Bab I 3
Bab I 3
PROPOSAL
HESTI SETYANINGTYAS
2002039
PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
HESTI SETYANINGTYAS
2002039
Proposal ini telah diperiksa oleh Pembimbing dan disetujui untuk melaksanakan
Penelitian.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak pra sekolah yaitu anak dengan rentang usia 3-6 tahun (Septiani et al., 2016).
Pada masa ini anak mulai menyukai belajar dan punya rasa ingin tahu tentang
pertemanan, mengendalikan tubuh, emosi, serta pikiran. Masa ini juga anak mulai
sadar bahwa keinginannya tidak selamanya dapat terpenuhi. Banyak konflik atas
keinginan dirinya sendiri terhadap tuntutan sekitarnya, sehingga tidak sedikit anak
yang memberikan respon dengan sikap keras kepala atas rasa marah dan kecewa
dialami oleh anak usia prasekolah ialah temper tantrum atau ledekan emosi dari
Temper tantrum sendiri yaitu suatu ledakan amarah atau anak tidak mampu
mengontrol emosinya, biasanya sering terjadi pada anak berusia 0-6 tahun. Beberapa
perilaku yang dilakukan antara lainnya yaitu menangis, menjerit, memukul, melempar
benda disekitar dan berguling-guling. Banyak orang tua yang menganggap kejadian
tantrum sebagai hal yang mengganggu dirinya dan memberikan respon dengan tidak
tepat (Fachruddin, 2017). Temper tantrum bisa muncul kapan saja dan dimana saja.
Tidak peduli situasi dan kondisi. Seringkali orang tua terkaget- kaget dengan perilaku
ini sehingga membuat orang tua bingung untuk mengatasinya (Rahmah, 2013).
Akibat dari tantrum cukup berbahaya, contohnya anak yang melampiskan kekesalan
atau emosinya dengan cara berguling- guling dilantai dapat mengakibatkan anak
mengalami cedera fisik bahkan jika anak terlalu keras membenturkan badannya. Anak
yang melampiaskan marahnya dapat menyakti dirinya sendiri, bahkan bisa juga
menyakiti orang sekitar atau merusak barang benda yang berada disekitarnya. Jika
barang benda yang ada disekitar anak adalah benda keras sangat berbahaya karena
anak dapat menyakiti dan mengalami cedera akibat dari perilakunya sendiri.
(Kirana,2013).
Banyak cara atau terapi terapi yang bisa digunakan untuk mengatasi gangguan
tempertantrum pada anak salah satunya yaitu dengan terapi permainan, secara umum
sehingga membuat kegiatan tersebut lebih seru dan sangat menyenangkan. Di era
teknologi ini sudah semakin banyak alat bermain edukatif yang bisa digunakan untuk
mengontrol emosi anak dan membuat anak lebih sabar. Dengan permainan edukatif
Alat permainan edukatif berupa lego merupakan jenis alat permainan yang berbentuk
kepingan kepingan plastic dengan berbagai macam warna yang dapat dirangkai
pada anak usia 4 sampai 6 tahun menekankan pada pengembangan bahasa, mengasah
motorik halus, dan mengontrol emosi. Pemilihan lego sebagai salah satu permainan
edukatif karena dapat berperan dalam mengontrol emosi anak usia prasekolah melalui
untuk menimimalkan emosional dan amarah. LeGoff dan Sherman (Hu, Zheng, &
Lee, 2018) menyebutkan banyak anak-anak tertarik pada permainan lego yang sangat
seperti dalam penyelesaian model lego. Dalam permainan lego, anak dapat diberikan
anak dan teman untuk terlibat dalam interaksi sosial yang bermakna.
Lego sebagai metode terapi dapat merangsang interaksi sosial dan komunikasi dimana
bangunan blok dapat menarik perhatian anak-anak, sehingga dapat memulai interaksi
satu sama lain. Lego terapi dapat diterapkan secara individual atau dalam kelompok.
Metode ini menetapkan aturan dan peran spesifik yang mendasar untuk
yang aman. Lego Terapi bertujuan untuk merangsang perhatian bersama, pertukaran
Sherman (Ramalho & Sarmento, 2019) menemukan bahwa norma dan aturan sosial
sensorik taktil, visual, visuo spatial dan visuo konstruktif, serta mudah diakses oleh
terapis dan orang tua. Pemilihan lego sebagai alat permainan diharapkan dapat
tentang perilaku tantrum pada anak-anak (Yiw'Wiyouf et al., 2017), di antara 1.500
orang tua dari anak-anak berusia 3-5 tahun, mayoritas balita (83,7 persen. Penyebab
temper tantrum seringkali karena emosi tidak berkembang dengan baik. Di negara
Indonesia, hal ini sering dialami pada balita dalam setahun, 23 hingga 83 persen anak
(Putri, 2021) ada 152 insiden tantrum per 10.000 anak di Indonesia pada tahun 2019
(0.150.2%), meningkat signifikan dari 2-4 insiden per 10.000 anak sepuluh tahun
sebelumnya. Pada penelitian Fitriana Suci tahun 2018 “pengaruh strategi penanganan
anak temper tantrum melalui terapi permainan puzzle di TK desa
dan setelah diberikan terapi permainan puzzle sebesar 8,00. Hasil analisis lebih lanjut
diketahui bahwa ada perbedaan tempertantrum sebelum dan sesudah terapi bermain
puzzle (p-value 0,000). Dengan demikian, maka disimpulkan ada pengaruh permainan
puzzel terhadap tempertantrum.. Di desa Gemampir sendiri dari hasil wawancara dari
mengalami tantrum jika kemauannya tidak dituruti. Dan di desa Gemampir sendiri
dari yang didapatkan penulis terdapat anak usia 4-6 tahun sejumlah 88 anak yang dari
terdapat fenomena tantrum pada anak pra sekolah yang membuat orangtua di Desa
Gemampir terdapat anak yang mengalami tantrum yang membuat kewalahan. Didesa
Gemampir terdapat anak yang mengalami tantrum entah karena pola asuh orang tua
kejadian tantrum diharapkan bisa mengurangi kejadian tantrum pada anak pra sekolah
di desa Gemampir. Dari fenomena yang terjadi didesa Gemampir peneliti ingin
meneliti pengaruh terapi lego dengan kejadian tantrum yang terjadi di desa
Gemampir. Selain itu di Taman Kanak- Kanak Gemampir juga memiliki populasi
Dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh terapi bermain lego terhadap Temper Tantrum pada anak pra
Sesuai dengan fenomena yang ada terdapat beberapa orang tua yang kewalahan
dengan temper tantrum pada anaknya, terdapat emosional anak yang belum optimal
masalah peneliti sebagai berikut: “adakah pengaruh terapi bermain lego terhadap
kejadian temper tantrum pada anak pra sekolah usia 4-6 tahun di Desa Gemampir
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
tantrum pada anak usia 4-6 tahun di Desa Gemampir Karangnongko Klaten Tahun
2023.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui adakah kejadian temper tantrum anak sebelum (pre) diberi terapi
bermain lego pada anak pra sekolah 4-6 tahun di Desa Gemampir
b. Mengetahui kejadian temper tantrum anak setelah (post) diberi terapi bermain
lego pada anak pra sekolah usia 4-6 tahun di Desa Gemampir Karangnongko
pada anak pra sekolah usia 4-6 tahun di Desa Gemampir Karangnongko
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Desa Gemampir
Digunakan sebagai bahan masukan dan informasi kepada warga serta orang tua di
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti pengaruh terapi bermain lego
terhadap kejadian temper tantrum pada anak pra sekolah usia 4-6 tahun untuk
E. Keaslian Penelitian
1. (Fitriana Suci & Pengaruh Jenis penelitian Hasil Jenis Variabel yang
Suci Strategi kuantitatif, penelitian nilai penelitian digunakan
Lanavia,2018) Penanganan rancangan Kolmogorov- sama yaitu berbeda yaitu
Anak Temper penelitian Smirnov penelitian pada jurnal
Tantrum analitik dengan temper tantrum kuantitatif. melalui terapi
Melalui pendekatan sebelum dan Tehnik permainan
Terapi quasi sesudah pengambilan puzzle
Permainan eksperimen, diberikan sampel sama sedangkan
Puzzle Populasi dalam perlakuan yaitu dengan penelitian ini
penelitian ini dengan metode purposive dengan
adalah semua puzzle data sampling. permainan
anak yang ada kedua variabel Analisa data lego.
di Yayasan RA dalam yang
Permata Bunda penelitian ini digunakan
Rajabasa berdistribusi sama yaitu uji
Bandar Normal. Uji T-Test.
Lampung, Variabel yang
sampel dalam digunakan
penelitian ini sama yaitu
sebanyak 30 temper
sampel. Teknik tantrum.
pengambilan
sampel
purposive
sampling,
analisis data
menggunakan
uji Uji T-Test.
3. (Siti Astuti & Pengaruh Penelitian Hasil Sama sama Pada penelitian
Delina Kasih, Permainan kuantitatif ini penelitian penelitian ini
2021) Lego dilakukan menunjukan kuantitatif. menggunakan
Terhadap dengan metode terdapat Variabel yang metode
Kreativitas korelasional pengaruh yang digunakan pendekatan
Anak dengan berarti antara sama yaitu quasi
Kelompok B prosedur survey permainan lego permainan eksperiment
Usia 5-6 dan instrumen terhadap lego. sedangkan
Tahun di TK kuesioner untuk kreativitas pada jurnal
Gembira melihat anak kelompok yaitu
Jatibening hubungan dan B usia 5-6 menggunakan
Bekasi Jawa fenomena yang tahun di TK metode
Barat berkembang Gembira korelasional
pada setiap Jatibening
variabel dan Bekasi.
subjek variabel X
penelitian. dengan
Metode survey variabel Y
merupakan terdapat
bagian dari korelasi yang
studi deskriptif tinggi
yang bertujuan Selanjutnya
untuk mencari berdasarkan uji
kedudukan signifikansi
(status), diketahui
fenomena bahwa t hitung
(gejala) dan = 3,250 dan t
menentukan tabel = 10,45,
kesamaan status dimana t
dengan cara hitung (3,250)
melihat < t tabel
pengaruh antara ( 10,45),
variabel X dan interpretasinya
variabel Y ialah: terdapat
dengan standar pengaruh yang
yang sudah rendah antara
ditentukan. permainan lego
terhadap
kreativitas
anak, dengan
menggunakan
Coefisien
Determinasi
( CD ) ialah 49
%, sedangkan
sisanya sebesar
51%
dipengaruhi
oleh factor lain
baik intrinsik
maupun
ekstrinsik yang
dapat diteliti
lebih lanjut.
Sumber
Negeri.
Kirana, Rizkia Sekar. 2013. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum
2023.
https://doi.org/10.30602/jtkb.v3i1.46
Anak Pra Sekolah Usia 3-5 Tahun Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti