Menyadari bahwa Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia harus terus dibangun untuk mewujudkan
masyarakat yang adil, sejahtera, aman dan damai sesuai dengan cita cita proklamasi kemerdekaan
Indonesia dan selaras dengan Ajaran Gereja.
Menyadari bahwa sebagai warga Gereja dan warga negara lndonesia, generasi muda Katolik Indo-
nesia memiliki tanggung jawab, tugas dan kewajiban untuk makin giat mewujudkan semangat cinta
kasih dan pengabdian kepada Tuhan dan sesama manusia dalam bentuk keterlibatan nyata di dalam
pembangunan Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia.
Menyadari bahwa generasi muda Katolik Indonesia harus terus bertumbuh dan berkembang menja-
di insan Kristiani dewasa yang Pancasilais, agar dapat menjadi insan pembangun yang tangguh dan
kritis bagi gereja dan bangsa Indonesia.
Menyadari bahwa untuk mengemban semangat menggereja, berbangsa dan bernegara dibutuhkan
adanya wadah kesatuan generasi muda katolik Indonesia yang terlibat aktif di dalam kehidupan so-
sial kemasyarakatan, berbentuk organisasi pembinaan dan perjuangan berdasarkan Pancasila, diji-
wai iman dan moral Kristiani, bertaraf nasional dan meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Re-
publik Indonesia (NKRI).
Maka kami, kaum muda Katolik Indonesia, berhimpun dalam satu wadah organisasi, dengan ANGGA-
RAN DASAR sebagai berikut:
Pasal 1
NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN SANTO PELINDUNG
2. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 15 November 1945 di Yogyakarta untuk waktu yang
tidak ditentukan.
Pasal 2
SEMBOYAN, IKRAR, DAN LAGU PERJUANGAN
b. Mengembangkan watak kristiani dalam diri kaum muda Katolik Indonesia, menumbuh-
kan kesadaran kaum muda Katolik Indonesia akan tanggung jawabnya kepada Gereja,
Bangsa dan Negara Indonesia serta meningkatkan kepekaannya dalam keterlibatan aktif
dengan persoalan sosial kemasyarakatan Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia.
c. Mempersiapkan, memberi bekal dan menempa kaum muda Katolik Indonesia menjadi
penggerak kegiatan membangun dan sekaligus menjadi insan pembangunan yang tang-
guh dan kritis bagi Gereja dan bangsa Indonesia.
d. Mempersiapkan kaum muda Katolik Indonesia menjadi pelopor dan penggalang ke-
hidupan yang rukun, damai penuh kasih, toleransi sejati dan kerjasama positif antar umat
Katolik maupun dengan umat yang beragama/kepercayaan lain, terutama dengan gener-
asi muda pada umumnya.
Pasal 4
STATUS DAN KEDAULATAN
Pasal 5
USAHA
1. Pemuda Katolik mengadakan dan menjalankan usaha yang terencana, dalam bentuk dan den-
gan cara yang tidak menyalahi/melanggar azas organisasi ini, serta yang sesuai dengan dan
berguna untuk mencapai tujuan organisasi sebagaimana tertuang dalam pasal 3 ayat (2) An-
ggaran Dasar ini.
d. Melatih ketrampilan kaum muda katolik dalam bidang-bidang yang strategis sebagai
bekal untuk membangun Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia. Mengadakan/menjalank-
an aksi-aksi sosial dan aksi-aksi pembangunan yang menunjang perbaikan hidup mas-
yarakat di bidang moral, material dan mendorong Kaum Muda Katolik Indonesa serta
generasi muda pada umumnya untuk melibatkan diri secara aktif dalam aksi-aksi sema-
cam itu.
e. Mendorong dan meningkatkan keterlibatan aktif Kaum Muda Katolik Indonesia dalam
dialog karya dan kerja sama positif dengan kelompok pemuda lainnya maupun dengan
pemerintah dalam rangka usaha lebih mewujudkan semangat Bangsa dan Negara.
Pasal 6
KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan Pemuda Katolik terbuka bagi seluruh Kaum Muda Katolik warga negara Indo-
nesia.
a. ANGGOTA BIASA (Aktif), yaitu kaum muda Katolik warga negara Indonesia, berusia 17
tahun sampai dengan 45 tahun yang telah mendaftarkan diri, mengikuti Mapenta (Masa
Penerimaan Anggota) dan dilantik oleh Pengurus Komisariat Cabang Pemuda Katolik.
b. ANGGOTA LUAR BIASA, yaitu kaum muda umumnya, berusia 17 tahun sampai dengan
45 tahun yang menyetujui dan mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
segala ketentuan/Peraturan Organiasai Pemuda Katolik.
c. ANGGOTA KEHORMATAN (Pasif), yaitu orang yang diangkat dan disahkan Rapat Pimpinan
Pemuda Katolik menjadi anggota kehormatan, berdasarkan usul pengurus organisasi.
Untuk dapat diusulkan menjadi calon yang secara nyata memahami, menerima dan ber-
sedia mematuhi segala ketentuan organisasi Pemuda Katolik.
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik serta peratur-
an-peraturan organisasi lainnya.
Pasal 7
BENTUK DAN STRUKTUR ORGANISASI
1. Organisasi Pemuda Katolik berbentuk KESATUAN NASIONAL dan meliputi seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
a. Pemuda Katolik tingkat Nasional/Pusat meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Re-
publik Indonesia, disebut Pengurus Pusat.
b. Pemuda Katolik tingkat Provinsi, meliputi seluruh wilayah suatu Provinsi, disebut Komis-
ariat Daerah (Komda).
f. Lembaga-lembaga khusus yang ada di dalam organisasi Pemuda Katolik dapat membuat
struktur khusus sebatas sifat semi-otonomnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Lembaga dimaksud.
1. PENGURUS PUSAT
5. PENGURUS RANTING
6. Pengurus Lembaga khusus adalah badan pengurus sebagaimana diatur dalam peraturan lemba-
ga yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar ini.
1. Yang dimaksud dengan Dewan Pembina Organisasi adalah MODERATOR dan PENASEHAT
AWAM.
3. Setiap tingkat Kepengurusan didampingi oleh Dewan Pembina yang terdiri dari Mantan Ket-
ua (diutamakan) dan ditambah dengan tokoh Awam setempat.
4. Tugas dan wewenang Moderator adalah membina kehidupan rohani Pengurus Organisasi.
5. Tugas dan wewenang Dewan Pembina adalah memberikan saran dan pendapat mengenai
kebijakan organisasi.
Pasal 10
DEWAN PAKAR ORGANISASI
2. Setiap tingkat Kepengurusan didampingi oleh Dewan Pakar yang terdiri dari Mantan Pengu-
rus (diutamakan) dan ditambah dengan tokoh Awam setempat.
3. Tugas dan wewenang Dewan Pakar adalah memberikan saran dan pendapat mengenai pem-
binaan dan mengembangan organisasi.
Pasal 11
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
3. Menilai pelaksanaan program organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan menetap-
kan program organisasi selanjutnya.
6. Peserta Kongres Nasional adalah Pengurus Pusat, Pengurus Komisariat Daerah, Pengurus
Komisariat Cabang, Dewan Pembina Pengurus Pusat, dan Dewan Pakar Pengurus Pusat.
1. Berwenang untuk menyusun dan menetapkan Peraturan dan Tata Kerja Organisasi.
2. Diselenggarakan untuk menyusun dan mengesahkan silabus pendidikan dan rencana kebi-
jakan dan program-program kerja tiga tahunan organisasi secara nasional
3. Peserta rakernas adalah Pengurus Pusat, Pengurus Komisariat Daerah Daerah, Pengurus Ko-
misariat Cabang dan Dewan Pembina Pengurus Pusat, Dewan Pakar Pengurus Pusat
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Pusat
2. Diselenggarakan sekurang–kurangnya 6 bulan sekali
3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan/program kerja organisasi
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komda setempat. Apabila sudah melebihi periode kepengu-
rusan maka diselenggarakan oleh Pengurus Pusat.
5. Peserta Muskomda yaitu Pengurus Pusat, Pengurus Komda, Pengurus Komcab, Dewan Pakar
Komisariat Daerah, Dewan Pembina Komisariat Daerah
2. Diselenggarakan untuk menyusun rencana kebijakan yang akan disahkan dalam Kongres
Nasional, menyikapi hal-hal yang aktual dan sebagai ajang konsolidasi tingkat Komda
3. Peserta Rakerda adalah Pengurus Komda, Pengurus Komisariat Cabang dan Dewan Pembina
Komisariat Daerah.
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komda dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Komda
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Cabang setempat. Bila dianggap perlu dapat
diselenggarakan oleh Pengurus Komda.
2. Diselenggarakan untuk menyusun rencana kebijakan yang akan disahkan dalam Mus-
komda, menyikapi hal-hal yang aktual dan sebagai ajang konsolidasi Tingkat Komcab
3. Peserta Rakercab untuk Komcab adalah Pengurus Komda, Pengurus, Dewan Pakar Kom-
cab, Dewan Pembina Komcab, dan Pengurus Komac (bila ada)
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komcab dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Komcab
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang setempat. Bila dianggap perlu
dapat diselenggarakan oleh Pengurus Komcab.
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang dan dihadiri oleh seluruh Pen-
gurus Komisariat Anak Cabang
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Ranting setempat. Bila dianggap perlu dapat diseleng-
garakan oleh pengurus Komcab
Pasal 12
KEKAYAAN DAN KEUANGAN ORGANISASI
3. Segala kekayaan organisasi dipertanggung jawabkan secara berkala kepada kekuasaan tert-
inggi pada tingkat kepengurusan yang bersangkutan.
4. Untuk menunjang kelangsungan hidup organisasi dapat dibentuk badan usaha oleh pengu-
rus organisasi.
Pasal 12
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
1. Anggaran Dasar Pemuda Katolik dapat diubah oleh Kongres Nasional Pemuda Katolik dengan
cara musyawarah mufakat.
2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan, maka dapat dilakukan
pemungutan suara.
Pasal 13
PEMBUBARAN ORGANISASI
1. Organisasi ini hanya dapat dibubarkan oleh Kongres Nasional Pemuda Katolik khusus untuk
pembubaran organisasi.
2. Jika organisasi ini bubar, seluruh harta dan kewajiban organisasi akan diserahkan kepada
lembaga yang berwenang sesuai keputusan Kongres Nasional khusus.
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini atau hal-hal yang memerlukan penga-
turan lebih lanjut, ditetapkan dalam penjelasan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dan Peraturan Organisasi (PO) serta Peraturan Lembaga-lembaga Khusus sepanjang tidak
bertentangan dengan AD/ ART dan Peraturan Organisasi Pemuda Katolik
Ditetapkan di Semarang
Tanggal 13 November 2021
Pasal 1
TANDA-TANDA POKOK ORGANISASI
1. LAMBANG ORGANISASI
a. Berbentuk perisai lengkung segi lima dengan sebuah salib di tengahnya. Ujung-ujung sal-
ib berhimpit dengan sisi perisai, sebuah pita melintang mendatar di atas salib. Palang
tegak salib yang terletak di atas pita beruliskan kata “Pemuda” dan pada bagian dalam
pita terdapat tulisan “Katolik”.
b. Lambang organisasi berwarna: kuning, hijau, merah dan putih. Makna warna lambang
organisasi dijelaskan seperti dalam lampiran.
2. EMBLIM/LENCANA ORGANISASI
Berbentuk sama dengan lambang organisasi
3. BENDERA ORGANISASI
a. Bendera biasa; Berwarna putih berukuran 1 m x 1,3 m, dengan lambang organisasi dan nama
Pengurus Pusat/Komisariat Daerah/Komisariat Cabang timbal balik di tengah-tengahnya.
terlampir
b. Bendera juang; Berwana merah berukuran 1 m x 1,3 m, dengan salib kuning timbal balik di
tengah-tengahnya. terlampir
4. PECI ORGANISASI
Berwarna hitam, dengan 2 garis sejajar merah-putih yang menyilang miring 45 derajat di sisi
kanan peci. Di bawah 2 garis itu disematkan emblim/lencana organisasi. terlampir
5. STEMPEL ORGANISASI
Berbentuk bundar, dengan sebuah lingkaran kecil di dalamnya. Di tengah lingkaran kecil
terdapat lambang organisasi. Pada bagian atas ruangan antara lingkaran luar dan lingkaran da-
lam dituliskan tingkat kepengurusan organisasi (misalnya Pengurus Pusat). Pada bagian bawah
ruangan antara 2 lingkaran itu dituliskan ibukota negara atau Provinsi, atau kabupaten/ kota-
madya, atau kecamatan atau Desa. Kedua tulisan itu dibatasi oleh 2 buah salib kecil di kiri kanan,
dalam ruangan yang berada antara 2 lingkaran itu.
Berdiameter 4 cm dan berwarna biru untuk Pengurus Pusat, berwarna merah untuk pengu-
rus Komda, serta Berwarna hijau untuk pengurus Komcab, Pengurus Komac, Pengurus Ranting.
terlampir
8. KEMEJA ORGANISASI
Berwarna kuning dengan list hijau di kerah dan tengah kemeja, berlengan panjang atau pendek
dengan lambang organisasi dibagian kiri dada, lambang Merah Putih di lengan kanan, lambang Ben-
dera Juang di lengan kiri. terlampir
Pasal 2
KEANGGOTAAN ORGANISASI
1. HAK-HAK ANGGOTA
2. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN ANGGOTA
a. Setiap anggota Pemuda katolik wajib membayar iuran anggota.
b. Anggota wajib memberitahukan keaktifannya di organisasi lain, baik yang Katolik mau-
pun yang non Katolik kepada pengurus Komisariat Cabang Pemuda Katolik setempat.
c. Anggota yang berpindah domisili ke wilayah Komisariat Cabang yang lain, wajib melapor-
kan diri dengan membawa surat keterangan dari Pengurus Komisariat Cabang tempat
domisili asal.
3. KEHILANGAN KEANGGOTAAN
Terjadi jika yang bersangkutan:
a. Meninggal dunia.
b. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.
c. Berusia lebih dari 45 (empat puluh lima) tahun.
d. Diberhentikan oleh Pengurus Komisariat Cabang setempat
5. PEMBELAAN DIRI
a. Anggota yang terancam pemberhentian berhak melakukan pembelaan terhadap dirinya
dalam Rapat Paripurna Pengurus Komisariat Cabang yang diadakan secara khusus untuk
memberikan kesempatan kepadanya mengadakan pembelaan diri.
b. Pembelaan diri dapat dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan atau dengan didampingi
oleh sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang pembela yang diambil dari anggota atau Dewan
Pembina atau Dewan Pakar ataupun oleh orang lain dalam hal anggota yang bersangku-
tan di luar kekuasaannya tak dapat membela dirinya secara langsung.
6. KEANGGOTAAN RANGKAP
a. Anggota Pemuda Katolik dapat dibenarkan menjadi anggota organisasi lainnya, baik yang
Katolik maupun non Katolik yang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan Pemuda
Katolik.
b. Anggota Pemuda Katolik yang menjadi anggota organisasi lain, di dalam organisasi itu
bertindak bukan sebagai wakil Pemuda Katolik, melainkan atas nama pribadi dan dengan
tanggung jawab pribadinya sendiri.
Pasal 3
KEPENGURUSAN
1. PENGURUS PUSAT
a. Pengurus Harian Pusat terdiri dari :
i. Ketua Umum
ii. Ketua – Ketua Bidang
iii. Sekretaris Jenderal
iv. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal.
v. Bendahara Umum
vi. Wakil-wakil Bendahara Umum.
b. Pengurus Komisariat Daerah bilamana dianggap perlu dapat mengangkat sub Komisar-
iat Daerah apabila di provinsi yang bersangkutan terdapat lebih dari satu keuskupan,
dengan susunan kepengurusan sesuai kebutuhan.
c. Jumlah Pengurus Harian Komda maksimal 80% dari jumlah Pengurus Harian Pusat
d. Pleno Pengurus Komisariat Daerah terdiri dari Pengurus Harian Komisariat Daerah,
Ketua dan Sekretaris Sub Komisariat Daerah, ditambah biro
e. Pengurus Komisariat Daerah dipilih dalam Musayawarah Komisariat Daerah (Muskom-
da).
f. Pengurus Komisariat Daerah terpilih dilantik oleh Pengurus Pusat atau bila berhalangan
dapat diwakilkan oleh wali gereja/wakil gereja tempat Musyawarah Komisariat Daerah
tersebut dilaksanakan.
g. Pengurus Komisariat Daerah disahkan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan
h. Masa jabatan Pengurus Komisariat Daerah adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal
Muskomda terdahulu.
i. Setelah masa jabatannya berakhir, Pengurus Komisariat Daerah wajib mengadakan
Musyawarah Komisariat Daerah dan memberikan pertanggung-jawabannya kepada
Musyawarah Komisariat Daerah tersebut.
b. Jumlah Pengurus Harian Komisariat Cabang maksimal 80% dari jumlah Pengurus Harian
Daerah.
c. Pleno Pengurus Komisariat Cabang terdiri dari Pengurus Komisariat Cabang, Ketua dan
Sekretaris Komisariat Anak Cabang, ditambah seksi.
d. Pengurus Komisariat Cabang dipilih dalam Musyawarah Komisariat Cabang
(Muskomcab).
4. KEPENGURUSAN RANGKAP
a. Pengurus Pemuda Katolik dapat dibenarkan menjadi Pengurus Organisasi lain baik inter-
nal Katolik (dibawah Hirarki gereja) maupun Non Katolik yang tidak bertentangan den-
gan Azas dan tujuan Pemuda Katolik
b. Pengurus Pemuda Katolik tidak dibenarkan menjadi Ketua Pengurus Organisasi pada Or-
mas Katolik (PMKRI, ISKA, WKRI, FMKI, VOX POINT)
c. Pengurus Pemuda Katolik yang menjadi Pengurus organisasi lain, di dalam organisasi
tersebut bertindak bukan sebagai wakil Pemuda Katolik, melainkan atas nama pribadi
dan dengan tanggung jawab pribadinya sendiri.
d. Pengurus Pemuda Katolik yang menjadi pengurus di organisasi lain tersebut, tidak dibe-
narkan menyandang jabatan yang sama dengan jabatan di Pemuda Katolik.
e. Pengurus Pemuda Katolik kecuali Ketua Komda dan Ketua Komcab dibenarkan rangkap
jabatan didalam organisasi Pemuda Katolik selama tidak menyandang jabatan yang sama
di level yang berbeda.
Pasal 4
KONGRES NASIONAL PEMUDA KATOLIK
1. Peserta Kongres Nasional Pemuda Katolik adalah :
a. Pengurus Pusat
b. Utusan Komisariat Daerah.
c. Utusan Komisariat Cabang
d. Utusan Dewan Pembina Pengurus Pusat.
e. Utusan Dewan Pakar Pengurus Pusat
2. Peninjau Kongres Nasional adalah undangan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat
3. Kongres Nasional Pemuda Katolik dipimpin oleh Pengurus Pusat kecuali dalam hal yang dise-
butkan dalam ayat (4) pasal ini, atau oleh unsur Pengurus Komisariat Daerah yang ditetapkan
oleh Kongres Nasional Pemuda Katolik.
4. Kongres Nasional dilaksanakan selambat-lambatnya 3(tiga) bulan sebelum masa kepengu-
rusan Pengurus Pusat berakhir. Jika pengurus Pusat tidak dapat menyelenggarakan Kongres
Nasional Pemuda Katolik padahal Kongres Nasional tersebut sudah semestinya diselengga-
66 Buku Kongres Nasional XVIII Pemuda Katolik 2021
rakan, maka berdasarkan persetujuan sekurang-kurangnya seper tiga jumlah Komda dengan
sepengetahuan dan persetujuan Dewan Pembina dan Dewan Pakar Pengurus Pusat, dapat
menyelenggarakan Kongres Nasional Pemuda Katolik.
5. Persiapan Kongres Nasional Pemuda Katolik.
a. Undangan Kongres Nasional Nasional harus sudah disampaikan kepada peserta selam-
bat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Kongres Nasional Pemuda Katolik dimulai.
b. Materi Kongres Nasional Nasional harus sudah disampaikan kepada peserta selam-
bat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum Kongres Nasional Pemuda Katolik dimulai.
c. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum Kongres Nasional Pemuda Katolik dimu-
lai, setiap Komisariat Cabang dan Komisariat Daerah harus sudah menyampaikan kepa-
da Panitia Kongres Nasional Pemuda Katolik jumlah dan nama delegasi Komcab/Komda
yang bersangkutan, Dalam hal terjadi perubahan mengenai jumlah atau nama delegasi,
hal ini hendaknya sudah diketahui panitia pelaksana Kongres Nasional Pemuda Katolik
selambat-lambatnya 4 (empat) hari sebelum Kongres Nasional Pemuda Katolik dimulai.
6. Quorum
a. Kongres Nasional Pemuda Katolik sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peser-
ta Kongres Nasional yang defenitif, dengan menyerahkan mandat dari Komisariat Daerah
atau Komisariat Cabang setempat.
b. Jika pada saat Kongres Nasional Pemuda Katolik dimulai, quorum yang disebutkan pada
ayat (6) a pasal ini tidak tercapai, maka sidang-sidang Kongres Nasional Pemuda Katolik
ditunda sekurang-kurangnya 12 (dua belas) jam dan selambat-lambatnya 24 (dua pu-
luh empat) jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya Kongres Nasional Pemuda Kato-
lik. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka Kongres Nasional
Pemuda Katolik sah berapapun jumlah peserta yang hadir.
7. Hasil-hasil Kongres Nasional Pemuda Katolik dirumuskan menjadi Ketetapan-Ketetapan
Kongres Nasional Pemuda Katolik
Pasal 5
RAPAT KERJA NASIONAL (Rakernas)
1. Berwenang untuk menyusun dan menetapkan Peraturan dan Tata Kerja Organisasi, Program
Kerja Organisasi dan silabus pendidikan berjengjang organisasi.
2. Diselenggarakan untuk menyusun rencana kebijakan yang akan disahkan dalam Kongres Na-
sional, menyikapi hal-hal yang actual dan sebagai ajang konsolidasi
3. Peserta Rakernas adalah Pengurus Pusat, Pengurus Komisariat Daerah, Pengurus Komisariat
Cabang dan Dewan Pembina Pengurus Pusat
4. Rakernas diselenggarakan sekali dalam tiga tahun (periode kepengurusan) oleh Pengurus
Pusat selambat–lambatnya 6 (enam) bulan setelah Kongres Nasional.
5. Quorum
a. Rakernas sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seharusnya had-
ir, dengan menyerahkan surat mandat dari Pengurus Komisariat Cabang atau Pengurus
Komisariat Daerah setempat
Pasal 6
RAPAT PIMPINAN NASIONAL (Rapimnas)
1. Peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rakernas) adalah:
a. Pengurus Pusat
b. Pengurus Komisariat Daerah
c. Dewan Pembina Pengurus Pusat
d. Dewan Pakar Pengurus Pusat
2. Peninjau Rapimnas adalah undangan Pengurus Pusat
3. Rapimnas dipimpin oleh Pengurus Pusat
4. Rapimnas diselenggarakan dua kali selama masa kepengurusan.
5. Quorum
a. Rapimnas sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seharusnya hadir
b. Jika pada saat Rapimnas dimulai quorum yang disebut pada ayat (5) a pasal ini tidak
tercapai, maka sidang-sidang Rapimnas ditunda sekurang-kurangnya 12 jam dan se-
lambat-lambatnya 24 jam terhitung dari saat mulai/dibukanya Rapimnas. Jika setelah
penundaan, quorum di atas belum juga tercapai, maka Rapimnas sah berapapun jumlah
peserta yang hadir.
c. Hasil-hasil Rapimnas dirumuskan menjadi Ketetapan-Ketetapan Rapimnas
Pasal 7
RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Pusat
Pasal 8
MUSYAWARAH KOMISARIAT DAERAH (Muskomda)
1. Peserta Musyawarah Komisariat Daerah adalah :
a. Pengurus Komisariat Daerah
b. Utusan Komisariat Cabang
c. Utusan Dewan Pembina Komisariat Daerah
d. Utusan Dewan Pakar Komisariat Daerah
e. Utusan Pengurus Pusat.
Pasal 9
RAPAT KERJA DAERAH (Rakerda)
Pasal 11
RAPAT PLENO PENGURUS KOMDA
Pasal 12
MUSYAWARAH KOMISARIAT CABANG
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Cabang setempat. Bila dianggap perlu dapat
diselenggarakan oleh Pengurus Komda.
2. Dilaksanakan 3 tahun sekali.
3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program – program umum Organisasi
ditingkat Cabang.
4. Memberhentikan, Memilih dan menetapkan kepengurusan Komisariat Cabang.
5. Peserta Musyawarah Komisariat Cabang (Muskomcab) adalah:
a. Pengurus Komisariat Cabang
b. Utusan Komisariat Anak Cabang
c. Anggota Komisariat Cabang (bila Komac tidak ada)
d. Dewan Pembina Komisariat Cabang
e. Dewan Pakar Komisariat Cabang
f. Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Daerah
Pasal 13
RAPAT PLENO PENGURUS KOMCAB
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komcab dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Komcab
Pasal 14
MUSYAWARAH KOMISARIAT ANAK CABANG (Muskomac)
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang setempat. Bila dianggap perlu dapat
diselenggarakan oleh Pengurus Komcab.
2. Dilaksanakan 3 tahun sekali.
3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program – program umum Organisasi
ditingkat Anak Cabang.
Pemuda Katolik Tangguh Indonesia Pulih 71
4. Memberhentikan, Memilih dan menetapkan kepengurusan Komisariat Anak Cabang.
5. Muskomac dipimpin oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang kecuali dalam hal yang disebut-
kan dalam ayat 6 pasal ini, atau oleh unsur delegasi Komisariat Anak Cabang yang ditetapkan
oleh Muskomac.
6. Jika pengurus Komisariat Anak Cabang tidak dapat menyelenggarakan Muskomac selam-
bat-lambatnya 2 bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota Pengurus Ha-
rian Komisariat Anak Cabang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka berdasarkan per-
setujuan dari ranting-ranting setempat dengan sepengetahuan Dewan Pembina Komisariat
Anak Cabang. Ranting-ranting setempat, dapat menyelenggarakan Muskomac untuk memilih
Pengurus Komisariat Anak Cabang yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang dipan-
dang perlu.
7. Persiapan Musyawarah Komisariat Anak Cabang
a. Undangan Muskomac harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya dua
minggu sebelum Muskomac dimulai
b. Materi Muskomac harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya dua
minggu sebelum Muskomac dimulai.
8. Quorum
a. Muskomac sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah ranting yang defenitif
b. Jika pada saat Muskomac dimulai, quorum yang disebutkan dalam ayat (8) a pasal ini
tidak tercapai, maka siding-sidang Muskomac ditunda sekurang-kurangnya tiga jam dan
selambat-lambatnya enam jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya Muskomac. Jika
setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka Muskomac sah berapapun
jumlah peserta yang hadir.
9. Hasil-hasil Muskomac dirumuskan menjadi Ketetapan-ketetapan Muskomac.
Pasal 15
RAPAT PLENO PENGURUS KOMISARIAT ANAK CABANG
1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang dan dihadiri oleh seluruh Pengurus
Komisariat Anak Cabang dan ranting
Pasal 16
MUSYAWARAH RANTING
1. Peserta Musyawarah Ranting adalah:
a. Pengurus Ranting
b. Utusan Pengurus Komisariat Anak Cabang
c. Utusan Dewan Pembina Ranting
d. Utusan Pengurus Komisariat Cabang.
2. Peninjau Musyawarah Ranting adalah undangan lain yang dianggap perlu oleh Pengurus
Ranting.
72 Buku Kongres Nasional XVIII Pemuda Katolik 2021
3. Musyawarah Ranting dipimpin oleh Pengurus Ranting kecuali dalam hal yang disebutkan da-
lam ayat (4) pasal ini, atau oleh unsur Delegasi Ranting yang ditetapkan oleh Musyawarah
Ranting
4. Jika pengurus Ranting tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting selambat-lam-
batnya 2 (dua) bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota Pengurus Har-
ian Ranting tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka berdasarkan persetujuan 20 (dua
puluh) orang anggota Ranting setempat dengan sepengetahuan Dewan Pembina Ranting
yang bersangkutan, dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting untuk memilih Pengurus
Ranting yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang dipandang perlu.
5. Persiapan Musyawarah Ranting
a. Undangan Musyawarah Ranting harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lam-
batnya 2 (dua) Minggu sebelum Musyawarah Ranting dimulai.
b. Materi Musyawarah Ranting harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambat-
nya 1 (satu) minggu sebelum Musyawarah Ranting dimulai.
6. Quorum
a. Musyawarah Ranting sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seha-
rusnya hadir.
b. Jika pada saat Musyawarah Ranting dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (6) a pas-
al ini tidak tercapai, maka sidang-sidang Musyawarah Ranting ditunda sekurang-kurang-
nya 3 (tiga) jam dan selambat-lambatnya 6 (enam) jam terhitung dari saat dimulai/dibu-
kanya Musyawarah Ranting. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai,
maka Musyawarah ranting sah berapapun jumlah peserta yang hadir.
7. Hasil-hasil Musyawarah Ranting dirumuskan menjadi Ketetapan-Ketetapan Musyawarah
Ranting.
Pasal 17
RAPAT PLENO PENGURUS RANTING
1. Organisasi Pemuda Katolik sebagai organisasi yang bersifat terbuka, sesuai dengan kebutu-
han dan perkembangan organisasi dapat membentuk lembaga-lembaga khusus dengan atur-
an-aturan khusus sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Pemuda Katolik.
2. Dalam upaya menjamin kekhususan lembaga-lembaga khusus yang ada, lembaga-lembaga
tersebut dapat membuat :
a. Tanda-tanda pokok lembaga seperti lambang, stempel, papan nama, kop surat sesuai
dengan kekhususan lembaga dimaksud.
b. Keanggotaan sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud
c. Kepengurusan sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud
d. Jenis-jenis rapat dan atau musyawarah tertentu sesuai dengan kekhususan lembaga di-
maksud.
3. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kekhususan lembaga-lembaga khusus dilak-
sanakan dengan mekanisme konsultatif, koordinatif dan terintegrasi, baik antara pengurus
lembaga-lembaga khusus yang setingkat dan atau diatasnya, maupun dengan pengurus Or-
ganisasi Pemuda Katolik yang setingkat atau diatasnya.
4. lembaga-lembaga khusus wajib menyusun dan menetapkan lembaga yang mengatur secara
lebih jelas tentang masing-masing lembaga sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud.
Pasal 19
IURAN ANGGOTA DAN IURAN ORGANISASI
Besarnya iuran anggota ditentukan oleh Komisariat Anak Cabang, sedangkan iuran organisasi
diharapkan dapat membantu pengurus diatasnya sesuai kemampuan masing-masing struktur
kepengurusan.
Pasal 20
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
1. Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik dapat diubah oleh Kongres Nasional dengan cara
musyawarah untuk mufakat.
2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan, maka dapat diadakan pemung-
utan suara
3. Keputusan berdasarkan pemungutan suara ini sah jika disetujui oleh lebih dari setengah jum-
lah peserta yang hadir
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini atau hal-hal yang memerlukan
pengaturan lebih lanjut, ditetapkan dalam Peraturan dan Tata Kerja Organisasi dan keteta-
pan-ketetapan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga ini
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan
Ditetapkan di Semarang
Tanggal 13 November 2021