Anda di halaman 1dari 121

GEO3221260 – ANALISA KOTA DAN DAERAH

ANALISIS EKONOMI WILAYAH


Umar El Izzudin Kiat, S.Si., M.P.W.K

Rabu, 20 September 2023


BIODATA DIRI

Nama Umar El Izzuddin Kiat, S.Si,


M.P.W.K
TTL Jakarta, 4 Maret 1995
(28 Tahun)
Status Single
No. School Name Year

1. SMAN 11 Kota Bekasi 2010-2013


2. Program Studi S1 Pembangunan Wilayah
2013-2017
(Fakultas Geografi UGM)

(153 Credit Semester, 3 lulusan terbaik Prodi)

3. Chiba University (千葉大学) – Twincle Program


2015
JASSO Scholarship

4. Program Studi S2 Perencanaan Wilayah dan Kota (Sekolah


2019 - 2021
Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan)

Institut Teknologi Bandung


▸ Field of Interests
PDRB Harga Berlaku vs Harga Konstan
1. Harga berlaku, barang dan jasa dihitung berdasarkan harga tahun
yang bersangkutan, termasuk inflasi
Harga konstan, barang dan jasa dihitung berdasarkan harga pada tahun
dasar (yang digunakan), tidak memperhitungkan pengaruh harga dan
inflasi
1.Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah proses kenaikan
output perkapita dalam jangka panjang. Penekanan
pada proses karena mengandung unsur dinamis,
perubahan atau perkembangan.
1.Laju Pertumbuhan Ekonomi
1. Analisis LPE
 Dapat mengetahui kebutuhan investasi suatu wilayah
 Pembandingan LPE dengan pertumbuhan penduduk
dapat digunakan sebagai penduga produktivitas
wilayah
 Penggunaan LPE dan pendapatan per kapita dapat
digunakan untuk membuat analisis kuadran, yang cukup
baik untuk memberikan gambaran potensi dan
perkembangan wilayah.
2. INVESTASI (ICOR)
 Investasi merupakan bagian daripada atas benda dan jasa
yang langsung ditujukan untuk penyediaan barang‐barang
material dan immaterial yang berkemampuan untuk
memberikan prestasi ekonomi pada masa mendatang (Prof.
Dr. H.M. Vandervalk)

 investasi adalah modal atau dana yang diinvestasikan yang


akan menambah produksi, menaikkan pendapatan nasional,
perluasan lapangan kerja dan memperbanyak lapangan
kehidupan masyarakat (Muta’ali).
3.Laju Produktivitas
4.Analisis Kuadran
5.Indeks Williamson
 Williamson
Index menggunakan Produk Domestik
Regiona Bruto (PDRB) perkapita sebagai data dasar,
bukan pendapatan perkapita, karena yang
diperbandingkan adalah tingkat pembangunan antar
wilayah dan bukan tingkat kemakmuran antar kelompok.
6.Indeks Entropi Theil
Indeks ini digunakan untuk mengukur kesenjangan
ekonomi dan kosentrasi Industri. Dalam indeks Entropi ini
merupakan indeks kosentrasi spasial yang menyediakan
ukuran derajat kosentrasi distribusi spasial pada sejumlah
daerah dan sub daerah dalam suatau negara dan antar
sub unit daerah dalam suatu kawasan pada suatu titik
waktu. Nilai indeks entropi yang lebih rendah berarti
menenjukkan adanya kesenjangan yang rendah, dan
sebaliknya. Indeks Entropi Theil Mudrajad Kuncoro, 2004 :
134)
7. LQ
7. LQ
8. ME
8. SHIFT
SHARE
EKONOMI WILAYAH
ISU PENGEMBANGAN WILAYAH ▸ Kawasan karst di Kabupaten Gunungkidul termasuk ke dalam
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
▸ Beberapa geosite sudah ditetapkan sebagai geopark oleh Global
Geopark Network UNESCO


▸ Terdapat lembaga khusus pengelola geowisata yaitu Sekretariat
Geopark
▸ Beberapa objek wisata dapat mengakomodasi kegiatan wisata aktif
Kawasan Puspasari memiliki potensi dan pasif, serta wisata budaya
▸ Terdapat kebijakan dan perizinan investasi yang mendukung
pengembangan geowisata yang belum pengembangan sektor pariwisata

terintegrasi dengan pengembangan


perekonomian lokal sehingga masih ▸ Kegiatan ekonomi lokal masih berskala kecil dan belum terintegrasi
▸ Rendahnya forward linkage sektor pertanian terhadap geowisata
tertinggal dan belum sejahtera ▸ Rendahnya ketersediaan lapangan kerja
▸ Infrastruktur penunjang pariwisata di kawasan pesisir selatan relatif
terbatas

▸ Tingkat kemiskinan tinggi


▸ Nilai IPM rendah
▸ Tingkat pendidikan rendah
▸ PDRB rendah
▸ Infrastruktur dasar masih belum memadai
▸ Masyarakat hanya mengandalkan sektor pertanian
TUJUAN SASARAN
1
Terwujudnya masyarakat adaptif,
inovatif, dan kolaboratif yang mampu


mengembangkan perekonomian
lokal yang mandiri
Mewujudkan integrasi geowisata

2
dengan perekonomian lokal Terwujudnya sinergi antar sektor
ekonomi untuk menciptakan
untuk mengembangkan kawasan perekonomian lokal yang unggul
Puspasari yang berdaya saing dan bernilai tambah
dan berkelanjutan

3
Terwujudnya pengembangan
geowisata dengan menjaga
kelestarian lingkungan dan konservasi
warisan geologi
EKONOMI

PDRB per Lapangan Usaha ADHB 2017 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha 2010-2017
30,00

Pertanian, Kehutanan, dan A.Pertanian, Kehutanan, dan


Perikanan Perikanan
Jasa-Jasa 25,00 B. Pertambangan dan
Penggalian
0% Perdagangan Hotel dan Restoran
6%1% C.Industri Pengolahan
25% 20,00
10% Pengangkutan dan Komunikasi
D.Pengadaan Listrik, Gas dan
10% Konstruksi Air Bersih
15,00
E. Konstruksi
Industri Pengolahan
12% Keuangan, Real Estate dan Jasa F. Perdagangan Hotel dan
21% 10,00
Perusahaan Restoran
15% Pertambangan dan Penggalian G. Pengangkutan dan
Komunikasi
Pengadaan Listrik, Gas dan Air 5,00
Bersih H. Keuangan, Real Estate dan
Jasa Perusahaan
0,00 I. Jasa-Jasa
Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Terdapat indikasi pergeseran struktur perekonomian dari pertanian ke perdagangan jasa


EKONOMI

Jumlah Kunjungan Wisatawan Potensi Wisata

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul


Sekunder Primer
Sub Metode
Sasaran Komponen Analisis Variabel Rentang Tahun
Sasaran Analisis Jenis Data Tersedia Metode Tersedia
Tersedia

KETERCAPAIAN
Teridentifikasinya Struktur Kontribusi Sektor Kontribusi sektor Analisis statistik PDRB Provinsi DIY 2012-2017 v x x
karakteristik Ekonomi deskriptif PDRB Kabupaten Gunungkidul 2009-2017 v x x
perekonomian Regional
PDRB Kecamatan 2009-2013 v x x
kawasan pesisir
selatan Kabupaten Daya Saing Sektor Daya Saing Sektor Analisis statistik PDRB Provinsi DIY 2012-2017 v x x

DATA DAN
Gunungkidul deskriptif PDRB Kabupaten Gunungkidul 2009-2017 v x x
PDRB Kecamatan 2009-2013 v x x
Komoditas Sektor Basis dan Non- Sektor Basis dan Non- Analisis statistik PDRB Provinsi DIY 2012-2017 v x x
Unggulan basis basis deskriptif PDRB Kabupaten Gunungkidul 2009-2017 v x x

SASARAN
PDRB Kecamatan 2009-2013 v x x
Sektor Unggul dan Sektor Unggul dan Analisis statistik PDRB Provinsi DIY 2012-2017 v x x
Potensial Potensial deskriptif PDRB Kabupaten Gunungkidul 2009-2017 v x x
PDRB Kecamatan 2009-2013 v x x
Karakteristik
Ekonomi
Lokal
Karakteristik Subsektor
Pertanian Pangan
Daya Saing (Potensi
Prestasi dan Prospek)
Analisis konten Produktivitas
Hasil Produksi
Luas Tanam
Frekuensi Tanam
2013-2017
2013-2017
2017 v
v
v
Wawancara
Wawancara
Wawancara
-
-
v
ANALISIS:
Penggunaan Teknologi
Skala Produksi (Pemasaran)
Keuntungan
Terbaru -
-
-
Wawancara
Wawancara
Wawancara
v
v
x
SASARAN 1
Investasi x Wawancara v
Segmentasi Pasar Analisis konten Geografi konsumen - Wawancara v
Psikografi Konsumen - Wawancara v
Karakteristik Subsektor Daya Saing (Potensi Analisis konten Produktivitas
Peternakan Prestasi dan Prospek) Populasi 2013-2017 v Wawancara -
Hasil Produksi 2015-2017 v Wawancara -
Penggunaan Teknologi Terbaru - Wawancara v
Skala Produksi (Pemasaran) - Wawancara v
Keuntungan - Wawancara x
Investasi v Wawancara v
Segmentasi Pasar Analisis konten Geografi konsumen - Wawancara v
Psikografi Konsumen - Wawancara v
Karakteristik Subsektor Daya Saing (Potensi Analisis konten Produktivitas
Perikanan (Tangkap dan Prestasi dan Prospek) Hasil Produksi v Wawancara v
Budidaya)
Luas Lahan (untuk budidaya) - Wawancara -
Frekuensi Panen dan Melaut - Wawancara v
Mekanisme Produksi (budidaya) - Wawancara v
Penggunaan Teknologi - Wawancara v
Segmentasi Pasar Analisis konten Geografi konsumen - Wawancara v
Psikografi Konsumen - Wawancara v
Karakteristik Umum UMKM Karakteristik Umum Analisis konten Bidang usaha pokok - -
Sebaran - -
Produk hasil - -
Jenis bahan baku - -
Kapasitas produksi - -
EKONOMI WILAYAH
Sekunder Primer
Sub Metode
Sasaran Komponen Analisis Variabel Rentang Tahun
Sasaran Analisis Jenis Data Tersedia Metode Tersedia
Tersedia

KETERCAPAIAN
Teridentifikasinya Komponen Produk UMKM Lokal Daya saing produk Analisis konten Produktivitas/ kapasitas produksi v Wawancara v
karakteristik Industri Penunjang Pariwisata ekonomi lokal penunjang Keuntungan - Wawancara v
pengembangan Pariwisata pariwisata (Potensi
Skala Produksi (Pemasaran) - Wawancara v
geowisata kawasan (Indirect) Prestasi dan Prospek)
pesisir selatan Investasi v Wawancara v

DATA DAN
Kabupaten Segmentasi Pasar Produk Analisis konten Geografi - Wawancara v
Gunungkidul Ekonomi Lokal Penunjang
Pariwisata Psikografi Konsumen UMKM - Wawancara v
Komponen Pengembangan Destinasi Daya saing destinasi Analisis konten Kualitas Objek Wisata - Observasi v
Industri (Potensi Prestasi dan Kondisi Objek Wisata - Observasi v

SASARAN
Pariwisata Prospek)
Dukungan pengembangan objek v Observasi v
(Direct)
Aksesibilitas v Observasi v
Amenitas - Observasi v
Keuntungan Tiap pos wisata v Wawancara v
Keragaman jenis kegiatan
Jumlah wisatawan
Investasi Destinasi
Prospek Objek
Regional
-
v
x
-
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
v
v
v
v
ANALISIS:
Segmentasi Pasar
Destinasi Wisata
Pola kunjungan wisatawan
Analisis konten

Analisis konten
Geografi Pengunjung
Psikografi Pengunjung
Travel Path
v
-
-
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
v
v
v
SASARAN 2
Kegiatan penunjang Daya saing kegiatan Analisis konten Perdagangan
pariwisata perdagangan penunjang Skala pelayanan usaha - Wawancara v
pariwisata (Potensi
jenis layanan usaha - Wawancara v
Prestasi dan Prospek)
Keuntungan - Wawancara v
Investasi Terbaru x Wawancara v
Segmentasi Pasar kegiatan Analisis konten Geografi Pengunjung - Wawancara v
perdagangan Demografi Pengunjung - Wawancara v
Daya saing kegiatan jasa Analisis konten Jasa
penunjang pariwisata Skala pelayanan usaha - Wawancara v
(Potensi Prestasi dan
jenis layanan usaha - Wawancara v
Prospek)
Keuntungan - Wawancara v
Investasi Terbaru, regional v Wawancara v
Segmentasi Pasar kegiatan Analisis konten Geografi Pengunjung - Wawancara v
perdagangan Demografi Pengunjung - Wawancara v
Teridentifikasinya Multiplier Forward Linkage Elemen Forward Analisis konten Forward Linkage UMKM Kerajinan - Wawancara v
keterkaitan antara Effect Industri Pariwisata Forward Linkage UMKM Makanan - Wawancara v
perekonomian Olahan
lokal dan Forward Linkage Hasil Pertanian - Wawancara v
pengembangan
Forward Linkage Hasil Peternakan - Wawancara v
geowisata pesisir
selatan Kabupaten Forward Linkage Hasil Perikanan - Wawancara v
Gunungkidul Backward Linkage Elemen Backward Analisis konten Backward Linkage Hotel - Wawancara v
Industri Pariwisata Backward Linkage Restoran - Wawancara v
Backward Linkage Souvenir Shop - Wawancara v
Backward Linkage UMKM - Wawancara v
Kerajinan
Backward Linkage UMKM - Wawancara v
Makanan Olahan EKONOMI WILAYAH
STRUKTUR EKONOMI REGIONAL
KONTRIBUSI SEKTOR DAYA SAING SEKTOR
Proportional Shiftshare Differential Shiftshare
Jasa lainnya Jasa lainnya
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Pendidikan Jasa Pendidikan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan… Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan…
Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan
Real Estate Real Estate
Jasa Keuangan dan Asuransi Jasa Keuangan dan Asuransi
Informasi dan Komunikasi Informasi dan Komunikasi
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Transportasi dan Pergudangan Transportasi dan Pergudangan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil… Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan…
Konstruksi Konstruksi
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah… Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan…
Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Listrik dan Gas
Industri Pengolahan Industri Pengolahan
Pertambangan dan Penggalian Pertambangan dan Penggalian
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

-0,25 -0,2 -0,15 -0,1 -0,05 0 0,05 0,1 0,15 0,2 -0,05 -0,04 -0,03 -0,02 -0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06

Sumber: Hasil Analisis, 2019 Sumber: Hasil Analisis, 2019

Sektor yang paling berpengaruh terhadap sektor di Provinsi DIY Sektor yang paling kompetitif adalah jasa lainnya dan yang paling
adalah Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi tidak kompetitif adalah transportasi dan pergudangan.

EKONOMI WILAYAH
KOMODITAS UNGGULAN REGIONAL
SEKTOR BASIS DAN NON BASIS
Sektor Basis Sektor Non Basis
Sektor
• Pertanian Kehutanan dan • Administrasi Pemerintahan, Berkembang Sektor Maju
Tetapi Tertekan - Pertanian
Perikanan Pertahanan dan Jaminan Sosial - Jasa
• Pertambangan dan Penggalian Wajib Adm - Perdagangan
• Pengadaan Air, Pengelolaan • Industri Pengolahan Pemerintahan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang • Pengadaan Listrik dan Gas
• Perdagangan Besar dan Eceran; • Konstruksi
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor • Transportasi dan Pergudangan
• Jasa lainnya • Penyediaan Akomodasi dan Makan Sektor Potensial
Minum - Industri
Sektor Terbelakang
• Informasi dan Komunikasi Pengolahan
• Jasa Keuangan dan Asuransi Konstruksi dan
- Penyediaan
Transportasi
• Real Estate Akomodasi
Terdapat subsektor Hotel dan - Makan Minum
• Jasa Perusahaan
Restoran yang dapat mendukung • Jasa Pendidikan
Terdapat
kegiatan Pariwisata Subsektor •Rekreasi
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
dan Hiburan
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Sumber: Hasil Analisis, 2019

EKONOMI WILAYAH
PERTANIAN, KEHUTANAN,
DAN PERIKANAN
SEKTOR TANAMAN PANGAN

EKONOMI WILAYAH
KOMODITAS UNGGULAN REGIONAL
1 Terdapat 2x masa tanam
Lahan Pertanian
2 Sistem tanam tumpangsari

3 Sistem pertanian subsisten yakni petani fokus untuk


Lahan Basah memenuhi kebutuhan pangan sendiri
(Tadah Hujan)
6% 4 5 Komoditas palawija:
Komoditas padi: • Jagung
• Padi sawah • Ubi kayu (Singkong)
• Padi ladang (gogo) • Ubi jalar
• Kacang tanah
Proporsi padi ladang • Kedelai
Lahan Kering terbesar karena kondisi
(Padi, fisik wilayah
Palawija dan
Hortikultura) 6 Komoditas hortikultura:
94% • Bawang merah
• Cabai
• Sawi putih

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK PERTANIAN TANAMAN PANGAN
KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Produksi Padi 2017 Produksi Palawija 2017
250.000,00 1.000.000,00 924751,0
210.387,05 900.000,00
200.000,00 800.000,00
700.000,00
150.000,00 600.000,00
500.000,00
400.000,00
100.000,00 88.067,31
300.000,00 206.280,00
200.000,00
50.000,00 71496,0
100.000,00 683,0 3947,0
-
- Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Kedelai
Padi Sawah Padi Ladang (Gogo) Tanah
Produksi Padi (Ton) Produksi (Ton)

Produksi padi terbesar Kabupaten Gunung Kidul sebesar 210.387,05 Produksi palawija terbesar Kabupaten Gunung Kidul sebesar 924.751
Ton merupakan padi ladang atau sebesar 70,49% dari total produksi Ton merupakan komoditas ubi kayu dengan luas panen 49.487 Ha dan
padi dengan produktivitas sebesar 59 Kw/ Ha. produktivitas 186,9 Kw/Ha

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK PERTANIAN TANAMAN PANGAN
KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Produksi Padi Sawah DIY 2017
Daya Saing Komoditas Padi Kabupaten Gunung Kidul Terhadap
350.000,00
Provinsi DIY 300.000,00
289.070,00
250.000,00
182.980,00
200.000,00
Proporsi Produksi Padi DIY 150.000,00 113.107,00
88.067,31
100.000,00
40,00%
50.000,00 751,00
35,00% 33,67% 32,79% -
30,00% Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota
Yogyakarta
25,00%
20,67% Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
20,00%
15,00% 12,79%
Produksi Padi Ladang DIY 2017
10,00%
250.000,00 210.387,05
5,00%
0,08% 200.000,00
0,00% 150.000,00
Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta 100.000,00
Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta 50.000,00 252,00 231,00 1.557,00 -
-
Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota
Total produksi komoditas padi (sawah dan ladang) Kabupaten Gunung
Yogyakarta
Kidul tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta atau sebesar 33,67% dengan total
produksi sebesar 298.454,36 Ton dan produktivitas 5,03 Ton/ Ha Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK PERTANIAN TANAMAN PANGAN
KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Daya Saing Palawija Kabupaten Gunung Kidul Terhadap Provinsi DIY
Produksi Palawija DIY 2017
1.000.000,00 924.751,00
900.000,00
800.000,00
700.000,00
600.000,00
500.000,00
400.000,00
300.000,00
206.280,00
200.000,00
100.000,00 71.496,00
3.947,00
-
Jagung Ubi Kayu Kacang Tanah Kedelai
Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta

Total produksi palawija Kabupaten Gunung Kidul tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta, terutama
komoditas ubi kayu, walaupun produktivitas tiap hektarnya paling rendah.

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK EKONOMI
LOKAL
SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN
Daya Saing Komoditas Padi Lokus Penelitian Terhadap Kabupaten Gunung Kidul

Produksi Padi Kabupaten Gunung Kidul


Tahun 2018
35.000,00

30.000,00

25.000,00

20.000,00
14.351,57
15.000,00
10.144,92 10.410,40
10.000,00 8.270,09 8.829,41
6.432,47
5.000,00

Produksi padi (sawah dan ladang) lokus penelitan cenderung Daya saing produksi padi antar wilayah lokus penelitian:
lebih rendah dibandingkan dengan kecamatan lain di Kecamatan Saptosari memiliki hasil produksi tertinggi sebesar
Kabupaten Gunungkidul dan berada di bawah rata-rata 14.351,57 Ton dengan produktivitas lahan 3,88 Ton/ Ha, lebih rendah
produksi padi kabupaten. dibanding produktivitas lahan Kecamatan Purwosari 5,11 Ton/Ha.
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN
Daya Saing Palawija Komoditas Jagung Lokus Penelitian Terhadap Kabupaten Gunung Kidul

Produksi Jagung Kabupaten Gunung Kidul


Tahun 2018
25.000,00

20.000,00

15.000,00 14.202,53 13.533,76


10808,36
10303,14
10.000,00
5911,58
5.000,00
2.267,98

Produksi jagung lokus penelitan cenderung sama Daya saing jagung antar wilayah lokus penelitian:
dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Kecamatan Panggang memiliki hasil produksi tertinggi sebesar
Gunungkidul namun secara agregat berada di atas rata-rata 14.202,53 Ton dengan produktivitas lahan 4,79 Ton/ Ha dan tertinggi
produksi jagung kabupaten. se-kabupaten.
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN
Daya Saing Palawija Komoditas Ubi Kayu Lokus Penelitian Terhadap Kabupaten Gunung Kidul

Produksi Ubi Kayu Kabupaten Gunung Kidul


Tahun 2018
120.000,00
104.794,61
100.000,00

80.000,00
65.726,69
60.000,00 48325,44
47552,34
40.000,00 34125,39
24.055,50
20.000,00

Produksi ubi kayu lokus penelitan cenderung sama Produksi ubi kayu Kecamatan Saptosari tertinggi di Kabupaten Gunung
dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Kidul sebesar 104.794,61 Ton dengan produktivitas lahan 18,27 Ton/
Gunungkidul dan secara agregat berada di atas rata-rata Ha, lebih rendah dibanding produktivitas lahan Kecamatan Panggang
produksi ubi kayu kabupaten. 18,93 Ton/Ha.
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN
Daya Saing Palawija Komoditas Ubi Jalar Lokus Penelitian Terhadap Kabupaten Gunung Kidul

Produksi Ubi Jalar Kabupaten Gunung Kidul


Tahun 2018
140,00
119,04
120,00

100,00 91,71

80,00

60,00
36,00
40,00
19,60
20,00 9,82
-
-

Produksi ubi jalar lokus penelitan cenderung lebih tinggi


Produksi ubi jalar Kecamatan Tanjungsari tertinggi di Kabupaten
dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten
Gunung Kidul sebesar 119,04 Ton dengan produktivitas lahan 9,92
Gunungkidul dan berada di atas rata-rata produksi ubi jalar
Ton/ Ha.
kabupaten.
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN
Daya Saing Palawija Komoditas Kacang Tanah Lokus Penelitian Terhadap Kabupaten Gunung Kidul

Produksi Kacang Tanah Kabupaten Gunung Kidul


Tahun 2018
9.000,00 8.315,62
8.000,00
7.000,00
6.000,00
5.000,00
4.000,00 3625,51
2962,58
3.000,00
2.000,00
1.000,00 653,31 457,47 726,13

Produksi kacang tanah lokus penelitan cenderung lebih Produksi kacang tanah Kecamatan Saptosari tertinggi di Kabupaten
rendah dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Gunung Kidul sebesar 8.315,62 Ton dengan produktivitas lahan 0,83
Gunungkidul namun secara agregat berada di atas rata-rata Ton/ Ha berada di bawah produktivitas tertinggi di Girisubo 1,13
produksi kacang tanah kabupaten. Ton/Ha
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN
Daya Saing Palawija Komoditas Kedelai Lokus Penelitian Terhadap Kabupaten Gunung Kidul

Produksi Kedelai Kabupaten Gunung Kidul


Tahun 2018
6.000,00

5.000,00

4.000,00

3.000,00

2.000,00

1.000,00 544,80
266,17 332,76
17,76 61,52 96,38
-

Produksi kedelai lokus penelitan lebih rendah dibandingkan Daya saing produksi kedelai antar wilayah lokus penelitian:
dengan kecamatan lain di Kabupaten Gunungkidul dan Kecamatan Saptosari memiliki hasil produksi dan produktiivtas
berada di bawah rata-rata produksi padi kabupaten. tertinggi sebesar 544,80 Ton dengan produktivitas lahan 1,38 Ton/ Ha.
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN LOKUS TERHADAP
KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Produktivitas:

• Ubi kayu di Saptosari sebesar


104.794,61 Ton
• Kacang Tanah di Saptosari sebesar
8.315,62 Ton
• Ubi jalar di Tanjungsari sebesar
91,71 Ton

Ubi Kayu
Kacang Tanah
Ubi Jalar
Wilayah Studi
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN INTRA LOKUS
Terdapat 2 jenis padi, padi sawah dan
padi gogo, 6 komoditas palawija dengan
komoditas unggulan adalah jagung,
kacang tanah dan ubi kayu

Kecamatan yang memiliki potensi


pertanian padi baik sawah maupun
lahan kering paling besar adalah
Kecamatan Purwosari dengan
produktivitas 5,11 ton/ha, pertanian
palawija dengan komoditas unggul
berupa :
1. Jagung
2. Kacang Tanah
3. Ubi Kayu
4. Kedelai
5. Kacang Hijau
6. Ubi Jalar

Keuntungan:
Ubi Jalar Fluktuatif dan bergantung hasil produksi
Jagung
Kacang Tanah saat panen
Harga Gabah Rp. 4.000 – 5.000/ Kg
Ubi Kayu
Kedelai
Padi Ladang (Beras Merah kualitas baik)
Wilayah Studi
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN LOKUS
Minat Investasi Sektor Pertanian Kabupaten Gunung Kidul Penggunaan Teknologi
• Petani masih menggunakan
Minat investasi pada sektor pertanian masih rendah, hasil padi untuk dikonsumsi sendiri. Untuk komoditas
teknologi sederhana
jagung, ada minat investasi dari PT. Bisi.
• Penentuan waktu tanam dan panen
masih menggunakan ilmu titen
• Kecamatan Saptosari sudah
NO KOMODITAS NAMA LEMBAGA LOKASI (Kecamatan) BENTUK KERJASAMA
menggunakan mesin perontok padi,
1 Tembakau PT Sadhana Arif Nusa Semin, Ngawen, Ponjong, Kerjasama dari tahap budidaya diindikasikan hal ini mengurangi
Karangmojo, Semanu, Wonosari, sampai dengan pemasaran resiko terbuangnya gabah.
Paliyan, Playen, Panggang

2 Kakao PT Pagilaran, Coklat Patuk, Ponjong, Gedangsari, Kerjasama pembelian biji kakao
Ndalem, Coklat Monggo Playen, Karangmojo

3 Kapas PT Sukun Semanu, Ponjong, Tanjungsari, Kerjasama dari tahap budidaya


Playen, Karangmojo sampai dengan pemasaran
4 Jagung PT. Bisi Panggang Bantuan bibit, pupuk dan
pengepulan

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, 2019


KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN LOKUS
Luasan Lahan Panen
Peluang Investasi Sektor Pertanian Kabupaten Gunung Kidul
7000

Komoditas Ubi Kayu di Kecamatan Saptosari


6000 5810
KOMPONEN KARAKTERISTIK
Ketersediaan lahan 5.810 Ha (luasan panen) 5000
Kapasitas Produksi 124.373,47 Ton (2017), 104.794,61 ton (2018)
Aksesibilitas Jalan lintas selatan; Jalan lokal primer dan sekunder; Jalan lingkungan primer dan 4000
sekunder dengan kondisi baik
3035
Sarana dan Prasarana Kesiapan budidaya ubi kayu masyarakat 3000 2831
Penelitian dan pengembangan dari LIPI 2542
2320
Ketersediaan jaringan listrik
Saluran telekomunikasi memadai 2000
Pengembangan Produk Tepung Cassava, Tepung Mocaf 1412

Jangkauan Pasar Domestik 1000


Mancanegara (Malaysia dan Thailand)
Peluang Investasi (Jenis) Kemitraan Budidaya: 0
• Bibit
• Pupuk
• Pengairan

Pemasaran
Pengolahan produk industri tepung cassava dan tepung mocaf Luas Lahan Ubi Kayu (Ha)
Pergudangan
Sumber: Profil Investasi Kabupaten Gunungkidul, DPMPT 2018
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN LOKUS

POTENSI PRESTASI PROSPEK


• Luas panen dan hasil produksi • Rencana penyediaan air bersih
yang besar ditengah-tengah di beberapa kecamatan,
keterbatasan kondisi fisik diharapkan akan meningkatkan
• Ekspor jagung pakan ternak ke produktivitas
berbagai wilayah • Terdapat banyak objek wisata di
• Berkembang kelompok kawasan pesisir, sehingga
pengolah dan pemasaran hasil meningkatkan peluang
pertanian palawija terbentuknya pasar baru olahan
hasil pertanian palawija, seperti
olahan ubi kayu.
SEGMENTASI PASAR
TANAMAN PANGAN

EKONOMI WILAYAH
DISTRIBUSI KOMODITAS PERTANIAN PADI
& PALAWIJA
SEGMENTASI PASAR
KLATEN

PT. INDOFOOD

Geografi - Asal konsumen:


• Hampir seluruh hasil padi untuk
konsumsi sendiri dan sebagian kecil
didistribusikan ke sekitar desa atau
kecamatan.
• Untuk ubi kayu biasanya
PT. BISI didistribusikan langsung ke Bantul,
BANTUL DI KEDIRI Klaten dan Cilacap untuk diolah
• Untuk kecamatan Girisubo memiliki
kualitas beras merah yang baik
sehingga diekspor ke Wonogiri
WONOGIRICILACAP • Hasil sayuran Kecamatan Tepus
pengepul
didistribusikan sebagai input
kegiatan penunjang pariwisata

GUDANG
DI SEMANU Psikografi
-Tujuan Membeli: Sebagian besar hasil
palawija dijual kembali (pengepul)
-Ketertarikan Produk: Kualitas produk
Ubi Kayu baik, kandungan pati dari gabah lebih
Cantil
Padi Putih
Jagung tinggi (untuk beras merah dari
Kecamatan Tepus dan Girisubo)

Distribusi Komoditas luar kabupaten


Distribusi Komoditas di kabupaten Beras Merah Berupa Gabah
PERTANIAN, KEHUTANAN,
DAN PERIKANAN
SEKTOR PETERNAKAN

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK PETERNAKAN
KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Perkembangan Populasi Ternak 2015-2017 Populasi Ternak Kabupaten Gunung Kidul 2017
1800000,0 1.400.000,00
1.169.676,00
1.200.000,00
1600000,0 1.006.247,00
1.000.000,00
1400000,0 800.000,00
1200000,0 600.000,00
400.000,00 299.452,00
1000000,0 151.573,00182.854,00
200.000,00
11.989,00
800000,0 -
Sapi Kambing Domba Ayam Ayam Ayam
600000,0 Potong Kampung petelur Pedaging
400000,0 Populasi Ternak (ekor)

200000,0

-
1 Kepemilikan ternak hanya sebagai tabungan, dijual
2015 2016 2017 ketika membutuhkan
Sapi potong Kambing Domba
Ayam buras Ayam ras telur Ayam ras pedaging 2 Pakan ternak merupakan limbah kegiatan pertanian,
ketika musim kering pakan ternak diimport dari
Burung puyuh
Wonosari dan didistribusikan ke petani/ peternak
yang membutuhkan
KARAKTERISTIK PETERNAKAN
KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Daya Saing Subsektor Peternakan Kabupaten Gunung Kidul Terhadap Provinsi DIY

Populasi Ternak DIY 2017


1.800.000,00
1.600.000,00
1.400.000,00
1.169.676,00
1.200.000,00
1.006.247,00
1.000.000,00
800.000,00
600.000,00
400.000,00 299.452,00
151.573,00 182.854,00
200.000,00
11.989,00
-
Sapi Potong Kambing Domba Ayam Kampung Ayam petelur Ayam Pedaging
Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta

Populasi ternak sapi potong dan kambing Kabupaten Gunung Kidul tertinggi di Provinsi DI
Yogyakarta. Untuk ternak lainnya di bawah Kabupaten Sleman yang menjadi wilayah produsen
ternak unggas di DIY
KARAKTERISTIK EKONOMI
LOKAL
SUBSEKTOR PETERNAKAN

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PETERNAKAN
Daya Saing Subsektor Peternakan Lokus Penelitian Terhadap Kabupaten Gunung Kidul

Populasi Ternak DIY 2017


600.000,00

500.000,00

400.000,00

300.000,00

200.000,00

100.000,00

-
Sapi Potong Kambing Domba Ayam Kampung Ayam petelur Ayam Pedaging
Panggang Purwosari Saptosari Tepus Tanjungsari Girisubo
Paliyan Rongkop Semanu Ponjong Karangmojo Wonosari
Playen Patuk Gedangasari Nglipar Ngawen Semin

Populasi ternak lokus penelitan lebih rendah dibandingkan Jumlah populasi ternak intra lokus penelitian:
dengan kecamatan lain di Kabupaten Gunungkidul. Kecamatan Girisubo memiliki populasi ternak sapi potong paling besar.
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL: DAYA SAING
PETERNAKAN
• Terdapat 3 populasi ternak unggul
yakni Kambing Etawa, Sapi pedaging
dan ayam kampung.
• Kepemilikan hewan ternak di tiap
rumah tangga sebagai bentuk
investasi
• Setiap petani memiliki hewan ternak

Populasi ternak tertinggi ada di


Kecamatan Purwosari dan Tepus.

Keuntungan:
Meningkat saat hari raya

Wilayah Studi
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERTANIAN LOKUS
Luasan Lahan Panen
Peluang Investasi Sektor Pertanian Kabupaten Gunung Kidul
7000

Komoditas Ubi Kayu di Kecamatan Saptosari


6000 5810
KOMPONEN KARAKTERISTIK
Ketersediaan lahan 5.810 Ha (luasan panen) 5000
Kapasitas Produksi 124.373,47 Ton (2017), 104.794,61 ton (2018)
Aksesibilitas Jalan lintas selatan; Jalan lokal primer dan sekunder; Jalan lingkungan primer dan 4000
sekunder dengan kondisi baik
3035
Sarana dan Prasarana Kesiapan budidaya ubi kayu masyarakat 3000 2831
Penelitian dan pengembangan dari LIPI 2542
2320
Ketersediaan jaringan listrik
Saluran telekomunikasi memadai 2000
Pengembangan Produk Tepung Cassava, Tepung Mocaf 1412

Jangkauan Pasar Domestik 1000


Mancanegara (Malaysia dan Thailand)
Peluang Investasi (Jenis) Kemitraan Budidaya: 0
• Bibit
• Pupuk
• Pengairan

Pemasaran
Pengolahan produk industri tepung cassava dan tepung mocaf Luas Lahan Ubi Kayu (Ha)
Pergudangan
Sumber: Profil Investasi Kabupaten Gunungkidul, DPMPT 2018
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PETERNAKAN LOKUS

POTENSI PRESTASI PROSPEK


• Populasi ternak sapi dan unggas • Pembibitan kambing etawa telah
terus meningkat dimulai di Kecamatan Patuk,
• Bekerja sama dengan perusahaan direncanakan bibit ini akan
yang ada di lingkup kabupaten didistribusikan ke seluruh
wilayah Gunungkidul sehingga
diharapkan hasil susu kambing
yang diproduksi akan
meningkatkan perekonomian
masyarakat
• Minat investasi skala menengah
cukup banyak
(Dinas Pertanian dan Pangan,
2018)
SEGMENTASI PASAR
PETERNAKAN

EKONOMI WILAYAH
DISTRIBUSI KOMODITAS PETERNAKAN
SEGMENTASI PASAR

Geografi - Asal konsumen:


• Seluruh kecamatan telah bekerja
sama dengan 3 perusahaan yang
bergerak di komoditas unggas di
Kecamatan Semanu Ketika musim
hari raya, peternak menjual hewan
ternak pedaging ke pasar di tiap-
tiap kecamatan

Psikografi
-Tujuan Membeli: karena jarak dan
harga jual yang bersaing
-Ketertarikan Produk: kualitas pakan
PETERNAKAN SKALA MENENGAH ternak yang baik sehingga kualitas
DI SEMANU
daging terutama unggas sangat baik
dan harga jual bersaing

Distribusi Komoditas luar kabupaten


Distribusi Komoditas di kabupaten
PERTANIAN, KEHUTANAN,
DAN PERIKANAN
SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERIKANAN TANGKAP
Produktivitas Perikanan Tangkap Kabupaten Gunungkidul terhadap Provinsi DIY

Total Produksi Ikan Laut DIY Total Produksi Ikan Laut DIY
90000 50000000
80000 45000000
70000 40000000
60000 35000000
30000000
50000
25000000 Nilai Produksi Ikan Laut
40000 79344 Ton 44762568
20000000 (Rp)
30000 15000000
20000 10000000
10000
11101 9555 5000000 12538217 8241310
0 0
KULON PROGO BANTUL GUNUNGKIDUL KULON PROGOBANTULGUNUNGKIDUL
Sumber: BPS Provinsi DIY, 2018 Sumber: BPS Provinsi DIY, 2018

Kabupaten Gunungkidul memiliki total produksi


perikan tangkap paling tinggi di Provinsi DIY
Nilai produksi perikanan tangkap Kabupaten
Gunungkidul paling tinggi di Provinsi DIY
80% hasil perikanan tangkap Provinsi DIY
dihasilkan di Kabupaten Gunungkidul
KARAKTERISTIK EKONOMI
LOKAL
SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERIKANAN TANGKAP
Produktivitas Perikanan Tangkap Kabupaten Gunungkidul
Produksi Perikanan Tangkap Proporsi Produksi Perikanan Tangkap
5000 Kabupaten Gunungkidul
4500 4480 6% 7%

Dari tahun 2011- 4000 Gesing


2017 secara umum 3500 Ngrenehan
4% TPI dengan
produksi perikanan 3000 3103 5%
produktivitas paling
tangkap 2823 2912 2900 Baron
2500 2480 2416 tinggi adalah TPI
Kabupaten Drini Sadeng yang berada
2000 1%
Gunungkidul 1%
1% Ngandong di Kecamatan
fluktuatif dan 1500
Siung
Girisubo
cenderung stagnan 1000
75%
500 Nampu, Wediombo
0 Sadeng
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Produksi Perikanan Tangkap

Sumber: Profil Perikanan Kabupaten Gunungkidul, 2017 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gunungkidul, 2018

Terdapat 32 jenis komoditas perikanan tangkap yang dihasilkan di pesisir selatan


KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERIKANAN TANGKAP
Profitabilitas Perikanan Tangkap Kabupaten Gunungkidul

PENDAPATAN RETRIBUSI
900000000

Terdapat 8 TPI. TPI


Pendapatan 800000000

dengan pendapatan RetribusiSadeng Sejak tahun 2011- 700000000

retribusi paling 2016, pendapatan 600000000


Nampu,wediombo
tinggi adalah TPI retribusi TPI selalu 500000000
Siung
Sadeng (Girisubo)= berada diatas 400000000
Ngandong
Hasil produksi 19% target =Nilai jual 300000000
Drini
bernilai jual tinggi 39% hasil tangkapan 200000000
16% Baron meningkat 100000000
(lobster,tongkol,
Ngrenehan 0
bawal) 14% 10%
1% Gesing 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1%
0% Pendapatan Retribusi Target Retribusi
Sumber: Profil Perikanan Kabupaten Gunungkidul, 2017
Sumber: Profil Perikanan Kabupaten Gunungkidul, 2017
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
PERIKANAN
Sebaran Hasil Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Gunungkidul

Kecamatan yang memiliki jenis


produksi perikanan tangkap paling
banyak adalah Kecamatan Panggang
(TPI Gesing), dengan komoditas
unggul berupa :
1. Bawal putih, hitam
2. Tongkol lisong
3. Layur
4. Hiu,Pari
5. Keong, Pogot, Lanjam. Layaran,
udang, barakuda

(ada 15 dari 32 hasil tangkapan


yang unggul)

Sumber: Profil Perikanan Kabupaten Gunungkidul, 2017

Tigawaja
Bawal
Bawal
Kakap putih
Kuwemerah
Kakap putih
hitam
Manyung
Kuniran

Kecamatan Pesisir

Sumber: Hasil Analisis, 2018


KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL: DAYA SAING
PERIKANAN
Minat Investasi Perikanan Tangkap TANGKAP
Kabupaten Gunungkidul

Minat investasi pada perikanan Terdapat 3


tangkap masih rendah (belum lokasi strategis
ada investasi) investasi
perikanan
tangkap di
Kabupaten
Gunungkidul

TPI Gesing TPI Baron TPI Drini


Lokasi: Kecamatan Panggang
Kapasitas Produksi: 184.290.9
kg/tahun TPI
TPI Ngrenehan TPI Sadeng
Tepus TPI
Lokasi: Kecamatan Saptosari Lokasi: Kecamatan Girisubo
Nampu
Kapasitas Produksi: 156.789.5 Kapasitas Produksi: 798.983
Sumber: Profil Investasi Kabupaten kg/tahun kg/tahun
Gunungkidul dan Dinas Perikanan dan TPI
Kelautan Kabupaten Gunungkidul, 2018 Lokasi TPI Ngandong
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL: DAYA SAING
Peluang Investasi Perikanan Tangkap Kabupaten Gunungkidul
Keterangan TPI Sadeng
PERIKANAN TANGKAP
TPI Ngrenehan TPI Gesing
Aksesibilitas • 96km dari Kota Jogja • 68km dari Kota Jogja • 60km dari Kota Jogja
• 48km dari Wonosari • 21km dari wonosari • 29km dari Wonosari
• Jalan sudah aspal • Jalan sudah aspal aspal • Jalan sudah aspal

Jenis Tuna, cakalang, tongkol, cucut, Ikan pelagis, ikan demersal, Ikan pelagis, ikan demersal, lobster,
Produk marlin, lemadang, tenggiri, pari, lobster hiu, pari
Unggul manung
Peluang perusahaan es, storage pembangunan pelabuhan, pembangunan pelabuhan,
Investasi perusahaan es, storage, pabrik perusahaan es, storage, pabrik
garam, perusahaan makanan garam, perusahaan makanan beku
beku
Produksi TPI Sadeng Produksi TPI Ngrenehan Produksi TPI Gesing
4500 400 300
4000 350 250
3500 300
3000 200
250
2500
4142,64 200 150
2000 Ton 374,8 Ton 266,407 Ton
1500
3593,88 3 2967,20 150 100
1000 2071,882196,17 2 100 210,779216,354 158,444 158,244
158,87 50 120,888
500 50 106,96 83,532
0 0 0
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Profil Investasi Kabupaten Gunungkidul dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gunungkidul, 2018
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERIKANAN TANGKAP
Teknologi Perikanan Tangkap Kabupaten Gunungkidul
Difersivikasi Produk Olahan Perikanan
LOKASI Teknologi Tangkap Kabupaten Gunungkidul
TPI Gesing Menggunakan kapal tradisional, menggunakan HP, rasi bintang
dan ilmu titen
Pengolah dan Pemasar
TPI Menggunakan kapal tradisional, menggunakan HP, dan ilmu 120
Ngrenehan titen 100

TPI Baron 80
60
TPI Drini 40
TPI Ngandong Menggunakan kapal tradisional, menggunakan HP, dan ilmu 20
titen 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TPI Tepus Menggunakan kapal tradisional, menggunakan HP, dan ilmu Pengolah dan Pemasar
titen
TPI Nampu Sumber: Profil Perikanan Kabupaten Gunungkidul, 2017

TPI Sadeng Menggunakan kapal besar (> 10gross ton), menggunakan GPS

Jumlah kelompok pengolah dan pemasaran hasil


Nelayan yang berada di TPI Sadeng dapat menghasilkan tangkapan lebih banyak perikanan dari tahun 2010-2017 terus meningkat=
dibandingkan nelayan di tempat lainnya, karena nelayan dapat melaut dengan kapal Adanya indikasi peningkatan diversifikasi produk,
berukuran besar yang dilengkapi dengan teknologi GPS nilai jual semakin tinggi
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING PERIKANAN TANGKAP
POTENSI PRESTASI PROSPEK

Potensi (dilihat dari sarpras, fisling, sosduk, dan ekonomi),


prestasi (yang sudah dicapai apa) dan prospek
:kebijakan,pesaing komoditas (ada yang komplemen atau ada
yang jadi kompetitor), pesaing investasi, permintaan (permintaan
pasar tinggi atau rendah dibandingkan ditempat lain=sesama
UMKM)
SEGMENTASI PASAR
PERIKANAN TANGKAP

EKONOMI WILAYAH
DISTRIBUSI KOMODITAS PERIKANAN
TANGKAP
SEGMENTASI PASAR

Geografi

• Hampir seluruh hasil tangkapan


YOGYAKARTA diserahkan ke TPI, kemudian
didistribusikan ke Banyuwangi,
Surabaya, Cilacap, Pacitan,
JAKARTA SURABAYA Trenggalek,Yogyakarta, Jakarta.
Sebagian dikonsumsi masyarakat
lokal, dan wisatawan

Psikografi
CILACAP
• Tujuan Membeli: Sebagian besar
dijual kembali (pengepul,
wisatawan)
• Ketertarikan Produk: Kualitas
produk baik
TRENGGALEK

Skala produksi: Lokal dan


Nasional

Lokasi TPI
Distribusi Komoditas luar kabupaten
Distribusi Komoditas di kabupaten
Sumber: Hasil Analisis, 2018
KARAKTERISTIK
EKONOMI LOKAL
UMKM PESISIR SELATAN KABUPATEN
GUNUNGKIDUL

EKONOMI WILAYAH
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL: DAYA SAING
SEBARAN UMKM UMKM KERAJINAN
PRODUK UMKM

Tinggi
> 464
Kerajinan:
Sedang
Tas, dompet
288 - 464 Makanan:
Rendah Peyek,
< 288 Keripik, Gatot

Kerajinan: anting, Kerajinan: Kuningan Kerajinan: Kerajinan: Perak, Kerajinan:


Kegiatan UMKM di wilayah selatan cenderung masih dan Tembaga
Batik Kerang Tembaga, Batik
rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya dilihat Makanan: keripik
Makanan: Beras Makanan: Kuningan Makanan:
dari jumlah UMKM makanan olahan dan kerajinan rumput laut, bakso
sehat, tiwul, Patilo, Makanan:patilo, abon tuna,
termasuk ke dalam tipologi rendah. ikan, dan nugget
tepung socar, stik krecek kerupuk telo, baso,
singkong ikan lempeng telo Sumber: amplang,
Hasil Analisis, 2018
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL: DAYA SAING
UMKM Kerajinan Unggulan UMKM KERAJINAN

Jumlah: 96 unit
TK: 246
Produktivitas: 583790 pcs/thn
Jumlah: 60 unit
TK: 158
Produktivitas: 280000 pcs/thn

UMKM Bambu

UMKM Kerajinan Perak UMKM Ornamen Batu


merupakan UMKM
unggulan di Pesisir UMKM Kayu
selatan. Namun jika
dilihat dalam konteks UMKM Silver
Kabupaten, UMKM
tersebut memiliki Jumlah: 33 unit
produktivitas yang TK: 82
paling rendah Produktivitas: 61728 pcs/thn

Sumber: Hasil Analisis, 2018


KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL: DAYA SAING
UMKM Makanan Unggulan UMKM MAKANAN
Tidak ada kecamatan lain di
Kabupaten Gunungkidul yang
memproduksi olahan singkong
UMKM Makanan olahan kecuali di Kecamatan
singkong Tanjungsari dan Tepus.
(pathilo) merupakan UMKM
unggulan di pesisir
selatan dan Kabupaten UMKM olahan makanan di
Gunungkidul Tanjungsari berhasil
menciptakan beras sehat dari
singkong pertama di Indonesia

UMKM Gula Kelapa Produktivitas: 201670 kg/thn


Produktivitas: 76500kg/thn
UMKM Pathilo

Sumber: Hasil Analisis, 2018


KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING UMKM

▸ Produktivitas komoditas unggul di kab


dibandingkan dengan komoditas unggul
di kab lain
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL: DAYA SAING
UMKM
Profitabilitas UMKM di Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul

Omzet UMKM di Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul 2018


Kecamatan dengan omzet UMKM paling tinggi
1E+10
adalah Kecamatan Tanjungsari.
9E+09

8E+09
• UMKM Makanan: Olahan singkong, tempe
• UMKM Kerajinan: Mebeul, Tembaga, Anyaman
7E+09

6E+09

5E+09
Rupiah
8777830005
4E+09 7816033647
3E+09 6412930001 6486150000 6211350000
4705498000
2E+09

1E+09

0
GIRISUBO PANGGANG PURWOSARI SAPTOSARI TANJUNGSARI TEPUS

Sumber: Hasil Analisis, 2018


KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING UMKM
Minat Investasi UMKM di Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul
Investasi
Kecamatan
UMKM Makanan UMKM Kerajinan
Sebagian besar UMKM yang ada di pesisir
Sudah ada yang menawarkan, belum selatan Kabupaten Gunungkidul belum
Girisubo Belum ada
diterima (Olahan hasil laut) berhasil menarik perhatian investor untuk
berinvestasi
Panggang Belum ada Belum ada
Purwosari Belum ada Belum ada UMKM Kerajinan Perak sudah berhasil menarik
investasi dari swasta (investasi berupa
Saptosari Belum ada Belum ada suntikan modal)
Tanjungsari Belum ada Belum ada
Sudah ada (Kerajinan
Tepus Belum ada
Perak)
Sumber: Hasil Analisis, 2018
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
BAHAN BAKU UMKM MAKANAN OLAHAN SUPPLY DAN DEMAND UMKM
SINGKONG
BAHAN BAKU UMKM

UMKM Makanan olahan singkong menggunakan


MAGELANG bahan baku dari kecamatan itu sendiri/
kecamatan sekitarnya, kecuali untuk beberapa
UMKM di Kecamatan Tanjungsari yang impor
singkong dari Magelang ketika bahan baku di
Kabupaten Gunungkidul telah habis

Sebagian besar UMKM tidak melakukan


produksi ketika bahan baku di Kabupaten
Gunungkidul telah habis (produksi 1 tahun
1 kali)

Lokasi UMKM
Distribusi bahan baku dari luar kabupaten
Distribusi bahan baku dari dalam kabupaten
DISTRIBUSI UMKM MAKANAN OLAHAN
SINGKONG
KARAKTERISTIK
EKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM

SURABA
YA

JAKARTA
Sebagian besar hasil UMKM makanan olahan
singkong didistribusikan ke kota-kota besar
diluar Kabupaten Gunungkidul (Jakarta dan
Surabaya)

Dari 4 Kecamatan yang memproduksi, produk olahan


UMKM Kecamatan Tanjungsari sudah
didistribusikan ke objek wisata di pesisir pantai
melalui jasa pedagang keliling.

Skala Produksi: Lokal dan Nasional

Lokasi UMKM
Distribusi Komoditas keluar kabupaten
Distribusi Komoditas di dalam kabupaten
BAHAN BAKU UMKM MAKANAN OLAHAN
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
HASIL LAUT
SUPPLY DAN DEMAND UMKM
BAHAN BAKU UMKM

UMKM makanan olahan unggulan di Kecamatan


Saptosari dan Girisubo adalah olahan hasil
laut.

Bahan baku yang digunakan dalam proses


produksi berasal dari kecamatan itu sendiri.
Tidak ada impor dari luar
kecamatan/kabupaten

Lokasi UMKM
Distribusi bahan baku dari luar kabupaten
Distribusi bahan baku dari dalam kabupaten
DISTRIBUSI UMKM MAKANAN OLAHAN
HASIL LAUT
KARAKTERISTIKEKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM

Untuk UMKM di Kecamatan Saptosari, hasil produksi


didistribusikan ke Bantul dan Solo, sedangkan
untuk UMKM di Grisubo hasil produksi
didistribusikan ke Wonosari dan objek wisata di
Kecamatan Girisubo (Pantai Wediombo)
SOLO
BANTUL

Skala Produksi: Lokal dan Nasional

Lokasi UMKM
Distribusi Komoditas keluar kabupaten
Distribusi Komoditas di dalam kabupaten
BAHAN BAKU UMKM KERAJINAN TAS KARAKTERISTIK
EKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM
BAHAN BAKU UMKM
UMKM kerajinan unggulan di Kecamatan
Purwosari adalah kerajinan tas. Bahan baku
UMKM ini diperoleh dari Bantul.

Penggunaan bahan baku dari luar kabupaten


kemudian meningkatkan biaya produksi
produk UMKM kerajinan

BANTUL

Lokasi UMKM
Distribusi bahan baku dari luar kabupaten
Distribusi bahan baku dari dalam kabupaten
DISTRIBUSI UMKM KERAJINAN TAS KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM

Hasil UMKM kerajinan tas kemudian didistribusikan ke


Jakarta dan di Kecamatan Purwosari

JAKARTA
Belum ada produk yang dipasarkan di objek wisata
pesisir selatan Kabupaten Gunungkidul

Skala Produksi: Lokal dan Nasional

Lokasi UMKM
Distribusi Komoditas keluar kabupaten
Distribusi Komoditas di dalam kabupaten
BAHAN BAKU UMKM KERAJINAN CANTING
DAN BATIK
KARAKTERISTIK
EKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM

UMKM kerajinan unggulan di Kecamatan


Panggang dan Girisubo adalah kerajinan batik
YOGYAKARTA dan canting. Bahan baku UMKM ini sebagian
besar diperoleh dari Yogyakarta (Kotagede)
dan Kecamatan Wonosari.

WONOSARI

Lokasi UMKM
Distribusi bahan baku dari luar kabupaten
Distribusi bahan baku dari dalam kabupaten
DISTRIBUSI UMKM KERAJINAN CANTING
DAN BATIK
KARAKTERISTIK
EKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM

YOGYAKARTA
Sebagian besar hasil UMKM kerajinan canting
didistribusikan ke kota-kota besar diluar
SOLO Kabupaten Gunungkidul, seperti Yogyakartaa,
SUMATERA Solo dan Sumatera

Untuk UMKM batik didistribusikan ke kecamatan itu


sendiri (Panggang), Wonosari dan Yogyakarta

Belum ada hasil UMKM batik yang didistribusikan ke


objek wisata

Skala Produksi: Lokal dan Nasional

Lokasi UMKM
Distribusi Komoditas keluar kabupaten
Distribusi Komoditas di dalam kabupaten
BAHAN BAKU UMKM KERAJINAN
KUNINGAN TEMBAGA DAN PERAK
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM

Seluruh UMKM Kerajinan tembaga kuningan dan


perak menggunakan bahan baku dari luar
wilayah Gunungkidul. Bahan baku tersebut di
impor dari luar kabupaten karena di Kabupaten
YOGYAKARTA Gunungkidul tidak tersedia. Jika tersedia
harganya mahal.

Penggunaan bahan baku dari luar kabupaten


kemudian meningkatkan biaya produksi
produk UMKM kerajinan

Lokasi UMKM
Distribusi bahan baku dari luar kabupaten
Distribusi bahan baku dari dalam kabupaten
DISTRIBUSI UMKM KERAJINAN KUNINGAN
TEMBAGA DAN PERAK
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
MALAYSIA SUPPLY DAN DEMAND UMKM
PALEMBANG
BATAM

BANDUNG TURKI Sebagian besar hasil UMKM kerajinan didistribusikan


ke kota-kota besar diluar Kabupaten
YOGYAKARTA Gunungkidul, beberapa kerajina sudah berhasil
ekspor keluar negeri

Hal tersebut menunjukan bahwa UMKM kerajinan


memiliki produk yang prospektif untuk
dikembangkan
JAKARTA
BALI
Belum ada hasil UMKM yang didistribusikan ke
objek wisata

Skala Produksi: Lokal, Nasional, internasional

Lokasi UMKM
Distribusi Komoditas keluar kabupaten
Distribusi Komoditas di dalam kabupaten
KARAKTERISTIK
BAHAN BAKU UMKM KERAJINAN KERANG EKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM

UMKM Kerajinan umumnya menggunakan bahan


baku dari Kecamatan yang ada di Gunungkidul.
Untuk beberapa jenis kerang, UMKM melakukan
impor dari Situbondo

SITUBONDO

Lokasi UMKM
Distribusi bahan baku dari luar kabupaten
Distribusi bahan baku dari dalam kabupaten
KARAKTERISTIK
DISTRIBUSI UMKM KERAJINAN KERANG EKONOMI LOKAL:
SUPPLY DAN DEMAND UMKM

SLEMAN

BANDUNG KLATEN

YOGYAKARTA

SOLO Sebagian besar hasil UMKM kerajinan kerang


didistribusikan ke kota-kota besar diluar
Kabupaten Gunungkidul (Jakarta, Bandung, Solo,
Yogyakarta)
JAKARTA
Beberapa hasil UMKM sudah didistribusikan ke
objek wisata di Kecamatan Tanjungsari

Lokasi UMKM
Distribusi Komoditas keluar kabupaten
Distribusi Komoditas di dalam kabupaten
KARAKTERISTIK EKONOMI LOKAL:
DAYA SAING UMKM
POTENSI PRESTASI PROSPEK

Potensi (dilihat dari sarpras, fisling, sosduk, dan ekonomi),


prestasi (yang sudah dicapai apa) dan prospek
:kebijakan,pesaing komoditas (ada yang komplemen atau ada
yang jadi kompetitor), pesaing investasi, permintaan (permintaan
pasar tinggi atau rendah dibandingkan ditempat lain=sesama
UMKM)
SEGMENTASI PASAR
PRODUK UMKM

EKONOMI WILAYAH
DISTRIBUSI UMKM KERAJINAN KARAKTERISTIK
MALAYSIA EKONOMI LOKAL:
PALEMBANG
SEGMENTASI PASAR
BATAM
SLEMAN
GEOGRAFI
BANDUNG TURKI KLATEN
Sebagian besar konsumen
YOGYAKARTA
produk UMKM berasal dari
kota-kota besar seperti
SUMATERA
SOLO Jakarta, Yogyakarta, Solo dan
Surabaya.

JAKARTA
BALI
Sudah ada konsumen yang
berasal dari mancanegara

PSIKOGRAFI

• Tujuan Membeli:
Sebagian besar dijual
kembali
• Ketertarikan Produk:
Kualitas produk baik,
Lokasi UMKM
harga terjangkau
Distribusi Komoditas keluar kabupaten
Distribusi Komoditas di dalam kabupaten
DISTRIBUSI UMKM MAKANAN OLAHAN KARAKTERISTIK
EKONOMI LOKAL:
SEGMENTASI PASAR
SURABA
GEOGRAFI
YA
Sebagian besar konsumen
JAKARTA produk UMKM berasal dari
kota-kota besar seperti
Jakarta, Solo dan Surabaya.
SOLO
BANTUL
PSIKOGRAFI

• Tujuan Membeli:
Sebagian besar dijual
kembali
• Ketertarikan Produk:
produk khas
dibandingkan dengan
tempat lain

Lokasi UMKM
Distribusi Komoditas keluar kabupaten
Distribusi Komoditas di dalam kabupaten
PARIWISATA
KOMPONEN INDIRECT: JASA PENDUKUNG

EKONOMI WILAYAH
KOMPONEN INDUSTRI PARIWISATA (DIRECT)
DAYA SAING JASA PENDUKUNG
Daya Saing Jasa Pendukung pariwisata Kabupaten Gunung Kidul dalam Konteks Provinsi DIY

Jumlah Jasa Pendukung Pariwisata di DIY 2017


400
358 356 1 Berdasarkan ketersediaannya, Kabupaten Sleman
340
350 menjadi pusat jasa pendukung pariwisata DIY

300 286
251 2 Terdapat pusat informasi pariwisata DIY di Malioboro
250 Yogyakarta sebagai jasa pendukung langsung
206
200 185
161 3 Jumlah agen perjalanan sebagai komponen
144
150 pendukung pariwisata secara langsung di Kabupaten
Gunung Kidul rendah, hanya 3,4% dari seluruh DIY
100 73 82

50
17 24 23 32 4 Jumlah sarana perhotelan di Kabupaten Gunung Kidul
3 0 7 1 2 rendah, hanya 6,36% dari seluruh hotel du DIY
0
Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota
Yogyakarta
Agen Perjalanan Restoran Hotel Berbintang Hotel Non-bintang
KOMPONEN INDUSTRI PARIWISATA (DIRECT)
DAYA SAING JASA PENDUKUNG
Daya Saing & Segmentasi Pasar Jasa Hotel dalam Lokus
1 Ketersediaan hotel di tiap kecamatan mengikuti daya
Penelitian
tarik wisata
Jumlah Sarana Hotel Kabupaten Gunung Kidul
2017
2 Hotel di Kecamatan Purwosari diindikasikan melayani
60 56 kegiatan wisata Parangtritis Kabupaten Bantul
50 46 45
3 Akomodasi di pesisir selatan bertipe homestay dan
40 seluruhnya milik masyarakat lokal

30 4 Melayani wisatawan lokal dan mancanegara


19
20
5 Belum ada kerjasama untuk memasarkan produk UMKM
10
2 2 1 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Profitabilitas : Musiman mengikuti banyaknya
0 kunjungan wisatawan, dengan keuntungan bersih
bulanan -/+ Rp. 10.000.000

7 Investasi : Minat investasi jasa perhotelan swasta


Hotel cukup tinggi (DPMPT, 2018) namun terkendala pada
syarat AMDAL
KOMPONEN INDUSTRI PARIWISATA (DIRECT)
DAYA SAING JASA PENDUKUNG
Daya Saing & Segmentasi Pasar Jasa Rumah Makan dalam Lokus Penelitian

Jumlah Sarana Rumah Makan Kabupaten Gunung 1 Restoran yang berada di tiap objek wisata seluruhnya
Kidul 2017 milik masyarakat lokal
300

246 2 Sebagian kecil bahan baku makanan disupply dari


250 ladang masyarakat sekitar

200
3 Akomodasi di pesisir selatan bertipe homestay dan
150 seluruhnya milik masyarakat lokal

100
62 4 Melayani wisatawan lokal dan mancanegara
47
50 36 32
16 24
13 12
3 0 6 6 0 7 6 3 3 5 Profitabilitas : Musiman mengikuti banyaknya
0 kunjungan wisatawan, dengan keuntungan bersih
weekday -/+ Rp. 100.000.

Investasi : Minat investasi swasta masih rendah


6
Rumah Makan (DPMPT, 2019), pengembangan sektor pariwisata di
beberapa lokasi tertutup hanya untuk masyarakat
lokal
PARIWISATA
KOMPONEN DIRECT: PERDAGANGAN

EKONOMI WILAYAH
KOMPONEN INDUSTRI PARIWISATA (DIRECT)
DAYA SAING JASA PENDUKUNG
Daya Saing & Segmentasi Pasar Perdagangan Lokal dalam Lokus Penelitian

Jumlah Pedagang Kecil Kabupaten Gunung Kidul 1 Toko oleh-oleh yang berada di tiap objek wisata
2017 seluruhnya milik masyarakat lokal
800 746
700 2 Produk dagangan mayoritas disupply dari Kota
Yogyakarta
600 541
500 3
392
423 414 Beberapa toko di objek wisata sudah ada yang
380
400
322
bekerjasama untuk memasarkan produk UMKM
300 272
243
198 221
200 140 163 163 4 Melayani wisatawan lokal dan mancanegara
87 71 89
100 55
5 Profitabilitas : Fluktuatif mengikuti jumlah kunjungan
0 wisatawan, dengan keuntungan bersih bulanan
antara Rp. 1.000.000 – 3.000.000

Investasi : Minat investasi swasta masih rendah


6
Pedagang Kecil (DPMPT, 2019), pengembangan sektor pariwisata di
beberapa lokasi tertutup hanya untuk masyarakat
lokal
PARIWISATA
KOMPONEN DIRECT: DESTINASI WISATA

EKONOMI WILAYAH
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT: DESTINASI
WISATA
Produktivitas Kegiatan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul terhadap Provinsi DIY

JUMLAH PENGUNJUNG OBJEK WISATA BANYAK OBJEK WISATA/ATRAKSI


DIY 2018 WISATA DIY 2018
10000000 9130657 60
53
9000000
50 46
8000000
7000000 6552487
40
6000000
5049608
5000000 30
23
4000000 3225929
20 16
3000000
11
2000000 1390331 10
1000000 262071 297695
10455 10495 21067
0 0
Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta
Wisman
Sumber: Provinsi DIY dalam angka, 2018 Wisnus Jumlah Objek Wisata
Sumber: Provinsi DIY dalam angka, 2018

Jika dilihat dalam konteks Provinsi DIY, jumlah pengunjung objek Jika dilihat dalam konteks Provinsi DIY, objek wisata yang tersedia di
wisata di Kabupaten Gunungkidul masih relatif rendah (ketiga Kabupaten Gunungkidul juga terbilang cukup rendah (ketiga
terendah setelah Kulonprogo, Sleman dan Yogyakarta) terendah setelah Bantul, Sleman dan Yogyakarta)

Wisatawan didomonasi oleh wisatawan nusantara Wisatawan didomonasi oleh wisatawan nusantara
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT: DESTINASI
WISATA
Produktivitas Kegiatan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul terhadap Provinsi DIY

KEGIATAN PENDUKUNG PARIWISATA


350
320
300 • Untuk Industri kerajinan unggulan,
Kabupaen Gunungkidul memiliki
250 jumlah yang cukup banyak (kedua
206 terbanyak) jika dibandingkan dengan
200 Kabupaten/Kota lainnya
• Untuk Atraksi budaya, Kabupaten
150 Gunungkidul memiliki jumlah atraksi
budaya kedua terbanyak dibandingkan
100 85 dengan Kabupaten/Kota lainnya
• Untuk Desa budaya, Kabupaten
54 56 54
39 41 38 Gunungkidul memiliki jumlah Desa
50
10 17 17 budaya yang sedikit dibandingkan
0 0 0 dengan Kabupaten/Kota lainnya
0
Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta
Industri Kerajinan Atraksi budaya Desa Wisata
Sumber: Provinsi DIY dalam angka, 2018
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT: DESTINASI
WISATA
Produktivitas Kegiatan Pariwisata Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul

PENDAPATAN POS PARIWISATA PESISIR


GUNUNGKIDUL
1,6E+09 Sebagian besar pariwisata Kabupaten
Gunungkidul berada di kawasan
1,4E+09 pesisir selatan

1,2E+09 Pos wisata dengan pendapatan paling


tinggi adalah pos wisata Baron
1E+09

800000000

600000000

400000000
Peningkatan pendapatan pos wisata
200000000 terjadi pada bulan Januari, Mei, Juli,
November, dan Desember
0

Pos Baron Pos Tepus Pos Ngrenehan Pos Sadeng


Pos Wediombo Pos JJLS Pos Siung

Sumber: Statistik Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, 2017


INDUSTRI PARIWISATA DIRECT: DESTINASI
Produktivitas Kegiatan Pariwisata Pesisir WISATA
Selatan Kabupaten Gunungkidul
JUMLAH WISATAWAN POS PARIWISATA PESISIR
GUNUNGKIDUL
180000

160000

140000

120000 Pos wisata dengan pengunjung paling


banyak adalah pos wisata Baron
100000

80000

60000

40000 Peningkatan pendapatan pos wisata


berbanding lurus dengan
20000 peningkatan jumlah wisatawan
0
Indikasi peningkatan jumlah
wisatawan:
Januari: Tahun baru
Juli: Libur Sekolah
November-Desember: Libur akhir tahun
Pos Baron Pos Tepus Pos Ngrenehan Pos Sadeng
Pos Wediombo Pos JJLS Pos Siung

Sumber: Statistik Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, 2017


INDUSTRI PARIWISATA DIRECT: DESTINASI
WISATA
Ragam Atraksi Pariwisata Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul

Objek Wisata Kecamata Atraksi Kegiatan


n
Sebagian besar objek
Gua Langse Purwosari Wisata budaya, Wisata spiritual, seascape Aktif, pasif wisata di Pesisir Sealatan
Pantai Bekah Purwosari Seascape Pasif dapat mengakomodasi
kegiatan wisata aktif dan
Hutan Wisata Watu Payung Panggang Wisata selfie, Outbond Aktif, pasif pasif.
Pantai Gesing Panggang Wisata selfie, Marine tourism, Wisata kuliner Aktif, pasif Atraksi wisata yang
Wisata minat khusus (camping), Marine ditawarkan sebagian
Pantai Wohkudu Panggang tourism Aktif, pasif besar adalah marine
Pantai Ngobaran Saptosari Wisata spiritual, seascape Aktif, pasif tourism
Pantai Ngrenehan Saptosari Marine tourism Aktif, pasif
Baron Agro Forestry
Sebagian besar objek
Technopark Saptosari Wisata edukasi Aktif, pasif wisata menyediakan
Pantai Baron Tanjungsari Marine tourism Aktif, pasif atraksi yang dinilai
prospektif menurut
Marine tourism, Wisata minat khusus Suwena (2017)
Pantai Kukup Tanjungsari (camping) Aktif, pasif • Wisata alam dengan
Marine tourism, Wisata minat khusus kegiatan aktif
Pantai Krakal Tanjungsari (camping) Aktif, pasif • Wisata kuliner
Pantai Siung Tepus Marine tourism, wisata selfie Aktif, pasif • Wisata budaya
Pantai Pok Tunggal Tepus Marine tourism Aktif, pasif
Marine tourism, Wisata minat khusus
Pantai Sadranan Tepus (camping) Aktif, pasif
Sumber: Hasil Analisis, 2018
Gunung Batur Girisubo Natural Scenery pasif
*berenang, memancing, menyelam Marine tourism, Wisata minat khusus
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT: DESTINASI
WISATA
Investasi Kegiatan Pariwisata Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul

Objek Wisata Kecamatan Investasi

Gua Langse Purwosari Ada (investasi tanah)


Pantai Bekah Purwosari Belum
Hutan Wisata Watu
Payung Panggang Ada (masyarakat tidak mau)
Ada (tanah, pengembangan
Pantai Gesing Panggang objek) Investor mulai terlibat dalam
pengembangan objek wisata di
Pantai Wohkudu Panggang Belum ada pesisir selatan Kabupaten
Pantai Ngobaran Saptosari Belum ada Gunungkidul.
Pantai Ngrenehan Saptosari Belum ada
Investasi umumnya masih berupa
Baron Agro Forestry
tanah karena masih terkendala izin
Technopark Saptosari Belum ada
Pantai Baron Tanjungsari Belum ada
Pantai Kukup Tanjungsari Ada (Penginapan)
Pantai Krakal Tanjungsari Ada (investasi tanah)
Pantai Siung Tepus Belum ada
Pantai Pok Tunggal Tepus Belum ada
Pantai Sadranan Tepus Belum ada
Gunung Batur Girisubo Belum ada
Pantai Wediombo Girisubo Ada (investasi tanah)
Sumber: Hasil Analisis,
Bengawan Solo 2018
Purba Girisubo Belum ada
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT

▸ Peluang
investasi
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT: DESTINASI
WISATA
Destinasi Wisata Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul

POTENSI PRESTASI PROSPEK

Potensi (dilihat dari sarpras, fisling, sosduk, dan ekonomi),


prestasi (yang sudah dicapai apa) dan prospek
:kebijakan,pesaing komoditas (ada yang komplemen atau ada
yang jadi kompetitor), pesaing investasi, permintaan (permintaan
pasar tinggi atau rendah dibandingkan ditempat lain=sesama
UMKM)
PARIWISATA
KOMPONEN DIRECT: DESTINASI WISATA
(SEGMENTASI PASAR)

EKONOMI WILAYAH
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT : SEGMENTASI
Karakteristik Geografi dan Demografi Pengunjung Objek Wisata Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul

Objek Wisata
PASAR
Kecamatan Demografi Wisatwan Wisatawan Wisatawan Asing
Lokal Nusantara
Gua Langse Purwosari 30-40 tahun v v -

Pantai Bekah Purwosari (belum dikelola sebagai objek wisata) v - -


Hutan Wisata Watu
Payung Panggang 20-30 tahun v v v
Pantai Gesing Panggang 20-30 tahun v v v Sebagian besar objek wisata
Pantai Wohkudu Panggang 20-30 tahun v v v di pesisir selatan dikunjungi
oleh pengunjung dengan
Pantai Ngobaran Saptosari 30-40 tahun v v -
usia 20-30 tahun
Pantai Ngrenehan Saptosari 20-30 tahun v v -
Terdapat beberapa objek
Baron Agro Forestry wisata yang sering
Technopark Saptosari (belum resmi dibuka) - - -
dikunjungi turis
Pantai Baron Tanjungsari 10-30 tahun v v - mancanegara, diantaranya
Pantai Kukup Tanjungsari 20-40 tahun v v - Objek wisata di Kecamatan
Pantai Krakal Tanjungsari - v v - Panggang, Tepus, dan
Pantai Siung Tepus 20-40 tahun v v v Girisubo
Pantai Pok Tunggal Tepus 20-30 tahun v v v
Pantai Sadranan Tepus 20-30 tahun v v v
Gunung Batur Girisubo 20-30 tahun v v v
Pantai Wediombo Girisubo 20-30 tahun v v v
Bengawan Solo Purba Girisubo (belum dikelola sebagai objek wisata) - - -

Sumber: Hasil Analisis, 2018


INDUSTRI PARIWISATA DIRECT : SEGMENTASI
PASAR
Psikografi Pengunjung Terhadap Objek Wisata Pesisir Selatan Kabupaten Gunungkidul

Objek Wisata Kecamata Keunggulan Kekurangan


n
Gua Langse Purwosari Unik, Wisata Spiritual
Pantai Bekah Purwosari - -
Hutan Wisata Watu
Payung Panggang Pemandangan alam, harga terjangkau Fasilitas pendukung
Pantai Gesing Panggang Seascape, wisata selfie Kebersihan
Akses menuju lokasi Secara umum daya tarik objek
Pantai Wohkudu Panggang Seascape, wisata minat khusus (camping) wisata pesisir selatan Kabupaten
Gunungkidul bagi wisatawan
Pantai Ngobaran Saptosari Wisata selfie, Marine tourism Kebersihan, Fasilitas pendukung
adalah:
Pantai Ngrenehan Saptosari Seascape, Marine tourism, Wisata kulner Akses menuju lokasi • Pemandangan alam
Baron Agro Forestry • Pemandangan laut
Technopark Saptosari - - • Marine Tourism (berenang,
menyelam, memancing)
Pantai Baron Tanjungsari Seascape, Marine tourism Kebersihan • Wisata minat khusus
Kebersihan, Ragam atraksi kurang, • Wisata Spiritual
Pantai Kukup Tanjungsari Seascape, Marine tourism Fasilitas pendukung
Pantai Krakal Tanjungsari

Pantai Siung Tepus Seascape, Marine tourism Fasilitas pendukung, akses menuju lokasi

Pantai Pok Tunggal Tepus Seascape, Marine tourism Fasilitas pendukung, akses menuju lokasi
Pantai Sadranan Tepus Seascape, Marine tourism Kebersihan, Fasilitas pendukung
Gunung Batur Girisubo Seascape Fasilitas pendukung
Seascape, Marine tourism, wisata minat
Pantai Wediombo Girisubo khusus (selancar) Akses menuju lokasi
Bengawan Solo Purba Girisubo - -
PARIWISATA
KOMPONEN DIRECT: DESTINASI WISATA
(POLA KUNJUNGAN)

EKONOMI WILAYAH
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT : SEGMENTASI
PASAR Karakteristik Geografi Pengunjung
Objek Wisata Pesisir Selatan
Gua Pindul

GUNUNGKIDUL Kabupaten Gunungkidul

Wisatawan yang berasal dari


Kabupaten Gunungkidul umumnya
Tebing Ningrong
mengunjungi objek wisata yang lebih
beragam (tidak hanya di pesisir
selatan)

Pos Pos Wisata yang menjadi kunjungan


JJLS utama adalah Pos Baron
Pos
Ngrenehan

Pos Baron

Pos Tepus

Pos Siung
Pos
Wediombo Pos Sadeng
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT: SEGMENTASI
BANTUL PASAR
YOGYAKARTA
Karakteristik Geografi Pengunjung
Objek Wisata Pesisir Selatan
SLEMAN
Kabupaten Gunungkidul

Wisatawan yang berasal dari


Yogyakarta umumnya mengunjungi
objek wisata yang sejalan dengan
jalan menuju Kabupaten Gunungkidul

Pos Wisata yang menjadi kunjungan


Pos
utama adalah Pos Baron
JJLS
Pos
Ngrenehan

Pos Baron

YK Sleman GK
Pos Tepus

Pos Siung
Pos
Wediombo Pos Sadeng
YK BANTUL GK

YK GK
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT : SEGMENTASI
JAKARTA

PASAR Karakteristik Geografi Pengunjung


Objek Wisata Pesisir Selatan
YOGYAKARTA

Kabupaten Gunungkidul
Kopi Panggang
BANTUL
Wisatawan yang berasal dari Jakarta
umumnya mengunjungi Yogyakarta
terlebih dahulu sebelum mengunjungi
objek wisata Kabupaten Gunungkidul

Pos Wisata yang menjadi kunjungan


Pos
utama pos wisata pesisir selatan yang
JJLS dekat dengan Bantul
Pos
Ngrenehan Pengunjung umumnya mencari
Pos Baron tempat wisata yang memang sedang
hits di media sosial (Kopi Panggang)
Pos Tepus

Pos Siung
Pos
Wediombo Pos Sadeng JKT Yogyakarta GK

JKT Yogyakarta GK Bantul


INDUSTRI PARIWISATA DIRECT : SEGMENTASI
BOGOR

PASAR Karakteristik Geografi Pengunjung


YOGYAKARTA Objek Wisata Pesisir Selatan
SLEMAN
Kabupaten Gunungkidul
Kopi Panggang

Wisatawan yang berasal dari Bogor


umumnya mengunjungi Yogyakarta
terlebih dahulu sebelum mengunjungi
objek wisata Kabupaten Gunungkidul

Pos Wisata yang menjadi kunjungan


Pos utama pos wisata Baron
JJLS
Pos
Ngrenehan

Pos Baron

Pos Tepus
Bogor Yogyakarta GK
Pos Siung
Pos
Wediombo Pos Sadeng

Bogor Yogyakarta Sleman GK

Wisatawan yang menginap (berasal dari jauh)


umumnya memenuhi kebutuhan akomodasi
di Kota Yogyakarta
INDUSTRI PARIWISATA DIRECT : SEGMENTASI
PASAR
SLEMAN
Karakteristik Geografi Pengunjung
YOGYAKARTA
Objek Wisata Pesisir Selatan
SUKOHARJO SOLO
Kabupaten Gunungkidul
Kopi Panggang
Wisatawan yang berasal dari
kabupaten sekitar Gunungkidul
umumnya langsung
mengunjungiobjek wisata Kabupaten
Gunungkidul

Pos Wisata yang menjadi kunjungan


Pos utama pos wisata baron, tepus, siung
JJLS dan JJLS
Pos
Ngrenehan

Pos Baron SOLO GK Yogyakarta


Pos Tepus

Pos Siung
Pos
Wediombo SLEMAN GK
Pos Sadeng

SUKOHARJO GK Yogyakarta

Wisatawan yang tidak menginap, umumnya


langsung menuju objek wisata di Gunungkidul
PARIWISATA
KOMPONEN INDIRECT: PRODUK TERKAIT
INDUSTRI PARIWISATA

EKONOMI WILAYAH
PRODUK UMKM Terkait industri Pariwisata
INDUSTRI
PARIWISATA
INDIRECT:UMKM
Terkait Pariwisata
Terdapat beberapa UMKM yang
terlibat dalam pengembangan
industri pariwisata:
• UMKM Makanan Olahan
Singkong : Wilayah distribusi :
Pantai Baron, Pantai Kukup,
Pantai Krakal
• UMKM Makanan Olahan Hasil
Laut : Wilayah distribusi : Pantai
Wediombo
• UMKM Kerajinan Kerang:
Wilayah distribusi : Pantai Baron,
Pantai Kukup, Pantai Krakal

UMKM Kerajinan Kerang


UMKM Olahan Singkong
UMKM Olahan Hasil Laut
FORWARD LINKAGE ELEMEN INDUSTRI
PARIWISATA
▸ Forward linkage UMKM kerajinan dan makanan
olahan (pohon industri yang umkm)
▸ Forward linkage pertanian (hulu hilir dari
wawancara, nanti tandai yang berkaitan dengan
elemen industri pariwisata)
▸ Forward linkage peternakan (hulu hilir dari
wawancara, nanti tandai yang berkaitan dengan
elemen industri pariwisata)
▸ Forward linkage perikanan (hulu hilir dari
wawancara, nanti tandai yang berkaitan dengan
elemen industri pariwisata)
BACKWARD LINKAGE ELEMEN INDUSTRI PARIWISATA
▸ Backward linkage dari hotel (bikin
skema/diagram alir dan petakan dari hasil
wawancara hotel)
▸ Backward linkage dari restoran (bikin
skema/diagram alir dan petakan dari hasil
wawancara restoran)
▸ Backward linkage dari souvenir shop (bikin
skema/diagram alir dan petakan dari hasil
wawancara souvenir shop)
▸ Backward linkage dari umkm kerajinan (bikin
skema/diagram alir dan petakan dari hasil
wawancara UMKM)
▸ Backward linkage dari umkm makanan olahan
(bikin skema/diagram alir dan petakan dari
hasil wawancara UMKM)
-Produk hasil UMKM yang menunjang pariwisata
■ Daya saing
● Potensi Prestasi Prospek
■ Segmentasi pasar
● Geografi
Komponen Industri
● Psikografi
Pariwisata (Indirect)

Anda mungkin juga menyukai