Anda di halaman 1dari 22

ANGGARAN DASAR

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia

PEMBUKAAN

Sesungguhnya Yesus Kristus, Anak Allah dan Juruselamat, ialah Tuhan manusia dan
alam semesta. Kehadiran-Nya dalam sejarah ialah perbuatan Allah untuk menebus dan
menyelamatkan manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya yang menjadikan semuanya
baru dan sempurna.
Anugerah-Nya yang dinyatakan dalam karya-Nya memanggil manusia untuk percaya
dan mengucap syukur dalam penatalayanan alam semesta, mewujudkan iman, pengharapan dan
cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Roh Kudus menghidupkan persekutuan orang beriman selaku Gereja yang esa, am dan
rasuli, yang diutus untuk menyampaikan kabar keselamatan dan pembebasan bagi pembaruan
manusia dan alam semesta.
Maka menjadi panggilan dan pengutusan setiap warga gereja yang ditempatkan Tuhan
di dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia, untuk menyatakan kehadiran-Nya
dalam pemberitaan-Nya dan kehidupan yang bertanggungjawab bersumber pada Alkitab yang
menyaksikan Yesus Kristus ialah Tuhan dan Juruselamat di dalam keesaan Allah Bapa, Anak
dan Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan manusia untuk mewujudkan kesejahteraan,
perdamaian, keadilan dan kebenaran di tengah-tengah Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Untuk mewujudkan panggilan dan pengutusan dalam kehidupan dan perkembangan
perguruan tinggi dan mahasiswa, maka pada tanggal 9 Februari 1950 Mahasiswa Kristen
Indonesia yang melanjutkan usaha Christelijke Studenteen Vereeniging op Java, yang berdiri
pada tanggal 28 Desember 1932 di Kaliurang untuk mengikutsertakan Gereja dalam
pergerakan oikumene dan perjuangan Bangsa yang dalam revolusi kemerdekaan Indonesia
menjelma menjadi Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia bersama-sama dengan
Christelijke Studenteen Vereeniging pada waktu itu timbul sebagai persekutuan yang baru
bersama-sama berjuang menegakkan dan mempertahankan Republik Indonesia, Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945, kemudian meleburkan diri dan berhimpun dalam satu bentuk
persekutuan dengan nama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia yang bergabung dalam
World Student Christian Federation.

Pasal 1
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU
1. Organisasi ini bernama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, disingkat GMKI.
2. Organisasi ini berkedudukan di tempat Pengurus Pusat.
3. Organisasi ini berdiri untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 2
ASAS
―Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, organisasi ini berasaskan
Pancasila sebagai satu-satunya ASAS‖

Pasal 3
VISI DAN MISI
1. Visi Organisasi ini adalah terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran,
keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih.
2. Misi organisasi ini adalah:
a. Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan akan
Yesus Kristus selaku Tuhan dan Penebus dan memperdalam iman dalam kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari.
b. Membina kesadaran selaku warga gereja yang esa di tengah-tengah mahasiswa dan
perguruan tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat, manusia dan gereja.
c. Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab dengan
menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi
dan mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian,
keadilan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.

Pasal 4
USAHA
Organisasi ini berusaha mencapai visi dan misinya sejalan dengan asas organisasi

Pasal 5
STATUS DAN BENTUK ORGANISASI
1. Status : Organisasi ini adalah organisasi yang bersifat gerejawi dan tidak merupakan
bagian dari organisasi politik.
2. Bentuk : Organisasi ini berbentuk kesatuan yang mempunyai cabang-cabang di kota-kota
perguruan tinggi di Indonesia

Pasal 6
KEANGGOTAAN
1. Yang diterima menjadi anggota ialah mereka yang menerima visi dan misi serta bersedia
menjalankan usaha organisasi
2. Anggota terdiri dari :
a. Anggota biasa
b. Anggota luar biasa
c. Anggota kehormatan
d. Anggota penyokong
3. Hak Anggota :
a. Anggota biasa mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih.
b. Anggota luar biasa mempunyai hak dipilih dan hak usul.
c. Anggota kehormatan dan anggota penyokong mempunyai hak usul.
4. Kewajiban Anggota :
a. Bertanggung jawab mewujudkan visi, misi dan usaha berdasarkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga organisasi.
b. Bertanggung jawab mewujudkan dan membina persekutuan dalam kehidupan
organisasi.

Pasal 7
ALAT PERLENGKAPAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempunyai alat perlengkapan yang terdiri :
a. Kongres.
b. Pengurus Pusat
c. Konperensi Cabang
d. Badan Pengurus Cabang
2. Kongres :
a. Kongres adalah badan tertinggi dalam organisasi.
b. Kongres berlangsung sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun.
3. Pengurus Pusat (PP) :
a. Organisasi ini dipimpin oleh Pengurus Pusat.
b. Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres untuk masa kerja dua tahun
4. Konperensi Cabang (Konpercab) :
a. Konperensi Cabang adalah badan yang tertinggi dalam cabang.
b. Konperensi Cabang berlangsung sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun.
c. Konperensi Cabang berlangsung atas panggilan Badan Pengurus Cabang atau atas
permintaan sekurang-kurangnya dua per tiga jumlah anggota biasa.
5. Badan Pengurus Cabang (BPC) :
a. Cabang dipimpin oleh Badan Pengurus Cabang
b. Badan Pengurus Cabang dipilih oleh Konperensi Cabang untuk masa kerja satu atau dua
tahun.

Pasal 8
KEPUTUSAN PERSIDANGAN
a. Keputusan persidangan organisasi ini diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
dengan hikmah kebijaksanaan, dan jika diperlukan diambil berdasarkan pemungutan suara
terbanyak.
b. Pemungutan suara terbanyak dalam Kongres dilakukan dengan satu cabang satu suara.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
Perbendaharaan organisasi ini diperoleh dari iuran anggota, sumbangan dan pendapatan lain
yang sesuai dengan asas, visi dan misi organisasi.

Pasal 10
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
1. Perubahan Anggaran Dasar organisasi ini berlaku berdasarkan keputusan Kongres dengan
persetujuan sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah suara utusan yang hadir.
2. a. Usul Perubahan Anggaran Dasar dari Cabang sudah disampaikan kepada Pengurus Pusat
selambat-lambatnya empat bulan sebelum Kongres.
b. Selanjutnya Pengurus Pusat sudah menyampaikan kepada cabang-cabang selambat-
lambatnya dua bulan sebelum Kongres.

Pasal 11
PEMBUBARAN
1. Organisasi ini dibubarkan berdasarkan keputusan Kongres yang khusus berlangsung untuk
maksud tersebut yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah cabang,
serta memperoleh persetujuan sekurang-kurangnya tiga per empat dari jumlah utusan yang
hadir.
2. a. Pengurus Pusat memberitahukan kepada cabang-cabang selambat- lambatnya dua
bulan sebelum Kongres Khusus tersebut.
b. Kongres Khusus memutuskan mengenai hak milik organisasi.
Pasal 12
ATURAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia

Pasal 1
USAHA
1. Mempertumbuhkan dan memperdalam kehidupan beriman dengan doa, penelaahan Alkitab,
Ibadah, pembinaan persekutuan dan tanggung jawab bagi perkembangan, pembaharuan
bagi keesaan gereja yang am.
2. Membina kemajuan studi dan riset untuk mengikuti dan menguasai ilmu pengetahuan,
mewujudkan panggilan perguruan tinggi mahasiswa dalam mempersiapkan sarjana dan
pemimpin yang ahli dan bertanggungjawab bagi pembangunan dan pembaruan untuk
mencapai kesejahteraan materil dan spiritual
3. Membina pemimpin dan penggerak yang bekerja secara bertanggung jawab terhadap Allah
dan manusia di dalam masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi dan mahasiswa bagi
terwujudnya perdamaian, keadilan, kesejahteraan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-
tengah manusia dan alam semesta.

Pasal 2
KEANGGOTAAN
1. Anggota terdiri dari :
a. Anggota biasa, yaitu mahasiswa, warga negara Indonesia, yang sedang mengikuti kuliah
pada perguruan tinggi di Indonesia sampai dua tahun sesudah tidak menjadi mahasiswa
lagi.
b. Anggota luar biasa, yaitu :
1. Bekas anggota biasa
2. Bekas mahasiswa dan mahasiswa yang tidak termasuk dalam titik a.
c. Anggota kehormatan, yaitu mereka yang berjasa kepada organisasi.
d. Anggota penyokong, yaitu mereka yang bersedia membantu organisasi secara berkala
dengan jumlah yang ditentukan oleh Badan Pengurus Cabang.
2. Penerimaan anggota :
a. Anggota biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang setelah memenuhi syarat
penerimaan anggota.
b. Anggota luar biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang setelah memenuhi syarat
penerimaan anggota.
c. Anggota kehormatan diangkat oleh Pengurus Pusat atas usul Badan Pengurus Cabang.
d. Anggota Penyokong diangkat oleh Badan Pengurus Cabang.
3. Pembebasan keanggotaan berlaku karena :
a. Meninggal dunia.
b. Atas permintaannya sendiri secara tertulis kepada Badan Pengurus Cabang.
c. Dibebaskan sementara oleh Badan Pengurus Cabang dan yang bersangkutan berhak
membela diri dalam Konperensi Cabang.
d. Dipecat dengan Keputusan Konperensi Cabang, dan yang bersangkutan berhak
membela diri dalam Kongres.
4. Daftar anggota :
Badan Pengurus Cabang sudah menyerahkan daftar anggota kepada Pengurus Pusat
sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun, yang diserahkan selambat-lambatnya tiga
bulan sebelum Kongres.
Pasal 3
KONGRES
1. Kongres berlangsung dengan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
ditambah satu jumlah Cabang dan sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah
seluruh utusan yang ditentukan.
2. Utusan-utusan yang menghadiri Kongres mewakili Cabangnya sudah dilantik dan disahkan
oleh Pengurus Pusat.
3. Jumlah utusan Cabang yang menghadiri Kongres diutus sebagai berikut :
25 — 100 orang anggota diwakili oleh 2 orang utusan
101 — 200 orang anggota diwakili oleh 3 orang utusan
201 — 300 orang anggota diwakili oleh 4 orang utusan
301 — 500 orang anggota diwakili oleh 5 orang utusan
501 — 700 orang anggota diwakili oleh 6 orang utusan
701 — 950 orang anggota diwakili oleh 7 orang utusan
951 — 1.250 orang anggota diwakili oleh 8 orang utusan
1.251 — 1.750 orang anggota diwakili oleh 9 orang utusan
1.751 — dst orang anggota diwakili oleh 10 orang utusan
4. Kongres dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari utusan-utusan dan unsur Pengurus
Pusat yang dipilih oleh Kongres.
5. Kongres bertugas :
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
b. Menilai laporan umum Pengurus Pusat.
c. Menetapkan garis besar program dan garis besar organisasi, kebijaksanaan umum dan
anggaran pendapatan dan belanja organisasi.
d. Memilih Pengurus Pusat.

Pasal 4
PENGURUS PUSAT
1. Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang, yaitu Ketua Umum, Sekretaris
Umum dan Bendahara Umum, dan dua orang anggota.
2. Anggota Pengurus Pusat adalah warganegara Indonesia dan beragama Kristen.
3. a. Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres dengan sistem pemilihan langsung dan/atau
pemilihan formatur.
b. Susunan Pengurus Pusat yang dibentuk oleh formatur harus sudah dikirimkan kepada
Cabang-cabang selambat-lambatnya dua bulan sesudah Kongres.
c. Selama Pengurus Pusat yang baru belum terbentuk, maka Pengurus Pusat yang lama
tetap bertanggung jawab.
4. a. Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada Kongres.
b. Pengurus Pusat mempersiapkan Kongres.
5. Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Pusat mewakili organisasi ke dalam dan ke
luar.
6. a. Pengurus Pusat dapat membentuk dan membubarkan badan pembantu yang berupa
komisi, panitia khusus bagi kelancaran pekerjaannya
b. Pengurus Pusat dapat mengangkat dan membebaskan anggota dan staf yang
ditempatkan dalam badan pembantu tersebut.
7. Pengurus Pusat bersidang sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
8. Pergantian Pengurus Pusat harus disertai dengan serah-terima yang selengkap-
lengkapnya.
Pasal 5
KONPERENSI CABANG
1. Konperensi Cabang dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari anggota-anggota yang
dipilih oleh Konperensi Cabang.
2. Konperensi Cabang bertugas ;
a. Menilai laporan Badan Pengurus Cabang dalam melaksanakan Keputusan Kongres,
Keputusan Pengurus Pusat dan Keputusan Konperensi Cabang.
b. Menyusun Program Kerja, Menetapkan Struktur, Kebijaksanaan dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Cabang.
c. Menetapkan masa kerja kepengurusan dan memilih Badan Pengurus Cabang.
3. Konperensi Cabang bertanggungjawab kepada Pengurus Pusat, melalui Badan Pengurus
Cabang.

Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
1. Badan Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yaitu Ketua, Sekretaris
dan Bendahara.
2. Anggota Badan Pengurus Cabang adalah warga negara Indonesia dan beragama Kristen.
3. a. Badan Pengurus Cabang dipilih oleh Konperensi Cabang dengan sistem Pemilihan
langsung dan /atau formatur.
b. Susunan Badan Pengurus Cabang yang telah terbentuk dilantik dan disahkan oleh
Pengurus Pusat dan harus dikirimkan kepada anggota-anggota selambat-selambatnya dua
bulan setelah pemilihan berlangsung.
4. a. Badan Pengurus Cabang bertanggung jawab kepada Konperensi Cabang dan Pengurus
Pusat
b. Badan Pengurus Cabang mempersiapkan Konperensi Cabang.
5. Badan Pengurus Cabang bersidang sekurang-kurangnya satu kali dalam dua bulan
6. Penggantian Badan Pengurus Cabang harus disertai dengan serah terima yang selengkap-
lengkapnya.

Pasal 7
SAHNYA PERSIDANGAN
Persidangan sah untuk mengambil keputusan apabila jumlah yang hadir sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu orang dari seluruh anggota persidangan.

Pasal 8
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN CABANG
1. Pembentukan dan pembubaran Cabang dilakukan oleh Pengurus pusat, diberitahukan
kepada cabang-cabang dan dilaporkan kepada Kongres.
2. Pembentukan cabang dilakukan melalui persyaratan :
a. Di kota yang terdapat perguruan tinggi.
b. Sekurang-kurangnya terdapat kesediaan dua puluh lima orang mahasiswa untuk
menjadi anggota dan masing-masing mengajukan permohonan kepada Pengurus Pusat.
c. Sudah mendapat bimbingan sekurang-kurangnya enam bulan dari cabang yang
berdekatan.
3. Pembubaran cabang dilakukan melalui persyaratan :
a. Apabila di kota tersebut tidak terdapat lagi perguruan tinggi.
b. Apabila jumlah anggota kurang dari 25 orang.
c. Titik a dan b yang termaktub di atas adalah atas sepengetahuan dua cabang yang
berdekatan.
4. Semua akibat pembubaran cabang menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat bersama-sama
dengan dua cabang yang berdekatan.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
1. Anggota diwajibkan membayar iuran atau donasi menurut jumlah yang ditetapkan oleh
Kongres.
2. Cabang diwajibkan sekurang-kurangnya satu kali dalam empat bulan menyerahkan
sebagian dari iuran atau donasi dan pendapatan lainnya kepada Pengurus Pusat menurut
jumlah yang ditetapkan oleh Kongres.
3. a. Kongres membentuk Badan Pemeriksa Keuangan yang anggotanya terdiri dari wakil
cabang-cabang untuk memeriksa keuangan Pengurus Pusat dan hasil pemeriksaan
tersebut dilaporkan kepada Kongres.
b. Badan Pemeriksa Keuangan bekerja secara berkala selama masa kerja Pengurus Pusat
di antar dua kongres.
c. Kongres menetapkan pedoman kerja Badan Pemeriksa Keuangan.

Pasal 10
LAMBANG DAN MARS
1. Organisasi ini mempunyai lambang dan mars.
2. Lambang organisasi terdiri dari :
a. Bendera
b. Panji
c. Topi
d. Lencana
e. Pita kepengurusan.
3. Bendera Organisasi.
a. Dibuat dari kain berwarna biru laut.
b. (1) Berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan tiga berbanding dua.
(2) Ditengah-tengah terdapat gambar GMKI berwarna putih yang terlihat jelas pada
kedua sisinya (dengan tulisan terbalik pada salah satu sisi).
(3) Perbandingan tinggi lambang dan lebar bendera adalah satu banding dua
c. Dipergunakan dalam upacara resmi baik yang bersifat umum, maupun yang bersifat
khusus organisasi bersama-sama dengan bendera Merah Putih.
(1) Dalam upacara tingkat nasional atau daerah (regional) dipergunakan bendera umum
organisasi (bendera GMKI) yang berukuran 270 x 180 cm.
(2) Dalam upacara tingkat lokal (cabang) dipergunakan bendera cabang yang berukuran
135 x 90 cm.
(3) Bendera Merah Putih yang dipergunakan bersama-sama dengan bendera organisasi
harus mempunyai ukuran yang sama.
4. Panji Organisasi.
a. Dibuat dari kain dengan warna dasar abu-abu dan biru tua kehitam-hitaman.
b. Tali pinggir (tepi) panji dibuat dari kain berwarna putih.
c. Rumbai-rumbai bawah berwarna putih.
d. Lebar panji 50 cm dengan perincian 15 cm abu-abu, 20 cm biru tua dan 15 cm abu-abu.
e. Tinggi panji dari puncak sampai keujung sudut di tengah 80 cm, tinggi kedua sisi (tepi)
60 cm.
f. Tanda salib dan tulisan dibuat dengan warna putih.
g. (1) Panji umum bertuliskan huruf GMKI berwarna putih di bawah tanda salib.
(2) Panji cabang bertuliskan huruf GMKI di atas salib dan nama cabang di bawah tanda
salib.
5. Topi organisasi.
a. Berbentuk bundar (baret) dengan warna dasar biru tua kehitam hitaman.
b. Memanjang dari muka ke belakang, ditengah-tengah topi diletakkan kain warna abu-abu
dengan lebar bagian muka 8 cm dan lebar bagian belakang 6 cm.
c. Pada topi organisasi hanya dapat dikenakan lencana organisasi yang berbentuk lambang
GMKI yang berwarna putih logam, biru tua dan abu-abu, berukuran (tinggi) 4 cm, pada
bagian muka yang berwarna abu-abu.
d. Dipergunakan dalam setiap kegiatan organisasi baik yang bersifat umum, maupun yang
bersifat khusus organisasi.
6. Lencana Organisasi
a. Berbentuk perisai (segi lima) dan dibuat dari logam
b. Ditengah-tengah terletak tanda salib berwarna putih logam diatas dasar cat biru tua.
c. Tepinya berwarna abu-abu dengan :
(1) Tulisan GMKI pada bagian atasnya ;
(2) Tiga buah garis-garis vertikal pada setiap sayap, dikanan dan kiri, dan garis yang
terletak ditengah adalah yang terpanjang ;
(3) Tulisan ― Ut Omnes Unum Sint‖ melingkar dari kiri ke kanan, yang masing-masing
berwarna putih logam.
d. Terdiri dari tiga jenis, yaitu :
(1) Lencana dada, dengan tinggi 2,5 cm
(2) Lencana topi, dengan tinggi 4 cm
(3) Lencana pita kepengurusan (Kordon) dengan tinggi 8 cm.
e. Dipergunakan dengan ketentuan sebagai berikut ;
(1) Lencana dada dikenakan pada dada sebelah kiri.
(2) Lencana Topi dikenakan pada baret (topi).
(3) Lencana pita kepengurusan (Kordon) dikenakan pada pita kepengurusan.
(4) Penggunaan diluar ketentuan ini tidak diperkenankan.
7. Pita kepengurusan (Kordon) organisasi.
a. Dibuat dari kain berwarna biru tua dan abu-abu.
b. Lebar pita (kordon) untuk Pengurus Pusat 7 cm, dengan perincian; 3,5 cm biru tua dan
3,5 cm abu-abu.
c. Lebar pita kepengurusan (kordon) untuk Badan Pengurus Cabang: 4,5 cm dengan
perincian 1,5 cm abu-abu, 1,5 cm biru tua, dan 1,5 cm abu-abu.
d. (1) Dipergunakan melingkari leher dan pada kedua ujungnya diletakkan lencana pita
kepengurusan (Kordon), berukuran 8 cm pada bagian muka.
(2) Bagi Pegurus Pusat warna biru tua terletak disebelah dalam.
e. Panjang Pita (Kordon) 120 cm
f. Dipergunakan Pengurus Pusat dan Badan Pengurus Cabang dalam :
(1) Upacara resmi organisasi atau lembaga lain selaku wakil organisasi
(2) Upacara resmi organisasi tingkat lokal ( cabang), daerah (regional) maupun nasional.
8. Mars GMKI adalah lagu ―MARS GMKI‖ yang disahkan dalam Kongres X GMKI tahun
1965 di Manado.
Pasal 11
TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempunyai tingkat keputusan dengan urut-urutan dari yang tertinggi
samapi terendah sebagai berikut :
a. Anggaran Dasar.
b. Anggaran Rumah Tangga.
c. Keputusan Kongres
d. Keputusan Pengurus Pusat
e. Keputusan Konperensi Cabang
f. Keputusan Badan Pengurus Cabang
2. Keputusan yang lebih rendah tunduk kepada keputusan yang lebih tinggi sesuai dengan
tingkatan keputusan organisasi.

Pasal 12
PENUTUP
Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur oleh Keputusan
Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, Keputusan Konperensi Cabang, Keputusan Badan
Pengurus Cabang. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GMKI ini tetapkan oleh
Kongres nasional XXIX GMKI pada tanggal 14 Desember 2004 di Pematang Siantar,
Sumatera Utara.
PENJELASAN
ANGGARAN DASAR /ANGGARAN RUMAH TANGGA GMKI

1. U M U M
Anggaran Dasar lazim juga disebut konstitusi. Kata mana dipergunakan untuk
menunjuk kepada Hukum Dasar yang tertulis dari suatu negara yang kita kenal dengan
Undang-Undang Dasar. Bila dilihat dari pola hidupnya, Negara merupakan organisasi besar
yang kegiatannya sangat luas dan beraneka ragam. Untuk memudahkan kita memahami
kedudukan dan peranan AD/ART suatu organisasi maka dapatlah dianalogikan dengan Hukum
Dasar atau Undang-Undang Dasar.
Konstitusi merupakan hukum berarti mengikat, mengikat anggota maupun lembaga
sebagai aparat organisasi di segala tingkatan. Konstitusi berarti pula hukum dasar yang berarti
sebagai hukum yang tertinggi di mana semua hukum dan peraturan di dalam organisasi lahir
dari padanya. Karena konstitusi merupakan hukum yang tertinggi dalam suatu organisasi maka
konstitusi hendaknya telah dapat mengatur hal-hal pokok bagi kehidupan organisasi. Hal-hal
pokok itu adalah yang mengatur kelembagaan organisasi dan yang mengatur keanggotaan
serta hubungan antara kelembagaan dan anggota.
Sejauh pengamatan yang terlihat dalam sejarah GMKI maka terdapat motivasi pokok
yang merupakan ciri yang senantiasa tercermin dalam hidup dan gerak GMKI. Motivasi pokok
ini yang merupakan kesadaran dari pada pendiri GMKI untuk menghadirkan GMKI ditengah-
tengah masyarakat bangsa dan Gereja. Dalam pembukaan AD GMKI di temui motivasi pokok
yaitu kesadaran terhadap lingkungannya dan panggilan Tuhannya. Untuk itu maka tiga hal
yang harus senantiasa diperhatikan sebagai ciri GMKI yakni sifat kemahasiswaannya, sifat
kekristenannya dan sifat keindonesiaannya. Karena GMKI adalah organisasi yang digolongkan
organisasi yang terdiri dari ―orang muda‖ atau ―pemuda‖ maka sebagai suatu kenyataan
naluriah GMKI tentu akan menampakkan dinamika, suatu keadaan yang senantiasa bergerak
dan karena itu gerak merupakan suatu kelengkapan dari sifat kediriannya. Faktor-faktor di atas
hendaknya dapat tetap nampak dalam kehidupan organisasi.
Yang dimaksud dengan faktor pertama yakni sifat kemahasiswaan yaitu sebagaimana
lingkungan di mana ia berada maka sifat-sifat kemahasiswaan sebagai kelompok intelegensia
muda yang sedang membentuk diri akan nampak sifat kepolosan, lugu, ingin tahu, analistis,
suasana belajar mengajar, disiplin, tidak vested melainkan terus mencari hasil yang terbaik,
amatir , sederhana dan merakyat. Sifat kemahasiswaan ini harus dilihat sebagai keberadaan
status dan mental dari setiap anggotanya dan pimpinannya. Untuk mana harus ditunjang oleh
struktur dan langgam kerjanya.
Dalam pembukaan AD GMKI, alinea kelima menunjuk bahwa organisasi ini berdiri oleh
mahasiswa dan pertama-tama untuk mahasiswa dan lingkungan di mana mahasiswa itu berada.
Itulah sebabnya mengapa dalam rumusan misi GMKI dikatakan: ―Misi organisasi ini adalah : 1.
Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya…‖, karena dimaksud di sini, misi
pertama adalah untuk mahasiswa itu sendiri dan lingkungannya di mana mahasiswa itu berada.
Jadi bilamana dikatakan di atas dari mahasiswa untuk mahasiswa maka ini berarti organisasi ini
harus menampakkan diri sebagai organisasi mahasiswa. Titik tolaknya adalah mahasiswa dan
tujuannya adalah mahasiswa. Jadi pola kemahasiswaan harus tercermin di dalam langgam
kerjanya. Pola mahasiswa akan senantiasa menekankan sifat loyal, gotong royong/
bermapalus/bermasohi, karena itu berwarna:‖amatir‖.
Faktor kedua adalah sifat kekristenan. Rumusan kalimat bersumber pada Alkitab yang
menyaksikan Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juru Selamat di dalam KeEsaan Allah Bapa,
Anak dan Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan manusia. Faktor ini hendaknya dominan
di dalam kehidupan organisasi. Bilamana kita menelusuri sejarah berdirinya GMKI, maka nyata
bahwa awal berdirinya organisasi didasarkan pada kesadaran kelompok mahasiswa terhadap
kebutuhan pelayanan di lingkungan perguruan tinggi. Kesadaran ini kemudian melahirkan
kelompok-kelompok penelaan Alkitab dan kelompok doa sebagai jawaban terhadap tantangan
tersebut. Kemudian kebutuhan ini meluas kepada seluruh civitas academica, karena semuanya
itu merupakan kelurga besar yang secara bersama-sama berada dalam pergumulan yang sama.
Karena itu penelaan Alkitab dan Kelompok Doa merupakan program inti dari organisasi ini.
Dengan senantiasa memeliharanya berarti akan semakin memantapkan arti kediriannya selaku
mahsiswa Kristen. Program inti ini tidak boleh dilupakan oleh GMKI. Melupakan kegiatan
tersebut berarti bahaya erosi kedirian yang sangat fatal akan melanda organisasi. Semuanya ini
adalah konsekuensi dari sumber GMKI yakni Alkitab. Dalam GMKI kita kenal pula ―Panca
Kegiatan‖ dan ―Tri Panji‖. Panca kegiatan yaitu ―Berdoa/Beribadah, Belajar, Bersaksi,
Bersosial, Berkreasi‖. Tri Panji yakni ―Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, dan Tinggi Pengabdian‖.
Kata berdoa/ beribadat dan bersaksi dalam panca kegiatan dan kata Iman dalam Tri Panji
diletakkan pertama selaku pertanda bahwa landasan Iman itulah seluruh keberadaan GMKI
yang dapat ―ditangkap ― untuk kemudian lebih lanjut ditanggapi. Dengan kata lain setiap
fenomena lingkungan harus dapat ditangkap (impressi) oleh GMKI, yang kemudian ditanggap
(expressi) setelah melalui penggodokan imannya. Dengan demikian tanggapan GMKI akan
senantiasa bersifat Kristiani dan original.
Sifat Kekristenan ini menunjukkan bahwa GMKI adalah bagian dari Gereja. GMKI
adalah kelanjutan pelayanan gereja di perguruan tinggi, dengan berbagai karakteristik gereja.
Sebagaimana Gereja menempatkan Alkitab sebagai dasar, maka ini pulalah yang menjadi
sumber bagi GMKI. Sumber GMKI tidak mengaburkan arti dan sifat gerejawinya. Dalam
pengamalan sumber organisasi ini, maka haruslah relevan dengan panggilannya, dan tidak
asing bagi lingkungannya.
Faktor ketiga adalah sifat ke-Indonesiaan. Sifat ini pertama-tama mau mengartikan
bahwa organisasi ini lahir dari bumi Indonesia dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan bangsa dan tanah airnya. Unsur ke-Indonesiaan di sini mau menyatakan bahwa GMKI
tidak dapat dipisahkan dengan pengalaman dan persoalan hidup bangsanya. Pada allinea
kelima Pembukaan Anggaran Dasar GMKI ditulis bahwa:
―… maka pada tanggal 9 Februari 1950 mahasiswa Kristen Indonesia yang melanjutkan usaha
Christelijke Studenten Vereneging of Java yang berdirti pada tanggal 28 Desember 1932 di
Kaliurang untuk mengikutsertakan gereja dalam pergerakan ekumene dan perjuangan bangsa .
. . berjuang menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, Negara
Proklamasi 17 Agustus …‖ Bagian dari alinea ini menunjukkan bahwa cikal bakal (embrio)
GMKI pada zaman itu ikut terlibat secara aktif (inherent) dengan perjuangan bangsa. Di sini
ke-Indonesiaan benar-benar berbicara, maka bilamana bangsa ini menghitung keterlibatan
organisasi dalam perjuangan bangsa maka GMKI tidak dapat di lepaskan dari kehidupan
bangsa Indonesia yang ada yakni Pancasila. Di sinilah pembuktian bahwa GMKI
berkepribadian dan berkesadaran untuk mempertahankan serta mengisi kemerdekaan Negara
Republik Indonesia, Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

II. SISTEM ORGANISASI.

SISTEM ORGANISASI.
AD/ART GMKI adalah aturan permainan atau aturan dasar dari organisasi GMKI. Anggaran
Dasar adalah aturan pokoknya dan Anggaran Rumah Tangga adalah kelengkapan dari aturan
pokok tersebut. Pada Anggaran Dasar terdapat Pembukaan yang berisikan Motivasi Pokok
tersebut. Pada pasal-pasalnya diaturlah ketentuan pokok yang secara keseluruhan dapat di bagi
dalam sistematika sebagai berikut :

ANGGARAN DASAR:
1) Pembukaan 5 alinea
2) Ketentuan pokok, pasal 1 – 4
3) Sistem organisasi, pasal 5 - 9
4) Lain-lain, pasal 10 – 12.

ANGGARAN RUMAH TANGGA:


1) Uraian visi dan misi, pasal 1
2) Uraian sistem organisasi, pasal 1 – 9
3) Atribut organisasi, pasal 10
4) Hirarchi juridis, pasal 11 – 12.

Sistem organisasi menguraikan tentang fungsi-fungsi dari alat perlengkapan organisasi. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan sistem organisasi yakni:
1. Bentuk organisasi sebagai organisasi kesatuan. Di sini terlihat suatu jenjang yang memusat
sehingga kepengurusan yang tertinggi disebut sebagai Pengurus Pusat. Yang mewakili
Pengurus Pusat disebut Ketua Umum dan Sekretaris Umum. Pengurus Pusat adalah
penentu kebijaksanaan organisasi yang telah ditetapkan oleh Kongres dan Pengurus Pusat.
Badan Pengurus Cabang dipercayakan mengatur dan membina anggota dan untuk ini Badan
Pengurus Cabang akan mempertanggungjawabkan kepada Konperensi Cabang dan
Pengurus Pusat.
2. Alat perlengkapan organisasi yaitu wadah yang menjamin berfungsinya organisasi dalam
melaksanakan tugasnya. Sebagai lembaga legislatif diaturlah Kongres pada tingkat nasional
dan Konperensi Cabang pada tingkat Cabang. Kedua Badan ini dihadiri oleh anggota. Pada
tingkat Kongres anggota hadir dalam bentuk perwakilan yang ketentuannya diatur dalam
peraturan organisasi dan pada tingkat Cabang adalah rapat anggota yang kehadirannya
diatur pula dalam aturan organisasi.
3. Sebagai kelengkapan dari hidup organisasi yang mempengaruhi pula langgam kerjanya,
maka organisasi dilengkapi dengan Atribut Organisasi. Atribut adalah identitas yang
kelihatan dari organisasi yang harus tetap dipelihara karena mempunyai pengaruh langsung
pada ―kejiwaan‖ anggota. Atribut organisasi adalah lambang dan mars. Penggunaan
lambang dan mars ini akan nampak kebanggaan dan hormat terhadap organisasi.
PENJELASAN
ANGGARAN DASAR GMKI

PEMBUKAAN
Pembukaan mengandung lima alinea. Alinea pertama sampai ketiga merupakan landasan
kepercayaan GMKI. Kepercayaan yang dianut tersebut terpusat kepada Yesus Kristus
(Christocentris) karena hanya melalui Yesus Kristus sajalah manusia dapat mengenal Allah
yang benar.
Alinea keempat menunjukkan kesadaran GMKI terhadap apa yang dipercaya dan
sekaligus melihat arti panggilannya konteks kepercayaannya terhadap lingkungan di mana ia
hidup, yakni ―sejarah bangsa dan negara Indonesia‖. Dalam alinea ini pula ditekankan tentang
Ketritunggalan Allah yang merupakan bagian dari kepercayaan Kristen yang Am. Hal ini
dimaksudkan agar GMKI dapat terhindar dari ajaran-ajaran sektaris yang tidak mengakui
kepercayaan tersebut.
Alinea kelima menggambarkan tentang aspek kesejarahan dari kehidupan GMKI. GMKI
berawal di saat dimulainya Perguruan Tinggi di Indonesia. Pergerakan Mahasiswa Kristen
mengikuti irama kehidupan Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Mahasiswa Kristen Indonesia
yang tergabung dalam PMKI bersama-sama dengan CSV yang pada waktu itu timbul sebagai
persekutuan yang baru, ikut pula berada di arena perjuangan bangsa untuk mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia, Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 yang pada waktu itu
berada dalam ancaman.

Pasal 1
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU
1. Telah jelas
2. Bahwa Pengurus Pusat sebagai pengelola organisasi berkedudukan di tempat di mana PP
sedang dalam melaksanakan tugasnya secara keseluruhan.
3. ―berdiri‖ – juncto Pembukaan AD alinea 5 ―waktu yang ditentukan‖ – juncto AD pasal 11
ayat 1.

Pasal 2
ASAS
Organisasi ini menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah menegaskan keyakinan dan penerimaan yang
tulus serta tekad untuk mempertahankan, mengamalkan dan melestarikan Pancasila sebagai
pandangan hidup dan kepribadian bangsa.

Pasal 3
VISI DAN MISI
1. Telah jelas
2. Rumusan misi GMKI mengandung tiga hal yang penting, yakni:
a. Aspek marturia yakni kesaksian atau mission dari GMKI dan untuk mempertahankan
masalah spiritual dalam pelayanannya.
b. Aspek koinonia yakni persekutuan di mana GMKI akan melaksanakan kegiatan yang
mempersatukan dan membaharui kehidupan Gereja, masyarakat dan manusia.
c. Aspek diakonia yakni pelayanan. Di sini GMKI menempatkan diri selaku organisasi
kader yang mempersiapkan pemimpin masa datang. Selain itu pula GMKI
menempatkan dirinya selaku sarana perjuangan untuk menciptakan kesejahteraan,
perdamaian, keadilan, kebenaran dan cinta kasih ditengah-tengah manusia dan alam
semesta.
Rumusan visi dan misi GMKI merupakan bagian dari perjuangan GMKI dalam mencapai
tujuan Nasional sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Pasal 4
USAHA
Juneto ART pasal 1.

Pasal 5
STATUS DAN BENTUK ORGANISASI
1. Status GMKI menurut ayat ini berarti bahwa GMKI adalah organisasi mahasiswa yang
bersifat gerejani. Ia berafiliasi dan seaspirasi dengan Gereja karena dari sana ia lahir. GMKI
adalah bagian dari gereja itu sendiri yang berada di tengah-tengah Perguruan Tinggi untuk
melaksanakan tugas-tugas gereja.
2. Bentuk organisasi ini adalah kesatuan. Ini berarti bukan bentuk federasi. Sebagai akibat dari
benruk kesatuan tersebut maka harus ada pimpinan tertinggi dan dalam hal ini adalah
Pengurus Pusat (juncto AD pasal 7 ayat 3 dan pasal 1 ayat 2). Karena itu Pengurus Pusat
selaku pimpinan organisasi adalah pelaksanaan, kebijaksanaan organisasi setelah Kongres.
Cabang-cabang adalah pelaksana kebijakan organisasi yang telah ditentukan Pengurus
Pusat. Oleh karena itu susunan Badan Pengurus Cabang dilantik dan disahkan oleh
Pengurus Pusat (juncto ART pasal 6 ayat 3.b.) dan Badan Pengurus Cabang bertanggung
jawab kepada Pengurus Pusat (juncto ART pasal 6 ayat 4.a.). Wewenang pimpinan
organisasi ini juga tampak dalam pembentukan dan pembubaran cabang (juncto ART pasal
8).

Pasal 6
KEANGGOTAAN
1. Menerima visi dan misi tidak berarti telah menjadi Kristen, artinya yang diterima menjadi
anggota GMKI bukan hanya mahasiswa Kristen, dan bersedia menjalankan usaha organisasi
yang bersumber pada Alkitab. Dengan demikian GMKI membuka/memberi kesempatan
kepada mahasiswa lainnya di luar Iman Kristen untuk menjadi anggota GMKI (juncto AD
pasal 3 ayat 1).
2. Juncto ART pasal 2ayat 1.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.

Pasal 7
ALAT PERLENGKAPAN ORGANISASI
1. Telah jelas
2. a. ―Tertinggi‖ – juncto ART pasal 11.
b. ―Dua Tahun‖ – dua tahun kalender yang disesuaikan dengan pelaksanaan Kongres.
c. ―Permintaan‖ – permintaan tertulis oleh Badan Pengurus Cabang, disampaikan kepada
Pengurus Pusat.
3. a. Juncto AD pasal 2 dan pasal 5 ayat2.
b. ―Dua tahun‖ – dua tahun kalender disesuaikan dengan pelaksanaan Kongres.
4. a. Juncto ART pasal 11 ayat 1 dan pasal 5 ayat 2.
b. ―Dua tahun‖ – dua tahun kalender yang disesuaikan dengan pelaksanaan Konperensi
Cabang.
c. ―Permintaan‖ – permintaan tertulis dari anggota, disampaikan kepada Badan Pengurus
Cabang.
5. a. Juncto AD pasal 1 ayat 2 dan ART pasal 11.
b. ―Satu atau dua tahun‖ – tahun kalender disesuaikan dengan pelaksanaan Konperensi
Cabang.

Pasal 8
KEPUTUSAN PERSIDANGAN
a. Keputusan persidangan ini berlaku untuk semua persidangan dalam organisasi kecuali
persidangan yang menyangkut perubahan AD (AD pasal 10 ayat 1 ) dan pembubaran
organisasi (AD pasal 11 ayat 1 ).
b. Juncto AD pasal 8 ayat 1.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
Telah jelas.

Pasal 10
PERUBAHAN ANGGARAN
1. Juncto AD pasal 8.
2. Telah jelas.

Pasal 11
PEMBUBARAN
1. Juncto AD pasal 8
2. Telah jelas.

Pasal 12
ATURAN TAMBAHAN
Telah jelas.
PENJELASAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMKI

Pasal 1
USAHA
Usaha organisasi adalah bentuk-bentuk umum program GMKI yang senantiasa harus
diperhatikan oleh aparat organisasi. Usaha organisasi adalah penjabaran dari
Pembukaan/Sumber, Visi dan Misi. Dengan melaksanakan usaha ini dicanangkan organisasi
akan mencapai visi dan misinya atau setidak-tidaknya mendekatkan dirinya kepada Visi dan
Misi.

Pasal 2
KEANGGOTAAN
1. ―Sesudah tidak menjadi mahasiswa lagi‖
a. berarti baik yang telah menyelesaikan
studinya atau yang meninggalkan bangku
kuliahnya belum menyelesaikan studinya,
baik semasa CSV op Java, PMKI dan CSV
yang baru hingga sekarang.
1. 1 Ini acap disebut sebagai ―senior member‖.
b. .
1. 2 ―Bekas mahasiswa‖ berarti mahasiswa
b. . seperti tersebut dalam titik a tetapi tidak
pernah mendaftarkan diri sebagai anggota
―mahasiswa yang tidak termasuk dalam
titik a‖ berarti mahasiswa yang bukan
warga negara Indonesia tetapi kuliah di
Indonesia dan/atau mahasiswa berwarga
negara Indonesia yang tidak mengikuti
kuliah di Indonesia dan ia berdomisili di
Indonesia. Mereka ini acap disebut Senior
Friends, juga mereka yang tergolong
dalam titik d.
1. Juncto titik b ; perlu peraturan
c. organisasi
1. juncto tiitik b ; perlu peraturan
d. organisasi
2. Telah jelas.
a.
2. Telah jelas.
b.
2. Telah jelas.
c.
2. Telah jelas.
d.
3. Telah jelas
4. Telah jelas.
Pasal 3
KONGRES
1. Ini menunjukkan kongres sah berlangsung bila dua syarat dipenuhi sekaligus. ―Jumlah
Cabang‖ – seluruh cabang yang sah menurut ketentuan terakhir Pengurus pusat. ―Jumlah
seluruh utusan‖ – junto ART pasal 2 ayat 2.
2. Telah jelas.
3. Perhitungan di mulai dari 25 ke atas karena jumlah mahasiswa yang merupakan syarat
minimal dapat dibentuknya cabang adalah 25 orang (juncto ART pasal 8 ayat 2.b.).
4. Telah jelas.
5. Terdapat 4 tugas pokok yang harus dilaksanakan Kongres. Sebelum kongres berlangsung,
Pengurus Pusat menyampaikan kepada cabang- cabang, tugas mana saja yang akan
dilaksanakan Kongres untuk dipertimbangkan Kongres. Tugas Kongres dalam menilai
laporan Pengurus Pusat adalah memberikan penilaian kualitatif untuk dijadikan
dokumentasi bagi kehidupan organisasi dan/atau menjadi bahan di dalam Kongres itu
sendiri.

Pasal 4
PENGURUS PUSAT
1. Telah jelas.
2. Telah jelas
3. a. Berarti terdapat tiga cara yakni
pertama memilih keseluruhan
fungsionaris; kedua, memilih beberapa
orang fungsionaris dan ditambah
beberapa orang anggota menjadi
formatur; dan ketiga, memilih beberapa
orang menjadi formatur tanpa memilih
terlebih dahulu fungsionaris. Formatur
adalah mandataris Kongres untuk
melaksanakan tugas tersebut.
3. b. Bilamana pemilihan Pengurus Pusat
memakai sistem pemilihan langsung
maka butir b ini tidak berlaku.
3. c. Bilamana pemilihan Pengurus Pusat
mamakai sistem pemilihan langsung
maka butir c ini tidak berlaku.
4. a. Juncto ART pasal 3 ayat 5.b.
4. b. Juncto ART pasal 3 ayat 5.
5. Pada dasarnya kepemimpinan
organisasi adalah kolektif di mana
pengaturannya diatur dalam p.o. (job
discription); namun dalam hal-hal
tertentu membutuhkan penampilan
organisasi yang bersangkut paut
dengan hukum atau yang tidak
berkaitan dengan hukum maka yang
mewakili organisasi adalah Ketua
Umum dan Sekretaris Umum.
6. a. Masa kerja dari Badan Pembantu atau
Komisi selama-lamanya sama dengan
masa kerja Pengurus Pusat yang
membentuknya.
6. b. Juncto ART pasal 4 ayat 6.a.
7 Telah jelas
8. Telah jelas.

Pasal 5
KONPERENSI CABANG
1. Telah jelas.
2. Terdapat tiga tugas yang harus dilaksanakan Konperensi Cabang. Sebelum Konperensi
Cabang dimulai, BPC harus menyampaikan kepada para anggota tugas mana saja yang akan
dilaksanakan Konperensi Cabang. Tugas Konperensi Cabang dalam ―menilai laporan Badan
Pengurus Cabang‖ adalah memberikan penilaian kualitatif untuk dijadikan dokumentasi bagi
kehidupan organisasi (cabang) dan/atau menjadi bahan di dalam Konperensi Cabang itu
sendiri. Dalam menetapkan masa kerja kepengurusan, Konperensi Cabang wajib terlebih
dahulu melakukan studi2__€g mendalam dengan mempertimbangkan kondisi obyektif
cabang.
3. Konperensi Cabang bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat melalui Badan Pengurus
Cabang karena konperensi Cabang temporer sifatnya dan ini badan konsultatif, sedang
pelaksana Konperensi Cabang adalah Badan Pengurus Cabang. Yang
mempertanggungjawabkan kepada Pengurus Pusat mengenai hasil-hasil Konperensi Cabang
adalah Badan Pengurus Cabang yang mempersiapkan Konperensi Cabang tersebut.

Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
1. Telah jelas
2. Telah jelas.
3. a. Juncto ART pasal 4 aya3. a., formatur adalah mandataris Konperensi Cabang dalam
melaksanakan tugas tersebut.
3. b. Telah jelas.
4. a. Dalam rangka melaksanakan pertanggungjawaban Badan Pengurus Cabang khususnya di
dalam Konperensi Cabang maka : Pertama; Laporan BPC haruslah merupakan laporan
kepada Konperensi Cabang dan Pengurus pusat; Kedua, bilamana Konperensi Cabang
tersebut dihadiri oleh Pengurus Pusat maka PP berkewajiban menilai laporan tersebut.

4.b. Juncto ART pasal 5 ayat 2.


5 Telah Jelas.
6. Telah Jelas
Pasal 7
SAHNYA PERSIDANGAN
Maksudnya adalah sekurang-kurangnya lebih dari setengah dalam arti yang minimal.

Pasal 8
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN CABANG
Yang disebut dengan ―Perguruan Tinggi‖ adalah pendidikan sesudah Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas yang dikategorikan sederajat dengan Perguruan Tinggi. Ini berarti pula
bila di satu kota terdapat satu cabang dari Perguruan Tinggi yang melaksanakan fungsi
pendidikan tinggi. Yang disebut dengan ―dua cabang yang berdekatan‖ adalah cabang
yang dapat melaksanakan tugas lebih efektif dalam menjalankan fungsi ini baik dari segi
geografi maupun komunikasi.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
1. Telah Jelas.
2. Kongres menetapkan sejumlah uang yang harus diserahkan oleh cabang kepada
Pengurus Pusat jumlah mana diambil dari pendapatan Badan Pengurus Cabang yaitu
iuran, donasi dan pendapatan lainnya di cabang tersebut.
3. Telah Jelas.

Pasal 10
LAMBANG DAN MARS
Penjelasan tentang warna dan bentuk lambang lihat pada bagian terlampir.

Pasal 11
TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI
Telah Jelas.

Pasal 12
PENUTUP
Telah Jelas.
PENJELASAN
TENTANG BENTUK DAN WARNA LAMBANG GMKI
A. Lambang organisasi ini terdiri dari:
1. Bendera merrah putih yang merupakan bendera nasional RI.
2. Bendera organisasi GMKI (lihat ART GMKI pasal 10 ayat 3).
3. Panji organisasi GMKI (lihat ART GMKI pasal 10 ayat 4).
4. Topi organisasi GMKI (lihat ART GMKI pasal 10ayat 6).
5. Lencana organisasi GMKI (lihat ART GMKI pasal 10 ayat 6).
6. Pita kepengurusan (kordon) (lihat ART GMKI pasal 10 ayat 7).
B. Bentuk lencana organisasi yang menyerupai perisai (segi lima) yang dipakai pada topi,
pita kepengurusan (kordon) dan dada sebelah kiri adalah dimaksudkan sebagai
penghalau atau penangkis setiap serangan yang datang menyerang kita. Lencana
GMKI yang berbentuk perisai itu secara teologis berfungsi untuk menangkap setiap
persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, perguruan tinggi dan generasi
muda atau yang terjadi ditengah-tengah kehidupan bangsa dan negara, kemudian
persoalan-persoalan tersebut dijawab secara kritis, kreatif dan konstruktif dengan
berlandaskan kepada iman Kristen atau dijawab secara Injili.
C. Bentuk lencana bersegi lima (perisai) adalah juga dalam pengertian mengungkapkan
lima sisi kegiatan atau yang kita kenal sebagai panca kegiatan GMKI yaitu:
berdoa/beribadat, belajar, bersaksi, bersosial dan berekreasi (mencipta ulang) atau
menemukan karya-karya baru.
D. Pada tiga garis tegak lurus sisi kiri dan kanan lencana dimaksudkan sebagai tri panji
GMKI yaitu: Tinggi Iman, Tinggi Ilmu dan Tinggi Pengabdian.
E. Arti salib adalah arti penderitaan Tuhan Yesus kepada umat manusia, yang telah
menderita, mati dan dibangkitkan untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa. Arti
Salib bagi GMKI dalam lencana organisasi adalah, bahwa GMKI harus berjuang dan
berkorban untuk memperbaharui kehidupan manusia dan masyarakat, menyelamatkan
mereka-mereka yang menderita, yang mendapat tekanan ekonomi, politik, dan
pemerkosaan hak-hak azasi manusia, baik ditengah-tengah kehidupan perguruan tinggi
maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat luas.
F. Arti salib yang berwarna putih pada bendera, panji dan lencana adalah bahwa dengan
kesucian, ketulusan dan kesungguh-sungguhan, GMKI bahkan siap berkorban untuk
memperbaharui dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat demi masa
depan yang lebih baik.
G. Warna abu-abu pada topi, lencana organisasi dan pita kepengurusan (kordon) adalah,
bahwa GMKI selalu menghadapi tantangan-tantangan ditengah-tengah pergumulan
bangsa dan senantiasa diintai bahaya yang datang dari luar.
H. Warna biru pada topi organisasi, bendera organisasi, panji organisasi, lencana
organisasi adalah artinya pengharapan. Pengharapan dalam pengertian iman Kristen
artinya GMKI senantiasa memiliki keyakinan yang kuat bahwa seluruh pemikiran,
pernyataan sikap atau seluruh program yang dilaksanakan adalah mempunyai
hubungan atau kaitan langsung dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu,
berdasarkan keyakinan GMKI dalam melaksanakan missionnya akan muncul harapan-
harapan baru yang semuanya itu atas kehendak dan penyertaan Tuhan yang menjadikan
semuanya baru. Baru dalam pengertian bahwa manusia, masyarakat, bangsa dan
negara, bahkan seluruh umat manusia dan dunia ini akan mendapat pertolongan,
penyertaan dan anugerah dari Tuhan yang tidak pernah meninggalkan perbuatan
tangan-Nya itu. Bagi GMKI pengharapan itu diusahakan melalui seluruh kegiatan
atau program-program yang dapat mengangkat harkat dan martabat hidup manusia
menuju kepada kehidupan yang beradab, adil, benar dan sejahtera lahir dan batin.
Bersamaan dengan usaha pengharapan tersebut di atas, GMKI tetap meyakini bahwa
perjuangannya akan diberkati oleh Tuhan bagi kepentingan bangsa dan negara, bagi
kepentingan dunia dan umat manusia, sekarang dan hari esok.

Pematang Siantar, 14 Desember 2004

Anda mungkin juga menyukai