Bagian I
Pelatihan dan Pengembangan
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Sekolah Magister 201431306 Tim Dosen
Pascasarjana Manajemen
5
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ke-5 Mahasiswa mampu
menjelaskan berbagai menentukan jenis
metode pelatihan yang pembelajaran dan
dipergunakan sesuai pengembangan sesuai
kebutuhan pembelajaran kebutuhan organisasi untuk
selanjutnya merancang
program pembelajaran dan
pengembangan
Berikut metode pelatihan yang berkembang saat ini dengan dua pendekatan,
pelatihan dengan pendekatan tradisional atau klasikal dan pendekatan non-klasikal
atau juga berbasis teknologi.
1. Metode presentasi
c. Hands-on Method
Teknik pelatihan yang dilakukan untuk pegawai baru atau pegawai yang
belum memiliki pengalaman dalam pekerjaan dengan melakukan
observasi rekan kerja atau manajer saat melakukan pekerjaan, dan
kemudian mencoba untuk mengimitasi perilaku mereka. Teknik ini
merupakan teknik lama dikenal dan pelatihan informal yang sering
dipergunakan. Jika OJT terlalu formal, maka proses pembelajaran tidak
akan terjadi. OJT dapat berguna untuk pegawai yang baru direkrut,
meningkatkan keahlian pegawai ketika terdapat penggunaan teknologi
baru, atau terjadi cross-training di dalam departemen atau unit yang
sama, atau orientasi pegawai yang
dirotasi/dipindah/ditransfer/dipromosikan ke pekerjaan baru.
2) Simulasi
3) Studi Kasus
Merupakan teknik agar pegawai dapat mencari solusi atau jalan keluar di
situasi yang berbeda. Peserta diharapkan untuk melakukan analisis dan
memberikan kritikan pada situasi yang ada di kasus, termasuk
memberikan saran alternatif terhadap permasalahan di kasus yang dapat
memberikan hasil berbeda.
5) Role Plays
6) Behavior Modeling
Metode pelatihan ini didesain untuk meningkatkan efektivitas grup atau tim untuk
meningkatkan keahlian kelompok sehingga mengarah pada kinerja kelompok
yang efektif. Pada group building methods, peserta saling berbagi ide dan
pengalaman, membangun identiftas kelompok, memahami dinamika hubungan
Case study Doing Contrived Yes Face to face or distance Variable Low Moderate
Games Doing Contrived Yes Face to face or distance Interactive Moderate High
Internship Doing Natural Yes Face to face Somewhat Low High
interactive
Job rotation Doing Natural n/a Face to face Not interactive n/a n/a
Job shadowing Seeing Natural Yes Face to face Not interactive Low Low
Lecture Hearing Contrived Yes Face to face or distance Not interactive Moderate Low
Mentorship Doing Natural Yes Face to face or distance Somewhat Low Moderate
and interactive
apprenticesh
ip
Programmed Seeing Contrived No Distance Not interactive Moderate Low
instruction
Role-modeling Seeing Simulated Yes Face to face or distance Not interactive Moderate Low
Role play Doing Simulated Yes Face to face Interactive Low Low
Simulation Doing Simulated No Face to face Not interactive High Moderate
Stimulus-based Variable Simulated Yes Face to face Somewhat Moderate Low
interactive
Team Doing Contrived Yes Face to face or distance Interactive Moderate Low
Sumber; Martin et al. (2014)
Selain itu, responden diberikan pilihan antara kursus online dan kursus tatap
muka, 69% Gen Z memilih program tatap muka, dibandingkan dengan hanya 13%
yang memilih program online. Gen X-lah yang paling tertarik pada pelatihan online,
dengan 25% responden memilih opsi ini. Tetapi 21% profesional Gen Y juga
mengatakan mereka lebih suka pelatihan online daripada pengajaran langsung.
Berdasarkan hal ini, Bresman dan Rao (2017) menyarankan organisasi dan
pimpinan harus memahami perbedaan preferensi di antara kohort generasi sehingga
dapat membuat keputusan pelatihan yang lebih baik. Riset lain yang dilakukan oleh
Bencsik et al. (2016) menyatakan HR memiliki tantangan dengan perbedaan
karakteristik generasi yang berbeda antara Baby Boomers, GenX, GenY, dan GenZ.
Tabel 4.2 menunjukkan hasil kajian yang diungkapkan dalam studinya:
Tabel 4. 2
Perbedaan Training, Learning, dan Development antar Generasi
Baby -
Generation X Generation Y Generation Z
boomers
Sistem Fleksibel Cepat Berdasarkan
pendidikan Waktu belajar lebih Individual minat
tradisional singkat Berdasarkan Pembelajaran
Training, Pengalaman Pelatihan IT informal
learning,
Holistik Mimikri (menirukan) Banyak
development
Interaktif alternatif
Fleksibel Tepat waktu
Untuk berjaga-jaga
Sumber: Bencsik et al. (2016). Tabel ini hanya mengambil sebagian kecil dari hasil
riset tersebut khususnya mengenai perbedaan Generasi dalam sistem
MSDM di dalam lingkungan pekerjaan
4. Pegawai dapat memiliki tipe media (cetak, suara, atau video) yang diinginkan
untuk dipergunakan dalam program pelatihan.
Sekali lagi, tidak ada satu metode yang dapat cocok untuk berbagai
tujuan pelatihan yang berbeda-beda. Penggunaan instruksi pembelajaran di kelas,
tatap muka, klasikal diperlukan ketika peserta memerlukan interaksi, dukungan
instruktur, atau berbagai petunjuk, arahan virtual. Perlu menjadi catatan bahwa
banyak organisasi mengenali kekuatan dan kelemahan untuk pelatihan tradisional
maupun berbasis teknologi dan kemudian menggabungkan keduanya dalam
pendekatan blended learning.
Learning Environment
a. Tujuan Jelas Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
b. Praktik Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tinggi
c. Relevansi (Meaningfulness) Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
d. Umpan Balik Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tinggi
e. Observasi dan interaksi dengan
individu lain Rendah Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Rendah Rendah
Transfer of Training Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tinggi
Biaya
a. Pengembangan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
b. Administrasi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
4.6 REFERENSI
Bencshik, A., Gabriella, H, & Timea, J. (2016). Y and Z Generations at Workplaces.
Journal of Competitiveness, Vol 8: 90 – 106.
Martin, B. O., Kolomitro, K., Lam, T. C. M. (2014). Training Methods: A Review and
Analysis. Human Resource Development Review, 13(1): 11 – 35.