Hamdeni Medriosa
Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Padang
Abstrak
Masalah lalu lintas di Indonesia memang sangat komplek. Mulai dari semrawutnya masalah
transportasi sampai kepada kemacetan dan polusi udara. Dari hal tersebut diatas, dapat kita tinjau berbagai
macam penyebab potensi masalah lalulintas mulai dari besarnya jumlah penduduk, panjang jalan, banyaknya
jumlah kendaraan dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari ke empat hal diatas akan dapat kita
ketahui mengenai study potensi penyebab masalah lalu lintas yang ada di ibukota propinsi di seluruh wilayah
Indonesia, dari tahun 1984-2004. Dari keempat hal diatas dapat juga diketahui dilevel mana suatu daerah
dalam penyebab potensi masalah lalu lintas.
Dari hasil analisa metode ‘cluster analysis’ didapati dari dendogram bahwa daerah ibukota propinsi yang
berada di level I yaitu Jakarta dan dilevel II yaitu Surabaya dan Bandung. Sementara daerah lainnya hanya
berpotensi dilevel selanjutnya.
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini masalah 1.2. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
transportasi menjadi masalah yang sangat Tujuan dari penelitian ini untuk
penting, karena disamping mengindikasikan menetapkan hirarki dari potensi masalah lalu
kemajuan suatu daerah juga sebagai tanda lintas di ibukota propinsi di Indonesia.
apakah daerah tersebut berkembang atau tidak. Manfaat dari penelitian ini yaitu
Terlebih lagi bagi negara yang sedang sebagai pedoman dalam menentukan
berkembang. Dengan adanya era globalisasi kebijaksanaan perencanaan lalu lintas dengan
tidak dipungkiri bahwa transportasi merupakan diperolehnya hirarki potensi masalah lalu
sarana penunjang untuk meningkatkan taraf lintas.
hidup dan kesejahteraan rakyat.
Karena arus globalisasi tidak bisa 1.3. Batasan Masalah
dibendung di Indonesia termasuk juga dengan Dalam penelitian ini ruang lingkup
salah satu propinsinya seperti Sumatera Barat, penelitiannya dibatasi pada:
khususnya kota Padang, karena disamping 1. Data – data untuk penelitian berasal dari
sebagai kota pendidikan kota Padang juga Badan Pusat Statistik (BPS)
merupakan sebagai kota budaya dan kota 2. Data – data yang digunakan adalah dari
pariwisata. tahun 1984 – 2004
Karena keadaan diataslah maka, 3. Data-data tersebut berasal dari ibukota-
Sumatera Barat umumnya khususnya kota ibukota propinsi di Indonesia.
Padang harus bisa memberikan pelayanan yang 4. Analisa data menggunakan software SPSS
memadai, khususnya di bidang transportasi dan
sarana angkutan. Karena mustahil kemajuan II. Tinjauan Pustaka
suatu daerah tanpa adanya perencanaan 2.1. Umum
transportasi yang matang / tertata dengan baik Transportasi merupakan bagian
dapat menunjang majunya suatu daerah. Untuk integral dari suatu fungsi masayarakat. Ia
itulah perlunya diadakan penelitian tentang menunjukkan hubungan yang sangat erat
keadaan potensi penyebab masalah lalu lintas dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari
di Sumatera Barat dan menganalisa pada kegiatan yang produktif, dan selingan serta
posisi / levelnya dibandingkan dengan daerah barang-barang dan pelayanan yang tersedia
lain yang ada di Indonesia.
17
Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
18
Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
19
Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Dari pengumpulan data ini dilakukan Wilayah studi penelitian ini meliputi
pencarian jumlah PDRB ibukota-ibukota semua daerah-daerah ibukota propinsi
propinsi di Indonesia dari tahun1984-2004. diseluruh Indonesia, yaitu:
20
Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Jumlah Penduduk Ibukota Propinsi Ta npa DKI Jakarta Total Jumlah Kendaraan Ibukota Propinsi
Aceh
Medan
A ceh
3.500.000,00 8.000.000,00 Padang
Medan
Pekanbaru
Padang
Jambi
Pekanbaru 7.000.000,00
3.000.000,00
Palembang
Jambi
Bengkulu
Palembang
6.000.000,00 B.Lampung
Bengkulu
2.500.000,00
Jakarta
B.Lampung
Bandung
Bandung 5.000.000,00
jumlah kendaraan
Semarang
jumlah penduduk
Semarang
2.000.000,00
Yogyakarta
Y ogyakarta
4.000.000,00 Surabaya
Surabaya
Denpasar
Denpasar
1.500.000,00
Mataram
Mataram
3.000.000,00
Kupang
Kupang
Pontianak
Pontianak
1.000.000,00
2.000.000,00 Palangkaraya
Palangkaraya
Banjarmasin
Banjarmasin
Samarinda
Samarinda
500.000,00 1.000.000,00 Manado
Manado
Palu
Palu
Makasar
Makasar 0,00
0,00
Kendari 1984 1988 1992 1996 2000 2004 Kendari
1984 1988 1992 1996 2000 2004
Ambon
A mbon tahun
tahun
Jayapura Jayapura
Grafik 5.2. Total jumlah penduduk Indonesia Grafik 5.5. Total jumlah kendaraan bermotor
tahun 1984-2004 tanpa DKI Jakarta ibukota propinsi di Indonesia dari tahun 1984-
Total Panjang Jalan di Ibukota Propinsi 2004
Aceh
7.000,00 Total Jumla h KendaraanTanpa DKI Jakarta
Medan
Aceh Padang
Medan 1.200.000,00 Pekanbaru
6.000,00 Padang
Jambi
Pekanbaru
Jambi Palembang
Palembang 1.000.000,00 Bengkulu
5.000,00
Bengkulu B.Lampung
B.Lampung
Bandung
Jakarta
800.000,00 Semarang
panjang jalan (km)
4.000,00 Bandung
Semarang jumlah kendaraan Yogyakarta
Yogyakarta Surabaya
Surabaya
3.000,00 600.000,00 Denpasar
Denpasar
Mataram
Mataram
Kupang Kupang
Pontianak Pontianak
2.000,00 400.000,00
Palangkaraya
Palangkaraya
Banjarmas in
Samarinda
Banjarmasin
1.000,00 Manado 200.000,00 Samarinda
Palu Manado
Makasar
Palu
Kendari
0,00 Makasar
1984 1988 1992 1996 2000 2004 Ambon 0,00
Jayapura 1984 1988 1992 1996 2000 2004 Kendari
tahun
tahun Ambon
Jayapura
Grafik 5.3. Total penjang jalan ibukota
propinsi di Indonesia dari tahun 1984-2004 Grafik 5.6. Total jumlah kendaraan di ibukota
propinsi di Indonesia tanpa DKI Jakarta
Total PDRB Ibukota Propinsi
Tota l Pa njang Jalan Ibukota Propinsi Tanpa DKI Ja karta
400.000.000.000,00 Aceh
4.000,00 Aceh Medan
Medan Padang
Padang 350.000.000.000,00 Pekanbaru
3.500,00 Pekanbaru Jambi
Jambi Palembang
Palembang 300.000.000.000,00 Bengkulu
3.000,00
Bengkulu B.Lampung
B.Lampung Jakarta
250.000.000.000,00
Bandung Bandung
2.500,00
panjang jalan (km)
Semarang Semarang
PDRB
Yogyakarta Yogyakarta
200.000.000.000,00
Surabaya Surabaya
2.000,00
Denpasar Denpasar
Mataram
Mataram 150.000.000.000,00
1.500,00 Kupang
Kupang
Pontianak
Pontianak
100.000.000.000,00 Palangkaraya
Palangkaraya
1.000,00 Banjarmasin
Banjarmasin
Samarinda
Samarinda
50.000.000.000,00 Manado
Manado
500,00 Palu
Palu
Makasar
Makasar
0,00 Kendari
0,00 Kendari 1984 1988 1992 1996 2000 2004 Ambon
1984 1988 1992 1996 2000 2004 Ambon
tahun Jayapura
tahun Jay apura
Grafik 5.4. Total panjang jalan ibukota Grafik 5.7. Total PDRB ibukota propinsi di
propinsi di Indonesia tanpa DKI Jakarta 1984- Indonesia dari tahun 1984-2004
2004
21
Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Total PDRB Ibukota Propinsi Tanpa DKI Jakarta Dari dendogram diatas terbagi dua
140.000.000.000,00
cluster, dimana dalam cluster tersebut terdapat
120.000.000.000,00
Aceh
Medan
Padang
beberapa sub cluster yang membentuk level.
Pekanbaru
Jambi
Level I nomor 9 (Jakarta), level II nomor 10
100.000.000.000,00
Palembang
Bengkulu
B.Lampung
dan 13, level III nomor 6-11 dan level IV
Bandung
Semarang
nomor 7-17.
80.000.000.000,00 Yogy akarta
Surabaya
PDRB
Denpasar
60.000.000.000,00
Mataram
Kupang PENUTUP
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
6.1 Kesimpulan
40.000.000.000,00 Samarinda
Manado
Setelah dilakukan analisa dan
Palu
20.000.000.000,00
Makasar
Kendari
pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
Ambon
Jaya pura berikut :
0,00
1984 1988 1992 1996 2000 2004
a. Untuk ibukota propinsi
tahun
1. Pada umumnya terdapat 4 level dalam
Grafik 5.8. total PDRB ibukota propinsi di dendogram dan yang mempunyai
Indonesia tanpa DKI Jakarta dari tahun 1984- potensi masalah lalu lintas berada pada
2004. level satu ( I ) dan dua ( II ).
Tahun 2004 ibukota propinsi di Indonesia 2. Dari 26 ibukota propinsi kota yang
paling berpotensi dalam mengalami
masalah lalu lintas adalah Jakarta,
Dendrogram Bandung, Surabaya. masing-masing
* **** *H IER ARCH IC AL CLU STER A berada pada level I dan II.
NALYSIS******
Dendrogram using Average Linkage (Between Groups)
3. Kota Medan, Pekanbaru, Semarang,
Yogyakarta, Denpasar, Samarinda dan
Rescaled Distance Cluster Combine Ujung Pandang merupakan ibukota
propinsi yang mengalami perkembangan
CASE 0 5 10 15 20 25
yang sangat cepat dari tahun ke tahun
Label Num +---------+---------+---------+---------+-------
--+ dalam penyebab potensi masalah lalu
lintas.
7 4. Selain ibukota-ibukota propinsi yang
24 tersebut diatas, maka ibukota-ibukota
25
5
tersebut tidak terlalu berpotensi dalam
15 penyebab potensi masalah lalu lintas
19
16 6.2 Saran
18 Untuk penelitian yang sama akan
21
22 dilakukan kedepan disarankan :
14 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi
26 masalah lalu lintas ditambah satu lagi yaitu
12 luas daerah.
1
3
2. Agar dalam pengambilan data berpatokan
8 kepada data BPS yang lebih spesifik
17 seperti Sumatera Barat dalam angka atau
6 Padang dalam angka bukan berdasarkan
23 statistik Indonesia.
2
4 3. Dalam menggunakan program SPSS
diharapkan menggunakan program seri
yang terbaru agar output yang dihasilkan
20 lebih komplek sehingga mudah
11
10
dimengerti.
13 4. Dalam pengambilan data sekunder,
9 surveyor harus paham mengenai hal-hal
yang akan dilakukan, sehingga dalam
penyusunan data tidak mengalami banyak
kesulitan.
22
Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Aldenderfer, T,(1984),”Cluster
Analysis”Google.
23