Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


OTOMASI INDUSTRI
PT .KRAKATAU STEEL

PRAKTEK KERJA INDUSTRI


( PRAKERIN )
DI SUSUN OLEH
NAMA : AKBAR NUGRAHA
NISN : 0002022452
KELAS : XI OTOMASI INDUSTRI 1
SMK NEGERI 1 CILEGON
LEMBAR PENGESAHAN
SMK NEGERI 1 CILEGON
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
MOTOR CONTROL CENTER (MCC)
DALAM RANGKA MEMENUHI SYARAT UNTUK MENGIKUTI UJI
KOMPETENSI DAN UJIAN NASIONAL
DI SUSUN OLEH:
AKBAR NUGRAHA

DISAHKAN
PADA TANGGAL: ……………….2018

Pembimbing 1 Pembimbing II

RITA YULIA, S.SI EDI JUNAEDI, S.pd


NIP.197308062008012005 NIP, 196805101998021004

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 cilegon

WIDODO. M.PD
NIP. 197504222003121007
LEMBAR PENGESAHAN
PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH:
AKBAR NUGRAHA
PADA TANGGAL :……………….2018

Pembimbing I Pembimbing II

Bpk. Suparyanto Bpk. Agus AM

Mengetahui

Bpk. Dede saman


Spv. ITS EIC CPL-ARP
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa karena

berkat rahmat-nya laporan ini bisa di selesaikan dengan baik dan tepat waktu

pembuatan laporan ini di maksudkan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti uji

kompetensi dan ujian nasional di SMKN 1 Cilegon

Dalam penyusunan laporan ini penulis telah mendapat banyak bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu dengan penuh hormat penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak widodo M.PD selaku Kepala SMK NEGERI 1 CILEGON

2. Bapak Dede Saman selaku Spv. ITS EIC CPL-ARP

3. Bapak Suparyanto, Bapak Agus AM, Bapak Nendra, Bapak R Langgeng dan

team, Bapak Deden dan team, Bapak Denny Zainuddin dan team, Bapak

Wahyudi dan team

4. Ibu Rita Yulia S, SI Bapak Edi Junaedi S .PD selaku pembimbing prakerin di

SMK Negeri 1 kota Cilegon

5. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan untuk melaksanakan

program kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)

6. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah turut

membantu Penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis mengharapkan saran & kritikikan yang bersifat membangun dari pembaca

agar kedepanya dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini bias bermanfaat

bagi pembaca, khusunya untuk penulis sendiri

Cilegon…………………. 2018

Penulis

Akbar Nugraha
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SMK NEGERI 1 CILEGON…………………………i

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN………………………………………ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...........v

IDENTITAS SISWA………………………………………………………………..vii

IDENTITAS PERUSAHAAN……………………………………………………viii

BAB 1……………………………………………………………………………...1
IDENTITAS SISWA

Nama : Akbar Nugraha

Tempat / Tanggal Lahir : Cilegon, 3 Oktober 2000

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

NIS : 0002022452

Sekolah : SMK Negeri 1 Cilegon

Tingkat / Program Studi : XI OI 1 / PRAKERIN

Program Keahlian : Teknik Otomasi Industri

Alamat : Link. Ramanuju Tegal Rt. 02/11

Cilegon

No Telp / Hp : 085947250363

Nama Orang Tua

- Ayah : Jumhana usman

- Ibu : Cicih

Alamat Orang Tua : Link. Ramanuju Tegal Rt, 02/11


IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : PT. Krakatau Steel

Jenis Usaha : Produsen Baja

Alamat : Jl. Industri No. 5 P .O. Box 14 Cilegon – Banten

No. Telp Perusahaan : 0254392159

Spv. ITS EIC CPL-ARP : Bpk. Dede Saman

Pembimbing I : Bpk. Suparyanto

Pembimbing II : Bpk. Agus. AM

Bagian :

Jam Kerja Prakerin : - Senin s/d Jumat : 07.45 s/d 16.45

- istirahat : 12.00 s/d 13.00


BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengaruh gelobalisasi dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada masa kini

sangat krusial dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi bangsa, selain membawa

pada keterbukaan lapangan kerja juga membawa pada ketatnya persaingan di

bidang dunia usaha/industri. Oleh karena itu, sebagai penerus di masa mendatang

harus lebih mempersiapakan diri dalam menghadapi persaingan dalam dunia

usaha/industri.

Salah satu upaya yang di lakukan oleh pihak SMK NEGERI 1 CILEGON

adalah dengan mengadakan salah satu program pendidikan dengan praktek kerja

industri (PRAKERIN).

1.2 Tujuan Pendidikan Prakerin (Praktek Kerja Industri)

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap siswa/i yang akan menempuh ujian

Nasional, di wajibkan untuk mengikuti PRAKERIN (Praktek Kerja Industri). Hal

ini di maksudkan agar setiap siswa/i berpengalaman dalam bekerja.

Adapun tujuan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) yaitu :

a. Membekali siswa/i dengan pengalaman yang sebenarnya dalam dunia kerja

sebagai persiapan guna menyesuaikan diri dalam kerja dan masyarakat.


b. Meningkatkan serta memperluas dan menerapkan keterampilan bagi siswa/i

sebagai bekal untuk lapangan pekerjaan sesuai dengan bidang studi yang di

pilihnya.

c. Untuk memotivasi, memupuk rasa disiplin dan tanggung jawab yang sedang

kami laksanakan.

d. Mendorong siswa/i untuk berwiraswasta dan mandiri.

1.3 Manfaat Pendidikan Prakerin (Praktek Kerja Industri)

Manfaat pembuatan adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

siswa/i dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang di milikinya. Adapun

manfaat pembuatan laporan Prakerin adalah :

a. Untuk mendapatkan pengalaman sebagai bahan perbandingan antara teori yang

di dapat di sekolah dengan Prakerin (Praktek Kerja Industri) yang

sesungguhnya.

b. Mengaplikasikan ilmu teori yang di dapat di sekolah dengan langsung turun ke

dalam dunia usaha.

c. Meningkatkan kereatifitas siswa/i dalam penulisan yang bersifat objektif dan

ilmiah.

d. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu tenaga

kerja yang memiliki kemampuan baik di bidang pengetahuan maupun

keterampilan kerja.

e. Mendorong siswa/i untuk berjiwa swasta dan mandiri.


f. Mengaplikasi ilmu teori dan praktik yang di dapat di sekolah dengan langsung

turun ke dalam dunia usaha.

g. Untuk mendapat wawasan dan pengalaman sebagai bahan perbandingan antara

teori yang di dapat di sekolah dengan praktik kerja yang sesungguhnnya

1.4 Profil Perusahaan

PT Krakatau Steel merupakan BUMN yang bergerak dibidang produksi baja.

Perusahaan yang beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai

wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno

pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu mendukung

perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi dan

berpengaruh bagi pembangunan ekonomi nasional. Ketika dibentuk pada tanggal

20 Mei 1962, perusahaan yang dulunya bernama Cilegon Steel Mill ini resmi

berdiri dengan kerjasama Tjazpromexport dari Uni Soviet. Namun, terjadinya

gejolak politik dan ekonomi yang parah, mengakibatkan pembangunan pabrik

sempat terhenti. Barulah memasuki awal 1970an, unit pabrik dilanjutkan

pembangunannya dan dioperasikan secara resmi pada tanggal 31 Agustus 1970

dengan nama perusahaan Krakatau Steel. Selama dekade pertama perusahaan

berdiri, Krakatau Steel telah melakukan gerak cepat dalam pembangunan

kawasan operasi terpadu produksi baja di Cilegon dengan berbagai peresmian

operasional perdana yang disaksikan dan diresmikan langsung oleh Presiden


Soeharto dari pusat pengolahan air terpadu, pelabuhan cigading, PLTU Cilegon

400 MW serta pabrik baja terpadu yang meliputi 4 produk baja utama.

Pada saat ini, Krakatau Steel telah melakukan pengembangan dan perluasan

wilayah usahanya dengan menggandeng perusahaan produsen baja besar dan ternama

dunia seperti Pohang Iron & Steel Corporation dari Korea Selatan, Nippon Steel dari

Jepang untuk meningkatkan kuantitas produksi dan kualitas produk baja Krakatau

Steelyang terus mendorong percepatan diversifikasi produk, supaya perusahaan bisa

menjangkau kebutuhan pasar lebih spesifik dengan harga yang kompetitif. Kerjasama

tersebut menjadi peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi

baja Indonesia yang mulai berkembang, seiring dengan berlakunya UU no 9 Tahun

2009 tentang kewajiban untuk mengolah bahan tambang menjadi produk hilir

tambang sekaligus memanfaatkan tren hilirisasi industri pertambangan.


1.5 Sejarah Perusahaan

Jauh sebelum gagasan industri baja nasional muncul, cikal bakal pengolahan

bijih besi telah lahir sejak tahun 1861. Kala itu, pemerintah kolonial Hindia

Belanda membangun tanur di Lampung. Pembangunan Tanur di Lampung

berfungsi untuk mengolah hasil tambang bijih besi berbahan bakar batubara.

Meski berukuran kecil, industri pengolahan tersebut mampu menghasilkan baja

kasar yang berfungsi untuk membuat suku cadang pabrik gula, pabrik karet dan

peralatan pertanian. Namun industri pengolahan bijih besi tersebut tutup lantaran

pengelolaannya yang tidak profesional.

Pada masa pendudukan Jepang, sebuah tanur pernah dibangun di Kalimantan

Selatan dengan bahan bakar batu bara. Namun, banyaknya gejolak perang dan

revolusi fisik mengakibatkan perintisan industri baja sempat terhenti. Baru pada tahun

1956, industri baja mulai mendapat perhatian dengan diperkuat adanya gagasan

mendirikan industri baja nasional. Menteri Perindustrian dan Pertambangan, Chaerul

Saleh bersama Djuanda dari Biro Perancang Negara (kini Bappenas), mulai

menyusun cetak biru industri baja nasional. Indonesia yang sedang giat-giatnya

melakukan pembangunan sangat membutuhkan keberadaan industri pengolahan bijih

besi. Biro Perancang Negara menggandeng konsultan asing untuk merintis industri

baja yang bernama Proyek Besi Baja Trikora.


Setelah studi kelayakan selesai disusun, Cilegon dipilih sebagai tempat

pengolahan dan produksi hasil olahan bijih besi karena memiliki kelebihan seperti,

lahan luas yang tidak mengalihfungsikan lahan pertanian, terdapat sumber air yang

melimpah, aksesnya yang terjangkau dari berbagai pulau untuk mendatangkan besi

tua melalui pelabuhan Merak. Penandatanganan kerjasama pembangunan dengan

Tjazpromexport (All Union Export-Import Corporation) dari Uni Soviet pada 7 Juni

1960 berlanjut dengan peletakan batu pertama pada 20 Mei 1962. Sekali lagi,

pembangunan ini kembali terhenti karena gonjang-ganjing politik G30S/PKI. Setelah

vakum selama lima tahun, Proyek Besi Baja Trikora dilanjutkan lewat Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35, 31 Agustus 1970 dengan didirikannya PT

Krakatau Steel (Persero). Pendirian Krakatau Steel disahkan dengan Akte Notaris Tan

Thong Kie Nomor 34, pada tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta.

Sejak itu, Krakatau Steel mulai mengejar ketertinggalannya dengan mempercepat

pembangunan industri baja terpadu di Indonesia. Gerak maju dan usaha keras itu

dapat dilihat dari serangkaian peresmian unit-unit pabrik dan sarana pendukungnya.

Pada tahun 1977, peresmian perdana oleh Presiden Soeharto sejumlah pabrik seperti,

pabrik Besi Beton, pabrik Besi Profil dan Pelabuhan Cigading. Dua tahun kemudian,

secara resmi pembangunan pabrik Besi Spons, pabrik Billet Baja, pabrik Batang

Kawat, Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, pusat pengolahan air dan PT KHI
Pipe selesai dan beroperasi penuh. Pada tahun 1983 pembangunan pabrik Slab Baja,

pabrik Baja Lembaran Panas dan pabrik Besi Spons selesai dibangun dan resmi

dioperasikan. Hingga pada 1993, masih ada peresmian perluasan dan modernisasi.
1.5 Struktur Organisasi PT Krakatau Steel
1.7 Waktu Prakerin

Adapun waktu atau jam kerja karyawan PT. Krakatau Steel Persereo Tbk adalah

sebagai berikut :

1. Karyawan regular atau daily

Senin – Jum’at : 07.45 – 16.45

Istirahat makan siang : 12.00 – 13.00

2. Karyawan Shift

Shift 1 : 22.00 – 06.00

Shift 2 : 06.00 – 14.00

Shift 3 : 14.00 – 22.00

Karyawan pabrik (Shift) terdiri dari 4 grup setiap harinya yang terbagi

menjadi Shift 1, shift 2, shift 3, dan 1 shift libur.

Jam kerja tersebut dapat berubah sesuai dengan kepentingan operasional

perusahaan yang tentunya dengan mengindahkan peraturan perundang – undangan

yang berlaku. Untuk pelaksanaan kerja praktik di lakukan penulis sesuai dengan

jadwal non shift (daily).


1.8 Bidang Usaha/Produk

Hot Rolled Coil Steel

Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja yang

dihasilkan dari proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini

umumnya menyebut produk ini 'baja hitam' sebagai pembeda terhadap produk baja

lembaran dingin yang juga biasa dikenal sebagai 'baja putih'.

Krakatau Steel memproduksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang

dapat digunakan untuk berbagai penggunaan, dari kualitas umum atau komersial

hingga kualitas khusus, seperti struktur rangka baja, komponen dan rangka kendaraan

bermotor, tiang pancang, komponen alat berat, fabrikasi umum, pipa dan tabung

umum, pipa dan tabung untuk jalur pipa dan casing, tabung gas, baja tahan korosi

cuaca, bejana bertekanan, boilers, dan konstruksi kapal.

Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar antara 0,18 hingga 25 mm,

sedangkan lebarnya antara 600 hingga 2060 mm. Produk baja lembaran panas dapat

diberikan dalam bentuk coil dan pelat. Kondisinya dapat berupa gulungan atau

sebagai produk yang melalui proses pickling dan oiling (hot rolled coil-pickled oiled

atau HRC-PO).
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk mampu menghasilkan baja lembaran panas

berkualitas tinggi untuk penggunaan khusus karena telah menjalankan proses kontrol

thermomekanik dan proses desulfurisasi menggunakan ladle furnace.[2]

Penggunaan baja lembaran panas meliputi aplikasi-aplikasi seperti yang tercantum di

bawah ini:

Konstruksi Umum & Las

Pipa & Tabung

Komponen & Rangka Otomotif

Jalur Pipa untuk Minyak & Gas

Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak

Tabung Gas

Baja Tahan Korosi Cuaca

Rerolling

Konstruksi Kapal Boiler & Pressurized Container


Cold Rolled Coil Steel

Baja lembaran dingin yang banyak dikenal dengan nama 'baja putih' ('white

steel') adalah salah satu bentuk produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan

dingin. 'Baja putih' ini memiliki sifat tipikal yang berbeda secara signifikan dengan

'baja hitam' atau baja lembaran panas. Baja lembaran dingin memiliki kualitas

permukaan yang lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta

mempunyai sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus.

Baja dalam kategori ini umumnya dimanfaatkan dalam proses pembentukan

karena material ini memiliki formability, weldability, dan kualitas roughness yang

lebih baik. Baja putih ini juga dipakai untuk aplikasi dalam industri galvanizing (zinc-

coating), enamelware (porcelain-coating), dan digunakan sebagai bahan baku

pembuatan kaleng makanan berlapis timah (tin mill-black plate) dalam industri

makanan dan minuman. Untuk lembaran baja yang dikuatkan (annealed sheet),

kisaran ketebalan baja putih yang dihasilkan Krakatau Steel adalah 0,20 hingga 3,00

mm, sedangkan untuk unannealed (dalam bentuk gulungan) ketebalan maksimumnya

adalah 2,00 mm.


Krakatau Steel memiliki fasilitas vacuum degasser dan ladle metallurgy untuk

menghasilkan baja dengan kualitas khusus, seperti baja karbon sangat rendah dan

Interstitial Free Steel (IF Steel) yang cocok digunakan untuk menghasilkan produk

dengan kualitas extra deep drawing. Untuk dapat memenuhi kebutuhan baja lembaran

dingin dengan formability dan kualitas permukaan yang tinggi, Krakatau Steel

menggunakan fasilitas batch annealing furnace khusus dengan atmosfer hidrogen

murni.[3]

Aplikasi baja lembaran dingin yang diproduksi Krakatau Steel antara lain dalam

bidang-bidang sebagai berikut:

Penggunaan Umum

Otomotif

Galvanized Sheet

Pipa & Tabung

Porcelain Enamelware

Tin Mill Black Plate


Wire Rod

Batang kawat dibuat dari baja billet, oleh sebab itu batang kawat

dikategorikan sebagai produk batangan, untuk membedakannya dari baja lembaran

panas dan baja lembaran dingin yang dibuat dari baja slab. Batang kawat biasanya

dikelompokkan berdasarkan kandungan karbonnya, yaitu batang kawat dengan

karbon rendah, sedang, atau tinggi. Selain itu batang kawat juga dikategorikan

berdasarkan aplikasinya.

Batang kawat karbon rendah dan sedang memiliki kandungan karbon kurang

dari 0,25%. Baja jenis ini umumnya digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan

sebagai bahan baku untuk welded fabrication (kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan

jeruji).

Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan

pengelasan, memerlukan kontrol yang sangat ketat dalam hal kandungan alloy seperti

yang diinginkan oleh pelanggan. Aplikasi-aplikasi lainnya memerlukan kuat tarik

yang lebih tinggi. Aplikasi tersebut memerlukan kandungan karbon yang tinggi

(biasanya lebih dari 0,40%) dengan tambahan beberapa alloy seperti Nb, V, dan Cr,

sehingga dapat dihasilkan baja batangan yang memiliki kuat tarik dan formability
yang lebih baik. Batang kawat karbon tinggi umumnya dimanfaatkan untuk spring

bed, jari-jari roda sepeda (motor), rangka payung, dan konstruksi-konstruksi lainnya.

Aplikasi batang kawat meliputi:

Kawat, Paku, dan Mesh

Mur & Baut

Spring Bed, Spoke, dll.

Kawat Elektroda
1.9 Plant Tempat Penulis PRAKERIN Di PT. Krakatau Steel

1. CRM (Cold Rolling Mill)

Proses-Proses di PPBLD

1. CPL (Continuous Pickling Line)

Fungsi: Proses pembersihan permukaan strip dari scale yang di akibatkan

karena proses oksidasi dari HSM dengan larutan asam klorida (HCL) secara

terus menerus.

Tebal Strip : 1.8 – 6.0 mm

Lebar Strip : 650 – 1350 mm

Kecepatan Proses : 220 mpm

Kapasitas Produksi : 950.000 T/tahun


2. CTCM (Continuous Tandem Cold Mill)

Fungsi: Proses mereduksi (menipiskan) strip dengan ketebalan yang

diinginkan yang dilakukan secara bartahap pada 5 stand secara terus menerus.

Tebal strip:

v Input : (1.8 – 6.0) mm

v Output : (0.18- 3.0) mm

Lebar strip : 600-1300 mm

Kecepatan proses : 1980 mpm

Kapasitas produksi : 907.345 T/tahun


3. ECL 1 (Electrolytic Cleaning Line 1)

Fungsi: Membersihkan permukaan strip dari sisa-sisa Greas/kotoran yang

terjadi saat proses CTCM pembersihan dilakukan dengan cara system

elektrolisa menggunakan larutan caustic soda ( NaOH).

Tebal strip : (0.18-0.8) mm

Lebar strip : 600-1300 mm

Kecepatan proses : 800 mpm

Kapasitas produksi : 350.000 T/tahun

4. ECL 2 (Electrolytic Cleaning Line 2)

Fungsi: Membersihkan permukaan strip dari sisa-sisa Greas/kotoran yang

terjadi saat proses CTCM pembersihan dilakukan dengan cara system

elektrolisa menggunakan larutan caustic soda ( NaOH).


Tujuan: Menghilangkan sisa rolling oil agar pada proses BAF sisa oli tidak

menjadi cacat carbon pada permukaan strip yang dapat mempengaruhi sifat

coating.

Tebal strip : (0.4 – 2.0) mm

Lebar strip : 600-1300 mm

Kecepatan proses : 330 mpm

Kapasitas produksi : 300.000 T/thn

5. CAL (Continuous Annealing line)

Fungsi: Mengembalikan sifat mekanis baja yang berubah akibat proses

rolling di CTCM dengan cara memanaskan strip sampai temperatur 600 –

700 °C dan diproses secara continuous.


Tebal strip : (0.18 – 0.6) mm

Lebar strip : 600-1067 mm

Kecepatan Proses : 450 mpm

Kapasitas Produksi : 300.000 T/tahun

6. BAF (Batch Anneling Furnace)

Fungsi: Mengembalikan sifat mekanis baja yang berubah akibat proses

rolling di CTCM dengan cara memanaskan coil sampai temperature

600-700 oC.

Proses BAF:

Preparation : penumpukan coil

Filling with gas HNX : pengisian gas HNX kedalam inner cover
Tightness test : Pengetesan kebocoran inner cover

Prepurging : memasukkan gas HNX untuk

menghilangkan udara bebas yang terjebak di inner cover

Waiting for a furnace : menunggu furnance

Heating time : proses pemanasan awal

Soaking time : proses penstabilan temperatur

Cooling : pendinginan

Tebal Strip : (0.18 – 3.0)

Kapasitas Prpduksi : 200.000 T/tahun


7. TPM (TEMPER PASS Mill)

Fungsi:

Memperbaiki sifat mekanis dari strip setelah proses annealing dengan cara

memberikan elongation.

Memperbaiki flatness dari strip.

Memberikan kekasaran pada permukaan strip (Roughness).

Tebal strip : (0.18 – 3.0) mm

Lebar strip : 600-1300 mm

Kecepatan proses : 1980 mpm

Kapasitas produksi : 700.000 T/tahun


8. PRP (Preparation Line)

Fungsi: Menyiapkan barang jadi yang ingin dikirim ke konsumen dan untuk

memberikan pelumasan oli, pemotongan sisi dan pembungkusan coil

dalam bentuk gulungan.

Tebal strip : (0.18 – 3.0) mm

Lebar strip : 500-1250 mm

Kecepatan proses : 550 mpm

Kapasitas produksi : 200.000 T/tahun


10. SHEARING LINE

Fungsi: Untuk memberikan pelumasan oli pada strip dan Memotong strip

dari coil menjadi sheet ( lembaran).

Tebal strip : (0.18 – 3.0) mm

Lebar strip : 500-1250 mm

Kecepatan proses : 122 mpm

Kapasitas produksi : 120.000 T/tahun


BAB II

URAIAN KEGIATAN

2.1 Sistem Penguasaan kerja

Selama melakukan program PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) di PT. Krakatau

Steel, mulai dari tanggal 06 September 2017 s/d 04 Februari 2018, Penulis di

tempatkan di Electrical CPL-ARP CRM PT. Krakatau Steel.

2.1 Rangkuman Kegiatan PRAKERIN

1. Kesehatan & Keselamatan kerja (Safety Orientasi)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait

dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja

di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk

memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga

melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang

juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas,

dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan

bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi

aman sepanjang waktu. Praktek K3 (Keselamatan Kesehatan kerja)

meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga


penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan

perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan

kerja, teknik keselamatan, teknik industry, kimia, fisika kesehatan,

psikologi organisasi dan industry, ergonomika, dan psikologi kesehatan

kerja.

Alat Keselamatan Kerja


2. Motor Control Center (MCC)

Motor Control Center (MCC) merupakan tempat pengontrolan operasi

motor listrik yang terdiri dari beberapa komponen yaitu, motor starter, busbar,

dan beberapa peralatan control yang kesemuanya berfungsi untuk melakukan

pengontrolan operasi motor listrik dan menempatkan komponen – komponen

tersebut dalam suatu panel – panel yang terintegrasi yang terbuat dari

lempengan campuran besi metal dan besi karbon yang berupa box atau kotak.

3. Fungsi Dasar Motor Control Center (MCC)

Motor Control Center pada dunia indsutri memiliki dua fungsi utama,

yaitu. System proteksi dari beban motor system control, interlock dan

monitoring beban motor.

MCC di installasi dalam suatu panel yang terdiri dari motor starter, bus

bar, sekering (fuse), kontaktor dan sebagainya seperti terlihat pada gambar di

bawah ini.
Motor starter berfungsi untuk mengendalikan motor, yaitu menghidupkan

motor kemudian mematikannya dengan menggunakan contactor yang ada di

dalamnya. Selain itu, motor starter ini di fungsikan juga sebagai “Overload Relay”

yang di gunakan untuk memproteksi motor dengan cara memutuskan aliran listrik ke

motor saat kondisi beban berlebih (overload). Meskipun overload relay memberikan

proteksi dari beban berlebih, tetapi overload relay ini tidak di gunakan untuk

memproteksi terhadap terjadinnya “arus pendek”. Untuk alas an ini, maka di

gunakanlah fuse atau sekering.

4. Fungsi Komponen – Komponen Yang Ada Di MCC

- Fuse atau Sekering

Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen

yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat

listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang

akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun

terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik /

Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan

tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak

komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan.

Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika

dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering

disebut sebagai Pengaman Listrik.


- Bus Bar

Pengertian Bus Bar yaitu susunan konduktor yang biasanya berupa pelat

tembaga atau alumunium yang di gunakan dalam sebuah panel kelistrikan untuk

mendistribusikan atau menghantarkan energy listrik sesuai keperluan tentunya

terdapat masukkan dan juga keluaran panel listrik.

- Kontaktor

Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik, yaitu : “ Saklar yang system

operasinya dengan cara kerja sistem elektromagnetik dan merupakan suatu alat yang

aman untuk penyambungan dan pemutusan secara terus menerus / Continue

Kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan dengan

seperangkat alat control beban, seperti:


Penerangan

Pemanas

Pengontrolan Motor – motor Listrik

Pengaman Motor – motor Listrik

Pada pengaman motor – motor listrik beban lebih dilakukan secara

terpisah. Kontaktor akan bekerja dengan normal bila diberikan tegangan 85 %

sampai 110 % dari tegangan permukaannya. Sedangkan bila lebih kecil dari

85 % kontaktor akan bergetar atau bunyi. Jika lebih besar dari 110 %

kontaktor akan panas dan terbakar. Kontaktor mempunyai kontak – kontak

UTAMA dan kontak – kontak BANTU yang terdiri dari

NORMALLY OPEN (NO)

NORMALLY CLOSE (NC)


- Thermal Relay

Anda mungkin juga menyukai