METODE PELATIHAN
I. Pendahuluan
Pelatihan adalah salah satu metode dalam pendidikan orang dewasa atau dalam
suatu pertemuan yang biasa digunakan dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan mengubah sikap peserta dengan cara yang spesifik. Pada bab ini
akan membahas pelatihan kepekaan, pelatihan kepemimpinan, pelatihan kerja,
pelatihan patisipatif dan rancangan pelatihan, khususnya mengenai hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam merancang pelatihan, prosedur rancangan pelatihan dan
pengaturan ruangan pelatihan.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Pelatihan
Pengertian Pelatihan Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
pelatihan, berikut ini dikemukakan beberapa definisi dari para ahli:
a. Menurut T. Hani Handoko (104:104)
Pelatihan adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memperbaiki
penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu.
b. Menurut S. Panggabean (2001:41)
Pelatihan adalah suatu cara yang di gunakan untuk memberikan atau
meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaannya sekarang.
c. Menurut Robert L. Mathis – John H. Jackson (2009:301)
Pelatihan adalah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk
membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional.
d. Menurut Gary Dassler (1997:263)
Pelatihan adalah proses mengajarkan,ketrampilan dasar yang mereka
butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka.
Dari berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan bukan
satu tujuan, tetapi merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai
tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Pelatihan merupakan proses membantu
dalam memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan
dan perilaku yang spesifik yang berkitan dengan pekerjaan sehingga kinerja dapat
meningkat.1
II.2. Pelatihan Kepekaan
Pada 10 atau 15 tahun yang lalu, penekanan diletakkan pada metode yang
dapat digunakan untuk membuat semua anggota suatu kelompok peka terhadap
peranan penting yang mereka lakukan. Dr.Bradford dan kawan-kawan
mengorganisasikan Laboratorium Pelatihan Nasional di Bethel, Maine, USA.
Mereka percaya ada suatu metode yang dapat membantu peserta lebih memahami
diri mereka sendiri dan melalui pelatihan kelompok peserta dapat
mengembangkan perasaan peka terhadap teman sekerja mereka.
Tujuan Laboratorium Pelatihan Nasional bukanlah merupakan hal yang
menyimpang. Tujuannya adalah untuk membuat orang memahami diri sendiri,
dapat bergaul dengan baik pada rekan-rekan kerja dan mampu membuat
keputusan sendiri.
1. Kelompok T
Jantung pelatihan adalah kelompok-T, suatu istilah yang sama
artinya dengan kelompok training (kelompok pelatihan). Pengalaman
kelompok T dianggap sebagai aspek yang terpenting, sebab dalam
kelompok T seseorang memperoleh pengaruh emosional yang kuat.
Kelompok T diharapkan dapat berperan sebagai “wadah peleburan”
interaksi personal yang dapat menghasilkan suasana belajar yang
kondusif. Suasana kondusif adalah salah satu unsur utama dari
pengalaman kelompok-T. Anggota kelompok-T juga tidak saling
mengenal, karena datang dari latar belakang kehidupan yang berbeda.
Pada pengalaman pelatihan juga terkadang sering menimbulkan
pengaruh yang negative, yakni menyebabkan reaksi yang tidak
menyenangkan. Setiap kelompok-T harus mempunyai seorang pelatih ahli.
Ia mengamati kelompok dari waktu ke waktu.
2. Persiapan Pelatihan
Mengamati situasi merupakan hal yang penting yaitu menentukan
masalah yang perlu pemecahan. Identifikasi masalah biasanya merupakan
langkah awal menuju pemecahan masalah. Tujuan dari persiapan pelatihan
yaitu agar pengalaman pelatihan dapat membantu peserta membuat
perubahan yang dikehendaki tanpa mengalami frustrasi yang berat.
3. Manfaat Pelatihan
Proses penerapan pengalaman laboratorium ke dalam realitas,
sekembalinya kerumah menunjukkan hasil atau manfaat pelatihan bagi
individu. Manfaat dari pelatihan yaitu dapat membantu kelompok dalam
1
http://eprints.undip.ac.id/58918/3/BAB_III_Pembahasan.pdf diakses pada 26/09/22,pukul 16:39
mengenal bagaimana melakukan kompromi yang menyenangkan diantara
kedua ekstrem tersebut. Kedua, dapat mengembangkan empati dan tujuan
yang dapat dipenuhi dengan cara pelatihan tersebut.
4. Peringatan
Peringatan yang perlu dicatat untuk merencanakan pelatihan
kepekaan yaitu:
1. Harus cukup waktunya untuk membawa perubahan pada
peserta
2. Hasil harus konstan
3. Pendekatan lebih halus dan kurang menimbulkan konfrontasi
harus diterapkan
4. Psikiater yang professional harus dipersiapkan
5. Personil harus terlatih
6. Harus ada didasari semangat
7. Menerapkan tekhnik yang tepat dalam membantu kelompok
8. Pelatih harus dipersiapkan untuk mengatasi setiap situasi
9. Perlu ditentukan jenis pelatihan yang tepat
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang akan mereka Orang-orang dewasa yang belum berminat
pelajari? dan belum mempunyai pengetahuan
perkoperasian dengan pendidikan formal,
profesi, usia, jenis kelamin yang beragam.
III. Kesimpulan
Motode adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan sesuatu hal yang
disusun dengan langkah dan pertimbangan sesuai dengan pemahaman penyusunnya.
Dalam Pendidikan Anak Dewasa pengajaran memakai system pelatihan. Pelatihan
adalah salah satu metode dalam pendidikan orang dewasa yang dalam prakteknya
terjadi di dalam pertemuan, hal ini digunakan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan mengubah sikap peserta dengan cara yang spesifik. Pada
pembagiannya pelatihan dibagi menjadi: pelatihan kepekaan, pelatihan kepimpinan,
pelatihan kerja dan pelatihan partisifatif.
Pelatihan yang dimaksudkan mempunyai ranah dan titik focus masing-masing.
Pada pelatihan kepekaan focus penekanan supaya peserta dalam pelatihan peka dan
saling memahami sebagai suatu kelompok. Pelatihan lainnya adalah pelatihan
pimpinan, pelatihan ini ditujukan kepada pimpinan dengan maksud supaya pimpinan
dapat menjadi pemimpin yang ideal. Lain dengan pelatihan kerja, pelatihan ini
umumnya adalah program yang sistematis, yang sengaja disusun untuk
meningkatkan potensi peserta yang dilaksanakan dengan penyuluhan. Untuk
pelatihan yang terahir yaitu pelatihan partisipatif, pelatihan ini menggunakan konsep
belajar dari pengalaman peserta, pemimpin perlu menganalisis pendapat dari peserta
dengan menarik kesimpulan secara generalisasi demi memudahkan tahap evaluasi.
2
H. Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 163.
Dari motode yang dibahas dan penjelasan yang sebelumnya masih belum satu
paket apabila kenyamanan, keamanan peserta atau pelaksana tidak saling mendukung.
Yang perlu diperhatikan misalnya: kecukupan ruangan, ketersediaan fasilitas yang
cukup, pengaturan sumber daya yang ada dengan semaksimal mungkin, kebersihan,
dan juga penyesuaian suasana pelatihan. Dari pemaparan yang sebelunya dijelaskan
perlu kita sadari itu semua tidak akan terlaksana dengan baik apabila objek atau
manusia itu sendiri tidak menerima atau salah pemahaman serta tidak mau
mengaplikasikanya dalam kehidupannya.