Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MACAM MACAM PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Teks Kependidikan


(Arab)

Dosen Pengampu : Mahfudz Saifulansori M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Fajar Sodik (202017012702)


2. Fathurrahman (202017012703)

STAI MADIUN

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020/2021
BAB V

MACAM-MACAM PENDIDIKAN

Pendidikan menurut pelajarannya dibagi menjadi tiga bagian, Pendidikan Jasmani,


Pendidikan Mental dan Pendidikan Akhlak (Moral).

A. PENDIDIKAN JASMANI

Pendidikan jasmani adalah perkembangan, pertumbuhan dan kekuatan tubuh secara


alami serta pemeliharaannya sampai mampu mengerjakan beberapa pekerjaan.

Seorang filsuf menuturkan bahwa, asas/ dasar awal bagi kehidupan seorang anak
adalah bahwa dia harus kuat badannya, ada pepatah dari Yunani yang sudah terkenal,
“ Didalam akal yang sehat, terdapat jiwa/ badan yang sehat”

Dan tidak akan berhasil seorang pengajar di dalam pengajarannya ketika dia tidak
mampu mengidentifikasi karakteristik fisik seorang anak dan apa yang dibutuhkan
dalam tubuh mereka. karena sesungguhnya kesehatan para murid menjadi prioritas
utama.
Sangat mustahil bagi seorang guru untuk mengajarkan pendidikan, kecuali seorang
anak didiknya kuat jasmaninya, kesehatan yang fit, maka kesehatan adalah pokok
utama di berbagai pendidikan, dan tidak ada keberuntungan selain kesehatan.

Perawatan kesehatan membutuhkan udara bersih, sinar matahari, pencahayaan yang


lengkap, makanan yang efektif, kebiasaan kesehatan, gerakan fisik yang tepat,
pelajaran yang tepat, alat kesehatan, tidak bekerja berlebihan, memperhatikan aspek
kesehatan bangunan dan perabotan, sehingga sekolah dapat mencapai keberhasilan
keselamatan tubuh, pikaran dan jiwa.

Maka keberhasilan nyata dari sekolahan adalah mampu menjaga kekuatan fisik siswa,
mampu meningkatkan kesehatannya, membangkitkan akal sehatnya, membesarkan
tubuhnya hingga menjadi terampil, mengobati penyakitnya, dan mencegahnya dari
cacat. Sehingga sekolah adalah sarana pendidikan terbaik bagi anak di masa depan
dalam membentuk tubuh yang kuat, terampil dalam pekerjaannya, sopan dalam
gerakannya, bebas dari cacat dari segi fisik tubuhnya.

Telah terbukti dalam ilmu psikologi bahwa, ada hubungan yang hebat antara
tubuh dan pikiran, apa yang mempengaruhi tubuh akan mempengaruhi pikiran, dan
apa yang mempengaruhi pikiran juga mempengaruhi tubuh. Dengan adanya itu,
supaya seseorang mampu memikul beban hidup, ia harus kuat dalam tubuhnya dan
sehat badannya. Seorang bijak berkata: “Hidup adalah musuh yang hanya dia yang
kuat dalam tubuhnya dan kuat dalam kekuatannya yang dapat mengatasinya”. apakah
mungkin bagi orang yang cerdas untuk benar-benar mendapatkan manfaat dari
kecerdasannya jika dia lemah dalam kekuatan fisiknya? Untuk itu, harus banyak
memperhatikan pendidikan kesehatan, olah raga jasmani dan permainan gratis yang
anak-anak nyaman secara naluriah dan mereka menawarkannya dengan keinginan dan
naluri mereka.

Imam al-Ghazali berkata dalam “Ihya Ulum al-Din” :” Setelah meninggalkan tempat
belajar, anak harus di beri izin untuk bermain dengan mainan yang indah untuk
melepaskan dari kepenatan belajar, karena mencegah anak untuk bermain dan
membuatnya lelah karena kesulitan belajar, maka akan membunuh hatinya dan
membatalkan kecerdasannya dan itu membuatnya sulit dalam kehidupannya sampai
akhirnya dia akan terus berusaha mencari cara untuk lepas sama sekali dari belajar
secara langsung”.

Seperti halnya permainan gratis di rumah dan di sekolah yang harus dijaga, demikian
pula olahraga yang di selenggarakan, seperti sepak bola, bola basket, tenis, tarik
tambang, lompat, renang, dayung dan gulat untuk menumbuhkan anggota tubuh para
murid dan memperkuat tubuh mereka.

Faktor pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani memiliki faktor-faktor dasar, antara lain: permainan gratis,


olahraga kolektif, latihan fisik, dan pekerjaan manual.

1. Game gratis

Game gratis adalah permainan gratis yang dimainkan siswa dengan dorongan
naluriah dimana dia tidak membutuhkan pemimpin atau pemandu.

2. Olah raga kolektif

Olah raga kolektif adalah salah satu faktor terbesar pendidikan jasmani dan jenis
olah raga yang disukai oleh setiap anak karena menarik. dan permainan-
permainan ini adalah cara terbaik untuk memperbaiki kreasi anak dan penguatan
tubuhnya, dimana para pendidik menanamkan dalam diri anak tentang kecintaan
pada pekerjaan dan pemikiran bukan pada dirinya sendiri, tetapi pada
kelompoknya dimana ia ikut berpartisipasi, dan dengan ini mereka mencegah
dalam dirinya penyakit mental, penyakit kebencian diri dan bangga diri dan tidak
ada yang lain. Dengan demikian, anak belajar untuk membuat keinginannya
sendiri di bawah keinginan kelompoknya, dan menyadari bahwa tujuannya tidak
akan tercapai kecuali dia mengorbankan keinginannya sendiri dan tunduk
sepenuhnya pada keinginan kelompok.

3. Latihan fisik

Latihan fisik merupakan salah satu faktor pendidikan jasmani, karena dilakukan
oleh siswa dibawah pengawasan pelatih khusus. Ini adalah salah satu cara yang
membantu dalam mengembangkan otot, memperkuat tubuh siswa sampai mereka
mencapai tingkat pertumbuhan yang memungkinkan. Cara ini mampu memberi
anak-anak kekuatan dalam saraf mereka, peremajaan dalam perawakan mereka,
pembentukan otot di dada mereka dan aktifitas dalam tindakan mereka. Ketika
tubuh sudah kuat, pikiran dapat menjalankan fungsi kognitifnya, sehingga anak-
anak menjadi pria yang berkemauan keras , tubuh yang sehat, penuh moral/ akhlak
yang sempurna, berwawasan luas.

4. Pekerjaan manual

Pekerjaan manual adalah sarana pengembangan mental, disiplin moral dan


perolehan keterampilan seperti kaligrafi, menggambar, merajut, menjahit,
membuat model, kertas kerja, perdagangan dan sejenisnya.
Kerajinan tangan harus dimasukkan dalam mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah dasar, karena dapat melatih saraf, mengembangkannya dan memperkuat
otot. Pada anak biasanya ketepatan dalam bekerja, kejujuran dan kesabaran,
disamping manfaat materinya. Selain itu. Diperlukan diversifikasi dalam
pekerjaan sekolah dan perubahan dari pekerjaan mental menjadi gerakan yang
menentukan, karena kurangnya diversifikasi didalamnya menyebabkan kebosanan
dan kerancuan.

B. PENDIDIKAN MENTAL

Pendidikan mental adalah peningkatan budi dan latihannya secara teratur tentang
berpikir yang benar sehingga dapat meningkatkan kesadaran yang benar terhadap
berbagai pengaruh dan berbagai fenomena yang melingkupinya.
Tujuan pendidikan mental adalah untuk memperoleh pengetahuan, menghaluskan
pikiran, dan keterampilan dalam menggunakan apa yang diketahui seseorang.
Ketiga tujuan ini saling terkait satu sama lain. Tujuan pendidikan bukanlah
pengetahuan tentang fakta-fakta abstrak yang diketahui saat lulus ujian, dan
dilupakan setelah lulus ujian. Pada hakikatnya, tujuannya adalah untuk
mengetahui kebenaran, memahaminya, dan mengambil manfaat darinya.

Diantara pemahaman yang salah adalah mengira bahwa pengetahuan tidak dapat
diperoleh kecuali dari buku, dan menghafal adalah satu-satunya cara untuk
mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu, ada banyak hal yang bisa di
akses dari berbagai fakta pengetahuan seperti wawancara, eksperimen dan studi
tentang alam. Sarana untuk memperoleh ilmu bukanlah dengan menghafal dan
menghafal, tetapi sarana untuk memahami, mencerna fakta, dan mengambil
manfaat darinya.

Dikatakan bahwa sembilan per sepuluh (9/10) dari informasi yang diperoleh
seorang anak disekolah itu dilupakan, jika hanya informasi yang harus
ditunjukkan siswa sebagai hasil dari waktu, aktivitas dan studi mereka di sekolah,
maka ini berarti bahwa Sembilan per sepuluh dari waktu, aktivitas, dan studi itu
akan hilang.
Untuk melestarikan waktu dan aktivitas mereka, mereka harus mengakses
informasi ini bukan dengan menghafal, melainkan dengan cara yang memperhalus
persepsi mereka, melupakan imajinasi mereka, memperkuat keinginan mereka,
menghidupkan kembali perasaan mereka, dan meningkatkkan daya penilaian
dalam berpikir supaya mereka memiliki kebiasaan perhatian, ketulusan dalam
hidup mereka, ihlas dalam bekerja dan ketekunan.

Kita tidak boleh mengandalkan ingatan saja dalam pendidikan, tetapi dengan cara
mengandalkan bimbingan, ketegangan, dan pendidikan mental agar siswa kembali
mengandalkan dirinya sendiri dalm berfikir, ketepatan dalam menilai,
mengungkapkan pikirannya dengan jelas, dan mengambil manfaat dari informasi
dalam kehidupan sehari-harinya. Akses ke hal-hal ini dapat mencapai akses ke
tujuan mendidikan mental.

C. PENDIDIKAN AKHLAK

Pendidikan akhlak (moral) adalah pendidikan akhlak dalam hal membiasakan


seseorang menjadi cantik/ baik sifatnya dan kehormatannya, seperti kejujuran,
altruisme (kesan baik), ketulusan, cinta pekerjaan, kebersihan, keberanian dalam
kebenaran, kemandirian pada dirinya serta apa yang dicita-citakan. Karena
seseorang tidak bisa hidup terpisah dari bangsanya dan jenis kelaminnya.
Masyarakat memiliki hak atas individu. individu memiliki kewajiban untuk
memenuhi haknya dan melaksanakan kewajiban meskipun terkadang dia memiliki
hak istimewa.
Sesungguhnya pendidikan ahklak menjadikan orang-orang mulia akhlaknya,
berkemauan keras, sopan dalam perkataan dan perbuatannya, mulia dalam
perilaku dan ahklaknya, memegang kebijaksanaan, kebajikan, kesopanan,
ketulusan dan kesucian, semangat pendidikan dan kehidupan, semangat
kewarganegaraan, semangat dalam rumah dan sekolah , dan ini jadi pokok dalam
pendidikan akhlak.
Para Cendekiawan dan filosof pendidikan telah sepakat bahwa penyajian moral
yang harus dituju oleh pendidikan adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya,
yang tepat untuk menyebutnya dengan nama itu, yang dimaksud dengan ini bukan
untuk mengurangi perhatian terhadap pendidikan jasmani atau rohani, melainkan
yang dimaksudkan adalah memelihara aspek moral dan pembentukan ciptaan,
seperti halnya pemeliharaan aspek mental dan keilmuan.

Tidak dapat dikatakan bahwa sekolah saja dapat memberikan pendidikan moral
yang lengkap kepada anak. Maka diperlukan keterkaitan yang disebutkan diatas
tadi dengan sekolah, sehingga berdampak besar pada pendidikan anak, seperti di
dalam rumah maupun bermasyarakat. Untuk mencapai cita-cita pendidikan,
akhlak bagi laki-laki dan perempuan, dalam rumah tangga harus melakukan
tugasnya masing-masing. Dan ini adalah contoh dari pendidikan.

Pertanyaan

1. Apa saja bagian-bagian pendidikan sebagai materi pelajaran? Jelaskan!


2. Apa itu pendidikan jasmani? Sebutkan faktor-faktornya!
3. Apa yang dimaksud dengan hikmat/ motto Yunani “Didalam pikiran yang
sehat, terdapat dalam tubuh yang sehat!
4. Apa fungsi sekolah dalam pendidikan jasmani?
5. jelaskan hubungan tubuh dan pikiran!
6. Apa pendapat Imam Al-Ghazali tentang mencegah anak untuk bermain dan
membuatnya lelah menjadikannya kesulitan belajar sepanjang waktu?
7. Apa yang dimaksud dengan pendidikan mental?
8. Apa tujuan dari pendidikan mental?
9. Bantahlah pepatah yang mengatakan bahwa ilmu hanya bisa diambil dari buku
dan hafalan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan ilmu dan
pengetahuan.
10. Apa pendapat anda tentang mengandalkan memori saja dalam pendidikan!
11. Apa itu pendidikan akhlak? Dan apa tujuannya?
12. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan moral/ akhlak mengurangi
perhatian pada pendidikan jasmani atau mental? jelaskan!
13. Apakah pendidikan moral merupakan tanggung jawab sekolah saja? Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai