Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Manajement Keuangan
”Laporan Keuangan Dan Perpajakan”
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Basis Data yang diampuh oleh

Hany Bengu, SE., MM.

DISUSUN OLEH
 KELOMPOK : 13
 NAMA ANGGOTA :
1. ALECIA NUBATONIS (2110211020)
 SEMESTER :4

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah manajement keuangan yang diampuh oleh Ibu Hany Bengu,SE., MM. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah berkontribusi untuk membantu menyelesaikan makalah
ini.Penulis menyadari bahwa makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat menantikan kritik dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini.

Kupang, senin 15 Maret2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………………………………
Bab 2 Pembahasan
2.1 Manfaat and keterbatasan laporan keuangan………………………………………………….
2.2 Memodifikasi data akuntansi untuk keputusan investor dan manajerial ……….
2.3 MVA dan EVA…..…………………………………………………………………………………………….
2.4 Sistem Pajak Penghasilan…………………………………………………………………………………
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka angka yang tertulis
diatasnya,tetapi penting juga untuk memikirkan aset aset nyata yang mendasari angka
angka . Laporan keuangan, melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar,bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang diketahui tentang Manfaat and keterbatasan laporan keuangan?
 Apa yang diketahui tentang Memodifikasi data akuntansi untuk keputusan
investor dan manajerial?
 Apa yang dimaksud dengan MVA dan EVA?
 Apa yang dimaksud dengan Sistem Pajak Penghasilan?

c. Tujuan
 Mengetahui tentang Manfaat and keterbatasan laporan keuangan
 Mengetahui tentang Memodifikasi data akuntansi untuk keputusan investor dan
manajerial
 Mengetahui tentang MVA dan EVA
 Mengetahui tentang Sistem Pajak Penghasilan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat dan keterbatasan laporan keuangan


Laporan keuangan memberikan banyak informasi yang berguna bagi para investor . pada
waktu yang beramaan,investor perlu waspada ketika meninjau laporan keuangan. Jika
perusahaan harus mengikuti GAAP, manajer masih memiliki diskresi yang cukup luas dalam
memutuskan bagaimana dan kapan suatu transaksi dilaporkan .ingat pula bahwa meskipun
investor mendapat data akuntansi yang akurat, yang penting adalah arus kas dan bukan laba
akuntansi . oleh karena itu, dalam hal melakukan pengambilan keputusan yang efektif, manajer
umumnya perlu memodifikasi laporan keuangan yang paling akurat dan transparan sekalipun
untuk menghitungarus kas relevan.
Manfaat Laporan Keuangan Bagi Investor
1. Informasi Risiko Investasi Modal Investor atau pihak yang berkepentingan pada suatu
bisnis akan mengetahui informasi mengenai risiko investasi modal pada perusahaan tersebut.
Informasi tersebut akan membantu investor mengambil keputusan apakah harus menambah
modal, mengurangi, atau menjual sahamnya.
2. Menunjukkan Kemampuan Keuangan Perusahaan Bagi supplier, laporan keuangan
bermanfaat untuk menunjukkan kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek.
Setelah melihat laporan keuangan, supplier dapat menentukan jumlah piutang yang
diberikan dan berapa lama jangka waktunya.
3. Menilai Kemampuan Membayar Pajak Perusahaan wajib membayar pajak kepada
pemerintah setempat. Nah, laporan keuangan akan membantu pihak pemerintah untuk
mengetahui dan menilai kemampuan perusahaan dalam membayar pajak, serta membuat
laporan pajak bagi setiap pelaku usaha
4. Menilai Kemampuan Membayar Bunga Dalam hal pinjam-meminjam, pihak pemberi
pinjaman dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang beserta bunganya
dari laporan keuangan. Contoh pemberi pinjaman ini adalah bank. Bank bisa menentukan
besar plafon, bunga, dan jangka waktu pinjaman berdasarkan laporan keuangan perusahaan.
5. Mengetahui Tingkat Likuiditas Perusahaan Laporan keuangan dapat membantu pihak
lain mengetahui tingkat likuiditas perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangan yang
harus segera dipenuhi perusahaan.
6. Mengetahui Tingkat Stabilitas Perusahaan Pihak luar juga dapat mengukur kemampuan
perusahaan, apakah mereka melakukan usaha dengan stabil. Hal ini dapat diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga atas utang-
utangnya, termasuk membayar kembali pokok utang tepat waktu dan kemampuan membayar
dividen secara teratur kepada pemegang saham.
Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan
1. Bersifat historis Hal ini karena laporan keuangan menunjukkan transaksi dan peristiwa
yang telah lampau.
2. Bersifat umum Baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya
informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung
dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja
3. Tidak luput dari penggunaan berbagai timbangan dan taksiran 4. Hanya melaporkan
informasi bersifat material
5. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa
kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka dipilih alternative yang
menghasilkan laba bersih atau nilai asset yang paling kecil
. 6. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas). 7. Adanya berbagai
alternative metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam
pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank

2.2 Memodifikasi data akuntansi untuk keputusan investor dan manajerial


1. Membagi aset total menjadi 2 kategori :
- Aset operasi (modal operasi) mencangkup kas dan setara kas, piutang,
persediaan dan aset tetap yang diperlukan untuk menjalankan usaha.
- Aset non operasi mencangkup kas dan setara kas yang dimiliki melebihi
jumlah yang diperlukan untuk mengoperasikan perusahaan dalam kondisi
normal, investasi di anak perusahaan, tanah untuh penggunaaan di masa
depan.
- Modal kerja operasi ( operating working capital ) adalah aset lancar yang
digunakan dalam operasional perusahaan secara normal.
- Modal kerja operasi bersih ( net operating working capital) adalah modal kerja
yang diperoleh menggunakan dana investor.
- Modal kerja operasi bersih = seluruh aset lancar yang digunakan dalam
operasi – seluruh kewajiban lancar tanpa bunga.
Modal kerja operasi bersih ( Net operating working capital / NOWC) = (kas
dan setara kas + piutang +usaha + persediaan) – ( utang usaha + akrual)
2. Menghitung laba operasi bersih sesudah pajak (nopat)
- Apabila perusahaan memiliki jumlah utang yang berbeda sehingga,membayar
beban bunga berbeda, mereka memiliki kinerja operasional yang sama tetapi
laba bersih yang berbeda. Perusahaan yang menggunakann utang lebih banyak
maka laba bersih lebih lebih rendah.
-
Ukuran yang lebih bauk untuk mebandingkan kinerja manajer aldalah laba
operasi bersih sesudah pajak.
- Nopat adalah laba yang dihasilkan suatu perusahaan juka perusahaan tidak
memiliki utang dan hanya memiliki aset operasi.
- Nopat = EBIT(1- TINGKAT PAJAK)
3. Menghitung arus kas bebas
- Arus kas bebas adlah arus kas yang benar benar trsedia untuk dibayarkan
kepda investor ( pemenggang saham dan pemilik utang ) setelah perusahaan
melakukan seluruh investasi dalam aset tetap , produk baru dan modal kerja
yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi sehari hari.
- Fc= arus kas operasi- perubahan investasi dalam modal operasi
- Aruskas operasi = nopat + penyusutan & amortisasi
- Perubahan investasi dalam modal operasi = onvestasi bersih + penyusutan &
amortisasi
- Apabila kita mengurangkan penyusutan dan amortisasi dari sisi arus kas
operasi dan perubahan investasi dalam modal operasi maka persamaan tersebut
dapat ditulis kembali
- Fcf= nopat – investasi bersih dalam modal operasi

a. MVA dan EVA


MVA Market Value Added (MVA) adalah selisih antara nilai kapitalisasi pasar sebuah
perusahaan dengan nilai buku ekuitasnya. Tujuan utama MVA adalah untuk mengukur kemakmuran
pemegang saham dari perusahaan tersebut.
Rumus Market Value Added adalah MVA = V – K.
Keterangan:
V = Nilai kapitalisasi pasar.

K = Nilai buku ekuitas.

Kalau diturunkan lebih lanjut, MVA dapat dihitung dengan:

MVA = (Harga saham perusahaan * Jumlah saham yang beredar) – (Total aset – liabilities)

Jika perusahaan juga memiliki saham preferen yang notabene harganya berbeda dengan harga
saham biasa di pasaran. Maka market value added (MVA) dapat dihitung dengan rumus berikut:

MVA = (Harga saham biasa * jumlah saham biasa) + (Harga saham preferen* jumlah saham
preferen) – (Total aset – liabilities)

Contoh Market Value Added

Contoh 1: Perusahaan A memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp. 7.350.000.000 (7,35 miliar
rupiah) dan ekuitas senilai Rp. 6.750.000.000 (6,7 miliar rupiah). Maka, berapakah nilai MVA
perusahaan tersebut?
MVA = V – K

MVA= Rp. 7.350.000.000 – Rp. 6.750.000.000

MVA = Rp. 600.000.000

Contoh 2: Rata-rata harga saham perusahaan B selama tahun 2021 adalah sebesar Rp. 1.350 per
lembar dengan jumlah saham yang beredar sebanyak 1.000.000.000 (1 miliar) lembar. Apabila nilai
total aset perusahaan B sama dengan 2,3 triliun rupiah dan total liabilitasnya sebesar 1,7 triliun
rupiah, maka berapakah nilai MVA perusahaan B?

MVA = (Harga saham perusahaan * Jumlah saham yang beredar) – (Total aset – liabilities)

MVA = (1.350 * 1.000.000.000) – (2.300.000.000.000- 1.700.000.000.000)

MVA = 1.350.000.000.000 – 600.000.000

MVA = 750.000.000.000

Contoh 3: Dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan C diketahui bahwa: Rata-rata
harga saham perusahaan C di pasaran pada tahun 2021 adalah sebesar Rp. 1.200 per lembar.Jumlah
saham biasa yang beredar di bursa adalah sebanyak 6.000.000.000lembar.Harga saham preferen
perusahaan C pada tahun 2021 adalah sebesar Rp. 1.500 per lembar.Jumlah saham preferen
perusahaan C adalah sebanyak 1.000.000 lembar.Total aset perusahaan C adalah sebesar Rp.
8.000.000.000.000 (8 triliun rupiah).Total liabilitas perusahaan C adalah sebesar Rp.
3.700.000.000.000 (6,7 miliar).Maka, nilai MVA perusahaan C adalah sebesar:

MVA = (Harga saham biasa * jumlah saham biasa) + (Harga saham preferen* jumlah saham
preferen) – (Total aset – liabilities)

MVA = ( Rp. 1.200 * 6.000.000.000) + (1.500 * 1000.000) – (Rp. 8.000.000.000.000- Rp.


3.700.000.000.000)

MVA = Rp. 7.200.000.000.000 + 1.500.000.000 – 4.700.000.000.000

MVA= Rp. 7.201.500.000.000- 4.700.000.000.000

MVA= Rp. 2.501.500.000.000

kelebihan dan Kekurangan MVA


Selan mudah untuk dihitung, berikut ini kelebihan dan kekurangan dari market value added
(MVA):
Kelebihan
 MVA dapat menjadi indikator komitmen perusahaan terhadap investor. Nilai MVA yang
tinggi dan terus meningkat secara tidak langsung menunjukkan komitmen perusahaan
terhadap investor. Hal ini karena, itu artinya perusahaan tersebut tidak banyak bersandar
pada penggunaan utang dalam setiap operasinya dan malah mengandalkan ekuitas dari
investor.
 MVA dapat menjadi indikator efisiensi kinerja perusahaan. Kelebihan lain dari MVA
adalah matriks ini secara tidak langsung menunjukkan efisiensi kinerja perusahaan. MVA
yang meningkat tentunya dapat diartikan bahwa manajemen perusahaan tersebut bekerja
efektif karena berhasil mendapatkan penghasilan (earning) yang lebih banyak
dibandingkan sebelumnya.
 MVA dapat menjadi indikator yang berdiri sendiri tanpa adanya analisis trend.
Kemudahan lain yang menyangkut MVA adalah indikator ini dapat berdiri sendiri
dengan tanpa adanya trend. Akan tetap, sebagaimana indikator keuangan lainnya, analisis
MVA akan lebih akurat apabila Anda menganalisisnya dalam beberapa tahun.

Kekurangan
 MVA hanya bisa diterapkan untuk menganalisis perusahaan publik saja. Alasannya
adalah data keuangan dan data saham publik terbuka untuk umum. Lain halnya dengan
perusahaan private yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu saja.
 Analisis MVA tidak akan ada artinya kalau industri sedang mengalami trend kenaikan.
Harga saham sebuah perusahaan akan cenderung naik apabila rata-rata harga saham
perusahaan lain di bidang yang sama naik pula. Ini mengakibatkan nilai MVA-nya juga
naik. Akibatnya, nilai MVA tidak menunjukkan efisiensi kinerja maupun komitmen
perusahaan tersebut terhadap investor.
 MVA bisa jadi kurang akurat untuk menilai baik tidaknya sebuah perusahaan secara
umum. Sebab matriks ini masih belum meliputi variabel-variabel penting lain seperti,
cash flow, laba perusahaan, depresiasi aset, dividen dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
sebaiknya Anda melengkapi analisis MVA dengan menganalisis matriks-matriks lain
juga seperti ROI, ROA dan lain sebagainya.
EVA atau economic value added, adalah pengukuran kinerja keuangan perusahaan
berdasarkan kekayaan sisa. EVA juga disebut keuntungan ekonomi, pengukuran ini bergantung
pada teknik pendapatan residual untuk menunjukkan profitabilitas proyek tertentu. EVA
bertujuan untuk mewakili keuntungan ekonomi perusahaan yang sebenarnya. Ini mengukur nilai
yang dihasilkan perusahaan berdasarkan dana yang diinvestasikan orang lain di dalamnya,
membuatnya sangat bergantung pada modal yang diinvestasikan.
Rumus untuk menghitung EVA adalah sebagai berikut:
EVA = laba operasi bersih setelah pajak – (biaya rata-rata tertimbang dari modal x modal
yang diinvestasikan)
Berikut adalah langkah-langkah yang harus diikuti untuk cara menghitung EVA:
1. Identifikasi NOPAT
Mulailah dengan mengidentifikasi NOPAT. NOPAT adalah singkatan dari net operating
profits after the task atau laba operasi bersih setelah pajak.
2. Tentukan WACC
Hitung biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan, atau weighted average cost of capital
(WACC)Ini adalah pengembalian rata-rata yang diantisipasi perusahaan untuk dibayarkan
kepada investornya. Berikut rumus untuk menghitung WACC:
Biaya modal rata-rata tertimbang = (persentase modal yang merupakan ekuitas x biaya
ekuitas) + [(persentase modal yang merupakan hutang x biaya hutang) x (1 – tarif pajak)]
3. Hitung modal yang diinvestasikan
Tentukan modal yang diinvestasikan. Ini mengacu pada jumlah uang yang digunakan untuk
mendanai proyek tertentu. Berikut rumus untuk menghitung modal yang diinvestasikan:
Investasi modal = ekuitas + hutang jangka panjang di awal periode
Untuk mengumpulkan informasi yang Anda butuhkan, tinjau neraca. Neraca perusahaan harus
menyediakan informasi yang Anda butuhkan. Namun, jika tidak, Anda dapat menggunakan
persamaan alternatif ini berdasarkan informasi aset yang tersedia:
Investasi modal = total aset – kewajiban lancar
4. Tentukan beban keuangan
Setelah Anda menentukan WACC dan modal yang diinvestasikan, Anda dapat menghitung
biaya keuangan.Ini adalah yang kedua dari dua jumlah yang Anda butuhkan untuk menghitung
EVA. Berikut rumus yang digunakan untuk menentukan beban keuangan:
Beban keuangan = WACC x modal yang diinvestasikan
5. Hitung EVA
Setelah Anda mendapatkan biaya keuangan, kurangi dari NOPAT. Hasilnya adalah EVA Anda.
Jika EVA positif, ini menunjukkan proyek menghasilkan kekayaan dan merupakan investas yang
baik. Jika EVA negatif, ini menunjukkan proyek tersebut tidak menghasilkan kekayaan dan
merupakan investasi yang buruk.
Contoh Cara Menghitung EVA
Contoh 1: Diketahui perusahaan A berinvestasi pada proyek pembangunan jalan tol dengan nilai
investasi senilai Rp. 2.300.000.000 (2,3 miliar rupiah) dengan nilai WACC sebesar 9% dan laba
bersih setelah pajak sebesar Rp. 150.000.000 (150 juta rupiah). Maka, berapakah nilai EVA
investasi perusahaan A?
EVA = NOPAT – (WACC * capital invested)
EVA = Rp. 150.000.000 – (9% * Rp. 2.300.000.000)
EVA = Rp. 150.000.000 – Rp. 207.000.000
Dari contoh di atas, terlihat kalau investasi perusahaan A pada jalan tol bukanlah suatu investasi
yang baik.

Contoh 2: Diketahui perusahaan B membeli gedung baru untuk operasional perusahaan. Harga
gedung tersebut senilai Rp. 5.400.000.000 (5,4 miliar rupiah). Jika perusahaan B memiliki nilai
WACC sebesar 8,6% dan laba bersih tahunan senilai Rp. 580.000.000, maka berapakah nilai
EVA perusahaan B?
EVA = NOPAT – (WACC * capital invested)
EVA = Rp. 580.000.000 – (8,6% * Rp. 5.400.000.000)
EVA =Rp. 580.000.000 – Rp. 473.000.000
EVA = Rp. 107.000.000
Manfaat Menghitung EVA
Berikut ini beberapa manfaat menggunakan EVA sebagai indikator kesuksesan investasi
sebuah perusahaan:
- Sistem penghitungan EVA mengakomodir biaya operasi sebagai salah satu komponen
NOPAT. Dengan demikian, manajer keuangan tidak hanya berusaha untuk memaksimalkan
hasil investasi saja, melainkan juga meminimalisir penggunaan biaya untuk berbagai hal
yang tidak perlu.
- Rumus EVA menggunakan WACC sebagai komponen penghitungan. Dengan menggunakan
WACC, artinya EVA mengakomodir biaya modal yang berasal dari pihak ketiga seperti
bank dan investor. Selain itu, hal ini juga berarti EVA mengakomodir perubahan tingkat
bunga dan ekspektasi investor terhadap perusahaan.
Akan tetapi kekurangannya adalah, nilai EVA sangat bergantung pada jumlah modal yang
dikeluarkan perusahaan untuk investasi (capital invested). Ini artinya, EVA cenderung lebih
cocok untuk digunakan oleh perusahaan yang sudah mapan dan bukan oleh perusahaan yang
baru berkembang dan hanya memiliki sedikit tangible asset dan banyak intangible asset.

2.3. Sistem Pajak Penghasilan


 Pajak Penghasilan Perusahaan

Struktur pajak perusahaan adalah bersifat progresif di mana tarif yang lebih tinggi akan
dikenakan untuk perusahaan-perusahaan dengan laba yang lebih tinggi.
 Pajak Penghasilan Perorangan
Perseorangan juga dikenakan pajak atas penghasilan kena pajak oleh pemerintah federal
dengan tarif yang dimulai dari 10 persen dan naik hingga 38,6% untuk penghasilan sebesar
$307.050 atau lebih tinggi.
 Bunga yang Dibayarkan
Bagi sebuah perusahaan bisnis, pembayaran bunga dapat dianggap sebagai suatu pengeluaran,
dan dapat dikurangi ketika memerhitungkan penghasilan kena pajak.
 Bunga yang Diterima
Kebanyakan bunga yang diterima, baik oleh bisnis maupun individual, adalah penghasilan
kena pajak, dan karenannya menjadi subjek dari pajak penghasilan. Pengecualian penting adalah
bahwa bunga dari kebanyaakn utang negara bagian dan pemerintah dibebaskan dari pajak-pajak
federal.
 Dividen yang Dibayarkan
Perusahaan memebayarkan bunga dari penghasilan sebelum pajak, tetapi membayarkan
dividen dari penghasilan setelah pajak.
 Deviden yang Diterima
Perusahaan yang menerima pendapatan dividen dapat mengecualikan beberapa pendapatan
tersebur dari pajak penghasilan. Ketentuan ini diatur dalam peraaturan pajaak untuk
meminimalkan jumlah pengenaan pajak tiga kali yang mungkin terjadi – sebuah perusahaan akan
membayarkan dividen dari laba setelah pajaknya, perusahaan kedua akan dikenakan pajak lagi,
dan orang yang menerima dividen dari perusahaan kedua juga dikenai pajak.
 Kerugian Pajak yang Dibebankan ke Belakang atau Dibebankan ke Depan
Laba perusahaan sering kali mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, sehingga di tahun
perusahaan dapat dikenakan tarif sebesar 40 persen dan ternyata kemungkinan di tahun
berikutnya mengalami kerugian besar, sehingga mengakibatkan perusahaan tidak perlu
membayarkan pajak.
 Keuntungan Modal
Keuntungan modal secaraa umu dapat didefiniskan sebagai keuntungan dari penjualan aktiva
yang secara normal tidak dibeli dan dijual dalam operasi bisnis perusahaan.
 Depresiasi
Deprisiasi garis lurus dapat didefinisikan apabila sebuah perusahaan akan mengestimsaikan
kemungkinan tahun penggunaan secara aktual, membagi biaya dengan jumlah tahun, dan
membebankan nilai yang diperhitungkan sebagai biaya dalam laporan laba rugi setiap tahunnya.
 Usaha-usaha Kecil
Jika sebuah bisnis dioperasikan sebagai kepemilikan perseorangan atau persekutuan, maka
labanya akan dialokasikan kepada para pemiliknya sesuai dengan proporsi dari masing-masing
kepemilikannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Memiliki perusahaan sendiri berarti Anda harus memiliki manajemen keuangan yang baik
pula. Sementara tujuan untuk meraup keuntungan yang sebesar–besarnya adalah tetap tujuan
setiap badan usaha didirikan. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen keuangan yang baik dalam
mengatur pengeluaran dan pemasukan modal bagi badan usaha. Manajemen keuangan ini juga
berkaitan langsung dengan sistem perpajakan yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak Badan
Usaha, sesuai peraturan pajak yang berlaku di negara tempat badan usaha tersebut didirikan.
Laporan keuangan yang benar menghasilkan perencanaan usaha yang tepat dan
memperlancar urusan perpajakan.

DAFTAR PUSTAKA
http://yosipratamaputra.blogspot.com/2012/04/laporan-keuangan-arus-kas-dan.html?m=1
https://www.scribd.com/document/408734201/laporan-keuangan-arus-kas-dan-perpajakan
https://www.slideshare.net/Endangmasri/bahan-ajar-manajemen-keuangan-endang-stie-
rahmaniyah-sekayu

Anda mungkin juga menyukai