Anda di halaman 1dari 3

Makalah PBL Skenario 4

Sinar-Sinar Sasotya Satiaji


Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Sasotya.102021161@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Kepribadian seseorang erat kaitannya dengan hal apa yang akan dilakukan oleh seseorang tersebut
sebagai individu. Pengambilan keputusan akan menghasilkan suatu tindakan yang akan memenuhi
kebutuhan individu tersebut. Terdapat beberapa jenis cara dalam pengambilan keputusan, juga
beberapa teknik pengambilan keputusan. Penulisan ini akan membahas bagaimana seorang manusia
atau individu manusia dapat mengambil keputusan sesuai dengan situasi yang terjadi. Dengan
mempertimbangkan nilai moral yang berlaku pada suatu komunitas atau perkumpulan. Disamping
mempertimbangkan nilai moral yang berlaku tidak sedikit ditemukan kelainan pada kondisi kejiwaan
seseorang, salah satunya adala kepribadian ganda. Gangguan ini akan menyebabkan seseorang yang
menderitanya akan memiliki dua identitas yang berbeda dalam satu tubuh. Penderita juga akan
mengalami pergantian sikap dalam waktu yang berulang ulang. Hal ini bisa saja menjadi sebuah
tindakan kriminal jika penderita memiliki kepribadian kriminal. Namun di sisi lain terdapat sistem
hukum yang tidak bisa serta merta menganggap penderita kepribadian ganda adalah pelaku kriminal.
Salah satu sistem itu berupa asas praduga tak bersalah.

Kata kunci : individu, moral, gangguan, kepribadian, kejiwaan

Pendahuluan

pengambilan keputusan merupakan proses seseorang dalam memilih cara benrtindak yang
bagi individu tersebut efisien dan tepat dilakukan pada situasi yang sedang terjadi. 1 namun pada setiap
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu tersebut tentu akan menghasilakn sebuah
tindakan. Dari tindakan tersebut juga akan muncul resiko yang akan terjadi dari keputusan tersebut.
Dalam pengambilan keputusan yang memiliki resiko, manusia sebagi individu harus
mengatahui bagaimana nilai-nilai moral yang harus dilakukan untuk mengambil sebuah keputusan.
Jika dalam Descartes cogito ergo sum (saya berpikir/sadar, maka saya ada), dalam etika cogito (saya
berpikir/sadar) maka saya mengajukan nilai-nilai. Aktivitas penilaian ini menjadi ciri khas manusia. 2
Nilai moral bukanlah sebuah opsi, melainkan wajib. Nilai moral adalah fenomen kewajiban, kesaksian
tentang kewajiban ada dalam tindakan dan bahasa manusia sehari-hari.
Dengan memahami bagaimana suatu nilai moral tercipta dan berjalan, akan ada sedikit
persamaan pemikiran dari masing-masing individu tentang apa itu yang benar dan salah. Hal ini bisa
mengaibatkan orang yang tidak bersalah menjadi salah karena penilaian mayoritas kelompok. Melalui
Undang-Undang No. 14 tahun 1970 tentang ketentuan –Ketentuan Pokok kekuasaan Kehakiman
(UUPKK) yang telah diperbarahui dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 dan dalam
penjelasan KUHAP tercantum adanya asas : ” Setiap orang yang disangka, ditahan, dituntut dan atau
dihadapkan dimuka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan
pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.” 3
Pada penulisan ini asas praduga tak bersalah berlaku pada seseorang suspek kriminal yang
memiliki kepribadian ganda. Kepribadian ganda atau dengan nama lain dissosiative identity disorder
(DID) merupakan kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya
dua atau lebih kepribadian yang masing-masing memiliki karakter dan nama yang berbeda dalam satu
individu.4 Terdapat beberapa penyebab terjadinya DID yang antara lain adalah: faktor psikologis,
pembentukan kepribadian dari awal memang tidak baik, faktor organik biologis, dan faktor
lingkungan.

Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses memilih suatu cara bertindak dengan metode yang
efisien dan sesuai dengan situasi. 1 pengambilan keputusan sangat dibutuhkan dalam setiap langkah
kehidupan manusia. Setiap pengambilan keputusan pasti akan menghasilkan sebuah tindakan yang
dapat memenuhi suatu kebutuhan manusia. Pengambilan keputusan tidak bisa secara jelas dikatakan
salah atu benar, terdapat beberapa resiko yang akan terjadi dalam setiap pengambilan keputusan.
Resiko dari pengambilan keputusan tersebut dapat berupa hal yang baik dan juga hal yang buruk, baik
bagi individu pengambil keputusan tersebut ataupun orang lain yang terdampak dari keputusan
tersebut.
1. Jenis-jenis pengambilan keputusan
Pada umumnya, secara klasik terdapat tiga tingkatan hierarki manajemen dalam pengambilan
keputusan, yaitu: keputusan taktis, strategis, dan oprasional. 1
a. Keputusan taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah.
b. Keputusan strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak sebuah
perusahaan.
c. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang
paling bawah.
2. Teknik pengambilan keputusan
Pada umumnya, teknik pengambilan keputusan terbagi menjadi dua jenis, yaitu teknik tradisional
dan teknik modern. 1
a. Keputusan terprogram tradisional, biasanya bentuknya diambil dari kebiasaan,
pekerjaan rutin sehari-hari, prosedur operasional yang baku, struktur organisasi yang,
melalui saluran informasi yang jelas.
b. Keputusan terprogram modern, biasanya bentuknya diambil dari riset operasional,
analisa amtematik, simulasi komputer, dan proses data elektronik.
c. Keputusan tidak terprogram, terbagi menjadi tiga bagian. 1
1. Heuristic, yaitu hal yang mendorong seseorang untuk mencari dan menemukan
sendiri melalui intuisi dan kreatifitas.
2. Rule of thumms, yaitu prosedur praktis yang menjamin penyelesaian yang
optimal.
3. Dilakukan dengan seleksi dan latihan bagi para eksekutif.

Nilai moral

Dikatakan Agustius W. Dewantara dalam bukunya, bahwa manusia selama ia memiliki


kesadaran dalam tindakannya yang dilakukan , manusia itu pasti mengajukan nilai-nilai. 2 Kesadaran
dalam kehidupan manusia merupakan bukti yang secara tidak langsung yang mengatakan tampilnya
nilai-nilai. 2 Mengenai benar atau salahnya nilai-nilai yang dilakukan manusia secara sadar, kita
seringkali membandingkan dengan revolusi filsafat Descartes.2
Jika dalam Descartes cogito ergo sum (saya berpikir/sadar, maka saya ada), dalam etika
cogito (saya berpikir/sadar) maka saya mengajukan nilai-nilai. Aktivitas penilaian ini menjadi ciri
khas manusia.2 Nilai moral bukanlah sebuah opsi, melainkan wajib. Nilai moral adalah fenomena
kewajiban, kesaksian tentang kewajiban ada dalam tindakan dan bahasa manusia sehari-hari.
Kewajiban manusia hadir dalam tindakan dan bahasa, bukan pikiran.

Asas praduga tak bersalah

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1970 tentang ketentuan –Ketentuan Pokok kekuasaan
Kehakiman (UUPKK) yang telah diperbarahui dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 dan
dalam penjelasan KUHAP tercantum adanya asas : ” Setiap orang yang disangka, ditahan, dituntut
dan atau dihadapkan dimuka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan
pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.”
Asas ini sering disebut dengan nama asas praduga tak bersalah (presumption of innocence)
sebagai suatu asas universal yang terdapat dan berlaku pada setiap negara di dunia yang menamakan
dirinya sebagai negara berdasarkan hukum. 3 Dalam teori peradilan pidana, dikenal adanya dua model
peradilan pidana, yaitu Crime Control Model (CCM) dan Due process Model (DPM). 3 Pada negara-
negara yang menganut CCM yang lebih mengutamakan efisiensi dan efektifitas penanggulangan
kejahatan, seringkali asas praduga tak bersalah hanya menjadi slogan kosong belaka. 3 Sedangkan pada
negara-negara yang menganut DPM, maka asas praduga tak bersalah diterapkan melalui
penyelenggaraan peradilan pidana yang mengutamakan perlindungan hak asasi manusia. 3
Kepribadian ganda

Kepribadian ganda atau dengan nama lain dissosiative identity disorder (DID) merupakan
kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih
kepribadian yang masing-masing memiliki karakter dan nama yang berbeda dalam satu individu. 4
Terdapat beberapa penyebab terjadinya DID yang antara lain adalah: faktor psikologis, pembentukan
kepribadian dari awal memang tidak baik, faktor organik biologis, dan faktor lingkungan. 4
Ciri-ciri penderita DID yang sering ditemukan dan terlihat adalah di dalam satu tubuh terdapat
dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda. 4 Dua identitas atau kesadaran tersebut
mengambil alih perilaku orang tersebut secara berulang-ulang bergantian. Menderita amnesia yang
dalam arti tidak mampu mengingat tentang hal-hal yang penting atau sudah dilakukan. Gejala-gejala
yang terjadi bukanlah efek alkohol atau obat-obatan lainnya, elainkan karena efek psikologis.

Kesimpulan

Dalam kasus skenario empat dihasilkan kesimpulan bahwa Mr.X adalah benar pembunuh
rekan sejawatnya. Hal ini bukan dikarenakan satu faktor tunggal bahwa Mr.X adalah penderita
gangguan kepribadian. Pihak yang berwajib diyakini telah melakukan asas praduga tak bersalah
dengan tetap memperhatikan hak dan kewajiban Mr.X. namun di lain sisi juga terdapat banyak bukti
yang mendukung bahwa Mr.x adalah pembunuh rekan sejawatnya.

Refrensi

1. Ningsih S. Pendekatan terhadap Pengambilan Keputusan. Universitas Negeri Padang. 2019:


1-3.
2. Dewantara AW. Filsafat Moral: Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia. Yogyakarta: PT
Kanisius; 2017. 44.
3. Abdullah MZ. Asas Praduga Tak Bersalah dari Berbagai Perspektif. Universitas Batanghari
Jambi. 2017: 1-13.
4. Manurung VM. Tinjauan Yuridis Penjatuhan Pidana Mati terhadap Perilaku Kejahatan Yang
Menderita Dissosiative Identity Disorder (DID). Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2014: 1-
11.

Anda mungkin juga menyukai