Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dampak Positif Penggunaan Jejaring Sosial dan Media Sosial

Berikut dampak positif yang timbul dari penggunaan situs jejaring sosial dan
media sosial, antara lain :

1. Semakin Mudahnya Berinteraksi dengan Orang Lain


Oleh karena dapat berkomunikasi secara lifetime, para pengguna
jejaring sosial dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain. Bahkan
tak lagi terpengaruh oleh jarak yang sangat jauh. Saat ini, ada cukup banyak
aplikasi di media sosial untuk mengirim pesan, telepon, hingga video call.
Dengan menggunakan media sosial, pesan atau sambungan telepon bisa
dilakukan dengan lebih mudah dan lebih murah. Sehingga tidak perlu
bertemu langsung, tetapi tetap menghubungkan dan menjaga tali
persaudaraan dengan keluarga serta teman.

2. Memudahkan Pencarian Informasi


Sebelumnya, pencarian informasi cenderung terbatas dan memerlukan
waktu yang cenderung lebih lama. Namun, dengan hadirnya media sosial saat
ini mencari informasi apapun menjadi lebih mudah, cepat dan akurat, seperti
informasi tentang perguruan tinggi, lowongan kerja ataupun mengenai
beasiswa. Hal ini terjadi karena penyebaran informasi berlangsung secara
cepat.

3. Sarana Bertukar dan Berbagi Informasi


Media sosial dapat dijadikan sarana untuk saling berbagi, saling
bertukar foto, data dan dokumen lainnya. Pengguna dapat mengirimkan
informasi-informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat, begitu pula
dalam mengakses informasi yang dibutuhkan.

4
4. Sarana Silaturahmi
Tak dapat dipungkiri jika jejaring sosial merupakan sarana paling
efektif untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan teman, sahabat
maupun keluarga. Tanpa dibatasi jarak, tempat dan waktu, dapat terus
menjalin silaturahmi, berbagi pengalaman, bahkan merencanakan sebuah
acara pertemuan keluarga.

5. Sarana Bisnis
Media sosial dapat digunakan sebagai peluang bisnis. Bahkan,
beberapa platform media sosial telah memberikan fitur khusus untuk
berbisnis. Sehingga dengan media sosial, bisnis kecil pun memiliki peluang
yang besar. Media sosial dapat dimanfaatkan untuk menganalisis pasar,
konsumen, hingga kebutuhan produksi.
6. Sarana Promosi
Media sosial dapat digunakan sebagai sarana promosi dengan
berbagai produk atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pengguna media
sosial tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar tetapi dengan keuntungan
yang berlipat ganda.

7. Sarana Hiburan

Banyak masyarakat yang menjadikan media sosial sebagai sarana


hiburan, baik yang memberi hiburan maupun yang menikmati hiburan itu.
Para pengguna bisa bersenang-senang dan bergaul dengan orang dari seluruh
penjuru dunia.

Dengan perkembangan pesat dunia internet, maka sarana dan


prasarana untuk bisa bersenang senang dan bergaul di online social
networking pun semakin banyak pilihan. Dari mulai bermain game dengan
teman virtual, saling kirim kartu ucapan, hingga membuat vlog, hal ini dapat
menghibur serta mengisi waktu luang untuk yang lainnya.

5
8. Sarana Pembelajaran
Memudahkan dalam proses pembelajaran. Melansir dari Journal of
Educational Computing Research, melalui media sosial, para pelajar secara
aktif bisa lebih kreatif dan mandiri sehingga kualitas pelajaran pun bisa
semakin meningkat baik dan segi pengetahuan maupun kualitas.

9. Sarana Sosialisasi Program Pemerintah


Di negara Indonesia, pemerintah banyak melakukan sosialisasi dalam
berbagai hal pendidikan, kesehatan, politik, penanggulangan bencana,
ekonomi, dan informasi yang lain. Selain menggunakan media cetak,
pemerintah mensosialisasikan programnya melalui situs jejaring sosial. Salah
satu contohnya yaitu kampanye dalam pemilu 2009.

10. Menambah Wawasan Berpikir, Kreativitas dan Pengetahuan

Belajar adalah fondasi utama dan media untuk belajar bisa dari apa
saja. Baik buku, tontonan, biografi seseorang dan banyak lagi. Salah satu
yang paling dekat dari kita adalah media sosial. Dunia dalam genggaman,
belajar jadi kemudahan. Contohnya seperti :

● Youtube, dapat memperluas konsumsi tontonan agar wawasan


semakin luas.
● Instagram, menyuguhkan banyak informasi dengan beragamnya
pilihan bidang.
● Spotify, menyediakan podcast berbagai tema dan memiliki konsep
seperti radio, podcast pada spotify dapat menjadi pilihan untuk
mengedukasi diri bahkan disaat sedang beraktivitas.

6
2.2 Dampak Negatif Penggunaan Jejaring Sosial dan Media Sosial

Berikut dampak negatif yang timbul dari penggunaan situs jejaring sosial dan
media sosial, antara lain :

1. Kurangnya Interaksi dengan Dunia Luar


Kemunculan situs jejaring sosial menyebabkan interaksi interpersonal
secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun. Orang lebih memilih
untuk menggunakan situs jejaring sosial karena lebih praktis. Hal ini
menyebabkan orang tersebut menjadi anti-sosial.

2. Membuat Kecanduan
Tidak dapat dipungkiri jika para pengguna jejaring sosial dapat
menghabiskan waktunya seharian di depan komputer karena kecanduan.
Sehingga membuat produktivitas menjadi menurun karena sebagian besar
waktunya hanya digunakan untuk jejaring sosial. Bagi yang sudah
kecanduan, kesehatannya akan menurun, karena penggunaan waktu tanpa
batas hingga larut malam. Kewajiban terhadap agama dilalaikan, demikian
waktu-waktu belajar bagi pelajar dan mahasiswa jadi terabaikan. Waktu yang
sangat berharga menjadi sia-sia, mestinya aktifitas yang bermanfaat menjadi
terabaikan.

3. Pemborosan
Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk mengaktifkan internet
atau membayar warnet. Hal ini tentu saja akan merugikan bagi penggunanya
sendiri apabila terlarut dalam penggunaanya.

7
4. Tergantikannya Kehidupan Sosial
Jejaring sosial sangat nyaman sekali digunakan. Saking nyamannya
sebagian orang merasa cukup dengan berinteraksi lewat jejaring sosial saja
sehingga mengurangi frekuensi tatap muka dengan orang lain. Bertatap muka
tidak seharusnya digantikan dengan bertemu di dunia maya. Obrolan, tatapan
mata, ekspresi muka, dan canda tawa tidak bisa tergantikan oleh rentetan
kata-kata bahkan video sekalipun. Tentunya ada sebuah hal yang hilang dari
interaksi seperti ini.

5. Pornografi
Ada saja oknum yang menyalahgunakan pemanfaatan dari situs
jejaring dan media sosial untuk kegiatan yang berbau pornografi. Pornografi
telah merajalela di media sosial atau internet, sehingga kaum remaja banyak
yang terpengaruh karenanya. Bahkan ada yang memanfaatkan situs semacam
ini untuk menjual wanita.

6. Kesalahpahaman
Di jejaring sosial Facebook, pernah ada kasus pemecatan seorang
karyawan karena menulis yang tidak semestinya di Facebook. Bahkan juga
pernah terjadi penuntutan ke meja pengadilan karena kesalahpahaman di
Facebook. Jejaring sosial Facebook ini merupakan jaringan sosial yang
sifatnya terbuka antara user dan teman-temannya. Seperti kehidupan nyata,
gosip, atau informasi miring dengan cepat juga dapat berkembang di jaringan
ini. Haruslah disadari menulis di status, wall dan komentar di berbagai
aplikasi adalah sama saja seperti obrolan pada kehidupan nyata bahkan
efeknya mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang menimbulkan
salah tafsir.

8
7. Berkurangnya Perhatian Terhadap Keluarga
Hal ini mungkin tanpa kita sadari terjadi jika kita membuka facebook
saat sedang bersama keluarga. Sebuah riset di inggris menunjukan bahwa
orang tua semakin sedikit waktunya dengan anak-anak mereka karena
berbagai alasan. Salah satunya karena Facebook. Bisa terjadi sang suami
sedang menulis wall, sang istri sedang membuat komen di foto, sementara
anaknya diurus pembantu.

8. Sarana Kriminal
Tentunya para pengguna jejaring sosial harus waspada karena banyak
orang-orang tak bertanggung jawab yang menggunakan jejaring sosial untuk
melancarkan aksinya. Seperti kasus penculikan beberapa waktu lalu yang
terjadi karena korban diajak bertemu di suatu tempat setelah sebelumnya
berkenalan di dalam jejaring sosial. Selain itu juga banyak terjadi kasus kasus
penipuan di dalam jejaring sosial.

9. Mempengaruhi Kesehatan (masih perdebatan)


Sebuah artikel di media inggris menyebutkan Facebook dapat
meningkatkan stroke dan penyakit lainnya. Namun alasan tersebut masih
diperdebatkan oleh banyak ahli.

10. Terjadi Stress dan Cenderung Tertekan


Cenderung banyak curhat (curahan hati), emosional dan banyak
mengumbar kata-kata kotor, tidak senonoh. Media Sosial juga bisa dijadikan
ajang ‘ujaran kebencian’ terhadap seseorang bahkan penistaan agama. Hal
ini, sudah terjadi dan kemudian menjadi urusan hukum.

9
2.3 Contoh Kejahatan Melalui Jejaring Sosial dan Media Sosial (e-Bullying &
e-Victimization)

1. Cyber Bullying, merupakan salah satu bentuk dari kejahatan yang


merendahkan orang lain dengan tujuan mempermalukan korban. Saat ini
fenomena bullying semakin merambah sampai ke media sosial atau yang
disebut sebagai cyber bullying. Cyber bullying merupakan bentuk
perudungan yang dilakukan secara online baik melalui pesan teks, gambar,
maupun jaringan sosial. Menurut UNICEF, cyber bullying merupakan
perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau
mempermalukan mereka yang menjadi sasaran.
Menurut hasil penelitian APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia), ada 49 persen dari 5.900 responden yang menjadi korban dari
cyber bullying. Tingginya angka ini tentu dipicu karena tingginya konsumsi
penggunaan internet pada anak serta kurangnya pengawasan orang tua. Salah
satu jenis cyber bullying yang marak di Indonesia adalah jenis flaming
(amarah). Flaming merupakan tindakan seseorang dengan mengirimkan
pesan teks atau komentar di platform media sosial yang berisikan kata-kata
frontal dan penuh amarah yang menyinggung orang lain.
Cyber bullying meninggalkan jejak digital yang sulit untuk
dihilangkan dan dengan jangkauan yang luas membuat banyak orang dapat
turut ikut berkomentar. Hal ini menyebabkan korban memiliki risiko lebih
besar menderita stres, depresi hingga keinginan bunuh diri karena rasa takut
dan malu. Kesehatan fisik pun ikut terganggu karena kekebalan tubuh yang
menurun akibat stres dan lelahnya pikiran. Bukan hanya itu, korban bahkan
bisa saja dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya dan mendapatkan perlakuan
yang tidak menyenangkan karena postingan serta komentar-komentar
bullying yang muncul di beranda.

2. Menyebarkan atau menciptakan rekayasa hoax atau kebohongan tentang


seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media
sosial.

10
3. Phishing, pencurian identitas dan penyalahgunaan data seperti foto, dokumen
dan lain-lain.
4. Mempermudah penyebaran virus, misalnya dengan membuat konten berisi
link menuju halaman tertentu yang disisipi virus.
5. Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu atau
masuk melalui akun seseorang) dapat menciptakan identitas baru dalam hal
perilaku yang tidak sesuai dengan identitas diri, yakni perilaku liberalis
seperti mengirim pesan jahat kepada orang lain.
6. Membuat akun palsu, membajak, atau mencuri identitas online untuk
mempermalukan seseorang atau menyebabkan masalah dalam menggunakan
nama mereka.
7. Trolling, Pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan yang
menyakitkan di jejaring sosial, kolom komentar, ruang obrolan, atau game
online.
8. Membuat situs atau grup (group chat, room chat) yang berisi kebencian
tentang seseorang atau dengan tujuan untuk menebar kebencian terhadap
seseorang.
9. Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat dalam
percakapan seksual. Situs Jejaring Sosial adalah lahan subur bagi predator
atau pemangsa manusia (anak-anak) untuk melakukan kejahatan.
10. Media sosial dan internet telah dijadikan modus penipuan bagi kaum penjahat
yang mengambil berbagai macam keuntungan material.

11

Anda mungkin juga menyukai