Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KONSTIPASI DIARE

OLEH KELOMPOK 1

1. Adelfince oematan
2. Anggela monika neno hae
3. Anita Abuk luan
4. Ariyepta Lapikaana
5. Asyanda Rahmawati Aul
6. Chyindy Graceiani Anugra lodo
7. Debora nomleni
8. Deti hakia silla
9. Desty yusriani finit
10. Dublin sera lasa
11. Dwi hikmah hamza
12. Eflin Anastasia wohangara
13. Elisabeth astrida tahu
14. Faldi adonis
15. Finehas Malairuli
16. Godelifa tefu
17. Ignasia Nasrani
18. Indah sari koku yowa
19. Jentriyanti H un

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG 2023


BAB I
PENDAHULUANA
A.Latar Belakang
Konstipasi adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan
normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses kurang, atau
fesesnya keras dan kering. Konstipasi merupakan keluhan saluran cerna
terbanyak pada usia lanjut; terjadi peningkatan dengan bertambahnya usia dan
30-40 % orang di atas usia 65 tahun mengeluh konstipasi . Di inggris ditemukan
30% penduduk di atas usia 60 tahun merupakan konsumen yang teratur
menggunakan obat pencahar . Di australia sekitar 20% populasi di atas 65
tahun mengeluh menderita konstipasi dan lebih banyak pada wanita dibanding
pria. menurut nationalth interview survei pada tahun 1991, sekitar 4,5juta
penduduk amerika mengeluh menderita konstipasi terutama anak anak, wanita
dan orang usia 65 tahun keatas.beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya konstipasi pada lansia seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang
kurang sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian obat
obatan. Dan akibatnya pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus
menjadi tertahan. pada konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan
kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat
berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah
perut.anamnesis merupakan hal yang terpenting untuk mengungkapkan
etiologi dan factor-faktor risiko penyebab konstipasi, sedangkan pemeriksaan
fisik pada umumnya tidak mendapatkan kelainan yang jelas. Pemeriksaan colok
dubur dapat memberikan banyak informasi yang berguna. Pemeriksaan -
pemeriksaan lain yang intensif dikerjakan secara selektif setelah 3 sampai 6
bulan pengobatan konstipasi kurang berhasil dan dilakukan hanya pada pusat-
pusat pengelolaan konstipasi tertentu.

B. Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan masalah
konstipasi?
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien lansia
dengan masalah konstipasi.
2. Tujuan khusu:
a. mengetahuai definisi konstipasi
b. mengetahui epidemeologi lansian dengan kostipasi
c. mengetahui patof fisiologi konstipasi
d. mengetahui etiologi konstipasi
e.mengetahui manifestasi klinis dari kostipasi
f. mengetahui penata laksanaan lansia dengan konstipasi
g. mengetahui WOC dari lansia dengan konstipasi

D. Manfaat
1. mengetahui perjalanan penyakit yang terjadi sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan yang tepat
2.menambah pengetahuan khususnya di bidang keperawatan gerontik
sebagai referensi dalam memberikan asuhan keperawatan
3. meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien lansia dengan kostipasi
BAB 2

1.Konstipasi
Konstipasi adalah suatu penurunan defekasi yang tidak normal pada seseorang, disertai
dengan kesulitan keluarkan feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang keras dan
kering (Wilkinson, 2006). Konstipasi adalah kesulitan atau kelambatan pasase feses yang
menyangkut konsistensi tinja dan frekuensi berhajat. Konstipasi dikatakan akut jika lamanya
1 sampai 4 minggu, sedangkan dikatakan kronik jika lamanya lebih dari 1 bulan (Mansjoer,
2010). Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit. Konstipasi adalah penurunan frekunsi
defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya
mengedan saat defekasi adalah suatu tanda yang terkait dengan konstipasi. Apabila motilitas
usus halus melambat, masa feses lebih lama terpapar pada dinding usus dan sebagian besar
kandungan air dalam feses diabsorpsi. Sejumlah kecil air ditinggalkan untuk melunakkan dan
melumasi feses. Pengeluaran feses yang kering dan keras dapat menimbulkan nyeri pada
rektum. (Potter & Perry, 2015). Jadi konstipasi adalah penurunan frekuensi buang air besar,
kesulitan dalam mengeluarkan feses, atau perasaan tidak tuntas ketika buang air besar.

2. Etiologi

A .Obat-obatan: golongan antikolinergik, golongan narkotik, golongan analgetik, golongan


diuretik, NSAID, kalsium antagonis, preparat kalsium, preparat besi, antasida aluminium,
penyalahgunaan pencahar.

B . Kondisi neurologik: stroke, penyakit parkinson, trauma medula spinalis, neuropati


diabetic
C. Gangguan metabolik: hiperkalsemia, hipokalemia, hipotiroidisme.

D.Kausa psikologik: psikosis, depresi, demensia, kurang privasi untuk BAB, mengabaikan
dorongan BAB, konstipasi imajiner

E.Penyakit-penyakit saluran cerna: kanker kolon, divertikel, ileus, hernia, volvulus, iritable
bowel syndrome, rektokel, wasir, fistula/fisura ani, inersia kolon.

3.Patofisiologi

Defekasi merupakan suatu proses fisiologi yang menyertakan kerja otot-otot polos dan serat
lintang, persarafan, sentral dan perifer, koordinasi sisitem reflek, kesadran yang baik dan
kemampuan fisik untuk mencari tempat BAB. Defekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus
besar yang menghantarkan feses ke rektum untuk dikeluarkan. Feses masuk dan
meregangkan ampula rektum yang diikuti relaksasi sfingter anus interna. Untuk
menghindarkan pengeluaran feses yang spontan, terjadi refleks kontraksi refleks anus
eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis yang dilayani oleh syaraf pudendus. Otak menerima
rangsang keinginan untuk BAB dan sfingter anus eksterna diperintahkan untuk relaksasi, dan
rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan kontraksi otot dinding perut. Kontraksi ini akan
menaikkan tekanan dalam perut, relaksasi sfingter dan otot elevator ani.baik persyarafan
simpatis dan para simpatis terlibat dalam proses ini. Patogenesis konstipasi bervariasi
macam-macam, penyebabnya multipel, mencakup beberapa faktor yang tumpah tindih,
motilitas kolon tidak terpengaruh dengan bertambahnya usia. Proses menua yang normal
tidak mengakibatkan perlambatan perjalanan saluran cerna. Pengurangan respon motorik
sigmoid

4.Manifestasi Klinis
Beberapa keluhan yang mungkin berhubungan dengan konstipasi adalah:

Kesulitan memulai dan menyelesaikan BAB

1.Mengejan keras saat BAB


2.Massa feses yang keras dan sulit keluar
3.Perasaan tidak tuntas saat BAB
4.Sakit pada daerah rectum saat BAB
5.Rasa sakit pada daerah perut saat BAB
6.Adanya perembesan feses cair pada pakaian dalam
7.Menggunakan bantuan jari-jari intuk mengeluarkan feses
8.Menggunakan obat-obat pencahar untuk bisa BAB
PENANGANAN PASIEN DIARE

1 Pengertian Diare

Diare adalah suatu keadaan yang ditandai oleh : BAB encer,frekuensi lebih
5x/hari,disertai mual,muntah dan demam

2.Tujuan

sebagai acuan tata laksanan diare akut di poli umum puskesmas tigaruang agar dapat
tertangani dengan benar dan efektif

3 .Prosedur
Alat dan Bahan

1.Buku daftar kunjungan


2. Tensimeter
3.Termometer
4. Timbang dewasa
5. sarung tanggan

4. Langkah – Langkah

6.1 Anamnesa
Frekuensi dan konsistensi BAB, campur darah/lendir,mual,muntah dan demam

6.2 Pemeriksaan Fisik


Pastikan apakah ada tanda -tanda dehidrasi Ubun -Ubun ,cekung,mulut atau bibir
kering, turgor menurun ,nadi cepat,mata cekung, nafas cepat dan dalam ,oligouri atau tidak.

6.3 Diagnosis Diferensial


Diare psikologi, shigella,V,Cholera,Salmonella,E,Coli,Rotavirus,Campilobacter

6.4 Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan rutin tinjau

6.5 Terapi
Dehidrasi ringan : BBs/d 5%cc
- Oralit
- Diet sesuai dengan umur
- Susu pengeceraan 1 T =40-50cc
- Susu rendah /bebas laktosa

Anda mungkin juga menyukai