Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dilla Lisa Amanda

Nim : 08202521
Kelas : B
Matkul : Teori Seni

1. Seni rupa tidak abadi dan konstan tetapi bergantung pada budaya. Karena itu telah
diproduksi, dijelaskan dan dijelaskan dengan cara yang berbeda. Zaman dahulu tidak memiliki
konsep Seni Rupa.
Baru pada abad kedelapan belas ada konsep yang membedakan Seni Rupa dengan kegiatan
manusia lainnya, seperti kerajinan atau ilmu pengetahuan, dan produk-produknya. Sebelum itu,
tidak ada konsep artistik dan tidak ada bahasa untuk menggambarkan, menjelaskan, dan
menafsirkan produksi dan penggunaan karya seni dalam arti modern. Tapi, tentu saja, orang selalu
membuat lukisan dan patung, memainkan musik dan menari, bercerita dan mendramatisasinya
dengan berbagai cara, Ketika orang-orang Yunani pada periode klasik ingin mencirikan sifat dasar
lukisan dan patung, puisi dan musik, tari dan teater, yaitu hal-hal yang sekarang kita sebut karya
seni, kebanyakan dari mereka setuju bahwa hal-hal seperti itu adalah mimemata (dalam bentuk
tunggal mimema) , hasil dari suatu kegiatan yang mereka namakan mimesis. Nah, apakah mimema
itu dan jenis kegiatan apa yang dikonotasikan dengan mimesis menurut pandangan kuno?
Secara tradisional kata bahasa Inggris 'imitasi' digunakan, meskipun tidak memadai, untuk
menerjemahkan kata Yunani mimesis dan diskusi filosofis tentang perilaku yang dilambangkan
dengan mimesis umumnya disebut 'teori imitasi'. Tetapi teori mimesis seperti yang kita temukan
dalam teks-teks kuno bukanlah teori seni dalam pengertian modern; itu lebih merupakan teori
ketakutan dan representasi bergambar.

2. Mimesis dikemukakan oleh seorang filsuf ternama dunia bernama Plato. Ia menggunakan
istilah "mimesis" sebagai bentuk representasi atau imitasi.

3. menggunakan “mimesis” sebagai bagian dari “representasi” atau “imitasi”. Aristoteles


melihat mimesis itu lebih dari sekedar imitasi terhadap realita. Menurutnya konsep ini merujuk pada
representasi dari tipe-tipe dan tindakan manusia pada umumnya daripada imitasi dari alam.
Seniman tidak mengimitasi realita maupun alam, tetapi merepresentasikan alam atau realita
itu. Menurut pandangan ini, mimesis adalah gambaran dari apa yang memungkinkan, jadi hasil karya
seni tersebut bisa juga menjadi tidak realistis.
Aristoteles menganggap tragedi Yunani sebagai puncak dari mimesis. Didalam tragedi
Yunani, nasib manusia sudah diatur. Berdasarkan cerita-cerita mitologi . Intinya adalah bukan untuk
meniru realitas sehari-hari, tetapi untuk menggambarkan takdir manusia sedemikian rupa sehingga
pengamat itu bisa dikatakan tercerahkan (pemikirannya dicuci). Aristoteles menyebut ‘penyucian’ ini
sebagai “catharis”. Meskipun Plato dan Aristoteles memiliki pendapat / konsep yang berbeda
terhadap mimesis dan memiliki pendapat yang berbeda atas evaluasi mereka terhadap tragedi
Yunani, mereka setuju bahwa tragedi Yunani adalah permasalahan dari imitasi.
Plato menganggap Idea yang dimiliki manusia terhadap suatu hal merupakan sesuatu yang
sempurna dan tidak dapat berubah. Idea merupakan dunia ideal yang terdapat pada manusia. Idea
oleh manusia hanya dapat diketahui melalui rasio,tidak mungkin untuk dilihat atau disentuh dengan
panca indra. Idea bagi Plato adalah hal yang tetap atau tidak dapat berubah.
Plato sangat memandang rendah seniman. Berdasarkan pandangan Plato, ia membuat
perbandingan antara seniman dengan pengrajin. Menurutnya pengrajin membuat suatu citra mental
dari bentuk ideal & menggunakannya sebagai modal untuk membuat suatu produk yang lebih
spesifik, yang bisa diindrai, nyata dan siap digunakan.

Plato kemudian membuat 3 langkah dalam pembuatan karya:


1. Bentuk sempurna dari ranjang dibuat oleh Tuhan
2. Ranjang tersebut dibuat oleh tikang kayu
3. Lalu pelukis mengkopi gambar rajang tersebut.

Plato juga mengkategorikan kegiatan pengrajin yang sekarang kita golongkan sebagai Fine
Art. Menurutnya yang menjadi titik tolak ukur dalam seni adalah antara seni yang produktif dengan
seni yang imitativ. Karena seni yang imitativ tidak mengkontribusikan sesuatu untuk dunia, menurut
Plato, mereka tidaklah berguna.

4. Banyak contoh yg dapat kita ambil contonya seni lukis yunani purba atau lebih lebih lagi
seni patungnya .

Anda mungkin juga menyukai