Anda di halaman 1dari 15

BEAJ Vol 2 (2) (Nov) (2022): 61-75

BEAJ
Business and Economic Analysis Journal
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/beaj
Strategi Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran
Sebagai Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul
Yogyakarta
Ronny Saripurnadinata1 

1
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Permalink/DOI: https://doi.org/10.15294/beaj.v2i2.38078

Abstrak
Dari kekayaan alam flora dan kondisi geografis Indonesia memiliki berbagai potensi ekowisata.Salah satu
daerah Indonesia yang memiliki destinasi ekowisata yang cukup banyak terdapat di Daerah Istimewa
Yogyakarta, tepatnya di Gunungkidul.Ekowisata Gunung Api Purba yang terletak di Desa Nglanggeran
termasuk dalam destinasi wisata Gunungkidul yang menjadi bagian dari Gunung Sewu.Banyaknya potensi
di Desa Nglanggeran untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata yang tidak hanya bertujuan pada
Gunung api purba saja. Pengelolaan pariwisata dan kurangnya strategi mengakibatkan tidak
berkembangnya industri pariwisata khususnya Ekowisata Gunung api purba Nglanggeran. Pengelolaan
yang tepat dan informai yang lengkap dapat meningkatkan industri pariwisata dan dapat peningkatkan
pertumbuhan perekonomian terutama di Kabupaten Gunungkidul.Maka harus diciptakan ide baru dalam
pengembangan Ekowisata.Mengingat masih rendahnya SDM, lapangan usaha berbasis pengelolaan
sumberdaya alam, pertanian, kehutanan, perikanan, dan lingkungan hidup khususnya dalam bentuk
ekowisata.pentingnya konservasi keanekaragaman hayati dan budaya lokal. Dengan adanya strategi
pengembangan ekowisata dapat memberikan pendapatan untuk kegiatan konservasi dan keuntungan
ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran.

Kata Kunci : Ekowisata, Gunung Api Purba, Startegi pengembangan, perekonomian

 Corresponding author : Ronny Saripurnadinata e-ISSN: 2798-396X


E-mail: ony.purnadinata87@gmail.com
62 Saripurnadinata, R., Strategi Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai
Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul Yogyakarta

PENDAHULUAN purba saja tetapi juga terdapat tujuan wisata


Sebagai negara megabiodiversitas, lainnya seperti Kampung Pitu Nglanggeran, dan
Indonesia mempunyai peluang besar untuk Embung Nglanggeran (Puspita Ira, 2016).
mengembangkan sektor ekowisata. Pariwisata Dalam perkembangannya, Gunung Api
berbasis wawasan lingkungan yang Purba Nglanggeran masih memerlukan strategi
mengedepankan unsur konservasi alam, sosial, pengembangan ekowisata yang menarik lebih
dan budaya ini dapat mendorong wisatawan banyak minat wisatawan domestik maupun
untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan internasional untuk berkunjung ke kawasan ini.
dan meningkatkan perekonomian masyarakat Hal ini juga akan mempengaruhi pendapatan
lokal. Akan tetapi, pengelolaan dan support dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di
system yang kurang baikakan berdampak pada sekitar kawasan. Pengelolaan yang tepat dan
kerusakan lingkungan di kawasan ekowisata itu informai yang lengkap dapat mendorong
sendiri. perkembangan industri ekowisata dan
Indonesia memiliki berbagai destinasi meningkatkan pertumbuhan ekonomi
ekowisata terbaik salah satunya di khususnya di Kabupaten Gunungkidul. Oleh
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. karena itu, pengembangan inovasi dan
Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan penciptaaan ide-ide baru sangat diperlukan
destinasi ekowisata terbaik di kawasan ini dan untuk mengembangkan destinasi-destinasi
ditetapkan sebagai Geopark Nasional di ekowisata di daerah tersebut, mengingat masih
Indonesia. Gunung Api Purba Nglanggeran rendahnya lapangan usaha berbasis pengelolaan
merupakan bagian dari situs Geosite Gunung sumberdaya alam khususnya pertanian,
Sewu yang tidak hanya dikembangkan sebagai kehutanan, perikanan, dan lingkungan hidup
tujuan ekowisata yang befokus pada gunung api dalam ekowisata seperti yang tertera pada tabel
1 berikut ini.
BEAJ Vol 2 (2) (2022): 61-75 63

Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Tahun
Sektor PRDB (seri 2010)
2017 2018 2019
A. Pertanian. Kehutanan, dan Perikanan 1.98 2.27 1.04
B. Pertambangan dan Penggalian 2.7 4.79 2.87
C. Industri Pengolahan 6.82 5.23 5.89
D. Pengadaan Listrik dan Gas 5.1 4.64 3.47
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4 4.5 10.98
F. Konstruksi 7.71 7.9 7.92
G. Perdagangan Besar dan Eceran; reparasi Mobil dan Sepeda 6.12 6.01 5.21
Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 3.85 4.24 5.94
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.6 5.62 7.86
J. Informasi dan Komunikasi 6.74 7.11 8.79
K. Jasa Kueangan dan Asuransi 0.84 7.66 9.6
L. Real Estat 5.37 6.52 6.87
M,N. Jasa Perusahaan 6.08 5.18 6.77
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosila 4.62 4.25 3.36
Wajib
P. Jasa Pendidikan 6.07 5.7 6.18
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.13 5.39 6.48
R,S,T,U. Jasa lainnya 6.5 6.59 6.93
PDRB 5.01 5.16 5.33
Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul 2019
Data PDRB di atas menyebutkan bahwa Berdasarkan identifikasi permasalahan di
sektor lapangan usaha pertanian, kehutanan, atas, fokus penelitian dalam artikel ini adalah
dan perikanan masih tergolong rendah pada bagaimana potensi dan perkembangan destinasi
tahun 2017 sebesar 1.98%. Kemudian, pada ekowisata di kawasan Gunung Api Purba dan
tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 2.27% strategi-strategi pengembangan dan pemasaran
dan kembali mengalami penurunan menjadi yang diperlukan untuk meningkatkan
1.04% pada tahun 2019. PDRB di sektor pertumbuhan perekonomian yang merata di
pertanian, kehutanan, dan perikanan masih kawasan tersebut. Artikel ini berupaya untuk
berada dibawah sektor pengelolaan sampah, menganalisis potensi yang dapat dikembangkan
limbah dan daur ulang. Pada kenyataannya, di Gunung Api Purba Nglanggeran beserta
sebagian besar masyarakat Kabupaaten strategi pengembangan yang tepat sasaran
Gunungkidul berprofesi sebagai petani dan untuk meningkatkan pertumbuhan
nelayan, mengingat kondisi geografis di perekonomian dan meningkatkan
Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh kesejahteraan warga.
pegunungan, perbukitan, dan pesisir pantai.
64 Saripurnadinata, R., Strategi Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai
Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul Yogyakarta

Pada dasarnya, penelitian ini peringkat pertama dengan jumlah kunjungan


mengembangkan penelitian-penelitian wisata terbesar di Kabupaten Gunungkidul
sebelumnya terkait ekowisata. Penelitian Sari ternyata menimbulkan beberapa dampak buruk
(2016) berjudul Strategi Pengembangan Potensi pada kualitas lingkungan di Pantai Baron yang
Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Sebagai jika dibiarkan akan memberikan dampak
Destinasi Ekowisata di Yogyakarta merugikan bagi obyek wisata itu sendiri.
menunjukkan bahwa pengembangan kawasan
Dalam penelitian Maulana (2016) dengan
ekowisata Gunung Api Purba memerlukan
judul usulan pengambangan ekowisata Jayagiri
strategi untuk mempertahankan dan menjaga
berbasis masyarakat lokal menjelaskan bahwa
komunikasi serta kerjasama yang baik antara
Perencanaan pengembangan pariwisata sangat
pengelola, masyarakat dan pemerintah desa
penting dilakukan karena saat ini dan di masa
dalam menjaga keasrian lingkungan,
depan akan terus terjadi pergeseran pasar
mengangkat nilai budaya masyarakat, dan
wisata. Motif, minat, selera, tuntutan, dan
meningkatkan pendapatan ekonomi
perilaku wisatawan terus menerus berubah
masyarakat setempat.
dalam hal ini perlu di respons dengan tepat.
Penelitian Rahayu (2008) dengan judul Sedangkan dalam penelitian Hijriati dan
Kabupaten Gunungkidul: Sebuah Kajian Mardiana (2014) dengan judul Pengaruh
Wilayah yang Kurang Berkembang menjelaskan Ekowisata Berbasis Masyarakat Terhadap
tentang faktor-faktor penyebab rendahnya Perubahan Kondisi Ekologi, Sosial, dan
pertumbuhan ekonomi wilayah di Kabupaten Ekonomi di Kampung Batusuhunan Sukabumi
Gunungkidul. Kecilnya nilai investasi dan menerangkan bahwa Ekowisata adalah
tenaga kerja yang kurang memadai, terbatasnya perjalanan wisata yang bertanggung jawab
penggunaan teknologi merupakan faktor-faktor terhadap kelestarian lingkungan dan
utama yang memperngaruhi laju perekonomian kesejahteraan masyarakat setempat. Peran aktif
di kawasan tersebut.Penelitian lain yang ditulis dalam mengelola potensi ekowisata ini penting
oleh Hardiyanto, et al. (2018) dengan judul karena pengetahuan alam dan potensi budaya
Analisis Strategi Pembangunan Desa Wisata Di memiliki nilai jual sebagai daya tarik ekowisata.
Sentra Pengrajin Keris menganalisis faktor-
Dalam penelitian Jamil dan Waluya (2016)
faktor baik eksternal (peluang dan ancaman)
dengan judul Pengaruh Elemen Ekowisata
maupun internal (kekuatan dan kelemahan)
Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke
yang mempengaruhi pengembangan desa
Taman Hutan Raya Ir.H.Djuanda menjelaskan
wisata dengan menggunakan analisis SWOT
bahwa wisata alam Taman Hutan Raya
dan matriks EFAS dan IFAS.
Ir.H.Djuanda perlu strategi untuk
Penelitian Kusumastuti dan Pamungkas meningkatkan jumlah kunjungan dengan
(2018) tentang Identifikasi Potensi Dan menggunakan unsur strategi ekowisata.Hasil
Permasaalahan Daya Dukung Lingkungan penelitian menunjukkan bahwa dimensi elemen
Berdasarkan Aspek Daya Dukung Fisik, Daya edukasi ekowisata dan dimensi keputusan
Dukung Ekologis, dan Daya Dukung Sosial Pada kunjungan pada waktu pembelian memiliki
Panti Baron Kabupaten Gunungkidul skor paling rendah jika dibandingkan dengan
Yogyakarta menjelaskan bahwa Predikat Pantai dimensi lain.
Baron sebagai destinasi wisata bahari pada
BEAJ Vol 2 (2) (2022): 61-75 65

Dalam Penelitian Aryunda (2011) dengan karena itu mulai berkembang jenis wisata minat
judul Dampak Ekonomi Pengembangan khusus yaitu desa wisata.
Ekowisata Kepulauan Seribu menerangkan
Berdasarkan penelitian-penelitian
bahwa kegiatan ekowisata menghasilkan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
dampak positif khususnya perkembangan
ekowisata merupakan pariwisata alternative
ekonomi bagi daerah lokalnya. Sedangkan
yang tidak hanya menawarkan destinasi terbaik
penelitian Wardhani dan Mayo (2017) dengan
dan menarik bagi wisatawan lokal maupun
judul Strategi Pengembangan Kawasan
internasional tetapi juga berutujuan untuk
Ekowisata untuk Meningkatkan Jumlah
memberikan nilai edukasi, mengangat nilai
Kunjungan Wisatawan Pulau Sempu
budaya setempat, dan yang terpenting adalah
menjelaskan bahwa suatu kawasan wisata
menjaga kelestarian lingkungan
khususnya wisata alam sebenarnya bisa
hidup.Beberapa penelitian terkait ekowisata di
diinovasi atau bernilai tambah tanpa merusak
Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran hanya
alam yang dapat dikemas menjadi ekowisata.
berfokus pada sektor pariwisata yaitu
Dewi, et al. (2016) melakukan penelitian perkembangan ekowisata dalam rangka
dengan judul Pengaruh Ekowisata Terhadap meningkatkan jumlah pengunjung. Oleh karena
Aktivitas Ekonomi Masyarakat di Pulau Benan itu, penulis menilai bahwa perkembangan
Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga ekowisata di Gunung Api Purba Nglanggeran
Kepulauan Riaumenerangkan. Hasil penelitian juga perlu mengkaji pertumbuhan
menyebutkan bahwa pengembangan ekowisata perekonomian masyarakat setempat.
di Pulau Benan mampu merubah
aktivitasmasyarakat terkait dengan
METODE PENELITIAN
pengembangan ekowisata, sosial, dan
perekonomian. Sedangkan dalam penelitian Penelitian ini menggunakan konsep
Siswanto dan Moeljadi (2015) dengan judul Eco- ekowisata danteori manajemen SDM, nilai
Tourism Development Strategy Baluran National ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.Metode
Park in the Regency of Situbondo East Java, penelitian yang digunakan yaitu penelitian
Indonesia, menjelaskan bahwa Taman Nasional kualitatif dengan metode populasi dan sampel
Baluran di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur- penelitian. Variabel penelitian menggunakan
Indonesia, sangat prospektif untuk definisi operasional variabel yang bertujuan
pengembangan pariwisata berkelanjutan yang untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat & Effendi, 1989) baik kondisi fisik maupun non-
setempat. fisik.Teknik pengumpulan data dalam artikel
ini menggunakan teknik pengumpulan data
Dalam Penelitian Ridlwan, et al. (2017)
primer dan sekunder melalui observasi,
dengan judul Model Pengembangan Ekowisata
wawancara, dokumentasi, dan
dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Lokal
kuisioner.Penulis kemudian menggunakan
menjelaskan bahwa para wisatawan mulai
Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai
menggemari tempat wisata yang tidak hanya
metode analisis yang bertujuan untuk
sekedar menyajikan keindahan alamnya saja
membuat perbandingan berpasangan (pairwise
tetapi lebih kepada interaksi masyarakat, oleh
66 Saripurnadinata, R., Strategi Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai
Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul Yogyakarta

comparisons)( Prajanti, 2013). Perbandingan ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi


dilakukan untuk menentukan susunan strategi masyarakat Kabupaten Gunungkidul dengan
pengembangan potensi Kawasan Ekowisata adaanya pengembangan Ekowisata Gunung Api
Gunung Api PurbaNglanggeran sebagai Purba Nglanggeran.
penunjang pertumbuhan ekonomi warga. Terdapat potensi pariwisata di Desa
Nglanggeran yaitu adanya Gunung Nglanggeran
dan kini lebih dikenal dengan sebutan Gunung
HASIL DAN PEMBAHASAN
Api Purba. Secara fisiografi Gunung Api Purba
Nglanggeran merupakan desa yang secara Nglanggeran terletak di Zona Pegunungan
administratif terletak di Kecamatan Patuk, Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur (Bemmelen,
Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. 1949) atau tepatnya di Sub Zona Pegunungan
Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Baturagung (Baturagung Range) dengan
Nglanggeran memiliki luas 48 ha. Sedangkan ketinggian 700 meter dari permukaan laut dan
wilayah Desa Nglanggeran memiliki luas kemiringan lerengnya curam-terjal (>45%).
762.0990 ha dengan tata guna lahan sebagian Gunung Nglanggeran berdasarkan sejarah
besar digunakan untuk lahan pertanian, geologinya merupakan gunung api purba yang
perkebunan, ladang dan pekarangan. berumur tersier ( Oligo- Miosen) atau 0.6 – 70
Pengembangan Kawasan Ekowisata juta tahun yang lalu. Beberapa potensi destinasi
Gunung Api Purba Nglanggeran diawali oleh Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran yang
Kelompok Pemuda Karang Taruna desa akan dikembangkan yaitu: (1) Wisata Gunung
Nglanggeran sejak tahun 1999, dengan adanya
Api Purba Nglanggeran; (2) Wisata Embung
kesadaran peduli lingkungan bersama
Nglanggeran; (3) Wisata Griya coklat
masyarakat menanam pohon-pohon di area Nglanggeran; (4) Wisata Air terjun Kedung
gunung yang merupakan gunung yang Kandang; dan (5) Wisata Tjurug Talang Purba.
gundul/gersang diantara bongkahan- Dengan menggunakan teknik anaslis data
bongkahan batu pencakar langit. Dengan dengan Analitycal Hierarchy Process (AHP)
berbagai kegiatan aktif dilakukan oleh yaitu untuk memecahkan suatu situasi
kelompok pemuda dan masyarakat selanjutnya
yangkomplek tidak terstruktur kedalam
pemerintah Desa Nglanggeran mempercayakan beberapa komponen dalam susunan yang
pengelolaan lahan seluas 48 Ha untuk dikelola hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang
pemuda (Karang Taruna Bukit Putra Mandiri) pentingnya setiap variabel secara relatif, dan
yang tertuang dalam SK Kepala Desa menetapkan variabel mana yang memiliki
Nglanggeran No.05/KPTS/1999 tertanggal Desa prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil
12 Mei 1999. pada situasi tersebut (Jadiaman, 2019).
Dengan melibatkan masyarakat sekitar Dari data yang dihasilkan oleh
Desa Nglanggeran bertujuan untuk perhitungan Expert Choice dapat diketahui
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di bahwa nilai Inconsistensiy yaitu 0.008 masih
Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta berada dibawah 0.1. Berdasarkan hasil
pengembangan kawasan Ekowisata tersebut perhitungan menunjukkan bahwa
dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat. Pengembangan Pemasaran memiliki nilai
Sehingga terciptanya pendapatan masyarakat paling tinggi dengan bobot 0.489 menjadi
yang meningkat dan merata serta dapat
BEAJ Vol 2 (2) (2022): 61-75 67

prioritas utama dalam menentukan Strategi Digital dengan nilai 0.329 dapat menjadi
Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba alternative kedua berdasarkan kriteria
Nglanggeran Kabupaten Gunungkidul Pengembangan Pemasaran. Alternatif ketiga
Yogyakarta. Kemudian prioritas kedua yaitu yaitu Pengadaan Event Budaya Menarik dengan
kriteria Pengembangan Obyek Wisata yang nilai 0.167 dapat menjadi alternatif pengambilan
memiliki bobot 0.444 menjadi alternatif strategi keputusan berdasarkan kriteria pengembangan
kedua. Selanjutnya diikuti prioritas ketiga yaitu Pemasaran. Alternatif keempat yaitu
criteria Kebijakan Pariwisata yang memiliki Kemudahan ijin UMKM dengan nilai 0.058
bobot 0.067 menjadi alternatif ketiga dalam menjadi solusi terakhir dalam pengambilan
menentukan strategi. keputusan bersarakan pengembangan
Dari ketiga kriteria tersebut dapat pemasaran. Maka kriteria promosi sangat
ditentukan beberapa Sub kriteria, yang pertama menentukan keberhasilan penjualan paket
yaitu Kriteria Pengembangan Pemasaran untuk wisata dan meningkatkan income pada Strategi
menentukan Strategi Pengembangan Ekowisata Pengembangan Kawasan Ekowisata Gunung
Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai Api Purba Nglanggeran Kabupaten
Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di gunungkidul Yogyakarta.
Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Sub Dari data yang dihasilkan dari
Kriteria Pengembangan Pemasaran yaitu : (a) perhitungan AHP menggunakan Aplikasi Expert
Peningkatan promosi paket wisata; (b) Choice 11 dapat diketahui bahwa nilai
Pengadaan Event budaya yang menarik; (c) Inconsistency sebesar 0.06. Perolehan alternatif
Kemudahan ijin usaha bagi UMKM; (d) paling tinggi yaitu perbaikan akses ke Obyek
Kerjasama dengan penyedia layanan Digital Wisata dengan perolehan nilai 0.410. Kriteria
Sub kriteria kedua yaitu Pengembangan perbaikan akses ke Obyek Wisata tersebut
Obyek Wisata meliputi: (a) Penambahan dapat menjadi kriteria utama dalam
fasilitas penunjang; (b) Penambahan destinasi pengambilan keputusan berdasarkan kriteria
wisata; (c) Perbaikan akses ke obyek wisata; (d) pengembangan Obyek Wisata.Kriteria yang
Pengembangan transportasi wisata. kedua yaitu kriteria penambahan destinasi
Sub kriteria ketiga yaitu Kebijakan wisata dengan nilai 0.298. Kriteria penambahan
Pariwisata Meliputi: (a) Peningkatan layanan destinasi wisata tersebut dapat menjadi
Pariwisata; (b) Perbaikan lahan parkir disetiap alternatif kedua dalam pengambilan
obyek; (c) Pengembangan jalur transportasi keputusanberdasarkan kriteria pengembangan
umum; (d) Penambahan fasilitas ibadah Obyek Wisata.
(Musholla) Kriteria ketiga yaitu pengembangan
Dari data yang dihasilan oleh perhitungan transportasi wisata dengan nilai 0.232. Kriteria
AHP menggunakan Expert Choice 11 diketahui pengembangan transportasi wisata tersebut
bahwa Peningkatan Promosi Paket Wisata dapat menjadi alternatif ketiga dalam
memiliki prioritas tertinggi dengan nilai 0.446 pengambilan keputusanberdasarkan kriteria
sehingga dapat dijadikan prioritas utama dalam pengembangan Obyek Wisata. Kriteria keempat
pengambilan keputusan berdasarkan kriteria yaitu Penambahan fasilitas penunjang dengan
Pengembangan Pemasaran. Alternatif kedua perolehan nilai 0.06. Kriteria penambahan
yaitu Kerjasama dengan penyedia layanan fasilitas penunjang tersebut dapat menjadi
68 Saripurnadinata, R., Strategi Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai
Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul Yogyakarta

alternatif ketiga dalam pengambilan wisata dapat dimanfaatkanmasyarakat untuk


keputusanberdasarkan kriteria pengembangan tujuan melayani wisatawan.
Obyek Wisata.
Dalam kriteria pengembangan Obyek
KESIMPULAN
Wisata, kriteria perbaikan akses ke Obyek
Wisata merupakan peranan penting untuk Ekowisata Gunung Api Purba
kelancaran berwisata. Menurut Kalebos (2016) Nglanggeran memiliki potensi yang cukup
dalam penelitiannya mengungkapkanbahwa banyak untuk dikembangkan sehingga dapat
aksesibilitas yang termasuk dalam kualitas meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi di
produk wisata merupakanvariabel yang Kabupaten Gunungkidul Propinsi Yogyakarta.
berpangaruh terhadap kepuasan wisatawan. Pertumbuhan ekonomi dapat meningkat
Dari data yang dihasilkan dari karena banyaknya wisatawan yang datang
perhitungan AHP menggunakan Aplikasi Expert sehingga peran serta warga sekitar Gunung Api
Choice 11 dapat diketahui bahwa nilai Purba Nglanggeran untuk menambah
Inconsistency sebesar 0.06. Dari hasil yang pendapatan warga Desa Nglanggeran dapat
diperoleh dalam perhitungan AHP berdasarkan berjalan sesuai yang diharapkan.
kriteria kebijakan pariwisata tertinggi yaitu Pengembangan potensi tersebut harus
kriteria pengembangan jalur transportasi mempertimbangkan beberapa kriteria strategi
umum dengan nilai sebesar 0,480.Kriteria agar tercapai pengembangan yang maksimal.
pengembangan jalur transportasi umum dapat Kriteria strategi yang ditentukan yaitu kriteria
menjadi alternatif utama dalam pengambilan kebijakan pariwisata, kriteria pengembangan
keputusan berdasarkan kriteria kebijakan obyek wisata, kriteria pengembangan
Pariwisata. Kriteria kedua tertinggi yaitu pemasaraan.
penambahan fasilitas ibadah (Musholla) dengan Dalam kriteria kebijakan pariwisata dapat
nilai 0.247. Kriteria tersebut dapat menjadi diketahui alternatif strategi yaitu peningkatan
alternatif kedua dalam pengambuilan layanan pariwisata, perbaikan lahan parkir,
keputusan berdasarkan kriteria kebijakan pengembangan jalur transportasi umum,
pariwisata. penambahan fasilitas ibadah. Dari keempat
Kriteria ketiga yaitu Perbaikan lahan alternatif strategi tersebut sesuai dengan hasil
parkir dengan perolehan nilai 0.182. Kriteria penelitian dapat diketahui urutan tertinggi
perbaikan lahan parkir dapat menjadi alternatif untuk pengembangan Ekowisata yaitu kriteria
ketiga dalam kriteria kebijakan pengembangan jalur transportasi umum.
pariwisata.Kriteria keempat yaitu peningkatan Kriteria strategi yang kedua yaitu kriteria
layanan pariwisata dengan nilai 0.092. Kriteria pengembangan obyek wisata.Potensi
peningkatan layanan pariwisata menjadi pengembangan obyek wisata dapat dilakukan
alternatif terakhir dalam kriteria kebijakan karena banyaknya potensi destinasi pariwisata
pariwisata.Pada kriteria tertinggi kebijakan yang ada di Desa Nglanggeran Kabupaten
pariwisata yaitu pengembangan jalur Gunungkidul.Dalam kriteria kebijakan
transportasi umum merupakan alternatif utama pariwisata dapat diketahui alternatif strategi
dalam pengambilan keputusan secara yaitu penambahan fasilitas penunjang,
hirarki.Keberadaan alat transportasi di destinasi penambahan destinasi wisata, perbaikan akses
ke obyek wisata, dan pengembangan
BEAJ Vol 2 (2) (2022): 61-75 69

transportasi wisata.Dari keempat alternatif wisata, menjaga ciri khas kebudayaan yang ada
strategi tersebut sesuai dengan hasil penelitian sehingga menjadi icon utama pada pariwisata
dapat diketahui urutan tertinggi untuk di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, selalu
pengembangan ekowisata yaitu perbaikan melibatkan peran serta masyarakat sekitar
akses ke obyek wisata. Kriteria strategi tersebut sehingga pertumbuhan perekonomian di
akan meningatkan pariwisata sehingga dapat Kabupaten Gunugkidul Yogyakarta semakin
meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan meningkat, dan meningkatkan promosi kepada
ekonomi warga Desa Nglanggeran. masyarakat dengan berbagai media agar lebih
Kriteria strategi yang ketiga yaitu kriteria dikenal dan menjadi destinasi utama pariwisata
pengembangan pemasaran. Kriteria di Gunungkidul Yogyakarta.
pengembangan pemasaran sangat berpengaruh
untuk menarik wisatawan dari berbagai DAFTAR PUSTAKA
darerah bahkan luar negeri. Dalam kriteria Afridhal. M. (2017). Strategi Pengembangan
pengembangan pemasaran dapat diketahui Usaha Roti Tanjong Di Kecamatan
berbagai alternatif strategi yaitu peningkatan Semalanga Kabupaten Bireuen.
Fakultas Pertanian Universitas
promosi paket wisata, kerjasama dengan
Almuslim. Jurnal S. Pertanian, 1(3), 223-
penyedia layanan digital, pengadaan event 233.
budaya menarik, dan kemudahan ijin bagi Alyas., Rakib. M. (2017). Strategi
UMKM. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil,
Dari keempat alternatif strategi tersebut Dan Menengah Dalam Penguatan
sesuai dengan hasil penelitian dapat diketahui Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus Pada
urutan tertinggi untuk pengembangan Usaha Roti Maros Di Kabupaten
Maros). Sekokah Tinggi Ilmu Ekonomi
ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran
Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.
sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi Jurnal Sosiohumaniora, 19(2), 114-120.
Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta yaitu Ali. M., Muslich. T., & Kesuma. P. W. (2020).
peningkatan promosi paket wisata. Adapun Strategi Pengembangan Ekowisata
saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini Bahari Pantai Utara Jawa Timur di Desa
sebagai berikut: selalu menjaga kelestarian Tunggul Kecamatan Paciran Kabupaten
cagar alam dan budaya yang ada, agar tetap Lamongan. Fakultas Perikanan
Universitas Islam Lamongan. Jurnal
menjadi destinasi wisata utama yang berada di
Riset Perikanan dan Kelautan, 2(2).
Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, Andajani. E., Widjaja. F. N., & Prihatiningrum.
memberikan saran kepada pengurus apabila A. E. (2017). Pengembangan Potensi
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan Desa Wisata melalui Analisa SWOT Di
mengenai destinasi pariwisata agar pengunjung Kecamatan Kalitidu Bojonegoro. Jurnal
dapat berwisata dengan nyaman dan aman, Seminar Nasional dan gelar Produk
UMM. No 909-915.
berperan serta dalam mempromosikan
Ardiansyah. I. (2019). Ecoturism Development
Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Strategy at Situ Gede Bogor. Hospitality
kepada masyarakat agar semakin dikenal oleh and Tourism Study Program. Bunda
masyarakat luas, selalu meningkatkan Mulia University. ISBN 978-623-91018-
pelayanan terhadap pengunjung dengan 0-0.
menambah fasilitas dan potensi destinasi
70 Saripurnadinata, R., Strategi Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai
Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul Yogyakarta

Ariani., Utomo. M. N. (2017). Kajian Strategi Objek Wisata Sea World Indonesia.
Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Buletin Ekonomi Perikanan. 6(2):86-
Menengah (UMKM) Di Kota Tarakan. 102.
Fakultas Ekonomi Universitas Borneo David, F.R. (2001). Manajemen Strategis
Tarakan, Tarakan, Indonesia. Jurnal Konsep. Edisi Ketiga. I.S. Budi,
Organisasi dan Manajemen, 13(2). penerjemah; S. Rahoyo, editor. Salemba
Arismiyanti. N. K. (2015). Development Empat, Jakarta. Terjemahan dari
Strategy of Sustainable Marine Strategic Management Concepts.
Ecoturism In Indonesia. Faculty Of Departemen Kehutanan. 1989. Kamus
Turism. Udayana University. ASEAN Kehutanan. Departemen Kehutanan RI.
Journal on Hospitality and Tourism, 15, Dephut, Jakarta.
118 – 138. Decently., Soeprobowati. T. R., Muhammad. F.
Aryunda. H. (2011). Dampak ekonomi (2014). The Lakes Ecotourism Potency
Pengembangan Kawasan Ekowisata in Kamipang Region, Central
Kepulauan Seribu. Magister Rancang Kalimantan. Journal of Biology &
Kota Institut Teknologi Bandung. Jurnal Biology Education. Universitas Negeri
Perencanaan Wilayah dan Kota, 22(1), 1- Semarang. Biosaintifika.Vol 6.2.3104.
16.
Aspiany., Anggoro. S., Purwanti. F., Gunawan. Delita. F., Elfayetti., Sidauruk. T. (2012).
B. I. (2019). Strategies for sustainable Analisis SWOT untuk Strategi
ecotourism development in the marine Pengembangan Obyek Wisata
waters of Bontang City, Indonesia. Pemandian Mual Mata Kecamatan
Faculty of Fisheries and Marine Science, Pematang Bandar Kabupaten
Mulawarman University, Samarinda, Simalungun. Pendidikan Geografi
Indonesia. AACL Bioflux, 12 (5). Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Bahtiar. E. (2020). SWOT Analysis of the Medan. Jurnal Geografi, Vol 9 No 1.
Mempawah Regency Baznas Djafar. M., Faisal. M. (2019). Strategi
Development Strategy in Collecting Pengembangan Ekowisata Karst Di
Zakat Funds. Institut Agama Islam Dusun Rammang-Rammang Maros
Negeri Pontianak, Indonesia. Journal of Sulawesi Selatan. Universitas Muslim
Islamic Law, 1(1). Maros. Jurnal Penelitian Kehutanan.
Bali. A., Monavari. S. M., Riazi. B., Khorasani. Vol 2 No 1.
N., Zarkesh. M. M. K. (2015). A Sapital Echdar. S. (2015). Human capital development
Decision Support System For Ecoturism strategy on go-public manufacturing
Development In Caspian Hyrcanian companies in Indonesia. Journal of
Mixed Forests Ecoregion. Faculty of the Economics, Business, and Accountancy
Environmental and Energy Tehran Ventura. Vol. 18, No. 1, April 2015, pages
Science and Recearch Branch. Islamic 103 – 120.
Azad University. Tehran-Iran. Vol 21, P Ermaya. S. K., Darna. N. (2019). Strategi
340-353. Pengembangan Bisnis Dengan
Candrea. A. N., Stanciu. P. (2014). Ecoturism Pendekatan Business Model Canvas
Development Strategies In The Retezat (Studi Kasus: Industri Kecil Kerupuk).
National Park. University, Brasov, Fakultas Ekonomi Universitas Galuh.
Roman. Journal Of Turism, No 6. Jurnal Business Management And
Enterpreneurship, Vol.1, No.3.
Darmaningsih, P. Nurhayati dan A. Fatchiya. Febriyanti. Novi., Ihsani. A. F. A. (2019).
(2006). Tingkat Kepuasan Pengunjung Development Strategy of Human
BEAJ Vol 2 (2) (2022): 61-75 71

Resource Management For Millennial Ekowisata, Institut Pertanian Bogor.


Generation. Universitas Islam Negeri Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi
Sunan Ampel, Surabaya, Indonesia. Kehutanan Vol. 14 No.1, 2017 : 39-56.
AFEBI Management and Business. Hastutuik. T. P., Novitaningtyas.I., (2021). Ana
Vol.04 No.02. Batik Magelang’s Business
Firmansyah. (2018). Desa Wisata Nglanggeran Development Strategy Based on SWOT
Sebagai Destinasi Wisata Berbasis and Business Model Canvas.
Ekowisata Di Yogyakarta. International Journal of Marketing nad
SekolahTinggi Pariwisata Ambarukmo Human Resource Recearch. Vol 2, No 4.
Yogyakarta. Jurnal Domestic Case Study Hidayat.S. (2016). Strategi Pengembangan
STPA. Ekowisata Di Desa Kinarum Kabupaten
Ginting, Y, Dharmawan, A.H., Sekartjakrarini, Tabalong. Dinas Kehutanan Kabupaten
S. (2010). Interaksi komunitas lokal di Tabalong, Kalimantan Selatan. Jurnal
taman nasional gunung leuser, studi Hutan Tropis, Vol 4 No. 3.
kasus kawasan ekowisata tangkahan, Hijriati, E., Mardiana, R. (2014). Pengaruh
Sumatera Utara. Jurnal Transdisiplin ekowisata berbasis masyarakat
Sosiologi (Sodality). Dikutip 19 terhadap perubahan kondisi ekologi
November 2020; 4(1):39-58. Diunduh sosial dan ekonomi di Kampung
dari: Batusuhunan, Sukabumi. Jurnal
Handayani. S., Ariska. Y. I. (2020). Potensi Sosiologi Pedesaan. Dikutip 4
Kawasan Ekowisata dan Strateghi Desember 2020; 2(3):146-159. Dapat
Pengembangan Pantai Pandan Wangi diunduh dari:
Di Kabupaten Muko-Muko Propinsi Hijriati. E., Mardiana. R. (2014). Pengaruh
Bengkulu. Fakultas Ekonomi ekowisata Berbasis Masyarakat
Universitas Dehasen Bengkulu. Jurnal Terhadap Perubahan Kondisi Ekologi,
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Vol Sosial, dan ekonomi Di Kampung
4, No 4. Batusuhunan Sukabumi. Departemen
Hanum. F., Dienaputra. R. D., Suganda. D., Sains Komunikasi dan Pengembangan
Muljana. B. (2021). Strategi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Pengembangan Potensi Ekowisata Di Institut Pertanian Bogor. Jurnal
Diesa Malatisuka. Program Studi Sosiologi Pedesaan, Vol. 02, No. 03.
Magister Pemasaran Pariwisata Ihshani, D. W. (2005). Analisis Kepuasan
Berkelanjutan, Pascasarjana Universitas Konsumen Terhadap Atribut Wisata
Padjajaran. JUMPA Vol 8, No 1. Cangkuang Garut. Skripsi Sarjana.
Hardiyanto. A., Soejanto. I., Berlianty. I. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Analisis Strategi Pembangunan Desa Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wisata Di Sentra Pengrajin Keris. Ismail, A., Nuva, dan S. R. Pervito. (2011).
Jurusan Teknik Industri Fakultas Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi
Teknik Industri Universitas Taman Wisata Waduk Selorejo Sebagai
pembangunan Nasional “Veteran” Tempat Rekreasi dengan Metode Biaya
Yogyakarta. Jurnal Optimasi Sistem Perjalanan. Jurnal Ekonomi
Industri. Vol 11 No.1. Lingkungan. 15(1):69-90.
Haris. M., Soekmadi. R., Arifin. H, S. (2017). Jamalina. I. A., Wardani. D. T. K. (2017).Strategi
Potensi Daya Tarik Ekowisata Suaka Pengembangan Ekowisata Melalui
Margasatwa Bukit Batu Kabupaten Konsep Community Based Turism
Bengkalis Provinsi Riau. Departemen (CBT) dan Manfaat Sosial dan Ekonomi
Konservasi Sumber Daya Hutan dan Bagi Masyarakat Di Desa Wisata
72 Saripurnadinata, R., Strategi Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai
Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul Yogyakarta

Nglanggeran Patuk Gunungkidul. Kusuma. M., Bachri. A. A., Sompa. A. T. (2022).


Fakultas Ekonomi Universitas Population Based E-Government
Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Development Strategy in Balangan
Ekonomi & Studi Pembangunan, Vol 18, District. Jourbal Of Development
No 1. 71-85. Studies. Universitas Lampung
Jamil. R. S., Waluya. B. (2016). Pengaruh Mangkurat, Banjarmasin. Vol. 1, No. 1,
Elemen Ekowisata Terhadap Keputusan Pages. 63-76.
Berkunjung Wisatawan Ke Taman Kusumastuti. A. H., Pamungkas. A. (2018).
Hutan Raya IR. H. Djuanda. Identifikasi Potensi dan Permasalahan
Departemen Pendidikan Geografi, Daya Dukung Lingkungan Berdasarkan
FPIPS, UPI. Jurnal Pendidikan Geografi, Aspek Daya Dukung Fisik Daya Dukung
Vol 16, No 1. Ekologis dan Daya Dukung Sosial pada
Junaedi. I. W. R., Wijaya. P. A. D., Mertayasa. I. Pantai Baron Kabupaten Gunungkidul
G. A., Wiratanaya. G. N., Sumartana. I. Yogyakarta. Departemen Perencanaan
M. (2021). Strategi Pengembangan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil
Ekowisata Mangrove Di Taman Hutan dan Perencanaan Institut Teknologi
Raya Ngurah Rai Kota Denpasar Bali. Sepuluh Nopember. Jurnal Teknik ITS,
Program Studi Manajemen Fakultas Vol. 7, No. 1.
Ekonomi dan Bisnis Universitas Ngurah Lelloltery. H., Hitipew. J. C., Sahureka. M.
Rai, Badung, Bali. Jurnal Ilmiah (2020). Strategi Pengembangan
Manajemen Ekonomi Akuntansi, Vol 5, Ekowisata Berbasis Masyarakat Di
No.1. Hutan Lindung Gunung Sirimau Kota
Junaid. I. (2018). Penguatan Moda Transportasi Ambon. Jurusan Kehutanan Fakultas
Lokal dalam Mendukung Kabupaten Pertanian Universitas Pattimura. Jurnal
Pulau Morotai Sebagai Destinasi Wisata Hutan Tropis, Vol 8 No.1.
Unggulan. Politeknik Pariwisata Mahardana. D. G., Zulkifli. D., Sabariyah. N.
Makassar. Jurnal Wilayah dan (2020). Strategi Pengembangan
Lingkungan, Vol 7 No 1, 14-25. Ekowisata Mangrove Di Propinsi Bali.
Karlina.E. (2015). Strategi Pengembangan Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Ekowisata Mangrive Di kawasan Pantai Buletin JSJ, Vol 2 No. 2.
Tanjung bara Kutai Timur Kalimantan Mardani. A., Purwanti. F., Rudiyanti. S. (2017).
Timur. Pusat Penelitian dan Strategi Pengembangan Ekowisata
Pengembangan Hutan Bogor. Jurnal Berbasis Masyarakat Di Pulau
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, Pahawang Propinsi Lampung. Fakultas
Vol 12 No 2. Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Karsudi., Soekmadi.R., Kartodiharjo. H. (2010). Universitas Diponegoro. Jurnal
Strategi Pengembangan Ekowisata di Maquares Vol 6, No 1, 1-9.
Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Maulana. I., Aprianto. M. C. (2018). Strategi
Papua. Departemen Konservasi Sumber Pengembangan Ekowisata Berbasis
Daya Hutan dan Ekowisata, Institut Ekonomi Kearifan Lokal: Sebuah Kasus
Pertanian Bogor. Artikel Ilmiah JMHT, Di Kampung Tajur Purwakarta. Sekolah
Vol XVI, (3): 148-154. Tinggi Teknologi DR. KHEZ Muttaqien.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9 No.1.
Indonesia. (2012). Dampak Ekonomi Maulana. Y. Usulan Pengembangan Ekowisata
Mikro Berdasarkan Neraca Satelit Jayagiri Berbasis Masyarakat Lokal.
Pariwisata Nasional Tahun 2006 - 2010. BINUS University. Jurnal Hospitality
dan Pariwisata, Vol. 2 No. 2.
BEAJ Vol 2 (2) (2022): 61-75 73

Maulidah. F. L., Oktafia. R. (2020). Strategi Manajemen Resort dan Leisure, Vol.14,
Pengembangan Usaha Kecil Dan Mikro No.1.
Serta Dampak Kesejahteraan Padmowati. R. D. L. E. (2009). Pengukuran
Masyarakat Desa Kweden Kecamatan Index Konsistensi Dlaam Proses
Tarik Kabupaten Sidoarjo (Menurut Pengambilan Keputusan Menggunakan
Pandangan Maqashid Syariah). Fakultas Metode AHP. Jurusan Teknik
Agama Islam, Universitas Informatika, Universitas Katolik
Muhammadiyah Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Parahyangan Bandung. Jurnal Seminar
Ekonomi Islam, Vol.6, No.3. Nasional Informatika UPN, ISSN: 1979-
Muhtarom. A., Iskandar. (2018). Strategi 2328.
Pengembangan Program Ekowisata Papera. J. M., Likumahua. D., Ismail. R. S.,
Kabupaten Lamongan Jawa Timur. (2021). Development Strategy For Micro
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Small Business (Umk) During The
Lamongan.Jurnal PETA Vol 3, No.2. Covid-19 Pandemic In Maluku Province.
Muis. A. A., Sumarmi., Astina. I, K. (2016). Maluku Indonesian Christian
Strategi Pengembangan Ekowisata University. Media Trend 17 (2), P 259-
Bahari Sebagai Sumber Belajar Geografi 274.
Pariwisata. Pendidikan Geografi, Parmawati. R., Imaniyah. R., Rokani. L. E.,
Pascasarjana Universitas Negeri Rajaguni. M. I., Kurnianto. A. S. (2018).
Malang. Jurnal Pendidikan, Vol 1, No 11, Ecotourism Development Strategy of
2178-2188. Bukit Jaddih Karst, Madura. J. Ind. Tour.
Murianto., Masyhudi. L. (2018). Strategi Dev. Std., Vol.6, No.2.
Pengembangan Ekowisata Berbasis Purnomo. A. M. (2020). Pemberdayaan Sosial
Masyarakat Lokal Di Teluk Seriwe Dalam Pengembangan Ekowisata Di
Lombok Timur. Sekolah Tinggi Pekon Kiluan Negri Kabupaten
Pariwisata Mataram. Media Bina Ilmiah, Tanggamus Propinsi Lampung. Sekolah
Vol 13, No.2. Tinggi Pariwisata Bogor. Jurnal Desain
Nejad. F.R., Nejad. H. R., Koohpayehc, M., dan Industri Kreatif, Vol 1, No.1.
Dehgani. M., Ghafari. M., Mirzadi. M., Purwono. J., Sugyaningsih. S., Putri. R. T. (2015).
R. (2014). Strategic Management of Strategi Pengembangan Bisnis Rumah
Ecotourism Using AHP Method (Study Tempe Indonesia Di Kota Bogor
Case: Qeshm Island). International Propinsi Jawa Barat. Fakultas Ekonomi
SAMANM Journal of Finance and dan Manajemen IPB. Jurnal Neo-Bis,
Accounting. Vol. 2, No. 2. Vol.9, No.1.
Nuralam, Walangitan, H.D., Langi, M.A. (2015). Puspitasari. A. T., Widiyanto. (2015).
Evaluasi efektivitas pengelolaan taman Development Strategy of Lanting Small
wisata alam batuputih dan dampaknya Industry. Universitas Negeri Semarang.
terhadap pendapatan masyarakat. Dinamika Pendidikan, 10(2), 134-145.
Jurnal EMBA. Dikutip 4 Desember 2020 Qodriyatun, S.N. (2015). Pengabaian negara
; 3(3):660-671. Dapat diunduh dari: atas hak hidup masyarakat adat. Jurnal
Oistiya. O., Turgarini. D., Sudono. A. (2017). Info Singkat. Dikutip 29 September
Strategi Pengembangan Bisnis Dalam 2021; VII(6):9-12. Dapat diunduh dari:
Upaya Peningkatan Penjualan Di Café Ridlwan. M. A., Muchsin. S., Hayat. (2017).
District 29. Fakultas Pendidikan Ilmu Model Pengembangan Ekowisata dalam
Pengetahuan Sosial, Universitas Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Pendidikan Indonesia. Jurnal Lokal. Universitas Islam Malang,
74 Saripurnadinata, R., Strategi Pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai
Penunjang Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul Yogyakarta

Indonesia. Jurnal Politik Indonesia, Vol http://jurnal.uii.ac.id/index.php/jurnal


2(2), 141-158. -fakultas-
Riyanto., Hamzari., Golar.(2014). Analisis hukum/article/viewFile/33/1839
Pembangunan Ekowisata Di Kawasan Triyawan, A., Carolina, R. (2018). Analysis of
Taman Hutan Raya Berbasis Sistem halal tourism development strategy in
Informasi Geografis(Studi Kasus Para East Java Province. Journal of Islamic
Blok Pembangunan Wisata Ngata Baru Economics Lariba. Universitas Islam
Kabupaten Sigi). Fakultas Kehutanan, Indonesia. Vol 4, Iss 1, PP 27-35.
Universitas Tadulako. Junnal Warta Umam. C. (2019). Strategi pengembangan
Rimba, Vol 2, No 1. Ekowisata Bahari Di Pulau Tunda.
Siscawati, M. (2014). Pertarungan penguasaan Universitas Banten Jaya. Jurnalis Vol. 2,
hutan dan perjuangan perempuan adat. No.1.
Wacana Jurnal Transformasi Sosial. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10
[Dikutip 19 Oktober 2020]; XVI(33):159- Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
197. Untari. D., Fajariana. D. E., Ridwan. M. (2019).
Siswanto. A., Moeljadi. (2015). Eco-Tourism Preparing The ASEAN Economic
Development Strategy BaluranNational Community (MEA) With The
Park in the Regency of Situbondo, East Development Strategy Of Small And
Java, Indonesia. Economic & Business Medium Enterprises (UMKM) To Get
Faculty, Brawijaya University. Business Credit In Keluarahan
International Journal of Evaluation and Cibadiyut Bandung. International
Research in Education. (IJERE) Vol.4, Journal of Economics, Business and
No.4, December2015, pp. 185-195. Accounting Research (IJEBAR). Vol-3,
Suarthana, I.K.P. (2011). Ekowisata Issue-3.
meningkatkan sosial ekonomi Waranatha. A. S. (2015). Sustainable
masyarakat (sebuah studi di Taman Development Strategy For Ecotourism
Nasional Tanjung Puting Kalimantan). at Tangkahan, North Sumatera.
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi. Udayana University, Bali. E-Journal of
Dikutip 4 Desember 2020; 16(2):24-33. Tourism Vol.2. No.1. (2015): 1-8.
Dapat diunduh dari: Wardhani. J. V. B., Mayo. R. (2017). Strategi
http://www.triatmamulya.triatma- Pengembangan Kawasan Ekowisata
apindo.ac.id/ojs/index.php/JMNA/artic Untuk Meningkatkan Jumlah
le/viewFile/24/25 Kunjungan Wisatawan. Universitas
Subagiarta, I.W. (2015). Vircous circle Katolik Widya Karya. Jurnal
economics adat suku Tengger di Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 5,
Kabpaten Probolinggo. Jurnal ISEI No.2.
Jember. Dikutip 18November 2015; Warner, M., Robinsin, J., Heal, B., Lloyd, J.,
5(3):1-18. Dapat diunduh dari: O’Connell, P., Rose, L. (2020). A
Sumardiani L. Tidak ada tahun. Masyarakat comprehensive sport for development
adat: keberadaan, hak dan tuntutan. strategy using collaborative
Konflik Sosial Kehutanan. Dikutip 4 partnerships to facilitate employment
Desember 2020; 232-248. Dapat among youth facing barriers. MLSE
diunduh dari: Launchpad, Wilfrid Laurier University.
SyamsudinM. (2008). Beban masyarakat adat Vol 8, Issue 15.
menghadapi hukum negara. Jurnal Wijayanti P, Novianti T, Hastuti. (2008).
Hukum. Dikutip 20 Oktober 2020; Analisis ekonomi dan strategi
15(3):338-352. Dapat diunduh dari: pengelolaan ekowisata (studi kasus
BEAJ Vol 2 (2) (2022): 61-75 75

Kawasan Wisata Gunung Salak Endah Pertanian Indonesia. Dikutip 4


Kabupaten Bogor). Jurnal Ilmu Desember 2020; 13(3):173-181.

Anda mungkin juga menyukai