Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 1B :

• Aditya Yoga Kurniawan 2100016069


• Ana Mufaizah 2100016095
• Reza Cahya Sanjaya 2100016066
• Putri Husna 2100016117
• Salfanissa 2100016087
• Sekar Dewi Yunitasari 210016107
• Surya Dirgantara 2100016080
• Yumita 2100016089

Prodi Sistem Informasi


Fakultas Sains dan Teknologi Terapan
Universitas Ahmad Dahlan
Tahun 2021

http://www.free-powerpoint-templates-design
Sejarah Perkembangan Al-Qur’an
Apa itu sejarah perkembangan Al-qur’an?
Kata al quran adalah ism alam,bukan kata

01 bentukan dan sejak awal di gunakan sebagaimana


bagi kitab suci umat islam. Pendapat ini di
riwayatkan dari imam syafii
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

Pengertian Al- 02 menjelaskan bahwa Al-quran adalah bentuk


kata benda infinitif(mashday) dari kata qara’a
yang mempunyai makna membaca atau

Qur’an
mengumpulkan.
Firman Allah SWT, yang diturunkan kepada nabi

03 Muhammad SAW, yang memiliki kemukjizatan


lafal membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan
secara mutawir, yang tertulus di dalam mushaf,
dimulai dengan surah al-fatihah dan di akhiri
oleh surah an-nas
Struktur Al-Quran
Terkait pembagian mushaf ini, Az-Zarqani dalam ‘Manahilul
Irfan fi ,Ulumil Qur’an 1/283 mengungkapkan :
• Di antara mereka ada yang menaruh kata ‘khums’ pada
setiap lima ayat di setiap surat. Dan kata ‘usyur pada akhir
di setiap sepuluh ayat. Ketika telah selesai lima belas ayat
lain. Mereka memulai dengan kata ‘khums’ ketika telah
.
sampai sepulu ayat di ulangi dengan menaruh kata ‘usyur’
begitulah sampai akhir ayat.
• Sebagian menulis pada tempat seperlimaan dengan menulis
huruf ‘kho’ sebagai pengganti kata ‘khumus’ dan menulis
pada tempat sepuluh ayat dengan huruf ‘ain pengganti kata
‘usyur’.
• Sebagian lagi memberi tanda pada awal ayat dengan nomor
ayat pada setiap surat atau tanpa nomor. Sebagian menulis
pada pembuka setiap surat seperti judul dengan menulis
nama surat, berapa ayatnya dan Makkiyah atau Madaniyah.
Sejarah Al-Quran
• Al-Quran tidak turun secara sekaligus dalam satu waktu
melainkan berangsur-angsur supaya meneguhkan diri Rasul.
• Menurut sebagian ulama, ayat-ayat Al-Qran turun secara
berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22
hari, dan pula sebagian ulama lain yang berpenndapat bahwa
. Al-Quran diwahyukan secara bertahap dalam kurun waktu
23 tahun.
• Para ulama membagi masa turunnya ini dibagi menjadi dua
periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah yang
membentuk penggolongan surah Makkiyah dan surah
Madiniyah.
Sejarah Penulisan Al-Quran
• Menurut riwayat para ahli tafsir, ketika Nabi Muhammad
masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk
. menulis Al=Quran yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib,
Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Media
penulisan yang di gunakan saat itu berupa pelepah kurma,
lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana,
potongan tulang belulah binatang. Di samping itu banyak
juga sahabat-sahabat langsung melafalkan ayat-ayat Al-
Quran setelah wahyu diturunkan.
• Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa
pertempuran yang mengakibatkan tewasnya beberapa
penghafal Al-Quran dalam jumlah yang signifikan. Umar bin
Khatab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan
tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk
mengumpulkan seluruh tulisan Al-quran tersusun secara
rapih da;am satu mushaf hasilnya di serahkan kepada Abu
Bakar.
Sejarah Penulisan Al-Quran
• Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin
Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Quran
yang di sebabkan oleh adanya perbedaan dialek antar suku
yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran Utsman sehinggan ia mengambil kebijakan
. untuk membuat sebuah mushaf standar yang di tulis dengan
sebuah jenis penulisan yang baku.
Sejarah Ulumul Al-Quran
Pada zaman Rasulullah saw maupun pada masa berikunya yakni
zaman kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, ilmu-ilmu al-Qur’an
masih diriwayatkan melalui lisan, belum dibukukan. Para
sahabat mampu mencerna kesusasteraan bermutu tinggi.
Mereka dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an turun kepada
Nabi.
. Jika menghadapi kesukaran dalam memahami sesuatu
mengenai al-Qur’an, mereka menanyakannya langsung kepada
beliau.
Ketika masa khalifah Utsman dimana orang Arab mulai bergaul
dengan orang-orang non Arab, pada saat itu Utsman
memerintahkan supaya kaum muslimin berpegang pada mushaf
induk dan membuat reproduksi menjadi beberapa buah naskah
untuk dikirim ke daerah-daerah.
Pada masa khalifah Ali, makin bertambah banyak bangsa Pada abad I dan II H selain ustman dan
non Arab yang masuk Islam dan mereka tidak menguasai Ali, masih terdapat banyak ulama yang
bahasa Arab, sehingga bisa terjadi salah membaca Al- diakui sebagai perintis lahimya yang
Qur’an, sebab mereka tidak mengerti i’rabnya. Karena itu kemudian hari dinamai Ilmu Tafsir, Ilmu
khalifah Ali r.a. memerintahkan Abu Aswad ad-Duali Asbab Al-Nuzul, Ilmu Makky wal
supaya meletakkan kaidah-kaidah bahasa Arab guna Madaniy, Ilmu Nasikh wal Mansukh dan
menjadi cocok keasliannya. Dengan perintahnya itu Ilmu Gharibul Qur’an (soal-soal yang
berarti pula Ali bin Abi Thalib r.a. adalah orang yang memerlukan penta’wilan dan penggalian
meletakkan dasar lahirnya “Ilmu I’rabil Qur’an maknanya). Para perintis ilmu tersebut
ialah :
Perintis Ilmu I’rabil Qur’an

01 02 03

4 orang Dari kalangan Dari kaum


khulafahu Tabi’in : Tabi’ut Rabi’in
rasyidin, Ibnu Muhajid, Malik bin
Abbas, Ibnu
‘Atha bin Anas.
Mas’ud, Zaid
bin Tsabit, Ubai Yassip,
bin Ka’ab, Abu ‘Ikrimah,
Musa Al asyari Qatadah,
.
dan abdullah Hasan Al-
bin Zubaik Bashri, dan
Zaid bin
Aslam.
Pada masa Syu’bah
penulisan Al- bin Al-
Qur’an, ilmu tafsir Hajja
berada di atas
segala ilmu
dengan yang lain, Ulama
karena ia di yang Sufyan bin
pandang sebagai menekuni ‘Uyainah
ummul ulumul ilmu
Qur’aniyah. tersebut
Diantara ulama
yang menekuni
dan menulis buku
mengenai ilmu Waki’ bin .
tersebut pada Al-Jarrah
abad 11 H
KEADAAN ULUMUL QUR’AN PADA
ABAD III H
Pada abad III H selain Tafsir dan Ilmu Tafsir, para ulama mulai
menyusun pula bebepapa ilmu A1-Qur’an yaitu :

1. Ali bin al-Madini menyusun Ilmu Asbab al- Nuzul

2. Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Salam menyusun ilmu Nasikh wal


Mansukh dan Ilmu Qiraat, dan Fadha’ilul Qur’an

3. Muhammad bin Ayyub ad dharris menyusun ilmu makkiy wal


madaniy

4. Muhammad bin Khalaf bin Murzaban menulis kitab Al-Hawi fi


`Ulumul Qur’an
KEADAAN `ULUMUL QUR’AN PADA ABAD IV H
Pada abad ini telah disusun Ilmu Gharibul Qur’an dan beberapa kita Ulumul Qur’an dengan istilah Ulumul Qur’an.
Diantaranya:

1. Abu bakar bin Qasim al-Anbari menulis buku `Aja’ibul ‘Ulumul Qur’an. Dalam kitab ini menjelaskan tentang
keutamaan dan keistimewaan Al Qur’an, tentang turunnya Al-Qur’an dalam “tujuh huruf’, penulisan mushaf,
jumlah surah, ayat dan lafaznya.

2. Abul Hasan al-`Asy’ari menulis kitab al-Mukhtazan fi Ulumul Qur’ an.

3. Abu bakar as-Sajistani menulis buku Ilmu Gharibul Qur’an.

4. Abu Muhammad al-Kashab Muhammad al-Karkhi menulis kitab yang berjudul Nukatul Qur’an ad-Dalalah Al
Bayan fi `Anwaa’i1 Ulami Wal-Ahkam al­Munabbi’ah `An Ikhtilafil Anam.

5. Muhammad bin al-Adawi menulis buku yang berjudul A1-Istighna fi Ulumul Qur’an.
PENULISAN ULUMUL QUR’AN PADA ABAD V H
Pada abad V H mulai disusun Ilmu I’rabil Qur’an dalam satu kitab. Di samping itu penulisan kitab-kitab dalam
Ulumul Qur’an masih terus dilanjutkan oleh para ulama pada masa ini. Di antara ulama yang berjasa dalam
pengembangan Ulumul Quran ialah:

a. ‘Ali bin Ibrahim bin Sa’id al-Huf menulis kitab yang berjudul Al-Burhan fi Ulumul Quran dan I’rabul Quran.

b. Abu `Amr ad-Dani menulis kitab yang berjudul At-Taisir Fil Qira’atis Sab’i dan Al-Muhkam fin Nuqath.
KEADAAN ULUMUL QUR’AN PADA ABAD VI H

Pada abad ini di samping terdapat ulama yang meneruskan pengembangan Ulum Alquran, juga terdapat ulama yang
mulai menyusun Ilmu Mubhamatil quran. Di antaranya mereka yaitu:

1. Abu Qasim Abdurrahman yang terkenal dengan nama as-Suhaili yang menulis kitab Mubhamat Alquran. Isinya
berkisar tentang penjelasan maksud kata-kata dalam al-Alquran yang tidak jelas atau samar

2. Ibnu Jauzi menyusun kitab Fununul Afnan 11 `Ajaib Alquran dan AI-Mujtab fi Ulumin Yata’allaqu bil Alquran.
KEADAAN ULUMUL QUR’AN PADA ABAD VII H
Pada abad VII H ini, ilmu-ilmu al-Alquran terus berkembang dengan mulai tersusunnya Ilmu Majazul
Alquran dan tersusun pula Ilmu Qiraat. Diantaranya:

1. Ibnu Abdus Salam, yang nama lengkapnya Syaikhul Islam Imam Abu Muhammad Abdul Aziz bin
Abdus Salam, terkenal dengan nama Al-`izz menyusun kitab yang berjudul Majazul Alquran.

2. ‘Alamuddin al-Sakhawi yang terkenal dengan nama as­sakhawi, yang menyusun kitab Ilmu Qiraat
dalam kitabnya Jamalul Qurra wa Kamalul Iqra’. Kitab ini berisi tentang berbagi ilmu qiraat, seperti
tajwid, waqaf, dan ibtida (letak bacaan dimulai), nasikh dan mansukh.

3. Abu Syamah menulis kitab AI-Mursyidul Wajiz fi ma Yata’allaqu bil Alquranil ‘Aziz
KEADAAN ULUMUL QUR’AN PADA ABAD VIII H

Pada abad ini muncul lah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru tentang al-Alquran, sedang
penulisan tentang kitab-kitab Ulumul Quran masih tetap berlanjut. Yaitu:

1. Badruddin az-Zarkasyi ia termasuk  ulama ahli tafsir dan ahli ilmu ushuluddin, lahir 745 H.
menyusun kitab dalam empat jilid: al-Burhan fi Ulumul Alquran. Professor Muhammad Abul Fadhl
telah berjasa dalam usahanya tersebut.

2. Ibnu Abil Isba menyusun kitab Ilmu Badai’ul Alquran (suatu ilmu yang membahas macam-macam
badi’ (keindahan) bahasa dan kandungan Alquran di dalam Alquran.

3. Ibnu Qayyim menusun Ilmu Aqsamil Alquran (suatu ilmu yang membahas tentang sumpah-sumpah
yang terdapat dalam al-Alquran).

4. Najmuddin al-Thufi menyusun Ilmu Hujajil Alquran atau Ilmu Jadadil Alquran.

5. Abu Hasan al-Mawardi menyusun Ilmu Amtsalil Alquran


KEADAAN ULUMUL QUR’AN PADA ABAD IX H
Pada abad ini lebih banyak lagi penulis di antara para ulama sehingga pada abad ini boleh dikatakan
perkembangan Ulumul quran mencapai kesempurnaannya. Di antara ulama itu ialah:

1. Jalaluddin al-Bulqaini Dia seorang ulama yang cerdas ahli di bidang ilmu fiqih, ushuluddin, bahasa
Arab, tafsir, ma’ani dan bayan.

2. Muhammad bin Sulaiman al-Kafiji menyusun kitab Al-Taisir fi Qawaidit Tafsir.

3. As-Suyuti menyusun kitab At-Tahbir fi Ulumit Tafsir. Penyusunan kitab ini pada tahun 872 H dan
merupakan kitab Ulumul quran yang paling lengkap karena memuat 102 macam ilmu-ilmu Alquran.

Setelah as-Suyuti wafat pada tahun 911 H, perkembangan ilmu-ilmu al-Alquran seolah-olah telah
mencapai puncaknya dan berhenti dengan berhentinya kegiatan ulama dalam mengembangkan Ulumul
Alquran, dan keadaan semacam itu berjalan sejak wafatnya Imam as-Sayuti sampai akhir abad XIII H.
KEADAAN ULUMUL QUR’AN PADA ABAD XIV H
Setelah memasuki abad XIV H ini, maka bangkit kembali perhatian ulama menyusun kitab-kitab yang
membahas al-Alquran dari berbagai segi dan macam Ilmu al-Alquran, di antara mereka itu ialah:

1. Thahir al-Jazairi menyusun kitab Al-Tibyan fi Ulumil Quran yang selesai tahun 1335 H.

2. Jamaluddin al-Qasimi menyusun kitab Mahasinut Ta’wil.

3. Muhammad Abdul Adzim al-Zarqani menyusun kitab Manahilul Irfan fi Ulumil quran (2 jilid).
4. Thanthawi Jauhari mengarang kitab al-Jawahir fi Tafsir al-Alquran dan Alquran wal Ulumul
Ashriyah.

5. Muhammad Shadiq al-Rafi’i menyusun I’jazul Quran

6. Mustafa al-Maraghi menyusun kitab “Boleh Menterjemahkan al-Alquran”, dan risalah ini mendapat
tanggapan dari para ulama yang pada umumnya menyetujuinya tetapi ada juga yang menolaknya
seperti Musthafa Shabri seorang ulama besar dari Turki yang mengarang kitab Risalah Tarjamatil
Alquran.
7. Said Qutub mengarang kitab al-Tashwitul Fanni fil Alquran dan kitab Fi Dzilalil quran.

8. Sayyid Muhammad Rasid Ridha mengarang kitab Tafsir al-Alquranul Hakim. Kitab ini selain
menafsirkan al-Alquran secara ilmiyah, juga membahas Ulum Alquran.

9. DR. Muhammad Abdullah Darraz, seorang Guru Besar al-Azhar university yang diperbantukan di
Perancis mengarang kitab al-Naba’al `Adzim, Nadzarratun Jadidah fil Alquran.

10. Malik bin Nabiy mengarang kitab al-Dzahiratul Alquraniyyah. Kitab ini membicarakan masalah
wahyu dengan pembahasan yang sangat berharga.

11. Muhammad al-Ghazali mengarang kitab Nadzaratun fil Alquran.

12. Dr. Shubhi al-Salih, Guru Besar Islamic Studies dan Fiqhul Lughah pada Fakultas Adab Universitas
Libanon mengarang kitab Mahabits fi Ulumil Alquran.

13. Muhammad al-Mubarak, Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Syria, mengarang kitab al-Manhalul
Khalid.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai