Anda di halaman 1dari 25

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN

RUMAH TANGGA

Badan Pengurus Cabang


Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
Cabang Padang
Masa Bakti 2021-2022
Anggaran Dasar Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia

PEMBUKAAN
Sesungguhnya Yesus Kristus, Anak Allah dan Juruselamat, ialah Tuhan manusia dan
alam semesta. Kehadiran-Nya dalam sejarah ialah perbuatan Allah untuk menebus dan
menyelamatkan manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya yang menjadikan semuanya
baru dan sempurna.
Anugerah-Nya yang dinyatakan dalam karya-Nya memanggil manusia untuk percaya
dan mengucap syukur dalam penatalayanan alam semesta, mewujudkan iman, pengharapan dan
cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Roh Kudus menghidupkan persekutuan orang beriman selaku Gereja yang esa, am dan
rasuli, yang diutus untuk menyampaikan kabar keselamatan dan pembebasan bagi pembaruan
manusia dan alam semesta.
Maka menjadi panggilan dan pengutusan setiap warga gereja yang ditempatkan Tuhan
di dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia, untuk menyatakan kehadiran-Nya
dalam pemberitaan-Nya dan kehidupan yang bertanggungjawab bersumber pada Alkitab yang
menyaksikan Yesus Kristus ialah Tuhan dan Juruselamat di dalam keesaan Allah Bapa, Anak
dan Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan manusia untuk mewujudkan kesejahteraan,
perdamaian, keadilan dan kebenaran di tengah-tengah Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Untuk mewujudkan panggilan dan pengutusan dalam kehidupan dan perkembangan
perguruan tinggi dan mahasiswa, maka pada tanggal 9 Februari 1950 Mahasiswa Kristen
Indonesia yang melanjutkan usaha Christelijke Studenteen Vereeniging op Java, yang berdiri
pada tanggal 28 Desember 1932 di Kaliurang untuk mengikutsertakan Gereja dalam pergerakan
oikumene dan perjuangan Bangsa yang dalam revolusi kemerdekaan Indonesia menjelma
menjadi Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia bersama-sama dengan Christelijke
Studenteen Vereeniging pada waktu itu timbul sebagai persekutuan yang baru bersama-sama
berjuang menegakkan dan mempertahankan Republik Indonesia, Negara Proklamasi 17
Agustus 1945, kemudian meleburkan diri dan berhimpun dalam satu bentuk persekutuan
dengan nama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia yang bergabung dalam World Student
Christian Federation.
Pasal 1

NAMA, TEMPAT DAN WAKTU


1. Organisasi ini bernama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, disingkat GMKI.
2. Organisasi ini berkedudukan di tempat Pengurus Pusat.
3. Organisasi ini berdiri untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 2
ASAS
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, organisasi ini berasaskan Pancasila
sebagai satu-satunya ASAS

Pasal 3
VISI DAN MISI
1. Visi Organisasi ini adalah terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran,
keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih.
2. Misi organisasi ini adalah:
a. Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan akan
Yesus Kristus selaku Tuhan dan Penebus dan memperdalam iman dalam kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari.
b. Membina kesadaran selaku warga gereja yang esa di tengah-tengah mahasiswa dan
perguruan tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat, manusia dan gereja.
c. Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab dengan
menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi dan
mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian, keadilan,
kebenaran dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.

Pasal 4

USAHA
Organisasi ini berusaha mencapai visi dan misinya sejalan dengan asas organisasi

Pasal 5
STATUS DAN BENTUK ORGANISASI
1. Status : Organisasi ini adalah organisasi yang bersifat gerejawi dan tidak merupakan
bagian dari organisasi politik.
2. Bentuk : Organisasi ini berbentuk kesatuan yang mempunyai cabang-cabang di kota-kota
perguruan tinggi di Indonesia
Pasal 6

KEANGGOTAAN
1. Yang diterima menjadi anggota ialah mereka yang menerima visi dan misi serta bersedia
menjalankan usaha organisasi
2. Anggota terdiri dari :
a. Anggota biasa
b. Anggota luar biasa
c. Anggota kehormatan
d. Anggota penyokong
3. Hak Anggota :
a. Anggota biasa mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih.
b. Anggota luar biasa mempunyai hak dipilih dan hak usul.
c. Anggota kehormatan dan anggota penyokong mempunyai hak usul.
4. Kewajiban Anggota :
a. Bertanggung jawab mewujudkan visi, misi dan usaha berdasarkan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi.
b. Bertanggung jawab mewujudkan dan membina persekutuan dalam kehidupan
organisasi.

Pasal 7
ALAT PERLENGKAPAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempunyai alat perlengkapan yang terdiri :
a. Kongres.
b. Pengurus Pusat
c. Konperensi Cabang
d. Badan Pengurus Cabang
2. Kongres :
Kongres adalah badan tertinggi dalam organisasi.
Kongres berlangsung sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun.
3. Pengurus Pusat (PP) :
Organisasi ini dipimpin oleh Pengurus Pusat.
Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres untuk masa kerja dua tahun
4. Konperensi Cabang (Konpercab) :
a) Konperensi Cabang adalah badan yang tertinggi dalam cabang.
b) Konperensi Cabang berlangsung sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun.
c) Konperensi Cabang berlangsung atas panggilan Badan Pengurus Cabang atau atas
permintaan sekurang-kurangnya dua per tiga jumlah anggota biasa.
5. Badan Pengurus Cabang (BPC) :
a) Cabang dipimpin oleh Badan Pengurus Cabang
b) Badan Pengurus Cabang dipilih oleh Konperensi Cabang untuk masa kerja satu atau
dua tahun.
Pasal 8
KEPUTUSAN PERSIDANGAN
1. Keputusan persidangan organisasi ini diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
dengan hikmah kebijaksanaan, dan jika diperlukan diambil berdasarkan pemungutan
suara terbanyak.
2. Pemungutan suara terbanyak dalam Kongres dilakukan dengan satu cabang satu suara.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
Perbendaharaan organisasi ini diperoleh dari iuran anggota, sumbangan dan pendapatan lain
yang sesuai dengan asas, visi dan misi organisasi.

Pasal 10
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
1. Perubahan Anggaran Dasar organisasi ini berlaku berdasarkan keputusan Kongres
dengan persetujuan sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah suara utusan yang hadir.
2. a. Usul Perubahan Anggaran Dasar dari Cabang sudah disampaikan kepada Pengurus
Pusat selambat-lambatnya empat bulan sebelum Kongres.
b. Selanjutnya Pengurus Pusat sudah menyampaikan kepada cabang-cabang
selambat-lambatnya dua bulan sebelum Kongres.

Pasal 11
PEMBUBARAN
1. Organisasi ini dibubarkan berdasarkan keputusan Kongres yang khusus berlangsung untuk
maksud tersebut yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah cabang, serta
memperoleh persetujuan sekurang-kurangnya tiga per empat dari jumlah utusan yang hadir.
2. a. Pengurus Pusat memberitahukan kepada cabang-cabang selambat- lambatnya dua
bulan sebelum Kongres Khusus tersebut.
b. Kongres Khusus memutuskan mengenai hak milik organisasi.

Pasal 12
ATURAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia

Pasal 1
U S A HA
1. Mempertumbuhkan dan memperdalam kehidupan beriman dengan doa, penelaahan
Alkitab, Ibadah, pembinaan persekutuan dan tanggung jawab bagi perkembangan,
pembaharuan bagi keesaan gereja yang Am.
2. Membina kemajuan studi dan riset untuk mengikuti dan menguasai ilmu pengetahuan,
mewujudkan panggilan perguruan tinggi mahasiswa dalam mempersiapkan sarjana dan
pemimpin yang ahli dan bertanggungjawab bagi pembangunan dan pembaruan untuk
mencapai kesejahteraan materil dan spiritual.
3. Membina pemimpin dan penggerak yang bekerja secara bertanggung jawab terhadap Allah
dan manusia di dalam masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi dan mahasiswa bagi
terwujudnya perdamaian, keadilan, kesejahteraan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-
tengah manusia dan alam semesta.

Pasal 2
KEANGGOTAAN
Anggota terdiri dari :
a. Anggota biasa, yaitu mahasiswa, warga negara Indonesia, yang sedang mengikuti
kuliah pada perguruan tinggi di Indonesia sampai dua tahun sesudah tidak menjadi
mahasiswa lagi.
b. Anggota luar biasa, yaitu :
1. Bekas anggota biasa
2. Bekas mahasiswa dan mahasiswa yang tidak termasuk dalam titik a.
c. Anggota kehormatan, yaitu mereka yang berjasa kepada organisasi.
d. Anggota penyokong, yaitu mereka yang bersedia membantu organisasi secara
berkala dengan jumlah yang ditentukan oleh Badan Pengurus Cabang.
2 Penerimaan anggota :
a. Anggota biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang setelah memenuhi syarat
penerimaan anggota.
b. Anggota luar biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang setelah memenuhi syarat
penerimaan anggota.
c. Anggota kehormatan diangkat oleh Pengurus Pusat atas usul Badan Pengurus
Cabang.
d. Anggota Penyokong diangkat oleh Badan Pengurus Cabang.
3. Pembebasan keanggotaan berlaku karena :
a. Meninggal dunia.
b. Atas permintaannya sendiri secara tertulis kepada Badan Pengurus Cabang.
c. Dibebaskan sementara oleh Badan Pengurus Cabang, dan yang bersangkutan berhak
membela diri dalam Konperensi Cabang.
d. Dipecat dengan Keputusan Konperensi Cabang, dan yang bersangkutan berhak
membela diri dalam Kongres.
4. Daftar anggota :
Badan Pengurus Cabang sudah menyerahkan daftar anggota kepada Pengurus Pusat
sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun, yang diserahkan selambat-lambatnya tiga
bulan sebelum Kongres.

Pasal 3
KONGRES
1. Kongres berlangsung dengan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
ditambah satu jumlah Cabang dan sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah
seluruh utusan yang ditentukan.
2. Utusan-utusan yang menghadiri Kongres mewakili Cabangnya sudah dilantik dan disahkan
oleh Pengurus Pusat.
3. Jumlah utusan Cabang yang menghadiri Kongres diutus sebagai berikut :
a. 25 — 100 orang anggota diwakili oleh 2 orang utusan
b. 101 — 200 orang anggota diwakili oleh 3 orang utusan
c. 201 — 300 orang anggota diwakili oleh 4 orang utusan
d. 301 — 500 orang anggota diwakili oleh 5 orang utusan
e. 501 — 700 orang anggota diwakili oleh 6 orang utusan
f. 701 — 950 orang anggota diwakili oleh 7 orang utusan
g. 951 — 1.250 orang anggota diwakili oleh 8 orang utusan
h. 1.251 — 1.750 orang anggota diwakili oleh 9 orang utusan
i. 1.751 — dst orang anggota diwakili oleh 10 orang utusan
4. Kongres dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari utusan-utusan dan unsur Pengurus
Pusat yang dipilih oleh Kongres.
5. Kongres bertugas :
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
b. Menilai laporan umum Pengurus Pusat.
c. Menetapkan garis besar program dan garis besar organisasi, kebijaksanaan umum dan
anggaran pendapatan dan belanja organisasi.
d. Memilih Pengurus Pusat.

Pasal 4
PENGURUS PUSAT
1. Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang, yaitu Ketua Umum, Sekretaris
Umum dan Bendahara Umum, dan dua orang anggota.
2. Anggota Pengurus Pusat adalah warganegara Indonesia dan beragama Kristen.
3. a. Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres dengan sistem pemilihan langsung dan/atau
pemilihan formatur.
b. Susunan Pengurus Pusat yang dibentuk oleh formatur harus sudah dikirimkan kepad
Cabang-cabang selambat-lambatnya dua bulan sesudah Kongres.
c. Selama Pengurus Pusat yang baru belum terbentuk, maka Pengurus Pusat yang lama
tetap bertanggung jawab.
4. a. Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada Kongres.
b. Pengurus Pusat mempersiapkan Kongres.
5. Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Pusat mewakili organisasi ke dalam dan ke
luar.
6. a. Pengurus Pusat dapat membentuk dan membubarkan badan pembantu yang berupa
komisi, panitia khusus bagi kelancaran pekerjaannya
b. Pengurus Pusat dapat mengangkat dan membebaskan anggota dan staf yang
ditempatkan dalam badan pembantu tersebut.
7. Pengurus Pusat bersidang sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
8. Pergantian Pengurus Pusat harus disertai dengan serah-terima yang selengkap
lengkapnya.

Pasal 5
KONPERENSI CABANG

1. Konperensi Cabang dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari anggota-anggota yang
dipilih oleh Konperensi Cabang.
2. Konperensi Cabang bertugas:
a. Menilai laporan Badan Pengurus Cabang dalam melaksanakan Keputusan
Kongres, Keputusan Pengurus Pusat dan Keputusan Konperensi Cabang.
b. Menyusun Program Kerja. Menetapkan struktur, kebijaksanaan dan anggaran
pendapatan dan belanja cabang.
c. Menetapkan masa kerja kepengurusan dan memilih Badan Pengurus Cabang.
3. Konperensi Cabang bertanggungjawab kepada Pengurus Pusat, melalui Badan Pengurus
Cabang.

Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG

1. Badan Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yaitu Ketua, Sekretaris
dan Bendahara.
2. Anggota Badan Pengurus Cabang adalah warga negara Indonesia dan beragama Kristen.
3. a. Badan Pengurus Cabang dipilih oleh Konperensi Cabang dengan sistem Pemilihan
langsung dan /atau formatur.
b. Susunan Badan Pengurus Cabang yang telah terbentuk dilantik dan disahkan oleh
Pengurus Pusat dan harus dikirimkan kepada anggota-anggota selambat
selambatnya dua bulan setelah pemilihan berlangsung.
4. a. Badan Pengurus Cabang bertanggung jawab kepada Konperensi Cabang dan
Pengurus Pusat
b. Badan Pengurus Cabang mempersiapkan Konperensi Cabang.
5. Badan Pengurus Cabang bersidang sekurang-kurangnya satu kali dalam dua bulan
6. Penggantian Badan Pengurus Cabang harus disertai dengan serah terima yang selengkap-
lengkapnya.

Pasal 7
SAHNYA PERSIDANGAN
Persidangan sah untuk mengambil keputusan apabila jumlah yang hadir sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu orang dari seluruh anggota persidangan.
Pasal 8
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN CABANG
1. Pembentukan dan pembubaran Cabang dilakukan oleh Pengurus pusat, diberitahukan
kepada cabang-cabang dan dilaporkan kepada Kongres.
2. Pembentukan cabang dilakukan melalui persyaratan :
a. Di kota yang terdapat perguruan tinggi.
b. Sekurang-kurangnya terdapat kesediaan dua puluh lima orang mahasiswa untuk
menjadi anggota dan masing-masing mengajukan permohonan kepada Pengurus
Pusat.
c. Sudah mendapat bimbingan sekurang-kurangnya enam bulan dari cabang yang
berdekatan.
3. Pembubaran cabang dilakukan melalui persyaratan :
a. Apabila di kota tersebut tidak terdapat lagi perguruan tinggi.
b. Apabila jumlah anggota kurang dari 25 orang.
c. Titik a dan b yang termaktub di atas adalah atas sepengetahuan dua cabang yang
berdekatan.
4. Semua akibat pembubaran cabang menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat bersama-sama
dengan dua cabang yang berdekatan.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
1. Anggota diwajibkan membayar iuran atau donasi menurut jumlah yang ditetapkan
oleh Kongres.
2. Cabang diwajibkan sekurang-kurangnya satu kali dalam empat bulan menyerahkan sebagian
dari iuran atau donasi dan pendapatan lainnya kepada Pengurus Pusat menurut jumlah yang
ditetapkan oleh Kongres.
3. a. Kongres membentuk Badan Pemeriksa Keuangan yang anggotanya terdiri
dari wakil cabang-cabang untuk memeriksa keuangan Pengurus Pusat dan hasil
pemeriksaan tersebut dilaporkan kepada Kongres.
b. Badan Pemeriksa Keuangan bekerja secara berkala selama masa kerja Pengurus Pusat di
antar dua kongres.
c. Kongres menetapkan pedoman kerja Badan Pemeriksa Keuangan.

Pasal 10
LAMBANG DAN MARS
1. Organisasi ini mempunyai lambang dan mars.
2. Lambang organisasi terdiri dari :
a. Bendera
b. Panji
c. Topi
d. Lencana
e. Pita kepengurusan.
3. Bendera Organisasi.
a. Dibuat dari kain berwarna biru laut
b. 1. Berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan tiga berbanding dua. 2.
Ditengah-tengah terdapat gambar GMKI berwarna putih yang terlihat jelas pada
kedua sisinya (dengan tulisan terbalik pada salah satu sisi).
3. Perbandingan tinggi lambang dan lebar bendera adalah satu banding dua
c. Dipergunakan dalam upacara resmi baik yang bersifat umum, maupun yang bersifat
khusus organisasi bersama-sama dengan bendera Merah Putih.
1. Dalam upacara tingkat nasional atau daerah (regional) dipergunakan bendera
umum organisasi (bendera GMKI) yang berukuran 270 x 180 cm.
2. Dalam upacara tingkat lokal (cabang) dipergunakan bendera cabang yang
berukuran 135 x 90 cm.
3. Bendera Merah Putih yang dipergunakan bersama-sama dengan bendera
organisasi harus mempunyai ukuran yang sama.
4. Panji Organisasi.
a. Dibuat dari kain dengan warna dasar abu-abu dan biru tua kehitam-hitaman.
b. Tali pinggir (tepi) panji dibuat dari kain berwarna putih.
c. Rumbai-rumbai bawah berwarna putih.
d. Lebar panji 50 cm dengan perincian 15 cm abu-abu, 20 cm biru tua dan 15 cm
abu-abu.
e. Tinggi panji dari puncak sampai ke ujung sudut di tengah 80 cm, tinggi kedua sisi
(tepi) 60 cm.
f. Tanda salib dan tulisan dibuat dengan warna putih.
g. 1. Panji umum bertuliskan huruf GMKI berwarna putih di bawah tanda salib.
2. Panji cabang bertuliskan huruf GMKI di atas salib dan nama cabang di bawah
tanda salib.
5. Topi organisasi.
a. Berbentuk bundar (baret) dengan warna dasar biru tua kehitam-hitaman.
b. Memanjang dari muka ke belakang, ditengah-tengah topi diletakkan kain warna
abu-abu dengan lebar bagian muka 8 cm dan lebar bagian belakang 6 cm.
c. Pada topi organisasi hanya dapat dikenakan lencana organisasi yang berbentuk
lambang GMKI yang berwarna putih logam, biru tua dan abu-abu, berukuran
(tinggi) 4 cm, pada bagian muka yang berwarna abu-abu.
d. Dipergunakan dalam setiap kegiatan organisasi baik yang bersifat umum,
maupun yang bersifat khusus organisasi
6. Lencana Organisasi
a. Berbentuk perisai (segi lima) dan dibuat dari logam
b. Ditengah-tengah terletak tanda salib berwarna putih logam di atas dasar cat biru
tua.
c. Tepinya berwarna abu-abu dengan :
1. Tulisan GMKI pada bagian atasnya ;
2. Tiga buah garis-garis vertikal pada setiap sayap, di kanan dan kiri, dan garis
yang terletak di tengah adalah yang terpanjang ;
3. Tulisan “ Ut Omnes Unum Sint” melingkar dari kiri ke kanan, yang masing-
masing berwarna putih logam.
d. Terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Lencana dada, dengan tinggi 2,5 cm
2. Lencana topi, dengan tinggi 4 cm
3. Lencana pita kepengurusan (Kordon) dengan tinggi 8 cm.
e. Dipergunakan dengan ketentuan sebagai berikut ;
1. Lencana dada dikenakan pada dada sebelah kiri.
2. Lencana Topi dikenakan pada baret (topi).
3. Lencana pita kepengurusan (Kordon) dikenakan pada pita kepengurusan.
4. Penggunaan di luar ketentuan ini tidak diperkenankan.
7. Pita kepengurusan (Kordon) organisasi.
a. Dibuat dari kain berwarna biru tua dan abu-abu.
b. Lebar pita (kordon) untuk Pengurus Pusat 7 cm, dengan perincian; 3,5 cm biru tua
dan 3,5 cm abu-abu.
c. Lebar pita kepengurusan (kordon) untuk Badan Pengurus Cabang: 4,5 cm dengan
perincian 1,5 cm abu-abu, 1,5 cm biru tua, dan 1,5 cm abu-abu.
d. 1. Dipergunakan melingkari leher dan pada kedua ujungnya diletakkan lencana
pita kepengurusan (Kordon), berukuran 8 cm pada bagian muka.
2. Bagi Pengurus Pusat warna biru tua terletak di sebelah dalam.
e. Panjang Pita (Kordon) 120 cm
f. Dipergunakan Pengurus Pusat dan Badan Pengurus Cabang dalam :
1. Upacara resmi organisasi atau lembaga lain selaku wakil organisasi
2. Upacara resmi organisasi tingkat lokal ( cabang), daerah (regional) maupun
nasional.
8. Mars GMKI adalah lagu “MARS GMKI” yang disahkan dalam Kongres X GMKI tahun
1965 di Manado.

Pasal 11
TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempunyai tingkat keputusan dengan urut-urutan dari yang tertinggi samapi
terendah sebagai berikut :
a. Anggaran Dasar.
b. Anggaran Rumah Tangga.
c. Keputusan Kongres
d. Keputusan Pengurus Pusat
e. Keputusan Konperensi cabang
f. Keputusan Badan Pengurus Cabang
2. Keputusan yang lebih rendah tunduk kepada keputusan yang lebih tinggi sesuai dengan
tingkatan keputusan organisasi.

Pasal 12
PENUTUP
Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur oleh Keputusan
Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, Keputusan Konperensi Cabang, Keputusan Badan Pengurus
Cabang. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GMKI ini tetapkan oleh Kongres
nasional XXIX GMKI pada tanggal 14 Desember 2004 di Pematang Siantar, Sumatera Utara.
` Peraturan Organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. Pengertian tentang Peraturan Organisasi GMKI adalah suatu peraturan yang mengatur
serta mengikat semua anggota dan alat perlengkapan organisasi termasuk mekanisme
kerjanya yang belum diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga GMKI dan
Keputusan Kongres.
2. Fungsi Peraturan Organisasi GMKI adalah untuk memberikan keseragaman interpretasi
terhadap konstitusi organisasi sehingga terwujud pemerataan tindak kerja seluruh aparat
organisasi sesuai aturan-aturan dalam konstitusi organisasi.

Pasal 2
KEANGGOTAAN
1. Anggota biasa :
a. Anggota biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang melalui Masa Perkenalan
b. Anggota biasa yang diterima ialah mereka yang mengikuti acara Masa Perkenalan
yang kriterianya diatur oleh Badan Pengurus Cabang
c. Anggota biasa yang diterima diwajibkan untuk menandatangani formulir kesediaan
menjadi anggota GMKI dengan menerima Visi dan Misi serta bersedia menjalankan
Usaha Organisasi
d. Pada kondisi cabang yang tidak memungkinkan melaksanakan Masa Perkenalan,
Pengurus Pusat dapat mengambil peran dalam proses penerimaan anggota biasa
e. Anggota biasa dapat pindah dan diterima di cabang GMKI lain dengan menunjukkan
surat keterangan pindah dari cabang asal

2. Anggota luar biasa :


a. Bekas anggota biasa otomatis menjadi anggota luar biasa
b. Bekas mahasiswa dan mahasiswa yang tidak memenuhi syarat anggota biasa dapat
mengajukan permohonan tertulis untuk menjadi anggota luar biasa GMKI kepada
Badan Pengurus Cabang dan penerimaannya diputuskan oleh Badan Pengurus
Cabang
c. Anggota luar biasa yang pindah dapat dihubungi atau memberitahukan kepada
Badan Pengurus Cabang terdekat
3. Anggota kehormatan :
a. Ketentuan untuk menjadi anggota kehormatan GMKI adalah warga negara
Indonesia
b. Tokoh Nasional dan/atau tokoh Gerejawi serta mempunyai andil yang besar dalam
perjuangan untuk menegakkan Visi, Misi dan Eksistensi GMKI
c. Pengusulan anggota kehormatan diusulkan oleh Badan Pengurus Cabang secara
tertulis kepada Pengurus Pusat untuk dipelajari dan dibahas dalam persidangan
Pengurus Pusat dan kemudian dilaporkan kepada Kongres
4. Anggota penyokong :
a. Anggota penyokong GMKI tidak pernah menjadi anggota biasa GMKI
b. Anggota penyokong dalam memberitahukan bantuan sifatnya tidak mengikat
organisasi
c. Apabila dalam tiga kali jadwal yang sudah ditentukan, anggota penyokong tidak
memberikan bantuannya kepada organisasi tanpa alasan yang jelas maka Badan
Pengurus Cabang dapat membebaskan status keanggotaannya
5. Daftar anggota :
a. Daftar anggota yang wajib diserahkan Badan Pengurus Cabang kepada Pengurus
Pusat adalah daftar anggota yang sekurang-kurangnya menjelaskan tentang nama
anggota, status kemahasiswaan (asal perguruan tinggi, jurusan/departemen dan
fakultas) dan tahun penerimaannya sebagai anggota GMKI
b. Apabila dalam waktu tiga bulan sebelum Kongres, Badan Pengurus Cabang tidak
menyerahkan daftar anggotanya, maka Pengurus Pusat dapat memutuskan jumlah
utusan cabang untuk menghadiri Kongres

Pasal 3
PENGURUS PUSAT
1. Pengurus Pusat mempersiapkan Kongres dengan tahapan sebagai berikut :
a. Membentuk dan melantik Panitia Nasional Kongres GMKI
b. Menyampaikan waktu pelaksanaan Kongres dan batas waktu penyampaian daftar
anggota ke cabang-cabang selambat-lambatnya empat bulan sebelum Kongres
c. Menetapkan jumlah utusan cabang yang menghadiri Kongres
d. Memanggil cabang untuk menghadiri Kongres selambat-lambatnya dua bulan
sebelum Kongres
e. Mempersiapkan rancangan-rancangan yang diperluaskan dalam pelaksanaan
Kongres
f. Mempersiapkan Laporan Umum Pengurus Pusat
g. Membuka persidangan Kongres
h. Memimpin pemilihan Majelis Ketua berdasarkan tata cara pemilihan Majelis
Ketua yang ditetapkan Kongres sebelumnya.
2. Anggota GMKI yang menghadiri Kongres tapi bukan utusan cabang dapat ditetapkan
oleh Pengurus Pusat sebagai undangan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
Pengurus Pusat.
3. Serah terima Pengurus Pusat dilaksanakan selengkap-lengkapnya termasuk inventarisasi
kekayaan organisasi.
Pasal 4
KONPERENSI CABANG
1. Konperensi Cabang berlangsung sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun
2. Pelaksanaan Konperensi Cabang :
a. Badan Pengurus Cabang mengundang anggota untuk mendaftarkan diri sebagai
peserta Konperensi Cabang selambat-lambatnya satu bulan sebelum Konperensi
Cabang
b. Jumlah peserta sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah peserta yang
mendaftarkan diri. Dan jumlah peserta yang hadir sekurang-kurangnya dua puluh
lima orang
c. Pendaftaran ditutup selambat-lambatnya sebelum pengesahan Konperensi
Cabang
3. Pelaksanaan Konperensi Cabang yang memiliki Komisariat adalah sebagai berikut :
a. Konperensi Cabang berlangsung atas panggilan Badan Pengurus Cabang atau
atas permintaan sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah anggota biasa yang
disalurkan dan disetujui Pengurus Komisariat
b. Badan Pengurus Cabang mengundang Komisariat untuk mendaftarkan diri
sebagai peserta Konperensi Cabang
c. Konperensi Cabang berlangsung SAH apabila dihadiri sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu jumlah Komisariat. Dan sekurang-kurangnya setengah
ditambah satu jumlah utusan Komisariat
d. Ketentuan tentang kehadiran anggota sebagai perwakilan tiap komisariat atau
utusan komisariat dalam Konperensi Cabang diatur oleh cabang yang
bersangkutan
e. Pendaftaran bagi komisariat ditutup selambat-lambatnya sebelum pengesahan
Konperensi Cabang
4. Perubahan masa kerja kepengurusan :
a. Perubahan masa kerja kepengurusan harus melalui proses pengkajian yang
mendalam terhadap kondisi objektif cabang oleh Badan Pengurus Cabang dan
disampaikan kepada anggota atau komisariat selambat-lambatnya satu bulan
sebelum Konperensi Cabang
b. Keputusan pengesahan perubahan masa kerja kepengurusan harus disepakati 2/3
jumlah peserta Konperensi Cabang
5. Persidangan Konperensi Cabang :
a. Badan Pengurus Cabang membuka persidangan Konperensi Cabang dan
memimpin pemilihan Majelis Ketua
b. Konperensi Cabang dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari unsur Badan
Pengurus Cabang dan peserta yang dipilih oleh Konperensi Cabang
c. Unsur Badan Pengurus Cabang ditunjuk oleh Badan Pengurus Cabang dan
ditetapkan oleh Konperensi Cabang
6. Konperensi Cabang berlangsung atas permintaan anggota/komisariat apabila :
a. Badan Pengurus Cabang dalam menjalankan usaha-usaha organisasi telah
menyimpang dari asas, visi dan misi organisasi
b. Badan Pengurus Cabang telah menyimpang dari Keputusan Kongres, Keputusan
Pengurus Pusat dan Keputusan Konperensi Cabang
7. Konperensi Cabang atas permintaan anggota/komisariat ditentukan oleh Pengurus Pusat.

Pasal 5
BADAN PENGURUS CABANG
1. Badan Pengurus Cabang mempersiapkan tugas-tugas Konperensi Cabang dan
menetapkan waktu pelaksanaan Konperensi Cabang
2. Pelantikan dan serah terima Badan Pengurus Cabang :
a. Badan Pengurus Cabang dilantik oleh Pengurus Pusat atau mandataris yang
ditunjuk oleh Pengurus Pusat
b. Naskah serah terima ditulis di atas kertas bermaterai dan ditandatangani oleh
Badan Pengurus Cabang Demisioner, Badan Pengurus Cabang terpilih, dan
Pengurus Pusat sebagai saksi
c. Badan Pengurus Cabang Demisioner tetap bertanggung jawab sampai
dilakukannya serah terima
3. Pergantian Antar Waktu Fungsionaris Badan Pengurus Cabang :
a. Pergantian antar waktu fungsionaris Badan Pengurus Cabang termasuk
penanggung jawab Pengurus Cabang dapat dilakukan apabila yang
bersangkutan meninggal dunia atau berhalangan tetap, mengundurkan diri,
kurang aktif atau melanggar aturan organisasi dan disampaikan kepada
Pengurus Pusat
b. Pergantian antar waktu fungsionaris Badan Pengurus Cabang harus atas
persetujuan Pengurus pusat
c. Calon pengganti fungsionaris Badan Pengurus Cabang diusulkan oleh Badan
Pengurus Cabang kepada Pengurus Pusat untuk dipelajari, dipertimbangkan dan
diputuskan
d. Usulan pergantian antar waktu harus disertai dengan data-data/kronologis yang
terjadi sehingga Badan Pengurus Cabang perlu untuk mengusulkan pergantian
antar waktu
e. Apabila Pengurus Pusat memutuskan untuk tidak menerima pergantian
fungsionaris Badan Pengurus Cabang tersebut, maka fungsionaris tersebut
masih sah sebagai Badan Pengurus Cabang.
4. Rangkap jabatan :
a. Seluruh fungsionaris Badan Pengurus Cabang tidak diperkenankan rangkap
jabatan di dalam organisasi
b. Penanggung jawab cabang tidak diperkenankan rangkap jabatan di luar
organisasi.
5. Masa kerja Badan Pengurus Cabang terhitung mulai tanggal berakhirnya pelaksanaan
Konperensi Cabang
6. Pengurus Pusat dapat menunjuk “Care Taker” Badan Pengurus Cabang apabila :
a. Kalender konstitusi telah berakhir sedangkan Konperensi Cabang belum
dilaksanakan
b. Badan Pengurus Cabang menyimpang dari asas, visi dan misi organisasi, dari
Keputusan Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, dan Keputusan Konperensi
Cabang.
7. Badan Pengurus Cabang hanya diperkenankan mengeluarkan sikap dan pernyataan
keluar meliputi ruang lingkup lokal medan pelayanannya yang tidak bertentangan
dengan kebijakan organisasi dan harus dilaporkan kepada Pengurus Pusat
Pasal 6
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN CABANG
1. Pembentukan cabang harus mempertimbangkan keberadaan perguruan tinggi dan
kondisi masyarakat di sekitarnya yang mendukung eksistensi cabang
2. Apabila ada kesediaan mahasiswa di suatu kota untuk menjadi anggota GMKI tetapi
sulit didirikan cabang GMKI, maka mahasiswa tersebut dapat diterima menjadi anggota
GMKI dari cabang terdekat dan menjadi bagian dari cabang yang menerimanya
Pasal 7
KOMISARIAT
1. Dalam rangka memudahkan koordinasi terhadap anggota Badan Pengurus Cabang dapat
membentuk komisariat sebagai alat pembinaan dan pelayanan yang membantu Badan
Pengurus Cabang
2. Pembentukan komisariat dapat berdasarkan pengelompokan tempat kuliah dan/atau
berdasarkan pengelompokan wilayah serta tempat tinggal
3. Pemberian nama komisariat ditentukan sendiri oleh komisariat yang bersangkutan atau
bersama-sama dengan Badan Pengurus Cabang
4. Pengurus Komisariat dilantik dan disahkan oleh Badan Pengurus Cabang
5. Pengurus Komisariat tidak dapat mewakili organisasi keluar
6. Pengurus Komisariat tidak diperkenankan menerima anggota
7. Persyaratan lain tentang pembentukan, pembubaran dan mekanisme kerja pengurus
komisariat diatur oleh cabang yang bersangkutan.
Pasal 8
LAMBANG DAN MARS
1. Lambang yang dapat digunakan sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga GMKI Pasal
10 baik dalam jenis, bentuk, ukuran, gambar, bahan, dan warna
2. Lambang organisasi digunakan dalam upacara resmi yang bersifat umum, terdiri dari :
a. Upacara resmi bersifat umum intern organisasi, yaitu upacara peringatan hari
Proklamasi dan hari-hari nasional lainnya
b. Upacara resmi bersifat umum ekstern organisasi, yaitu upacara di luar organisasi
yang dihadiri oleh GMKI
3. Lambang organisasi digunakan dalam upacara resmi yang bersifat khusus organisasi
yaitu:
a. Upacara Dies Natalis
b. Upacara Pembukaan dan/atau Penutupan Program GMKI
4. Upacara Pelantikan atau Serah Terima
5. Kedudukan lambang organisasi GMKI dalam upacara resmi bersifat umum ekstern
organisasi harus setara dengan kedudukan lambang organisasi lain yang sederajat
Bendera organisasi ditempatkan di sebelah kiri bendera nasional.
6. Panji organisasi ditempatkan di depan mimbar di antara bendera GMKI dan bendera
nasional
7. Pada waktu menyanyikan Mars GMKI semua hadirin diwajibkan untuk berdiri dalam
sikap sempurna.

Pasal 9
MEKANISME PROTOKOLER
1. Mekanisme protokoler digunakan dalam upacara-upacara resmi
2. Tata urutan upacara resmi yang bersifat umum intern organisasi adalah sebagai berikut :
a. Kebaktian
b. Upacara Nasional yang terdiri dari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
dan Mengheningkan Cipta (berdiri)
c. Upacara Organisasi yang terdiri dari :
- Menyanyikan lagu Mars GMKI (berdiri)
- Pembacaan Pembukaan Anggaran Dasar GMKI (duduk)
d. Sambutan-sambutan
e. Penutup
3. Tata urutan upacara resmi yang bersifat khusus organisasi adalah sebagai berikut :
a. Kebaktian
b. Upacara Nasional yang terdiri dari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
dan Mengheningkan Cipta (berdiri)
c. Upacara Organisasi yang terdiri dari :
- Menyanyikan lagu Mars GMKI (berdiri)
- Pembacaan Pembukaan Anggaran Dasar GMKI (duduk)
d. Acara khusus organisasi
e. Pidato
f. Sambutan-sambutan
g. Penutup
4. Upacara resmi organisasi diawali dengan prosesi

Pasal 10
HAL MEWAKILI ORGANISASI
1. Pengurus Pusat mewakili organisasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
organisasi/lembaga/instansi lain di tingkat nasional dan internasional yang mengundang
GMKI
2. Mewakili organisasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
organisasi/lembaga/instansi lain setinggi-tingginya setaraf daerah provinsi yang
mengundang GMKI, adalah Koordinator Wilayah dan/atau Badan Pengurus Cabang di
bawah koordinasi unsur Pengurus Pusat di wilayah
3. Bila dalam suatu daerah provinsi atau daerah kabupaten/kotamadya terdapat lebih dari
satu cabang GMKI maka semua cabang di daerah tersebut mempunyai status dan hak
yang sama untuk mewakili organisasi di bawah koordinasi unsur Pengurus Pusat di
wilayah.

Pasal 11
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, akan diatur dalam keputusan-
keputusan Pengurus Pusat yang lain, Keputusan Konperensi Cabang dan Keputusan Badan
Pengurus.
STATUTA CABANG
GMKI CABANG PADANG
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Pengertian tentang Statuta GMKI Cabang Padang adalah suatu peraturan yang
mengatur serta mengikat semua anggota dan alat perlengkapan organisasi termasuk
mekanisme kerjanya yang belum diatur dalam AD/ART, Keputusan Kongres dan
Keputusan Pengurus Pusat yang berkaitan dengan kebutuhan GMKI Cabang Padang.
2. Fungsi Statuta GMKI Cabang Padang adalah untuk memberikan keseragaman
interpretasi terhadap konstitusi organisasi, sehingga terwujud pemerataan tindak kerja
seluruh aparat organisasi sesuai dengan aturan-aturan dalam konstitusi organisasi.
Pasal 2
Alat Perlengkapan Cabang
GMKI Cabang Padang mempunyai alat perlengkapan cabang yang terdiri atas:
1. Konferensi Cabang.
2. Badan Pengurus Cabang.
3. Musyawarah Komisariat.
4. Pengurus Komisariat
Pasal 3
Konferensi Cabang
1. Konferensi cabang adalah badan tertinggi di dalam cabang
2. Konferensi cabang dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tahun
3. Konferensi cabang berlangsung atas panggilan Badan Pengurus
Cabang.
Pasal 4
Badan Pengurus Cabang
1. Badan Pengurus Cabang dipilih oleh Konfercab dengan sistem pemilihan langsung dan
atau formatur untuk masa bakti 1 periode.
2. Masa Jabatan fungsionaris dapat berakhir sebelum waktunya disebabkan oleh:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri.
c. Tindakan administratif oleh Rapat Pleno BPC.
d. Berhalangan tetap
3. Pergantian Antar Waktu fungsionaris dilaksanakan selambat-lambatnya satu bulan sejak
kekosongan jabatan tersebut dan harus disetujui oleh Pengurus Pusat dan diberitahukan
kepada anggota selambat-lambatnya satu bulan setelah pengesahan jabatan tersebut.
5. Fungsionaris BPC tidak diperkenankan menjadi fungsionaris Partai Politik.
6. Ketua dan Sekretaris Cabang tidak diperkenankan memangku jabatan lain yang setingkat
diluar organisasi kecuali di organisasi kemahasiswaan intra universitas dan yang bersifat
gerejawi.
Pasal 5
Sidang Pleno BPC
1. Sidang Pleno I bertugas:
a. Menerjemahkan dan menjabarkan hasil-hasil Konfercab dalam bentuk program-
program, arah, sasaran program, strategi dan kebijakan keuangan, mekanisme kerja
internal, mekanisme surat menyurat dan kebijakan umum organisasi cabang Padang
yang selanjutnya disebut Program BPC.
b. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu oleh BPC.
2. Sidang Pleno II bertugas:
a. Menilai pelaksanaan program BPC secara kualitatif selama caturwukan I.
b. Meyusun program untuk dijalankan pada caturwukan II
c. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu oleh BPC.
3. Sidang Pleno III
a. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban BPC pada Konfercab.
b. Menyiapkan materi Konfercab.
c. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu oleh BPC.
4. Sidang Pleno dihadiri oleh:
a. Seluruh fungsionaris BPC sebagai peserta.
b. Undangan resmi BPC dalam rangka memperoleh kontribusi pemikiran, apabila
diperlukan
5. Mekanisme pelaksanaan Sidang Pleno:
a. Sidang Pleno diadakan atas undangan resmi Sekretaris Cabang.
b. Sidang Pleno diadakan sekurang-kurangnya tiga kali dalam masa kepengurusan.
Pasal 6
Rapat Pengurus Cabang
1. Rapat Pengurus Cabang bertugas:
a. Membicarakan masalah-masalah penting yang berhubungan dengan kehidupan
cabang dalam rangka koordinasi dan penyesuaian pelaksanaan program.
b. Membicarakan dan memilih utusan BPC GMKI Padang untuk mengikuti kegiatan
cabang, regional, nasional dan internasional dalam rangka mengemban kepentingan
dan aspirasi cabang.
2. Rapat Pengurus Cabang dihadiri oleh Badan Pengurus Cabang yang ditetapkan
dalam Keputusan Konfercab mengenai struktur dan uraian tugas.
3. Mekanisme pelaksanaan:
a. Rapat Pengurus Cabang diadakan atas undangan resmi Sekretaris Cabang.
b. Rapat Pengurus Cabang diadakan sekurang-kurangnya satu kali sebulan dalam kaitan
dengan kehidupan cabang
Pasal 7
Masa Perkenalan
Masa Perkenalan (Mapper) bertujuan untuk memperkenalkan latar belakang dan pemahaman
ideologis GMKI dalam tiga medan pelayanan.
Pasal 8
Peraturan Dasar Komisariat
1. Nama, tempat dan waktu:

a. Komisariat adalah perpanjangan tangan BPC dalam menjangkau anggota di perguruan


tinggi.
b. Nama komisariat menggunakan nama wilayah beberapa
perguruan tinggi
c. Komisariat berkedudukan di kampus perguruan tinggi
tempat bernaung
. d. Komisariat berdiri untuk waktu yang tidak ditentukan.
2. Musyawarah Komisariat:
a. Musyawarah Komisariat disingkat Muskom merupakan tingkat pengambilan
keputusan tertinggi di tingkat komisariat.
b. Muskom berlangsung sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
c. Muskom berlangsung atas panggilan Pengurus Komisariat atau atas permintaan
sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah anggota komisariat.
3. Pengurus Komisariat (PK):
a. Komisariat dipimpin oleh Pengurus Komisariat.
b. Pengurus Komisariat dipilih oleh Muskom untuk masa kerja satu tahun.
Pasal 9
Peraturan Rumah Tangga Komisariat
1. Musyawarah Komisariat:
a. Muskom dipimpin oleh 3 orang majelis ketua yang terdiri dari satu orang unsur
Pengurus Komisariat dan dua orang lainnya dari anggota komisariat yang dipilih oleh
Muskom.
b. Muskom bertugas:
1) Membahas dan Menilai laporan PK dalam melaksanakan Keputusan Konfercab,
Keputusan BPC dan Keputusan Muskom.
2) Menerjemahkan hasil-hasil keputusan Sidang Pleno I BPC tentang strategi dan
kebijakan umum ditingkah komisariat dan menyusun GBPKUK.
3) Memilih Pengurus Komisariat.
c. Muskom bertanggungjawab kepada BPC melalui PK.
2. Persidangan Muskom
a. Pengurus Komisariat membuka persidangan dan memimpin pemilihan majelis ketua.
b. Muskom berlangsung sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/2n+1 jumlah
anggota komisariat tersebut yang mendaftarkan diri sebagai peserta Muskom dan
dihadiri sekurang-kurangnya 7 orang yang telah mendaftarkan diri. c. Pelaksanaan
Muskom:
1) PK mengundang anggota untuk mendaftarkan diri sebagai peserta
Muskom selambat-lambatnya dua minggu sebelum Muskom berlangsung.
2) Pendaftaran Muskom ditutup paling lambat sebelum pengesahan Muskom
berlangsung
3) PK wajib mengundang BPC dalam Muskom, BPC wajib menghadiri dan atau
mendelegasikan secara formal keputusan BPC ke Muskom.
4) Hasil-hasil Muskom harus disampaikan kepada BPC selambat-lambatnya dua
minggu setelah Muskom.
3. Muskom berlangsung atas permintaan anggota Komisariat apabila:
a. PK dalam menjalankan usaha-usaha organisasi telah menyimpang dari asas dan tujuan
organisasi.
b. PK telah menyimpang dari Keputusan Kongres, Keputusan PP, Keputusan Konfercab,
Keputusan BPC dan Keputusan Muskom.
c. Muskom yang berlangsung atas permintaan anggota didukung 2/3 anggota biasa pada
komisariat tersebut harus mendapat persetujuan BPC.
4. Pengurus Komisariat (PK):
a. Dalam hal pembentukan Pengurus Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara.
b. Pengurus Komisariat dipilih oleh Muskom dengan sistem pemilihan langsung
dan/atau sistem formatur.
c. PK yang dipilih oleh Muskom dilantik oleh BPC selambat-lambatnya satu bulan
setelah kepengurusan itu dibentuk.
d. PK mempersiapkan Muskom.
e. PK bertanggungjawab kepada Muskom dan BPC.
f. PK bersidang sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan
g. Pelantikan PK harus disertai dengan serah terima yang selengkap-lengkapnya
disaksikan oleh BPC dan/atau senior members/friends GMKI.
h. PK Demisioner tetap bertanggung jawab secara administratif sampai dilakukan serah
terima kepengurusan yang baru.
5. Tugas PK:
a. Melaksanakan program organisasi sesuai dengan situasi dan kondisi komisariat sejauh
tidak menyimpang dari visi, misi dan usaha organisasi serta strategi dan kebijakan
umum organisasi.
b. Menjembatani BPC dengan anggota di masing-masing komisariat dalam bidang
informasi kegiatan dan perkembangan organisasi serta aktivitas GMKI Padang.
6. Sidang Pleno PK
a. Sidang Pleno I bertugas:
1) Menerjemahkan dan menjabarkan hasil-hasil Muskom dalam bentuk program-
program, arah, sasaran program, strategi dan kebijakan keuangan, mekanisme kerja
internal, mekanisme surat menyurat dan kebijakan umum komisariat GMKI cabang
Padang yang selanjutnya disebut Program PK.
2) Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu oleh PK.
b. Sidang Pleno II bertugas:
1) Menilai pelaksanaan program PK secara kualitatif.
2) Menyiapkan laporan pertanggungjawaban PK pada Muskom
3) Menyiapkan materi Muskom
4) Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu oleh PK.
c. Jika dianggap perlu, PK dapat melakukan Sidang Pleno pada tengah tahun masa bakti
kepengurusan guna mengevaluasi pelaksanaan program PK.
d. Sidang Pleno dihadiri oleh:
1) Seluruh fungsionaris PK sebagai peserta.
2) Utusan BPC, jika diperlukan
3) Undangan resmi PK dalam rangka memperoleh kontribusi pemikiran.
e. Mekanisme pelaksanaan Sidang Pleno:
1) Sidang Pleno diadakan atas undangan resmi Sekretaris Komisariat
2) Sidang Pleno diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam masa kepengurusan.
7. BPC dapat membentuk Caretaker PK apabila:
a. Kalender konstitusi telah berakhir sedangkan Muskom belum dilaksanakan.
b. PK menyimpang dari asas dan tujuan organisasi, Keputusan Kongres, Keputusan PP,
Keputusan Konfercab, Keputusan BPC dan Keputusan Muskom.
8. Perbendaharaan komisariat diperoleh dari sumbangan dan pendapatan lain yang tidak
bertentangan dengan asas, visi dan misi organisasi.
9. Komisariat dapat dibentuk di tiap perguruan tinggi/wilayah di Sumatera Barat.
10. Komisariat dapat dibentuk apabila terdapat sekurang-kurangnya tujuh orang anggota
biasa di perguruan tinggi tersebut.
11. BPC berkewajiban melaksanakan pembinaan secara intensif kepada komisariat yang
baru dibentuk hingga mampu untuk berjalan secara mandiri.
12. Pembentukan suatu komisariat dilakukan oleh BPC dan diberitahukan kepada PK yang
berada di lingkungan GMKI Padang.
13. Pembubaran Komisariat dilakukan BPC apabila:
a. PT dimana anggota melakukan kegiatan telah dibubarkan.
b. Jumlah anggota biasa di komisariat tersebut tidak lagi mencapai tujuh orang.
14. Segala akibat dari komisariat yang telah dibubarkan adalah menjadi milik dan
tanggungjawab BPC.
15. Pembubaran komisariat yang telah dibubarkan harus diberitahukan kepada seluruh PK
yang berada di jajaran GMKI Padang selambat-lambatnya satu bulan setelah pembubaran
komisariat tersebut.
Pasal 10
Perubahan Statuta Cabang GMKI Padang
1. Statuta Cabang hanya dapat diubah oleh keputusan Konfercab setelah mendapat
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota konfercab yang memilki hak
suara.
2. Draft usulan Perubahan terhadap Statuta Cabang harus disampaikan dalam forum
konfercab disampaikan melalui BPC selambat-lambatnya satu minggu sebelum
Konfercab dilaksanakan.
Pasal 11
Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam statuta ini akan diatur dalam Keputusan Konfercab dan/atau
melalui keputusan BPC

Anda mungkin juga menyukai