STROKE HEMORAGIK
KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH
Oleh
Kemy Agustiano
Wijaya
1. Definisi
suplai darah ke jaringan otak akan tersumbat. Darah yang pecah bisa
kebutuhan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah ke otak tidak
2. Klasifikasi
(Junaidi, 2018).
mortalitas yang lebih besar daripada stroke iskemik (Garg & Biller,
sebab dari luar tetapi sepertiga kasus terkait dengan stres mental
3. Etiologi
hipertensi terjadi pada stroke bagian otak dalam yang diperdarahi oleh
serebral (10% hingga 20%), talamus (15%), pons dan batang otak
(10% hingga 20%), dan serebelum (10 %), stroke lobaris yang terjadi
10
11
dan atau oleh stress psikis berat. Peningkatan tekanan darah yang
sebagainya.
4. Faktor Resiko
Menurut (Haryono & Sari Utami, 2019) banyak faktor yang dapat
2) Ketidakaktifan fisik
dan metamfetamin
b. Faktor medis
3) Kolesterol tinggi
4) Diabetes
hemoragik yaitu:
kronis.
rendah.
12
13
f. Usia tua dan jenis kelamin laki-laki. Insiden ICH meningkat setelah
hemangioblastoma.
5. Patofisiolgi
infark, selain itu, darah yang keluar selama ekstravasasi memiliki efek
perdarahan yang cepat, penanganan yang cepat dan menjadi hal yang
pada jaringan sel otak, dengan adanya darah yang menggenangi dan
kontrol pada otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar
(subarachnoid hemoragik) dan bila terjadi stroke bisa sangat luas dan
darah akibat tertimbun plak atau arteriosclerosis bisa akan lebih parah
14
15
2021).
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Stroke hemoragik:
2019):
3) Penurunan kesadaran
3) Gangguan penglihatan
mendadak.
8) Kehilangan kesadaran
9) Vertigo, mual, muntah, nyeri kepala terjadi karena peningkatan
stroke hemoragik:
Prodrom yang terdiri dari mati rasa, kesemutan, dan kelemahan juga
perdarahan thalamic.
dan quadriparesis.
16
17
Tekanan intrakranial normal berkisar pada 8-10 mmHg untuk bayi, nilai
kurang dari 15 mmHg untuk anak dan dewasa, sedangkan bila lebih dari
(2017) yaitu:
kepala terjadi karena traksi atau distorsi arteri dan vena dan
duramater akan memberikan gejala yang berat pada pagi hari dan
intrakranial.
motorik.
pertumbuhan tumor.
f) Bila peningkatan TIK berlanjut dan progresif berhubungan dengan
level cedera.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Angiografiserebral
penyumbatan arteri.
pemindaian CTScan).
18
19
d. MRI
perdarahn subarachnoid.
e. Elektroencefalography
f. Sinar X tengkorak
g. Ultrasonography doopler
inflamasi.
hiperglikemia.
cepat dan tepat. Jika penanganan stroke diberikan lebih dari rentang
sebagai berikut:
20
21
3) Terapi Hemostatik
22
23
4) Terapi Antiepilepsi
tingkat kesadaran
5) Pembedahan
dianjurkan.
Andrianti, 2021)
24
25
10. Komplikasi
a. Hipoksi Serebral
vascular.
c. Emboli Serebral
Dapat terjadi setelah infark atau fibrilasi atrium, atau dapat terjadi
d. Disritmia
lokal.
Sedangkan komplikasi pada masa pemulihan atau lanjut yaitu:
bowl.
otak.
kepala clauster.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
pekerjaan, alamat).
26
27
b. Keluhan Utama
kesadaran
dan koma.
kegemukan.
g. Pemeriksaan Fisik
gaya gravitasi.
3) Tanda-tanda Vital
28
29
4) Saraf Kranial
mata
dalam
30
31
2. Diagnosa Keperawatan
6) Resiko jatuh
3. Intevensi Keperawatan
2018).
Observasi
perawatan kegawatan.
32
33
Terapeutik
Edukasi:
mobilitas
Observasi
Terapeutik
dekubitus
kering
sensitif
Edukasi
pasien.
sehat.
diluar rumah
34
35
matahari.
PPNI, 2018):
keluarga.
kontraindikasi
memperlancar defekasi
Obsevasi:
36
37
mobilisasi
Terapeutik
aman
Edukasi:
kecemasan
Observasi
keperawatan selanjutnya
pasien
38
39
Terapeutik
Edukasi
6) Resiko Jatuh
jatuh klien menurun, dengan kriteria hasil jatuh dari tempat tidur
Observasi
keperawatan selanjutnya
b) Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai
Terapeutik
e) Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam kondisi
terkunci.
Edukasi
gangguan neuromuskular
mendengar
40
41
Observasi
Terapeutik
individu.
ruangan supraglottal.
f) Berikan dukungan
Edukasi
Aliran darah
Stroke hemoragik Kompresi jaringan otak terhambat
Kerusakan
Intervensi: Resiko jatuh artikular, tidak
- Pencegahan Jatuh dapat
berbicara
(disatria)
Intervensi:
Gangguan Promosi Konstipasi
Komunikas Komunikasi:
i Verbal Defisit Bicara
Proses menelan Penurunan fungsi Intervensi:
tidak efektif Manajemen
N.X (vagus), N.IX
Konstipasi
(glosofaringeus) Gangguan Tirah baring
Mobilitas lama
Intervensi:
Fisik
Refluks Dukungan
Mobilisasi Gangguan
integritas Luka
kulit/jaringa dekubitus
Disfagia n
Intervensi: Intervensi:
Perawatan Gambar 1
Resiko Manajemen Pathway Stroke Hemoragik
Anoreksia Defisit gangguan MakanIntegritas Sumber: Junaidi (2018), SDKI (2017), SIKI
Kulit
Nutrisi (2018)