suatu negara yang berupa kumpulan peraturan untuk membentuk dan mengatur atau memerintah dalam suatu negara. Indonesia sendiri memiliki konstitusi yang disebut UUD 1945.
Lahirnya konstitusi Proses
terbentuknya konstitusi di Indonesia berawal ketika pemerintah Hindia Belanda secara resmi menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 9 Maret 1942.kondisi Jepang terdesak oleh kedatangan Belanda ke Indonesia. Jepang pun berusaha mencari simpati rakyat Indonesia dengan cara menjanjikan kemerdekaan suatu hari nanti. Janji kemerdekaan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, Koiso, pada 7 September 1944, berdasarkan keputusan Teikoku Gikai atau Parlemen Jepang.BPUPKI menyelenggarakan sidang sebanyak dua kali. Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945, sedangkan Sidang Kedua BPUPKI dilaksanakan pada 10-17 Juli 1945. Hasil sidang pertama PPKI adalah pengesahan UUD 1945 oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai konstitusi negara Republik Indonesia pada 18 Agustus 1945.
Konstitusi yang sudah
disahkan terdiri atas tiga bagian: Mukaddimah Konstitusi atau Pembuka.Batang Tubuh Konstitusi yang terbagi atas XV Bab dalam 36 Pasal.Penutup Konstitusi yang terbagi atas Bab XVI pasal 37 tentang perubahan UUD, Aturan Peralihan dalam IV Pasal dalam dua ayat.
Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa konstitusi di Indonesia telah mengalami perubahan beberapa kali, diantaranya adalah UUD 1945, UUD RIS, UUDS 1950 dan kembali lagi ke UUD 1945 hingga mengalami perubahan sampai ke 4 (empat) kalinya dan berlaku hingga saat ini. Perubahan konstitusi di Indonesia disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal serta dipengaruhi oleh kondisi politik hukum yang ada kemudian berdampak pula pada berubahnya sistem ketatanegaraan di Indoensia. Perubahan UUD 1945 ke UUD RIS terjadi karena setelah kemerdekaan Indonesia, masih ada pembahasan yang harus dilakukan sebelum dasar negara tersebut dapat disetujui. Pembahasan ini melibatkan pemimpin- pemimpin politik dan tokoh-tokoh nasional, yang memberikan tanggapan dan saran pada draft dasar negara. Akhirnya, pada 22 Juni 1945, pembahasan tersebut rampung dengan ditetapkannya UUD RIS.
Setelah UUD RIS ditetapkan, terjadi
kekosongan hukum serta perbedaan pendapat antara pemerintah dan masyarakat tentang bagaimana dasar negara harus dimodifikasi atau direvisi. Setelah melalui pembahasan yang panjang, pada 5 Juli 1950, UUD RIS diubah menjadi UUD 1950. Perubahan ini termasuk penghapusan UUD RIS dan disahkannya UUD 1950 yang baru, yang dirancang oleh Sidang Konstituante yang diselenggarakan pada 19 Warga Juni 1945 - 15 Agustus 1950.
UUD 1945 digunakan lagi karena
UUD 1950 tidak berhasil mengatasi perbedaan pendapat dan kekosongan hukum antara pemerintah dan masyarakat. Sehingga, pada 5 Tahun 1957, UUD 1950 diubah kembali ke UUD 1945. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, sekaligus untuk menindaklanjuti reformasi dan perubahan sosial yang dijalankan oleh pemerintah pada saat itu. Tujuan perubahan UUD 1945 untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan hukum. Perubahan tersebut sebagai respon tuntutan reformasi pada waktu itu. Tuntutan tersebut antara lain dilatar belakangi oleh praktek penyelenggaraan negara pada masa pemerintahan rezim Soeharto.Alasan filosofis, historis, yuridis, sosiologis, politis, dan teoritis juga mendukung dilakukannya perubahan terhadap konstitusi. Selain itu adanya dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat. PerubahanUD 1945 bukannya tanpa masalah. Karena ada sejumlah kelemahan sistimatika dan substansi UUD pasca perubahan seperti inkonsisten, kerancuan sistem pemerintahan dan sistem ketatanegaraan yang tidak jelas. Perubahan Undang- Undang Dasar ternyata tidak dengan sendirinya menumbuhkan budaya taat berkonstitusi.