Anda di halaman 1dari 21

ANGGARAN DASAR

GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

PEMBUKAAN

Sesungguhnya Yesus Kristus, Anak Allah dan Juruselamat, ialah Tuhan manusia dan
alam semesta. Kehadiran-Nya dalam sejarah ialah perbuatan Allah untuk menebus dan
menyelamatkan manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya yang menjadikan
semuanya baru dan sempurna.

Anugerah-Nya yang dinyatakan dalam karya-Nya


karya-Nya memanggil manusia untuk percaya
dan mengucap syukur dalam penatalayanan alam semesta, mewujudkan iman,
pengharapan dan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.

Roh Kudus
dan rasuli, yang menghidupkan persekutuan orang
diutus untuk menyampaikan kabar beriman selaku
keselamatan Gereja
dan yang esa,
pembebasan am
bagi
pembaruan manusia dan alam semesta.

Maka menjadi panggilan dan pengutusan setiap warga gereja yang ditempatkan Tuhan
di dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia, untuk menyatakan kehadiran-
Nya dalam pemberitaan-Nya dan kehidupan yang bertanggungjawab bersumber pada
Alkitab yang menyaksikan
menyaksikan Yesus Kristus ialah Tuhan dan J
Juruselamat
uruselamat di dalam keesaan
Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan
keselamatan manusia untuk
mewujudkan kesejahteraan, perdamaian, keadilan dan kebenaran di tengah-tengah
Masyarakat, Bangsa dan Negara.

Untuk mewujudkan panggilan dan pengutusan dalam kehidupan dan perkembangan


perguruan tinggi dan mahasiswa, maka pada tanggal 9 Februari 1950 Mahasiswa Kristen
Indonesia yang melanjutkan usaha Christelijke Studenteen Vereeniging op Java, yang
berdiri pada tanggal 28 Desember 1932 di Kaliurang untuk mengikutsertakan Gereja dalam
pergerakan oikumene dan perjuangan Bangsa yang dalam revolusi kemerdekaan Indonesia
menjelma menjadi Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia bersama-sama dengan
Christelijke Studenteen Vereeniging pada waktu itu timbul sebagai persekutuan yang baru
bersama-sama berjuang menegakkan dan mempertahankan Republik Indonesia,
Indonesia, Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945, kemudian meleburkan diri dan berhimpun dalam satu bentuk
persekutuan dengan nama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia yang bergabung dalam
World Student Christian Federation.
Pasal 1

NAMA, TEMPAT DAN WAKTU


1. Organisasi ini bernama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, disingkat GMKI.
2. Organisasi ini berkedudukan di tempat Pengurus Pusat.
3. Organisasi ini berdiri untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 2
ASAS
“Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, organisasi ini
berasaskan Pancasila
Pancasila sebagai satu-satunya
satu-satunya ASAS”

Pasal 3
VISI DAN MISI
1. Visi Organisasi ini adalah terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan
ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih.
2. Misi organisasi
organisasi ini adalah:
a. Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan akan Yesus Kristus
selaku Tuhan dan Penebus dan memperdalam iman dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
b. Membina kesadaran selaku warga gereja yang esa di tengah-tengah mahasiswa dan perguruan

c. tinggi dalam kesaksian


Mempersiapkan
Mempersiapk memperbaharui
an pemimpin masyarakat,
dan penggerak manusia
yang ahli dan gereja. jawab dengan menjalankan
dan bertanggung
panggilan di tengah-tengah
tengah-tengah masyarakat,
masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi dan mahasiswa,
mahasiswa, dan menjadi
sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-
tengah manusia dan alam semesta.

Pasal 4

USAHA
Organisasi ini berusaha mencapai visi dan misinya sejalan dengan asas organisasi

Pasal 5
STATUS DAN BENTUK ORGANISASI
1. Status : Organisasi
Organisasi ini adalah organisasi yang bersifat gerejawi dan tidak merupakan bagian dari
organisasi politik.
2. Bentuk : Organisasi
Organisasi ini berbentuk
berbentuk kesatuan yang mempunyai cabang-cabang di kota-kota
kota-kota
perguruan tinggi
tinggi di Indonesia

Pasal 6

KEANGGOTAAN
1. Yang diterima menjadi anggota ialah mereka yang menerima visi dan misi
misi serta
serta bersedia
bersedia
menjalankan usaha organisasi
2. Anggota terdiri dari :
a. Anggota biasa
b. Anggota luar biasa
biasa
c. Anggota kehormatan
d. Anggota penyokong
3. Hak Anggota :
a. Anggota biasa mempunyai
mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih.
b. Anggota luar biasa
biasa mempunyai
mempunyai hak dipilih dan
dan hak usul.
c. Anggota kehormatan dan anggota penyokong mempunyai hak usul.
4. Kewajiban Anggota :
a. Bertanggung jawab mewujudkan visi, misi dan usaha berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga organisasi.
b. Bertanggung jawab mewujudkan
mewujudkan dan membina
membina persekutuan dalam kehidupan
kehidupan organisasi.

Pasal 7
ALAT PERLENGKAPAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempuny
mempunyaiai alat perlengkapan yang terdiri :
a. Kongres.
b. Pengurus Pusat
Pusat
c. Konperensi Cabang
d. Badan Pengurus Cabang
2. Kongres :
Kongres adalah badan tertinggi dalam organisasi.

Kongres
3. berlangsung
Pengurus Pusat sekurang-kurangnya
sekurang-kurangny
(PP) : a satu kali dalam dua tahun.
Organisasi ini dipimpin oleh Pengurus Pusat.
Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres untuk masa kerja dua tahun
4. Konperensi Cabang (Konpercab)
(Konpercab) :
a. Konperensi Cabang adalah badanbadan yang tertinggi dalam
dalam cabang.
cabang.
b. Konperensi Cabang
Cabang berlangsung
berlangsung sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun.
c. Konperensi Cabang berlangsung
berlangsung atas panggilan Badan Peng Pengurus
urus Cabang atau atas permintaan
sekurang-kurangnyaa dua per tiga jumlah anggota biasa.
sekurang-kurangny
5. Badan Pengurus
Pengurus Cabang (BPC) :
a. Cabang dipimpin oleh Badan Pengurus Cabang
b. Badan Pengurus
Pengurus Cabang dipilih oleh Konpere
Konperensi
nsi Cabang untuk masa kerja satu atau d
dua
ua tahun.

Pasal 8
KEPUTUSAN PERSIDANGAN
a. Keputusan persidangan organisasi ini diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dengan
hikmah kebijaksanaan, dan jika diperlukan diambil berdasarkan pemungutan
pemungutan suara terbanyak.
terbanyak.
b. Pemungutan suara
suara terbanyak dalam
dalam Kongres dilakukan
dilakukan dengan satu
satu cabang satu suara.
suara.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
Perbendaharaan organisasi ini diperoleh dari iuran anggota, sumbangan dan
pendapatan lain yang sesuai dengan
dengan asas, visi dan misi
misi organisasi.
Pasal 10
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
1. Perubahan Anggaran Dasar organisasi ini berlaku berdasarkan keputusan Kongres dengan
persetujuan sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya tiga
tiga per empat jumlah suara utusan yang hadir.
2. a. Usul Perubahan Anggaran Dasar dari Cabang sudah disampaikan kepada Pengurus Pusat selambat-
lambatnya empat bulan sebelum Kongres.
b. Selanjutnya
Selanjutnya Pengurus Pusat sudah menyampaikan
menyampaikan kepada cabang-cabang
cabang-cabang selambat-lambatnya
selambat-lambatnya dua
bulan sebelum Kongres.
Kongres.

Pasal 11
PEMBUBARAN
1. Organisasi ini dibubarkan berdasarkan keputusan Kongres yang khusus berlangsung untuk maksud
tersebut yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah cabang, serta memperoleh
persetujuan sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya tiga
tiga per empat dari jumlah
jumlah utusan yang hadir.
2. a. Pengurus Pusat memberitahukan
memberitahukan kepada cabang-cabang
cabang-cabang selambat- lambatnya
lambatnya dua bulan sebelum
Kongres Khusus tersebut.
b.Kongres Khusus
Khusus memutuskan mengenai
mengenai hak milik
milik organisasi.

Pasal
ATURAN 12
TAMBAHAN
Hal-hal yang belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

Pasal 1
USAHA
1. Mempertumbuhkan
Mempertumbuhka n dan memperdalam kehidupan beriman dengan doa, penelaahan Alkitab,
Ibadah, pembinaan persekutuan dan tanggung jawab bagi perkembangan, pembaharuan bagi keesaan
gereja yang am.
2. Membina kemajuan studi dan dan riset untuk mengikuti dan menguasai ilmu pengetahuan,
pengetahuan,
mewujudkan panggilan perguruan tinggi mahasiswa dalam mempersiapkan sarjana dan pemimpin
yang ahli dan bertanggungjawab bagi pembangunan dan pembaruan untuk mencapai kesejahteraan
materil dan spiritual
3. Membina pemimpin
pemimpin dan penggerak yang bekerja secara bertanggung jawab terhadap Allah dan
manusia di dalam masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi dan mahasiswa bagi terwujudnya
perdamaian, keadilan, kesejahteraan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-tengah
tengah-tengah manusia dan alam
semesta.

Pasal 2
KEANGGOTAAN

1.
a. Anggota terdiri
Anggota biasa, dari
yaitu: mahasiswa, warga negara Indonesia, yang sedang mengikuti kuliah pada
perguruan tinggi
tinggi di Indonesia sampai
sampai dua tahun sesu
sesudah
dah tidak menjadi
menjadi mahasiswa
mahasiswa lagi.
b. Anggota luar biasa,
biasa, yaitu :
(1) Bekas anggota biasa
(2) Bekas mahasiswa dan mahasiswa yang tidak termasuk dalam titik a.
c. Anggota kehormatan, yaitu mereka yang berjasa kepada organisasi.
d. Anggota penyokong,
penyokong, yaitu
yaitu mereka yang bersedia membantu organisasi secara berkala dengan
jumlah yang ditentukan oleh
oleh Badan Pengurus
Pengurus Cabang.
2. Penerimaan anggota :
a. Anggota biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang setelah memenuhi syarat penerimaan
anggota.
b. Anggota luar biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang setelah memenuhi syarat penerimaan
anggota.
c. Anggota kehormatan diangkat oleh Pengurus Pusat atas usul Badan Pengurus Cabang.
d. Anggota Penyokong diangkat oleh Badan Pengurus Cabang.

3. Pembebasan keanggotaan berlaku karena :


a. Meninggal
Meninggal dunia.
b. Atas permintaannya
permintaannya sendiri secara tertulis
tertulis kepada Badan Pengurus
Pengurus Cabang.
Cabang.
c. Dibebaskan sementara oleh Badan Pengurus Cabang, dan yang bersangkutan berhak membela diri
dalam Konperensi Cabang.
d. Dipecat dengan Keputusan Konperensi Cabang, dan yang bersangkutan berhak membela diri
dalam Kongres.
4. Daftar anggota :
Badan Pengurus Cabang sudah menyerahkan daftar anggota kepada Pengurus Pusat sekurang-
kurangnya satu kali dalam dua tahun, yang diserahkan selambat-lambatnya tiga bulan sebelum
Kongres.
Pasal 3
KONGRES
1. Kongres berlangsung dengan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu
jumlah Cabang dan sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah seluruh utusan yang
ditentukan.
2. Utusan-utusan yang menghadiri Kongres mewakli Cabangnya
Cabangnya sudah dilantik dan disahkan oleh
Pengurus Pusat.
3. Jumlah utusan Cabang yang menghadiri Kongres diutus sebagai berikut :
25 — 100 orang anggota diwakili oleh 2 orang
orang utusan
101 — 200 orang anggota diwakili oleh 3 orang
orang utusan
201 — 300 orang anggota diwakili oleh 4 orang
orang utusan
301 — 500 orang anggota diwakili oleh 5 orang
orang utusan
501 — 700 orang anggota diwakili oleh 6 orang
orang utusan
701 — 950 orang anggota diwakili oleh 7 orang
orang utusan
951 — 1.250 orang anggota diwakili oleh 8 orang utusan
1.251 — 1.750 orang anggota diwakili oleh 9 orang utusan
1.751 — dst orang anggota diwakili oleh 10 orang utusan
4. Kongres dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari utusan-utusan dan unsur Pengurus Pusat

5. yang dipilihbertugas
Kongres oleh Kongres.
:
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
b. Menilai laporan umum Pengurus
Pengurus Pusat.
c. Menetapkan garis besar program dan garis besar organisasi, kebijaksanaan umum dan anggaran
pendapatan dan belanja
belanja organ
organisasi.
isasi.
d. Memilih Pengurus Pusat.

Pasal 4
PENGURUS PUSAT
1. Pengurus Pusat sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang, yaitu Ketua Umum, Sekretaris Umum
dan Bendahara Umum, dan dua orang anggota.
2. Anggota Pengurus Pusat adalah warganegara Indonesia dan beragama Kristen.
3. a. Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres dengan sistem pemilihan
pemilihan langsung dan/atau pemilihan
formatur.
b. Susunan Pengurus Pusat yang dibentuk oleh formatur harus sudah dikirimkan kepada Cabang-
cabang selambat-lambatnya
selambat-lambatnya dua bulan sesudah Kongres.
c. Selama Pengurus Pusat yang baru belum terbentuk,
terbentuk , maka Pengurus Pusat yang lama
tetap bertanggung jawab.
4. a. Pengurus Pusat bertanggung
bertanggung jawab kepada Kongres.
b. Pengurus Pusat
Pusat mempersiapkan Kongres.
Kongres.
5. Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Pusat mewakili organisasi ke dalam dan ke luar.
6. a. Pengurus Pusat dapat membentuk dan membubarkan badan pembantu yang berupa komisi,
panitia khusus bagi
bagi kelancaran pekerjaannya
pekerjaannya
b. Pengurus Pusat dapat mengangkat dan membebaskan anggota dan staf yang ditempatkan dalam
badan pembantu
pembantu tersebut.
7. Pengurus Pusat bersidang sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
8. Pergantian Pengurus Pusat harus disertai dengan serah-terima yang selengkap-lengkapnya.
selengkap-lengkapnya.
Pasal 5
KONPERENSI CABANG
1. Konperensi Cabang dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari anggota-anggota
anggota-anggota yang dipilih
oleh Konperensi Cabang.
2. Konperensi Cabang bertugas ;
a. Menilai laporan Badan Pengurus Cabang dalam melaksanakan
melaksanakan Keputusan Kongres, Keputusan
Pengurus Pusat dan Keputusan Konperensi Cabang.
b. Menyusun
Menyusun Program Kerja. Menetapkan struktur, kebijaksanaan dan anggaran pendapatan dan
belanja cabang.
cabang.
c. Menetapkan masa kerja kepengurusan dan memilih Badan Pengurus Cabang.
3. Konperensi Cabang bertanggungjawab
bertanggungjawab kepada Pengurus Pusat, melalui Badan Pengurus Cabang.

Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
1. Badan Pengurus Cabang sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yaitu Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.
2. Anggota
Anggota Badan Pengurus Cabang adalah warga negara Indonesia dan beragama Kristen.
3 a. Badan Pengurus
Pengurus Cabang dipilih oleh Konperensi Cabang dengan
dengan sistem Pemilihan langsung dan

b./atau formatur.
Susunan Badan Pengurus Cabang yang telah terbentuk dilantik dan disahkan oleh Pengurus Pusat
dan harus dikirimkan kepada anggota-anggota selambat-selambatnya dua bulan setelah pemilihan
berlangsung..
berlangsung
4. a. Badan Pengurus Cabang bertanggung
bertanggung jawab kepada Konperensi Cabang dan Pengurus Pusat
b. Badan Pengurus
Pengurus Cabang mempersiapkan
mempersiapkan Konperensi
Konperensi Cabang.
5. Badan Pengurus Cabang
Cabang bersidang sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya satu kali dalam dua bulan
6. Penggantian
Penggantian Badan Pengurus Cabang harus disertai dengan serah terima yang selengkap-lengkapnya.
selengkap-lengkapnya.

Pasal 7
SAHNYA PERSIDANGAN
Persidangan sah untuk mengambil keputusan
keputusan apabila jumlah yang hadir sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu orang dari seluruh anggota persidangan.

Pasal 8
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN CABANG
1. Pembentukan
Pembentukan dan pembubaran Cabang Cabang dilakukan
dilakukan oleh Pengurus pusat,
pusat, diberitahukan kkepada
epada
cabang-cabang dan dilaporkan kepada Kongres.
2. Pembentukan
Pembentukan cabang dilakukan melalui persyaratan :
a. Di kota yang terdapat perguruan tinggi.
b. Sekurang-kurangnya
Sekurang-kurangnya terdapat kesediaan dua puluh lima orang mahasiswa untuk menjadi anggota
dan masing-masing mengajukan permohonan kepada Pengurus Pusat.
c. Sudah mendapat bimbingan sekurang-kurangnya
sekurang- kurangnya enam bulan dari cabang yang berdekatan.
berdeka tan.
3. Pembubaran cabang dilakukan melalui persyaratan :
a. Apabila di kota tersebut tidak terdapat lagi perguruan tinggi.
b. Apabila jumlah
jumlah anggota kurang
kurang dari 25 orang.
orang.
c. Titik a dan b yang termaktub di atas adalah atas sepengetahuan
sepengetahuan dua
dua cabang yang berdekatan.
4. Semua akibat pembubaran cabang menjadi tanggung jawab Pengurus
Pengurus Pusat bersama-sama dengan
dua cabang yang berdekatan.
Pasal 9
PERBENDAHARAAN
1. Anggota diwajibkan membayar iuran atau donasi menurut jumlah yang ditetapkan oleh
Kongres.
2. Cabang diwajibkan
diwajibkan sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya satu
satu kali dalam empat bulan menyerahkan
menyerahkan sebagian dari
dari
iuran atau donasi dan pendapatan lainnya kepada Pengurus Pusat menurut jumlah yang ditetapkan
oleh Kongres.
3. a. Kongres membentuk Badan Pemeriksa
Pemeriksa Keuangan
Keuangan yang anggotanya
anggotanya terdiri dari wakil cabang-cabang
untuk memeriksa keuangan Pengurus Pusat dan hasil pemeriksaan tersebut dilaporkan kepada
Kongres.
b. Badan Pemeriksa Keuangan bekerja secara berkala selama masa kerja Pengurus Pusat di antar dua
kongres.
c. Kongres menetapkan pedoman kerja Badan Pemeriksa Keuangan.

Pasal 10
LAMBANG DAN MARS
1. Organisasi ini mempunyai lambang dan mars.
2. Lambang organisasi terdiri dari :
a. Bendera

b. Topi
c. Panji
d. Lencana
e. Pita kepengurusan
kepengurusan..
3. Bendera Organisasi.
a. Dibuat dari kain berwarna biru laut.
b. (1) Berbentuk empat
empat persewgi panjang
panjang dengan perbandingan
perbandingan tiga berbanding
berbanding dua.
(2) Ditengah-tengah terdapat gambar GMKI berwarna putih yang terlihat jelas pada kedua sisinya
(dengan tulisan terbalik pada salah satu sisi).
(3) Perbandingan tinggi lambang dan lebar bendera adalah satu banding dua
c. Dipergunakan dalam upacara resmi baik yang bersifat umum, maupun yang bersifat khusus
organisasi bersama-sama dengan bendera Merah Putih.
(1) Dalam upacara tingkat nasional atau daerah (regional) dipergunakan bendera umum organisasi
(bendera GMKI) yang berukuran 270 x 180 cm.
(2) Dalam upacara tingkat lokal (cabang)
(cabang) dipergunakan bender
benderaa cabang yang berukuran 135 x 90
cm.
(3) Bendera Merah Putih yang dipergunakan bersama-sama dengan bendera organisasi harus
mempunyai ukuran yang sama.
4. Panji Organisasi.
a. Dibuat dari kain dengan
dengan warna dasar abu-abu dan biru tua kehit
kehitam-hitaman.
am-hitaman.
b. Tali pinggir (tepi)
(tepi) panji dibuat dari kain
kain berwarna putih.
putih.
c. Rumbai-rumbai
Rumbai-rumbai bawah berwarna putih.putih.
d. Lebar panji 50 cm dengan perincian
perincian 15 cm abu-abu, 20 cm biru tua dan 15 cm abu-abu
abu-abu..
e. Tinggi panji
panji dari puncak
puncak sampai keujung
keujung sudut
sudut di tengah 80
80 cm, tinggi
tinggi kedua sisi
sisi (tepi) 60 cm.
f. Tanda salib dan tulisan
tulisan dibuat deng
dengan
an warna putih.
putih.
g. (1) Panji umum bertuliskan huruf GMKI GMKI berwarna putih di di bawah tanda salib.
(2) Panji cabang bertuliskan huruf GMKI di atas salibsalib dan nama cabang
cabang di bawah tanda
tanda salib.
5. Topi organisasi.
a. Berbentuk bundar (baret) dengan warna dasar biru tua kehitam-hitaman.
kehitam-hitaman.
b. Memanjang dari muka ke belakang,
belakang, ditengah-tengah
ditengah-tengah topi diletakkan kain warna abu-abu dengan
lebar bagian muka 8 cm dan lebar bagian belakang 6 cm.
c. Pada topi
topi organisasi
organisasi hanya
hanya dapat dikenakan lencana organisasi yang
yang berbentuk
berbentuk lambang
lambang GMKI
GMKI
yang berwarna putih logam, biru tua dan abu-abu, berukuran (tinggi) 4 cm, pada bagian muka yang
berwarna abu-abu.
d. Dipergunakan dalam setiap
setiap kegiatan organisasi baik
baik yang bersifat umum, maupun yang
yang bersifat
khusus organisasi.
6. Lencana Organisasi
a. Berbentuk perisai (segi lima) dan dibuat dari logam
b. Ditengah-tengah
Ditengah-tengah terletak tanda salib
salib berwarna puti
putih
h logam diatas dasar
dasar cat biru tua.
c. Tepinya berwarna abu-abu
abu-abu dengan
dengan :
(1) Tulisan GMKI pada bagian atasnya ;
(2) Tiga buahbuah garis-garis
garis-garis vertikal pada setiap
setiap sayap,
sayap, dikanan
dikanan dan kiri, dan garis yang
yang terletak ditengah
adalah yang terpanjang ;
(3) Tulisan “ Ut Omnes Unum Sint” melingkar dari kiri ke kanan, yang masing-masing berwarna putih
logam.
d. Terdiri dari tiga jenis, yaitu :
(1) Lencana dada,
dada, dengan tinggi
tinggi 2,5 cm
(2) Lencana topi,
topi, dengan tinggi
tinggi 4 cm
(3) Lencana pita kepengurusan
kepengurusan (Kordon)
(Kordon) dengan tinggi
tinggi 8 cm.

(1)e.Lencana
Dipergunakan dengan
enakanketentuan
dada dikenakan
dik pada
pada dada sebagai
sebelahberikut
kiri. ;
(2) Lencana Topi dikenakan pada baret (topi).
(topi).
(3) Lencana pita kepengurusan
kepengurusan (Kordon) dikenakan pada pada pita kepengurusan.
kepengurusan.
(4) Penggunaan
Penggunaan diluar ketentuan
ketentuan ini tidak diperke
diperkenankan.
nankan.
7. Pita kepengurusan (Kordon) organisasi.
a. Dibuat dari kain
kain berwarna biru tua dan
dan abu-abu.
b. Lebar pita (kordon) untuk Pengurus Pusat 7 cm, dengan perincian; 3,5 cm biru tua dan 3,5 cm abu-
abu.
c. Lebar pita kepengurusan (kordon) untuk Badan Pengurus Cabang: 4,5 cm dengan perincian 1,5 cm
abu-abu, 1,5 cm biru tua, dan 1,5 cm abu-abu.
d. (1) Dipergunakan melingkari
melingkari leher dan pada kedua ujungnya diletakk
diletakkan
an lencana pita kepengurusan
(Kordon), berukuran 8 cm pada bagian muka.
(2)Bagi Pegurus Pusat warna biru tua terletak disebelah dalam.
e. Panjang Pita (Kordon)
(Kordon) 120 cm
f. Dipergunakan Pengurus Pusat dan Badan Pengurus
Pengurus Cabang
Cabang dalam :
(1) Upacara resmi organisasi atau lembaga
lembaga lain selaku wakil organis
organisasi
asi
(2) Upacara resmi organisasi tingkat
tingkat lokal ( cabang), daerah (regional) maumaupun
pun nasional.
8. Mars GMKI adalah lagu “MARS GMKI” yang disahkan dalam Kongres X GMKI tahun 1965 di
Manado.
9. Hymne GMKI adalah lagu “HYMNE GMKI” yang disahkan dalam Kongres XXX GMKI tahun
2006 di Kupang
10. Logo GMKI yang sah adalah sebagaimana dibawah ini.

Pasal 11
TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempunyai tingkat keputusan dengan urut-urutan dari yang tertinggi samapi terendah
sebagai berikut :
a. Anggaran Dasar.
b. Anggaran Rumah
Rumah Tangga.
c. Keputusan Kongres
d. Keputusan Pengurus Pusat
e. Keputusan Konperensi cabang
f. Keputusan Badan Pengurus Cabang
2. Keputusan yang lebih rendah tunduk kepada keputusan yang lebih tinggi sesuai dengan tingkatan
keputusan organisasi.

Pasal 12
PENUTUP
Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur oleh Keputusan
Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, Keputusan Konperensi Cabang, Keputusan Badan Pengurus
Cabang. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GMKI ini tetapkan oleh Kongres
nasional XXIX GMKI
GMKI pada tanggal 14 Desember 2004 di Pematang Siantar,
Siantar, Sumatera Utara.
PENJELASAN ANGGARAN DASAR /ANGGARAN RUMAH TANGGA GMKI

I. U M U M
Anggaran Dasar lazim juga disebut konstitusi. Kata mana dipergunakan untuk
menunjuk kepada Hukum Dasar yang tertulis dari suatu negara yang kita kenal dengan Undang-
Undang Dasar. Bila dilihat dari pola hidupnya, Negara merupakan organisasi besar yang kegiatannya
kegiatannya
sangat luas dan beraneka ragam. Untuk memudahkan kita memahami kedudukan dan peranan
AD/ART suatu organisasi maka dapatlah dianalogikan dengan Hukum Dasar atau Undang-Undang
Dasar.
Konstitusi merupakan hukum berarti mengikat, mengingat anggota maupun
lembaga sebagai aparat organisasi di segala tingkatan. Konstitusi berarti pula hukum dasar yang
berarti sebagai hukum yang tertinggi di mana semua hukum dan peraturan di dalam organisasi lahir
dari padanya. Karena konstitusi merupakan hukum yang tertinggi dalam suatu organisasi maka
konstitusi hendaknya telah dapat mengatur hal-hal pokok bagi kehidupan organisasi. Hal-hal pokok
itu adalah yang mengatur kelembagaan organisasi dan yang mengatur keanggotaan serta hubungan
antara kelembagaan dan anggota.
Sejauh pengamatan yang terlihat dalam sejarah GMKI maka terdapat motifasi
pokok yang merupakan ciri yang senantiasa tercermin dalam hidup dan gerak GMKI. Motivasi
pokok ini yang merupakan kesadaran dari pada pendiri GMKI untuk menghadirkan GMKI ditengah-
tengah masyarakat bangsa dan Gereja. Dalam pembukaan AD GMKI di temui motivasi pokok yaitu

kesadaran
senantiasa terhadap lingkungannya
diperhatikan sebagai ciri dan
GMKIpanggilan Tuhannya.
yakni sifat Untuk itu maka
kemahasiswaannya, sifat tiga hal yang harus
kekristenannya dan
sifat keindonesiaannya. Karena GMKI adalah organisasi yang digolongkan organisasi yang terdiri
dari “orang muda” atau “pemuda” maka sebagai suatu kenyataan naluriah GMKI tentu akan
menampakkan dinamika, suatu keadaan yang senantiasa bergerak dan karena itu gerak merupakan
suatu kelengkapan dari sifat kediriannya. Faktor-faktor di atas hendaknya dapat tetap nampak dalam
kehidupan organisasi.
Yang dimaksud dengan faktor pertama yakni sifat kemahasiswaan yaitu sebagaimana
lingkungan di mana ia berada maka sifat-sifat kemahasiswaan sebagai kelompok intelegensia muda
yang sedang membentuk diri akan nampak sifat kepolosan, lugu, ingin tahu, analistis, suasana belajar
mengajar, disiplin, tidak vested melainkan terus mencari hasil yang terbaik, amatir , sederhana dan
merakyat. Sifat kemahasiswaan ini harus dilihat sebagai keberadaan status dan mental dari setiap
anggotanyaa dan pimpinannya.
anggotany pimpinannya. Untuk mana harus ditunjang
ditunjang oleh stru
struktur
ktur dan langgam
langgam kerjanya.
kerjanya.
Dalam pembukaan AD GMKI, alinea kelima menunjuk bahwa organisasi ini
berdiri oleh mahasiswa dan pertama-tama untuk mahasiswa dan lingkungan di mana mahasiswa itu
berada. Itulah sebabnya
sebabnya mengapa dalam rumusan misimisi GMKI dikatakan: “Misi organisasi ini adalah :
1. Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya…”, karena dimaksud di sini, misi
pertama adalah untuk mahsiswa itu sendiri dan lingkungannya
lingkungannya di mana mahasiswa itu berada. Jadi
bilamana dikatakan di atas dari mahasiswa untuk mahasiswa maka ini berarti organisasi ini harus
menampakkan diri sebagai organisasi mahasiswa. Titik tolaknya adalah mahasiswa dan tujuannya
adalah mahasiswa. Jadi pola kemahasiswaan harus tercermin di dalam langgam kerjanya.
Pola mahasiswa akan senantiasa menekankan sifat loyal, gotong royong/bermapalus/bermasohi,
karena itu berwarna:”amatir”.
Faktor kedua adalah sifat kekristenan. Rumusan kalimat bersumber pada Alkitab
yang menyaksikan Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juru Selamat di dalam Keesaan Allah Bapa,
Anak dan Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan manusia. Faktor ini hendaknya dominan di
dalam kehidupan organisasi. Bilaman kita menelusuri sejarah berdirinya GMKI, maka nyata bahwa
awal berdirinya organisasi didasarkan pada kesadaran kelompok mahasiswa terhadap kebutuhan
pelayanan di lingkungan perguruan tinggi. Kesadaran ini kemudian melahirkan kelompok-kelompok
kelompok-kelompok
penelaan Alkitab dan kelompok doa sebagai jawaban terhadap tantangan tersebut. Kemudian
kebutuhan ini meluas kepada seluruh civitas academica, karena semuanya itu merupakan kelurga
besar yang secara bersama-sama berada dalam pergumulan yang sama. Karena itu penelaan Alkitab
dan Kelompok Doa merupakan program inti dari organisasi ini. Dengan senantiasa memeliharanya
berarti akan semakin memantapkan arti kediriannya selaku mahsiswa Kristen. Program inti ini tidak
boleh dilupakan oleh GMKI. Melupakan kegiatan tersebut berarti bahaya erosi kedirian yang sangat
fatal akan melanda organisasi. Semuanya ini adalah konsekuensi dari sumber GMKI yakni Alkitab.
Dalam GMKI kita kenal pula “Panca Kegiatan” dan “Tri Panji”. Panca kegiatan yaitu
“Berdoa/Beribadah, Belajar, Bersaksi, Bersosial, Berkreasi”. Tri Panji yakni “Tinggi Iman, Tinggi
Ilmu, dan Tinggi Pengabdian”. Kata berdoa/ beribadat dan bersaksi dalam panca kegiatan dan kata
Iman dalam Tri Panji diletakkan pertama selaku pertanda bahwa landasan Iman itulah seluruh
keberadaan GMKI yang dapat “ditangkap “ untuk kemudian lebih lanjut ditanggapi
ditanggapi.. Dengan kata
lain setiap fenomena lingkungan harus dapat ditangkap (impressi) oleh GMKI, yang kemudian
ditanggap (expressi) setelah melalui penggodokan
penggodokan imannya. Dengan demikian tanggapan
tanggapan GMKI
akan senantiasa bersifat Kristiani dan original.
Sifat Kekristenan ini menunjukkan bahwa GMKI adalah bagian dari Gereja.
GMKI adalah kelanjutan pelayanan gereja di perguruan tinggi, dengan berbagai karakteristik gereja.
Sebagaimana Gereja menempatkan Alkitab sebagai dasar, maka ini pulalah yang menjadi sumber
bagi GMKI. Sumber GMKI tidak mengaburkan arti dan sifat gerejawinya.
gerejawinya. Dalam pengamalan
sumber organisasi ini, maka haruslah relevan dengan panggilannya, dan tidak asing bagi

lingkungannya. Faktor ketiga adalah sifat


sifat ke-Indonesiaan. Sifat ini pertama-tama
pertama-tama mau mengartikan
mengartikan
bahwa organisasi ini lahir dari bumi Indonesia dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
bangsa dan tanah airnya. Unsur ke-Indonesiaan di sini mau menyatakan bahwa GMKI tidak dapat
dipisahkan dengan pengalaman
pengalaman dan persoalan hidup bangsany
bangsanya.
a. Pada allinea kelima Pembuk
Pembukaan
aan
Anggaran Dasar GMKI ditulis bahwa:
“… maka pada tanggal 9 Februari 1950 mahasiswa Kristen Indonesia yang melanjutkan usaha
Christelijke Studenten Vereneging of Java yang berdirti pada tanggal 28 Desember 1932 di
Kaliurang untuk mengikutsertakan gereja dalam pergerakan ekumene dan perjuangan bangsa . . .
berjuang menegakkan
menegakkan dan mempertahankan
mempertahankan kemerdekaan
kemerdekaan Republik Indonesia,
Indonesia, Negara Proklamasi
Proklamasi 17
Agustus …” Bagian dari alinea ini menunjukkan bahwa cikal bakal (embrio) GMKI pada zaman itu
ikut terlibat secara aktif (inherent) dengan perjuangan bangsa. Di sini ke-Indonesiaan benar-benar
berbicara, maka bilamana bangsa ini menghitung
menghitung keterlibatan organisasi dalam perjuangan bangsa
maka GMKI tidak dapat di lepaskan dari kehidupan bangsa Indonesia yang ada yakni Pancasila. Di
sinilah pembuktian bahwa GMKI berkepribadian dan berkesadaran untuk mempertahankan serta
mengisi kemerdekaan Negara Republik Indonesia, Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

II. SISTEM ORGANISASI.

SISTEM ORGANISASI.
AD/ART GMKI adalah aturan permainan atau aturan dasar dari organisasi GMKI. Anggaran Dasar
adalah aturan pokoknya dan Anggaran Rumah Tangga adalah kelengkapan dari aturan pokok
tersebut. Pada Anggaran Dasar terdapat Pembukaan yang berisikan Motivasi Pokok tersebut. Pada
pasal-pasalnya diaturlah ketentuan pokok yang secara keseluruhan dapat di bagi dalam sistematika
sistematika
sebagai berikut:

ANGGARAN DASAR:
1) Pembukaan 5 alinea
2) Ketentuan pokok, pasal 1 – 4
3) Sistem organisasi, pasal
pasal 5 - 9
4) Lain-lain, pasal 10 – 12.

ANGGARAN RUMAH TANGGA:


1) Uraian visi dan misi, pasal 1
2) Uraian sistem organisasi, pasal 1 – 9
3) Atribut organisasi, pasal 10
4) Hirearchi juridis, pasal 11 – 12.

Sistem organisasi menguraikan tentang fungsi-fungsi dari alat perlengkapan organisasi. Ada
beberapa hal yang
yang perlu diperhatikan
diperhatikan dalam menerapkan
menerapkan sistem organisasi
organisasi yakni:
1. Bentuk organisasi
organisasi sebagai
sebagai organisasi kesatuan. Di
Di sini terlihat
terlihat suatu jenjang yang
yang memusat
memusat
sehingga kepengurusan yang tertinggi disebut sebagai Pengurus Pusat. Yang wakil Pengurus Pusat
disebut Ketua Umum dan Sekretaris Umum. Pengurus pusat adalah penentu kebijaksanaan organisasi
yang telah ditetapkan oleh Kongres dan Pengurus Pusat. Badan Pengurus Cabang dipercayakan
mengatur dan membina anggota dan untuk ini Badan Pengurus Cabang akan
mempertanggungjawabka
mempertang gungjawabkan n kepada Konperensi Cabang dan Pengurus Pusat.
2. Alat perlengkapan
perlengkapan organisasi
organisasi yaitu wadah
wadah yang menjamin
menjamin berfungsinya
berfungsinya organisasi
organisasi dalam

melaksanakan tugasnya.
Konperensi cabang pada Sebagai
tingkat lembaga
Cabang. legislatif diaturlah
Kedua Badan Kongresoleh
ini dihadiri padaanggota.
tingkat nasional dan
Pada tingkat
Kongres anggota hadir dalam bentuk perwakilan yang ketentuannya diatur dalam peraturan
organisasi dan pada tingkat Cabang adalah rapat anggota yang kehadirannya diatur pula dalam aturan
organisasi.
3. Sebagai kelengkapan dari hidup
hidup organisasi
organisasi yang
yang mempengaruhi
mempengaruhi pulapula langgam
langgam kerjanya, maka organisasi
organisasi
dilengkapi dengan Atribut Organisasi. Atribut adalah identitas yang kelihatan dari organisasi yang harus tetap
dipelihara karena mempunyai pengaruh langsung pada “kewajiban” anggota. Atribut organisasi adalah
lambang dan mars. Penggunaan lambang dan mars ini akan nampak kebanggaan dan hormat terhadap
organisasi.

PENJELASAN
ANGGARAN DASAR GMKI

PEMBUKAAN

Pembukaan mengandung lima alinea. Alinea pertama sampai ketiga merupakan landasan
kepercayaan GMKI. Kepercayaan yang dianut tersebut terpusat kepada Yesus Kristus
(Christocentris) karena hanya melalui Yesus Kristus sajalah manusia dapat mengenal Allah yang
benar.
Alinea keempat menunjukkan kesadaran GMKI terhadap apa yang dipercaya dan sekaligus
melihat arti panggilannya konteks kepercayaannya terhadap lingkungan di mana ia hidup, yakni
“sejarah bangsa dan negara Indonesia”. Dalam alinea ini pula ditekankan tentang ketritunggalan
Allah yang merupakan bagian dari kepercayaan Kristen yang Am. Hal ini dimaksudkan agar GMKI
dapat terhindar dari ajaran-ajaran sektaris yang tidak mengakui kepercayaan tersebut.
Alinea kelima menggambarkan tentang aspek kesejarahan dari kehidupan GMKI. GMKI berawal di
saat dimulainya Perguruan Tinggi di Indonesia. Pergerakan Mahsiswa Kristen mengikuti irama
kehidupan Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Mahasiswa Kristen Indonesia yang tergabung dalam
PMKI bersama-sama dengan CSV yang pada waktu itu timbul sebagai persekutuan yang baru, ikut
pula berada di arena perjuangan bangsa untuk mempertahankan
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia,
Negara Proklamasi
Proklamasi 17 Agustus 194
1945
5 yang pada waktu
waktu itu berada dalam
dalam ancaman.

Pasal 1
NAMA, TEMPAT
TEMPAT DAN WAKTU
1. Telah jelas
2. Bahwa Pengurus Pusat sebagai pengelola
pengelola organisasi berkeduduk
berkedudukan
an di tempat di mana PP sedang
dalam melaksanakan tugasnya secara keseluruhan.
3. “berdiri” – juncto Pembukaan AD alinea 5 “waktu yang ditentukan” – juncto AD pasal 11 ayat 1.

Pasal 2
ASAS
Organisasi ini menempatkan
menempatkan Pancasila sebagai
sebagai satu-satunya
satu-satunya asas dalam kehidupan
kehidupan bermasyarakat,
bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara adalah menegaskan
menegaskan keyakinan dan penerimaan yang tulus serta tekad untuk
mempertahankan, mengamalkan dan melestarikan Pancasila sebagai pandangan hidup dan
kepribadian bangsa.

Pasal 3
VISI DAN MISI

1.
2. Telah
Rumusanjelasmisi GMKI mengandung tiga hal yang penting, yakni:
a. Aspek marturia yakni kesaksian atau mission dari GMKI dan untuk mempertahankan
mempertahankan masalah
spiritual dalam pelayanannya.
pelayanannya.
b. Aspek koinonia yakni persekutuan
persekutuan di mana GMKI akan melaksanakan kegiatan yan
yang
g mempersatukan
dan membaharui kehidupan Gereja, masyarakat dan manusia.
c. Aspek diakonia yakni pelayanan. Di sini GMKI menempatkan diri selaku organisasi kader yang
mempersiapkan pemimpin masa datang. Selain itu pula GMKI menempatkan dirinya selaku sarana
perjuangan untuk menciptakan kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran dan cinta kasih
ditengah-tengah
ditengah-teng ah manusia dan alam semesta.
Rumusan visi dan misi GMKI merupakan bagian dari perjuangan GMKI dalam mencapai tujuan
Nasional sebagaimana
sebagaimana termaktub dalam pembukaan
pembukaan UUD 1945 dalam negara kesatuan Republik
Indonesia.

Pasal 4
USAHA
Juneto ART pasal 1.

Pasal 5
STATUS DAN BENTUK ORGANISASI
1. Status GMKI menurut ayat ini berarti bahwa GMKI adalah organisasi mahasiswa yang bersifat
gerejani. Ia berafiliasi dan seaspirasi dengan Gereja karena dari sana ia lahir. GMKI adalah bagian
dari gereja itu sendiri yang berada di tengah-tengah Perguruan Tinggi untuk melaksanakan tugas-
tugas gereja.
2. Bentuk organisasi ini adalah kesatuan. Ini berarti bukan bentuk federasi. Sebagai akibat dari benruk
kesatuan tersebut maka harus ada pimpinan tertinggi
tertinggi dan dalam hal ini adalah Pengurus Pusat (juncto
AD pasal 7 ayat 3 dan pasal 1 ayat 2). Karena itu Pengurus Pusat selaku pimpinan organisasi adalah
pelaksanaan, kebijaksanaan organisasi setelah Kongres. Cabang-cabang adalah pelaksana kebijakan
organisasi yang telah ditentukan Pengurus Pusat. Oleh karena itu susunan Badan Pengurus Cabang
dilantik dan disahkan oleh Pengurus Pusat (juncto ART pasal 6 ayat 3.b.) dan Badan Pengurus
Cabang bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat (juncto ART pasal 6 ayat 4.a.). Wewenang
pimpinan organisasi
organisasi ini juga tampak dalam pembentukan
pembentukan dan pembubaran caban
cabang
g (juncto ART pasal
8).

Pasal 6
KEANGGOTAAN
1. Menerima visi
visi dan misi tidak
tidak berarti telah menjadi
menjadi Kristen,
Kristen, artinya
artinya yang diterima
diterima menjadi
menjadi anggota
anggota
GMKI bukan hanya mahasiswa Kristen, dan bersedia menjalankan usaha organisasi yang bersumber
pada Alkitab. Dengan
Dengan demikian GMKI membuka/memb
membuka/memberi eri kesempatan kepada mahasiswa
mahasiswa lainnya di
luar Iman Kristen untuk menjadi
menjadi anggota GMKI (juncto AD pasal 3 ayat 1).
2. Juncto ART pasal 2ayat 1.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.

Pasal 7
ALAT PERLENGKAPAN ORGANISASI
1. Telah jelas

2. b.
a. “Tertinggi”
“Dua Tahun” – juncto ART kalender
– dua tahun pasal 11. yang disesuaikan dengan pelaksanaan Kong
Kongres.
res.
c. “Permintaan” – permintaan tertulis oleh Badan Pengurus Cabang, disampaikan kepada Pengurus
Pusat.
3. a. Juncto AD pasal 2 dan pasal 5 ayat2.
b. “Dua tahun” – dua tahun kalender disesuaikan dengan pelaksanaan
pelaksanaan Kongres.
4. a. Juncto ART pasal 11 ayat 1 dan pasal 5 ayat 2.
b. “Dua tahun” – dua tahun kalender yang disesuaikan dengan pelaksanaan Konperensi Cabang.
c. “Permintaan” – permintaan tertulis dari anggota, disampaikan kepada Badan Pengurus Cabang.
5. a. Juncto AD pasal 1 ayat 2 dan ART pasal 11.
b. “Satu atau dua tahun” – tahun kalender disesuaikan dengan pelaksanaan Konperensi Cabang.

Pasal 8
KEPUTUSAN PERSIDANGAN
a. Keputusan persidangan ini berlaku
berlaku untuk
untuk semua
semua persidangan
persidangan dalam organisasi kecuali persidangan
yang menyangkut perubahan AD (AD pasal 10 ayat 1 ) dan pembubaran organisasi (AD pasal 11
ayat 1 ).
b. Juncto AD pasal
pasal 8 ayat 1.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
Telah jelas.

Pasal 10
PERUBAHAN ANGGARAN
1. Juncto AD pasal 8.
2. Telah jelas.
Pasal 11
PEMBUBARAN
1. Juncto AD pasal 8
2. Telah jelas.

Pasal 12
ATURAN TAMBAHAN
Telah jelas.
PENJELASAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMKI

Pasal 1
USAHA
Usaha organisasi adalah bentuk-bentuk umum program GMKI yang senantiasa harus diperhatikan
oleh aparat organisasi. Usaha organisasi adalah penjabaran dari Pembukaan/Sumber, Visi dan Misi.
Dengan melaksanakan usaha ini dicanangkan organisasi akan mencapai visi dan misinya atau
setidak-tidaknyaa mendekatkan dirinya kepada Visi dan Misi.
setidak-tidakny
Pasal 2
KEANGGOTAAN
1. a. “Sesudah tidak menjadi mahasiswa lagi” berarti baik yang telah menyelesaikan studinya atau yang
meninggalkan bangku kuliahnya belum menyelesaikan studinya, baik semasa CSV op Java, PMKI
dan CSV yang baru hingga sekarang.
1. b. 1. Ini acap disebut sebagai “senior member”.
1. b. 2. “Bekas mahasiswa” berarti mahasiswa seperti tersebut dalam titik a tetapi tidak pernah
mendaftarkan diri sebagai anggota “mahasiswa yang tidak termasuk dalam titik a” berarti mahasiswa
yang bukan warga negara Indonesia tetapi kuliah di Indonesia dan/atau mahasiswa berwarga negara
Indonesia yang tidak mengikuti kuliah di Indonesia dan ia berdomisili di Indonesia. Mereka ini acap
disebut Senior Friends, juga mereka yang tergolong dalam titik d.

1.
1. c.
d. Juncto titik bb;perlu
juncto tiitik ; perluperaturan
peraturanorganisasi
organisasi
2. a. Telah jelas.
2. b. Telah jelas.
2. c. Telah jelas.
2. d. Telah jelas.
3. Telah jelas
4. Telah jelas.

Pasal 3
KONGRES
1. Ini menunjukkan kongres sah berlangsung bila dua syarat dipenuhi sekaligus. “Jumlah Cabang” –
seluruh cabang yang sah menurut ketentuan terakhir Pengurus pusat. “Jumlah seluruh utusan”
utusan” – junto
ART pasal 2 ayat 2.
2. Telah jelas.
3. Perhitungan di mulai dari 25 ke atas karena jumlah mahasiswa yang merupakan syarat minimal dapat
dibentuknyaa cabang adalah 25 orang (juncto ART pasal 8 ayat 2.b.).
dibentukny
4. Telah jelas.
5. Terdapat 4 pokok yang harus dilaksanakan Kongres. Sebelum kongres berlangsung, Pengurus Pusat
menyampaikan kepada cabang- cabang, tugas mana saja yang akan dilaksanakan Kongres untuk
dipertimbangkan
dipertimbang kan Kongres. Tugas Kongres dalam menilai laporan Pengurus Pusat adalah memberikan
penilaian kualitatif untuk dijadikan dokumentasi
dokumentasi bagi kehidupan organisasi dan/atau menjadi bahan
di dalam Kongres itu sendiri.

Pasal 4
PENGURUS PUSAT
1. Telah jelas.
2. Telah jelas
3. a. Berarti terdapat tiga cara yakni pertama memilih keseluruhan fungsionaris; kedua, memilih
beberapa orang fungsionaris dan ditambah beberapa orang anggota menjadi formatur; dan ketiga,
memilih beberapa orang menjadi formatur tanpa memilih terlebih dahulu fungsionaris. Formatur
adalah mandataris Kongres untuk melaksanakan tugas tersebut.
3. b. Bilamana pemilihan Pengurus Pusat memakai sistem pemilihan langsung maka butir b ini tidak
berlaku.
3. c. Bilamana pemilihan Pengurus Pusat mamakai sistem pemilihan langsung maka butir c ini tidak
berlaku.
4. a. Juncto ART pasal 3 ayat 5.b.
4. b. Juncto ART pasal 3 ayat 5.
5. Pada dasarnya kepemimpinan organisasi adalah kolektif di mana pengaturannya diatur dalam p.o.
(job discription); namun dalam hal-hal tertentu membutuhkan penampilan organisasi yang
bersangkut paut dengan hukum atau yang tidak berkaitan dengan hukum maka yang mewakili
organisasi adalah Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
6. a. Masa kerja dari Badan Pembantu atau Komisi selama-lamanya sama dengan masa kerja Pengurus
Pusat yang membentuknya.
6. b. Juncto ART pasal 4 ayat 6.a.
7 Telah jelas
8. Telah jelas.

Pasal 5
KONPERENSI CABANG
1. Telah jelas.
2. Terdapat tiga tugas
tugas yang
yang harus dilaksanakan Konperensi Cabang. Sebelum Konperensi Cabang
dimulai, BPC harus menyampaikan kepada para anggota tugas mana saja yang akan dilaksanakan
Konperensi Cabang dalam “menilai laporan” adalah memberikan penilaian kualitatif untuk dijadikan
dokumentasi bagi kehidupan organisasi (cabang) dan/atau menjadi bahan di dalam Konperensi
Cabang itu sendiri. Dalam menetapkan masa kerja kepengurusan, Konperensi Cabang wajib terlebih
dahulu melakukan studi yang mendalam dengan mempertimbangkan
mempertimbangkan kondisi obyektif cabang.
3. Konperensi Cabang bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat melalui Badan Pengurus Cabang
karena konperensi Cabang temporer sifatnya dan ini badan konsultatif, sedang pelaksana Konperensi
Cabang adalah Badan Pengurus Cabang. Yang mempertanggungjawabkan kepada Pengurus Pusat
mengenai hasil-hasil Konperensi Cabang adalah Badan Pengurus Cabang yang mempersiapkan
Konperensi Cabang tersebut.

Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
1. Telah jelas
2. Telah jelas.
3. a. Juncto ART pasal 4 aya3. a., formatur adalah mandataris Konperensi Cabang dalam melaksanakan
melaksanakan
tugas tersebut.
3. b. Telah jelas.
a. Dalam rangka melaksanakan pertanggungjawaban Badan Pengurus Cabang khususnya di dalam
Konperensi Cabang maka : Pertama; Laporan BPC haruslah merupakan laporan kepada Konperensi
Cabang dan Pengurus pusat; Kedua, bilamana Konperensi Cabang tersebut dihadiri oleh Pengurus
Pusat maka PP berkewajiban
berkewajiban menilai laporan tersebut.
4.b. Juncto ART pasal 5 ayat 2.
Telah Jelas.
Telah Jelas.Pasal 7
Pasal 7
SAHNYA PERSIDANGAN
Maksudnya adalah sekurang-kurang
sekurang-kurangnya
nya lebih dari setengah dalam arti yang minimal.

Pasal 8
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN CABANG
Yang disebut dengan “Perguruan Tinggi” adalah pendidikan sesudah Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas yang dikategorikan sederajat dengan Perguruan Tinggi. Ini berarti pula bila di satu kota
terdapat satu cabang dari Perguruan Tinggi yang melaksanakan fungsi pendidikan tinggi. Yang
disebut dengan “dua cabang yang berdekatan” adalah cabang yang dapat melaksanakan tugas
lebih efektif dalam menjalankan fungsi ini baik dari segi geografi maupun komunikasi.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
1. Telah Jelas.
2. Kongres menetapkan sejumlah uang yang harus diserahkan oleh cabang kepada Pengurus
Pusat jumlah mana diambil dari pendapatan Badan Pengurus Cabang yaitu iuran, donasi dan
pendapatan lainnya di cabang tersebut.
3. Telah Jelas.

Pasal 10
LAMBANG DAN MARS
Penjelasan tentang warna dan bentuk lambang lihat pada bagian terlampir.

Pasal 11
TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI
Telah Jelas.

Pasal 12
PENUTUP
Telah Jelas.

PENJELASAN
TENTANG BENTUK DAN WARNA LAMBANG GMKI
A. Lambang organisasi ini terdiri dari:
1. Bendera merrah putih yang merupakan bendera nasional RI.
2. Bendera organisasi GMKI (lihat ART GMKI pasal 10 ayat 3).
3. Panji organisasi GMKI (lihat ART GMKI pasal 10 ayat 4).
4. Topi organisasi GMKI (lihat ART GMKI pasal 10ayat 6).
5. Lencana organisasi GMKI (lihat ART GMKI pasal 10 ayat 6).
6. Pita kepengurus
kepengurusan
an (kordon) (lihat ART GMKI pasal
pasal 10 ayat 7).
B. Bentuk lencana organisasi yang menyerupai perisai (segi lima) yang dipakai pada topi, pita
kepengurusan (kordon) dan dada sebelah kiri adalah dimaksudkan sebagai penghalau atau
penangkis setiap serangan yang datang menyerang kita. Lencana GMKI yang berbentuk
perisai itu secara teologis berfungsi untuk menangkap setiap persoalan yang terjadi ditengah-
tengah masyarakat, perguruan tinggi dan generasi muda atau yang terjadi ditengah-tengah
kehidupan bangsa dan negara, kemudian persoalan-persoalan tersebut dijawab secara kritis,
kreatif dan konstruktif dengan berlandaskan kepada iman Kristen atau dijawab secara Injili.
C. Bentuk lencana bersegi lima (perisai) adalah juga dalam pengertian mengungkapkan
mengungkapkan lima sisi
kegiatan atau yang kita kenal sebagai panca kegiatan GMKI yaitu: berdoa/beribad
berdoa/beribadat,
at, belajar,
bersaksi, bersosial dan berekreasi (mencipta ulang) atau menemukan karya-karya baru.
D. Pada tiga garis tegak lurus sisi kiri dan kanan lencana dimaksudkan
dimaksudkan sebagai tri panji GMKI
yaitu: Tinggi Iman, Tinggi Ilmu dan Tinggi Pengabdian.
E. Arti salib adalah arti penderitaan Tuhan Yesus kepada umat manusia, yang telah menderita,

mati
dalamdanlencana
dibangkitkan untukadalah,
organisasi menyelamatkan manusia harus
bahwa GMKI dari dosa-dosa.
berjuang Arti
dan Salib bagi GMKI
berkorban untuk
memperbaharuii kehidupan manusia dan masyarakat, menyelamatkan
memperbaharu menyelamatkan mereka-mereka yang
menderita, yang mendapat tekanan ekonomi, politik, dan pemerkosaan hak-hak azasi manusia,
baik ditengah-tengah
ditengah-tengah kehidupan perguruan tinggi maupun ditengah-tengah
ditengah-tengah kehidupan
masyarakat luas.
F. Arti salib yang berwarna putih pada bendera, panji dan lencana adalah bahwa dengan kesucian,
ketulusan dan kesungguh-sungguhan,
kesungguh-sungguhan, GMKI bahkan siap berkorban untuk memperbaharui
memperbaharui dan
meningkatkan
meningkatka n kualitas hidup manusia dan masyarakat demi masa depan yang lebih baik.
G. Warna abu-abu pada topi, lencana organisasi dan pita kepengurusan
kepengurusan (kordon) adalah, bahwa
GMKI selalu menghadapi tantangan-tantangan ditengah-tengah pergumulan bangsa dan
senantiasa diintai
diintai bahaya
bahaya yang datang
datang dari luar.
H. Warna biru pada topi organisasi, bendera organisasi, panji organisasi, lencana organisasi adalah
artinya pengharapan. Pengharapan
Pengharapan dalam pengertian iman Kristen artinya GMKI senantiasa
memiliki keyakinan yang kuat bahwa seluruh pemikiran, pernyataan sikap atau seluruh
program yang dilaksanakan adalah mempunyai
mempunyai hubungan atau kaitan langsung dengan
kehendak Tuhan. Oleh karena itu, berdasarkan keyakinan GMKI dalam melaksanakan melaksanakan
missionnyaa akan muncul harapan-harapan baru yang semuanya itu atas kehendak dan penyertaan
missionny
Tuhan yang menjadikan semuanya baru. Baru dalam pengertian bahwa manusia, masyarakat,
bangsa dan negara, bahkan seluruh umat manusia dan dunia ini akan mendapat pertolongan,
penyertaan dan anugerah dari Tuhan yang tidak pernah meninggalkan
meninggalkan perbuatan tangan-Nya
tangan-Nya
itu. Bagi GMKI pengharapan itu diusahakan melalui seluruh kegiatan atau program-program
yang dapat mengangkat harkat dan martabat hidup manusia menuju kepada kehidupan yang
beradab, adil, benar dan sejahtera lahir dan batin. Bersamaan dengan usaha pengharapan
tersebut di atas, GMKI tetap meyakini
meyakini bahwa perjuangannya
perjuangannya akan diberkati oleh Tuhan bagi
kepentingan bangsa dan negara, bagi kepentingan dunia dan umat manusia, sekarang dan hari
esok.

Batu tulis, 19 September 2018

Anda mungkin juga menyukai