Anda di halaman 1dari 32

STRUKTUR BAJA 2

Struktur Baja

Struktur Baja I Struktur Baja II


Semester IV Semester V
Pembahasan yang dilakukan Pembahasan yang dilakukan
seharusnya : bertitik berat pada :
- Batang Tarik
Truss - Batang Tekan Portal - Balok
(Rangka Batang) (Rangka Struktur) - Kolom
- Sambungan Baut

Konsep Desain Secara Umum


KONSEP Secara Umum Desain itu merupakan
DESAIN kegiatan yang dilakukan setelah melakukan
suatu proses Analisa Struktur
Analisa Struktur

Gaya Dalam / Internal Force Desain Struktur


- Momen
- Geser
- Aksial - Strenght
- Stability
- Momen Nominal (Mn)
- Gaya Geser Nominal (Vn)
- Gaya Aksial Nominal (Pn) – Tarik dan Tekan
Konsep Desain Secara Umum
KONSEP Persamaan dasar konsep desain
DESAIN

Gaya yang Menahan Gaya yang Merusak


Dengan Memberikan suatu nilai Safety Factor, maka didapat beberapa
metode desain:
1. Metode Ultimit Rn > SF X Ru
Nilai ini didapat
LRFD (Load Resistance Factor Design) dengan
Dapat dijumpai pada SNI berupa : mengunakan
1,4 D beban kombinasi
1,2 D+1,6L
2. Metode Tegangan Izin SF X Rn > Ru
ASD (Alowable Strength Design)

KONSEP
DESAIN Menentukan Gaya Nominal Suatu Struktur
Dasar Untuk Menentukan Gaya Nominal pada suatu struktur
adalah:
1. Tentukan semua kemungkinan kegagalan yang terjadi pada suatu struktur
2. Hitung nilai gaya nominal untuk masing-masing kegagalan
3. Dari semua gaya nominal yang di hitung, pilih yang paling kecil Nilai ni
merujuk pada
SNI Struktur
Contoh : Baja
Keruntuhan Lentur Rn 1

Keruntuhan Geser Rn 2
Struktur Balok Profil Baja Nilai Terkecil
Keruntuhan Buckling Rn 3

Keruntuhan Sambungan Rn 4
KONSEP
DESAIN Persamaan Umum menghitung nilai Rn
Rn adalah gaya tahanan struktur, jika simbolnya diganti dengan P
maka

Kalau dilihat di SNI maka rumus ini


kakan di sajikan dlm bentuk di bolak
Dimana: balik

Ρ = Gaya tahanan struktur Ketika menghitung


luas tulangan pada
F = Tegangan meterial struktur beton A=P/F
A = Luas Penampang bertulang maka:
Dimana P
samaden
gan Ru

KONSEP
DESAIN Standar Desain Untuk Kode SNI
Struktur Beton:
SNI 2847-2002
SNI 2847-2013
SNI 2847-2019
Struktur Baja:
SNI 1729-2002
SNI 1729-2015
SNI 1729-2019

Pembebanan Gempa:
SNI 1726-2002
SNI 17262012
SNI 1726-2019
DESAIN
STRUKTUR
BAJA

Di produksi
dalam bentuk

DESAIN
Material Baja yang tipis
dan
bervariasi
STRUKTUR Kelebiaha Struktur Baja:
BAJA
 Praktis dan cepat dalam pemasangan konstruksi dalam
skala besar
 Kuat terhadap gaya tarik (material baja sama kuat menahan
Baja gaya tarik dan gaya tekan)
 Rasio kekuatan dibandingkan dengan berat sediri memeiliki
nilai lebih tinggi
Material Elemen
Struktur Kekurangan Struktur Baja:
 Tidak tahan dengan suhu tinggi, mengakibatkan pemuaian
Kuat ukutan/dimensi
Terhadap Contoh:  Dibutuhkan keahlian khusus dalam pemasangan konstruksi
tarik dan Bj 37:  Boros jika digunakan pemakaian material baja yang sedikit
tekan Fy=240MPa
DESAIN Prifil Baja
STRUKTUR
BAJA

Siku Canal
Wide Flange (WF-IWF)

DESAIN
STRUKTUR
BAJA
Kurva Tegangan dan Regangan Material Baja
Ultimit

1. Daerah elastis (O-B)


2. Daerah Palstis (B-C)
3. Daerah Strain Hardening (C-D)
4. Daerah Fraktur (D-E)

Tegangan Leleh ini murni hanya


dimiliki oleh material baja

Dimana:
Sebelum mencapai tengan puncak atau
tegangan Maksimal (ultimate)

Maka:
Akan muncul regangan yang besar
Leleh (Plastisitas sempurna) Ɛ
DESAIN
STRUKTUR
Mutu Material Baja Berdasarkan SNI 2019
BAJA

Tabel 5.3 Sifat Mekanis Baja Struktural

Sifat-sifat mekanis lainnya, baja struktural untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai berikut:
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser : G = 80.000 MPa
Rasio poisson : μ = 0,3
Koefisien pemuaian : α = 12 x 10⁶/⁰C
Desain Balok Profil baja
Berdasarkan SNI-1729-2015 atau 20XX

Mn > Mu Kombinasi Beban


Vn > Vu LRFD

P:0,5Ton
IWF: 150x75x5x7
7mm (tf)
4,5m 4,5m

5mm (tw)
E :200.000 MPa 150mm (h)
Fy : 240 Mpa ho : tg bdn
Fu : 370 MPa (h-tf)
75mm (b)
1. Data Propertis Material Tabel baja/dihitung manual

A = 1730 mm²
Ix = 6420 257 mm⁴
Iy = 493 604 mm⁴
Sx = 85 603 mm³ Modulus penampang leleh
Sy = 13 162 mm³
Zx = 98 195 mm³
Zy = 19 744 mm³ Modulus penampang Plastis

Konstanta Torsi (J) = 1/3 (2 tf³ x b + tw³ x h0)


= 23 108 mm⁴

Hal ini berhubungan dengan tekuk lokal

2. Klasifikasi Penampang C
NC
S
Elemen Sayap Profil
Dapat di lihat pada tabel SNI1729

Elemen Kompak
Elemen Badan Profil

Batasan leleh
Batasan LTB
AISC 2015 BAB F2
Dimana untuk kekuatan lentur/Momen
nominal ditentukan oleh
Kegagalan Y / Mn(Y=leleh)
Kegagalan LTB /
Mn(LTB=Lateral,Torsional, Buckling)

3. Kuat Lentur Nominal pada Batasan Leleh


4. Kuat Lentur Nominal pada Batasan LTB (Lateral Torsiaonal Buckling)

Jarak Lp dan Lr Sayap akan leleh sebelum terjadi LTB

Batasan tidak terjadinya LTB

Dapat dipahami yaitu Elemen sayap untuk balok pada baja profil
memiliki sumbangsih yang cukup tingi yaitu 80% menehan kekuatan
a. Lp =

a. Lp b. Lr

Untuk nilai E, J, Sx dan ho sudah di dapat


pada proses sebelumnya
Maka untuk menetukan nilai batasan Lb
Ada Beberapa Kondisi yaitu:
* Kondisi 1 (Lb < Lp)

Nantik akan dibandingkan nilai Mn


dengan Mu
Kekuatan desain balok IWF dengan bentangan 9m
Maka untuk desain Mn > Mu

* Kondisi 2 (Lp<Lb < Lr)

Apabila nilai Lb ini sesuai dengan kondis ke 2 ini maka:

Nilai Mn ini harus lebih kecil dari Mp , apa bila lebih maka
nilai yang kita pakai adalah nilai Mp.
Kemudian cari nilai Cb (dimana nilai Lb yang dipakai adalah nilai yang di umpamakan
tadi = 3
Diambil
nilai yang
terkecil

* Kondisi 3 (Lb = Lr)


Dalam contoh soal ini nilai Lb di tentukan yaitu 3m
Mn = 0,7 Sx.fy
= 0,7. 85 603 . 240
= 14,38 kNm
Batasan Leleh =>Mn = 23,6 kNm

LTB =>Mn = 14,38 kNm


Kuat lentur Struktur Balok Ф Mn = 0,9 . 14,38
= 12,49 kNm
* Kondisi 4 (Lr < Lb)
Dimisalkan nilai Lb =4 m > Lr = 3m
Mn = fcr . Sx < Mp
2
Cb . π² . E J.C Lb
fcr = 2 1 + 0.078
Sx . ho
Lb rts
rts
2
1,09 . π² . 200.000 23 108 . 1 4
fcr =
2
1 + 0.078
85 603 . (150-7) 20,3
4
20,3

fcr = 137,91 MPa

Mn = fcr . Sx
= 137,91 . 85 603
= 11,81kNm

Batasan Leleh =>Mn = 23,6 kNm

LTB =>Mn = 11,81 kNm


Kuat lentur Struktur Balok Ф Mn = 0,9 . 11,81
= 10,63 kNm
5. Menghitung Rasio Kuat lentur Struktur
Dimisalkan digunakan Lb = 3m (* Kondisi 2)
ФMn = 15,03 kNm
Mn = Mmax = 2,25.P
= 2,25 . 0,5 tm
= 1,225 tm
= 12,25 kNm
Rasio Struktur = Mn
ФMn
12,25
=
15,03
= 0,75 < 1 Struktur Balok Aman terhadap momen ( OK )
Dikarenakan rasio nya kurang dari 1 maka balok
aman dengan di beri beban terpusat P , dengan
bentangan 9m dan diberi pengaku stiap 3m

6. Menghitung Rasio Kuat geser nominal Struktur Bab. G2


6a. Menghitung kelangsingan Badan Profil
h
= 27,2
tw
Batas = 2,24 E
fy
= 64,7 Faktor pengali kekuatan geser
h
= 27,2 < 64,7 Фv = 1,0
tw
Cv = 1,0
6b. Menghitung kuat geser noinal profil
ФVn = Фv . 0,6 . fy . Aw . Cv
ФVn = 1 . 0,6 . 240 (136 . 5) 1
ФVn = 97,92 kN
6c. Rasio Gaya geser Struktur
Vu = Vultimit = ½ . P
= ½ . 0,5
= 0,25 ton => 2,5 kN

Rasio Struktur =Vu


ФVn
= 2,5
97,92
= 0,026 < 1
Struktur Balok Aman terhadap gaya geser ( OK )

KONSEP
DESAIN Standar Desain Untuk Kode SNI
Struktur Beton:
SNI 2847-2002
SNI 2847-2013
SNI 2847-2019
Struktur Baja:
SNI 1729-2002
SNI 1729-2015
SNI 1729-2019

Pembebanan Gempa:
SNI 1726-2002
SNI 17262012
SNI 1726-2019
Pada profil I dan U terdapat sumbu lemah (F6)

Profil IWF Simetri Ganda Profil UNP Profil IWF Simetri Tunggal

Mn = Momen Nominal
Mp = Momen Plastis
Fy = Kuat tarik Baja
Kuat lentur nominal Mn terhadap sumbu lemah, Zy = Modulus Penampang
Palstis
diambil dari nilai terkecil yang dihasilkan akibat kondisi Sy = Modulus Penampang leleh

batas, berupa:
1. Material leleh (Momen plastis)
2. Tekuk lokal pelat sayap

1. Material leleh (Momen plastis)


 Kuat batas leleh dihitung dengan menggunakan persamaan
Mn = Mp = Fy Zy < 1,6 FySy
Penampang Plastis dari
suatu profil
2. Tekuk Lokal Pelat Sayap
Ada 3 kemungkinan yang terjadi pada baja profil yaitu :
1. Jika Elemen Sayap merupakan elemen kompak maka tekuk lokal
tidak terjadi
2. Untuk Elemen sayap apabila non kompak

3. Untuk Elemen sayap langsing

3. IWF 250 x 520 x 6 x 9 (built up)

9mm (tf)

6mm (tw)
250mm

520mm
Klasifikasi Penampang Elemen Badan Profil
1. IWF 250 x 125 x 6 x 9 Kompak
h 250-2tf
=
Elemen Sayap Profil tw 6
= 38.67
0,5. b 0,5. 125 Kompak
=
tf 9
= 0.944
Dapat di lihat pada tabel SNI1729 200000
3,76
240
= 108,54
0,38 200000
240 38,67 < 108,54(Batas)
0,944 < 10,90 (Batas) Elemen Badan Kompak
= 10,97 Elemen Sayap Kompak

Klasifikasi Penampang Elemen Badan Profil


2. IWF 250 x 250 x 6 x 9 Kompak
h 250-2tf
=
Elemen Sayap Profil tw 6
= 38.67
0,5. b 0,5. 250
= Non Kompak

tf 9
= 13.89

3,76 200000
240
= 108,54
0,38 200000
240 38,67 < 108,54(Batas)
13,89 > 10,90 (Batas) Elemen Badan Kompak
= 10,97 Elemen Sayap Non Kompak
Klasifikasi Penampang Elemen Badan Profil
3. IWF 250 x 520 x 6 x 9 (built up)
h 250-2tf
=
Elemen Sayap Profil tw 6
= 38.67
0,5. b 0,5. 520
=
tf 9
= 28.89

3,76 200000
240
= 108,54
0,38 200000
38,67 < 108,54(Batas)
240 Elemen Badan Kompak
28,89 > 10,97 (Batas)
= 10,97 Elemen Sayap Non Kompak

Kompak

Non Kompak
1. IWF 250 x 125 x 6 x 9
Kuat Lentur Nominal pada Batasan Leleh - Material leleh (Momen plastis)
– Kuat Leleh
Nilai ini dapat diperoleh dari tabel
baja atai Sofware SAP 2000
= 240 x 72400 x 10¯⁶ kNm
= 17,38 kNm < 1,6 FySy
< 1,6 x 240 x 46941
< 18,025
= 0,9 x 17,38
= 15,64 kNm

Pada Baja IWF 250 x 125 x 6 x 9 ini tidak terjadi tekuk lokal kerena
elemen sayapa merupakan elemen kompak.

2. IWF 250 x 250 x 6 x 9


Kuat Lentur Nominal pada Batasan Leleh - Material leleh (Momen plastis)
– Kuat Leleh

Nilai ini dapat diperoleh dari tabel


baja atai Sofware SAP 2000
= 240 x 283338 x 10¯⁶ kNm
= 68 kNm < 1,6 FySy
< 1,6 x 240 x 187533
< 72,012
Tekuk Lokal Pada Sayap
Pada Baja IWF 250 x 250 x 6 x 9 ini terjadi tekuk lokal kerena elemen sayapa
merupakan elemen non kompak.

68 – (68 – 0.7 x 240 x 187533 13,89 – 10,97


1000000 28,87 – 10,97
2,92
68 36,5
17,9
= 0,9 x 62,05
68 – 5,95 = 55,845 kNm

62,05 kNm

3. IWF 250 x 520 x 6 x 9 (built up)


Kuat Lentur Nominal pada Batasan Leleh - Material leleh (Momen plastis)
– Kuat Leleh
Nilai ini dapat diperoleh dari
tabel baja atai Sofware SAP
2000
= 240 x 1218888 x 10¯⁶ kNm
= 292,5 kNm < 1,6 FySy
< 1,6 x 240 x 811216
< 311,5
Tekuk Lokal Pada Sayap
Pada Baja IWF 250 x 520 x 6 x 9 ini terjadi tekuk lokal kerena elemen sayap
merupakan elemen non kompak/Langsing.
165,34 x 811216
134,13 kNm

= 0,9 x 134,13
0,69 x 200000 = 120,7 kNm
520
9

165,34 MPa
Lendutan Pada Balok
Sekalipun persyaratan batas kapasitas untuk desain balok telah
terpenuhi atau segi keamanan telah terpenuhi, akan tetapi struktur
masih perlu dievaluasi terhadap ketentuan kondisi batas layanan.
Kesalahan/malfungsi bangunan dapat disebabkan oleh kerusakan
berupa:
- Local
- Lendutan yang besar
- Vibrasi yang mengganggu
- Hal lainnya
Besarnya lendutan yang terjadi pada balok ditentukan oleh detail
dan maksud dari pemakain struktur tersebut.

Secara historis lendutan balok dibatasi Δ < L/360 terhadap


kondisi beban hidup nominal (tanpa beban terfaktor), hal ini berlaku
pada balok utama/induk pada struktur.
Pada balok yang berfungsi sebagai balok atap maka syaratnya yaitu
L/240.
Menurut ASCE-7 (2005) sebuah balok yang melendut sebesar
L/300 sudah nampak secara visual dan akan menyebakan kerusakan
pada finishing bangunan.
Maka dari itu dibutuhkan evaluasi terhadap lendutan pada balok
rencana.
Kuat Nominal Geser
Fungsi terbesar plat badan (tw) adalah memikul gaya geser.
Setelah kapasitas lentur penampang telah memenuhi ketentuan bab F,
selanjutnya juga harus dievaluasi, ini juga bertujuan untuk memenuhi
ketentuan bab G yaitu tentang desain komponen struktur untuk geser
penampang baja.
Secara umum kuat geser rencana memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Vu < ФVn (SNI 1729-2020,pasal G1)

Dimana: Vu : Gaya geser batas, atau gaya geser terfaktor maksimum dari berbagai
kombinasi sesuai peraturan pembebanan
Ф : Faktor ketahanan geser = 0,9
Vn : Kuat geser nominal balok yang dapat dihitung sesuai ketentuan G2 dan G3

1. Pelat badan profil I hot rolled


Jika h/tw < 2,24(E/fy)⁰˙⁵ maka Ф = 1,0 dan Cv = 1,0
(SNI 1729-2020., pers G2.2)
2. Profil yang tidak memenuhi persyaratan diatas, tetapi simetri
ganda dan tunggal maka Cv ditentukan dari kelangsingan pelat
badan atau rasioh/tw dalam 3 kategori
- Jika h/tw < 1,10(kvE/fy)⁰˙⁵ maka kuat geser nominal
dibatasi hanya leleh pada pelat badan, tidak ada pengaruh
tekuk, Cv = 1,0
(SNI 1729-2020., pers G2.3)

- Jika 1,10(kvE/fy)⁰˙⁵ < h/tw < 1,37(kvE/fy) maka kuat


geser nominal mulai dipengaruhi oleh tekuk yang terjadi
pada pelat badan
1,10(kvE/fy)⁰˙⁵
Cv = (SNI 1729-2020., pers G2.4)
h/tw
- adapun h merupakan jarak bersih antara pelat pelat sayap
dari profil I built-up, jika profil I hot-oller dikurangi lagi
dengan tebal sayap

- Koefisien tekuk pelat, kv untuk profil I tanpa pengaku


tranversal (h/tw < 260) yaitu kv = 5,3.
Untuk badan dengan pengaku tranversal bila a/h > 3,0
kv = 5+5/(a/h)².

Kuat Nominal Tumpu Pada Balok


Adanya beban terpusat atau gaya reaksi pada perletakan blok akan
menimbulkan konsentrasi tegangan tekan / tegangan tarik pada pelat
sayap atau badan, yang umumnya relatif tipis.
Jika ini diabaikan maka akan menimbulkan kerusakan local, yang memicu
deteriorasi pada struktur.
Maka beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagaimana berikut:
- (kuat nominal bearing – Rb) Bila balok di bebani dengan beban
terpusat pada salah satu sayap yang simetris terhadap pelat
badan, maka perlu kontrol:
1. Lentur local pelat sayap
2. Leleh lokal pelat badan
3. Tekuk dukung (lipat) pelat badan
4. Tekuk lateral pelat badan
- Bila balok di bebani dengan beban terpusat pada
kedua sayapnya, perlu dikontrol :
1. Leleh lokal pelat badan
2. Tekuk dukung (lipat) pelat badan
3. Tekuk kolom pelat badan

1. Lentur Lokal Pelat sayap


Beban terpusat besar (Pu) pada pelat
sayap, akan mengakibatkan pelat tertentur
seperti gambar disamping ini.
Fenomena ini perlu dihindari dengan
menambah pelat tumpu atau pelat pengaku
tegak, atau dapat membatasi beban
terpusat (Pu).

Kuat nominal terhadap lentur lokal pelat sayap

Pu < ФRn dimana Pu = ФRn (SNI 1729-2020., pers B3.1)


Rn = 6,25 fyf t²f dimana Ф = 0.9 (SNI 1729-2020., pers J10.1)

Dengan:
fyf : Tegangan leleh minimum terspesifikasi pada sayap, MPa.
tf : Tebal sayap yang di bebani, mm

Jika panjang pembebanan yang menyilang pelat sayap kurang dari


0,15bf (lebar sayap), maka ketentuan ini dapat diabaikan.
Jika beban terpusat terletak pada daerah pelat sayap yang kurang
dari 10 tf dari ujung balok, maka Rn direduksi menjadi 50%.
Leleh lokal pelat sayap
Leleh setempat yang terjadi pada pelat badan bisa diakibatkan oleh
gaya terik atau gaya tekan.
Untuk gaya tekan dan pelat badan yang langsing, bahkan sebelum
leleh terjadi, bisa mengalami instabilitas setempat (tekuk) yang
disebut dengan Crippling.
Kuat nominal terhadap leleh lokal pelat badan:
Pu < ФRn dimana Pu = ФRn (SNI 1729-2020., pers B3.1)

Jika konsentrasi gaya dapat tersebar pada bagian pelat badan


dengan panjang lebih dari d maka:
Rn = fyw tw ( 5k + lb) (SNI 1729-2020., pers J10.2)

Jika konsentrasi gaya terbatas penyebarannya, dengan panjang kurang


atau sama dengan d maka:
Rn = fyw tw ( 2,5k + lb) (SNI 1729-2020., pers J10.3)

Dimana:
Ф : 1,0 Faktor ketahanan terhadap leleh pelat badan
Rn : Kuat Nominal terhadap leleh setempat pelat badan, N
k : Jarak sayap luar ke penebalan kaki pelat badan, mm
lb : Panjang Tumpuan, > k Jika posisinya di ujung, mm
fyw : Tegangan leleh minimum pelat badan, MPa
tw : Tebal pelat badan, mm
Kondisi beban terpusat langsung pada balok seperti gambar berikut
ini, baik yang menimbulkan tegangan tarik atau tekan akan menimbulkan
fenomena leleh pada pelat badan yang harus di evaluasi.
Gambar. Tegangan tarik dan tekan akibat gaya terpusat

Adanya pelat tumpu kaku dibawah beban terpusat berpengaruh pada


kekuatan pelat badan, karena distribusi tengganganya besar.
Jika kapasitas pelat badan tetap tidak mencukupi, maka sulusi
penambahan pelat pengaku tegak atau tumpu akan mengatasi masalah.

Tekuk Dukung (Lipat) Pelat Badan (Web Crippling)


Leleh merupakan kondisi non-linier material, sedangkan Crippling adalah
non-linier geometri (stabilitas).
Terjadinya leleh setempat sama dengan crippling pada pelat badan
langsing.
Jika pelat badan relatif tebal, dan mengalami gaya tekan, bisa terjadi
leleh, jika relatif langsing bisa terjadi crippling.
Selain hal itu bisa juga terjdi tekuk (Buckling).
Fenomena crippling balok dengan beban terpusat tidak akan terjadi
apabila kuat nominal pelat badan memenuhi kriteria sebagai berikut:
Pu < ФRn dimana Pu = ФRn (SNI 1729-2020., pers B3.1)
Dimana:
Ф : 0,75 Faktor ketahanan terhadap lipat pelat badan
Rn : kuat nominal terhadap bahaya crippling di pelat badan, untuk
beban terpusat yang letaknya > d/2 dari tumpuan
Maka :
1,5
Efy.tf
a). Rn = 0,8 tw² 1 + 3 lb tw Jika x > d/2
d tf tw
1,5 Jika x < d/2
Efy.tf
b). Rn = 0,4 tw² 1 + 3 lb tw Dan lb/d>0,20
d tf tw
1,5
tw Efy.tf Jika x < d/2
c). Rn = 0,4 tw² 1 + 4 lb - 0,20
d tf tw dan lb/d>0,20
Dimana:
d : tinggi total balok (mm0
lb : dimensi panjang tumpuan (mm)

Tekuk Lateral Pelat Badan (Sideway Web Bucling)

Fenomena tekuk pada pelat badan, dikarenakan beban


terpusat sehingga pelat badan mengalami tekan.
Jika pelat badan aman terhadap leleh dan crippling maka
fenomena tekuk pelat badan secara keseluruhan bisa saja
terjadi.

Fenomena tekuk setempat pelat badan balok denga beban terpusat, tidak
terjadi jika kuat nominal pelat bedan memenuhi kriterian tersebut:
Pu < ФRn dimana Pu = ФRn (SNI 1729-2020., pers B3.1)

Adapun kuat renacana, ФRn terhadap tekuk pelat badan yautu


Efyw
Rn = 24 t³w dan, Ф = 0,9 (SNI 1729-2020., pers J10.8)
h
Jika beben terpusat terletak pada daerah ujung balok dengan jarak <d/2
maka kuat nominalnya direduksi 50%.
Efyw
Rn = 12 t³w (SNI 1729-2020., pers J10.5)
h
Tekuk Lentur Pelat Badan
Ketentuan J10.6 dan J10.7 untuk mengantisipasi terjadinya tekuk
kesamping pelat badan akibat beban terpusat diperlukan batasan yaitu:
Bebna terpusat diperlukan batasan, yaitu:
Pu < ФRn dimana Pu = ФRn (SNI 1729-2020., pers B3.1)

Apabila pelat sayap desak tertambat secara


lateral, Rn dapat dihitung jika h lb <1,7
tw bf

3
Rn = Cr t³w tf 1+0,4 h/tw (SNI 1729-2020., pers J10.6)
h² lb/bf
Jika kuat tumpu perlu, Pu melebihi kuat tumpu nominal yang ada yaitu ФRn
maka pertambatan lateral setempat pada pelat sayap tarik harus dipasang,
atau sebagai alternatif diberi sepasang pelat pengaku.
Jika kondisi pelat sayap tanpa pertambatan lateral h lb <1,7
tw bf
Maka kuat tumpu nominalnya yaitu:
3
Rn = Cr t³w tf 0,4 h/tw (SNI 1729-2020., pers J10.7)
h² lb/bf
Apabila rasio
h lb lebih besar dari ketentuan diatas, maka tekuk
tw bf
kesamping tidak terjadi, dapat dinyatakan aman.

Anda mungkin juga menyukai