Anda di halaman 1dari 21

Studi Al Qur’an dan

Perkembangannya
Landung Aditya Nugroho
Abid Abillah Wahono
Angga Andika Pratama
pengertian studi al-qur’an
Studi Al-Qur'an merupakan tarjamah dari kata 'Ulum al- Qur'an, biasa
diartikan dengan kajian-kajian yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
terdiri dari dua kata; yaitu 'Ulum dan al-Qur'an. Kata 'Ulum adalah
bentuk jamak dari ilm. Ilmu berarti faham dan mengetahui
(menguasai). juga mengandung makna persoalan yang beraneka
ragam yang disusun secara ilmiah." Al-Qur'an adalah kalam atau
firman Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. melalui malaikat Jibril a.s. dan pembacaannya
merupakan suatu ibadah. Dengan demikian, maka ungkapan 'Ulum
al-Qur'an (Studi Al-Qur'an) dapat berarti pengetahuan-pengetahuan
(segala ilmu) yang disajikan secara ilmiah yang berhubungan dengan
Al-Qur'an. juga bermakna segala ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan Al-Qur'an, baik yang berkaitan dengan segala yang ada dalam
Al-Qur'an maupun segala hal yang berada di seputar Al-Qur'an.
definisi ULUM aL-’QURAN
(STUDI AL-QUR’AN)

Al-Zarqani Manna Al-Qattan


Beberapa pembahasan (kajian- Ilmu yang membahas hal-hal yang
kajian) yang berhubungan berhubungan dengan Al-Qur'an dari
dengan Al-Qur'an yang mulia dari segi pengetahuan tentang sebab-sebab
segi turunnya, urut urutannya, turunnya, pengumpulan dan urut-
pengumpulannya penulisannya, urutannya, pengetahuan tentang
bacaannya, penafsirannya, makki dan madani, nasikh dan
kemukjizatannya, nasikh mansukh, muhkam dan mutasybih dan
mansukh, dan hal-hal-lain yang ada hubungannya
dengan al-Qur'an
ruang lingkup studi al-qur’an
Ulum Al-Qur’an adalah suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang sangat luas, yakni semua ilmu yang ada
pembahasanya tentang Al-Qur’an. Sebagian ulama mengatakan bahwa
objek kajian ulum Al-Qur’an itu luasnya tak terbatas. Al-Suyuti penulis
buku al-itqan fi ulum al-Qur’an memasukkan astronomi, ilmu ukur,
kedokteran dan sebagainya kedalam pembahasan ulum Al-Qur’an.
Pendapat para ahli

Al-Sayuti Ash-Shiddqie
al-suyuti
Al-Suyuti penulis buku al-itqan fi ulum al-Qur’an memasukkan astronomi,
ilmu ukur, kedokteran dan sebagainya kedalam pembahasan ulum Al-
Qur’an.selain itu, dia mengutip pendapat Abu Bakar ibn al-Arabi yang
mengatakan bahwa ulum Al-Qur’an terdiri dari 77.450 ilmu.didasarkan
jumlah kata terdapat dalam Al-Qur’an yang mengandung makna zahir-
batin dan terbatas-tak terbatas. perhitungan itu hanya dilihat dari sudut
kata-katanya. Jika dilihat dari sudut hubungan kalimat-kalimatnya, maka
jumlahnya menjadi tak terhitung.
Ash-Shiddiqie
Auqat al-Nuzul, Mawatin al-Nuzul,Asbab al- Lafal Al-Qur’an, yaitu tentang lafal gharib,
Nuzul,dan Tarikh al-Nuzul mu’rab, majaz, isti’aroh, dan tashbih

sanad,meliputi hal- hal yang menyangkut sanad


mutawair, ahad, syad. Bentuk-bentuk qiraat Makna-makna Al-Qur’an yang berhubungan
Nabi, para perawi dan penghafal Al-Qur’an Serta dengan hukum
cara penerimaan riwayat

qiraah (cara membaca Al-Qur’an), mencakup Makna-makna Al-Qur’an yang berhubungan


waqaf, ibtida’, imalah, mad,tahfif (meringankan)
dengan lafal
hamzah dan idgha.
bahasan keilmuan :

ilmu Riwayah, yaitu ilmu-ilmu Ilmu dirayah, yaitu ilmu-ilmu


yang hanya dapat diketahui yang dapat diketahui melalui
melalui jalan riwayah atau jalan aka, yakni perenungan,
naql, seperti bentuk-bentuk berfikir dan penyelidikian,
qiraat, tempat-tempat seperti mengetahui pengertian
turunya, waktu-waktu lafal gharib, ilmu munasabah,
turunnya dan sebab-sebab muhkam mutasyabih, dan
turunnya Ql-Qur’an. lainnya.
pertumbuhan dan perkembangan
ulum Al-qur’an
Pada masa Rasul saw. Dan para sahabat, pemerintahan Abu
Bakar dan dan umar adalah orang-orang Arab asli yang dapat
merasakan struktur bahasa Arab yang tinggi dan mampu
memahami isi Al-Qur’an. jika mereka menemukan kesulitan
dalam memahami ayat-ayat tertentu, mereka dapat
menanyakan langsung kepada Rasul saw.
Faktor yang menyebabkan ulum
al-qur’an belum dibukukan
Kondisinya belum membutuhkan karena
kemampuan mereka yang besar untuk memahami
Al-Qur’an

Para sahabat sedikit sekali yang pandai menulis.

Adanya larangan dari Rasul Muhammad saw. untuk


menuliskan selain Al-Qur’an.
masa usman bin affan
Pada masa Usman bin Affan menjadi khalifah, wilayah islam
bertambah luas. Tidak hanya terdiri dari bangsa Arab asli saja,
tetapi bangsa yang mungkin tidak mengerti bahasa arab mulai
memeluk islam. Dikhatirkan terjadinya perpecahan di kalangan
kaum muslimin karena perbedaan bacaan Al-Qur’an. Khalifah
Usman mngambil tindakan penyeragaman tulisan Al-Qur’an yang
kemudian disebut Mushfaf Usman. Dengan terlaksanakan
tindakan tersebut, maka Usman telah meletakan suatu dasar
ulum Al-Qur’an yang disebut Rasm al-Qur’an atau lebih populernya
disebut Rasm al-Usmani
masa khalifah ali bin abi talib
Pada masa peerintahan Khalifah Ali bin Abi Talib
kebanyakan orang tidak mengrti bahasa Arab, ilmu nahwu-
saraf (kedudukanya kata-kata dalam suatu kalimat
konjugasi kata). Waktu itu tulisan Al-Qur’an tidakn ada
harakat, huruf-hurufnya belum ada titik-titiknya dan tanda-
tanda lain yang memudahkan bagi pembacanya. Karena
itu,Khalifah Ali memerintahkan kepada Abu al-Aswad Duali
untuk menyusun bahasa Arab dari pencemaran dan
menjaga Al-Qur’an dari keteledoran pembacanya. atas dasar
itulah Khalifah Ali dianggap sebagai perintis lahirnya ilmu
Nahwu dan I’rab Al-Qur’an
ABAD PERTAMA HIJRIYAH

Pada abad pertama hijriyah penyebaran ilmu-ilmu Al-Qur’an


dilakukan melalui jalan periwayatan dan pengajaran secara
lisan, tidak melalui tulisan atau catata.Adapun tokoh-tokoh
yang paling berjasa bagi lahirnya ilmu-ilmu Al;Qur’an, seperti
ilmu asbab al-nuzul, ilmu nasik mansukh, ilmu gharib Al-
Qur’an, ilmu Tafsir dan lain-lain.
dari kalangan dari kalangan dari kalangan
sahabat lai-lakinya sahabat perempuan sahabat perempuan
Hafsah binti Umar
Khalifah empat bin Khatab
Mujahid

Ibnu Abbas
Aisyah bintin Abu Ata’bin Yasar
Bakar al-Siddik

Ibn Mas’ud
Ummu Waraqah Ikrimah

Qatadah
Zaid bin Thabit

Ak-Hasan al Basri
Abu Musa al As’ari

Said bin Jubair


Abdullah bin Zubair

Zaid bin Aslam


Abad kedua hijriyah

Pada abad kedua, ulum Al-Qur’an memasuki masa


pembukuan. Para ulama memberikan prioritas perhatianya
pada ilmu tafsir, merupakan ummu al-ulumal-Qur’an (induk
ilmu-ilmu Al-Qur’an)
Abad ketiga hijriyah

Ibn al-Jair al-Hajjaj (w. 160 H) Adalah mufassir pertama


yang mengemukakan berbagai pendapat yang ada dan
mentajrihkan salah satu pendapat yang dipilihnya disertai
dengan keterangan riayat-riwayat (sumber-sumber), i’rab
dan istinbath hukum.
Abad keempat hijriyah

pada abad keempat hijriyah, lahir ilmu gharib al-Qur’an


dan beberapa kitab ulum al-Qur’an.
Abad kelima hijriyah

pada abad kelima hijriyah muncul beberapa tokoh yang adli


dalam ilmu al-Qira’ah dan juga mulai disusun ilmu i’rab
al-Qur’an dalam satu kitab.selain itu, juga lahir ilmu amthal
al-Qur’an yang dikarang oleh al-Mawardi.
Abad keenam hijriyah

pada abad kelima hijriyah lahir ilmu Mubhamat al-Qur’an


yang dikarang oleh Abu al-Qasim Abd al-Rahman al-
Suhaili. Dan Ibn al-Jauzi menulis kitab Funun al-Afnan fi
Ajaib al-Qur’an dan kitab al Mujtaba fi ulum Tata,allaq bi
al-Qur’an.
Question
Time

Anda mungkin juga menyukai