Anda di halaman 1dari 7

KEPEDULIAN KEPADA TEMAN

Pemain:

Pemeran dari drama anak tentang anak anak sekolah ini diantaranya:

1. Guru

2. Rasyid

3. Zaid

4. Nafi

5. Hasan

Adegan Pertama

Di suatu pagi yang cerah, Rosyid berangkat ke sekolah dengan

mengendarai sepeda kesayangannya. Dalam perjalanan, Rosyid tak pernah lupa

untuk selalu berdzikir kepada Allah agar senantiasa diberi keselamatan sampai

tujuan. Ia melantunkan banyak kalimat tayyibah, tasbih dan tahmid.

Rosyid sendiri adalah anak yang baik, rajin dan suka membantu.

Sesampainya di sekolah, Rasyid Nafi' dan Zaid sedang menghafal Al Quran di

halaman sekolah.

Rosyid : Assalamualaikum teman temanku karena Allah..

Zaid, Nafi' : Waalaikumussalam Rosyid, (mereka jawab secara bersamaan)

Rosyid : Masyaallah, kalian rajin sekali pagi pagi sudah menghafal Quran.

Jadi iri..

Zaid : Iya nih Alhamdulillah kita masih dikasih kesempatan sama Allah

untuk menghafal ayat ayatnya.


Nafi' : Alhamdulillah selama diberi kesehatan mengapa tidak kita

manfaatkan untuk beribadah? hehe. (Sambung Nafi)

Rosyid : Iya yah, kalian benar sekali, ngomong ngomong kalian menghafal

surat apa? (Mereka bertiga mengobrol sambil menuju ke kelas.)

Zaid : Aku menghafal juz 30 aja dulu, soalnya hari ini kita juga ada

jadwal setor hafalan.

Rosyid : Masyaalloh aku lupa kalau hari ini ada jadwal setor hafalan.

(sambil tepok jidat). Oh iya, denger denger hari ini akan ada murid baru ya?

(Tanya Rosyid)

Tidak terasa sambil ngobrol, mereka sudah sampai ruangan kelas dan

duduk di meja masing-masing

Nafi' : Iya setau ku sih gitu, kenapa memangnya?

Rosyid : Tidak mengapa, aku hanya penasaran saja sama wajahnya.

Zaid : Entah deh, aku juga penasaran. Kita lihat saja nanti (sambil

memasukkan Al Quran ke dalam laci).

Adegan Kedua

Pukul 07.30 telah tiba, saatnya bel sekolah berbunyi dan anak anak mulai

masuk kelas untuk bersiap siap mengikuti pelajaran pertama. Sambil menunggu

datangnya guru, anak anak menyiapkan buku mereka ke atas meja. 5 menit

kemudian datanglah guru/ustadz.


Nampak guru sedang membawa seorang anak yang asing.

Guru : Assalamualaikum anak anak Shobaahul Khoir (Pent. Selamat

pagi)..

Mendengar salam dari gurunya, lantas anak anak

menjawab: Waalaikumussalam wa rohmatullohi wa barakaatuh,

Guru : Anak anak hari ini kita kedatangan murid baru

yang Insyaallah nanti akan bergabung dengan kalian. Sehingga mulai hari ini

kalian akan belajar dan bermain bersama di kelas ini. (Tegas sang guru)

Silakan Nak perkenalkan diri di depan teman teman barumu. (Lanjut sang guru,

sambil menatap anak baru dengan senyum ramah)

Hasan (Murid Baru) : Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Hasan, saya

datang dari Jogja.

Anak anak : Waalaikumussalam.

Zaid : Eh, Jauh sekali ya dari Yogyakarta ke Jakarta? (Zaid sedang

berbisik dengan Nafi' yang duduk sebangku)

Nafi : Iya jauh sekali, kenapa ya? Apa tidak ada sekolahan bagus di

Jogja?

Zaid : Ada lah pastinya, tapi mungkin ada alasan lain sekolah di Jakarta,

nanti kita tanyakan aja ke dia.

Setelah memperkenalkan diri, sang guru meminta Hasan untuk duduk di

bangku samping agak tengah yang saat itu masih kosong.


Guru : Baiklah Hasan silakan duduk dengan Rosyid ya. Nah anak anak

sekarang jadwal pelajaran pertama hari ini apa? (Tanya guru setelah Hasan duduk

berdampingan sama Rosyid)

Anak anak : Menghafal Al Quran pak Ustadz.

Guru : Baik, sebelum kalian menyetorkan hafalan sebaiknya kita

murojaah terlebih dahulu dari surat An Nas sampai Al Kafirun.

Anak anak pun antusias murojaah dengan penuh semangat dan riang.

Sambil menghayati ayat demi ayat. Murojaah pun telah usai. Kemudian satu

persatu anak anak maju menyetorkan hafalan mereka kepada sang ustadz. Waktu

demi waktu berjalan dengan lancar, tibalah jam istirahat.

Kriiiiiing.... (Bel berbunyi)

Guru : Baik, waktu istirahat telah tiba, kita akhiri pelajaran pagi ini

dengan membaca Hamdalah. (Anak anak pun serempak membaca hamdalah dan

doa kafaratul majelis).

Adegan Ketiga

Pada jam istirahat, anak anak pergi ke kantin untuk membeli jajan dan

makan. Termasuk Zaid dan Nafi'. Namun, ternyata Hasan (murid baru) nampak

murung berdiam duduk di kursinya.

Kala itu teman temannya masih sungkan untuk mendekatinya sehingga

mereka hanya melihat dan tersenyum kecil kepadanya. Rosyid yang duduk

sebangku dengannya pun bertanya.

Rosyid : Hasan, kenapa kamu tidak jajan di kantin?


Hasan : Eh,,enu,, (kebingungan) tidak papa kok, aku udah bawa bekal dari

rumah (jawabnya dengan lirih dan murung).

Rosyid : Kenapa kamu murung begitu?

Hasan : (Menampakkan wajah sedih) tidak papa, aku hanya belum

terbiasa saja dengan tempat baruku ini (tersenyum paksa)

Rosyid : Oh baiklah, aku tinggal ke kantin dulu sebentar ya..

Hasan : (mengangguk)

Pergilah Rosyid ke kantin menyusul sahabat sahabatnya (Zaid dan Nafi').

Setelah dari kantin, tiba tiba Guru memanggil Rosyid. Tapi, Zaid dan Nafi' juga

mengikuti Rosyid dari belakang. Supaya ikut mendengar perkataan Guru yang

akan disampaikan ke Rosyid.

Rosyid : Ada apa Ustadz? (Tanya Rosyid setela sampai di depan gurunya)

Guru : Rosyid, berhubung kamu duduk sebangku dengan Hasan. Pak Ust

mau tanya.

Menurutmu bagaimana sikap Hasan di kelas? Apakah pandai berbaur?

Rosyid : Tidak Ustadz, selama di kelas Hasan hanya diam dan murung saja

dan belum ada keberanian untuk berbaur dengan kami Ustadz.

Guru : Oh begitu, baiklah pak ustadz mau memberi tahu kalian bahwa

Hasan adalah salah satu korban gempa di Jogja beberapa bulan yang lalu. Orang

tua dan kakaknya sudah tiada akibat gempa tersebut, sehingga Hasan tinggal

seorang diri, beruntung ia punya paman di Jakarta. Sehingga pamannya lah yang

menghidupi Hasan. Akan tetapi ekonomi paman Hasan sedang surut, jadi beliau

tidak bisa memberi uang jajan untuk Hasan.


Oleh sebab itulah Hasan hanya membawa bekal nasi di sekolah agar tidak lapar.

Ustadz minta tolong pada kalian, temanilah Hasan agar ia tidak larut dalam

kesedihan. (Jelas sang guru secara panjang lebar)

Rosyid : Baik Ustadz...

Zaid dan Nafi': Ustadz aku telah mendengarnya, Insyaallah kami juga akan

membantu.

Akhirnya bel pertanda masuk pun berbunyi, anak anak yang ada di kantin

berhamburan memasuki kelas untuk melanjutkan belajar mereka. Hingga

sampailah jam pulang. Rosyid, Zaid, Nafi' dan Hasan pun bersiap siap untuk

pulang ke rumah.

Adegan Keempat

Setelah mendengar penjelasan dari pak guru saat istirahat tadi mengenai

Hasan. Rosyid pun memikirkan sesuatu hingga akhirnya muncullah sebuah ide.

Dan ide tersebut ia sampaikan pada kedua sahabatnya melalui telepon yang berisi,

agar Zaid dan Nafi' membawa makanan ringan dari rumah sebanyak mungkin

untuk berbagi di kelas saat jam istirahat besok.

Esok harinya seperti biasa Rosyid, Zaid dan Nafi' pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, mereka berbincang bincang lagi.

Rosyid : Zaid, Nafi...! (Sapa Rosyid) Bagimana, apakah kalian sudah

membawa kan apa yang aku katakan kemarin sore?

Zaid, Nafi' : Bawa kok, tenang saja. (Mereka tersenyum manis)


Pukul 07.30 bel masuk sudah berbunyi, anak anak mulai belajar hingga

tiba jam istirahat. Seperti biasa di jam istirahat anak anak pergi ke kantin, kali ini

Rosyid, Zaid dan Nafi' tidak ke kantin.

Melainkan mereka mengeluarkan semua bekal jajan dari rumah. Lalu

Rosyid mengajak Hasan untuk bergabung dan memakan bersama sama bekal yang

mereka bawa. nyam nyam....Enaaaak

Hasan, Rosyid, Zaid dan Nafi pun terlihat menikmati makanan tersebut

sambil mengobrol dan terlihat wajah Hasan sangat bahagia.

Melihat hal itu, teman teman yang lain juga mengikuti ide Rosyid, setiap

istirahat mereka tidak membeli jajan di kantin. Namun membawa bekal dari

rumah dan berbagi dengan teman sekelas.

Anda mungkin juga menyukai