Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP

PENINGKATAN PENGAMANAN OBJEK VITAL NASIONAL


Pada Lapangan Produksi Migas Lepas Pantai
di Utara Madura Jawa Timur

Budi Wibowo

Sekolah Kajian Strategik dan Global, Program Studi Manajemen Sekuriti , Universitas Indonesia, Salemba Jakarta ,
Indonesia

E-mail: simfoni.wibowo@gmail.com

Abstrak

Tanggung jawab pengamanan pada perusahaan bagi keberlangsungan bisnis perusahaan bukan semata merupakan
peran dan fungsi sekuriti departemen saja , apalagi perusahaan juga berstatus sebagai Objek Vital Nasional. Fungsi dan
peran lainnya memiliki peranan penting dalam rangka ikut serta menciptakan kondisi aman untuk menjaga
keberlangsungan perusahaan. Salah satunya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang dikenal
dalam istilah migas sebagai Tanggung Jawab Sosial (TJS). Program ini sejalan dengan Peraturan tentang Perseroan
Terbatas (PT) yang operasionalnya terkait Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 Tahun 2007. Penelitan ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
obeservasi partisipasi, wawancara mendalam , life story , analisa dokumen dan kepustakaan. Dasar penelitian ini
dilakukan dengan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan telah melakukan Program TJS nya
dengan berfokus kepada tiga hal yaitu Pendidikan, Pemberdayaan dan Lingkungan & Kesehatan. Bahwa kemudian
masih terjadi ketidakpuasan yang berujung kepada konflik antara perusahaan dengan stakeholdernya yaitu masyarakat
terdampak dalam hal ini Forum Komunikasi Masyarakat Sampang Utara harus dipahami sebagai bentuk dari suatu
interaksi sosial antara perusahaan dengan stakeholdernya. Kondisi ini disebabkan karena komunikasi yang berjalan
kurang baik pasca re- strukturisasi organisasi stakeholder secara masif , belum terintegrasi serta minimnya keterbukaan
komunikasi program TJS dengan sekuriti departemen , tidak tersosialisasinya program TJS yang telah dilakukanan
kepada pemangku kepentingan , keterbatasan kompetensi komunikasi staff stakeholder, serta adanya kepentingan
kelompok dengan memanfaatkan isu TJS ini.

Kata kunci : Tangung Jawab Sosial , pengamanan , stakeholder, komunikasi

PROGRAM FOR SOCIAL RESPONSIBILITY TO THE


IMPROVEMENT OF NATIONAL VITAL OBJECT SECURITY
In the Offshore Oil and Gas Production Field
At North of Madura, East Java

Abstack

The responsibility of security matter for the company's business continuity does not only involve the role and function
of the department's security, as well as the company's status as a National Vital Object. Other functions and roles have
an important role in participating in creating safety to support the company's sustainability. One of them is through the
Corporate Social Responsibility (CSR) program or known as oil and gas as Tanggung Jawab Sosial (TJS). This program
is related to Regulations on Limited Liability Companies (PT) related to Natural Resources (SDA), namely Limited
Liability Company Law No. 40 of 2007. This research uses qualitative methods. The technique of collecting data uses
observation of participation, in-depth interviews, life stories, analyzing documents and literature. The basis of this
research is the case study. The results showed the company had conducted a TJS Program with support for three things
namely Education, Empowerment and Environment & Health. The North Sampang Community Discussion Forum must
discuss the form of interaction between the company and its stakeholders. This condition is caused by inadequate
communication after the massive organization of stakeholder re-organizations, not yet integrated as well as the lack of
openness of the TJS communication program with the security of the department, the TJS program socialization that has
been carried out for the purposes of contact, communication needs, stakeholder communication staff, as well as group
interests by utilizing this TJS.

Keywords: social responsibility , security, stakeholder, communication


1. Pendahuluan berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak secara
luas dengan memberikan kontribusi di dalam produksi
Tanggung jawab pengamanan pada perusahaan untuk migasnya bagi negara.
menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan bukan
semata merupakan peran dan fungsi sekuriti Bertolak dari uraian tersebut, fokus kajian ini diarahkan
departemmen saja Peran dan fungsi manajemen sekuriti pada Program Tanggung Jawab Sosial Terhadap
tidak dapat berdiri sendiri. Fungsi dan peran lainnya Peningkatan Pengamanan Objek Vital Nasional studi
memiliki peranan penting dalam rangka ikut serta kasus pada Lapangan Produksi Migas Lepas Pantai yang
menciptakan kondisi aman untuk menjaga daerah operasionalnya meliputi Kecamatan Sokobanah ,
keberlangsungan perusahaan. Salah satunya melalui Banyuates dan Ketapang , Kabupaten Sampang, Madura
program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena penulis saat ini
yang dikenal dalam istilah migas sebagai Tanggung telah bekerja salama empat tahun dan dalam keseharian
Jawab Sosial (TJS). Program tersebut hal ini sejalan tugasnya langsung maupun tidak langsung terlibat
dengan Peraturan tentang Perseroan Terbatas (PT) yang dalam penanganan permasalahan tersebut disamping
operasionalnya terkait Sumber Daya Alam (SDA), yaitu pernah pula sebagai NGO yang menangani program TJS
Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun pada kabupaten Sampang untuk bidang kewirausahaan
2007. Dalam pasal 74 disebutkan: (1) Perseroan yang padatahun 2008-2010 sehingga sehingga memiliki
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau pengalaman yang cukup. Selain itu, pada bulan Oktober
berkaitan dengan sumber daya alam, wajib 2019 terjadi konflik cukup besar mengenai TJS di
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, lokasi yang sama.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Di Indonesia sistem manajemen pengamanan diatur
Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai dalam Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia
biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan No. 24 Tahun 2007 dan telah bergulir lebih dari satu
memperhatikan kepatutan dan kewajaran. dekade. Perkap ini ditujukan sebagai panduan pagi
penyelenggaraan kegiatan pengamanan di seluruh
di Industri hulu migas saat ini memiliki payung baru organisasi, perusahaan dan instansi/ lembaga
yakni PP No. 27 Tahun 2017. Pada pasal 12 disebutkan pemerintahan di wilayah hukum Negara Republik
bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial yang Indonesia dan menjadi satu hal yang wajib diterapkan
dilakukan perusahaan dapat diganti oleh negara atau termasuk di industry minyak dan gas bumi.
dikenal dengan istilah cost recovery. Dengan peraturan Didalam perkembangannya menurut Edward P.
tersebut Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontrak KKS) Borodzicz (2005) dalam Risk, Crisis and Security
akan dapat lebih berfokus dalam pelaksanaan program management menyatakan bahwa:
TJS nya.
“more inclusive view of security might involve the
Bagaimana melihat relasi antara korporasi dengan para management of health andsafety, auditing, crisis and
pemangku kepentingannya, salah satunya dapat ditinjau contingency planning, CCTV, whistle-blowers,
dari bagaimana kinerja program tanggung jawab Sosial reputation risk, workplace bullying and harassment,
korporasinya terhadap masyarakat diwilayah kerjanya employee screening, counterfeiting, the purchase of
Tinggi rendahnya kinerja program TJS tidak mutlak security intelligence and body guarding; in fact,
menjamin baik-buruknya relasi korporasi pemangku anything interfering withthe functioning of an
kepentingan, namun dari kinerja ini terlihat bagaimana organization, its profitability or viability. This wider
komitmen, kebijakan dan tindakan korporasi corporate view of security is perhaps more akin to a corporate
image dan bahan pertimbangan bagi calon investor risk management function, allowing organizations or
dalam menanamkan modalnya (Orlitzky & John, 2001). individuals to carry on their business ‘free from
danger’”.
Lapangan Produksi Minyak dan Gas di lepas pantai
yang berlokasi di Sampang utara Madura merupakan Dijelaskan di atas bahwa pandangan yang lebih inklusif
Objek Vital Nasional berdasarkan Keputusan Menteri tentang keamanan mungkin melibatkan manajemen
ESDM Nomor 77 K/90/MEM/2019 tentang Objek Vital kesehatan dan keselamatan, audit, perencanaan krisis
Nasional Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral dan darurat, CCTV, pelaporan terhadap pelanggaran,
(ESDM) . Dalam aturan ini ditetapkan, obvitnas bidang reputasi risiko, intimidasi dan pelecehan di tempat kerja,
ESDM yang meliputi kawasan/lokasi, penyaringan karyawan, pemalsuan, jual beli informasi
intelijen terkait keamanan dan jasa pengawalan personil;
bangunan/instalasi, dan/atau usaha di bidang energi dan pada kenyataannya, apa pun yang mengganggu
sumber daya mineral sebagaimana tercantum dalam berfungsinya suatu organisasi, keuntungan atau
kelangsungannya. Lebih luas lagi keamanan mungkin
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari lebih mirip dengan fungsi manajemen risiko perusahaan,
Kepmen ini. perusahaan di dalam keberadaannya di kemungkinan organisasi atau individu untuk
lindungi oleh negara karena kegiatan usahanya menjalankan bisnis mereka 'bebas dari bahaya'.
Pengamanan disini yang dimaksud adalah Industrial
Security yang ada dalam melakukan fungsi pengamanan Dalam Analisa mengenai dampak sosial yang telah
dalam perusahaan. Menurut Djamin dalam Manajemen dilakukan sebelumnya terhadap lapangan Migas
Sekuriti di Indonesia crime and loss prevention (2015: (AMDAL, 2013) dampak negatif penting terhadap
10) Industrial Security mencakupi "crime prevention" penangkapan ikan juga akan muncul akibat kegiatan
dan "loss prevention sekaligus yang ruang lingkupnya pemasangan fasilitas produksi. Keberadaan fasilitas
mencakupi Physical security, Information security, produksi tersebut berimplikasi kepada adanya zona
Personnel security, Industrial relations dan . larangan (restricted area) bagi pihak yang tidak
Community development yang merupakan bentuk TJS berkepentingan untuk memasuki areal radius 500 m dari
yang diimplementasikan disekitar perusahaan. fasilitas produksi/anjungan berdasarkan Undang-
Undang No. 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen
Di dalam melakukan pengamanan usahanya perusahaan Indonesia. Penetapan zona larangan dapat memunculkan
mengacu pada suatu guidelines terhadap pedoman pemahaman adanya pembatasan areal penangkapan
dalam pelaksanaan pengamanan. Sistem tersebut ikan, walaupun maksud penetapan zona larangan
disebut sebagai SeMS. Security management system / tersebut lebih untuk keselamatan fasilitas produksi
SeMs (2018) maupun orang yang memasukinya. Resiko yang besar
bagi keselamatan merupakan hal yang mendasari
“The Security Management System (SeMS) manual penetapan zona larangan tersebut. Pengelolaan dan
provides policy, standards, guidelines, procedures and pemantauan lingkungan terhadap kegiatan yang
tools for security risk management across Company berdampak pada komponen penangkapan ikan harus
Group. The provisions in this manualare designed to dilakukan sehingga potensi timbulnya dampak negatif
protect people, property and information, for domestic tersebut dapat diperkecil.
and international operations”.
kegiatan eksplorasi terhadap lapangan migas lepas
Disebutkan diatas bahwa SeMS memuat kebijakan, pantai, diduga akan mendorong ke arah positif isu
standar, pedoman, prosedur dan alat bagi sekuriti dalam pokok perekonomian lokal. Adapun untuk mendorong
manajemen resiko yang berlaku di semua wilayah hal tersebut perlu diberikan stimulan berupa program
operasionalnya yang di desain untuk melindungi kepedulian sosial pada tahap konstruksi dan program
manusia, aset perusahaan dan informasi untuk TJS pada tahap operasi yang terintegrasi dengan
mendukung kegiatan operasional baik yang berupa lokal program dari pemerintah daerah. Dengan adanya
maupun bersifat Internasional. pengelolaan terhadap dampak primer tersebut maka
keberadaan perusahaan dapat lebih berperan dalam
Dalam rangka menjamin kegiatan operasional mengembangkan perekonomian lokal sekitar lokasi
pertambangan minyak di laut maka pemerintah kegiatan.
melindunginya melalui Peraturan Pemerintah No. 5
tahun 2010 tentang Kenavigasian, dimana ditetapkan Dengan begitu banyaknya program TJS dan peraturan
zona terlarang sejauh radius 500 meter dari titik mendorong keamanan dalam melakukan operasinya
anjungan bagian terluar dan zona terbatas sejauh 1250 tidak serta merta membuat aktivitas nelayan di sekitar
meter dari titik terluar zona terlarang (1750 meter dari lapangan produksi lepas pantai minyak dan gas menjadi
titik anjungan). Pemberlakuan aturan khususnya zona bebas dari aktifitas nelayan.
terlarang menjadikan area sejauh radius 500 meter dari
anjungan terbebas dari adanya kegiatan lain, termasuk 2. Metode Penelitian
penangkapan ikan. Eksternalitas ekologi: pembentukan
habitat dan zona pemulihan stok ikan di sekitar Jenis penelitian yang digunakan dalam hal ini
anjungan migas. menggunakan jenis penelitian kualitatif. Creswell (2016,
hlm.4) menyebutkan bahwa “Penelitian kualitatif
Keterangan tentang jenis bangunan atau instalasi di merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan
perairan lebih lanjut dijelaskan dalam Peraturan Menteri memahami makna yang oleh sejumlah individu atau
Perhubungan PM No 25 tahun 2011 tentang Sarana sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial
Bantu Navigasi Pelayaran. Termasuk juga penjelasan atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini
tentang zona keamanan dan keselamatan dijelaskan melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan
dalam Permen ini. pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,
Pasal 3 mengumpulkan data yang spesifik dari partisipan
(2) Bangunan dan/ atau instalasi sebagaimana dimaksud menganalisa data secara induktif dari tema khusus ke
tema-tema umum dan menafsirkan makna data”.
pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. Anjungan lepas pantai
Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara
b. Tangki penampun terapung (floating production
melakukan wawancara kepada nara sumber,
storage oil)
pengamatan serta dan studi dokumen sehingga diperoleh
c. Pipa dan / atau kabel bawah air.
suatu analisa terkait dengan pelaksanaan program TJS
d. Tiang penyanggah dan/ atau jembatan; dan
e. Oil Well Platform
dan hubungannya dengan manajemen sekuriti yang ada mengenai isu tanggung jawab sosial, pengawalan
di lokasi aktivitas lepas pantai. terhadap kunjungan-kunjungan CEO dunia dari
perusahaan migas tersebut baik ketika melakukan
Tipe penelitian yang dilakukan ini bersifat deskripsi kunjungan kementrian terkait industri migas, acara
analisis, yaitu mendeskripsikan pelaksanaan program pertemuan forum internasional perusahaan migas,
TJS serta menganalisa keterkaitannya dengan maupun ke perusahaan migas nasional dan perusahaan
manajemen sekuriti. Deskripsi yang dilakukan diperoleh migas lainnya.
melalui data dan informasi yang diperoleh langsung dari 2.Wawancara mendalam. Merupakan wawancara yang
hasil wawancara langsung kepada nara sumber dan dilakukan secara informal yang digunakan bersamaan
pihak-pihak lain yang memiliki korelasi terhadap dengan observasi partisipasi. Wawancara mendalam
penelitian yang dilakukan sehingga diperoleh informasi dilakukan oleh penulis terhadap responden karena
yang sebenarnya termasuk melalui obeservasi keterlibatan dalam proses kehidupan dan kebudayaan
keterlibatan, hasil studi dokumen serta wawancara responden.
mendalam dan pengalaman peneliti sendiri sebagai 3.Life History digunakan untuk menggali informasi
bagian dari sekuriti departemen yang dalam mendalam secara individual. Data pengalaman
menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya secara individual merupakan bahan keterangan mengenai apa
langsung maupun tidak langsung bersentuhan dengan yang dialami individu sebagai bagian dari kelompok
tema penelitian yang diambil. tertentu yang menjadi objek penelitian.
4.Analisis Dokumen dilakukan dengan membaca,
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menganalisa dan mempelajari dokumen-dokumen
menjadi 2 (dua) jenis data yaitu sumber data utama atau yang terkait dengan penelitian guna dijadikan
disebut data primer dan data yang diperoleh dari sumber masukan bagi kelengkapan data untuk mendukung
data tambahan atau disebut data sekunder. analisa penelitian menjadi lebih tajam. Analisa
dokumen yang dilakukan dengan mempelajari
Sumber Data Primer merupakan informasi penelitian dokumen kebijakan perusahan, laporan-laporan terkait
yang diperoleh melalui hasil wawancara mendalam dan mengenai penelitian, surat-surat dan lain-lain.
terstruktur kepada narasumber yang kredibel dan terkait 5.Catatan harian penelitian merupakan catatan yang
langsung dengan penelitian. Data primer juga diperoleh penulis lakukan pada saat melakukan kegiatan-
dengan melakukan pengamatan terhadap permasalahan kegiatan pengumpulan data yang dianggap relevan
yang terjadi pada lingkungan perusahaan serta mendukung data yang disajikan menjadi lebih
pengamatan terlibat dimana dalam pelaksanaan tugas lengkap.
pekerjaannya peneliti terlibat langsung dalam berbagai 6.Analisa Media merupakan pengamatan yang
meeting dan diskusi mengenai permasalahan tersebut. dilakukan penulis terkait dengan berita-berita maupun
informasi terhadap perusahan baik dalam buletin,
Sumber data sekunder adalah sumber-sumber lainnya media online, maupun informasi melalui website
yang dapat memberikan informasi guna memperkuat Analisa media dilakukan dengan mencari korelasi
penelitian selain dari hasil data sekunder. Data sekunder yang berhubungan dengan penelitian yang penulis
dapat berupa studi dokumen berupa data-data, laporan, lakukan.
kebijakan perusahan, hasil catatan pertemuan, surat
keputusan, paparan presentasi, peraturan perundangan Setelah data yang diperlukan diperoleh penulis
serta hal lainnya yang dapat memberikat informasi kemudian melakukan teknik analisa data guna disusun
terkait permasalahan penelitian. menjadi satu analisa yang. (Hariyanti, 2015) dalam
analisis data kualitatif Miles dan Hubermen
Bungin, Burhan (2013) dalam metode penelitian sosial menyatakan, secara umum penelitian kualitatif dalam
dan ekonomi menyebutkan bahwa pengumpulan data melakukan analisis data banyak menggunakan model
penelitian kualitatif membutuhkan teknik-teknik analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman pada
kualitatif pula. Pada umumnya dalam penelitian tahun 1984 yang sering disebut sebagai analisis data
kualitatif teknik pengumpulan data dapat berupa interaktif.
observasi partisipasi, wawancara mendalam, life history,
analisis dokumen, catatan harian penelitian dan analisa Aktivitas dalam analisis data kualitatif terdapat 3 (tiga)
media tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi
data. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Adapun penjelasan penulis megenai pengumpulan data 1.Reduksi Data.
tersebut adalah sebagai berikut: Merupakan salah satu dari teknik analisis data
1.Observasi partisipasi. Di dalam penelitian ini penulis kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang
terlibat langsung dalam kegiatan permasalahan yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
berhubungan dengan permasalahan yang diangkat membuang data sedemikian rupa sehingga kesimpulan
yang berhubungan dengan program tanggung jawab akhir dapat diambil. Mereduksi data berarti
sosial dan kesekuritian. Adapun kegiatan itu berupa merangkum, memilih hal-hal pokok yang
ikut dalam meeting-meeting internal antar departemen, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari
penanganan dan pendampingan masalah demo polanya dengan demikian data yang telah direduksi
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah penulis untuk pengumpulan data Lebih jauh dikatakan bahwa dalam pemahaman tersebut
selanjutnya. tanggung jawab sosial merupakan sekumpulan etika
2.Penyajian Data. sosial yang terbentuk dalam sebuah proses “kontrak
Merupakan kegiatan yang dilakukan ketika sosial” yang melekat khususnya pada industri tambang
sekumpulan informasi disusun sehingga memberi dan migas yang mengesploitasi sumber daya alam pada
kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. daerah tertentu agart tercipta proses dan hubungan
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data bisnis dengan masyarakat secara berkeadilan,
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang berkesejahteraan dan berkelanjutan.
bersifat naratif.
3.Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi. Selanjutnya Proyogo mengemukakan Maka TJS yang
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan sering disebut juga corporate social responsibility (CSR)
temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. adalah korporasi berkewajiban untuk turut menciptakan
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu kesejahteraan dalam masyarakat, sekaligus secara
objek yang sebelumnya samar-samar menjadi jelas bersamaan membangun relasi saling mendukung antara
setelah dilakukan penelitian, Kesimpulan ini dapat korporas dengan masyarakat sekitar. (Dennis, 2007;
berupa hubungan kausal atau interaktif maupun berupa Freeman, 2005; Bartkus, 2002; Kotler 2005;, Saiia,
hipotesis atau teori. (Creswell, 2016) 2003). Kata turut disini berarti menempatkan korporasi
merekomendasikan beberapa strategi dalam bukan sebagai aktor utama melainkan aktor pendukung
melakukan verifikasi datas sehingga dapat namun berpartisipasi aktif.
meningkatkan kemampuan peneliti dalam menilai
keakuratan penelitian yang dilakukannya. Dalam Sebagai timbal balik dari TJS ini adalah terciptanya
penelitian ini penulis mengambil verifikasi data legitimasi sosial yakni berupa keabsahan sosial
dengan cara triangulasi data (triangulate), membuat dukungan bahkan proteksi masyarakat atas komunitas
deskripsi yang kaya dan padat (rich and tick lokal terhadap keberadaan kegiatan korporasi karena
description) dan memanfaatkan waktu yang relatif kegiatannnya dirasakan bermanfaat bagi mereka
lama (prologed time) dalam penelitian bersama (Hachteer, 2003).
responden yang turut membantu kredibilitas hasil
naratif penelitian sehingga mampu memahami lebih Menurut Budiarti, meliani, (2019) dalam TJS Dalam
dalam fenomena yang terjadi sehingga data menjadi sudut pandang perusahaan mengutip Fayan, 2009
lebih akurat dan valid. menyatakan bahwa pertimbangan perusahan dalam
melakukan TJS antara lain karena alasan-alasan sebagai
3. Hasil dan Pembahasan berikut:
1.Memenuhi regulasi hukum dan aturan
Kegiatan eksploitasi minyak dan gas telah memiliki Izin 2.Sebagai investasi sosial perusahaan untuk
Lingkungan berdasarkan Surat Keputusan Menteri mendapatkan image yang positif.
Lingkungan Hidup No. SK. 376/ 3.Bagian dari strategi bisnis perusahaan.
Menlhk/Setjen/PLA.4/5/2019 tentang Perubahan Kedua 4.Untuk memperoleh licance to operate dari masyarakat
atas Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 142 setempat.
Tahun 2013 tentang Izin Lingkungan Kegiatan 5.Bagian dari risk management perusahaan untuk
Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bukit Tua, meredam dan menghindari konflik sosial.
Blok Ketapang, di Perairan Lepas Pantai Pulau Madura,
Jawa Timur Menurut Ismail Solihin (2008:13) dalam TJS From
charityto sustainability bahwa TJS juga memiliki
Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan perlu dijalankan dimensi etika bisnis sebagai agen moral harus
dengan baik agar pemahaman masyarakat yang akan menerapkan prilaku etis dalam menjalankan bisnisnya.
terkena dampak menjadi utuh dan tidak bias, jika perlu, Setidaknya terdapat tujuh alasan mengapa perusahaan
diupayakan pada setiap tahap kegiatan. Tidak harus melakukan bisnis secara etis sebagai berikut :
dimungkinkannya tenaga kerja lokal dipekerjakan 1.Meningkatkan harapan publik agar perusahaan
karena keterbatasan pendidikan dan keahlian yang menjalankan bisnisnya secara etis. Perusahaan yang
dimiliki, sehingga perlu diupayakan program-program tidak berhasil menjalankan bisnisnya secaraetis akan
kepedulian sosial dan pemberdayaan masyarakat agar mengalami sorotan, kritik bahkan hukuman.
dampak positif tidak penting dapat ditingkatkan. 2.Agar perusahaan tidak melakukan berbagai tindakan
yang membahayakan pemangku kepentingan lainnya.
Prayogo (2017 : 12) dalam Socially Responsible 3.Penerapan etika bisnis di Perusahaan dapat
Corporation menyatakan bahwa meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini dapat
dicapai melalui terjadinya penurunan resiko korupsi,
“Sejatinya tanggung jawab sosial korporasi manipulasi, penggelapan dan berbagai bentuk prilaku
merupakan sebuah kesepakatan antara pihak bisnis tidak etis lainnya.
dengan masyarakat atau komunitas yang berpengaruh 4.Penerapan etika bisnis seperti kejujuran, menepatijanji
atau signifikan terhadap bisnis tersebut” dan menolak suap dapat meningkatkan kualitas
hubungan bisnis diantara dua pihak yang melakukan pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan
hubungan bisnis. hak-hak masyarakat adat”.
5.Agar perusahaan terhindar dari penyalahgunaan yang 4.Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2017 tentang
dilakukan karyawan maupun kompetitor yang Perubahan atas PP No.79 tahun 2010 tentang Biaya
bertindak tidak etis. Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan
6.Penerapan etika perusahaan secara baik di dalam suatu Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan
perusahaan dapat menghindarkan terjadinya Gas Bumi. Pada pasal 12 disebutkan bahwa biaya
pelanggaran hak-hak pekerja oleh pemberi kerja. operasi yang dapat dikembalikan harus memenuhi
7.Mencegah perusahaan yang diwakili para syarat salah satunya yaitu untuk pengeluaran biaya
pemimpinnya tidak memperoleh sanksi hukum karena pengembangan masyarakat dan lingkungan yang
menjalankan bisnis secara tidak etis. dikeluarkan pada masa eksplorasi dan eksploitasi.

Perkembangan lainnya yang terjadi saat ini adalah Hasil temuan yang penulis peroleh merupakan hasil
rencana implementasi TJS berdasarkan ISO 26000. keterlibatan langsung selama bekerja sejak Agustus
Dimana dijelaskan yang dimaksud dengan TJS adalah 2015 hingga saat ini dibawah security departemen baik
tanggun jawab suatu perusahaan atas dampak dari melalui keterlibatan dalam meeting-meeting antar
berbagai keputusan dan aktivitas mereka terhadap departemen maupun dengan perusahan migas lainnya
masyarakat dan lingkungan melalui suatu prilaku yang didalam kegiatannya meliputi telaah terhadap
terbuka dan etis yang : laporan bulanan sekuriti, pembahasan-pembahasan
1.Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan terhadap Emergancy Respon Plan lapangan offshore,
kesejateraan masyarakat. laporan intelejen, hasil notulen meeting , diskusi dengan
2.Memperhatikan ekpektasi para pemangku kepentingan berbagai pihak yang mengetahui dan terlibat secara
3.Tunduk kepada hukum yang berlaku dan konsisten langsung menangani permasalahan disana.
dengan norma prilaku international.
4.Diintegrasikan ke dalam seluruh bagian organisasi Hasil temuan ini diperkaya pula dengan pengalaman
penulis yang juga pernah menjadi Regional Manager
Program Tanggung Jawab Sosial (TJS) di industri hulu salah satu NGO dan menangani project di Kabupaten
minyak dan gas bumi (migas) tidak dapat dilepaskan Sampang mengenai pemberdayaan masyarakat nelayan
dari payung hukum yang menaunginya. Setidaknya ada selama hampir 1.5 tahun sehingga cukup memahami
empat aturan hukum yang mengatur praktek TJS karakteristik serta dinamika sosial yang ada di
sebagai bagian melekat dari sebuah perusahaan. Ini dia masyarakat Sampang-Madura Jawa Timur.
aturannya:
1.Peraturan yang mengikat Badan Usaha Milik Negara Ancaman Dari Kegiatan Nelayan Pada Daerah
(BUMN), sebagaimana Keputusan Menteri BUMN Terlarang Terbatas dengan banyaknya aktivitas nelayan
Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Bina berikut data yang berhasil di lapangan produksi adalah
Lingkungan (PKBL). PKBL terdiri program perkuatan sebagai berikut:
usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir
dan pendampingan (disebut Program Kemitraan), serta Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nelayan yang
program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat masuk kedalam DTT (Daerah Terlarang Terbatas)
sekitar (disebut Program Bina Lingkungan), dengan lapangan operasi Petronas Carigali II Ketapang Ltd
dana kegiatan yang bersumber dari laba BUMN. sebagai objek vital nasional untuk tahun 2019
2.Peraturan tentang Perseroan Terbatas (PT) yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini
operasionalnya terkait Sumber Daya Alam (SDA), menunjukan rendahnya kesadaran nelayan akan
yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 pemahaman atas kegiatan produksi migas pada sebagai
Tahun 2007. Dalam pasal 74 disebutkan: (1) Perseroan objek vital nasional terutama akan keamanan dan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang keselamatan dalam melakukan aktifitas penangkapan
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib ikannya.
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Tabel 1
Lingkungan, (2) Tanggung Jawab Sosial dan
Data Nelayan Masuk ke DTT
Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran.
3.Peraturan TJS bagi perusahaan pengelola Minyak dan
Gas (Migas), diatur dalam Undang-Undang Minyak
dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam pasal 13
ayat 3 (p) disebutkan: Kontrak Kerja Sama
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat
paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: (p)
juga atas sepertujuan dari SKK Migas sebagai wakil
dari regulator pemerintah.

Lapangan Produksi Minyak dan Gas di lepas pantai Pengamanan di Lepas Pantai Bukit Tua terdiri dari 4
utara Madura merupakan Objek Vital Nasional (empat) orang dengan jadwal back to back. Personil
berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 77 pengamanan sejumlah 2 (dua) orang standby di kapal
K/90/MEM/2019 tentang Objek Vital Nasional Bidang support secara bergantian jaga siang dan malam hari.
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) . Dalam Personil jaga di kapal support pada saat ini tidak
aturan ini ditetapkan, obvitnas bidang ESDM yang memiliki banyak kewenangan untuk menindak
meliputi kawasan/lokasi, bangunan/instalasi, dan/atau terjadinya sebuah insiden. Sebagai contoh, adanya kapal
usaha di bidang energi dan sumber daya mineral nelayan yang menerobos area DTT. Personil security
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang hanya bisa melakukan pendataan terhadap para
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Kepmen ini. pelanggar yang memasuki area DTT. Personil
pengamanan tidak memiliki peralatan yang bisa
digunakan untukmenindak lanjut pelanggar.
Di dalam keputusan presiden No. 63 Tahun 2004
tentang pengamanan Obyek Vital Nasional dalam Kapal support yang standby di daerah operasional bukan
keputusan tersebut pada pasal 1 dijelaskan sebagai befungsi penuh untuk support departemen security.
berikut : Kapal support hanya bisa menghalau apabila ada kapal
1.Obyek Vital Nasional adalah kawasan/lokasi, nelayan menerobos area DTT, dan tidak bisa melakukan
bangunan/instalasi dan/atau usaha yang menyangkut aktivitas penindakan lebih jauh
hajat hidup orang banyak, kepentingan negara
dan/atau, sumber pendapatan negara yang strategis. Dari Hasil risk assessment terbaru pada Agustus 2019
2.Pengelola Obyek Vital Nasional adalah perangkat yang dilakukan menggunakan jasa konsultan untuk
otoritasdari Obyek Vital Nasional. maka risk pada lapangan Bukit Tua dinyatakan high
3.Pengamanan adalah segala usaha, pekerjaan dan atau tinggi. Terkait dengan permasalahan masuknya
kegiatan dalam rangka pencegahan, penangkalan dan nelayan ke wilayah DTT operasional perlu dilakukan
penanggulanganan serta penegakan hukum terhadap hal-hal sebagai berikut :
setiap ancaman dan ganguan yang ditujukan kepada 1.Penerapan aturan hukum yang berlaku dengan
Obyek Vital Nasional. tegas bagi para pelanggar. Perlu adanya ketegasan
4.Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan dengan baik dari pemerintah, stakeholder terkait dan
segala bentuknya baik yang berasal dari dalam Perusahaan untuk menindak nelayan yang melanggar.
maupun dari luar negeri yang dinilai dapat berpotensi 2.Penggalangan aktor yang dapat memicu nelayan untuk
membahayakan kelangsungan berfungsinya Obyek beraktivitas disekitar platform, terutama yang bekaitan
Vital Nasional. dengan perbuatan melanggar hukum.
5.Gangguan adalah tindakanyang sudah nyata dan 3.Hasil social rapid assessment yang dilakukan beberapa
menimbulkan kerugian berupa korban jiwa dan/atau waktu lalu di komunitas nelayan pesisir utara.
harta benda serta daapat berakibat trauma psikis 4.Perlu adanya edukasi masyarakat kepada nelayan
kepada pegawai/karyawan Obyek Vital Nasional. pesisir akan arti pentingnya objek vital bagi kemajuan
bangsa dan Negara.
Dijelaskan kembali dalam pasal 2 Obvitnas yang 5.Pemberdayaan masyarakat nelayan pesisir dengan
bersifat strategis harus memenuhi salah satu, sebagian menyediakan lapangan pekerjaan, sehingga
atau seluruh ciri-ciri berikut : mengurangi intensitas dan kuantitas nelayan perairan
1.Menghasilkan kebutuhan pokok sehari hari laut.
2.Ancaman dan ganguan terhadapnya mengakibatkan 6.Pengembangan budidaya perikanan darat dan pesisir
ganguan terhadap kemanusiaan dan pembangunan pantai.
3.Ancaman dan ganguan terhadapnya mengakibatkan
kekacuan transportasi dan komunikasi secara nasional Kondisi masuknya nelayan ke wilayah DTT sesuai
dan atau ; dengani Teori Broken windows dikembangkan oleh
4.Ancaman dan ganguan terhadapnya menyebabkan sosiolog James Wilson dan George Kelling pada 1980-
terganggunya penyeleggaraan pemerintahan negara. an. Disebutkan bahwa ketika kejahatan tingkat rendah
seperti vandalisme (misalkan Memecahkan jendela
Di didalam melakukan fungsi pengamanannya maka mobil dan bangunan) diabaikan, kejahatan yang lebih
perusahaan melakukan kerjasama PKS (Perjanjian besar dan lebih serius mulai terjadi segera.
Kerja Sama) dengan angkatan laut guna melakukan
pengamanan operasional lapangan sesuai dengan pasal 8 Masuknya nelayan beraktivitas di daerah operasional
dalam kepres yaitu Pengamanan Obyek Vital Nasional pada lapangan minyak dan gas Petronas Carigali
merupakan bagian organik atau termasuk dalam Ketapang II tanpa ada upaya secara berkesinambungan
lingkungan dari Tentara Nasional Indonesia dilakukan untuk melakukan penghalauan berupa tindakan preemtif
oleh Tentara Nasional Indoneneia. PKS yang dilakukan melalui sosialisasi yang tepat, preventif melalui
penghalauan dan patroli serta refresif melalui penegakan
aturan dengan melibatkan pihak yang berwenang akan Sejak November 2016 penulis mencatat mulai muncul
menimbulkan meningkatnya kegiatan tersebut hingga permasalahan dengan FKMSU namun tidak sampai
masuk ke dalam daerah terlarang terbatas/ DTT dan muncul kepermukaan yang kemudian berimbas pada
membahayakan keselamatan jiwa si nelayan dan naiknya nelayan ke atas rig dan menggangu jalannya
operasional kegiatan tersebut yang merupakan Obyek operasional pengeboran sumur baru.
Vital Nasional bagi kepentingan Negara melaui
pendapatan migasnya. Stakeholder departemen harus memiliki kemampuan
berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan
FKMSU yang sebelumnya merupakan mitra dalam setempat serta memahami budaya mereka sehingga
menjalankan beberapa program TJS baik berupa project mudah diterima dalam komunikasi. Komunikasi yang
basis pada saat mobilisasi Rig sejak tahun 2012 (sebagai baik tidak serta merta membuat permasalahan menjadi
organisasi yang di tunjuk oleh BUMD Sampang dengan tidak ada akan tetapi dengan komunikasi yang baik
tokohnya Abah Syahid) telah mengirimkan surat kepada maka penyelesaiannya juga dapat diselesaikan dengan
perusahaan untuk kembali dilibatkan peranannya dalam cara-cara yang lebih efektif.
kegiatan TJS yang bersifat berkelanjutan dan sewa kapal
untuk menjadi bagian pengamanan . 4. Simpulan
Permasalahan ini kemudian dibawa kepada SKK migas Sejak tahun 2012 pada saat belum berproduksi telah
hingga beberapa kali dilakukan pertemuan dan berkomitmen untuk berkontribusi terhadap
dimediasi dengan dinamika perkembangan komunikasi pemberdayaan masyarakat lokal sebagai bentuk
yang cukup alot serta beberapa kali dilakukan penolakan Tanggung Jawab Sosialnya baik dalam bentuk project
terhadap usulan FKMSU. basis yaitu dengan melakukan mitra kerja dengan
BUMD Kabupaten sampang dalam kegiatan Scouting &
Kondisi yang terjadi seperti yang digambarkan dalam Sozialization dimana dalam pelaksanaannya BUMD
Teori Pencegahan Kejahatan dan Kerugian / Crime and Kabupaten Sampang juga bekerja sama degan FKMSU
Loss Prevention Setiap tindakan terjadinya suatu (Forum Komunikasi Masyarakat Sampang Utara).
kejahatan diiringi dengan terjadinya kerugian. Kegiatan tersebut mencakup melalui pembangunan fisk
Pengertian pencegahan kejahatan sendiri memiliki maupun peningkatan keterampilan (soft skill) dalam 3
beberapa definisi. Djamin (2015: 57) mendefinisikan: (tiga) bidang, yaitu Pendidikan, Pemberdayaan dan
Lingkungan & Kesehatan. Bahwa kemudian masih
“Menurut UNDOC 2002 dalam Guidelines for the terjadi ketidakpuasan yang berujung kepada konflik
prevention of Crime bahwa pencegahan kejahatan antara perusahaan dengan stakeholdernya yaitu
terdiri atas strategi dan tindakan untuk mengurangi masyarakat dalam hal ini FKMSU harus dipahami
resiko terjadinya kejahatan dan potensi akibat sebagai bentuk dari suatu interaksi sosial antara
buruknya terhadap individual dan masyarakat dengan perusahaan dengan stakeholdernya. Perusahaan di
melakukan intervensi untuk mempengaruhi berbagai dalam pelaksanaan program TJS nya berkewajiban
penyebabnya. Sedangkan menurut Australian Institute untuk turut menciptakan kesejahteraan dalam
of Criminology 2014 pencegahan kejahatan adalah masyarakat, sekaligus secara bersamaan membangun
berbagai strategi yang diimplementasikan oleh pribadi, relasi saling mendukung antara korporasi dengan
komunitas, perusahaan , LSM/NGO, dan semua masyarakat sekitar. Kata turut disini berarti
tingkat organisasi pemerintahan dengan sasaran menempatkan korporasi bukan sebagai aktor utama
berbagai faktor sosial dan lingkungan yang melainkan aktor pendukung namun berpartisipasi aktif.
meningkatkan resiko terjadinya, ketidaktertiban dan Ada tiga variabel yang harus saling mendukung dalam
korban” suksesnya suatu program TJS , yaitu terciptanya relasi
. yang konstruktif di dalam tiga sektor antara Corporate
Persoalan komunikasi dengan FKMSU dan tuntutannya (Pihak Perusahaan), State (Pemerintah Daerah dan
belum selesai disatu sisi harus sudah berjalan Drilling Instansi Pemerintah yang bertugas sebagai regulator
mobilisasi yang harus dilakukan sosiaisasi ke dalam hal ini SKK Migas) dan Society (peran aktif dan
masyarakat. Pada Hari Kamis 3 Oktober 2019 pukul kesadaran masyarakat itu sendiri pada daerah terdampak
10.30 WIB hal yang dikawatirkan tejadi dimana terjadi di Sampang Utara khususnya masyarakat nelayan).
blokade oleh 15 nelayan sampang utara terhadap Rig
Drilling. Pelaksanaan pengamanan yang dilakukan telah sesuai
dengan kebijakan yang terdapat pada Security Policy
Di dalam keterkaitan dengan kasus diatas terhadap aksi sebagai bentuk komitmen dari TOP Management,
nelayan yang naik keatas rig pada saat mobilisasi driling sekuriti departemen telah melakukan upaya-upaya
jelas terjadi konflik antara koorporasi atau perusahaan pengamanan baik melalui kontrak security service
dengan stakeholdernya yaitu masyarakat harus dipahami bekerjasama dengan security provider yang bertugas
sebagai bentuk dari suatu interaksi sosial antara pada supplay vassel di lapangan produksi lepas pantai
perusahaan dengan stakeholdernya dalam hal ini maupun melalui perjanjian kerja sama (PKS) dengan
komunitas nelayan di daerah terdampak. Angkatan laut dengan melibatkan aparat TNI sebagai
pemegang kewenangan melakukan tindakan
pengamanan. Untuk memperkuat posisi tawar di dalam Borodzicz, Edward P. (2005). Risk crisis & Security
pengamanan terhadap lapangan produksi migas di Management. England : John wilwy and sons. Ltd.
offshore maka sekuriti departemen juga telah
melakukan upaya registrasi ke kementrian ESDM Creswell, John W. (2016). Research Design,
sehingga terdaftar sebagai Obyek Vital Nasional Qualitative, Quantitative,and Mixed Methods
berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 77 Approaches. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
K/90/MEM/2019 tentang Objek Vital Nasional Bidang
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) . Pada saat Department of Army, Headquarter. (2001). FM 3-19.30
tejadi peristiwa pada tanggal 3 Oktober 2019 terkait Physical Security. Wasimgthon-DC : Headquarter
dengan 15 perahu nelayan yang naik ke atas rig Department of Army-USA.
sehubungan dengan kegiatan rig mobilisasi belum
dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sekuriti Djamin, Awaloedin. (2015). Manajemen Sekuriti di
departemen telah membuat SOP offshore sudah dibuat Indonesia. Jakarta : Yayasan Tenaga Kerja Indonesia
dan masih dalam proses koreksi untuk memperoleh Pusat Pembinaan Sumber Daya Manusia.
approval/ persetujuan oleh kepala divisi. SOP yang ada
saat ini hanya sebatas untuk sekuriti yang bertugas Kusnadi. (2009). Keberadaan Nelayan & Dinamika
diatas kapal supplay vassel sesuai dengan kondisi saat Ekonomi Pesisir. Yogyakarta : Ar-RuzzMedia.
ini dikarenakan tanggung jawab mobilisasi rig berada di
Drilling departemen melalui kontrak dengan Lawrance, Anne. James Waber (2014) Business and
menggunakan pihak ketiga. Pentingnya sosialiasi Society Stakeholder, Ethnic , Public Policy 14th Edition.
kepada masyarakat sebelum pelaksanaan mobilisasi rig America : Mc-Grill Company.
ini juga telah di sampaikan oleh sekuriti departemen
kepada stakeholder baik secara fornmal dalam Lineke, Susan (2015). Security Planning An Applied
pertemuan dengan SKK migas maupun meeting intenal Approach.. USA : Spinger International Publishing
perusahaan. Switzeland.

Pada prinsipnya terdapat hubungan yang saling terkait Prayogo, Dody. (2011). Socially Responsible
antara program TJS dan implemantasinya terhadap Corporation. Peta Masalah, Tanggung Jawab Sosial dan
peningkatan pengamanan pada lapangan produksi Pembangunan Komunitas Pada Industri Tambang dan
migasnya. Bagaimana program-program TJS yang Migas di Indonesia. Jakarta : Penerbit Universitas
berjalan sejak 2012 hingga Oktober 2016 memberikan Indonesia (UI-Press)
kontribusi terhadap pengamanan dengan tidak terjadinya
permasalahan yang mengakibatkan gangguan terhadap Petronas Indonesia (2015). Offshore Bukit Tua Field
operasional perusahaan, sehingga tidak terjadi peristiwa Emergancy Response Plan. Jakarta : HSSE Departement
seperti halnya yang terjadi pada tgl 3 Oktober 2019
nelayan naik keatas rig yang pada wilayah DTT (Daerah SKK. Migas (2016). Buku Manual Pengamanan Aset
Terlarang Terbatas) yang mengakibatkan terhentinya Industru Hulu dan Minyak dan Gas Bumi. Jakarta.
kegiatan mobilisasi rig dan menggangu operasional
perusahaan. Solihin, Ismail. (2008). Corporate Social Responsibility
From Charity to Susitainability.Jakarta : Salemba
Bahwa diperlukan langkah-langkah strategis secara Empat.
menyeluruh dengan cepat dan komitmen dari TOP
Management terhadap permasalahan TJS dilapangan Standard. American International. (2009).
sehingga dapat terintegrasikan dengan fungsi-fungsi Organizational Resilance; Security, Preparedness, and
lainnya di seluruh departemen bagi keberlangsungan Countinuity Management Systems Requirement for
bisnis perusahaan. guidance for use. USA : ASIS

Daftar Acuan International Virginia Police. (2002). CAPTED


National Crime Prevension Council. Singapore : 2002.
American Petroleum Institute (2003). Security
Vulnerability Assessment Methodology for the Security Management System. SeMs (2018). Manual
Petroleum and Petrochemical Industries. Wasington Provides Policy, Standard , Guidline and Tools For
DC: National Petrochemical & Refiners Association. Security Risk Management Across Petronas Group.
Kuala Lumpur : Security Department Petronas.
Bungin, Burhan. (2015). Metodologi Penelitian Sosial
dan Ekonomi Format Format Kuantitatif dan Kualitatif Tipton, Harold F , Krause Micki (2008) . Information
Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Security Management Handbook Sixth Edition.. USA :
Manajemen dan Pemasaran. Jakarta : Cetakan ke 2 Taylor & Francis Group.
Prenadamedia Group.
Tipton, Harold F , Krause Micki (2005) . Information
Security Management Handbook Fifth Edition Volume
3.. USA : Taylor & Francis Group.
Jannah Miftahul, Prayogo dody (2014). Community
Development Pada Wilayah Pasca Tambang Kasus PT.
ANTAM di Cikotok.Depok-Fisip UI.
Budiarti Meliany, Santoso Tri Rahajo (2019) CSR
Dalam Sudut Pandang Perusahaan.

Prayogo, Dody. (2011) Evaluasi Program Corporate


Social Responsibility dan Community Development
pada industri tambang dan Migas. Jakarta : Jurnal sosial
humaniora.

BNPT. (2017). Sistem Operation Procedure.


Penanganan Aksi Terorisme di Fasilitas Objek Vital
Nasional Minyak dan Gas Bumi Lepas Pantai.

Triharijadi (2015), Kajian Pemberdayaan Masyarakat


Dalam Rangka Peningkatan Pengamanan Objek Vital
di. PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Cirata
Jawa Barat. Jakarta : UI Salemba.

Prayogo dody, Ulva Miftakhul Jannah (2014),


Community Developmnet Pada Wilayah Pasca
Tambang Kasus PT. Antam di Cikotok. Depok : UI
Depok.

Anda mungkin juga menyukai