Bagian I
Pelatihan dan Pengembangan
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Sekolah Magister 1 201431306 Tim Dosen
Pascasarjana Manajemen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ke-1 Managing Mahasiswa mampu Mampu
Employee Development menjelaskan menunjukkan peran strategik
mengenai peran strategik pembelajaran pelatihan dan pengembangan
dan pengembangan kompetensi pegawai kompetensi pegawai bagi
bagi keberlangsungan organisasi keberlangsungan organisasi
Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan, praktik, dan sistem yang
memengaruhi perilaku, sikap, dan kinerja pegawai. Praktik sumber daya manusia
memerankan peranan kunci dalam menarik, memotivasi, memberikan penghargaan,
dan mempertahankan pegawai. Praktik manajemen SDM lainnya adalah mendesain
pekerjaan, melakukan rekruitmen pegawai, menyeleksi kandidat, memberikan
kompensasi, dan membangun hubungan atau relasi ketenagakerjaan yang baik.
Modul ini sebagai upaya membekali mahasiswa sehingga dapat memiliki kompetensi
sebagai spesialis SDM yang dapat menjalankan fungsi kunci spesifik terkait:
Selain itu, mahasiswa diharapkan menjadi pembelajar mandiri, sehingga modul ini
hanya menjadi pemantik untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian dibutuhkan di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.
1
Catatan: Penggunaan istilah “Pelatihan” dan “Pembelajaran” di dalam modul ini
dapat saling dipertukarkan
Namun, di sisi lain, ketidakpastian yang dihadapi dunia bisnis semakin tinggi,
demografi tenaga kerja yang multigenerasi, serta usia pengetahuan yang tersimpan
Perkembangan saat ini, pegawai diyakini tidak hanya perlu untuk memahami
sistem pengembangan produk atau jasa yang disediakan bagi konsumen. Namun,
pegawai diharapkan dapat saling berbagi pengetahuan dan mempergunakan
berbagai pengetahuan tersebut secara kreatif untuk memodifikasi produk atau
layanan bagi konsumen. Banyak organisasi mengadopsi perspektif tersebut yang
dikenal dengan istilah high-leverage training, yaitu pelatihan yang dihubungkan
dengan strategi dan tujuan organisasi, menggunakan proses desain instruksional
untuk memastikan pelatihan efektif, termasuk membandingkan antara program
pelatihan organisasi dengan program pelatihan organisasi lain.
2
https://hbr.org/2019/10/where-companies-go-wrong-with-learning-and-development
Noe (2017) menyatakan asumsi yang dipergunakan dalam model tersebut adalah:
1. Desain pelatihan efektif hanya jika membantu pegawai mencapai tujuan dan
sasaran instruksional atau pelatihan.
Proses desain pelatihan harus sistematis tetapi tetap fleksibel sehingga dapat
beradaptasi terhadap kebutuhan bisnis. Beberapa tahapan dapat dilakukan secara
simultan. Hal penting yang harus dipahami oleh Manajer SDM adalah mendesain
pelatihan secara tidak sistematis akan mengurangi manfaat dari pelatihan. Sebagai
contoh, memiliki metode pelatihan sebelum menentukan kebutuhan pelatihan atau
memastikan kesiapan peserta untuk mengikuti pelatihan akan meningkatkan risiko
metode yang dipilih bukan metode yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan
pelatihan. Pelatihan akan membuang-buang waktu dan biaya. Para peserta mungkin
dapat memiliki pengetahuan, keahlian, atau perilaku yang dibutuhkan tetapi tidak
akan memotivasi untuk bekerja lebih baik.
Brassey, Christensen, dan van Dam (2019) menyatakan berbagai trend yang
terjadi di organisasi bisnis mendorong semakin strategiknya fungsi Learning and
Development (L&D) di organisasi. Fungsi L&D harus beradaptasi sehingga dapat
memenuhi kebutuhan organisasi, seiring dengan semakin meningkatnya investasi
dalam mengembangkan profesional SDM. Salah satu tanggung jawab utama dari
L&D adalah mengelola pegawai yang mendukung prioritas berbagai fungsi kunci
lainnya dalam bisnis. Adapun peran strategik L&D mencakup lima area sebagai
berikut:
Strategi bisnis memiliki dampak besar pada tipe dan jumlah pelatihan yang
dilakukan serta alokasi sumber daya (uang, waktu pelatiha, dan pengembangan
program). Strategi juga mempengaruhi tipe, level, dan bauran keahlian yang
diperlukan organisasi. Strategi memiliki pengaruh dalam menentukan:
1. Jumlah pelatihan untuk memenuhi kebutuhan keahlian yang diperlukan oleh
pekerjaan saat ini atau masa depan.
2. Sejauhmana pelatihan dapat didesain untuk kebutuhan pegawai atau dibangun
berdasarkan kebutuhan kelompok kerja, unit, atau divisi.
3. Apakah pelatihan terbatas pada kelompok pegawai yang spesifik (seperti bagi
pegawai yang teridentifikasi memiliki talenta manajerial) atau terbuka untuk
semua pegawai.
4. Apakah pelatihan direncanakan atau dilaksanakan secara sistematis,
diselenggarakan hanya ketika masalah terjadi, atau dilakukan secara spontan
sebagai reaksi sikap pesaing.
5. Pentingnya menempatkan pelatihan dibandingkan dengan praktik manajemen
SDM lainnya seperti seleksi dan kompensasi.
Gambar 1.3 menunjukkan evolusi peran pelatihan dari suatu program
sehingga memiliki fokus yang lebih luas pada pembelajaran dan kemudian
menciptakan berbagai pengetahuan. Pelatihan tidak hanya terus berfokus pada
program pengembangan untuk melatih keahlian yang spesifik; tetapi juga dapat
menghubungkan lebih baik dengan peningkatan kinerja pegawai dan membantu
mencapai kebutuhan dan tantangan bisnis (peran strategik). Peran pelatihan
berkembang dengan mengikutsertakan penekanan pada pembelajaran, menciptakan
pengetahuan baru, serta berbagi pengetahuan.
Training
Event
Learning
Create and Share Performance
Emphasis
Knowledge Result
Business Need
Diversifikasi Penggunaan
Portfolio Pembelajaran
Pelatihan berbasis
Pembelajaran Web Peningkatan Kinerja
Meningkatkan Membuat Mengurangi Keluhan
Layanan Pelanggan Perencanaan Konsumen
Akselerasi Pelatihan Mandatori
Mengurangi
Kecepatan Mengembangkan Perputaran Tenaga
Pembelajaran Web Sites untuk Kerja (Turnover)
Menangkap dan Berbagi
Employee
Membagikan Pengetahuan Engagement
Pengetahuan Meningkatkan
Jumlah Pelatihan
Layanan Konsumen
1. Peran pegawai dan Manajer. Manajer perlu untuk dilatih “people skills”, termasuk
negosisiasi, sensitivitas, coaching, penyelesaian konflik, dan kemampuan
komunikasi. Berikut ini peran dan tugas Manajer dalam perusahaan yang
menggunakan High-Performance Work Practices:
Brassey, J., Christensen, L., & van Dam, N. (2016). Introduction: Components of a
successful L&D Strategy. A Chapter form Elevating Learning & Development.
https://www.mckinsey.com/~/media/mckinsey/business%20functions/organizati
on/our%20insights/elevating%20learning%20and%20development/elevating-
learning-and-development-intro.ashx.
Brassey, J., Christensen, L., & van Dam, N. (2019). The essential components of a
successful L&D strategy. McKinsey&Company.
Gaveski, Steve. (October 02, 2019). Where Companies Go Wrong with Learning and
Development. https://hbr.org/2019/10/where-companies-go-wrong-with-
learning-and-development.
Nielsen, N. C., Dotiwala, F., & Murray, M. (2020). A Transformation of the Learning
Function: Why it Should Learn New Ways.
https://www.mckinsey.com/business-functions/mckinsey-accelerate/our-
insights/a-transformation-of-the-learning-function-why-it-should-learn-new-ways
Tracey, J. B., Hinkin, T. R., Tannenbaum, S., & Mathieu, J. E. (2001). The influence
of individual characteristics and the work environment on varying levels of
training outcomes [Electronic version]. Retrieved [insert date], from Cornell
University, School of Hotel Administration site:
http://scholarship.sha.cornell.edu/articles/94