Anda di halaman 1dari 9

RIWAYAT HIDUPNYA

Ketika St. Klara menerima kerudung pada 1212, dia meninggalkan di


rumah seorang adik muda berumur 14 tahun, yang bernama Agnes.

Sebagai jawaban atas doa Klara dan diilhami oleh Alah sendiri, Agnes
nekat pergi ke biara tempat Klara bertempat tinggal. Hal ini terjadi
baru 16 hari setelah Klara berangkat meninggalkan rumahnya.
Ayahnya pun menjadi sangat marah, dan ditemani dengan beberapa
anggota keluaga, bergegaslah dia pergi ke biara itu.
Dia bermaksud membawa dia kembali dengan paksa dan baru saja dia
mau menyeretnya dengan menarik rambutnya, maka Agnes tiba-tiba
bagaikan melekat pada tempatnya. Seluruh rombongan mencoba
bersama-sama mengangkatnya, tetapi tidak mampu, seperti tak
bertenaga lagi. Sebaliknya lengan ayahnya itu menjadi sakit sekali
dan senjata yang dibawanya pun terjatuh ke lantai. Diliputi oleh
ketakutan, dia dan anggota rombongan yang lainnya lari
menyelamatkan diri.

Agnes sangat bergembira dan kembali kepada saudarinya, Klara.


Santo Fransiskus lalu mengantar kedua gadis itu ke biara San
Damiano, dan di sana dia juga memberikan jubah suci kepada Agnes.

Sekarang dia berusaha meniru saudarinya yang kudus itu dalam


segala hal, dan mempersembahkan semua waktu luangnya pada doa
dan kontemplasi. Dia menghidupi hidup yang sangat keras, hanya
makan roti dan air, dan mengenakan jubah kasar sepanjang hidupnya.

St. Fransiskus segera menemukan harta kekayaan yang besar


tersembunyi dalam jiwa yang istimewa ini. Ketika sebuah biara baru
yang didirikan di Florence pada 1221, St. Fransiskus mengirim Agnes,
kendati masih muda, untuk menjabat sebagai atasan di sana.

Kemudian dia juga mengirimnya ke Mantua dan ke beberapa kota lain


di Italia utara untuk mendirikan rumah-rumah lain dari Ordo St.
Klara yang Miskin. Ke mana pun dia pergi, dia mendidik setiap orang
berkat hidupnya yang suci.

Banyak wanita-wanita muda yang saleh membaktikan dirinya kepada


Tuhan dalam pingitan monastik di bawah bimbingannya. Dia memiliki
anugerah bakat menyerapkan semangat Fransiskan ke dalam hidup
mereka, baik dengan kata-kata maupun teladannya.
Agnes dikaruniai banyak rahmat luar biasa oleh Tuhan. Dalam
devosinya yang sangat hangat dan agung, dia sering terangkat di atas
tanah, dan sekali Tuhan kita menampakkan diri kepadanya dalam rupa
seorang kanak-kanak. Dari hari Kamis Putih sampai Sabtu Suci dia
pernah sedemikian terserap dalam kontemplasi perihal penderitaan
Kristus, sehingga dia berkesan hanya melewatkan satu jam saja dalam
keadaan mistik ini.

Ketika St. Klara dalam ambang kematiannya, dipanggilnyalah Agnes


untuk mendampinginya menghadapi hari-hari terakhirnya. Pada saat-
saat terakhir itu, Klara menyapa saudarinya itu dengan kata-kata
berikut ini: “Adikku yang terkasih, adalah kehendak Allah bahwa saya
pergi, tetapi hendaklah engkau terhibur, engkau akan segera datang
dan bergabung kembali dengan saya bersama dengan Tuhan.”
Tiga bulan kemudian Agnes mengikuti saudarinya ke alam baka. Itu
terjadi pada 16 November 1253. Jenazahnya dimakamkan di Asisi di
kapel di samping gereja St. Klara. Banyak mukjizat terjadi pada
makamnya itu, dan Paus Benediktus XIV memberikan kanonisasi
kepadanya.
PERIHAL SEMANGAT FRANSISKAN

Pertama
Pada pesta St. Agnes, Gereja Kudus mengajak kita untuk semangat
serafik yaitu cinta kudus yang berkobar, dalam hati yang mencari dan
melihat Allah dalam segala hal dan cenderung untuk
mempersembahkan diri demi kemuliaan Tuhan dan mempergunakan
segala sesuatu demi untuk meluhurkan-Nya. Sebagaimana dalam dunia
bendani ini segala sesuatu tertarik menghadap ke matahari dan
berputar mengitarinya, demikian juga hendaknya semua makhluk
berbudi itu tertarik pada Allah dan semua kerinduan dalam hati
mereka hendaknya cenderung mengarah kepada-Nya. – Apakah
engkau mempunyai roh serafik semacam ini?

Kedua
Renungkanlah rintangan dan halangan yang menghalangi semangat
serafik itu di dalam hati manusia. Selain itu, terdapat juga hal-hal
duniawi yang membuat kita sedemikian melekat pada barang-barang
jasmani, kenikmatan sensual, dan hormat duniawi dan karenanya kita
terhalang untuk terangkat kepada Tuhan. Dosa-dosa yang upaya
pengampunannya belum dilaksanakan juga mengganggu dan
menghalangi nyala api cinta naik ke atas. Akhirnya, tipu daya dan
kesombongan membelenggu banyak orang. Apakah itu, yang
menghalangi engkau dari mencintai Tuhan secara sungguh-sungguh?

Ketiga
Lakukanlah apa yang menjadi bagian kita supaya semangat serafik itu
tidak dilemahkan atau tercekik lemas dalam diri kita.

Anda mungkin juga menyukai