Anda di halaman 1dari 21

B. A. Rukiyanto, S.J.

Pokok bahasan
Teologi Moral
Istilah-istilah dasar
Tindakan bermoral
Kebebasan
Norma moral
Hukum moral
Apa itu Teologi Moral
Teologi Moral: pemikiran berdasarkan wahyu tentang
bagaimana manusia harus hidup; pengetahuan
teologis tentang tingkah laku dan tindakan manusia.
Bagian teologi yang mempelajari pedoman yang
harus diikuti manusia guna mencapai tujuan
hidupnya dalam cahaya iman dan budi.
Teologi moral merefleksikan kebenaran-kebenaran
iman, menggali nilai-nilai yang terkandung dalam
norma-norma hidup manusia.
Kegunaan Teologi Moral
1) Menyediakan prinsip-prinsip mengenai norma-
norma objektif.
2) Menyediakan prinsip-prinsip mengenai hati nurani
sebagai norma dalam diri subjek
3) Membahas persyaratan kualitas tindakan untuk
dapat dinilai dari sudut moral
4) Membahas dosa sebagai pelanggaran norma moral
oleh subjek yang bisa bertanggungjawab
5) Membahas dinamika pengembangan moral.
Istilah-istilah Dasar
Etiket: sopan-santun
Etika: pemikiran berdasarkan akal budi tentang
bagaimana manusia harus hidup; filsafat tentang
dimensi moral manusia
Teologi Moral: pemikiran berdasarkan wahyu tentang
bagaimana manusia harus hidup
Moral: peninjauan baik-buruk manusia sebagai
manusia
Nilai: sifat yang menyebabkan sesuatu yang baik
dianggap baik
Norma: ukuran
Norma sopan santun: ukuran yang mengatur tingkah
laku lahiriah antar sesama warga
Norma moral: ukuran untuk menentukan betul-salah
sikap dan tindakan manusia sebagai manusia
Norma hukum: ukuran kelakuan manusia di dalam
masyarakat yang dapat dituntut pelaksanaannya dan
yang pelanggarannya dituntut dengan pasti oleh
penguasa
Manusia dan tindakan
Manusia merupakan subjek moral, karena
mempunyai akal budi, yaitu kemampuan untuk
mengambil keputusan dan menentukan diri-sendiri.
Manusia merupakan makhluk sejarah, selalu dalam
proses menjadi, mempunyai latar belakang dan
sejarah tindakannya.
Manusia merupakan totalitas yang memiliki tubuh,
jiwa dan roh. Tindakannya mengungkapkan
kepribadiannya yang menyeluruh.
Struktur tindakan manusia
1) Subjek tindakan: manusia sebagai totalitas
dengan keseluruhan dimensinya (jasmani-rohani);
dengan akal budi manusia mampu mengambil
keputusan dan menentukan diri sendiri.
2) Objek tindakan: sasaran intrinsik suatu tindakan,
buah tindakan manusia, sumber utama untuk
menentukan moralitas suatu tindakan; objek
tindakan menghubungkan subjek dengan nilai
objektif tindakan
3) Konteks: keadaan-keadaan langsung yang
memberikan ciri-ciri moral lebih lanjut kepada suatu
tindakan (siapa pelakunya, bagaimana caranya,
tempat dan waktu, objek tindakan, frekuensi
tindakan). Membunyikan radio bisa tidak baik kalau
sampai mengganggu orang lain.
4) Maksud subjek tindakan: alasan (motivasi) yang
mendorong orang melakukan sesuatu; maksud
mempengaruhi buah tindakan.
Kadang maksud berbeda dari buah tindakan,
misalnya orang bunuh diri untuk mencegah
terjadinya pembocoran rahasia.
Maksud baik tidak boleh menghalalkan segala cara.
Maka penilaian moral perlu mempertimbangkan
objek tindakan, konteks perbuatan, dan maksud
tindakan.
Tindakan Bertanggungjawab
Tindakan moral adalah tindakan yang
bertanggungjawab. Tanggungjawab mengandaikan
adanya kebebasan.
Kebebasan: kemampuan untuk menentukan
tindakannya sendiri – mengarah kepada kebebasan
interior, kebebasan mengambil keputusan tanpa
paksaan atau tekanan dari pihak luar.
Kebebasan mengandaikan pembatasan fisik dan
sosial serta tatanan nilai-nilai normatif. Kebebasan
perlu memperhatikan kepentingan orang lain.
Unsur integral tanggungjawab
1) unsur kemampuan (mampu): kemampuan untuk
melakukan suatu tindakan
2) unsur pengetahuan (tahu): kesadaran dalam
melakukan suatu tindakan, mengandaikan adanya
perhatian, pertimbangan dan terkontrol.
3) unsur kehendak (mau): mempunyai kemauan
untuk melakukan suatu tindakan, berasal dari dalam
dirinya, dikehendaki, tidak ada paksaan dari luar.
Halangan tanggungjawab
1) halangan umum: tidak ada kebebasan dalam
melakukan suatu tindakan
2) halangan khusus:
a) tidak adanya perhatian (tidak sengaja);
b) di luar pengetahuan (sungguh tidak tahu atau
lalai/tidak mau tahu)
c) pengaruh kebiasaan baik atau buruk
d) kekuatan fisik dan psikis (kecemasan, ketakutan)
Halangan itu mengurangi tanggungjawab secara
proporsional.
Macam-macam Kebebasan
Eksistensial: kemampuan manusia melakukan tindakan
sendiri
Sosial: kemungkinan bertindak seseorang yang tidak
dibatasi oleh paksaan fisik, tekanan psikis atau larangan
moral
Jasmani: tidak adanya paksaan terhadap kemungkinan
untuk menggerakkan badan
Rohani: kebebasan untuk berpikir, menilai, menghendaki
sesuatu
Moral: tidak adanya ancaman/tekanan/larangan atau
kewajiban
Kebebasan dibatasi dengan norma, hukum atau
peraturan demi kepentingan umum dan menjamin
hak-hak semua anggota masyarakat
Kebebasan dan tanggung jawab: semakin bertanggung
jawab semakin bebas; sikap dan tindakan kuambil
dipertanggungjawabkan terhadap nilai-nilai
kemanusiaan
Moralitas otonom: melakukan kewajiban bukan
karena dibebankan dari luar, tetapi karena sendiri
sadar sesuatu yang bernilai sebagai tanggungjawabnya
Heteronom: karena tekanan, takut dosa

Anda mungkin juga menyukai