Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan

Volume II, Nomor 1, Tahun 2018, Hal 1-8


e-ISSN 2615-3378

PENGARUH NANOKATALIS ZnO/CaO TERHADAP


BIODIESEL DARI MINYAK BIJI ALPUKAT
Pratiwi Putri Lestari
Institut Teknologi Medan
pratiwiputri@itm.ac.id

Abstrak : Efisiensi produksi biodiesel dari minyak nabati perlu dikembangkan. Proses
transesterifikasi dengan menggunakan katalis heterogen telah banyak dikaji untuk
menggantikan peranan katalis homogen. Pendopingan ZnO kedalam oksida logam
mampu meningkatkan aktivitas katalis heterogen dalam reaksi transesterifikasi.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai pengaruh konsentrasi
ZnO yang didoping kedalam kalsium oksida (CaO) terhadap reaksi transesterifikasi
minyak biji alpukat dengan kadar asam lemak bebas (ALB) yang tinggi menjadi metil
ester, pada temperatur 650C, rasio metanol: minyak = 10:1, selama 1,5 jam,
menggunakan reaktor. Variabel penelitian adalah konsentrasi ZnO yang didoping
kedalam CaO, yaitu : 0%, 1%, 2%, dan 3%,. Adapun parameter uji yang dilakukan
adalah kandungan metil ester yang diperoleh dari hasil reaksi transesterifikasi dengan
analisa gas chromatographi. Dalam penelitian ini, nanokatalis ZnO/CaO disintesis dan
didoping dengan metode sol gel dan dikalsinasi pada 450 0C di udara selama 60 menit.
Nanopartikel ZnO/CaO hasil sintesis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD. Dari
percobaan yang dilakukan yield metil ester paling tinggi didapat pada katalis ZnO/CaO
1% dengan yield 90,8820%.
Kata Kunci : Biodiesel, Alpukat, Transesterifikasi, Nanokatalis, ZnO, CaO.
Abstract : Efficiency of biodiesel production from vegetable oil needs to be developed.
The transesterification process using heterogeneous catalysts has been widely studied to
replace the role of homogeneous catalysts. ZnO doping into metal oxides can increase the
activity of heterogeneous catalysts in transesterification reactions. This study was
conducted to provide information on the effect of ZnO concentration doped into calcium
oxide (CaO) to the transesterification reaction of avocado seed oil with high free fatty
acid (ALB) to methyl ester, at 65 0C, methanol ratio: oil = 10: 1 , for 1.5 hours, using a
reactor. Research variable is ZnO concentration doped into CaO, that is: 0%, 1%, 2%,
and 3% ,. The test parameters are metyl ester content obtained from the results of
transesterification reaction with gas chromatographi analysis. In this study, ZnO/CaO
nanocatalysts were synthesized and doped with sol gel method and calcined at 450 0C in
air for 60 min. The synthesized ZnO/CaO nanoparticles were characterized by XRD.
From the experiment, the highest yield of methyl ester was obtained on ZnO/CaO 1%
catalyst with yield of 90,8820%.
Keywords : Biodiesel, Avocado, Tranesterifikacation, Nano Catalyst, Zno, Cao

1. PENDAHULUAN semakin menipis dan tidak dapat


diperbaharui, sangat potensial
Penggunaan BBM yang terus menerus menimbulkan krisis energi pada masa
dan cenderung meningkat akibat yang akan datang. Oleh karena itu, untuk
pertumbuhan penduduk dan industri, mengatasi persoalan tersebut dan
sementara cadangan minyak yang mengurangi ketergantungan pada BBM
Institut Teknologi Medan Page | 1
Pratiwi Putri Lestari

perlu diadakan diversifikasi energi nanopartikel ZnO/CaO dapat


dengan cara mencari energi alternatif meningkatkan reaksi pembentukan metil
yang terbarukan (renewable). Salah ester dari PFAD ( Palm Fatty Acid
satunya adalah energi alternatif yang Distillate ) dengan kadar ALB 0,896%.
berasal dari minyak tanaman/tumbuhan. Pembentukan metil ester yang paling
tinggi diperoleh pada penggunaan katalis
Biodiesel merupakan bioenergi yang CaO dengan doping ZnO sebesar 1%
dibuat dari minyak nabati, baik minyak yaitu sebesar 90,882%. Percobaan juga
baru maupun minyak bekas dilakukan dalam reaktor bertekanan,
penggorengan melalui proses dengan rasio molar metanol dengan
transesterifikasi, esterifikasi, atau proses PFAD dari 12:1 selama 3,5 jam.
esterifikasi – transesterifikasi sebagai
bahan bakar alternatif pengganti solar Berdasarkan penelitian terdahulu bahwa
(petrodiesel) yang ramah lingkungan. penggunaan katalis alkali pada reaksi
Dilihat dari segi harga, biodiesel transesterifikasi menyebabkan mudahnya
memang tidak akan menghasilkan harga terjadi reaksi saponifikasi sehingga
jual lebih murah dibandingkan solar membentuk sabun. Penggunaan katalis
minyak bumi, tetapi sebagai bahan CaO memiliki aktivitas yang tinggi,
alternatif ramah lingkungan serta dapat tahan lama, biaya murah, serta kekuatan
diperbaharukan (renewable), dapat basa yang tinggi. Penggunaan katalis
menjadi solusi dari permasalahan ZnO dapat digunakan berulang kali dan
ketahanan cadangan energi nasional yang sangat mudah dilakukan proses
semakin menipis sehingga upaya pemisahan. Penggunaan katalis nano
membangun ketahanan nasional di partikel ZnO/CaO dapat meningkatkan
bidang energi maka biodiesel layak utuk reaksi pembentukan metil ester dari
diimplementasikan. PFAD (Palm Fatty Acid Distillate). Dari
penelitian ini dapat dirumuskan
Katalis adalah zat yang dapat permasalahan, yaitu bagaimana proses
mempengaruhi kecepatan reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel dari
transesterifikasi tetapi zat tersebut tidak minyak biji alpukat dengan
mengalami perubahan kimia pada akhir menggunakan nano katalis ZnO/CaO,
reaksi. Katalis bekerja secara spesifik dan bagaimana pengaruh konsentrasi
untuk reaksi tertentu dan dapat nano katalis ZnO/CaO pada proses
menurunkan besarnya energi aktivasi transesterifikasi pembuatan biodiesel dari
suatu reaksi. Penurunan energi aktivasi minyak biji alpukat.
ini disebabkan oleh aktivitas katalis yang
mencari jalur reaksi lain yang memiliki Penelitian ini bertujuan untuk
energi aktivasi lebih rendah. Katalis mengetahui proses transesterifikasi
heterogen yang ideal (tidak diaktivasi pembuatan biodiesel dari minyak biji
oleh air, stabil, aktif pada suhu rendah alpukat dengan menggunakan nano
dan memiliki selektifitas tinggi) dapat katalis ZnO/CaO, Mengetahui pengaruh
aktif pada proses transesterifikasi dan konsentrasi nano katalis ZnO/CaO pada
esterifikasi asam lemak bebas. Bentuk- proses transesterifikasi pembuatan
bentuk katalis heterogen yang telah biodiesel dari minyak biji alpukat.
digunakan yaitu oksida logam alkali,
oksida logam transisi, dan oksida logam
2. METODE PENELITIAN
campuran.
Variabel dan Kondisi Proses
Dari hasil penelitian Rif’an, (2014), hasil
Variabel tetap proses :
biodiesel dengan menggunakan ukuran
- Volume minyak biji alpukat : 300 ml
katalis CaO/ZnO sekitar 40,58 ~ 46,44
- Massa CaO : 10 gr
nm sangat efektif pada variasi dari Ca:
- Kalsinasi : 4500C
Zn atom rasio. Penggunaan katalis
- Waktu Reaksi : 1 Jam
Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Page | 2
Pratiwi Putri Lestari

- Tekanan : 1 bar alat. Dilanjutkan dengan penimbangan


- Waktu Kalsinasi : 1,5 Jam CaO sebanyak 10 g dan dipanaskan pada
- Mol minyak biji alpukat/methanol : 120oC di dalam oven selama 2 jam.
1:10 Kemudian 0,1 gr Nanopartikel ZnO
- Temperatur Operasi : 600C dilrutkan dalam aquadest 30 ml. Larutan
Variabel berubah proses: nanopartikel ZnO diimpregnasikan
- Komposisi ZnO :0%, 1%, 2%, 3% dengan CaO yang telah dipanaskan
dalam beaker glass sambil diaduk dengan
Prosedur Penelitian magnetic stirrer dengan kecepatan 300
rpm selama 2 jam. Larutan disaring dan
Prosedur Analisa Bahan Baku dikeringkan pada oven 120oC selama 12
Penentuan Densitas (ASTM D-1298) jam. Bahan dikalsinasikan pada
Piknometer kering dan bersih ditimbang temperatur 450oC selama 1,5 jam.
lalu dicatat massanya. Piknometer diisi
dengan minyak biji alpukat hingga Esterifikasi
penuh lalu ditimbang dan dicatat Tahap Esterifikasi, dilakukan dengan
massanya. Massa sampel dalam cara mereaksikan 25 ml volume minyak
piknometer merupakan selisih dari biji alpukat dengan metanol 250 ml
massa piknometer berisi sampel dengan pada suhu 35oC dengan katalis asam
piknometer kosong. Densitas produk sulfat pekat 0,75 ml, dan dilanjutkan
dihitung dengan membagi massa sampel dengan pengadukan selama 5 menit,
dengan volume sampel pada temperatur dilanjutkan dengan pengadukan tanpa
pengukuran. pemanasan selama 1 jam. Kemudian
didiamkan 24 jam, hingga terbentuk
Penentuan Viscositas (ASTM 445) lapisan trigliserida dan lapisan gliserin.
Aquadest dituang sebanyak 15 ml ke
dalam viskosimeter, temperatur dicatat. Transesterifikasi
Kemudian dihisap dengan karet Produksi metil ester dilakukan dengan
penghisap sampai cairan berada di atas metode Transesterifikasi, yaitu dengan
tanda “a” pada bulatan pipa kecil. Cairan mereaksikan minyak biji alpukat denga
dibiarkan turun, waktu selama turun dari methanol untuk menghasilkan biodiesel
tanda “a” ketanda “b” dihitung dengan dan gliserol. Cara kerja Transesterifikasi,
stopwatch dan dicatat. Langkah b dan c yaitu dengan cara menimbang terlebih
diulangi sampai 3 kali. dahulu trigliserida hasil esterifikasi
sebanyak 200 gr, lalu dimasukkan
Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas kedalam reaktor bertekanan. Katalis
Sampel harus dalam keadaan cair kemudian dimasukkan kedalam reactor
sebelum ditimbang, dan pemanasan yang (Jumlah katalis disesuaikan dengan
dilakukan tidak boleh melebihi 100C di variasi yang ditentukan). Metanol
atas titik leleh. Sampel ditimbang ditambahkan sebanyak 170 ml dengan
sebanyak 2,5 g di dalam Erlenmeyer. kecepatan pengaduk diatur 300 rpm.
Sampel dicampurkan dengan alcohol Campuran kemudian dipanaskan selama
netral sebanyak 50 ml. Kemudian 1 jam pada suhu konstan 70 0C. Lalu
campuran sampel dititrasi dengan larutan Dianalisis jumlah persen metil ester yang
KOH 0,1N sampai terbentuk warna dihasilkan
merah yang bertahan selama kurang
lebih 30 detik. Analisis Hasil Karakterisasi Katalis
dan Metil Ester
Preparasi Katalis (ZnO/CaO) Katalis ZnO/CaO dikarakterisasi dengan
Teknik preparasi katalis ini dilakukan menggunakan XRD. Sedangkan untuk
dengan metode wet impregnation, yaitu metil ester dianalisis menggunakan
dilakukan preparasi terhadap sampel dan kromatografi gas.

Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Page | 3


Pratiwi Putri Lestari

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis Bahan Baku
Tabel.1 Hasil Analisis Bahan Baku
Bahan Baku Hasil
Densitas 0,781 gr/ml
Viskositas 0,068 poise
Asam Lemak Bebas 0,73 %

Hasil Analisis Karakteristik ZnO/CaO

Gambar 1. Identifikasi Pola Difraksi Sinar-X Sampel ZnO/CaO


Tabel 2. Identifikasi Puncak – Puncak Sampel Nanopartikel

Tabel 3. Hasil Pembentukan Metil Ester dan Analisanya

Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Page | 4


Pratiwi Putri Lestari

Keterangan : TG = Trigliserida, DG = Digliserida, MG = Monogliserida, ME =Metil Ester, G =Gliserol

Pengaruh Konsentrasi ZnO Yang Di akhir metil ester. Adanya air di dalam
doping Kedalam CaO Terhadap metil ester akan membuat konsentrasi
Kandungan Metil Ester turun pada saat awal-awal reaksi yang
Penggandengan ZnO kedalam katalis semestinya laju reaksinya cepat, akibat
CaO bertujuan untuk meningkatkan terjadinya reaksi hidrolisis ester yang
reaksi pembentukan metil ester dari membentuk asam lemaknya kembali
minyak biji alpukat dengan kadar ALB (Tania, 2007).
0,73 %. Dalam penelitian ini juga telah
dilakukan reaksi transesterifikasi dengan Adanya peningkatan jumlah metil ester
menggunakan katalis CaO yang saat penggunaan ZnO/CaO 1%
dikalsinasi pada suhu 450oC. diakibatkan tersedianya luas permukaan
katalis yang cukup besar untuk
mereaksikan methanol dan minyak biji
alpukat. Katalis dapat menyediakan jalan
reaksi alternative dengan energi aktivasi
(energi minimum yang dibutuhkan
campuran untuk menghasilkan produk)
yang lebih kecil melalui pembentukan
intermediet reaktif di permukaan katalis,
di mana banyak terjadi reaksi atomik atau
molekuler, kemudian intermediet aktif ini
akan saling berinteraksi membentuk
produk. Sehingga katalis mampu
memperbesar kemungkinan terjadinya
Gambar 2. Grafik Pengaruh Persentase tumbukan efektifan antara molekul
Loading ZnO Terhadap Pembentukan reaktan (Nurofik, 2008). Sejalan dengan
Metil Ester Watkins (2004), yang mampu
menghasilkan metil ester dengan reaksi
Peningkatan pembentukan ester naik transesterifikasi menggunakan katalis
drastis dari loading 0 % sampai pada ZnO/CaO 1%.
penggunaan katalis CaO dengan doping
ZnO sebesar 1%, yaitu 13,624 % sampai Pada saat penggunaan katalis dengan
90,882 %. Hal ini disebabkan adanya doping ZnO sebesar 2% hingga 3% hasil
reaksi antara CaO dengan asam lemak metil ester yang diperoleh adalah
bebas yang tinggi pada minyak biji menurun dari 90,1282% hingga
alpukat (Liu, 2008). Kadar asam lemak 89,2834%, namun sedikit berada di
bebas dapat menganggu reaksi bawah katalis dengan doping ZnO
transesterifikasi (Gerpen, 2005). sebesar 1%. Namun adanya penurunan
Besarnya kandungan FFA dalam minyak pembentukan metil ester pada penggunan
biji alpukat sangat berpengaruh besar katalis CaO doping ZnO sebesar 2
pada laju reaksi dan pada konsentrasi sampai 3% dibanding dengan yang 1%

Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Page | 5


Pratiwi Putri Lestari

didekati dengan pengukuran terhadap monogliserida (1,1946%). Tingginya


reaksi-reaksi bersaing lain (Sharma dan kandungan gliserida pada
Singh, 2009). Apabila dibandingkan transesterifikasi dengan menggunakan
dengan Siricha (2012), hasil ZnO/CaO 0% diduga diakibatkan karena
transesterifikasi dengan katalis ZnO/CaO tingginya asam lemak bebas yang dapat
1% hingga 3% ini lebih tinggi sekitar menyebabkan timbulnya reaksi
>10%. Secara umum, seharusnya penyabunan. Sehingga katalis tidak
kandungan metil ester yang dihasilkan mampu mengarahkan reaksi ke arah
meningkat seiring bertambahnya ZnO produk metil ester.
yang di doping. Ini diakibatkan karena
besarnya kandungan asam lemak bebas Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang terkandung pada minyak biji dilakukan oleh Darnoko dan Cheryan
alpukat. Menurut teori, aktifitas katalisasi (2000) dinyatakan bahwa penggunaan
dalam transesterifikasi sebanding dengan bahan baku dengan kadar asam lemak
kekuatan basa katalis. Semakin tinggi bebas di atas 1% menyebabkan
tingkat kebasaan katalis, maka semakin meningkatnya hasil reaksi samping, yaitu
tinggi konversi reaksi transesterifikasi reaksi penyabunan pada reaksi
(Lee, dkk., 2009). transesterifikasi oleh karena reaksi katalis
basa yang lebih reaktif dengan asam
Penentuan Penggunaan Doping lemak bebas dibandingkan gliserida.
Katalis yang Paling Baik
Pada penelitian ini juga diperoleh data Noureddini dan Zhu (1997) melakukan
komposisi gliserida hasil proses studi kinetika transesterifikasi minyak
transesterifikasi. Kondisi operasi yang kedelai pada reaktorbatch. Hasil studi
digunakan adalah Minyak Biji Alpukat : tersebut menunjukkan tahap
Metanol = 1:10, suhu reaksi 65oC, waktu pembentukan konversi trigliserida
reaksi selama 1 jam, dan jumlah katalis menjadi digliserida merupakan tahap
Zno/CaO yang digunakan bervariasi. yang paling lambat dan penentu laju
Penentuan penggunaan katalis yang reaksi sedangkan tahap konversi
paling baik didekati dari hasil analisa monogliserida menjadi metil ester dari
komponen gliserida produk metil ester. merupakan tahap yang paling cepat.
Umumnya, reaksi transesterifikasi
Monogliserida merupakan senyawa yang
minyak biji alpukat dengan metanol
paling tidak stabil diantaranya senyawa
menghasilkan ester asam lemak, yaitu
intermediet lainnya dan akan segera
metil ester dan gliserol dengan
terkonversi menjadi gliserol dan metil
monogliserida dan digliserida sebagai
ester karena konstanta laju reaksinya
produk antara. Reaksi transesterifikasi
paling cepat. Hasil studi yang sama juga
secara ideal berjalan secara konsekutif
diperoleh oleh Darnoko dan Cheryan
yaitu trigliserida menjadi digliserida,
(2000) yang melakukan studi kinetika
selanjutnya digliserida menjadi
transesterifikasi minyak kelapa sawit dan
monogliserida dan akhirnya mono
Vicente dkk (2005,2006) yang
gliserida menjadi ester (Freedman dkk,
melakukan studi kinetika transesterifikasi
1986). Hasil jumlah gliserida yang
minyak bunga matahari dan minyak
diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Brassica carinata. Kedua hasil studi
Tabel diatas dapat diperoleh bahwa
tersebut menunjukkan tahap konversi
penggunaan katalis CaO yang di-doping
trigliserida menjadi digliserida
ZnO 0% menunjukkan komposisi
merupakan tahap penentu laju reaksi
gliserida yang jauh lebih tinggi dibanding
karena merupakan tahap paling lambat.
dengan penggunaan konsentrasi doping
Data jumlah gliserida yang diperoleh
ZnO yang lain. Konsentrasi akhir
dapat dibuat perbandingan antara
komponen gliserida pada penggunaan
trigliserida, digliserida, dan
doping ZnO 0% adalah trigliserida
monogliserida.
(67,5008%), digliserida (12,4452%) dan
Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Page | 6
Pratiwi Putri Lestari

4. KESIMPULAN Istadi, I., Anggoro, D. D., Buchori, L.,


Berdasarkan hasil penelitian teresebut, Rahmawati, DA. Intaningrum, D.
diketahui bahwa penggunaan katalis 2014. Active Acid Catalyst of
nanopartikel ZnO/CaO dapat Sulphated Zinc Oxide for
meningkatkan reaksi pembentukan metil Transesterification of Soybean Oil
ester dari minyak biji alpukat dengan with Methanol to BiodieselJournal
kadar ALB 0,73%. Pembentukan metil Environmental Science. Vol. 23. pp.
ester yang paling tinggi diperoleh pada 385-393.
penggunaan katalis CaO dengan doping Kanade, K.G., Kale, B.B., Aiyer R.C.,
ZnO sebesar 1% yaitu sebesar 90,882%. Das B.K. 2006. Effect Of Solvents
Reaksi katalis dengan ALB yang tinggi On The Synthesis Of Nano-Size Zinc
dapat mempengaruhi reaksi Oxide And Its Properties. Materials
transesterifikasi sehingga kandungan Research Bulletin. Vol. 41. pp. 590-
metil ester yang diperoleh tidak 600.
maksimal.
Kawashima, et al. 2008. Acceleration of
catalytic activity of calcium oxide for
DAFTAR PUSTAKA biodiesel production. http://www.
springer.com.
Alba-Rubio, et.al. 2010. Heterogeneous
Transesterification Procces by Kouzu, M., Kasuno, T., Tajika, M.,
Using CaO Supported On Zinc Sugimoto, Y., Yamanaka, S.,
Oxide as Basic Catalysts. Catalysis Hidaka, J. 2008. Calcium Oxide As
Today. A Solid Base Catalyst For
Transesterification Of Soybean Oil
AOAC. 1990. Official Methods of
And Its Application To Biodiesel
Analysis. Association of Official
Production. Fuel. Vo. 87 No. 12. pp.
Analytical Chemists. 15 th edition.
2798-2806.
Washington D.C. USA.
Lee, Dae Won, et.al. 2009.
Darnoko, D., Cheryan, M. 2000. Kinetics
Heterogeneous Base Catalysts for
of Palm Oil Transesterifications.
Transesterrification in Biodiesel
JAOCS. Vol. 77, no.12. pp 1263-
Synthesis. CatalSurv Asia. Vol. 13.
1267. Illinois.
pp. 63-77.
Freedman,et.al. 1986. Transesterification
Liu, 2008. Transesterifikasi of Soybean
Kinetics of Soybean Oil. JAOCS.
Oil to Biodiesel using CaO as a
Volume 63. pp 1375-1380.
Solid Base Catalyst. Elsevier Fuel.
Knothe, G., Van Gerpen, J., Krahl, J., Vol. 87. pp. 216-221.
2005. The Biodiesel Handbook.
Ngamcharussrivichai, C., Totarat, P. dan
AOCS Press, Champaign, IL, USA.
Bunyakiat, K. 2008. Ca and Zn
Hagen, Jens. 2006. Industrial Catalyst. Mixed Oxide as a Heterogeneous
Wiley-VCH Verlag GmbH & Co.: Base Catalyst for Transesterification
Jerman. of Palm Kernel Oil. Applied
Hambali, dkk. 2007. Pengembangan Catalysis A: General. Vol. 341. pp
Bioenergi di Indonesia. Cetakan 77 – 85.
Ketiga. Agromedia Pustaka. Jakarta. Nurofik. 2008. Reaksi Oksidasi Katalitik.
Hendar. 2008. Optimasi Transesterifikasi Digital Library. FMIPA. Universitas
Refinery Bleached Deodorized Palm Indonesia. Jakarta.
Oil menjadi Metil Ester Rif’an. 2014. Pengaruh Nanokatalis
menggunakan Katalis Lithium ZnO/CaO Terhadap Proses
Hidroksida. usu-library.ac.id. Transesterifikasi Biodiesel Dari

Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Page | 7


Pratiwi Putri Lestari

PFAD (Palm Fatty Acid Distillat). Watkins, Roberts S., et.al. 2004. Li-CaO
ITM. Medan. Catalyst Trigliceride Tranesterfica
tion for Biodiesel Application.
Refaat, A.A. 2010. Biodiesel Production
Department of Chemistry. University
Using Solid Metal Oxide Catalysts.
if York.
Departement of Chemical
Engineering. Cairo University. Yan S., Mohan S., DiMaggio C., Kim
Egypt. M., Simon Ng K.Y., Salley S.O.
Long Term Activity of Modified ZnO
Sharma, Y.C., Singh, B. 2008.
Nanoparticles for Transesterifi
Development of Biodiesel: Current
cation, Fuel, Vol. 89 pp. 2844–2852.
Scenario. Renewable and
Sustainable Energy Reviews. Yulianti C.H., dkk. 2011. Sintesis dan
Vol.582. pp. 1-6. Karakterisasi Nanopartikel ZnO
Sebagai Support Katalis. Universitas
Stark, J., Wendelin. 2005. How to make
Islam Lamongan. Jurnal Teknika.
Catalyst. ETH Hönggerberg, HCI E
Vol. 03, No.2. Hal. 2085-0859.
107. Insitute Chemical and
Bioengineering. Zurich. Zong M.H, Duan Z.Q, Lou W.Y, Smith,
T. J., Wu, H. 2007. Preparation of a
Prasetyowati, Pratiwi R., Fera T.O. 2010.
Sugar Catalyst And Its Use For
Pengambilan Minyak Biji Alpukat
Highly Efficient Production of
(Persea Americana Mill) dengan
Biodiesel. Green Chem. Vol. 9. pp.
Metode Ekstraksi. Jurnal Teknik
434-437.
Kimia. Vol. 17, No. 02.

Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Page | 8

Anda mungkin juga menyukai