Perkembangan Islam Di Eropa Tengah
Perkembangan Islam Di Eropa Tengah
Diawali oleh penaklukan negara Andalusia (756- 1492) di Semenanjung Iberia, dan
kemudian melalui Sisilia, serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah
(1389). Islam semakin banyak berpe-ngaruh di Eropa tatkala Konstantinopel jatuh ke tangan
Sultan Mehmed II (Muhammad II) pada tahun 1453 pada masa kekaisaran Ottoman. Pada
saat itu Islam mengalami zaman keemasan, Konstantinopel yang merupakan ibu kota
Byzantium kemudian berubah nama menjadi Istanbul, Takluknya Konstan-tinopel
menjadikan kekaisaran semakin melebarkan ekspansi ke wilayah Balkan dan Eropa tengah
pada abad ke 14 dan ke 15. Salah satu peninggalan yang terbesar adalah orang Turki yang
hingga saat ini masih aktif dalam melakukan Islamisasi baik bagi penduduk wilayah tersebut,
hingga Albania menjadi negara dan penduduk mayoritas muslim hingga saat ini dan beberapa
kelompok etnis Slavia, Bosnia Herzegovina, dan beberapa bagian negara Bulgaria. Pasca
berakahirnya Perang Dunia kedua migrasi muslim dari Timur Tengah ke Eropa meningkat,
negara-negara yang menjadi tujuan migrasi muslim pasca perang dunia kedua ini umumnya
menuju negara-negara seperti Perancis, Jerman, Inggris, Belanda dan negara lainnya. Pada
awalnya masayarakat Eropa terbuka terhadap para imigran muslim yang ada karena
masyarakat Eropa pada saat itu membutuhkan para imigran untuk dijadikan tenaga kerja
untuk membangun infarstruktur yang rusak pasca Perang Dunia. dihindari oleh setiap
individu, masyarakat bahkan negara. Meskipun pemerintah sangat bersikap reaktif terhadap
perkembangan muslim yang ada di Perancis, perkembangannya tetap bertambah karena
dengan melalui kemudahan dalam penggunaan tekhnologi, informasi budaya dan nilai- nilai
dari Islam sendiri dapat tersebar luas. Islam pasca pengeboman WTC selalu diidentikkan
dengan kekerasan dan terorisme justru mampu menarik minat masyarakat Eropa terutama
Perancis untuk semakin mengenal Islam lebih jauh.
LETAK GEOGRAFIS
BOSNIA
Secara historis dan geografis, wilayah yang disebut Bosnia (Bosna; Kiril: Босна) terletak
di Alpen Dinaric, terbentang dari perbatasan selatan Panonia dengan
sungai Sava dan Drina menandai perbatasan utara dan timurnya. Wilayah selatan dan
Mediterania negara Bosnia dan Herzegovina adalah wilayah Herzegovina.
Bosnia dan Herzegovina, juga dikenal sebagai Republik Bosnia dan Herzegovina[butuh
rujukan]
, adalah sebuah negara di semenanjung Balkan di selatan Eropa seluas 51.129 km²
(19.741 mil2) dengan jumlah penduduk sekitar empat juta jiwa. Negara Bosnia dikenal dalam
bahasa resminya sebagai Bosna i Hercegovina dalam huruf Latin dan Босна и
Херцеговина dalam huruf Kiril; namun biasanya, dipendekkan
menjadi Bosnia, BiH atau БиХ.
Negara ini didiami oleh tiga kelompok etnik yang utama: Bosnia, Serbia dan Kroasia. Warga
Bosnia secara umum dikenali sebagai Bosnians dalam bahasa Inggris tanpa memandang
bangsa mereka. Pemerintahan negara ini dilakukan secara terpencar, dan negara Bosnia
sebenarnya terdiri dari persekutuan dua buah wilayah yang utama, yaitu, Federasi Bosnia dan
Herzegovina dan Republika Srpska.
Dibatasi oleh Kroasia di utara, barat, dan selatan, Serbia di timur, dan Montenegro di selatan,
Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah negara yang dikelilingi oleh daratan kecuali pesisir
pantai Laut Adriatik yang sepanjang 20 km yang berpusat di kota Neum. Pedalaman negara
ini penuh dengan pegunungan, dan juga sungai yang kebanyakan tidak bisa ditempuh. Ibu
kota yang sekaligus kota terbesar ialah Sarajevo.
Slovenia
Slowakia
SERBIA
Serbia atau resminya Republik Serbia (bahasa serbia: Република Србија atau Republika
Srbija) adalah sebuah negara republik di tenggara, dan pusat Eropa. Pada 2003 hingga 2006,
Serbia bergabung dengan Montenegro dalam suatu persemakmuran yang dinamakan Uni
negara Serbia dan Montenegro dengan ibu kota negara Boegrad . Serbia berbatasan dengan
Hungaria di utara; Rumania dan Bulgaria di timur; Republik Makedonia dan Albania di
selatan; dan Montenegro, Kroasia, dan Bosnia-Herzegovina di sebelah barat.
Asal-mula Serbia beranjak dari awal pertengahan abad ke-9. Kerajaan Serbia muncul
pada abad ke-11, dan pada abad ke-13 menjadi Kekaisaran Serbia. Setelah 1918, Serbia
merupakan anggota perintis Yugoslavia dalam beberapa bentuk negara (Kerajaan
Yugoslavia, Republik Federal Sosialis Yugoslavia dan Republik Federal Yugoslavia).
Ekonomi Serbia adalah ekonomi terbesar ke-87 di dunia berdasarkan produk domestik
bruto (PDB) nominal dan terbesar ke-82 berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja.
Ekonomi Serbia didasarkan pada sektor jasa (54,9% PDB), industri (36,9% PDB),
dan pertanian (8,2% PDB).[3] Pada akhir tahun 1980-an, pada awal mula peralihan ekonomi
dari ekonomi terencana menjadi ekonomi pasar, ekonomi Serbia berada pada posisi yang
menguntungkan, tetapi tidak stabil oleh dampak sanksi ekonomi yang dikenakan
oleh masyarakat internasional dari tahun 1992 hingga 1995.[16]
Setelah dijatuhkannya Presiden Yugoslavia, Slobodan Milošević pada Oktober 2000, Serbia
mengalami proses liberalisasi ekonomi, sehingga menikmati pertumbuhan ekonomi yang
pesat. Pendapatan per kapita (nominal) naik pesat dari $1.241 pada tahun 2000 menjadi
$6.123 pada tahun 2014.[1] Selain itu, negara ini menjadi kandidat anggota Uni Eropa pada
Maret 2012. Uni Eropa adalah mitra dagang Serbia yang paling penting. Setelah bertahun-
tahun lesu akibat krisis ekonomi 2008, pada tahun 2011 ekonomi Serbia tumbuh dengan
angka 2%.[17] Serbia kembali mengalami resesi pada tahun 2012, sehingga PDB turun 1,5%
pada tahun itu. Walaupun begitu, pada tahun 2013, Serbia adalah salah satu dari sepuluh
negara di Eropa dengan pertumbuhan PDB terbesar dengan angka 2,6%.[18]
Menurut perkiraan pada tahun 2014, tingkat pengangguran di Serbia tercatat sebesar 26,1%.
[3]
Semenjak tahun 1990-an, Serbia menghadapi masalah pelarian modal manusia yang serius,
terutama pada masa perang.[19] Setiap tahun, lebih dari 32.000 orang beremigrasi.
[20]
Meskipun begitu, transfer uang dari diaspora Serbia meliputi 10% hingga 15% PDB
Serbia dan meningkatkan standar hidup di beberapa wilayah di Serbia
Hungaria
PEREKONOMIAN
Setelah masa pendudukan bangsa Celtic, Roman, Hun, Slavia, Gepid, dan Avar, kerajaan
Hongaria terbentuk pada akhir abad ke-9 oleh pangeran agung Hongaria bernama Arpad.
Cucunya, Santo Stephen I naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1000 M, mengubahnya
menjadi kerajaan Kristen. Kerajaan Hongaria bertahan hingga 946 tahun dan pada beberapa
waktu menjadi pusat kebudayaan dunia Barat. Setelah Perang Mohacs dan pendudukan
oleh Kesultanan Utsmaniyah (1541-1699), Hongaria menjadi bagian dari Kekaisaran
Habsburg, yang kemudian membentuk bagian dari Kekaisaran Austro-Hongaria.
Batas negara yang sekarang dipakai didasarkan pada Perjanjian Trianon (1920)
setelah Perang Dunia I. Negara ini kehilangan lebih dari 71% wilayah, 58% penduduk, dan
32% etnis Hongaria. Di pihak Poros (Axis Power), Hongaria juga mengalami kerugian hebat
pada Perang Dunia II. Selama empat dekade lebih masa pemerintahan komunis (1947-1989),
negara ini mendapat sorotan dari dunia luas atas Revolusi 1956 dan pembukaan batas
wilayahnya dengan Austria pada 1989, yang sebelumnya ditutup dengan Tirai Besi, yang
mempercepat runtuhnya Blok Timur.
Hongaria terus memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang kuat sebagai salah satu anggota
terbaru Uni Eropa (sejak 2004). Bersama dengan Slovenia dan Republik Ceko, Hongaria
memberikan salah satu standar kehidupan tertinggi di antara negara-negara Eropa Timur.
Hongaria mengalami liberalisasi pasar pada tahun 1990-an sebagai bagian dari peralihan
sistem ekonomi komunis menjadi sistem ekonomi pasar, senada dengan negara-negara lain
yang pernah tergabung dalam Blok Timur. Hongaria termasuk dalam anggota Organisation of
Economic Cooperation and Development (OECD) sejak 1995, anggota World Trade
Organization (WTO) sejak 1996, dan anggota Uni Eropa sejak 2004.
Sektor swasta mewakili lebih dari 80% dari PDB. Hongaria mendapatkan hampir sepertiga
dari semua investasi asing langsung yang mengalir ke Eropa Tengah. Pemilikan asing atas
perusahaan-perusahaan Hongaria dan investasinya sangat luas, dengan investasi langsung
asing kumulatif mencapai lebih dari 23 miliar dolar AS sejak 1989. Utang pemerintah
Hongaria diupgrade pada 2000 hingga mencapai peringkat kedua tertinggi di antara semua
ekonomi transisi Ekonomi Tengah. Inflasi dan pengangguran – keduanya merupakan
kepedulian utama dalam 2001 – telah jauh berkurang. Langkah-langkah pembaruan ekonomi
seperti pembaruan pemeliharaan kesehatan, pembaruan pajak, dan pendanaan pemerintahan
lokal masih belum ditangani oleh pemerintahan sekarang.
Pemerintah Hongaria telah mengungkapkan niatnya untuk mengadopsi mata uang euro pada
2010, namun penggunaan mata uang ini saat ini baru pada tahap perencanaan awal.
TOKOH PEMBAWA
Islam pertama kali dibawa ke Balkan oleh kesultanan Utsmaniyah pada pertengahan-akhir
abad ke-15 yang menguasai sebagian besar Bosnia tahun 1463, dan Herzegovina tahun 1480-
an. Selama abad berikutnya Bosnia terdiri dari dualis dan bangsa Slavia yang tinggal di
Kerajaan Bosnia dengan nama Bošnjani [2] di bawah pemerintahan Utsmaniyah banyak dari
orang-orang Slavia memeluk Islam dalam jumlah yang besar dan akhirnya
nama Bošnjanin berubah menjadi Bošnjak ('Bosniak'). Pada awal tahun 1600-an, sekitar dua
pertiga dari penduduk Bosnia adalah Muslim. [3] Bosnia dan Herzegovina tetap sebuah
provinsi di Kekaisaran Utsmaniyah dan memperoleh otonomi setelah pemberontakan Bosnia
pada tahun 1831. Setelah Kongres Berlin pada tahun 1878 wilayah Bosnia dan Herzegovina
sementara di bawah kontrol Austria-Hongaria. Pada tahun 1908, Austria-Hongaria secara
resmi menganeksasi wilayah itu.
Bosnia, bersama dengan Albania, adalah satu-satunya bagaian dari Kekaisaran Utsmaniyah di
Balkan di mana sejumlah orang yang masuk Islam, dan tinggal di sana setelah kemerdekaan.
Di daerah lain dari bekas Kekaisaran Utsmaniyah di mana membentuk mayoritas Muslim.
dan banyak sekali masyarakat Muslim di daerah tersebut diusir, dikristenkan, dibantai, dan
ada juga yang melarikan diri ke Turki.
bahwa lima negara teratas dengan jumlah penduduk Muslim terbesar semuanya berasal dari
kawasan Balkan. Kosovo, Albania, dan Bosnia menempati urutan tertinggi dengan masing-
masing 93,8%, 80,3%, dan 45,2% dari total populasi adalah Muslim. Pada tahun 2050,
proporsi Muslim dalam populasi negara-negara ini diprerkirakan meningkat masing-masing
menjadi 95,2%, 85,9%, dan 49,4%. Republik Makedonia yang memiliki pangsa Muslim
sebesar 39,3% pada tahun 2010 diproyeksikan akan menggantikan Bosnia dan Herzegovina
di posisi ketiga dengan Muslim yang menyumbang 56,2% dari populasi negara itu pada tahun
2050.
Menariknya, Swedia yang tidak termasuk dalam peringkat 15 negara pada tahun 2010,
diproyeksikan memiliki pangsa Muslim tertinggi (12,4%) dalam total populasi di antara
negara-negara Eropa Barat pada tahun 2050. Swedia akan diikuti oleh Belgia dengan Muslim
terhitung 11,8% dari total populasinya. Entri baru lainnya dari daftar 15 negara pada tahun
2050 adalah Inggris Raya dengan 11,3% dari total populasinya memeluk Islam.