Anda di halaman 1dari 2

1.

Sorak Kegembiraan

"MERDEKA!!!" "MERDEKA!!!" Setelah Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah


disebarkan melalui berbagai media, mulai dari koran hingga radio. Di lakukanlah pengibaran
bendera merah putih sebagai simbol kemerdekaan Indonesia. Bendera merah putih yang
digunakan adalah hasil jahitan Fatmawati, istri Soekarno. Bendera tersebut dijahit dari dua
potong kain sutra merah dan putih yang dibeli dari toko Toko Oei Tiong Ham di Pasar Baru.

Bendera merah putih tersebut dikibarkan oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA (Pembela
Tanah Air), yang didampingi oleh Soehoed dan Soehoed Prawoto. Bendera tersebut dikibarkan
di tiang bambu yang dibuat oleh Samsudin, seorang tukang kayu. Saat bendera merah putih
berkibar, lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh para hadirin dengan penuh semangat.

Setelah pengibaran bendera merah putih, dilakukanlah perayaan hari kemerdekaan Indonesia.
Perayaan ini berlangsung dengan meriah dan penuh kegembiraan. Para pemuda dan rakyat
Indonesia berbondong-bondong keluar rumah untuk menyatakan kemerdekaannya. Mereka
berkeliling kota dengan membawa bendera merah putih, menyanyikan lagu-lagu nasional, dan
bersorak-sorai.

"MERDEKA BU??" lelaki kecil berlari bertanya pada ibunya


"Iya nak merdeka" jawab ibu yang tersedu haru menyaksikan kemerdekaan

"MERDEKA!!! MERDEKA!!!"

sorak-sorak para warga di tanah Surabaya terus menggebu-gebu, bukan di tanah Surabaya
saja tapi seluruh warga Indonesia juga ikut serta merayakan kemerdekaan yang telah di miliki.
Para warga ikut merayakan dan segilintir dari mereka tidak menyangka jika kemerdekaan telah
tiba.

“aku ra nyangka rek kita akhir e iso merdeka seko jajahan Jepang”

“aku ra nyangka rek kita akhir e iso merdeka seko jajahan Jepang”

“iyo aku yo podo tapi iki urung berakhir. Selama uwong-uwong jepang kui urung minggat seko
Indonesia, perjuangan kita belum sepenuhnya berakhir”

“iyo juga ya.. terus mari ngene awak e dewe kudu kepiye?

"tunggu perintah seko komandan ae kepiye ngko ne, sing penting awak e dewe kudu wes siap
nek tiba- tiba enek perintah”

Perayaan hari kemerdekaan Indonesia juga diikuti oleh para pejuang kemerdekaan yang
berada di daerah-daerah lainnya. Mereka mengumumkan kemerdekaan Indonesia kepada
rakyat dan mengibarkan bendera merah putih di tempat-tempat strategis. Mereka juga bersiap-
siap untuk menghadapi kemungkinan serangan dari Jepang atau Belanda yang masih ingin
menjajah Indonesia.

Sementara itu di situasi lain masyarakat merasakan kecemasan ditengah-tengah kemerdekaan


yang telah di deklarasikan karena situasi pemerintahan yang masih belum kondusif, warga
masyarakat berkumpul di sebuah bangunan kecil seperti gubuk untuk membuat ancang-ancang
penyerangan pangkalan Jepang
“kita harus mulai merencanakan penyerangan pangkalan Jepang dan mengambil
semua senjata mereka”

“akan mulai dari kapan untuk menyerangan itu?”

“besok kita kan langsung mulai untuk penyerangan ini. Rahmat, tolong kamu siapkan
pasukan dan senjata untuk penyerangan besok”

“butuh berapa orang kira kira mas?”

“50 orang cukup ndak mas?”

“insyaAllah cukup”

Warga yang merancang ancang-ancang mulai memberi tahu warga desa untuk menyiapkan diri
dan senjata mereka guna
menyerang markas Jepang. Setelah itu mereka membagi pasukannya menjadi beberapa tim.

“mas piye sampean wes siap to?”

“insyaAllah aku wes siap, demi Indonesia aku siap menghadapi apapun”

“gayamu Iki loo koyo sing iyo ae, awas ae nek ngko malah mlayu disik dewe”

“yo ora o”

Anda mungkin juga menyukai