Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ILMIAH

MENANGGULANGI SISWA YANG SERING MEMBOLOS SEKOLAH

Disusun oleh :
Nama : Amelia S.Y.Tarigan
Kelas : 12 IPA 2

SMA NEGERI 9 TANJUNG JABUNG BARAT


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bolos sekolah merupakan satu dari sekian banyak kenakalan siswa. Bolos
sekolah dikatakan bagian dari kenakalan siswa karena bolos sekolah merupakan
perilaku yang melanggar aturan. Sekolah sebagai tempat dimana siswa seharusnya
mendapatkan pendidikan atau tempat dimana siswa dapat merubah suatu sikap yang
tidak baik ke arah yang lebih baik.

Kata “BOLOS” sangat populer dikalangan pelajar atau siswa baik di sekolah
menengah atau di tingkat atas. Dari beberapa survei jumlah siswa yang membolos
pada jam efektif sekolah hanya sedikit dibandingkan dari jumlah siswa yang tidak
membolos.Terlepas sekecil apapun dari jumlah tersebut harus menjadi perhatian bagi
institusi yang bernama sekolah karena apabila disikapi dengan cuek bebek tidak
tertutup kemungkinan yang kecil akan menjadi besar dan menjelma menjadi bola
salju liar yang akan terus menggelinding hingga jumlah siswa yang membolos
sekolah akan terus meningkat.

Meninggalkan jam pelajaran atau bolos bukanlah hal yang baru bagi siswa.
Keinginan bolos sekolah ini bermacam-macam. Ada yang sekadar menghilangkan
rasa mengantuk karena pelajaran di sekolah atau memiliki masalah sendiri yang
membuat tidak konsen belajar, faktor lainnya adalah pengaruh dari teman atau
kurangnya perhatian orang tua.

Banyak siswa yang sering membolos bukan hanya di sekolah – sekolah tertentu
saja tetapi banyak sekolah mengalami hal yang sama. Tentu saja sistem pendidikan
yang ketat tanpa di imbangi dengan pola pengajaran yang sifatnya menyejukkan
membuat anak tidak lagi betah di sekolah. Mereka yang tidak tahan itulah yang
kemudian mencari pelarian dengan membolos walaupun secara tidak langsung hal
seperti ini sebenarnya bukan merupakan suatu jawaban yang baik.

Banyak hal yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menanggulangi masalah
siswa yang sering bolos sekolah, diantaranya adalah mempertegas kembali tata tertib
sekolah, memberikan hukuman bagi yang suka bolos dan melakukan pembinaan
terhadap siswa yang sering bolos sekolah.

Motivasi belajar memiliki kaitan dengan perilaku membolos, karena motivasi


belajar adalah sebuah titik awal perilaku siswa yang harus dihadapi di lingkungan
sekolah. Hal ini di perkuat dengan hasil survei yang dilakukan oleh Ibrahim (2015)
yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Perilaku Membolos Pada
Siswa SMP VIII Batik Surakarta” hasil penelitian menemukan bahwa terdapat
hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi belajar dengan perilaku

1
membolos di simpulkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin
rendah perilaku membolos dan semakin rendah motivasi belajar maka akan semakin
tinggi perilaku membolos.

Betapa seriusnya perilaku membolos ini perlu mendapat perhatian penuh dari
berbagai pihak. Bukan saja hanya perhatian yang berasal dari pihak sekolah
melainkan juga perhatian yang berasal dari orang tua teman maupun
pemerintah.Perilaku membolos sangat merugikan dan bahkan bisa saja menjadi
sumber masalah baru. Apabila hal ini terus menerus dibiarkan berlalu maka yang
bertanggung jawab atas semua ini bukan saja dari siswa itu sendiri melainkan dari
pihak sekolah ataupun guru yang menjadi orang tua di sekolah juga akan ikut
menanggungnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan dibahas
dalam laporan ini ialah:
 Bagaimana cara mengatasi siswa yang suka membolos

C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas,maka tujuan penulisan dari laporan ini
ialah:
1. Untuk menjelaskan pengertian dari membolos.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab siswa
membolos.
3. Untuk mengetahui dampak atau akibat yang akan ditimbulkan pada siswa
yang suka membolos.
4. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi siswa yang suka membolos.

D. Manfaat
a. Bagi penulis
Manfaat yang bisa diambil bagi penulis setelah menyelesaikan pembuatan
makalah ini penulis sekarang menjadi lebih tahu bagaimana mengatasi
kasus perilaku membolos pada pelajar siswa.

b. Bagi pembaca
Bagi pembaca makalah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai penambah
ilmu pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi kasus perilaku
membolos pada pelajar siswa.

c. Bagi guru
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
bimbingan dan konseling serta dapat dimanfaatkan sebagai kajian
bersama mengenai hubungan konsep diri dan motivasi belajar terhadap

2
kecenderungan perilaku membolos pada siswa dan dijadikan sumber
informasi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian perilaku membolos

Perilaku menurut Chaplin (dalam Pieter & Lubis, 2010: 26) merupakan
kumpulan reaksi, perbuatan, aktivitas, gabungan gerakan, tanggapan ataupun
jawaban yang dilakukan seseorang. Ini berarti individu dalam keadaan sadar
dalam menentukan perilaku yang diambilnya.Lebih lanjut Kartono (dalam
Pieter & Lubis, 2010: 26) menyatakan bahwa perilaku merupakan proses
mental dari reaksi seseorang yang sudah tampak atau masih sebatas keinginan.

Menurut Chunningham (dalam Cook & Ezenne, 2010: 34) perilaku


membolos adalah tidak adanya seseorang siswa di sekolah tanpa
sepengetahuan atau izin dari orang tua. Perilaku membolos dilakukan dengan
meninggalkan rumah dengan alasan pergi ke sekolah tapi berpaling dan tidak
terlibat dalam kegiatan sekolah.

Membolos sekolah lalu bergelandangan di sepanjang jalan atau


bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen
bermacam-macam kedurjanaan (Kartono, 2010: 21). Perilaku membolos
merupakan salah satu bentuk pelanggaran tata tertib sekolah, karena siswa
yang berhalangan hadir di sekolah seharusnya menyampaikan surat keterangan
ijin dari orang tua atau wali kelas mengenai ketidak-hadirannya.

Membolos termasuk penyimpangan perilaku yang ekstrim, seorang


siswa menunjukkan gejala-gejala penyimpangan dari perilaku yang lazim
dilakukan anak-anak pada umumnya (Mustaqim & Wahib, 2010: 138). Tidak
jarang ditemukan surat keterangan ijin tersebut tidak dibuat oleh orang tua
atau wali melainkan dibuat oleh temannya sendiri dengan memakai nama
orang tua yang bersangkutan. Trujillo (2008: 72- 73) menyatakan bahwa
perilaku membolos sering disebut sebagai awal dari kejahatan dan dikaitkan
dengan aktivitas nakal remaja, perilaku negatif dimasa dewasa, termasuk
kecenderungan meningkatnya perilaku kearah kekerasan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan


perilaku membolos adalah tindakan tidak masuk sekolah tanpa sepengetahuan
atau izin dari orang tua maupun sekolah.

Menurut Prayitno & Amti (dalam Izazakia, 2017: 1045) terdapat


beberapa bentuk perilaku membolos, seperti:
a. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan izin
b. Tidak mengikuti jam pelajaran tertentu

3
c. Tidak masuk kembali setelah meminta izin

B. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku membolos

Menurut Walgito (2004: 17) perilaku manusia tidak lepas dari keadaan
individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada. Perilaku
manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku.
Seseorang tidak akan melakukan suatu tindakan apabila tidak ada yang
mendorong untuk bertindak. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong
dan mempengaruhi perilaku membolos dapat ditinjau dari:
a. Insting
Insting merupakan perilaku bawaan yang mengalami perubahan karena
pengalaman, termasuk orang-orang disekitarnya dengan perilakunya.
Siswa yang memiliki pengalaman tentang membolos akan terulang
kembali karena orang disekitarnya membawa pengaruh terhadap
perilakunya.

b. Dorongan
Dorongan berkaitan dengan kebutuan organisme yang mendorong siswa
dalam berperilaku. Kebutuhan siswa yang ingin mendapat kesenangan
diluar jam sekolah membuat siswa membolos dan melakukan kegiatan
diluar sekolah.

Shah, Azura & Azimatun (2012: 129) menyatakan bahwa terdapat


beberapa faktor yang memengaruhi perilaku membolos, antara lain:
a. Keluarga
Keluarga memainkan peran penting terhadap perilaku membolos.
Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua, orang tua yang disiplin
tidak terduga, tidak terlibat dalam kegiatan anak-anak, orang tua anti-
sosisal adalah salah satu faktor yang berkontribusi penting terhadap
perilaku membolos. Kasus perilaku membolos juga terkait keluarga
dengan orang tua tunggal, orang tua yang telah meninggal dan tingkat
pendidikan orang tua yang rendah.

b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah memainkan peran utama dalam memengaruhi perilaku
membolos. Ada hubungan antara perilaku membolos dan sikap siswa yang
tidak menyukai sekolah, memiliki target pencapaian akademik dan
rendahnya keyakinan tentang pentingnya sekolah.

Yeide dan Kobrin (2009: 6-7) menyatakan bahwa terdapat


beberapa faktor yang dapat memengaruhi perilaku membolos, antara lain:
a. Faktor sekolah, yaitu:
1) Kebijakan kehadiran sekolah tidak efektif dan tidak konsisten
2) Kurangnya catatan dari sekolah
3) Tidak memberi tahu orang tua atau wali bila absen
4) Lingkungan sekolah yang tidak nyaman
5) Iklim sekolah yang buruk

4
6) Kurangnya hubungan baik dengan guru

b. Keluarga dan masyarakat, yaitu:


1) Pengaruh negatif dari teman sebaya, seperti teman lainnya yang
membolos
2) Keuangan, sosial, medis, atau program lain bahwa siswa tertekan
untuk tinggal di rumah untuk membantu keluarga
3) Penyalahgunaan narkoba
4) Disorganisasi keluarga
5) Kehamilan remaja atau orang tua
6) Kurangnya dukungan keluarga untuk tujuan pendidikan dan lainnya
7) Kekerasan di sekitar rumah atau sekolah
8) Perbedaan sikap berdasarkan budaya terhadap pendidikan

c. Faktor siswa, antara lain:


1) Kurangnya ambisi pada diri sendiri dan pendidikan
2) Prestasi akademik yang buruk
3) Lampiran sekolah rendah
4) Kelebihan jumlah siswa dalam kelas

C. Akibat yang Ditimbulkan oleh Siswa yang Sering Membolos

Anak yang dapat ke sekolah tapi sering membolos akan mengalami


kegagalan dalam pelajaran.Meskipun dalam teori guru harus bersedia
membantu anak mengejar pelajaran yang ketinggalan tetapi dalam prakteknya
hal ini sukar dilaksanakan. Kelas berjalan terus. Bahkan meskipun ia hadir ia
tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guru karena ia tidak mempelajari
dasar-dasar dari mata pelajaran.Selain mengalami kegagalan belajar siswa
tersebut juga akan mengalami marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh
teman-temannya. Hal ini kadang terjadi manakala siswa tersebut sudah begitu
parah keadaannya sehingga anggapan teman-temannya ia anak nakal dan perlu
menjaga jarak dengannya.

Henry (2007) menunjukkan bahwa konsekuensi dari perilaku


membolos, akan menghasilkan implikasi negatif untuk berbagai lapisan
masyarakat. Dalam jangka pendek, membolos dapat memprediksi kinerja
akademis yang buruk, putus sekolah, penyalahgunaan narkoba, kenakalan, dan
kehamilan usia remaja. Dalam jangka panjang, perilaku membolos dapat
menjadi prediktor ketika menjadi dewasa, yaitu miskin, termasuk kekerasan,
ketidakstabilan perkawinan, ketidakstabilan pekerjaan, kriminalitas orang
dewasa, bahkan akan terjadi penahanan sebagai akibat perilakunya. Selain itu,
perilaku membolos memberikan efek negatif pada masyarakat karena
berhubungan dengan kenakalan, kejahatan, dan akan berdampak negatif
lainnya pada saat dewasa.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif
dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus.

B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci serta aktif
dalam upaya mengumpulkan data di lapangan. Selain peneliti yang berperan
sebagai instrumen kunci serta aktif, juga instrumen manusia, dapat pula
digunakan berbagai bentuk alat-alat bantu dan dokumen-dokumen untuk
menunjang keabsahan hasil penelitian yang berfungsi sebagai instrumen
pendukung.

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini merupakan beberapa siswa di SMA Negeri 9
TANJUNG JABUNG BARAT.

D. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Barat yang
terletak di Jl.Lintas Timur Km.157, Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat,Provinsi Jambi.Pemilihan lokasi penelitian ini
karena berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terdapat siswa
yang teridentifikasi sering melakukan perilaku membolos.

E. Jenis Data
1. Data Primer
Peneliti menggunakan data primer ini untuk mendapatkan informasi
langsung mengenai perilaku membolos, yaitu dengan wawancara terhadap
siswa. Sumber data utama diperoleh dari hasil observasi yang kemudian
dicatat melalui catatan tertulis. Peneliti menggunakan data berdasarkan kasus
untuk mendapatkan informasi langsung tentang perilaku siswa yang
teridentifikasi yang mengalami perilaku membolos di SMA Negeri 9 Tanjung
Jabung Barat.

2. Data Sekunder
Peneliti menggunakan data sekunder untuk memperoleh informasi dari
beberapa sumber dan untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang
telah dikumpulkan sebelumnya pada data primer, adapun sumber data
sekunder yakni:

6
 Siswa yang diteliti (subjek penelitian)
Siswa yang diteliti dalam hal ini adalah siswa yang sering melakukan
perilaku membolos di sekolah SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Barat.

F. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara
lain:
A. Observasi
Observasi merupakan metode mengumpulkan keterangan atau data yang
dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
suatu fenomena kejadian atau perilaku yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan.

B. Wawancara
Selain melalui observasi, peneliti dapat mengumpulkan data melalui
wawancara.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini,penulis memperoleh hasil sebagai berikut:

Nama : LS
Umur : 18 tahun
Status : Pelajar
Pertanyaan Jawaban
Apakah kamu sering membolos? Iya,sering
Mengantuk,telat bangun,tidak
Apa faktor penyebab kamu membolos
menyukai pelajaran matematika
Adakah teman-temanmu yang sering
Ada
mengikutimu untuk bolos sekolah
Bagaimana cara kamu dan teman- Tidak datang ke sekolah,dan berhenti
temanmu untuk bolos sekolah di suatu tempat
Apakah kamu tidak takut ketahuan
Tidak
dan masuk BK?

Nama : PS
Umur : 16 tahun
Status : Pelajar
Pertanyaan Jawaban
Apakah kamu sering membolos? Iya,sering
Salah baju,ajakan dari teman,razia
Apa faktor penyebab kamu membolos
rambut
Adakah teman-temanmu yang sering
Ada
mengikutimu untuk bolos sekolah
Bagaimana cara kamu dan teman- Tidak datang ke sekolah,dan berhenti
temanmu untuk bolos sekolah di suatu tempat
Apakah kamu tidak takut ketahuan
Tidak
dan masuk BK?

8
Nama : MH
Umur : 17 tahun
Status :Pelajar
Pertanyaan Jawaban
Apakah kamu sering membolos? Iya,sering
Proses pembelajaran yang
Apa faktor penyebab kamu membolos
membosankan
Adakah teman-temanmu yang sering
Ada
mengikutimu untuk bolos sekolah
Bagaimana cara kamu dan teman- Dengan memalsukan penyakit atau
temanmu untuk bolos sekolah mengatakan tidak enak badan
Apakah kamu tidak takut ketahuan Tidak
dan masuk BK?

Nama : PW
Umur : 17 tahun
Status : Pelajar
Pertanyaan Jawaban
Apakah kamu sering membolos? Iya,sering
Proses pembelajaran yang
Apa faktor penyebab kamu membolos
membosankan
Adakah teman-temanmu yang sering
Ada
mengikutimu untuk bolos sekolah
Bagaimana cara kamu dan teman- Dengan memalsukan penyakit atau
temanmu untuk bolos sekolah mengatakan tidak enak badan
Apakah kamu tidak takut ketahuan
Tidak
dan masuk BK?

Nama : MP
Umur : 17 tahun
Status : Pelajar
Pertanyaan Jawaban
Apakah kamu sering membolos? Iya,sering
Terpengaruh oleh ajakan teman,
Apa faktor penyebab kamu membolos kurang berminat terhadap beberapa
mata pelajaran
Adakah teman-temanmu yang sering
Ada
mengikutimu untuk bolos sekolah

9
Bagaimana cara kamu dan teman- Berangkat dari rumah dan
temanmu untuk bolos sekolah menghabiskan waktu di suatu tempat
Apakah kamu tidak takut ketahuan
Tidak
dan masuk BK?

Nama : AS
Umur : 16 tahun
Status : Pelajar
Pertanyaan Jawaban
Apakah kamu sering membolos? Iya,sering
Malas sekolah,menghindari
Apa faktor penyebab kamu membolos
pelajaran,razia rambut
Adakah teman-temanmu yang sering
Ada
mengikutimu untuk bolos sekolah
Bagaimana cara kamu dan teman- Memberikan surat izin palsu
temanmu untuk bolos sekolah
Apakah kamu tidak takut ketahuan
Takut
dan masuk BK?

Nama : RG
Umur : 16 tahun
Status : Pelajar
Pertanyaan Jawaban
Apakah kamu sering membolos? Iya,sering
Menghindari panggilan orang
Apa faktor penyebab kamu membolos
tua,mengantuk
Adakah teman-temanmu yang sering
Ada
mengikutimu untuk bolos sekolah
Bagaimana cara kamu dan teman- Tidak berangkat ke sekolah dan
temanmu untuk bolos sekolah berhenti di suatu tempat
Apakah kamu tidak takut ketahuan
Tidak
dan masuk BK?

Nama : RH
Umur : 16 tahun
Status : Pelajar
Pertanyaan Jawaban
Apakah kamu sering membolos? Tidak
Pelajaran yang membosankan,tugas
Apa faktor penyebab kamu membolos
belum selesai,ajakan teman
Adakah teman-temanmu yang sering
Ada
mengikutimu untuk bolos sekolah
Bagaimana cara kamu dan teman- Tidak berangkat ke sekolah dan
temanmu untuk bolos sekolah berhenti di suatu tempat
Apakah kamu tidak takut ketahuan
Takut
dan masuk BK?

10
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 9 Tanjung
Jabung Barat pada peserta didik yang melakukan perilaku membolos, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa SMA Negeri 9


Tanjung Jabung Barat melakukan perilaku bolos sekolah dikarenakan salah satu
faktor yaitu siswa merasa malas mengikuti proses pembelajaran.Guru diwajibkan
untuk selalu memberikan saran dan motivasi-motivasi kepada para siswanya
bahwasanya pendidikan itu sangat penting sekali.

Guru yang kurang dalam menciptakan suasana aman dan nyaman didalam kelas
seperti yang dikatakan responden dikarenakan killer atau galak akan
menyebabkan siswa akan bosan dan merasa takut masuk kelas sehingga malas
mengikuti pelajaran. Kepribadian guru sangatlah berpengaruh terhadap kualitas
iklim kelas, proses pembelajaran didalam kelas, hubungan antara guru-siswa
dikelas, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam
belajar. Sehingga siswa tersebut bolos dikarenakan tidak nyaman berada didalam
kelas pada saat jam pelajaran tersebut, maka siswa akan melakukan bolos sekolah.
Sebaliknya apabila guru mempunyai kesan yang hangat, nyaman saat didalam
kelas dan bersahabat maka siswa akan menyukai pelajaran yang dibawakan oleh
guru tersebut.

11
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
I. Gambaran perilaku membolos yang ditunjukkan oleh beberapa siswa SMA
NEGERI 9 TANJUNG JABUNG BARAT adalah :
1. Sering tidak masuk sekolah tanpa izin,
2. Sering tidak masuk pada mata pelajaran tertentu,
3. Sering tidak masuk kelas setelah jam istirahat dan
4. Sering meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran usai.

II. Faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku membolos terdiri dari 3 faktor
yaitu: faktor personal atau diri sendiri meliputi menurunya motivasi atau
hilangnya minat akademik siswa, faktor keluarga yakni meliputi pola asuh orang
tua atau kurangnya partisipasi orang tua dalam pendidikan anak, dan faktor
sekolah meliputi siswa tidak menyukai pelajaran, tidak mengerjakan PR dari guru,
dan pengaruh teman sebaya.

III. Perilaku membolos siswa sangat perlu diintervensi oleh guru BK dengan cara
mengidentifikasi faktor penyebab dan dampaknya secara komprehensif, sehingga
dapat ditemukan akar permasalahannya sebagai dasar dalam memberikan
pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa di sekolah.

IV. Perlu diciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan di sekolah dalam
menunjang perilaku belajar siswa melalui kerja sama antara pihak guru BK, guru
mata pelajaran, staf dan pimpinan sekolah untuk merangsang/menstimuli siswa
dalam melakukan aktivitas kurikuler dan ekstra kurikuler, sehingga menjadi
budaya sekolah yang menghasilkan kinerja sekolah yang produktif, proaktif, dan
bersinergi dalam mewujudkan tujuan pendidikan formal.

V. Guru BK sebagai pendidik profesional lazimnya memposisikan dirinya sebagai


helper yang disenangi oleh siswa, dapat menjaga rahasia siswa,sehingga setiap
permasalahan yang dialami oleh siswa dapat dipecahkan secara bijak, yang
mendorong perilaku kreativitas siswa dan merasa senang berada pada situasi dan
kondisi di sekolah sebagai piranti yang menunjang proses perkembangan siswa
secara optimal.

VI. Tugas pihak sekolah dalam membantu menurunkan perilaku membolos adalah
mengusahakan kondisi sekolah hingga nyaman bagi siswa-siswanya. Kondisi ini

12
meliputi proses belajar mengajar di kelas, proses administratif serta informal di
luar kelas.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, penulis memberikan saran-saran kepada beberapa
pihak yaitu :
1. Peserta didik perlu menindaklanjuti dan menurunkan perilaku membolos
yang sudah terbentuk sehingga dapat mencapai tujuan belajar dan prestasi
akademis yang lebih baik.

2. Guru bimbingan dan konseling agar dapat merancang program dalam


melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling secara optimal agar dapat
membantu menurunkan perilaku membolos pada siswa.

3. Guru pembimbing lebih meningkatkan kegiatan layanan bimbingan dan


konseling, khususnya kegiatan pendukung untuk mengatasi perilaku
membolos siswa, menyusun program perencanaan secara sistematis,
memberikan layanan kepada peserta didik secara intensif sesuai dengan
tujuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Senantiasa meningkatkan
kompetensi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan dengan membaca
literatur literatur yang berkaitan dengan bidang layanan bimbingan dan
konseling.

4. Bagi orang tua lebih memperhatikan anaknya utamanya berkaitan dengan


perilaku membolos dan menjalin hubungan dengan guru pembimbing dalam
mengetahui perkembangan anaknya

5. Sebisa mungkin untuk membangun komunikasi yang baik antara guru dan
siswa, dengan begitu seiring berjalannya waktu ia akan mulai merasa nyaman
dengan guru dan menjadi lebih terbuka kepada guru. Dalam membangun
komunikasi tidak lupa guru harus menyelipkan rasa empati kepada siswanya,
karena seorang guru di tuntut harus mampu menjadi pendengar dan mengerti
apa yang dirasakan oleh siswanya.

6. Memberikan motivasi kepada siswa bisa melalui masukan dengan kalimat


positif, atau memberikan dorongan kepada siswa agar lebih semangat dalam
mengikuti proses belajar. Sehingga mengurangi niat atau kegiatan bolos
sekolah.

7. Memotivasi juga tidak hanya melalui suatu kalimat atau kata- kata tetapi
dengan menggunakan metode dan kegiatan yang beragam, jadikan siswa
lebih aktif, menciptakan suasana yang kondusif, lebih melibatkan diri anda

13
untuk membantu siswa dalam mencapai hasil yang di inginkan dan
memberikan petunjuk pada siswa agar sukses dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2017. Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, J. P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Cook, L. D., dan Ezenne, A. 2010. Factor Influencing Students Absenteeism in Primary
School in Jamaica. Caribbean Curriculum. Vol. 17. Hal 33-57. Jamaica: Policy Work,
Ltd.

Damayanti, F. A., dan Denok, S. 2013. Studi Tentang Perilaku Membolos pada Siswa SMA
Swasta di Surabaya. Jurnal BK UNESA. Vol. 03(1). Hal 454- 461. Surabaya:
Universitas
Negeri Surabaya Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan.

Fisher, W. W., Piazza, C. C., dan Roane, H. S. 2011. Handbook of Applied Behavior
Analysis.
New York: The Guilford Press.

Gerungan. W. A. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As
Salam. Hartono. 2015. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Izazakia, K. S. 2017. Hubungan Social Bond dengan Perilaku Membolos pada Siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah.
Vol. 2(2). Hal 1038-1056. Aceh: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsyiah.

Walgito, B. 2004. Psikologi Pengantar Umum, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi.

Yeide, M., dan Kobrin, M. 2009. Truancy Literature Review. Development Service Group,
Inc.

14
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi siswa bolos
sekolah, untuk mengetahui bagaimana peran sekolah dalam mencegah perilaku membolosn
dan untuk mengetahui bagaimana kontrol sosial terhadap siswa bolos sekolah. Jenis
penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam peneitian ini informan dipilih
langsung oleh peneliti yang disebut sasaran penelitian berdasarkan karakteristik informan
yang telah ditetapkan yaitu kepala sekolah, guru wakil kesiswaan, guru BK, guru wali kelas
dan siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui berbagai tahap yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan teknik keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber, waktu dan teknik.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa, faktor yang mempengaruhi siswa terhadap
perilaku bolos sekolah adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti malas
mengkuti proses pembelajaran dikarenakan tidak menyukai mata pelajaran yang yang
disampaikan oleh guru. Sedangkan faktor eksternal seperti pengaruh ajakan dari teman,
fasilitas sekolah yang kurang memadai, metode pembelajaran yang membosankan dan tidak
ada perhatian dari orang tua. Adapun peran sekolah dalam mencegah perilaku membolos
siswa dengan cara sekolah lebih menegakkan kedisiplinan, pendekatan individu, perbaikan
lingkungan sekolah dan peningkatan kualitas pembelajaran. Adapun peran kontrol sosial
terhadap siswa yang sering melakukan bolos sekolah, yaitu pengendalian sosial secara
persuasif adalah pengendalian sosial yang dilakukan tanpa paksaan, seperti memberikan
teguran kepada siswa ketika melakukan pelanggaran, dan pengendali sosial koersif adalah
pengendalian sosial secara paksaan.

Kata Kunci: Kontrol sosial, bolos sekolah

15

Anda mungkin juga menyukai