Anda di halaman 1dari 36

MATERI INTI 9

TEKNIK MELATIH DAN FASILITASI

I. DESKRIPSI SINGKAT

Pada setiap pelatihan, tugas utama seorang Pelatih atau


Fasilitator adalah melatih/memfasilitasi peserta pelatihan
untuk belajar dengan lebih baik secara bersama-sama.
Dengan kata lain fasilitator harus menguasai teknik
memfasilitasi peserta untuk “belajar bagaimana caranya
belajar“. Untuk itu, fasilitator hendaknya tidak hanya
mengembangkan minatnya dalam isi/substansi tapi juga
dalam hal bagaimana proses peserta pelatihan belajar.
Pada umumnya, semakin mampu seorang fasilitator
menjaga kendali atas dirinya sendiri, untuk tidak banyak
terlibat dalam proses pembelajaran, akan semakin baik
fasilitator tersebut melakukan fasilitasi. Fasilitator harus
menguasai teknik melatih/pembelajaran orang dewasa
mulai dari merancang pelatihannya, melaksanakan proses
pembelajaran, melaksanakan pengendalian dan evaluasi
proses pelatihan tersebut sehingga tercapai tujuan kurikuler
yang telah ditetapkan. Dengan demikian pelatih/fasilitator
dapat memfokuskan perhatiannya pada proses
pembelajaran agar dapat melakukan fasilitasi secara
maksimal, bukannya mengajar. Modul ini menguraikan
bagaimana fasilitator mengembangkan ketrampilannya
melalui tahapan fasilitasi proses pembelajaran sehingga
dapat berperan penuh dan menampilkan dirinya sendiri
dengan segala kreatifitasnya.

Modul Teknik Melatih 1


II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Meningkatnya kemampuan peserta dalam melaksanakan
Teknik melatih/fasilitasi pada pelatihan tenaga pelaksana
Program BPJS .
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah sesi ini selesai, peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep pembelajaran orang dewasa
2. Merancang pelatihan
3. Melaksanakan proses pembelajaran pelatihan
4. Melaksanakan pengendalian proses pelatihan
5. Melaksanakan evaluasi proses pelatihan

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Konsep Pembelajaran orang dewasa
a. Cara Belajar Orang Dewasa
(CBOD)
b. Peran sebagai Pelatih/Fasilitator
2. Perancang pelatihan tenaga pelaksana Program
BPJS
a. Kurikulum dan GBPP
b. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
3. Proses pembelajaran pelatihan tenaga pelaksana
BPJS
a. Menciptakan iklim pembelajaran
b. Metode pembelajaran
c. Media dan alat bnatu pembelajaran
d. Teknik presentasi interaktif
4. Pengendalian proses pelatihan tenaga pelaksana
BPJS
5. Evaluasi proses pembelajaran

2 Modul Teknik Melatih


IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan


pembelajaran yang akan dicapai;
2. Fasilitator menjelaskan konsep Pembelajaran orang
dewasa;
3. Fasilitator menjelaskan perancang pelatihan
4. Fasilitator menjelaskan tentang proses pelatihan/fasilitasi
5. Fasilitator menjelaskan cara pengendalian proses
pelatihan
6. Fasilitator menguraikan tentang pelaksanaan evaluasi
proses pembelajaran.

V. URAIAN MATERI

Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk


meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kepedulian,
komitmen, dan partisipasi aktif dari para pelaksana
program.
Pada modul ini akan dibahas beberapa metode
pembelajaran yang dapat dikelompokkan dalam 2 (dua)
kelompok besar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
yaitu (1) metode pembelajaran yang ditujukan untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada
peserta dan (2) metode pembelajaran untuk membantu
dalam peningkatan kemampuan sikap dan ketrampiulan
peserta.

Modul Teknik Melatih 3


Salah satu tujuan dari modul ini adalah membantu fasilitator
untuk menggunakan pengetahuan, pemikiran, dan
keterampilan dasar yang sudah dimiliki dalam bekerja
dengan peserta. Seseorang tidak akan langsung menjadi
seorang fasilitator yang efektif hanya dengan membaca
sebuah buku. Fasilitator perlu menggabungkan
pengalaman, umpan-balik, observasi dan refleksi guna
membangun kompetensi, karena kenyataan menunjukkan
bahwa pengalaman adalah alat pembelajaran yang paling
efektif.

Pokok Bahasan 1: Konsep Pembelajaran Orang


Dewasa

A. Cara Belajar Orang Dewasa (CBOD)

Peserta latih pada Pelatihan Program API adalah


peserta belajar dewasa (adult learners). Pelatih/
Fasilitator harus memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran orang dewasa, antara lain seperti berikut:
1. Orang dewasa memiliki
konsep diri, nilai, keyakinan dan pendapat.
2. Orang dewasa mempunyai
banyak pengalaman dan kaya akan informasi.
Pengalaman peserta tidak bisa diabaikan atau
bahkan dilecehkan. Sebagai peserta mereka
merupakan sumber belajar bagi yang lain termasuk
bagi fasilitator. Mereka setara dengan fasilitator
dengan asumsi bahwa mereka datang ‘bukan
tanpa isi’.
3. Orang dewasa mempunyai
gaya dan kesiapan belajar yang tidak sama pada

4 Modul Teknik Melatih


setiap orang. Gunakan beberapa strategi dan
metode pembelajaran yang tepat.
4. Orang dewasa mempunyai
kebutuhan sangat besar untuk mengarahkan dirinya
sendiri. Mereka memiliki orientasi waktu dan arah
belajar yang jelas. Atur beberapa saat tertentu
untuk istirahat. Meskipun hanya peregangan badan
selama 2 menit, akan sangat bermanfaat.
5. Orang dewasa mempunyai
kebanggaan. Beri dukungan peserta sebagai
perorangan. Kepercayaan diri dan kepribadian
seseorang akan menjadi resiko di dalam lingkungan
kelas yang tidak aman dan mendukung. Peserta
tidak akan berani bertanya atau berpartisipasi
dalam pembelajaran jika ada kekhawatiran
diremehkan atau tidak dihargai. Kesempatan
diberikan merata dan adil pada semua peserta.
6. Orang dewasa cenderung
belajar dengan berorientasi kepada masalah.
Upayakan belajar dalam format yang praktis dengan
menggunakan metode audio-visual, raba dan
partisipatori. Melalui metoda dan teknik
pembelajaran yang sangat bervariasi seperti: studi
kasus, kelompok pemecahan masalah dan kegiatan
partisipatori lainnya seperti demonstrasi, tugas
praktek, dll akan sangat meningkatkan kemampuan
pembelajaran. Orang dewasa umumnya ingin
segera menerapkan informasi atau ketrampilan baru
kepada masalah atau situasi terkini.

B. Peran Sebagai Pelatih/ Fasilitator

Modul Teknik Melatih 5


Agar dapat berperan sebagai Pelatih/Fasilitator,
hendaknya dipahami hal-hal sebagai berikut :

1. Hindari menggurui & memaksakan kehendak


2. Hindari menyalahkan pelatih lain didepan peserta
3. Jangan langsung menjawab pertanyaan, beri
kesempatan pada peserta yg lain
4. Hindari menguraikan sesuatu secara berbelit
5. Hindari memberi contoh dengan menguraikan
pengalaman pribadi berlebihan.
Selain itu ada beberapa persiapan yang harus
dilaksanakan dan dikuasai, antara lain sbb:
1. Mempersiapkan topik & bahan
yang akan disampaikan
2. Mempersiapkan metoda
pembelajaran yg efektif bagi orang dewasa
3. Memiliki sifat sabar & mau
mendengar
4. Mampu berkomunikasi dengan
baik
5. Memiliki kemampuan mengelola
waktu
6. Memiliki sifat fleksibel dan
terbuka
7. Menunjukan penampilan yang
rapi

6 Modul Teknik Melatih


Pokok Bahasan 2: Perancang Pelatihan

Pengertian Pelatihan:
Adalah proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan
kinerja, profesionalisme dan atau menunjang
pengembangan karir tenaga/SDM dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
Agar tujuan pelatihan dapat tercapai sesuai kompetensi
yang harus diperoleh peserta, maka sebelum pelatihan
berlangsung harus terlebih dahulu disusun Kurikulum
pelatihan tersebut, sama seperti halnya pada proses
pendidikan. Selain itu untuk berlangsungnya proses
pembelajaran dengan baik diperlukan pula GBPP dan SAP.
(Biasanya kurikulum dan GBPP sudah dipersiapkan saat
menyusun Modul Pelatihan.)

A. Penyusunan Kurikulum dan GBPP

1. Penyusunan Kurikulum
Pengertian Kurikulum:
Kurikulum a
dalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metoda
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran.
Fungsi Kurikulum:
a. Perencanaan pelaksanaan pelatihan/
pembelajaran (Curriculum is plan for learning)
b. Menentukan materi yang akan dipelajari, kegiatan
yang harus dilaksanakan dan pengalaman yang
harus diperoleh (curriculum is matter of choice)
c. Pemandu pelatihan untuk mencapai tujuan

Modul Teknik Melatih 7


d. Sentral dari kegiatan pelatihan, menentukan
proses pelaksanaan dan hasil pelatihan

Komponen Kurikulum, adalah sebagai berikut:


I. Pendahuluan:
1. Latar belakang
2. Filosofi
II. Sasaran dan Kompetensi yang diharapkan
pasca pelatihan
III. Tujuan Pelatihan
IV. Materi Pelatihan:
1. Struktur Program
2. Garis2 Besar Pokok Pembelajaran
(GBPP)
V. Alur Proses Pembelajaran:
1. Proses Pembelajaran
2. Metoda dan Media pembelajaran
VI. Tempat dan waktu pelatihan
VII. Monitoring dan Evaluasi Pelatihan
VIII. Akreditasi dan Sertifikasi Pelatihan

2. Penyusunan GBPP (Garis-Garis Besar Program


Pembelajaran)

Pengertian GBPP:
Menurut literatur adalah Course Outline yang
merupakan rumusan dan pokok-pokok isi materi
pembelajaran. GBPP merupakan bagian suatu
kurikulum pelatihan dan disusun berdasarkan tujuan
kurikuler (pelatihan) khusus yang berisi kompetensi
umum. Kompetensi ini diharapkan dapat dicapai dan
dimiliki peserta setelah mengikuti sesi bersangkutan.

8 Modul Teknik Melatih


Komponen–komponen yang dikandung GBPP
meliputi:
a. Judul materi pembelajaran, yaitu judul substansi
sesuai pengetahuan atau ketrampilan yang
dilatihkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Tujuan pembelajaran, yaitu arah yang harus
dicapai setelah sesi materi berakhir. Tujuan
pembelajaran menggambarkan kompetensi
yang harus dapat dicapai peserta latih setelah
selesai mengikuti sesi materi. Merumuskan
tujuan pembelajaran dengan menggunakan
rumusan ABCD, yaitu:
A = (Audience/ada subyek yang belajar),
B = (Behaviour/kata kerja operasional mengacu
pada taksonomi BLOOM),
C = (Condition/kondisi yang dicapai pada akhir
sesi), dan
D = (Degree/tingkat kualitas dan atau kuantitas
kemampuan).
Di dalam merumuskan tujuan pembelajaran, tidak
harus selalu lengkap mencakup ABCD, bisa saja
cukup dengan ABC sesuai situasi.
c. Pokok Bahasan dan atau Sub Pokok Bahasan,
yaitu bahasan yang terkandung dalam materi.
Pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan
dirumuskan sesuai dengan kompetensi yang telah
dijabarkan dalam tujuan kurikuler
pelatihan/pembelajaran.
d. Alokasi waktu, yaitu waktu dari masing-masing
kegiatan pembelajaran.

Modul Teknik Melatih 9


e. Metode pembelajaran, yaitu cara-cara dan teknik
komunikasi yang digunakan oleh pelatih dalam
menyampaikan materi pembelajaran dan
melaksanakan proses pembelajaran.
f. Media pembelajaran, yaitu berbagai alat yang
menggunakan isi materi pembelajaran secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi tersebut.
Misalnya bahan cetak berupa buku, hand out,
bahan digital, film, dsb.
g. Alat bantu pembelajaran, yaitu seperangkat benda
yang digunakan sebagai “pembantu“
fasilitator/pelatih untuk mempermudah dan
mempercepat proses penyampaian materi
pembelajaran kepada peserta latih. Misalnya OHP,
slide/ film projector, manekin (boneka model
anatomik), alat peraga, dsb.
h. Referensi, yaitu buku-buku atau sumber lainnya
yang digunakan dalam menyusun materi
pembelajaran. Cara menuliskan referensi
bermacam-macam.
GBPP penting baik bagi fasilitator maupun bagi
penyelenggara pelatihan. Untuk penyelenggara
pelatihan dapat dipakai sebagai pegangan kunci
untuk melaksanakan proses pembelajaran sesuai
tujuan kurikuler yang akan dicapai, juga untuk
merancang sequence/ urutan materi yg harus
diberikan dalam pelatihan tersebut. Untuk fasilitator
GBPP diperlukan dalam menyusun Satuan Acara
Pembelajaran agar tetap berada di dalam ruang
lingkup materi. GBPP disusun untuk seluruh sesi
pembelajaran dalam satu pelatihan. Di bawah ini,

10 Modul Teknik Melatih


tersedia 2 (dua) alternatif format GBPP yang dapat
dipilih sesuai kebutuhan.

Modul Teknik Melatih 11


Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Judul Tujuan Tujuan Pokok Alokasi Metode Media Alat Refe


Materi Pembelajar Pembelajar Bahasan Waktu Bantu rensi
an Umum -an Khusus & Sub
Pokok
Bahasan

1.

2.

3.

Dst

12 Modul Teknik Melatih


B. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

Apabila GBPP telah tersedia, kegiatan pelatih/fasilitator


dilanjutkan dengan menyusun SAP atau Satuan Acara
Pembelajaran dengan ketentuan berikut:
1. SAP atau Satuan Acara Pembelajaran adalah
dokumen berisi skenario proses pembelajaran suatu
topik tertentu dalam pelatihan.
2. SAP disusun untuk setiap sesi pertemuan. Format
SAP disusun secara naratif agar dapat
dioperasionalkan dengan mudah.
3. SAP dikembangkan berdasar semua komponen yang
terdapat dalam GBPP.
4. SAP menguraikan secara rinci langkah demi langkah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
estimasi waktunya untuk masing-masing tahapan
kegiatan tersebut. Uraian meliputi tiap tahap
pembelajaran mulai dari pendahuluan hingga
penutupan.
5. SAP diperlukan sebagai pegangan fasilitator dalam
memfasilitasi, agar tidak menyimpang dari alur dan
lingkup materi sajian pembelajaran.
6. SAP mengacu pada GBPP namun tidak persis sama
dengan GBPP.

Modul Teknik Melatih 13


Format SAP
Komponen SAP untuk satu sesi pembelajaran tercantum
dalam format berikut ini :

1. Mata Diklat ( Materi Pembelajaran)


2. Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan
3. Waktu (hari, tgl, jam, durasi)
4. Tujuan Pembelajaran Umum
5. Tujuan Pembelajaran Khusus
6. Kegiatan Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran
b. Metode Pembelajaran
c. Langkah Kegiatan & Estimasi Waktu
d. Media & Alat bantu Pembelajaran
7. Evaluasi
8. Referensi

14 Modul Teknik Melatih


Pokok Bahasan 3: Pelaksanaan Proses Pembelajaran

A. Penciptaan Iklim Pembelajaran Yang Kondusif

Pelatihan berorientasi pembelajaran memberi kesempatan


kepada masing-masing peserta untuk memperoleh
pemahaman dan ketrampilan mereka secara alamiah.
Tiga karakteristik berikut diperlukan untuk membangun
suasana pembelajaran efektif di kelas (Combs, 1976):

1. Atmosfir belajar harus diciptakan agar dapat


memfasilitasi pencarian pengetahuan dan pemahaman
baru. Peserta harus merasa aman dan diterima.
Mereka perlu memahami risiko dan manfaatnya. Kelas
harus mengakomodir pendekatan keterlibatan, interaksi
dan sosialisasi sebagaimana orang bekerja
menyelesaikan tugasnya.
2. Peserta harus diberi kesempatan secara berkala untuk
menghadapi informasi dan pengalaman baru ketika
proses berlangsung. Sekalipun demikian, kesempatan
ini harus diatur sedemikian rupa agar peserta lebih
banyak melakukan sesuatu daripada sekedar
menerima informasi. Peserta harus diperbolehkan
untuk mengkonfirmasi tantangan baru dengan
menggunakan pengalaman mereka di masa lalu tanpa
dominasi fasilitator atau pemberi informasi.
3. Pengetahuan dan pemahaman baru harus diperoleh
melalui proses pencarian yang dilakukan secara
mandiri. Metode yang digunakan mendorong pencarian
secara mandiri tersebut sangat individual dan
diadaptasikan pada gaya dan kecepatan belajar

Modul Teknik Melatih 15


masing-masing. Pada pembelajaran orang dewasa
lebih diterima apabila peserta dapat dilibatkan/
partisipasi secara penuh, misalnya melalui praktek,
diskusi dsbnya.

Untuk itu, seorang fasilitator ketika memfasilitasi proses


pembelajaran pada suatu pelatihan harus memiliki
penguasaan dan kesiapan atas berbagai aspek yang
berperan besar dalam pencapaian tujuan pelatihan.
Kesiapan dapat diperoleh antara lain dengan memahami
hal-hal berkaitan pengelolaan/mengendalikan dan
mengorganisasikan kelas yang mencakup lingkungan fisik
dan lingkungan sosio-emosional. Tujuan pengelolaan
kelas tentu saja agar tujuan pelatihan dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Untuk mencegah terjadinya
masalah-masalah di kelas, maka perlu dilakukan
pengelolaan kelas antara lain sebagai berikut :

1. Menciptakan iklim kelas yang baik (tindakan positif


atau preventif).
Fasilitator menyampaikan bahasan dengan baik dan
lancar, serta melibatkan peserta dalam kegiatan
pembelajaran di kelas dan dengan demikian mencegah
timbulnya gangguan atau penyelewengan.

2. Memberikan motivasi
Motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang terdiri
dari kebutuhan dasar, kebutuhan akan rasa aman, dan
kebutuhan untuk diakui. Dalam proses pembelajaran,
motivasi peserta dapat di tumbuhkan dengan
memenuhi kebutuhan untuk di hormati dan dihargai

16 Modul Teknik Melatih


dengan ikut berpartisipasi. Proses pembelajaran harus
dilakukan tanpa ancaman, lakukan motivasi dengan
cara yang wajar, alamiah, namun demikian tetap dijaga
agar tidak berlebih-lebihan.

3. Memberi umpan balik positip kepada peserta


Fasilitator harus mempunyai kumpulan kata-kata positif
pilihan. Peserta yang mendapat umpan balik positif
akan menebarkan semangat positif kepada peserta
lain. Peserta yang tersinggung atas umpan negatif
akan menjadi masalah kelas yang menetap. Learning
is most effective when it’s fun. Dapat disimpulkan
bahwa pelatih lebih banyak berperan sebagai manajer
(pengelola) kelas, agar kegiatan pembelajaran bagi
peserta dapat berlangsung dengan efisien dan efektif.
Hal ini sejalan dengan tuntutan perkembangan, bahwa
pelatih harus lebih berperan sebagai fasilitator,
motivator, dinamisator daripada sebagai penyampai
informasi, penceramah apalagi operator.

B. Pemilihan Metode Pembelajaran

1. Pengertian

Metode pembelajaran adalah cara dan teknik


komunikasi/transfer subject/materi yang digunakan oleh
pelatih dalam melakukan proses interaksi pembelajaran
dengan sasaran/peserta belajar, dalam untuk mencapai
tujuan pembelajaran. (Sudjana, N dan Rivai, A, 2000)
Pemilihan metode pembelajaran dilakukan untuk
mendukung tercapainya tujuan subject/ materi

Modul Teknik Melatih 17


pembelajaran. Pemilihan jenis metode pembelajaran
yang akan digunakan tergantung pada banyak faktor,
antara lain: kompetensi yang harus dicapai, kriteria dan
jumlah peserta, tujuan materi, waktu dan sarana/
prasarana pembelajaran yang tersedia, kemampuan
fasilitator dll.

2. Ragam metode Pembelajaran


Beberapa pilihan metode pembealajaran yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran di dalam kelas
meliputi:

a. Ceramah/ kuliah/presentasi
Pengertian:
Metode ceramah seringkali disebut metode kuliah (The
Lecture Method). Dapat pula disebut dengan metode
deskripsi. Metode ceramah merupakan metode yang
memberikan penjelasan atau memberi deskripsi lisan
secara sepihak (oleh seorang fasilitator) tentang
materi pembelajaran tertentu.

b. Brainstorming / curah pendapat (gagasan)


Pengertian:
Curah pendapat adalah metode penggalian sebanyak
mungkin ide, gagasan, dan pendapat dari peserta.
Fasilitator melontarkan suatu topik, isu, atau
permasalahan dan mendorong peserta untuk
mengembangkan pendapat-pendapatnya dan orang
lain bisa melengkapi. Curah pendapat pada prinsipnya
meniadakan kritik terhadap setiap pendapat,
membiarkan peserta bebas berimajinasi dan

18 Modul Teknik Melatih


memberikan kontribusi masing-masing. Setiap
kontribusi dicatat dan ditayangkan sehingga terlihat
oleh seluruh peserta. Hal ini sangat membantu
fasilitator untuk mengetahui tingkat pengetahuan
peserta sebelum penyampaian materi oleh pelatih.

c. Latihan/Penugasan Praktek
Pengertian
Kegiatan yang dilakukan secara perorangan atau
berkelompok untuk melaksanakan suatu tugas tertentu
untuk mencapai suatu hasil berupa ketrampilan yang
telah ditentukan dengan mengikuti pedoman yang ada.
Latihan memberikan suatu pengalaman belajar yang
terstruktur. Kegiatan dapat berupa olah pikir, olah rasa
(emosi), olah verbal atau olah motorik. Fasilitator perlu
memiliki kemampuan untuk mempersiapkan bahan
dan instrumen secara matang dan memilih jenis latihan
yang tepat, antara lain: tugas praktek, assignment
(penugasan) membahas/ menjawab pertanyaan/ soal
esai, latihan verbal seperti latihan debat, diskusi dan
dialog.

d. Role play/Bermain peran


Pengertian
Peserta memerankan dirinya sebagai orang lain atau
tokoh tertentu pada situasi yang dirancang secara
spesifik atau seperti situasi nyata dan melakukan
dialog seperti permintaan skenario. Melalui penokohan
tersebut, peserta melibatkan dirinya dalam situasi
tertentu dan mengekspresikan sikapnya ketika berada
dalam situasi tersebut. Penekanan permainan terletak

Modul Teknik Melatih 19


pada karakter, sifat atau sikap yang perlu dianalisa
dan peserta mampu menggunakan pengalaman
tersebut dalam menghadapi permasalahan di tempat
kerjanya.
Tunjuk beberapa pengamat yang bertugas
mengamati dan mencatat kejadian selama role play
dan lengkapi dengan instrumen pengamatan.
Setelah selesai, para pengamat diminta
menyampaikan hasil pengamatannya dan para
pemeran diminta mengemukakan pengalamannya
dalam memainkan perannya dan menganalisis
peranan itu sendiri.

e. Simulasi
Pengertian
Simulasi berasal dari bahasa inggris “Simulation”
artinya tiruan. Situasi merupakan tiruan dan kegiatan
yang dilakukan bersifat pura-pura atau tidak dalam
kondisi sesungguhnya. Menanamkan pemahaman
melalui pengalaman berbuat dalam situasi yang mirip
sesungguhnya. Lebih tepat bila dikatakan bahwa
simulasi meningkatkan ketrampilan tertentu dengan
jalan “melakukan sesuatu“ dalam kondisi tidak nyata.
Misalkan “melakukan pemadaman kebakaran “, atau
“mengemudikan pesawat terbang”. Simulasi
digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk
memberi kesempatan kepada peserta meniru satu
kegiatan yang dituntut dalam pekerjaan sehari-hari,
yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya
atau kegiatan yang akan dan harus dilakukannya.
Fasilitator harus mempersiapkan skenario simulasi

20 Modul Teknik Melatih


berikut prosedur tetap (protap) penggunaan alat-alat,
urutan dan waktu untuk setiap langkah-langkah. Rinci
dan jelas. Berikan umpan balik dari para pengamat
atau fasilitator setelah simulasi dilakukan, setelah itu
refleksi peserta dan ditutup dengan rangkuman dari
fasilitator.

f. Demonstrasi
Pengertian
Metode ini dipakai dalam pembelajaran dengan cara
mempertunjukan objek dan dan/atau memperagakan
proses suatu ‘kegiatan’. Metode demonstrasi
digunakan untuk memperjelas suatu objek dan proses
suatu kegiatan bagi peserta,juga untuk memberi
contoh.
Contoh: Demontrasi menolong persalinan,
demonstrasi sampel air menggunakan Tehnologi
Tepat Guna/TTG, dll.

g. Coaching
Pengertian
Fasilitator membimbing intensif peserta di ‘kelas’nya
secara perorangan. Di dalamnya digunakan metode
demonstrasi, simulasi dan/ atau praktik yang diikuti
dengan pemberian umpan balik segera untuk
perbaikan.

Tujuannya adalah meningkatkan, mengembangkan


dan memantapkan kualitas kemampuan khususnya
ketrampilan, sikap atau penampilan dalam

Modul Teknik Melatih 21


melaksanakan atau menerapkan kegiatan atau
prosedur tetap suatu jenis pelayanan tertentu.

Fasilitator (coach) menjelaskan langkah demi langkah


kegiatan dengan menggunakan berbagai media
(misal slides–videotape, model alat tertentu). Peserta
mensimulasi ulang interaksi dan ketrampilan yang
diperoleh dari coach pada alat kerja, dalam ruang
yang telah ditata seperti di tempat kerja sebenarnya
(misalnya: klinik, bengkel, dsb).

Contoh: bimbingan/coaching dilakukan untuk


mempelajari dan menguasai teknik memasang infus
dengan baik dan benar.
Fasilitator mempersiapkan sarana dan prasarana
semirip mungkin dengan situasi nyata di tempat
kerja dan memperagakan setiap langkah tindakan
yang harus dilakukan, kemudian peserta
mempraktikkan dengan bimbingan. Setelah dinilai
mampu melaksanakan ketrampilan secara benar
dan mandiri, peserta diberi kesempatan
menerapkan kemampuannya di tempat kerja/
lapangan dengan pengawasan pembimbing.

h. Studi kasus
Pengertian
Menurut Yin, R. (1996), studi kasus merupakan salah
satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial, tapi bisa juga
digunakan untuk masalah2 lain yang berkaitan
dengan management. Studi kasus dapat
menggambarkan isu administratif yang tipikal atau

22 Modul Teknik Melatih


masalah yang berkaitan dengan organisasi. Secara
ideal kasus diambil dari kehidupan nyata. Pernyataan
masalah biasanya dinyatakan sekalipun tidak secara
eksplisit. Penulis kasus akan menyediakan informasi
tambahan tentang kegiatan organisasi,
lingkungannya dan segala hal yang berkaitan dengan
masalah itu. Kasus mengandung data cukup rinci,
juga tidak terlalu umum (harus spesifik dan jelas).
Tujuannya juga untuk melakukan pembelajaran
kepada peserta untuk menggunakan pendekatan
problem solving (penyelesaian masalah). Hendaknya
dipilih kasus yang yang tepat, realistis, praktis dan
tidak mempunyai sifat berlebihan. Lebih baik jika
berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan atau
tugas sehari-hari.

i. Metaplan

Pengertian
Meta Plan adalah metode yang hampir sama
prinsipnya dengan curah pendapat (Brainstorming)
merupakan metode penggalian sebanyak mungkin
ide, gagasan, dan pendapat dari peserta. Fasilitator
melontarkan suatu topik, isu, atau permasalahan dan
mendorong peserta untuk mengembangkan
pendapat-pendapatnya dalam satu lembar kertas
(kertas plano). Meta Plan pada prinsipnya
meniadakan kritik terhadap setiap pendapat,
membiarkan peserta bebas berimajinasi dan
memberikan kontribusi masing-masing. Setiap
kontribusi dicatat dan ditempelkan pada

Modul Teknik Melatih 23


papan/dinding sehingga terlihat oleh seluruh peserta.
Hal ini sangat membantu fasilitator untuk mengetahui
tingkat pengetahuan peserta sebelum penyampaian
materi oleh pelatih.Metode ini bisa juga digunakan
untuk membuat rencana aksi yang idenyadiharapkan
berasal dari peserta dalam kelompok.

CATATAN: Pendekatan yang dipergunakan untuk


memilih suatu metode
Sebelum memilih suatu metode yang akan
dipergunakan, ada baiknya diketahui terlebih dulu hal-
hal berikut:
1. Kompetensi yang akan dicapai (Marpaung dan
Saptoaji, 2002)
2. Tujuan pembelajaran
3. Jumlah sasaran atau besarnya kelas (Sianipar dan
Supono, 2002)
4. Kemampuan diri sendiri.
5. Daya serap dalam proses pembelajaran (Lunardi,
1982)

C. Media Pembelajaran

Pengertian
Media pembelajaran bukan media massa atau media
individu, tetapi media yang dipakai pada proses
pembelajaran di dalam pelatihan. Namun ada baiknya jika
secara singkat disampaikan mengenai mediasi dan
dampaknya. Secara umum disepakati bahwa setiap
pelatih/fasilitator atau guru adalah mediator yang

24 Modul Teknik Melatih


menyampaikan banyak pesan berisi informasi dan materi
belajar kepada peserta/murid.

Sebagai sumber pesan, pelatih/fasilitator atau guru


menerjemahkan gagasan, pikiran, perasaan atau
pesannya, juga mengubah, menyimpulkan, dan seringkali
tak terhindarkan menambahkan prasangka pada informasi
tersebut atau bahkan mengurangi pengetahuan yang
mereka cari untuk ditanamkan pada peserta/ muridnya.
Pelatih/fasilitator merupakan media-saluran untuk
mengalirkan pengetahuan yang selalu disaring atau
dimodifikasi bagi peserta/murid. Lambang itu dapat berupa
bahasa, tanda-tanda atau gambar.
Tetapi, media pembelajaran di sini bukanlah pelatih/
fasilitator atau guru atau ‘orang’nya, melainkan media
teknologis yang digunakan oleh ‘orang’. Media teknologis
mempunyai arti teori dan praktek tentang media sebagai
ilmu pengetahuan terapan.
Media bukan juga peralatan. Media dalam pendidikan
secara fisik adalah perangkat lunak (software) berupa isi
pesan/informasi yang dikembangkan dalam berbagai
bentuknya dan disampaikan menggunakan berbagai alat
bantu teknis/perangkat keras (hard ware).
Media pembelajaran merupakan suatu cara/sarana
mengkomunikasikan sesuatu antara pelatih/fasilitator/
guru dan peserta/murid, dan sebaliknya. Dalam proses
pembelajaran, media digunakan untuk membantu pelatih
dalam menyalurkan materi pembelajaran. Media
mengusung pesan. Semakin baik medianya, makin kecil
distorsi/ gangguannya dan makin baik pesan itu diterima
peserta. Media dapat digunakan dalam pembelajaran

Modul Teknik Melatih 25


untuk meningkatkan interaksi peserta dengan sumber
belajar (fasilitator dan lingkungan) dengan dua cara, yaitu
alat bantu (dependent media) dan digunakan sendiri oleh
peserta (independent media). Sekalipun demikian, media
tidak selalu dapat menggantikan fasilitator.

Media pembelajaran dapat juga dibagi menurut bentuk


penyampaian pesan melalui tulisan, gambar, suara
(audio), visual sebagai berikut:
1. Media cetak: Media yang ditulis dan
diproduksi sebagai bahan bacaan. Contoh: buku teks,
majalah, booklet, dsb
2. Media grafis: Media yang
mengkombinasikan ide, informasi, dan pesan ataupun
data dalam pernyataan naratif dan gambar. Misal:
sketsa, grafik, bagan, diagram, kartun, foto dsb.
3. Media berbantuan komputer
4. Media Audio
5. Media Visual: Media yang menampilkan
pesan dalam gambar baik yang bergerak maupun
tidak, baik yang bersuara ataupun tidak.
6. Media Audiovisual: Media yang dapat
menampilkan gambar dan suara pada waktu
bersamaan, seperi : Film, Compact disc, TV, Video dan
sebagainya.

TIPS untuk membuat slides dengan power point:


1. Buat bagian isi dengan huruf kecil
(sentence case), maksimal 10 baris dan tiap barisnya
sebanyak-banyaknya terdiri 7 kata.

26 Modul Teknik Melatih


2. Gunakan huruf sederhana, tidak
banyak variasi dan mudah dibaca. Gunakan warna
kontras antara warna dasar (latar belakang) dan warna
huruf. Teks menggunakan warna-warna gelap seperti
hitam, biru tua, coklat tua dan warna dasar / latar
belakang cerah.
3. Pesan yang disampaikan hanya kata-
kata kunci, sehingga harus padat, singkat dan jelas
(tidak bermakna ganda), menarik (impresif) namun
sederhana. Satu lembar tayangan berisi satu pesan
4. Gunakan gambar /ilustrasi yang
sesuai.

D. Teknik Presentasi Interaktif

Pengertian:
Adalah teknik penyajian timbal balik/bergantian antara
penyaji dan peserta saling merespon (stimulus–respon).
Peserta dapat merespon ditengah paparan penyaji, dan
penyaji dapat mengembangkan respon peserta sepanjang
masih dalam koridor pokok bahasan
timbal–balik (mutually)
Tujuannya adalah:
1. Memunculkan perhatian dan minat
peserta terhadap materi yang disajikan dan
menghargai pengalaman peserta
2. Mengurangi kejenuhan/kebosanan
3. Menggali lebih banyak pendapat,
sehingga pokok bahasan menjadi lebih komprehensif
Langkah awal untuk presentasi interaktif antara lain sbb:
1. Mereview tujuan bahasan

Modul Teknik Melatih 27


2. M
2. engajukan pertanyaan yang terkait dengan pokok
bahasan.
3. Menghubungkan pokok bahasan dengan
8. materi/topic sebelumnya, pengalaman nyata penyaji,
pengalaman kerja peserta, serta berbagai
9. pengalaman.
12.
4. Menggunakan alat bantu yang sesuai/tepat
5. Membuka presentasi dengan:
6. Menjembatani apa yang baru berlalu dan yang akan
terjadi.
7. Paparkan tujuan dan sasaran presentasi ini
8. Libatkan peserta dalam topik sesegera mungkin
9. Bangun kepercayaan peserta dengan menjelaskan
manfaat materi yg disampaikan.
10. Pastikan peserta memahami bahwa fasilitator tetap
pemegang kendali proses pembelajaran.
11. Terbukalah mengenai diri Anda [jika diperlukan]
12. Pastikan peserta mengetahui bahwa Anda sebagai
presentan senang berada di kelas.
13. Upayakan menangkap minat seluruh peserta
14. Menyiapkan informasi agar peserta dapat mengikutinya
15. Membuat peserta menyadari harapan pelatih tentang
pentingnya pencapaian tujuan pembelajaran
16. Membantu pembelajar untuk mewujudkan suasana
pembelajaran yang positif dan kondusif

Menutup presentasi secara mengesankan dengan cara:


1. Membuat ringkasan

28 Modul Teknik Melatih


2. Himbauan dan Pernyataan
memotivasi
3. Mengulangi manfaat
4. Meminta peserta meringkas dengan
bahasa mereka sendiri yang terkait erat/ relevan dengan
pokok bahasan dan mudah dipahami.

Pada dasarnya ketrampilan berbicara/presentasi dapat


dipelajari dan ditingkatkan dengan dengan berlatih,agar
mampu berbicara secara efektif maka dalam tiap
komunikasi dan presentasi, beberapa tehnik dapat
dimanfaatkan dalam meningkatkan efektifitas presentasi:
1. Percaya diri
2. Mengucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-
lahan
3. Bicara dengan wajar,jangan seperti penyair atau
deklamasi
4. Mengatur irama dan tekanan suara,tidak
monoton,gunakan tekanan dan irama tertentu,untuk
menampilkan point-point tertentu.
5. Tarik nafas dalam-dalam 2-3 kali untuk mengurangi
ketegangan.Mengatur nafas secara normal, tidak
terkesan seperti orang yang dikejar-kejar.Bila perlu
menghentikan pembicaraan sejenak,selain untuk
mengambil nafas juga berguna untuk menarik
perhatian
6. Menghindari sindrom aaaa, anu, apa, ehm dst.
7. Membaca paragraph yang dianggap penting dari teks
tulisan.
8. Siapkan air minum, membantu pembicara berhenti
sejenak untuk membasahi kerongkongan.

Modul Teknik Melatih 29


Hasil riset (Mechribian & Ferris) menunjukkan bahwa pilar
komunikasi ,khususnya pada saat presentasi keberhasilan
penyampaian informasi adalah sbb:
 7 % ditentukan oleh kata-kata (word)
 35 % Intonasi suara (voice tonality)
 55 % Bahasa tubuh (body language)

Komunikasi bukan hanya apa yang kita sampaikan, tetapi


juga bagaimana kita menyampaikannya. Ternyata
menurut penelitian tersebut, cara kita menyampaikannya
jauh lebih berpengaruh daripada isi komunikasi itu sendiri.

30 Modul Teknik Melatih


Pokok Bahasan 4: Pelaksanaan Pengendalian Proses
Pelatihan

Pada saat pelaksanaan pelatihan harus ada 1 orang yang


ditugasi sebagai Pengendali Diklat/Master of Training (MOT)
atau Training Coordinator, yang berfungsi sebagai pengatur,
pelaksana dan pengendali proses pelatihan. Keberadaan
Pengendali Diklat ini termasuk dalam SK Pelatihan.
Pelaksanaan pelatihan harus sesuai dengan jadwal, kecuali ada
perubahan yang disepakati oleh penyelenggara.
Proses pelatihan harus dimulai dengan dinamisasi kelas, yang
disebut sebagai fase pencairan/Building Learning Commitment,
meliputi kegiatan (a) perkenalan dengan seluruh peserta dan
panitia termasuk Pengendali Diklat dan fasilitator (b) membentuk
tim, membangun kesepakatan dalam proses pembelajaran dan
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta

Proses pembelajaran dilangsungkan dengan memperhatikan:


- Filosofi pelatihan yang telah
ditetapkan sejak awal
- Sekuensi penyampaian
materi. Apabila terjadi penyimpangan & tidak dpt
dipertahankan, Pengendali Diklat mengambil peran untuk
menyelaraskan proses.
- Pilihan metode dan media
yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta, bahan
belajar, ruangan/ tempat belajar dll.
- Jaga hubungan dengan
peserta dan pertahankan motivasi peserta hingga akhir sesi

Modul Teknik Melatih 31


Proses pengendapan merupakan fase pemantapan dan
konsolidasi dari hasil-hasil pengalaman fase pencairan dan
pembelajaran pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Perubahan
yang terjadi mengenai pengetahuan, ketrampilan dan sikap
dimantapkan pada antara lain dengan cara meng evaluasi
penampilan peserta melalui berbagai kegiatan antara lain:
dengan menyusun rencana tindak lanjut (RTL).

Adanya jurnal harian yang disusun tiap hari baik oleh Pengendali
Diklat/peserta merupakan bahan masukan untuk pengendalian
proses pembelajaran hari demi hari, s/d penutupan.

Penyusunan laporan hasil kegiatan pelatihan yang dibahas


bersama, serta disajikan/ dibahas, termasuk hasil praktik kerja
lapangan, dsb.

32 Modul Teknik Melatih


Pokok Bahasan 5: Pelaksanaan Evaluasi Proses
Pembelajaran

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan pengukuran


daya serap terhadap peserta atas pembelajarannya. Dengan
kata lain diperolehnya informasi akurat mengenai tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran (instruksional) merupakan
indikator tingkat perkembangan/ kemajuan belajar yang telah
dicapai para peserta, pedoman penentuan kelulusan (passing
grade) atau sebagai penentu posisi peringkat seorang
pembelajar dalam suatu agregat kelas.
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam suatu
kegiatan pelatihan mempunyai kaitan erat dengan materi
pembelajaran, metode pembelajaran dan alat bantu
pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana peserta
dapat menyerap materi pelatihan, dapat diperoleh
informasinya melalui evaluasi. Evaluasi yang baik
haruslah didasarkan pada tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai seperti tertuang dalam Tujuan Pembelajaran
Umum dan Tujuan Pembelajaran Khusus yang
merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum atau tujuan
pelatihan.

Syarat umum Instrumen pengukuran yang baik adalah:


1. Validitas: Mengukur apa yang harus diukur
2. Reliabilitas: Hasil akan sama walaupun yang melakukan
pengukuran berbeda

Modul Teknik Melatih 33


3. Obyektifitas: Pemberian skore/ nilai yang sesuai
4. Diskriminatif: Mempunyai daya beda yang tinggi
5. Komprehensif: Mengukur semua hal yang dipelajari
walaupun hanya sampel
6. Mudah digunakan: Sewaktu digunakan instrumen tidak
berbelit-belit.

B. Jenis Evaluasi Pembelajaran dan Kegunaannya

Berbagai jenis evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam


sebuah kediklatan mempunyai tujuan/kegunaan masing-
masing, diantaranya:

1. Pre Test (disesuaikan dengan kebutuhan) yang


antara lain bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal,
menentukan strategi pembelajaran, atau mengukur
peningkatan yang diperoleh peserta (dibandingkan
dengan Post test)
2. Evaluasi terhadap tingkat pencapaian
kompetensi peserta dapat dilakukan pada akhir setiap sesi
pembelajaran atau akhir pelatihan, antara lain
menggunakan :
a. Portofolio
Berupa catatan, kumpulan hasil karya peserta yang
didokumentasikan secara baik dan teratur. Dapat
berbentuk tugas, jawaban peserta atas pertanyaan
fasilitator, catatan hasil observasi fasilitator dan laporan
kegiatan peserta.
b. Tes /Ujian
Diberikan dalam bentuk soal atau kasus untuk dijawab.
Jawaban dinilai oleh fasilitator. Sebagai evalusi sumatif,

34 Modul Teknik Melatih


tes atau ujian dilakukan untuk kepentingan dalam
menentukan peringkat, kelulusan (passing grade),
pemberian sertifikat, evaluasi terhadapa kemajuan,
atau penelitian terhadap efektifitas kurikulum dan
perencanaan pelatihan. Sebagai penentu tingkat
kelulusan dapat dipilih 2 (dua) patokan yang biasa
digunakan yakni Penilaian Acuan Norma (PAN) yang
diacukan kepada rata-rata kelompoknya dan Penilaian
Acuan Patokan (PAP) yang diacukan pada
penguasaan tujuan pembelajaran oleh peserta.

3. Sedangkan evaluasi pada tahap uji coba


merupakan evaluasi formatif. Evaluasi ini dirancang untuk
proses sistematik memberikan informasi tentang
ketepatan materi pembelajaran atau program pelatihan.
Dapat digunkan pelatih untuk melakukan perbaikan hasil
belajar peserta. Biasa digunakan sebelum kelas berakhir,
sehingga masih terdapat kesempatan untuk memperbaiki.

V. REFERENSI
1. Depkes RI, 2006, Tekhnik Melatih. Depkes RI-
Kerjasama Pusdiklat dengan Dit Keperawatan &
Keteknisan Medik. Jakarta.
2. Depkes RI, 2006, Modul Pelatihan Tenaga pelatih
Program Kesehatan (TPPK). Pusdiklat. Jakarta
3. Anderson, R.H; Pemilihan dan Pengembangan Media
untuk Pembelajaran, Pusat UI terbuka berkerja sama
dengan PT Raja Grafindo Persada.
4. Evan, T., Metode, Texts and Technologies in Flexible,
Online and Distance Education, Study Guide, Victoria

Modul Teknik Melatih 35


5. Lunardi, A.G., 1982, Pendidikan Orang Dewasa, PT
Gramedia , Jakarta
6. Mardjani dan Azhari, 2002, Pengukuran Hasil Belajar,
Lembaga Administrasi Negara RI
7. Sudjana N dan Rivai, A, 2001, Media Pengajaran, Sinar
Baru Algesindo, Jakarta
8. Yin, Robert K, 2003, Studi kasus (desain dan metode),
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
9. Suke Silverius, 1991, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan
Balik, PT Gramedia Widyasarana Indonesia, Jakarta
10. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999, Evaluasi Program
Diklat, STIA LAN Press, Jakarta
11. .
12. Training manual , NLP-with Sinergy Lintas Batas
13. Terapi NLP membangun komunikasi,Ibrahim Elfiky,2009
14. Understanding NLP,RH Wiwoho,2008

36 Modul Teknik Melatih

Anda mungkin juga menyukai