MEMBACA
Buku, Artikel, dan Jurnal, dsb
MENGIKUTI
Seminar, Workshop, Konferensi, dsb
MENGAMATI
Fenomena Sosial Masyarakat
MENGAKTUALISASI
Pengalaman Pribadi/Orang Lain
BERDISKUSI
Teman, Dosen, Ahli, Praktisi, dsb
MODAL MENULIS
KARYA ILMIAH
01
Memiliki Kemauan yang Kuat
02
Memiliki Referensi
03
Membaca Literatur 04
Memaksakan Diri Menulis
“To be a successful writer I know of only two m ethods;
Read a lot and write a lot"
- S T E P HEN KING -
APA SIH
Pengertian Artikel Ilmiah itu?
Online (E-ISSN)
Print (P-ISSN)
Open Access (Free Access)
Close Access (Charge)
Lokal
Nasional
Nasional Terakreditasi (Sinta 1-6)
Internasional
Internasional Bereputasi (Scopus Q1-Q4)
Publikasi = Menjual Ide
Alur Kerja Jurnal
Sejak Submit - Terbit
Sumber: jurnal.iik.ac.id
Introduction
20% Latar belakang, tujuan, manfaat
Method
10%
Pendekatan, metode, Teknik
pengumpulan data dan analisis
Komponen
Artikel Result and Discussion
40% Paparan temuan data dan analisis
diskusi berdasarkan teori
Langkah Pertama
Data dan hasil penelitian tersedia
Langkah Kedua
Referensi primer berupa artikel jurnal (sedikitnya 25 judul dari 5 tahun terakhir baik nasional dan internasional)
Lngkah Ketiga
Perhatikan komposisi referensi sesuai dengan target publikasi (dominasi referensi internasional, referensi primer 50%)
Langkah Keempat
Merancang alur logis dari rumusan masalah, metode, hingga jawaban research question.
Rancangan Logis Penelitian
Mendukung gagasan dan argumentasi penulis dengan Mengemukakan kesenjangan (gap analisis) dari
3 pengakuan atas penelitian terdahulu. 3 studi sebelumnya
Tujuan
Memuat teori atau hasil penelitian terdahulu yang menjadi basis perumusan hipotesis
Langkah
Lihat selingkung jurnal
Opsi
Jika literature review tidak ada, bisa digabung dengan discussion
Waspada
Literature review sangat rawan tinggi similarity index. Maka baca, pahami, lalu kembangkan dengan kalimat dari
penafsiran dan simpulan anda. Tidak boleh copas atau sekedar translete
Desain Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Keterampilan Abad 21
Pada Era Pandemi Covid-19 di Indonesia
Pembelajaran Abad 21 memberikan tantangan baru bagi guru bahasa Arab di Indonesia. Tantangan tersebut
datang seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat masif. Siswa hari ini diharapkan memiliki
keterampillan yang menunjang kesuksesan kerja mereka pada masa yang akan datang (Valtonen et al., 2021).
Desain pembelajaran bahasa Arab harus dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa pada abad 21 (Ritonga et al.,
2021). Perubahan besar dalam sistem pembelajaran pun tak terelakkan. Tujuan pembelajaran abad 21 diarahkan
kepada pembangunan sumberdaya manusia yang berkelanjutan (Care et al., 2018). Seluruh elemen pendidikan
seperti guru, manajemen, pemerintah, saling berkoordinasi dalam penerapan pembelajaran berbasis
keterampilan abad 21. Karena tanggungjawab besar ini tidak bisa diembankan kepada
satu pihak saja..
Implementasi keterampilan abad 21 selalu mendapat perhatian serius dalam pendidikan. Dibuktikan dengan
beralihnya pendidikan klasikal menjadi model pendidikan modern berbasis digital (García-Redondo et al., 2019).
Guru dan siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk mencari jawaban dari berbagai sumber kredibel, baik
media cetak maupun online (Braten & Braasch, 2017). Pembelajaran dimaksud untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi, Kerjasama, berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreatif dan inovatif (Hasnine et al.,
2021). Kondisi di atas menjadi salah satu indikator pembelajaran abad 21 semakin tinggi di tengah gencatan pandemi
Covid-19.
Tantangan Guru Madrasah Dalam Mengajarkan Bahasa Arab Berbasis HOTS
Pada Masa Pandemi Covid-19
Pembahasan HOTS dikaitkan dengan pembelajaran bahasa Arab sudah banyak dilakukan. Kajian tersebut baik
berupa analisis pemahaman HOTS, uji coba model, media, metode pembelajaran berbasis HOTS dan kajian
tentang penerapan serta pengembangan HOTS (Muradi et al., 2020). Penelitian Febriani, (2020) menunjukkan
bahwa pandemi Covid-19 memberikan tantangan tersendiri bagi pembelajaran bahasa Arab pada perguruan
tinggi Islam di Indonesia. Walau demikian, pembelajaran berbasis HOTS masih relevan diimplementasikan
dalam pembelajaran bahasa Arab. Guru harus membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar mandiri dan
berpikir kritis (Kamarudin et al., 2020). Dengan memanfaatkan media pembelajaran bahasa Arab interaktif
sebagai upaya untuk mewujudkan sikap kritis siswa (Ch, 2020). Selain itu, para guru juga dituntut untuk
mendesain ulang beberapa komponen pembelajaran seperti penyesuaian kurikulum, materi pembelajaran, media,
model dan metode pembelajaran bahasa Arab yang digunakan di era pandemi Covid-19 (Tolinggi & S, 2020),
karena desain pembelajaran yang bagus dan tertata dalam pembelajaran daring mendukung siswa melakukan
pembelajaran secara mandiri di era pandemi Covid-19 (Hastowahadi; Setyaningrum & Pangesti, 2020).
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian di atas, dapat ditegaskan bahwa pembahasan ini berbeda dengan kajian
sebelumnya. Artikel ini lebih fokus kepada tantangan guru dalam mengajarkan bahasa Arab berbasis HOTS di
era pandemi Covid-19 sesuai dengan amanat K M A No. 184 Tahun 2019 tentang penerapan HOTS dalam
pembelajaran yang menjadi sorotan. Atas dasar itu penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan
yang dihadapi guru dalam mengajarkan bahasa Arab di era pandemi Covid-19 dengan penerapan kebijakan
pembelajaran daring. Sehingga diharapkan adanya pendekatan secara integral dan holistik bagi guru agar tetap
terampil melakukan pembelajaran bahasa Arab berbasis HOTS walaupun di era pembelajaran online.
Metode & Metodologi
METODOLOGI METODE
Ilmu yang membahas tentang konsep Cara atau teknik yang digunakan
teoritis berbagai metode, kelebihan dan dalam mengumpulkan data
kekurangannya (Basuki, 2006). (Schensul, 519).
Paparkan jenis metode yang digunakan (studi kasus, narative inquiry, eksperimen, fenomenologi, historiografi, dll)
Kemukakan teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, FGD, dokumentasi, tes, angket, kuisioner)
Paparkan teknik analisis data yang digunakan (SPSS, Anova, triangulasi data, dll)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mengkaji persepsi siswa dan menganalisis strategi pengembangan literasi berdasarkan pengalaman siswa secara
holistik. Proses penelitian studi kasus didasarkan pada deskripsi kata dan bahasa dalam konteks yang alami
(Moleong, 2007). Metode studi kasus difokuskan pada strategi pengembangan kegiatan literasi di SDIT Mutiara Hati
Malang (Yin, 2003). Penelitian studi kasus dipilih karena adanya kebutuhan untuk menjelaskan dan mengungkap
keseluruhan strategi pengembangan literasi serta permasalahan aktivitas literasi pada masa pandemi covid-19.
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan
terhadap guru literasi kelas V tahun 2019/2020. Selanjutnya observasi digunakan untuk memperoleh informasi
tentang literasi lingkungan dalam pembelajaran di kelas online. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang administrasi kelas dan proses pembelajaran dari bimbingan akademik. Pengambilan data dilakukan
mulai awal Mei hingga Juni. Data tersebut kemudian direduksi dengan memilih detail yang mendukung topik
penelitian dan menghilangkan detail data yang tidak perlu. Teknik analisis yang digunakan berdasarkan triangulasi
data melalui pengumpulan data, lalu data dideskripsikan, direduksi, dan diverifikasi.
Hasil dan Pembahasan
HASIL PEMBAHASAN
Dapat berisi elemen non tekstual, seperti diagram, Hanya menyajikan tulisan walaupun dapat
grafik, foto, dll mengacu pada elemen non-teks
Melaporkan data yang relevan Tidak melaporkan data baru selain yang sudah
dengan bagian pembahasan disebutkan di bagian hasil
Format Results / (Hasil Penelitian)
Dalam peningkatan kualitas penelitian dan pengelolaan lembaga, U I N Maulana Malik Ibrahim Malang memberikan
kesempatan pelatihan bagi dosen untuk mengikuti kegiatan training kepenulisan, baik dalam ranah nasional dan
internasional. Program yang direncanakan UI N Maulana Malik Ibrahim Malang dalam peningkatan mutu penelitian
dan publikasi salah satunya ialah mencetak guru besar hingga 2021 dengan jumlah 40 guru besar. Program ini
menjadi salah satu dorongan peningkatan kualitas riset. Sebagaimana salah satu informan menjelaskan bahwa:
“Dalam waktu 5 tahun terakhir, program peningkatan kuantitas guru besar diharapkan mencapai 40 orang. Sudah ada 13 guru
besar yang dikukuhkan hingga tahun 2020, masih ada 7 orang yang diseleksi DIKTI maupun DIKTIS. Sehingga masih setengah
perjalanan untuk mencapai program tersebut.” (Interview Hr, 2020).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka aktualisasi program ini sudah mencapai 50%. Perlu adanya peningkatan
kualitas dan kuantitas dalam mencetak guru besar yang berdasa saing global.
Tidak melulu merupakan pernyataan ulang dari hasil penelitian
Isi Pembahasan
Menghubungkan hasil peneltian anda dan penelitian sebelumnya,
kemukakan persamaan dan bahas perbedaannya
Menjelaskan apa arti dari hasil yang anda peroleh dan mengapa
berbeda dengan hasil orang lain
Kedua
Kesimpulan bukan abstrak
Ketiga
Isi Kesimpulan Tambahkan kekurangan dan kelebihan artikel
Keempat
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
Kelima
Tulisan singkat dan jelas
Kesimpulan
Penelitian ini mengungkapkan bahwa sikap moderasi generasi milenial dalam media sosial menjadi salah satu upaya
yang penting dilaksanakan guna membantu stabilitas pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi publik.
Generasi milenial dituntut bijak bermedia sosial dalam memilah dan memilih setiap informasi yang diterima, agar
tidak terjebak ke dalam kubangan lumpur informasi yang menyesatkan di dunia maya. Penelitian ini menunjukkan
bahwa persepsi generasi milenial terhadap implementasi moderasi beragama dapat diinternalisasikan melalui
perantara media sosial dengan tayangan berupa video, bacaan artikel dan strategi persuasi secara intensif dari pemilik
konten media sosial. Temuan penelitian menggambarkan bahwa fenomena dari implementasi moderasi beragama
pada generasi milenial dapat ditingkatkan melalui distribusi materi keagamaan yang relevan dengan isu modern saat
ini tanpa mengurangi esensi ajaran keagamaan. Berpijak penelitian ini yang hanya membahas perspektif generasi
milenial terhadap isu moderasi di media sosial, maka diharapkan adanya penelitian lanjutan untuk menguji
efektivitas pemahaman moderasi beragama pada generasi milenial dalam menghadapi pluralisme di Indonesia.
Ucapan Terimakasih
Kedua
Masalah/ Tujuan
Ketiga
Pendekatan, metode, pengumpulan data dan
Abstrak analisisnya
Keempat
Hasil Penelitian & Temuan
Kelima
Rekomendasi
“Perspektif Generasi Milenial Dalam Moderasi Beragama Melalui Media Sosial di Era Digital"
Fenomena isu agama melalui media sosial marak terjadi di kalangan generasi milenial. Hal tersebut
menjadi peluang sekaligus tantangan bagi internalisasi sikap moderasi beragama di kalangan pemuda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi generasi muda terhadap moderasi beragama
melalui media sosial. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode studi
kasus, sedangkan teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi secara
integral dengan teknik analisis data melalui triangulasi data. Penelitian ini menunjukkan bahwa
persepsi generasi muda terhadap implementasi moderasi beragama dapat diinternalisasikan melalui
perantara media sosial dengan tayangan berupa video, bacaan artikel dan strategi persuasi secara
intensif dari pemilik konten media sosial. Temuan penelitian menggambarkan bahwa fenomena dari
implementasi moderasi beragama pada generasi muda dapat ditingkatkan melalui distribusi materi
keagamaan yang relevan dengan isu modern saat ini tanpa mengurangi esensi ajaran keagamaan.
Penelitian ini merekomendasikan penelitian lanjutan untuk menguji efektivitas pemahaman moderasi
beragama pada generasi muda dalam menghadapi pluralisme di Indonesia.