Corana Virus Disease-2019
DP3A Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
DP3AKB Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
dan Keluarga Berencana
Formandes Forum Anak Desa
JADUP Jaminan Hidup
KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi
KSD Kegiatan Strategis Daerah
LPA Lembaga Perlindungan Anak
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
MOLIN Mobil Perlindungan Perempuan dan Anak
NGO Non-Governmental Organisation
P2TP2A Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
PERGUB Peraturan Gubernur
PATBM Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat
PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
PAUD Pendidikan Anak Usia Dini
POSYANDU Pos Pelayanan Terpadu
PERBUP Peraturan Bupati
PPKM Pemberlakukan Pengetatan Kegiatan Masyarakat
PPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
SLRT Sistem Layanan Rujukan Terpadu
SOP Standar Operasional Prosedur
TORLIN Motor Perlindungan Perempuan dan Anak
UPTD PPA Unit Perlindungan Terpadu Daerah
– Perlindungan Perempuan dan Anak
WVI Wahana Visi Indonesia
WAG WhatsApp Group

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 8


Definisi Operasional

DASAWISMA Program kerja PKK mulai dari pusat sampai ke desa, yang
terdiri dari kelompok ibu dari 10 kepala keluarga (KK), yang
melakukan aktivitas bermanfaat bagi keluarga

FORUM ANAK
Organisasi anak yang dibina oleh Pemerintah Republik
Indonesia melalui Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak, untuk menjembatani komunikasi dan
interaksi antara pemerintah dengan anak-anak di seluruh
Indonesia dalam rangka pemenuhan hak partisipasi anak.

FUNDRAISING
Proses pengumpulan kontribusi sukarela dalam bentuk uang
atau sumber daya lain dengan meminta sumbangan dari
individu, perusahaan, yayasan, atau lembaga pemerintah.

NON-
GOVERNMENTAL Lembaga swadaya masyarakat adalah sebuah organisasi
ORGANISATION yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang
ATAU LSM yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh
keuntungan dari kegiatannya

PATBM
PATBM merupakan jaringan atau kelompok warga pada
tingkat masyarakat yang bekerja secara terkoordinasi untuk
mencapai tujuan perlindungan anak.

PERMENDES
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

POSKO
Satgas Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan Surat
Edaran No. 9 Tahun 2021 tentang Ketentuan Pembentukan
Pos Komando (Posko) Penanganan Covid-19 dalam Rangka
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di tingkat
Desa/Kelurahan (PPKM Mikro).

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 9


Ringkasan Eksekutif

Panduan PATBM pada masa pandemi COVID-19 dan 12 provinsi. Pengumpulan data dilakukan
diterbitkan oleh Kementerian Pemberdayaan melalui survei angket daring, wawancara, dan
Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen FGD melalui fasilitas zoom yang melibatkan
PPPA) dan Wahana Visi Indonesia (WVI) pada penerima manfaat dalam kegiatan PATBM di
tahun 2020 sesuai dengan amanat Undang- desa/kelurahan, kabupaten/Kota dan provinsi.
undang tentang Perlindungan Anak Nomor 35
Tahun 2014. Panduan tematik PATBM yang Pengumpulan data ini dilakukan oleh para
diterbitkan tahun 2020 merupakan perwujudan peneliti dari Kemen PPPA dan WVI mulai
atas respons pandemi COVID-19 di Indonesia. tanggal hingga 26 Februari 2021 hingga 27
Panduan yang diterbitkan tersebut sudah Maret 2020. Hasil kesimpulan kajian antara lain:
sesuai dengan Keputusan Presiden No 9 Tahun 1. Penerapan tata kelola memiliki tantangan
2020 tentang perubahan atas Keputusan karena penanganan pandemi COVID-19
Presiden Nomer 7 tahun 2020 tentang gugus mensyaratkan refocusing anggaran sehingga
tugas percepatan penanganan Corona Virus aktivis/kader PATBM sulit menerapkan
Disease 2019 (COVID-19) yang secara umum tata kelola yang ideal selama pandemi
adalah melaksanakan pencegah penularan COVID-19.
COVID-19 pada anak dan menurunkan 2. Tim PATBM di desa/kelurahan sudah
kekerasan pada anak dalam situasi pandemi tidak solid seperti awal pembentukan
COVID-19. Panduan PATBM pada masa sehingga aktivis/kader lama perlu
pandemi COVID-19 telah didistribusikan oleh bersinergis dengan berbagi kelompok
Kemen PPPA, lintas kementerian, dan lembaga, masyarakat dan bahkan PT.
Sejumlah LSM nasional dan lokal, kemitraan 3. Pengelolaan Informasi tampak belum
terkait dan seluruh fasilitator PATBM di terstruktur data sehingga dokumen
Indonesia. Selama kurun waktu satu tahun kegiatan PATBM tidak dapat dianalisis
implementasi dari panduan tersebut perlu bahkan menjadi sumber pengembangan
dilakukan kajian cepat untuk memastikan kebijakan.
apakah panduan PATBM pada masa COVID-19 4. Pembiayaan menjadi masalah karena
dapat dilaksanakan dan sesuai dengan sebagian besar aktivis/kader sudah
penerimaan dan keterlibatan aktivis/kader, kesulitan menemukan sumber bantuan
masyarakat, dan pemerintah daerah dalam keuangan untuk mendukung pelaksanaan
pelaksanaannya. Secara umum hasil dari kajian PATBM.
cepat ini akan digunakan untuk pembaharuan 5. Perlengkapan dan logistik selama
dari pedoman PATBM dalam pandemi COVID-19 juga menjadi bertambah
COVID-19 di Indonesia. Pertanyaan yang karena aktivis/kader harus menyediakan
hendak dijawab dalam kajian cepat ini adalah perlengkapan sendiri seperti masker, hand
untuk mengetahui efektivitas penggunaan sanitizer dan lainnya agar terus dapat
panduan PATBM pada masa pandemi COVID-19 melaksanakan kegiatan.
dan seberapa jauh PATBM mampu memberikan 6. Partisipasi masyarakat untuk kegiatan
manfaat pada upaya adaptasi kebiasaan baru PATBM selama pandemi COVID-19
pada masa pandemi COVID-19. Kajian cepat tergolong masih dinamis dengan
dilakukan dengan metode mixed-methods keterlibatan anak-anak dan orang tua baik
kualitatif dan kuantitatif di mana informan secara daring ataupun tatap muka dengan
adalah pelaksana PATBM di 14 kota/kabupaten protokol kesehatan.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 10


Untuk rekomendasi secara umum diberikan perlindungan anak. Secara khusus sesuai
kepada empat kementerian dan dua lembaga dengan kerangka kerja PATBM adalah
serta secara khusus mempertajam enam 1. Memperkuat tata kelola khususnya
kerangka kerja PATBM pada masa adaptasi manajemen dan regulasi PATBM
kebiasan baru (ABK). Rekomendasi yang 2. Pemerintah Daerah di tingkat provinsi,
diberikan antara lain adalah kabupaten/kota sebagai penanggungjawab
1. Kementerian Perencanaan Pembangunan program PATBM di daerah diharapkan dapat
Nasional (PPN)/Bappenas terkait dengan melakukan pemetaan kembali seluruh aktor
regulasi yang mendorong koordinasi yang terlibat dalam pelaksanaan PATBM
perencanaan dan penganggaran yang lebih 3. Pengelolaan informasi yang mengatur
kuat antara Kementerian dan Lembaga ketersediaan informasi bagi peningkatan
dalam perencanaan dan penganggaran kapasitas.
PATBM pada RKP Pemerintah tahun 2021. 4. Pembiayaan atau Sumber Pendanaan yang
2. Kementerian Pemberdayaan Perempuan memastikan kembali penyediaan anggaran
dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) yang berasal dari APB Desa atau dana desa
untuk memperbaharui atau melakukan untuk perlindungan anak khususnya di
penyesuaian atas panduan PATBM dalam desa dengan menyebutkan secara eksplisit
masa pandemi COVID-19 sesuai dengan kegiatan untuk PATBM terutama di masa
hasil kajian dalam dokumen ini. pandemi COVID-19.
3. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) 5. Dukungan perlengkapan/logistik yang
untuk menyusun regulasi operasional terakit dengan perlengkapan kegiatan
untuk memperkuat urusan pemerintahan PATBM dan
bidang perlindungan anak di kecamatan dan 6. Pergerakan Partisipasi Masyarakat yang
kelurahan/desa sehingga dapat mendukung melibat anak-anak, aparat daerah dan
aparat di kelurahan dan desa untuk orang tua.
mendukung operasional PATBM.
4. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Gambaran singkat tentang pelaksanaan dan
Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT) penerapan panduan di desa/kelurahan beserta
dapat membantu desa yang belum memiliki praktik baik atau cerita perubahan juga ditulis
program PATBM untuk mengembangkan dalam hasil kajian ini. Secara umum panduan
PATBM mulai dari peningkatan kapasitas PATBM dalam pandemi COVID-19 dapat
hingga layanan fasilitas umum tempat dilaksanakan oleh para aktivis/kader dan dapat
bermain anak. dijadikan dasar bagi pemerintah pusat, provinsi
5. Pemerintah Daerah, Dinas Pemberdayaan dan kota/kabupaten berserta LSM terkait untuk
Perempuan dan Perlindungan Anak untuk merumuskan upaya-upaya untuk memperkuat
memastikan terlaksananya perlindungan PATBM bagi anak di masa adaptasi kebiasan
anak melalui PATBM. baru, dengan tetap memperhatikan protokol
pencegahan penularan COVID-19 bagi aktivis/
Hal ini karena bidang PPPA merupakan urusan kader atau tim PATBM.
pelayanan dasar yang harus disediakan oleh
pemerintah desa dan komitmen kepala daerah
dan DPRD Provinsi, Kota/Kabupaten untuk
penganggaran dan pembiayaan bagi isu-isu

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kajian pengamanan, dan pelayanan kesehatan serta


psikososial. Kemen PPPA juga menjalankan
Anak-anak adalah kunci masa depan suatu strategi dan pendekatan secara komprehensif
bangsa dan menjadi generasi sehat harus dan terintegrasi dalam menghadapi fase
menjadi perhatian orang tua, pemerintah, darurat pandemi COVID-19, dengan melakukan
pihak swasta dan tentu saja masyarakat. koordinasi bersama Kementerian/Lembaga
Saat ini semua negara berhadapan dengan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
pandemi COVID-19 yang dinyatakan sebagai Perlindungan Anak (DP3A) seluruh Indonesia
kedaruratan kesehatan masyarakat atau melalui Pedoman Umum Perlindungan Anak
Kejadian Luar Biasa (KLB). Pemerintah telah Penanganan COVID-19 yang dikembangkan
menetapkan COVID-19 sebagai bencana dengan semangat prinsip-prinsip hak anak,
nasional non alam melalui Keputusan Presiden yaitu non diskriminatif, kepentingan terbaik
Nomor 12 Tahun 2020. Situasi pandemi yang bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan dan
berkepanjangan menimbulkan berbagai perkembangan, serta penghargaan terhadap
kekhawatiran berkaitan dengan kondisi pendapat anak. Dengan demikian perlu
ketidakpastian dan berkecenderungan sinergitas berbagai pemangku kepentingan,
berdampak buruk pada lingkungan yang ramah tidak hanya pemerintah, namun juga
anak. Kelompok anak dan orang-orang dewasa masyarakat.
di sekitarnya menghadapi perubahan yang
cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Realitas di atas sejalan dengan Pasal 72
Kondisi ini memungkinkan meningkatkan kasus Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang
kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan Perubahan Kedua atas Undang-undang
lainnya serta dapat meningkatkan potensi Nomor 23 Tahun 2002 yang menyebutkan
dampak buruk pada kesehatan psikososial anak. bahwa masyarakat berperan serta dalam
Para orang tua atau pengasuh yang terpapar penyelenggaraan perlindungan anak.
virus dan dikarantina menyebabkan lebih Mengingat besarnya peran masyarakat dan
banyak anak-anak tinggal di luar pengawasan luasnya aspek pencegahan yang berakar pada
orang tua, sementara bagi yang tinggal di masyarakat maka perlu mengembangkan upaya
lembaga pengasuhan alternatif dan dalam perlindungan anak berbasis masyarakat yang
penahanan juga dihadapkan pada risiko intensif komprehensif dan terpadu. Peran ini sangatlah
terhadap keamanan. Angka kemiskinan yang diperlukan dengan memperkuat tatanan sosial
meningkat dan pengurangan akses pendidikan seperti norma sosial, sikap dan perilaku serta
memiliki resiko atau dampak negatif jangka memperkuat keterampilan orang tua dan
panjang bagi anak-anak Indonesia. penyadaran masyarakat tentang dampak buruk
kekerasan terhadap anak. Lebih lengkapnya
Sesuai dengan amanat Undang-undang tinjuan peran masyarakat telah tertuang dalam
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Bencana, Pasal 72 Undang-undang tentang perlindungan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan anak. Hal tersebut kemudian salah satunya
Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melakukan diwujudkan dalam program Perlindungan Anak
upaya perlindungan dalam penanggulangan Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang
bencana dengan memprioritaskan kelompok diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan
rentan, melalui upaya penyelamatan, evakuasi, Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 12


PPPA) sejak tahun 2016. PATBM adalah pandemi-covid-19. Beberapa kementerian,
sebuah gerakan dari jaringan atau kelompok lembaga dan pemerintah daerah juga turut
warga pada tingkat masyarakat yang bekerja membantu mendistribusikan panduan dengan
secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan mencantumkan pada link halaman resmi
perlindungan anak. PATBM merupakan inisiatif website mereka. Berikut alamat link panduan
masyarakat sebagai ujung tombak untuk PATBM pada masa pandemi COVID-19 yang
melakukan upaya-upaya pencegahan dengan telah dipublikasikan pada halaman resmi
membangun kesadaran masyarakat agar terjadi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah,
perubahan pemahaman, sikap dan perilaku yang 1) Gugus Tugas COVID-19
memberikan perlindungan kepada anak. https://covid19.go.id/edukasi/ibu-dan-anak/
panduan-perlindungan-anak-terpadu-
PATBM pada masa pandemi COVID-19 berbasis-masyarakat-patbm
menjadi bagian dari upaya untuk tetap 2) Kementerian Komunikasi dan Informatika
memenuhi hak anak, khususnya melakukan (KOMINFO)
pencegahan dan merespons kasus atau https://kominfo.go.id/content/
melalukan diteksi dini tindak kekerasan detail/26787/panduan-perlindungan-anak-
terhadap anak yang terjadi di lingkungan terpadu-berbasis-masyarakat-patbm/0/
masyarakat. Pada tahun 2020 lalu, Kemen virus_corona,
PPPA telah mengeluarkan berbagai protokol 3) Pusat sosial ekonomi kebijakan pertanian,
dan panduan tentang perlindungan anak dan Kementerian Pertanian
penanganan COVID-19 termasuk diantaranya https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/
adalah panduan PATBM dalam Pandemi index.php/covid-19/regulasi-kebijakan/635-
COVID-19 yang merupakan hasil kerjasama panduan-perlindungan-anak-terpadu-
dengan dengan Wahana Visi Indonesia (WVI). berbasis-masyarakat-patbm-dalam-
PATBM selanjutnya perlu menegaskan kembali pandemi-covid-19
perannya dalam mendukung pencegahan dan 4) Pemerintah daerah Kabupaten Tuban,
respons kasus kekerasan terhadap anak di Provinsi Jawa Timur
masa pademi COVID-19 dengan mengacu https://sukolilo-bancar.desa.id/first/
pemenuhan hak anak. Peran PATBM juga sudah artikel/2020/6/1/buku-panduan-
tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah perlindungan-anak-terpadu-berbasis-
(RKH) yang dikeluarkan oleh Kementerian masyarakat-patbm-dari-gtpp-covid19
Perencanaan Pembangunan Nasional/ 5) Dan beberapa portal lainnya dengan kata
Kementerian Perencanaan Pembangunan kunci antara lain, PATBM COVID-19 dari
Nasional (BAPPENAS) sebagai strategi GTPP COVID-19, PATBM pada masa
perlindungan anak yang merupakan dokumen COVID-19 dan seterusnya.
resmi pemerintahan untuk mngatur bidang
perlindungan anak. Untuk itu, diperlukan Selain melalui website resmi, Panduan PATBM
panduan pelaksanaan kegiatan PATBM bagi pada Masa COVID-19 juga telah didistribusikan
para aktivis/kader PATBM di masa pandemi melalui WhatsApp Group dan pelatihan PATBM
COVID-19 agar perlindungan anak di setiap tematik COVID-19 secara daring atau tatap
lokasi PATBM dapat dilaksanakan berdasarkan muka dengan protokol kesehatan. Sebagai
pada prinsip-prinsip terbaik untuk anak. tindak lanjut dari diterbitkan panduan Panduan
Lebih lanjut sosialisasi dan distribusi panduan PATBM pada Masa COVID-19 tersebut, Kemen
PATBM pada masa pandemi COVID-19 PPPA dan WVI telah melakukan kajian cepat
dilakukan melalui webinar oleh Kemen PPPA (rapid assessment) yang bertujuan memastikan
beserta para pihak pada tahun 2020 dengan atau menilai efektivitas panduan PATBM pada
mempublikasikan kegiatan melalui link masa pandemi COVID-19 dan melakukan
resmi pada halaman website https://Kemen sejumlah penyesuaian dari panduan tersebut
PPPA.go.id/index.php/page/read/29/2704/ dengan sejumlah kebiasaan baru di masa
perkuat-komitmen-lindungi-anak-kemen- pandemi COVID-19. Kajian cepat ini dilihat
pppa-terbitkan-panduan-patbm-dalam- dari dua aspek yaitu efektivitas penggunaan

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 13


panduan PATBM pada masa pandemi COVID-19 2. Menggambarkan situasi pelaksanaan
terkait dengan implementasi kegiatan dan PATBM pada masa pandemi COVID-19 di
seberapa jauh PATBM mampu memberikan desa dan kelurahan lokasi PATBM;
manfaat dan melakukan upaya perubahan 3. Menyusun rekomendasi bagi kementerian
norma di masyarakat dalam upaya adaptasi dan lembaga terkait dengan pelaksanaan
kebiasan baru di era pandemi COVID-19 serta PATBM pada masa pandemi COVID-19;
merespons sejumlah kasus anak di wilayah 4. Melakukan penyesuaian dan
masing-masing. Diharapkan juga kajian cepat memperbaharui panduan PATBM pada masa
ini mampu memberikan rekomendasi kepada pandemi COVID-19 yang telah disusun
Kemen PPPA, Dinas Pemberdayaan Perempuan sebelumnya.
dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi dan
Kabupaten/Kota, kementerian/lembaga lainnya
atau LSM baik lokal ataupun international. 1.3. Kerangka Konseptual
Kajian cepat dilakukan di 12 Provinsi dan 14
Kabupaten/Kota (terdiri dari tujuh desa dan Kajian cepat ini menggunakan kerangka
tujuh kelurahan) pada bulan Maret 2021. konseptual PATBM yang tertuang dalam
Panduan PATBM yang diterbitkan oleh Kemen
PPPA pada tahun 2016 (dapat dilihat pada
1.2 Tujuan Kajian Gambar.1) dan panduan PATBM di masa
COVID-19 yang diterbitkan pada tahun 2020
Kajian cepat pelaksanaan PATBM pada masa yang meliputi;
pandemi COVID-19 memiliki tujuan umum 1. Tata laksana PATBM pada masa pandemi
untuk mengetahui efektivitas penggunaan COVID-19.
panduan PATBM pada masa pandemi COVID-19 2. Pengetahuan tentang pada masa pandemi
dan seberapa jauh PATBM mampu memberikan COVID-19 bagi seluruh aktivis/kader
manfaat pada upaya adaptasi kebiasaan baru PATBM.
pada masa pandemi COVID-19. 3. Pendidikan masyarakat tentang COVID-19
Tujuan Khusus sebagai sebagai berikut: dan protokol kesehatan.
1. Memperoleh data kualitatif dan kuantitatif 4. Bekerjasama dengan gugus tugas di RT/RW
tentang implementasi panduan PATBM pada untuk melakukan intervensi penanganan
masa pandemi COVID-19 di Indonesia; pada masa pandemi COVID-19.

Kerangka Kerja PATBM

TATA KELOLA KEGIATAN KINERJA PERUBAHAN

Manajemen dan Perubahan Norma


Pengaturan Organisasi
PATBM
Kecakapan
Pendanaan menghindari kekerasan
Cakupan
Pengelolaan Informasi Respons terhadap
Komunitas Aksesibilitas kekerasan
Sumber Daya Manusia
Keluarga Kualitas
Perlengkapan
Anak Keberlanjutan DAMPAK
Pengerakan Partisipasi
Masyarakat Angka Kekerasan
Menurun

Gambar1: Kerangka Kerja PATBM


Sumber: Panduan Induk PATBM (2016)

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 14


Pendekatan kerangka kerja di atas dikaji dalam 1.4 Metodologi
pendekatan komponen sistem yang terdiri dari
input, proses dan output hasil. Input adalah Kajian cepat dilakukan dengan mixed-methods,
komponen PATBM yang terdiri dari tata kelola yaitu suatu langkah penelitian dengan
termasuk di dalamnya adalah regulasi dan menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam
manajemen; pendanaan; pengelolaan informasi; penelitian, yaitu kualitatif dan kuantitatif.
sumber daya manusia (SDM) pendukung; Informan dalam kajian cepat ini berasal dari
logistik atau perlengkapan; dan mobilisasi atau 14 kota/kabupaten di 12 provinsi yang telah
pergerakan partisipasi masyarakat. Sistem melaksanakan PATBM. Berikut adalah lokasi
proses menekankan pada kegiatan-kegiatan penelitian yang merupakan wilayah kerja WVI
yang berjalan selama masa pandemi COVID-19. dan direkomendasikan oleh Kementerian
Terakhir adalah mempelajari hasil yang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi Anak RI.
dalam pelaksanaan panduan PATBM pada masa
pandemi COVID-19.

Tabel 1. Provinsi dan Kota/Kabupaten Wilayah Kajian Cepat Panduan PATBM

No Provinsi Anak Desa Kota

1 DKI Jakarta Jakarta Utara 1


Jakarta Timur 1
2 Kalimantan Barat Bengkayang 1
Kubu Raya 1
3 Papua Barat Manukwari 1
4 Papua Jayapura 1
5 Maluku Utara Ternate 1
6 Sumatera Utara Nias Selatan 1
7 Bengkulu Bengkulu Selatan 1
8 Jawa Timur Surabaya 1
9 Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Selatan 1
10 Bali Denpasar 1
11 Sulawesi Tengah Palu 1
12 Jawa Barat Bogor 1
Jumlah desa/kelurahan 7 7

Pengumpulan data dilakukan melalui aplikasi pengumpulan data sekunder yang diperoleh
survei, wawancara dengan informan, dan Focus dari pemberitaan media tentang panduan
Group Discussion (FGD) secara online/dalam PATBM pada masa COVID-19 dan kegiatannya.
jaringan (daring) yang melibatkan pelaksana Analisis data juga dilakukan dengan mengacu
dan penerima manfaat kegiatan PATBM di pada komponen PATBM. Secara legkapnya
desa/kelurahan. Kajian ini juga melakukan dapat dilihat pada roto di bawah ini

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 15


Tabel 2. Data Komponen PATBM

No Informan Data yang dihimpun

1 DP3A • Regulasi dan manajemen pelaksanaan PATBM pada masa


Provinsi, DP3A pandemi COVID-19
Kabupaten/Kota • Persepsi pemerintah tentang manfaat panduan PATBM pada
dan Pemerintah masa pandemi COVID-19 sesuai dengan program kerja yang
Desa/kelurahan tersedia.
• Proses dan strategi pencegahan dan penanganan termasuk
rujukan jika terjadi Kekerasan Terhadap Anak (KTA) selama
pandemi COVID-19 di lokasi PATBM.
• Pendanaan/Pembiayaan Kegiatan.
• Monitoring dan Evaluasi.

2 Aktivis/kader • Komitmen individu sebagai tim PATBM selama masa


PATBM pandemi COVID-19.
• Pemahaman tentang panduan PATBM pada masa pandemi
COVID-19.
• Persepsi tentang keberhasilan dan kegagalan implementasi
panduan PATBM pada masa pandemi COVID-19.
• Kerjasama dengan mitra/jejaring PATBM pada masa pandemi
COVID-19.
• Strategi yang dilakukan Tim PATBM untuk memperoleh
dukungan dari pemerintah desa/kelurahan dan pemangku
kepentingan lainnya termasuk masyarakat.

3 Anak • Persepsi dan pengetahuan tentang pencegahan penularan


COVID-19.
• Pengetahuan tentang penanganan COVID-19.
• Keterlibatan dan keterpaparan dalam kegiatan PATBM
selama pandemi COVID-19.
• Perlindungan anak dan proses rujukan jika terjadi kekerasan.
• Pengetahuan tentang perubahan norma di masyarakat
terkait dengan pandemi COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan
Baru (AKB).

4 Orang Tua • Persepsi dan pengetahuan tentang pencegahan penularan


COVID-19.
• Pengetahuan tentang penanganan COVID-19.
• Keterlibatan dan keterpaparan dalam kegiatan PATBM
selama pandemi COVID-19.
• Perlindungan anak dan proses rujukan jika terjadi kekerasan.
• Pengetahuan tentang perubahan norma di masyarakat
terkait dengan pandemi COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan
Baru (AKB).

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 16


1.5 Jaminan Kualitas 1) Memastikan bahwa setiap partisipasi
dan Standar Etika dalam survei ini bersifat sukarela dan
partisipan mengetahui tujuan survei ini
Penelitian ini melibatkan informan yang memiliki dengan baik maka setiap individu yang
hak dan martabat dengan menerapkan standar diminta berpartisipasi dalam survei ini
etika yang diterapkan, yaitu: persetujuan dibacakan lembar persetujuan untuk terlibat
pribadi (informed consent); partisipasi sukarela; (informed consent).
kerahasiaan; keamanan fisik; tidak adanya 2) Informan berhak untuk tidak terlibat
bahaya yang timbul dari keterlibatan dalam dalam survei, FGD, dan wawancara dengan
penelitian. Secara khusus, untuk melindungi menghentikan partisipasinya kapan saja
hak-hak anak sebagai kelompok yang rentan ketika merasa tidak nyaman.
dalam sebuah penelitian, dipastikan seluruh tim
peneliti telah mendapatkan materi tentang etika
bekerja dengan anak dan etika dalam melakukan 1.6 Tahap Pengumpulan Data
penelitian/kajian. Hal ini dipertegas dengan
keharusan bagi para peneliti untuk mendatangani Pengumpulan data pada setiap tahap
pakta integritas/safeguarding policy etika bekerja menggunakan instrumen yang dipersiapkan,
dengan anak. Meski kajian ini tidak mengajukan petunjuk teknik dan metode pengumpulan data
kajian etik secara formal ke lembaga etik/ yang berbeda sesuai dengan tujuan dari tahap-
pemerintah terkait, tetapi untuk memastikan tahap yang ada. Secara lebih jelasnya dapat
penerapan etika penelitian di dalam kajian ini dilihat pada tabel di bawah ini:
maka upaya yang telah dilakukan adalah:

Tabel 3. Pengumpulan Data

Metode Uraian

Survei • Pengambilan data kuantitatif dilaksanakan melalui survei daring


menggunakan aplikasi dan disebar ke 14 lokasi penggunaan
panduan PATBM COVID-19 terhadap:
• Aktivis/kader dan tim PATBM dengan target 10 kuesioner terisi
dari tiap lokasi kajian. Jumlah sampel aktivis, kader, dan pelaksana
dari PATBM yang masuk secara keseluruhan 153 informan.
• Perwakilan anak dengan target 5 kuesioner terisi dari tiap lokasi
kajian. Jumlah sampel anak secara keseluruhan yang masuk 85
informan anak.
• Perwakilan orang tua dengan target 5 kuesioner terisi dari tiap
lokasi kajian. Jumlah sampel orang tua secara keseluruhan yang
masuk 76 informan.
• Total jumlah sampel yang kembali dari tiga kelompok Informan
tersebut adalah 314 informan.

Diskusi Kelompok FGD dilakukan berdasarkan zona waktu Indonesia barat, zona waktu
Terpumpun Indonesia timur dan zona waktu Indonesia tengah dengan melibatkan:
(DKT/FGD) • Tiga kelompok perwakilan aparat pemerintah dari kelurahan atau
desa dari masing-masing provinsi di setiap zona waktu.
• Tiga kelompok perwakilan anak dari kelurahan atau desa dari
masing-masing provinsi di setiap zona waktu.
• Tiga kelompok perwakilan orang tua kelurahan atau desa dari
masing-masing provinsi di setiap zona waktu.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 17


Metode Uraian

Diskusi Kelompok
• Peserta diskusi kelompok berasal dari 12 provinsi dan 14
Terpumpun
kabupaten/kota lokasi kajian cepat. Total jumlah peserta FGD
(DKT/FGD)
adalah 77 orang terbagi dalam 9 kelompok.

Wawancara
Wawancara mendalam juga dilakukan terhadap:
• Satu orang perwakilan DP3A kabupaten/kota dari daerah
penelitian.
• Satu orang perwakilan DP3A provinsi dari daerah penelitian
• Satu orang perwakilan aktivis/kader dari daerah penelitian.
• Total informan wawancara adalah 38 informan

1.7 Analisis Data


b. Data Kualitatif:
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis Data diperoleh dan diolah berdasarkan
untuk menjawab pertanyaan pokok dari kajian elemen input, proses dan output dengan
cepat ini tentang pelaksanaan panduan PATBM kajian tema-tema yang terkait dengan
pada masa pendemi COVID-19. Analisis yang komponen utama PATBM dan panduan
dilakukan menggunakan analisis tematik yang PATBM di masa COVID-19 yang meliputi:
berfokus komponen PATBM, pola kegiatan tim 1. Tata laksana PATBM pada masa pandemi
PATBM terkait dengan pencegahan dan respons COVID-19.
kasus yang ditangani selama masa pandemi 2. Pengetahuan tentang pada masa
COVID-19 serta penyesuaian-penyesuaian yang pandemi COVID-19 bagi seluruh aktivis/
dilakukan di masa pandemi, termasuk berbagai kader PATBM
tantangan yang dihadapi. Sementara itu, data 3. Pendidikan masyarakat tentang
sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber COVID-19 dan protokol kesehatan.
seperti berbagai peraturan di tingkat provinsi, 4. Bekerjasama dengan gugus tugas di
kabupaten/kota hingga desa/kelurahan dan RT/RW untuk melakukan intervensi
media sosial lainnya. Pengelolaan data yang penanganan pada masa pandemi
terkumpul dari lapangan seperti dijelaskan COVID-19.
dalam beberapa tahapan berikut ini;

a. Data Kuantitatif: 1.8. Karakteristik Informan


1. Data kuantitatif menggunakan survei
daring melalui aplikasi lalu data yang Total informan kajian cepat panduan PATBM
masuk dibersihkan (cleaning data) oleh pada masa pandemi COVID-19 berjumlah
tim peneliti utama kemudian dianalisis. 314 yang sebagian besar berasal dari wilayah
2. Setiap data set diolah dengan kerja WVI dan rekomendasi dari Kemen PPPA.
menggunakan STATA 14.0 untuk Informan yang berasal dari desa atau kelurahan
menghasilkan statistik deskriptif dan lokasi kegiatan PATBM di 14 kota/kabupaten.
inferensial. Informan yang diambil merupakan representasi
3. Data yang telah diolah oleh sistem di kelompok yang pernah terlibat mengikuti
aplikasi tetap digunakan untuk melihat program kerja PATBM pada masa pandemi
keseluruhan dan membandingkan hasil. COVID-19. Secara karakteristik demografi, baik
4. Data individu digabungkan dengan desa dan kelurahan memiliki jumlah informan
data PATBM untuk dapat menghasilkan perempuan lebih banyak pada kelompok anak-
asosiasi antara tingkat individu dengan anak, orang tua dan aktivis/kader. Jumlah
tingkat PATBM sebagai lembaga. perempuan lebih banyak secara konsisten

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 18


sama dengan jumlah informan pada kajian- dalam kegiatan perlindungan anak. Informasi
kajian sebelumnya. Hal ini mengindikasikan karakteristik demografi lebih lanjut dapat
bahwa perempuan lebih banyak terlibat dilihat dalam Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Karakteristik Demografi Informan

Informan (Anak, Orangtua, Aktivis) Desa Kelurahan

Jenis Kelamin
Laki-laki 53 42
Perempuan 108 111
Umur
10 – 15 tahun 16 10
15 – 18 tahun 51 42
30 – 35 tahun 18 9
36 – 40 tahun 18 17
41 – 45 tahun 26 18
46 – 50 tahun 21 25
> 50 tahun 11 32
Pendidikan
SD/MI/Sederajat 10 7
SMP/MTs/Sederajat 22 27
SMA/SMK/MAN/Sederajat 84 82
D1-D3 12 7
S1/D-IV 29 27
S2-S3 4 3
Pekerjaan
ASN/PNS/Aparat Desa/Kelurahan 13 18
Pedagang 5 19
Petani/Peternak/Bekerja di kebun 31 7
Wiraswasta 12 21
Pegawai Swasta/Buruh 7 18
Polisi/TNI 4 7
Tidak Bekerja/Di rumah 11 21
Dosen 1 0
Anggota DPRD 1 0
Guru (PAUD, Honorer, Ngaji, dll) 9 7
Ibu Rumah Tangga 21 42
Pendeta 1 0
Lainnya…. 16 22
Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 19


Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa yang berbeda-beda sehingga kesimpulan
sebagian besar usia anak berada di rentang kajian yang diperoleh dalam kajian ini belum
usia 10-15 tahun. Hal ini dikarenakan pada tentu bisa menggambarkan pola kerja atau
pengambilan data, peneliti membatasi usia tata kelola PATBM yang terjadi di kota/
minimal kelompok anak yang menjadi sasaran, kabupaten lain yang memiliki karakteristik
dengan pertimbangan anak di bawah usia 10 berbeda.
tahun belum terlalu mampu berkomunikasi b) Kajian ini dilakukan pada masa adaptasi
aktif dalam kegiatan FGD yang dilakukan. baru di Indonesia untuk mendapatkan
Persyaratan ini telah dilakukan sebelumnya informasi efektivitas panduan termasuk
pada kajian-kajian PATBM lainnya. Informan pemahaman tentang pelaksanaan atau
dari kelompok orang tua rata-rata usia 40-50 implementasi kongkrit PATBM di masa
tahun. Sedangkan rata-rata usia aktivis/kader pandemi COVID-19. Namun disayangkan,
yakni 30-60 tahun. Informan dari pihak DP3A sebagian kecil informan menyatakan belum
rata-rata berusia 40-50 tahun. Sedangkan pernah membaca panduan PATBM pada
untuk jenis pekerjaan informan khususnya masa COVID-19 secara detail karena
yang mewakili kelompok orang tua dan aktivis tidak menerima dalam bentuk buku atau
sebagian besar merupakan ibu rumah tangga. hardcopy. Panduan dalam bentuk PDF
menurut sebagian informan tidak user
friendly atau tidak mudah digunakan. Hal
1.9 Tim Pelaksana Kajian Cepat ini tentu membuat peneliti kesulitan dalam
memperoleh jawaban informan dalam
Tim yang terlibat dalam kajian cepat PATBM konteks penggunaan panduan PATBM di
pada masa pandemi COVID-19 terdiri dari dua masa COVID-19.
peneliti utama yang berasal dari fasilitator c) Pengumpulan data dalam kajian ini
nasional PATBM, 18 staff dari Deputi dilakukan secara daring sehingga muncul
Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, dan berbagai keterbatasan di dalam proses
delapan staf perlindungan anak dari WVI. memperoleh data primer maupun sekunder
Penugasan kerja dan kolaborasi Kemen PPPA yang lengkap.
dan WVI telah tim tertuang dalam surat Nomor: d) Analisis kajian terlambat dilakukan
B-61/D.PKA/KA.01.02/2/2021. Seluruh tim karena data informan kuantitatif tidak
bekerja dalam pengambilan data dan peneliti masuk tepat waktu. Hal ini membuat tim
utama bertanggung jawab mengembangkan perlu berkoordinasi dan berkonsultasi
instrumen, mengolah data, menganalisis hasil ulang dengan DP3A provinsi dan kota
dan melaporkan kajian cepat ini. untuk membantu pengumpulan data.
Keterlambatan ini berdampak pada
pengolahan, analisis data, dan pembuatan
1.10 Keterbatasan laporan menjadi sangat terbatas guna
dan Kekuatan Kajian mengejar tenggat waktu.
e) Kondisi lain juga termasuk penentuan
Kajian cepat dilakukan dengan menerapkan waktu karena zona berbeda, akses internet
metode mixed-methods kualitatif dan kuantitatif di wilayah kabupaten dan teknologi yang
dengan kriteria sampling yang ketat di wilayah lebih lama untuk memperoleh data, dan
kerja WVI dan rekomendasi Kemen PPPA. Dari melakukan konfirmasi atas data yang
sisi substansi, kajian cepat ini tidak terlepas diperoleh atau keterbatasan waktu di dalam
dari keterbatasan metodologis dan teknis, melakukan wawancara.
terlebih masa pandemi COVID-19, antara lain: f) Proses wawancara dan FGD kepada
a) Kajian cepat ini hanya dilakukan di wilayah informan tidak mudah untuk dilakukan
kerja WVI dan wilayah rekomendasi Kemen karena dilakukan secara daring/online dan
PPPA untuk mempermudah koordinasi dalam zonasi waktu yang berbeda sehingga
namun tidak bisa mewakili keseluruhan membatasi jumlah orang yang mengikuti
provinsi di Indonesia. Selain itu setiap FGD tersebut.
pemerintah daerah memiliki karakteristik

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 20


Kekuatan dari kajian cepat antara lain: mengingatkan sehingga memudahkan
a) Kerja kolaborasi pemerintah dan lembaga proses pengumpulan data tersebut.
swadaya masyarakat yang melibatkan para c) Kajian cepat ini menunjuk upaya sinergis
peneliti dari Kemen PPPA dan WVI yang antara pemerintah dan masyarakat dalam
secara bersama-sama sehingga mampu upaya perlindungan anak terpadu berbasis
melengkapi proses dari sisi ketrampilan, masyarakat.
teknologi dan komunikasi.
b) Para peneliti secara umum sangat patuh
pada protokol penelitian dan saling

Pengalaman melakukan penelitian secara kolaborasi juga


dituangkan oleh para peneliti dalam refleksi pelaksanaan kajian
cepat PATBM pada masa pandemi COVID-19.

“Proses wawancara dan FGD membuat Kegiatan wawancara dan FGD dalam
saya mengasah kemampuan untuk rangka Kajian Cepat Implementasi Panduan
menggali data dengan spesifik dan PATBM Dalam Pandemi Covid-19, masih
mengamati bagaimana jawaban peserta bisa dilakukan, walaupun situasinya masih
terhadap pertanyaan, respons peserta dalam suasana COVID-19 yang harus
sangat ditentukan oleh cara peneliti menjalankan Protokol Kesehatan. Walaupun
mengajukan pertanyaan. Dari sesi ke sesi diakui masih ada kendala yang diharapkan
pengambilan data peneliti bisa berlatih hadir, namun ada yang tidak hadir, sehingga
lebih baik dalam mendapatkan data yang mempengaruhi kecukupan sampel dan
menjadi tujuan penelitian”. kualitas penelitian yang diharapkan.
(Peneliti, FGDW04) Saran kedepan,
1) penentuan sampel ada baiknya
“Kerja sama ini menarik semoga ke depan dipersiapkan dengan baik/
ada hal seperti ini lagi, supaya bisa tidak mendadak;
mengetahui implementasi di lapangan 2) Kuesioner dan panduan perlu ujicoba,
sepertinya berjalannya. Proses wawancara sebelum dilakukan wawancara dan
saya berjalan lancar, penggalian informasi FGD yang sebenarnya, dengan harapan
berjalan baik, senang dapat berinteraksi penentuan waktu dan permasalahan di
dengan mitra di lapangan”. lapangan dapat diminimalisisir.
(Peneliti, FGDO6) (Peneliti, FGDW11)

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 21


BAB II
Pelaksanaan PATBM di Masa
Pandemi Covid-19

2.1 Tata Kelola PATBM pada mengeluarkan berbagai protokol perlindungan


Masa Pandemi COVID-19 anak termasuk keberadaan Panduan PATBM
pada masa pandemi COVID-19 sebagai acuan
Efektivitas pelaksanaan PATBM antara bagi aktivis PATBM dalam membantu upaya
lain ditentukan oleh pengorganisasian pencegahan penularan COVID-19, menurunkan
yang mengatur secara jelas tugas-tugas kekerasan pada anak, mendukung gugus tugas
atau mandat para pihak serta dukungan percepatan penanganan COVID-19, serta
regulasi yang memberi kekuatan hukum bagi memastikan anak mendapat perlindungan
penyelenggaraan kegiatan. Sinergitas regulasi dan terpenuhi hak-haknya selama masa
dan tata kelola organisasi di tingkat pusat, darurat hingga masa pemulihan. Panduan ini
provinsi, kabupaten hingga ke tingkat desa/ diharapkan dapat memperkuat protokol yang
kelurahan di mana PATBM dilaksanakan ada dan dapat menjadi acuan panduan bersama
harus dibangun dengan baik. Oleh karena itu, lintas sektoral di semua wilayah Indonesia.
untuk mewujudkan PATBM perlu diupayakan Selain melalui PATBM, Kemen PPPA juga telah
pengembangan atau optimalisasi regulasi mengoptimalisasi upaya perlindungan anak di
dan pengembangan tata kelola organisasi masa Pandemi COVID-19 melalui berbagai cara,
di berbagai tingkatan tersebut. Tata kelola yaitu mengeluarkan 5 (lima) Protokol Khusus
PATBM pada masa pandemi COVID-19 tentang Perlindungan Anak yang terdiri dari:
mengacu pada komponen tata Kelola 1. Protokol Lintas Sektor Untuk Anak yang
PATBM yang umumnya berkaitan dengan Membutuhkan Perlindungan Khusus Dalam
adanya berbagai regulasi yang mengatur Situasi Pandemi COVID-19;
dan pengorganisasian yang dilakukan oleh 2. Protokol Perlindungan Terhadap Anak
tim pelaksana PATBM dari tingkat provinsi, Penyandang Disabilitas Dalam Situasi
kabupaten/kota hingga desa/kelurahan. Pandemi COVID-19;
3. Protokol Penanganan Anak Korban
a. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Tindak Kekerasan Dalam Situasi Pandemi
dan Perlindungan Anak COVID-19;
4. Protokol Pengasuhan Bagi Anak dan
Pada masa pandemi COVID-19 Kemen PPPA Orangtua OTG, PDP, Terkonfirmasi dan
berupaya memaksimalkan peran masyarakat Meninggal karena COVID-19; dan
melalui gerakan PATBM sebagai salah satu 5. Protokol Pengeluaran dan Pembebasan
gerakan masyarakat dalam upaya deteksi dini Anak Melalui Asimilasi dan Integrasi,
terhadap ancaman atau kasus pelanggaran Pembebasan Tahanan, Penangguhan
pemenuhan hak dan perlindungan anak, Penahanan dan Bebas Murni.
termasuk ancaman akibat wabah COVID-19.
Sejak 2016, Kemen PPPA telah menginisiasi Kemen PPPA bersama Kementerian Kesehatan
pembentukan PATBM di 136 desa yang tersebar dan BNPB juga telah mengeluarkan surat
di 68 Kabupaten/Kota dan 34 Provinsi. Pada keputusan bersama terkait protokol kesehatan
2020, atas inisiatif masyarakat dan pemerintah keluarga dan percepatan penanganan
daerah, PATBM tercatat telah teraplikasi di COVID-19 yang responsif hak anak dan
1.921 Desa/Kelurahan yang tersebar di 342 memberikan perlindungan kepada anak dan
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Di keluarga. Informasi lindungi keluarga dengan
masa pandemi COVID-19, Kemen PPPA telah menerapkan protokol kesehatan keluarga

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 22


(2020, Oktober 26) dapat diakses pada website panduan PATBM pada masa COVID-19
https://www.Kemen PPPA.go.id/index.php/ dengan kegiatan pencegahan dan penyuluhan.
page/read/31/2923/lindungi-keluarga-dengan- Keberadaan tim PATBM pada masa pandemi
menerapkan-protokol-kesehatan-keluarga. COVID-19 juga dianggap oleh sebagian
Selanjutnya terkait dengan praktik baik besar informan telah membantu DP3A dalam
termasuk cerita perubahan positif PATBM pada perlindungan anak di masyarakat.
masa pandemi COVID-19 juga mendapatkan
pengakuan Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) “Hal-hal menarik terutama di tingkat
melalui kegiatan webinar bersama Kemen aktivis ya. Pada saat kami membentuk
PPPA. DPD memberikan dukungan pelaksnaan PATBM di awal-awal, ketika kami
kegiatan PATBM pada masa pandemi (2020, menanyakan bagaimana situasi di
November 17), laporan kegiatan tersebut desa mereka masing-masing, kemudian
dapat diakses pada website resmi Kemen_PPA. mereka bercerita polos apa adanya,
https://www.Kemen PPPA.go.id/index.php/ mereka senang sekali mendapatkan
page/read/29/2962/dpd-ri-apresiasi-upaya- pencerahan melalui PATBM bahwa dari
kemen-pppa-lindungi-anak-di-tengah-pandemi mereka menjadi terpapar informasi-
Secara nasional sejak tahun 2018, PATBM informasi kegiatan PATBM, termasuk
telah masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah materi perlindungan anak dan keluarga
(RKP) yang dikeluarkan oleh Kementerian mulai dari informasi langkah-langkah
Perencanaan Pembangunan Nasional/ melindungi diri, itu pengalaman aktivis
Kementerian Perencanaan Pembangunan dan pengalaman menarik”.
Nasional (BAPPENAS) pada komponen (SKPD Provinsi, RMKSP03)
perlindungan anak yang menjadi mandat
Kemen PPPA. Dengan adanya hasil kajian Secara umum informan dalam wawancara
cepat PATBM pada masa pandemi COVID-19 sudah menerima panduan COVID-19 versi
akan membantu Kemen PPPA untuk PDF lebih dahulu sebelum sampai ke tim
mempertahankan PATBM sebagai salah satu PATBM di desa/kelurahan. Tidak semua aktivis/
strategi perlindungan anak dan indikator kader dapat mengunduh panduan versi PDF
pembangunan manusia. karena susahnya akses sinyal di kampung/desa
atau tidak memiliki kuota. Meski demikian
b. Pemerintah Daerah terdapat beberapa provinsi yang tetap aktif
melaksanakan pembinaan PATBM di tingkat
Secara ideal DP3A Provinsi dan Kabupaten/ provinsi seperti yang dilakukan oleh Provinsi
Kota memiliki peran dalam memfasilitasi Jawa Barat yang dapat dilihat pada kutipan di
berbagai kegiatan PATBM di desa/kelurahan bawah ini:
termasuk PATBM pada masa pandemi
COVID-19. Fasilitasi yang dimaksud dapat “Secara virtual, kami sudah sebarkan
berupa program atau kegiatan peningkatan ke seluruh aktivitas Jawa Barat. Kalau
kapasitas, penyediaan sarana komunikasi, berdasarkan data kita ini ada 700 PATBM
informasi, dan edukasi (KIE), pendampingan lebih di Jawa Barat. Kalau dihitung per
kegiatan di desa/kelurahan sebagai informan 1 PATBM itu 10 orang berarti ada tujuh
kegiatan dan mengintegrasikan berbagai ribuan aktivis PATBM di Jawa Barat. Saat
program pencegahan dan penanganan ini juga mereka aktif melakukan upaya-
COVID-19 ke dalam kegiatan perlindungan upaya termasuk upaya-upaya panduan
anak di lokasi PATBM. Berdasarkan hasil PATBM dalam masa pandemi COVID-19.
kajian PATBM cepat diketahui bahwa peran Ada group WA, bahkan kami membentuk
pemerintah terlihat dari beberapa fasilitasi SIKAT (Sistem Informasi Kegiatan Aktivis
kegiatan PATBM, meskipun tidak dapat Terpadu) dan ada beberapa nanti berbasis
seoptimal sebelum terjadinya pandemi kearifan lokal. Kalau di KLA akan ada
COVID-19. Sebagian besar informan kelompok tingkat pertama, madya, utama. Kalau
perangkat daerah, menegaskan bahwa aktivis/ di PATBM itu mungkin berbasis kearifan
kader PATBM sudah mengimplementasikan lokal. Tahun 2022 nanti kami melakukan

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 23


penilaian berdasarkan sistem itu. Yang evaluasi. Informan juga mengatakan bahwa
terbaik nanti mendapatkan penghargaan panduan ini telah dikemas sangat praktis
dari Gubernur. Kita juga memiliki Sistem sehingga menjawab kebutuhan di tingkat
Informasi Satu Atap yang merupakan lapangan. Menurut salah satu SKPD Provinsi
inovasi Jawa Barat untuk memudahkan dalam wawancaranya mengatakan bahwa
bagi masyarakat mengakses layanan- PATBM tidak boleh setengah-setengah dan
layanan baik pengaduan, curhat atau harus total. Semua dokumen tentang PATBM
layanan-layanan pendampingan hukum, sudah lengkap mulai dari yang pertama hingga
kesehatan, psikososial, dll. Bahkan di panduan PATBM pada masa COVID-19.
dalam dalam kondisi darurat, masyarakat Panduan ini menurut beliau bisa mewakili
bisa memimpin memijit tombol emergency kehadiran pemerintah pusat dan daerah di
bottom yang itu tersambung dengan PATBM tengah masyarakat.
di wilayahnya misalnya ada di di daerah
Garut Selatan terkoneksi dengan aktivitas “Begini, sejauh ini sangat bermanfaat
termasuk dengan kawan-kawan dari panduan yang diterapkan di Kota,
Babinsa, bhabinkamtibmas, Polsek.” kabupaten yang terdapat di Provinsi
(SKPD Provinsi, MPSPK08) Maluku Utara.
(SKPD Provinsi, TKKKPP01).
Tidak semua DP3A dapat menyediakan KIE
pencegahan COVID-19 secara cetak. Sebagian “…Melihat dari panduan pelaksanaan
besar membagikan KIE bentuk elektronik file PATBM pada masa pandemi ini,
karena tidak ada penganggaran. Kesenjangan sangat berguna bagi saya dan dan
informasi kemungkinan dapat terjadi pada mudah-mudahan ini bisa diterapkan di
pelaksanaan PATBM mengingat sebagian besar Kabupaten. Panduan ini melengkapi dari
wilayah terakhir melaksanakan pelatihan semua informasi yang diperlukan oleh
PATBM pada tahun 2019. Sementara staf DP3A provinsi Bengkulu. Saya senang Kemen
sudah berganti dan belum pernah mengikuti PPPA langsung mengeluarkan panduan ini.
pelatihan PATBM. (SKPD Provinsi, TKKKPP03).

“Ya, kami perlu latihan untuk PATM. Menurut sebagian besar kepala bidang
Panduan PATBM untuk dinas Perlindungan Anak di DP3A provinsi maupun
yang lama belum liat. Mungkin perlu kabupaten/kota panduan PATBM sudah
training penanganan kasus, training mencakup unsur-unsur penting dari memelihara
mediator gitu ya bu. Karena banyak PATBM pada masa COVID-19. DP3A provinsi
yang baru pindah tugas.” juga menyatakan bahwa panduan ini lebih
(SKPDKota/Kabupaten, MPSPK22) mudah diakses jika akan dikembangkan lembar
informasi dan dibagikan ke kelurahan atau desa.
“Belum ada. Hanya di tahun 2019 aja kita
mengadakan pengenalan tentang PATBM “Ada Pergub. Kalau untuk regulasi, di
yang dilakukan ke 14 kabupaten/kota di Jawa Timur, semua itu sudah siap”.
Kalimantan Barat”. (SKPD, RGPP01)
(SKPDProvinsi, STTM11)
“Kita ada surat edaran Walikota nomor
Seluruh SKPD provinsi dan kota/kabupaten 045.3/1431/DP3AP2KB tahun 2019
antusias dengan hadirnya panduan PATBM perihal himbauan kepada Lurah Se-Kota
pada masa COVID-19 pada tahun Mei 2020 Denpasar untuk mendukung Denpasar
karena membantu aktivis/kader saat bertugas. kota layak anak dengan membentuk
Tiga informan dari SKPD Kota/Kabupaten Desa/Kelurahan layak anak melalui
saat wawancara menyatakan bahwa panduan kegiatan pembentukan PATBM di desa
ini lengkap dari bab pengetahuan, bab dan kelurahan. Kita punya edarannya.
peningkatan ketrampilan hingga monitoring Nanti kita juga sosialisasi ini lagi untuk

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 24


membentuk PATBM ke 43 desa/kelurahan wilayah masing-masing, tapi secara
dan kita juga mengundang Deputi sebagai keseluruhan mungkin bisa dilaksanakan
informan tentang pemenuhan hak anak”. jika berkaitan dengan Panduan PATBM
(SKPDKota/Kabupaten, RGPP07) COVID-19. Ya ini tuntunan panduan yang
bagus dari Kemen PPPA”.
Dari hasil wawacara secara umum topik panduan (SKPDProvinsi, MPKP22)
sudah sesuai dengan urutan seperti pengetahuan
tentang COVID-19, dampak COVID-19 pada Berdasarkan rangkuman hasil wawancara,
anak, kegiatan PATBM, penanganan kasus, alur berikut daftar peningkatan kapasitas yang oleh
rujukan, dan pencatatan pelaporan. DP3A Provinsi, Kota dan Kabupaten selama
masa pandemi COVID-19;
“Panduan PATBM dalam COVID-19 di
Kota Palu, responsnya sangat bagus, 1. Bimbingan teknis dilakukan oleh DP3A
karena banyak manfaatnya. Tahapan Provinsi, kota atau kabupaten dengan
dalam panduan kita sudah cobakan menjadi informan secara terjadwal dan
untuk anak dimasa pandemi, artinya membahas materi panduan COVID19.
bukan hanya anak dan korban atau Kegiatan sebagian besar dilakukan virtual
kami yang melakukan pelayanan, tapi dan menjangkau kurang lebih 4-5 kota/
menjaga kesehatan masing-masing, kabupaten. Jika bimbingan teknis dilakukan
sehingga kami saling menjaga satu sama tatap muka maka wilayah yang akan
lain. Masyarakat tidak takut untuk dikunjungi tidak membutuhkan waktu yang
berkomunikasi dan sudah sesuai dengan lama dan menginap. Kegiatan bimbingan
panduan yang ada. Sehingga kita tidak teknik oleh DP3A provinsi hanya diterapkan
takut untuk melakukan pelayanan oleh sebagian kecil dari wilayah kajian
ditengah pandemi COVID-19. Tim cepat ini. Adapun provinsi yang melakukan
PATBM masih bisa bersosialisasi ditengah bimbingan teknis selama masa pandemi
masyarakat dengan tetap mengikuti yaitu, Provinsi Bali, Provinsi DKI Jakarta,
panduan selama COVID-19. Kami tetap Provinsi Jawa Barat, Provinsi Maluku
melakukan pelayanan di kelurahan- Utara, Provinsi Bengkulu dan Provinsi
kelurahan karena kami beranggapan Jawa Timur. Proses melakukan bimbingan
bahwa upaya pencegahan terhadap teknis dilakukan secara individual ataupun
kekerasan terhadap anak harus kita mulai kelompok dengan membahas tema-tema
dari level paling dasar, dimana harus penting yang ada di wilayah.
adanya pengetahuan untuk pengetahuan
PATBM untuk melaksanakan upaya
perlindungan dengan menggunakan “Harapan kami di semua desa, kelurahan
panduan. Sehingga masyarakat tidak sudah memiliki PATBM, nanti kami
perlu takut bahwa masih bisa melakukan bantu topik misalnya perlindungan anak,
pelayan ditengah pandemi COVID-19 penanganan kasus dan jika membuat
sesuai dengan prosedur yang ada”. langkah-langkah, SOP yang menguatkan
(SKPDKota/kabupaten, MPKSP13). ilmu daripada PATBM ini. Kami dari sistim
secara rutin menguatkan kawan-kawan
Poin penting dari staf DP3A di atas adalah aktivis, kader PATBM”.
bagaimana tim PATBM tetap terus bekerja (SKPDProvinsi, MPKP34)
dengan menerapkan protokol kesehatan dengan
memastikan pencegahan anak dari kekerasan
maupun tertular COVID-19. 2. Kepala bidang perlindungan anak (PA) atau
staff menjadi informan atau fasilitator
“Panduan ini bagus. Saya rasa tim PATBM pelatihan atau webinar. DP3A baik provinsi
yang ada di Jawa Timur sebanyak 330 maupun kota/kabupaten siap sedia untuk
orang memahami, ada beberapa yang memenuhi panggilan peningkatan kapasitas
mungkin tidak sesuai dengan kepentingan tim PATBM baik aktivis/kader yang baru

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 25


bergabung maupun aktivis lama untuk SK dengan jangka waktu dibawah lima tahun
memperdalam isu tematik yang menjadi isu dimaksudkan untuk memudahkan usulan
di wilayahnya. perubahan dan SK dengan masa berlaku
3. Kepala bidang PA, kepala seksi atau staff hingga lima tahun untuk mempermudah
mengarahkan aktivis/kader dan aparat evaluasi. Sebelum diperpanjang, lurah/kepala
desa/kelurahan untuk melakukan sinergi desa bersama ketua PATBM akan melakukan
jejaring kerja perlindungan anak terutama identifikasi keanggotaan dari aktivis/kader.
dengan gugus tugas agar pencegahan dan SK pembentukan dan susunan pengelolaan
penanggulangan COVID-19 tetap bisa PATBM diakui oleh sebagian besar informan
berjalan bersama. mempunyai dampak yang luas dan positif
4. Staff membantu aktivis/kader untuk seperti pada akses pendanaan dan program
membuat skala priotas dalam masa pandemi masyarakat. Dengan adanya SK, maka tim
COVID-19 seperti memperdalam materi PATBM memiliki legitimasi untuk menjalankan
tematik dan membuat kriteria baru untuk progam PA di masyarakat, berjejaring dengan
kaderisasi dan merekrut anggota tim PATBM. kelompok organisasi masyarakat lainnya dan
memperluas kerjasama untuk rujukan.
c. Pemerintah Desa/Kelurahan
“Saya awalnya ditunjuk langsung dari
Pada implementasi di tingkat desa/kelurahan kelurahan, dibuatkan SK untuk tim….
lokasi PATBM umumnya para aktivis/kader Terus ngebangun PATBM di RT RW
dilengkapi dengan surat keputusan (SK) jadi dimudahkan karna kita sah dari
pembentukan PATBM untuk mempermudah kelurahan… Gak bisa dipungkiri, bantuan
aktivitas mereka dan hal ini merupakan wujud operasional juga ada buat beli buku,
komitmen pemerintah desa/kelurahan dalam cetak cap PATBM.”
memfasilitasi kegiatan PATBM. Hasil kajian (Aktivis, PLKPO12)
aktivis/kader PATBM menunjukkan sebagian
besar informan yang mewakili kelompok Namun, sebagian informan lainnya mengatakan
aktivis mengungkapkan pentingnya SK bagi bahwa ada tidak SK tidak berpengaruh pada
mereka dalam berkegiatan di masyarakat. program kerja. Hal ini mengingat wilayah
Sebagian besar pemerintah desa/kelurahan kepulauan, pegunungan, atau desa yang jauh
mengeluarkan SK tersebut dalam waktu 3 tahun dari akses transportasi seperti Provinsi Papua
dengan beberapa alasan seperti tercantum Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan
dalam kutipan di bawah ini: Kabupaten Nias Selatan tetap mengalami
kesulitan dalam memperoleh dukungan dana
“Dasar kami mengambil keputusan operasional dan walaupun sudah memiliki SK
untuk bisa keluarkan SK 3 tahun karena PATBM di tingkat desa atau kelurahan.
PATBM suatu organisasi. Kalau bekerja
hanya dalam waktu 1 tahun tentu tidak “SK PATBM itu salah satunya mengatur
maksimal karena kegiatannya hanya 1 pos alokasi dana juga. Untuk berkegiatan
tahun saja. Nanti ganti pengurus, mulai seperti Posyandu dengan memberikan
dari mana sehingga sulit. PATBM harus makanan tambahan”.
berkelanjutan dan sampai tahun ketiga (FGD Kepala Desa/Lurah, PDMKL03)
baru kita evaluasi.”
(FGD Kepala Desa/Lurah, MSK07) Lebih lanjut menurut kepala desa/lurah dengan
dikeluarkannnya SK akan mempermudah
“…. Kenapa harus tiga tahun, yaitu proses monitoring perkembangan keanggotaan
memberi kesempatan yang berikutnya tim PATBM di wilayahnya. Di dalam SK
untuk persiapan pembentukan kader- memuat dasar hukum, pembina, struktur tim
kader baru. Makanya dari itu di awal kita PATM, bidang kerja, dan kegiatan pokok yang
sudah mulai sosialisasi ke-8 dusun dan bisa dilakukan oleh tim PABTM. SK juga merupakan
dianggarkan untuk snack.” alat advokasi untuk mendapatkan dukungan
(FGD Kepala Desa/Lurah, MSK11) yang lebih luas dari dinas atau para pihak.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 26


79.2%
70.4%

28.4%
12.5% 1.2% 8.3%

Ya, sudah memiliki SK Belum memiliki SK Tidak tahu

Desa Kelurahan

Gambar 2: Surat Keputusan PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Aktivis/kader PATBM (2021)

“PATBM itu harus disertai SK kelurahan. “SK PATBM berisi untuk anggota 14 orang
Untuk menguatkan program kerja dan dari ketua, sekretaris dan bendahara
anggaran. Kita mendorong kelurahan, desa yang diambil dari masing-masing
untuk punya SK agar tim PATBM dapat lingkungan. Kita total untuk memayungi
membuat anggaran, terus membangun beberapa lingkungan. Nah ada masa
PATBM di RT RW jadi dimudahkan karena PATBM, SK membantu untuk alokasi
PATBM sah dari kelurahan.” dana seperti yang saya sampaikan tadi.
(SKPD, Provinsi, RMTK13) Nanti anggota yang belanja, bisa membeli
peralatan perlindungan COVID-18 ya
masker utamanya.”
(FGD Kepala Desa/Lurah, TKDM 10)

Gambar 3: Contoh Surat Keputusan


Sumber: Laporan Bulanan Tim PATBM Kota Bogor, Jawa Barat (2021)

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 27


Perbedaan rentang waktu dalam SK, awal pelatihan untuk calon pelatih PATBM
bergantung dari kebijakan dan keputusan yang selenggarakan oleh Kemen PPPA di Bali
pemerintah daerah setempat. Menurut dan Bangka untuk 34 provinsi di Indonesia.
data Kemen PPPA, SK PATBM pertama kali SK PATBM akan menjadi salah satu yang
dikeluarkan pada tahun 2016 untuk mengampu terpenting dalam tata kelola komponen regulasi
tim fasilitator nasional PATBM. Sedangkan dan organisasi terlebih untuk mendukung
untuk kelurahan atau desa, dimulai pada kerja kolaborasi kerja antara Kemen PPPA
tahun yang sama di beberapa daerah seperti dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT) di
Sleman, Kabupaten Serdang Bedagai dan wilayah desa.
lain-lain. Tahun 2016 juga merupakan tahun

Tidak tahu 2016

6%
6,5

2017

16,4% 8,2
%

4,92% 2018
2021 4 ,1 0 %
2 %
4,9
2020
22,14% 2019

Gambar 4: Tahun Surat Keputusan di desa/Kelurahan


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Aktivis/kader PATBM (2021)

Pemerintah desa/kelurahan juga berpartisipasi dilaksanakan dengan bersama-sama melalui


aktif alam merencanakan kegiatan PATBM, penyuluhan dan pencegahan penyebaran
terutama pada pencegahan dan penanganan/ COVID-19 termasuk pesan pencegahan
merespons kasus berkaitan dengan pemenuhan kekerasan pada anak serta penanganan kasus
hak anak yang terjadi pada masa pandemi khusus pada anak di masa pandemi.
COVID-19. Pencegahan dan penanganan
pandemi COVID-19 di desa/kelurahan “Dengan adanya SK tim PATBM dan
dalam konteks PATBM berjalan bersama masyarakat bisa merancang program-
dengan gerakan perlindungan anak lainnya. program apa yang dapat kita lakukan,
Upaya sinergis menurut informan dari masanya setiap tahun”.
kelompok pemerintah desa/kelurahan sudah (FGD Kepala Desa/Lurah, TKDM15)

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 28


Menurut hasil FGD kepala desa/lurah, diskusi PATBM tidak terlepas dari mitra jejaring lainnya
dengan tim PATBM selalu dilakukan secara seperti Bhayangkara Pembina Keamanan dan
rutin termasuk untuk membahas kasus Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas),
kekerasan terhadap anak dan bagaimana Bintara Pembina Desa (Babinsa), Rukun
penanganan lebih lanjut. Beberapa kegiatan Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), kepala
PATBM juga memerlukan waktu untuk diskusi dusun, dan pemimpin lokal desa, termasuk
lebih intensif. Menurut informan, kinerja pemuka agama dan pemuka adat.

1,3% Lumayan penting

Penting
Sangat penting
14,4%

Gambar 5: Keterlibatan
84,3%
Aparat Desa/Kelurahan
dalam Penyusunan
Rencana PATBM
Sumber: Hasil Survei Aktivis/
kader PATBM (2021)

Berdasarkan hasil diagram di atas, sebagian Menurut sebagian besar aktivis/kader, lurah
besar aktivis/kader sebanyak 84,3% atau kepala desa adalah salah satu aktor yang
menganggap bahwa keterlibatan aparat/ paling kontekstual yang terbuki menentukan
kelurahan sangat penting untuk penyusunan kinerja PATBM bahkan lintas desa, kampung,
rencana PATBM baik di desa dan kelurahan. banjar, kelurahan atau huntara

“Peran kami yaa…. sebagai kepala desa “Sebagai orang pemerintah di kelurahan,
adalah sebagai pembina kegiatan PATBM. kami terlibat dalam membuat rencana
Peran lurah, kepala desa itu sangat penting PATBM, sosialisasi di masyarakat. Sekarang
untuk gabung, terlibat di PATBM. Makanya ya sosialiasasi COVID-19 bergabung
kami sering curah pendapat tentang dengan gugus tugas melakukan kebersihan
program perlindungan anak yang harus lingkungan dan juga dengan ibu-ibu PKK”.
menonjol itu saja. Makasih”. (FGD Kepala Desa/Lurah, JKMPT09)
(FGD Kepala Desa/Lurah, PLdKD15)
“Yang pertama adalah kita tim PATBM
“Kalau saya itu pengadaan seritifikat atau berkoordinasi dengan lurah untuk
penghargaan karena tim PATBM sudah bersama-sama membuat perencanaan dan
bekerja maksimal…”. menentukan langkah-langkah kegiatan
(FGD Kepala Desa/Lurah, Wilayah PATBM. Selalu dikonsultasikan.
Indonesia Tengah, PLdKD10) (Aktivis, PMAB06)

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 29


d. Aktivis/Kader PATBM terdapat variasi hasil pilihan pemahaman
aktivis/kader yang di desa dan kelurahan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada Sangat mengerti untuk informan kelurahan
kelompok aktivis/kader PATBM berkaitan 6,9% dan desa 11%. Untuk mengerti isi
dengan penggalian informasi mengenai panduan, informan kelurahan 55,6% dan
pemahahaman tentang panduan PATBM pada Informan desa 48,1%. Sedangkan 2,5%
masa pandemi COVID-19 diketahui bahwa informan tidak mengerti isi panduan PATBM.

2,5%
Tidak mengerti
0,0%
Kurang mengerti 16,0% 6,9%

Lumayan mengerti 22,2% 30,6%

Mengerti 48,1% 55,6%

Sangat mengerti 11,1% 6,9%

Desa Kelurahan

Gambar 6: Pemahaman Aktivis tentang Panduan PATBM di Masa Pandemi COVID-19


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survey Aktivis/Kader PATBM (2021)

Hasil survei di atas juga sesuai dengan pendapat Bagi sebagian aktivis/kader yang mengaku
dari sebagian besar informan wawancara dan kurang memahami panduan PATBM pada
FGD yang dapat memahami isi tujuan dari masa pandemi COVID-19 dikarenakan mereka
PATBM dalam pandemi COVID-19. kesulitan membaca panduan yang dalam bentuk
e-book atau buku elektronik. Panduan dalam
“Panduan PATBM dalam covid sudah kemasan PDF atau e-book menyulitkan aktivis/
diprint, saya baca terus, jadi acuan desa, kader dikarenakan perlu waktu lebih lama
karena memberi info perlindungan anak untuk mengunduhnya dan harus menggunakan
terhadap pandemi covid kayak gitu”. perangkat ekektronik yang memadai untuk
(Aktivis, TKPPM51). membaca dan memahami tujuan dan isi
panduan PATBM secara utuh, seperti yang
“Secara garis besar kami memahami diungkapkan oleh informan di bawah ini:
panduan PATBM selama COVID-19
ini. Dengan intinya ingin memberikan “Nah betul, setelah melihat panduan itu
apa arahan bagi setiap aktivis untuk saya harus membukanya lagi dengan
penanganan Perlindungan anak dalam laptop, lebih bisa dibaca, di handphonenya
situasi COVID-19 yang kita koordinasikan kecil, mohon maaf sedikit terpencar-pencar
dengan pihak- pihak terkait, khususnya ya memahaminya....”
di Satgas COVID-19, jadi dengan adanya (Aktivis, TKPPM87)
panduan itu kita bisa mengerti Bagaimana
seharusnya seorang aktivis itu ketika Selain memahami panduan, Sebagian besar
menemui kasus-kasus yang pertama aktivis/kader baru PATBM dari desa dan
tentang kekerasan”. kelurahan sudah juga mendapatkan pelatihan
(Aktivis, TKPPM71PI19) PATBM dasar dan mendapatkan peningkatan
kapasitas tematik PATBM pada masa COVID-19.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 30


Berdasarkan hasil wawancara dengan sebagian “Selama ini di desa ini kan hanya mencari
besar aktivis, informan DP3A, dan FGD kepala informasi, bisa mendapatkan informasi,
desa/lurah, pelatihan PATBM dasar telah ada kekerasan kami melaporkan ke
diselenggarakan di wilayah masing-masing dan kepolisian, ke dinas, ke desa, kami hanya
untuk materi peningkatan kapasitas dilaksanakan sebagai apa ya nyambung. Jadi kami
bersama pemerintah ataupun belajar secara yang berperan aktif di desa melakukan
mandiri oleh tim PATBM dengan membahas pencegahan melalui PATBM”.
panduan PATBM pada masa COVID-19 bersama (Aktivis, PLKPO23)
aktivis/kader PATBM lainnya.
Meskipun partisipasi dalam kegiatan PATBM
“Selama pandemi belum ada pelatihan berkurang dikarenakan banyak kegiatan yang
PATBM khusus lagi, kami belajar dan ikut sudah direncanakan tidak dapat dilaksanakan,
webinar PATBM dan COVID-19 dari DP3A namun sebagian besar informan dalam kajian
dan diskusi bersama gugus tugas”. cepat ini menyatakan bahwa mereka aktif
(Aktivis, PKPBM13) berpartisipasi dan bahkan sebagai anggota gugus
tugas di tingkat desa, kelurahan, banjar, dan
Para aktivis/kader menyatakan bahwa kampung secara otomatis. Apapun namanya,
selama masa pademi, partisipasi dari tim peran serta masyarakat adalah sebuah integrasi,
PATBM berkurang. Hal ini dikarenakan pada sebuah pilihan dan kerelaan untuk bekerja dan
masa pandemi COVID-19 banyak kegiatan mengabdi pada fungsi sosial kemasyarakatan.
PATBM yang tidak dapat dilaksanakan secara Keterbatasan warga yang bersedia bergabung,
langsung dan mendukung pelaksanaan membuat aktivis/kader PATBM tidak bisa
program pembatasan sosial yang dicanangkan menolak panggilan kemanusiaan untuk
oleh pemerintah. Pembagian kerja tetap bergabung ke dalam gugus tugas COVID-19.
mengikuti mekanisme organisasi secara Hal ini dapat terlihat pada hasil survei di bawah
umum seperti ketua yang bertanggungjawab ini. Keterlibatan aktivis/kader dalam gugus tugas
atas pelaksanaan kegiatan dan dibantu oleh adalah untuk membantu pencegahan, sosialisasi
bidang-bidang terkait. Selama masa pandemi protokol kesehatan, adaptasi kebiasaan baru dan
COVID-19, pembagian tugas lebih berdasarkan membantu puskemas menjelaskan pentingnya
kesepakatan bersama dan tidak mengikuti vaksin. Baik desa dan kelurahan memiliki partisi
struktur yang telah disepakati sebelumnya, yang aktif.
karena disesuaikan dengan kesediaan individu
dan pendanaan kegiatan.

44,4%
30,6%
20,8%
34,6% 29,6%
33,3% 4,2%
2,5%
Terlibat aktif Tidak Terlibat Menjadi anggota Tidak tahu

Desa Kelurahan

Gambar 7: Keterlibatan Tim PATBM dalam Gugus Tugas


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021-Survei Aktivis/kader PATBM (2021)

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 31


Sebagaimana ciri khas PATBM yang terletak Selain terlibat dalam gugus tugas, tim PATBM
pada kekuatan berjaringan dengan warga, maka juga memperkuat kegiatan-kegitan penanganan
kekuatan jaringan tersebut dibuktikan dengan COVID-19 dengan melebur menjadi informan
adanya pembagian tugas antar para aktivis/ atau pembawa materi. Upaya sosialisasi
kader dengan para relawan untuk kegiatan di pencegahan dan penanganan COVID-19
masyarakat. dilakukan aktivis/kader PATBM bersama
masyarakat lainnya.
“Saya merangkap menjadi satgas, juga
gugus tugas, PATBM dan membantu polisi,
tim gugus tugas untuk sosialisasi
di kelurahan”.
Aktivis, PRMS,06)

Membuat agenda kegiatan PATBM dalam COVID-19 35%


Mempelajari panduan PATBM dalam COVID-19 dan
menyesuaikan dalam kegiatan 37%
Menyediakan bantuan teknis kegiatan satgas COVID-19
di tingkat kelurahan atau desa
19%
Penyuluhan ke anak-anak, orang tua dan warga 70%
tentang protokol kesehatan

Membagikan dan distribusi materi KIE COVID-19 15%


Mempromosikan pentingnya vaksin untuk
pencegahan COVID-19 20%
Membuat jalur rujukkan untuk dukungan psikososial dan 13%
kesehatan bagi anak yang ditinggalkan orang tua karena
Melakukan pencatatan dan dokumentasi 16%

Membantu mencari dana 3%

Lainnya 1%

Tidak ada kegiatan 1%

Gambar 8: Kegiatan Tim PATBM bersama Organisasi Masyarakat


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Aktivis/kader PATBM

Lebih lanjut, pertanyaan ditujukan kepada orang “Kami itu mengetahui kegiatan
tua tentang keberadaan PATBM, apakah orang PATBM saat berkunjung ke kantor desa
tua mengetahui atau tidak kegiatan PATBM dan mendengar ada program pembagian
di masa pandemi COVID-19. Hasil survei masker oleh tim PATBM……
menunjukan bahwa sebagian besar orang tua di Lalu saya pernah mengikuti sosialisasinya
desa, yakni sebesar 83,3% mengetahui berbagai secara tatap muka dengan menerapkan
kegiatan yang dilakukan oleh tim PATBM. Hal ini protokol kesehatan”.
dapat pula dilihat berdasarkan hasil wawancara (FGDOrangtua, PMOPI13)
informan di bawah ini: Berbeda dengan
di kelurahan yang hanya 65,7 % orang tua
mengetahui kegiatan PATBM di lingkungannya.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 32


83,3%
65,7%
34,3%
16,7%

Ya Tidak

Desa Kelurahan

Gambar 9: Orang Tua Mengetahui Pelaksanaan PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Orang Tua

Pertemuan rutin dan koordinasi tim internal Berdasarkan hasil di bawah ini, sebagian besar
dalam masa pandemi diterapkan dengan dua cara informan yakni sebanyak 36,1% aktivis PATBM
yaitu, secara daring atau bertatap muka dengan di Kelurahan dan 34,6% aktivis PATBM di Desa
menerapkan protokol kesehatan. Pertemuan memperlihatkan pertemuan seringkali tidak
rutin tim PATBM pada masa COVID-19 rutin dilakukan. Hal ini dikarenakan beberapa
berkurang frekuensi dan lebih mengoptimalkan hal yakni kekhawatiran terhadap COVID-19
koordinasi melalui sosial media. apabila dilakukan tatap muka, sedangkan jika
harus dilakukan dalam jaringan/online beberapa
“Kita mah, diusahakan ketemu dengan pake daerah memiliki kendala jaringan internet.
masker, jaga jarak. Beberapa juga jalan.
Membahas hal-hal penting. Tapi sering
karena RT-RT inikan dekat saja”.
(Aktivis, PMOI13)

34,6% 36,1%
27,2%
25,0%
19,4%
13,9% 13,6% 14,8%
9,9%
5,6%

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak tahu

Desa Kelurahan

Gambar 10: Pertemuan Rutin Tim PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Orang Tua

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 33


Sebagian besar aktivis PATBM terutama pada tiga kelompok sasaran yakni orang tua,
di masa pandemi COVID-19 umumnya anak-anak dan masyarakat. Dengan demikian
menggunakan media sosial seperti WhatsApp dirasa perlu dalam perencanaan kegiatan
group untuk mendiskusikan rencana kegiatan PATBM melibatkan kelompok sasaran tersebut.
atau berbagi kegiatan yang dilakukan aktivis, Berdasarkan survei yang dilakukan pada
termasuk apabila ada laporan kasus. kelompok aktivis keterlibatan anak dan orang
tua dalam penyusunan rencana kegiatan PATBM
“Selama ini di desa kan hanya mencari dirasa sangat penting.
informasi, bisa mendapatkan informasi,
ada kekerasan kami melaporkan ke “Tim PATBM pasang poster-poster tentang
kepolisian, ke dinas, ke desa, kami hanya cara mencuci tangan dan kita tempelkan
sebagai apa ya penyambung. Jadi kami di bagian depan rumah atau depan alat
yang berperan aktif di desa melakukan cuci tangan itu. Kita ikuti caranya. Juga di
pencegahan melalui PATBM”. tempat-tempat umum”.
(Aktivis, PLKPO23) (FGDAnak, PTPTB04)

Pertemuan rutin dan koordinasi tim internal Hasil survei di bawah ini, terdapat 2% informan
dalam masa pandemi diterapkan dengan dua yang menganggap keterlibatan anak dalam
cara yaitu, secara daring atau bertatap muka perencanaan kegiatan PATBM kurang penting
dengan menerapkan protokol kesehatan. dan 2% lumayan penting, meskipun kedua
Pertemuan internal hanya dilakukan pilihan tersebut tidak diketahui secara pasti
untuk membahas kasus kekerasan jika ada alasannya. Hasil FGD wawancara aktivis/kader
dan melaksanakan kegiatan penyuluhan menyatakan anak perlu dilibatkan agar dapat
pencegahan COVID-19. Ciri khas PATBM belajar berorganisasi.
adalah bahwa kegiatan PATBM diarahkan

Gambar 11: Pendapat Aktivis tentang


Keterlibatan Anak dalam Perencanaan
Kegiatan PATBM

34,0% Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 Survei


Anak PATBM

Penting

2%
2% Lumayan penting

62,1%
Kurang penting

Sangat penting

Pertanyaan yang sama juga diberikan kepara dalam perencanaan kegiatan PATBM kurang
informan terkait dengan orang tua. Hasil penting. Sama halnya dengan anak, alasan
menunjukan dibawah ini bahwa 2% aktivis/ pastinya tidak dapat diketahui.
kader yang menganggap keterlibatan orang tua

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 34


hal yang penting untuk mendapatkan
Lumayan dukungan dan meningkatkan tema PATBM
penting Penting
baik di kelurahan ataupun desa.

2% Pada masa pandemi COVID-19 aspek tema


dan kegiatan PATBM mengalami perubahan
sesuai dengan kondisi pandemi itu sendiri.
24% Anak-anak yang mengikuti survei diberikan
pilihan jawaban atas kegiatan PATBM yang
mereka sukai selama pandemi COVID-19
74% dengan memberikan beberapa pilihan
jawaban tentang tema PATBM. Hasil survei
tema dan kegiatan yang paling disukai dan
dipilih oleh anak-anak adalah penyuluhan
protokol kesehatan online atau offline 59%,
Sangat bimbingan belajar 12%, mendongeng atau
penting berkisah 9%, bertemu teman-teman secara
online/daring 18%, membagikan materi
Gambar 12: Pendapat Aktivis tentang Keterlibatan komunikasi, informasi& edukasi (KIE)
Orang tua dalam Perencanaan Kegiatan PATBM
Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Orang COVID-19 43%, memperoleh dukungan
Tua PATBM psikologis (semangat, tempat curhat, dll) 28%,
nonton film secara online 1%, lainnya 2%, dan
tidak tahu/tidak ada 17%. Dapat disimpulkan
tiga besar pilihan anak-anak yang harus
Dapat disimpulkan dari dua pertanyaan yang diperhatikan oleh aktivis/kader PATBM
sama dan ditujukan kepada anak dan orang adalah penyuluhan protokol kesehatan,
tua, aktivis/kader PATBM sebagai informan materi-materi KIE, dan layanan psikologis
menyatakan bahwa melibatkan mereka adalah untuk memelihara kesehatan mentalnya.

Tidak ada/Tidak tahu 17%


Lainnya 2%
Nonton film secara online 1%
Memberikan dukungan psikologis 28%
Membagikan materi komunikasi, informasi, 43%
Bertemu teman-teman secara online/daring 18%
Mendongeng atau berkisah 9%
Bimbingan belajar 12%
Penyuluhan protokol kesehatan online 59%
atau offline

Gambar 13: Kegiatan PATBM Pilihan Anak-anak


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 Survei Anak

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 35


Penyuluhan protokol kesehatan online atau offline 59%
Bimbingan belajar 12%

Mendongeng atau berkisah 9%


Bertemu teman-teman secara online/daring 18%
Membagikan materi komunikasi, informasi, 43%
& edukasi (KIE) COVID-19
Memberikan dukungan psikologis/psikososial 28%
(memberi semangat, tempat curhat, dll)
Nonton film secara online 1%
Lainnya 2%
Tidak ada/Tidak tahu 17%

Gambar 13: Kegiatan PATBM Pilihan Anak-anak


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 Survei Anak

Selama melaksanakan kegiatan tatap muka “Selama COVID, khususnya PATBM terus
atau penjangkauan masyarakat, aktivis/kader melaksanakan perlindungan anak dengan
PATBM mengaku selalu menggunakan masker protokol kesehatan. Mereka membantu
dan konsisten untuk menerapkan protokol kami di lapangan, mereka melapor kepada
kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat pada kami .... peran ini sudah teruji”.
grafik di bawah ini yang memperlihatkan bahwa (SKPDKota/Kabupaten, PM17)
sebagian besar aktivis/kader PATBM di desa/
kelurahan menerapkan protokol kesehatan
selama beraktifitas.

97,5% 97,2%

1,2% 0,0% 1,2% 2,8%

Selalu Menerapkan Sering menggunakan Kadang-kadang


Protokol

Desa Kelurahan

Gambar 14: Penerapan Protokol oleh Aktivis/Kader


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 Survei Aktivis/Kader

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 36


Pelaksanaan kegiatan PATBM menurut dengan protokol 38%, menggunakan Zoom 26%,
hasil survei anak-anak dilakukan dengan memanfaatkan WAG 11%, pembagian KIE seperti
menggunakan beberapa cara seperti tatap muka brosur 6%, tidak mengikuti 19% dan lainnya 1%.

Di masa pandemi COVID-19,


Tata muka aktivis/kader PATBM tampak
dengan
Lainnya 1% protokol turut serta dalam memantau
kesehatan kegiatan anak di lingkungannya
Tidak pernah
mengikuti/ masing-masing. Beberapa hal yang
diajak dalam dilakukan misalnya berkomunikasi
kegiatan
PATB kepada orang tua dan masyarakat

19% 38%
agar terus mendukung,
mendampingi anak-anak belajar
Menggunakan
WhatsApp dan mengajak anak dialog agar
Group kesehatan mentalnya terpelihara.
(WAG) 11%
Tim PATBM mengupayakan agar
tidak terjadi tindak kekerasan
6%
Pembagian
brosur 26% oleh orang tua atau orang dewasa
selama pandemi COVID-19 dengan
mendistribusikan KIE ke orang
tua dan anak. Karena kegiatan
penjangkuan kepada kelompok
0% orang tua, sebagian besar orang
Memberikan Daring atau online dengan tua mengetahui bahwa kegiatan
penugasan teknologi (Zoom, Google...)
PATBM masih berlangsung selama
pandemi COVID-19 terjadi.
Gambar 15: Pelaksanaan Kegiatan PATBM
Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Anak

Pendampingan rutin secara daring 11,1%


9,7%
Kegiatan sosialisasi dan kampanye kepada 18,5%
anak dan keluarga 6,9%
Pola hidup bersih dan sehat serta protokol 42,0%
kesehatan (jaga jarak, masker, dan cuci 56,9%
Penyuluhan kehidupan new normal dengan 12,3%
memperhatikan protokol kesehatan 11,1%
Distribusi masker dan hand sanitizer 6,2%
5,6%
Rutin memberikan dukungan psikologis/ 9,9%
psikososial (semangat/motivasi, tempat 8,3%
0,0%
Semua dilaksanakan 1,4%

Desa Kelurahan

Gambar 16: Kegiatan Aktivis dalam Memantau Kegiatan Anak selama Pandemi
Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021-Survei Aktivis/Kader

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 37


2.2 Pendanaan dan untuk keperluan membeli konsumsi rapat, alat
Sumber-Sumber Pembiayaan tulis seperti buku dan pena, membuat cap, biaya
penggandaan materi, dan mencetak spanduk.
Penyelenggaraan pembiayaan meliputi
komponen-komponen penggalangan dana “Gini ya... memang, sebelum COVID-19
dari sumber-sumber pendanaan, komponen kami dana kecil operasional untuk PATBM.
pengalokasian dana dan kegiatan yang dibiayai, Buat anak-anak, tim PATBM. Ya, aturan
komponen pembelanjaan, serta komponen pemerintah pusat dan provinsi, fokus ke
pertanggungjawaban yang mempersyaratkan COVID-19 dulu. Nanti jika reda, kami akan
transparansi, pencatatan, pemeriksaan, dan meninjau menanggakan kembali”.
pelaporan. (FGDLurah/Kepaladesa, PMD03)

a. Penggalangan Dana dan “Kami yang sekarang ini untuk penanganan


Sumber-Sumber Pendanaan PATBM ini kami menempel pada anggaran
COVID-19 di dana desa itu karena
Sumber dana sebelum COVID-19 sebagian ada 8% dari anggaran dana desa yang
besar berasal dari pemerintah daerah yakni diamanatkan oleh pemerintah pusat untuk
kelurahan dan kantor desa. Walaupun penanganan COVID-19 di setiap desa
jumlahnya tidak banyak namun dapat digunakan (Aktivis, PIPA07)

Dana partisipasi 7% Tidak ada/


masyarakat
tidak tahu

22%
Dana donatur/
LSM/CSR
Dana tim
PATBM 27% 31%

50% Dana Desa/


Kelurahan

Gambar 17: Sumber Dana PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Aktivis/Kader PATBM

Selama masa pandemi COVID-19, sebagian pandemi terjadi, umumnya pendanaan kegiatan
besar aktivis/kader menyampaikan bahwa PATBM berasal dari dana desa dan swadaya
mereka mengalami kendala dalam mengakses masyarakat. DP3A di beberapa wilayah seperti
informasi untuk penggalangan dana dan Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali
sumber-sumber pendanaan terkait pencegahan mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas
dan penanganan COVID-19 khususnya yang untuk aktivis/kader. Semua kegiatan virtual dan
ditujukan pada pemenuhan hak anak. Sebelum bersumber dari APBD untuk biaya internet.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 38


“Selama COVID-19, dapat dari APBD Kota partisipasi kelurahan untuk persiapan APD”.
untuk pertemuan online dengan kader (Aktivis, PIPA04)
atau fasda”.
(SKPD, PDPM13) “Sebenarnya dapat transport, uang pulsa,
atau uang makan siang juga sudah ideal
Situasi pandemi kemudian menyebabkan dalam situasi sekarang ini.”
banyaknya perubahan anggaran di pemerintah (Aktivis, PIPA14)
(refocusing) sehingga sangat mungkin terjadi
pengurangan atau penghapusan pembiayaan Lebih lanjut, pertanyaan diberikan kepada
kegiatan perlindungan anak termasuk untuk aktivis tentang kondisi dana operasional selama
kegiatan PATBM. Aktivis/kader PATBM masa pandemi COVID-19. Pertanyaan ini
mengakui bahwa berbagai kegiatan PATBM diberikan mengingat pendaan adalah bagian
terkendala dalam pembiayaan, meskipun yang pentin dari tata kelola untuk mendapatkan
sesungguhnya untuk pelaksanaan PATBM informasi sumber dana dan pengelolaan di
dapat diintegrasikan dengan kegiatan lainnya di desa atau kelurahan. Dari jawaban informan,
masyarakat terkait perlindungan anak. masalah pendanaan menjadi tantangan di
semua wilayah yang melaksanakan PATBM pada
“Dapat dana dari Pemerintah Kota masa pandemi. 42% aktivis PATBM di desa dan
Ternate melalui dana partisipasi yang ada 43,1% aktivis PATBM di kelurahan menyatakan
di kelurahan dengan terkait Perlindungan bahwa pendanaan kegiatan PATBM masih selalu
Anak dalam masa pandemi COVID. Dana menjadi permasalahan utama.

42,0% 43,1%

28,4%
22,2% 19,8% 19,4%

6,9% 8,3%
4,9% 4,9%

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

Desa Kelurahan

Gambar 18: Masalah Pendanaan PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei aktivis/kader PATBM

Sedangkan infomasi pendanaan PATBM oleh pertemuan khusus belum diagendakan untuk
pemerintah, tidak banyak yang bisa diperoleh membahas kebutuhan anggaran bahkan DP3A
dari DP3A provinsi, kota dan kabupaten bahkan provinsi dan kota/kabupaten berkali-kali
aparat desa/kelurahan tentang pendanaan memastikan bahwa tidak ada anggaran secara
khusus PATBM pada masa pandemi COVID-19. khusus PATBM pada masa pandemi COVID-19.
Menurut informan, hal ini dikarenakan

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 39


“... Tidak ada alokasi untuk pembiayaan terkait peluang bantuan dana operasional
pelatihan PATBM atau workshop karena transportasi atau peminjaman mobil (MOLIN)
ada sudah dicoret dan ada re-focusing “. atau sepada motor (TROLIN) kepada para
(SKPDProvinsi, PDN13) aktivis/kader turun lapangan atau masuk antar
kampung. Hanya tidak diinformasikan lebih
Pada proses wawancara, sebagian besar lanjut bagaimana mekanisme mendapatkan dana
informan dari DP3A memberikan informasi transpot pengganti untuk aktivis/kader.

71,4%

40,0%
34,3%
25,7% 21,4%
7,1%

Ya Tidak Ragu-ragu

Desa Kelurahan

Gambar 19: Ketertarikan untuk Memberikan Dukungan Pendanaan Kegiatan PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Orang Tua

Pertanyaan survei penggalangan dana diberikan b. Pengalokasian Dana Kegiatan dan


kepada informan orang tua dan mendapatkan Komponen Pembelanjaan
respons positif dengan tertarik memberikan
bantuan dana kegiatan. Orang tua dari desa Alokasi dana pada masa pandemi COVID-19
memilih 71,4% tertarik memberikan dana, 40% mengalami perubahan dari pemerintah
orang tua kelurahan, dan sebagian lainnya ragu- sehingga sebagian besar informan di 14 provinsi
ragu atau tidak sama sekali. Bahkan orang tua mengumpulkan dana sendiri untuk membiaya
dari kelurahan 25,7% menyatakan tidak tertarik berbagai kegiatan yang diselenggarakan
memberikan bantuan dana untuk kegiatan dari mulai penyuluhan online dan atau
PATBM. Selain informasi dari informan orang penjangkauan secara langsung ke RW, desa,
tua yang tertarik memberikan dana, gagasan banjar dan kelurahan. Sebagian besar tema
lain adalah melakukan penggalangan dana kegiatan adalah penyuluhan terkait COVID-19
(fundraising) untuk pembiayaan operasional dan anak sesuai dengan panduan PATBM pada
PATBM. Beberapa aktivis secara kreatif dengan masa pandemi COVID-19. Tidak tergambar
caranya sendiri membuat masker dengan cap secara khusus beberapa biaya yang diperlukan
PATBM dan dijual ke masyarakat. Keuntungan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
yang akan masuk ke kas PATBM di kelurahan aktivis/kader. Komponen pembelanjaan PATBM
atau tempat wilayah PATBM berada. Pada dalam kondisi bencana non alam memang
masa COVID-19 pengeluaran kegiatan PATBM belum diatur secara spesifik dalam dokumen
meningkat karena ditambah untuk pembelian induk PATBM. Sehingga pada pelaksanaannya
APD bagi aktivis selain kebutuhan operasional cenderung aktivis/kader PATBM melakukan
harian PATBM seperti alat tulis, KIE, konsumsi inovasi dan penyesuaian sendiri agar kegiatan
pertemuan, biaya pulsa, dan sebagainya. PATBM tetap dapat terselenggara.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 40


Gambar 20: Masker PATBM
Sumber: Laporan Bulanan Tim PATBM Kota Bogor, Jawa Barat

“Untuk dana BLT sifatnya pemberdayaan, “Biasanya laporan lakukan kayak kas PKK,
jadi pemerintah fokus ke situ. Sebenarnya uang kegiatan, masuk dan keluar.
dana kami tetap ada. Namun sempat miss Selama COVID-19 terjadi, berapa
komunikasi dengan pemerintah desa. Nah, keuangan di catat di WA supaya semua
dana BLT itu digunakan untuk penanganan tahu dan disediakan oleh kader saat
COVID-19. Kami sudah mengusulkan untuk pelaksanaan PATBM. Itu relatif ya laporan
beli ATK, perlengkapan, kostum dan lain keuangan, tergantung dengan kegiatan
sebagainya. Tapi ya pemerintah desa fokus tersebut. Sekarang biaya konsumsi
pada bantuan APD. Nah itu yang membuat tidak ada, jadi tidak ada catatan
kami sedikit apa mengalami kesulitan”. keuangan”.
(Aktivis, PDNP17) (Aktivis, PDNP10)

c. Pencatatan dan Pelaporan penggunaan Dana Untuk dana yang berasal dari partisipasi
masyarakat, umumnya dicatat dan
Menurut beberapa informan, pelaporan didokumentasikan secara sederhana lalu setiap
kegiatan PATBM di kelurahan/desa tidak triwulan dilaporkan kembali itu relatif desa/
semua terlaporkan resmi ke provinsi, kelurahan dan masyarakat agar diketahui
namun pemantauan kegiatan lebih sering alokasi penggunaan sumbangan yang telah
dilakukan melalui WAG. Menurut informan, diberikan. Laporan keuangan sederhana ini
implementasikan panduan PATBM pada masa dikembangkan oleh tim PATBM sebagai bentuk
COVID-19 sudah berjalan namun mekanisme pertanggungjawaban kepada masyarakat dan
pemantauan kegiatan seperti kehilangan format kepentingan yang lebih luas lagi yaitu program
terutama pada pencatatan dan dokumentasi. perlindungan anak.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 41


2.3 Pengelolaan Informasi a. Pengelolaan Informasi dalam mengenali
situasi dan permasalahan anak
Komponen pengelolaan informasi terdiri dari
mekanisme distribusi informasi, kampanye Kasus kekerasan pada anak menurut sebagian
untuk memperkenalkan dan memperkuat besar informan wawancara dan FGD masih
pesan dalam panduan PATBM dalam pandemi terjadi pada masa pandemi COVID-19 dan
COVID-19, dan unsur pendukung seperti cendrung meningkat karena keterbatasan akses
agenda, rencana kerja, dan rujukan penanganan sarana prasarana di rumah, orang tua kehilangan
kasus. Kajian cepat ini akan mempresentasikan pekerjaan sehingga membuat ekonomi sulit, dan
hasil temuan dari beberapa pertanyaan survei, fasilitas kesehatan terbatas. Jenis kekerasan
wawancara, dan FGD atas beberapa permasalah yang dilaporkan kepada tim PATBM adalah
anak mulai dari kasus kekerasan, pelecehan pekelahian, pemukulan, pencabulan, pelecehan
seksual, perkawinan usia anak, penyalahgunaan seksual, penelantaran, dan pemerkosaan. Untuk
narkoba, perdagangan anak, kewaspadaan dini mengetahui apakah di lingkungan tempat tinggal
pada terorisme, identifikasi anak berkebutuhan pernah terjadi tindak kekerasan, pertanyaan
khusus (disabilitas), dan pendampingan belajar. diberikan melalui survei kepada anak dan orang
Hasil survei, pendapat aktivis, pendapat tua dan bagaimana menghadapi jika terjadi
anak-anak, pendapat orang tua, dan pendapat tindak kekerasan tersebut.
DP3A provinsi, kota/kabupaten akan dijadikan
langkah-langkah yang paling bisa dilakukan
oleh desa/kelurahan untuk mengantisipasi dan
mengatasi kejadian-kejadian tersebut.

69,2%
58,1%

30,2% 25,6%
11,6%
5,1%

Tidak pernah mendengar Pernah mendengar Tidak tahu

Desa Kelurahan

Gambar 21: Anak Pernah Mendengar Orang Dewasa Melakukan Kekerasan Terhadap Anak
Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak

Sebagian besar anak pernah mendengar kasus tindak kekerasan. Terdapat perbedaan antara
tindak kekerasan dari orang dewasa ke anak-anak anak di desa dan kelurahan yang pernah
di lingkungannya. Bentuk kekerasan beragam mendengar kejadian kasus kekerasan di tempat
mulai dari perundungan, ditendang, dilecehkan, tinggalnya. Hal ini dapat menjadi masukan
dipukul hingga pelecehan seksual. Berdasarkan penting bagi aktivis/kader untuk memastikan
hasil survei tersebut diketahui bahwa 25,6% implementasi PATBM yang sesungguhnya, yakni
anak-anak di desa dan 58,1% anak-anak di mencegah dan merespons kasus kekerasan
kelurahan pernah mendengar orang dewasa terhadap anak di lokasi PATBM. Kasus kekerasan
melakukan tindakan kekerasan terhadap anak. bukan hanya terdengar atau diketahui di wilayah
Sementara anak-anak di desa 69,2% dan 30,2% desa/kelurahan tetapi juga terjadi terjadi pada
anak-anak di kelurahan tidak pernah mendengar anak-anak yang masih tinggal di huntara.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 42


“Kalau di huntara kemarin itu ada sih ada yang mengalami tindak kekerasan dari orang
kejadian kekerasan, cuma kayak gimana dewasa mendapatkan pengasuhan lain atau
ya, ndak ada yang berani melaporkan dirujuk. Berdasarkan informan anak dalam
gitu. Aman tidak, jadi kayak misal kita FGD dan data survei, sebagian anak-anak dari
mau melaporkan nih tapi kayak kesannya desa mengaku tidak pernah mendengar kasus
jangan dulu, jangan dulu, jadi kayak kekerasan pada anak yang dilakukan oleh orang
ketahan terus kak dan pada saat suara dewasa. Karena tidak pernah mendengar atau
anak kota Palu kita baru alihkan, kita mengetahui kasus kekerasan, informan FGD
gabungkan di suara anak, kayak dipukul anak yang berasal dari desa juga tidak memiliki
gitu Kak, kayak anak-anak yang masih informasi tentang langkah antisipasi apa yang
kecil tuh dipukul itu”. harus dilakukan jika mendengar kejadian
(FGDAnak, RKPA03PA07) kekerasan pada anak. Situasi ini berbeda
dengan anak dari kelurahan yang cenderung
Lebih lanjut melalui survei, informan anak lebih sering mendengarkan kasus kekerasan
diberikan pertanyaan tentang penanganan 58,10% (gambar 20) yang dilakukan oleh
jika terjadi kekerasan pada anak. Hasil survei orang dewasa dan memilih untuk dilakukan
adalah 46,2% anak di desa tidak tahu harus penanganan pengasuhan lain atau rujukan
memilih apa jika terjadi tindak kekerasan pada kepada anak korban kekerasan 79,1%.
anak di desanya dan 5,1% tidak setuju jika anak

79,1%

48,7%
46,2%

18,6%
5,1% 2,3%

Ya Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

Desa Kelurahan

Gambar 22: Penanganan Kasus Kekerasan Dirujuk atau Pengasuhan Lain.


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak

“Orang tua kasih pukul, kami belum pernah pandemi. Mungkin beberapa insiatif anak
dengar, tidak ada. Tidak di sini. Mungkin, sendiri karena terpaksa dengan kondisi
desa seberang. Ya,tidak tahu harus keuangan keluarga. Ada juga pernah
bagaimana, disini tidak ada”. nemuin orang tua ngamen bawa bayi
(FGDAnak, PNMP12) diajak ke jalan. Trus anaknya disuruh
ngamen juga lalu dimintai duit. Padahal
“ Kalau kekerasan verbal sih kak dari orang anaknya masih kecil”.
tua terus. Karena pandemi jadi banyak (FGDAnak, PNMP9)
yang emosi kepada anak-anak. Anak sering
mendengar kata-kata kasar dan sekarang Berdasarkan hasil FGD bersama anak,
lebih marak lagi untuk di daerah Jakarta. diinformasikan bahwa kasus kekerasan fisik
Eksploitasi anak yang bekerja selama seperti perkelahian atau perbuatan cabul masih

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 43


saja terjadi dan membuat anak-anak yang sudah mengupayakan untuk melakukan
tinggal menjadi tidak terlindungi. Contoh di pencegahan dengan memberikan masukan
Huntara, sebenarnya pemerintah setempat pada fasilitas seperti pemasangan lampu
sudah mengupayakan penerangan lampu (Aktivis, PATOP22)
dan menugaskan kordinator huntara untuk
melakukan identifikasi kasus kekerasan, namun Lebih lanjut pertanyaan yang kurang lebih
kasus kekerasan pelecehan seksual masih saja sama diberikan kepada orang tua untuk
terjadi. Kasus kekerasan juga dapat terjadi mendapatkan pandangan dan sikap orangtua
dimana-mana baik di rumah, tempat fasilitas terhadap kasus kekerasan pada anak. Apa yang
layanan umum, ataupun di sekolah. akan Anda (orang tua) lakukan jika ada anak
yang mendapatkan kekerasan? Kasus kekerasan
“Hingga saat ini kelurahan Petobo yang dapat terjadi dimana saja termasuk di rumah,
terdampak likuaifaksi masih ada pelecehan lingkungan tempat tinggal dan peran serta
seksual... Kami menempelkan brosur orangtua diperlukan dalam melakukan upaya
pencegahan kekerasan melalui kordinator perlindungan anak termasuk menciptakan
huntara. Karena di huntara masih belum linkungan yang kondusif untuk anak.
aman, suka diintip. Langkah-langkah kami

Mendiamkan karena urusan saya 2,4%


0,0%

Meminta orang dewasa tersebut untuk 14,3%


tidak memaksa 5,7%

Melaporkan tindakan orang tersebut ke 47,6%


aparat/pihak berwenang (RT/RW/Aktivis
65,7%
PATBM/Desa/Kelurahan/Polisi)

Melaporkan/merujuk ke layanan 35,7%


perlindungan anak (Aktivis PATBM,
28,6%
Puskesmas, P2TP2A atau lainnya).

Desa Kelurahan

Gambar 23: Pilihan Penanganan Kasus Kekerasan Oleh Orang Tua.


Sumber: Hasil Survei Orang Tua (2021)

Dari hasil pilihan oleh orang tua diperoleh tindak kekerasan pada anak. Hal ini perlu
hasil positif pada perlindungan anak di menjadi perhatian aktivis/kader di desa untuk
mana orang tua di desa 47,6% dan 65,7% di lebih mengali latar belakang orang tua yang
kelurahan akan memberikan respons dengan memilih diam ketika melihat kasus kekerasan
melaporkan tindakan kekerasan tersebut di sekitarnya. Secara umum informasi di atas
kepada para pihak seperi RT, RW, tim PATBM menunjukkan bahwa orang tua paham bahwa
dan seterusnya. Sementara 2,4% orang tua dari kekerasan terhadap anak dapat dihindari jika
desa memilih untuk bersikap diam jika terjadi turut terlibat mulai dari hal sederhana seperti

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 44


melaporkan kasus kekerasan tersebut sehingga pendampingan anak berhadapan dengan
dapat ditangani lebih lanjut. Pertanyaan hukum, anak berkebutuhan khusus dan anak
lebih lanjut diberikan kepada informan orang dalam kondisi khusus. Sebagian besar informan
tua tentang kemungkinan tim PATBM dapat memberikan pilihan setuju.
menerima penganan kasus dan melakukan

69,0%
Ya, setuju
85,7%

14,3%
Tidak setuju
8,6%

16,7%
Ragu-ragu
5,7%

Desa Kelurahan

Gambar 24: PATBM dapat Menerima Laporan Penanganan Kasus


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Orang Tua

Selain kasus kekerasan yang dijelaskan data. Pendapat anak dan orang tua tentang
sebelum, pembahasan berikut menyangkut kasus perkawinan anak dan bagaimana mereka
kasus perkawinan anak di wilayah pengambilan bersikap terhadap kasus tersebut.

97,7%
89,7%

5,1% 5,1%
0,0% 2,3%

Tidak Setuju Setuju Tidak Tahu

Desa Kelurahan

Gambar 25: Perkawinan Anak Menurut Anak


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 45


Sebagian besar anak tidak setuju dengan yang melibatkan para pihak di kelurahan
perkawinan usia anak baik di kelurahan dan desa. Hasil survei ini juga sama dengan
ataupun desa. Di beberapa forum anak wilayah sebagian besar pendapat anak dalam FGD yang
kajian telah memulai untuk mendiskusikan menentang perkawinan anak.
pencegahan perkawinan anak sebagai
partisipasi anak untuk bersuara atas nama “Usia anak perempuan yang boleh
dirinya, kawan-kawannya, dan masa depan menikah itu usianya diatas 19 tahun. Anak
anak-anak di Indonesia. perempuan dibawah 19 tahun tidak boleh
menikah dulu. Kami tidak setuju anak-anak
“Di forum anak kami buat pamflet tentang menikah di bawah 19 tahun”.
bahaya dari perkawinan anak, sosialisasi (FGDAnak, PIMN09)
bahwa itu tidak bagus loh karena kan ini
juga menyangkut masa depan, yang rugi Pertanyaan tentang perkawinan anak juga
buat anak itu sendiri” ditujukan kepada orang tua dan sebagian besar
(FGDAnak, KMKPI06) orang tua tidak mendukung perkawinan anak
dilakukan dan memilih untuk melaporkan kasus ke
Hal ini menjadi perhatian aktivis/kader, aparat tim PATBM atau pihak berwenang lainnya untuk
di desa, DP3A di kabupaten dan provinsi untuk menangani kasus tersebut. Upaya pencegahan
membuat program pencegahan perkawinan juga dilakukan oleh orang tua baik di desa, 47,6%
anak di desa termasuk materi pencegahan dan di kelurahan, 45,7% dengan mengajak dialog
perkawinan anak dalam sebuah kampanye lebih dahulu sebagai sesama orang tua.

Mendiamkan bukan karena urusan saya


2,4%
5,7%
Melakukan upaya pencegahan dan 47,6%
bicara dengan keluarga 45,7%
Melaporkan tindakan orang tersebut ke aparat/ 9,5%
pihak berwenang (RT/RW/Desa/ 14,3%
Melaporkan/merujuk ke layanan perlindungan anak 35,7%
(Aktivis PATBM, Puskesmas, P2TP2A atau lainnya) 34,3%
Tidak pernah tahu ada kejadian pernikahan anak 4,8%
0,0%

Desa Kelurahan

Gambar 26: Sikap Orang Tua Terhadap Perkawinan Anak


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Orang Tua

Perlu menjadi perhatian lebih lanjut untuk tidak melakukan pencegahan baik di desa dan
program pencegahan perkawainan, bahwa kelurahan masih menjadi pekerjaan rumah
berdasarkan hasil kedua survei di lokasi bersama seluruh pihak. PATBM sesungguhnya
intervensi PATBM masih ditemui pendapat dapat mengambil peran yang strategis dalam
yang menyetujui perkawinan anak atau bahkan upaya pencegahan. Perkawinan usia anak yang
mendiamkan kasus perkawinan anak terjadi. dibiarkan akan menjadi ancaman pada program
Hasil ini menunjukkan bahwa pencegahan perlindungan anak yang menjadi komitmen
perkawinan anak di perdesaan atau sikap pemerintah, pemerhati anak, dan masyarakat.
orang tua yang mendiamkan atau memilih

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 46


“PATBM punya kapasitas untuk mencegah juga mendapat perhatian khusus dalam target
masalah perkawinan di usia anak bersama kelima Sustainable Development Goals (SDGs)
pemerintah desa. Untuk mengatasi yang bertujuan “mencapai kesetaraan gender
perkawinan usia dini, kami melakukan dan memberdayakan semua perempuan dan
dengan kampanye-kampanye seperti anak perempuan” dengan salah satu targetnya
bahayanya menikah di usia anak…. adalah menghapus segala bentuk praktik
Dan punya anak harus memperhatikan yang berbahaya seperti perkawinan anak dan
tumbuh kembang anak… kemudian jika perkawinan paksa serta sunat perempuan”.
sudah ada kasus itu, lebih baik tidak Tidak hanya Kemen PPPA saja yang berperan
diumbar atau dibuka atau dilaporkan. dalam berbagai upaya pencegahan dan
Nah itu juga kendala”. penanganan, namun Bappenas sebagai lembaga
(Aktivis, PIPA13) yang bertanggung jawab terhadap penyusunan
rencana pembangunan nasional pun telah
Pendapat dari informan di atas, sejalan mengintegrasikan arahan presiden dan target
dengan kampanye pencegahan perkawinan SDGs terkait penurunan angka perkawinan
anak yang merupakan agenda Presiden RI dan anak ke dalam Rencana Pembangunan Jangka
menjadi mandat pemerintah pusat, daerah Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
untuk melakukan propaganda pencegahan
perkawinan anak ke seluruh provinsi, kota, Lebih lanjut, pengelolaan informasi
dan kabupaten secara masif dan terstruktur juga memastikan kasus kebutuhan anak
termasuk lintas kementerian dan lembaga. berkebutuhan khusus (ABK) yang berada di
Pencegahan perkawinan anak adalah desa atau kelurahan. Indentifikasi awal perlu
wujud dari perlindungan anak di Indonesia. dilakukan untuk memastikan apakah ada
Perkawanan anak merupakan salah satu kelurga yang memiliki ABK dalam kajian cepat
bentuk tindak kekerasan terhadap anak dan ini. Data menunjukan bahwa terdapat ABK di
merupakan praktik yang melanggar hak-hak desa 5,2% dengan jenis kelamin laki-laki 1 anak
dasar anak yang tercantum dalam Konvensi dan perempuan 2 anak
Hak Anak (KHA). Perkawinan anak anak ini

Ya

5,2% Tidak

94,8% Gambar 27: Orang Tua Memiliki


Anak Berkebutuhan Khusus
Sumber: Hasil Survei Orang Tua
(2021)

Dalam kesempatan FGD orang tua dan identifikasi kasus jika ditemukan anak
wawancara aktivis, diketahui bahwa aktivis/ berkebutuhan khusus termasuk merujuk
kader PATBM membantu orang tua dalam kelayanan perawatan lebih lanjut.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 47


“Semua pihak, semua anak-anak kami Pada kasus ABK, anak-anak yang terlibat
libatkan, kader PATBM memberikan dalam survei memilih 98% untuk membantu
bantuan kepada anak yang menyandang melaporkan jika di wilayah terdapat atau
disabilitas, memberikan bantuan dan ditemukan anak yang berkebutuhan khusus.
kebutuhan mereka sehari-hari. Sehingga Menurut sebagian besar anak-anak yang
anak-anak tersebut merasa diperhatikan mengikuti FGD mereka menerima dan bersedia
oleh orang-orang di desa.” membantu ABK di desa/kelurahannya untuk
(FGDOrangtua, PRNM33) hidup yang wajar dan tidak mendapatkan
perundungan dari masyarakat di sekitarnya.

1,2% Tidak Bersedia

Bersedia

98,8% Gambar 28: Anak Bersedia Melaporakan Jika


Menemukan ABK
Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak

Aktivis/kader PATBM selama pandemi COVID-19 Permasalah anak lain yang perlu menjadi
terjadi masih terus melakukan pemantauan perhatian karena muncul di proses FGD dan
kepada ABK. Keluarga dan Tim PATBM akan wawancara antara lain kehamilan yang tidak
melakukan pembaharuan data akan kasus yang direncanakan pada anak, ganguan kesehatan
terjadi di kelurahan dan desanya. mental akibat pandemi COVID-19, anak yang
dipekerjakan karena situasi ekonomi orang tua
“ABK yang kita tangani dari usia kecil di masa pandemi COVID-19, putuh sekolah, dan
sampai hari ini masih kita dampingi bersama penyalahgunaan narkoba. Kasus-kasus ini tidak
keluarganya. Ditemukan usia 8 tahun disertai dengan data survei namun muncul dalam
sekarang sudah remaja. Kita sampaikan ke proses wawancara dan FGD. Baik kelurahan
orangtua cara membersihkan, terus pakai dan desa memiliki persoalan yang sama terkait
apa perlakuannya. Karena ini sudah dengan pencegahan dan penanganan kasus-kasus
remaja perempuan, ya bapaknya tersebut. Untuk sementara yang dilakukan oleh
jangan ikut bersihkan lagi, yang harus tim PATBM adalah menjadi mediasi bagi keluarga
perlakuan khusus”. dengan kasus kehamilan yang tidak direncanakan
(Aktivis, ABK9) pada anak, melaporkan ke polisi atau dinas sosial
jika menemukan anak yang sedang menggunakan

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 48


narkoba, dan merujuk ke puskesmas setempat supaya jangan kena banyak dananya, karena
jika menemukan anak dengan gangguan itu juga anak kurang mampu...”
kesehatan mental untuk dapat ditangani. (Aktivis, PATOP19)
Menurut sebagian besar informan masalah
utama anak sekarang adalah ketidakseimbangan Walaupun belum ditemukan secara spesifik
psikologis, karena situasi pandemi, kekerasan informasi kasus anak dengan COVID-19 di
yang dilakukan oleh anak lain di sekitar tempat wilayah kajian, Tim PATBM tetap melakukan
tinggal, dan penyalahgunaan narkoba. Stres upaya pencegahan dan peningkatan kapasitas
dan trauma akibat pandemi COVID-19 yang dalam memberikan infomasi, edukasi, dan
berkepanjangan perlu mendapat perhatian pendampingan bagi anak dan keluarga
khusus agar anak dapat melepaskan stres akibat agar dapat melindungi diri dari penularan
pandemi dan kembali sehat secara mental. COVID-19. Lebih lanjut, menurut anak-anak,
kebutuhan yang paling diperlukan pada masa
“ ... Untuk narkoba ini saya belum bisa pandemi COVID-19 adalah 70% untuk bantuan
menangani 100% mba, cuma saya bisa belajar di rumah, bantuan akses internet untuk
membantu dalam pengurusannya ke polisi, tugas daring dari sekolah.

Makanan Bergizi 90%

Buku cerita 35%

Tempat tinggal dengan orang tua 59%

Bermain 43%

Kegiatan PATBM yang ceria 59%

Tidak perlu apa-apa 0%

Bantuan belajar di rumah, Bantuan Wifi 70%


untuk tugas daring dari sekolah

Gambar 29: Kebutuhan Anak Pada Masa Pandemi


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak)

Sedangkan pilihan tema diskusi, anak-anak 61% adalah kegiatan kreativitas, 51% informasi
lebih memilih materi 61% pencegahan hidup sehat, 41% seni dan budaya dan 1% tidak
pernikahan anak, 61 pencegahan kekerasan, tahu harus memilih tema apa.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 49


Kegiatan kreativitas
60%
Pencegahaan pernikahan anak
61%
Seni dan budaya
41%
Pencegahan kekerasan
61%
Hidup sehat
59%
Tidak tahu
1%

Gambar 30: Pilihan Tema Materi PATBM Pada Masa Pandemi


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak

Dari grafik di atas terlihat bahwa sebagian COVID-19 dan pencegahan, Tim PATBM telah
besar anak, baik di desa dan kelurahan memiliki melakukan edukasi atau penyuluhan kepada
minat pada tema yang sama dan membutuhkan anak dan keluarga. Berdasarkan data survei
ruang untuk kreativitas pada masa pandemi di bawah ini, responden anak di desa dan
COVID-19. Tim PATBM bersama aparat desa kelurahan terbantu oleh kerja tim PATBM dalam
dan kelurahan perlu merespons kebutuhan mendistribusikan dan menjelaskan tentang
tema tersebut termasuk mengusulkan kepada protokol kesehatan.
DP3A setempat. Untuk materi tentang

0%

Membantu

Tidak membantu

100%

Gambar 31: PATBM Membantu Anak-anak Mengetahui Protokol Kesehatan


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 50


Aktivis/kader PATBM menghadapi tekanan Selain telah memberikan manfaat kepada orang
yang luar biasa dari masyarakat, aparat desa tua dan anak-anak, aktivis/kader melakukan
desa/kelurahan dan DP3A kota/kabupaten pertanyaan refleksi ke dalam diri sendiri
karena menjadi salah satu sumber rujukan yang atau penilaian diri, apakah kegiatan PATBM
paling mudah diakses, bisa diandalkan, dan membantu anak-anak mengetahui dan menjadi
tinggal di lokasi tersebut. Di satu sisi aktivis/ lebih perhatihan terhadap informasi COVID-19
kader memiliki keterbatasan mendapatkan termasuk vaksin? Lingkup pertanyaan ini
informasi secara lengkap dan cepat termasuk penting untuk meningkatkan kinerja aktivis/
untuk mengolahnya lalu menyampaikan kepada kader dalam meningkatkan kapasitas anak-anak
anak-anak, keluarga, masyarakat, dan aparat. dan orang tua. Hasil menunjukan bahwa aktivis/
Peran pengganti juga harus dilakukan oleh kader PATBM masih belum yakin bahwa kerja
aktivis/kader untuk menutup kesenjangan PATBM selama pandemi COVID-19 mampu
atas sejumlah kegiatan sosialisasi yang tidak membuat anak-anak menjadi perhatian untuk
tersampaikan oleh pemerintah provinsi atau melindungi diri sendiri.
kota/kabupaten ke masyarakat secara langsung.

40,7%
Ya, anak-anak jadi sangat perhatian
33,3%
Ya, anak-anak jadi perhatian 35,8%
36,1%
Lumayan, anak-anak jadi sedikit lebih
18,5%
20,8%
Tidak, anak-anak masih kurang perhatian 4,9%
5,6%
0,0%
Tidak, anak-anak masih tidak perhatian 2,8%
sama sekali
0,0%
Tidak ada kegiatan PATBM selama COVID 1,4%

Desa Kelurahan

Gambar 32: Apakah kegiatan PATBM membantu anak-anak mengetahui dan menjadi lebih perhatian
terhadap informasi COVID-19 termasuk vaksin?
Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Aktivis/Kader PATBM

Sejauh mana paparan informasi COVID-19 PATBM, sebagian besar orang tua 70% memilih
sudah diterima oleh masyarakat dalam hal materi yang sudah diterima atau diperoleh
ini adalah orang tua dan anak termasuk adalah tentang protokol kesehatan untuk anak
mengetahui persepsi orang tua mengenai hal pada masa pandemi COVID-19.
apa saja yang diinformasikan oleh aktivis/kader

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 51


Protokol kesehatan untuk anak di masa pandemi COVID-19 72%
Metode belajar anak di masa pandemi COVID-19 31%
Sarana penanganan anak terpapar/tertular COVID-19 13%
Pola asuh anak di masa pandemi COVID-19 32%
Perawatan, dukungan dan pengobatan pada anak yang
terpapar COVID-19 termasuk vaksin COVID-19 14%
Pencegahan kekerasan pada anak di masa pandemi COVID-19 32%
Jadwal kegiatan PATBM di masa pandemi COVID-19 8%
Pembagian Sembako 16%
Mengajak anak terlibat dalam kegiatan informasi
belajar dan bermain 10%
Informasi tentang teknologi pemanfaatan digital 13%
Cara memberi dukungan psikologis/psikososial
14%
(misalnya: semangat/motivasi pada anak)
Tidak tahu/tidak ada 12%

Gambar 33: Materi Informasi Pandemi COVID-19 yang Telah Diterima menurut Orang Tua
Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Orang Tua

Upaya yang aktivis/kader PATBM lakukan kesehatan sehari-hari. Sementara hasil


selama satu tahun lebih ini diharapkan dapat dari survei menunjukan adanya komitmen
mendukung perubahan perilaku pada anak anak dan orang tua untuk menggunakan
dan orang tua untuk menerapkan protokol protokol kesehatan.

Kelurahan 92,3% 7,7%

Desa 90,7% 9,3%

Selalu Menerapkan Protokol Kadang-kadang menggunakan Protokol

Gambar 34: Anak dan Orang Tua Menerapan Protokol Kesehatan


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 52


Pada bagian ini ditutup dengan hasil survei melindungi dari pandemi COVID-19 dan sebag
dari kelompok anak yang mengakui bahwa rotocgur dituntut untuk lebih konsisten dalam
peran tim PATBM cukup konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan.
menerapkan protokol jaga jarak untuk

79,5%
72,1%

16,3%
7,7% 7,0% 5,1% 4,7% 7,7%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah


menggunakan menggunakan

Desa Kelurahan

Gambar 35: Tim PATBM telah Melaksanakan Protokol Kesehatan.


Sumber: Hasil Kajian PATBM 20–1 - Survei Anak

Dari beberapa temuan di atas dapat b. Pengelolaan Infomasi dan Perencanaan


disimpulkan bahwa pengelolaan informasi Kegiatan
sudah sesuai dengan buku panduan PATBM Beberapa informasi yang ada kaitan
dalam pandemi COVID-19 dengan mengenali perlindungan anak pada masa pandemi
situasi dan permasalahan anak. Informasi yang COVID-19 diantaranya adalah informasi
dimaksudkan antara lain, bagaimana penjelasan tentang COVID-19, tentang berbagai tindak
adaptasi kebiasaan baru mulai dari jaga jarak, 6 kekerasan terhadap anak (KTA), pengasuh
langkah cuci tangan, cara menggunakan masker, alternatif dan pola pengasuhan di lokasi PATBM.
etika batuk, dan pentingnya vaksin. Kemudian Informasi tersebut seringkali tidak dalam
tim PATBM harus mengelola dan senantiasa bentuk catatan khusus namun disampaikan dari
memastikan bahwa pesan pencegahan perbincangan yang terjadi antar individu dan
kekerasan pada anak selama masa pandemi kelompok masyarakat. Selanjutnya informasi
mulai dari pencegahan perkawinan usia tersebut dapat dijadikan acuan perencanaan
anak, pencegahan anak dari penyalahgunaan kegiatan PATBM.Informan di seluruh wilayah
menggunakan narkoba (lem aibon), kekerasan memberikan catatan bahwa keahlian setiap
seksual, kekerasan fisik, pencegahan kehamilan aktivis/kader PATBM berbeda-beda dan
yang tidak direncanakan (KTD), proses rujukan bervariasi termasuk penguasaan teknologi.
kasus kekerasan lebih lanjut, identifikasi Tuntutan pandemi tidak benar-benar bisa
anak berkebutuhan khusus (disabilitas), dan memaksa aktivis/kader beralih strategi dan
pendampingan belajar tersampaikan dan menggunakan teknologi. Selain perbedaan
berharap dapat berkontribusi pada perubahan ketrampilan (skill) antara aktivis/kader terhadap
norma yang lebih baik. pengetahuan perlindungan anak, hak anak, dan
penggunaan teknologi, ketersediaan jaringan
mempunyai pengaruh yang paling menentukan
apakah implemetasi PATBM akan diterapkan
secara daring/online atau tatap muka.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 53


Sebagian besar aktivis/kader menjawab bahwa gang-gang, antar dusun, lorong, lembah,
tatap muka dengan protokol kesehatan tetap banjar dan menyeberang antar pulau untuk
paling baik untuk mendukung kerja-kerja terus menyelanggarakan PATBM dengan
PATBM. Metode daring hanya akan digunakan rumusan baru di masa pandemi COVID-19.
jika mengikuti webinar atau pelatihan yang Terkadang ada wilayah yang beruntung karena
diselenggarakan oleh LSM nasional, DP3A kota/ mendapatkan ijin dari DP3A untuk meminjam
Kabupaten, DP3A provinsi, Kemen PPPA atau fasilitas kendaraan kantor seperti mobil atau
para pihak lainnya. Di wilayah DKI Jakarta motor layanan keliling (Molin/Torlin). Tetapi
yang dekat dengan pusat penyelenggara negara banyak wilayah pada kajian ini yang tidak
juga memilih tatap muka dan penjangkauan mendapatkan terfasilitasi dengan baik.
sebagai cara untuk terus berkomunikasi dengan
anak, orang tua, dan masyarakat. Prinsip yang c. Pengelolaan Informasi Pelaksanaan Kegiatan,
diterapkan adalah penggunaan masker dan Monitoring dan Evaluasi
jaga jarak. Penggunaan teknologi seringkali
membuat mereka kesulitan dan membutuhkan Sebagian besar aktivis/kader PATBM
waktu untuk mempersiapkan peralatan tampaknya belum melakukan monitoring dan
sementara tidak mendapatkan dana khusus evaluasi secara terstruktur (rutin, dicatatkan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. WAG pada buku catatan, dilaporkan dan dibahas
adalah teknologi yang paling bisa dimanfaatkan bersama). Umumnya mereka memprioritaskan
optimal oleh sesama aktivis/kader untuk dahulu pelaksanaan kegiatan dengan dalam
berkoordinasi dan membagikan informasi ke situasi pandemi COVID-19. Terkait dengan
masyarakat, melaporkan kegiatan kepada aparat koordinasi antar anggota tim PATBM, diukur
desa/kelurahan dan bahkan berkonsultasi teknis melalui seberapa sering mereka saling
dengan DP3A kota/kabupaten. berdiskusi secara daring ataupun tatap muka
untuk mendiskusikan kegiatan PATBM pada
“Memang WhatsApp Group itu menolong masa pandemi COVID-19. Kegiatan koordinasi
sekali…ya koordinasi-koordinasi, laporan, menjadi mekanisme internal tim agar dan
pemantauan…... Hanya kalau dokumen komunikasi antara aktivis/kader bisa berjalan
mesti diambil dengan laptop….Ini saya ikut secara intensif dan rutin. Pada masa pandemi
di WAG PATBM kampung”. COVID-19, koordinasi juga dilakukan melalui
(SKPDProvinsi, PKP044TTKL129) optimalisasi WAG dan membuat WAG khusus
merespons pandemi COVID-19. Situasi
Permasalahan lainnya selain persoalan pandemi membuat kader/aktivitas tidak bisa
ketidakpahaman atas teknologi adalah berkumpul tatap muka secara rutin dan harus
keterbatasan akses jaringan internet yang saling menyesuaikan diri. Hal inilah yang
memerlukan biaya dan seringkali tidak stabil. seringkali membuat respons kasus atau rencana
Informan dari wilayah Maluku Utara, NTT, pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tuntas
Papua Barat, Papua, dan Sumatera Utara dibahas. Keputusan cenderung diambil oleh
mengungkapkan bahwa penggunaan jaringan satu atau dua orang tim aktivs/kader karena
internet harus berbagi dengan kegiatan lainnya anggota lainnya terlambat membuka WAG
dikarenakan kerapkali berbenturan dengan atau tidak dapat berkegiatan di luar rumah. Di
agenda prioritas desa/kelurahan. Kondisi beberapa desa bahkan sulit untuk berkoordinasi
ini sangat melelahkan aktivis/kader karena atau berkomunikasi menggunakan WAG karena
ektra waktu dan tenaga untuk penjadwalan. tidak tersedia akses jaringan internet dan
Hingga laporan ini selesai ditulis, aktivis/kader bahkan harus berbagi dengan anaknya dan
tetap memilih penjangkauan secara tatap keluarganya.
muka dengan protokol kesehatan ketimbang
menggunakan teknologi media. Pilihan ini
tampak seragam di seluruh wilayah kajian.
Aktivis/kader menempuh resiko keluar dari
rumah dan melakukan sosialiasi melewati

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 54


36,1%
34,6%
27,2%
25,0%
19,4%
13,9% 1,6% 14,8%
9,9%
5,6%

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

Desa Kelurahan

Gambar 36: Koordinasi Tim PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Aktivis/Kader PATBM

Aktivis/kader mengungkapkan bahwa optimal dilakukan karena kasus kekerasan atau


koordinasi juga dilakukan untuk membahas kasus lain yang terjadi pada anak tidak tuntas
kasus-kasus yang muncul selama masa pandemi diselesaikan atau didiskusikan. Pilihan untuk
COVID-19 dan mencari cara pemecahannya. menjaga diri dan menjaga kesehatan menjadi
Kasus yang sering dibahas secara rutin cukup segala-galanya pada masa pandemi ini. Situasi
bervariasi mulai dari kasus kekerasan terhadap ini jelas berbeda dengan sebelum COVID-19
anak, penyelesaian kasus kekerasan melalui dimana tata kelola PATBM terkait dengan
penerapan hukum adat, kehamilan yang tidak koordinasi, pelaksanaan kegiatan, respons
direncanakan, anak berkebutuhan khusus, kasus, dan pencatatan bisa dilakukan secara
kebutuhan masker ketika anak sekolah, anak langsung bersama tim PATBM secara tatap
yang menyalahgunakan benda-benda tertentu muka. Berikut hasil pilihan aktivis/kader untuk
(lem aibon), perkawinan anak, kesulitan belajar, terlibat sebagai dalam upaya pencegahan,
dan anak yang terpaksa bekerja di perkebunan. adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi
Informan menyatakan bahwa hingga saat COVID-19 dan penanganan COVID-19 baik
proses pencatatan dan dokumentasi juga tidak untuk anak ataupun keluarga.

88,9% 87,5%

7,4% 9,7%
3,7% 2,8%

Ya, setuju Tidak setuju Ragu-ragu

Desa Kelurahan

Gambar 37: PATBM Berperan dalam Pencegahan dan Penanganan COVID-19


Sumber: Hasil Survei Aktivis/kader PATBM (2021)

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 55


Dalam sesi terakhir wawancara secara yang terkena COVID-19, dan merujuk jika
serentak, DP3A dari provinsi dan kabupaten/ terdapat kasus COVID-19. Pengalaman aktivis
kabupaten menyebutkan bahwa PATBM akan dari kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS)
terus berperan perlindungan anak di tingkat tergolong menarik karena menggunakan radio
masyarakat baik desa dan kelurahan terlebih sebagai pusat distribusi informasi COVID-19
pada masa pendemi COVID-19. ke daerah-daerah dan penyampaian informasi
langsung /tatap muka yang melibatkan semua
“Sebelum dan selama COVID, kader, aktivis, atau seluruh penggerak di desa.
khususnya PATBM terus melaksanakan
perlindungan anak dengan protokol “Kami memakai radio untuk sosialisasi,
kesehatan. Mereka membantu kami di Lalu pake mulut gram.....
lapangan, mereka melapor kepada kami.... Dari mulut ke mulut”.
peran ini sudah teruji”. (Aktivis, LK15)
(SKPDKota/Kabupaten, PM17)
“Mungkin orang di kampung bisa beli quota.
d. Pengelolaan Pesan dalam Gerakan Intervensi Tapi jaringan susah. Nurut saya,
yang penting kita pakai protokol,
Dalam masa pandemi COVID-19 pesan tidak bertentangan.... tetep masuk
gerakan yang menjadi prioritas adalah hal- kampung-kampung”.
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan (Aktivis, PKP22)
merespons kasus keterpaparan COVID-19
terhadap kelompok anak. Meskipun demikian aktivis/kader membuat paket penyuluh
pencegahan dan merespons kekerasan terhadap COVID-19 dengan cara yang paling sederhana
anak, seperti isu perkawinan anak, stigmanisasi yaitu membuat gambar lalu di cetak dalam
dan diskriminasi terhadap anak yang orang ukuran huruf agar terbaca dilaminating. Dengan
tua atau dirinya terpapat COVID-19. Selain perangkat KIE tersebut, mereka berkeliling
penyuluhan dan sosialisasi, aktivis/kader untuk menjelaskan pencegahan COVID-19
juga membantu gugus tugas untuk melakukan dan vaksin pada anak-anak dengan tetap
pelacakan kontak (contact tracing), deteksi dini memperhatikan protokol kesehatan.
untuk mengurangi isu stigma pada keluarga

Kegiatan Anak Selama Pandemi COVID-19 yang Diselenggarakan oleh Tim PATBM

Penyuluhan protokol kesehatan online atau offline 59%


Bimbingan belajar 12%
Mendongeng atau berkisah 9%
Bertemu teman-teman secara online/daring 18%
Membagikan materi komunikasi, informasi, & edukasi (KIE) COVID-19 43%
Memberikan dukungan psikologis/psikososial (memberi semangat, tempat curhat, dll) 28%
Nonton film secara online 1%
Lainnya 2%
Tidak ada/tidak tahu 17%

Tabel 5: Kegiatan Anak Selama Pandemi COVID-19 yang Diselenggarakan oleh Tim PATBM
Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 - Survei Anak

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 56


Kegiatan Orang Tua Selama Pandemi COVID-19 yang Diselenggarakan oleh Tim PATBM

Kampanye tentang protokol kesehatan COVID-19 55%


Penyuluhan tema-tema khas anak berkebutuhan khusus 12%
Penyuluhan tema-tema khas anak yang berhadapan dengan hukum 6%
Penyuluhan tema-tema khas anak dalam situasi darurat 10%
Pendidikan bagaimana berkegiatan dengan anak-anak 22%
Pelatihan pengasuhan anak alternatif selama pandemi COVID-19 25%
Konseling Pendidikan bagi anak 22%
Tidak tahu/tidak ada 9%

Tabel 6: Kegiatan Orang Tua Selama Pandemi COVID-19 yang Diselenggarakan oleh Tim PATBM
Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 - Survei Orang Tua

Gambar 39: Foto Kegiatan Tim PATBM di Kota Bogor


Sumber: Dokumentasi Tim PATBM Kota Bogor (2020)

Berdasarkan hasil FGD, tergali beberapa Selanjutnya terkait dengan informasi


pendapat lainnya dari informan yang mewakili COVID-19, anak-anak menerima informasi
anak dan aktivis berkaitan dengan informasi tentang vaksin pertama berasal dari aktivis/
tentang vaksin. kader PATBM. Anak-anak menjadi paham
penting vaksin mencapai 64% dan lumayan
“ Tahu vaksin dari Ibu PATBM, trus kita cari mengerti sekitar 29% dan tidak paham 8%.
di Google... ”
(FGDAnak, PLKPO33) Berkenaan dengan konsistensi penerapan
protokol kesehatan seperti penggunaan
“...selama ini saya masih sosialisasi, masker dan tertib jaga jarak aktivis/kader, juga
ini lagi gencar-gencarnya sih untuk vaksin, ditanyakan ke anak-anak. Dari rekapitulasi
nah ini yang kita mulai bekerja ini memberi jawaban informan kelompok anak, 63%
pengertian anak-anak tuk mau di vaksin, informan menjawab selalu tim PATBM selalu
ya di PKK, Posyandu, PATBM... menggunakan masker dalam berkegiatan,
karena banyak orang-orang tuh takut 18% informan menjawab sering, 7% informan
di vaksin pada masa saat ini mba”. lainnya menjawab kadang-kadang. Berdasarkan
(Aktivis,PI33,TKPA22) hasil survei berikutnya yang ditujukan pada

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 57


kelompok orang tua diketahui bahwa sebagian masing-masing 71,4% menyetujui bahwa anak
besar orang tua baik di desa dan di kota, perlu memperoleh vaksin.

KESEDIAAN ANAK UNTUK DIVAKSIN

79,5%
69,8%

30,2%
20,5%

Tidak bersedia Bersedia

Desa Kelurahan

Gambar 40: Kesediaan Anak untuk Divaksin


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 - Survei Anak

71,4% 71,4%

22,9%
16,7%
11,9%
5,7%

Ya, Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu

Desa Kelurahan

Gambar 41: Pendapat Orang Tua tentang Vaksin untuk Pencegahan COVID-19 bagi Anak
Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 - Survei Orang Tua

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 58


Upaya penerapan protokol kesehatan dan dalam penyelenggaraan perlindungan anak,
penerapan pembatasan sosial berskala mikro camat dan kepala desa/lurah, serta kepala
(PSBM) sebagai pencegahan COVID-19 adalah seksi/urusan kesejahteraan di kecamatan dan
hal yang tidak mudah untuk masyarakat baik desa/kelurahan. Kemudian ada yang dikenal
di desa dan kelurahan. Perubahan perilaku dan dengan sebutan aktivis PATBM. Aktivis PATBM
pembentukan kebiasan baru sebagai sebuah di desa/kelurahan adalah orang-orang yang
norma menuntut kedisplinan yang tinggi memiliki kepedulian terhadap isu perlindungan
dari pemerintah dan masyarakat. Berikut anak serta secara sukarela menyatakan
adalah rangkuman langkah-langkah dari hasil kesediaan untuk menjadi tim kerja yang aktif
wawawacara dan FGD atas penerapan sejumlah menggerakan PATBM. Di samping itu, di antara
aturan tersebut. aktivis tersebut diharapkan ada yang memiliki
1. Anak laki-laki dan anak perempuan kemampuan untuk merumuskan rencana dan
menerima informasi yang sama tentang mengelola sumberdaya yang diperlukan untuk
protokol kesehatan dan vaksin COVID-19. pelaksanaan kegiatan perlindungan anak,
Proses sosialisasi dilakukan oleh tim PATBM termasuk mempengaruhi orang-orang untuk
bekerjasama dengan puskesmas. berpartisipasi aktif dalam promosi hak anak,
2. Menurut sebagian besar Informan, tim mencegah kekerasan, membantu mengarahkan
PATBM lebih mudah bekerja dalam penanganan secara tepat, mengelola data
pencegahan COVID-19 karena sesuai dan informasi, serta melakukan monitoring
dengan tugas dan fungsinya. evaluasi kegiatan. Mereka dapat berasal dari
3. Desa/kelurahan menghimbau keluarga- aktivis organisasi/lembaga kemasyarakatan dan
keluarga untuk tidak menginjinkan anak lembaga agama yang ada, termasuk organisasi
bermain di luar rumah secara berkelompok remaja dan kepemudaan, atau warga lainnya.
tanpa menggunakan masker. Aktivis pada pelaksanaan PATBM di lapangan
4. Jika ada pelanggaran maka, berikut adalah dapat dibantu oleh fasilitator dan pendamping.
contoh sangsi pelanggaraan protokol
kesehatan. Fasilitator pengembangan PATBM adalah
• Jika pelanggaran terus terjadi maka kami sesorang relawan yang peduli terhadap
akan memberikan surat teguran agar isu perlindungan anak dan bersedia diberi
masyarakat patuh menerapkan protokol tugas oleh DP3A di kabupaten/kota untuk
kesehatan. Kelurahan dan desa tidak membantu dalam mengembangkan PATBM di
henti-hentinya melakukan sosialisasi desa/kelurahan serta membantu menggalang
dan tanggap jika ada anak dan keluarga dukungan dari berbagai pihak. Pendamping
terkena COVID-19. Bersama dengan program di tingkat provinsi (selanjutnya
puskemas kami menindaklanjuti laporan disebut pendamping) adalah seseorang yang
dari warga dan melakukan pemeriksaan. berasal dari pusat studi wanita (atau pusat/unit
• Penerapkan sanksi sosial dengan kajian perempuan/gender/anak) atau lembaga
olahraga push up, membersihkan rumput swadaya masyarakat yang bergerak dalam
liar, dan membersihkan halaman. perlindungan anak yang bersedia diberi tugas
• Dendanya Rp100.000 sudah membantu DP3A provinsi dalam mendorong
diberlakukan Denpasar, Bali. dan memfasilitasi pemerintah kabupaten/kota
• Membacakan Pancasila tanpa teks. mengembangkan PATBM. Namun sayangnya
jumlah fasilitator dan pendamping terlatih
ini pada kenyataanya tiap tahun berkurang
2.4. Sumber Daya Manusia (SDM) jumlahnya dan setidaknya dapat memengaruhi
aktivitas pendampingan yang dilakukan.
Sumber daya manusia yang menggerakan Dalam kajian ini lebih terfokus pada aktivis
pengembangan PATBM di daerah hingga PATBM meskipun di beberapa wilayah seperti
desa/kelurahan terdiri dari perwakilan terdapat fasilitator provinsi Bali dan Sulawesi
instansi pemerintah /DP3A provinsi dan Tengah yang masih aktif dan menjadi informan.
kabupaten/kota yang bertanggung jawab Pertimbangan lainnya adalah bahwa sebagian

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 59


besar pengguna panduan PATBM pada Masa cenderung lebih banyak dibanding di kelurahan
Pandemi COVID-19 adalah aktivis/kader yakni sebesar 24,70%. Sedangkan di kelurahan,
PATBM. Dengan demikian uraian selanjutnya lebih banyak informan PATBM yang berusia
akan menampilkan banyak data terkait informan di atas 50 tahun, yakni sebesar 30,60%. Dari
yang berasal dari kelompok aktivis/kader. hasil survei yang diikuti oleh 153 aktivis/kader
dari 14 kota/kabupaten dapat disimpulkan
Berdasarkan survei yang dilakukan, diketahui sesuai hasil survei, aktivis/kader usia muda
dari sisi usia aktivis/kader PATBM yang dan produktif lebih banyak berada di desa
mengikuti survei dimulai pada usia kurang 30 ketimbang aktivis/kader berusia lebih dari 50
tahun dan lebih dari 50 tahun. Aktivis/kader tahun berada di kelurahan.
PATBM di desa yang berusia di bawah 30 tahun

30,60%
26,40%
24,70%

16,00% 17,30% 17,30%


13,60%
11,10% 12,50% 11,10%
9,70% 9,70%

< 30 tahun 30-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 46-50 tahun > 50 tahun

Desa Kelurahan

Gambar 42: Usia Aktivis/Kader PATBM yang Mengikuti Survei


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 - Survei aktivis/kader PATBM (2021)

Selanjutnya, aktivis/kader PATBM yang yang memang yang tergabung yang pernah
mengikuti survei ini kurang lebih telah tergabung namun sekarang hanya 11 orang.
bergabung sebagai tim PATBM sejak satu 11 orang itu dibagi lagi mana ya Mana yang
hingga tiga tahun lalu setelah mendapatkan tidak aktif itu palingan hanya 5-6 orang”.
pelatihan PATBM yang diselenggarakan oleh (Aktivis, PKPO17)
DP3A atau Kemen PPPA di berbagai wilayah.
Diketahui bahwa sudah ratusan lebih aktivis/
“Jadi begini, semenjak saat kami ikut kader yang terlatih pada tahun 2016 hingga
Jambore di Jakarta, dua tahun lalu di 2019 di 14 wilayah kajian PATBM. Namun
Ancol. Kami harus pastikan PATBM ini tidak semuanya masih hadir dan aktif dalam
apapun harus jalan, termasuk sekarang. melaksanakan kegiatan PATBM. Sebagai contoh
(Aktivis, PKP011) di beberapa wilayah kajian PATBM jumlah
aktivis/kader yang aktif diperkirakan antara
“Kalau dihitung yang tidak aktif, aktif itu 3-6 orang. Pada pelaksanaan kajian cepat ini
lebih banyak kan yang tidak aktif. Kalau tidak diperoleh total data jumlah aktivis/kader
dilihat dari tahun 2016 itu ada sekitar 23 ya terlatih yang dimiliki setiap provinsi.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 60


“Jumlah aktivis yang ada di provinsi Bengkulu aktif itu cuma ada di 4 Kabupaten Bengkulu
sudah kita latih, setiap kabupaten ada 40, 40 Selatan, Seluma dan Bengkulu Utara, Rejang
kali 8 karena 2 Kabupaten atau belum kita Lebong. Ada kegiatan mereka membagi-bagikan
laksanakan belum terlaksana. Jadi ada aktivis masker, mereka mengunjungi, apa namanya itu,
yang yang aktif dari sekian banyak itu 40 kali keluarga yang berdampak COVID”.
8 Kabupaten. Tetapi di masa pandemi ini yang (SKPDProvinsi, PLDKP6).

RENTANG WAKTU MENAJDI AKTIVIS PATBM

28% 28%
23% 24% 25%

19% 17%
15%
11%

7%
3%
0%

1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun

Desa Kelurahan

Gambar 43: Rentang Waktu Menjadi Aktivis PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 –Survei aktivis/kader PATBM

Karakteristik PATBM dapat dilihat dari potret sekarang COVID-19, gak tahu kapan.
komitmen waktu menjadi aktivis/kader tim Kita-kita aja yang ngajarin.”
PATBM baik desa atau kota. Pola di atas juga (Aktivis, SKTP22)
memberikan gambaran perjalanan kegiatan
PATBM di desa atau kelurahan dan rentang Komitmen untuk terus berupaya melatih
waktu aktivis/kader melakukan implementasi aktivis/kader yang lebih muda diupayakan oleh
PATBM setelah mendapatkan pelatihan atau aktivis/kader yang lebih lama agar perlindungan
pembekalan. Untuk pola rentang waktu lebih anak tetap bisa diimplementasikan di desa/
dari lima tahun berasal dari desa atau kota yang kelurahan. Para aktivis/kader yang lama
merupakan angkatan pertama yang mengikuti pada masa COVID-19 menyadari bahwa
pelatihan PATBM di tahun 2016. Keberagaman proses regenerasi berjalan lambat sehingga
rentang waktu aktivis berpengaruh pada cara saat pandemi COVID-19 terjadi, jumlah
dan sikap dari aktivis/kader dalam merespons aktivis/kader muda yang siap di lapangan
dinamika pelaksanaan PATBM termasuk pada sangat terbatas dan beberapa wilayah justru
masa pandemi COVID-19. kehilangan anggota tim PATBM yang bersedia
untuk implementasi di RT, RW, banjar, kampung
“Ya begini, bervariasi ya mbak..... Ada yang dan desa. Sementara aktivis/kader yang
anggota baru dan ada yang sudah lebih dua berusia 50 tahun ke atas jelas sudah memiliki
tahun. Bermacam-macam variasinya. Nah faktor risiko atau lebih rentan tertular virus
yang baru ini blom ada upaya pelatihan COVID-19.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 61


Upaya penambahan jumlahnya aktivis/kader selama ini sudah menerapkan Progas.
pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota tidak Karena selama ini kader-kades ini juga
dapat dilakukan pada masa pandemi COVID-19 didampingi oleh aparat kecamatan, aparat
karena semua level pemerintahan melakukan kelurahan, kadisetra, selain memberikan
refocusing anggaran penanggulangan COVID-19 pendampingan kader-kader ini juga
dan tidak memungkinkan menambah aktivis/ memberikan contoh bagaimana cara
kader dalam waktu cepat. Seleksi aktivis/kader memutuskan mata rantai dari penyebaran
juga menjadi catatan penting dalam penentuan COVID-19”.
tim PATBM di suatu desa dan kelurahan. (SKPDKota,PMPLK03)
Kepala desa, kelurahan dan DP3A Provinsi
dan Kabupaten juga tidak memiliki gambaran Dalam pembahasan SDM, tentunya akan
detail tentang pelaksanaan kegiatan penguatan dilihat pula strategi atau upaya peningkatan
kapasitas ini sehingga kesulitan untuk melihat kapasitas para aktivis PATBM. Seperti
progres/hasil capaian pada masa pandemi yang telah disampaikan sebelumnya, masa
COVID-19. Belum ada sistem dokumentasi pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya
dan informasi yang cukup memadai mengenai pengalihan berbagai anggaran di pemerintah
pengembangan SDM. Di tingkat aktivis/kader yang salah satunya juga berimplikasi pada
juga perlu dilihat penguasaan akan kerangka berbagai kegiatan PATBM di daerah. Namun
kerja PATBM termasuk panduan COVID-19 demikian sebagian besar desa dan kelurahan
itu sendiri. Sebagian besar DP3A provinsi, tetap menyelenggarakan upaya peningkatan
kota/kabupaten mendorong agar tim PATBM kapasitas, diskusi atau distribusi informasi
bekerja sama dengan jejaring lainnya sehingga baik virtual atau tatap muka dengan protokol
implementasi kegiatan PATBM dapat terus kesehatan tentang panduan PATBM pada masa
berjalan karena menempel atau melebur COVID-19. Beberapa daerah lokasi PATBM,
dengan kerja-kerja kelompok masyarakat terutama di pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatera,
lainnya. pelatihan umumnya difasilitasi oleh DP3A
Provinsi atau Kabupaten/Kota, LSM Nasional
“Selama ini karena PATBM ini tidak seperti WVI dan dari pihak aparat kelurahan/
berdiri sendiri karena ada dari kelurahan, desa atau sesama aktivis/kader sendiri. Berikut
kecamatan, dll, itu tentunya sudah sangat hasil survei yang menunjukkan partisipasi
menjaga protokol kesehatan. Jadi dari dalam pelatihan PATBM pada masa COVID-19
penanganan kasus-kasus dari kader-kader bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

87,7%
79,2%

16,7%
12,3%
4,2%
0,0%

Ya, sudah Tidak tahu Belum tahu

Desa Kelurahan

Gambar 44: Partisipasi dalam pelatihan PATBM pada masa COVID-19


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 Survei Aktivis/Kader PATBM

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 62


Untuk mengetahui komitmen aktivis/kader mengabdi pada fungsi sosial kemasyarakatan.
PATBM dalam penanggulangan COVID-19 dapat Keterbatasan warga yang bersedia bergabung,
dilihat juga dari partisipasi mereka menjadi membuat aktivis/kader PATBM tidak bisa
anggota gugus tugas COVID-19 di masyarakat. menolak panggilan kemanusiaan untuk
Sebagian besar informan dalam kajian cepat ini bergabung ke dalam gugus tugas COVID-19. Hal
menyatakan bahwa mereka aktif berpartisipasi ini dapat terlihat pada hasil survei di bawah ini.
dan bahkan sebagai anggota gugus tugas di Keterlibatan aktivis/kader dalam gugus tugas
tingkat desa, kelurahan, banjar, dan kampung adalah untuk membantu pencegahan, sosialisasi
secara otomatis. Apapun namanya, peran protokol kesehatan, adaptasi kebiasaan
serta masyarakat adalah sebuah integrasi, baru dan membantu puskemas menjelaskan
sebuah pilihan dan kerelaan untuk bekerja dan pentingnya vaksin.

44,4%

33,3% 30,6% 34,6%


29,6%

20,8%

4,2%
2,5%

Terlibat aktif Tidak terlibat Menjadi anggota Tidak tahu

Desa Kelurahan

Gambar 45: Keterlibatan Tim PATBM dalam Gugus Tugas


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 Survei aktivis/kader PATBM

“Selama melaksanakan kegiatan-kegiatan melakukan dengan senang hati tapi kita


jujur di masa pandemi ini kasus-kasus juga memahami, mereka sebagai ini juga
kekerasan terhadap anak banyak, biasanya ya minimal ya tadi alat-alat bantulah buat
dari aktivis itu kalau ada masalah yang merek dalam melaksanakan tugas-tugas
mereka butuh bantuan seperti itu mereka yang mulia ini Bu”.
akan menghubungi saya atau dari (Aktivis,PLKP05)
kabupaten atau dari Dinas Pemberdayaan
perempuan kabupaten, kita mendampingi
seperti itu, tapi terkait APD paling masker, 2.5. Logistik dan Perlengkapan
hanya pakai masker kalau yang lain-
lainnya tidak Bu”. Pada bagian ini akan dibahas tentang
(SKPD Provinsi,PLKP11,PM03) perlengkapan dan logistik pandemi COVID-19
yang dibutuhkan oleh tim PATBM baik di desa
“Di wilayah di wilayah Jakarta Utara itu dan kelurahan. Perlengkapan adalah komponen
kadang-kadang terdampak banjir, karena yang penting untuk mendukung pelaksanaan
rob laut. Itu mereka juga pada saat yang kegiatan PATBM baik pada tataran anak-anak,
ada di daerah apalagi di Penjaringan, pada orang tua maupun aktivis PATBM sendiri.
satu bagi bantuan, mereka sebenarnya

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 63


Metode belajar anak di masa pandemi COVID-19 63%

Sarana penanganan anak terpapar/tertular COVID-19 25%


Pola asuh anak di masa pandemi COVID-19 55%
Perawatan, dukungan dan pengobatan pada anak yang
terpapar COVID-19 termasuk vaksin COVID-19 19%
Pencegahan kekerasan pada anak di
52%
masa pandemi COVID-19
Membuat jadwal atau agenda kegiatan PATBM di 25%
masa pandemi COVID-19
Pembagian Sembako 16%
Mengajak anak terlibat dalam kegiatan informasi
belajar dan bermain
21%

Informasi tentang teknologi pemanfaatan digital 18%


Cara memberi dukungan psikologis/psikososial
(misalnya: semangat/motivasi pada anak)
30%

Gambar 46: Tema Kegiatan PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 - Survei Aktivis/kader PATBM

Dari hasil pilihan tema oleh informan di atas, 4) Buku Catatan Harian PATBM. Sebagian
tim PATBM dapat menyiapkan logistik dan besar aktivis/kader menggunakan buku
peralatan yang diperlukan terdiri dari, harian PATBM yang diformat secara
1) Alat Perlindungan Diri (ADP). Alat sederhana untuk menuliskan keterangan
perlindungan diri digunakan untuk kegiatan yang sedang dilaksanakan seperti
penyuluhan dan penjangkuan masyarakat pendampingan, sosialisi, pendampingan
sesuai tuntutan pada informasi gambar 46 kasus, dan pertemuan koodinasi. Buku
yaitu perawatan, dukungan dan pengobatan, catatan harian aktivis/kader bersifat
bimbingan belajar. Paket perlengkapan sangat cair atau cenderung tidak teratur.
standar yaitu: 1) Alat ukur suhu, 2) Masker, Sebagai kecil sudah menggunakan sistim
3) Hand Sanitizer 4) Face Shield. komputer dengan memindahkan catatan
2) Alat vital lainnya yang diperlukan mengingat dan dokumentasi kegiatan ke dalam format
bahwa di 14 kota/kabupaten kajian cepat ini Word di komputer untuk dilaporkan lebih
rawan bencana, maka periode bencana, dapat lanjut. Pendokumentasian dan pelaporan ini
menambah alat perlindungan diri seperti jas tidak seragam di 14 wilayah kajian PATBM
dan sepatu boat. ADP ini perlengkapan paling dan sangat bergantung pada kedisplinan
minimal di wilayah yang rawan bencana. tim dalam pengelolaan kegiatan harian.
3) Peralatan Organisasi Dokumen Program Lemahnya monitoring dan bimbingan teknis
Kerja atau Rencana Tindak Lanjut. Dokumen ke tim PATBM dapat dikatakan menjadi
yang dimiliki sebagian besar aktivis adalah unsur yang memengaruhi secara tidak
SK, rencana kegiatan, dan buku laporan langsung tim tidak mengerjakan laporan
keuangan sederhana. Penyajian data untuk harian kegiatan PATBM.
laporan juga dilakukan secara berkala setiap 5) Sekretariat PATBM. Lokasi/tempat yang
tiga bulan disertai dengan dokumentasi foto digunakan sebagai sekreatriat PATBM
kegiatan. Pada masa COVID-19 pelaporan sangat beragam dimulai dari balai RW,
dilakukan melalui WAG. kantor kepala desa hingga rumah ketua

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 64


aktivis/Kader PATBM. Beberapa Ketua semua terfasilitasi oleh layanan internet,
aktivis/kader PATBM menggunakan komputer/laptop dan HP. Sebagian aktivis/
rumahnya sebagai sekreatriat PATBM kader menggunakan milik pribadi dan
dan memfasilitasi tim dengan peralatan untuk kasus khusus mendapatkan bantuan
sekretariat seperti printer, laptop, dan fasilitas dari DP3A provisi, kota/kabupaten
alat tulis untuk mendukung kegiatan. atau dari kelurahan/desa setempat.
Biaya operasional sekretariat ini masih
ditanggung oleh ketua PATBM dan dana 2.6. Partisipasi dan Penggerakan
partisipasi masyarakat. Sebagian besar Masyarakat
lainnya telah menggunakan fasilitas kantor
lurah/kepala desa yaitu ruang sekretariat Partisipasi dan penggerakan masyarakat
dan berbagi dengan kelompok organisasi diarahkan untuk meningkatkan pemanfaatan
kemasyarakatan lainnya. layanan PATBM oleh anak-anak, keluarga-
6) Spanduk atau papan nama PATBM yang keluarga atau masyarakat secara meluas. Untuk
diletakkan di depan kantor lurah atau itu upaya pengerakannya harus dimulai dengan
kepala desa. Beberapa berwujud papan kegiatan-kegiatan promosi secara meluas
nama atau spanduk yang membentang sehingga mampu membangun pandangan
untuk menginformasikan bahwa desa atau positif untuk layanan PATBM dan dirasakan
kelurahan sudah ada gerakan PATBM. sebagai kebutuhan bagi masyarakat. Partisipasi
7) Sepeda Motor aktivis/kader PATBM. masyarakat pada masa pandemi COVID-19
Selama pandemi COVID-19, sepeda motor sangat terbatas dan hampir satu tahun lebih
milik pribadi aktivis/kader menjadi alat kegiatan tidak dilakukan secara masif baik
transportasi yang paling sering digunakan di desa dan kelurahan. Pada bagian ini akan
terutama untuk penanganan kasus dipaparkan hasil survei PATBM pada anak dan
kekerasan yang memerlukan mobilitas ke orang tua selama masa pandemi COVID-19.
lokasi layanan dan pengambilan peralatan Namun, untuk menggali lebih lanjut bagaimana
logistik. Selama menggunakan sepeda upaya aktivis PATBM menggerakkan masyarakat
motor, aktivis/kader mengupayakan tidak perlu mengetahui berbagai aktivitas yang
berboncengan dengan orang lain apalagi dilakukan anak selama pandemi COVID-19.
yang bukan dari satu keluarga. Perubahan yang paling terlihat adalah lebih
8) Jaringan Internet dan laptop/komputer. banyaknya aktivitas anak dan orang tua di dalam
Selama masa pandemi COVID-19, muncul rumah termasuk berpindahnya proses belajar
kebutuhan akan jaringan komunikasi di sekolah ke rumah seperti yang terlihat dalam
sementara aktivis/kader PATBM tidak gambar di bawah ini:

92,3% 97,7%

7,7% 2,3%
0,0% 0,0%

Desa Kelurahan

Rumah Sekolah Lainnya (pusat Wifi di kantor desa/Kelurahan)

Gambar 47: Tempat Belajar pada Masa Pandemi COVID-19


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 - Survei Anak

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 65


Dari informasi yang dikumpulkan baik FGD dan “PATBM meminta kepada guru, kalau
survei, anak-anak menghabiskan waktu belajar ada teman-teman kita yang kesulitan
di rumah dalam keterbatasan. Sejumlah 87% dalam belajar, PATBM membantu anak
anak baik di kelurahan dan desa tinggal di rumah tersebut….. “.
dan berbagi dengan anggota keluarga lainya (FGDAnak, KMAPI03)
untuk mendapatkan akses internat ataupun
meja/tempat/ruang belajar. Bantuan pemerintah “Di huntara, belajar harus siang karena ada
untuk kuota belajar seringkali tidak didukung pemadaman listrik bergantian di malam hari”
oleh sistim jaringan yang baik, sehingga anak- (FGDAnakT, KMAPI08)
anak dalam jumlah terbatas biasanya terdiri dari
tiga hingga lima orang berkumpul dan belajar Berdasarkan hasil survei yang ditujukan
bersama. Anak-anak juga mengatakan bahwa pada kelompok orang tua, 83,3% informan di
ada satu hingga dua orang dari tim PATBM desa menyatakan mengetahui atau pernah
mendampingi belajar bergantian. mendengar tentang kegiatan PATBM di masa
pandemi COVID-19 dan hanya 65,7% informan
di kelurahan juga mengetahui kegiatan PATBM
pada masa pendemi COVID-19.

83,3%

65,7%

34,3%

16,7%

Ya, Mengetahui Tidak

Desa Kelurahan

Gambar 48: Orang Tua Mengetahui Pelaksanaan PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 - Survei Orang Tua

Selain mengetahui pelaksanaan PATBM, tampak bahwa orang tua dari desa lebih aktif
sebagian besar orang tua juga pernah mengikuti mengikuti kegiatan PATBM ketimbang orang
kegiatan PATBM yang diselenggarakan pada tua dari kelurahan.
masa pandemi COVID-19. Berdasarkan hasil ini,

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 66


73,8%

51,4%
48,6%
26,2%

Ya, Pernah Tidak, Pernah

Desa Kelurahan

Gambar 49: Orang Tua Mengikuti Kegiatan PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Orang Tua

Menurut sebagian narasumber FGD orang tua dukungan program terutama dana, maka
dari desa, kegiatan PATBM menjadi salah satu PATBM akan sangat membantu anak-anak
kegiatan perlindungan untuk anak yang masih dan kita tetap optimis melaksanakan PATBM”.
berlangsung, aktivis/kadernya mudah diakses (Aktivis, PMST04)
atau dijumpai dan bermanfaat. Komitmen tim
aktivis/kader tim PATBM dalam keterbatasan Dari sisi keorganisasian, anggota PATBM
jumlah anggota baik desa atau kota masih berasal dari lingkungan setempat dan syarat
berupaya menunjukan pola yang positif untuk yang diterapkan adalah bekerja secara sukarela,
bertahan dan terus mengembangkan PATBM di berkomitmen pada perlindungan anak, dan aktif
wilayah masing-masing. berorganisasi. Hasil survei anggota keluarga
yang memantau dan terlibat dalam kegiatan
“Selama ini komitmen kami masih bagus, PATBM s adalah ibu 34%, anak sendiri 23%,
peran masih diperlukan. Jika nanti ada ayah 22%, dan anggota keluarga 18%.

Ayah 22%

Ibu 34%

Kedua Orang Tua 12%

Kakek 3%

Nenek 1%
Anak sendiri 23%
Anggota keluarga lainnya 18%
Tidak ada 10%

Gambar 50: Anggota Keluarga yang Aktif PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021 Survei Orang Tua

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 67


Selain membuat kegiatan PATBM untuk anak di tersampaikan termasuk mengupayakan agar
masa pandemi COVID-19, aktivis/kader PATBM tidak terjadi tindak kekerasan oleh orang tua
juga memelihara kontak dan berkomunikasi atau orang dewasa kepada anak-anak.
dengan orang tua agar pesan PATBM tetap

7,8%
Tidak Tahu
Tidak Pernah

20,8% Ya Pernah

Gambar 51: Komunikasi


aktivis/kader dengan
71,4%
Orang Tua
Sumber: Hasil Survei
Orang Tua (2021)

Informasi yang disampaikan Tim PATBM di di bawah diperoleh informasi bahwa tim PATBM
antaranya menjelaskan tentang protokol membantu dan mendampingi orang tua dalam
kesehatan dan cara mendampingi proses memfasilitasi proses belajar anak dengan baik
belajar anak dengan baik (termasuk dengan dan penggunan pembelajaran daring seperti
perangkat pembelajaran daring seperti laptop, laptop, HP, atau aplikasi belajar.
HP, atau aplikasi belajar lainnya). Dalam grafik

85,7%
83,3%

7,1% 5,7% 9,5% 8,6%

Ya, Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu

Desa Kelurahan

Gambar 52: PATBM Membantu Orang Tua dalam Pendampingan Belajar dan Metode Daring
Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Orang Tua

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 68


Menurut informan orang tua, aktivis/ belajar secara daring. Pemilihan tema
kader PATBM membantu pembelajaran pendampingan juga merupakan permintaan
dengan menggunakan sosial media. Proses orang tua yang dituntut dalam situasi ini untuk
pendampingan ini menjadi penting mengingat mulai mengetahui terknologi dan meningkatkan
peran orang tua untuk mendampingi anak keterampilan diri.

Ya, saya bersedia untuk melaporkan ke satgas 0,0%


COVID-19 di desa/kelurahan 2,9%
Ya, saya bersedia merujuk ke layanan bantuan
19,0% 11,4%
untuk pengasuhan

Ya, saya bersedia untuk melaporkan ke Puskesmas 26,2% 17,1%

Ya, saya bersedia berkoordinasi dengan Tim PATBM 31,0% 34,3%

Ya, saya bersedia merawat dan mengasuh anak


19,0% 25,7%
orang tersebut untuk sementara
4,8%
Tidak, karena saya masih memiliki 8,6%
banyak keperluan lain

Desa Kelurahan

Gambar 53: Respons Orang Tua Dalam Hal Memberikan Bantuan Pengasuhan Alternatif di Masa Pandemi COVID-19
Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei Orang Tua

Satu penanganan yang membutuhan bantuan dan membutuhkan pengasuhan alternatif diduga
orang tua adalah pengasuhan alternatif kepada akan meningkat, baik selama berlangsungnya
anak dengan orang tua yang sedang terkena krisis, di mana tindakan karantina dapat
COVID-19. Jumlah anak yang berisiko terpisah membuat anak terpisah dari keluarganya,
dan membutuhkan pengasuhan alternatif diduga maupun dampak sosio-ekonomi jangka panjang
akan meningkat, baik selama berlangsungnya dari krisis COVID-19 atas kapasitas keluarga
krisis, di mana tindakan karantina dapat dalam mengasuh. Jumlah anak yang berisiko
membuat anak terpisah dari keluarganya, terpisah dan membutuhkan pengasuhan
maupun dampak sosio-ekonomi jangka panjang alternatif diduga akan meningkat, baik selama
dari krisis COVID-19 atas kapasitas keluarga berlangsungnya krisis, di mana tindakan
dalam mengasuh. Jumlah anak yang berisiko karantina dapat membuat anak terpisah dari
terpisah dan membutuhkan pengasuhan keluarganya, maupun dampak sosio-ekonomi
alternatif diduga akan meningkat, baik selama jangka panjang dari krisis COVID-19 atas
berlangsungnya krisis, di mana tindakan kapasitas keluarga dalam mengasuh.Para
karantina dapat membuat anak terpisah dari narasumber orangtua menyebutkan dalam FGD
keluarganya, maupun dampak sosio-ekonomi bahwa PATBM sangat dapat diterima oleh warga
jangka panjang dari krisis COVID-19 atas dan anak-anak. Sebagian besar responden
kapasitas keluarga dalam mengasuh. Lebih lanjut mengenal para aktivis/kader yang mendampingi
adalah respons orang tua berkaitan dengan anak-anak dalam belajar, diskusi, dan bahkan
bantuan bagi berlangsungnya pengasuhan edukasi tentang protokol kesehatan untuk
alternatif. Jumlah anak yang berisiko terpisah pencegahan COVID-19. Menurut sebagian

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 69


besar narasumber masalah utama anak sekarang Tata kelola partisipasi masyarakat pada
adalah ketidakseimbangan psikologis, karena bagian akhir ini ditutup dengan hasil pilihan
situasi pandemi, kekerasan yang dilakukan dari aktivis/kader PATBM terkait dengan
oleh anak lain di sekitar tempat tinggal, dan pembenahan organisasi dan peningkatan
penyalahgunaan narkoba. Stres dan trauma kapasitas tim PATBM selama pandemi
akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan COVID-19. Dapat disimpulkan berdasarkan
perlu mendapat perhatian khusus agar anak hasil survei, tim PATBM dari 14 kota/
dapat melepaskan stres akibat pandemi dan kabupaten memilih cara pembenahan dengan
kembali sehat secara mental. 54% memperluas sosialisasi tenaga PATBM agar
lebih dikenal termasuk kerja kemitraan dengan
“Saya sangat mendukung jika anak aktif gugus tugas, memperoleh dana secara rutin
di PATBM, dan saya juga akan mengajak 37%, dan 36% memiinta dukungan yang lebih
warga karena programnya bagus dan positf besar dari aparat desa/kelurahan dan tokoh
terutama untuk perlindungan anak. masyarakat. Dengan demikian
(FGDOrangtua, PNMAB3).

Memperbanyak kegiatan alternatif yang


dilakukan PATBM selama pandemi COVID-19
13%

Memperoleh pendanaan dari desa/kelurahan 37%


secara rutin

Melengkapi Perlengkapan PATBM dalam 22%


pandemi COVID-19
Meminta dukungan yang lebih besar dari
36%
perangkat desa/tokoh masyarakat

Memperluas sosialisasi tentang PATBM 54%


termasuk ke gugus tugas

Memperbaiki pengelolaan PATBM 35%

Merekrut lebih banyak aktivis yang terlibat 29%


dalam penanganan pandemi COVID-19

Gambar 54: Pembenahan PATBM


Sumber: Hasil Kajian PATBM 2021- Survei aktivis/kader PATBM

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 70


BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 Kesimpulan berjalan dikarenakan tetap hadirnya para


aktivis PATBM yang didukung pemerintah
Gambaran singkat tentang pelaksanaan desa/kelurahan. Umumnya pemerintah desa/
dan penerapan panduan PATBM pada masa kelurahan sebelum COVID-19 sebagian besar
COVID-19 di desa/kelurahan di 14 provinsi telah mengeluarkan regulasi pembentukan tim
dalam kajian cepat beserta praktik baik yang PATBM dan secara struktur PATBM sebelum
telah dilakukan oleh para aktivis/kader, pada dan pada masa pandemi COVID-19 tidak
dasarnya dapat dijadikan dasar bagi pemerintah mengalami perubahan secara substansi.
pusat, provinsi dan kota/kabupaten berserta
LSM terkait untuk merumuskan upaya-upaya b. Sumber Daya Manusia
untuk memperkuat PATBM bagi anak di masa Sumber daya manusia (SDM) dalam
adaptasi kebiasaan baru (AKB), dengan tetap pelaksanaan PATBM idealnya adalah seluruh
memerhatikan protokol pencegahan penularan individu yang sejak awal masuk dalam
COVID-19 bagi aktivis/kader atau tim PATBM. tim PATBM sejak awal PATBM dibentuk.
Berikut adalah bentuk-bentuk penguatan Berdasarkan pedoman PATBM, SDM yang dapat
PATBM yang bisa dilakukan pada masa AKB. berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan PATBM
adalah pemerintah daerah, khususnya DP3A
a.Tata Kelola kabupaten/kota, pemerintah desa/kelurahan,
Tata Kelola PATBM di masa pandemi COVID-19 fasilitator (terdiri dari perguruan tinggi dan
mengacu pada komponen utama PATBM lembaga/komunitas pemerhati anak) dan aktivis
dan berfokus pada manajemen dan regulasi. PATBM sebagai aktor utama di lokasi PATBM.
Enam komponen PATBM pada dasarnya harus Terdapat beberapa peran yang belum maksimal
dilakukan secara bersinergi seluruh aktor hadir sebagai tim PATBM yakni Perguruan
PATBM dari tingkat pusat hingga tingkat Tinggi, dalam hal ini perwakilan dari Pusat
pemerintahan desa/kelurahan. Berdasarkan Studi Wanita (PSW)/Pusat Studi Gender (PSG)
hasil kajian cepat, diketahui bahwa seluruh yang memiliki peran sebagai fasilitator PATBM.
aktor pelaksana PATBM telah melakukan Pada awal pelaksanaan PATBM sesungguhnya
peran-perannya sesuai dengan kewenangannya perguruan tinggi memiliki peran strategis
masing-masing. Tampak terlihat bahwa sebagai pendamping /fasilitator kegiatan.
pemerintah desa/kelurahan lah yang memiliki Beberapa fasilitator yang masih tampak aktif
peran yang signifikan dalam mengelola dan lebih banyak yang berlatar belakang dari
menyusun regulasi pelaksanaan PATBM di komunitas/lembaga pemerhati anak. Dalam
daerahnya. Regulasi di tingkat pusat telah masa pandemi COVID-19 di hampir semua
tersedia seiring dengan adanya berbagai lokasi PATBM dalam kajian, tampaknya
kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemen PPPA pemerintah desa/kelurahan dan aktivis PATBM
dan satgas COVID-19. Di level pemerintah lah yang sangat dominan memainkan perannya
daerah dalam hal ini provinsi dan kabuapaten/ di masyarakat.
kota tidak terlalu banyak memiliki inisiatif
dalam mengelola PATBM dikarenakan berbagai c. Pengelolaan Informasi
kendala teknis terutama penganggaran Pengelolaan informasi yang dilakukan
dikarenakan dan refocusing anggaran oleh sebagian besar aktivis PATBM belum
pemerintah ke penanganan COVID-19. Namun terstruktur, dalam arti belum memiliki
demikian pelaksanaan PATBM di masa pandemi sistem pencatatan kegiatan yang tersusun
COVID-19 di banyak lokasi PATBM tetap berdasarkan jenis kegiatan dan waktu kegiatan.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 71


Meskipun pendokumentasian sudah dilakukan yang diakibatkan oleh penerapan protokol
secara sederhana di dalam buku agenda dan kesehatan ini harus menjadi tanggung
melakukan update pada grup komunikasi jawab pemerintah termasuk kelurahan
internal seperti WAG dan facebook namun dan desa sebagai upaya untuk memastikan
sulit untuk dikelola dan dianalisis. Karena layanan esensial program pencegahan dan
belum sepenuhnya dapat dikelola melalui perlindungan anak dapat dipenuhi. Maksud
sistim pencatatan, maka kegiatan hasil PATBM dari pernyataan tersebut adalah sejumlah
belum dapat dimanfaatkan dalam pengambilan persiapan menghadapi pandemi dan penerapan
kebijakan di tingkat kelurahan/desa, kota/ protokol diperlukan oleh anak dan keluarga
kabupaten hingga provinsi. Sistem pencatatan mulai dari kuota internet untuk belajar anak,
belum terintegrasi dan cenderung terpisah- ADP, materi KIE, alur penanganan layanan
pisah sehingga sering kali tumpang tindih kesehatan dan mental, dan kebutuhan
pelaporan atau justru tidak adanya laporan dasar lainnya yang sejatinya harus menjadi
tertulis karena ketidaktahuan atau kurangnya tanggung jawab pemerintah. Pengaturan
informasi mengenai bentuk/format laporan protokol tersebut tertuang dalam panduan
yang harus digunakan. Penyesuaian sistem PATBM pada masa pandemi COVID-19 dan
pencatatan ini sekaligus bisa menjadi dasar sesuai dengan dokumen nasional tentang
untuk melakukan standarisasi pelaksaan penanganan COVID-19. Pada kajian cepat ini
pengelolaan informasi PATBM di masa depan. juga diperoleh hasil bahwa sebagian informan
mengalami kesulitan untuk mendapatkan
Selain pencatatan juga metode layanan sumber-sumber pembiayaan untuk mendukung
pengaduan atau pelaporan lain yang perlu operasional kegiatan PATBM. Baik sumber dari
dipertahankan di masa pandemi COVID-19 pemerintah, partisipasi masyarakat maupun
adalah penguatan jejaring PATBM dengan swasta. Sebagian besar aktivis/kader seringkali
lembaga, satgas PPA yang ada di kelurahan, melakukan kegiatan dengan biaya sendiri atau
desa atau aparat RT/RW di wilayah layanan. swadaya masyarakat atau mengintegrasikannya
Kerja sama dengan pihak-pihak ini akan sangat dengan kegiatan lainnya di lokasi PATBM.
efektif untuk pelaporan atau pengaduan karena
bisa direspons secara cepat. Dukungan yang e. Dukungan Perlengkapan/Logistik.
bersifat psikososial oleh tim PATBM pada kasus Kebutuhan perlengkapan/logistik kegiatan
kekerasan pada anak tetap bisa berjejaring PATBM pada masa pandemi COVID-19 otomatis
dengan lembaga penyedia layanan rujukan mengalami penambahan karena kewajiban
di tingkat kota atau kabupaten pada tahap untuk menerapkan protokol kesehatan
selanjutnya. Terkait dengan informasi kegiatan saat melaksanakan kegiatan di lapangan.
pendampingan dan bimbingan belajar kepada Perlengkapan standar sebelumnya berupa buku
anak belum diikuti dengan materi-materi agenda aktivis/kader, materi KIE perlindungan
yang spesifik sesuai dengan kebutuhan anak anak, dan kendaraan seperti motor tidak cukup
di wilayah. Untuk pengelolaan KIE, sebagian untuk mendukung kegiatan pada masa pandemi
besar belum memiliki tema peningkatan COVID-19 dan perlu ditambah dengan paket
kapasitas untuk anak dan paket informasi perlengkapan APD. Perlengkapan ADP terdiri
sesuai dengan kondisi anak di wilayah. dari masker, face shield, hand sanitizer, dan KIE
Misal adalah informasi penyuluhan tentang penyuluhan atau edukasi. Sebagian besar aktivis
pencegahan kekerasan di Huntara, materi membutuhkan dukungan APD dan KIE yang
pencegahan perkawinan anak sesuai dengan dapat digunakan untuk kegiatan penyuluhan
kondisi lokal dan materi penyuluhan tentang atau edukasi pencegahan COVID-19 pada anak-
pencegahan penggunaaan narkoba. anak dan keluarga.

d. Pembiayaan dan Sumber-sumber Ketersediaan media KIE dalam bentuk panduan


Pembiayaan PATBM tercetak (tidak dalam format elektronik) tidak
Pada masa pandemi COVID-19, pembiayaan tersedia sehingga sebagian besar aktivis/kader

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 72


dan bahkan pemerintah daerah memutuskan dan kelurahan. Berdasarkan kesimpulan kajian
untuk mendistribusikan KIE dalam bentuk PDF di atas dan pertimbangan tim peneliti, maka
atau infografis. Sementara beberapa wilayah beberapa rekomendasi diajukan sebagai berikut:
yang akses internet dan literasi masyarakatnya
masih relatif rendah, keberadaan panduan 1) Umum
atau bahan bacaan dalam bentuk cetak lebih a. Kementerian Perencanaan Pembangunan
memudahkan dalam penggunaannya. Untuk Nasional (PPN)/Bappenas :
tempat pertemuan dan akses komputer, • Mempertahankan strategi PATBM
aktivis/kader PATBM menggunakan fasilitas dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
dari kantor kelurahan/kantor desa secara tahun 2021, 2022 dan periode RKP
bergantian dengan organisasi masyarakat selanjutnya.
lainnya di wilayang masing-masing. Beberapa • Mengeluarkan regulasi yang
kantor desa/kelurahan sudah ada papan mendorong koordinasi perencanaan
nama PATBM pada halaman depan sehingga dan penganggaran yang lebih kuat
memudahkan masyarakat untuk mengakses antara Kementerian dan Lembaga dalam
dan bertemu dengan aktivis/kader PATBM. perencanaan dan penganggaran PATBM
Beberapa aktivis/kader juga secara sukarela di masa AKB sebagai bagian yang tidak
memberikan izin tempat tinggalnya sebagai terpisahkan untuk memperkuat layanan
sekretariat sementara. dari sektor sosial, kesehatan, dan hukum
bagi perlindungan anak di Indonesia.
f. Partisipasi Masyarakat • Perlu mengembangkan regulasi teknis
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang mampu mendorong Kementerian
PATBM sudah cukup baik, namun masih perlu dan Lembaga untuk merencanakan
ditingkatkan terutama keterlibatan anak, dan menganggarkan upaya-upaya
termasuk kelompok anak-anak disabilitas perlindungan anak di sektor kerja pada
dalam berbagai kegiatan PATBM dari mulai implementasi di desa/kelurahan.
perencanaan kegiatan hingga pelaksanaannya.
Pelaksanaan PATBM yang dilaksanakan secara b. Kementerian Pemberdayaan Perempuan
langsung perlu memperhatikan aturan dalam dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA)
AKB serta tetap memperhatikan protokol • Memperbaharui atau melakukan
kesehatan yang ketat agar bisa mengurangi penyesuaian atas panduan PATBM dalam
interaksi langsung yang cukup lama antara masa pandemi COVID-19 sesuai dengan
anak-anak, orangtua, masyarakat dengan hasil kajian dalam dokumen ini. Secara
aktivis/kader. rinci usulan perubahan dan penyesuaian
pedoman ada dalam lampiran kajian
cepat panduan PATBM pada masa
3.2 Rekomendasi pandemi COVID-19.
Kajian cepat pelaksanaan PATBM pada masa • Melakukan kajian terhadap dokumen
pandemi COVID-19 memberikan gambaran induk PATBM tahun 2016, modul dan
tentang peluang dan tantangan pelaksanaan menyusun petunjuk teknis tata kelola
PATBM dalam kondisi saat ini. Berdasarkan hasil PATBM sehingga bisa menjadi standar
kajian cepat, berbagai bahan pertimbangan bagi PATBM sesuai dengan kondisi terkini
penyesuaian panduan PATBM di masa pandemi berbagai wilayah. Pembaruan diperlukan
COVID-19 yang diterbitkan pada tahun 2020. bukan hanya pada panduan PATBM pada
Pembaharuan panduan PATBM pada masa masa pandemi COVID-19 saja melainkan
pandemi COVID-19 termasuk panduan PATBM juga panduan induk PATBM tahun
tahun 2016 yang menjadi panduan induk agar 2016 yang terdiri dari pedoman, modul
secara spesifik berangkat pada perspektif pelatihan, modul ToT, petunjuk teknis,
perlindungan anak dan menyesuaikan dengan panduan monitoring, dan buku kegiatan
situasi pola terkini dan praktik baik PATBM yang agar disesuaikan dengan kondisi dan
terlah terbukti diterima di masyarakat baik desa kebutuhan terkini.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 73


• Mengambang alur dan pendoman meningkatkan penganggaran dan
layanan rujukan akhir termasuk call pembiayaan bagi isu-isu perlindungan anak
centre untuk anak yang menjadi korban yang merupakan urusan wajib non layanan
kekerasan. dasar di daerah sesuai dengan kewenangan
• Menyelenggarakan kampanye nasional di daerah berdasarkan Undang-
pencegahan perkawianan anak di undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Indonesia. Pemerintahan Daerah.

c. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) g. LSM Nasional dan Organisasi


Perlu menyusun regulasi operasional Kemasyarakatan
untuk memperkuat urusan pemerintahan Lembaga Swadaya Masyarakat baik nasional
bidang perlindungan anak di kecamatan dan lokal, dan Organisasi Masyarakat dapat
dan kelurahan/desa sehingga dapat membantu pada peningkatan kapasitas,
mendukung aparat di kelurahan dan desa pendampingan masyarakat, dan membantu
dalam menerapkan regulasi operasional pendanaan serangkaian kegiatan PATBM.
PATBM diharapkan bisa memberikan arahan
penganggaran yang jelas sehingga akan h. Organisasi Profesi
memudahkan pemerintah daerah untuk Memberikan bantuan ketrampilan kepada
merealisasikan kegiatan perlindungan anak. tim PATBM seperti konseling, ketrampilan
komunikasi, dan paralegal untuk
d. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah penanganan anak yang menjadi korban
Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT) tindak kekerasan.
Sesuai dengan kesepakatan dengan Kemen
PPPA akan mengembangkan sejumlah 2) Khusus sesuai dengan kerangka kerja
kegiatan operasional dan infrastruktur PATBM
untuk perlindungan anak. Hasil kajian a. Berkaitan dengan tata Kelola khususnya
ini dapat membantu kedua kementerian manajemen dan regulasi PATBM
merumuskan layanan perlindungan anak • Kemen PPPA diharapkan dapat
dan fasilitas yang ramah anak di desa yang melakukan monitoring, evaluasi dan
sudah memiliki program dan kegiatan penjaminan mutu PATBM melalui
PATBM. KPPDTT juga dapat membantu organisasi perangkat daerah yang
desa yang belum memiliki program PATBM membidangi urusan pemberdayaan
untuk mengembangkan PATBM mulai dari perempuan dan perlindungan anak
peningkatan kapasitas hingga layanan sesuai dengan nomenklatur pemerintah
fasilitas umum tempat bermain anak. daerah setempat untuk memaksimalkan
kerja-kerja perlindungan anak secara
e. Pemerintah Daerah dan Dinas berjenjang dari provinsi, kota/
Pemberdayaan Perempuan dan kabupaten, dan masyarakat.
Perlindungan Anak • Kemen PPPA melalui organisasi
Pemerintah daerah memiliki peran perangkat daerah yang membidangi
yang sangat penting untuk memastikan urusan pemberdayaan perempuan dan
terlaksananya perlindungan anak melalui perlindungan anak (DP3A, DP3AKB,
PATBM. Hal ini karena bidang PPPA dll) diharapkan dapat mendorong
merupakan urusan pelayanan dasar yang komitmen kepala daerah dan DPRD
harus disediakan oleh pemerintah desa. untuk meningkatkan penganggaran dan
pembiayaan bagi isu-isu perlindungan
f. Kepala Daerah dan DPRD Provinsi, Kota/ anak yang merupakan urusan wajib non
Kabupaten. layanan dasar di daerah sesuai dengan
Kepala daerah dan DPRD wajib kewenangan di daerah berdasarkan

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 74


Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut ke pemerintah daerah dan
tentang Pemerintahan Daerah aktivis/kader sehingga dapat diunduh
• Secara nasional Kemen PPPA perlu dan diproduksi sebagai buku atau paket
memiliki konsep peningkatan pelatihan bahan KIE perlindungan anak.
kapasitas calon aktivis/kader dalam • Kemen PPPA dan pemerintah daerah
pengelolaan PATBM di tingkat provinsi, dapat mencetak dan mendistribusikan
kota, dan kabupaten. Konsep nasional materi KIE untuk kegiatan kampanye
peningkatan kapasitas fasilitator dan di tingkat desa/kelurahan. Kebutuhan
aktivis PATBM termasuk di dalam akan bahan KIE di semua daerah sangat
mengelola organisasi, kepemimpinan, terbatas, khususnya yang berkaitan
dan merencanakan kegiatan serta dengan informasi dan edukasi tentang
melakukan rencana strategis PATBM. pandemi COVID-19 dan Adaptasi
Kebiasaan Batu (AKB).
b. Sumber Daya Manusia (SDM) • Perlunya panduan tambahan bagi pola
• Pemerintah Daerah di tingkat pencatatan kegiatan, pencatatan kasus
provinsi, kabupaten/kota sebagai yang didampingi, pembuatan proposal
penanggungjawab program PATBM di serta pembuatan laporan sederhana
daerah diharapkan dapat melakukan bagi para aktivis PATBM. Pemerintah
pemetaan kembali seluruh aktor yang Daerah (DP3A) dapat membantu
terlibat dalam pelaksanaan PATBM. memfasilitasi pengelolaan informasi
Salah satu yang perlu di aktifkan kembali ini dengan dibuatkannya website/
yakni peran Perguruan Tinggi dan Pusat link khusus tentang PATBM yang
Studi wanita/Pusat Studi Gender yang terintegrasi dengan web resmi DP3A
dalam panduan awal PATBM termasuk untuk ketersediaan berbagai media KIE
pada tim pendamping/fasilitator tentang perlindungan anak. Apabila
pelaksanaan PATBM di daerah dimungkinkans secara pembiayaan
• Pendataan kembali aktivis PATBM yang program maka dapat membangun sistem
masih aktif dan melakukan rekruitmen informasi pelaksanaan PATBM di daerah.
bagi aktivis PATBM baru diikuti Salah satu provinsi yang sudah mulai
dengan peningkatan kapasitas aktivis menginisiasi program tersebut adalah
melalui berbagai pelatihan yang dapat Provinsi Jawa Barat.
dikerjasamakan dengan lembaga-lembaga
non pemerintah lainnya termasuk d. Pembiayaan atau Sumber Pendanaan
perguruan tinggi yang ada di daerah • Memastikan kembali penyediaan
melalui program pengabdian masyarakat. anggaran yang berasal dari APBDes
• Pemerintah daerah mengajukan usulan atau dana desa untuk perlindungan anak
kepada Kemen PPPA untuk mengadakan khususnya di desa dengan menyebutkan
pertemuan nasional yang diselenggarakan secara eksplisit kegiatan untuk PATBM
khusus untuk fasilitator dan pendamping terutama di masa pandemi COVID-19.
PATBM di daerah. Pertemuan nasional • Selain itu perlunya dukungan masyarakat
juga menyediakan ruang bagi fasilitator untuk terlibat aktif dalam mengadvokasi
dan pendamping PATBM dalam pendanaan PATBM dalam musrenbang di
memperkenalkan inovasi pendampingan tingkat kelurahan dan desa.
yang dilakukan atau saling belajar satu • Pelibatan swasta melalui program-
sama lain untuk memperkayaa dan program Corporate Social Responsibility
meningkatkan kapasitas diri. (CSR) yang merupakan kerjasama
dengan pemerintah daerah baik provinsi,
c. Pengelolaan Informasi kab/kota maupun desa/kelurahan.
• Kemen PPPA dapat mengunggah materi Termasuk pelibatan perguruan tinggi
KIE di website dan mendistribukan link dalam pembiayaan PATBM yang

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 75


terintegrasi dengan program Kuliah PATBM memiliki sekretaritan dan
Kerja Nyata (KKN) dan Pengabdian fasilitas penunjang lain secara sederhana
Kepada Masyarakat (PKM). dan mendukung keberadaaan dan
• Pelibatan LSM masyarakat di tingkat operasional kegiatan PATBM.
nasional atau provinsi untuk membantu
pendanaan progam PATBM termasuk f. Pergerakan Partisipasi Masyarakat
berkolaborasi untuk pelaksanaan • PATBM sesungguhnya difokuskan
perlindungan anak. pada bagaimana pemenuhan hak anak,
• Tim PATBM didampingi oleh fasilitator sayangnya kelompok anak kurang
membuat estimasi pembiayaan program dilibatkan dalam berbagai keputusan
kerja PATBM untuk dikembangkan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
menjadi proposal kegiatan untuk PATBM. Karenanya untuk melibatkan
diajukan ke kelurahan atau kantor desa. anak-anak, Tim PATBM dapat melibatkan
• Tim PATBM menggalang dana kelompok anak-anak seperti forum yang
melalui kegiatan partisipasi orang berada di wilayah kerja PATBM.
tua dan masyarakat setempat. • Terkait dengan partisipasi orang tua, tim
Dana yang terkumpul akan dikelola PATBM dapat melibatkan orang tua untuk
secara transparan dan dapat turut terlibat dalam berkegiatan PATBM
dipertangungjawabkan ke masyarakat. sebagai panitia atau informan kegiatan
sehingga menumbuhkan rasa memiliki
e. Dukungan perlengkapan/logistik PATBM termasuk ikut bertanggung
• Dukungan perlengkapan kegiatan melindungi anak di wilayahnya.
PATBM tidak terlepas dari pengelolaan • Aparat desa/kelurahan dan tokoh
informasi dimana pemerintah di daerah masyarakat juga penting untuk
dan aktivis seringkali membutuhkan dilibatkan secara berkala dalam
berbagai media KIE yang berbentuk penyusunan program PATBM atau
cetak (tidak dalam bentuk elektronik). kegiatan PATBM sehingga kontribusi
Hal ini dikarenakan secara demografi, mereka cukup signifikan dalam
sosial dan budaya masyarakatnya, tidak menciptakan lingkungan yang aman dan
semua lokasi PATBM setara dalam hal ramah untuk anak.
akses informasi, termasuk kemudahan
dalam mendapatkan fasilitas jaringan
internet di daerah. Oleh karenanya
Kemen PPPA dapat membantu
memfasilitasi dokumen utama yang
terkait dengan panduan PATBM ke
daerah-daerah yang akses dan jangkauan
wilayahnya termasuk sarana dan
prasarananya terbatas.
• Pemerintah daerah, kelurahan dan desa
perlu mengembangkan paket pendukug
operasional untuk aktivis/kader PATBM
dalam melaksanakan kegiatan PATBM
seperti penyuluhan pada anak-anak
atau penjangkauan korban kekerasan
di lapangan. Paket pendukung terdiri
dari ADP, biaya transportasi, dan kuota
internet.
• Kantor kelurahan atau kantor desa
perlu memfasilitasi tempat agar tim

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 76


Lampiran 1: Struktur Panduan PATBM pada Masa Pandemi COVID-19
Kajian cepat panduan PATBM pada Masa Pandemi COVID-19 merekomendasikan secara spesifik
beberapa perubahan pada panduan sebagai berikut:

KOMPONEN KETERANGAN
PANDUAN
Versi 1


Usulan 1. Electronic File
Versi Terkini 2. Utamakan Produksi Cetak
Pengguna Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi, Kota dan
Kabupaten di Indonesia
LSM Nasional dan lokal
Aparat Desa dan Kelurahan
Para Pelaksana PATBM:
1. Fasilitator
2. Aktivis/kader
3. Pengelola Huntara
4. Warga Masyarakat
Input Kata Pengantar
Sambutan Pengantar Kemen PPPA RI, arahan tentang adaptasi kebiasaan baru pada
masa pandemi COVID-19, arahan dan peran DP3 Provinsi, kota dan kabupaten dan
aparat desa serta kelurahan.
Sambutan Pengantar Wahana Visi Indonesia menyesuaikan dengan fokus kegiatan
PATBM pada masa pandemi COVID-19.
Usulan Judul :
1. Panduan PATBM di Masa Adaptasi Kebiasan Baru
2. Panduan PATBM Adaptasi Kebiasaan Baru di Masa Pandemi Covid-19
Tujuan :
1. Integrasi dan memperkuat.
2. Optimalisasikan peran PATBM
3. Kordinasi dan keterpaduan jejaring kerja PATBM di masa pandemi COVID-19
dan AKB di lokasi PATBM
Latar Belakang
Hasil kajian cepat
Penyesuian pada panduan versi I
Payung Hukum: Pasal 72 Undang-undang tentang Perlindungan Anak
Pentingnya Protokol Kesehatan sebagai prinsip pelaksanaan kegiatan PATBM
Respons terhadap kasus perlindungan anak
Tujuan: Arahan Pelaksanaan Kegiatan PATBM Paska pandemi, tata cara hidup yang
baru dalam pelaksanaan PATBM.
Ruang Lingkup dan Sasaran: Kerangka Kerja PATBM
Sasaran Pelaksana Panduan
Penerima Layanan

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 77


KOMPONEN KETERANGAN
PANDUAN
Kerangka Bekerja PATBM

Kerangka Kerja PATBM


TATA KELOLA KEGIATAN KINERJA PERUBAHAN

Manajemen dan Perubahan Norma


Pengaturan Organisasi
PATBM
Kecakapan
Pendanaan menghindari kekerasan
Cakupan
Pengelolaan Informasi Respons terhadap
Komunitas Aksesibilitas kekerasan
Sumber Daya Manusia
Keluarga Kualitas
Perlengkapan
Anak Keberlanjutan DAMPAK
Pengerakan Partisipasi
Masyarakat Angka Kekerasan
Menurun

Proses 1. Tata Kelola


2. Tahap Persiapan
3. Tahap Pendampingan
4. Tahap Rujukan
5. Tahap Pelaporan
Bentuk Kegiatan PATBM

Kinerja Utama:
1. Mencegah keterpaparan COVID-19 dan Kekerasan Terhadap Anak di Masa
Pandemi COVID-19
2. Menanggapi bila ada kelompok anak yang terpapar COVID-19 dan mengalami
tindak kekerasan
3. Menanggapi bila ada kelompok anak yang terpapar COVID-19 dan kasus-kasus
khusus
4. Rencana Kerja PATBM pada masa pandemi COVID-19
5. Penggunaan KIE termasuk untuk promosikan Vaksin.
6. Mengukur Keberhasilan PATBM di masa pandemi COVID-19
7. Indikator

Ouput
1. Fokus pada Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada Masa Pandemi COVID-19
dan Era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)
2. Kegiatan PATBM : Utamakan pencegahan COVID-19 : Usulan dari hasil kajian
adalah protokol kesehatan
3. Media KIE
4. Laporan dan Monitoring
5. Lampiran
6. Info komunikasi, alur penanganan kekerasan pada anak dan rujukan
7. Panduan PATBM Induk.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 78


Lampiran 2:
Usulan Peningkatan Kapasitas Wilayah PATBM pada Masa Pandemi COVID-19
Jangka Waktu: Juni 2021–July 2022

NO PROVINSI
RENCANA PENGUATAN
KOTA/
KOTA/DESA
KABUPATEN

1 KABUPATEN NIAS SELATAN, SUMATERA UTARA

Manajemen dan Evaluasi internal keaktifan anggota tim PATBM.


Pengaturan
Organisasi Melakukan identifikasi pada aktivis/kader PATBM yang terus
berkomitmen.
Memperbaharui SK Kepala desa untuk PATBM.
Pendanaan Membahas konsep pendaan.
Membuat proposal kegiatan.
Pengelolaan Informasi Penanggulangan COVID-19, adaptasi kebiasan baru dan vaksin.
Mengembangkan alur bantuan untuk anak berkebutuhan khusus.
Materi pencegahan perkawinan anak.
Membuat SOP kegiatan PATBM dalam penanganan kasus.
Melaporkan rencana kerja adaptasi kebiasan baru ke desa/DP3A
Kota dan Provinsi
Mengembangkan materi konseling untuk kesehatan mental
Sumber Daya Manusia Peningkatan kapasitas tim untuk tema penanggulangan bencana,
kesehatan reproduksi, terorisme, kekerasan pada anak dan narkoba
Perlengkapan Buku catatan aktivis
Link materi KIE
Pergerakan/Partisipasi Kegiatan penyuluhan melalui partisipasi forum anak, kegiatan PKK,
Masyarakat dan perkumpulan bapak-bapak.
2 KABUPATEN BENGKULU SELATAN, BENGKULU

Manajemen dan Melakukan identifikasi pada aktivis/kader PATBM yang terus


Pengaturan Organisasi berkomitmen
Tim PATBM berbagi tugas untuk pendampingan pada kelompok-
kelompok anak dan orangtua.
Pendanaan Menyusun kebutuhan pendanaan operasional PATBM
Pengelolaan Informasi Penanggulangan COVID-19, adaptasi kebiasan baru dan vaksin.
Materi Kesehatan Mental untuk anak.
Materi pendampingan belajar.
Sumber Daya Manusia Meningkatkan kapasitas tim PATBM untuk tema pencegahan perkawinan
anak, penanggulangan narkoba dan pencegahan pekerja anak.
Perlengkapan Materi KIE
Pergerakan/Partisipasi
Melakukan pendataan jumlah anak dan pendidikan
Masyarakat

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 79


PROVINSI
RENCANA PENGUATAN
NO KOTA/
KOTA/DESA
KABUPATEN

3 KOTA JAKARTA TIMUR, DKI JAKARTA

Manajemen dan Memastikan fungsi koordinasi dengan kelurahan, DP3A Kota


Pengaturan Organisasi Administrative Jakarta Timur, dan parapihak seperti LSM pendukung
PATBM tetap terpelihara dengan baik.
Adaptasi kebiasan baru dan vaksin.
Pendanaan Menyusun kebutuhan pendanaan operasional PATBM misalnya untuk
tiga bulan, enam bulan atau satu tahun.
Pengelolaan Informasi Menentukan program unggulan PATBM.
Menentukan tema-tema penyuluhan PATBM.
Menerapkan sistim deteksi dini sebagai respons COVID-19 dan
penanggulangan kekerasan pada anak.
Meningkatkan teknologi visual sebagai alternative kegiatan PATBM.
Paket materi pencegahan kekerasan terhadap anak
Paket materi pengecehan narkoba
Paket kesehatan reproduksi
Sumber Daya Manusia Menambah jumlah anggota tim PATBM.
Peningkatan kapasitas tim untuk tema penanggulangan bencana,
terorisme, kesehatan reproduksi, kekerasan pada anak, HIV AIDS
dan narkoba.
Perlengkapan Buku catatan dan dokumen kelengkapan turun lapangan.
Pergerakan/Partisipasi Melakukan pendataan komponen atau kelompok di wilayah PATBM
Masyarakat untuk kegiatan bersama.
4 KOTA JAKARTA UTARA, DKI JAKARTA

Manajemen dan Melakukan pemetaan ulang program PATBM sesuai dengan RT/RW.
Pengaturan Organisasi
Menyepakati tugas tim PATBM di tingkat RW
Pendanaan Menggalang dana masyarakat
Merencanakan anggaran untuk tiga bulan, enam bulan, dan setahun.
Pengelolaan Informasi Membuat paket penyuluhan informasi dari pencegahan kekerasan
kepada anak, pencegahan perkawinan anak, HIV AIDS, dan
pencegahan COVID-19.
Sumber Daya Manusia Melakukan kaderisasi tim PATBM.
Peningkatan kapasitas tim untuk tema penanggulangan bencana,
kesehatan reproduksi, terorisme, kekerasan pada anak dan narkoba
Perlengkapan Alur penanganan pencegahan dan penanganan kekerasan.
Buku catatan aktivis.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 80


PROVINSI
RENCANA PENGUATAN
NO KOTA/
KOTA/DESA
KABUPATEN

Pergerakan/Partisipasi Bersama masyarakat, menerapkan sistim deteksi dini sebagai


Masyarakat respons COVID-19 dan penanggulangan kekerasan pada anak.
Kerjasama dengan pihak kepolisan untuk penanganan kasus.
5 KOTA BOGOR, JAWA BARAT

Manajemen dan
Mempertahankan kualitas pelayanan PATBM.
Pengaturan Organisasi
Pendanaan Membuat proposal untuk pendanaan.
Pengelolaan Informasi Laporan sistim data base
Sumber Daya Manusia Peningkatan sumber daya dengan materi pencegahan perkawinan
anak, pencegahan kekerasan, dan narkoba.
Perlengkapan Sepeda motor, laptop atau komputer.
Pergerakan/Partisipasi Melibatkan anak khususnya remaja dalam diskusi tentang kesehatan
Masyarakat reproduksi dan pencegahan perkawinan anak.
6 KOTA SURABAYA, JAWA TIMUR

Manajemen dan Menyepakati struktur dan organisasi PATBM.


Pengaturan Organisasi
Memperbaiki tata kelola PATBM.
Konsolidasi Tim.
Membuat SK tingkat kelurahan.
Pendanaan Membuat proposal untuk kegiatan.
Mempertahankan mekanisme penggalangan dana yang telah ada.
Pengelolaan Informasi Informasi tentang pencegahan COVID-19, vaksin, dan adaptasi
kebiasan baru.
Sumber Daya Manusia Peningkatan kapasitas tim PATBM dengan manajemen organisasi
PATBM.
Peningkatan kapastitas tim PATBM dengan tema pencegahan
perdagangan anak, terorisme, kekerasan pada anak, narkoba,
berhadapan dengan hukum, dan HIV AIDS.
Perlengkapan KIE dan buka catatan aktivis.
Pergerakan/Partisipasi
Pelibatan PKK, Posyandu, dan karang taruna.
Masyarakat

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 81


PROVINSI
RENCANA PENGUATAN
NO KOTA/
KOTA/DESA
KABUPATEN

7 KOTA DENPASAR, BALI

Manajemen dan Menyusun kebutuhan pendanaan operasional PATBM


Pengaturan Organisasi Peningkatan kapasitas tim untuk tema penanggulangan bencana,
kesehatan reproduksi, terorisme, kekerasan pada anak dan narkoba
Menentukan progam PATBM unggulan
Pendanaan Membuat proposal kegiatan.
Masuk dalam dana kegiatan banjar.
Pengelolaan Informasi Revisi mekanisme bimbingan teknis atar aktivis/kader.
Paket informasi mulai dari pencegahan kekerasan pada anak,
paket pencegahan narkoba, dan paket informasi pencegahan
perkawinan pada usia anak.
Penanggulangan COVID-19, adaptasi kebiasan baru dan vaksin.
Menjangkau remaja dengan tema khas remaja seperti kesehatan
reproduksi dan kesehatan seksual.
Inovasi pada tema perlindugan anak sesuai dengan usulan
wakil banjar
Materi pencegahan perkawinan anak
Materi pencegahan narkoba
Sumber Daya Manusia Pembekalan awal kader baru.
Peningkatan kapasitas tim PATBM.
Perlengkapan Paket informasi.
Buku catatan dan dokumentasi.
Pergerakan/Partisipasi Program bersama kelompok Banjar.
Masyarakat
Program bersama kelompok PKK.
Melibatkan kelompok anak untuk pencegahan kekerasan,
pencegahan narkoba dan pendampingan.
8 TIMOR TENGAH SELATAN, NUSA TENGGARA TIMUR

Manajemen dan Melakukan identifikasi pada aktivis/kader PATBM yang terus


Pengaturan Organisasi berkomitmen.
Memperbaiki mekanisme pecatatan dan pelaporan.
Pendanaan Menggalang dana partisipasi warga.
Membuat proposal dana ke desa.
Meningkatkan kapasitas tim dengan pelatihan
1. Mengembangkan rancanan keuangan operasional
2. Meningkatkan ketrampilan anak-anak dengan menari dan
berkesenian lainnya.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 82


PROVINSI
RENCANA PENGUATAN
NO KOTA/
KOTA/DESA
KABUPATEN

3. Melaporkan rencana kerja adaptasi kebiasan baru ke desa/


DP3A Kota dan Provinsi
Peningkatan kapasitas tim untuk tema penanggulangan
bencana, kesehatan reproduksi, terorisme, kekerasan pada
anak dan narkoba
Pengelolaan Penanggulangan COVID-19, adaptasi kebiasan baru dan vaksin.
Informasi
Mengoptimalkan distribusi informasi lokal dengan partisipasi warga.
Sumber Daya
Identifikasi kegiatan pelatihan dan kebutuhan tim.
Manusia
Perlengkapan Perlengkapan Alat tulis untuk mencatat kegiatan.
Pergerakan/Partisipasi Identifikasi kelompok adat.
Masyarakat
Melibatkan kelompok adat secara bergiliri dalam kegiatan PATBM.
9 PALU, SULAWESI SELATAN

Manajemen dan Adaptasi dan Mengembangkan konsep PATBM berbasis Huntara.


Pengaturan Organisasi
Melakukan identifikasi pada aktivis/kader PATBM yang terus
berkomitmen.
Pendanaan Mengembangkan proposal untuk diajukan ke pemerintah daerah
dan LSM yang masih bekerja di Kota Palu.
Pengelolaan Informasi Melaporkan rencana kerja adaptasi kebiasan baru ke desa/DP3A
Kota dan Provinsi
Pendampingan belajar pada anak di Huntara
Program kegiatan penyuluhan tentang pencegahan perkawinan
anak dan kualitas hidup.
Konseling remaja di huntara
Materi pencegahan kekerasan seksual
Materi pencegahan narkoba
Ketrampilan berenang dan berlari untuk menghadapi bencana dan
gangguan.
Sumber Daya Manusia Peningkatan kapasitas secara berkala.
Kaderisasi aktivis yang baru dengan keahlian perlindungan anak.
Perlengkapan Buku pelajaran sekolah.
Buku aktivis.
Memperbaiki mekanisme pecatatan dan pelaporan
Pergerakan/Partisipasi Melibatkan kelompok atau group yang tersebar di Huntara dan
Masyarakat mendiskusikan materi perlindungan anak.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 83


PROVINSI
RENCANA PENGUATAN
NO KOTA/
KOTA/DESA
KABUPATEN

10 KABUPATEN KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT

Manajemen dan Penguatan internal tim PATBM


Pengaturan Organisasi
Memastikan SK masih berlaku atau tidak?
Berkoodinasi dengan DP3A kabupaten dan provinsi untuk
peningkatan kapasitas
Pendanaan Mengembangkan proposal perlindungan anak dengan optimalisasi
kampung.
Menyusun kebutuhan pendanaan operasional PATBM.
Pengelolaan Informasi Penanggulangan COVID-19, adaptasi kebiasan baru dan vaksin.
Optimalisasi kampung sebagai pusat belajar alternative hingga
kondisi stabil.
Memastikan tim PATBM melakukan pencatatan dan pelaporan.
Sumber Daya Manusia Peningkatan kapasitas tim untuk tema penanggulangan bencana,
kesehatan reproduksi, terorisme, kekerasan pada anak dan narkoba
Perlengkapan Alat tulis.
Agenda aktivis.
Sepeda motor.
Pergerakan/Partisipasi
Identifikasi kelompok di masyarakat.
Masyarakat
11 KABUPATEN BEKAYANG, KALIMANTAN BARAT

Manajemen dan Tim PATBM perlu melakukan asesmen internal tim untuk
Pengaturan Organisasi identifikasi tim dan konsolidasi internal.
Memastikan isi dan masa berlaku SK tim PATBM.
Melengkapi struktur PATBM dengan SK
Pendanaan Menyusun kebutuhan pendanaan operasional PATBM.
Pengelolaan Informasi Penanggulangan COVID-19, adaptasi kebiasan baru dan vaksin.
Melaporkan rencana kerja adaptasi kebiasan baru ke desa/DP3A
Kota dan Provinsi
Melakukan asesmen kebutuhan warga.
Sumber Daya Manusia Peningkatan kapasitas aktivis/kader PATBM di kampung/desa
dengan materi penyuluhan.
Mengembangkan Rencana,desain, dan pengembangan materi KIE
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan anak-anak.
Perlengkapan Alat tulis.
Buku Catatan Kader.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 84


PROVINSI
RENCANA PENGUATAN
NO KOTA/
KOTA/DESA
KABUPATEN

Pergerakan/Partisipasi Bergabung dengan kegiatan gugus tugas dan forum desa untuk
Masyarakat menyepakati perlindungan anak.
12 KABUPATEN TERNATE, KABUPATEN MALUKU

Manajemen dan Adaptasi dan Mengembangkan konsep PATBM berbasis kampung


Pengaturan Organisasi dan kepulauan.
Melakukan identifikasi pada aktivis/kader PATBM yang terus
berkomitmen.
Pendanaan Mengembangkan proposal untuk diajukan ke pemerintah daerah
dan LSM.
Pengelolaan Informasi Melaporkan rencana kerja adaptasi kebiasan baru ke desa/DP3A
Kota dan Provinsi
Pendampingan belajar pada anak di kampung.
Program kegiatan penyuluhan tentang pencegahan perkawinan
anak dan kualitas hidup.
Paket materi pencegahan anak dari terorisme, narkoba, dan
kesehatan reproduksi.
Sumber Daya Manusia Peningkatan kapasitas secara berkala.
Kaderisasi aktivis yang baru dengan keahlian perlindungan anak.
Perlengkapan Agenda aktivis.
Sepeda motor.
Pergerakan/Partisipasi
Melibatkan kelompok pengajian, kelompok gereja, dan forum anak.
Masyarakat
13 KABUPATEN JAYAPURA, PAPUA

Manajemen dan Memperbaharui SK Kepala desa untuk PATBM.


Pengaturan Organisasi
Melaporkan rencana kerja adaptasi kebiasan baru ke desa/DP3A
Kota dan Provinsi
Tim PATBM perlu melakukan perbaharuan rencana kerja
Pendanaan Mengajukan dana ke pemerintah daerah.
Pengelolaan Informasi Penguatan program adaptasi kebiasan program pada masa COVID-19.
Fokus pada program Anak untuk pendidikan dan ketrampilan
berkomunikasi
Tema Partisipasi Masyarakat : Memfasilitasi orangtua untuk memiliki
kecakapan dalam pengasuhan, konsep penyuluhan untuk orangtua
Program Pendampingan anak belajar.
Membuat alur rujukan bantuan untuk anak berkebutuhan khusus
(disabilitas).

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 85


PROVINSI
RENCANA PENGUATAN
NO KOTA/
KOTA/DESA
KABUPATEN

Sumber Daya Manusia Peningkatan kapasitas pelatihan tim PATBM dari anggota lama
ke anggota baru.
Perlengkapan Alat perlindungan diri.
Pergerakan/Partisipasi
Melibatkan tokoh adat dan masyarakat adat.
Masyarakat
14 KABUPATEN MANUKAWARI, PAPUA

Manajemen dan Konsolidasi Tim PATBM


Pengaturan Organisasi
Tim PATBM perlu melakukan memperbaharui rencana kerja
Pendanaan Menyusun kebutuhan pendanaan operasional PATBM
Pengelolaan Informasi Membuat paket penyuluhan informasi dari pencegahan kekerasan
kepada anak, pencegahan perkawinan anak, HIV AIDS, dan
pencegahan COVID-19.
Mengenalkan anak akan lingkungan hidup dan budaya sebagai
identitas diri.
Sumber Daya Manusia Penanggulangan COVID-19, adaptasi kebiasan baru dan vaksin.
Berkoodinasi dengan DP3A kabupaten dan provinsi untuk
peningkatan kapasitas
Perlengkapan Memastikan tim PATBM melakukan pencatatan dan pelaporan
Pergerakan/Partisipasi Mobiliasi masyarakat (Gereja, Toga, Toma dan orangtua) untuk tema
Masyarakat
perlindungan anak, penanganan kasus hukum dan adat, perkawinan
anak dan akses pendidikan.

Laporan Kajian Cepat PATBM 2021 / 86


WAHANA VISI INDONESIA

Kantor Bintaro
Jl. Graha Bintaro GB/GK 2 No.9
Parigi Baru, Pondok Aren,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15228
Indonesia
Telp. +62 21 29770123

Kantor Gedung 33
Jl. Wahid Hasyim 33
Jakarta 10340
Telp. +62 21 390 7818

Wahana Visi Indonesia (WVI) adalah yayasan sosial kemanusiaan Kristen yang
bekerja untuk membawa perubahan yang berkelanjutan pada kehidupan anak,
keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam keterbatasan tanpa membedakan
latar belakang agama, ras, suku, atau gender.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai