Anda di halaman 1dari 49

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakan Masalah

Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak pelajar setidaknya mereka yang pernah mengenyam pendidikan, sebab perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dulu. Tindakan membolos dikedepankan sebagai sebuah jawaban atas kejenuhan yang sering dialami oleh banyak siswa terhadap kurikulum sekolah. Buntutnya memang akan menjadi fenomena yang jelas-jelas

mencoreng lembaga pendidikan itu sendiri. Tidak hanya di kota-kota besar saja siswa yang terlihat sering membolos, bahkan di daerahdaerahpun perilaku membolos sudah menjadi kegemaran. Banyak siswa yang sering membolos bukan hanya di sekolah ini saja tetapi banyak sekolah mengalami hal yang sama, semua itu disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal sendiri. Faktor yang dari anak itu eksternal yang kadang kala menjadikan alasan remaja dan penuh dengan jiwa yang

membolos adalah mata pelajaran yang tidak diminati. Bagi siswa kebanyakan mementingkan kebebasan dalam berfikir dan beraktifitas itu sangat mengganggu sekali. Sebab masa remaja adalah masa yang penuh gelora dan semangat kreatifitas. Menurut pandangan para psikolog usia 12-16 tahun adalah usia menginjak remaja dan memulai mecari jati diri. Dan tentu saja sistem pendidikan yang disiplin tanpa

diimbangi dengan pola pengajaran yang meyejukan membuat anak tidak lagi betah di sekolah. Mereka yang tidak tahan itulah yang kemudian mencari pelarian dengan membolos, walaupun secara tak langsung itu juga sebenarnya bukan jawaban yang baik. Terbukti, siswa yang suka membolos seringkali terlibat dengan halhal yang cenderung merugikan. Anehnya lagi ketika kemudian fenomena membolos, atau fenomena pelajar yang terlibat narkotika, pergaulan bebas, hingga tauran terkuak ke permukaan, sekolah seakan-akan ingin lepas tangan. Terbuti, pihak sekolah masih menganggap mereka yang terlibat hal itu adalah anak-anaknakal. Dalilnya, anak-anak yang patuh lebih banyak dibandingkan anakanak yang suka membolos. Memang hal itu benar adanya, tetapi bukan berarti mereka yang taat di sekolah terselamatkan. Justru sebaliknya, tekanan pendidikan dengan kurikulum yang cukup ketat justru menciptakan keresahan psikologis. Tumpuan kesalahan perilaku membolos kebanyakan dibebankan kepada anak didik yang terlibat membolos. Ketika kasus demi kasus dapat terungkap anak didiklah yang menjadi beban kesalahan. Ini adalah sikap yang tidak mendukung justru akan menambah masalah. Sikap humanis dan saling introspeksi diri itu adalah hal yang mendukung untuk menyelesaikan masalah perilaku membolos. Unsur-unsur yang ada di sekolah bisa saja menjadi alasan anak bisa membolos. Seperti fenomena yang telah dipaparkan diatas bukan saja anak yang menjadi tumpuan dan beban kesalahan. Betapa seriusnya perilaku membolos ini perlu mendapat perhatian penuh dari berbagai pihak bukan saja pihak sekolah tetapi juga orang tua, teman dan pemerintah. Perilaku membolos sangat merugikan dan bahkan itu bisa saja sumber masalah baru. Bila ini terus dibiarkan bukan saja anak itu sendiri tetapi juga sekolah dan guru yang menjadi orang tua di sekolah yang menanggungnya.

Banyak kasus-kasus yang diakibatkan oleh membolos seperti yang telah diuraikan diatas. Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan beberapa oaring guru dilingkungan SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat menunjukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami masalah terutama dalam hal membolos. Hal ini disebabkan karena ada masalah dengan guru bidang studi, malas, lingkungan, kurang perhatian orang tua, masalah pribadi dan ada pula yang disebabkan peraturan tata tertib sekolah yang masih ringan sehingga menyebabkan siswa membolos dari sekolah. Memperhatikan hal diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Penyebab Siswa Membolos Dari Sekolah di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang dapat dikemukakan penulis adalah sebagai berikut : 1.2.1 Masih banyak siswa yang membolos. 1.2.2 Kurangnya membolos 1.2.3 Kurang perhatian orang tua sehingga menyebabkan siswa membolos
1.2.4 Peraturan dan tata tertib sekolah yang masih ringan sehingga

minat

siswa

sehingga

menyebabkan

siswa

menyebabkan siswa membolos.

1.3

Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah, maka perlu ada pembatasan masalah yang akan diteliti, sehingga tidak terlalu meluas dan dapat terarah. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan faktor-faktor penyebab siswa membolos dari sekolah kelas VIII SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. 1.4 Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang dapat penulis rumuskan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Faktor-faktor apa saja penyebab siswa kelas VIII membolos dari sekolah SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011.

1.5

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dan kegunaan penelitian dapat di uraikan sebagai berikut : 1.5.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahn di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1.1

Mendeskrifsikan ciri-ciri perilaku siswa yang membolos. Untuk menjelaskan penyebab siswa membolos. Untuk menjelaskan akibat apa saja yang ditimbulkan

1.5.1.2 1.5.1.3

dari membolos.

1.5.1.4

Untuk memberikan masukan penyelesaian masalah

perilaku membolos

1.5.2 Kegunaan penelitian Hasil penelitian diharapkan berguna untuk : 1.5.2.1 Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi

sekolah dalam upaya penanggulangan kenakalan siswa yang membolos dari sekolah. 1.5.2.2 Sebagai bahan informasi bagi sekolah untuk lebih

meningkatkan dan mengarahkan siswa yang melakukan perbuatan membolos dari sekolah untuk senantiasa belajar sungguh-sungguh.
1.5.2.3

Memberikan pengetahuan bagi penulis tentang cara-

cara dan metode dalam melakukan suatu penelitian.


1.5.2.4

Sebagai

bahan

pertimbangan

bagi

guru

dalam

memberikan proses belajar mengajar supaya siswa tidak merasa bosan atau jenuh.

1.6

Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini mencakup : 1.6.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab siswa membolos dari sekolah 1.6.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011 1.6.3 Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011 1.6.4 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Membolos Membolos berarti tidak masuk atau absen. Membolos sekolah adalah tidak masuk sekolah atau tidak mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi perilaku membolos adalah suatu bentuk tingkah laku yang menonjol yang dilakukan individu yaitu tidak masuk sekolah. Perilaku membolos merupakan suatu bentuk kenakalan remaja yang terjadi pada masa pertumbuhan mereka. Perilaku membolos atau fenomena pelajar yang terlibat narkotika, pergaulan bebas hingga tauran terkuak kepermukaan, sekolah seakan-akan ingin lepas tangan. Terbukti, pihak sekolah masih menganggap mereka yang terlibat hal itu adalah anak-anak nakal . Dalilnya, anak-anak yang patuh lebih banyak dibandingkan anak-anak yang suka membolos. Memang hal itu benar adanya. Tetapi bukan berarti mereka yang taat di sekolah terselamatkan. Justru sebaliknya, tekanan pendidikan dengan kurikulum yang cukup ketat justru menciptakan keresahan secara psikologis bagi siswa. Anak membolos bila diartikan secara umum adalah anak yang

seharusnya berada di sekolah pada jam belajar, namun tidak masuk sekolah atau keluar dari lingkungan sekolah tanpa izin dari pihak sekolah. Anak yang membolos biasanya berkelompok dan membuat aktivitas sendiri. Aktifitas yang dilakukan mulai dari sekedar dudukduduk di taman, nongkrong di pasar, bernyanyi di pinggir jalan, sampai pada kebut-kebutan. Mereka juga berinteraksi dengan anak jalanan, kehadiran preman atau kelompok interaksi masyarakat tersebut yang anak menerima bisa saja mereka. Dari

bersentuhan dengan rokok, minuman keras, narkoba, pencurian, dan dampak buruk lainnya seperti pergaulan bebas yang menyimpang.

Remaja biasanya melakukan perbuatan untuk mencari identitas jati diri, ingin menunjukkan kemampuannya pada orang lain. Remaja mengalami perkembangan mental dan pertumbuhan fisik yang belum dan stabil. Sejalan dengan hal yang itu remaja perlu sekali mendapatkan bimbingan dan arahan untuk menemukan jati dirinya meminimalkan prilakunya menyimpang. Sedangkan perilaku yang meyimpang adalah suatu bentuk tingkah laku yang menyimpang dari norma susila , norma agama yang bersifat negatif atau suatu perilaku emosional yang menonjol dan mengacu ke halhal yang bersifat Kriminal. Kenakalan remaja (Juvenile delinquency) mempunyai arti yang khusus dan terbatas pada suatu masa tertentu yaitu masa remaja sekitar umur 12-16 tahun. Remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Ini berarti keadaan bentuk tubuh pada umumnya memproleh bentuk yang sempurna dimana pada diakhir peran perkembangan fisik seseorang pria yang berotot dan mampu menghasilkan spermatozoa setiap kali berejakulasi. Kemudian bagi wanita bentuk badan juga sudah kelihatan terbentuk dengan perubahan pada payudara serta pinggul besar setiap bulan mengeluarkan sel telur yang tidak disenyawakan. Masa puber bagi laki-laki adalah ketika bermimpi basah yang pertama dan pada perempuan setelah haid. (wirawan, 1997,6-7) Menurut Fine Benyamin (1957:22), kenakalan remaja adalah satu contoh dari sejumlah tinggkah laku yang di lakukan oleh seorang pemuda yang berumur sekitar 16 tahun. Sebagai kebalikan dari daerah hukum dan telah di terima oleh umum itu adalah karakter di dalam kelompok anti sosial. Kenakalan remaja adalah jenis nyata dari penyimpangan perilaku yang melawan hukum atau peraturan.

Suatu perilaku dikatakan menyimpang apabila perilaku tersebut dapat mengakibatkan kerugian terhadap diri sendiri dan orang lain. Perilaku menyimpang cenderung mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma, aturan-aturan, nilai-nilai, dan bahkan hukum.

Menurut Andi Mappiere (1982:184-193), perilaku menyimpang disebut juga dengan tingkah laku bermasalah. Tingkah laku bermasalah masih dianggap wajar jika hal ini terjadi pada remaja. Maksudnya, tingkah laku ini masih terjadi dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan secara fisik dan psikis. Lebih luas lagi, para ahli berusaha mendenfinisikan pengertian perilaku menyimpang. Menurut Ronald A. Hordert, perilaku menyimpang adalah setiap tindakan yang melanggar keinginan-keinginan bersama sehingga dianggap menodai kepribadian kelompok yang akhirnya sipelaku dikenai sanksi. Keinginan bersama yang dimaksud adalah sistem nilai dan norma yang berlaku. Selain itu, James W. Van Der Zaden juga berusaha mendefinisikan konsep tersebut. Menurutnya, perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas toleransi. 2.2 Teori dan Pandangan Tehadap Kehidupan Remaja Teori Differential Association Teori ini dikembangkan oleh E. Sutherland yang didasarkan pada arti penting proses belajar. Menurut Sutherland perilaku penyimpang yang dilakukan remaja sesungguhnya merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Selanjutnya menurut Sutherland perilaku menyimpang dapat ditinjau melalui sejumlah proposisi guna mencari

akar

permasalahan

dan

memahami

dinamika

perkembangan

perilaku. 2.3 Faktor-faktor Penyebab Siswa Membolos dari Sekolah Perilaku yang dikenal dengan istilah truancy ini dilakukan dengan cara, siswa tetap pergi dari rumah pada pagi hari dengan berseragam, tetapi mereka tidak berada di sekolah. Perilaku ini umumnya di temukan pada remaja mulai tingkat pendidikan sekolah. Salah satu penyebabnya terkait dengan masalah kenakalan remaja secara umum. Perilaku tersebut tergolong perilaku yang tidak adaptif sehingga harus ditangani secara serius. Penanganan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab munculnya perilaku membolos tersebut. Hal-hal yang menyebabkan siswa membolos disebabkan oleh banyak faktor antara lain : 1. Faktor Internal Faktor internal adalah perilaku individu yang timbulnya dari dalam diri anak itu sendiri berupa karakter siswa yang memang suka membolos, sekolah hanya dijadikan tempat mangkal dari rutinitasrutinitas yang membosankan di rumah. Ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya : a. Kelainan Fisik Anak-anak menderita kelainan fisik akan merasa tertolak untuk hadir di tengah-tengah temannya yang normal. Maka demi masa depannya diselenggarakan pendidikn khusus bagi mereka. b. Kelainan Psikis Kelainan psikis adalah kelainan yang terjadi pada kemampuan berfikir (kecerdasan) seorang individu. Kelainan ini baik secara inferior maupun superior bila anak yang taraf kecerdasannya inferior akan sangat tersiksa bila dikumpulkan dalam kelas pada umumnya.

Dan anak yang mempunyai tingkat kecerdasan superior dalam arti memiliki kecerdasan yang sangat cerdas sekali. Mereka ini akan merasa tertekan bila harus dicampurkan dengan anak-anak pada umumnya. masing.
2. Faktor eksternal

Alternatif

terbaik

bagi

mereka

yaitu

dengan

mengumpulkan mereka sesuai dengan kecerdasannya masing-

Faktor eksternal adalah sebab-sebab yang timbul dari luar diri seseorang. Faktor eksternal ini berawal dari keluarga, pergaulan, pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, tekanan ekonomi keluarga, kesulitan dalam menerima pelajaran, hubungan antar keluarga yang kurang harmonis, faktor sekolah, penampilan sosok guru yang kurang disenangi dan guru yang tidak professional, kurangnya alat peraga atau media pengajaran.

a. Lingkungan keluarga Keluarga adalah lingkungan yang pertama kali dikenal oleh anak. Anak mulai menerima nilai-nilai baru dari dalam keluarga dan dari keluarga inilah anak mulai mensosialisasikan diri. Lingkungan keluarga diakui oleh semua ahli pendidikan maupun psikologi sebagai lingkungan yang sangat menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya (Mustaqim, 1990:140). Pola asuh yang keliru dan kurangnya partisipasi orang tua dalam pendidikan anak dapat menjadikan sebab yang buruk terhadap perkembangan anak. Untuk menjadi dewasa anak telah memiliki kebiasaan yang didapat dari orang tua yang dirasa benar padahal itu salah. b. Pergaulan

Lingkungan masyarakat atau lingkungan pergaulan anak-anak yang tidak baik, maka anak akan mendapatkan kesulitan untuk mengembangkan diri ditengah-tengah lingkungan tersebut. Karena dalam lingkungan keluarga anak di didik dengan baik oleh orang tuanya. Anak di didik jujur akan merasa jengkel bila ternyata temantemannya suka bohong. Anak ini dihadapkan pada dua pilihan, antara jujur dan bohong karena sesuai dengan teman-temannya. Lingkungan pergaulan mempunyai andil bagian yang berarti bagi perkembangan psikis anak, jika lingkungan cenderung baik maka anak cenderung baik begitu pula sebaliknya (Mustaqim, 1990:141). Pengaruh teman sebaya sangat besar, anak yang tidak bisa mengontrol dirinya akan mudah terpengaruh oleh kelompoknya. Seperti yang dialami seorang ibu yang mendapat laporan kalau anaknya telah membolos selama 3 hari berturut-turut, padahal anaknya selalu berangkat sekolah pagi-pagi bersama adik-adiknya dan pulang seperti biasa. c. Pengalaman hidup Pengalaman hidup mengajar pada masa lalu tidak akan pernah hilang. Artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi didalam hidupnya tidak akan pernah terlupakan. Anak-anak kurang mendapatkan perhatian dari gurunya senantiasa membuat keonaran untuk mendapatkan perhatian yang khusus baginya. Inilah sebab yang melatar belakangi masalah-masalah pada siswa yang menyebabkan suatu perilaku yang menyimpang dimana perilaku ini termasuk pada kenakalan remaja. d. Tekanan Ekonomi Keluarga Faktor ekonomi orang tua (berasal dari keluarga kurang mampu), sehingga mereka merasa kurang mendapatkan perhatian, bimbingan dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Akan tetapi mereka tidak

mengalami hambatan dalam menjalin hubungan dengan gurunya dan teman sebayanya. e. Kesulitan dalam menerima pelajaran Pelajaran yang menurut siswa sulit dapat menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya minat siswa terhadap pelajaran atau bidang studi tertentu. Kemampuan berfikir dan dalam menerima pelajaran dari guru antara siswa yang satu dengan siswa yang lain tidaklah sama. Disinilah pentingnya kejelian guru dalam menyajikan pelajaran kepada siswa jangan terlalu sulit harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
f. Hubungan Antar Keluarga yang Kurang Harmonis

Faktor orang tua diantaranya status orang tua yang tidak utuh atau bercerai, kematian salah satu atau kedua orang tua, hubungan kedua orang tua yang kurang baik, serta orang tua yang sibuk dan jarang di rumah. Menyebabkan anak kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya sehingga anak mencari perhatian dari orang lain serta gurunya di sekolah. Termasuk dengan cara membolos dari sekolah dengan maksud akan mendapatkan perhatian yang lebih dari gurunya. g. Faktor Sekolah Sekolah sebagai lembaga resmi formal bertujuan untuk membantu negara mencetak kader-kader penerus bangsa, sehingga banyak sekali aturan di sekolah itu tersebut untuk dipatuhi dan ditaati bagi siswanya. Peraturan yang dibuat juga mempunyai sanksi apabila terdapat siswanya yang melanggarnya. Tetapi tanpa disadari, pihak sekolah bisa jadi menyebabkan siswa membolos dari sekolah. Karena sekolah kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi pada siswanya. Awalnya barangkali mereka membolos karena

faktor personal atau permasalahan yang ada dalam keluarganya. Akan tetapi karena sekolah tidak memberikan tindakan yang konsisten (kadang menghukum, kadang membiarkannya) maka berakibat pada kebingungan siswa dalam berperilaku sehingga tidak jarang mereka mencoba membolos lagi. Faktor lain yang perlu diperhatikan pihak sekolah adalah kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah h. Penampilan sosok guru yang kurang disenangi dan guru yang tidak profesional. Perjumpaan antara murid dan bentuk-bentuk kepribadian guru tertentu turut menentukan kecenderungan minat siswa yang dikembangkannya. Untuk bidang studi apa dia bisa bersikap terbuka, demikian juga sebaliknya. Serta ciri-ciri watak yang bagaimana yang tumbuh dalam dirinya. Beberapa penyebab guru itu kurang disenangi oleh siswa antara lain: 1. Guru tersebut menakutkan. 2. Guru membedakan dalam perlakuan terhadap siswa yang satu dengan yang lainnya. 3. Guru tersebut kurang mau mendengarkan atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anak didiknya. 4. Terdapat persoalan antara guru itu dengan anak didiknya Banyak guru yang memberikan pelajaran di sekolah kurang mendapatkan simpati dari anak didik. Baik dari penampilan guru itu kurang menarik, atau cara guru tersebut dalam memberikan materi pelajaran yang monoton dan tidak berpariasi. Hal ini dapat mempengaruhi kegairahan anak didik dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Penampilan dan cara mengajar guru yang kurang disenangi oleh siswa menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya minat siswa terhadap bidang studi tertentu.

Guru yang ideal harus mampu membuat pembelajaran menarik dan tidak membosankan, tetapi seperti kita ketahui banyak guru yang tidak mampu sebagai peracik bahan-bahan pengajaran yang kemudian dikemas dan disajikan secara menarik kepada siswa, sehingga siswa tidak merasa jenuh di kelas. Dan guru yang ideal juga diharapkan sebagai penilai hasil ujian siswa dengan mengedepankan kejujuran, transparasi dalam menilai siswanya. Tapi banyak sekali ekonomi guru dengan kesibukannya penilaian mencari tambahan ngaji keluarga, melakukan dengan cara

(mengarang biji), nilai siswa dikarang karena tidak punya waktu banyak untuk menilai satu persatu siswanya. Hal inilah bisa sebagai pemicu siswa membolos. i. Faktor kurangnya penggunaan alat peraga atau media

pengajaran. Alat-alat pelajaran itu selain harus menarik dan menyenangkan, maka alat pelajaran itu terutama harus merangsang minat terhadap pelajaran itu sendiri. Alat peraga atau media pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan dengan pemanfaatan yang efektif maka akan merangsang perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang disajikan oleh guru namu sebaliknya, kurangnya penggunaan alat peraga atau media pengajaran serta fasilitas sekolah, misalnya laboratorium dan perpustakaan yang tidak memadai juga merupakan faktor penyebab kurangnya minat siswa terhadap pelajaran. 2.4 Bentuk-bentuk perilaku Membolos

Masalah-masalah yang dihadapi oleh anak remaja sebagai akibat dari adanya sebab-sebab di atas. Bentuk-bentuk masalah yang dihadirkan anak remaja atau siswa dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu:

1. Bersifat Regresif Perilaku yang bersifat regresif biasanya ditunjukkan anak-anak dengan kepribadian introvert, bentuk perilaku yang menyimpang misalnya : suka meyendiri, pemalu, penakut, mengantuk, tidak mau masuk sekolah. 2. Bersifat Agresif Perilaku agresif biasanya ditunjukkan oleh anak yang kepribadiannya extrovert. Perbuatan yang dilakukan misalnya : berbohong, membikin onar, memeras temannya, beringas dan perilaku-perilaku lain yang bisa menarik perhatian orang lain. Bila disingkronkan antara bentuk-bentuk kenakalan dan faktor-faktor penyebabnya maka akan didapati ada hubungan yang korelatif antara keduanya. Pemahaman keduanya akan membuat penanganan terhadap masalah menjadi semakin mudah. Contoh : seorang anak yang mempunyai perilaku membolos sekolah perhatian yang perlu kita berikan adalah perhatian kepada anak itu sendiri kenapa dia membolos. Tidak kepada hukuman yang akan diberikan. Karena membolos yang dilakukan pasti mempunyai penyebabnya. Pemahaman terhadap faktor-faktor penyebab akan memudahkan dalam penyelesaian masalah. (Mustaqim, 1990:143). 2.5 Dampak Siswa Membolos dari Sekolah

1. Dampak negatif Perilaku membolos yang dilakukan oleh siswa bila tidak segera di atasi akan menimbulkan dampak negatif bagi dirinya, sekolah dan keluarga dan bahkan sampai ke lingkungan sekitarnya. Membolos menjadikan siswa ketinggalan pelajaran sehingga membuat indek prestasinya dalam kelas menurun.

Jika anak dibiarkan dalam keadaan ini, perilaku yang dilakukan anak akan mengganggu dirinya sendiri, orang tuanya, pihak sekolah dan lingkungannya juga. Anak akan mengalami kekhawatiran dimana saat membolos sekolah takut kalau diketahui pihak sekolah dan orang tuanya. 2. Dapak positif Dari data-data permasalahan yang ada, ternyata dapat disimpulkan bahwa anak tidak masuk sekolah kadang karena tidak suka dengan guru sehingga mengarah juga ke mata pelajaran yang disampaikan keguru itu tersebut. 2.6 Pencegahan dan Penanggulangannya

Perilaku yang menyimpang ternyata mempunyai latar belakang lingkungan dan kehidupan sosial yang buruk. Ini bisa dari lingkungan keluarga, teman dan masyarakat. Tidak jarang juga dari status ekonomi keluarga dalam masyarakat. Remaja hidup dalam interaksi dengan lingkungan, sehingga

mendapat pengaruh yang besar pula bagi pembentuk pribadinya. Lingkungan yang sehat dengan menanamkan pendidikan yang benar dan ada hubungan yang harmonis memungkinkan seseorang dapat menjadikan lebih dewasa dan matang dalam kepribadian. Keadaan keluarga, sekolah dan masyarakat menentukan pula kemungkinan berkembangnya pribadi tersebut. Usaha penanggulangan masalah kenakalan ini adalah dengan studi kasus menggunakan pendekatan reality therapy atau terapi realitas. Konsep dasarnya adalah kenyataan yang sebenarnya yang akan dihadapi tanpa memandang jauh ke masa lalu. Pendekatan ini juga bisa dikatakan atau menekankan pada masa kini. Pendekatan ini akan membimbing anak mampu menghadapi apa yang akan dihadapinya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk

kedepannya. Pendekatan ini lebih bersifat humanis. Sikap humanis ini ditujukan untuk memberikan gambaran dan bimbingan yang menghargai hak-haknya dan mengarahkan untuk pemenuhan kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan. Dalam hal ini juga tidak semata-mata bisa dilakukan oleh konselor tetapi juga oleh pihak keluarga, sekolah dan masyarakat harus juga berpartisipasi mengembangkan bakat dan kemampuannya secara seimbang baik dalam bidang non material maupun dalam bidang spiritual agar tidak terjadi perilaku yang menyimpang. Sedangkan tugas pihak sekolah dalam membantu menurunkan perilaku membolos adalah mengusahakan kondisi sekolah sehingga nyaman bagi siswa-siswanya. Kondisi ini meliputi proses belajar mengajar dikelas, proses administrasi serta informal dari luar sekolah. Guru melakukan pendekatan persuasif dan endukatif kepada siswa sebagai teman bicara dan bukan sebagai terdakwa, guru memberikan teladan yang baik kepada siswa, jangan sampai siswa yang terlambat dihukum sedangkan guru yang sering terlambat dibiarkan saja, guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta menyenangkan dan hidup. Guru hendaknya merefleksi dan mengevaluasi diri apakah siswa dapat menerima dan memahami apa yang telah diajarkan oleh gurunya. Dalam setting sekolah, guru mempunyai peran penting pada perilaku siswa, termasuk perilaku membolos. Jika guru tidak memperhatikan siswanya dengan baik dan hanya berorientasi pada selesainya penyampain materi pelajaran di kelas, peluang perilaku membolos pada siswa semakin besar karena siswa tidak merasakan menariknya pergi ke sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memperhatikan siswa sehingga mereka tertarik datang dan merasakan manfaat sekolah adalah dengan melakukan pengenalan terhadap apa yang

terjadi minat setiap siswa, apa yang menyulitkan bagi mereka, serta bagaimana perkembangan mereka selama dalam proses pembelajaran. Dengan perhatian seperti itu, siswa akan terdorong untuk lebih terbuka terhadap gurunya, sehingga jika siswa ada masalah, guru dapat segera membantu. Dengan suasana seperti ini siswa akan tertarik pergi sekolah dan perilaku membolos yang mengarah pada kenakalan remaja dapat dikurangi. Berikut ini diuraikan kemungkinan penyebab masalah atau aspek diagnosis, dan kemungkinan akibat yang muncul dari masalah itu atau aspek prognosisnya. Makna atau rincian membolos adalah : a. Berhari-hari tidak masuk kelas. b. Tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas dan izin. c. Sering keluar pada jam tertentu. d. Tidak masuk kembali setelah minta izin. e. Masuk sekolah berganti hari. f. Mengajak teman-teman untuk keluar pada mata pelajaran yang tidak disenangi. g. Minta izin keluar dengan berpura-pura sakit atau alasan lainnya. h. Mengirimkan surat izin tidak masuk sekolah dengan alasan yang dibuat-buat. i. Meninggalkan sekolah pada jam pelajaran tanpa izin dan tidak kembali lagi ke sekolah. Kemungkinan sebab : a. Tidak senang dengan sikap dan pengajaran guru.

b. Merasa kurang mendapatkan perhatian dari guru. c. Merasa tidak nyaman oleh karena sikap guru. d. Proses belajar mengajar yang membosankan. e. Merasa gagal dalam belajar. f. Kurang berminat terhadap mata pelajaran. g. Terpengaruh oleh teman yang suka membolos. h. Takut masuk sekolah karena tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. i. Tidak membayar kewajiban uang sekolah. Kemungkinan akibat :
a.

Minat terhadap pelajaran akan semakin kurang.

b. Gagal dalam ujian. c. Hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki. d. Tidak naik kelas. e. Penguasaan terhadap materi pelajaran tertinggal dari temanteman lainnya. f. Di keluarkan dari sekolah. Dalam menghadapi siswa yang sering membolos, pendekatan individual perlu dilakukan oleh pihak sekolah. Selain terkait dengan permasalahan pribadi dan keluarga, kepada siswa perlu ditanyakan tentang pandangan mereka terhadap kegiatan belajar di sekolah, apakah siswa merasa tugas-tugas yang ada sangat mudah sehingga membosankan dan kurang menantang bagi siswa atau sebaliknya tugas tersebut sangat sulit sehingga membuat siswa frustasi. Tugas

pihak sekolah dalam membantu menurunkan perilaku membolos adalah mengusahakan kondisi sekolah sehingga nyaman bagi siswasiswinya. Kondisi ini meliputi proses belajar mengajar di kelas, proses administrasi serta informal di luar kelas.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodelogi penelitian adalah cara-cara penyelidikan dalam usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian. Sehubungan dengan masalah dan tujuan penelitian yang penulis teliti, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kualitatif, karena semua yang tampak akan dicatat berdasarkan kenyataan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan atau menggambarkan siswa yang membolos. 3.2 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN I PESISIR TENGAH LAMPUNG BARAT yang sering membolos. 3.2.1 Penentuan Subjek Penelitian Penentuan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah tehnik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini subjek penelitian dipilih secara purposive yaitu menentukan sampel dengan cara memilih atau menunjuk secara sengaja untuk dijadikan sampel dengan pertimbangan dan tujuan tertentu serta disesuaikan dengan jumlah penelitian.

3.3 Setting Penelitian Social situation atau situasi sosial terdiri dari 3 elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor), aktivitas (activiti) yang berinteraksi secara

sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam apa yang terjadi di dalamnya.
1.

Tempat (place), SMPN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat.

2. Pelaku (actor), yaitu siswa kelas VIII SMPN 1 Peissir Tengah

Lampung Barat yang sering membolos.


3. Aktivitas (activiti), yaitu kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam

situasi sosial yang sedang berlangsunng, seperti membolos dari sekolah. 3.4 Tehnik Pengumpulan Data

3.4.1 Tehnik Pokok 1. Kuesioner (angket) Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dengan maksud mendapat jawaban yang di isi oleh respponden itu sendiri dalam penelitian ini, menggunakan kuesioner langsung tipe pilihan dalam penulis bentuk

multiple choice yang terdiri dari 3 alternatif jawaban (a, b, dan c). Kuesioner ini penulis ajukan kepada responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini. 2. Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu untuk menentukan data standar yang bersifat tertulis. Metode ini di gunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data yang sudah tersedia, yaitu absen siswa, buku bimbingan dan konsling dan lain sebagainya.

3.4.2 Teknik Pelengkap 1. Observasi Menurut Wayan Nurkanca, Observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu objek tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal yang diamati (Wayan Nurkanca, 1990:35). Tehnik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Wawancara atau Interview

Menurut (Cholid Narbuko, 1997:83), Interview merupakan proses pengumpulan data melalui Tanya jawab dengan orang yang diminta keterangan yang diperlukan. Sebagaimana diungkapkan Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, sebagai berikut Interview adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Interview menurut prosedurnya mempunyai 3 macam yaitu : a. Wawancara bebas (wawancara tak terpimpin) b. Wawancara terpimpin c. Wawancara bebas pimpinan Dari jenis interview di atas, penulis mengungkapkan interview bebas terpimpin, artinya : Bahwa penginterview memberikan kebebasan kepada yang diinterview untuk memberikan tanggapan atau jawaban itu sendiri.
3.5

Tehnik Analisis Data

Yang dimaksud tehnik atau mtode analisis data adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehubungan dengan adanya data yang telah terkumpul, maka langkah selanjutnya untuk di ambil

kesimpulan. Tehnik analisis data yang di gunakan data penelitian ini adalah tehnik deskriftif kualitatif. Dalam peneltian kualitatif, data yang di olah adalah hal-hal yang tercantum dan terekamdalam catatan-catatan lapangan hasil wawancara atau pengamatan. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, data yang dihasilkan berupa kata-kata, kalimat, gambar atau symbol. Analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam bukunya (Sugiyno, 2006:337) adalah Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi. Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat, yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredible. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemmatis data yang diperoleh dari hasil angket, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Setelah data terkumpul melalui instrumen penelitian (angket), wawancara dengan siswa, guru bimbingan dan konseling dan dokumentasi hasil dari nilai yang ada pada lembar angket siswa, kemudian hasilnya dianalisis. Sedangkan menurut Spradley, membagi empat tahapan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Domain (Domain Analisis)

Yaitu memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari penelitian atau situasi social. Ditemukan berbagai domain atau kategori, peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk peneliti selanjutnya. Makin banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian.

2. Analisis Taksonomi (Taxonomi Analysis)

Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, mengetahui struktur internalnya.
3. Analisis Komponensial (Componetial Analisis)

Mencari cirri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antara elemen. Dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang mengkontraskan (contras question)
4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Thema)

Mencari hubungan di antara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema atau judul penelitian. Untuk mengetahui jumlah persentase factor-faktor penyebab siswa membolos dengan menggunakan rumus : P =
Jumlah Seluruh nilai yang diperoleh Jumlah subjek yang diteliti

x 100%

3.6

Uji Kredibilitas

Cara pengujian kredibilitas data dalam penelitian ini adalah dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara atau waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi tehnik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. 1. Triangulasi Sumber Yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari beberapa sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskrifsikan, dikatagorikan, mana yang pandangan yang sama dan yang tidak. Kemudian data dianalisis oleh peneliti, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya di mintakan kesepakatan (member check). 2. Triangulasi Tehnik Yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan tehnik yang berbeda. Misalnya data diproleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga tehnik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka penelitian melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda. 3. Triangulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan tehnik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, maka akan menghasilkan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau tehnik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulangulang sehingga ditemukan kepastian datanya.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN


4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Pesisir Tengah

Lampung Barat Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pesisir Tengah yang didirikan sejak tahun 1953 silam. Dan dulunya terdiri dari tiga lokasi yaitu lokasi utara, lokasi tengah, dan lokasi selatan. Sekarang sudah di tempatkan menjadi satu lokasi yaitu lokasi tengah yang dibangun gedung sekolah baru berlantai dua yang termewah di Lampung Barat dengan dana bangunan sebesar lebih kurang empat miliar yang terdiri dari dua gedung yang beralamat di jalan Tanah Lapang Lama Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten

Lampung Barat sejak tahun 2010 sekolah mewah tersebut sudah mulai ditempati untuk pelaksanaan pendidikan, sekarang ini dipimpin oleh Bapak Drs. Maddran. Sekolah ini tidak hanya memiliki prestasi dalam bidang akademik namun juga non akademiknya. Pada awal keberadaannya tahun 1953, SMP Negeri 1 Pesisir Tengah mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat, tidak hanya masyarakat Kecamatan Pesisir Tengah saja yang berminat untuk menyerahkan pendidikan kepada SMP Negeri 1 Pesisir Tengah ini, namun juga dari Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Pesisir Selatan, Bahkan dari Kecamatan Tanggamus. Bengkunatpun yang berbatasan dengan Provinsi

4.1.2 Situasi dan Kondisi Sekolah

SMP Negeri 1 Pesisir Tengah yang berlokasi di Jalan Tanah Lapang Lama Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah, memiliki 30 lokal dengan rincian lokal yang dimiliki sebagai berikut : Tabel 1 Rincian Lokal SMP Negeri 1 Pesisir Tengah N o. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Lokal Ruang Belajar Ruang Kepala Sekolah Ruang Tata Usaha Ruang Guru Ruang Bimbingan Konseling Ruang Perpustakaan Ruang Komputer Ruang Osis Kamar Kecil Siswa Lantai Atas Kamar Kecil Siswa Lantai bawah Jumlah 22 Kelas 1 Lokal 1 Lokal 1 Lokal 1 Lokal 1 Lokal 1 Lokal 1 Lokal 6 Ruang 6 Ruang

11 Kamar Kecil Kepala Sekolah + Tata Usaha Lantai Atas 12 Kamar Kecil Guru Lantai Bawah Sumber: Dokumen Sekolah Nama Sekolah Tempat Lampung Barat Alamat Sekolah atau Telp Pasar Krui (0728-51033) Waktu Jam Belajar Jumlah Guru PNS Honor Jumlah Murid : 07:30 sd. 13:15 WIB : 45 orang : 39 orang : 6 orang : 780 orang :

2 Ruang 2 Ruang

: SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten

: Jl. Tanah Lapang Lama Kelurahan

4.1.3 Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Keadaan guru dan tenaga administrasi yang ada di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat untuk Tahun Pelajaran 2010/2011 berjumlah 45 orang. Selengkapnya tentang keadaan guru dan tenaga administrasi pada SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2 Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Guru atau Pegawai Smp Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011 No. Nama Bidang Studi Urut 1 Drs. Maddran IPS terpadu 2 Zainal Basri, S.Pd. IPS terpadu 3 Mujiono, S.Pd. IPA terpadu

4 Indarti Asruri, S.Pd. 5 Hj. Mardiana, S.Pd. 6 Suhaili, S.Pd 7 Agus Rahmad Waluyo, S.Pd. 8 Hozanah, S.Pd. 9 Ikhsan 10 Arsawati 11 Fatniyati, S.Pd. 12 Hj. Lela Ratnawati 13 Barohman, S.Pd. 14 Riza Pahlepi, S.Pd. 15 Wahidin 16 Herlina Yanti, S.Pd. 17 Pil Husni, S.Pd. 18 Hazairin, S.Pd. 19 Yunida 20 Sunarno, S.Pd. 21 Sofiannur, S.Pd. 22 Drs. Suharni 23 Yusirman, S.Pd. 24 Sulastri 25 Dra. Rosmiyati 26 Nani Suryani, S.Pd. 27 A Nurmansyah, S.Pd. 28 Sripatul Aini, S.Pd. 29 Misyar 30 Rita Silvi, Amd.Pd. 31 Sri Untari, S.Pd. 32 Liskartika, S.Pd. 33 Hj. Maryana, S.Pd. Sambungan 34 Deniarti, S.Pd. 35 Elliana Apriani, S.Pd. 36 Beni Umani, S.Pd. 37 Yeti Yopia. Amd. 38 Paizal Rohim, S.Pd. 39 Mardia Wati, S.E 40 Sukirah, Amd. 41 Parida Zauni, Amd. 42 Yudiansah, S.Pdi. 43 Efriadi, S.Sos. 44 Nopianti, Amd. 45 Lisa Seftianti, S.Pdi. Sumber : Dokumentasi Sekolah

Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Indonesia IPA terpadu Bahasa Indonesia PPKN Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Matematika Komputer IPA terpadu IPS terpadu IPA terpadu Bahasa Inggris IPA terpadu Penjaskes Bahasa Indonesia IPS terpadu Pendidikan Agama Islam PPKN Kesenian Pendidikan Agama Islam Bahasa Inggris Bahasa Inggris IPA terpadu Seni Budaya Bahasa Inggris IPS terpadu Bahasa Indonesia Matematika IPA terpadu Bahasa Inggris Matematika Bahasa Lampung Kesenian IPS Terpadu Matematika Komputer Penjaskes Penjaskes Komputer Komputer

4.1.4 Guru dan Staf TU SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Jumlah yang ada di SMP Neeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat untuk tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 45 orang, dan jumlah staf TU 6 orang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Daftar Urutan Kepangkatan (DUK) Pegawai SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011 No. Urut 1 2 3 4 5 6 Nama Rahmatus Sakdiah Willem Anwar Anwariah Mega Putri Sulastri, S.Sos. Desven Forida, S.Sos. Keterangan Ka. TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU

4.1.5 Waktu belajar SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lam pung Barat Kegiatan Belajar mengajar SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat pada pagi ini dimulai 7:15 WIB s.d 13:15. Dengan banyaknya jam pelajaran adalah 464 jam pelajaran, satu pelajaran 45 menit, waktu istirahat dua kali, dengan waktu masing-masing 15 menit. Data penelitian ini diperoleh dari hasil membuat faktor-faktor penyebab siswa membolos dari sekolah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011,

Topik yang dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab siswa membolos dari sekolah. 4.2 Hasil Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data berdasarkan hasil analisis angket yang diperoleh melalui penyebaran angket tentang faktorfaktor penyebab siswa membolos dari sekolah. 4.2.1 Hasil Angket Tabel 4 Kisi-kisi faktor-faktor penyebab siswa membolos dari sekolah N o. 1. Variabel Faktor-Faktor Penyebab Siswa Membolos dari sekolah Indikator No. Soal

N o 1.

a. Faktor internal - Kelainan fisik 15 - Kelainan fsikis 9 b. Faktor eksternal - Lingkungan keluarga 3, 14, 17 - Pergaulan 5, 8 - Pengalaman hidup 19 - Tekanan ekonomi keluarga 4 Kesulitan dalam menerima 1, 10, 20 pelajaran 12, 16 - Hubungan antar keluarga yang kurang harmonis 7, 18 - Faktor sekolah 2, 11 -Penampilan sosok guru yang kurang disenangi dan guru yang tidak 6, 13 profesional - Kurangnya penggunaan alat peraga atau media pengajaran Tabel 5 Angket Siswa Frekuensi Peryataan Jawaban A B C 3 1 1

Apakah anda lebih baik tidak berangkat Sekolah daripada masuk pelajaran Matematika?

2.

Apakah setiap anda mempunyai sedikit masalah atau selisih paham dengan guru, anda selalu membolos? Jika orang tua anda mengetahui anda membolos , bagaimana tindakan orang tua anda? Jika orang tua anda tidak memberi uang jajan, bagaimana reaksi anda? Apabila temana anda mengajak membolos, apakah anda ikut? Apakah anda merasa bosan dengan cara guru mengajar?

3.

4. 5. 6.

1 3 4 3 3 3

1 1 0 1 1 1

3 1 1 1 1 1

7. 8. 9.

Apakah yang menyebabkan anda membolos? Apakah anda selalu membolos setiap berkumpul dengan teman-teman anda? Apakah anda memiliki kecerdasan superior, apakah anda merasa tertekan bila dikumpulkan dengan anak-anak pada

umumnya? 10 Apakah anda lebih baik tidak berangkat . sekolah daripada masuk pelajaran Bahasa Inggris? 11 Apakah yang anda lakukan saat guru yang . tidak anda sukai mengajar dikelas anda? 12 Apakah faktor ketidakharmonisan antar . kedua orang tua membawa dampak bagi prestasi belajar anda? 13 Apakah dengan adanya alat peraga bias . berpengaruh terhadap anda dalam menangkap? 14 Apakah yang menyebabkan anda membolos? . 15 Apakah anda menulis dengan tangan kiri . Kidal apakah anda merasa minder bila dilihat teman-teman anda?

1 4

3 1

1 0

1 3

3 1

1 1

16 Apakah faktor perceraian kedua orang . membawa dampak bagi Sekolah anda? 17 Apabila anda ketahuan membolos, . bagaimana tindakan orang tua anda? 18 Apakah anda membolos setiap hari? . 19 Apakah sesuatu yang pernah terjadi dalam . pengalaman hidup anda dapat mempengaruhi proses belajar anda 20 Menurut anda, faktor apa yang menyebabkan anda sulit menerima atau konsentrasi terhadap pelajaran tertentu? 4.2.2 Hasil Dokumentasi 1 3

4 4 0

0 0 4

1 1 1

Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data tentang faktor-faktor penyebab siswa membolos dari sekolah, yaitu faktor internal dan ekstermnal. Tehnik pengumpulan data terhadap faktor-faktor penyebab siswa membolos adalah dengan cara mengambil data yang sudah tersedia, yaitu absen siswa, buku BK dan lain sebagainya. 4.2.3 Hasil Observasi a. faktor-faktor pennyebab siswa membolos dari sekolah disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal, adapun faktor internal meliputi kelainan fisik dan fsikis, sedangkan faktor eksternal meliputi kesulitan dalam menerima opelajaran, pergaulann, kurangnya penggunaan alat peraga, penampilan sosok guru yang kurang disenangi siswa dan lain sebagainya. b. Adanya faktor-faktor penyebab siswa membolos dari sekolah yang sering dialami oleh siswa pada umumnya karena adanya dua faktor, dari faktor-faktor siswa membolos tersebut maka

perlu adanya alternatif pemecahan masalahnya supaya dapat mengatasi faktor-faktor penyebab siswa membolos dari sekolah tersebut. 4.2.4 Hasil Wawancara a. Wawancara dengan siswa Dari hasil wawancara dengan siswa, dapat diperoleh keterangan bahwa siswa sangat terpengaruh terhadap teman bergaulnya. Karena sering dibujuk untuk membolos sekolah dan siswa tersebut banyak tertinggal pelajaran, bahkan bias menyebabkan tinggal kelas. b. Wawancara dengan wali kelas Dari hasil wawancara dengan wali kelas, bahwa yang menjadi faktor penyebab siswa membolos dari sekolah adalah motivasi, teman bergaul, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. c. Wawancara dengan guru BK Dari hasil wawancara dengan guru BK, dapat diperoleh bahwa siswa yang membolos dikarenakan kurangnya motivasi, baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan teman bergaul. 4.3 Interpensi Data Tabel 6 Hasil Tabulasi Frekuensi Jawaban N o 1. Peryataan Apakah anda lebih baik tidak berangkat Sekolah daripada masuk pelajaran 2. Matematika? Apakah setiap anda mempunyai sedikit masalah atau selisih paham dengan guru, anda selalu membolos? Frekuensi Jawaban A B C 60% 20 % 20 % 20 % 20 %

60%

3.

Jika orang tua anda mengetahui anda membolos , bagaimana tindakan orang tua anda? Jika orang tua anda tidak memberi uang jajan, bagaimana reaksi anda? Apabila temana anda mengajak membolos, apakah anda ikut? Apakah anda merasa bosan dengan cara guru mengajar?

20 % 20 % 20 % 0 20 % 20 % 20 %

80 % 60 % 20 % 20 % 20 % 20 % 20 %

4. 5. 6.

20% 60% 80% 60% 60% 60%

7. 8. 9.

Apakah yang menyebabkan anda membolos? Apakah anda selalu membolos setiap berkumpul dengan teman-teman anda? Apakah anda memiliki kecerdasan superior, apakah anda merasa tertekan bila dikumpulkan dengan anak-anak pada

umumnya? 10 Apakah anda lebih baik tidak berangkat . sekolah daripada masuk pelajaran Bahasa Inggris? 11 Apakah yang anda lakukan saat guru yang . tidak anda sukai mengajar dikelas anda? 12 Apakah faktor ketidakharmonisan antar . kedua orang tua membawa dampak bagi prestasi belajar anda? 13 Apakah dengan adanya alat peraga bias . berpengaruh terhadap anda dalam menangkap? 14 Apakah yang menyebabkan anda membolos? . 15 Apakah anda menulis dengan tangan kiri . Kidal apakah anda merasa minder bila dilihat teman-teman anda? 16 Apakah faktor perceraian kedua orang

60%

20 % 60 % 20 % 20 % 60 % 20 % 0

20 % 20 % 0

20% 80%

60%

20 % 20 % 20 % 20

20% 60%

80%

membawa dampak bagi Sekolah anda? 80% 0 0 80 % 60% 20 %

% 20 % 20 % 20 %

17 Apabila anda ketahuan membolos, . bagaimana tindakan orang tua anda? 18 Apakah anda membolos setiap hari? . 19 Apakah sesuatu yang pernah terjadi dalam . pengalaman hidup anda dapat mempengaruhi proses belajar anda 20 Menurut anda, faktor apa yang menyebabkan anda sulit menerima atau konsentrasi terhadap pelajaran tertentu? 4.4 Hasil Analisis Data

20%

60 %

20 %

1. Apakah anda lebih baik tidak berangkat sekolah dari pada masuk

pelajaran matematika? a. Ya, karena saya tidak menyukai pelajaran matematika (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%). b. Kadang-kadang (yang menjawab 1 orang, dengan jumlah persentase 20%). c. Tidak, karena saya menyukai pelajaran matematika (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Dari pengelompokan data diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (ya, karena saya tidak menyukai pelajaran matematika, berjumlah 3 orang siswa dengan jumlah persentase 60%), yang menjawab (kadang-kadang, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (Tidak, karena saya menyukai pelajaran matematika, berjumlah 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa lebih baik tidak berangkat sekolah dari pada masuk pelajaran matematika.

2. Apakah setiap anda mempunyai sedikit masalah atau selisih paham dengan guru, anda selalu membolos? a. Ya, karena itu menurut saya cara yang paling tepat (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%). b. Kadang-kadang, tergantung masalahnya (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). c. Tidak, karena bias diselesaikan dengan musyawarah (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Dari pengelompokan data diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (ya, karena itu menurut saya cara yang paling tepat, berjumlah 3 orang siswa dengan jumlah persentase 60%), yang menjawab (kadang-kadang, tergantung masalahnya, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (tidak, karena bias diselesaikan dengan musyawarah, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa lebih baik mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalah yang sedang dialaminya, tanpa harus berfikir panjang akibatnya. 3. Jika orang tua anda mengetahui anda membolos, bagaimana tindakan orang tua anda? a. Mendukung anda untuk terus membolos (yang menjawab tidak ada, dengan jumlah persentase 0%). b. Biasa-biasa aja, tanpa ada tanggapan sedikitpun cuwek (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). c. Menghukum anda (yang menjawab 4 orang siswa, dengan jumlah persentase 80%). Dari pengelompokan data diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (mendukung anda untuk terus membolos, tidak ada dengan jumlah persentase 0%), yang menjawab (biasa-biasa aja,

tanpa ada tanggapan sedikitpun cuwek, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (menghukum anda, berjumlah 4 orang siswa dengan jumlah persentase 80%). Maka dapat disimpulkan bahwa orang tua lebih banyak memberikan hukuman kepada anak-anaknya apabila ketahuan membolos.

4. Jika otang tua anda tidak member uang jajan, bagaimana reaksi anda? a. Marah-marah (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). b. Biasa-biasa saja (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumnlah persentase 20%). c. Tidak ada reaksi apa-apa (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (marah-marah, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%), yang menjawab (biasa-biasa saja, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (tidak ada reaksi apa-apa, berjumlah 3 orang siswa dengan jumlah persentase 60%). Maka dapat disimpulkan bahwa siwa tidak ada reaksi apa-apa jika dia tidak diberi uang jajan oleh orang tuanya. 5. Apabila teman anda mengajak membolos, apakah anda ikut? a. Ya, karena dia teman saya (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%). b. Saya tolak, karena saya mau belajar (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). c. Tidak, karena saya takut (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%)

Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Ya, karena dia teman saya, berjumlah 3 orang siswa dengan jumlah persentase 60%), yang menjawab (Saya tolak, karena saya mau belajar, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (tidak, karena saya takut, berjumlah 1 orang siswa demngan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang lebih banyak membolos bila diajak oleh teman-temannya karena merasa tidak enak.
6. Apakah anda merasa bosan dengan cara guru mengajar?

a. Ya, karena guru kurang kreatif (yang menjawab 4 orang siswa, dengan jumlah pesentase 80%). b. Biasa-biasa saja, karena saya malas (yang menjawab tidak ada, dengan jumlah persentase 0%). c. Tidak, karena sudah terbiasa (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah pesentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (ya, karena guru kurang kreatif, berjumlah 4 orang siswa dengan jumlah persentase 80%), yang menjawab (biasa-biasa saja karena saya malas, tidak ada dengan jumlah persentase 0%), kemudian yang menjawab (tidak, karena sudah terbiasa, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang merasa bosan dengan cara guru mengajar, karena guru tersebut dianggap siswa kurang kreatif. 7. Apakah yang menyebabkan anda membolos? a. Kurang perhatian dari guru (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%) b. Karena saya sedang mengalami masalah berat (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%)] c. Salah pergaulan (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah pesentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (kurang perhatian dari guru, berjumlah 3 orang siswa

dengan jumlah persentase 60%), yang menjawab (karena saya sedang mengalami masalah berat, berjumlah 1 orang dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (salah pergaulan, berjumlah 1 orang siswa denga jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan yang menyebabkan siswa membolos adalah kurang perhatian dari guru. 8. Apakah anda selalu membolos setiap berkumpul dengan temanteman anda? a. Ya, karena setiap berkumpul kami selalu membolos (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah pesentase 60%). b. Kadang-kadang (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah pesentase 20%). c. Tidak, karena saya tidak membolos (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah pesentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (ya, karena setiap berkumpul kami selalu membolos, bertjumlah 3 orang siswa dengan jumlah persentase 60%), yang menjawab (kadang-kadang, berjumlah 1 orang dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (tidak, karena saya tidak membolos, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa lebih banyak membolos disaat mereka sedang berkumpul dengan teman-temannya. 9. Apabila anda memiliki kecerdasan superior, apakah anda merasa tertekan bila berkumpul dengan anak-anak pada umumnya?
a. Ya, karena saya pintar (yang menjawab 3 orang siswa, dengan

jumlah pesentase 60%). b. Kadang-kadang (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah pesentase 20%). c. Tidak, karena kita masih sama-sama belajar (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah pesentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (ya, karena saya pintar, berjumlah 3 orang siswa dengan

jumlah persentase 60%), yang menjawab (kadang-kadang, berjumlah 1 orang dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (tidak, karena kita masih sama-sama belajar, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan superior merasa tertekan bila dikumpulkan dengan anak-anak pada umumnya. 10. Apakah anda lebih baik tidak berangkat sekolah dari pada masuk pelajaran bahasa inggris? a. Ya, kartena saya tidak menyukai pelajaran bahasa inggris (yang menjawab berjumlah 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%). b. Kadang-kadang (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). c. Tidak, karena saya menyukai pelajaran bahasa inggris (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (ya, karena saya tidak menyukai pelajaran bahasa inggris, berjumlah 3 orang siswa dengan jumlah persentase 60%), yang menjawab (kadang-kadang, berjumlah 1 orang dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (tidak, karena saya menyukai pelajaran bahasa inggris, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpukan bahwa siswa lebih baik tidak berangkat sekolah dari pada masuk pelajaran bahasa inggris. 11. Apakah yang anda lakukan saat guru yang tidak anda sukai mengajar di kelas anda? a. Ngobrol sampai gurunya keluar (yang menjawab 1 oranfg siswa, dengan jumlah persentase 20%). b. Tidak mendengarkan apa yang disampaikan atau cuwek (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%).

c. Berusaha mendengarkan (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Ngobrol sampai gurunya keluar, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%), yang menjawab (tidak mendengarkan apa yang disampaikan atau cuwek, berjumlah 3 orang dengan jumlah persentase 60%), kemudian yang menjawab (Berusa mendengarkan, berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru tersebut. 12. Apakah faktor ketidak harmonisan antara kedua orang tua

membawa dampak bagi prestasi belajar anda? a. Ya, karena dukungan dari kedua orang tua sangat perlu (yang menjawab 4 orang siswa, dengan jumlah persentase 80%). b. Biasa-biasa saja, karena mereka juga cuek dengan saya (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). c. Tidak, karena merupakan faktor bawaan (yang menjawab tidak ada, dengan jumlah persentase 0%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Ya, karena dukungan dari kedua orang tua sangat perlu, berjumlah 4 orang dengan jumlah persentase 80%), yang menjawab (Biasa-biasa saja, karena mereka juga cuek dengan saya, berjumlah 1 orang dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab (Tidak, karena merupakan bawaan faktor bawaan, tidak ada dengan jumlah persentase 0%). Maka dapat disimpulkan bahwa faktor ketidak harmonisan antara kedua orang tua mereka membawa dampak bagi prestasi belajar mereka karena dukungan dari kedua orang tua sangat perlu.

13. Apakah dengan adanya alat peraga bisa berpengaruh terhadap

anda dalam menangkap suatu pelajaran? a. Ya, karena metode pengajaran sangat perlu (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%), b. Kadang-kadang (yang jawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%), c. Tidak, karena menurut saya metode pengajaran tidak perlu (yang jawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%) Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Ya, karena metode pengajaran sangat perlu, berjumlah 3 orang siswa, dengan persentase60%), yang menjawab (Kadangkadang, berjumlah 1 orang siswa, dengan persentase 20%), kemudian yang menjawab (Tidak, karena menurut saya metode pengajaran tidak perlu, berjumlah 1 orang siswa, dengan persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya alat peraga bias berpengaruh dalam menangkap suatu pelajaran.

14.

Apakah yang menyebabkan anda membolos?

a. Salah pergaulan (yang menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%), b. Kurang perhatian orang tua, karena orang tua selalu sibuk dengan pekerjaannya (yang menjawab 3 orang siswa, dengan persentase 60%), c. Rasa kasih sayang yang tidak adil (yang menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%) Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (salah pergaulan, berjumlah 1 orang siswa, dengan

persentase 20%), yang menjawab (Kurang perhatian orang tua, karena orang tua selalu sibuk dengan pekerjaannya, berjumlah 3 orang siswa, dengan persentase 60%), kemudian yang menjawab rasa kasih saying yang tidak adil, berjumlah 1 orang siswa, dengan persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab siswa membolos dari sekolah karena kurang perhatian orang tua. 15. Apabila anda menulis dengan tangan kiri kidal, apakah anda

merasa minder bila dilihat teman-teman anda? a. Ya, karena saya diketawain oleh temen-temen (yang menjawab 3 orang siswa, dengan persentase 60%), b. Kadang-kadang (yang menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20 %),
c. Tidak, karena saya cuwek (yang menjawab 1 orang siswa,

dengan persentase 20%). Dari pengelompokan data diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Ya, karena saya diketawain oleh temen-temen yang menjawab 3 orang siswa, dengan persentase 60%), yang menjawab (Kadang-kadang yang menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20 %), kemudian yang menjawab (Tidak, karena saya cuwek yang menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang menulis dengan tangan kiri kidal, merasa minder apabila dilihat teman-temannya.
16. Apakah faktor perceraian antara kedua orang tua membawa

dampak bagi sekolah anda?


a. Ya, karena itu sangat mempengaruhi batin saya (yang

menjawab 4 orang siswa, dengan persentase 80%).

b. Biasa-biasa saja, karena mereka juga cuwek dengan saya

(yang menjawab tidak ada, dengan persentase 0%).


c. Tidak, saya dari kecil sering tinggal sama nenek (yang

menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Ya, karena itu sangat mempengaruhi batin saya berjumlah 4 orang siswa, dengan persentase 80%). Yang menjawab (Biasa-biasa saja, karena mereka juga cuwek dengan saya tidak ada, dengan persentase 0%). Kemudian yang menjawab (Tidak, saya dari kecil sering tinggal sama nenek berjumlah 1 orang siswa, dengan persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa faktor perceraian orang tua membawa dampak bagi sekolah mereka. 17. Apabila anda ketahuan membolos, bagaimana tindakan orang

tua anda? a. Menasehati(yang menjawab 4 orang siswa, dengan persentase 80%), b. Membiarkan saja (yang menjawab tidak ada, dengan jumlah persentase 0%), c. Menghukum anda (yang menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Menasehati 4 orang siswa, dengan persentase 80%),yangmenjawab (Membiarkan saja tidak ada, dengan jumlah persentase 0%), kemudian yang menjawab (Menghukum anda 1 orang siswa, dengan persentase 20%). 18. Apakah anda membolos setiap hari?

a. Ya, setiap hari saya membolos (yang menjawab tidak ada,

dengan jumlah persentase 0%), b. Kadang-kadang, kalau saya sedang mengalami masalah ( yang menjawab 4 orang siswa, dengan jumlah persentase 80%), c. Kalau sedang berkumpul dengan teman-teman (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Ya, setiap hari saya membolos tidak ada, dengan jumlah persentase 0%), yang menjawab (Kadang-kadang, kalau saya sedang mengalami masalah berjumlah 4 orang siswa, dengan jumlah persentase 80%), kemudian yang menjawab (Kalau sedang berkumpul dengan teman-teman berjumlah 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan siswa yang membolos apabila sedang mengalami masalah. 19. Apakah sesuatu yang pernah terjadi dalam pengalaman hidup

anda dapat mempengaruhi proses belajar anda? a. Ya. Terutama hal tersebut menyebebabkansaya trauma (yang menjawab 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%), b. Tergantung (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%), c. Tidak, karena saya sudah lupa (yang menjawab 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Ya. Terutama hal tersebut menyebebabkansaya trauma berjumla 3 orang siswa, dengan jumlah persentase 60%), yang menjawab (Tergantung berjumlah 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%), kemudian yang menjawab

(Tidak, karena saya sudah lupa berjumlah 1 orang siswa, dengan jumlah persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman hidup yang menyebabkan trauma dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
20. Menurut anda, faktor apa yang menyebabkan anda sulit

menerima atau konsentrasi terhadap pelajaran tertentu? a. Suasana kelas yang tidak kondusif (yang menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%), b. Kurangnya minat siswa dengan pelajaran tersebut ( yang menjawab 3 orang siswa, dengan persentase 60%), c. Gurunya tidak menyenangkan atau kiler (yang menjawab 1 orang siswa, dengan persentase 20%). Dari pengelompokan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab (Suasana kelas yang tidak kondusif, berjumlah 1 orang siswa, dengan persentase 20%),yang menjawab (Kurangnya minat siswa dengan pelajaran tersebut berjumlah 3 orang siswa, dengan persentase 60%), kemudian yang menjawab (Gurunya tidak menyenangkan atau kiler berjumlah 1 orang siswa, dengan persentase 20%). Maka dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan siswa sulit menerima atau konsentrasi terhadap pelajaran tetentu adalah kurangnya minat siswa terhadap pelajaran tersebut.

21.

Anda mungkin juga menyukai