Makalah Ulumul Qur'an Kelompok 1
Makalah Ulumul Qur'an Kelompok 1
“ILMU MUNASABAH”
Dosen Pengampu : Yusnida Wati Hasibuan M.Pd
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Assalamu‟alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Swt.
Tuhan seru sekalian alam atas segala rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ilmu Munasabah”.
Penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak atas penyusunan
makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya yang telah
memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi ke
depannya. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun tak ada gading yang tak retak, penulis senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata,
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Nama satu surat pada dasarnya bersifat tauqifi (tergantung pada petunjuk
Allah dan Nabi-Nya). Namun beberapa bukti menunjukkan bahwa suatu surat
terkadang memiliki satu nama dan terkadang dua nama atau lebih. Tampaknya ada
rahasia dibalik nama tersebut. Para ahli tafsir sebagaimana yang dikemukakan oleh
al-Sayuthi melihat adanya keterkaitan antara nama-nama surat dengan isi atau uraian
yang dimuat dalam suatu surat. Kaitan antara nama surat dengan isi ini dapat di
identifikasikan sebagai berikut :
Nama diambil dari urgensi isi serta kedudukan surat. Nama surat al-Fatihah
disebut dengan umm al-Kitab karena urgensinya dan disebut dengan al-Fatihah
karena kedudukannya.
Nama diambil dari perumpamaan , peristiwa, kisah atau peran yang menonjol, yang
dipaparkan pada rangkaian ayat-ayatnya; sementara di dalam perumpamaan,
peristiwa, kisah atau peran itu sarat dengan ide. Di sini dapat disebut nama-nama
surat : al-‘Ankabut, al-Fath, al-Fil, al-Lahab dan sebagainya.
Nama sebagai cerminan isi pokoknya, misalnya al-Ikhlas karena mengandung ide
pokok keimanan yang paling mendalam serta kepasrahan : al-Mulk mengandung ide
pokok hakikat kekuasaan dan sebagainya.
Nama diambil dari tema spesifik untuk dijadikan acuan bagi ayat-ayat lain
yang tersebar diberbagai surat. Contoh al-Hajj (dengan spesifik tema haji), al-Nisa’
(dengan spesifik tema tentang tatanan kehidupan rumah tangga). Kata Nisa’ yang
berarti kaum wanita adalah irrig keharmonisan rumah tangga.
Nama diambil dari huruf-huruf tertentu yang terletak dipermulaan surat, sekaligus
untuk menuntut perhatian khusus terhadap ayat-ayat di dalamnya yang memakai
huruf itu. Contohnya : Thaha, Yasin, Shad, dan Qaf
3. Munasabah Antara Satu Kalimat dengan Kalimat Lainnya dalam Satu Ayat
Munasabah antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam satu ayat
dapat dilihat dari dua segi. Pertama adanya hubungan langsung antar kalimat secara
konkrit yang jika hilang atau terputus salah satu kalimat akan merusak isi ayat.
Identifikasi munasabah dalam tipe ini memperlihatkan irri-ciri ta’kid / tasydid
(penguat / penegasan) dan tafsir / i’tiradh (interfretasi /penjelasan dan cirri-cirinya).
Contoh sederhana ta’kid :
“”فإن لم تفعلوا, diikuti “( ”ولن تفعلواQ.S al-Baqarah / 2:24).
Contoh tafsir:
سبحان الذي اسرى بعبده ليال من المسجد الحرام الى المسد األقصى
Kemudian diikuti dengan اإلسراء( الذي باركنا حوله لنريه من اياتنا/1:17)
Kedua masing-masing kalimat berdiri sendiri, ada hu ada hubungan tetapi tidak
langsung secara konkrit, terkadang ada penghubung huruf ‘athaf’ dan terkadang tidak
ada. Dalam konteks ini, munasabahnya terletak pada :
Susunan kalimat-kalimatnya berbentuk rangkaian pertanyaan, perintah dan atau
larangan yang tak dapat diputus dengan fashilah. Salah satu contoh :
(25 وإلن سألتهم من خلق السماوات واألرض__ليقولون هللا__قل الحمد هلل )لقمن
Munasabah berbentuk istishrad (penjelasan lebih lanjut). Contoh :
(189 يسألونك عن األهله__قل هي__ )البقره
Munasabah berbentuk nazhir / matsil (hubungan sebanding) atau mudhaddah / ta’kis
(hubungan kontradiksi). Contoh :
(177 …ليس البر ان تولوا وجوهكم قبل المشرك والمغرب__ولكن البر__)البقرة
Dengan ilmu munasabah itu, dapat diketahui mutu dan tingkat ke-Balaghah-an
bahasa al-Qur’an dan konteks kalimat-kalimatnya yang satu dengan yang lain,serta
persesuaian ayat / surahnya yang satu dari yang lain, sehingga lebihmenyakinkan
kemukjizatannya, bahwa al-Qur’an itu benar-benar wahyu dariAllah SWT dan
bukan buatan Nabi Muhammad SAW. karena itu, Abdul Djalaldalam bukunya
menambahkan Imam Fakhruddin al-Razi mengatakan kebanyakan keindahan-
keindahan al-Qur’an terletak pada susunan dan penyesuaiannya, sedangkan susunan
kalimat yang paling bersetaraadalah saling berhubungan antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya.Sebagaimana yang dinyatakan oleh ahli ulumul Qur’an
diantaranya adalahAbu Bakar bin al-Arabi, Izzuddin bin Abdus-Salam bahwa ilmu
munasabah adalahilmu yang baik ( ilmun hasanun ), ilmu mulia ( ilmun syarifun ),
ilmu yang agung ( ilmun nadzimun).
Dari semua julukan ini menandakan bahwa ilmu munasabah mendapat
tempat dan penghargaan yang cukup tinggi atau peran yang cukupsignifikan dalam
memahami dan menafsirkan al-Qur’an. Sehingga az-Zarkasyi berpendapat bahwa
ilmu ini dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui kecerdasanseorang mufassir.
Kedudukan ilmu ini semakin terasa kebutuhannya manakalah seseorang
menafsirkan al-Qur’an menggunakan metode tafsir al-maudhu’I (tematik) atau al-
muqaran (komparasi), karena metode ini memperhatikan keterkaitan ( munasabah)
antara ayat yang berbicara tentang masalah yang sejenis. (A Zarkasyi,1988: 63)
Berlainan dengan ilmu asbabun-nuzul yang digolongkan kedalam ilmu sima’I dan
karenanya maka bersifat naqli (periwayatan), maka ilmu munasabah digolongkan ke
dalam kelompok ilmu-ilmu ijtihadi yang karenanya bersifat penalaran. Sebagai ilmu
ijtihadi ilmu ini sangat berpeluang untuk dikembangkan dalam upayamemperkaya
dan memperkuat penafsiran al-Qur’an, yaitu dengan cara mencarihubungan antara
ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai aspeknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara etimologi, munasabah semakna dengan mushakalah (serupa) dan
muqarabah (kedekatan). dalam konteks ‘Ulum Al-Qur’an munasabah berarti
menjelaskan korelasi makna antarayat atau antarsurat, baik kolerasi itu bersifat
umum atau khusus; rasional (‘aqli), persepsi (hassiy), atau imajinatif (khayali); atau
korelasi berupa sebab-akibat, ‘illat dan ma’lul, perbandingan, dan perlawanan.
Macam-macam hubungan tersebut apabila diperinci akan menjadi sebagai berikut :
Munasabah antara surat dengan surat.
Munasabah antara nama surat dengan kandungan isinya.
Munasabah antara kalimat dalam satu ayat.
Munasabah antara ayat dengan ayat dalam satu surat.
Munasabah antara ayat dengan isi ayat itu sendiri.
Munasabah antara uraian surat dengan akhir uraian surat.
Munasabah antara akhir surat dengan awal surat berikutnya.
Munasabah antara ayat tentang satu tema.
3.2 SARAN
Sebagai seorang muslim hendaknya kita menjadikan AL-Qur’an sebagai
pedoman hidup dengan terus mempelajarinya termasuk ilmu munasabah ini,
agarkita tahu apa maksud yang terkandung di dalam Al-Qur`an, tentunya belajar
kepada guru yang shahih
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.uinbanten.ac.id
https://langkahislamindonesia.blogspot.com/2017/03/ilmu-munasabah-al-quran.html
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1541/3/094211009_Skripsi_Bab2.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/282920-munasabah-dalam-al-quran-
93901f31.pdf
http://fazlianarizki.blogspot.com/2013/05/ilmu-munasabah.html
https://www.ayoksinau.com/pengertian-munasabah/