Anda di halaman 1dari 14

PENCARIAN RUTE TERPENDEK LOKASI PARIWISATA DI

LAMPUNG DENGAN METODE BFS DAN TABU SEARCH

Tugas Akhir

Disusun Oleh :
Made Wiratama (19312130)
Teguh Budiono (19312213)
Kelas IF 19 D

PROGRAM STUDI S1 INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Rute, adalah jarak atau pun arah yang mesti ditempuh, dilalui atau diturut. Atau jarak

tempuh dari tempat yang satu ke tempat lainnya yang dilalui atau dijalani dalam kurun waktu

tertentu.

Dalam geografi, lokasi adalah tempat yang digunakan untuk menunjukkan suatu wilayah

di permukaan bumi atau di tempat lain

Pariwisata adalah rangkaian aktivitas dan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

perorangan, kelompok atau keluarga ke suatu tempat secara sementara dengan tujuan mencari

ketenangan, kedamaian, keseimbangan, keserasian dan kebahagiaan jiwa. Pariwisata didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan

pemerintah daerah. Pariwisata merupakan fenomena kebutuhan akan kesehatan dan pergantian

suasana, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan khususnya

bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat. Pariwisata adalah kegiatan

seseorang yang bepergian atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam

waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan

lainnya. Menurut (Muljadi, 2009), pariwisata adalah serangkaian kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh perorangan atau keluarga atau kelompok dari tempat tinggal asalnya ke berbagai

tempat lain dengan tujuan melakukan kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja atau mencari

penghasilan di tempat tujuan. Kunjungan yang dimaksud bersifat sementara dan pada waktunya

akan kembali ke tempat tinggal semula.


Breadth First Search adalah algoritma yang melakukan pencarian secara melebar yang

mengunjungi simpul secara preorder yaitu mengunjungi suatu simpul kemudian mengunjungi

semua simpul yang bertetangga dengan simpul tersebut terlebih dahulu. Selanjutnya, simpul

yang belum dikunjungi dan bertetangga dengan simpul-simpul yang tadi dikunjungi , demikian

seterusnya.

Menurut Glover dan Laguna (1997) kata tabu atau “taboo” berasal dari bahasa tongan,

suatu bahasa polinesia yang digunakan oleh suku aborigin pulau tonga untuk mengindikasikan

suatu hal yang tidak boleh “disentuh” karena kesakralannya. Menurut kamus webster, tabu

berarti larangan yang dipaksakan oleh kebudayaan sosial sebagai suatu tindakan pencegahan atau

sesuatu yang dilarang karena berbahaya. Bahaya yang harus dihindari dalam Tabu Searchadalah

rute perjalanan yang tidak layak, dan terjebak tanpa ada jalan kelua.

Dari Metode dan pertimbangan tersebut maka dibuat sebuah aplikasi simulasi rute

terpendek lokasi pariwisata di Provinsi Lampung berbasis web dengan metode breadth first

search & tabu search.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menerapkan metode BFS dan Tabu Search untuk mencari rute terpendek.

2. Apakah metode ini dapat membantu pengguna dalam menentukan rute tercepat.

1.3. Batasan Masalah

1. Pengujian Terhadap metode BFS dan Tabu Search untuk menentukan perhitungan

pencarian

2. Output dari sistem yang dibangun berupa informasi untuk mengetahui jalur rute

terpendek pada lokasi pariwisata.


1.4. Manfaat

1. Manfaat penelitian ini adalah penerapan metode BFS dan Tabu Search dalam

menentukan rute terpendek.

2. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam menentukan

rute tercepat dan juga menghemat waktu serta biaya.

1.5. Tujuan

1. Membangun sistem dengan metode BFS dan Tabu Search dalam menentukan rute

terpendek.

2. Membantu pengguna dalam menentukan rute tercepat.


BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Teori yang digunakan

Proses yang mampu keluar dari titik-titik local optimal dan melakukan pencarian

di ruang solusi untuk menemukan solusi global. Pencarian jalur tercepat rute perjalanan

wisata di provinsi lampung menggunakan Metode BFS dan Tabu Search karena BFS dan

Tabu Search menunjukkan kinerja yang baik untuk fungsi yang memiliki jumlah variabel

lebih dari 10, algoritma ini dapat mengoptimalkan biaya dan menghasilkan jalur biaya

minimum dengan cakupan maksimum dalam kasus vehicle routing problem algoritma

hybrid Tabu Search mampu meningkatkan solusi awal melalui prosedur improving. Hal

tersebut diimplementasikan pada studi kasus tes 5-200 pelanggan. Algoritma ini bisa

menemukan nilai optimum global sebesar 88% dan lebih baik dari pada algoritma

genetika

Algoritma Breadth First Search (BFS) dapat ditelusuri dengan menggunakan

daftar (list), open, dan closed, untuk menelusuri gerakan pencarian di dalam ruang

keadaan. Prosedur untuk Breadth First Search dapat dilihat di Gambar 1.

Gambar 1. Algoritma BFS dalam Graph


Berdasarkan Gambar 1, state 21 merupakan tujuannya (goal) sehingga bila ditelusuri

menggunakan prosedur Breadth First Search, diperoleh:

1) Open = [1]; closed = [ ].

2) Open = [2, 3, 4]; closed = [1].

3) Open = [3, 4, 5, 6]; closd = [2, 1].

4) Open = [4, 5, 6, 7, 8]; closed = [3, 2, 1].

5) Open = [5, 6, 7, 8, 9, 10]; closed = [4, 3, 2, 1].

6) Open = [6, 7, 8, 9, 10, 11, 12]; closed = [5, 4, 3, 2, 1].

7) Open = [7, 8, 9, 10, 11, 12, 13] (karena 12 telah di-open).

8) closed = [6, 5, 4, 3, 2, 1].

9) Open = [8, 9, 10, 11, 12, 13, 14]; closed = [7, 6, 5, 4, 3, 2, 1].

10)Dan seterusnya sampai state 21 diperoleh atau open = [ ].

Ada beberapa keuntungan menggunakan algoritma Breadth First Search, sebagai

berikut: (a) tidak akan menemui jalan buntu, (b) jika ada satu solusi maka Breadth First

Search akan menemukannya, (c). Jika ada lebih dari satu solusi maka solusi minimum

akan ditemukan. Namun disamping keutungan diatas ada tiga persoalan utama berkenaan

dengan Breadth First Search yaitu : (a) Membutuhkan memori yang lebih besar karena

menyimpan semua node dalam satu pohon, (b) membutuhkan sejumlah besar pekerjaan,

khususnya jika lintasan solusi terpendek cukup panjang, karena jumlah node yang perlu

diperiksa bertambah secara eksponensial terhadap panjang lintasan, (c) tidak relevannya

operator akan menambah jumlah node yang harus diperiksa. Oleh karena itu proses

Breadth First Search mengamati node di setiap level graph sebelum bergerak menuju

ruang yang lebih dalam maka mula-mula semua keadaan akan dicapai lewat lintasan yang
terpendek dari keadaan awal. Oleh sebab itu, proses ini menjamin ditemukannya lintasan

terpendek dari keadaan awal ke tujuan (akhir). Lebih jauh karean mula-mula semua

keadaan ditemukan melalui lintasan terpendek sehingga setiap keadaan yang ditemui

pada kali kedua didapati pada sepanjang sebuah lintasan yang sama atau lebih panjang.

Kemudian, jika tidak ada kesempatan ditemukannya keadaan yang identik pada

sepanjang lintasan yang lebih baik maka algoritma akan menghapusnya.

Algoritma Tabu Search adalah sebuah metode optimasi dengan prinsip dasar

mengikuti kemampuan local search dengan tambahan kemampuan untuk menghindari

optimum lokal dengan cara membiarkan nonimproving value bergerak kembali ke solusi

sebelumnya dengan menggunakan memori yang disebut dengan Tabu List

Terdapat tiga strategi utama yang digunakan dalam Tabu Search, Yaitu :

a) Strategi pelarangan (the forbidding strategy) untuk mengontrol apa saja

yang boleh masuk ke Tabu List.

b) Strategi pembebasan (the freeing strategy) untuk memutuskan apa saja

yang boleh dikeluarkan dari Tabu List dan kapan pengeluaran dilakukan

c) Strategi jangka pendek (the short-term strategy) yang mengatur interaksi

antara strategi pelarangan dan strategi pembebasan untuk membangkitkan

dan menyeleksi solusi-solusi percobaan.


2.2. Metode Pengembangan Sistem

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengembangan

sistem yang sesuai dengan pembahasan atau topik permasalahan yang dibahas oleh

peneliti. Pengembangan sistem merupakan salah satu metode yang dibuat dalam bentuk

modifikasi sistem yang sudah ada ataupun pengembangan sistem yang belum ada atau

baru. Prosedur penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui hubungan sebab

akibat dua variable atau lebih dengan mengendalikan pengaruh variable yang lain yaitu

menganalisa kebutuhan akan data, mengembangkan sistem, implementasi sistem, dan

pemeliharaan sistem.

Pencarian jalur tercepat lokasi Pariwisata di Lampung memerlukan beberapa data.

Pada penelitian ini digunakan data sebagai berikut:

1. Data jalan yang diperoleh dari dinas Perhubungan

2. Data lokasi wisata yang diperoleh dari dinas Pariwisata.

Data jalan meliputi nama jalan, panjang jalan, kepadatan dan volume, sedangkan

data lokasi wisata berupa alamat objek wisata yang terdapat di Provinsi Lampung.
BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK

3.1. Flowchart (Sistem Lama)

Flowchart adalah gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses

beserta instruksinya. Flowchart merupakan langkah awal dalam pembuatan program.

Flowchart digunakan untuk mempermudah penerjemahan alur aplikasi ke dalam bentuk

program.
3.2. Sistem Baru

Use case diagram adalah gambaran graphical dari beberapa atau semua aktor, use case,

dan interaksi diantara komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan suatu sistem

yang akan dibangun. Use case digunakan untuk menjelaskan bagaimana langkah-langkah

yang seharusnya dikerjakan oleh system.

Use case diagram user :


Use case diagram admin :
3.3. Interface Aplikasi
BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan hasil implementasi rancangan dari simulasi rute terpendek lokasi pariwisata

di Lampung berbasis web dengan metode Breadth First Search dan Tabu Search maka dapat

disimpulkan bahwa aplikasi pencarian jalur terpendek menggunakan algoritma modifikasi

Breadth First Search dengan Tabu Search dapat diimpelementasikan dan digunakan di Lampung

dan program simulasi yang dibuat mampu menunjukkan jalur terpendek yang optimal dengan

modifikasi algoritma Breadth First Search dan Tabu Search.

Anda mungkin juga menyukai