Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PEMBUATAN SERTIFIKAT LAIK OPERASI (SLO)

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional
Tahun pelajaran 2023/2024

Disusun Oleh :
SANTIKA SRIYUNI FOE
NISN. 0056521556

KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KUPANG BARAT
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang disusun oleh:


Nama : SANTIKA SRIYUNI FOE
NISN : 0065652155
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Dengan judul : Pembuatan Sertifikat Laik Operasi (SLO)

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


PEMBUATAN SERTIFIKAT LAIK OPERASI (SLO)

Telah disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Perusahaan/Instansi Pembimbing Sekolah

Agtus F Taku Bessi Serli J Taebenu S. pd,Gr


NIP.199312052020122008

Mengetahui

Kepala Sekolah Ketua Jurusan Listrik

Apolos Kofan, S.pd,MM Ibrahim Metboki, S.pd,Gr


NIP.196704062006041009 NIP.199002182022211008

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa karean atas
berkat dan penyertaaanNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN). Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri sampai
dengan penyusunan laporan ini banyak mendapat bantuan, dan pada kesempatan ini,penulis
dengan kerendahan hati mengucapkan Terima kasih kepada :
1. Bpk. Apolos Kofan, S.Pd.,MM selaku kepala sekolah SMK N 1 Kupang Barat
2. Bpk. Agtus F.Taku Bessi, A.md selaku komisaris Utama PT. Dutha Terang Tehnik
3. Ibu Mathilda M.Taku Bessi selaku Direktur Utama PT. Dutha Terang Tehnik
4. Bpk. Ibrahim Metboki S.Pd,Gr selaku ketua keahlian jurusan listrik SMK N1 Kupang
Barat
5. Ibu Serli J. Taebenu S.pd,Gr selaku guru pembimbing
6. Pengawas lapangan dan pegawai PT. Dutha Terang Tehnik yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing kami dalam proses praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
7. Teman-Teman sekolah kususnya XII TITL yang sudah turut mendukung penulis
dalam menyusun laporan PRAKERIN ini dari awal sampai selesai
8. Orang tua dan saudara- saudara yang sudah dengan setia mendukung penulis dari segi
materi dan Doa.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu namanya yang sudah turut
membantu penulis
Atas jasa dan budi baik dari bapak ibu pegawai PT.DUTHA TERANG TEHNIK
serta semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) dan laporan ini sekali lagi penulis mengucapkan limpah terima
kasih kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih membalas jasa dan budi baik Bapak Ibu
sekalian.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
PRAKERIN ini.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran guna
merperbaiki kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan laporan PRAKERIN ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan segala pihak yang berkepentingan
dalam meningkatkan mutu ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Kupang, Oktober 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................... 1
1.2 Maksud dan tujuan ........................................................................... 1
1.3 Manfaat ........................................................................... 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Sejarah singkat perusahaan ........................................................................ 2
2.2 Disiplin kerja ........................................................................... 2
2.3 Lokasi perusahaan ........................................................................... 2
2.4 Kesehatan dan keselamatan kerja ............................................................. 2
2.5 Bidang usaha ........................................................................... 3
2.6 Struktur organisasi perusahaan .................................................................. 3

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Kajian teori ........................................................................... 4
3.2. Temuan studi ........................................................................... 10

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ........................................................................... 11
4.2 Saran ........................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 12


LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Industri merupakan salah satu kurikulum yang harus ditempuh oleh
siswa SMK. Selain untuk memenuhi kewajiban kejuruan, diharapkan kegiatan tersebut dapat
menjadi jembatan penghubung antara dunia industri dengan dunia pendidikan serta dapat
menambah pengetahuan tentang dunia industri sehingga siswa mampu mengatasi persaingan
ketika di dunia pekerjaan.
Mengingat mutu pendidikan telah menjadi serotan dimata dunia pendidikan baik dari
dalam maupun luar negeri demi terciPTanya sumber daya manusia yang berkualitas yang
mampu membuat dunia menjadi lebih maju dan menjadikannya kehidupan lebih baik. Dalam
rangka pengembangandan peningkatan kegiatan siswa dimasyarakat diperlukan adanya suatu
kegiatan yang bertujuan untuk melatih dan mendidik siswa, diantaranya kegitan yang sangat
membangun siswa diadakan kegiatan praktek kerja Industri (PRAKERIN).
Praktek kerja industri merupakan suatu kegiatan kerja siswa yang ditempatkan pada
suatu tempat yang berkaitan dengan bidang ilmu yang ditempuhnya dalam waktu tertentu.
Selain itu, praktek kerja industri yang dilakukan dapat membantu siswa agar lebih memahami
bidang studi yang di tekuninya dan mendapatkan gambaran nyata pengimplementasikan
ilmunya di dunia nyata . Siswa akan belajar mengatasi kesenjangan antara teori yang di
dapatkan di bangku sekolah dengan permasalahan di lapangan sebenarnya yang memerlukan
teknologi informasi untuk mendapatkan jalan keluarnya . Dengan adanya hubungan kerja
sama dari pihak PT. Dutha Terang Tehnik selaku penyedia sarana dan prasarana yang telah
mengezinkanya atau memperbolehkan siswa untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Industri ( PRAKERIN) di PT. Dutha Terang Tehnik.
1.2 Maksud dan Tujuan
 Laporan Praktek Kerja industri ( PRAKERIN ) adalah hasil penulisan siswa setelah
menyelesaikan Praktek Kerja Industri berdasarkan data yang diperoleh dan di tuangkan
dalam bentuk laporan
 Mendorong sisiwa agar mampu menyumbangkan dan mengemumkakan pikiran dan
pendapat serta mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan yang sistimatis dan logis
dan dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
 Meningkatkan kreatifitas siswa dalam penulisan yang bersifat objektif dan ilmiah
 Sebagai penanggung jawaban siswa yang telah melaksanakan tugas praktek kerja
industri ( PRAKERIN ) yang berkaitan dengan program keahlian Teknik Listrik
 Sebagai salah bukti bahwa siswa telah melaksanakan praktek kerja lapangan dengan
baik
1.3 Manfaat
Menambah Ketrampilan, Pengetahuan, gagasan seputatar dunia usaha atau dunia
industri yang profesional dan handal . menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki
keahlian profesional , dengan ketrampilan pengetahuan serta etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan jaman

v
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. DUTHA TERANG TEHNIK di dirikan berdasarkan Akta Notaris Roberto Valentino
Mambaitfeto, S.H.,M.Kn, No.25 tanggal 12 januari 2017, berkedudukan di Jl. Damai No.01
RT.004 RW.001 Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pendirian perusahaan telah mendapat pengesahan dari menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan SK. MENKUM DAN HAM RI NO. AHU-
00143.AH.02.01.Tanggal 06 Maret 2015. SK. MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG
KEPALA BADAN PERTAHANAN NASIONAL NO. 52/KEP-17.3/IV/2015. TANGGAL 22
APRIL 2015.
2.2 Disiplin Kerja
Disiplin kerja sangat penting pada setiap organisasi, begitupun dalam setiap
perusahaan. Hal ini dikarenakan, disiplin merupakan keadaan tertib dimana orang-orang yang
bergabung dalam suatu peraturan yang telah ditetapkan, sehingga dalam pelaksanaannya,
dapat terkontrol dan memperoleh hasil yang diinginkan. Adapun disiplin kerja PT. Dutha
Terang Tehnik sebagai berikut:
o Hari kerja : Senin-Jumat
o Jam kerja : 08.00-17.00 Wita.
2.3 Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan tempat berlangsungnya Praktek Kerja Industri pada PT. Dutha
Terang Tehnik yang terletak di Kecamatan Oebobo, Kelurahan Oebobo, Jl. Damai No. 01 RT
004/RW 001.
2.4 Kesehatan dan keselamatan Kerja PT. Dutha Terang Tehnik
Sistim kesehatan dan keselamatan kerja yang diterapkan pada PT. Dutha Terang
Tehnik adalah sebagai berikut:
a. Bekerja selalu mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP).
b. Pakailah selalu alat pelindung diri.
c. Gunakan selalu peralatan kerja standar.
d. Mulailah kesehatan dan keselamatan dari lingkungan terdekat.
e. Pikirkanlah kesehatan dan keselamatan kerja.
f. Kecerobohan dan kelain
g. an sebab utama kecelakaan kerja
h. Pastikan pekerjaan anda benar.
i. Hindarilah kecelakaan kerja, keluarga anda menunggu dirumah (survey lapangan 2022)

vi
2.5 Bidang Usaha
PT. Dutha Terang Tehnik bergerak dibidang pengurusan layanan listrik baik
penerbitan Sertifikat Laik Oprasi (SLO), Pemasangan Baru, Tambah Daya Listrik dan
Pemasangan instalasi listrik Rumah, Gedung bangunan, Jaringan SUTT, SUTM, SUTR,
Listrik Tenaga Surya, Pemasangan Pompa Air.

2.6 Struktur Organisasi Perusahan

Zacrfa Dauta Taku Bessi


Komisaris Utama

MATHILDA M TAKU BESSI. PADAMALEY

Direktris Utama

AGTUS F TAKU BESSI ST CHARLIE R.F NATU ST

Direktur Operasional Direktur Operasional

DEDI R.A COSTA ARDIAN TAKU BESSI SONY BOIMAU

Spv. Administrasi Penanggung Jawab Teknik Spv. Logistik

KETRIN I KELUANAN

Administrasi Nidi & SLO

SIMSAE NENOTEK MUSA A PANMALEY DOMINGGUS PARIKAIS TITI DEWIYANTY KE

KEP TEKNISI Pelaksana TM/TR Pelaksana TM/TR Pelaksana TM/TR

vii
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 KAJIAN TEORI

A. SERTIFIKAT LAIK OPERASI (SLO)

Kegiatan usaha ketenagalistrikan tidak dapat terlepas dari aspek regulatifnya


mengingat pada dasarnya penyediaan tenaga listrik adalah menyangkut hajat hidup
masyarakat Indonesia dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Terkait hal
tersebut maka keselamatan atas kegiatan ketenagalistrikan menjadi hal yang sangat
penting, dan dapat dilihat bahwa Pemerintah telah berupaya untuk menjaga keselamatan
ketenagalistrikan tersebut. Dalam implementasinya, setiap kegiatan usaha
ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan guna
mewujudkan kondisi yang andal dan aman bagi instalasi, aman dari bahaya bagi manusia
dan makhluk hidup lainnya, serta tidak membahayakan lingkungan hidup.
Salah satu bentuk upaya keselamatan ketenagalistrikan tersebut adalah dengan
adanya persyaratan sertifikat laik operasi (atau SLO) yang pembangkit listrik. SLO dapat
dianggap sebagai suatu bukti pengakuan formal bahwa suatu instalasi tenaga listrik telah
berfungsi sebagaimana kesesuaian persyaratan standar yang ditentukan bagi instalasi
tersebut dan dinyatakan laik dioperasikan. Sehingga dengan kata lain, persyaratan SLO
tersebut menjadi indikasi bahwa suatu instalasi tenaga listrik dapat beroperasi secara sah
dan aman. Sertifikat Laik Operasi (SLO) adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Lembaga
Inspeksi Teknik yang ditunjuk Pemerintah untuk melakukan inspeksi kelaikan operasi atas
instalasi listrik yang dipasang di bangunan pemohon listrik. SLO menjadi bukti bahwa
suatu instalasi listrik sudah laik operasi, atau sudah laik diberi tegangan listrik. Mengapa
sertifikat kelaikan operasi ini perlu, tidak lain karena bila instalasi yang tidak laik operasi
namun diberi tegangan, maka berpotensi terjadi kecelakaan, seperti kebakaran, yang dapat
merugikan harta maupun nyawa.
Adapun regulasi yang saat ini berlaku sehubungan dengan SLO utamanya adalah
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 10 Tahun 2021 tentang
Keselamatan Ketenagalistrikan (Permen ESDM 10/2021) yang merupakan peraturan
pelaksana dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (PP 25/2021), serta Peraturan

4
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 Tahun 2021 mengenai Klasifikasi,
Kualifikasi, Akreditasi, dan Sertifikasi Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Permen
ESDM 12/2021). Terciptanya pedoman terbaru terbitan era omnibus law tersebut
diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan atas kelancaran serta keamanan usaha di
bidang ketenagalistrikan, termasuk kegiatan komersial pembangkit listrik. Diharapkan
pula dalam setiap kegiatan instalasi pembangkit tenaga listrik untuk senantiasa
mengedepankan keandalan seluruh komponen tenaga listrik demi kepentingan dan
keselamatan para pihak dan masyarakat, antara lain dengan adanya persyaratan SLO.

B. PERSYARATAN SLO

Dalam Pasal 49 PP No. 25 Tahun 2021 diatur bahwa setiap instalasi tenaga listrik
yang beroperasi wajib memiliki SLO. Adapun yang dimaksud “instalasi pembangkit
listrik” dalam peraturan tersebut meliputi instalasi pembangkitan, instalasi transmisi
tenaga listrik, dan instalasi distribusi tenaga listrik. Sejalan dengan itu, Pasal 18 Permen
ESDM 10/2021 juga mengatur bahwa sebelum instalasi tenaga listrik dapat beroperasi,
SLO harus diperoleh terlebih dahulu, setelah menyelesaikan segala rangkaian proses
pemeriksaan dan pengujian. Hal tersebut diperuntukkan guna memastikan terpenuhinya
keamanan dan keandalan ketenagalistrikan sehingga seluruh instalasi listrik untuk
pembangkit listrik aman dari bahaya dan juga ramah lingkungan.
Penerbitan SLO dapat dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(Menteri ESDM) atau lembaga inspeksi teknis yang diakreditasi oleh Menteri ESDM, hal
ini sejalan dengan ketentuan Pasal 49 PP 25/2021 dan Pasal 31 Permen ESDM 12/2021.
SLO diperoleh berdasarkan pengajuan permohonan secara tertulis dan pada
prinsipnya harus dilengkapi dengan data-data berikut:

 izin usaha di bidang ketenagalistrikan


 lokasi instalasi yang dilengkapi dengan titik koordinat;
 jenis dan kapasitas instalasi;
 gambar instalasi dan tata letak;
 diagram satu garis;
 spesifikasi teknik peralatan utama instalasi; dan
 standar yang digunakan. Persyaratan di atas secara lebih rinci diatur dalam Pasal 32
Permen ESDM 12/2021.

5
Dalam Pasal 38 Permen ESDM 12/2021 pada dasarnya disebutkan bahwa setelah
permohonan SLO diajukan, lembaga penerbit SLO akan melakukan pemeriksaan dan
pengujian yang dilaksanakan secara daring, baru kemudian akan dilakukan pemeriksaan
dan pengujian langsung ke lokasi instalasi tenaga listrik. Selanjutnya apabila dinyatakan
laik operasi maka akan dilakukan registrasi SLO, dan SLO akan diterbitkan maksimal
setelah 4 (empat) hari kerja.

C. KEBERLAKUAN SLO

Untuk instalasi pembangkit listrik, SLO berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Permen ESDM 12/2021. Setelah masa
berlaku SLO habis dan sepanjang pembangkit listrik tersebut masih dioperasikan, maka
sepatutnya pelaku usaha perlu untuk melakukan perpanjangan SLO dengan menempuh
proses sebagaimana halnya penerbitan awal SLO.
Dengan telah diberikannya SLO merujuk pada Pasal 78 Permen ESDM 12/2021,
pelaku usaha pembangkitan tenaga listrik memiliki kewajiban untuk:

 menjaga dan mengendalikan unjuk kerja dan kualitas mutu tenaga listrik sesuai dengan
hasil pemeriksaan dan pengujian;
 menjaga dan mengendalikan keamanan instalasi pembangkit tenaga listrik dari bahaya
terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya; dan
 mengambil tindakan yang diperlukan dalam hal adanya ketidakmampuan untuk
memenuhi kedua kewajiban tersebut di atas.
Bilamana kewajiban sebagai pemegang SLO sebagaimana disebutkan di atas tidak
dipenuhi, maka Menteri ESDM mengenakan sanksi administratif mulai dari teguran
tertulis, pembekuan, denda administratif, hingga pencabutan SLO. Hal serupa juga
diterapkan kepada pemegang sertifikat SLO yang melakukan penyalahgunaan, yaitu
apabila terdapat penyalahgunaan SLO, maka pemegang SLO tersebut diberikan sanksi
pembekuan hingga pencabutan SLO. Ketentuan mengenai sanksi administratif ini
utamanya diatur dalam PP 25/2021 yaitu Pasal 55 hingga 58, dan dalam Permen ESDM
12/2021 yaitu Pasal 88 dan 89.
Berdasarkan penjabaran tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa SLO
merupakan suatu elemen yang esensial dan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan komersial
instalasi tenaga listrik termasuk pula bagi kegiatan operasi pada usaha pembangkitan

6
tenaga listrik. Perolehan dan implementasi kewajiban berdasarkan SLO telah diatur
dengan spesifik oleh Pemerintah dan karenanya apabila terdapat ketidakpatuhan maka
dapat menyebabkan hambatan dalam kegiatan usaha itu sendiri. Dalam regulasi yang ada
saat ini nilai denda administratif pun dapat dikatakan cukup bernilai signifikan, sehingga
diharapkan lewat aturan tersebut, tidak ada lagi yang pengoperasian instalasi tenaga listrik
termasuk pembangkit listrik yang tidak sesuai dengan standar keselamatan dan keamanan
bagi pemegang SLO dan masyarakat.

D. ALUR PENERBITAN SLO

1. Pengajuan SLO
Pengajuan SLO bisa melalui 3 jalur layanan permohonan, yaitu:
a. PLN 123/LSP
b. SI UJANG GATRIK
c. WEBSITE JAPINDO
d. Untuk jalur permohonan melalui PLN 123/LSP , Sistem Pusat Japindo akan
melalukan penarikan data permohonan.
e. Untuk jalur permohonan melalui Si Ujang Gatrik, Sistem Pusat Japindo akan akan
mengirimkan data permohonan dan mendapatkan nomor agenda dari Sistem Si
Ujang Gatrik.
f. Untuk jalur permohonan melalui Website Japindo, Sistem Pusat akan
mendistribusikan kepada Wilayah dan Areanya.

7
2. Pusat
Setelah Sistem Pusat menerima dan menarik permohonan dari ketiga jalur layanan
tersebut. Proses selanjutnya seperti berikut:
a. Sistem Pusat akan melanjutkan data pelanggan kepada Area
b. Sistem Pusat akan melanjutkan data pelanggan ke Wilayah
c. Area melakukan verifikasi data dan pembayaran pelanggan kemudian akan
dilanjutkan ke Wilayah
d. Data pelanggan yang sudah diverifikasi juga akan dilanjutkan ke Pusat untuk
monitoring Pusat terhadap permohonan SLO
e. Wilayah mendapatkan data pelanggan yang sudah diverifikasi oleh Area
f. Wilayah melakukan penugasan kepada PJT dan TT
g. Setelah Pusat menerima validasi PJT di Area yang berstatus “Laik Operasi” Pusat
melakukan Regitrasi ke DJK

3. Wilayah
Setelah Wilayah mendapatkan data pelanggan yang sudah diverifikasi oleh
Area. Wilayah melakukan penugasan kepada PJT dan TT, alur berikutnya yaitu:
a. Wilayah mendapatkan data pelanggan yang sudah diverifikasi oleh Area
b. Wilayah melakukan penugasan kepada PJT dan TT
c. PJT mendapatkan penugasan dari Wilayah dan mendapatkan data pelanggan
d. TT mendapatkan penugasan dari Wilayah dan mendapatkan data pelanggan

4. Area
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada bagian “3 Wilayah” Alur Proses pada
Area seperti berikut:
a. Area melakukan verifikasi data dan pembayaran pelanggan kemudian akan
dilanjutkan ke Wilayah
b. Data pelanggan yang sudah diverifikasi juga akan dilanjutkan ke Pusat untuk
monitoring Pusat terhadap permohonan SLO
c. Wilayah mendapatkan data pelanggan yang sudah diverifikasi oleh Area
d. Wilayah melakukan penugasan kepada PJT dan TT

5. Penanggung Jawab Teknik


Setelah PJT mendapatkan penugasan dan mendapatkan hasil pemeriksaan dan
pengujian dari TT, maka proses selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. PJT mendapatkan penugasan dari Wilayah dan mendapatkan data pelanggan
b. PJT mendapatkan hasil pengujian dan melakukan Validasi LHPP jika dinilai Laik
Operasi maka akan dilanjutkan ke Sistem Pusat untuk melakukan Registrasi SLO
Laik Operasi

8
c. PJT mendapatkan hasil pengujian dan melakukan Validasi LHPP jika dinilai
Tidak Laik Operasi alamat tidak ditemukan dan pelanggan tidak dapat dihubungi
proses akan dianggap selesai
d. PJT mendapatkan hasil pengujian dan melakukan Validasi LHPP jika dinilai Laik
Operasi dengan Catatan maka proses akan dikembalikan kepada TT untuk
dilengkapi catatan kekurangannya
6. Tenaga Teknik
Setelah TT mendapatkan penugasan maka proses berikutnya adalah sebagai berikut:
a. TT mendapatkan penugasan dari Wilayah dan mendapatkan data pelanggan
b. Setelah TT mendapatkan data pelanggan TT menuju lokasi pemeriksaan dan
pengujian
c. Jika lokasi ditemukan maka TT akan melakukan pemeriksaan dan pengujian
d. Jika lokasi tidak ditemukan maka TT akan menghubungi pelanggan sesuai
dengan data pelanggan yang TT terima
e. Jika pelanggan bisa dihubungi dan lokasi ditemukan maka akan dilakukan
pemeriksaan dan pengujian
f. Jika pelanggan tidak bisa dihubungi dan lokasi tidak ditemukan maka TT akan
melaporkan bahwa lokasi tidak ditemukan atau pelanggan tidak dapat dihubungi
g. Setelah pemeriksaan dan pengujian selesai TT akan mengirimkan hasilnya ke PJT
untuk divalidasi
h. Jika pelanggan tidak bisa dihubungi dan lokasi tidak ditemukan maka TT akan
melaporkan status tersebut
7. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
a. Pusat mengirimkan Registrasi Laik Operasi kepada DJK
b. Setelah mendapatkan Registrasi Laik Operasi dari Pusat maka DJK memberikan
Nomor Registrasi
c. Setelah mendapat Nomor Registrasi dari DJK maka Cetak Sertifikat bisa
dilakukan di Wilayah

9
3.2 TEMUAN STUDI

Dalam pelaksanaan prakerin di PT. Dutha Terang Tehnik temuan studi atau pekerjaan yang
saya temukan dan kerjakan adalah membuat sertifikat laik operasi. Adapun pekerjaannya
terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut;
o Mempersiapkan perlengkapan berikut : Computer/hp, KTP (pelanggan), Kertas HVS
Alat ukur ertester, Cap Kantor dan Printer
o Setelah pemilik instalasi mengajukan permohonan kepada lit dengan melengkapi berkas
seperti; lokasi instalasi, jenis dan kapasitas instalasi, gambar instalasi dan tata letak,
spesifikasi peralatan utama instalasi dan spesifikasi teknik dan standar yang di gunakan.
o Lit melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan SLO yaitu
 Jika dokumen permohonan SLO lebih lengkap maka Lit melakukan pengujian
terhadap instalasi tenaga listrik.
 jika dokumen permohonan SLO belum lengkap maka Lit meminta pemilik instalasi
untuk instalasi melengkapi permohonannya.
o Lit melakukan pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan mata uji yang di tetapkan oleh
pemerintah Djk dengan hasil:
 Jika uji laik oeprasi instalasi tenaga listrik telah memenuhi persyaratan .mata uji maka
Lit membuat laporan hasil pemeriksaan dengan pengujian {LHPP} instalasi tenaga
listrik.
 Jika hasil operasi terhadap instalasi tenaga listrik belum memenuhi persyaratan mata
uji maka Lit memberikan rekomendasi perbaikan instalasi kepada pemelik instalasi
setelah di perbaiki Lit melakukan pemeriksaan dan pengujian ulang.
o Lit mengajukan permohonan registrasi SLO kepada Djk dengan di lengkapi;
 Izin usaha penyediaan tenaga listrik izin operasi dan pengajian jual beli tenaga. Listrik
antara pemegang izin usaha penyediaan tenaga dengan pemilik instalasi pemanfaatan
tenaga listrik
 Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian { LHPP} dan
 Rancangan sertifikat yang akan di registrasi
o Djk melakukan validasi dokumen registrasi SLO dengan hasil
 Jika permohonan registrasi SLO telah sesuai dengan persyaratan yang di beri nomor
registrasi.
 Jika permohonan registrasi SLO di nyatakan belum valid Lit memperbaiki LHPP dan
mengajukan kembali permohonan registrasi SLO .
o Menerbitkan SLO setelah mendapatkan nomor register dari Djk .
o Lit memberikan SLO kepada pemilik instalasi dengan di tembuskan kepada Djk.

10
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang diperoleh dari pengamatan


secara langsung dan data-data selama melakukan Praktek Kerja Industri di PT. Dutha Terang
Tehnik. Maka penulis mempunyai kesimpulan dan saran yang sekiranya dapat membangun
bagi kedua belah pihak, yaitu pihak PT. Dutha Terang Tehnik dan SMK N 1 Kupang Barat
diantaranya adalah:

4.1 Kesimpulan
1. Sertifikat laik operasi adalah bukti pengakuan formal suatu instalasi tenaga listrik
telah berfungsi sebagaimana kesesuaian persyaratan yang ditentukan di nyatakan
siap dioperasikan
2. PT. Dutha Terang Tehnik bekerja untuk membantu PLN konsumen (masyarakat),
dalam hal penyediaan dan pelayanan jasa periksaan instalasi listrik.

4.2 Saran
 Saran kepada PT DUTHA TERANG TEHNIK :
1. Perlunya peningkatan kerja sama antara perusahaan dalam hal ini PT. Dutha
Terang Tehnik PT. PLN untuk kepentingan marsyarakat bersama.
2. Perlu adanya penambahan pegawai lapangan agar mepermudah dan dapat
menyelesaikan pekerjaan pada tepat waktunya.
 Saran kepada SMK N 1 Kupang Barat:
1. Perlunya peningkatan kerjasama antara perusahaan, dalam hal ini PT. Dutha
Terang Tehnik dengan pihak pendidikan SMK N 1 Kupang Barat untuk
pengembangan ilmu.
2. Untuk mata pelajaran yang berhubungan dengan kelistrikan tidak hanya dalam
materi saja melainkan harus dalam praktek dibengkel, hal ini dimaksud agar siswa
tidak hanya mengetahui sistem kelistrikan saja melainkan juga dalam praktek.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Arham. 2008. Pengetahuan dasar Listrik. Jakarta : Erlangga.

Bishop, Owen. 2004.Dasar - Dasar Elektronika. Jakarta : Erlanggga..

Horowitz, Paul dan Winfield Hill.1987.Seni dan Desain Elektronika.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sukirno, Sadono. 2005. Makro Ekonomi Modern; Perkembangan

Suryatm F.1997. Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta :Bumi Aksara.

Taufiq, Dwi. 2010. Buku Pintar Robotika Rangkaian Analog.Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Tokheim Roger L., Sutisna. 1996. Prinsip-prinsip Digital Edisi 2. Jakarta :Erlangga.

Watkins A.J., Parton R.K. 2000. Perhitungn instalasi Listrik Volume I.Jakarta : Erlangga.

Wollard, Barry G. 2006. Elektronika Praktis. Jakarta: PT Malta Pritindo

12
L
A
M
P
I
R
A
N
13
FOTO KEGIATAN

PEMBUATAN SERTIFIKAT LAIK OPERASI (SLO)

14

Anda mungkin juga menyukai