Anda di halaman 1dari 127

PROYEK AKHIR

Pekerjaan :

PROYEK REHABILITASI DAN PEKERJAAN JARINGAN INDUK


IRIGASI BATANG ANAI
(Studi Kasus : Analisis Bagian Pengontrol Pada Bangunan Terjun)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


DalamMenyelesaikanProgram D-3 TeknikSipil

Oleh :

DONI SATRIA
BP. 2008 / 06021

Program Studi : D-3 Teknik Sipil dan Bangunan

Jurusan Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

1
2
3
HALAMAN PERSEMBAHAN

Pujisukur kepada ALLAH S.W.T yang maha kuasa yang tak henti-henti
nya memberikan rahmat dan karunianya kepadakita semua
Shalawat beserta salam kita hadiahkan buat pimpinan umat sedunia
NABI MUHAMMAD S.A.W
Yang telah berhasil membawa umat manusia ke luar dari alam jahiliah

Hidup ini INDAH tapi penuh dengan liku-liku


Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita hadapi untuk
esok hari
Tetaplah berusaha, janganlah mempersulit diri sendiri dan
selalu optimis akan sebuah KEBERHASILAN
Karna tuhan tak ingin melihat kita hanya berpangku
tangan menunggu takdir
“Kalaw bisa dilakukan sekaran kenapa harus di tunda”
Karena perubahan itu adalah sekarang bukan besok dan
bukan juga nanti
Jadikanlah kegagalan untuk menimbulkan sebuah rasa
penasaran dan pemacu semangat untuk keberhasilan
Seperti dalam sebuah permainan, semakin kalah, semakin
berhasrat untuk sebuah kemenangan dan dan selalu ingin
mencoba
KEKUATAN HATI YANG KUAT BISA MENGUBAH YANG
MUSTAHIL MENJADI MUNGKIN (“Doni Satria”)

SPESIAL FOR

4
AYAH & IBU

AYAH, IBU ENGKAULAH YANG YANG TAK HENTI-HENTI


NYA MEMBERIKU SEMANGAT ENGKAULAH PAHLAWAN
HIDUPKU, ENGGKAULAH YANG MENJAGAKU DENGAN
PENUH KASIH SAYANG

TUHAN TAKKAN RIDHO APA YANG KULAKUKAN TAMPA RHIDO


DARI KALIAN

SEKUAT TULANG KU SEBULAT TEKAT KU AKU AKAN BERUSAHA


MEMBAHAGIAKAN KALIAN (PROMISE)..!!!
UNTUAK KAWAN-KAWAN DI SIMPANG GUPIN TAMPA
TERKECUALI SEMOGA HARI-HARI KALIAN MAKIN
BERMAKNA

warga dan kawan-kawan di jalan siak


 Untuak kak lia & da si’al selamat atas kelahiran buah Hati yang
kedua.
 Untuak naning capek sehat diak rajin-rajin minum ubek yo.
 Untuak apak dan ibuk kos tarimo kasih alah manarimo awak
tingga rumah nyo.
 Untuak aciak jan acok-acok bana manciang dilariannyo dek ikan
beko.
 Untuak Daslimkawan sakamar, smoga usaho sanak membuahkan
hasil yang memuaskan amiiiiiin.
 Untuak siong, rio, ciwak, riki, da si’il,da si’al lah lah lah.
Untuk teman spesial ku uci handayani terima kasih atas dorongan
dan semangat yang telah kamu berikan dan terima kasih telah
menemani hari-hari ku
Semoga kamu berhasil mewujudkan mimpimu, mimpi kita dan
berhasil menbahagiakan kedua orang tuamu & keluargamu
amiiiiiiin

UNTUAK KAWAN-KAWAN SIPIL 08

Yang alah wisuda ma yang alah karajo sukses c lah, ma


yang alun jan patah semangat bausao taruih kawan.

”INI ADALAH LEMBARAN BARU”

5
BIODATA
I. Data Diri
Nama Lengkap : Doni Satria
No.Buku Pokok : 2008/06021
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Balik, Kab.solok, 06 Ferbu
1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Bapak : Maizal
Nama Ibu : Artininarti
Jumlah Saudara : 3 orang
Alamat Tetap : Gupin, Jorong Pasa Ilia, Tanjung Balik,
Kec.x koto di Atas, Kab.solok, Provinsi
Sematera Barat
Tlp/Hp 082389235412
II. Data Pendidikan
Taman Kanak-Kanak : TK PERTIWI Tanjung Balik
Sekolah Dasar : SDN 19Balai Lamo Tanjung Balik
Sekolah Lanjuta Pertama : MTSN Tanjung Balik
Sekolah Lanjutan Atas : SMK N 2 Kota Solok
Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Padang
III. Proyek Akhir
Tempat Kerja Praktek : Proyek Rehabilitasi Irigasi Batang Anai
Kab.Padang Pariaman
Tanggal Kerja Praktek : 10 Agustus s/d 30 September 2012
Topik Studi Kasus : Analilisis Bagian Pengontrol
Bangunan
Terjun
Tanggal Sidang Proyek : 18 juli 2013
Padang, Juli 2013

Doni Satria

6
7
RINGKASAN

Proyek Rehabilitasi dan Jaringan Irigasi Batang Anai II di Kec. Nan Sabaris,

Kec. Sintuk Toboh Gadang, Kec. Ulakan Tapakia dan Kec. Pariaman Selatan,

diharapkan dapat mengairi areal sawah seluas 6.000 ha. Proyek ini merupakan

kelanjutan dari pembangunan daerah Irigasi Anai Tahap I di wilayah dataran di

Kenagarian Lubuk Alung, Kecamatan Batang Anai sudah selesai pada 1995

seluas 6.764 ha sehingga akan disajikan total 13.604 ha areal sawah.

Selama melaksanakan Praktek Lapangan Industridi Proyek Rehabilitasi Irigasi

Batang Anai II penulis menemukan beberapa hal menarik, salah satunya pada

bangunan Terjun dengan pengontrolnya menggunakan pintu sorong. Pada analisis

ini di bahas mengenai bagian pengontrol Bangunan Terjun dengan menggunakan

tipe penyempitan saluran.

Setelah dilakukan analisis, penyempitan saluran juga bisa digunakan untuk

mengontrol bangunan terjun dengan penurunan muka air maksimum hanya 0.15m

dan tidak terjadi penurunan muka air yang berlebihan. Tetapi dengan kondisi

tanah sepanjang saluran banyak mengandung sendimen (pasir) tidak

memungkinkan untuk menggunakan bagian penontrol Bangunan terjun dengan

penyempitan saluran.Maka penggunaan pintu sorong lebih efektif di banding

penyempitan saluran.

i
KATA PENGANTAR

Kita banyak bersyukur kepada Allah SWT dengan Rahmat, Nimat serta

Karunia-Nya kepada kita semua, sehingaa penulis dapat menyelesaikan Proyek

Akhir ini dengan judul :“Analisis Bagian Pengontrol Pada Bangunan Terjun”.

yang diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program

Studi D3 Teknik Sipil dan Bangunan Universitas Negeri Padang.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak.Terutama sekali penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada Ayah, ibu, adik serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan

moril dan materil.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak Totoh Andayono, ST, MT, selakuSekretaris Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang dan sekaligus pembimbing yang

telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Proyek Akhir

ini.

2. Ibu Oktaviani ST, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang.

3. Drs.Iskandar G.Rani, M.Pd, selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

4. Bapak Drs. Juniman Silalahi, M.Pd, selaku Koordiantor Praktek Lapangan

Industri Teknik Sipil sekaligus Penasehat Akademis penulis.

ii
5. Bapak/Ibu dosen beserta staf Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang.

6. Bapak Dwi Tamtomo, selaku pembimbing di lapangan selama penulis

melakukan praktek industri.

7. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan motivasi kepada penulis

selama melaksanakan praktek lapangan industri.

Hanya do’a yang dapat penulis ucapankan kepada Allah SWT, semoga segala

bantuan yang diberikan mendapat balasan yang setimpal dari-Nya.

Penulis menyadari bahwa pada laporan praktek lapangan industri ini masih

banyak terdapat kekurangan-kekurangan.Untuk itu, dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Padang, Juli 2013

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN PROYEK AKHIR

HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN PROYEK AKHIR

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

BIODATA PENULIS

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

RINGKASAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
DAFTAR FOTO............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................... v
DAFTAR TABEL.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Proyek...................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat Proyek...................................................2
C. Sistematika Pembahasan..........................................................3
BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN
A. Deskripsi Perusahaan...............................................................5
1. PT. Nindya Karya..................................................................5
2. PT. Wijaya Karya...................................................................6
3. Struktur Organisasi..............................................................10

iv
B. Deskripsi Proyek.....................................................................18
1. Data-data Proyek..................................................................18
2. Manajemen Proyek..............................................................21

C. Proses Pelaksanaan Proyek....................................................29


1. Tahap Perencanaan..............................................................29
2. Tahap Perancangan..............................................................30
3. Tahap Pengadaan.................................................................31
4. Tahap Pelaksanaan...............................................................31
5. Pengawasan Pengendalian...................................................35

D. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan..........................................36


E. Temuan Menarik....................................................................43
BAB III STUDI KASUS
A. Rumusan Masalah..................................................................44
B. Landasan Teori dan Metodelogi Pemecahan masalah........45
1. Defenisi Irigasi.....................................................................45
2. Saluran Irigasi......................................................................46
3. Bangunan Terjun..................................................................51
4. Bagian-Bagian Bangunan Terjun.........................................52

C. Data dan Pengolahan..............................................................60


1. Metode Pengumpulan Data..................................................60
2. Data......................................................................................61
3. Pengolahan Data..................................................................63
4. Pembahasan..........................................................................69

v
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............................................................................70
B. Saran........................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I DATA DAN GAMBAR PROYEK
LAMPIRAN II SURAT PERSYARATAN PLI
LAMPIRAN III CATATAN HARIAN PLI DAN NILAI PLI

vi
DAFTAR FOTO

Foto 1. Pekerjaan Pengukuran Patok Pancang...............................................32


Foto 2. Pekerjaan Galian Disporal.................................................................34
Foto 3. Pekerjaan Penimbunan.......................................................................34
Foto 4. Pekerjaaan Pemadatan.......................................................................35
Foto 5. Pekerjaan Cross Drainage.................................................................37
Foto 6. Pekerjaan Bekisting Kantong Lumpur...............................................38
Foto 7. Pekerjaan Bekisting Pilar Concrete Slab..........................................40
Foto 8. Pekerjaan Pengecoran Pilar Concrete Slab.......................................40
Foto 9. Pekerjaan Plat Concrete Slab.............................................................41
Foto 10. Pekerjaan Road Metaling.................................................................42
Foto 11. Pekerjaan Bangunan Terjun.............................................................42

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Persiapan Manajemen Proyek..........................................22


Gambar 2. Hubungan keja unsur-unsur pelaksana pembangunan................28
Gambar 3. Penggabungan kurva Q-y1 dan Q-h1..........................................54
Gambar 4. Grafik tak Berdimensi dari geometri Bangunan terjun Tegak 56
Gambar 5. Bangunan Terjun Miring.............................................................57
Gambar 6. Bangunan Tejun Tegak...............................................................62
Gambat 7. Kurva Q-y Saluran.......................................................................63
Gambar 8. Penggabungan Kurva Q-y saluran dengan kurva Q-y
Pengontrol...................................................................................66
Gambar 9. Tampak atas Bagian Pengontrol dengan Penyempitan...............67

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Koefisien Mortiz............................................................................50


Tabel 2. Daftar Perencanaan Bangunan Terjun...........................................61
Tabel 3. Dimensi Bagian Pengontrol...........................................................62
Tabel 4. Perhitungan Kurva Q-y Berdasarkan Lebar Pengontrol................65

ix
x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Proyek

Sebagai negara agraris, Indonesia sangat berkepentingan terhadap

keberadaan air untuk menunjang sektor Pertanian dengan memanfaatkan air

dalam jaringan irigasi. Untuk mencapai tujuan tersebut pembangunan saluran

irigasi sangat diperlukan untuk menunjang penyediaan bahan pangan,

sehingga ketersediaan air di lahan akan terpenuhi walaupun lahan tersebut

berada jauh dari sumber air permukaan (sungai). Hal tersebut tidak terlepas

dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu,

tepat ruang dan tepat waktu dengan cara yang efektif dan

ekonomis.Walaupun tidak seluruh sektor pertanian disokong sepenuhnya oleh

sistem irigasi, namun keberadaan jaringan irigasi di tengah-tengah

masyarakat petani cukup memberikan manfaat.Kontribusi prasarana dan

sarana irigasi terhadap ketahanan pangan selama ini cukup besar yaitu

sebanyak 84 persen produksi beras nasional bersumber dari daerah irigasi

Pertanian adalah mata pencaharian dan lapangan kerja yang pokok bagi

penduduk pedesaan, karena itu perhatian utama pada pembangunan desa

tertuju pada pembangunan pertanian sebagai sektor kegiatan ekonomi yang

paling dominan.Pembangunan sektor pertanian bertujuan untukmeningkatkan

produksi komoditas, dan menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

umumnya, khusus nya Sumatra Barat.

1
Untuk keberhasilan dalam sektor pertanian haruslah memiliki persediaan

air yang memadai, karena tanpa adanya persediaan air yang memadai maka

produktivitas dari hasil pertanian daerah Batang Anai sulit untuk

ditingkatkan.Hal tersebut dikarenakan sumber daya alam utama dalam usaha

pertanian adalah tersedianya air secara terus menerus sepanjangtahun.

Kekeringan dapat mengakibatkan kegagalan panen.Memperhatikan kenyataan

di atas dirasa perlu sistem irigasi yang mengatur distribusi dan pemakaian air

sampai tingkat usaha tani di pedesaan.Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi

Sumatera Barat membangun Irigasi Batang Anai yang tujuannya untuk

memenuhi kebutuhan pengairan pertanian yang lebih kurang 3.739

hektar.Proyek Irigasi Batang Anai-II di Kabupaten Padang Pariaman,

Sumatera Barat, merupakan bantuan Pemerintah Jepang melalui The Japan

International Cooperation Agency (JICA)

B. Tujuan dan Manfaat Proyek

1. Tujuan Proyek

Tujuan pryoyek irigasi batang anai adalah.

a) Mengairi areal persawahan yang ada di Kecamatan Sintuk Toboh

Gadang, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kecamatan Nan Sabaris dan

Kecamatan Pariaman Selatan.

b) Meningkatkan pembangunan Irigasi yang sebelum nya 80% produksi

padi di kabupaten Padang Pariaman dihasilkan dari sawah beririgasi

teknis, semi teknis dan Irigasi pedesaan.

2
c) Pembangunan Irigasi di Kabupaten Padang Pariaman ini diharapkan

dapat meningkatkan produksi padi melalui penambahan area sawah

beririgasi teknis peningkatan luas area panen, peningkatan produksi

sawah tadah hujan dan sawah beririgasi sederhana.

2. Manfaat Proyek

Adapun manfaat Proyek Irigasi Batang Anai berdasarkan Profil Balai

Wilayah Sungai Sumatera V, Direktorat Jendral Sumber Daya Air

Departemen Pekerjaan Umum adalah sebagai berikut:

a) Memenuhi kebutuhan air untuk mengairi sawah secara kontinu

sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian.

b) Memberikan kontribusi terhadap pengembangan sosial ekonomi

pedesaan. Pada umumnya masyarakat petani di Kabupaten Padang

Pariaman menjual hasil panen padi mereka yang sebahagian baru

digunakan untuk keperluan rumah tangga.

C. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan proyek akhir ini penulis akan membahas beberapa

masalah yang disusun dalam metode penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang proyek, tujuan dan manfaat

proyek serta sistematika pembahasan penulisan proyek akhir ini.

3
BAB II Laporan Kegiatan Lapangan

Bab ini menguraikan tentang kerja praktek lapangan meliputi

deskripsi perusahaan, deskripsi proyek, proses pelaksanaan proyek,

pelaksanaan kegiatan lapangan serta temuan-temuan menarik yang

didapat dari lapangan.

BAB III Studi Kasus

Bab ini menguraikan tentang perumusan masalah yaitu masalah

apa saja yang akan dibicarakan pada proyek akhir ini, landasan

teori dan metodologi pemecahaan, data dan pengolahan, dan

pemecahan masalah atau analisa hasil.

BAB IV Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan penutup dari semua bab yang berisi kesimpulan

dan saran dari analisis kasus yang diangkat terhadap kegiatan

praktek lapangan.

4
5
BAB II

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. Deskripsi Perusahaan

Proyek rehabilitasi Irigasi Batang Anai di kerjakan oleh dua kontraktor

yaitu: PT.Nindya Karya dan PT.Wijaya Karya.

Dimana pembagian kerjanya PT.Nindya Karya 51% dan PT.Wijaya Karya

49%

1. PT. Nindya Karya (NK)

PT NINDYA KARYA (Persero) adalah perusahaan Konstruksi

terbaik.Sejak didirikan pada tahun 1961 (menjadi "Persero" pada tahun

1973) PT. Nindya Karya (Persero) telah berkembang dengan cepat dan

hari ini dengan 4 Kantor Wilayah yang meliputi wilayah Sumatera, Jawa

Tengah, Bali & Nusa Tenggara, Sulawesi & Papua serta Divisi

Konstruksi & Properti. Perusahaan merasa yakin bahwa Kantor-kantor

Wilayah tersebut merupakan perwakilan yang mewakili di setiap dan

masing-masing Provinsi di Tanah air.

Agar dapat mendukung berbagai kegiatan di lapangan yang disadari

selama tiga tahun terakhir, berusaha mendapatkan alat berat yang sangat

banyak, dengan cara demikian ada peningkatan kemampuan &

availability yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan. Pada saat ini

perusahaan memiliki ratusan unit alat berat yang merupakan bagian dari

sejumlah besar peralatan pendukung dan perlengkapannya.Juga penting

armada alat berat pemadatan jalan yang tersebar di seluruh tanah air.

6
Pemikiran yang seksama dilimpahkan untuk pengembangan sumber

daya manusia.Banyak kesempatan untuk mendapatkan pendidikan

tambahan dan untuk menghadiri kursus-kursus pelatihan yang diatur

perusahaan guna memungkinkan karyawan menyesuaikan diri sesuai

tuntutan era globalisasi dan menuntun mereka kepada teknologi tinggi

berkaitan bidang pekerjaan. Dari total 277 orang karyawan PT. Nindya

Karya (Persero), 192 orang Sarjana yang terdiri dari : S2 Teknik, S2

Bisnis, Sarjana Teknik & non Teknik, serta Diploma Tiga Teknik & non

Teknik.

Catatan selama periode tahun 2002 sampai dengan 2005

memperlihatkan bahwa angka produksi meningkat rata-rata 54,50 % per

tahun pada setiap hasil pencapaian proyek-proyek sejenis seperti irigasi,

pembuatan jalan, konstruksi jembatan, gedung tinggi dan lain-lainnya

yang didapatkan dari tender-tender internasional dan lokal

2. PT. Wijaya Karya (WIKA)

WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda

bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en

Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan

nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha

WIKA pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada

awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan serta dalam proyek

7
pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka

penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan

Asian Games ke-4 di Jakarta. Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap

pengembangan kerap kali dilakukan untuk terus tumbuh serta menjadi

bagian dari pengabdian WIKA bagi perkembangan bangsa melalui jasa-

jasa konstruksi yang tersebar di berbagai penjuru negeri. Perkembangan

signifikan pertama adalah di tahun 1972, dimana pada saat itu nama

Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya

Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor

konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti

pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.

Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan perluasan

divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum,

Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan

Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan.

Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung

Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi.Selain itu, semakin

berkembangnya anak-anak perusahaan di sektor industri konstruksi

membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan

bersinergi.

Keterampilan para personel WIKA dalam industri konstruksi telah

mendorong Perseroan untuk memperdalam berbagai bidang yang

digelutinya dengan mengembangkan beberapa anak perusahaan guna

8
dapat berdiri sendiri sebagai usaha yang spesialis dalam menciptakan

produknya masing-masing.Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak

perusahaannya yang pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton,

mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk Beton WIKA saat

itu.

Kegiatan PT Wijaya Karya Beton saat itu diantaranya adalah

pengadaan bantalan jalan rel kereta api untuk pembangunan jalur double-

track Manggarai, Jakarta, dan pembangunan PLTGU Grati serta Jembatan

Cable Stayed Barelang di Batam. Langkah PT Wijaya Karya Beton

kemudian diikuti dengan pendirian PT Wijaya Karya Realty pada tahun

2000 sebagai pengembangan Divisi Realty. Pada tahun yang sama

didirikan pula PT Wijaya Karya Intrade sebagai pengembangan Divisi

Industri dan Perdagangan.

Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan Perseroan. Hal ini

tercermin dari keberhasilan WIKA melakukan penawaran saham perdana

(Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di Bursa Efek

Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO tersebut,

WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sehingga pemerintah

Republik Indonesia memegang 68,42 persen saham, sedangkan sisanya

dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui

Employee/Management Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee

Stock Allocation (ESA).

9
Sementara itu, langkah pengembangan Divisi menjadi anak

perusahaan yang berdiri di atas kaki sendiri terus dilakukan. Pada tahun

2008 WIKA mendirikan anak perusahaan PT Wijaya Karya Gedung yang

memiliki spesialisasi dalam bidang usaha pembangunan high rise

building. WIKA juga mengakuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan

Pertiwi yang bergerak di bidang mechanical-electrical. Kemudian nama

PT Catur Insan Pertiwi dirubah menjadi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi.

Pada tahun 2009, bersama dengan PT Jasa Sarana dan RMI, mendirikan

PT Wijaya Karya Jabar Power yang bergerak dalam pembangunan

Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP).

Di pertengahan tahun 2009, WIKA bersama perusahaan lain berhasil

menyelesaikan Jembatan Suramadu, sebuah proyek prestisius yang

menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura. Kini proyek tersebut

telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Memasuki tahun 2010, WIKA berhadapan dengan lingkungan usaha

yang berubah dengan tantangan lebih besar. Untuk itu, WIKA telah

menyiapkan Visi baru, yaitu VISI 2020 untuk menjadi salah satu

perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi terbaik di Asia Tenggara. Visi

ini diyakini dapat memberi arah ke segenap jajaran WIKA untuk

mencapai pertumbuhan yang lebih optimal, sehat dan berkelanjutan.

10
3. Struktur Organisasi

(Menurut data perusahaan)

Struktur organisasi Proyek Rehabilitasi dan Pekerjaan Jaringan Induk

Irigasi Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman – Sumbar terlampir.

Hubungan kerja masing-masing personal, ditetapkan secara rinci oleh

perusahaan dalam deskripsi tugas sebagai berikut :

a. Project Manajer (PM)

Project Manageradalah wakil dari Perusahaan atau Kontraktor

Utama yang memimpin sebuah proyek. Project Manager mempunyai

tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Mengendalikan dokumen dan record.

2) Memimpin management review mingguan di proyek.

3) Menghadiri management review di kantor.

4) Menilai kompetensi personel proyek sebagai dasar dalam

penetapan kebutuhan training.

5) Melaksanakan inspeksi lapangan secara periodik.

6) Mengendalikan biaya pelaksanaan.

7) Membuat dan melaporkan progress fisik.

b. Deputy Project Manager (DPM)

Deputy Project Managermerupakan wakil dari Project Manager

yang bertugas membantu Project Manager dalam mengendalikan

jalannya proyek di lapangan.

11
DPM bertanggung jawab kepada Project Manager yang

mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Menguasai detail dan spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan

dalam pelaksanaan proyek.

2) Membantu Project Managermenyusun bahan atau materi rencana

mutu proyek.

3) Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek.

4) Menyusun schedule mingguan/bulanan berdasarkan master

schedule kontrak kerja.

5) Menjamin :

a) Tesedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai.

b) Tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh

mandor/subkontraktor.

c) Tersedianya dana pembayaran upah/opname mandor.

6) Memimpin/mengarahkan secara langsung Koordiantor Lapangan

untuk memenuhi persyaratan mutu, waktu, dan biaya yang telah

disepakati.

7) Meyusun detail/materi progress claim untuk disetujui oleh Project

Managerdan pemberi tugas.

8) Tertib administrasi sesuai dengan system administrasi perusahaan.

9) Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project

Manager.

12
c. Quantity Manager

Quantity Manageradalah orang yang ahli dalam bidang ekonomi

bangunan dan mampu membuat gambar dan detail gambar pekerjaan

yang akan dilaksanakan dalam suatu proyek.

Wewenang dan tanggung jawab Quantity Manager :

1) Dapat memberikan nilai tambah yang optimum atas biaya

investasi.

2) Membuat atau menganalisa harga satuan pekerjaan.

3) Membuat gambar-gambar yang dibutuhkan untuk pelaksanaan di

lapangan.

4) Membuat gambar kerja apabila suatu waktu ada perubahan dari

gambar bestek.

d. Engineering Manager

Engineering Manageradalah orang yang merencanakan suatu

bangunan air, membuat pemetaan sumber air, rekayasa tenaga air dan

prasarana transportasi dalam suatu proyek.

Wewenang dan tanggung jawab Engineering Manageradalah :

1) Merencanakan bangunan air seperti irigasi, pengembangan rawa,

water supply/ intake dan embung.

2) Merencanakan rekayasa tenaga air seperti waduk, micro hydro.

3) Merencanakan prasarana transportasi seperti jalan, jembatan,

pelabuhan, dan lapangan terbang.

13
e. Safety Manager

Safety Manageradalah orang yang ditunjuk oleh Project Manager

untuk melaksanakan kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Lingkungan (K3L) di suatu Proyek.

Safety Manager memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Menyiapkan dokumen-dokumen safety pada tahap tender

pelaksanaan K3L.

2) Membuat surat kebijakan K3L.

3) Menyiapkan peraturan safety, spanduk, poster, kotak obat, sarana

safety, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Perlindungan

Diri (APD), prosedur erection, dan lain-lain.

4) Melaksanakan kegiatan safety seperti meeting safety dan

penyediaan safety tool box.

5) Membuat laporan safety seperti laporan kecelakaan, laporan

investigasi dan penilaian K3L subkontraktor.

f. Administration Manager

Administration Managermerupakan orang yang mengumpulkan

dan memeriksa laporan administrasi.

Adapun wewenang dan tanggung jawab Administration

Manageradalah :

1) Mengumpulkan data dan memeriksa laporan administrasi dari

masing-masing administrasi pada unit-unit proyek.

14
2) Memberikan laporan pada manajemen pusat berdasarkan laporan

dari masing-masing proyek.

g. Surveyor

Surveyor adalah orang yang mengumpulkan data situasi lapangan

yang real dimana selanjutnya akan berpengaruh pada pengambilan

keputusan untuk metode pelaksanaan pekerjaan yang sesuai serta

penentuan strategi yang dianggap paling cocok untuk situasi tersebut.

Adapun wewenang dan tanggung jawab surveyor sebagai berikut :

1) Dokumentasi situasi/geografis lokasi yang akan dikerjakan.

2) Menyelidiki atau mencari akses yang paling mudah dan lancar

menuju tempat lokasi, karena akan berhubungan dengan

mobilisasi alat berat nantinya.

3) Mendapatkan informasi sekilas perihal situasi sosial masyarakat

yang ada di lapangan/lokasi.

4) Melakukan plotting site plan ke lapangan sekaligus menentukan

titik elevasi tanah asli.

5) Meneliti ketepatan dan melaksanakan pengukuran dan marking

untuk menentukan level, as vertikal dan horizontal.

6) Membuat gambar hasil pengukuran di lapangan dan

membandingkan dengan hasil yang telah ada.

15
h. Laboratory

Laboratory adalah orang yang bekerja di dalam labor.

Adapun wewenang dan tanggung jawab Laboratory adalah :

1) Mengadakan pengujian terhadap bahan-bahan (material) yang

akan digunakan pada proyek.

2) Mengambil sampel tanah di lapangan untuk dilakukan pengujian.

i. Accounting & Finance

Accounting & Finance adalah orang yang bertanggung jawab

kepada Site Managerdi dalam mengembangan fungsi staf dan

penerapan sistem administrasi keuangan serta prosedur yang sesuai

dengan keperluan.

Wewenang dan tanggung jawab Accounting dan Financeadalah :

1) Mempersiapkan sistem dan prosedur administrasi/keuangan di

dalam organisasi dalam batas-batas tugas, wewenang, dan

tanggung jawab.

2) Menetapkan prosedur administrasi dan keuangan dalam rangka

sistem yang telah ditetapkan oleh Project Managersecara

konsisten dalam organisasi.

3) Mengupayakan tersedianya dana mingguan yang optimal.

16
j. Procurement

Procurement adalah orang yang bertanggung jawab langsung

kepada Site Managerdalam menyelenggarakan pengadaan bahan

untuk proyek yang dipandang perlu sesuai dengan kualitas dan

jadwalnya.

Wewenang dan tanggung jawab Procurement :

1) Bertanggung jawab penyelenggaraan kegiatan pengadaaan

material dan peralatan proyek.

2) Memberikan bantuan dan jasa pelaksana dalam masalah logistik.

3) Memberikan data kepada site manager mengenai analisa biaya

peralatan didalam kondisi yang ada.

4) Melakukan pengecekan dan pengawasan secara continue terhadap

kesiapan pengadaan material, alat dan pemeliharaan.

5) Mengawasi terlaksananya sistem pembayaran.

k. Secretary

Secretary sebagai unsur pelayanan pimpinan mempunyai tugas dan

wewenang sebagai berikut :

1) Membantu pimpinan dengan menyelenggarakan administrasi

umum dan urusan dalam untuk kegiatan atas pelaksana proyek.

2) Menyelenggarakan informasi tentang kegiatan pelaksanaan

proyek.

3) Menyelenggarakan inventarisasi dan distribusi serta memelihara

notula hasil-hasil rapat yang diadakan.

17
l. Site Manager

Site Manageradalah orang yang diberi wewenang dan tanggung

jawab untuk menangani, mengatur, mengkoordinir pekerjaan di

lapangan.

m. Supervisor

Supervisor adalah orang yang bertugas untuk bertanggung jawab

atas pekerjaan karyawan secara tepat dan efisien sesuai dengan tugas

yang ditentukan oleh atasannya.

1) Supervisor Structure

Bertugas memimpin kegiatan sesuai dengan struktur dalam

gambar dan melakukan opname/perhitungan kemajuan pekerjaan

secara periodik.

2) Supervisor Earthwork

Betugas mengawasi pekerjaan penggalian dan penimbunan tanah.

3) Supervisor Gatework

Bertugas mengawasi pengerjaan pintu air yang mana fungsi pintu

tersebut sebagai pintu pembagi ke saluran sekunder.

18
B. Deskripsi Proyek

Proyek Rehabilitasi Rehabilitasi dan Pekerjaan Jaringan Induk Batang

Anai ini merupakan lanjutan dari Proyek Pembangunan Saluran Irigasi

Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat.

Pembangunan irigasi Batang Anai ini akan mengairi sawah tadah hujan

seluas 3,739 ha untuk meningkatkan irigasi sederhana yang ada dengan luas

1,641 ha. Selain itu irigasi juga digunakan dalam pembentukan sawah baru

yang selama ini berupa lahan semak belukar seluas 1,460 ha.

1. Data-data Proyek

a. Data umum

Nama Proyek : Rehabilitasi dan Pekerjaan Jaringan

Induk Irigasi Batang Anai Kabupaten

Padang Pariaman-sumbar

Sumber dana : JICA LOAN ON IP-546

(dana bantuan Jepang)

Lokasi Proyek : Kabupaten Padang Pariaman

Sumatera Barat

Panjang Bentang : 10,128 KM

Lebar : 5M

Owner : Departemen Pekerjaan Umum/

Kimpraswil Prof. Dati 1 Sumbar

Kontraktor : PT. Nindya Karya – Wijaya Karya J.O

19
Konsultan perencana : PT. Nippon Koeei co.Ltd & associates

- PT. Virama Karya

- PT. Indra Karya

- PT. Indah Karya

- PT. Bima Karya

- PT. Tata Guna Patria

- PT. DDC Consultans

- PT. Kwarsa Hexagon

- PT. Tricon Jaya

Konsultan Pengawas : PT. Nippon Koeei co.Ltd & associates

Nomor Kontrak : KU.08. 08. / 04 / IRG-111 / XI / 2009

Nilai Proyek : Rp. 81.584.481.000 (Tahap II)

Waktu Pelaksanaan : 19 Januari 2010

Selesai Pelaksanaan : 17 Januari 2013

Masa Pelaksanaan : 1095 (Kalender)

b. Data teknis

Mutu Beton : K-225 (Pleasure Concrete Block)

K-175 (Canal Lining, Irigation Culvert,

Cross Drainage dan Abutmen)

Mutu Baja : BJTD 13, BJTD 16, BJTD 22, BJTD 25

20
c. Rehabilitasi saluran utama eksisting dan bangunan-bangunan

pendukung

Saluran Primer : 4,998 km (BLS 0 BLS 7 LS MC)

Bangunan Irigasi : 8 buah

d. Konstruksi saluran primer dan bangunan-bangunan pendukung.

Saluran Primer : 10,128 km

Lining Beton : 6302,17 m3

Pekerjaan jalan tipe B2 : 30,232 m3

Saluran Primer : 1 unit

Saluran Sekunder : 4 unit

Off take structure (bangunan sadap) : 8 unit

Irrigation Culvert ( gorong-gorong jalan raya) : 22 unit

Cross Drainage ( gorong-gorong pembuang ) : 16 unit

Bridge( jembatan ) : 5 unit

Drop Structure ( bangunan terjun ) : 5 unit

Talang : 2 unit

21
2. Manajemen Proyek

Manajemen proyek dapat di defenisikan sebagai suatu proses dari

perencanaan, pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu

proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya

seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah di tentukan. Fungsi

dasar manajemen proyek terdiri dari pengolahan-pengolahan lingkup kerja,

waktu, biaya, dan mutu. Pengolahan aspek-aspek tersebut dengan benar

merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek.

Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan

mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang

terlibat dalam proyek baik lansung maupun tidak lansung, sehingga tidak

akan terjadi adanya tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara

bersama (overlapping).

Apabila fungsi-fungsi dari manajemen proyek dapat di realisasikan

dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir sebuah proyek akan

terwujud, yaitu:

a. Tepat waktu.

b. Tepat kuantitas.

c. Tepat kualitas.

d. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana.

e. Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar.

f. Tercapai nya k3 dengan baik.

22
Persiapan Manajemen Proyek dapat dilihat sebagai berikut

= Garis Koordinasi

Gambar. 1 Bagan Persiapan Manajemen Proyek

Sumber : kanghae.com

Keterangan dari bagan di atas adalah: Pelaksanaan Proyek harus tepat

Waktu tampa mengurangi Kualitas Kinerja dan tampa melebihi

Anggaran Biaya.

Unsur-unsur yang terlibat langusung di dalam proyek Rehabilitasi dan

Pekerjaan Jaringan Induk Irigasi Batang Anai :

a. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek atau owner adalah seorang atau instansi yang

memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikan nya kepada pihak

lain yang mampu melaksanakan sesuai dengan perjanjian kontrak

kerja. Untuk merealisasikan proyek owner memiliki kewajiban pokok

yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek.

23
Pemilik Proyek Rehabilitasi dan Pekerjaan Jaringan Induk Irigasi

Batang Anai ini adalah Departemen Pekerjaan Umum / Kimpraswil

Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat.

1) Tugas pemilik proyek atau owner

a) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan

proyek.

b) Megadakan kegiatan administrasi proyek.

c) Memberi tugas kepada kontraktor atau melaksanakan

pekerjaan proyek.

d) Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas

atau Manajemen Konstruksi (MK).

e) Menerima proyek yang sudah selesai di kerjakan kontraktor.

2) Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner

a) Membuat surat perintah kerja (SPK).

b) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah

direncanakan.

c) Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek

atas hasil pekerjaan konstruksi.

d) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek

yang tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi

surat perjanjian kontrak.

24
b. Konsultan

Pihak atau badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibagi

menjadi dua, yaitu :

1) Konsultan perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi

tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencanaan

dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun

pemerintah.

Pada proyek Rehabilitasi Irigasi Batang Anai ini PT. Nippon

Koeico. Ltd &associates selaku Konsultan Perencana.

Tugas konsultan perencan dalam pelaksanaan proyek

a) Mengadakan penyesuaian lapangan dengan keinginan

pemilik.

b) Membuat gambar kerja pelaksanaan.

c) Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan

pekerjaan.

d) Membuat rencana anggaran biaya.

e) Melakukan perubahan desain apabila terjadi penyimpangan

pelaksanaan pekerjaan.

f) Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur

jika terjadi kegagalan konstruksi.

25
Wewenang konsultan perencana

a) Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak

pelaksanaan bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak

sesuai rencana.

b) Menentukan jenis material yang akan di gunakan.

2) Konsultan pengawas

Konsultan Pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik

atau owner untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan,

pengawasan dapat berupa perorangan atau badan usaha baik

swasta maupun pemerintah.

Pada proyek Rehabilitasi Irigasi Batang Anai ini PT. Nippon

Koeico. Ltd &associates selaku Konsultan Pengawas.

Tugas konsultan pengawas

a) Menyelenggarakan administrasi umum mengenai

pelaksanaan kontrak kerja.

b) Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan

pelaksanaan proyek.

c) Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan untuk dapat dilihat

oleh pemilik proyek.

d) Memberi saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek

maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

26
e) Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang di

ajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan

pembangunan proyek.

f) Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan

merek yang di usulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan

harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman pada

kontrak kerja sesuai yang sudah dibuat sebelumnya.

Wewenang konsultan pengawas

a) Mempertimbangkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan

jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.

b) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek

tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.

c) Memberi tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.

d) Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop

drawing pelaksana proyek.

e) Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara

perubahan.

f) Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor

agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah di sepakati

sebelumnya.

27
c. Kontraktor

Kontraktor adalah orang/badan usaha yang menerima pekerjaan

dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya

yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan.

Tugas dan tanggung jawab kontraktor

1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan spesifikasi

yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak

perjanjian pemborong.

2) Memberikan laporan kemajuan proyek yang meliputi laporan

harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang

membuat antara lain:

a) Pelaksanaan pekrjaan.

b) Prestasi kerja yang dicapai.

c) Jumlah tenaga kerja yang digunakan.

d) Jumlah bahan yang masuk.

e) Keadaan cuaca dan lain-lain.

f) Menyediakan tenaga kerja, bahan, material, tempat kerja,

peralatan, dan alat pendukung lainnya.

g) Bertanggung jawab sepenuh nya atas kegiatan konstruksi dan

metode pelaksanaan kegiatan dilapangan.

h) Melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal.

i) Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik

proyek sehubungan dengan pengunduran waktu.

28
Hubungan kerja suatu proyek dapat dilihat dari bagan berikut :

PEMILIK
Kontrak Kontrak

Biaya Biaya

Jasa Bangunan

KONSULTAN KONTRAKTOR
Persyaratan Teknis

Realisasi

Peraturan Pelaksanaan

Gambar. 2 Hubungan keja unsur-unsur pelaksana pembangunan

(Wulfram I. Ervianto, 2009)

Hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan,

dan kontraktor diatur sebagai berikut:

1) Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.

Konsultan memberikan layanan konsultasi dimana produk yang

dihasilkan berupa gambar-gambar rencana dan peraturan-

peraturan serta syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek

memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh

konsultan.

2) Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.

Kontraktor memberikan layanan jasa profesionalnya berupa

bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang

telah dituangkan ke dalam gambar rencana dan peraturan serta

29
syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek

memberikan biaya jasa professional kepada kontraktor.

3) Konsultan dengan kontraktor, ikatan berdasarkan peraturan

pelaksanaan. Konsultan memberikan gambar rencana dan

peraturan serta syarat-syarat, kemudian kontraktor harus

merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

C. Proses Pelaksanaan Proyek

Secara garis besar tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Merupakan penetapan garis-garis besar rencana proyek, mencakup:

recruitment konsultan(MK, perencana) untuk menterjemahkan kebutuhan

pemilik, pembuatan TOR, survey, feasibility studies studi kelayakan

proyek, pemilihan design, schematic design, program dan budget,

financing.Disini merupakan tahap pengelolaan (briefing), studi, evaluasi

dan program yang mencakup hal-hal teknis ekonomis, lingkungan, dll.

Hasil dari tahap ini adalah:

a. laporan survey.

b. studi kelayakan.

c. program dan budget.

d. TOR (Term Of Refer).

e. Master plan

30
2. Tahap Perancangan (Design).

a. Prelimenery Design(Pra Rancangan). Yang mencakup:kriteria

desain, skematik desain, proses diagram blok plan, rencana tapak,

potongan,denah, gambar situasi/siteplan tata ruang, estimasi cost

(kerja global).

b. Design Development(Pengembangan Rancangan). Merupakan tahap

pengembangan dari pra rancangan yang sudah dibuat dan

perhitungan-perhitungan yang lebih detail, mencakup:

1) perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non

struktural) secara terperinci.

2) gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur,

mekanikal)

3) outline specification(garis besar).

4) estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci.

c. Disain akhir dan penyiapan dokumen pelaksanaa (final

design&constructiondocument). Merupakan tahap akhir dari

perencanaan dan persiapan untk tahap pelelangan, mencakup:

1) gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan.

2) detail spesifikasi.

3) bill of quantity(daftar volume).

4) estimasi biaya konstruksi (secara terperinci).

5) syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen

lelang)

31
3. Tahap Pengadaan atau Pelelangan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk Kontraktor sebagai

pelaksana atau sejumlah Kontraktor sebagai sub-Kontraktor yang

melaksanakan konstruksi di lapangan.

Tahapan pelelangan pascakualifikasi :

a. Pengumuman dan Pendaftaran Peserta

b. Pengambilan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang atau Jasa

c. Penjelasan Lelang

d. Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran

e. Evaluasi Penawaran

f. Pembuktian Kualifikasi

g. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan

h. Penetapan Pemenang Lelang

i. Pengumuman Pemenang Lelang

j. Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat

k. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

l. Surat Perjanjian Kerja (kontrak)

4. Tahap Pelaksanaan (Construction)

a. Pekerjaan Persiapan

Yang termasuk dalam pekerjaan persiapan yaitu :

1) Persiapan direksi keet, gudang dan los kerja

2) Rencana Kerja (time schedule)

3) Pembagian waktu secara terperinci

32
4) Rencana lapangan (siteplan/installation) rencana perletakan

bahan, alat dan bangunan bangunan-bangunan

5) Organisasi lapangan

6) Pengadaan bahan/material

7) Pengadaan dan mobilisasi alat

8) Pengadaan dan mobilisasi tenaga

b. Pekerjaan Tempat Kerja

Pekerjaan pada tahap ini sebagai berikut:

1) Pekerjaan survey, pengukuran (stake out)

Tujuan survey adalah memaparkan data dari objek penelitian,

dan menginterpretasikan dan menganalisa secara sistematis

kedataran permukaan tanah dan Menentukan kemiringan

saluran.

Foto 1. Pekerjaan pengukuran patok pancang


Sumber : dokumentasi proyek

33
2) Pembersihan lapangan.

Setelah pengukuran dilakukan barulah dilakukan pembersihan

lapangan.Dilakukan dengan alat berat (excavator).

a) Membersihkan pohan-pohon dan semak-semak.

b) Membuang material yang di bersih kan ke tempat

yang telah di setujui.

3) Pekerjaan Penggalian.

Pada pekerjaan ini alat berat yang digunakan adalah scrapper

(mesin pengelupas) dan excavator sebagai alat penggali.

Tahap pekerjaan penggalian :

a) Penggalian di lakukan apabila lokasi lebih tinggi dari daerah

saluran yang akan direncanakan.

b) Hasil galian di angkut oleh dump truk ketempat penimbunan.

c) Agar kemiringan galian sama maka terlebih dahulu harus di

beri patok.

34
Foto 2. Pekerjaan Penggalian dan Disposa
Sumber : dokumentasi proyek

4) Pekerjaan Penimbunan.

Penimbunan dilakukan apabila daerah yang akan di lalui saluran

terlalu rendah dari saluran yang di rencanakan, supaya

menghemat biaya dan waktu tanah timbun diambil dari tempat

galian saluran, walaupun tidak semuanya terpenuhi.

Foto 3. Pekerjaan penimbunan


Sumber : dokumentasi proyek

35
5) Pekerjaan Pemadatan (compaction).

Pemadatan dilakukan tiap lapis hamparan agar memperoleh

kemadatan yang di izinkan.

Foto 4. Pekerjaan Pemadatan


Sumber : dokumentasi proyek

5. Pengawasan dan Pengendalian (Supervising dan Controlling)

Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau

perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar

dan peraturan yang berlaku yang bertujuan agar hasil dari kegiatan

tersebut sesuai dengan perencanaan proyek.

Pengendalian (controling) adalah usaha yang sistematis untuk untuk

menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencana , merancang

sistem imformasi, membandingkang pelaksanaan dengan standar,

menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan

dengan standar.

36
Bentuk kegiatan Pengawasan dan pengendalian:

a. Menentukan sasaran.

b. Menentukan standar dan acuan criteria sebagai acuan dalam rangka

mencapai sasaran,

c. Merancang atau menyusun system imformasi, pemantauan, dan

laporan hasil pelaksanaan pekerjaan.

d. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.

e. Pengawasan dan pengendalian biaya proyek.

f. Pengawasan dan pengendalian mutu proyek.

g. Pengawasan dan pengendalian waktu proyek.

D. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan

Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan Praktek Lapangan

Industri (PLI) :

1. Melakukan survey ke lokasi Proyek.

2. Mempersiapkan surat-surat yang akan diajukan ke jurusan dan fakultas.

3. Mengirimkan surat PLI yang dikeluarkan fakultas ke Proyek yang akan

dijadikan tempat PLI.

4. Setelah mendapat surat balasan dari Proyek, kegiatan PLI sudah bisa

dimulai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

5. Pemberitahuan kepada pihak jurusan dan pembimbing.

Adapun kegiatan yang dilakukan selama kegiatan PLI adalah sebagai berikut

37
1. Orientasi Lapangan

Meliputi kegiatan pengenalan lapangan dan penjelasan umum tentang

pelaksanaan PLI oleh supervisor.

2. Pekerjaan Cross Drainage (gorong-gorong pembuang)

Cross Drainage adalah bangunan air yang dibangun ditempat-tempat

dimana saluran pembuang lewat dibawah bangunan (jalan kecil).

Bangunan cross drainage berfungsi menampung air dari saluran samping

dan membuangnya. Pembuangan dari saluran dan gorong-gorong harus

diperkirakan untuk mencegah kerusakan akibat pengaliran air yang tidak

terkendali.Tapi hal ini tidaklah cukup jika perencana tidak

memperhatikan muka air maksimum yang bisa terjadi.Air harus dapat

menemukan jalur keluarnya jika telah mencapai badan jalan.Suatu

lekukan di jalan yang dapat menghalangi air harus segera dihilangkan

karena dapat merusak jalan secara prematur.

Foto 5. Pekerjaan Cross Drainage


Sumber : dokumentasi proyek

38
3. Pekerjaan peninggian kantong lumpur (settlin basin)

Kantong Lumpur/saluran penangkap pasir merupakan perbesaran dari

potongan melintang saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi

kecepatan aliran sehingga memungkinkan partikel-partikel/sedimen

untuk mengendap.Bangunan ini terletak pada bagian awal saluran

primer/saluran induk dibelakang bangunan pengambilan. Kantong

Lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi

pasir halus (0,06 – 0,07 mm) dan biasanya ditempatkan disebelah hilir

saluran pengambilan.

Peninggian kantong lumpur karna partikel-partikel yang masuk terlalu

banyak, walaupun telah di bersihkan sekali seminggu oleh warga sekitar.

a) Pemasangan bekisting

Pemasangan besi sambungan tulangan di lakukan dengan cara di las.

Besi yang digunakan yaitu besi D16-150. Baik arah vertikal maupun

horizontal.

Foto 6. Pekerjaan bekisting kantong lumpur


Sumber : dokumentasi proyek

39
b) Pengecoran kantong lumpur

Pengecoran kantong lumpur menggunakan beton k-175. Pembuatan

adukan beton langsung dilokasi pengecoran, kemudian dapat

dituangkan langsung ke tempat yang akan di cor.

4. Pekerjaan concrete slab.

Pekerjaan conctere slab burtujuan untuk menghindari masuknya

sendimen-sendimen yang berlebihan ke dalam saluran. Karena di daerah

pembuatan concrete slab tanah nya tanah pasir sehinggga pada waktu

hujan air akan mengangkut tanah tersebut ke dalam saluran.

a) Pembuatan pilar

Karna lebar saluran 5 meter maka harus di buat tiang/pilar pada

tengah-tengah saluran. Bertujuan untuk menahan plat yang ada di

atasnya.

1) Bekisting

Pelaksanaannya serangkai dengan pekerjaan tapak pondasi

tetapi hanya untuk pemasangan besi ulir D25-250 arah vertikal

keatas.Untuk besi pembaginya yaitu besi ulir D16-250 dan

tulangan susut dengan besi ulir D16-250 arah memanjang dan

D16-250 arah vertikal.Untuk sengkang dengan besi polos D16-

25.

40
Foto 7. Pekerjaan bekisting Pilar/tiang Congcreta Slab
Sumber : dokumentasi proyek

2) Pengecoran Pilar/tiang

Pengecoran pilar menggunakan mutu beton k-175. Pengecoran

tidak bersamaan dengan tapak pondasi.

Foto 8. Pengecoran tiang Congcrete Slab


Sumber : dokumentasi proyek

41
b) Pekerjaan plat

Pada pekerjaan plat ini tahap pelaksanaannya dibagi jadi beberapa

segmen. Tiap segmen dihubungkan oleh joint filler yang berfungsi

sebagai bahan pengisi dan sebagai sambungan satu segmen dengan

segmen lainnya.Dibuat menjadi beberapa segmen dimaksudkan

apabila terjadi kerusakan pada struktur maka untuk perbaikannya

tidak perlu membongkar struktur secara keseluruhan, cukup

memperbaiki bagian segmen yang rusak saja.

Foto 9. Pekerjaan plat Congcrete Slab


Sumber : dokumentasi proyek

5. Pekerjaan Road Metaling

Pekerjaan road metaling dilaksanakan di sisi kiri kanan saluran

setinggi 20 cm. Penghamparan material di lakukan dua kali hamparan

setinggi 12 cm supaya mendapat kepadatan yang sesuai standar.

42
Foto 10. Pekerjaan road metaling
Sumber : dokumentasi proyek

6. Pekerjaan Bangunan Terjun

Karena kondisi saluran di sepanjang NS 24-NS 25 (BNS.1C) terlalu

curam, sementara kemiringan yang dibutuhkan oleh saluran tergolong

landai. Untuk mengatasi kemiringan tersebut maka dibuatlah Bangunan

Terjun.

Foto 11. Pekerjaan Bangunan Terjun


Sumber : Dokumentasi Proyek

43
E. Temuan Menarik

Pada saat melakukan Praktek Lapangan Industri di Proyek Rehabilitasi dan

Pekerjaan Jaringan Induk Irigasi Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman,

penulis banyak menemukan hal-hal yang penulis anggap menarik,

diantaranya sebagai berikut :

1. Pekerjaan concrete slab

Pada pekerjaan concrete slab tahap pelaksanaannya dibagi jadi beberapa

segmen. Tiap segmen dihubungkan oleh joint filler yang berfungsi

sebagai bahan pengisi dan sebagai sambungan satu segmen dengan

segmen lainnya.Dibuat menjadi beberapa segmen dimaksudkan apabila

terjadi kerusakan pada struktur maka untuk perbaikannya tidak perlu

membongkar struktur secara keseluruhan, cukup memperbaiki bagian

segmen yang rusak saja.

2. Pada concrete slab besi yang digunakan adalah besi ulir D22, padahal

diatasnya kendaraan tidak boleh lewat terkesan ada pemborosan

penggunaan bahan.

3. Karena kemiringan tanah yang cukup curam maka dibuat Bangunan

Terjun, dengan angka kemiringan tanah 67% sedang kemiringan yang

direncanakan adalah 0.02526%, dan pada bagian pengontrolnya yang

biasa dipakai adalah dengan penyempitan saluran. Tapi di Proyek

Rehabilitasi Irigasi Batang Anai pengontrol Bangunan Terjun

menggunakan pintu sorong.

44
45
BAB III

STUDI KASUS

A. Perumusan Masalah

Selama melaksanakan Praktek Lapangan Industri pada Proyek Rehabilitasi

Irigasi Batang Anai penulis menemukan beberapa hal yang menarik. Salah

satunya yaitu tentang bangunan terjun.Bangunan terjun dibuat Pada proyek

Rehabilitasi Irigasi Batang Anai terletak di BNS 1b (NS.23 – NS.24) .

Berdasarkan kondisi topografi daerah BNS 1b (NS.23 – NS.24) salurannya

cukup miring dengan angka kemiringan 67%. Maka aliran air sangat deras

dan akan mengakibatkan gerusan pada saluran. Sedangkan kemiringan dasar

saluran yang direncanakan 0.0002526 atau 0.2526%. Untuk meredam aliran

air dan menghindari gerusan pada saluran maka di buat bangunan terjun yang

berfungsi untuk mengatasi kemiringan medan yang terlalu curam.

Pada bagian pengontrol Bangunan Terjun dibuat dengan menggunakan

pintu sorong, sedangkan untuk bagian pengontrol di Bangunan Terjun yang

lazim di gunakan adalah dengan penyempitan saluran atau dengan membuat

tanggul/ensill. Sementara pintu sorong biasanya digunakan untuk mengontrol

pintu bangunan pengambilan.

Berdasarkan kondisi diatas penulis tertarik untuk mengangkat studi kasus

dengan judul “Analisis Bagian Pengontrol Pada Bangunan Terjun”

46
B. Landasan Teori dan Metode Pemecahan Masalah

1. Defenisi Irigasi

Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara

membendung sumber air. Atau dalam pengertian lain irigasi adalah usaha

penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang

pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi

air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

a. ArtiIrigasi

Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaan

mulai dari tumbuh sampai masa panen.Air tersebut diambil dari

sumbernya, dibawa melalui saluran, dibagikan kepada tanaman yang

memerlukan secara teratur, dan setelah air tersebut terpakai, kemudian

dibuang melalui saluran pembuang menuju sungai kembali.

Irigasi dikehendaki dalam situasi:

1) Bila jumlah curah hujan lebih kecil dari pada kebutuhan tanaman.

2) Bila jumlah curah hujan mencukupi tetapi distribusi dari curah

hujantidak bersamaan dengan waktu yang dikehendaki tanaman.

47
b. Aspek Irigasi

1) Aspek Engineering menyangkut:

a) Penyimpanan, penyimpangan, dan pengangkutan

b) Membawa air ke lading pertanian

c) Pemakaian air untuk persawahan

d) Pengeringan air yang berlebihan

e) Pembangkit tenaga air.

2) Aspek Agrikultural menyangkut:

a) Kedalaman pemberian air

b) Distribusi air secara seragam dan berkala

c) Kapasitan dan aliran yang berbeda

d) Reklamasi tanah tandus dan tanah alkaline.

2. Saluran Irigasi

Penampang saluran irigasi dapat berbentuk trapesium, segi empat,

tapak kuda atau lingkaran. Bentuk saluran ini ditentukan oleh bahan

dasar tebing saluran. Bentuk trapesium umumnya dipakai pada saluran

dibuat lansung pada tanah (saluran tampa lapisan). Bentuk trapesium

umumnya dipakai pada salutan yang di buat lansung pada tanah (saluran

tampa lapisan). Bentuk segiempat, tapal kuda atau lingkaran umumnya

digunakan pada saluran yang melalui tanah batuan, pada saluran yang

dilapisi pasangan batu atau beton.

48
Pada daerah pegunungan, saluran umumnya terpaksa dibuat curam

untuk menyesuaikan dengan keadaan lapangan, saluran ini disebut

saluran curam yaitu saluran dengan aliran kritis atau superkritis.

Selain pertimbangan tersebut di atas, dalam perencanaan saluran harus

diperhitungkan biaya pelaksanaan yang paling murah. Mengingat dalam

pelaksanaan terdapat pekerjaan timbunan dan galian, maka di upayakan

agar keadaan seimbang dan jarak angkut material galian akan digunakan

untuk material timbunan tidak terlampau jauh.

Saluran harus direncanakan agar memenuhi persyaratan pengaliran,

yaitu aliran tidak menimbulkan gerusan dan endapan. Rute saluran juga

harus direncanakan ekonomis yaitu pendek dan sedapat mungkin

menghindari timbunan tinggi atau galian dalam. Pada daerah

pegunungan, saluran umumnya terpaksa dibuat curam untuk

menyesuaikan keadaan dengan medan.saluran ini umumnya disebut

saluran curam (yhute)

a. Saluran Tanpa Lapisan

Saluran tampa lapisan adalah tanah yang tidak mengguanakanbaik

pada dasar maupun pada tebing saluran. Rute saluran ini harus

direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak terletak pada galian

yang dalam. Bila terpaksa demikian, maka tebing galian harus dibuat

miring dan bertangga dengan lebar minimun 1.00 meter

49
Agar aliran air tidak merusak saluran, pada bagian saluran yang ber

arah hrizontal (belok) harus memenuhi syarat radius minimum yang

besarnya dapat dihitung dengan

R=(6-7) x B atau R=(15 x d) atau R=(10 x b)

Dimana :

R = jari-jari belokan minimun (m)

B = lebar muka air di saluran pada aliran debit maksimum (m)

d = tinggi air normal di saluran pada aliran debit maksimum

(m) b = lebar dasar saluran (m)

b. Saluran Dengan Lapisan

Maksud penggunaan lapisan pada saluran irigasi adalah untuk:

1) Melindungi tebing dari kelonsoran.

2) Melindungi tebing dan dasar dari gerusan air akibat terjadinya

kecepatan air yang melampaui kecepatan maksimum.

3) Perbaikan tanah tebing dan dasar saluran karan pondasi tanah asli

yang tidak memenuhi persyaratan teknis.

4) Mengurangi kehilangan air di saluran karena rembesan.

Adapun macam lapisanyang digunakan dapat terbuat dari: lapisan

keras, beton, pasangan batu, pasangan batu bata merah dan lapisan

tanah.

50
Besarnya kecepatan pengaliran maksimum untuk masing-masing jenis

lapisan dapat dipakai batasan sebagai berikut:

1) Saluran dengan lapisan tanah = 0,90m/dt

2) Saluran dengan lapisan pasangan batu = 2.00 m/dt

3) Saluran dengan lapisan beton = 9.00m/dt

Adapun tebal lapisan yang digunakan pada masing-masing jenis

lapisan dapat dibuat sabagai berikut

1) Lapisan tanah untuk dasar saluran min = 0.60 m

2) Lapisan tanah untuk tebing saluran min = 0.90m

3) Lapisan pasangan batu min = 0.30m

4) Lapisan beton min = 0.07m

c. Dimensi Saluran Irigasi

a. Debit rencana pada saluran primer,saluran sekunder dan sub

sekunder

Q=qxA

S = 0.035 x C

Qr = Q + S

Dimana:

q = kebutuhan air tetap saluan luas (Lt/dt/ha)

A = luas daerah yang di aliri (ha)

S = kehilang air akibat rembesan (Moritz), dalam Lt/dt/ha

C = koefisien mortiz

Qr = debit rencana (Lt/dt)

51
Tabel 1. Koefisien mortiz

Jenis material Nilai C

Cement gravel and hard pan with sandy loam 0.34

Clay and clayey loam 0.41

Sandy loam 0.66

Volcanic ash 0.88

Volcanic ash with sand 0.98

Sand and volcanic ash or clay 1.20

Sandy soil and rock 1.68

Sandy soil gravally soil 2.20

Sumber : bahan ajar Totoh Andayono Irigasidan Ilmu bangunan air

b. Debit rencana untuk saluran

tersier Qr = q x A

Persamaan kontinuitas

Q=VxA

Persamaan manning

/ /
V = .R .S V= [] / /
S
A = (b + m.h)h

P = b = 2h.√1 + m

Dimana:

52
Q = debit rencana ( m/dt )

V = kecepatan aliran ( m/dt )

A = luas penampang basah ( m )

P = keliling basah ( m )

R = jari-jari hidrolis ( m)

b = lebar dasar saluran ( m )

h = tinggi air normal di saluran ( m )

m = kemiringan tebing saluran ( H:V=1:m )

S = kemiringan dasar saluran

n = angka kekasaran manning

3. Bangunan Terjun

Bangunan terjun adalah bangunan yang di buat jika kemiringan

permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran

yang diizinkan.

Bangunan ini mempunyai empat empat bagian fungsional, masing-

masing memiliki sifat-sifat perencanaan yang khas:

a. Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian di mana aliran menjadi

superkritis.

b. Bagian di mana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah.

c. Peredam energi, berfungsi untuk meredam energi yang berlebihan

diruas saluran hulu.

d. Lindungan air keluar, berfungsi untuk mencegah kerusakan akibat

gerusan dan erosi.

53
4. Bagian-Bangian Bangunan Terjun

a. Bagian pengontrol

Pada bagian pertama dari bangunan ini, aliran di atas ambang

dikontrol. Hubungan tinggi energi yang memakai ambang sebagai

acuan (h1) dengan debit (Q). Pada pengontrol ini bergantung pada

ketinggian amabang (p1), potongan meanjang mercu bangunan,

kedalaman bagian pengontrol yang tegak lurus terhadap aliran, dan

lebar lebar bagian pengontrol ini.

Bangunan-bangunan pengontrol yang mungkin adalah alat ukur

ambang lebar atau flum leher panjang, bangunan pengatur mercu bulat

dan bangunan celah pengontrol trapesium.

Untuk bagian pengontrol ada dua alternatif

1) Mempersempit luas basah tampa ambang.

2) Pemakaian ambang dengan permukaan hulu miring.

Mempersempit luas basah berarti memperbaiki kurva Q-h1 bahkan

bagian pengontol segi tiga bisa sesuai dengan Q-h1 saluran. Tapi

bagian pengontrol segi empat lebih mudah. Pemberian ambang

memberi pengaruh yang baik terhadap besaran debit di sebelah hulu.

Pada debit rendah efek pengempangan sangat besar untuk saluran

yang mengangkut aliran dengan kandungan sendimen tinggi, tidak

perlu dibuat ambang, agar tidak terjadi sendimentasi dengan demikian

mengurangi biaya pemeliharaan:

54
Perhitungan Hidrolis

1) Lebar bukaan efektif (B)

B= /
. .

H = h1 + V1/2g

Dimana

B = lebar bukaan efektif (m)

Q = debit ( )

m = koefisien aliran = 1

V1 = kecepatan aliran di hulu (m/dtk)

h1 = tinggi muka air di hulu (m)

H = tinggi garis energi di hulu (m)

2) Tinggi ambang di hilir

(a) a =dc
½

dc =
( . ) /

Dimana

a = Tinggi ambang hilir (m)

dc = kedalaman air kritis (m)

B = lebar bukaan efektif (m)

3) Panjang olakan (L)

L = C1 . Z . dc + 0.25

C1 = 2.5 + 1.1 (dc / Z)

55
Dimana

L = panjang kolam olakan (m)

Z = tinggi terjun (m)

Gambar 3. Penggabungan kurva Q – y1 dan Q – h1 sebuah bangunan


(Sumber : direktorat jendral sumber daya air kriteria perencanaan irigasi)

b. Bagian Pembawa

Berfungsi sebagai penghubung antara elevasi bagian atas dengan

bagian bawah. Bagian ini berupa terjunan dengan bentuk terjunan

tegak (vertikal) atau terjunan miring.. jika tinggi terjunan lebih dari

1.5 m, maka bagian pembawa berupa terjunan miring. Jika tinggi

terjunan kuran dari 1.5 m, maka digunakan terjunan tegak.

56
Macam-Macam Bagian Pembawa

1. Bangunan Terjun Tegak

Bangunan terjun tegak menjadi lebih besar apabila

ketinggiannya ditambah. Juga kemampuan hidrolisnya dapat

berkurang akibat variasi di tempat jatuhnya pancaran di lantai

kolam jika terjadi perubahan debit. Bangunan terjun sebaiknya

tidak dipakai apabila perubahan tinggi energi diatas bangunan

melebihi 1.50 m.

Bangunan terjun dengan bidang tegak sering dipakai pada

ssluran induk dan sekunder, bila tinggi terjun tidak terlalu besar.

Menurut perencanaan Teknis Direktorat Irigasi (1980) tinggi

terjun tegak dibatasi sebagai berikut:

a) Tinggi terjun maksimum 1.50 m untuk debit Q<2.50 m /dtk

b) Tinggi terjun maksimum 0.75 m untuk debit Q>2.50m /dtk

Perencanaan hidrolis bangunan dipengaruhi oleh besaran-besaran

berikut:

H1 = tinggi energi di muka ambang (m)

∆H = perubahan tinggi energi pada bangunan (m)

Hd = tinggi energi hilir pada kolam olak (m)

q = debit per satuan lebar ambang (m /dtk)

g = percepatan gravitasi =9.8 (m/dtk )

n = tinggi ambang pada ujung kolam olak (m)

57
Besaran-besaran ini dapat digabungkan untuk membuat perkiraan

awal tinggi bangunan terjun

∆Z = (∆H + Hd) – H1

Untuk perkiraan awal Hd, boleh di andaikan, bahwa

Hd = 1.67 H1

Kemudian kecepatan pada potongan U dapat diperkirakan

dengan Vu = 2g∆Z

Dan selanjutnya

Yu = q/Vu

Aliran pada potongan U dapat dibedakan sifatnya dengan bilangan

froude tak berimensi

Fru =
.

Geometri bangunan terjun tegak dengan perbandingan panjang Yd /

∆Z dan Lp / ∆Z kini dapat di hitung

Gambar 4. Grafik tak berdimensis dari geometri bangunan terjun tegak


(Sumber : direktorat jendral sumber daya air kriteria perencanaan irigasi)

58
2. Bangunan Terjun Miring

Bangunan tejun dibuat apabila tinggi energi jatuh melebihi 1.5

m. Jika diperlukan kemiringan yang lebih curam, sudut runcing

harus diganti dengan kurve peralihan dengan jari-jari = 0.5 Hmaks.

Harga-harga Yu dan Hd yang digunakan untuk perencanaan kolam

di belakang potongan U, mungkin dapat di tentukan. Tinggi energi

Hu pada luapan yang masuk kolam pada potongan U mempunyai

harga yang jauh lebih tinggi jika digunakan permukaan hilir miring,

dibandignkan apabila luapan jatuh bebas seperti pada bangunan

terjun tegak. Sebab dengan bangunan terjun tegak , energi diredam

karena terjadinya benturan luapan dengan lantai kolam dan karena

pusaran turbulensi air di dalam kolam di bawah tirai luapan.

Dengan bangunan terjun miring, peredam energi menjadi jauh

berkurang akibat gesekan dan aliran turbulensi di atas permukaan

miring.

Gambar 5. Bangunan terjun miring


(Sumber : direktorat jendral sumber daya air kriteria perencanaan irigasi)

59
c. Bagian Peredam Energi

Berfungsi untuk mengurangi energi yang di kandung oleh aliran

setelah mengalami terjunan sehingga tidak berpotensi merusak

konstruksi bangunan terjun. Pemilihan tipe peredam energi yang di

gunakan tergantung dari bilangan froude (fr) yang terjadi pada aliran.

fr =
.

Dimana

V = kecepatan (m/dtk )

g = percepata gravitasi = 9.8 m/dtk

h = tinggi aliran air (m)

Berdasarkan bilangan froude, dapat dibuat pengelompokan-

pengelompokan berikut dalam perencanaan kolam

1) Untuk Fr ≤ 1.7 tidak diperlukan kolam olak: pada saluran tanah,

bagian hilir harus dilindungi dari bahaya erosi, saluran pasangan

batu atau beton tidak memerlukan lindungan khusus.

2) Bila 1.7 < Fr ≤ 2.5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam

energi secara efektif. Pada umumnya kolam olak dengan ambang

ujung mampu bekerja dengan baik. Untuk penurunan muka air ∆z <

1.5 m dapat dipakai bangunan terjun tegak.

3) Jika 2.5 < Fr ≤ 4.5 maka akan timbul situasi yang paling sulit

dalam memilih kolam olak yang tepat. Loncatan air tidak terbentuk

dengan baik dan menimbulkan gelombang sampai jarak yang jauh

60
di saluran. Cara mengatasi adalah menguashakan agar kolam olak

untuk bilangan froude ini mampu menimbulkan olakan (turbulensi)

yang tinggi dengan blok halangannya atau menambah intensitas

pusaran dengan pemasangan blok depan kolom. Blok ini harus

berukuran besar (USBR TIPE IV). Tetapi pada prakteknya akan

lebih baik untuk tidak merencanakan kolam olak jika 2.5 < Fr <

4.5. sebaiknya geometri diubah untuk memperbesar atau

memperkecil bilangan froude dan memakai kolam dari kategori

lain.

4) Kalau Fr ≥ 4.5 ini akan merupakan kolam yang paling ekonomis

karna kolam ini pendek. Tipe ini termasuk kolam olak USBR tipe

III yang dilengkapi dengan blok depan dan blok halang. Kolam

loncat air yang sama dengan tangga dibagian ujungnya akan jauh

lebih panjang dan mungkin harus digunakan dengan pasangan batu

d. Perlindungan Dasar Bagian Hilir

Berfungsi untuk melindungi dasar dan dinding saluran dari gerusan

air setelah mengalami terjunan. Perlindungan dasar saluran berupa

pasangan bronjong (gabion) untuk menghindari gerusan pada dasar

dan dinding saluran.

61
Panjang lindungan harus dibuat sebagai berikut:

1) Tidak kurang dari 4 kali kedalaman normal maksimum di saluran

hilir.

2) Tidak lebih pendek dari peralihan tanah yang terletak antara

bangunan dan saluran.

3) Tidak kurang dari 1.5 m

C. Data dan Pengolahan.

1. Metode pengumpulan data

a) Observasi

Observasi dilakukan dilapangan selama ± 30 hari. Selama

dilapangan penulis mengamati pekerjaan pada Proyek Rehabilitasi

Irigasi Batang Anai. Hasil pengamatan tersebut di tuangkan ke dalam

catatan kegiatan harian lapangan yang di ketahui oleh pembimbing

lapangan.

b) Dokumentasi

Dengan cara ini penulis dapat mengumpulkan gambar-gambar

pelaksanaan pekerjaan Saluran Irigasi Batang anai.

c) Tanya jawab

Penulis melakukan tanya jawab dengan pengawas, pekerja,

pelaksana dan staf dari PT.Nyndia Karya dan PT.Wijaya Karya.

62
2. Data

Tabel 2. Data Data Perencanaan Bangunan Terjun

Lokasi : NS 24 – NS 25

(BNS 1C)

Debit (Qmaks) : 7.876 m /dtk

Kecepatn pada saluran (Vmaks) : 0.96 m/dtk

Tinggi terjun (∆Z) : 1.02 m

Kedalama air di dalam kolam olak (y2) : 1.86 m

Kedalaman air di hulu saluran (y1) : 1.51 m

Kofisien stikler (K) : 42.5

Kemiringan dinding (m) : 1.5

Koefisien kekasaran maning n (1/K) : 0.24

Kemiringan dasar saluran (I) : 0.0002526

Sumber : data perencanaan Irigasi Batang Anai II

63
3. Pengolahan Data

Disyaratkan Pada Saat Terjadi Q % Tidak Diperbolehkan Terjadi

Penurunan Air.

Gambar 6. Gambar bangunan terjun

a. Menghitung bagian pengontrol dengan mempersempit

saluran Tabel 3. Dimensi Bagian Pengontrol

Lebar dasar Tinggi muka Luas basah Kecepatan Debit (Q)


saluran (B) air di saluran (A) aliran (V)
(y)
5 0,1 0,5 0,96 0,48
5 0,2 1 0,96 0,96
5 0,3 1,5 0,96 1,44
5 0,4 2 0,96 1,92
5 0,5 2,5 0,96 2,4
5 0,6 3 0,96 2,88
5 0,7 3,5 0,96 3,36
5 0,8 4 0,96 3,84
5 0,9 4,5 0,96 4,32
5 1 5 0,96 4,8
5 1,1 5,5 0,96 5,28
5 1,2 6 0,96 5,76
5 1,3 6,5 0,96 6,24

64
5 1,4 7 0,96 6,72
5 1,5 7,5 0,96 7,2
5 1,51 7,55 0,96 7,248
5 1,6 8 0,96 7,68

Dimana

b = lebar dasar

saluran A = luas

basah (m ) A = (b x

y)

V = kecepatan aliran (m/dtk)

Q = debit (m dtk)

Q=V.A

Kurva Q-y Saluran

8,00
= Q 70%
7,50
7,00
6,50 = y 70%
Q = (m dtk) 6,00
5,50
5,00
4,50
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,30 1,40 1,50 1,60
Y=m

Gambar 7. Kurva Q-y saluran

65
Q % = 0.70 x 7.876 m
dtk

= 5.51m dtk

y % = 1.15 m lihat kurva Q-y

A % = (b x y)

= (5.00 x 1.15)

= 5.75m

V % = Q/A

= 5.51 / 5.75

V % = 0.96 m/dtk

H % =y+

.
= 1.15 +
.

= 1.15+ 0.047

= 1.197 m

Untuk bagian pengontrol Q-H ditentukan dengan rumus

Q = cd2/3 ( ) . B.H .

Cd = 0.93 + 0.1 (H/L)

L = panjang bagian pengontrol = 5.50 m

66
Cd = 0.93 + 0.1 (1.197/5.5)

= 0.95

Q = cd2/3 ( ) . B.H .

5.51 = 0.95(2/3) 9.8 x B x 1.197 .

5.51 = 0.64x 2.55 x B x 1.31

B = 2.6 m

Tabel 4. Perhitungan Kurva Q-y berdasarkan Lebar pengontrol

Lebar Tinggi muka Luas basah Kecepatan Debit (Q)


dasar air di saluran (A) (V)
saluran (y)
(B)
2,6 0,1 0,275 0,96 0,264
2,6 0,2 0,58 0,96 0,5568
2,6 0,3 0,915 0,96 0,8784
2,6 0,4 1,28 0,96 1,2288
2,6 0,5 1,675 0,96 1,608
2,6 0,6 2,1 0,96 2,016
2,6 0,7 2,55 0,96 2,448
2,6 0,8 3,04 0,96 2,9184
2,6 0,9 3,555 0,96 3,4128
2,6 1 4,1 0,96 3,936
2,6 1,1 4,675 0,96 4,488
2,6 1,2 5,28 0,96 5,0688
2,6 1,3 5,915 0,96 5,6784
2,6 1,4 6,58 0,96 6,3168
2,6 1,5 7,275 0,96 6,984
2,6 1,51 7,34615 0,96 7,52304
2,6 1,6 8 0,96 7,68

67
Penggabungan Kurva Q-y saluran dan Q-y pengontrol

8,00
7,50
7,00
6,50
6,00
5,50
5,00
4,50
Q = (m dtk)
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,30 1,40 1,50 1,60
Y (m)

saluran
= Qmaks dan Ymaks

= Qmak70% dan Ymak70%

= Penurunan maks

Gambar 8. Penggabungan Kurva Q-y saluran dan Q-y pengontrol

Untuk lebar B=2.6 dapat dilihat bahwa pada debit di bawah Q70%

penurunan muka air dapat terjadi maksimum yaitu 0.15 m, berarti tidak

terjadi penurunan muka air yang berlebihan dan bagian pengontrol dengan

penyempitan bisa digunakan untuk mengontrol bangunan terjun.

68
Pengontrol B = 2.6 m saluran = 5 m

Gambar 9. Tampak atas Bagian Pengontrol dengan penyempitan

b. Meghitung bagian pengontrol dengan menggunakan pintu sorong

Direncanakan 2 buah pintu pengontrol dengan lebar bersih 2.4 m

dan lebar pintu 2.5 m.

Menentukan tinggi bukaan pintu

Q = µ x a x b 2g x y1

Dimana

Q = debit

Y1 = tinggi muka air di hulu

µ = keofisien debit = 0.8

a = tinggi bukaan pintu

b = lebar pintu bersih

69
7.876 = 0.8 x x 2.4 √2 x 9.8 x 1.51
a
a =
.
.
= 1.36 m

4. Pembahasan

Dari hasil analisa, bagian pengontrol dengan penyempitan saluran

didapatkan penurunan air maksimum yaitu 0.15 m, berarti tidak terjadi

penurunan muka air yang berlebihan dan bagian Pengontrol dengan

penyempitan bisa dipakai untuk mengontrol Bangunan Terjun.

Tetapi karena beberapa faktor, pada Proyek Irgasi Batang Anai bagian

pengontrol yang digunakan adalah dengan 2 buah pintu sorong.

a. Karena disepanjang NS24-NS25 tanahnya tanah pasir, pada saat hujan

akan terbawa air kedalam saluran, untuk menghindari terjadinya

pengendapan maka digunakan pintu sorong.

b. Walaupun butuh biaya yang cukup mahal untuk pembuatan dan

perawatan pintu sorong, pintu sorong juga berfungsi sebagai pembilas

material yang mengendap di saluran.

70
71
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktek lapangan pada Proyek Rehabilitasi dan

Pekerjaan Jaringan Induk Irigasi Batang Anai dan membahas studi kasus,

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada Proyek Rehabilitasi dan Pekerjaan Jaringan Induk Irigasi Batang

Anai, cendrung banyak terjadi revisi terhadap gambar perencanaan untuk

pelaksanaan di lapangan, maksudnya perencanaan suatu konstruksi harus

disesuaikan dengan kondisi dan situasi pada daerah setempat yang

sewaktu-waktu bisa berubah.

2. Dari hasil analisis bagian pengontrol Bangunan Terjun, bagian pengontrol

yang tepat digunakan adalah dengan menggunakan Pintu Sorong.

3. Dengan memilih Pintu Sorong sebagai pengontrol Bangunan terjun

diharapkan tidak ada pengendapan material di saluran.

72
B. Saran

Dalam pelaksanaan setiappekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil

yang maksimal, maka diperlukan :

1. Selama pembuatan bangunan-bangunan Irigasi harus mengadakan

peramalan tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa

yang akan datang sehingga konstruksi hasil perencanaan tersebut dapat

memenuhi standar untuk masa kini dan masa yang akan datang.

2. Pemerintah daerah Kab. Padang Pariaman harus menindak lanjuti

bangunan-bangunan Irigasi yang sudah berkurang fungsinya.

3. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Batang Anai ini merupakan tanggung jawab

bersama, baik Pemerintah Kab. Padang Pariaman maupun warga di

sekitar.

73
74
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1986, “ StandarPerencanaan Irigasi Kp-04 “ Departemen Pekerjaan

Umun Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2008, “Buku Panduan Penulisan Tugas

Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang“, Universitas Negeri

Padang, Padang

Dirjen Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, 1986, “ Kriteria Perencanaan –

Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi “, CV. Galang Persada Bandung

Dirjen Perguruan Tinggi Swasta, 1997, “ Irigasi dan Ilmu Bangunan Air “

Universitas Guna Dharma, Jakarta

Jhon, Hendra, 2006, “Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Ketahanan

Pangan Rumah Tangga Petani Padi Pada Irigasi Batang Anai,

Kabupaten Padang Pariaman”, Institut PertanianBogor, Bogor.

Totoh, Andayono, 2010, “Irigasi dan Ilmu Bangunan Air “, Universitas Negeri

Padang, Padang.

75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
11

Anda mungkin juga menyukai